Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Baru

download Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Baru

of 28

Transcript of Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Baru

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

PEMANFAATAN DAN JUAL BELI BIOGAS DITINJAU DARI PENDEKATAN HUKUM ISLAM DAN SAINS Diajukan sebagai salah satu tugas matakuliah Islam dan Sains Dosen Pengampu: Imelda Fajrianti, M.Si

Oleh : SAMSUL MUARIP (07630008) RISKA SEPTIANA (09630011) IMAM AGUS MUSTOFA (09630015) PANJI ALFIANTARA S (09630028)

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 20110

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

PEMANFAATAN DAN JUAL BELI BIOGAS DITINJAU DARI PENDEKATAN HUKUM ISLAM DAN SAINS

I. PENDAHULUAN Merebaknya krisis energi, meningkatnya harga minyak mentah dunia hingga kelangkaan BBM di Indonesia telah berdampak pada melambungnya harga BBM. Kondisi ini akhirnya mendorong masyarakat untuk mencari sumber energi alternatif. Salah satunya adalah teknologi biogas. Biogas merupakan teknologi yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Pemanfaatan teknologi ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir ketergantungan pada minyak. Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan kepada minyak, namun kebanyakan masih belum bisa dijangkau oleh segmen masyarakat yang luas, karena terhalang mahalnya teknologi dalam pengelolaan. Biodiesel dan biogas mungkin masih dikatakan barang-barang yang langka kita temukan, namun paling tidak penemuan ini menjadi titik celah bangsa ini untuk keluar dari belenggu ketergantungan minyak. Teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan proses segmentasi dari sampah organik secara anaerob oleh bakteri methan sehingga menghasilkan gas methan. Proses pemeliharaan pembangkit biogas cukup sederhana, dan energi yang dihasilkan cukup besar, yakni (8900 kkal/m3) gas metana murni. Gas metana yang dihasilkan dapat dibakar, sehingga dapat dihasilkan energi panas. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah organik dan limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran.

Memang penemuan ini adalah inovasi baru yang cukup mengejutkan, mengingat bahwa di Indonesia terdapat sekitar 11,3 juta ekor sapi yang kalau 50% nya dimanfaatkan kotorannya untuk biogas, Indonesia bisa menghemat Rp.7,8 triliun/tahun. Selain sumber energi altenatif, teknologi biogas juga membantu dalam mengurangi volume limbah buangan. Selain itu, teknologi ini juga tergolong ramah lingkungan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah, karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global 1

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

dibandingkan dengan karbondioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil. Nilai kalori 1m3 biogas sekitar 6000 watt/jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi. Oleh karena itu, biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, pengganti minyak tanah, elpiji, butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Bagi sebahagian masyarakat, penemuan ini mungkin membanggakan dan wajib untuk dikembangkan, namun bagi sebagian yang lain khususnya umat Islam Indonesia, hal ini masih mengundang banyak pertanyaan mengenai status hukumnya dalam Islam. Persoalan ini merupakan persoalan kontemporer yang ketentuan hukumnya tentu saja tidak bisa kita dapati di kitab-kitab klasik. Untuk sementara, mungkin kebanyakan umat Islam Indonesia yang sebagian besar bermazhab Syafi`i menganggap bahwa pemanfaatan dan jual beli biogas adalah haram sebab ia berasal dari kotoran, yang bagi ulama Syafi`iyah diklasifikasikan kedalam golongan najis, sementara sebagian yang lain mungkin saja tidak terlalu khawatir sebab penggolongan kotoran hewan sebagai najis juga masih bersifat khilafiyah. Atas dasar inilah penulis merasa penting untuk menggali lebih dalam hukum tentang biogas itu, baik pemanfaatan maupun jual-belinya dalam perspektif Islam dengan berdasarkan pada tuntunan wahyu dan sunnah serta komparasi atas pendapat para ulama tentangnya. Diharapkan penulisan makalah ini akan didapat gambaran tentang hukumnya. Penelusuran mengenai kehalalan atau keharaman jual-beli maupun pemanfaatan biogas ini tentu saja dapat dilakukan dengan cara apakah biogas tergolong kepada najis atau bukan. Hal ini terkait erat dengan hukum asal bahan baku penghasil biogas, selanjutnya baru kita akan dapat menetapkan hukum biogas itu sendiri. Jika najis, maka bagaimanakah ijtihad ulama tentang hukum pemanfaatan maupun penjual-belian najis (mencari letak kesepahaman dan letak khilaf), sampai batas mana ulama bersepakat dan 2

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

di mana letak ketidaksepahaman para ulama tersebut. Jika tidak tergolong najis maka secara otomatis hukumnya halal.

II. POKOK BAHASAN A. Biogas Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerob. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.(www.chem-is-try.org) Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerob sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil. (www.chem-is-try.org) Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerob yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75% CH4.

3

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Komposisi biogas No 1 2 3 4 5 6 7 Komponen Metana (CH4) Karbon dioksida (CO2) Nitrogen (N2) Hidrogen (H2) Oksigen (O2) Karbon Monoksida % 54-75 27-45 3-5 1-0

Hidrogen sulfida (H2S) Sedikit 0.1 0,1

sumber: Widarto Dkk 1997 Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. (www.chem-is-try.org) Limbah biogas yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi. Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui. (www.chem-is-try.org)

4

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya seperti distribusi melalui jaringan gas, pembangkit listrik, pemanas ruangan dan pemanas air. Jika dikompresi, ia dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG) yang digunakan pada kendaraan.

1. Proses Pembuatan Biogas Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi limbah organik (makhluk hidup) dengan bantuan bakteri dalam keadaan anaerob (tanpa oksigen). Limbah organik ini dapat berupa kotoran manusia/hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable ataupun limbah industri makanan, seperti industri tempe dan pindang. Sebahagian besar biogas berupa gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2), dan beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), hidrogen (H2) dan nitrogen. (Mary Silvita, 2006) Proses pembuatannya, limbah organik (misalnya: kotoran sapi) dikumpulkan dalam suatu wadah tertutup (digester/reaktor) dan diproses dalam dua tahap. Tahap pertama, limbah organik diuraikan menjadi senyawa asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Tahap kedua, senyawa asam lemah itu kemudian diubah menjadi gas metana dengan bakteri pembentuk metana. Gas metana ini sifatnya mudah terbakar. Gas inilah yang kemudian disalurkan melalui pipa ke dalam tabung gas, atau dapat langsung ke kompor gas untuk memasak, menyalakan penerangan, dan sebagainya. (Mary Silvita, 2006) Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan tanpa pembersih yang ekstensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui. Inilah sekilas fakta (manath) biogas yang akan ditetapkan status hukumnya. (Mary Silvita, 2006) Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan 5

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik homogen, baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila sampah-sampah organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Tetapi, hanya CH4 yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Umumnya kandungan metana dalam reaktor sampah organik berbeda-beda. Zhang et al. 1997 dalam penelitiannya, menghasilkan metana sebesar 50-80% dan karbondioksida 20-50%. Sedangkan menurut Hansen, dalam reaktor biogasnya mengandung sekitar 60-70% metana, 30-40% karbon dioksida, dan gas-gas lain, meliputi amonia, hidrogen sulfida, merkaptan (tio alkohol) dan gas lainnya. (www.chem-is-try.org) Dalam skala laboratorium, penelitian di bidang biogas tidak membutuhkan biaya yang besar tetapi harus ditunjang dengan peralatan yang memadai. Perangkat utama yang digunakan terutama adalah tabung digester, tabung penampung gas, pipa penyambung, katup, dan alat untuk identifikasi gas. Untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya biogas dari reaktor, salah satu uji sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan uji nyala. Biogas dapat terbakar apabila mengandung kadar metana minimal 57% yang menghasilkan api biru, biogas juga dapat terbakar dengan baik jika kandungan metana telah mencapai minimal 60%. Pembakaran gas metana ini selanjutnya menghasilkan api biru dan tidak mengeluarkan asap. (www.chem-istry.org)

2. Mekanisme Pembentukan Biogas Sampah organik sayur-sayuran dan buah-buahan seperti layaknya kotoran ternak adalah substrat terbaik untuk menghasilkan biogas. Proses pembentukan biogas melalui pencernaan anaerob merupakan proses bertahap, dengan tiga tahap utama, yakni hidrolisis, asidogenesis, dan metanogenesis. Tahap pertama adalah hidrolisis, dimana pada tahap ini bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan protein didegradasi oleh mikroorganisme hidrolitik menjadi senyawa terlarut seperti asam karboksilat, asam keton, asam hidroksi, keton, alkohol, gula sederhana, asamasam amino, H2 dan CO2. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap asidogenesis senyawa 6

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

terlarut tersebut diubah menjadi asam-asam lemak rantai pendek, yang umumnya asam asetat dan asam format oleh mikroorganisme asidogenik. Tahap terakhir adalah metanogenesis, dimana pada tahap ini asam-asam lemak rantai pendek diubah menjadi H2, CO2, dan asetat. Asetat akan mengalami dekarboksilasi dan reduksi CO2, kemudian bersama-sama dengan H2 dan CO2 menghasilkan produk akhir yaitu metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). (www.chem-is-try.org) Pada dasarnya efisiensi produksi biogas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi : suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi asam-asam lemak volatil, nutrisi (terutama nisbah karbon dan nitrogen), zat racun, waktu restensi hidrolik, kecepatan bahan organik, dan konsentrasi amonia. Dari berbagai penelitian yang penulis peroleh, dapat dirangkum beberapa kondisi optimum proses produksi biogas yaitu : Tabel 2. Kondisi Optimum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Produksi BiogasParameter Suhu Derajat Keasaman Nutrien Utama Nisbah Karbon dan Nitrogen Sulfida Logam-logam Berat Terlarut Sodium Kalsium Magnesium Amonia Kondisi Optimum 35oC 7 7,2 Karbon dan Nitrogen 20/1 sampai 30/1 < 200 mg/L < 1 mg/L < 5000 mg/L < 2000 mg/L < 1200 mg/L < 1700 mg/L

Sumber: (www.chem-is-try.org)

Parameter-parameter ini harus dikontrol dengan cermat supaya proses pencernaan anaerobik dapat berlangsung secara optimal. Sebagai contoh pada derajat keasaman (pH), pH harus dijaga pada kondisi optimum yaitu antara 7 7,2. Hal ini disebabkan apabila pH turun akan menyebabkan pengubahan substrat menjadi biogas terhambat sehingga mengakibatkan penurunan kuantitas biogas. Nilai pH yang terlalu tinggi pun harus dihindari, karena akan menyebabkan produk akhir yang dihasilkan adalah CO2 sebagai produk utama. Begitupun dengan nutrien, apabila rasio C/N tidak dikontrol dengan cermat, maka terdapat kemungkinan adanya nitrogen berlebih 7

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

(terutama dalam bentuk amonia) yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri. (www.chem-is-try.org)

3. Nilai Potensial Biogas Biogas yang bebas pengotor (H2O, H2S, CO2, dan partikulat lainnya) dan telah mencapai kualitas pipeline adalah setara dengan gas alam. Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya pun telah layak sebagai bahan baku pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, biogas dapat menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan pada kendaraan. Di Indonesia nilai potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan. (www.chem-istry.org) Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, nilai kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain No 1 2 3 4 5 6 7 Bahan Bakar Jumlah Biogas 1 m3 Elpiji 0,46 kg Minyak tanah 0,62 liter Minyak solar 0,52 liter Bensin 0,80 liter Gas kota 1,50 m3 Kayu bakar 3,50 kg Sumber: (www.chem-is-try.org)

B. Hukum Biogas Dari Kotoran Ternak Dasar pertama yang diterapkan islam, ialah : bahwa asal segala sesuatu yang diciptakan adalah halal dan mubah. Tidak ada satupun yang haram, kecuali kareuna ada nas yang sah dan tegas dari syari (yang berwenang membuat hukum itu sendiri, ialah Allah SWT dan Rasulullah SAW) yang mengharamkannya. Kalau tidak ada nas yang sah, misalnya kareuna ada sebahagian hadis lemah atau tidak ada nas yang tegas (sharih)

8

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

yang menunjukan haram, maka hal tersebut tetap sebagaimana asalnya, yaitu mubah. (Abu Hana Z:Yusuf Qordhawi, 2004) Imam syafii menyebutkan bahwa tak satupun permasalahan kehidupan yang dihadapi oleh umat islam melainkan ada solusianya atau dapat diketahui status hukumnya menurut Al-Quran maupun dalam sunah Nabi. Berdasarkan penegasan yang disampaikan Imam Syafii tersebut memunculkan kajian dalam ilmu Ushul Fiqih bahwa kasus hukum dalam islam dikategorikan menjadi dua macam yaitu mansukh dan ghoiru mansukh. Mansukh yaitu kasus hukum yang telah dijelaskan langsung secara tegas dan jelas oleh teks Al-Quran maupun Sunah, sedangkan ghairu mansukh adalah hukum yang belum dijelaskan langsung secara tegas dan jelas oleh teks Al-Quran maupun sunnah. (Isna Wahyuni, 2011) Dalam penentuan hukum biogas ini ada dua pendapat yang berbeda yakni yang menghalalkan biogas dari kotoran ternak dan ada yang mengharamkan biogas dari kotoran ternak. Untuk mengetahui pendapat yang menghalalkan hukum kotoran ternak untuk pembuatan biogas kita dapat melihatnya melalui pendekatan-pendekatan kaidah Ushul Fiqih : 1. Kaidah asal segala sesuatu adalah mubah Ulama-ulama islam mendasarkan ketetapannya, bahwa segala sesuatu asalnya mubah, seperti tersebut Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 29: Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu...... Dalam surat Al-jaatsiyah ayat 13: Dan dia menundukan untukmu apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. Asal sesuatu adalah mubah atau diperbolehkan sampai ada dalil yang menunjukan keharamannya. Tidak ada sesuatupun yang haram kecuali karena ada nash yang sah dan tegas menyatakan keharamannya. (Isna Wahyuni, 2011) Ibnu Taimiyah berkata: Jika telah jelas bahwa asal segala sesuatu adalah halal dan mubah, maka benda-benda itu suci karena tiga hal:

9

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

a. Bahwa sesuatu yang suci adalah sesuatu yang halal untuk disentuh dan dipegang dan bisa dipkai untuk shalat, sedangkan yang najis itu sebaliknya. b. Bahwa jika asal segala sesuatu itu boleh dimakan dan diminum maka menyentuh dan memaknnya jauh lebih boleh. Ini semua karena makanan bercampur dengan badan berbaur didalamnya, timbul darinya, sehingga menjadi bagian materi dan unsur dirinya. Jika dia kotor, jadilah badan ikut juga kotor maka niscaya dia masuk neraka, sedangkan sesuatu yang menyentuh badan dan menempel adanya maka dia akan memberikan bekas pada badan dibagian luar sebagaimana dampak kotoran pada badan kita, pakaian kita yang melengket dibadan kita. Namun dampaknya lebih rendah dari sesuatu yang bercampur dan menyatu. Jika telahnyata halalnya bercampurnya sesuatu, maka menyenuh dan menempel

padanya jauh lebih halal. Ini merupakan sesuatu yang sudah sangat nyata dan tegas serta tidak ada sesuatu yang subhat. Lanjut Ibnu Taimiyah, ini bisa disimpulkan bahwa setiap yang haram untuk disentuh atau diraba, tentu saja haram untuk dimasukan dalam tubuh dan dibaurkan, dan tidak sebaliknya. Maka setiap najis itu haram dimakan dan setiap yang haram dimakan itu najis. c. Sesungguhnya semua fuqoha sepakat bahwa asal dari sesuatu itu adalah suci, sedangkan barang-barang yang najis itu bisa dihitung dan sedikit jumlahnya. Maka sesuatu yang tdak termasuk dalam hitungn itu, ia adalah suci. Diterangkan bahwa sesuatu tersebut adalah kencing dan kotoran manusia kecuali mani, beserta kencing dan kotoran hewan.( Samson Rahman:Yusuf Qordawi, 2004) Mazhab Hanafi mengatakan kotoran binatang yang dagingnya bisa dimakan baik dari burung ataupun merpati adalah suci. Ini selaras dengan ijma kaum muslimian yang membiarkan merpati berkeliaran di masjid. Andaikata ia termasuk najis, pastilah akan mengeluarkannya khususnya di masjidilharam.(Isna Wahyuni, 2011) Pandanagan mazhab Hambali dari Imam Ahmad, banyak riwayat yang mengatakan masalah ini, namun yang menjadi sandaran dan dikuakan oleh Syaikhul Imam Ibnu Taimiyah adalah pendapat yang mengatakan bahwa kesucian kencing dan kotoran binatang yang dagingnya halal dimakan.(Isna Wahyuni, 2011)

10

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Mazhab Hambali dan Hanafi berpendapat kencing dan kotoran binatang yang halal dimakan dagingnya adalah suci. Hal ini dikuatkan lagi oleh ibnu Taimiyah dalam trjih Ibnu Taimiah. Dasar kesucian kotoran hewan yang dapat dijadikan sandaran untuk menentukan kedudukan pemanfatan kotoran ternak dalam pembuatan biogas yaitu: a. Rosululah SAW bersabda : Adapun binatang yang dagingnya dimakan, maka kencingnya tidak najis. Namun terdapat perbedaan tentang diterimanya hadits ini, Abu Bakar Abdul Aziz berkata hadist ini berasal dari Rosulullah namun yang lain mengatakan hadist ini mauquf terhenti pada jabir. Meskipun mauquf perkataaan para sahabat lebih utama dari perkataan siapapun yang datang setelah mereka dan jika ini telah menyebar maka hal ini sama dengan ijma sukuti (kesepakatan diam) b. Terdapat Hadist yang disepakati bersama oleh Abdullah bin Masud bahwa Rosulullah pernah sujud di kabah, kemudian orang-orang Quraisy mengutus Uqbah bin Abi Muitah pada suatu kaum yang menyembelih unta mereka. Uqbah kemudian membawa kotoran dan usus yang kemudian diletakan diatas punggung Rasulullah, dan saat itu Rasulullah tidak menghentikan shalatnya hingga selsai. Hal ini menunjukan bahwa kotoran unta dan usus tidaklah membuat shalat harus diputus. c. Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam Surat AL Baqorah Ayat 125: Dan (ingatlah) ketika kami menjadikan rumah itu (baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Bersikan Rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang itikaf, yang rukuk dan yang sujud Riwaat lain menyebutkan rosulullah memerintahkan untuk membersihkan semua mesjid, Beliau juga bersabda, Thawaf di Baitullah adalah shalat . Padahal diketahui bahwa merpati selalu berada di Masjidil Haram, sedangkan tempat tersebbut digunakan untuk shalat dan thawaf. Seandainya dia itu najis maka Masjidil Haram akan menjadi najis kareunanya serta wajib membersihkan dan mengusir merpati-merpati tersebut. 11

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

d. Sesungguhnya baiknya makan itu sangat dipengaruhi kehalalannya dan kotornya makanan juga mempengaruhi keharamnannya, sebagaimana disebutkan dalam sunnah tentang daging binatang jallalah, susu dan telurnya, Allah SWT telah mengharamkan sesuatu yang tidak baik karena dia makan makanan yang kotor. (Isna Wahyuni, 2011)

2. Pendekatan Al-istihalah berupa Qiyas Pendekatan Al-istihalah artinya pengambilan hukum yang didasarkan pada perubahan suatu benda menjdi benda lain yang berbeda dalam semua sifat-sifatnya dan menimbulkan akibat hukum dari benda najis menjdi mutanajis menjadi benda benda suci ataupun sebaliknya dari benda haram menjadi mubah. Sedangkan Qiyas secara etimolgis berarti qadar artinya mengukur, membandingkan sesuatu dengan semisalnya, sedaangkan secara terminologi (istilah hukum) ada beberapa dfinisi yang diberikan oleh beberapa ulama, Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa memberi definisi qiyas adalah menanggungkan sesuatu yang diketahui kepada sesuatu yang diketahui dalam hal menerapkan hukum pada keduanya atau meniadakan hukum dari keduanya disebabkan ada hal yang sama antara keduanya dalam penetapan hukum atau peniaaan hukum (Isna Wahyuni, 2011) Syech Salim bin Samir Al-Hadhroni menyebutkan dalam kitabnya Safinatun Najjah bahwa sesuatu bisa menjadi suci dari najis ada tiga hal yaitu: a. Khamr/arak yang menjadi cuka denngan sendirinya. b. Kulit bangkai yang telah disamak. c. Segala apa yang menjadi hewan, mislanya belatung yang keluar dari bangkai hewan. Dalam mazhab Hanafi proses pembuatan khamr menjadi cuka dengan sengaja disamakan hukumnya dengan berubah dengan sendirinya kareuna memiliki fungsi sama yaitu menghilangkan sifatnya yang memabukan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa khamr memiliki sifat yang berguna untuk dimakan dan sebagai obat. Ilat kenajisan dan keharamannya adalah kareuna ia memabukan, sednagkan ilat telah tiada dan hukum suatu itu selau berputar dengan adanya ilat atau tidak adanya. (Isna Wahyuni, 2011) 12

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Dalam syarah Fath Al-Qadir disebutkan, perasan buah anggur itu suci namun tatkala dia menjadi khamer maka ia menjadi najis dan jika menjadi cuka maka dia kembali suci. Dengan demikian kita bisa mengerti bahwa berubahnya suatu benda menjadikan benda tersebut kehilangan sifat yang ada padanya. Semua ulama mazhab Hanafi sepakat tentang sucinya khamer ketika dia berubah menjadi cuka, baik perbahan itu terjadi dengan sendirinya ataupun dengan cara lain, sedangkan dalam mazhab Maliki fatwanya serupa dengan mazhab hanafi dalam masalah ini. (Isna Wahyuni, 2011) Keterangan mengenai perubahan khamer menjadi cuka dapat dianalogikan (di qiyaskan) kepada kotoran ternak yang berubah menjadi biogas dikarenakan proses yang dialami melewati digester dan peralatan purifikasi sehingga dihasilkan gas yang dapat membawa kemanfaatan untuk manusia dan lingkungan. Khamer yang semula hukumnya haram menjadi halal setelah menjadi cuka, begitu pula jika dianalogikan (di qiyaskan) kepada kotoran ternak mennjadi suci setelah menjadi biogas, seharusnya menjadi tidak najis lagi atau suci. Kotoran ternak yang telah berubah menjadi biogas telah mengalami kehilangan ilatnya yang menjdikannya najis, bukankah juga kotoran yang tidak basah berbeda hukumnya dengan kotoran yang masih basah. Suatu benda yang berubah menjadi benda lain yang berbeda dalam semua sifat-sifatnya akan menimbulakan akibat hukum baru. Hal ini terjadi juga pada kotoran ternak yang telah berubah menjadi biogas yang berbeda secara fisik maupun kandungannya. Dari sini dapat diambil analisis bahwa ilat yang menjadikan kotoran sapi najis telah hilang sehingga biogas ini menjadi suci.

3. Pendekatan Al-mashlahah wal-mursalah Pendekatan Al-mashlahah wal-mursalah adalah pengambilan hukum yang didasarkan pada kemaslahatan yang tidak ditetapkan oleh syra dan tidak ada dalil yang memerintahkan untuk memperhatikan atau mengabaikannya. Kotoran ternak yang semula adalah limbah setelah diolah menjadi biogas ternyata membawa kemaslahatan untuk manusia. (Isna Wahyuni, 2011)

13

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Kriteria kemaslahatan ini harus memenuhi kriteria yang dapat dijadikan dasar dalam penentuannya, yaitu: a. Kemaslahatan ini adalah kemaslahatan haqiqi, artinya bahwa pengolahan limbah kotoran sapi ini telah dan benar teruji membawa maslahat dan menolak kemadharatannya dan bukan sekedar berdasarkan pada perkiraan semata b. Kemaslahatan ini merupakan kemaslahatan umum dan bukan kemaslahatan khusus untuk satu orang saja. Hal ini didasarkan bahwa biogas dapat dimanfaatkan oleh orang banyak atau dapat menolak kemadhartan yang menimpa orang lain c. Kemashlatan ini tidak bertentangan dengan dasar-dasar yang telah digariskan oleh nash dan ijma tentang kebolehan memanfaatkannya. (Isna Wahyuni, 2011) Syriat islam pada dasarnya adalah untuk mewujudkan kemashlahatan manusia yakni menarik manfaat, menolak kemadharatan dan menghilangkan kesusahan. Kemaslahatan ini tidak terbatas pada macam maupun jumlahnya, ia senantiasa bertambah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Penetapan suatu hukum dimungkinkan memberi manfaat kepada masyarakat pada suatu masa dan terkadang membawa kemadharatan kepada mereka pada masa yang lain. Dalam tataran praktis, biogas memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi kesejahtertaan masyarakat. Di antaranya, Pertama, pengembangan teknologi biogas akan memberi sumbangan devisa negara yang tidak kecil. Di tengah-tengah langka dan mahalnya bahan bakar minyak, Indonesia memerlukan energi alternatif agar tidak terlalu bergantung pada bahan bakar minyak. Karena itu, teknologi biogas ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi krisis energi tersebut. Ini tentunya akan sangat signifikan dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor nonminyak. Kedua, sejalan dengan hal di atas, pengembangan teknologi biogas dapat menampung tenaga kerja secara masif. Pemerintah Indonesia tidak perlu terlalu pusing memikirkan maraknya pengangguran. Tenaga-tenaga kerja yang tidak terserap 14

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

selama ini mungkin dapat diarahkan dalam pengembangan teknologi biogas ini. Dengan demikian, bangsa ini tidak perlu mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri yang sebagian besar tidak terdidik yang dalam kenyataannya hanya membuat kita tidak mampu mengangkatkan kepala berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Ketiga, yang tak kalah pentingnya adalah bahwa dalam pengembangan teknologi biogas ini terkandung mashlahah `ammah, yakni kemaslahatan bagi sebagian besar masyarakat. Kotoran hewan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas dan tidak terbuang begitu saja. Dalam Islam, kemaslahatan adalah inti dari ajaran syariat. Meskipun suatu peraturan tidak diatur oleh nash Al-Quran maupun Hadis Nabi Saw., kalau memiliki tujuan kemaslahatan, maka itu merupakan bagian dari ajaran Islam itu sendiri.

Kembali kepada pebahasan biogas, biogas merupakan zat baru yang berbeda dari zat asalnya (bersifat sebagai gas), bukan lagi bersifat kotoran. Itu artinya, kotoran tersebut telah berubah menjadi zat lain yang bukan najis dengan proses alami atau buatan maka hukumnya adalah suci dan bukan najis. Ini menurut pendapat yang terkuat. Dalilnya adalah tersirat dari hadis Anas bin Malik radiyallahu anhu riwayat muslim tentang perubahan khamar menjadi cuka. Lantas apakah asapnya menjadi najis? Jika zatnya saja tidak najis maka asap yang dihasilkannya juga tidak najis. Baik bagi kelompok yang membolehkan biogas maupun yang melarangnya berpendapat sama dalam hal hukum asap/uap yang timbul dari biogas, karena dalam terminologi fiqh ada perincian tersendiri. Uap dari kotoran atau dalam bahasa Arabnya bukhr dalam hukum fiqh dikategorikan sebagai barang yang suci karena bukan termasuk bagian darinya, sedangkan asap atau dukhn dalam bahasa Arab, kalau hanya sedikit masih bisa ditoleransi (najis ma`fu `anh, najis yang dimaafkan), dan masakan yang dimasak dengan biogas tidak menyebabkan hasil masakannya menjadi najis. Namun ada beberapa padangan yang menerangkan biogas dari benda najis hukumnya haram dengan alasan hukum biogas bergantung limbah organik yang digunakan. Pertama, jika yang digunakan benda najis, seperti tinja, kotoran binatang, urine manusia, biogas hukumnya haram. Sebab memanfaatkan benda najis adalah haram. 15

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Kedua, jika limbahnya benda suci (bukan najis), seperti limbah industri tahu, tempe, dan pindang, biogas hukumnya mubah. Memanfaatkan benda najis hukumnya haram, dengan dalil firman Allah SWT: maka jauhilah ia [najis] agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maidah : 90). Selain itu, banyak hadis melarang kita memanfaatkan benda najis semisal bangkai (maitah). Jabir bin Abdullah RA meriwayatkan, saat Fathu Makkah Nabi SAW menjelaskan Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli khamr, bangkai, babi, dan berhala. Kemudian ada yang bertanya,Bagaimana pendapat Anda mengenai lemak bangkai, yang digunakan untuk melumuri perahu dan mengolesi kulit, dan digunakan orang untuk penerangan? Nabi SAW menjawab,Tidak, ia haram. (HR Bukhari 2082; Muslim 2960). Hadis ini menunjukkan memanfaatkan (intifa) segala benda najis adalah haram. (Imam Syaukani, Nailul Authar, 8/176). (Isna Wahyuni, 2011) Menurut mazhab As-syafii yang tetap menjadikan hukum najis dan keharamaan itu pada bentuk awalannya walaupun benda itu telah berubah pada sesuatu yang lain, dengan sifat yang lain, dan nama yang lain. Kecuali khamr jika dia berubah menjadi cuka dengan sendirinya tanpa ada campur tangan manusia dalam mengubahnya. Demikian juga dengan kulit binatang yang disamak. (Isna Wahyuni, 2011) Imam syafii berpendapt bahwa segala jenis kotoran baik itu yang berasal dari hewan maupun manusia adalah najis. Imam syafii tidak memperdulikan apakah binatang itu memiliki daging yang boleh dimakan atau tidak. Dalam pandangan imam syafii, najis binatang-binatang itu termasuk najis berat, maka tidak bisa dimanfatkan kecuali sesuatu yang memang sangat sulit untuk dihindari. (Isna Wahyuni, 2011) Dalam pandangan Imam syafii kotoran hewan adalah najis sesuai dalil yang diambil dari hadis nabi yang menceritakan bahwa suatu ketika Rasululah SAW pernah mendatangi tempat buang air kemudian beliau menyuruh sahabatnya Abdullah untuk membawakan tiga buah batu dan hanya dua yang didapat kemudian yang satu diganti dengan kotoran, menerima itu Rasulullah SAW kemudian menerima dua batu dan menolak yang kotoran dan berkata ini najis. Diterangkan juga bahwa sesuatu yang keluar dari dua jalan (khubbul dan dubur) adalah najis kecuali air mani. (Isna Wahyuni, 2011)

16

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Dalil-dalil dan pandangan ulama di atas menunjukkan bahwa memanfaatkan benda najis hukumnya haram. Membuat pupuk kandang dari kotoran binatang, memberi makan ikan dengan kotoran hewan/manusia, memberi makan kucing dengan bangkai tikus, memberi makan hewan di kebun binatang dengan bangkai, semuanya haram, karena termasuk tindakan memanfaatkan benda najis. Demikian pula dalam hal ini, biogas haram hukumnya, karena termasuk aktivitas memanfaatkan benda najis, baik proses pembuatannya maupun pemanfaatannya untuk memasak, alat penerangan, dan sebagainya. Adapun biogas yang berasal dari benda suci (tidak najis), hukumnya mubah. Inilah yang layak dikembangkan sebagai energi alternatif. Sebab kaidah fiqih menetapkan : Alashlu fi al-asy-ya` al ibahah hatta yadulla ad-dalil ala at-tahrim (hukum asal benda adalah mubah hingga ada dalil yang mengharamkan). (www.konsultasi-islam.com)

C. Hukum Jual Beli Biogas Menjual adalah memindahkan hak milik kepada orang lain dengan harga, sedangkan membeli adalah menerimanya setelah memberi sejumlah harga kepada penjual. Jual beli adalah hal yang diperbolehkan berdasarkan al-Kitab dan al-Sunnah, Ijma dan Qiyas. (Mary Silvita, 2006) Firman Allah Swt. : ...padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S. al-Baqarah ayat 275). Dan tidaklah ada dosa bagi kalian untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.... (Q.S. al-Baqarah ayat 198) Tidak ada ikhtilaf ulama tentang hukum jual beli. Semua ulama sepakat bahwa hukumnya adalah mubah, namun terdapat beberapa pengkhususan tentang hukum jual beli benda-benda tertentu, sehingga menimbulkan perbedaan ulama dalam menetapkan syarat-syarat jual beli. Hal ini dikarenakan Allah dan Rasul-Nya telah melarang untuk memperjualbelikan barang-barang tertentu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Dari Jabir ibn Abdullah r.a.: Sesungguhnya beliau pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda pada tahun penaklukan Makkah sewaktu beliau berada di Makkah itu, 17

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi dan berhala. Lalu beliau ditanya, ya Rasulullah , bagaimana pendapatmu tentang lemak bangkai, karena sesungguhnya lemak bangkai itu dipergunakan orang untuk mengecat perahu dan meminyaki kulit dan orang-orang mempergunakannya sebagai pelita. Beliau menjawab: Tidak boleh, ia haram. Lalu pada waktu itu juga beliau bersabda: Allah mengutuk orang-orang Yahudi, karena sesungguhnya setelah Allah SWT mengharamkan lemak bangkai itu, lalu mereka mencairkannya, kemudian mereka menjualnya lalu mereka mamakan harganya. (Muttafaq alaih). Hadis tersebut mengandung dalil tentang keharaman jual beli khamar, bangkai, babi dan berhala. Menurut sabda Rasulullah Saw. yang lainnya, Sesungguhnya zat yang diharamkan untuk meminumnya juga haram untuk menjualnya. Dari sini ulama fiqh akhirnya juga menetapkan suatu kaedah kullu m hurrima ala al-ibd fabay`uhu harm. (Segala sesuatu yang diharamkan Allah atas hamba-Nya, maka

memperjualbelikannya juga haram) . Dasar dari kaedah/prinsip ini adalah hadis-hadis. Di antaranya sabda Nabi Saw., Dan sesungguhnya Allah apabila mengharamkan suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka haram pula bagi mereka harga hasil penjualannya. (H.R.Imam Ahmad dan Abu Dawud). Imam al-Syaukani menjelaskan hadis tersebut dengan mengatakan sesungguhnya setiap yang diharamkan Allah kepada hamba, maka menjual belikannya pun haramn disebabkan karena haramnya hasil penjualannya tidak keluar dari (kaedah) kuliyyah/menyeluruh tersebut, kecuali yang telah dikhususkan oleh dalil. Bagi ulama yang berpendapat bahwa alasan pengharamannya adalah karena keempat benda tersebut di atas benda najis, maka hukum memperjual-belikan benda najis adalah haram. Sebaliknya, bagi ulama yang berpendapat bahwa alasan pengharamannya adalah karena tidak bermanfaat (`adam al-intifa`), maka hukum menjadikan benda najis sebagai komoditas jual beli adalah halal sepanjang diperkenankan oleh hukum syara untuk dikonsumsi. (Mary Silvita, 2006) Jika dicermati, dari keempat hal yang disebutkan di atas, berhala diharamkan karena disembah dan membawa manusia kepada kemusyrikan serta tidak memiliki nilai manfaat yang sesuai syari`at. Sementara ketiga hal lainnya yaitu, khamar, babi, dan bangkai merupakan barang-barang yang diharamkan secara syar`i untuk dikonsumsi. 18

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Karena tidak ada dalil yang jelas yang dapat membenarkan kedua pendapat di atas, maka `illat yang paling tepat adalah karena Allah telah mengharamkannya. Untuk itu Rasulullah bersabda : lamm hurrimat alaihimus suhm (setelah diharamkan lemak bangkai itu kepada mereka). Lalu Rasulullah Saw. menetapkan penghramannya itu sendiri yang menjadi alasan dan tidak menyebut alasan yang lain. Oleh karena itu penetapan atas sesuatu itu dilarang untuk dimanfaatkan atau diperjual belikan adalah karena adanya dalil yang mengharamkannya. (Mary Silvita 2006)

1. Syarat Jual Beli Al-Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh al-Sunah, mencoba menyederhanakan pendapat Imam Malik, Imam al-Syafi`i dan Imam Ahmad Ibn Hanbal tentang syarat benda yang boleh diperjualbelikan, yaitu, suci, bermanfaat, milik penjual atau yang mewakili, memungkinkan untuk diserahterimakan, diketahui secara pasti, berada dalam penguasaan (pengendalian). (Mary Silvita 2006) Berbeda dengan Imam Malik, Syafi`i dan Ahmad ibn Hanbal yang menetapkan suci sebagai syarat sah jual beli, Imam Abu Hanifah tidak menjadikan suci sebagai syarat sah jual beli. Perbedaan ini membawa konsekuensi pada perbedaan menetapkan hukum pada jual beli najis. (Mary Silvita, 2006)

2. Hukum Jual Beli dan Pemanfaatan Kotoran dan Najis Menurut Para Ulama Dalam kitab Bidyat al-Mujtahid disebutkan bahwa dasar yang digunakan dalam menentukan hukum jual beli najis adalah hadis dari Jabir tentang diharamkannya jual beli khamar, bangkai, babi dan berhala. Karena sebahagian besar ulama menyatakan empat hal tersebut najis, maka kemudian digeneralisasikanlah bahwa najis tidak boleh diperjual belikan. (Mary Silvita 2006) Ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa sebagian najis tidak boleh diperjual belikan, sedangkan sebahagian lainnya diperselisihkan. Perbedaan ini berawal dari perbedaan mereka dalam menetapkan `illat pengharaman jual beli najis tersebut, yakni apakah karena benda itu najis atau karena benda itu tidak dianggap sebagai harta dalam Islam. (Mary Silvita, 2006)

19

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Dalam kitab al-Fiqh al-Islmiy wa Adillatuhu Wahbah al-Zuhaily menyebutkan beberapa pendapat Mazhab tentang jual beli najis. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa tidak diperbolehkan memperjual belikan khamar, babi, bangkai dan darah, karena bukan termasuk harta ashl. Mereka memandang makruh memperdagangkan kotoran tinja, tapi memperbolehkan jual beli kotoran sebagai pupuk karena memiliki manfaat. Ulama mazhab Hanafi berpendirian bahwa keharaman memperjualbelikan benda najis bukan karena materi benda najis, tapi karena benda itu tidak bernilai harta dan haram dimanfaatkan oleh syara`. Oleh sebab itu, memperjualbelikan khamar (yang diproses dari anggur), babi, bangkai dan darah dilarang karena tidak bernilai harta dalam Islam. (Mary Silvita 2006) Lebih jauh lagi, Imam Abu Hanifah memperbolehkan jual beli anjing dengan alasan merupakan ml dan memiliki manfaat. Menurutnya, boleh memperjualbelikan najis yang memiliki nilai manfaat, asalkan tidak untuk dimakan atau diletakkan di masjid. Maka apa saja yang memiliki nilai manfaat yang dihalalkan secara syariy, boleh diperjualbelikan. Karena segala sesuatu diciptakan untuk bisa dimanfaatkan manusia, berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 29: "Ia menciptakan bagi kamu semua apa yang ada di bumi.... Mazhab Maliki berpendapat tidak diperbolehkan memperdagangkan khamr, babi, bangkai, darah, berdasarkan hadits Jabir tersebut. Dan tidak boleh juga jual beli anjing karena termasuk najis. Ulama malikiyah berpendirian bahwa illat keharaman memperjualbelikan benda-benda najis itu adalah karena kenajisannya. Oleh sebab itu, mereka sepakat menyatakan bahwa seluruh benda najis haram diperjualbelikan, seperti darah, bangkai, babi, khamar dan anjing. (Mary Silvita, 2006) Mazhab Malikiy tidak memperbolehkan jual beli pupuk dari kotoran hewan yang dagingnya haram dimakan. Akan tetapi diperbolehkan jual beli kotoran sapi, kambing dan onta untuk digunakan sebagai pupuk. Mazhab ini juga berpendapat bahwa tidak boleh jual beli mutanajis yang tidak mungkin disucikan, dan diperbolehkan jual beli mutanajis yang masih mungkin disucikan. (Mary Silvita, 2006) Pendapat mazhab Syafi`i tentang jual beli najis dan mutanajis, sama dengan mazhab malikiy. Hanya saja mazhab Syafi`i tidak membolehkan jual beli kotoran 20

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

untuk digunakan sebagai pupuk, baik kotoran tersebut dari hewan yang halal dimakan maupun tidak. Selain itu, mazhab Syafi`i menambahkan harus adanya faktor manfaat dalam jual beli, selain faktor suci, sehingga setiap barang yang diperjualbelikan harus suci dan memiliki manfaat. (Mary Silvita, 2006) Pendapat Mazhab Hanbali sama dengan pendapat mazhab Syafi`i yang mengharuskan suci dan memiliki nilai manfaat sebagai syarat sah jual beli. Namun untuk perdagangan kotoran sebagai pupuk mazhab Hanbali memperbolehkan, jika kotoran tersebut berasal dari hewan yang halal dimakan. (Mary Silvita, 2006) Dari perbedaan pendapat di atas, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa hukum jual beli kotoran hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga pendapat: 1. Boleh secara mutlak. Ini merupakan pendapat mazhab Hanafi; 2. Boleh, asalkan kotoran yang dijadikan pupuk kandang berasal dari hewan yang halal dimakan. Ini adalah pendapat mazhab Malikiy dan mazhab Hanbali; 3. Tidak boleh secara mutlak, karena termasuk kategori najis, dan jual beli selain mensyaratkan barang yang diperjualbelikan harus bermanfaat juga harus suci. Ini pendapat mazhab Syafi`i. Penjabaran di atas menunjukkan bahwa hukum memperdagangkan kotoran hewan juga masih bersifat khilafiah. Penetapan kotoran sapi sebagai najis ternyata juga masih khilafiah. Pemakalah sendiri lebih condong kepada pendapat kedua, yaitu bahwa diperbolehkan jual beli pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang halal untuk dikonsumsi. Sebab dalilnya lebih jelas dan sesuai dengan masalah. Menganggap najis sesuatu karena baunya adalah kurang tepat, karena masalahnya menjadi rancu dan tidak terpegang. Yang tepat adalah merujuk kepada dalil. Selain itu, jika jual beli pupuk kandang dilarang, akan menimbulkan kesukaran bagi masyarakat, khususnya petani. Sebaliknya, penggunaan pupuk sintesis akan menimbulkan efek yang lebih besar, yaitu kerusakan lingkungan. (Mary Silvita, 2006) Namun beberapa pendapat menganggp Hadis dari Jabir di atas tidak dapat dijadikan sebagai hujjah untuk menyimpulkan hukum haram bagi jual beli kotoran hewan. Tidak tepat menyamakan kotoran hewan secara umum dengan kotoran manusia, karena kotoran manusia telah ditetapkan kenajisannya oleh dalil, yaitu ijma` (konsensus) para sahabat Rasulullah SAW, sementara terdapat dalil lain yang menetapkan sucinya sebagian 21

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

kotoran hewan, sebagaimana tersirat dari hadis Anas ibn Malik yang diriwayatkan Imam al-Tirmidzi. Diceritakan bahwa Rasulullah SAW. di Madinah pernah shalat di kandang kambing dan unta. Shalatlah kalian di kandang kambing, tetapi janganlah kalian shalat di kandang unta karena ia terbuat dari setan. (H.R. Ibnu Majah (1/258), Thahawi (1/224), Ahmad (451, 491, 509), Bahaqi (2/449) Thoyalisi (913) dan dishahihkan Al-Atbari dalam AtsTsanatul Mushathob (1/382-389). Hadis ini menyiratkan bahwa kandang kambing merupakan tempat yang suci sehingga bisa dijadikan tempat shalat, padahal di dalamnya tentu saja terdapat kotoran kambing. Artinya bahwa kotoran kambing menurut hadis ini bukanlah najis. Dalil lainnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Qatadah dari Anas R.A, bahwa ada satu rombongan dari suku Ukl dan Uraynah yang mendatangi Rasulullah SAW. dan berbincang seputar agama Islam lalu mereka terkena penyakit perut di Madinah, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk mencari sekawanan unta dan meminum air susu dan air kencingnya... (H.R.Muslim). Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa kotoran unta bukanlah najis, sebab Rasulullah SAW sendiri telah melarang menggunakan benda najis sebagai obat, sebagaimana sabda beliau: Sesungguhnya Allah SWT. menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan setiap penyakit ada obatnya. Hendaklah kalian berobat, dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram. (H.R. Abu Dawud). Hadis lain juga menyiratkan hal yang sama: Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat bagimu pada apa-apa yang diharamkan. (H.R. Bukhari dan Baihaqi, dan dishahihkan Ibnu Hibban). Selain itu, diriwayatkan pula bahwa Nabi melakukan thawaf di atas untanya (H.R. Bukhari 1612 dan muslim 1274). Padahal tidak mungkin unta yang ditungganginya tidak mengeluarkan kotoran selama tawaf. Ada pula hadis dari Abdullah ibn Mas`ud bahwasanya Rasulullah SAW. ketika sedang sujud di Ka`bah, orang-orang Quraisy mengutus `Uqbah ibn Abi Muaith kepada suatu kaum yang telah menyembelih hewan, kemudian dia (`Uqbah) datang dengan membawa kotoran dan jeroannya lalu meletakkannya di atas punggungnya. Rasulullah ketika itu sedang sujud, tetapi tidak berpaling hingga selesai shalatnya (H.R. Bukhari dan Muslim).

22

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Tidak adanya dalil tentang kotoran hewan apa yang ditolak oleh Rasulullah SAW, dengan pertimbangan hadis di atas maka kemungkinan besar ia adalah kotoran hewan yang tidak halal dagingnya. Begitu pula alasan ia keluar dari dua jalan sehingga hukumnya adalah najis,tidak relefan, karena telur juga keluar dari jalan belakang, namun tidak najis. Dalam membahas persoalan najis ulama fiqh juga mengemukakan suatu kaedah yang memberi dampak yang luas dalam menilai bersih atau tidaknya suatu benda. Kaedah tersebut adalah al-ashl fi al-ayan al-hill wa at-tharah hatta yati al-dall ala al-tahrm aw al-hukm bi al-najsah (hukum asal dari suatu benda adalah halal dan bersih/suci, sampai ada dalil yang menunjukkan keharaman atau kenajisannya). Kaidah di atas di dukung oleh firman Allah SWT. dalam surah Al-Baqarah ayat 29 di atas : Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasnya. Kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya... (Q.S.6:119). Ibnu Taimiyah, tokoh fiqh mazhab Hanbali, mengatakan bahwa kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT. menyediakan segala yang ada di bumi ini kecuali yang secara tegas diharamkan-Ny untuk dimanfaatkan manusia. Tidak mungkin Allah SWT. menyatakan sesuatu bermanfaat, kecuali yang telah dihalalkan-Nya dan bersih. Atas dasar itu, maka kaidah yang disusun ulama di atas menurutnya mempunyai dasar yang kuat dalam syariat Islam. (Mary Silvita, 2006) Sebagai awal kita harus memisahkan antara hukum biogas yang berasal dari limbah industri makanan seperti limbah industri tahu, tempe dan pindang. Terhadap hal ini tidak ada ikhtilaf atasnya, semua ulama sepakat biogas tersebut halal. Namun untuk biogas yang berasal dari kotoran, berdasarkan penjabaran sebelumnya mengenai najis dan hukum jual belinya, ulama berbeda pendapat tentang status hukumnya. Ada yang menghalalkan biogas yang berasal dari kotoran hewan yang halal dimakan dagingnya, sedangkan yang berasal dari kotoran hewan yang diharamkan maka hukumnya haram pula. Adapula yang mengharamkannya secara mutlak, baik berasal dari hewan yang halal dimakan maupun yang haram. Hukum biogasnya adalah haram. 23

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

Namun ada juga pandangan berbeda tentang ini. Hukum biogas adalah halal dan memperjualbelikannya juga dibolehkan. Sebab menggunakan biogas sebagai bahan bakar sama dengan menggunakan minyak tanah dan sejenisnya untuk bahan bakar. Bahan dari minyak tanah itu adalah fosil-fosil binatang dan bangkai-bangkai pada masa lalu. Jika demikian, maka bahan pembentuk antara biogas dan minyak tanah adalah sama, yaitu benda yang awalnya adalah najis; minyak tanah dari bangkai dan biogas dari kotoran hewan. Setelah mengalami proses kimiawi barulah ia berubah menjadi zat lain yang halal. Ini juga mirip dengan hukum hewan yang senantiasa memakan kotoran sehariharinya. Walaupun mazhab Syafi`i dalam hal ini tegas menyatakan bahwa mengonsumsi hewan yang makanannya berasal dari benda-benda haram adalah haram hukumnya. Mereka menyebut benda ini dengan nama Jallalah. Mereka menyatakan hewan ini akan menjadi halal jika diberi makanan-makanan yang halal selama minimal tiga hari. Hal ini karena adanya proses kimia yang mengubah materi yang haram menjadi daging yang halal, yaitu proses alami yang ada pada hewan itu sendiri. (Mary Silvita, 2006)

III. KESIMPULAN Dari penjelasan makalah ini tentang biogas ulama sepakat bahwa hukumnya halal sepanjang bahan baku yang digunakan halal (bukan benda najis), sedangkan untuk biogas yang berasal dari kotoran hewan, ulama masih berbeda pendapat tentang istinbth hukumnya. Ada yang menghalalkan, namun ada juga yang mengharamkan. (Mary Silvita, 2006) Dari penjabaran makalah ini dapat disimpulkan bahwa hukum asal jual beli adalah mubah, dan tidak ada ikhtilaf atasnya, perbedaan pendapat tentang hukum jual beli kotoran lahir karena adanya larangan memperjualbelikan khamar, bangkai, babi, dan berhala. Bagi ulama yang menetapkan alasan kenajisan sebagai `illat dari pengharaman keempat hal tersebut di atas, maka mereka mengharamkan jual beli atau pemanfaatan benda najis lainnya, sedangkan bagi ulama yang menetapkan bahwa `illat keharaman keempat hal di atas karena Allah yang telah menetapkannya sebagai benda haram, mereka menetapkan bahwa haram hukumnya memperjualbelikan benda-benda yang telah jelas ditunjuk oleh dalil sebagai benda haram, kemudian bagi yang menetapkan `illat pengharamannya karena tidak adanya manfaat dan dilarang oleh syari untuk dikonsumsi 24

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

akan

menetapkan

bahwa oleh

benda-benda syariy

yang haram

tidak

bermanfaat untuk

dan

dilarang

penggunaannya (Mary Silvita, 2006)

diperjualbelikan.

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa praktek jual beli biogas telah memenuhi rukun dan syarat jual beli. Dan Proses pembentukan biogas melalui pencernaan anaerob merupakan proses bertahap, dengan tiga tahap utama, yakni hidrolisis, asidogenesis, dan metanogenesis. Tahap pertama adalah hidrolisis, dimana pada tahap ini bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan protein didegradasi oleh mikroorganisme hidrolitik menjadi senyawa terlarut seperti asam karboksilat, asam keton, asam hidroksi, keton, alkohol, gula sederhana, asam-asam amino, H2 dan CO2. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap asidogenesis senyawa terlarut tersebut diubah menjadi asam-asam lemak rantai pendek, yang umumnya asam asetat dan asam format oleh mikroorganisme asidogenik. Tahap terakhir adalah metanogenesis, dimana pada tahap ini asam-asam lemak rantai pendek diubah menjadi H2, CO2, dan asetat. Asetat akan mengalami dekarboksilasi dan reduksi CO2, kemudian bersama-sama dengan H2 dan CO2 menghasilkan produk akhir yaitu metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). (www.chem-is-try.org) Pada dasarnya efisiensi produksi biogas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi : suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi asam-asam lemak volatil, nutrisi (terutama nisbah karbon dan nitrogen), zat racun, waktu restensi hidrolik, kecepatan bahan organik, dan konsentrasi amonia. (Atik Sofiati, 2009) Hasil kajian menunjukkan bahwa pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas diperbolehkan dengan alasan : biogas menimbulkan manfaat, tidak membawa kemadharatan, biogas sudah berbeda dari sifat aslinya, telah hilang illat yang menjadikan najis, serta memberikan maslahat yang tidak bertentangan dengan nash dan ijma. Biogas adalah gas yang keluar dari hasil fermentasi kotoran sapi didalam ruang digester dan dimurnikan menggunakan purifikator. Gas inilah yang disebut biogas dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan kemanfaatan manusia dan lingkungan. Berdasarkan hasil tersebut maka biogas diperbolehkan untuk dibuat, diperjualbelikan, dan dimanfaatkan. Biogas memberikan keuntungan baik secara ekomomi, sosial dan dampak

lingkungan.(Isna Wahyuni, 2011)

25

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

26

Pemanfaatan Dan Jual Beli Biogas Ditinjau Dari Pendekatan Hukum Islam Dan Sains

DAFTAR PUSTAKA Atik Sofiati. 2009. Tinjauan hukum islam terhadap praktek jual beli biogas (Studi Kasus di MCK Sanimas, Kampung Bustaman, Kel. Purwodinatan, Semarang). Fakultas Syariah IAIN Walisongo Departemen Agama RI. 2005. Al-Quran dan terjemahnya Al-Jumanatulali seuntai mutiara yang maha luhur. Jumanatulali-Art. http://dekfendy.blog.uns.ac.id/2009/12/15/membuat-biogas-dari-kotoran-ternak/ diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2184865-riset-kotoran-manusia-sebagaibiogas/#ixzz1bqXUyfS4 diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/indonesia_sebagai_lumbung_bioenergi_du nia/ diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/sampah_organik_sebagai_bahan_baku_bio gas/ diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 http://www.konsultasi-islam.com/artikel/kotoran sapi untuk pembuatan biogas/ diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 Isna Wahyuni. 2011. Tinjauan hukum islam terhadap kotoran sapi untuk pembuatan biogas. Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mary Silvita.2006. Tual beli dan pemanfaatan biogas ditinjau dari pendekatan fiqh kontemporer.Syariah IAIN Medan Syeh Salim bin Samir Al-Hadhroni.____. Matan Syarah Safinatun Najjah. Semarang Yusuf Qardhowi. 2004. Fikih Taharah. Penerjemah: Samson Rahman. Pustaka Alkautsar. Jakarta Yusuf Qardhowi. 2004. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa Abu Hana Zulkarnaen dkk. Akbar Media Eka Sarana. Jakarta Widarto, FX. Sudarto. 1997. Membuat Biogas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

27