Pendekatan Pembelajaran
-
Upload
pratiwi-mod -
Category
Documents
-
view
26 -
download
1
description
Transcript of Pendekatan Pembelajaran
MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Kimia
Dosen Pengampu :
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd.
Dr. H. Sjaeful Anwar
DisusunOleh :
1. Bunga Mentari Putri 1301318
2. Febrianty Nur Pratiwi 1303561
3. Muhammad Lutfhi 1304660
4. Pratiwi 1303741
5. R. Anita Virginia 1300384
6. Rosse Noviyanti 1304956
7. Siti Nurohmah 1305401
8. Tia Hikmasari 1300926
Pendidikan Kimia A 2013
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KAT A PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Belajar dan
Pembelajaran Kimia ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Pendekatan
Pembelajaran”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Bandung, 16 Oktober 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya
manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa yang akan datang.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta
didik mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapi.
Konsep pendidikan tersebut akan semakin penting ketika seseorang harus memasuki
kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena mereka harus mampu menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari baik yang terjadi saat ini maupun yang akan datang.
Secara total, pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup
kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Berbagai
elemen (komponen) yang terlibat dalam pendidikan perlu dikenali agar pendidikan
dapat terlaksana secara teratur. Pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta
didik (siswa), pendidik (guru), dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan.
Hubungan antara elemen peserta didik (siswa) dengan pendidik seharusnya tidak
bersifat satu arah saja, tetapi berupa penyampaian informasi dari guru kepada peserta
didik.
Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu mengelola seluruh proses
kegiatan belajar-mengajar secara efektif. Untuk itu guru harus memliki pengetahuan
yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan
belajar-mengajar, salah satunya adalah tentang memilih metode yang tepat dalam
proses pembelajaran
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak
didik lainnya. Maka penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai
anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak
didik itu merupakan individu dengan segala perbedaan sehingga diperlukan
beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar.
.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya
adalah:
1. Apakah itu pendekatan pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran?
3. Apa fungsi dari macam-macam pendekatan pembelajaran tersebut?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari macam-macam pendekatan pembelajaran
tersebut?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan Tujuan dari
permasalahan adalah:
1. Untuk mengetahui definisi pendekatan pembelajaran
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran
3. Untuk mengetahui fungsi dari macam-macam pendekatan pembelajaran tersebut
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari macam-macam pendekatan
pembelajaran.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebagai pedoman untuk memperoleh gambaran tentang pendektan
pembelajaran yang cocok agar dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan wawasan dan pengalaman.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mengenai Pendekatan
Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PENDEKATAN
Pendekatan pembelajaran memiliki banyak sekali definisi namun masing-
masing masih memiliki hubungan. Namun secara konseptual Pendekatan
pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu cara pandang atau orientasi yang
dilakukan terhadap proses pembelajaran, yang mewadahi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu untuk mencapai tujuan
intruksional tertentu. Dari pengertian ini pendekatan pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara mendekati dan mempermudah pelaksanaan
pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai cara mendidik,
maka pendekatatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut
mengalami kemudahan dan keberhasilan. Adapun beberapa definisi pebdekatan
menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses,
perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.
2. Menurut pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa, “pendekatan pembelajaran
adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif
melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
3. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran
merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
4. Menurut Sanjaya, (2008:127) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif
5. Menurut Suherman (1993:220) mengemukakan pendekatan dalam pembelajaran
adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa
dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses
pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus.
6. Menurut Soedjadi (1991:102), membedakan pendekatan pembelajaran matematika
menjadi dua, sebagai berikut.
a) Pendekatan materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik
matematika tertentu menggunakan materi matematika lain.
b) Pendekatan pembelajaran (teaching approach), yaitu proses penyampaian atau
penyajian topik matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan
bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna
membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2 FUNGSI PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan
2.3 JENIS-JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Ada banyak sekali jenis-jenis dari pendekatan, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Pendekatan Kontekstual/Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of
Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,
manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini
siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan
komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar
yang penting, yaitu :
a. Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep
baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,
mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan
pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam
latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok
sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.
Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,
tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar
dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.
b. Pendekatan Konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan
batu-batu pembangun (building blocks) berpikir (Dahar,1989). Konsep-konsep
merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah,
seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini
didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya.
Pendekatan konsep merupakan bentuk instruksional kognitif yang memberi
kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan
menemukan prinsip sendiri (Arifin, Mulyati, dkk., 2000).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merencanakan
pembelajaran dengan pendekatan konsep (Dahar, 2003) :
1. Konsep-konsep yang akan diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan
lengkap
2. Prasyarat atau konsep-konsep yang telah diketahui dan diperlukan dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan pengalaman yang
memadai, sesuai dengan konsep yang akan dipelajari maupun konsep yang
telah ada.
Ilmu kimia tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen.
Sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, maka ilmu kimia mengandung
baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Seperti halnya
pengetahuan deklaratif pada umumnya, pengetahuan kimia juga disusun oleh
konsep-konsep dalam suatu jaringan proposisi. Untuk mengikuti perkembangan
ilmu kimia yang sangat pesat, belajar konsep kimia merupakan kegiatan yang
paling sesuai bagi pembentukan pengetahuan kimia dalam diri siswa (Dahar,1989)
Menurut hasil penelitian, fakta-fakta yang terlepas-lepas tentang pelajaran
kimia akan cepat dilupakan, tetapi konsep ilmiah akan lebih lama diingat. Selain
itu, bila siswa benar-benar memahami suatu konsep maka siswa akan dapat
menerapkan konsep itu pada situasi baru.
c. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan
dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan
dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam
lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu , guru
lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.Jadi pendekatan konstruktivisme
merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang
pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu
dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun
terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus
dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti
Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan
pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat
konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).
d. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut
pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke
penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya mencoba pembelajaran
dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori
dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang
atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan.
Menurut Setyosari (2010:7) menyatakan bahwa “Berpikir deduktif merupakan
proses berfikir yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang bersifat umum
ke hal-hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika tertentu.”
Hal serupa dijelaskan oleh Sagala (2010:76) yang menyatakan bahwa:
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaaan umum
kekeadaan yang khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa “Pendekatan
deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran,
kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam
situasi tertentu.”
Dalam pendekatan deduktif menjelaskan hal yang berbentuk teoritis kebentuk
realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Disini guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemukan para ahli, kemudian
menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh.
Dari penjelasan beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan
deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus.
e. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari
hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach)
menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus. Metode induktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan
khusus menuju keadaan umum.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa: Pendekatan
induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta, contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk
berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar
dari pelajaran tersebut. Mengajar dengan pendekatan induktif adalah cara
mengajar dengan cara penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang spesifik
untuk kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau fakta yang
pasti.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif
adalah pendekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan
khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau
aturan.
f. Pendekatan Proses
Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap
yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan Kimia. Keterampilan-keterampilan tersebut disebut keterampilan
proses, dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan disebut sikap ilmiah.
Oleh karena itu, pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses
ditemukannya konsep-konsep Kimia. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk
menjelaskan konsep-konsep kimia ditempuh dengan “pendekatan proses”. Dalam
“pendekatan proses” pendekatan pembelajaran didasarkan pada anggapan bahwa
ilmu kimia itu terbentuk dan berkembang akibat diterapkannya suatu proses, yang
dikenal dengan metode ilmiah, dengan menerapkan keterampilan-keterampilan
proses Sains, yaitu mulai dari menemukan masalah hingga mengambil keputusan.
Dalam perkembangan selanjutnya pendekatan ini lebih dikenal dengan
Pendekatan Keterampilan Proses.
Keterampilan-keterampilan proses tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
keterampilan-keterampilan:
1. Mengamati, yaitu melakukan pengumpulan data tentang fenomena atau
peristiwa dengan menggunakaninderanya. Mengamati merupakan dasar bagi
semua keterampilan proses lainnya.
2. Menafsirkan pengamatan, yaitu menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya.
3. Meramalkan, ialah prakiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang
reliabel. Ramalan berarti pula mengemukaan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan
sebagai hasil pengamatan.
4. Menggunakan alat dan bahan, ialah mengetahui konsep dan mengapa
mengapa menggunakan alat dan bahan.
5. Menerapkan konsep, ialah menggunakan generalisasi yang telah
dipelajarinya pada situasi baru, atau untuk menerangkan apa yang diamatinya.
6. Merencanakan penelitian, ialah merancang kegiatan yang dilakukan untuk
menguji hipotesis, memeriksa kebenaran atau memperlihatkan prinsip-prinsip
atau fakta-fakta yang telah diketahuinya
7. Mengkomunikasikan hasil penelitian, ialah keterampilan menyampaikan
gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.
8. Mengajukan pertanyaan, ialah bertanya apa, mengapa dan bagaimana,
pertanyaan untuk minta penjelasan dan pertanyaan yang berlatar belakang
belakang hipotesis.
Untuk menggunakan pendekatan keterampilan proses ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
1. Dalam menyusun silabus, keterampilan proses perlu dikembangkan bersama-
sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip kimia.
2. Kedelapan keterampilan proses tsb diperkirakan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa dari sekolah dasar hingga menengah.
3. Dalam pembelajaran kimia, keterampilan proses diatas tidak perlu sesuai
urutan.
4. Setiap metode dan pendekatan pada pembelajaran kimia dapat digunakan
untuk mengembangkan keterampilan prose
Kemungkinan pengembangan keterampilan proses pada metode ceramah lebih
sedikit dibanding metode eksperimen.
g. Pendekatan Open–Ended
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki
multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-
Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan denganOpen-Ended
problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih
menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian
bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban,
namun beberapa atau banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada
satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu
jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah Open-
Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan
metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang
diberikan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir.
h. Pendekatan pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah menekankan agar pembelajaran memberikan
kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah yang objektif dan tahu benar
apa yang dihadapi.
Pemecahan masalah ini dilakukan melalui tahap-tahap:
1. Perumusan masalah
2. Membuat hipotesis
3. Studi pustaka
4. Melakukan penelitian, pengumpulan data
5. Menganalisis data
6. Kesimpulan.
i. Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik
appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi
melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi,
atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses
pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan
menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
j. Pendekatan STM
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan
konsep, keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains
Technology Society (STS), Science Technology Society and Environtment
(STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya
banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai
kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang
cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan
penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan
sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme,
yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui
k. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan
konsep-konsep, pada sifat dari konsep-konsep, dan pada bagaimana konsep-
konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Walaupun para teoriwan kognitif
memikirkan kondisi-kondisi yang memperlancar pembentukan konsep, penekanan
mereka ialah pada proses-proses internal yang digunakan dalam belajar konsep-
konsep.
Studi-studi kognitif tentang perolehan konsep telah memperlihatkan beberapa
penemuan sebagai yang dikemukakan di bawah ini.
1. Konsep-konsep konjuktif lebih mudah dipelajari dari pada konsep-konsep
disjunktif atau konsep-konsep relasional. Banyak studi memperlihatkan bahwa
suatu konsep yang menghendaki danya dua atau lebih atribut lebih mudah
dipelajari dari pada suatu konsep yang menghendaki salah satu atribut dari dua
atau lebih atribut-atribut.
2. Belajar konsep lebih mudah dengan menggunakan paradigma selektif dari
paradigma reseptif. Penyajian bersamaan dari contoh-contoh dan noncontoh-
contoh mengurangi tuntutan pada memori. Bila paradigma reseptif digunakan,
pada subjek diperlihatkan suatu contoh dari konsep, contoh dihilangkan, lalu
stimulus yang lain disajikan. Subjek harus mengingat atribut-atribut dari
contoh untuk dapat memberikan respon pada stimulus yang baru. Tetapi, jika
berbagi noncontoh timbul, subjek mungkin lupa akan atribut-atribut dari
contoh.
l. Pendekatan Lingkungan
Dari berbagai definisi dan penelitian penggunaan pendekatan lingkungan yang
dilakukan oleh Eugene Ralph Brady (1973) dan T.E.Berger (1973) dapat
disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan adalah pendekatan proses dengan
lingkungan sebagai sarana atau media untuk memperkenalkan lingkungan kepada
siswa dalam mengembangkan aspek kognitif. Saat ini pendekatan lingkungan
tidak hanya sekedar mengembangkan aspek kognitif saja, tetapi lebih diutamakan
untuk mengembangkan aspek afektif. Yaitu dengan tujuan supaya orang mau
terlibat, mau menangani dan mau memelihara lingkungan.
Secara ekologi manusia adalah bagian dari lingkungan hidupnya. Untuk
kelangsungan hidupnya manusia memerlukan sumberdaya dari lingkungannya,
misalnya udara. air, tanah, tumbuhan dan hewan. Di samping itu manusia juga
mendapat rangsangan dari lingkungannya dalam segi keindahan alam, masalah
sampah, polusi, dan seterusnya sampai issu pemanasan global (global warming).
Hubungan manusia dengan lingkungannya merupakan hubungan timbal balik.
Sebagai contoh : proses fotosintesa pada tumbuhan dan proses pernafasan pada
manusia.
Dalam tubuh manusia :
C6H12O6 + 6 O2 → 6 H2O + 6 CO2 + Energi
Dalam tumbuhan :
6 CO2 + 6 H2O → C6 H12 O6 + 6 O2
Dari contoh di atas ditunjukkan bahwa manusia adalah bagian dari suatu
ekosistem, dan kelestaruan manusia bergantung pada kelestaruan ekosistemnya.
Manusia harus selalu menjaga agar terdapat keserasian antara dirinya dengan
komponen lain dalam ekosistemnya.
Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut (Dahar,1982) :
1. Yang dimaksud dengan lingkungan, mencakup semua benda dan keadaan
yang mempengaruhi siswa.
2. Isi pelajaran disesuaikan dengan keadaan lingkungan siswa dan penerapan-
penerapan kimia.
3. Penyusunan bahan ajar berkisar pada suatu tema atau topik.
m. Pendekatan Realistik
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan olehHans Frudenthal
di Belanda. Realistic Mathematics Education (RME) adalah pendekatan
pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang ‘real’ bagi siswa, menekankan
ketrampilan ‘proses of doing mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi,
berargumentasi dengan teman sekelas sehinggga mereka dapat menemukan
sendiri (‘student inventing’ sebagai kebalikan dari ‘teacher telling’) dan pada
akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara
individu maupun secara kelompok. (Zulkardi, 2009)
Pengertian pendekatan realistik menurut Sofyan, (2007: 28) “sebuah
pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar
pendidikan itu sendiri”.
Menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “pendekatan realistik adalah
pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep
sebagai titik tolak dalam belajar matematika”. Matematika Realistik yang telah
diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika
harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia.
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi- strategi informasi
siswa berkembang ketika mereka menyeleseikan masalah pada situasi- situsi biasa
yang telah diakrapiniya, dan keadaan itu yang dijadikannya titik awal
pembelajaran pendekatan realistik atau Realistic Mathematic Education(RME)
juga diberi pengertian “cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyelediki dan memahami konsep matematika melalui suatu
masalah dalam situasi yang nyata”. (Megawati, 2003: 4). Hal ini dimaksudkan
agar pembelajaran bermakna bagi siswa.
Realistic Mathematic Education(RME) adalah pendekatan pengajaran yang
bertitik tolak pada hal- hal yang real bagi siswa(Zulkardi). Teori ini menekankan
ketrampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman
sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri(Student Invonting), sebagai
kebalikan dari guru memberi(Teaching Telling) dan pada akhirnya murid
menggunakan matematika itu untuk menyeleseikan masalah baik secara individual
ataupun kelompok.
Pada pendekatan Realistik peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator,
moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir, mengkomunikasikan
argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka, serta melatih saling
menghargai strategi atau pendapat orang lain.
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME ini adalah
pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada
pendidikan matematika.(Yuwono: 2001)
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa RME atau pendekatan
Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari-
hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan mengaplikasikan
konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu pembelajaran matematika yang
berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi siswa dan mengacu pada
konstruktivis sosial.
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI BEBERAPA JENIS PENDEKATAN
Adapun kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis pendekatan yang telah
disebutkan sebelumnya yaitu sebagai berikut:
A. Pendekatan Kontekstual
1. Kelebihan Pendekatan Kontekstual
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa
c. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
2. Kelemahan Pendekatan Kontekstual
a. Guru lebih intensif dalam membimbing., karena dalam metode CTL. Guru
tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Namun dalam konteks ini
tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
B. Pendekatan Konstruktivisme
1. Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme
Menurut Ella (2004:55) menjelaskan bahwa pendekatan
konstruktivisme membantu siswa menguasai tiga hal, yaitu:
a. Siswa diajak memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalamannya
yang berbeda.
b. Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.
c. Pemahaman konstruktivisme, yaitu membangun dan mengetahui
bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi
kehidupan nyata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
konstruktivisme memiliki berbagai kelebihan antara lain:
1. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa akan aktif dalam
pembelajaran
2. Menjadikan proses pembelajaran tersebut menyenangkan dan lebih
bermakna bagi siswa.
3. Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa
dengan pengetahuannya
4. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan
realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan belajar.
5. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena setiap jawaban siswa
ada penilaiannya
6. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
2. Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
a. Siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya.
b. Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah.
c. Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar dalam menanti temannya
yang belum selesai.
C. Pendekatan Deduktif
1. Kelebihan Pendekatan Deduktif
a. Tidak memerlukan banyak waktu.
b. Sifat dan rumus yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan kedalam
soal-soal atau masalah yang konkrit.
2. Kelemahan Pendekatan Deduktif
a. Siswa sering mengalami kesulitan memahami makna dalam pembelajaran.
Hal ini disebabkan siswa baru bisa memahami konsep setelah disajikan
berbagai contoh.
b. Siswa sulit memahami pembelajaran yang diberikan.
c. Siswa cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan deduktif
d. Konsep tidak bisa diingat dengan baik oleh siswa.
D. Pendekatan Induktif
1. Kelebihan Pendekatan Induktif
a. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berusaha sendiri atau
menemukan sendiri suatu konsep sehingga akan diingat dengan lebih baik.
b. Siswa memahami sifat atau rumus melalui serangkaian contoh.
c. Dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
2. Kelemahan Pendekatan Induktif
a. Memerlukan banyak waktu.
b. Kadang-kadang hanya sebagian siswa yang terlibat secara aktif.
c. Sifat dan rumus yang diperoleh masih memerlukan latihan atau aplikasi
untuk memahaminya.
d. Secara matematik (formal) sifat atau rumus yang diperoleh dengan
pendekatan induktif masih belum menjamin berlaku umum.
E. Pendekatan Proses
1. Kelebihan Pendekatan Proses
Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting
untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan. Dan juga pendahuluan
proses bersifat kreatif, siswa aktif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan
berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
2. Kelemahan Pendekatan Proses
a. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan
pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
b. Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua
sekolah dapat menyediakannya.
c. Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancangkan suatu
percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang
sulit, tidak semua siswa mampu melaksanakannya.
F. Pendekatan Open–Ended
1. Kelebihan Pendekatan Open-Ended
a. Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta
memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.
b. Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk
mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan dengan cara
mereka sendiri.
c. Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban
yang mereka berikan.
d. Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri
maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.
2. Kelemahan Pendekatan Open–Ended
a. Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang
bermakna bagi siswa.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamai siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
c. Karena jawaban bersifat bebas, siswa dengan kemampuan tinggi bisa
merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka
tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
G. Pendekatan Realistik
1. Kelebihan Pendekatan Realistik
a. Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang
tidak tampak.
b. Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.
c. Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah
didapatkan.
d. Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
e. Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.
f. Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.
2. Kelemahan Pendekatan Realistik
a. Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar(40- 45 orang).
b. Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.
c. Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mampu memahami materi pelajaran.
H. Pendekatan Pemecahan Masalah
1. Kelebihan Pendekatan Pemecahan Masalah
a. Pemecahan masalah dapat memantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan utnuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
b. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
c. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentranfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan siswa.
2. Kekurangan Pendekatan Pemecahan Masalah
Siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
I. Pendekatan Saintifik
1. Kelebihan Pedekatan Saintifik
a. Menjadikan siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan
materi pembelajaran
b. Penilaian di dapat dari semua aspek.
c. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi
juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.
2. Kekurangan Pendekatan Saintifik
a. Guru jarang menjelaskan.
b. Guru banyak yang beranggapan bahwa guru tidak perlu menjelaskan
materinya.
J. Kelebihan Pendekatan STM
1. Kelebihan Pendekatan STM
a. Siswa memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi
dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan yang telah
dimiliki.
b. Melatih siswa peka terhadap masalah yang sedang berkembang di
lingkungan mereka.
c. Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem
kehidupan dengan mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana
perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan
masyarakat secara timbal balik.
2. Kelemahan Pendekatan STM
a. Siswa mengalami kesulitan dalam manghubungkaitkan antar unsur-unsur
dalam pembelajaran.
b. Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran.
c. Pendekatan STM hanya dapat diterapkan dikelas atas.
K. Pendekatan Kognitif
1. Kelebihan Pendekatan Kognitif
a. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih
menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan
pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.
b. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan
dasar-dasar dari materi yang diajarkan untuk pengembangan.
c. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat
memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat
semua materi-materi yang diberikan.
d. Peserta didik menjadi lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum
ada atau menginovasi halyang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
e. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak
diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.
2. Kelemahan Pendekatan Kognitif
a. Selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya
ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
b. Metode ini kurang memperhatikan cara peserta didik dalam
mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta
didiknya dalam mencarinya.
c. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka
dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang
diberikan.
.
L. Pendekatan Lingkungan
1. Kelebihan Pendekatan Lingkungan
a. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang
lebih bermakna (meaningfull learning).
b. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada
penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.
c. Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi siswa, kegiatan belajar
dimungkinkan akan lebih menarik bagi siswa.
2. Kekurangan Pendekatan Lingkungan
a. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan
ketika siswa diajak ke tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar
yang di harapkan.
b. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan
memerlukan waktu yag lebih lama,.
c. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam
kelas.Lingkungan yang ada di sekitar anak.
M. Pendekatan Konsep
1. Kelebihan Pendekatan Konsep
a. Fokus pada penguasaan konsep dan subkonsep.
b. Siswa dibimbing untuk memahami konsep dengan beberapa metode.
2. Kelemahan Pendekatan Konsep
a. Pendekatan ini kurang memperhatikan aspekstudent centre.
b. Guru terlalu dominan dan siswa tidak dibimbing untuk memahami konsep.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna
membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran yaitu:
a. Pendekatan Kontekstual
b. Pendekatan Konstruktivisme
c. Pendekatan Deduktif
d. Pendekatan Induktif
e. Pendekatan Proses
f. Pendekatan Open–Ended
g. Pembelajaran Matematika Realistik
h. Pemecahan Masalah
i. Pendekatan Saintifik
j. Pendekatan STM
k. Pendekatan Kognitif
l. Pendekatan Lingkungan
3.2 SARAN
Dari uraian mengenai pendekatan dalam proses belajar mengajar, diharapkan
pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan tersebut untuk
mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam permasalahan mengajar dan dapat
membentuk kepribadian anak didik sehingga mampu menciptakan generasi bangsa yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012 http://citratyas.wordpress.com/2012/01/08/pendekatan-metode-strategi-dan-
teknik-pembelajaran-pendidikan/
Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis). Jakarta : Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bina Aksara
Sagala, Syiful (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.
www.psikologibelajar.co.id
http://yastarin.blogspot.co.id/2014/03/metode-dan-pendekatan-dalam-pendidikan.html
http://mtk2012unindra.blogspot.co.id/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html
http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-pendekatan-
pembelajaran.html?m=1