PENDAPATAN PREMI MENINGKAT -...

1
30 Jun 2017 30 Jun 2016 Bisnis Indonesia, 26 Juli 2017

Transcript of PENDAPATAN PREMI MENINGKAT -...

Page 1: PENDAPATAN PREMI MENINGKAT - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/3109/da8ccac4_Jun17-AstraOtopartsTbk.pdf · Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) Rio C. Winardi

21Rabu, 26 Juli 2017

30 Jun2017

30 Jun2016

�KASUS PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Industri Turut Terdampak

JAKARTA — Asosiasi PerusahaanPembiayaan Indonesia (APPI) menyoroti

melemahnya kepercayaan perbankan kepa-da multifi nance yang merupakan dampak

lanjutan dari sejumlah kasus yang menimpa perusahaan pembiayaan pada awal tahun.

Denis R. [email protected]

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan, beberapa kasus yang menyandung peru-sahaan pembiayaan pada awal tahun ini, seperti kasus Arjuna Finance dan PT Kembang 88Multifi nace, rupanya turut mem-berikan dampak kepada industripembiayaan.

Salah satunya, dapat menurun-nya kepercayaan industri perbank-an kepada industri pembiayaandalam memberikan pendanaan.

Suwandi melihat sekarang ini beberapa perusahaan pembiayaan sedikit mengalami kesulitan da-lam mendapatkan pendanaan dari perbankan. Dia mencontohkan kejadian yang menimpa PT Bima Multifi nance (Bima Finance).

Bima Finance yang secara bis-nisnya berjalan dengan baik, tiba-tiba dihentikan pendana-annya hanya karena salah satupemegang saham Bima Finance juga menjadi pemegang saham di Arjuna Finance.

“Kalau Arjuna kan kasus awal, kalau Bima kan kasihan hanya terdampak. Saya rasa sekarang beberapa perusahaan lainnyayang tidak ada kaitannya [de-ngan Arjuna Finance] mulai agak seret dananya,” ujar Suwandi, Selasa (25/7).

Suwandi berujar, saat ini per-soalan tersebut memang belum

krusial, tetapi perlu mendapat perhatian semua pelaku pem-biayaan. Pendekatan kepada perbankan benar-benar harus dilakukan agar hubungan dengan perbankan tidak memburuk.

Pasalnya, hidup perusahaanpembiayaan sangat bergantungpada sumber dana, khususnya dari perbankan yang mencapai70%. Jika pendanaan dari per-bankan mandek, dikhawatirkan akan menyebabkan penyaluranpembiayaan tidak tumbuh atau bahkan bisa memicu naiknya rasio pembiayaan bermasalah.

Oleh karena itu, Suwandi mengaku saat ini pihaknya tengah gencar melakukan pendekatan kepada perbankan untuk me-ningkatkan kembali kepercayaankepada multifi nance.

Pihaknya terutama menjelas-kan bahwa tidak semua peru-sahaan pembiayaan bermasalah dan berharap agar kasus ArjunaFinance tidak disamaratakan ke seluruh perusahaan pembiayaan.

Pihaknya juga berencana mem-bentuk tim kecil dan membuatforum diskusi dengan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) dan per-bankan untuk membuat kajian mengenai industri pembiayaan.

Dia berharap melalui forumtersebut, OJK dapat menjelas-kan kepada perbankan mengenaikondisi perusahaan pembiaya-an yang sebenarnya. “Harapan kami jangan sampai rekan-rekan perbankan melihat industri ini [multifi nance] sama semua.”

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank IIOJK Dumoly F. Pardede menga-takan telah menjalin komunikasidengan pihak kepolisian, khu-susnya dalam hal pemberitaan, agar kasus yang menimpa Ar-juna Finance dan lainnya tidak memberikan kesan negatif padareputasi industri.

TIDAK BERGANTUNGLebih lanjut, Dumoly juga

menganjurkan agar industri pembiayaan tidak hanya ber-gantung pada perbankan dalam hal pendanaan. Dia menyarankanindustri multifi nance memperluaspendanaan ke pelaku industri ke-uangan nonbank (IKNB) lainnya.

Dia juga meminta APPI rajinmenjalin komunikasi dengan IKNB lainnya agar saat perusa-haan pembiayaan menerbitkan surat utang atau obligasi, mereka berkeyakinan bahwa berinvestasidi perusahaan pembiayaan akan mendapatkan yield yang baik.

Berdasarkan catatan Bisnis, Kembang 88 Multifi nace bebe-rapa waktu lalu mendapat suratperingatan ketiga (SP3) dari OJKlantaran banyaknya pengaduan dari konsumen. Kembang 88 Multifi nace menjalani masa pe-nundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) karena tercatat memiliki utang kepada kreditur mencapai Rp1,5 triliun. Semen-tara itu, Arjuna Finance didugamelakukan transaksi penjualansaham yang tidak proper.

� Industri multifi -nance agar tidak ber-gantung ke perbank-an dan memperluas pendanaan ke pelaku industri keuangan non-bank (IKNB) lain.

Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) Rio C. Winardi (kanan) bersama Direktur Honggo Djojo, menjawab pertanyaan wartawan dalam rangkaian perkenalan pejabat baru presiden direktur perusahaan tersebut di Jakarta, Selasa (25/7). Anak usaha PT Bank

Central Asia Tbk. yang bergerak dibidang asuransi jiwaitu pada semester I/ 2017 berhasil meningkatkan premi sebesar 53% atau senilai Rp269,5 miliar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp176,3 miliar.

�KINERJA SEMESTER I/2017

Premi Mandiri Inhealth dan BCA Life Naik Dua Digit

JAKARTA — Dua perusahaan asuransi jiwa anak usaha bank, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia atau Mandiri Inhealth dan PT Asuransi Jiwa BCA atau BCA Life mencatatkan pertumbuhan premidua digit pada semester I/2017,ditopang oleh lini usaha asuransikesehatan dan asuransi kredit.

Mandiri Inhealth mencatatkan pertumbuhan perolehan premi bruto sebesar 34% (year-on-year/yoy), dari Rp888 miliar pada se-mester I/2016 menjadi Rp1,19triliun pada semester I/2017.

Direktur Utama Mandiri InhealthIwan Pasila menyebutkan, pertum-buhan itu terutama didorong olehperkembangan portofolio asuransi kesehatan, khususnya produk ma-naged care, dengan memanfaatkanskema koordinasi manfaat (coor-dination of benefi t/COB).

Managed care mendominasi perolehan premi dengan kontri-busi 65%. Selanjutnya, produkindemnity 20% dan 15% dari produk lainnya seperti asuran-

si jiwa kredit, termlife, asuransi kecelakaan diri, dan endowment.

Seiring dengan pertumbuhan premi, ujar Iwan, klaim yang dibayarkan juga meningkat. Se-lama semester I/2017, perseroanmembayarkan klaim Rp570 miliar, tumbuh 25% dari jumlah klaim yang dibayarkan pada semesterI/2016 sebesar Rp456 miliar.

Dia mengakui fi tur COB dariportofolio asuransi kesehatan managed care telah membantu perseroan dalam mengelola klaim.

“Managed care bisa memak-simalkan COB sehingga tidak perlu lagi double payment, yang dianggap sebagai pemborosan,”katanya, Selasa (25/7).

BCA LIFESementara itu, BCA Life men-

catatkan perolehan premi sebesar Rp269,53 miliar pada semester I/2017 atau tumbuh 53% (yoy) dari Rp176,30 miliar.

Direktur BCA Life Honggo Djo-jo menyebutkan, sebagian besar

premi pada semester I ditopangoleh produk asuransi jiwa kredit. “Kontribusinya 60%,” katanya.

Dari sisi jalur distribusi, bandledmenjadi kontributor terbesar yakni 60%, disusul telemarketing dan bancassurance.

Presiden Direktur BCA Life RioC. Winardi optimistis membidikperolehan premi sebesar Rp424 miliar hingga akhir tahun ini, atau meningkat 64% dibandingkan dengan target tahun lalu.

“Perolehan premi cukup meng-gembirakan apalagi di usia [perse-roan] yang masih muda. Strategiyang cermat dan kerja keras dariperusahaan akan terus dicanang-kan,” kata Rio.

Seiring dengan pertumbuhan premi, perseroan juga mencatatkanpertumbuhan klaim. Pada semes-ter I/2017, BCA Life membayar-kan klaim dan manfaat sebesar Rp46,75 miliar, tumbuh 138% (yoy) dari Rp19,62 miliar pada semester I/2016. (Anggi Oktarinda/

Asteria Desi K.S.)

Bisnis/Endang Muchtar

�PENDAPATAN PREMI MENINGKAT

A S U R A N S I & P E M B I AYA A N

Bisnis Indonesia, 26 Juli 2017