Pendahuluan.docx

3
I. Pendahuluan: Berpikir kritis adalah proses terorganisasi yang melibatkan aktivitas mental seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), analisis asumsi (analyzing asumption), dan inkuiri sains (scientific inquiry) (Krulik, S. and Rudnik, J. A.,1996). Cara berpikir ini mengembangkan penalaran yang kohesif, logis, dapat dipercaya, ringkas, dan meyakinkan (Ennis, 1985). Pada kenyataan di lapangan berbicara lain, berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2015 di SMA Al Islam Surakarta, dapat diketahui bahwa implemntasi ketermpilan berfikir kritis belum dikembangkan secara optimal. Hal ini ditandai dengan bukti-bukti yang ditemukan di lapangan. Bardasarkan hasil observasi proses pembelajaran yang berlangsung di SMA ini belum optimal karena siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan jawaban siswa kurang mendorong kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil observasi, Guru hanya meminta siswa mendeskripsikan hewan Molusca melalui gambar yang ada didalam LKS. Siswa menjawab pertanyaan dalam LKS dengan merangkum bacaan yang ada didalam buku paket. Sepanjang diskusi tercatat 2 siswa yang bertanya kepada guru dengan tipe pertanyaan dasar (C1-C2). Dari gejala-gejala yang ada menandakan bahwa siswa memiliki kemampun berpikir kritis yang rendah .(Krulik, 1996) Berdasarkan latar belakang tersebut kami berupaya memberikan solusi untuk mengimplementasikan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 serta

Transcript of Pendahuluan.docx

Page 1: Pendahuluan.docx

I. Pendahuluan:

Berpikir kritis adalah proses terorganisasi yang melibatkan aktivitas mental seperti

dalam pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making),

analisis asumsi (analyzing asumption), dan inkuiri sains (scientific inquiry) (Krulik, S. and

Rudnik, J. A.,1996). Cara berpikir ini mengembangkan penalaran yang kohesif, logis, dapat

dipercaya, ringkas, dan meyakinkan (Ennis, 1985).

Pada kenyataan di lapangan berbicara lain, berdasarkan hasil observasi yang

dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2015 di SMA Al Islam Surakarta, dapat diketahui bahwa

implemntasi ketermpilan berfikir kritis belum dikembangkan secara optimal. Hal ini ditandai

dengan bukti-bukti yang ditemukan di lapangan. Bardasarkan hasil observasi proses

pembelajaran yang berlangsung di SMA ini belum optimal karena siswa masih belum aktif

dalam mengikuti pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan jawaban siswa kurang

mendorong kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil observasi, Guru hanya meminta

siswa mendeskripsikan hewan Molusca melalui gambar yang ada didalam LKS. Siswa

menjawab pertanyaan dalam LKS dengan merangkum bacaan yang ada didalam buku paket.

Sepanjang diskusi tercatat 2 siswa yang bertanya kepada guru dengan tipe pertanyaan dasar

(C1-C2). Dari gejala-gejala yang ada menandakan bahwa siswa memiliki kemampun berpikir

kritis yang rendah .(Krulik, 1996)

Berdasarkan latar belakang tersebut kami berupaya memberikan solusi untuk

mengimplementasikan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik

Kurikulum 2013 serta paradigma pembelajaran saat ini. Model pembelajaran tersebut yaitu

melalui Discovery Learning.

Discovery Learning merupakan konsep dari Burner, bahwa pendidikan pada

hakikatnya merupakan proses penemuan personal oleh setiap individu siswa. Menurut

Joolingen (1999), Discovery Learning is a type of learning where learners construct their

own knowledge by experimenting, arti-nya bahwa Discovery Learning merupakan tipe

pembelajaran dimana peserta didik dapat membangun pengetahuan mereka sendiri dengan

bereksperimen. Diperkuat oleh Balim (2009) dalam penelitiannya di Kota Izhmir Turki pada

tahun ajaran 2006/2007, diperoleh hasil bahwa prestasi akademik kelompok ekseprimen yang

menggunakan Discovery Learning jauh lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Pertimbangan selanjutnya, mengenai pemilihan model Discovery Learning adalah:

1. Karakteristik materi yang menuntut siswa agar mampu mengidentifikasi ciri dan

klasifikasi hewan Moluska. Berdasarkan teori, Medel Discovery Learning adalah salah

Page 2: Pendahuluan.docx

satu model yang biasa digunakan dalam memahami konsep seperti tentang konsep

karakteristi, dll melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan

(Budiningsih, 2005:43). Hal ini diperkuat dengan teori yang mengatakan bahwa model

pembelajaran diskoveri sangat cocok dilakukan melalaui observasi, klasifikasi,

pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219)

2. Memperhatikan psikologis siswa yang semula menerima pembelajaran dengan model

tradisional(ceramah-diskusi), sehingga tingkatan model paling sederhanalah yang cocok

digunakan untuk menghindari perasaan shock siswa adalah model pembelajaran diskoveri.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran

yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran

Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning),

model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran

berbasis permasalahan (Problem Based Learning). 

3. Beberapa penelitian pendidikan membuktikan bahwa permasalahan berpikir kritis siswa

dapat diselesaikan dengan penerapan model Discovery Learning. Diperkuat oleh Nur

Luthfi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Pendekatan Saintifik

melalui Discvery Learning dalam Peningkatan Ketermapilan Berfikir Kritis, diperoleh

hasil bahwa implementasi pendekatan saintifik melalui Discovery Learning dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA. Selain hal

tersebut berrdasarkan penelitian prestasi akademik kelompok ekseprimen yang

menggunakan Discovery Learning jauh lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Atas dasar uraian tersebut, maka kami membuat makalah dengan judul sebagai

berikut: “Potensi Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis”.