PENDAHULUAN.refleksi

download PENDAHULUAN.refleksi

of 12

description

keluarga

Transcript of PENDAHULUAN.refleksi

12A. PENDAHULUANSesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan progra Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang maju dan mandiri. Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung sepanjang masa hidupnya dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga di mana ia dibesarkan. Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluarga yang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam pembanguanan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya.Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatu keluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan negara yang sejahtera pula.Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawatmemilikiperan yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.Pelayanan/asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan kesehatan ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun sosial diberbagai tatanan pelayanan/asuhankesehatan.Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan/asuhan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia(PPNI, AIPNI, AIPDiKI, 2012).Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan sebagai saran atau penyalur.Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998 dalam Hairunnisa, 2007).Masalah yang kitahadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera.Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukanberbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatukeluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan negara yang sejahtera pula(Djuhaeni,2009).

B. LATAR BELAKANG Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluarga yangmenjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehinggakeluarga memilikinilai strategis dalam pembanguanan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya. Sasaran upaya pembinaan kesehatan keluarga adalah keluarga itu sendiri sebagai suatu kesatuan dari tiap individu atau anggota keluarga tersebut. Dipandang dari segi kesehatan dan ancaman kematian; ibu semasa reproduksi, anak sejak dalam kandungan hingga menjelang dewasa serta anggota keluarga berusia lanjut merupakan kelompok yang rawan, sehingga ibu, anak dan usia lanjut menjadi sasaran utama dalam pembinaan kesehatan keluarga(Djuhaeni,2009). Sebagai perawat menjadsi tujuan dan tanggung jawab kita semua khususnya sebagai tenaga kesehatan untuk membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan akan kesehatannya serta dapat menanamkan perilaku sehat dalam anggota keluarga. Perawat sebagai tenaga kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan di berbagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai nilai strategis dalam upaya pembinaan keluarga sejahtera (Djuhaeni,2009).Stase keperawatan keluarga adalah salah satu stase yang wajib dijalani oleh peserta didik yang menempuh tahap pendidikan profesi Ners (keperawatan) di PSIK FK UNLAM. Pendidikan profesi ners merupakan lanjutan dari tahap pendidikan akademik, dimana hal ini merupakan wahana bagi peserta didik untuk mengaplikasikan teori yang telah didapatkan dibangku kuliah sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi seorang perawat yang profesional. Pendidikan profesi ners memerlukan strategi pendekatan tersendiri khususnya dalam keperawatan keluarga untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama pembelajaran diperkuliahan.

C. DEFINISI MASALAH Dalam makalah ini peserta didik mencoba mengulas tentang strategi pendekatan pada keluarga dalam penerapan teori pada praktik asuhan keperawatan keluarga.

D. TUJUANTujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pembelajaran bagi peserta didik mengenai tentang strategi pendekatan pada keluarga dalam penerapan teori pada praktik asuhan keperawatan keluarga pada saat menjalani tahapan pendidikan profesi ners.

E. METODEMetode yang digunakan untuk penulisan makalah ini adalah dengan cara melakukan peninjauan ulang pengalaman dalam pemberian asuhan keperawatan dari persiapan dan pendekatan dengan keluarga hingga evaluasi pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. MI dengan tahap perkembangan keluarga usia lanjut yang dilakukan pada 13 s/d 18 Desember 2014 dan melakukan perbandingan dengan teori keperawatan keluarga yang didapatkan selama perkuliahan.

F. HASILDalam menempuh pendidikan profesi ners mengharuskan peserta didik terjun langsung ke lapangan termasuk masyarakat khususnya keluarga pada stase keperawatan keluarga. Praktik ini dilakukan secara individu dengan mengelola kasus kesehatan pada keluarga dalam waktu satu minggu. Peserta didik telah mencoba menerapkan teori yang dipahami sewaktu perkuliahan. Bahkan sebelum melakukan pengkajian ke keluarga sasaran telah dilakukan preconference laporan pendahuluan terlebih dahulu. Meskipun demikian, tenyata dalam mengaplikasikan teori yang telah diketahui tak semudah yang dibayangkan, memerlukan strategi pendekatan yang harus benar-benar dipahami dan dipersiapkan untuk berhadapan dengan keluarga yang ditemui dimasyarakat.Diperlukan pendekatan yang berbeda bila dibandingkan dengan melakukan asuhan keperawatan di klinik atau rumah sakit. Di tatanan klinik, klien sudah diketahui jenis penyakit dan permasalahannya secara rinci. Kliennya pun selalu ada di tempat perawatan, sehingga dalam hal kontrak pertemuan lebih mudah. Sementara dalam asuhan keperawatan keluarga, peserta didik harus melakukan survei terlebih dahulu untuk mengambil keluarga kelolaan yang berisiko kemudian melakukan bina hubungan saling percaya (BHSP) dengan melakukan pertemuan yang intensif dengan keluarga. Berbagai pengalaman didapatkan dalam memilih keluarga kelolaan, seperti keluarga yang menolak kehadiran mahasiswa karena diduga akan dijadikan bahan penelitian, ada juga keluarga yang sangat senang dengan kehadiran mahasiswa profesi ners sebagai petugas kesehatan yang akan merawat mereka dan mengatakan ingin agar mahasiswa sering-sering mendatangi rumahnya walaupun sudah tidak dinas di daerah Sungai Ulin lagi.Asuhan keperewatan keluarga menggunakan pendekatan dengan proses keperawatan yang meliputi lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Teori pengkajian telah menjelaskan bahwa metode pengkajian dapat diperoleh dari wawancara, observasi, kuesioner, dan pemeriksaan fisik untuk melengkapi data pengkajian keluarga. Setelah didapatkan data pengkajian yang lengkap maka dilakukan analisa masalah, sehingga didapatkanlah masalah keperawatan yang kemudian disusun menjadi diagnosa keperawatan. Diagnosa yang didapatkan kemudian dibuat skoring untuk menetapkan prioritas permasalahan yang lebih dahulu diatasi. Setelah itu, dibuat rencana untuk mengatasi permasalahan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tindak nyata dari rencana yang disebut implementasi keperawatan, terakhir dilakukanlah evaluasi dari semua kegiatan yang telah dilakukan.BHSP dilakukan satu hari, kemudian pengkajian dilakukan memakan waktu selama 2 hari. Kesulitan yang ditemukan saat pengkajian yaitu diantaranya menterjemahkan bahasa dari teori pengkajian keluarga menjadi pertanyaan yang mudah dipahami keluarga, terlepas dari keluarga bersikap terbuka atau tidak dengan peserta didik. Teori hanya menjelaskan bahwa untuk membangkitkan keinginan keluarga untuk mengungkapkan masalah yang sedang mereka hadapi saat pengkajian ada beberapa cara yang digunakan seperti berbahasa yang baik, ramah dan sopan, menggunakan pakaian yang rapi, intonasi nada suara yang lembut, menjaga kontak mata, dan menjaga privacy,akan tetapi pada praktiknya saat dilakukan hal-hal tersebut, keluarga masih belum juga bersikap terbuka dengan peserta didik. Keluarga tidak mengalami kesulitan yang berarti untuk mengatur jadwal bertemu dengan keluarga Tn. MI karena Tn. MI sekarang sudah tidak bekerja lagi, sehingga beliau dan istri lebih banyak menghabiskan waktu di rumah berdua. Pengkajian dilakukan sehabis sholat ashar yaitu sekitar jam 4 sore. Pengkajian hari pertama hanya melakukan diskusi tentang hal-hal yang bisa didapatakan dengan wawancara dan observasi. Kemudian mahasiswa melakukan kontrak untuk pengkajian hari kedua yaitu untuk melakukan pemeriksaan fisik. Pada hari kedua keluarga dapat lebih terbuka mengungkapkan permasalahan dan penyakitnya. Selama pengkajian tidak ditemukan kesulitan yang berarti.Beralih ke topik pendokmentasian hasil pengkajian, peserta didik kebingungan menentukan tahap perkembangan keluarga yang diangkat menjadi tema kasus kelolaan. Teori telah menjelaskan mengenai tahap perkembangan keluarga, akan tetapi peserta didik tetap kebingungan. Peserta didik bingung karena masalah utama keluarga tersebut berhubungan dengan penyakit yang diderita oleh Tn. MI dan Ny. J yang sama-sama merupakan penyakit degeneratif yaitu diabetes mellitus (DM) dan hipertensi, sehingga peserta didik bingung untuk menentukan prioritas masalah yang harus didahulukan. Tetapi kemudian peserta didik memutuskan untuk memprioritaskan masalah hipertensi Tn. MI karena saat dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah Tn. MI adalah 220/100 mmHg. Sedangkan pemeriksaan gula darahsewaktu pada Ny. J tidak terlalu tinggi byaitu 185, dan luka di kaki beliau pun sudah kering dan membaik sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu.Pembuatan diagnosa keperawatan juga menimbulkan kebingungan, karena diagnosa harus dihubungkan dengan lima tugas kesehatan keluarga. Namun akhirnya dapat diselesaikan dengan melakukan analisi penyebab masalah lebih dalam. Proses pembuatan skoring keperawatan dapat berjalan dengan baik, diagnosa disusun berdasarkan apa yang diperlukan oleh keluarga terlebih dahulu berdasarkan hasil pengkajian. Intervensi keperawatan juga dapat disusun dengan baik dan lancar.Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan kurang memuaskan karena tidak semua anggota keluarga dapat berhadir, pada saat dilakukan implementasi Ny. J tidak dapat mengikuti proses pendidikan kesehatan karena sulit untk bangkit dari tempat tidur akibat luka di kakinya yang kambuh.

G. DISKUSIPerlu strategi pendekatan tersendiri bagi seorang peserta didik untuk mengaplikasikan teori yang didapatkan selama perkuliahan dengan praktek langsung dilapangan termasuk untuk melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga. Perlu dilakukan pembinaan hubungan saling percaya dengan keluarga agar keluarga dapat setidaknya sedikit terbuka dengan masalah kesehatan yang dimiliki. Teori telah menjelaskan apa yang harus dilakukan dilapangan dengan situasi dan kondisi yang ideal. Praktek ners dilapangan sendiri tidak selalu dalam kondisi ideal dimana masing-masing keluarga memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga strategi pendekatannya pun berbeda pula. Diperlukan kesigapan dan kesiapan fisik, mental, emosial untuk tetap menjalankan teori yang diajarkan atau perlu sedikit modifikasi dalam praktiknya.Keterampilan dalam menerapkan teori dapat diperoleh dari pengalaman, semakin banyak pengalaman semakin mudah menerapkan teori karena kemampuan seseorang menjadi terasah. Pengalaman dapat meningkatkan kompetensi seseorang seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian Hartoyo bahwa terdapat hubungan sangat nyata/signifikan arah positif dengan tingkat hubungan sedang antara pengalaman dengan kompetensi dan pengaruh pengalaman terhadap kompetensi.Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Berikut adalah peran-peran perawat:1. Pemberi Asuhan KeperawatanSebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.2. Pembuat Keputusan KlinisMembuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).

3. Pelindung dan Advokat KlienSebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.4. Manager KasusDalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.5. RehabilitatorRehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.6. Pemberi Kenyamanan Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.7. KomunikatorKeperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.8. Penyuluh Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.9. Kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.10.Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.11. Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.12. PembaharuPeran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di europe yang merupakan praktek keperawatan termodern saat ini adalah :a) Promoting and protecting people health. Merupakan perubahan pradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.b) Mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .Peran perawat keluarga menurut WHO Europe tahun 2000 adalah :a) Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)b) Coordinator (Conector)mengatur perencanaan program-program atau merancang intervensi yang akan dilaksanakan. Contoh merencanakan klien untuk dirujuk ke tim medis lain.c) Provider / caregivermemberikan pelayanan kesehatan secara langsung.d) Health Promotion (home care & home visit)e) Consultant penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klienf) Collaborator berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan kesembuhan klien.g) Fasilitatorcontohnya memfasilitasi keluarga yang kurang mampu untuk memperoleh jamkesmas.h) Case founderpenemu kasusi) memodifikasi lingkungan baik berupa fisik, psikis, maupun perilaku dan gaya hidup.

Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran tentang gaya hidup, perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat mendeteksi awal penyakit sehingga dapat memberikan intervensi terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat memberikan intervensi yang tepat. Perawat bertindak sebagai lynchpin yaitu terlibat bersama keluarga, tidak terbatas merawat, tetap juga tahu masalah keluarga dan harus menempatkan diri sebagai anggota keluarga sehingga dapat menghubungkan keluarga dengan tim kesehatan lain.Empat intervensi utama perawat keluarga dititikberatkan kepada pencegahan.a) Primer proaktif mencegah stessor, mempermudah mendapatkan fasilitas kesehatan. Contoh : memberi pendkes untuk mencegah penyakit, menciptakan suasana harmonis di keluarga.b) Sekunder screening, vaksinasi, deteksi awal timbulnya penyakit.c) Tersier rehabilitasi untuk mencegah morbiditas lebih lanjut. Contohnya ROM bagi penderita stroke.d) Direct care bekerja sama dengan keluarga yang merupakan sistem pendukung utama untuk menyembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Jakarta, 2000.

2. Djuhaeni H. Peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera. Bandung,2009. Diunduh melalui http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/Peran_perawat_dalam_pembinaan.pdf pada 9 Maret 2014.

3. Hairunnisa. Konsep dasar keperawatan keluarga. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Yayasan RS Islam, 2007.

4. Hartoyo.PengaruhPengalamanDanPelatihanTerhadapKompetensiAuditorPadaInspektoratJenderalDepartemenKehakimanDanHakAsasiManusiaRepublikIndonesia.Diakses melalui Http://Repository.Ui.Ac.Id/Contents/Koleksi/16/14e6d07e4d759a4516550ce23cca1a76869606f8.Pdf pada 9 Maret 2014.

5. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta, 2003.

6. PPNI, AIPNI, AIPDiKI. Standar pendidikan keperawatan indonesia. Jakarta, 2012. Diunduh melalui http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/19.3-Draf-Standar-Pendidikan-Keperawatan-19-Oktober-2012.pdf pada 9 Maret 2014.

7. Bailon,S.G. & Maglaya ,A. 1978.perawatan kesehatan keluarga :suatu pendekatan proses (terjemahan ).jakarta : pusd Iknakes.8. Gunarso,Y. singgihD.1988. psikologis untuk keluarga .Jakarta:PT BPK Gunung mulia .9. PPNI.2003.standar praktek keperawatan .