PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun...

129
Skripsi PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN (Sebuah Studi Semiotik pada Novel Terjemahan Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela yang Berisi Mengenai Sistem Pendidikan yang Diterapkan di Tomoe Gakuen pada Masa Pra Perang Dunia II Tahun 1941 - 1945) Disusun sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Oleh : FIDAYANNI KARIMAWATI D0202051 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun...

Page 1: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

Skripsi

PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN

(Sebuah Studi Semiotik pada Novel Terjemahan Totto-chan : Gadis Cilik di

Jendela yang Berisi Mengenai Sistem Pendidikan yang Diterapkan di Tomoe

Gakuen pada Masa Pra Perang Dunia II Tahun 1941 - 1945)

Disusun sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

pada Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Oleh :

FIDAYANNI KARIMAWATI

D0202051

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

2

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN

(Sebuah Studi Semiotik pada Novel Terjemahan Totto-chan : Gadis Cilik di

Jendela yang Berisi Mengenai Sistem Pendidikan yang Diterapkan di Tomoe

Gakuen pada Masa Pra Perang Dunia Dua Tahun 1941 - 1945)

dengan peneliti :

Fidayanni Karimawati NIM D0202051

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada tanggal: 29 Desember 2009

Pembimbing,

Drs. Haryanto, M.Lib

NIP. 196006131986011001

Page 3: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

3

PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Januari 2010

Panitia Ujian:

Ketua : Drs. Nuryanto, M.Si [ ]

NIP. 19490831 197802 1001

Sekretaris : Drs. Hamid Arifin, M.Si [ ]

NIP. 19600517 198803 1002

Penguji : Drs. Haryanto, M.Lib [ ]

NIP. 19600613 198601 1001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN, SU

NIP 19530128 198103 1001

Page 4: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

4

MOTTO

Di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan

(QS Al Insyirah)

What we do for ourselves dies with us,

what we do for others and the world remains and is immortal

(Albert Pine)

Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,maka Allah akan

memudahkan jalannya menuju surga. Dan sungguh para malaikat meletakkan

sayap - sayap mereka sebagai rasa ridho mereka atas apa yang mereka lakukan.

Dan sesungguhnya para penghuni langit dan bumi sampai ikan paus di lautan

memohon ampun bagi orang yang berilmu. Sesungguhnya keutamaan orang

yang berilmu dibanding dengan seorang ahli ibadah laksana cahaya bulan

di bandingkan cahaya bintang – bintang

(Hadist riwayat Abu Dawud dan At – Tirmidzi )

Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya

orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka

jahannam dalam keadaan hina dina

(QS. Al Mu’min ayat 60)

Page 5: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

5

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasihku yang tak terhingga pada mereka yang telah setia menyertai langkah hidupku :

© ALLAH SWT dan Al Qur’anul Karim yang selalu ada di saat aku membutuhkan

© Bapak dan Ibu atas bimbingan, doa, perhatian, dan kasih sayang yang tak pernah putus...

© Kakak-kakakku Yang selalu memberikan semangat dan dukungan

© Keponakan-keponakanku Yang selalu memberikan keceriaan dan senyuman

© Sahabat-sahabat tercinta Kisz, Siska, Indah Kecil, Bayu, Agus, Anto, Nana, Dewi, Acha Terima kasih untuk hari-hari yang penuh

dengan keceriaan, tawa, dan air mata...Love you all guys, and thanks for everything

© Teman-teman Komunikasi Massa Angkatan 2002 Akhirnya aku lulus juga!!!!!!!^O^

© Teman – teman Kos Kartini 1; Nanda, Ina, Fitri, Ratna, Ani; dan Kinasih 2, Thanks for the beautiful memories^^

© All of Johnnys and Entertainments co.Ltd boys Itsumo soba ni ite kureta arigatou

KATA PENGANTAR

Page 6: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

6

Puji Syukur pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

bimbingan, pertolongan, dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna menyelesaikan pendidikan

di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Drs. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, PhD selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Penasehat Akademis yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Drs. Hamid Arifin, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Haryanto, M.Lib selaku pembimbing Skripsi yang telah banyak

membimbing dan membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan FISIP UNS.

6. Keluarga dan sahabat yang telah banyak membantu.

7. Rekan-rekan seangkatan penulis, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS angkatan

2002.

Page 7: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

7

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pihak manapun.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Surakarta, Januari 2010

Penulis,

Fidayanni Karimawati

Page 8: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………................i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………................ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iii

MOTTO .................................................................................................................iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................................v

KATA PENGANTAR .……………………………………………………….....vi

DAFTAR ISI ...………………………………………………………………….viii

DAFTAR TABEL ..……………………………………………............................xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii

ABSTRAK ...........................................................................................................xiii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................…..1

A. Latar Belakang ...……………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah ..……………………………………………….….8

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................8

E. Kerangka Teori .....................................................................................9

a. Komunikasi Sebagai Suatu Proses Penyampaian Makna…..……..9

b. Komunikasi Dalam Pendidikan......................................................12

c. Karya Sastra Sebagai Media Komunikasi……………...…...…... 15

d. Semiotika…………………………………………...………….... 17

F. Metodologi Penelitian ...........................................................................26

Page 9: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

9

1. Jenis Penelitian ...............................................................................26

2. Metode Penelitian ...........................................................................28

3. Obyek Penelitian ............................................................................28

4. Pengumpulan Data ..........................................................................33

5. Teknik Analisa Data .......................................................................33

BAB II. GAMBARAN NOVEL “TOTTO-CHAN : GADIS CILIK DI

JENDELA”………………………………………………………………………38

A. Anatomi Buku ....................................................................................39

1. Cover/Sampul Muka............................................................................39

2. Anatomi Dalam...................................................................................40

B. Penceritaan..........................................................................................40

1. Unsur Intrinsik .............................................................................41

2. Unsur Ekstrinsik ..........................................................................45

C. Segi Rupa Buku ..................................................................................46

1. Penggambaran Tokoh Cerita Buku ................................................46

2. Penggambaran Latar .......................................................................54

3. Sudut Pandang/Pusat Pengisahan/Point of View ...........................56

4. Alur Cerita/Plot...............................................................................59

5. Tema dan Amanat...........................................................................64

D. Sinopsis ..............................................................................................67

BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA .................................................70

1. Objek-objek Novel yang Di Analisa .............................................71

2. Analisa Data ..................................................................................71

Page 10: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

10

3. Hasil Analisa .................................................................................91

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................109

A. Kesimpulan .......................................................................................109

B. Saran .................................................................................................112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

11

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisa Data pada Novel Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela ........... ..71

Page 12: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Elemen Makna Pierce ........................................................................20

Gambar 2. Bagan Order of Significations Barthes........................................ ......22

Gambar 3. Sampul Depan Novel Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela................39

Page 13: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

13

ABSTRAK

Fidayanni Karimawati, 2009. Skripsi. PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN (Sebuah Studi Semiotik pada Novel Terjemahan Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela yang Berisi Mengenai Sistem Pendidikan yang Diterapkan di Tomoe Gakuen pada Masa Pra Perang Dunia Dua Tahun 1941 - 1945) JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FISIP UNS.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaknai bahasa, simbol-simbol, dan tanda-tanda dalam novel Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela mengenai sistem pendidikan yang diterapkan di Tomoe Gakuen.

Kerangka penelitian ini adalah bahwa komunikasi adalah bagian integral penting dalam setiap proses pembelajaran. Pada novel Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela, sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem pendidikan berbasis kepribadian yang menempatkan murid sebagai pusat pengajaran (student centered learning) secara manusiawi dan unik.

Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Kualitatif dengan menggunakan Metode Analisa Semiotika. Objek Penelitian adalah novel Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela yang berisi mengenai sistem pendidikan yang diterapkan di Tomoe Gakuen sebanyak 48 kalimat. Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah Pendekatan Semiotika Roland Barthes. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi dokumenter dan pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pengajaran di Sekolah Tomoe berlangsung dengan sangat baik. Sekolah Tomoe adalah wujud nyata dari sekolah impian yang diinginkan. Dengan tangannya sendiri, Kobayashi-san berhasil mewujudkan sekolah impiannya di Jepang, bahkan saat perang dunia kedua, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Selama ini, pembelajaran kita hanya mengedepankan nilai. Metode menghafal sering kali menjadi pilihan utama untuk mendapat nilai bagus. Metode itu hanya bertahan ketika siswa menghadapi ulangan umum atau ujian. Setelah selesai menempuh ulangan harian, siswa akan lupa apa yang sedang dipelajarinya. Siswa tidak mampu memetik setiap lesson learn setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, perlu adanya upaya perbaikan dan pembenahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Kata kunci : Analisa Semiotika, Novel Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela, Pendidikan Kepustakaan : 24, 1981-2007

Page 14: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

14

ABSTRACT

Fidayanni Karimawati, 2009. Thesis. PERSONALITY BASED EDUCATION (A Semiotic Research in Translated Novel Totto-chan : Little Girl at The Window which Contain Educational System Applied in Tomoe Gakuen on The Time Before World War II 1941 – 1945) COMMUNICATION SCIENCE PROGRAM in SOCIAL AND POLITIC SCIENCE FACULTY SEBELAS MARET UNIVERSITY

The purpose of this research is to understand the meanings of the

language, symbols, and signs in the novel Totto-chan : Little Girl at The Window about learning methods applied in Tomoe Gakuen.

This research’s sketch is that communication was the important integral part of every learning proses. In the novel Totto-chan : Little Girl at The Window, the applied learning system was personality based system, which place students as the learning center according to humanity and unique.

Referring to the problems and research purposes, this research is included in Qualitative Research by using Semiotic Analysis Method. Object of this research is translated novel Totto-chan : Little Girl at The Window which is contain about educational system applied in Tomoe Gakuen resumed in 48 sentences. The research approach is using Roland Barthes’ Semiotic Approach. Data gathered with the observation and documenter and literature study.

Research result shows that the education is applied well in Tomoe Gakuen. Tomoe Gakuen is the real form of a wanted dream school. With his own hands, Mr. Kobayashi is managed to create his dream school in Japan, even in the World War II period, tens of years ago. So far, Indonesian study is just consider points as the most important aspect. Remembering method was often being choosed to obtain high point. This kind of method was stick just when students face the final exams. Afterwards, students will gradually forget about what they have learned. They couldn’t take lesson learn from every methods which was given by teachers. That is why we need to improve and tidy up Indonesian Educational System.

Key words : Semiotic analysis, Novel Totto-chan : The Little Girl at The Window, Education Literature : 24, 1981-2007

Page 15: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

15

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji (Meiji Ishin) tahun 1868

dan dekade sesudahnya, bangsa Jepang telah membelalakkan mata dunia menjadi

bangsa yang pilih tanding dalam kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jepang mereformasi pendidikan secara menyeluruh yang disesuaikan dengan

dunia Barat.

Padahal, sebelum Restorasi Meiji, Jepang melaksanakan pendidikannya

berdasarkan sistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani,

tukang, pedagang, serta rakyat jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil dengan

bimbingan para pendeta Budha yang terkenal dengan sebutan Terakoya (sekolah

kuil). Mirip dengan pesantren di Indonesia1.

Namun, semenjak Restorasi Meiji dikibarkan, bagai bola salju, pemerintah

Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya dengan mulai

giat menerjemahkan dan menerbitkan pelbagai macam buku, di antaranya tentang

ilmu pengetahuan, sastra, maupun filsafat. Para pemuda banyak dikirim ke luar

negeri untuk belajar sesuai dengan bidangnya masing-masing, tujuannya jelas

yaitu mencari ilmu dan menanamkan keyakinan bahwa Jepang akan dapat “berdiri

sama tinggi, duduk sama rendah” dengan kemajuan dunia Barat.

Dari upaya tersebut, lahirlah tokoh modernisasi pendidikan Jepang era

Meiji seperti Fukuzawa Yukichi, yang punya gagasan cemerlang. Gagasan yang

1 Potret Pendidikan di Jepang, http://endang965.wordpress.com/

Page 16: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

16

terkenal tercetus dalam bukunya berjudul Gakumon no Susume2 (Jepang: di antara

Feodalisme dan Modernisasi) menyatakan pada bagian pendahuluan buku tersebut

“Sebagai jalan yang paling ampuh untuk mencapai tujuan negara adalah melalui

pendidikan sebab Tuhan tidak menempatkan manusia yang lain. Kalau kenyataan

dalam masyarakat memang ada orang yang berkedudukan lebih tinggi dan ada

pula yang berkedudukan lebih rendah. Perbedaan ini disebabkan karena yang

berkedudukan tinggi telah mementingkan pendidikan, sedangkan yang rendah

sebaliknya”.

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan. Pada dasarnya, ada

kemiripan latar belakang perkembangan kebudayaan antara Indonesia dan Jepang.

Secara historis, peradaban Indonesia dan Jepang dapat dilacak kembali sampai ke

zaman yang sangat kuno. Peradaban Indonesia dan Jepang mengembangkan

kebudayaannya dengan jalan menyerap dan mengasimilasikan unsur-unsur asing,

yang berlanjut menjadi lapisan dasar budaya asli.

Di Indonesia pada abad ke-8 sampai 10 berkembang beberapa kerajaan

yang berorientasi pada agama Budha dan Hindu di Jawa Tengah, dengan

peninggalannya yang terkenal berupa Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.

Begitu pula di Jepang, pada zaman yang sama mereka menyerap dan

mengasimilasikan kebudayaan Cina, dengan mengembangkan kebudayaan Nara-

Heian dan pembangunan kuil Horyuji serta Bangsal Budha Agung di Nara.

Menurut Taro Sakamoto, persamaan waktu antara munculnya Borobudur dan

Bangsal Budha Agung merupakan petunjuk akan adanya persamaan antara

2 Yukichi Fukuzawa, Gakumon no Susume: Meiji Shoki Furoku, Michigan University Press, Michigan, 1968

Page 17: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

17

Kebudayaan Indonesia dan Jepang3.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu pada abad ke-17, Jepang

dengan politik isolasinya, melaksanakan pendidikannya dengan sistem terakoya

(sekolah kuil). Menjelang akhir zaman Shogun terdapat lebih dari 7.000 terakoya.

Ini merupakan dasar bagi pelaksanaan sistem wajib belajar (gimu kyooiku) yang

lebih komprehensif setelah dimulainya Restorasi Meiji.

Tingginya standar pendidikan Jepang di atas tidak semata-mata muncul

dengan sendirinya, namun yang perlu diungkap di sini adalah ciri utama bangsa

Jepang yaitu kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Sebagai bangsa

literal dan minat baca yang tinggi, wajar dan mengamini bila bangsa Jepang maju

dalam bidang pendidikan. Bukan hanya bacaan berupa buku ilmu pengetahuan,

teknologi, dan sastra saja yang menjadi bahan bacaan mereka, tetapi koran pun

masih menjadi bacaan wajib setiap hari.

Membaca bagi kebanyakan orang Jepang bukan merupakan kegiatan yang

dipaksakan, tetapi karena dalam diri mereka telah tertanam suatu sifat kebutuhan

akan bacaan. Maka tidak heran bila kita lihat kehidupan sehari-hari bangsa Jepang

yang tidak lepas dari membaca. Di stasiun, perpustakaan, di jalan, atau secara

ekstremnya dikatakan, di mana ada kehidupan, di situ mereka membaca.

Bagaimana Jepang berhasil dalam merombak masyarakat melalui

pendidikan? Menurut Wiliam K. Cummings, beberapa faktor yang mendukung

adalah sebagai berikut :

3 www.wikipedia.com

Page 18: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

18

1. Perhatian pada pendidikan datang dari pelbagai macam pihak.

2. Sekolah Jepang tidak mahal.

3. Di Jepang tidak ada diskriminasi terhadap sekolah.

4. Kurikulum sekolah Jepang amat berat.

5. Sekolah adalah sebagai unit pendidikan.

6. Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan.

7. Guru Jepang penuh dedikasi.

8. Guru Jepang merasa wajib memberi pendidikan “manusia seutuhnya”.

9. Guru Jepang bersikap adil.

Menurut Danasasmita, ada beberapa karakteristik lain dari bangsa Jepang

yang mendorong bangsa ini maju. Pertama, orang Jepang menghargai jasa orang

lain. Hal ini dibuktikan dengan “ringannya” mereka dalam mengatakan arigatou

(terima kasih) ketika mendapat bantuan orang lain dan tidak menganggap remeh

jerih payah orang lain meskipun bantuan itu tidak seberapa. Kedua, orang Jepang

menghargai hasil pekerjaan orang lain, dilambangkan dengan ucapan

otsukaresama deshita (maaf, Anda telah bersusah payah). Ketiga, perlunya setiap

orang harus berusaha, dilambangkan dengan ucapan ganbatte kudasai

(berusahalah!). Keempat, orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur,

tahan banting, dan tidak mau menyerah oleh keadaan, yang terkenal dengan

semangat bushido (semangat samurai/ksatria).

Dari beberapa karakteristik yang disebutkan di atas, Jepang mampu

menjaga martabat dan kualitas hidup bangsanya lewat pendidikan. Pendidikan

Page 19: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

19

pada hakikatnya adalah sesuatu yang luhur karena di dalamnya mengandung misi

kebajikan dan mencerdaskan. Pendidikan tidaklah sekadar proses kegiatan

belajar-mengajar saja, melainkan juga sebagai proses penyadaran untuk

menjadikan manusia sebagai “manusia”, bukan seolah-olah manusia dijadikan

“jagung” atau “padi” yang setiap tiga atau enam bulan sekali mengganti metode

“penanamannya”, apabila bagus dilanjutkan dan sebaliknya bila jelek ditinggalkan.

William O’neil, pakar pendidikan dari University of Southern California,

menyatakan bahwa pendidikan kalau boleh diibaratkan memang seperti seorang

musafir yang sedang berada pada persimpangan jalan. Jalan mana yang akan

ditempuh untuk mencapai tujuan adalah pilihan. Demikian juga dengan

pendidikan, memilih jalan itu merupakan hal yang amat penting dan menentukan

keberhasilan 4 . Akan tetapi, dalam pendidikan yang menjadi persoalan adalah

pendidikan mau melegitimasi sistem dan struktur sosial yang ada ataukah

berperan kritis dalam usaha melakukan perubahan sosial dan transformasi menuju

dunia yang lebih adil.

Salah satu contoh penerapan pendidikan di Jepang adalah sistem

pendidikan di Tomoe Gakuen, yang tertuang dalam novel “Madougiwa no Totto-

chan”. Novel yang di Indonesia diterjemahkan dengan judul “Totto-chan : Gadis

Kecil di Jendela” ini merupakan otobiografi yang ditulis oleh Tetsuko

Kuroyanagi. Kuroyanagi-san, yang ketika kecil di panggil Totto-chan, dianggap

nakal oleh orang-orang di sekitarnya. Padahal gadis cilik itu hanya punya rasa

ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama

4 William O’neil, Ideologi-Ideologi Pendidikan, Yayasan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002

Page 20: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

20

pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tidak tahan lagi, akhirnya Totto-

chan dikeluarkan dari sekolah. Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe

Gakuen. Totto-chan girang sekali, karena di sekolah itu para murid belajar di

gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati

pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan.

Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran

sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang

mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya

sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.

Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung,

musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran

berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta

kebebasan menjadi diri sendiri.5

Keunikan sekolah tersebut memang atas prakarsa dan ide dari sang kepala

sekolah, Sosaku Kobayashi, yang berpengetahuan luas. Beliau, yang pernah

bepergian ke luar negeri dan menyaksikan sistem pembelajaran di luar negeri,

ingin agar murid-murid Tomoe tidak hanya sekedar belajar secara biasa. Beliau

menginginkan murid Tomoe memiliki pengetahuan luas yang mencakup segala

hal agar dapat mendukung masa depan mereka kelak. Keinginan beliau tersebut

terwujud. Tidak seperti sekolah-sekolah lain di Jepang yang masih berpikiran

kuno, Tomoe Gakuen merupakan satu-satunya sekolah di mana murid-muridnya

tidak ingin pulang ke rumah meskipun jam pelajaran sudah usai. Hanya Tomoe

5 Di ambil dari cover belakang buku “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela”

Page 21: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

21

Gakuen juga yang memiliki mata pelajaran jalan-jalan dan senam ritmik yang di

masa itu merupakan hal asing. Namun sang kepala sekolah berhasil menerapkan

hal tersebut pada murid-muridnya.

Sayangnya, Tomoe Gakuen hanya bertahan selama delapan tahun. Pada

1945, sekolah itu terbakar habis akibat dihantam bom B-29 yang dijatuhkan

Tentara Sekutu dan tak pernah dibangun kembali. Adapun penggagas dan

sekaligus pelaksana sekolah itu, Sosaku Kobayashi meninggal dunia pada 1963.

Dia tak pernah lagi mendapat kesempatan untuk menerapkan gagasannya yang

orisinil namun revolusioner, yaitu pendidikan berbasis kepribadian.

Kelak, metode pendidikan tersebut terbukti ampuh dengan berhasilnya

hampir semua orang murid Tomoe Gakuen, baik dalam bidang akademis maupun

non-akademis. Totto-chan atau Tetsuko Kuroyanagi sendiri kelak mempelajari

opera di Sekolah Musik Tokyo, kemudian menjadi aktris. Di tahun 1972,

Kuroyanagi-san belajar akting di New York sambil menulis artikel “From New

York With Love’. Sekembalinya ke Jepang, pada tahun 1975 Kuroyanagi-san

membawakan acara “Tetsuko no Heya (Kamar Tetsuko)”, acara Talkshow

pertama di televisi Jepang, yang mendapat penghargaan tertinggi dalam dunia

pertelevisian. Kuroyanagi-san kemudian mendapatkan penghargaan sebagai

pelopor pembawa acara Talkshow.

Page 22: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

22

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

“Apa makna pesan yang direpresentasikan melalui bahasa, simbol-

simbol, dan tanda-tanda dalam novel ‘Totto-chan : Gadis Kecil di Jendela’?”

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

Memaknai bahasa, simbol-simbol, dan tanda-tanda dalam novel

“Totto-chan : Gadis Kecil di Jendela” mengenai sistem pendidikan

yang diterapkan di Tomoe Gakuen

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memaknai tanda-tanda

yang ada dalam novel yang dianalisis dengan menggunakan metode semiotik.

Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang sistem pendidikan unik yang diterapkan dalam novel. Dan

dalam jangka panjang, dapat dijadikan sebagai salah satu contoh pembelajaran

yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia.

Page 23: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

23

E. Kerangka Teori

a. Komunikasi Sebagai Suatu Proses Penyampaian Makna

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris, berasal dari

kata Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti "membuat sama" (to make common). Istilah communis

adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan

bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai "berbagi pengalaman"6

Banyak ahli yang mencoba mendefinisikan komunikasi. Tubbs dan Moss,

seperti dikutip oleh Deddy Mulyana mendefinisikan komunikasi sebagai suatu

proses pencapaian makna antara dua orang atau lebih. Sedangkan Gudykurst dan

Kim mendefinisikan komunikasi (antar budaya) sebagai proses transaksional,

simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-orang (dari budaya

yang berbeda).7

Ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi

sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai

transaksi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael

Burgoon disebut sebagai "definisi berorientasi sumber" (source-oriented

definition). Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua

kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan

6 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 41 7 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 59

Page 24: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

24

rangsangan untuk membangkitkan respon dari orang lain. Dalam konteks ini,

komunikasi dianggap sebagai tindakan yang disengaja (intentional act) untuk

menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti

menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan

sesuatu.8

Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah

interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi sebagai suatu proses sebab-

akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Masing-masing dari kedua pihak

berfungsi secara berbeda, bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi

sebagai penerima, begitu pula sebaliknya. Komunikasi sebagai interaksi

dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah.9

Dalam konteks komunikasi sebagai transaksi, komunikasi adalah suatu

proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya

bersifat pribadi. Penafsiran kita atas perilaku verbal dan non verbal orang lain

yang kita kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran orang lain tersebut

atas pesan-pesan kita, dan pada gilirannya mengubah penafsiran kita atas pesan-

pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa

komunikasi bersifat dinamis. Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai

transaksi ialah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi

yang disengaja atau respon yang disengaja atau respon yang dapat diamati. Dalam

komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang

8 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 61 9 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 65-66

Page 25: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

25

telah menafsirkan perilaku orang lain baik perilaku verbal maupun perilaku non

verbalnya.

Berbagai definisi komunikasi yang sesuai dengan pemahaman ini adalah

antara lain definisi komunikasi menurut Wenburg dan Wilmot, yaitu komunikasi

adalah suatu usaha untuk memperoleh makna. Sedangkan Pearson dan Nelson

mendefinisikan komunikasi sebagai proses memahami dan berbagi makna. Para

pakar telah mendefinisikan komunikasi sebagai proses karena komunikasi

merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan

perpindahan. Terdapat kontinuitas dari setiap unsurnya.10

Dari berbagai definisi komunikasi yang telah dikemukakan oleh para ahli,

dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian lambang

yang berarti oleh seseorang kepada orang lain dengan maksud agar mengerti

maupun berubah perilakunya.11 Dalam rangka menerangkan proses komunikasi

tersebut, dapat kita klasifikasikan komunikasi sebagai komunikasi verbal (verbal

communication) dan komunikasi non verbal (non-verbal communication).

Verbal communication atau komunikasi verbal adalah komunikasi dengan

menggunakan lambang bahasa. Ini mencakup komunikasi dengan bahasa lisan

maupun bahasa tulisan. Bahasa adalah lambang yang paling banyak digunakan

dalam komunikasi. Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat mewakili

kenyataan yang konkrit dan obyektif dalam dunia sekeliling kita, juga dapat

mewakili hal yang abstrak. Dalam komunikasi, bahasa memegang peranan yang

10 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 67-69 11 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981,hal. 28

Page 26: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

26

sangat penting terutama setelah ditemukannya media massa, surat kabar, majalah,

film, radio, dan televisi yang menghendaki penggunaan bahasa dengan gaya yang

berlainan.12

Non-verbal communication, atau komunikasi non verbal adalah

komunikasi dengan gejala yang menyangkut gerak-gerik (gestures), sikap

(postures), ekspresi muka (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik

(symbolic clothing) dan gejala lain yang sama. 13

Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala

komunikasi. Tidak hanya dengan pendekatan secara ontologis (apa itu

komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya

komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu

dilaksanakan).

b. Komunikasi Dalam Pendidikan

Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu

pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai

dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk

mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi

sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak

langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode

tulisan.

12 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981 hal. 28-29 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981hal. 29

Page 27: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

27

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.

Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan,

gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, atau tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat

dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila

pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang

antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan

komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini

dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi,

telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industiralisasi bidang usaha

yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi

mungkin telah memiliki departemen sendiri di mana komunikasi dibagi-bagi

menjadi komunikasi massa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya,

namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan

keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun

tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu

aktifitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang

berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka

sendiri. Dalam pendidikan, ada dua istilah penting yang berbeda dalam

memandang proses pembelajaran. Istilah pertama adalah “pedagogi” akar katanya

berasal dari bahasa Yunani, yakni paid artinya kanak-kanak dan agogos artinya

memimpin. Dilihat dari akar katanya, pedagogi mengandung arti memimpin anak-

Page 28: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

28

anak atau secara khusus diartikan sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-

kanak”. Lambat-laun pedagogi didefinisikan sebagai “ilmu dan seni mengajar”.

Dalam konsep ini, pendidikan dipahami sebagai “transfer pengetahuan atau

kebudayaan”. Guru adalah pusat perhatian dan sumber informasi. Atau dalam

istilah Freirean, “guru adalah bank informasi” dan murid-murid adalah “cawan

kosong yang harus diisi”. Juga, murid tergantung sepenuhnya pada guru,

kepribadian masih mentah dan karena itu perlu tuntunan.14

Istilah kedua adalah “andragogi” berasal dari dua kata dalam bahasa

Yunani, yakni andra, berarti orang dewasa (berkelamin laki-laki) dan agogos

berarti memimpin. Jika didefinisikan, andragogi adalah ” seni dan ilmu untuk

membantu orang dewasa belajar”. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah ini

kemudian memunculkan istilah “pendidikan orang dewasa”, sebuah istilah yang

tidak bias jender. Pedagogi dan pendidikan orang dewasa berbeda dalam

memandang peserta, proses pembelajaran, dan tujuannya. Pendidikan orang

dewasa memandang peserta sebagai individu yang kaya akan pengalaman, dalam

arti memecahkan persoalan hidupnya, memiliki keterampilan-keterampilan

tertentu, memiliki hubungan-hubungan dan peran-peran sosial tertentu, punya

prakarsa, pendapat, sikap atau hobi tertentu, namun mereka tetap membutuhkan

pendidikan. Karena itu, dalam pendidikan orang dewasa, yang dibutuhkan

bukanlah “guru” melainkan seseorang yang mampu memfasilitasi proses belajar,

mampu menciptakan iklim belajar, dan mengembangkan pengetahuan,

keterampilan serta menggali pengalaman yang telah dimiliki oleh orang dewasa.

14 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Rosda Karya, 1996. hal. 98

Page 29: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

29

Karena karakteristik-karakteristik tertentu dari peserta dan tujuan

pembelajaran, pendidikan orang dewasa membutuhkan proses belajar-mengajar

serta metode yang berbeda. Bertolak dari karakteristik orang dewasa, dalam

proses belajar-mengajar pendidikan orang dewasa, baik fasilitator maupun peserta

sama-sama menjadi “peserta komunikasi”. Komunikasi berlangsung dua arah

karena kedua pihak terlibat dalam proses saling belajar. Jika dilukiskan, proses

belajar tidaklah bergerak linier, tetapi siklis. Hasil dari proses pembelajaran

adalah: Sebagai subyek atas hidupnya peserta semakin mampu memetakan dan

memecahkan atau mengatasi masalah hidupnya. Juga proses komunikasi

mendorong terbentuknya persekutuan-persekutuan.

Komunikasi adalah bagian integral penting dalam setiap proses

pembelajaran. Mengingat karakteristik peserta dan peran fasilitator dalam

pendidikan orang dewasa, maka model komunikasi yang cocok adalag

komunikasi partisipatif (juga dalam pedagogi, komunikasi partisipatif merupakan

model terbaik).15

c. Karya Sastra Sebagai Media Komunikasi

Dalam lapangan sastra, karya sastra dengan keutuhannya secara semiotik

dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Sebagai suatu bentuk, karya sastra secara

tulis akan memiliki sifat keruangan. Dimensi ruang dan waktu dalam sebuah

cerita rekaan mengandung tabiat tanda-menanda yang menyiratkan makna

15 Everett M. Rogers, Communication Technology, London: Colier Macmilan Publisher, 1986.

hal. 90

Page 30: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

30

semiotika. Dari dua tataran (level) antara mimetic dan semiotic (atau tataran

kebahasaan dan mitis) sebuah karya sastra menemukan keutuhannya untuk

dipahami dan dihayati.

Penelitian sastra dengan pendekatan semiotika sesungguhnya merupakan

lanjutan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme tidak dapat dipisahkan

dengan semiotika. Alasannya adalah, karya sastra merupakan struktur tanda-tanda

yang bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda, dan maknanya, serta

konvensi tanda, struktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara

optimal. Virginia Clark mengemukakan bahwa :

Semiotics can be useful in media literacy on many levels including analyses of content, production methods and techniques, narrative structure and visual images, competing ideologies, and autobiography. Critical media literacy suggests taking analysis to the level of praxis, engaging students in activities that transform their lives and/or media experiences.16

Dalam penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan semiotika, tanda

yang berupa indekslah yang paling banyak dicari, yaitu berupa tanda-tanda yang

menunjukkan hubungan sebab-akibat (dalam pengertian luasnya).

Penelitian semiotika memandang objek-objek atau laku-laku sebagai

parole (laku tuturan) dari suatu langue (bahasa : system linguistic) yang mendasari

“tata bahasanya” harus dianalisis. Peneliti harus menyendirikan satuan-satuan

minimal yang digunakan oleh sistem tersebut; peneliti harus menentukan kontras-

kontras di antara satuan-satuan yang menghasilkan arti (hubungan-hubungan

paradigmatik) dan aturan-aturan kombinasi yang memungkinkan satuan-satuan itu

untuk dikelompokkan bersama-sama sebagai pembentuk-pembentuk struktur yang

lebih luas (hubungan-hubungan sintakmatik). Studi semiotika sastra adalah usaha 16 Virginia Clark. Media Literacy for English Language Learners: A semiotic approach. 2007

Page 31: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

31

untuk menganalisis sistem tanda-tanda.Oleh karena itu, peneliti harus menentukan

konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna.

d. Semiotika

Manusia sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Salah satunya adalah tanda. Supaya tanda itu bisa dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang sama supaya tidak terjadi salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatar -belakangi-nya. Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik (the study of signs).17

Semua kenyataan kultural adalah tanda. Kita memang hidup di dunia yang

penuh dengan tanda dan diri kita pun bagian dari tanda itu sendiri. Tanda-tanda

tersebut kemudian dimaknai sebagai wujud dalam memahami kehidupan.

Manusia melalui kemampuan akalnya berupaya berinteraksi dengan

menggunakan tanda sebagai alat untuk berbagai tujuan, salah satu tujuan tersebut

adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi dengan

lingkungan.

Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi sebagai

pembangkitan makna (the generation of meaning). Ketika kita berkomunikasi

dengan orang lain, setidaknya orang lain tersebut memahami maksud pesan kita,

kurang kebih secara tepat. Supaya komunikasi dapat terlaksana, maka kita harus

membuat pesan dalam bentuk tanda (bahasa, kata). Pesan-pesan yang kita buat,

mendorong orang lain untuk menciptakan makna untuk dirinya sendiri yang

17 Ni Wayan Sartini. Tinjauan Teoritik tentang Semiotik. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Airlangga. 2007

Page 32: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

32

terkait dalam beberapa hal dengan makna yang kita buat dalam pesan kita.

Semakin banyak kita berbagi kode yang sama, makin banyak kita menggunakan

sistem tanda yang sama, maka makin dekatlah “makna” kita dengan orang

tersebut atas pesan yang datang pada masing-masing kita dengan orang lain

tersebut. Jika suatu tanda tidak dapat dikenal dan dimengerti oleh orang lain maka

tanda itu tidak dapat memberikan makna, sebab itu tidak bisa menjadi unsur

dalam komunikasi. Jika seseorang memberikan bunga kepada kekasihnya, maka

bunga itu menjadi tanda, dan mengandung makna yang disepakati oleh

masyarakat yaitu sebagai ganti ungkapan ‘aku mencintaimu’.

Semiotika atau semiologi merupakan bidang studi tentang tanda dan cara

tanda-tanda itu bekerja. Semiotika digunakan sebagai pendekatan untuk

menganalisis media dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan

melalui seperangkat tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda itu

tidak pernah membawa makna tunggal. Donald Fry dan Virginia Fry telah

mengaplikasikan ide-ide teori semiotika itu pada studi media. Mereka

mengemukakan tiga dalil utama, yaitu :

1. Pesan media dapat menimbulkan banyak media, sehingga teks dapat

dimengerti dengan cara bervariasi

2. Pesan media mendapatkan maknanya melalui asosiasi yang dibuat

audiens, bahwa komunikasi dimungkinkan dengan konsensus-

konsensus makna

3. Makna pesan dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di luar makna itu

sendiri

Page 33: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

33

Tanda-tanda digunakan dalam teks untuk memainkan peran guna

membentuk makna, tetapi banyak unsur non-tekstual yang turut mempengaruhi.

Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur

utama yakni;

(1) tanda (sign),

Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra

kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan

bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut

tanda.

(2) acuan tanda (object), dan

Acuan tanda merupakan konteks sosial yang menjadi referensi dari

tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

(3) pengguna tanda (interpretant)18.

Sedangkan pengguna tanda merupakan konsep pemikiran dari orang

yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu

atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang

dirujuk sebuah tanda.

Tiga unsur utama tersebut merupakan teori segitiga makna atau triangle

meaning yang dikemukakan oleh Charles S. Peirce. Yang dikupas oleh teori

segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda

ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan antara

tanda, objek, dan interpretan digambarkan Peirce sebagai berikut :

18 John Fiske, Introduction to Communication Studies, London, 1990, hal 42

Page 34: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

34

Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant (Triangle of Meaning)19

Sign

Interpretant Object

Dari model segitiga makna tersebut, Peirce berpendapat bahwa tanda

memiliki tiga entitas yaitu tanda (sign), acuan tanda atau objek, dan pengguna

tanda atau interpretant. Tanda menurut konsep yang dibuat Peirce bisa berbentuk

apa saja yang dinyatakan oleh orang, salah satunya adalah kata. Sedangkan objek

merupakan sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara pengguna tanda adalah tanda

yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk suatu tanda. Apabila

ketiga entitas tanda tersebut berinteraksi dalam bentuk pemikiran seseorang, maka

muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Proses

pemaknaan tanda yang mengikuti tiga sistem itulah yang disebut sebagai proses

semiosis. Dari proses semiosis tiga sistem ini, Peirce menonjolkan peranan

subjek, yaitu sebagai yang mempersepsi, yang membuat konsep, dan

menghubungkan tanda dengan sesuatu serta yang menginterpretasi.20

Fokus utama dari pendekatan semiologi adalah teks. Teks dalam hal ini

diartikan secara luas, bukan hanya teks tertulis saja. Segala sesuatu yang

mempunyai sistem tanda tersendiri dapat dianggap sebagai teks.

19 John Fiske, Introduction to Communication Studies, London, 1990, hal 42 20 Sofiah R, Pendekatan Semiotika Pragmatik dalam Tataran Studi Komunikasi, Jurnal Penelitian, FISIP UNS, 2002, hal. 29

Page 35: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

35

Meskipun bahasa dianggap sebagai sistem tanda yang paling lengkap dan

sempurna, yang dapat menjadi tanda sebenarnya bukan bahasa saja. Tanda dapat

berupa gerakan anggota badan, gerakan bola mata, gerakan mulut, bentuk tulisan,

warna, simbol, film, patung, drama, tari, musik, dan sebagainya yang ada di

sekitar kita.

Salah seorang sarjana yang secara konservatif menjabarkan teori semiotika

adalah Roland Barthes. Bagi Barthes, komponen-komponen tanda penanda

petanda terdapat juga pada tanda - tanda bukan bahasa; antara lain terdapat pada

bentuk mitos yakni keseluruhan sistem citra dan kepercayaan yang dibentuk

masyarakat untuk mempertahankan dan menonjolkan identitasnya.

Setiap tanda selalu memperoleh pemaknaan awal yang dikenal dengan

dengan istilah denotasi dan oleh Barthes disebut sistem primer. Kemudian

pengembangannya disebut sistem sekunder. Sistem sekunder ke arah ekspresi

disebut metabahasa. Sistem sekunder ke arah isi disebut konotasi yaitu

pengembangan isi sebuah ekspresi. Konsep konotasi ini tentunya didasari tidak

hanya oleh paham kognisi, melainkan juga oleh paham pragmatik, yakni pemakai

tanda dan situasi pemahamannya.

Dalam kaitan dengan pemakai tanda, kita juga dapat memasukkan

perasaan (aspek emotif) sebagai salah satu faktor yang membentuk konotasi.

Model Barthes tidak hanya diterapkan pada analisis bahasa sebagai salah satu

aspek kebudayaan, tetapi juga dapat digunakan untuk menganalisis unsur - unsur

kebudayaan.

Page 36: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

36

Semiotik yang dikembangkan Barthes juga disebut dengan semiotika

konotatif. Terapannya juga pada karya sastra tidak sekadar membatasi diri pada

analisis secara semiosis, tetapi juga menerapkan pendekatan konotatif pada

berbagai gejala kemasyarakatan. Di dalam karya sastra ia mencari arti ’kedua’

yang tersembunyi dari gejala struktur tertentu. Barthes mengembangkan teori

tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal

dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvesi

yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal

dengan “Order of significations”.

Bagan Order of Significations

First Order Second Order

Reality Sign Culture

Form Connotation

Denotation signifier

Signified

Content Myth

Dari model di atas, Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama

merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda

terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna

paling nyata dari tanda. Tahap kedua signifikasi digambarkan sebagai konotasi,

yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan

Page 37: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

37

perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi

mempunyai makna yang subjektif, atau paling tidak intersubjektif. Denotasi

adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi

adalah bagaimana menggambarkannya.

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja

melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau

memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.

Tatanan tanda (Order of Significations) terdiri dari21 :

a. Denotasi

Makna kamus dari sebuah kata atau termilogi atau objek (literal

meaning of a term or objek). Ini adalah deskripsi dasar.

b. Konotasi

Makna-makna kultural yang melekat pada sebuah terminologi (the

cultural meanings that become attached to the term).

c. Metafora

Mengkomunikasikan dengan analogi.

d. Simile

Subkategori metafora dengan menggunakan kata-kata “seperti”.

Metafora berdasarkan identitas, sedangkan simile berdasarkan

kesamaan.

21 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, 2006, hal. 268

Page 38: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

38

e. Metomimi

Mengkomunikasikan dengan asosiasi. Asosiasi dibuat dengan cara

menghubungkan sesuatu yang kita ketahui dengan sesuatu yang lain.

f. Synecdoche

Subkategori metomimi yang memberikan makna “keseluruhan” atau

“sebaliknya”. Artinya, sebuah bagian digunakan untuk

mengasosiasikan keseluruhan bagian tersebut.

g. Intertextual

Hubungan antarteks (tanda) dan dipakai untuk memperlihatkan

bagaimana teks saling bertukar satu dengan yang lain, sadar maupun

tidak sadar.

Dalam tataran analisis untuk memahami makna tanda-tanda, Barthes

memperkenalkan analisis tekstual (textual analysis) atau analisa naratif struktural

(structural analysis of narrative), karena Barthes penganut aliran strukturalisme.

Oleh karena tidak adanya alat analisis pembaca makna, khususnya terhadap

sistem semiologi derajat kedua (yang bersifat konotatif), maka Barthes

menyodorkan alat analisis dengan dua cara, yaitu writerly yang akan

menghasilkan writerly text, yakni apa yang dapat ditulis pembaca sendiri lepas

dari apa yang ditulis pengarang. Cara berikutnya adalah readerly yang akan

menghasilkan readerly text, yakni apa yang dibaca tetapi tidak dapat ditulis.22

Teks kemudian menjadi terbuka terhadap segala kemungkinan. Pembaca

akan berhadapan dengan pluralitas signifikasi. Pergeseran pusat dari perhatian

22 A Eko Setyanto, Perspektif Semiologi : dari Saussuren ke Barthesian, Jurnal Komunikasi Massa, FISIP UNS, hal. 40.

Page 39: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

39

kepada pengarang kepada pembaca merupakan konsekuensi logis dari semiologi

Berthes yang menekankan semiologi derajat kedua yang memberi peran besar

bagi pembaca untuk memproduksi makna.

Pembaca kemudian dapat melakukan interpretasi terhadap suatu karya,

tetapi interpretasi di sini berbeda dari pemahaman umum tentang penemuan

makna-makna tersembunyi atau makna ultim dari suatu teks. Interpretasi dalam

pengertian Barthes adalah :

To interpret atext is not to give it a (more or less justified, more or less free) meaning, but on the contrary to appreciate what plural constitutes it

(Untuk menginterpretasi sebuah teks bukanlah untuk memberikan

nya sebuah makna [yang lebih kurang dikukuhkan, lebih kurang bebas],

tetapi sebaliknya untuk mengapresiasi apa yang mengkonstitusinya)

Wawasan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi. Pertama,

karya sastra merupakan gejala komunikasi yang berkaitan dengan (i) pengarang,

(ii) wujud sastra sebagai sistem tanda, dan (iii) pembaca. Kedua, karya sastra

merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem tanda (system of sign) yang

memiliki struktur dalam tata tingkat tertentu. Ketiga, karya sastra merupakan fakta

yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan dunia pengalaman dan

pengetahuan yang dimilikinya. Dalam literally semiotics, karya sastra disikapi

dengan literary discourse. Sasaran kajian sastra secara ilmiah bukan pada wujud

konkret wacananya, melainkan pada metadiscourse atau bentuk dan ciri

kewacanaan yang tidak teramati secara konkret.23

23 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hal. 142

Page 40: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

40

Karena itu, menyikapi karya sastra sebagai literary discourse, berarti juga

menyikapi karya sastra sebagai wacana ataupun gejala komunikasi. Namun,

berbeda dengan gejala komunikasi pada umumnya, komunikasi dalam wacana

sastra ditujukan untuk membuahkan efek keindahan tertentu. Efek keindahan

tersebut bukan merujuk pada dunia di luar wacana sastranya, melainkan pada

unsur-unsur yang secara potensial teremban dalam karya sastra itu sendiri secara

internal. Karena itulah komunikasi dalam wacana sastra juga dapat disebut

sebagai bentuk komunikasi puitik.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik,

statistik atau komputer. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan

fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-

dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling.

Penelitian ini lebih menekankan pada persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan

pada banyaknya (kuantitas) data.

Peneliti adalah bagian integral dari data, artinya, peneliti ikut aktif dalam

menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, peneliti menjadi

instrumen penelitian yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu peneliti

Page 41: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

41

ini bersifat subjektif, dan hasilnya lebih kasuistik dan bukan untuk

digeneralisasikan.24

Beberapa karakteristik penelitian kualitatif menurut H.B. Sutopo di

antaranya adalah:25

1. Penelitian kualitatif bersifat empirik dengan sasaran penelitiannya yang

berupa beragam permasalahan yang terjadi pada masa kini.

2. Data pada penelitian kualitatif yang dikumpulkan terutama berupa kata-

kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka

atau frekuensi.

3. Pemilihan kualitatif tidak memilih sampling yang bersifat acak (random

sampling). Teknik cuplikannya cenderung bersifat purposive. Pilihan

sampling diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data

yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Teknik cuplikan ini bukan sama sekali dimaksudkan untuk

mengusahakan generalisasi pada populasi, tetapi mewakili informasinya.

4. Penelitian kualitatif mendukung pemanfaatan pengetahuan yang bersifat

intuitif dan dirasakan (tacit knowledge) sebagai tambahan pengetahuan

yang bersifat proporsional atau pengetahuan yang dapat diekspresikan

dalam bentuk bahasa.

5. Makna sebagai perhatian utama penelitian; maksudnya di dalam

mengumpulkan beragam informasi, peneliti memperhatikan proses

24 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, 2006, hal. 58 25 H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2002, hal. 31

Page 42: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

42

bagaimana sesuatu itu terjadi. Dengan kata lain, kajian pada penelitian

kualitatif lebih menekankan proses daripada produknya.

6. Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif. Data yang

dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung atau menolak

hipotesis yang telah disusun sebagai kekhusususan yang telah terkumpul

dan dikelompokkan bersama lewat proses pengumpulan data yang

dilaksanakan secara teliti.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis

semiotika. Analisa semiotik berupaya menemukan makna tanda, termasuk hal-hal

yang tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda

sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.

Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi

sosial di mana pengguna tanda tersebut berada.26

3. Objek Penelitian

Roland Barthes menyebutkan bahwa korpus berarti kumpulan materi

terbatas yang ditentukan oleh analisis dengan mana ia akan bekerja, menyelidiki

signifikasi yang terjadi dan terdapat pada objek yang menjadi objek studinya.27 Di

mana korpus tersebut memiliki sifat-sifat, di antaranya adalah sebagai berikut :

26 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, 2006, hal. 262 27 Pawito D, Analisis Semiologi, Sebuah Pengantar dalam Jurnal Dinamika FISIP UNS, Edisi 2 th VIII, April 1997, hal. 22

Page 43: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

43

a. Korpus harus cukup luas, memberi harapan yang masuk akal bahwa

elemen-elemen korpus tersebut dapat menghasilkan sebuah sistem

persamaan dan perbedaan yang jenuh. Jenuh di sini diartikan oleh Barthes

sebagai suatu saat ketika kita tidak lagi bisa menemukan hal-hal baru, atau

semua fakta dan relasi dalam korpus telah habis dieksplorasi dan

dipaparkan.

b. Korpus harus sehomogen mungkin. Homogen di sini berarti dua hal.

Pertama, homogen dalam substansi yang berarti dokumen-dokumen yang

digunakan haruslah sejenis. Kedua, homogen dalam waktu yang berarti

korpus harus semaksimal mungkin tidak mengandung elemen diakronik

(biasa dipahami sebagai histories, melihat bagaimana suatu narasi

tersusun), namun harus disusun sebagai kumpulan data sinkronik

(diartikan sebagai analisis, melihat hubungan yang ada antara elemen-

elemennya)

c. Korpus bervariasi namun dikumpulkan dalam waktu yang terbatas lebih

baik daripada korpus yang sempit, namun dikumpulkan dalam periode

yang lama.

Objek penelitian yang penulis gunakan adalah novel terjemahan “Totto-

chan : Gadis Cilik di Jendela” sebagai data primer, dan bahan-bahan studi pustaka

sebagai data penunjang. Dari buku tersebut, yang dimaksud sebagai korpus dalam

penelitian ini adalah bagian dari keseluruhan cerita.

Peneliti memilih novel terjemahan tersebut karena sudut pandang

pendidikan yang tercermin di dalamnya. Metode pengajaran yang dilakukan di

Page 44: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

44

Sekolah Tomoe merupakan salah satu perwujudan dari metode pengajaran

humanistik. Metode pengajaran humanistik menempatkan murid sebagai pusat

pengajaran (student centered learning) secara manusiawi dan unik. Artinya, acuan

yang digunakan untuk menjalankan pengajaran di sekolah tidak terletak pada

selesai atau tidak selesainya materi sesuai kurikulum, atau bagaimana guru harus

terus-menerus dipatuhi, melainkan mengacu pada pemenuhan kebutuhan masing-

masing siswa akan pengetahuan.

Metode pengajaran humanistik memandang murid bukan sebagai obyek

dari suatu sistem pengajaran melainkan subyek yang dilayani oleh suatu sistem

pengajaran. Titik beratnya adalah perkembangan emosional siswa. Dalam buku

Totto-chan, pendidik di Sekolah Tomoe mengajak murid-muridnya belajar dengan

rasa senang. Misalnya adalah acara jalan-jalan yang dilakukan sesudah makan

siang. Tanpa disadari para murid, mereka belajar tentang biologi, sejarah, dan

pelajaran-pelajaran yang lain. Mereka mempelajari bagaimana setangkai bunga

tumbuh, bagaimana kisah sejarah dari tokoh-tokoh sejarah Jepang, dan lain

sebagainya. Dengan kegiatan yang menyenangkan dan tidak monoton, murid

Tomoe dapat menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan dengan cepat dan terus

mengingatnya dengan baik.

Tampak jelas bahwa penerapan metode pengajaran humanistik di Sekolah

Tomoe berlangsung dengan sangat baik. Ulasan ini dapat menjadi masukan untuk

membuka wawasan dunia pendidikan di Indonesia. Bagi sebagian orang, Sekolah

Tomoe adalah wujud nyata dari sekolah impian yang diinginkan. Pergi ke sekolah

dengan penuh rasa cinta dan gembira, itulah kesehari-harian murid Tomoe.

Page 45: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

45

Dengan tangannya sendiri, Kobayashi-san berhasil mewujudkan sekolah

impiannya di Jepang, bahkan saat perang dunia kedua, berpuluh-puluh tahun yang

lalu. Apakah sekolah berbasis pendekatan humanistik seperti Sekolah Tomoe

dapat terwujud di Indonesia tercinta ini atau hanya tinggal impian semata? Untuk

menciptakan pendidikan yang humanistik diperlukan pendidik yang humanistik

pula.

Selama ini, pembelajaran kita hanya mengedepankan nilai. Kalau boleh

dikata, pembelajaran Indonesia lebih mengagung-agungkan nilai. Bagi seorang

murid, nilai adalah sangat penting. Lebih parah, guru dan orang tua murid sendiri

lah yang memandang keberhasilan seorang murid dengan melihat seberapa besar

nilai yang diperoleh oleh seorang murid.

Metode menghafal sering kali menjadi pilihan utama untuk mendapat nilai

bagus. Metode itu hanya bertahan ketika siswa menghadapi ulangan umum atau

ujian. Setelah selesai menempuh ulangan harian, siswa akan lupa apa yang sedang

dipelajarinya. Siswa tidak mampu memetik setiap lesson learn setiap

pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Tuntutan seorang orang tua yang akan membanggakan diri ketika anak

mereka mendapat nilai tinggi atau seorang guru yang dapat membanggakan diri di

Kepala Dinas atau sekolah lain ketika sekolah mereka meraih nilai tertinggi dalam

ujian tidak mampu meningkatkan kepekaan emosi para siswa. Siswa hanya

dituntut secara akademis harus mampu bersaing tanpa mematrikan sebuah konsep

ilmu yang akan dia bawa hingga akhir hayat. Siswa tumbuh dan kembang bukan

Page 46: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

46

mewakili watak mereka masing-masing namun tumbuh dan kembang sesuai

dengan keinginan orang tua atau guru.

Pembelajaran seharusnya mengedepankan pemberian kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan diri secara akademis dan emosional secara

seimbang. Tak hanya kemampuan otak saja yang harus diutamakan namun

kemampuan ketrampilan hidup yang akan menuntun anak dalam keberhasilan

hidup.

Melalui life skill, anak mampu menumbuhkembangkan kepekaan mereka

terhadap kondisi lingkungan sekitar mereka. Bukan saatnya, kita menciptakan

manusia yang hanya mampu beradu argumentasi tanpa mampu menghadapi

tantangan hidup dan mengambil segala resiko dan kesempatan dengan penuh

tanggung jawab.

Selama ini, siswa kita tidak diberi kesempatan berbicara yang cukup.

Alhasil, banyak siswa kita tidak berani mengungkapkan pendapat mereka hingga

mereka dewasa. Kebebasan mereka seolah-olah direnggut oleh seorang guru yang

menginginkan siswa mereka duduk, diam, mencatat, dan mendengarkan.

Anak mempunyai dunia sendiri yang kita (orang dewasa) tidak dapat

mengintervensi sedikit pun kepentingan mereka. Biarkanlah mereka tumbuh dan

berkembang sesuai dengan cara mereka. Cara itulah yang akan menuntun mereka

untuk selalu bersikap ilmiah. Dengan sendirinya, anak akan menemukan konsep-

konsep ilmu yang akan terpatri di benak mereka selamanya hingga mereka

tumbuh dewasa.

Page 47: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

47

Motivasi sangat perlu untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri

anak. Tak jarang kita dapat menemukan sikap rendah diri anak. Anak merasa apa

yang telah dilakukannya salah. Guru dan orang tua lah yang benar. Sikap

semacam itu membuat anak tidak dapat mengembangkan ide dan kreatifitas diri

yang pada akhirnya mengurung pola pikir anak.

4. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi

dokumenter dan pustaka.

Observasi dalam penelitian ini bersifat non-partisipan, di mana peneliti

tidak ikut ambil bagian dalam hal atau fenomena yang diobservasi. Observasi

yang dilakukan adalah mengamati novel terjemahan “Totto-chan : Gadis Cilik di

Jendela”

Studi dokumenter dan pustaka dilakukan dengan klarifikasi bahan-bahan

tertulis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Studi dokumenter

meliputi artikel-artikel, situs internet, dan buku-buku yang mengkaji tentang

komunikasi serta ilmu pendidikan.

5. Teknik Analisa Data

Sebagai penelitian yang bersifat kualitatif, analisis dan interpretasi data

yang dilakukan sama sekali tidak menggunakan perhitungan secara kuantitatif.

Semiotik digunakan untuk menganalisa makna yang tersirat dari tanda-tanda yang

Page 48: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

48

ada dari pesan-pesan yang disanpaikan dalam bentuk lambang dalam media

tertentu.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data adalah melalui

tahap-tahap seperti yang dilakukan dalam metode analisa isi; yaitu dengan

mengelompokkan data yang berupa dialog-dialog menjadi beberapa bagian,

menentukan tema yang terkandung dalam setiap dialog, dan menganalisa makna

yang terkandung dalam masing-masing dialog serta mengelompokkannya

berdasarkan tema yang sesuai. Pengelompokan dialog-dialog tersebut akan

menggunakan analisis semiologi Roland Barthes.

Semiologi Barthes tersusun atas tingkatan-tingkatan sistem bahasa.

Umumnya Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa. Bahasa tingkatan

pertama adalah bahasa sebagai objek dan bahasa tingkatan kedua yang

disebutnya metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu sistem tanda yang memuat

penanda dan petanda. Sistem tanda kedua terbangun dengan menjadikan penanda

dan petanda tingkat pertama sebagai petanda baru yang kemudian memiliki

penanda baru sendiri dalam suatu tanda baru pada taraf yang lebih tinggi. Sistem

tanda pertama kadang disebut dengan istilah denotasi atau sistem terminologis,

sedang sistem tanda tingkat kedua disebut sebagai konotasi atau sistem retoris

atau mitologi. Fokus kajian Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua atau

metabahasa.28

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi yang

disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan

28 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Yayasan Indonesia Tera, Magelang, 2001, hal. 114 – 115.

Page 49: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

49

pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda.

Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai

pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau dengan kata lain, mitos adalah juga

suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Di dalam mitos pula sebuat petanda dapat

memiliki beberapa petanda. 29

Penanda-penanda konotasi, yang dapat disebut sebagai konotator,

terbentuk dari tanda-tanda (kesatuan penanda dan petanda) dari sistem yang

bersangkutan. Beberapa tanda boleh jadi secara berkelompok membentuk sebuah

konotator tunggal, asalkan yang disebut terakhir tadi memiliki sebuah petanda

konotator tunggal. Dengan kata lain, satuan-satuan dari sistem terkonotasi tidak

mesti memiliki ukuran yang sama dengan sistem yang tertandakan: fragmen-

fragmen besar dari diskursus yang bersangkutan dapat membentuk sebuah satuan

sistem terkonotasi tunggal.

Sedangkan untuk petanda konotasi, karakternya umum, global dan tersebar

sekaligus menghasilkan fragmen ideologis. Berbagai petanda ini memiliki suatu

komunikasi yang amat dekat dengan budaya, pengetahuan, sejarah, dan melalui

merekalah, demikian dikatakan, dunia yang melingkunginya menginvasi sistem

tersebut. Kita dapat katakan bahwa ideologi adalah suatu form penanda-penanda

konotasi, sementara gaya bahasa, majas atau metafora adalah elemen bentuk

(form) dari konotator-konotator. Singkatnya, konotasi merupakan aspek bentuk

dari tanda, sedangkan mitos adalah muatannya. Penggunaan tanda satu persatu

29 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hal. 70-71

Page 50: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

50

dapat mengurangi kecenderungan “anarkis” penciptaan makna yang tak

berkesudahan, di sisi lain, namun keanekaragaman budaya dan perubahan terus-

menerus membentuk wilayah petanda konotatif yang bersifat global dan tersebar.

Ideologi, secara semiotis, adalah penggunaan makna-makna konotasi tersebut di

masyarakat alias makna pada makna tingkat ketiga.

Secara sekilas skema Barthes mengisyaratkan bahwa tak ada satu pun

aktivitas penggunaan tanda yang bukan ideologi, namun sebenarnya tidak seperti

itu. Ideologi, pada hakikatnya, adalah suatu sistem kepercayaan yang dibuat-buat,

suatu kesadaran semu yang kemudian mengajak (interpellation) kepada individu-

individu untuk menggunakannya sebagai suatu “bahasa” sehingga membentuk

orientasi sosialnya dan kemudian berperilaku selaras dengan ideologi tersebut.

Apa yang sebenarnya ditunjuknya adalah sebuah himpunan relasi-relasi yang ada,

tidak seperti suatu konsep ilmiah, ia tidak menyediakan sebuah alat untuk

mengetahuinya. Dalam suatu cara khusus (ideologis), ia menunjukkan beberapa

eksistensi, namun tidak memberikan kita esensinya.30

Beroperasinya ideologi melalui semiotika mitos ini dapat ditengarai

melalui asosiasi yang melekat dalam bahasa konotatif. Barthes mengatakan

penggunaan konotasi dalam teks ini sebagai: penciptaan mitos. Ada banyak mitos

yang diciptakan media di sekitar kita, misalnya mitos tentang kecantikan,

kejantanan, pembagian peran domestik versus peran publik dan banyak lagi.

Mitos ini bermain dalam tingkat bahasa yang oleh Barthes disebut metabahasa.

30 Anang Hermawan, Mitos Dan Bahasa Media: Mengenal Semiotika Roland Barthes, Jurusan

Ilmu Komunikasi, FISIP UII Yogyakarta. 2007

Page 51: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

51

Penanda konotatif menyodorkan makna tambahan, namun juga mengandung

kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Dibukanya medan

pemaknaan konotatif ini memungkinkan pembaca memakanai bahasa metafor

atau majazi yang makanya hanya dapat dipahami pada tataran konotatif. Dalam

mitos, hubungan antara penanda dan petanda terjadi secara termotivasi. Pada level

denotasi, sebuah penanda tidak menampilkan makna (petanda) yang termotivasi.

Motivasi makna justru berlangsung pada level konotasi.

Barthes menyatakan bahwa mitos merupakan sistem komunikasi juga,

karena mitos ini toh merupakan sebuah pesan juga. Ia menyatakan mitos sebagai

“modus pertandaan, sebuah bentuk, sebuah “tipe wicara” yang dibawa melalui

wacana. Mitos tidaklah dapat digambarkan melalui obyek pesannya, melainkan

melalui cara pesan tersebut disampaikan. Apapun dapat menjadi mitos, tergantung

dari caranya ditekstualisasikan. Dalam narasi berita, pembaca dapat memaknai

mitos ini melalui konotasi yang dimainkan oleh narasi. Pembaca yang jeli dapat

menemukan adanya asosiasi-asosiasi terhadap ‘apa’ dan ‘siapa’ yang sedang

dibicarakan sehingga terjadi pelipatgandaan makna. Penanda bahasa konotatif

membantu untuk menyodorkan makna baru yang melampaui makna asalnya atau

dari makna denotasinya.

Page 52: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

52

BAB II

GAMBARAN NOVEL “TOTTO-CHAN : GADIS CILIK DI JENDELA”

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, novel merupakan karangan

yang berbentuk prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia

sehari-hari. 31 Sedangkan menurut Wikipedia, novel adalah sebuah karya fiksi

prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita.

Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah,

sepotong berita". Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih

kompleks dari cerita pendek, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan

metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-

tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan

pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.32

Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang

bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-

unsur yang saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Jika novel dikatakan

sebagai sebuah totalitas, maka unsur kata bahasa merupakan salah satu bagian dari

totalitas itu. Salah satu unsur pembangun serita itu. Salah satu subsistem

organisme itu. Kata inilah yang menyebabkan novel, juga karya sastra pada

umumnya, menjadi berwujud.33

31 J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994, hal. 949 32 www.wikipedia.co.id 33 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1995, hal. 22

Page 53: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

53

Buku “Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela” merupakan sebuah novel non

fiksi karya Tetsuko Kuroyanagi. Diterbitkan pertama kali di Jepang dengan judul

Madougiwa no Totto-chan pada tahun 1981 oleh Kodansha International, Ltd. Di

Indonesia, buku ini diterbitkan pertama kali tahun 2003 oleh PT. Gramedia

Pustaka Utama. Buku ini berisi tentang kenangan masa kecil Kuroyanagi-san

selama bersekolah di Tomoe Gakuen.

A. ANATOMI BUKU

1. COVER/SAMPUL MUKA

Unsur-unsur yang terdapat dalam sampul muka novel “Totto-chan :

Gadis Cilik di Jendela” tampak pada gambar di atas, yaitu :

a. Judul novel

b. Sub judul novel

c. Nama pengarang novel

d. Simbol penerbit yang menterjemahkan, mencetak, dan menerbitkan

novel.

e. Ilustrasi seorang gadis kecil yang menggambarkan Totto-chan

Page 54: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

54

2. ANATOMI DALAM

Anatomi dalam novel “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela”

meliputi :

a. Narasi, berupa jalan cerita yang diungkapkan dengan gaya

bahasa orang ketiga.

b. Dialog, percakapan langsung antar tokoh. Biasanya ditandai

dengan tanda kutip di awal dan di akhir kalimat.

c. Penegasan maksud, bisa di dalam kalimat mapun dalam narasi

yang bisa mengandung makna ganda, yaitu makna sebenarnya

dan makna yang mengandung ironi tentang sesuatu atau

peristiwa.

B. PENCERITAAN

Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang

mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah

merupakan sistem semiotik atau ketandaan, yaitu sistem ketandaan yang

mempunyai arti. Karya sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua. Dalam sastra

konvensi bahasa disesuaikan dengan konvensi sastra.dalam karya sastra kata-kata

ditentukan oleh konvensi sastra, sehingga timbul arti baru yaitu arti sastra. Jadi

arti sastra itu merupakan arti dari arti, untuk membedakan arti bahasa sebagai

sistem tanda tingkat pertama yang disebut meaning dan arti sastra yang disebut

makna (significance).

Page 55: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

55

Dalam sebuah karya sastra, aspek penceritaan merupakan unsur yang

sangat penting. Penceritaan dilakukan melalui bahasa, baik bahasa narrator

(pencerita), maupun para tokoh yang tampil dalam bentuk dialog dan monolog.

Bahasa digunakan sebagai sarana untuk menerjemahkan ide dari pengarang.

Penuturan dalam bahasa sastra selalu diusahakan dengan cara lain, cara baru, cara

yang belum pernah digunakan orang. Sastra mengutamakan keaslian pengucapan.

Untuk mencapai cara itu, mungkin sampai pada penggunaan berbagai bentuk

penyimpangan, deviasi kebahasaan. Penyimpangan dalam bahasa sastra antara

lain penyimpangan makna, leksikal, struktur, dialek, grafologi, dan lain-lain.

Namun demikian penyimpangan kebahasaan yang dilakukan pengarang semata-

mata untuk memperoleh keindahan dari karya tersebut.

Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang

dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik, ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari

dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh

dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, dan pusat

pengisahan.

a) Tema dan Amanat

Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya

sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi

persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.

Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi

persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna

Page 56: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

56

dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan

ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang

ditulisnya. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya

sastra tersebut.

b) Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya

ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.

Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil

peranan dalam karya sastra.

Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat

(round character).

· Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi,

misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir

cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat.

· Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik

buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan

yang terjadi pada tokoh ini.

Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert.

· Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh

ketidaksadarannya.

· Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan

oleh kesadarannya.

Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis.

Page 57: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

57

· Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat

sastra karena sifat-sifatnya.

· Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat

sastra karena sifat-sifatnya.

Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan

tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara

penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi

pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara

dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi

melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian

pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.

1) Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.

2) Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.

3) Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang

sedang terjadi.

4) Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang

akan terjadi.

c) Alur dan Pengaluran

Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki

hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu

bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :

(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.

(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.

Page 58: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

58

(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.

(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.

(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan

perkembangan alur mulai terungkap.

(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut

kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar.

Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan

cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya

pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan

menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang

hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari

satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan

kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang

melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir

cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal

sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik

(backtracking), sorot balik (flashback), atau campuran keduanya.

d) Latar dan Pelataran

Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau

setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material

ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh

Page 59: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

59

tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat

dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara

menampilkan latar.

e) Pusat Pengisahan

Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh

pencerita. Pencerita di sini adalah pribadi yang diciptakan pengarang

untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan

yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang

ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam

cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang

ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk

sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

2. Unsur Ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari

luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain. Tidak ada

sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan

secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor

kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca

sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa

unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra

itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik,

diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat,

dan lain-lain.

Page 60: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

60

C. SEGI RUPA BUKU

1. Penggambaran Tokoh Cerita Buku

Dalam memahami karakter tokoh dari sebuah novel yang diperdengarkan

atau disimak, kita harus dapat menyimak dengan baik. Dalam hal ini, kita

harus benar-benar dapat menangkap isi cerita secara kronologis, detail,

dan lengkap, terutama pada bagian-bagian yang berkaitan dengan

penokohan.

Pada dasarnya, dalam sebuah novel terdapat beberapa karakter tokoh,

yaitu sebagai berikut :

1. Karakter yang berkaitan dengan posisi; tokoh utama, pembantu,

tokoh biasa.

2. Karakter yang berkaitan dengan sifat; lembut, kasar, pemarah,

sabar, gegabah, dan lain-lain.

3. Karakter yang berkaitan dengan peran: antagonis, protagonis, dan

netral.

Karakter tokoh dalam kutipan novel tersebut sebagai berikut:

a. Tokoh Utama Protagonis

1. Totto-chan

Seorang bocah yang aktif, cerdas, banyak ingin tahu atau malah

cenderung hiperaktif, memiliki keinginan-keinginan pada hal-hal

yang dianggap menarik, serta sayang terhadap barang atau benda

yang dianggapnya berharga. Sejak kecil Totto-chan selalu ceria

Page 61: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

61

dan selalu ingin tahu mengenai hal apapun yang menarik hatinya,

yang kadang-kadang oleh orang dewasa dianggap merepotkan dan

perbuatan nakal. Totto-chan dikeluarkan dari sekolah pertamanya

ketika masih duduk di kelas satu karena sifatnya tersebut.

Kemudian oleh mama dia dimasukkan ke SD Tomoe. Selain itu,

Totto-chan suka melakukan hal-hal aneh yang sering kali

berbahaya untuk dia lakukan. Misalnya, mengepit kepangnya di

ketiak sambil berbaris di pagi hari, atau membuka pintu di lantai

kelas untuk membuang semua kotoran yang disapunya. Pintu itu

aslinya berfungsi sebagai lubang pemeriksa mesin di kereta

sungguhan. Tapi ia tidak bisa menutup kembali pintu itu, dan

ulahnya ini merepotkan banyak orang. Lalu pernah ada seseorang

yang memberitahunya cara menggantungkan daging di pengait.

Totto-chan pun masuk ke ruang olahraga dan mengaitkan salah

satu lengannya di palang latihan yang paling tinggi. Ia tergantung

di sana lama sekali. Ketika seorang guru melihatnya dan bertanya

apa yang dilakukannya, ia berkata,”Hari ini aku sepotong daging!”

dan tepat ketika itu pegangannya terlepas. Totto-chan jatuh

terempas, keras sekali, hingga paru-parunya tersentak dan

sepanjang hari itu dia tidak bisa bicara.

2. Mama

Seorang yang cantik, terlalu mudah khawatir, perhatian, dan sedikit

mudah putus asa. Mama menguasai olah raga basket. Karena itu,

Page 62: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

62

dia bisa mengimbangi Totto-chan yang kadang-kadang berlarian ke

sana kemari. Selain itu, mama adalah orang yang humoris tetapi

sabar. Segala kenakalan yang dilakukan anak tunggalnya bisa dia

atasi tanpa merasa tertekan. Mama jarang marah, karena dia tahu

kenakalan anak tunggalnya tersebut sebenarnya merupakan bagian

dari sifatnya yang memang sangat aktif. Mama menganggap

kenakalan Totto-chan sebagai bagian dari bakatnya. Karena itu,

ketika mama mengetahui tentang Tomoe Gakuen, dia langsung

memasukkan Totto-chan ke sekolah itu, dengan harapan agar dia

bisa mengembangkan sikap aktifnya itu dengan cara yang benar.

Dan harapan mama terkabul. Totto-chan merasa betah di Tomoe,

dan dia perlahan-lahan berubah menjadi anak perempuan yang

manis dan tenang, tapi tetap aktif.

3. Papa

Seorang komposer muda yang berguru pada komposer dunia

terkenal. Sikapnya tenang dan selalu memberi keputusan yang

bijaksana. Sangat sayang pada putri semata wayangnya, hingga

kadang-kadang bertindak tergesa-gesa bila menyangkut putrinya

tersebut. Papa pandai bermain biola, dan merupakan concertmaster

sebuah orkestra musik yang terkenal. Totto-chan sering diajak papa

ke gedung tempat orkestra papa berlatih.

Page 63: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

63

4. Sosaku Kobayashi

Kepala Sekolah SD Tomoe, tempat Totto-chan belajar. Orangnya

sudah separuh baya, dan memiliki kepala yang nyaris botak. Dia

paling suka duduk berjongkok apabila berbicara dengan murid agar

bisa memandang mata murid tersebut. Bijaksana, tenang, dan

sangat menyukai anak-anak, yang mendorongnya untuk

mendirikan SD Tomoe. Mr. Kobayashi banyak berkeliling dunia

dan mengunjungi banyak tempat untuk mengamati sistem sekolah

dan pembelajarannya. Sistem yang beliau pelajari tersebut

kemudian beliau terapkan di SD Tomoe. Banyak orang yang

menganggap sistem yang diterapkan Mr. Kobayashi tersebut tidak

masuk akal. Toh dia tetap kukuh dengan pendiriannya. Dan

kemudian terbukti, sistem pembelajaran yang dia terapkan berhasil,

dan banyak dari sistem tersebut yang kemudian diterapkan di

sekolah-sekolah Jepang.

b. Tokoh Tambahan Protagonis

1. Yasuaki Yamamoto

Teman pertama Totto-chan di Tomoe. Yasuaki-chan adalah

seorang anak lelaki yang berperawakan kecil dan lemah. Yasuaki-

chan menderita polio yang membuat kaki dan tangannya tidak

tumbuh dengan sempurna. Jari-jari tangannya yang panjang

tertekuk dan kelihatannya lengket satu sama lain. Meskipun

Page 64: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

64

menderita polio, Yasuaki-chan adalah anak yang ramah, pintar,

tenang, dan dewasa. Kedewasaannya tersebut membuat kagum

banyak orang, termasuk Mr. Kobayashi, sang Kepala Sekolah.

Yasuaki-chan memiliki satu yang rahasia yang hanya dia dan

Totto-chan yang tahu. Suatu hari, Totto-chan mengundang

Yasuaki-chan untuk naik ke pohonnya. Setiap anak di Tomoe

memiliki satu pohon di halaman sekolah yang dianggap sebagai

milik pribadi. Akan tetapi, karena polio yang dideritanya, Yasuaki-

chan tidak bisa memanjat pohon, dan karena itu dia tidak bisa

menyatakan pohon tertentu sebagai miliknya. Karena itu Totto-

chan mengundang Yasuaki-chan naik ke pohonnya. Totto-chan

menyeret tangga lipat dari gudang tukang kebun dan

menyandarkannya ke pohon miliknya. Yasuaki-chan berusaha

untuk memanjat tangga itu, tapi karena kaki dan tangannya sangat

lemah, dia tak bisa memanjat tangga itu tanpa bantuan. Melihat itu,

Totto-chan berusaha untuk mendorong Yasuaki-chan dari bawah.

Dengan usaha yang keras, akhirnya Yasuaki-chan bisa naik ke

pohon Totto-chan. Itulah saat pertama dan terakhir Yasuaki-chan

naik pohon. Dan itulah rahasia mereka berdua yang hanya

diketahui oleh mereka. Ketika mereka kelas tiga, Yasuaki-chan

meninggal. Pemakamannya dihadiri semua murid dan guru Tomoe.

Page 65: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

65

2. Istri Kepala Sekolah

Seorang wanita yang ramah dan keibuan. Anak-anak selalu

bertemu dia ketika makan siang. Dia selalu berjalan di belakang

Kepala Sekolah dengan memakai celemek putih dan membawa dua

wajan di tangannya. Saat Kepala Sekolah berkata, “Laut,” dia akan

menyendok dua chikuwa (sejenis bakso ikan berbentuk pajang

dengan lubang di tengahnya, mirip sedotan yang tebal) dari wajan

“Laut”. Dan jika Kepala Sekolah berkata, “Pegunungan,” maka dia

akan mengeluarkan beberapa potong kentang tumis kecap dari

wajan “Pegunungan”.

3. Akira Takahashi

Murid baru SD Tomoe yang datang setelah Totto-chan. Takahashi,

yang berasal dari Osaka, memiliki ukuran tubuh yang cenderung

kecil untuk anak laki-laki seumurannya. Kakinya sangat pendek

dan melengkung ke dalam. Pertumbuhan Takahashi sudah

berhenti, dan dia tahu akan hal tersebut. Dalam perjalanannya

menuju sekolah, Takahashi selalu diledek oleh anak-anak dari

sekolah lain. Pada awalnya dia merasa tertekan. Tetapi lama

kelamaan dia tetap ceria dan percaya diri karena dukungan dan

sikap ramah dari Kepala Sekolah dan teman-temannya.

4. Miyo Kaneko/Miyo-chan, putri Kepala Sekolah

Miyo-chan adalah putri ketiga Kepala Sekolah dan salah satu

sahabat terdekat Totto-chan yang berada di kelas yang sama

Page 66: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

66

dengannya. Sebagai anak Kepala Sekolah, Miyo-chan seringkali

memberi informasi baru seputar sekolah kepada teman-temannya.

Misalnya saja ketika akan ada gerbong tambahan yang datang pada

malam hari. Miyo-chan memberitahukan hal itu kepada teman-

temannya, termasuk Totto-chan.

5. Sakko Matsuyama

Sakko-chan adalah salah satu teman satu kelas Totto-chan yang

manis dan bermata lebar. Ketika pertama kali bertemu dengan

Totto-chan, dia mengenakan rok rangkapan bergambar kelinci.

Sakko-chan merupakan salah satu murid terpandai di Tomoe.

6. Taiji Yamanouchi

Murid Tomoe yang pandai fisika dan berhitung. Tai-chan sangat

suka melakukan banyak hal dengan gelas-gelas kimia di kelas dan

memberi tahu teman-temannya banyak hal baru. Tai-chan adalah

cinta pertama Totto-chan.

7. Kunio Oe

Oe adalah anak laki-laki yang menarik kepang Totto-chan. Dia

merupakan anak dari keluarga tradisional Jepang yang

menganggap anak laki-laki adalah yang paling penting di keluarga.

Karena itu, Oe sangat heran ketika dia diminta untuk minta maaf

pada Totto-chan, dan dinasehati agar selalu menjaga anak

perempuan oleh Kepala Sekolah.

Page 67: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

67

8. Kazuo Amadera

Amadera sangat menyukai binatang-binatang. Karena itu, dia

bercita-cita menjadi dokter hewan jika sudah dewasa kelak.

9. Aiko Saisho

Aiko memiliki keluarga yang sangat terpandang. Adik kakeknya

adalah Laksamana Togo yang termasyhur dalam perang Rusia-

Jepang, dan salah satu kerabatnya yang lain, Atsuko Saisho, adalah

penyair yang sangat terkenal di istana Kaisar Meiji. Tapi Aiko

tidak pernah menyebut-nyebut mereka dalam setiap percakapannya

dengan anak-anak yang lain.

10. Keiko Aoki

Keiko adalah anak yang menurut Totto-chan memiliki ayam yang

bisa terbang.

11. Yoichi Migita

Migita adalah teman sekelas Totto-chan yang selalu berjanji akan

membawakan teman-temannya kue pemakaman karena rasanya

yang menurutnya sangat enak.

12. Ryo-chan, penjaga sekolah

Ryo-chan adalah penjaga sekolah yang sangat disayangi semua

murid Tomoe. Ryo-chan dipanggil ke medan perang, tapi

kemudian kembali dengan selamat.

Page 68: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

68

13. Mr. Maruyama, Wakil Kepala Sekolah Tomoe

Mr. Maruyama, seperti namanya maruyama yang berarti bukit

bulat, memiliki kepala bulat sempurna tanpa sehelai rambut pun di

puncak kepalanya. Hanya ada sedikit rambut putih di bagian

belakang kepalanya, sejajar dengan telinga. Kacamatanya bundar.

Pipinya merah terang. Mr. Maruyama memiliki selera puisi yang

berbeda dengan Kepala Sekolah. Dia menyukai puisi Cina klasik,

dan suka mengutip puisi-puisi itu dengan suara yang dalam dan

tenang.

2. Penggambaran Latar

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar

meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi,

pemandangan, perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh,

waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual,

sosial, dan emosional tokoh.

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Dengan

demikian, pembaca merasa dipermudah untuk “mengoperasikan” daya

imajinasinya, di samping dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis

sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat

merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi latar yang

diceritakan sehingga merasa lebih akrab. Pembaca seolah-olah merasa

Page 69: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

69

menemukan dalam cerita itu sesuatu yang sebenarnya menjadi bagian

dirinya.34

Buku Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela mempunyai latar tempat di kota

kecil di Prefektur Tokyo pada zaman pra perang dunia kedua.

Penggambaran tempat yang paling sering muncul adalah SD Tomoe,

tempat Totto-chan belajar. Selain itu, ada juga penggambaran rumah

tempat Totto-chan dan keluarganya tinggal serta Kuil Kuhonbutsu, tempat

beberapa kegiatan murid-murid Tomoe dilakukan. Lingkungan sekitar

tempat tinggal Totto-chan merupakan kota kecil, akan tetapi masih banyak

memiliki wilayah persawahan. Hal itu tercermin di daerah antara rumah

dan sekolahnya yang berjarak satu stasiun. Antara stasiun Jiyugaoka,

tempat Totto-chan turun, dan Tomoe Gakuen, banyak terdapat sawah yang

luas.

Sedangkan untuk penggambaran waktu, buku Totto-chan :Gadis Kecil di

Jendela menggambarkan waktu selama Totto-chan belajar di SD Tomoe,

yaitu selama kurang lebih 4 tahun dengan rentang waktu antara tahun 1941

– 1945. Penceritaan lingkungan sosial dalam cerita bervariasi. Tokoh

utama, yaitu Totto-chan berasal dari keluarga menengah. Ayahnya

merupakan pemain biola yang bergabung dengan orkestra terkenal,

sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. Murid-murid Tomoe

sendiri berasal dari lingkungan sosial yang berbeda-beda. Ada yang

34 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1995, hal. 217

Page 70: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

70

berasal dari keluarga terkenal, ada pula yang berasal dari keluarga petani

biasa yang memiliki banyak anak.

3. Sudut Pandang/Pusat Pengisahan/Point of View

Bennison Gray membedakan pencerita menjadi pencerita orang pertama

dan pencerita orang ketiga.

1. Pencerita orang pertama (akuan) atau first person

Yang dimaksud sudut pandang orang pertama adalah cara bercerita di

mana tokoh pencerita terlibat langsung mengalami peristiwa-peristiwa

cerita. Ini disebut juga gaya penceritaan akuan.Gaya penceritaan akuan

dibedakan menjadi dua, yaitu

a. Pencerita akuan sertaan, yaitu pencerita akuan di mana

pencerita menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.

b. Pencerita akuan taksertaan, yaitu pencerita akuan di mana

pencerita tidak terlibat menjadi tokoh sentral dalam cerita

tersebut.

2. Pencerita orang ketiga (diaan) atau third person

Yang dimaksud sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang

bercerita di mana tokoh pencerita tidak terlibat dalam peristiwa-

peristiwa cerita. Sudut pandang orang ketiga ini disebut juga gaya

penceritaan diaan. Gaya pencerita diaan dibedakan menjadi dua, yaitu

a. Pencerita diaan serba tahu, yaitu pencerita diaan yang tahu

segala sesuatu tentang semua tokoh dan peristiwa dalam

Page 71: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

71

cerita. Tokoh ini bebas bercerita dan bahkan memberi

komentar dan penilaian terhadap tokoh cerita.

b. Pencerita diaan terbatas, yaitu pencerita diaan yang

membatasi diri dengan memaparkan atau melukiskan lakuan

dramatik yang diamatinya. Jadi seolah-olah dia hanya

melaporkan apa yang dilihatnya saja.

Sedangkan Jakob Sumardjo membagi point of view menjadi empat macam,

yaitu

a. Sudut penglihatan yang berkuasa (omniscient point of view).

Pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya.

b. Sudut penglihatan obyektif (objective point of view). Pengarang serba

tahu tetapi tidak memberi komentar apapun. Pembaca hanya disuguhi

pandangan mata, apa yang seolah dilihat oleh pengarang.

c. Point of view orang pertama. Pengarang sebagai pelaku cerita.

d. Point of view peninjau. Pengarang memilih salah satu tokohnya untuk

bercerita. Seluruh kejadian kita ikuti bersama tokoh ini.

Menurut Harry Shaw, sudut pandang dalam kesusastraan mencakup

a. Sudut pandang fisik. Yaitu sudut pandang yang berhubungan dengan

waktu dan ruang yang digunakan pengarang dalam mendekati materi

cerita.

Page 72: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

72

b. Sudut pandang mental. Yaitu sudut pandang yang berhubungan dengan

perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah atau peristiwa yang

diceritakannya.

c. Sudut pandang pribadi. Adalah sudut pandang yang menyangkut

hubungan atau keterlibatan pribadi pengarang dalam pokok masalah

yang diceritakan. Sudut pandang pribadi dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu pengarang menggunakan sudut pandang tokoh sentral, pengarang

menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, dan pengarang

menggunakan sudut pandang impersonal (di luar cerita).

Menurut Cleanth Brooks, fokus pengisahan berbeda dengan sudut

pandang. Fokus pengisahan merupakan istilah untuk pencerita, sedangkan

sudut pandang merupakan istilah untuk pengarang. Tokoh yang menjadi

fokus pengisahan merupakan tokoh utama cerita tersebut. Fokus

pengisahan ada empat, yaitu

a. Tokoh utama menyampaikan kisah dirinya.

b. Tokoh bawahan menyampaikan kisah tokoh utama.

c. Pengarang pengamat menyampaikan kisah dengan sorotan terutama

kepada tokoh utama.

d. Pengarang serba tahu.

Karena buku “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela” merupakan kisah

pengarang di waktu kecil, buku ini menggunakan sudut pandang orang

Page 73: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

73

pertama dan ketiga sekaligus, yaitu Totto-chan. Di mana si pengarang

menggunakan nama kecilnya, yaitu Totto-chan, sebagai alter ego dari

tokoh utama, yang tidak lain adalah pengarang sendiri di waktu kecil.

Pengarang mengambil sudut pandang pencerita diaan serba tahu, yaitu

pencerita diaan yang tahu segala sesuatu tentang semua tokoh dan

peristiwa dalam cerita. Tokoh ini bebas bercerita dan bahkan memberi

komentar dan penilaian terhadap tokoh cerita.

Pengarang menceritakan runtutan peristiwa yang dialami Totto-chan

dengan gaya Point of view peninjau di mana pengarang memilih salah satu

tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian kita ikuti bersama tokoh ini.

4. Alur Cerita/Plot

Alur adalah urutaan atau rangkaian peristiwa dalam cerita rekaan. Urutan

peristiwa dapat tersusun berdasarkan tiga hal, yaitu

a. Berdasarkan urutan waktu terjadinya. Alur dengan susunan peristiwa

berdasarkan kronologis kejadian disebut alur linear

b. Berdasarkan hubungan kausalnya/sebab akibat. Alur berdasarkan

hubungan sebab-akibat disebut alur kausal.

c. Berdasarkan tema cerita. Alur berdasarkan tema cerita disebut alur

tematik.

Struktur Alur

Setiap karya sastra tentu saja mempunyai kekhususan rangkaian ceritanya.

Namun demikian, ada beberapa unsur yang ditemukan pada hampir semua

Page 74: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

74

cerita. Unsur-unsur tersebut merupakan pola umum alur cerita. Pola umum

alur cerita adalah :

a. Bagian awal

1. paparan (exposition)

2. rangsangan (inciting moment)

3. gawatan (rising action)

b. Bagian tengah

4. tikaian (conflict)

5. rumitan (complication)

6. klimaks

c. Bagian akhir

7. leraian (falling action)

8. selesaian (denouement)

Bagian Awal Alur

Jika cerita diawali dengan peristiwa pertama dalam urutan waktu

terjadinya, dikatakan bahwa cerita itu disusun ab ovo. Sedangkan jika

yang mengawali cerita bukan peristiwa pertama dalam urutan waktu

kejadian dikatakan bahwa cerita itu dudun in medias res.

Penyampaian informasi pada pembaca disebut paparan atau eksposisi.

Jika urutan konologis kejadian yang disajikan dalam karya sastra disela

dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya, maka dalam cerita tersebut

terdapat alih balik/sorot balik/flash back.

Page 75: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

75

Sorot balik biasanya digunakan untuk menambah tegangan/gawatan, yaitu

ketidakpastian yang berkepanjangan dan menjadi-jadi. Dalam membuat

tegangan, penulis sering menciptakan regangan, yaitu proses menambah

ketegangan emosional, sering pula menciptakan susutan, yaitu proses

pengurangan ketegangan. Sarana lain yang dapat digunakan untuk

menciptakan tegangan adalah padahan (foreshadowing), yaitu

penggambaran peristiwa yang akan terjadi.

Bagian Tengah Alur

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan. Perkembangan dari gejala mula tikaian

menuju ke klimaks cerita disebut rumitan. Rumitan mempersiapkan

pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks. Klimaks adalah

puncak konflik antartokoh cerita.

Bagian Akhir Alur

Bagian sesudah klimaks adalah leraian, yaitu peristiwa yang menunjukkan

perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Selesaian adalah bagian akhir

atau penutup cerita.

Dalam membangun peristiwa-peristiwa cerita, ada beberapa faktor penting

yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting

tersebut adalah :

Page 76: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

76

a. faktor kebolehjadian (possibility). Yaitu peristiwa-peristiwa cerita

sebaiknya meyakinkan, tidak selalu realistik tetapi masuk akal.

Penyelesaian masalah pada akhir cerita sesungguhnya sudah

terkandung atau terbayang di dalam awal cerita dan terbayang pada

saat titik klimaks.

b. Faktor kejutan. Yaitu peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara

langsung ditebak/dikenali oleh pembaca.

c. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara

kebetulan terjadi.

Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan

peristiwa-peristiwa cerita menjadi dinamis.

Selain itu ada hal yang harus dihindari dalam alur, yaitu lanturan atau

digresi. Lanturan atau digresi adalah peristiwa atau episode yang tidak

berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan

yang sedang dihadapi dalam cerita.

Macam Alur

Pada umumnya orang membedakan alur menjadi dua, yaitu alur maju dan

alur mundur. Yang dimaksud alur maju adalah rangkaian peristiwa yang

urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian. Sedangkan yang

dimaksud alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak

sesuai dengan urutan waktu kejadian.

Page 77: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

77

Pembagian seperti itu sebenarnya hanyalah salah satu pembagian jenis alur

yaitu pembagian alur berdasarkan urutan waktu. Secara lebih lengkap

dapat dikatakan bahwa ada tiga macam alur, yaitu

a. alur berdasarkan urutan waktu

b. alur berdasarkan urutan sebab-akibat

c. alur berdasarkan tema. Dalam cerita yang beralur tema setiap peristiwa

seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita

tersebut masih dapat dipahami.

Berdasarkan urutan waktu, buku “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela”

menggunakan alur progresif atau maju. Peristiwa-peristiwa yang

dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti oleh

peristiwa-peristiwa kemudian. Buku ini bercerita tentang masa-masa

sekolah Totto-chan di Tomoe Gakuen. Kebanyakan cerita berkisar pada

kegiatan-kegiatan yang dilakukannya selama bersekolah, dan ditambah

dengan beberapa kegiatan yang dilakukannya bersama keluarganya.

Susunan buku yang mirip sekumpulan cerita pendek, ditulis secara

kronologis, namun dapat dibaca terpisah, sangat memudahkan pembaca

yang hanya memiliki sedikit waktu luang. Alur cerita yang menarik yang

dibumbui tingkah laku lucu seorang anak, teknik penterjemahan yang

bagus dan pembagian buku menjadi bagian-bagian cerita yang panjangnya

kebanyakan kurang dari 4 halaman, membuat buku ini enak dibaca dan

mudah dimengerti, termasuk bagi anak-anak.

Page 78: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

78

5. Tema dan Amanat

Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya

sastra. Ada beberapa macam tema, yaitu :

a. Ada tema didaktis, yaitu tema pertentangan antara kebaikan dan

kejahatan

b. Ada tema yang dinyatakan secara eksplisit

c. Ada tema yang dinyatakan secara simbolik

d. Ada tema yang dinyatakan dalam dialog tokoh utamanya

Dalam menentukan tema cerita, pengarang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain :

a. minat pribadi

b. selera pembaca

c. keinginan penerbit atau penguasa

Kadang-kadang terjadi perbedaan antara gagasan yang dipikirkan oleh

pengarang dengan gagasan yang dipahami oleh pembaca melalui karya

sastra. Gagasan sentral yang terdapat atau ditemukan dalam karya sastra

disebut makna muatan, sedangkan makna atau gagasan yang dimaksud

oleh pengarang (pada waktu menyusun cerita tersebut) disebut makna

niatan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan makna niatan kadang-kadang

tidak sama dengan makna muatan, yaitu :

Page 79: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

79

a. Pengarang kurang pandai menjabarkan tema yang dikehendakinya di

dalam karyanya.

b. Beberapa pembaca berbeda pendapat tentang gagasan dasar suatu

karya.

Yang diutamakan dalam sebuah karya sastra adalah bahwa penafsiran itu

dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya unsur-unsur di dalamnya

yang menunjang tafsiran tersebut.

Dalam suatu karya sastra ada tema sentral dan ada pula tema sampingan.

Yang dimaksud tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh

rangkaian peristiwa dalam cerita. Yang dimaksud tema sampingan adalah

tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.

Ada tema yang terus berulang dan dikaitkan dengan tokoh, latar, serta

unsur-unsur lain dalam cerita. Tema semacam itu disebut leitmotif.

Leitmotif ini mengantar pembaca pada suatu amanat. Amanat adalah

ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui

karyanya. Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara

memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang

cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan penyampaian

seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan

dengan gagasan utama cerita.

Buku “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela” sendiri mengedepankan tema

pendidikan humanis, di mana pendidikan tersebut menempatkan murid

sebagai pusat pengajaran (student centered learning) secara manusiawi

Page 80: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

80

dan unik. Artinya, acuan yang digunakan untuk menjalankan pengajaran di

sekolah tidak terletak pada selesai atau tidak selesainya materi sesuai

kurikulum, atau bagaimana guru harus terus-menerus dipatuhi, melainkan

mengacu pada pemenuhan kebutuhan masing-masing siswa akan

pengetahuan. Metode pengajaran humanistik memandang murid bukan

sebagai obyek dari suatu sistem pengajaran, melainkan subyek yang

dilayani oleh suatu sistem pengajaran. Titik beratnya adalah

perkembangan emosional siswa.

Dengan begitu, sang siswa tidak hanya akan mandiri dan dewasa secara

teknis dan praktis, akan tetapi juga dapat dewasa secara emosional.

Sekolah adalah sebuah tempat yang mengasyikkan untuk membina potensi

diri dan belajar menikmati interaksi dengan orang lain. Itulah yang dicita-

citakan oleh Kepala Sekolah Tomoe, Sosaku Kobayashi.

Page 81: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

81

D. SINOPSIS

Totto-chan adalah seorang gadis cilik yang sedang memulai masa-masa

sekolah dasarnya. Oleh mamanya, ia dimasukkan ke sebuah sekolah dasar yang

pada akhirnya mengeluarkan Totto-chan saat ia masih menjalani tahun

pertamanya karena ibu gurunya menganggap Totto-chan adalah anak yang nakal.

Suka membuka-tutup mejanya berkali-kali, berdiri di depan jendela kelas dan

memanggil pemusik jalanan, dan menggambari meja adalah beberapa contoh

kelakuannya yang membuat ibu gurunya kehilangan kesabaran.

Mama Totto-chan yang bijaksana mengajak Totto-chan pindah ke sekolah

lain tanpa mengatakan bahwa ia dikeluarkan dari sekolahnya yang lama. Sekolah

baru tersebut bernama Tomoe Gakuen. Sekolah ini memiliki banyak keunikan.

Salah satunya adalah ruang kelasnya yang tidak lain adalah gerbong-gerbong

kereta api yang sudah tidak lagi terpakai. Di sekolah inilah Totto-chan

mendapatkan pengalaman-pengalaman luar biasa dan bertemu dengan orang-

orang yang tidak akan dilupakan seumur hidupnya.

Kepala sekolah, Sosaku Kobayashi, adalah seorang pendidik yang baik

dan bijaksana. Ia menerapkan sistem pendidikan di sekolahnya, Tomoe Gakuen,

berbeda dari sekolah-sekolah konvensional di Jepang lainnya. Ia memang telah

belajar bertahun-tahun, salah satunya di Eropa, sebelum kemudian ia mendirikan

Tomoe Gakuen. Ia mendidik murid-muridnya dengan "menyerahkan"nya pada

alam dan membiarkan mereka tumbuh sesuai kepribadian dan talentanya masing-

masing. Ia selalu berusaha memahami murid-muridnya dan membuat mereka

Page 82: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

82

senang. Inilah yang membuat Totto-chan dan teman-temannya begitu dekat

dengan Mr. Kobayashi sampai-sampai menganggapnya sebagai teman.

Di sekolah ini Totto-chan berjumpa dengan teman-teman yang baik antara

lain Yasuaki-chan yang terkena polio sejak kecil, Sakko-chan, Miyo-chan yang

adalah putri ketiga Kepala Sekolah, Aiko Saisho yang keluarganya adalah salah

satu keluarga terkenal di Jepang, si ahli fisika Tai-chan yang juga menjadi cinta

pertama Totto-chan, Oe yang menarik kepang Totto-chan, Takahashi yang

memiliki kelainan fisik, dan lain-lain. Walaupun beberapa di antara mereka

memiliki kekurangan fisik, mereka mampu saling menghargai dan saling

mendukung.

Totto-chan menjalani masa-masa sekolah bersama teman-temannya

dengan perasaan senang. Setiap hari ia mendapatkan pengalaman-pengalaman

yang berkesan. Contohnya seperti pengalaman berkemah di aula sekolah,

berenang di kolam renang sekolah, dan ketika mengajak sahabatnya yang

menderita polio, Yasuaki-chan, memanjat pohon. Suatu saat kegembiraan ini

mulai terkikis perlahan, mulai dari meninggalnya Yasuaki-chan, kesulitan Papa

dalam mencari nafkah ketika perang mulai berkecamuk, hilangnya Rocky, anjing

kesayangan Totto-chan, hingga pada akhirnya terbakarnya sekolah Tomoe

Gakuen pada tahun 1945 akibat serangan dari pesawat-pesawat Amerika. Akan

tetapi, masa-masa sekolah dasar ini takkan pernah dilupakan oleh Totto-chan

seumur hidupnya.

Kelak, ketika sudah dewasa, Totto-chan yang memiliki nama lengkap

Tetsuko Kuroyanagi menulis buku yang dinyatakan sebagai kumpulan

Page 83: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

83

pengalaman pribadinya selama bersekolah di Tomoe. Buku itu ditulis sebagai

pengganti janji yang pernah diucapkannya kepada Kepala Sekolah untuk menjadi

guru di Tomoe. Sebuah janji yang tidak tercapai karena Tomoe musnah terbakar

sewaktu terjadi serangan bom di Tokyo tahun 1945, pada saat Perang Dunia

Kedua berkecamuk. Dia berharap buku ini akan menyebarkan ide-ide Kobayashi,

Sang Kepala Sekolah, tentang metode pendidikan yang mendasarkan diri pada

menemukan watak baik seorang anak dan mengembangkannya sehingga tumbuh

menjadi seorang dewasa dengan kepribadian yang khas.

Page 84: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

84

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Novel merupakan sebuah struktur organisme yang kompleks, unik, dan

mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Hal inilah, antara lain, yang

menyebabkan sulitnya kita, pembaca, untuk menafsirkannya. Untuk itu,

diperlukan suatu upaya untuk dapat menjelaskannya, dan biasanya, hal itu disertai

bukti-bukti hasil kerja analisis. Dengan demikian, tujuan utama kerja analisis

kesastraan, fiksi, puisi, ataupun yang lain, adalah untuk memahami secara lebih

baik karya sastra yang bersangkutan, di samping untuk membantu menjelaskan

pembaca yang kurang dapat memahami karya itu. Manfaat yang akan terasa dari

kerja analisis itu adalah jika kita membaca ulang karya-karya kesastraan yang

dianalisis itu, baik karya-karya itu dianalisis sendiri maupun oleh orang lain.

Namun tentu saja, analisis itu haruslah merupakan analisis yang baik, teliti, kritis,

dan sesuai dengan hakikat karya sastra.35

Untuk memudahkan proses analisis, disajikan data berupa kalimat-kalimat

yang telah dipilih sesuai dengan kategori yang ditentukan berkenaan dengan

sistem pendidikan kontemporer Sekolah Tomoe dalam buku “Totto-chan : Gadis

Cilik di Jendela”. Kalimat-kalimat tersebut kemudian dimaknai melalui metode

yang telah dipilih, yaitu metode semiotika. Pemaknaan kalimat-kalimat yang telah

dipilih tersebut merupakan dasar intepretasi dari sistem pendidikan yang

diterapkan oleh Sosaku Kobayashi di Sekolah Tomoe. 35 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fisik. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1995, hal. 31 - 32

Page 85: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

85

1) Objek-Objek Novel Yang Di Analisa

Objek-objek novel yang akan dianalisa berupa kalimat-kalimat yang telah

dipilih sesuai dengan kategori yang ditentukan berkenaan dengan sistem

pendidikan humanistik yang diterapkan di Tomoe Gakuen. Pada pembahasan ini,

interpretasi dilakukan menurut urutan halaman novel tersebut. Cara ini ditempuh

agar analisa lebih efisien dan lebih jelas, sehingga makna yang tercermin dalam

kalimat-kalimat yang telah dipilih bisa dipahami dengan lebih mudah.

2) Analisa Data

Pada tahap analisa data ini, penulis menggunakan metode signifikasi dua

tahap Roland Barthes. Semiotik yang dikembangkan Barthes disebut dengan

semiotika konotatif. Terapannya pada karya sastra tidak sekadar membatasi diri

pada analisis secara semiosis, tetapi juga menerapkan pendekatan konotatif pada

berbagai gejala kemasyarakatan. Di dalam karya sastra ia mencari arti ’kedua’

yang tersembunyi dari gejala struktur tertentu. Barthes mengembangkan teori

tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal

dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi

yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.

Analisa data-data tersebut adalah sebagai berikut :

No. Penyajian Data Makna Denotasi Makna Konotasi

1. Yang paling aneh dari

sekolah ini adalah

pelajarannya. (hal 37)

Tomoe Gakuen

memiliki peraturan

yang berbeda dari

sekolah-sekolah lain

Murid diberi kebebasan

untuk mengembangkan

bakatnya masing-masing.

Murid tidak dikekang

Page 86: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

86

dalam menentukan

mata pelajaran yang

akan diikuti murid-

muridnya.

untuk melakukan hal yang

ditentukan, mekainkan

diberi kebebasan

sepenuhnya untuk memilih

yang menarik hatinya.

Dengan pemberian

kebebasan ini, murid akan

lebih bisa

mengembangkan bakat

dan minatnya pada hal

tertentu tanpa merasa

terkekang.

2. Sekarang tiba waktunya

untuk “sesuatu dari laut

dan sesuatu dari

pegunungan”, jam makan

siang yang sudah dinanti-

nantikan Totto-chan

dengan tidak sabar. (hal

41)

Murid-murid Tomoe

diwajibkan

membawa dua jenis

makanan sebagai

menu makan siang

mereka, yaitu

makanan yang

bahannya berasal

dari laut dan

pegunungan.

Pengaturan gizi akan lebih

baik jika dimulai sejak

anak-anak. Daripada

makan sesuatu yang

banyak dan mahal, tapi

tidak bergizi, akan lebih

baik bila anak dibiasakan

makan makanan yang

sederhana namun lengkap

gizinya, agar

perkembangan mereka

bagus, dan mereka dapat

menerima pelajaran

dengan baik di sekolah.

3. Biasanya orang mulai

makan dengan berkata,

“Itadakimasu” (selamat

makan), tapi di Tomoe

Setiap makan siang,

murid-murid Tomoe

selalu melakukan

ritual yang sama,

Anak-anak perlu

dibiasakan untuk makan

bersama dengan hati riang.

Apabila mereka makan

Page 87: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

87

Gakuen lain. (hal. 46) yaitu menyanyi

bersama-sama.

Mereka

menyanyikan lagu

riang. Baru setelah

lagu tersebut

dinyanyikan, mereka

mengucapkan

“Itadakimasu”

kemudian menikmati

bekal makan siang

yang telah disiapkan

oleh orang tua

masing-masing.

bersama dengan hati yang

riang, mereka tidak akan

mempermasalahkan apa

yang mereka makan,

apakah makanan itu mahal

atau tidak. Apakah

makanan itu banyak atau

tidak. Yang paling penting

adalah mereka mengerti

tentang makanan yang

sehat dan bernilai gizi

tinggi yang mereka

butuhkan untuk tumbuh

dan berkembang.

4. Seperti yang akan

diketahuinya kemudian,

jika di pagi hari murid-

murid bekerja keras dan

menyelesaikan semua tugas

dalam daftar yang ditulis

guru di papan tulis,

biasanya mereka diijinkan

berjalan-jalan setelah

makan siang. (hal. 48)

Apabila di pagi dan

siang harinya murid-

murid telah giat

mengikuti pelajaran

dan belajar dengan

tekun, maka mereka

boleh memilih apa

yang ingin

dilakukan. Biasanya

mereka akan

memilih untuk

berjalan-jalan di

sekitar Tomoe.

Setiap hal yang baik akan

mendapatkan balasan yang

baik pula. Berlaku juga

sebaliknya, hal yang buruk

akan mendapatkan balasan

yang buruk pula. Karena

para murid telah

melakukan tugas mereka

dengan baik, mereka

berhak mendapatkan

hadiah yang

menyenangkan hati

mereka. Mereka bebas

meminta hadiah apa pun

yang mereka inginkan.

5. Setelah berjalan kira-kira Sambil berjalan- Belajar tidak harus di

Page 88: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

88

sepuluh menit, Guru

berhenti. Dia menunjuk

beberapa kuntum bunga

berwarna kuning dan

berkata, “Lihat bunga

sesawi itu. Kalian tahu

mengapa bunga-bunga

mekar?”

(hal. 49)

jalan di sekitar

sekolah, murid-

murid tanpa sadar

belajar tentang

pendidikan biologi.

Guru mengarahkan

murid pada hal yang

banyak terjadi secara

alami sebagai contoh

yang mudah

dimengerti.

dalam kelas. Belajar dapat

dilakukan di mana saja

dan kapan saja, tanpa

terpengaruh ruang dan

waktu. Murid akan lebih

bisa memahami pelajaran

yang diberikan apabila

disertai dengan praktik

secara langsung.

6. Kepala Sekolah mendekat

dan berkata ramah, “Kau

akan mengembalikan

semuanya kalau sudah

selesai, kan?” Kemudian

pria itu pergi lagi, seperti

sebelumnya.

“Ya,” jawab Totto-chan

riang, sambil terus bekerja.

(hal. 58)

Kepala Sekolah

sama sekali tidak

memarahi Totto-

chan ketika ia

mengeluarkan isi bak

penampung kotoran.

Beliau hanya

berpesan untuk

memasukkan

kembali semuanya

setelah Totto-chan

selesai. Dan Totto-

chan menyanggupi

permintaannya

tersebut.

Setiap orang harus

bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang dia

lakukan, baik maupun

buruk. Meskipun dia

masih kecil, apabila dia

melakukan kesalahan dia

harus tetap

mempertanggungjawabkan

perbuatannya tersebut.

7. Kemudian, seakan bisa

membaca pikirannya,

Kepala Sekolah berkata,

“Jangan pikirkan baju

Semua murid Tomoe

selalu berenang

tanpa busana. Hal

tersebut merupakan

Kepala Sekolah ingin

memastikan anak-anak

mengerti bahwa semua

manusia itu diciptakan

Page 89: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

89

renang. Pergi dan lihatlah

di Aula.” (hal. 71)

ide dari Kepala

Sekolah agar anak-

anak tidak merasa

canggung satu sama

lain. Terutama anak-

anak seperti

Yasuaki-chan dan

Takahashi yang

memiliki kekurangan

secara fisik.

sama, tidak peduli

bagaimanapun bentuk

fisiknya. Manusia

merupakan makhluk yang

diciptakan oleh Tuhan,

sama seperti hewan dan

tumbuhan.

8. “Kita akan berkemah

besok. Datanglah ke

sekolah besok sore dengan

membawa selimut dan

piama,” begitu tertulis

dalam pesan dari Kepala

Sekolah yang dibawa

pulang Totto-chan dan

ditunjukkan kepada Mama.

(hal. 76)

Semua murid Tomoe

berkemah di sekolah

untuk menyambut

musim panas.

Kepala Sekolah

mengadakan acara

berkemah dengan tujuan

untuk memberikan

pengalaman baru kepada

anak-anak, yaitu

pengalaman tidur di luar

rumah. Dengan tidur di

sekolah, anak-anak akan

menjadi terbiasa apabila

kelak mereka perlu berada

jauh dari orang tua. Hal

tersebut merupakan

pengalaman baru yang

diberikan pada para murid

untuk kepentingan masa

depan mereka kelak.

9. Pada malam mereka

berkemah di Aula, Kepala

Sekolah mengumumkan,

Anak-anak Tomoe

mengisi liburan

musim panas dengan

Anak-anak diajarkan

untuk mengisi liburan

musim panas dengan

Page 90: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

90

“Kita akan mengadakan

Tes Keberanian di Kuil

Kuhonbutsu, malam hari.

Siapa yang mau jadi hantu,

tunjuk tangan!” (hal. 85)

mengadakan Tes

Keberanian.

kegiatan yang positif

sebanyak mungkin, tanpa

menghilangkan

kegembiraan mereka.

Selain itu, secara tidak

langsung mereka diajarkan

untuk melatih keberanian

dengan keluar dari rumah

pada malam hari.

10. Acara piknik akan dinamai

“Sekolah di Pantai”, di

suatu tempat bernama Toi,

di Semenanjung Izu,

Shizuoka. (hal. 94)

Seperti semua

kegiatan yang

dilakukan di Tomoe,

acara pikniknya pun

tergolong unik.

Mereka tidak pergi

berpiknik ke kebun

binatang atau

museum, akan tetapi

piknik ke pemandian

air panas.

Kepala Sekolah dengan

sengaja mengganti acara

piknik yang biasa dengan

pergi ke pemandian air

panas. Acara piknik itu

dilakukan untuk belajar

tentang kehidupan di

pantai, juga untuk

pembelajaran kesehatan

dan menambah

pengalaman.

11. “Dengar baik-baik,” kata

Kepala Sekolah ketika

semua sudah berkumpul.

“Kita akan naik kereta, lalu

naik kapal. Aku tak ingin

sampai ada yang tersesat.

Mengerti? Baik, kita

berangkat sekarang!”

(hal. 95)

Di atas kereta dalam

perjalanan menuju

Izu, semua murid

tetap menjaga

kesopanan mereka

meskipun tidak ada

yang memberitahu

mereka sebelumnya.

Kepala Sekolah ingin

mengajarkan pada para

muridnya bahwa di

manapun kita berada, kita

harus selalu menjaga

kesopanan, baik untuk diri

kita sendiri maupun untuk

orang lain.

12. Tidak seperti berkemah di Selama murid-murid Secara tidak langsung,

Page 91: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

91

dalam Aula atau mengikuti

Tes Keberanian, tiga hari

di Pemandian Air Panas

Toi memberi mereka

pengalaman hidup yang

benar-benar nyata. (hal.97-

98)

kelas satu Tomoe

berpiknik di Izu,

mereka tidak hanya

belajar tentang

kesehatan dan

kehidupan di pantai.

Mereka juga belajar

tentang tolong

menolong sesama

manusia dan

berkomunikasi

dengan penduduk

sekitar.

murid-murid Tomoe

belajar untuk

bermasyarakat. Mereka

belajar banyak hal-hal

baru yang pasti berguna

untuk kehidupan

bermasyarakat mereka

kelak.

13. Selain cara pengajaran

yang berbeda dengan

sekolah-sekolah biasa,

sebagian besar jam

pelajaran di Tomoe diisi

dengan pelajaran musik.

(hal. 100)

Hampir semua mata

pelajaran di Tomoe

diiringi dengan

musik. Kepala

Sekolah

mengadaptasi

pendidikan irama

khusus yang

bernama euritmik.

Belajar dengan musik

akan lebih menyenangkan.

Karena dengan musik,

pikiran akan lebih santai

dan tidak tegang. Dengan

musik, suasana belajar

juga akan terasa lebih

santai dan menyenangkan

sehingga murid akan dapat

lebih mudah menerima

pelajaran yang diajarkan

para guru.

14. Pada hari pertama datang

ke Tomoe Gakuen, Totto-

chan melihat nama sekolah

itu dan bertanya pada

Mama, “Apa artinya

Kepala Sekolah

menggunakan nama

Tomoe yang

memiliki makna

khusus, yang

Keseimbangan dalam

segala hal diperlukan

untuk mencapai hasil yang

maksimal.

Page 92: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

92

Tomoe?” (hal. 104-105) menggambarkan

keinginan Kepala

Sekolah untuk

murid-muridnya,

yaitu keseimbangan

antara tubuh dan

pikiran untuk

menyerap segala

ilmu yang diberikan.

15. Kepala Sekolah selalu

meminta para orangtua

agar menyuruh anak-anak

mereka mengenakan

pakaian paling usang untuk

bersekolah di Tomoe. (hal.

111)

Agar dapat belajar

dan bermain dengan

bebas, Kepala

Sekolah tidak

membolehkan

murid-muridnya

untuk memakai

pakaian bagus dan

rapi ke sekolah.

Murid-murid Tomoe

dibebaskan untuk tidak

takut mencoba hal-hal

yang baru dan unik.

Mereka tidak harus tampil

rapi dan necis apabila

pergi ke sekolah seperti

murid-murid sekolah lain.

Dengan begitu, mereka

akan merasa bebas untuk

mengekspresikan diri

mereka sendiri.

16. Pada suatu siang hari

Kepala Sekolah berkata,

“Kurasa kita semua harus

belajar berbicara lebih

baik. Bagaimana menurut

kalian?” (hal. 121-122)

“Kalian tak perlu merasa

harus jadi pembicara yang

baik,” katanya. (hal. 122)

Semua murid Tomoe

diajarkan untuk

berbicara di depan

Kepala Sekolah dan

teman-teman mereka

sesama murid

Tomoe setelah

makan siang.

Kepala Sekolah melatih

anak-anak untuk tidak

canggung berhadapan

dengan orang, baik orang

dewasa maupun orang

yang seumur. Mereka

dilatih untuk berani tampil

di depan umum untuk

bekal mereka saat terjun

Page 93: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

93

ke masyarakat.

17. Hari olahraga di Tomoe

diadakan setiap tahun pada

tanggal 3 November. (hal.

131)

Kepala Sekolah

sangat serius dalam

memikirkan cara

agar Hari Olahraga

berjalan dengan

lancar tanpa

halangan yang

berarti.

Kepala Sekolah

menginginkan murid-

muridnya untuk

menikmati hasil jerih

payah mereka dalam

mempersiapkan Hari

Olahraga yang sangat

dinanti-nanti. Karena itu,

dia menggunakan ilmu

alam untuk menentukan

hari terbaik untuk

menyelenggarakannya.

18. Seperti semua hal lain yang

dilakukan secara berbeda

di Tomoe, begitu pula Hari

Olahraga mereka yang

unik. (hal. 131)

Lomba-lomba yang

diadakan pada Hari

Olahraga di Tomoe

berbeda dari

sekolah-sekolah lain.

Kepala Sekolah

memaksimalkan

kegunaan barang

yang sekilas tidak

berguna, dan

berhasil menciptakan

berbagai jenis lomba

yang menarik dan

unik, khas Tomoe.

Semua barang pasti

memiliki kegunaan

tertentu. Tergantung dari

cara manusia

menggunakannya, barang

bekas pun bisa digunakan

untuk berbagai macam

kegunaan.

19. Hadiah-hadiah untuk para

juara juga khas hasil

pemikiran Kepala Sekolah.

Hadiah-hadiah untuk

semua cabang

olahraga yang diikuti

Hadiah tidak harus berupa

barang yang mahal.

Barang yang sederhana

Page 94: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

94

(hal. 136) para murid

merupakan ide

Kepala Sekolah

sendiri.

pun bisa dijadikan hadiah

yang berguna.

20. Kepala Sekolah pasti

mendengar keluhan mereka

karena dia menemui anak-

anak sambil membawa

wortel, lobak, dan

bermacam-macam sayuran

lainnya. (hal. 137)

Kepala Sekolah

menganjurkan

murid-murid yang

mendapatkan hadiah

tersebut untuk

membawanya pulang

ke rumah dengan

bangga, karena

hadiah-hadiah itu

merupakan hasil

jerih payah mereka

sendiri.

Sejak dini anak sudah

diajarkan untuk

mengetahui betapa

sulitnya menafkahi

keluarga sekaligus

mengajari mereka untuk

berlatih menafkahi

keluarga dengan hasil jerih

payah pertama mereka.

21. Tak diragukan lagi,

khususnya, dia pasti

membayangkan Takahashi

– yang meja makannya

akan penuh dengan aneka

masakan sayuran Hadiah

Juara Pertama. (hal. 137)

Lomba-lomba unik

yang diciptakan

Kepala Sekolah

diatur sedemikian

rupa agar semua

murid Tomoe,

termasuk yang

memiliki kekurangan

fisik, dapat

melakukannya

dengan mudah.

Kepala Sekolah memupuk

rasa percaya diri murid-

murid yang memiliki

kekurangan agar mereka

tidak minder dengan

teman-temannya yang

normal.

Page 95: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

95

22. Walaupun sistem

pendidikan yang diterapkan

Mr. Kobayashi sungguh

unik, sebenarnya dia

banyak dipengaruhi

gagasan-gagasan dari

Eropa dan Negara-negara

lain. (hal. 149)

Hal-hal yang

diterapkan Kepala

Sekolah di Tomoe

sebenarnya

merupakan hal yang

sudah biasa di Eropa

dan Negara-negara

lain.

Sistem pembelajaran di

Tomoe fleksibel dan tidak

kolot karena banyak

dipengaruhi oleh sistem

pembelajaran Negara-

negara Eropa yang

merupakan Negara-negara

liberal dan maju.

23. Pada pagi hari tanggal 14

Desember, setelah semua

murid berkumpul di Aula,

Mr. Maruyama

menyampaikan

pengumuman yang

bunyinya begini :

“Tepat pada hari ini,

hampir dua setengah abad

yang lalu, Empat Puluh

Tujuh Ronin melaksanakan

balas dendam mereka yang

termasyhur. Jadi hari ini

kita akan mengunjungi Kuil

Sengakuji dan berziarah ke

makam mereka. Orangtua

kalian sudah diberitahu.”

(hal. 149-150)

Ketika hari

peringatan kematian

Empat Puluh Tujuh

Ronin tiba, murid-

murid Tomoe

mengganti acara

jalan-jalan mereka

yang biasa dengan

pergi berziarah ke

kuil di mana ke

empat puluh tujuh

ronin tersebut

dimakamkan.

Selain untuk mengingat

jasa para ronin, acara

ziarah ke makam tersebut

juga merupakan

pembelajaran tentang

sejarah Jepang. Sangat

penting untuk

mengajarkan tentang kisah

para pahlawan yang telah

banyak berjasa, agar para

murid bisa menghargai

dan berterima kasih pada

para pahlawan tersebut

karena telah memberikan

seluruh jiwa raga mereka

demi Jepang.

24. Mr. Kobayashi duduk lalu

menyuruh Totto-chan

duduk di depannya. Seperti

biasa, tanpa memedulikan

Ketika rambut

berkepang Totto-

chan ditarik seorang

murid lelaki, Kepala

Seorang perempuan akan

terlihat lebih menarik jika

ia tersenyum. Kepala

Sekolah menghibur Totto-

Page 96: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

96

giginya yang ompong, dia

tersenyum.

“Jangan menangis,”

katanya. “Rambutmu

tampak manis.” (hal. 158)

Sekolah

menghiburnya

dengan memuji

rambut tersebut.

chan agar tidak menangis

lagi sekaligus

membangkitkan rasa

percaya dirinya sebagai

seorang perempuan yang

akan beranjak remaja dan

secara pasti akan menjadi

wanita dewasa.

25. Selain itu, Kepala Sekolah

telah menasehati Oe bahwa

anak-anak perempuan

harus dijaga. (hal. 159)

Kepala Sekolah

menasehati Oe

dengan nada biasa,

tapi menekankan

bahwa seorang lelaki

harus melindungi

dan menjaga wanita.

Lelaki dan perempuan

diciptakan sebagai

makhluk yang memiliki

hak dan kewajiban yang

sama. Akan tetapi, seorang

lelaki tetap harus menjadi

pemimpin keluarga yang

tugasnya melindungi

anggota keluarganya

tersebut.

26. “Pelajaran pertama hari

ini kita jadikan pelajaran

perpustakaan saja!” teriak

anak-anak kegirangan.

“Itukah yang kalian

inginkan?” kata Kepala

Sekolah, sambil tersenyum

gembira melihat anak-anak

sangat bersemangat.

“Baiklah, mengapa tidak?”

(hal. 164)

Ketika deretan

gerbong di sekolah

ditambah untuk

digunakan sebagai

perpustakaan, semua

murid langsung

memutuskan bahwa

mata pelajaran

pertama hari itu

adalah mata

pelajaran membaca.

Kepala Sekolah berusaha

agar semua murid Tomoe

terbiasa membaca dari

kecil. Dengan giat

membaca, para murid bisa

menambah pengetahuan

sekaligus menghibur diri

dengan berbagai macam

bacaan.

27. Di Tomoe, anak-anak Murid Tomoe Dengan diberi kebebasan

Page 97: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

97

diizinkan mengerjakan

pelajaran menurut urutan

yang mereka sukai. Mereka

dilatih untuk

berkonsentrasi, tak peduli

apa pun yang terjadi di

sekeliling mereka. (hal.

165)

diberikan kebebasan

untuk memilih

urutan pelajaran

yang diinginkan.

Karena mereka

melakukan hal yang

mereka pilih sendiri,

mereka

melakukannya

dengan hati yang

gembira dan bisa

berkonsentrasi penuh

pada hal tersebut.

memilih, murid Tomoe

akan lebih bisa

mengembangkan bakat

dan minatnya, karena

mereka akan melakukan

apa yang mereka anggap

paling menarik dengan

bersemangat. Dan apabila

dilatih dengan benar,

anak-anak pun akan bisa

berkonsentrasi pada satu

hal tanpa terganggu.

28. Totto-chan tak pernah lupa

bagaimana Kepala Sekolah

memarahi wali kelasnya di

dapur, bukan di ruang guru

atau di depan guru-guru

lain. (hal. 170)

Kepala Sekolah

memarahi si guru di

dapur agar guru lain

dan murid-murid

tidak melihatnya.

Seseorang tidak boleh

mengomentari bentuk

tubuh orang lain, terutama

orang-orang yang

memiliki kekurangan. Dan

seseorang yang berada di

puncak pimpinan tidak

boleh bertindak semena-

mena pada bawahannya.

29. Di sekolah dasar biasa,

guru yang akan

mengajarkan sesuatu

kepada murid-murid harus

punya ijazah guru. Tapi

Mr. Kobayashi tidak peduli

pada hal-hal formal seperti

itu. Menurutnya, lebih baik

Agar murid Tomoe

lebih memahami

ilmu pertanian,

Kepala Sekolah

meminta salah satu

petani dari sekitar

sekolah mengajari

mereka secara

Berguru tidak harus

kepada seorang guru.

Orang yang memiliki

pengalaman dalam

berbagai hal pun bisa

menjadi guru yang baik.

Dan akan lebih baik

apabila kita memberikan

Page 98: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

98

anak-anak belajar sesuatu

dengan langsung

mengerjakannya. (hal. 178)

langsung. Si petani

merupakan seorang

petani biasa yang

tidak memiliki ijazah

ilmu pertanian.

contoh secara langsung

kepada anak-anak. Dengan

cara itu, mereka akan bisa

lebih memahami apa yang

kita ajarkan karena mereka

melihat dan melakukannya

secara langsung.

30. Guru itu menjelaskan

sambil memberikan contoh

nyata.

Tangannya yang kasar dan

kekar merupakan bukti

bahwa apa yang

dikatakannya kepada anak-

anak dan semua

pengetahuannya diperoleh

dari pengalaman. (hal.

179)

Meskipun si petani

tidak memiliki ijazah

resmi sebagai guru,

dia bisa menjelaskan

segala hal yang

diketahuinya tentang

dunia pertanian

kepada para murid

karena dia sudah

memiliki

pengalaman

bertahun-tahun

sebagai petani.

Pengalaman merupakan

guru yang terbaik. Dengan

pengalaman, seseorang

akan mampu menjadi yang

lebih baik dalam berbagai

hal.

31. Ia cepat-cepat berlari ke

Stasiun Jiyuugaoka sambil

tak putus-putusnya

bergumam pada diri

sendiri, “Ngarai Petir

masak bersama, Ngarai

Petir masak bersama…”

(hal. 181)

Totto-chan yang

masih kecil sedikit

mengalami kesulitan

dalam menghafalkan

pesan, yang memang

menggunakan kata-

kata yang cukup sulit

untuk anak

seumurnya.

Segala sesuatu yang

dilakukan dengan penuh

konsentrasi akan

memberikan hasil yang

baik. Meskipun masih

kecil, Totto-chan pun

mampu menghafal kalimat

sulit karena kerasnya dia

berkonsentrasi. Selain itu,

acara memasak bersama

Page 99: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

99

yang diadakan di luar

sekolah akan memberikan

suasana baru pada murid,

dan akan menambah

pengalaman mereka untuk

bekal masa depan kelak.

32. Merasa lega setelah

terbebas dari kalimat yang

sulit, Totto-chan

memberitahu Mama semua

detail yang perlu, semua

mengalir tidak beraturan.

(hal. 182)

Meskipun dengan

tata urutan yang

berantakan, Totto-

chan berhasil

mengkomunikasikan

maksudnya pada

Mama.

Tidak semua anak mampu

mengkomunikasikan apa

yang ada dalam hatinya

kepada orang lain

termasuk orang tuanya.

Akan tetapi, apabila

orangtua berusaha, lambat

laun mereka pasti akan

mengerti apa yang

diinginkan sang anak.

33. “Kau benar-benar anak

baik, kau tahu itu, kan?”

(hal. 187)

Kepala Sekolah

selalu berusaha

menanamkan rasa

percaya diri pada

setiap muridnya,

karena dia percaya

bahwa setiap anak

dilahirkan dengan

sikap baik.

Manusia diciptakan

dengan membawa benih

yang baik. Tergantung dari

cara mereka membesarkan

benih baik itu, apakah dia

akan tumbuh menjadi anak

yang baik atau tidak baik.

Kepala Sekolah Tomoe

Gakuen yakin, setiap

murid yang diasuhnya

akan tumbuh menjadi

manusia yang baik apabila

sejak kecil mereka sudah

Page 100: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

100

diyakinkan bahwa mereka

anak yang baik.

34. Totto-chan selalu

melakukan hal-hal aneh

dan melukai dirinya

sendiri, tapi Kepala

Sekolah tak pernah

memanggil Mama atau

Papa. (hal. 188)

Kepala Sekolah tidak

pernah melimpahkan

masalah-masalah

yang dilakukan

murid di sekolah

kepada orangtua

mereka.

Sejak dini, Kepala Sekolah

menanamkan rasa

tanggung jawab kepada

murid-muridnya. Dia

selalu berusaha agar si

murid menyadari

kesalahan yang

diperbuatnya dan

bertanggung jawab dengan

meminta maaf atas

keinginannya sendiri.

35. Dalam situasi seperti ini,

nyanyian anak-anak itu

menjadi hadiah paling

manis yang bisa mereka

berikan kepada Kepala

Sekolah.

Sekolah Tomoe sekolah

yang hebat;

Di dalam maupun di luar,

sekolah yang hebat! (hal.

196)

Meskipun secara

tidak langsung,

semua murid Tomoe

selalu berusaha

menampakkan rasa

cinta mereka pada

sekolah dengan

menonjolkan hal-hal

yang baik tentang

sekolah mereka itu.

Setiap murid Tomoe

secara tidak sadar telah

mengungkapkan rasa

bangga mereka pada

sekolah. Rasa cinta itu

dipicu oleh keseharian

yang mereka lakukan dan

rasakan di sekolah. Rasa

kebersamaan dan kasih

sayang yang diberikan

Kepala Sekolah dan para

guru membuat mereka

merasa benar-benar

menyayangi segala sesuatu

tentang sekolah.

36. Untuk pertama kali dalam

hidupnya, Totto-chan

Totto-chan pergi

menjenguk serdadu-

Kepala Sekolah ingin agar

setidaknya salah satu anak

Page 101: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

101

berkunjung ke rumah sakit

yang merawat serdadu-

serdadu yang terluka. (hal.

201)

serdadu yang terluka

karena perang

bersama anak-anak

wakil dari sekolah-

sekolah. Kepala

Sekolah

mengirimkan salah

satu muridnya untuk

ikut mengunjungi

rumah sakit itu.

didiknya melatih rasa

empati mereka. Rasa

sayang mereka pada

sesama manusia, terutama

mereka yang sedang

menderita sakit karena

terluka akibat perang.

Selain itu, dengan

mengunjungi korban

perang, anak-anak

diharapkan untuk

memahami bahwa perang

itu buruk dan membuat

banyak orang menderita.

Pada mereka ditanamkan

pesan untuk berusaha

menjaga kedamaian.

37. Dia pasti tahu bahwa kulit

kayu itu takkan terasa

pahit, siapa pun yang

menggigitnya. (hal. 210)

Ketika salah satu

muridnya membeli

obat palsu, Kepala

Sekolah tidak

memarahinya. Dia

mengharapkan si

murid akan merasa

senang apabila

orang-orang yang dia

sayangi berkata

bahwa orang-orang

tersebut merasa

sehat.

Kepala Sekolah berusaha

menanamkan kasih sayang

murid terhadap orang-

orang dekat mereka. Dia

berusaha agar murid-

muridnya memiliki rasa

peduli pada teman-teman

dan keluarga mereka.

Page 102: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

102

38. Ada murid baru di Tomoe.

Tubuhnya terlalu jangkung

dan tegap untuk anak laki-

laki seusianya. (hal. 212)

Totto-chan dan kawan-

kawannya belajar banyak

tentang Amerika. (hal. 215)

Meskipun si murid

baru seumur dengan

Totto-chan, dia

merasa bahwa si

murid baru terlihat

lebih dewasa.

Karena itu, teman-

teman barunya pun

sangat bersemangat

berkenalan

dengannya.

Meskipun saat itu

Amerika dan Jepang

menjadi musuh

dalam perang,

murid-murid Tomoe

tetap bersemangat

belajar Bahasa

Inggris dan mencari

tahu segala sesuatu

tentang Amerika.

Kepala Sekolah ingin agar

anak-anak didiknya

percaya bahwa semua

manusia di dunia itu

bersahabat, tidak peduli

asal negaranya, bahasanya,

dan budayanya. Kepala

Sekolah menanamkan itu

kepada anak-anak karena

pikiran mereka yang

masih polos, belum

terpengaruh permusuhan

antar negara yang sedang

menghangat saat itu.

39. Murid-murid Tomoe tidak

pernah mencoret-coret

jalanan atau dinding rumah

orang, karena mereka

punya banyak kesempatan

untuk melakukannya di

sekolah. (hal. 220)

Agar para murid

dapat belajar dengan

maksimal, dan di

waktu yang sama

bermain dengan

riang, Kepala

Sekolah mengijinkan

mereka menulisi

lantai Aula dengan

Kepala Sekolah

memberikan kebebasan

untuk berekspresi pada

murid-muridnya. Dengan

menuliskan apapun pada

lantai Aula sebebasnya,

mereka bebas

mengekspresikan apa yang

mereka inginkan dan

Page 103: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

103

kapur tulis. sukai.

40. Membersihkan lantai

setelah pelajaran musik

bukan pekerjaan ringan.

(hal. 222)

Agar murid-

muridnya juga

belajar tentang

betapa sulitnya

menghapus coretan-

coretan di sembarang

tempat, Kepala

Sekolah

mengharuskan anak-

anak membersihkan

kembali hasil

coretan-coretan

mereka dengan air

dan kain pel.

Selain memberikan

kebebasan berekspresi

pada murid-muridnya, di

saat yang sama Kepala

Sekolah juga mengajarkan

tentang tanggung jawab.

Dengan begitu, meskipun

mereka diberi kebebasan

dalam mengekspresikan

kesukaan, di saat yang

sama mereka juga belajar

bahwa kebebasan itu tetap

harus disertai dengan rasa

tanggung jawab. Dengan

kata lain, mereka harus

bertanggung jawab pada

kebebasan yang diberikan.

Jangan sampai kebebasan

itu merepotkan atau

menyusahkan orang lain.

41. “Jangan mengganggu

binatang,” Mr. Kobayashi

selalu mengingatkan murid-

murid Tomoe. (hal. 240)

Binatang itu juga

makhluk hidup yang

memiliki perasaan.

Apabila mereka

disakiti, mereka juga

akan terluka. Dan

apabila mereka

dikhianati, mereka

juga bisa sakit hati.

Kepala Sekolah

menanamkan rasa sayang

kepada sesama makhluk

hidup. Dia menekankan

pada murid-muridnya

untuk tidak menyakiti dan

mengkhianati makhluk

lain, termasuk binatang.

Karena meskipun tidak

Page 104: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

104

bisa bicara, binatang juga

merupakan makhluk hidup

yang memiliki perasaan.

42. Ryo-chan, tukang kebun di

Tomoe yang sangat

disayangi anak-anak,

akhirnya dipanggil ke garis

depan.

“Mari kita adakan jamuan

minum teh untuk

mengantarkan

keberangkatannya,” kata

Kepala Sekolah. (hal. 242-

243)

Ketika tukang kebun

kesayangan anak-

anak Tomoe

dipanggil ke garis

depan untuk

berperang, Kepala

Sekolah

memutuskan untuk

mengadakan acara

jamuan minum teh,

bukan pesta

perpisahan pada

umumnya.

Kepala Sekolah ingin

mengajarkan pada murid-

muridnya untuk tidak

merasa sedih karena

perpisahan, tetapi

bersemangat untuk

bertemu lagi kelak. Kepala

Sekolha ingin agar murid-

muridnya memberikan

keyakinan mereka bahwa

suatu saat mereka pasti

akan bisa bertemu lagi.

43. “Sekolah seperti apa yang

akan kita bangun lagi?”

tanyanya kepada putranya,

Tomoe, yang berdiri di

sampingnya. (hal. 247-248

Ketika akhirnya

Tomoe hancur oleh

bom, Kepala

Sekolah tidak merasa

sedih. Dia tetap

bersemangat untuk

membangun lagi

Tomoe suatu saat

nanti. Kecintaannya

pada dunia

pendidikan dan

anak-anak melebihi

kesedihannya karena

Tomoe hancur.

Setiap manusia itu pasti

akan mengalami halangan

dalam menggapai cita-

citanya. Akan tetapi, dia

tidak boleh menyerah dan

harus tetap maju untuk

mencapainya.

Page 105: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

105

3) Hasil Analisa

Dari analisa di atas, dapat diklasifikasikan secara sederhana

kecenderungan-kecenderungan pesan yang muncul dalam buku Totto-chan :

Gadis Cilik di Jendela yang menjadi kajian penelitian, yang selanjutnya

mendasari pemaknaan dari kalimat yang ada. Tema-tema yang muncul

merupakan pesan yang hendak disampaikan kepada pembaca. Setelah

dilakukan pengklasifikasian secara ringkas, tema-tema yang muncul dalam

buku “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela” yang bertemakan pendidikan

humanis dapat dikategorikan setidaknya dalam sepuluh hal, yaitu :

a. Memberi kebebasan pada anak untuk berekspresi

b. Menjaga dan memupuk bibit-bibit keberanian anak dalam mengambil

tindakan

c. Menanamkan rasa percaya diri pada setiap anak, terutama mereka yang

memiliki hambatan fisik

d. Menjaga mental murid

e. Memberikan pendidikan moral dan etika

f. Memberikan pendidikan kekeluargaan

g. Memberikan pengalaman-pengalaman baru sebagai bekal untuk masa

depan

h. Belajar sambil bermain

i. Menanamkan rasa tanggung jawab

j. Pemberian reward yang berkesan

Page 106: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

106

Berikut adalah penjelasan dan penjabaran dari tema-tema tersebut :

a. Memberi Kebebasan Pada Anak Untuk Berekspresi

Hal ini ditampilkan pada halaman 37, 100, 111, 165, dan 220. Tomoe

Gakuen adalah sebuah sekolah yang unik. Sekolah itu menerapkan

cara belajar yang menarik. Di awal jam pelajaran Guru membuat daftar

soal dan pertanyaan tentang pelajaran hari itu. Murid-murid boleh

memilih urutan mata pelajaran sesuai keinginannya. Bila mengalami

kesulitan, mereka boleh berkonsultasi dengan guru kapan saja. Dalam

satu ruangan kelas setiap murid memiliki aktivitas yang berbeda-beda

sesuai keinginannya. Bagi yang suka menggambar akan mulai dengan

menggambar, murid yang suka fisika akan memulai harinya dengan

menggeluti alat-alat laboratorium. Alhasil sekolah menjadi tempat

yang menyenangkan. Disamping menyenangkan, metode mengajar

tersebut membuat murid-murid merasa dihargai, dan diberi kebebasan

memilih sehingga keberanian mengambil keputusan akan berkembang.

Selain itu, murid-murid Tomoe juga memilki kebebasan dalam

memahami musik. Saat mengikuti pelajaran musik di Aula, setiap

murid diberi sepotong kapur untuk menulis. Karena menurut Kepala

Sekolah papan tulis yang dimiliki tidak cukup untuk dipakai bergiliran,

maka dia menyiasatinya dengan mengijinkan anak-anak menulisi

lantai Aula. Mereka boleh duduk atau berbaring di tempat yang

mereka sukai sementara Kepala Sekolah memainkan piano. Kemudian

Page 107: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

107

mereka bebas menulis irama piano tersebut dalam notasi balok.

Mereka bebas menuliskannya sebesar apapun dan di manapun, asalkan

masih di Aula. Dengan begitu, mereka akan lebih bisa menikmati

musik dan memahami notasi balok pada saat bersamaan. Ketika

pelajaran usai, mereka harus membersihkan sendiri hasil coretan

mereka di lantai Aula dengan air dan kain.

Kebebasan yang diberikan sekolah dimaksudkan agar anak-anak bisa

mengembangkan bakat dan minatnya secara maksimal. Karena

diberikan kebebasan dalam menentukan pilihan, murid-murid akan

melakukan yang mereka sukai terlebih dahulu. Dengan begitu, guru

akan bisa melihat perkembangan bakat dan minat anak dengan lebih

mudah sehingga mereka akan bisa lebih menggali dan memupuk bakat

tersebut.

b. Menjaga Dan Memupuk Bibit-Bibit Keberanian Anak Dalam

Mengambil Tindakan

Hal ini ditampilkan pada halaman 76, 85, dan 121 – 122. Kepala

Sekolah berusaha menjaga agar bibit-bibit keberanian mengambil

tindakan yang mulai tumbuh di dalam jiwa muridnya tidak mati. Agar

kelak saat umurnya bertambah, si anak akan memiliki kepercayaan

terhadap kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapinya. Sebuah tindakan yang dilandasi empati

luar biasa terhadap perkembangan kepribadian seorang anak.

Page 108: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

108

Dalam hal ini, Kepala Sekolah memastikan semua murid Tomoe

memahami bahwa mereka pada dasarnya memiliki keberanian dalam

diri mereka. Hal tersebut tercermin ketika Kepala Sekolah meminta

para murid untuk latihan berbicara di depan murid-murid yang lain

saat makan siang (halaman 121-122). Dia memberitahu mereka bahwa

mereka tidak perlu menjadi pembicara yang baik untuk bisa bisa bicara

di depan kelas. Yang penting, mereka memiliki sesuatu yang bisa

dibicarakan, apapun itu. Hasilnya, anak-anak yang tadinya merasa

yakin bahwa mereka tidak memiliki sesuatu untuk diceritakan tetap

bertekad maju ke depan, dan mereka bercerita, meskipun yang mereka

ceritakan itu hal yang aneh. Murid-murid yang lain pun tetap

menyimak dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa saja yang

diceritakan oleh teman-temannya.

Ada pula kejadian ketika Tomoe mengadakan Tes Keberanian di Kuil

Kuhonbutsu untuk menyambut liburan musim panas. Ada tujuh anak

lelaki yang berebutan menawarkan diri untuk menjadi hantu karena

ingin menakut-nakuti temannya. Mereka memakai kostum buatan

mereka sendiri, kemudian bersembunyi di halaman kuil. Ketika acara

dimulai, banyak anak yang pada akhirnya tidak berani memasuki kuil

karena sudah merasa takut melihat bentuk kuil di malam hari. Bahkan,

anak-anak yang bertugas menjadi hantu pun ditemukan oleh seorang

guru sedang menangis. Ketika ditanya kenapa dia menangis, dia

menjawab bahwa dia merasa takut karena menunggu lama tapi tidak

Page 109: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

109

ada satu pun anak yang muncul. Ada pula hantu yang saking takutnya

menunggu akhirnya langsung pulang ke rumah. Akhirnya, semua

hantu dikumpulkan kembali di sekolah. Setelah kejadian itu, murid-

murid Tomoe tak pernah lagi takut pada hantu (halaman 86).

c. Menanamkan Rasa Percaya Diri Pada Setiap Anak, Terutama

Mereka Yang Memiliki Hambatan Fisik

Hal ini ditampilkan pada halaman 71 dan 137. Meskipun memiliki

kekurangan dalam fisik, murid-murid Tomoe yang tidak sempurna

fisiknya tidak merasa kecil hati. Mereka dilatih untuk memiliki rasa

percaya pada diri mereka sendiri. Contohnya adalah Takahashi. Murid

yang memiliki kekurangan fisik berupa ukuran tubuh yang cenderung

kecil untuk anak laki-laki seumurannya. Kakinya sangat pendek dan

melengkung ke dalam. Pertumbuhan Takahashi sudah berhenti, dan dia

tahu akan hal tersebut. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengecilkan rasa

percaya dirinya. Berkat dorongan Kepala Sekolah secara tidak

langsung, Takahashi mampu membuktikan pada teman-temannya

bahwa kekurangan bentuk fisik tidak menghalangi seseorang untuk

berprestasi. Setelah lulus dari Tomoe, Takahashi berhasil lulus SMU

dengan nilai yang bagus, kemudian melanjutkan ke Universitas Meiji

jurusan Teknik Elektrik. Sesudah lulus, Takahashi bekerja sebagai

manajer personalia di sebuah perusahaan elektronik besar. Dia

Page 110: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

110

menjembatani dan mengusahakan agar tercipta hubungan yang

harmonis antara karyawan dan para pimpinan.36

Kepala Sekolah selalu berusaha agar murid-muridnya memiliki rasa

percaya pada dirinya sendiri, karena dia yakin, setiap anak dilahirkan

sebagai anak yang baik. Meskipun hanya dengan satu kalimat, akan

tetapi pujian itu berarti banyak bagi para murid, terutama mereka yang

mungkin dianggap lingkungan sekitar sebagai anak yang nakal seperti

Totto-chan, atau mereka yang memiliki kekurangan fisil seperti

Takahashi dan Yasuaki-chan.

Perlombaan pada saat perayaan Hari Olahraga di Tomoe pun

sepertinya dirancang sedemikian rupa sehingga murid-murid yang

memiliki kekurangan fisik dapat ikut serta. Bahkan dapat menjadi

pemenang. Takahashi, seorang murid yang tubuh, tangan dan kakinya

berukuran pendek, mampu meraih juara umum. Kaki dan tangan

Takahashi yang pendek membantunya memenangkan bermacam-

macam lomba, seperti perlombaan menaiki tangga yang anak

tangganya tersusun rapat, dan perlombaan merayap ke dalam ikan

karper yang terbuat dari kain. Perlombaan yang berhasil membuat

seorang anak yang memiliki hambatan fisik merasa dirinya mampu

berprestasi seperti anak-anak lainnya (halaman 131 dan 137).

Ada pula kejadian ketika seorang murid perempuan mengetuk kantor

Kepala Sekolah sambil menangis. Ketika ditanya kenapa dia menangis,

36 Diambil dari Epilog “Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela”

Page 111: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

111

si murid menjawab bahwa seorang murid lelaki menarik-narik

kepangnya yang sangat dia banggakan. Alasan dia menangis adalah

karena menurutnya, rambut yang dikepang adalah simbol kedewasaan.

Karena itu, dia menganggap murid lelaki yang menarik rambutnya itu

tidak menghormati dia sebagai seorang wanita dewasa. Kepala

Sekolah menghibur si murid dengan mengatakan bahwa kepangnya

manis sekali, kemudian membujuknya agar tidak menangis lagi.

Meskipun Kepala Sekolah hanya membujuk dengan beberapa kalimat,

si murid berhenti menangis, bahkan berkata bahwa dia tidak akan

menangis lagi walaupun ada anak yang menarik rambutnya lagi

(halaman 158).

d. Menjaga Mental Murid

Hal ini ditampilkan pada halaman 170, yaitu saat Kepala Sekolah

memarahi seorang guru di ruang dapur karena pada saat menerangkan

pelajaran biologi dia menanyakan pada seorang anak, apakah anak itu

masih punya ekor. Pertanyaan yang wajar ditanyakan seorang guru

saat pelajaran. Pertanyaan yang biasa saja bila ditujukan kepada anak

normal. Namun pertanyaan tersebut kebetulan ditujukan pada seorang

anak yang mengalami kelainan pada pertumbuhan tubuhnya. Kepala

Sekolah tak ingin perkembangan jiwa si anak terganggu, karena

merasa dirinya dianggap makhluk aneh. Karena itu, dia memarahi guru

tersebut. Meskipun begitu, Kepala Sekolah sengaja memarahi si guru

Page 112: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

112

di dapur, bukan di depan guru-guru yang lain. Hal ini dia lakukan agar

tidak menjatuhkan mental guru yang dimarahi tersebut, dan juga

supaya tidak menjatuhkan nilai si guru di depan rekan sesama guru.

(halaman 167 – 169)

Kemudian pada halaman 187. Kepala Sekolah selalu berusaha agar

murid-muridnya memiliki rasa percaya pada dirinya sendiri, karena dia

yakin, setiap anak dilahirkan sebagai anak yang baik. Meskipun hanya

dengan satu kalimat, akan tetapi pujian itu berarti banyak bagi para

murid, terutama mereka yang mungkin dianggap lingkungan sekitar

sebagai anak yang nakal seperti Totto-chan, atau mereka yang

memiliki kekurangan fisik seperti Takahashi dan Yasuaki-chan.

e. Memberikan Pendidikan Moral Dan Etika

Hal ini ditampilkan pada halaman 71, 95, 159, 170. Kepala Sekolah,

baik melalui para guru maupun secara langsung, selalu berusaha

menanamkan dasar-dasar moral dan etika kepada murid-muridnya.

Selain memberi contoh yang sederhana, seperti menyapa para murid

apabila saling berpapasan, dia juga mengajarkan kesopanan dan etiket

bertingkah laku yang diselipkan ketika mengajar. Secara tidak sengaja,

para murid yang mencontoh apa yang Kepala Sekolah lakukan dan

ajarkan pada mereka, menjadi terbiasa melakukannya di luar sekolah.

Misalnya saja Totto-chan, yang sebelum pindah sekolah selalu

menggegerkan seisi sekolah karena berbicara dengan pemusik jalanan

Page 113: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

113

dari jendela ketika pelajaran sedang berlangsung, kini selalu rajin

belajar dan selalu berusaha untuk bersikap baik, dan juga terbiasa

menyapa penjaga tiket di stasiun dalam perjalanannya menuju sekolah

dan pulang ke rumah, karena telah terbiasa saling menyapa dengan

Kepala Sekolah dan guru-guru lain di sekolah.

Contoh-contoh yang diberikan Kepala Sekolah memang sekilas hanya

terlihat sebagai hal-hal yang kecil, namun karena hal tersebut dia

ajarkan sedikit demi sedikit dan secara terus menerus pada para

muridnya, lama kelamaan mereka pun menjadi terbiasa untuk bersikap

sopan tidak hanya di sekolah saja, akan tetapi juga di lingkungan

sekitar tempat tinggal mereka dan di manapun yang mereka datangi.

Contoh lain adalah ketika para murid berpiknik ke Pemandian Air

Panas di Izu. Saat berangkat, Kepala Sekolah hanya berpesan agar

anak-anak berhati-hati agar tidak tersesat. Akan tetapi, semua anak

bersikap baik dan tenang selama di dalam kereta. Tak ada yang berlari-

larian di gerbong dan satu-satunya percakapan yang terdengar

hanyalah perbincangan pelan antar teman yang duduk bersebelahan.

Para murid Tomoe belum pernah diberitahu bahwa mereka harus antre,

berjalan dengan benar, bersikap tenang di dalam kereta, dan tidak

boleh membuang sampah di lantai setelah memakan bekal mereka.

Kehidupan sehari-hari di Tomoe telah mengajarkan bahwa mereka

tidak boleh mendorong orang yang lebih kecil atau lemah daripada

mereka, bahwa bersikap tidak sopan berarti mempermalukan diri

Page 114: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

114

sendiri, bahwa setiap kali melewati sampah mereka harus mengambil

dan membuangnya ke tempat sampah, dan bahwa mereka tidak boleh

melakukan perbuatan yang membuat orang lain kesal atau terganggu.

Saat di Izu pun, anak-anak tetap menjaga kesopanan mereka. Mereka

selalu menjawab dengan sopan ketika ada yang menanyakan asal

mereka.

f. Memberikan Pendidikan Kekeluargaan

Hal yang tidak kalah penting untuk dipelajari dan diterapkan para

murid dan keluarga secara tidak langsung adalah pendidikan

kekeluargaan untuk bekal masa depan. Hal ini ditampilkan pada

halaman 41, 46, 97, 131, 158, 201, 210. Kepala Sekolah sengaja

memasukkan sistem pendidikan tersebut secara berangsur-angsur dan

sedikit demi sedikit pada bermacam-macam hal yang dilakukan para

murid di sekolah. Dengan demikian, para murid akan terbiasa

melakukannya secara rutin di sekolah, dan diharapkan mereka pun

akan terbiasa pula untuk melakukannya di rumah. Karena pendidikan

tersebut diberikan sejak kecil, Kepala Sekolah berharap ketika mereka

tumbuh dewasa dan memiliki keluarga, para murid tidak akan merasa

canggung dan tidak siap mendidik anak-anak mereka.

Saat Totto-chan pertama kali datang ke sekolah, Kepala Sekolah

mengajaknya melihat tempat murid-murid makan siang, yaitu di Aula.

Kemudian, ketika semua murid sudah duduk, Kepala Sekolah

Page 115: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

115

menanyakan pada mereka apakah mereka semua membawa sesuatu

dari laut dan sesuatu dari pegunungan. Para murid pun serentak

mengiyakan sambil membuka tutup bekal masing-masing. Kemudian

sambil berkeliling Kepala Sekolah memeriksa isi bekal masing-masing

anak. (halaman 41)

Para orangtua murid memang diminta untuk menyiapkan bekal makan

siang anak-anak mereka dengan dua menu utama, yaitu makanan yang

berasal dari laut dan makanan yang berasal dari gunung. Dengan cara

tersebut, Kepala Sekolah secara tidak langsung menyarankan kepada

para orangtua murid untuk membiasakan anak mereka makan dengan

gizi yang seimbang. Makanan tersebut tidak harus yang berharga

mahal dan mewah. Makanan yang sederhana dan mudah didapat di

sekitar pun bisa mencukupi gizi yang dibutuhkan anak-anak itu.

dengan terpenuhinya gizi yang dibutuhkan, anak-anak akan bisa

belajar dengan lebih baik.

g. Memberikan Pengalaman-Pengalaman Baru Sebagai Bekal Untuk

Masa Depan

Hal ini ditampilkan pada halaman 76, 94, 97, 178, 179. Seperti

pelajaran-pelajarannya yang unik dan berbeda dari sekolah lain,

kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Tomoe pun berbeda. Misalnya

saja acara piknik rutin Tomoe yang diadakan di Pemandian Air Panas

Toi di Izu. Tidak seperti sekolah lain yang mengadakan piknik rutin ke

Page 116: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

116

kebun binatang atau museum, Kepala Sekolah berpendapat bahwa

akan lebih baik apabila para murid belajar tentang hal-hal baru yang

lebih menarik minat mereka. Dengan piknik selama tiga hari, murid-

murid Tomoe mendapatkan pengalaman-pengalaman hidup yang

benar-benar nyata dan berguna untuk mereka kelak. Misalnya saja,

mereka bergiliran ditugaskan membeli sayuran dan ikan untuk makan

malam mereka. Sayuran dan ikan itu pun mereka sendiri yang

mengolah dan kemudian memakannya bersama-sama. Atau ketika ada

teman yang kakinya terluka kena pecahan kaca, mereka sendiri yang

merawat dan mengobati luka itu. Ada pula kejadian ketika ada anak

yang nyaris tersesat di hutan dan berenang terlalu jauh ke tengah

hingga tak bisa kembali ke pantai dan membuat semua orang cemas.

Dalam setiap kejadian, semua anak harus berusaha sebaik-baiknya

untuk menolong.

h. Belajar Sambil Bermain

Hal ini ditampilkan pada halaman 49, 100, 149. 178. Kepala Sekolah

memberi instruksi pada para guru. Apabila murid-murid dapat

mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, mereka berhak

mendapat hadiah. Mereka dapat memilih hadiah yang mereka inginkan

untuk mereka dan teman-teman yang lain. Akan tetapi, di dalam

hadiah itu pun Kepala Sekolah menyelipkan berbagai macam

Page 117: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

117

pembelajaran untuk para murid yang dapat mereka lakukan sambil

menikmati hadiah tersebut.

Selain itu, Kepala Sekolah selalu meminta para orangtua agar

menyuruh anak-anak mereka mengenakan pakaian paling usang untuk

bersekolah di Tomoe. Dia ingin semua murid mengenakan pakaian

usang agar mereka tak perlu mengkhawatirkan pakaian mereka akan

kena lumpur atau sobek. Menurutnya, sayang kalau anak-anak harus

takut dimarahi akibat mengotori pakaian mereka, atau ragu-ragu

bergabung mengikuti suatu permainan karena cemas baju mereka akan

robek. (halaman 111)

Mengamati Totto-chan, dengan rambut, kuku, dan telinga kotor kena

tanah, mau tak mau Mama merasa agak iri. Dan Mama semakin

mengagumi Kepala Sekolah. Sarannya agar anak-anak mengenakan

pakaian usang yang boleh kotor, sekotor apa pun yang mereka

inginkan, membuktikan betapa Kepala Sekolah sangat memahami

anak-anak. (halaman 114)

Meskipun selalu kembali ke rumah dengan debu dan kotoran

menempel di sekujur badan mereka, murid-murid Tomoe tetap bisa

belajar dan menerima pelajaran dengan baik. Karena baju yang mereka

kenakan sudah tua dan usang, mereka tidak ragu-ragu untuk

mengerahkan segenap tenaga mereka untuk bermain dan belajar

dengan maksimal. Mereka bisa bermain dengan lumpur dan air sambil

mendengarkan penjelasan guru tentang tanaman, serangga, dan alam

Page 118: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

118

sekitar. Mereka juga bisa berguling-gulingan di lantai Aula dan

mencoret-coretnya dengan bebas sambil belajar tentang notasi musik.

Mereka bisa melakukan senam euritmik yang menguras keringat dan

tenaga sambil menghafalkan nada dan gerakan. Karena dilakukan

sambil bermain, murid-murid Tomoe menjadi lebih bersemangat

dalam belajar, dan melakukannya dengan riang gembira dan tanpa

tekanan seperti yang biasa dialami murid sekolah lain. Dan karena

mereka belajar dengan hati riang, pelajaran pun bisa lebih diserap dan

dimengerti.

i. Menanamkan Rasa Tanggung Jawab

Hal ini ditampilkan pada halaman 58, 188, dan 222. Contoh dari hal

tersebut adalah tatkala dompet kesayangan Totto-chan jatuh di lubang

pembuangan kakus di sekolah. Gadis cilik yang baru saja dikeluarkan

dari sekolah lamanya karena dianggap badung itu, menciduk kotoran

yang ada di lubang penampungan kakus sembari berharap menemukan

dompetnya. Namun sampai bel pelajaran sekolah berbunyi dan

tumpukan kotoran telah meninggi dan menyebarkan bau, dompet

belum juga ketemu. Pada saat itu muncullah Kepala Sekolah. Dia sama

sekali tidak memarahi Totto-chan.

Alih-alih memarahi Totto-chan, Kepala Sekolah memilih menanyakan

kesediaan Totto-chan mengembalikan kotoran ke dalam kakus. Dia

tidak melarang Totto-chan melanjutkan “proyeknya”, namun

Page 119: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

119

mengajarkan tanggung jawab kepada murid kecilnya. Tidak ada

kemarahan, tidak juga hardikan, yang ada adalah pengertian mendalam

terhadap alasan tindakan seorang anak. Buat siswa kelas satu SD,

menciduk kotoran dari lubang penampungan kakus bukanlah hal yang

aneh, apalagi bila hal itu dilakukan untuk mencari dompet kesayangan

yang terjatuh ke dalamnya.

j. Pemberian Reward Yang Berkesan

Hal ini ditampilkan pada halaman 49 dan 136. Secara tidak langsung,

Kepala Sekolah ingin mengajarkan bahwa hadiah yang diberikan atas

prestasi yang dilakukan tidak harus mahal. Hadiah yang meskipun

sederhana namun unik dan berguna akan jauh lebih berkesan di hati

anak-anak daripada hadiah yang mahal.

Selain itu, Kepala Sekolah juga memberi instruksi pada para guru.

Apabila murid-murid dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru

dengan baik, mereka berhak mendapat hadiah. Mereka dapat memilih

hadiah yang mereka inginkan untuk mereka dan teman-teman yang

lain. Akan tetapi, di dalam hadiah itu pun Kepala Sekolah menyelipkan

berbagai macam pembelajaran untuk para murid yang dapat mereka

lakukan sambil menikmati hadiah tersebut.

Lomba-lomba yang diadakan pada Hari Olahraga di Tomoe berbeda

dari sekolah-sekolah lain. Kepala Sekolah memaksimalkan kegunaan

barang yang sekilas tidak berguna, dan berhasil menciptakan berbagai

Page 120: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

120

jenis lomba yang menarik dan unik, khas Tomoe. Misalnya saja

Lomba Ikan Karper. Kain-kain lebar dibentuk seperti tabung dan dicat

seperti ikan karper – seperti yang biasa dipajang di tiang-tiang di bulan

Mei di Hari Perayaan Anak Laki-laki. Kain-kain yang digunakan

adalah kain bekas yang sudah tidak digunakan lagi. Atau pada Lomba

Mencari Ibu. Setelah aba-aba diberikan, anak-anak harus berlari ke

tangga kayu yang ditidurkan, merangkak di sela-sela anak tangga,

mengambil amplop dari dalam keranjang, dan membukanya. Jika

kertas di dalam amplop yang diambil bertulisan “Ibu Sakko-chan”,

mereka harus menemukan ibu Sakko-chan di antara para ibu yang

menonton, menggandeng tangannya, lalu bersama-sama lari ke garis

finish.

Hadiah-hadiah yang diberikan pun berbeda dari sekolah lain. Alih-alih

piala atau peralatan tulis, para murid akan mendapatkan bermacam-

macam sayuran sebagai hadiah kemenangan mereka. Meskipun anak-

anak tidak mengetahui bahwa hadiah mereka berbeda dari yang

diberikan di sekolah lain, mereka tetap tidak menyukainya. Bahkan

ada anak yang berniat membuang semua hadiah yang didapatnya

dalam perjalanan pulang ke rumah. Kepala Sekolah pun mendekati

anak tersebut, dan sambil tersenyum seperti biasanya dia mengatakan

pada anak-anak untuk membawa pulang hadiah-hadiah mereka dan

meminta ibu mereka untuk memasakkannya sebagai hidangan makan

malam. Karena sayuran-sayuran itu adalah hasil jerih payah mereka

Page 121: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

121

sendiri, tentu anak-anak itu akan merasa bangga dengannya. Pastilah

akan sangat menyenangkan jika anak-anak dan keluarga mereka

menikmati sayuran sambil mengobrol tentang Hari Olahraga.

Secara tidak langsung, Kepala Sekolah ingin mengajarkan bahwa

hadiah yang diberikan atas prestasi yang dilakukan tidak harus mahal.

Hadiah yang meskipun sederhana namun unik dan berguna akan jauh

lebih berkesan di hati anak-anak daripada hadiah yang mahal.

Selain itu, Kepala Sekolah juga memberi instruksi pada para guru.

Apabila murid-murid dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru

dengan baik, mereka berhak mendapat hadiah. Mereka dapat memilih

hadiah yang mereka inginkan untuk mereka dan teman-teman yang

lain. Akan tetapi, di dalam hadiah itu pun Kepala Sekolah menyelipkan

berbagai macam pembelajaran untuk para murid yang dapat mereka

lakukan sambil menikmati hadiah tersebut.

Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa metode pengajaran unik

yang dilakukan di Sekolah Tomoe merupakan salah satu perwujudan dari metode

pengajaran humanistik. Metode pengajaran humanistik menempatkan murid

sebagai pusat pengajaran (student centered learning) secara manusiawi dan unik.

Artinya, acuan yang digunakan untuk menjalankan pengajaran di sekolah tidak

terletak pada selesai atau tidak selesainya materi sesuai kurikulum, atau

bagaimana guru harus terus-menerus dipatuhi, melainkan mengacu pada

pemenuhan kebutuhan masing-masing siswa akan pengetahuan.

Page 122: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

122

Metode pengajaran humanistik memandang murid bukan sebagai obyek

dari suatu sistem pengajaran melainkan subyek yang dilayani oleh suatu sistem

pengajaran. Titik beratnya adalah perkembangan emosional siswa. Dalam buku

Totto-chan, pendidik di Sekolah Tomoe mengajak murid-muridnya belajar dengan

rasa senang. Misalnya adalah acara jalan-jalan yang dilakukan sesudah makan

siang. Tanpa disadari para murid, mereka belajar tentang biologi, sejarah, dan

pelajaran-pelajaran yang lain. Mereka mempelajari bagaimana setangkai bunga

tumbuh, bagaimana kisah sejarah dari tokoh-tokoh sejarah Jepang, dan lain

sebagainya. Dengan kegiatan yang menyenangkan dan tidak monoton, murid

Tomoe dapat menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan dengan cepat dan terus

mengingatnya dengan baik.

Tampak jelas bahwa penerapan metode pengajaran humanistik di Sekolah

Tomoe berlangsung dengan sangat baik. Ulasan ini dapat menjadi masukan untuk

membuka wawasan dunia pendidikan di Indonesia. Bagi sebagian orang, Sekolah

Tomoe adalah wujud nyata dari sekolah impian yang diinginkan. Pergi ke sekolah

dengan penuh rasa cinta dan gembira, itulah kesehari-harian murid Tomoe.

Dengan tangannya sendiri, Mr. Kobayashi berhasil mewujudkan sekolah

impiannya di Jepang, bahkan saat perang dunia kedua, berpuluh-puluh tahun yang

lalu.

Page 123: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

123

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang

mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah

merupakan sistem semiotik atau ketandaan, yaitu sistem ketandaan yang

mempunyai arti. Karya sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua. Dalam sastra

konvensi bahasa disesuaikan dengan konvensi sastra.dalam karya sastra kata-kata

ditentukan oleh konvensi sastra, sehingga timbul arti baru yaitu arti sastra. Untuk

memahami arti dari arti sastra tersebut, peneliti menggunakan metode Semiologi

Barthes.

Melalui analisa yang dilakukan oleh peneliti, didapat kesimpulan umum

penelitian berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan dalam penelitian

ini, berkenaan dengan sistem pendidikan humanis yang diterapkan di Tomoe

Gakuen. Namun dalam beberapa halaman teretentu, kategori-kategori yang

diangkat tidak hanya satu pokok bahasan saja namun bersambung atau berkaitan

dengan bahasan- bahasan lainnya. Kesimpulan – kesimpulan tersebut yaitu

sebagai berikut :

a. Memberi kebebasan pada anak untuk berekspresi

b. Menjaga dan memupuk bibit-bibit keberanian anak dalam mengambil

tindakan

Page 124: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

124

c. Menanamkan rasa percaya diri pada setiap anak, terutama mereka yang

memiliki hambatan fisik

d. Menjaga mental murid

e. Memberikan pendidikan moral dan etika

f. Memberikan pendidikan kekeluargaan

g. Memberikan pengalaman-pengalaman baru sebagai bekal untuk masa

depan

h. Belajar sambil bermain

i. Menanamkan rasa tanggung jawab

j. Pemberian reward yang berkesan

Dilihat dari paparan di atas, nampak bahwa penerapan metode pengajaran

humanistik di Sekolah Tomoe berlangsung dengan sangat baik. Ulasan ini dapat

menjadi masukan untuk membuka wawasan dunia pendidikan di Indonesia. Bagi

sebagian orang, Sekolah Tomoe adalah wujud nyata dari sekolah impian yang

diinginkan. Dengan tangannya sendiri, Kobayashi-san berhasil mewujudkan

sekolah impiannya di Jepang, bahkan saat perang dunia kedua, berpuluh-puluh

tahun yang lalu.

Selama ini, pembelajaran kita hanya mengedepankan nilai. Kalau boleh

dikata, pembelajaran Indonesia lebih mengagung-agungkan nilai. Bagi seorang

murid, nilai adalah sangat penting. Lebih parah, guru dan orang tua murid sendiri

lah yang memandang keberhasilan seorang murid dengan melihat seberapa besar

nilai yang diperoleh oleh seorang murid.

Page 125: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

125

Metode menghafal sering kali menjadi pilihan utama untuk mendapat nilai

bagus. Metode itu hanya bertahan ketika siswa menghadapi ulangan umum atau

ujian. Setelah selesai menempuh ulangan harian, siswa akan lupa apa yang sedang

dipelajarinya. Siswa tidak mampu memetik setiap lesson learn setiap

pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Tuntutan seorang orang tua yang akan membanggakan diri ketika anak

mereka mendapat nilai tinggi atau seorang guru yang dapat membanggakan diri di

Kepala Dinas atau sekolah lain ketika sekolah mereka meraih nilai tertinggi dalam

ujian tidak mampu meningkatkan kepekaan emosi para siswa. Siswa hanya

dituntut secara akademis harus mampu bersaing tanpa mematrikan sebuah konsep

ilmu yang akan dia bawa hingga akhir hayat. Siswa tumbuh dan kembang bukan

mewakili watak mereka masing-masing namun tumbuh dan kembang sesuai

dengan keinginan orang tua atau guru.

Page 126: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

126

B. SARAN

1. Bagi masyarakat pada umumnya, untuk mulai mengubah stereotype bahwa

nilai merupakan ukuran keberhasilan siswa. Tidak semua hal bisa diukur

dengan nilai.

2. Bagi para guru, untuk lebih mengedepankan pemahaman dan pengertian

pada bakat dan potensi murid daripada mencapai target nilai yang tinggi.

3. Bagi Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan Nasional, perlu

diupayakan perbaikan dan pembenahan dalam sistem pendidikan di

Indonesia. Perbaikan-perbaikan tersebut menyangkut setidaknya metode

pembelajaran siswa, metode pengajaran guru, maupun metode kurikulum.

Page 127: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

127

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Burhan Nurgiantoro. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Dedy Mulyana.2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Everett M. Rogers.1986. Communication Technology. London: Colier Macmilan

Publisher

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : Sebelas Maret

University Press

Jalaludin Rahmat. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

John Fiske. 1990. Introduction to Communication Studies. London : Routledge

Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang : Yayasan Indonesiatera

Onong Uchjana Effendy. 1981. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung : Penerbit

Alumni

Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana

Page 128: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

128

William K. Cummings. 1990. Education and Examination in Modern Japan.

Tokyo : University of Tokyo Press

William O’neil. 2002. Ideologi-ideologi Pendidikan. Yogyakarta : Yayasan

Pustaka Pelajar

Yukichi Fukuzawa. 1968. Gakumon no Susume: Meiji Shoki Furoku.

Michigan : Michigan University Press

ENSIKLOPEDI

J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

REFERENSI

A Eko Setyanto. 2002. Perspektif Semiologi : dari Saussuren ke Barthesian,

Jurnal Komunikasi Massa. Surakarta : FISIP UNS.

Pawito, D. 1997. Analisis Semiologi, Sebuah Pengantar dalam Jurnal Dinamika.

Surakarta : FISIP UNS

Page 129: PENDIDIKAN BERBASIS KEPRIBADIAN - Digital Library · PDF fileAnalisa Data ... Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji ... Jepang terus “menggelindingkan” puspa ragam kebijaksanaannya

129

REFERENSI JURNAL

Anang Hermawan. 2007. Mitos Dan Bahasa Media: Mengenal Semiotika Roland

Barthes, Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP UII Yogyakarta.

Virginia Clark. 2007. Media Literacy for English Language Learners: A semiotic

approach

Ni Wayan Sartini. 2007. Tinjauan Teoritik tentang Semiotik. Jurusan Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Airlangga

Gregory Eiselein. 2006. Theory and Practice of Cultural Studies : Semiotic

Analysis.

INTERNET

www.Wikipedia.com

http://abunavis.wordpress.com/2007/12/31/

Potret Pendidikan di Jepang dalam http://endang965.wordpress.com/

http://endang965.wordpress.com/

http://murniramli.wordpress.com/