Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

23
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “DEMOKRASI INDONESIA” DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV 1. AGNES YUNIARNI T (4132121001) 2. MAYA AGNES TAMBA (4132121014) 3. MELISA TRIS SUKMA (4132121015) 4. RUDI PERWIRA () 5. SAHAT RAIN JEREMAY () FISIKA DIK C 2013 DOSEN PENGAMPU : Drs. LIBER SIAGIAN, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2015

Transcript of Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

Page 1: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI INDONESIA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

1. AGNES YUNIARNI T (4132121001)

2. MAYA AGNES TAMBA (4132121014)

3. MELISA TRIS SUKMA (4132121015)

4. RUDI PERWIRA ()

5. SAHAT RAIN JEREMAY ()

FISIKA DIK C 2013

DOSEN PENGAMPU : Drs. LIBER SIAGIAN, M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2015

Page 2: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul ”Demokrasi Indonesia“. Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan,

pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan

bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terimakasih kepada

teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2015

Penulis ,

Page 3: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................... 2

1.4 Manfaat ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Demokrasi ................................................................................................... 3

A. Pengertian Demokrasi ..................................................................... 3

B. Pengertian Demokrasi Menurut Ahli .............................................. 3

C. Jenis – jenis Demokrasi .................................................................. 5

D. Prinsip-Prinsip Demokrasi .............................................................. 7

E. Asas Pokok Demokrasi ................................................................... 8

F. Demokrasi Normatif dan Empirik .................................................. 9

G. Demokrasi Konstitusional Dalam Abad Ke 19 ............................... 11

H. Demokrasi Konstitusional Dalam Abad Ke 20 ............................... 12

2.2.Perkembangan Demokrasi Di Indonesia ..................................................... 15

A. Demokrasi Pemerintahan Masa Revolusi Kemerdekaan ( 1945 –

1950) ............................................................................................... 15

B. Demokrasi Dalam Pemerintahan Orde Lama ................................. 15

C. Demokrasi Dalam Pemerintahan Orde Baru (1966 – 1998) ........... 16

D. Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 – Sekarang) .................... 17

BAB III KESIMPULAN

3.1.Kesimpulan ................................................................................................. 18

3.2.Saran ........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 20

Page 4: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki

hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.

Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui

perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi

mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik

kebebasan politik secara bebas dan setara.

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya

menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang

pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung

dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara

demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun

kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut

demokrasi perwakilan

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang

kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti

oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini

sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk

elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan

demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga

berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan

menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi. Hal yang seperti inilah yang

mendasari penulis untuk menyusun ataupun membahas tentang Demokrasi di Indonesia

yang dituangkan dalam bentuk makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Demokrasi?

2. Apa yang dimaksud dengan demokrasi normatif dan empirik?

3. Apakah arti dan perkembangan demokrasi?

4. Bagaimana demokrasi konstitusional dalam abad ke 19?

Page 5: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

5. Bagaimana demokrasi konstitusional dalam abad ke 20?

6. Jelaskanlah bentuk – bentuk demokrasi?

7. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia? jelaskan secara periodesasi!

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari Demokrasi.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan demokrasi normatif dan empirik.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan arti dan perkembangan demokrasi.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan demokrasi konstitusional dalam abad ke 19.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan demokrasi konstitusional dalam abad ke 20.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk – bentuk demokrasi.

7. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan demokrasi di Indonesia.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Demokrasi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui demokrasi normatif dan empirik.

3. Mahasiswa dapat mengetahui arti dan perkembangan demokrasi.

4. Mahasiswa dapat mengetahui demokrasi konstitusional dalam abad ke 19.

5. Mahasiswa dapat mengetahui demokrasi konstitusional dalam abad ke 20.

6. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk – bentuk demokrasi.

7. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.

Page 6: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Demokrasi

A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos dan kratos.

Demos berarti rakyat, sedangkan dan kratos dapat diartikan kekuasaan/pemerintahan.

Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani: δημοκρατία “pemerintahan rakyat”

(dēmokratía), yang diciptakan dari δῆμος (demo) “orang” dan κράτος (Kratos)

“kekuatan”, di pertengahan abad ke-5-4 SM untuk menunjukkan sistem politik yang

ada di beberapa negara-kota Yunani, terutama Athena setelah pemberontakan populer

di 508 SM. Meskipun tidak ada definisi khusus demokrasi yang diterima secara

universal, kesetaraan dan kebebasan telah diidentifikasi sebagai karakteristik penting

demokrasi sejak zaman kuno. Prinsip-prinsip ini tercermin dalam semua warga negara

yang sama di depan hukum dan memiliki akses yang sama terhadap kekuasaan. Sebagai

contoh, dalam demokrasi perwakilan, suara setiap wakil punya bobot yang sama, tidak

ada pembatasan dapat diterapkan kepada siapapun yang ingin menjadi perwakilan, dan

kebebasan warganya dijamin oleh hak, dilegitimasi, dan kebebasan yang pada

umumnya dilindungi oleh konstitusi.

Berdasarkan pemahaman tersebut, demokrasi dapat diartikan sebagai

pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang dibentuk dan dijalankan atas

kehendak/kedaulatan rakyat. Bentuk politik dalam pemerintahan demokrasi ditandai

oleh adanya kekuasaan pemerintahan yang berasal dari rakyat, kekuasaan tersebut dapat

diperoleh melalui konsensus (demokrasi konsensus), dengan referendum langsung

(demokrasi langsung), atau melalui wakil-wakil terpilih dari rakyat (demokrasi

perwakilan).

B. Pengertian Demokrasi Menurut Ahli

1. Abraham Lincon (AS, 1863)

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat

(government of the people, by the people, and for the people). Sementara itu secara

substantif, prinsip utama dalam demokrasi menurut Maswadi Rauf (1997) ada dua,

yaitu :

Page 7: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

1) Kebebasan/persamaan (freedom/equality).

2) Kedaulatan rakyat (people’s sovereignity).

2. C.F. Strong

Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat

politik ikutserta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah

akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya kepada mayoritas itu.

3. Samuel P. Huntington

Sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang

paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang jujur, adil, dan

berkala, dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara

dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.

4. Henry B. Mayo

Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum

ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh

rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan

politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

5. Harris Soche

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan

melekat pada diri rakyat, diri orang banyak, dan merupakan hak bagi rakyat atau

orang banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari

paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.

6. International Commission for Jurist

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat

keputusankeputusan politik diselenggarakan oleh warga melalui wakil-wakil yang

dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses

pemilihan yang bebas.

Page 8: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

C. Jenis-Jenis Demokrasi

Demokrasi merupakan suatu konsep yang dapat dikaji secara luas dari berbagai

sudut pandang dan sisi kehidupan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai

jenis demokrasi yang ada di dunia.

1. Demokrasi Berdasarkan Cara Penyampaian Pendapat

a. Demokrasi Langsung

Dalam demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan. Demokrasi

langsung juga dikenal sebagai demokrasi bersih. Di sinilah rakyat memiliki

kebebasan secara mutlak memberikan pendapatnya, dan semua aspirasi mereka

dimuat dengan segera didalam satu pertemuan. Jenis demokrasi ini dapat

dipraktekkan hanya dalam kota kecil dan komunitas yang secara relatif belum

berkembang, di mana secara fisik memungkinkan seluruh elektorat untuk

bermusyawarah dalam satu tempat, walaupun permasalahan pemerintahan

tersebut bersifat kecil. Demokrasi langsung berkembang di negara kecil Yunani

kuno dan Roma. Demokrasi ini tidak dapat dilaksanakan di dalam masyarakat

yang kompleks dan negara yang besar. Demokrasi murni yang masih bisa diambil

contoh terdapat di wilayah Switzerland. Bentuk demokrasi murni ini masih

berlaku di Switzerland dan beberapa negara yang didalamnya terdapat

referendum dan inisiatif. Beberapa negara ada yang sangat memungkinkan rakyat

untuk memulai dan mengadopsi hukum, bahkan untuk mengamandemenkan

konstitusional dan menetapkan permasalahan publik politik secara langsung tanpa

campur tangan representatif.

b. Demokrasi Tidak Langsung atau Demokrasi Perwakilan

Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya

melalui Pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik.

Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga

perwakilan rakyat.

Di dalam negara yang besar dan modern demokrasi tidak bisa berjalan sukses.

Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah ini diperlukan sistem demokrasi

secara representatif. Para representatif inilah yang akan menjalankan atau

menyampaikan semua aspirasi rakyat di dalam pertemuan. Dimana mereka dipilih

oleh rakyat dan berkemungkinan berpihak kepada rakyat. (Garner). Sistem ini

berbasis atas ide, dimana rakyat tidak secara langsung hadir dalam

Page 9: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

menyampaikan aspirasi mereka, namun mereka menyampaikan atau

menyarankan saran mereka melaui wakil atau representatif. Bagaimanapun, di

dalam bentuk pemerintahan ini wewenang disangka benar terletak ditangan

rakyat, akan tetapi semuanya dipraktekkan oleh para representatif.

c. Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Pengawasan Langsung dari Rakyat

Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan

demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga

perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi

rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat.

2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritasnya

a. Demokrasi Formal

Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang pada kedudukan

yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.

Individu diberi kebebasan yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga

demokrasi liberal.

b. Demokrasi Material

Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam

bidang sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi

prioritas. Demokrasi semacam ini dikembangkan di negara sosialis-komunis.

c. Demokrasi Campuran

Demokrasi ini meruapakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas.

Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan

menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.

3. Berdasarkan Prinsip Idiologi, demokrasi dibagi dalam

a. Demokrasi Liberal

Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur

tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang

pemerintah terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar

konstitusi (hukum dasar).

Page 10: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

b. Demokrasi Rakyat atau Demokrasi Proletar

Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk

tidak mengenal perebedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan

dalam hukum dan politik.

4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan Negara

a. Demokrasi Sistem Parlementer

Ciri-ciri pemerintahan parlementer:

1) DPR lebih kuat dari pemerintah.

2) Menteri bertanggung jawab pada DPR

3) Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota

parlemen.

4) Kedudukan kepala negara sebagai simbol

5) Tidak dapat diganggu gugat.

b. Demokrasi Sistem Pemisahan/Pembagian Kekuasaan (Presidensial)

Ciri-ciri pemerintahannya:

1) Negara dikepalai presiden

2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang

dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan.

3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan

menteri.

4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada

presiden.

5) Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga

negara, dan tidak dapat saling membubarkan

D. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah

terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip

demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan

“soko guru demokrasi”. Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah :

1. Kedaulatan rakyat;

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;

3. Kekuasaan mayoritas;

Page 11: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

4. Hak-hak minoritas;

5. Jaminan hak asasi manusia;

6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;

7. Persamaan di depan hukum;

8. Proses hukum yang wajar;

9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;

10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;

11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

E. Asas Pokok Demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah

pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan

yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua

asas pokok demokrasi, yaitu :

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil

rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia

serta jujur dan adil; dan

2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah

untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi

suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri

suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,

baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).

2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat

(warga negara).

3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat

penegakan hukum

5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan

mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga

perwakilan rakyat.

Page 12: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)

pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.

9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan

sebagainya).

F. Demokrasi Normatif dan Empirik

Affan Gaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk, yaitu pemaknaan

secara normatif (demokrasi normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi

normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara.

Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi yang perwujudannya telah ada pada

dunia politik praktis. Demokrasi empirik dianggap diterima oleh masyarakat karena

dirasakan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat selama ini.

Dalam pemahaman normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara adil

hendak dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah negara. Misalnya, kita mengenal

ungkapan “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ungkapan

normatif tersebut, biasanya diterjemah dalam konstitusi masing – msing negara,

misalnya dalam UUD 1945 bagi pemerinthan republik indonesia. “kedaulatan adalah

ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasa”r (pasal 1 ayat 2).

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan

tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan Undang – Undang” (pasal 28). “Negara

menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing –

masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu” (pasal 29 ayat

2).

Kalangan ilmuan politik, setelah mengamati praktek demokrasi diberbagai

negara, merumuskan demokrasi secara empirik dengan menggukan sejumlah indikator

tertentu. Berdasarkan defenisi yang diajukan Julian Linz, demokrasi secara empirik

menekankan apakah dalam suatu sistem politik pemerintahan memberikan ruang gerak

yang cukup tinggi bagi masyarakatnya untuk memberikan partisipasi guna

memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada. Sejauh

mana kompetisi antara para pemimpin dilakukan secara teratur untuk mengisi jabatan

politik.

Hampir semua teoritis, mulai zaman klasik hingg zaman moderen sekarang ini

menekankan, bahwa sesungguhnya yang berkuasa dalam demokrasi itu adalah rakyat

Page 13: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

demos, populis. Oleh karena itu, selalu ditekankan peranan demos yang senyatanya

dalam proses politik yang berjalan. Paling tidak, dalam dua tahap utama :

1. Agenda setting, yaitu tahap untuk memilih masalah apa yang hendak dibahas dan

diputuskan

2. Deciding the outcome, yaitu tahap pengambilan keputusan

Merujuk pendapat Robert Dahl (1989:113), Affan Gaffar menyimpulkan

sejumlah persyaratan untuk mengamati apakah sebuah political order merupakan sistem

yang demokratik atau tidak, yaitu :

1. Akuntabilitas

Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat

mempertanggung jawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya.

Tidak hanya itu, juga harus dapat mempertanggungjawabkan ucapan kata -

katanya. Perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang, bahkan akan dijalaninya.

Termasuk juga yang menyangkut keluarganya dalam arti luas.

2. Rotasi Kekuasaan

Dalam demokrasi peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada, dan

dilakukan secara teratur dan damai. Jadi, tidak hanya satu orang yang selalu

memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup sama sekali. Biasanya,

partai - partai politik yang menang pada suatu pemilu akan diberi kesempatan

untuk membentuk eksekutif yang mengendalikan pemerintahan sampai pemilihan

berikutnya.

3. Rekruitmen politik yang terbuka

Untuk memungkinkan terjadinya kekuasan, diperlukan satu sistem rekruitmen

politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi

suatu jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam

melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut.

4. Pemilihan umum

Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara teratur. Setiap warga

negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas

menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya.

5. Menikmati hak - hak dasar

Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga masyarakat dapat menikmati

hak - hak dasar mereka secara bebas, termasuk di dalamnya adalah hak untuk

Page 14: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

menyatakan pendapat (freedom of expression), hak untuk berkumpul dan

berserikat (freedom of assembly), dan hak untuk menikmati pers yang bebas

(freedom of the press).

G. Demokrasi Konstitusional Dalam Abad Ke 19 (Negara Hukum Klasik)

Kekuasaan pemerintah adalah dengan suatu konstitusi, apakah ia bersifat naskah

(written constitution) atau tak bersifat naskah (unwritten constitution). Undang-undang

dasr itu menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian kekuasaan negara

sedemikian rupa, sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi dengan kekuasaan parlemen

dan lembaga - lembaga hukum. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme

(constitutionalism), sedangkan yang menganut gagasan ini dinamakan Contitutional

State atau Rechsstaat.

Menurut Carl. J. Fredrich, konstitusionalisme adalah gagasan bahwa ”pemerintah

merupakan suatu kumpulan aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi

yang tunduk kepada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk memberi jaminan

bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh

mereka yang mendapt tugas untuk memerintah”. Pembatasan yang dimaksud termaktub

dalam undang-undang dasar.

Pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, gagasan mengenai perlunya

pembatasan mendapat perumusan yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental

seperti Immanuel Kant (1724-1904) dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah

Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon (negara-negara maritim yang terletak di

Eropa) seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule of Law. Empat Unsur Rechtsstaat

menurut Stahl :

1. Hak-hak manusia

2. Pemisahan dan pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu (di negara-

negara Eropa Kontinental biasanya disebut Trias Politica)

3. emerintah bedasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheid van bestuur)

4. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Unsur-unsur Rule of Law oleh A.V. Dicey dalam Introduction to the Law of the

Constitution mencakup :

1. Supremasi aturan-aturan hukum; tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang, dalam

arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.

Page 15: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum. Dalil ini berlaku baik untuk

orang biasa, maupun untuk pejabat.

3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan

pengadilan.

Perumusan-perumusan ini hanya bersifat yuridis dan hanya menyangkut bidang

hukum saja dan itu pun dalam batas-batas yang agak sempit. Negara dalam pandangan

ini dianggap sebagai Nachtwachterstaat (Negara Penjaga Malam) yang sangat sempit

ruang gerkanya, tidak hanya di bidang politik, tetapi di bidang ekonomi. Kegiatan di

bidang ekonomi dikuasai oleh dalil laissez faire, laissez aller, yang berarti bahwa kalau

manusia dibiarkan mengurus seluruh negara dibiarkan mengurus kepentingan

ekonominya masing-masing maka akan dengan sendirinya keadaan ekonomi seluruh

negara akan sehat. Negara hanya mempunyai tugas pasif, yakni baru bertindak apabila

hak-hak manusia dilanggar atau ketertiban dan keamanan umum terancam. Konsepsi

negara hukum tersebut adalah sempit, maka dari itu sering disebut ”Negara Hukum

Klasik”.

H. Demokrasi Konstitusional Dalam Abad Ke 20

Dalam abad ke-20, terutama sesudah Perang Dunia II telah terjadi perubahan-

perubahan sosial dan ekonomi yang sangat besar. Perubahan-perubahan ini disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya kecaman terhadap ekses-ekses dalam

industrialisasi dan sistim kapitalis; tersebarnya faham sosialisme yang menginginkan

pembagian kekayaan secara merata serta kemenangan dari beberapa partai sosialis di

Eropa, seperti di Swedia, Norwegia dan pengaruh aliran ekonomi yang dipelopori ahli

ekonomi Inggris John Maynard Keynes (1883-1946).

Gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga negara

baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi (staats-onthouding dan laissez faire)

lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggungjawab atas

kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan

sosial. Pada dewasa ini dianggap bahwa demokrasi harus meluas mencakup dimensi

ekonomi dengan suatu sistim yang menguasai kekuatan-kekuatan ekonomi dan yang

berusaha memperkecil perbedaan sosial dan ekonomi, terutama perbedaan-perbedaan

yang timbul dari distribusi kekayaan yang tidak merata. Negara semacam ini

dinamakan welfare state (negara kesejahteraan) atau social service state (negara yang

memberi pelayanan kepada masyarakat).

Page 16: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

Pada dewasa ini negara-negara modern mengatur soal-soal pajak, upah minimum,

pensiun, pendidikan umum, asuransi, mencegah atau mengurangi pengangguran dan

kemelaratan serta timbulnya perusahaan-perusahaan raksasa (anti-trust), dan mengatur

ekonomi sedemikian rupa sehingga tidak diganggu oleh depresi dan krisis ekonomi.

Karena itu pemerintah dewasa ini mempunyai kecenderungan untuk memperluas

aktivitasnya.

Sesuai dengan perubahan dalam jalan pikiran ini perumusan yuridis mengenai

negara hukum klasik seperti yang diajukan oleh A.V. Dicey dan Immanuel Kant dalam

abad ke-19 juga ditinjau kembali dan dirumuskan kembali sesuai dengan tuntutan abad

ke 20, terutama sesudah Perang Dunia II. International Commission of Jurists yang

merupakan suatu organisasi ahli hukum internasional dalam konferensinya di Bangkok

tahun 1965 sangat memperluas konsep mengenai Rule of Law, dan menekankan apa

yang dinamakannya "the dynamic aspects of the Rule of Law in the modern age".

Dianggap bahwa di samping hak-hak politik juga hak-hak sosial dan ekonomi harus

diakui dan dipelihara, dalam arti bahwa harus dibentuk standard-standard dasar sosial

dan ekonomi.

Penyelesaian dari soal kelaparan, kemiskinan dan pengangguran merupakan

syarat agar supaya Rule of Law dapat berjalan dengan baik. Pemerintah mempunyai

tugas untuk mengadakan pembangunan ekonomi, sedangkan nasionalisasi dan

landreform sering perlu diadakan, dan tidak bertentangan dengan Rule of Law. Untuk

bisa menyelenggarakan ini perlu ada kekuasaan administratif yang cukup kuat. Diakui

bahwa, terutama di negaranegara baru, agar supaya dapat mencapai keuntungan-

keuntungan ekonomi dan sosial bagi individu, beberapa tindakan campur tangan dalam

hak-hak individu menjadi tak terelakkan lagi. Hanya saja, campur tangan semacam itu

tidak boleh lebih dari yang semestinya diperlukan dan harus tunduk pada jaminan-

jaminan yang diberikan oleh Rule of Law.

Dikemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang

demokratis di bawah Rule of Law ialah:

1. Perlindungan konstitusionil, dalam arti bahwa konstitusi, selain dari menjamin hak-

hak individu, harus menentukan pula cara proseduril untuk memeroleh

perlindungan atas hak-hak yang dijamin.

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial

tribunals)

3. Pemilihan umum yang bebas

Page 17: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat

5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi

6. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Selain adanya gagasan tentang Rule of Law pada perkembangan demokrasi

International Commision of Jurists (ICJ) dalam konferensinya di Bangkok juga

merumuskan demokrasi sebagai sistem politik. Menurut rumusan organisasi ini sistem

politik yang demokratis adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat

keputusan - keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil - wakil

yang dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat. Rumusan ini

menunjukan bahwa pada abad ke-20 telah diterimanya gagasan demokrasi perwakilan

sebagai sistem politik yang paling umum. Pandangan ini juga diperkuat oleh pendapat

Henry B. Mayo yang menyatakan bahwa "sistem politik yang demokratis ialah dimana

kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil - wakil yang diawasi

secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip

kekuasaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

(Budiarjo, 1999 : 61)

Semakin berkembangnya gagasan - gagasan tentang demokrasi perwakilan pada

abad ke-20, maka dalam rangka pelaksanaannya dibutuhkan lembaga - lembaga yang

menjamin terselenggaranya pemerintahan yang demokratis. Menurut Meriam Budiarjo

(1999:63), lembaga - lembaga dimaksud adalah :

1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.

2. Suatu dewan perwakilan yang mewakili golongan - golongan dan kepentingan

dalam masyarakat yang dipilih dengan pemilihan umum yang bebas dan rahasia

atas dasar sekurang - kurangnya dua calon untuk satu kursi.

3. Suatu organisasi politik yang mencakup dua atau lebih partai politik (sisten dwi

partai atau lebih partai)

4. Pers atau media masa bebas untuk menyatakan pendapat

5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak - hak dan mempertahankan

keadilan.

Page 18: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

2.2. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia

A. Demokrasi Pemerintahan Masa Revolusi Kemerdekaan ( 1945 – 1950 )

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin

kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik.

Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih

terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang

berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan

dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa

negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :

1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah

menjadi lembaga legislatif.

2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai

Politik.

3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem

pemerintahn presidensil menjadi parlementer

B. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

1. Demokrasi Parlementer (1950 – 1959)

Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau

berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa

demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan

berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktek demokrasi pada masa

ini dinilai gagal disebabkan :

1. Dominannya partai politik

2. Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

3. Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Bubarkan konstituante

2. Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950

3. Pembentukan MPRS dan DPAS

2. Periode Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965

adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

Page 19: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara

gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan

berporoskan nasakom dengan ciri:

1. Dominasi Presiden

2. Terbatasnya peran partai politik

3. Berkembangnya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan

presiden membentuk DPRGR

3. Jaminan HAM lemah

4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

5. Terbatasnya peranan pers

6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang

menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

C. Demokrasi Dalam Pemerintahan Orde Baru (1966 – 1998)

Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai

dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan

melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru

memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II,

III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun

1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal

sebab:

1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

2. Rekrutmen politik yang tertutup

3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

4. Pengakuan HAM yang terbatas

5. Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:

1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )

2. Terjadinya krisis politik

Page 20: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba

4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk

turun jadi Presiden.

D. Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 – Sekarang)

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden

Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi

berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok

reformasi

2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang

Referandum

3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas

dari KKN

4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden

dan Wakil Presiden RI

5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali

yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

Page 21: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak

setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.

2. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat ada 3 yaitu demokrasi langsung,

demokrasi tidak langsung dan demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan

langsung dari rakyat.

3. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya ada tiga yaitu demokrasi

formal, Demokrasi Material dan Demokrasi Campuran.

4. Berdasarkan prinsip idiologi, demokrasi dibagi dua yaitu demokrasi liberal dan

demokrasi Rakyat atau Demokrasi Proletar

5. Berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan negara ada dua yaitu

demokrasi sistem parlementer dan demokrasi sistem pemisahan/pembagian

kekuasaan (presidensial).

6. Demokrasi normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh

sebuah negara.

7. Demokrasi empirik adalah demokrasi yang perwujudannya telah ada pada dunia

politik praktis.

8. Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periodesasi yaitu

Demokrasi Pemerintahan Masa Revolusi Kemerdekaan ( 1945 – 1950), Demokrasi

Dalam Pemerintahan Orde Lama, Demokrasi Dalam Pemerintahan Orde Baru (1966

– 1998) dan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 – Sekarang).

9. Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden

Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998

10. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali

yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

3.2. Saran

Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun kini

telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau penting

dalam katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan

duduk dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota

Page 22: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

DPR, DPD dan DPRD. Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen

tersebut pada hakikatnya adalah bekerja untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang

dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang “melupakan”

rakyatnya ketika mereka telah duduk enak di kursi “empuk”. Mereka sibuk dengan

urusan pribadi mereka masing-masing, mengutamakan kepentingan golongan, dan

berpikir bagaimana caranya mengembalikan modal mereka ketika kampanye. Fenomena

ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa Indonesia. Para elite politik saat ini, sudah tidak

lagi pada bingkai kesatuan, akan tetapi berada pada bingkai kekuasaan yang

melingkarinya. Seperti misalnya, adanya sengketa hasil pemilu, black campaign ketika

kampanye dan sebagainya, yang penting bisa mendapatkan kekuasaan. Semboyan

Bhinneka Tunggal Ika pun telah luntur dalam dirinya.

Untuk itu, diharapkan agar masyarakat terutama bagi kita yang sudah tahu atau

yang sudah mempelajari tentang demokrasi ini, ikut mengontrol jalannya pemerintahan

agar menuju Indonesia yang lebih baik.

Page 23: Pendidikan kewarganegaraan (demokrasi indonesia)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Tuntas Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Graha Pustaka

Pasaribu, Payerli. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan : UNIMED Press

Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKn dan Hukum: Demokrasi Kesetaraan atau Kesenjangan.

Sumatera Selatan : Universitas Sriwijaya

Sulfa, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Kendari : Universitas Halu Oleo.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi.html

https://kewarganegaraanblog.wordpress.com/2013/11/10/pengertian-dan-jenis-jenis-

demokrasi/

http://www.adipedia.com/2011/04/perkembangan-demokrasi-di-indonesia.html?=1

http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/05/makalah-demokrasi.html?m=

http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan- politik/pengertian-demokrasi.htm

http://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah-perkembangan-demokrasi-di-indonesia.html