Pendekatan Islam

14
1 BAB II PEMBAHASAN A. Urgensi Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam Beberapa metode diperlukan dalam memahami islam, karena secara operasional konseptual dapat memberikan pandangan bahwa islam tidak hanya berwajah tunggal (single face) melainkan berwajah plural (multifaces). Hal ini diperlukan karena islan sebagai agama tidak boleh dipahami melalui pintu wahyu belaka, tetapi perlu dipahami melalui pintu pemeluknya, yaitu masyarakat muslim yang menghayati, meyakini dan memperoleh pengaruh dari islam tersebut. Dengan kata lain, berarti mecari kebenaran teologis atau filosofis, akan tetapi juga mencari bagaimana islam itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial dengan berdasarkan atas fakta realitas sosio-kultur. 1 Selain ini ada dua macam kajian islam yang dilakukan, pertama oleh kalangan muslim sendiri, kedua oleh karangan orientalis (Barat). Kelompok pertama menggunakan pendekatan yang disebut fideistic subjectivism / al-‘aql al-dini al-lahuti (pemikiran teologi- normatif), dan kelompok kedua menggunakan 1 Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam (Surabaya: iain sunan ampel press. 2011`). Hal. 161.

Transcript of Pendekatan Islam

Page 1: Pendekatan Islam

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensi Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam

Beberapa metode diperlukan dalam memahami islam, karena

secara operasional konseptual dapat memberikan pandangan bahwa islam

tidak hanya berwajah tunggal (single face) melainkan berwajah plural

(multifaces). Hal ini diperlukan karena islan sebagai agama tidak boleh

dipahami melalui pintu wahyu belaka, tetapi perlu dipahami melalui pintu

pemeluknya, yaitu masyarakat muslim yang menghayati, meyakini dan

memperoleh pengaruh dari islam tersebut. Dengan kata lain, berarti mecari

kebenaran teologis atau filosofis, akan tetapi juga mencari bagaimana

islam itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial dengan berdasarkan atas

fakta realitas sosio-kultur.1

Selain ini ada dua macam kajian islam yang dilakukan, pertama

oleh kalangan muslim sendiri, kedua oleh karangan orientalis (Barat).

Kelompok pertama menggunakan pendekatan yang disebut fideistic

subjectivism / al-‘aql al-dini al-lahuti (pemikiran teologi-normatif), dan

kelompok kedua menggunakan pendekatan yang disebut scientific

objectivsm / al-‘aql al filsafi (pemikiran filsafat).

Pendekatan pertama berupaya memahami agama secara liteal,

dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu

keyakinan behwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap yang

paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Sementara pendekatan

kedua membahas berbagi peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat,

waktu, obyek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut.

Pendekatan ini amanat dibutuhkan dalam memahami islam, karena

islam itu turun dalam situasi yang konkret Bahkan berkaitan dengan

kondisi sosial kemasyarakatan. Maka didalam al-Qur’an ditemukan

1 Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam (Surabaya: iain sunan ampel press. 2011`). Hal. 161.

Page 2: Pendekatan Islam

2

berbagi macam kisah-kisah sejarah, yang dapat dijadikan sebagai patokan

dalam memahami ajaran dalam islam dan juga ditemukan istilah asbab al-

nuzul hukum-hukum fikih dan lain sebagainya.

B. Perkembangan Model Pendekatan dalam Studi Islam

Perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim

dunia menyebabkan islam mendapat perhatian besar dalam studi agama.

Studi islam sebagai sebuah disiplin, sebenarnya sudah dimulai sejak lama.

Studi ini mempunyai akar yang kokoh dikalangan sarjana muslim dalam

tradisi keilmuan tradisional. Dalam dua dekade terakhir ini, semakin

tumbuh kesadaran akan pentingnya berbagai pendekatan ilmiah dalam

bidang Islamic Studies dan perhatian akan problem-problem yang

dihasilkan dari berbagai pendekatan ini. Oleh karena itu mengkaji ilmu

ditemukan multiplisitas dan mengisi secara kritis-komunikatif. Sebagai

contoh, dalam studi tentang data keagamaan, seperti al-Qur’an, teks-teks

klasik dan interprestasi tenteng makna-makna keagaman meskipun

pendekaan dan metode yang digunakan sama, kesimpulan ilmiahnya bisa

berbeda, karena ada sensibilitas yang berbeda antara satu peneliti dengan

peneliti lainnya.

Kalau dilacak, sejarah pertumbuhan studi Islam, dapat dilihat pada

abad ke-19, dimana kajian islam pada masa ini lebih menekankan pada

tradisi filologi.

Tampaknya penelitian agama memang tidak dapat dipisahkan dari

aspek bahasa, karena karena manusia adalah makhluk berbahasa

sedangkan doktrin agama dipahami, dihayati dan disosialisasikan melalui

bahasa. Pembahasan berikut ini mengenai pengertian bahasa yang

dipersempit dan diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk

mengungkapkan perasaan atau memerintah.2 Istilah bahasa agama dalam

buku ini menunjukkan tiga macam bidang kajian dan wacana. Pertama,

ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan obyek pemikiran

2 Ibid., hlm.169.

Page 3: Pendekatan Islam

3

yang bersifat metafisi, terutama tentang tuhan. Kedua, bahasa kitab suci

terutama bahasa al-Qur’an dan ketiga, bahasa ritual keagamaan.

Penelitan agama dengan menggunakan pendekatan fiologi dapat dibagi

dalam tiga pendekatan. Perlu ditekankan disini bahwa ketiga pendekatan

dimaksudkan tidak terpisah secara skstrem, pendekatan bisa over lapping,

saling melengkapi atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama. Ketiga

pendekatan trsebut adalah metode tafsir, content analisis dan

hermeneutika.3

1. Metode Tafsir

Pendekatan filologi dalam al-Qur’an adalah pendekatan atau metode

tafsir. Metode tafsir adalah metode tertua dalam pengkajian agama.

Sesuai dengan namanya, tafsir berarti penjelasan, pemahaman dan

perincian atau kitab suci, sehingga isi pesan kitab suci dapat dipahami

sebagaiman dapat diketahui oleh Tuhan.

Berkaitan dengan penelitihan agama tujuan tafsir adalah

menjelaskan, menerangkan, menyingkap kandungan kitab suci pesan

yang terkandung di dalamnya baik barupa hukum, moral, spiritual,

perintah maupun larangan dapat dipahami, dihayati dan diamalkan.

Dalam rangka menjelaskan isi pesan kitab suci tafsir menggunakan

berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu:

a. Pendekatan satra bahasa

b. Pendekatan filosofis

c. Pendekatan teologi

d. Pendekatan ilmiah

e. Pendekatan fikih atau hukum

f. Pendekatan tasawuf

g. Pendekatan sosiologi

h. Pendekatan kultural

3 Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam (Surabaya: iain sunan ampel press. 2002). Hal. 151-158.

Page 4: Pendekatan Islam

4

Ini berarti bahwa ayat yang sama apabila ditafsirkan dengan

pendekatan berbeda akan menghasilkan isi pesan yang berbeda pula.

Adapun metode penafsiran yang berkemban dalam tradisi intelektual

islam dan cukup populer yaitu: tahlil, ijmali, muqaran dan mawdzu.

Tafsir tahlil adalah metode mentafsirkan al-Qur’an dengan cara

menguraikan secara detail kata demi kata, ayat demi ayat dan surat

demi surat yang ada dalam al-Qur’an awal hingga akhir.

Tafsir Ijtimali adalah cara menafsirkan ayat-ayat dalam kitab

suci dengan cara menunjukkan kandungan makna kitab suci secara

global dan penjelasannya biasanya secara global pula.

2. Pendekatan Filologi Terhadap As-sunnah (Al-Hadist)

As-sunnah secara etimologi berarti tradisi atau perjalanaan.

Sedangkan al-Hadistsecara etimologi berarti ucapan atau pernyataan

dan sesuatu yang baru. Dalam arti teknis as-sunnah (Sunnatur- Rosul)

identik dalam hadits.

3. Pendekatan Filologi terhadap Teks, Naskah dan Kitab-Kitab:

Hermeneutika

Hermeneutika secara etimologi berasal dari kata kerja hermeneuin :

menyampaikan berita. Pengertian yang lebih lengkap dinyatakan

Stephen WL. Bahwa hermeneutika: Studi of understanding,

espicciallyby interpriting action and text.4

C. Kontruksi Teori Dan Pendekatan dalam Studi Ke-Islaman

Seiring dengan pemekaran wilayah pemahaman dan penghayatan

keagamaan, yang antara lain disebabkan oleh transparansi sekat-sekat

budaya. Sebagai akibat dari lupaan informasi dalam era ilmu dan

teknologi, masyarakat islam membutuhkan masukan-nasuka dan kajian-

kajian keagamaan yang segar, yang tidak lagi melulu bersifat teologis-

normatif, tetapi juga menginginkan masukan-masukan dari kajian

keagamaan yang bersifat historis-kritis.

4 Ibid.,

Page 5: Pendekatan Islam

5

Untuk itu dalam buku ini, penulis menegaskan perlunya

pendekatan-pendekatan yang bervariatif dalam studi islam. Studi islam

dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang bersifat komperhensif,

multidispliner, interdispliner dengan menggunakan metodologi yang

bersifat akademik-kritis.

Konstruksi adalah cara membuat bangunan-bangunan. Teori berarti

pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu

peristiwa. Sementara itu, yang dimaksud dengan pendekatan adalah cara

pandang atau paradigma pada suatu bidang ilmu yang digunakan untuk

memahami agama. Studi tentang data keagamaan, seperti qur’an, teks-teks

data klasik, dan interprestasi tentang makna-makna agama, meskipun

pendekatan dan metode yang digunakan sama, kesimpulan-kesimpulan

ilmiahnya cenderung berbeda karna ada praduga dan srsibilitas yang

berbeda. Stuasi yang sama terjadi pada studi tentang agama-agama dan

budaya-budaya selain islam.5

D. Peran Sosial dalam Memahami Islam

Arkum menyatakan perlunya perbaikan terhadap hasil dari

beberapa kajian keislaman yang dilakukan beberapa pihak; pertama oleh

kalangan muslim (al-islamiyyun), yang tidak setuju dengan pendekatan

sosiologi, baik dari sisi metodologi terminologi serta problemnya, untuk

digunakan dalam sebuah kajian keislaman. Kedua oleh para orientalis,

yang dalam kajiannya, analisis yang digunakan tidak terlalu mendalam (la

yafham al-bu’du al-dini) dimana mereka hanyaberangkat dari beberapa

contoh dan kondisi sejarah yang berbeda dan mengkajinya dari sudut

pandang ilmu-ilmu sosial semata, yantg itu merupakan produk dari barat.

Mereka terkadang hanya berangkat dari pendekatan linguistik (filologi),

sehingga miskin akan discourse of analysis.

Dengan melihat kasus di prancis, arkum membicarakan tentang

perbedaan tradisi yang terjadi ditengah-tengah keilmuan masyarakat barat

dan eropa secara umum, yaitu perbedaan antara peneliti dari kelompok

5 Tim Penyusun IAIN SUNAN AMPEL, Op. Cit. 176

Page 6: Pendekatan Islam

6

ilmu-ilmu humanities di Barat, yang tidak menekuni kajian dan warisan

intelektualnya dengan kelompok yang memang menekuni kajian-kajian

keislaman (para orientalis). Arkum menyayangkan karena para orientalis

itu tidak membuka wacana diskusi dibidang epistemologi dengan para

pengkaji ilmu-ilmu humanities. Arkum mengkritik para orientalis dengan

mengatakan bahwa mereka telah ketinggalan metodologi dan berwawasan

penting dibidang epitemologi. Maka arkum mengajak untuk mengadakan

revolusi di bidang kajian-kajian keislaman dan Arab.

Sementara itu kaum fundamentalis islam juga menolak kajian-

kajian sosial untuk digunakan dalam mengkaji islam dan memiliki sikap

yang mudah tersinggung dari pada melakukan penelitihan tentang islam

secara ilmiah. Maka arkum menyatakan bahwa untuk memahami

masyarakat arab atau islam pada masa kini, dibutuhkan metodologi nalar

baru yang pluralis sesuai dengan segala masyarakat, progresif, komparatif,

revolusioner, memiliki sifat terbuka, sistematis, memiliki analisa yang

luas, universal. Nalar ini oleh arkum disebu nalar falsafi (al-‘aql al-

falsafi). Nalar ini adalah lawan dari nalar teologi (al-difa’i) ofensif (al-

hujumi) dan dogmatis (al-dogma’i). Sebuah nalar yang menutup gerak

pemikiran islam semenjak abad ke IX danXII Masehi.

E. Pendekatan Pemikiran: Kalam , Filsafat, Tasawuf6

1. Pendekatan Pemikiran Kalam

Tampaknya sampai kini masih dalam perdebatan, paling tidak,

pada tingkat semantik. Tentang penggunaan istilah teolgi (islam) dan

pengidentiknya dengan ilmu kalam. Mereka yang melatar belakangi

dalam tradisi keislaman konvesional mengartikan teologi islam sebagai

ilmu kalam yakni disiplin yang mempelajari ilmu ketuhanan bersifat

abstrak, polemis, spekulatif, dan normatif.

Seperti yang terungkap dalam judul buku “Teologi” tulisan Harun

Nasution dan A. Hanafi. Sementara itu bagi mereka yang terlatih

dalam tradisi barat dan tidak mempelajari islam dari studi-studiformal

6 Ibid., hal.159-164.

Page 7: Pendekatan Islam

7

lebih melihat teologi sebagai pemahaman serta penafsiran terhadap

realitas dalam perspektif.

Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan

(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang mesti

tidak ada pada Nya serta sifat-sifat yang mungkain ada pada Nya dan

membicarakan pula tentang Rosul-rosul tuhan , untuk menetapkan

kerosulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada pada Nya,

sifat-sifat yang tidak mesti ada pada Nya dan sifat-sifat yang mungkin

terdapat padanya.

2. Pendekatan Filsafat

Filsafat berasal ari bahasa Arab yang berhubungan erat dengan kata

aslinya yakni bahasa Yunani Phileshopia: secara harfiah, Philo: cinta,

Shopia: hikmah, kebijakan. Selain itu filsafat dapat pula diartikan

mencari hakikat sesuatu berusaha menemukan sebab dan akibat serta

berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.

Srdangkan sidi gazali begpendapat filsafat adalah berfikir secara

mendalam, sistematis, radikal dan universal dalam rangka mencapai

kebenaran, inti, hikmah, atau hakikat mengenai segala sesuatu yang

ada.

Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya.

Jika kebenaran yang sebenarnya dirumuskan secara sistematis maka ia

adalah sistematis filsafat. Sistematika filsafat itu terbagi atas tiga

cabang filsafat besar yakni teori pengetahuan teori hakekat dan teori

nilai.

Sedangkan objek penelitian filsafat dapat dibedakan menjadi dua.

Pertama objek materia yakni semua yang ada, mungkin ada serta

pengetahuan tentang nilai. Sebagai catatan yang diteliti adalah

mengenai bagian abstrak dari obyek tersebut. Contoh tentang

penelitihan menusia yakni bagian yang merupakan hakikat yang

abstrak yakni eksistensinya dan nilai-nilai kemanusiaannya. Kemudian

Page 8: Pendekatan Islam

8

mengenai obyek formanya yakni penelitihan yang mendalam,

sistematis, universal dan radikal.

3. Pendekatan Pemikiran Tasawuf

Islam adalah agama yang bersifat universal, memberikan jawaban

asasi terhadap berbagai kekebutuhan menusia, lahiriyah, batiniyah,

individual serta kolektif. Tasawuf merupakan salah satu bidang studi

islam yang memfokuskan perhatiannya pada dimensi esoterik yakni

pembersihan aspek rohani sehingga dapat menimbulkan akhlak mulia.

Melalui studi tasawuf ini, seseorang dapat menegtahui tata cara

melakukan pembersihan jiwa srta mengamalkan secara benar. Dari

pengetahuan ini ia akan tampil sebagai seorang yang terampil dan

pandai pada saat ini berinteraksi dengan orang lain atau pada saat

melakukan aktifitas dunia yang menentukan kejujuran, keikhlasan serta

tanggung jawab.

Menarik sekali AbbudinNata dalam bukunya Metodologi Studi

Islam menjelaskan pengertian tasawuf. Terdapat tiga sudut pandang

yang digunakan para ahli dalam mendefinisikan tasawuf.

Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas. Kedua,

sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, dan

ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk ber-Tuhan.

Page 9: Pendekatan Islam

9

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam

Surabaya: iain sunan ampel press. 2002

Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam

Surabaya: iain sunan ampel press. 2011