Lap Pendahuluan.docx

59
LAPORAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jalan pemukiman merupakan salah satu prasarana transportasi yang berfungsi menyalurkan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Ketersediaan prasarana transportasi Jalan pemukiman akan meningkatkan kehidupan sosial dan membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya. Kegiatan pembangunan jalan pemukiman di Kabupaten Sambas merupakan salah satu program di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat. Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan yakni untuk sebesar- besarnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan optimalisasi terhadap penggunaan dana, salah satunya adalah melaksanakan kegiatan perencanaan. Pada tahun anggaran 2015 ini salah satu kegiatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1. MAKSU D Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat cq Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Bidang Cipta Karya dalam rangka melaksanakan pekerjaan Konsultansi Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448- 40.04). 1.2.1. TUJUAN Tujuan umum dari Konsultansi Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448-40.04).adalah : “Menyiapkan perencanaan teknis jalan termasuk bangunan- bangunan pelengkapnya”. 1 PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Transcript of Lap Pendahuluan.docx

Page 1: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGJalan pemukiman merupakan salah satu prasarana transportasi yang berfungsi menyalurkan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Ketersediaan prasarana transportasi Jalan pemukiman akan meningkatkan kehidupan sosial dan membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya.

Kegiatan pembangunan jalan pemukiman di Kabupaten Sambas merupakan salah satu program di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat. Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan yakni untuk sebesar-besarnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan optimalisasi terhadap penggunaan dana, salah satunya adalah melaksanakan kegiatan perencanaan.

Pada tahun anggaran 2015 ini salah satu kegiatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN1.2.1. MAKSUD

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat cq Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Bidang Cipta Karya dalam rangka melaksanakan pekerjaan Konsultansi Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448-40.04).

1.2.1. TUJUAN

Tujuan umum dari Konsultansi Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448-40.04).adalah :

“Menyiapkan perencanaan teknis jalan termasuk bangunan-bangunan pelengkapnya”.

Tujuan yang lebih khusus dari Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448-40.04) :

a. Untuk menyediakan hasil karya perencanaan yang benar–benar memenuhi standard, dilaksanakan dengan teliti sehingga menghasilkan produk gambar desain lengkap disertai jenis item kegiatan dan kuantitas yang lengkap dan akurat.

b. kegiatan pembangunan fisik bisa dilaksanakan dengan baik dan memenuhi standard tanpa terjadi perubahan – perubahan yang besar menyangkut jenis dankuantitas item–item pekerjaan pada saat pelaksanaan konstruksi fisik.Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan dan hasil karya perencanaan tersebut dituangkan dalam :

Data – data hasil survey Laporan Kemajuan Pekerjaan Laporan Pendahuluan dan Interim Report Final Report minimal berupa :

Gambar Perencanaan dalam format standard Cipta Karya Analisa dan Perencanaan Tebal PerkerasanAnalisa dan Perencanaan Geometrik Jalan

1PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 2: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Daftar Kuantitas dan Harga Menyediakan Dokumen Tender ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

1.3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASAPengguna jasa adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat cq. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat.

1.4. SUMBER PEDANAANUntuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu fisik anggaran untuk sebesar Rp 2.700.000.000,- (Dua Milyar Tujuh Ratus Juta Rupiah), termasuk PPN Sumber dana APBD Tahun Anggaran 2015.

1.5. RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN DAN JASA PENUNJANG1.6.1. RUANG LINGKUP

Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknik, Tanggung Jawab Konsultan Perencanaan Jalan dan Jembatan adalah sebagai berikut :a) Melaksanakan survei dan perencanaan teknik jalan dan jembatan pengguna jasa

sesuai standar perencanaan.b) Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa kontruksi, daftar kuantitas

dan gambar tipikal sebagai bahan pelelangan konstruksi.c) Menyediakan perencanaan teknik detail, gambar detail, dan perhitungan volume

pekerjaan.d) Merevisi perencanaan teknik jalan dan jembatan sesuai kebutuhan setelah

pemeriksaan final dari pengguna jasa, serta menyiapkan Addendum Dokumen Kontrak yang diperlukan pada saat 1 bulan pertama pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik.

1.6.2. LOKASILokasi jasa pelayanan ini di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

1.7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Keseluruhan jadwal waktu jasa konsultasi ini terdiri dari pekerjaan Konsultansi Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448-40.04) selama 30

2PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 3: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

(Tiga Puluh) Hari Kalender atau Mulai sesuai tanggal SPMK yaitu Tanggal 18 Agustus 2015 s/d 17 September 2015.

1.8. INFORMASI KEGIATANInformasi kegiatan yaitu sebagai berikut :a) Nama Pekerjaan : Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Infrastruktur

Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No. 448-40.04)b) Lokasi Kegiatan : Provinsi Kalimantan Barat, Dalam Kabupaten

Sambas ( Tersebar )c) No. Kontrak : 09/448-40.04/027/43.1/POKJA6-JK-SS/DINAS

PU/2015/KL-PBJd) Pembiayaan : APBD Tahun Anggaran 2015e) Nama Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Baratf) Alamat Pengguna Jasa : Jl. Achmad Yani g) Nama Penyedia Jasa : CV. Danu Pratamah) Alamat Penyedia Jasa : Jl Sumatera Komp Puri Indah No BB4 Pontianaki) Nilai Kontrak : Rp. 140.890.000,-j) Jenis Kontrak : Lumpsumk) Pembayaran : Lunasl) Masa Pelaksanaan : 30 Hari Kalenderm) Lokasi / Nama :

1. Dusun Setingga Desa Sebubus Gg. Sikup Kecamatan Paloh. Kab Sambas2. Dusun Kota Lama Desa Ratu Sepudak Kec. Galing Kab. Sambas3. Dusun Durian Desa Sepadu Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

3PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 4: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

4. Jalan Sosial Dusun Sebangkau Desa Pemangkat Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

5. Desa Kartiasa, Desa Sulung, Desa Sekuduk Kec. Kartiasa Kab. Sambas6. Desa Jawai Laut Dusun Bukit Raya Kec. Jawai Selatan Kab. Sambas7. Dusun Matang Tangkit Desa SB Kolam Kec. Jawab Kab. Sambas8. Dusun Bhakti Desa Bakau Kec. Jawai Kab. Sambas9. Desa Samustida-Desa Sayang Sedayu Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas10. Dusun Medang Desa Sulung Kec. Sejangkung Kab. Sambas11. Jl. Pahlawan Gg Kubur Desa lorong Kec. Sambas Kab. Sambas12. Jl Desa Keramat Lumbang Gg Keramat Lumbang II Kec. Sambas Kab.

Sambas13. Desa Lubuk Dagang Gg Amerta GrassTrack Kec. Sambas. Kab. Sambas14. Dusun Penjulung Desa Puringan Gg Usaha Tani Kec. Teluk Keramat Kab.

Sambas

1.9. URAIAN LINGKUP KEGIATANUraian Lingkup Kegiatan :a) Survei Pendahuluan (”Reconnaisace Survey”)b) Survei Detail, meliputi : inventarisasi geometrik jalan, pengukuran topografi,

Survei hidrologi, penelitian perkerasan dan tanah dasar (”subgrade”), Survei material dan harga pasaran setempat.

c) Analisa data Survei dan perencanaand) Penggambaran (situasi, potongan memanjang, potongan melintang, struktur dan

bangunan pelengkap)e) Perhitungan Volume dan Perkiraan Biayaf) Dokumen Lelang

1.10. SASARAN MUTUMelaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan full design dengan

menyediakan jasa semaksimal mungkin baik tenaga maupun peralatan, sehingga menghasikan produk perencanaan yang memenuhi standard, dilaksanakan sesuai arahan dalam kerangka acuan kerja dan diselesaikan sesuai waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Gambar perencanaan disajikan dengan lengkap didukung oleh perhitungan dan kajian data yang valid, sehingga infrastruktur (jalan) yang dibangun berdasarkan hasil perencanaan ini efisien, bisa menyediakan konstruksi jalan dengan durability perkerasan minimal sesuai umur rencana (10 tahun), terhindar dari masalah-masalah longsoran, masalah drainase dan memberikan layanan keamanan dan kenyamanan yang cukup bagi masyarakat pengguna jalan.

1.11. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASIPersyaratan teknis dan Administrasi untuk pelaksanaan kegiatan

Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No 448-40.04) adalah persyaratan yang tercantum dalam dokumen – dokumen sebagai berikut :a) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor : 10/448-40.04/027/43.1/POKJA6-

JK-SS/DINAS PU/2015/KL-PBJ, Tanggal 18 Agustus 2015b) Kontrak Nomor : 09/448-40.04/027/43.1/POKJA6-JK-SS/DINAS PU/2015/KL-

PBJ , Tanggal 18 Agustus 2015. (Surat Perjanjian Kerja dan Kerangka Acuan Kerja)

4PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 5: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

c) Peraturan Perundang-undangan yang terdiri dari:Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan;Permen PU No.43/PRT/M/2007 tentang Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum;Permen PU No.09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;Permen PU No.04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.

d) Standar Nasional Indonesia dan Standar Internasional untuk Perencanaan Jalan yang terdiri dari:

Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Atar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992) ;Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan 011/T/Bt/1995SNI No : 03-3424-1994 tentang Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan ;SNI No : 03-3424-1994 atau NI No : 03-1724-1989 KBI-1.3.10.1987 tentang Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai;Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Pemukiman dengan Metode Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73(02))Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan No : 004-A/PW/2004 dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Ditjen Prasarana WilayahPermen PU No : 43/PRT/M/2007 tentang Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik

BAB IIMETODOLOGI

5PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 6: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN

2.1.1. TUJUAN PERSIAPAN DESAIN

Persiapan desain ini bertujuan :a) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.b) Menetapkan desain sementara dari awal untuk dipakai sebagai panduan Survei

pendahuluan.c) Menetapkan ruas yang akan di Survei.

2.1.2. LINGKUP PEKERJAANKegiatan pekerjaan ini meliputi :a) Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan di

desain.b) Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)

Citra Satelit dan photo Udara (bila diperlukan terutama untuk jalan baru)Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.Peta Geologi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 250.000 Peta Tata guna tanah.

c) Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

d) Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan dan sosial pada wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan / jembatan yang akan direncanakan atermasuk laporan rawan kecelakaan lalu-lintas.

2.1.3. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAANBagan alir pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Adapun pada bagan alir ini menggambarkan urutan pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal hingga diperolehnya hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

6PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 7: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.1. Diagram Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman (Pkt No 448-40.04) Provinsi Kalimantan Barat

7PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 8: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2.2. SURVEI DAN INVESTIGASISurvei lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penaganan yang hendak di capai. Konsultan Perencana dengan persetujuan pengguna jasa harus menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

Jenis-jenis Survei atau Investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Kontruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabilah tidak ditentukan lain oleh pengguna Jasa pada saat review hasil Survei Pendahuluan, jenis-jenis Survei dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagimana tabel di bawah ini.Tabel 2.1. Ruang Lingkup Survei dan Investigasi.

No Jenis Survei Dan Investigasi Pelapisan Ulang

Perkerasan Lama

● Pelebaran Perkerasan● Rekontruksi

Perkerasan● Realinyemen● Kontruksi Baru (Jalan

atau Jembatan● Penggantian Jembatan

1 Survei Pendahuluan ya Ya2 Inventarisasi Jalan & Jembatan Jika diperlukan ya3 Investigasi Perkerasan Lama Ya ya4 Survei Topografi & guna lahan Ya Ya5 Investigasi Geoteknik &

GeologiYa Ya

6 Survei Hidrologi & Hidrolika Ya Ya7 Survei Lalu Lintas&Angkutan

BeratJika diperlukan Ya

8 Investigasi Jembatan Ya Ya

2.3. SURVEI PENDAHULUAN2.3.1. TUJUAN SURVEI PENDAHULUAN.

Sasaran Survei Pendahuluan atau Reconnaissance Survei atau PremilinarySurvei adalah :a) Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada,

termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan Survei detail berikutnya yang diperlukan.

b) Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan mungkin akan terjadi.

c) Perkiraan secara umum tentang penanganan yang di perlukan, baik pada perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase, perbaikan lereng timbunan dan galian,

8PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 9: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

perbaikan geometri jalan, jembatan dan bangunan-bangunan struktur lainnya, peningkatan keselamatan jalan.

d) Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan studi lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan.

e) Identifikasi dampak penting lingkungan, sebagai bahan pertimbangan dalam pelingkup, dalam proses penyaringan lingkungan yang akan menghasilkan output berupa jenis dokumen lingkungan yang dibutuhkan.

f) Identifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan penanganan khusus untuk peningkatan keselamatan jalan.

2.3.2. RUANG LINGKUP SURVEI PENDAHULUAN.Sebelum Survei Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survei harus menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :a) Dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi

lingkungan.b) As bulit drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan

sebelumnya (jika ada).c) Peta-peta dasar yang relevan.d) Dan sebagainya.

Survei pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan Survei Berjalan kaki, sesuai dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana di tentukan di dalam sasaran tersebut di atas.

Pengambilan data lapangan untuk maksud Survei Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan (dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik stasion akhir ruas), dengan Interval paling jauh setiap 50 meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan.

2.3.3. KELUARAN SURVEI PENDAHULUAN.Laporan mengenai jenis Survei detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain lokasi Survei dan cakupan yang diperluka.Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran :1) Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi.2) Lokasi dan kondisi jembatan dan bangunan-bangunan struktur lainnya.3) Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang.4) Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih terperinci hal-hal tersebut

dalam diagram strip longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :a) Sketsa alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.b) Batas-batas ruang milik jalan.c) Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat di mamfaatkan, seperti

quarry pasir, batu, atau bahan timbunan.d) Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi kontruksi jalan,

seperti misalnya sungai, danau, laut, lembah, juramg, bukit, gunung dan sebagainya.

9PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 10: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

e) Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan kontruksi maupun layanan lalu lintas jalan.

Survei Pendahuluan atau Reconnaissance Survei meliputi kegiatan pengumpulan data primer, penentuan rencana awal trase jalan berdasarkan data primer dan melakukan Survei lapangan untuk menganalisa serta menentukan trase definitif yang memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.Survei Pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :a)Kon teraktor disarankan mempersiapkan peta dasar berupa peta Citra

Satelit (Land Sat ) dengan skala 1 : 50.000 s/d 1 : 25.000 dan peta-peta pendukung lainnya seperti peta geologi, tata guna tanah dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan studi yang pernah diadakan sebelumnya. Informasi yang diperoleh dan dokumen-dokumen diatas harus dipertimbangkan dalam proses penentuan rencana trase jalan yang akan di Survei, rencana trase jalan yang akan diSurvei merupakan trase terbaik yang diperoleh berdasarkan kajian beberapa alternatif trase jalan.

b)Kegiatan ini terdiri dari : 1) Kontraktor harus melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi

terkait di daerah sehubungan dengan akan dilaksanakan Survei.2) Guna mempelajari dan menganalisis rencana trase jalan, Kontraktor harus

melengkapi data penunjang antara lain :Peta Dasar Topografi (Hasil Citra Satelit)Demografi, sosial ekonomi dan lingkunganGeografi, geoteknik dan hidrologi.

3) Kontraktor harus mengumpulkan informasi mengenai : Harga satuan upah/bahan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

Kalimantan Barat Harga satuan upah/bahan pada proyek yang sedang berjalan di sekitar

lokasi pekerjaan.

c) Reconnaissance Survei di lapangan 1) Penandaan / identifikasi trase

Dalam reconnaissance survey, konsultan melakukan identifikasi trase di lapangan untuk semua ruas yang direncanakan. Identifikasi berdasarkan pada peta land sat dan rintisan jalan atau badan jalan yang ada. Alat yang dipakai roll meter, camera, clinometer dan GPS.Hasil “ tracking” dengan GPS dipindahkan ke laptop untuk mendapatkan gambaran kasar mengenai trase jalan yang akan direncanakan. Tracking bisa dilaksanakan beberapa kali dengan lokasi yang berbeda untuk mendapatkan trase yang terbaik, ditinjau dari alinemen horizontal. Hasil tacking yang terbaik ditandai dengan patok-patok kayu atau cat, sebagai pedoman dalam survey detail.Pada peninjauan titik awal dan titik akhir perjalanan diberi Bench Mark (BM), Konsultan diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan.

2) Pemeriksaan Kelandaian

10PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 11: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Untuk mendapatkan kelandaian yang memenuhi Persyaratan Perencanaan Geometrik jalan, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :Pada setiap segmen jalan yang diperkirakan mempunyai kelandaian lebih besar dari kelandaian maksimum, Konsultan harus melakukan pemeriksaan kelandaian segmen jalan tersebut dengan menggunakan clinometer bersamaan dengan pembacaan jarak. Dalam hal demikian, Konsultan harus membuat draft desain alinyemen vertikal. Apabila persyaratan kelandaian tidak terpenuhi, rencana trase segmen tersebut harus diganti dengan trase yang memenuhi syarat.

3) Kontraktor harus mengumpulkan dan mencatat data, antara lain :Lokasi-lokasi yang diperkirakan perlu jembatan (misal : sungai, alur), gorong-gorong, penanganan khusus dan pencatatan lokasi sumber material (quarry).Pencatatan data dilakukan seperti contoh berikut : Rencana jembatan pertama, ditandai dalam data survey misalnya

dengan tulisan :J – 1 Sta..... + ..... dan Koordinat GPS.

Rencana gorong-gorong pertama, ditandai dalam data survey misalnya dengan tulisan :G-1 Sta …. + …. dan Koordinat GPS

Koordinat awal dan akhir ruas 4) Dalam melaksanakan Survei pendahuluan ini, Kontraktor harus

membuat foto dokumentasi lapangan sekurang-kurangnya pada : Awal dan akhir rencana trase Setiap 1 (satu) km dengan identifikasi arah pengambilan foto Lokasi yang diperkirakan memerlukan jembatan (misal: sungai, alur) Lokasi yang perlu penanganan khusus Persimpangan / pertemuan dengan jalan lainnya Lokasi Quarry

d)Kon traktor harus membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d c diatas dan memberikan saran-saran yang diperlukan untuk pelaksanaan EPC Pembangunan Jalan Gunung S selanjutnya. Pada pelaksanaan Survei pendahuluan ini kontraktor akan mengirimkan tenaga yang terkait dengan rencana pelaksanaan kerja yang terdiri dari :

1 Team Leader (Team Leader)2 Ahli Teknik Jalan & Jembatan3 Ass. Ahli Estimator/Cost and Quantity

Personil-personil di atas mempunyai pengalaman yang cukup. Bersama-sama dengan Project Officer, team akan berkonsultasi dengan Pejabat dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat untuk mendiskusikan segala hal yang bersangkutan dengan ruas jalan yang ditangani.

Dalam pelaksanaannya team akan mengumpulkan sebanyak mungkin data-data yang diperlukan untuk penentuan langkah-langkah desain, yang mencakup :

11PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 12: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

1) Data mengenai trase2) Data klasifikasi medan3) Data lokasi quarry material4) Survei topografi sederhana 5) Lokasi titik traffic counting

Selama Survei pendahuluan team akan mengecek semua data-data di lapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta mengambil keputusan apa yang akan dilakukan. Tugas dari Team antara lain :

a) Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Topografi Skala 1 : 250.000, 1 : 100.00 dan peta-peta pendukung lainnya (Peta Geologi, Tata Guna Tanah dll) yang dipakai untuk menentukan trase jalan dan titik akhir trase jalan secara garis besar, dengan menunjukkan beberapa alternatif trase jalan.

b)Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya dari segi Geografis, Sosial Ekonomi secara umum.

c) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah rencana trase jalan melalui station-station pengamatan yang telah ada ataupun pada Jawatan Metrologi setempat.

d)Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase jalan.e) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan pemasangan

jembatan, Gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.f) Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang penting dan untuk

butir b, c, d dan e.g)Mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai Harga Satuan dan biaya

hidup sehari-hari.h)Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d i dan memberikan saran-saran

yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi, dengan memperbandingkan alternatif trase jalan yang diambil.

i) Mengumpulkan Informasi Sumber material (Quarry) yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan mengestimasi volume serta memetakannya.

Semua hasil Survei pendahuluan dilaporkan dalam bentuk laporan Survei pendahuluan dan dilengkapi dengan photo (asli) mengenai keadaan lokasi jembatan baru beserta dengan masalah-masalahnya (apabila ada).

12PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 13: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.2. Diagram Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Survei Pendahuluan

Sumber : Analisa Konsultan, 2015

2.4. INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN2.4.1. INVENTARISASI JALAN

Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :1) Pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 50 m dengan menggunakan

kendaraan. Untuk kondisi tertentu memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.

2) Pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang ruang mamfaat jalan (rumija), mencakup : Bangunan-bangunan pelengkap jalan (Drainase, saluran, gorong-gorong, Guard-

rill, dsb); Bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu,/boks/tiang telepon, tiang listrik,

kabel telepon, kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb); Pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb;

13PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Revisi

Tidak

Ya

Laporan Survai Pendahuluan

Survai Pendahuluan

Data Cukup ?

Analisa awal Secara Visual

visual keadaan tanah

lokasi rencana trase jalan

Menyiapkan peta dasar

MULAI

data curah hujan

SELESAI

foto dokumentasi lapangan

Page 14: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen atau non permanent.

Dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat pelaksanaan konsruksi.

3) Pengambilan foto-foto kondisi existing didalam rumaja atau rumija setiap jarak paling jauh 200 meter, jarak tersebut harus diperpendek apabilah ditemukan perubahan yang signifikan.

Disamping hal yang ditentukan tersebut dalam butir i) di atas, inventarisasi jalan harus mengacu juga kepada pedoman-pedoman IIRMS untuk kegiatan Survei jalan.

2.4.2. INVENTARISASI JEMBATANPelaksanaan inventarisasi jembatan dilakukan untuk :a) Mendapatkan informasi mengenai existing jembatan yang terdapat pasa ruas jalan yang

ditinjau, mencakup antara lain:Nama, lokasi, type dan kondisi umum jembatan,Dimensi jembatan, yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas, dan jenis lantai,Kondisi dan type/jenis bangunan bawah dan pondasi,Penanganan perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan termasuk perkiraan kuantitas jenis-jenis pekerjaannya,Kondisi aliran sungai,Dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat pelaksanaan konstruksi.

b) Pengambilan foto-foto kondisi existing jembatan tersebut, termasuk yang memperlihatkan kondisi aliran sungai.

2.5. PENGUKURAN TOPOGRAFI2.5.1. TUJUANTOPOGRAFI

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data kordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan didalam koridor dan yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan sekala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepenjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.1) Pekerjaan pengukuran Topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang rencana as

jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standard yang ditentukan.

2) Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan alat yang baik dan sesuai dengan ketelitian alat dan dibuat daftar hasil pemeriksaan alat tersebut.

3) Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman, dibuat titik tetap (BM) yang di ambil dari titik triangulasi yang ada.

4) Awal dan akhir proyek hendaknya dikaitkan pada titik-titik tetap (BM).

14PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 15: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2.5.2. LINGKUP PEKERJAANTOPOGRAFILingkup pemasangan pekerjaan topografi terdiri dari :a) Pemasangan patok-patok

Pemasangan patok dengan ketentuan sebagi berikut :1) Patok-patok harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa paralon

ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.Patok dipasang setiap 50m dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 pasang disetiap sisi sungai /alur dan 1 disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.

2) Patok dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak atas tanah setinggi 20 cm, dicat warma kuning, diberi notasi dan nomor dengan warna hitam.

3) Patok yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

4) Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekuarang-kurangnya 50 cm, bagian bawah diruncingkan, bagian atas diratakan diberi oaku, ditanam dengan kuat bagian yang masih tampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.

5) Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.

6) Pada lokasi kusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

b) Pengukuran titik kontrol horisontal1) Pengukuran titik kontrol horisontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua

titik ikat harus dijadikan sebagai titik poligon2) Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan

meteran atau dengan alat ukur secara optis atau elektronis.3) Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengen ketelian baca dalam

detik. Disarankan menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.4) Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan

untuk setiap interval kurang lebih 1 Km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System). Setiap pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar biasa).

c) Pengukuran titik kontrol vertikalAdapun pengukura titik kontrol vertikal : 1) Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi

pulang2) Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, difat

datar, dan potongan melintang) dan titik BM3) Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, bersekala benar, jelas

dan sama.Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga

15PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 16: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

benangnya, yaitu benang atas (BA) Benang Tengah (BT) benang bawah (BB) dalam satuan mm. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2BT=BA+BB

4) Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah siang (pengamatan) yang genap.

d) Pengukuran situasi1) Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem techimetri, yang mencakup semua

obyek yang dibentuk oleh alam atau manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran seperti alur sungai, bukit, jembatan, runah, gedung dsb.

2) Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada Lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.

3) Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

2.5.3. PERSONILTOPOGRAFIUntuk pekerjaan Topografi ini dibutuhkan : Sarjana Teknik Sipil, Sarjana Geodesi, sebagai tenaga engineer serta tenaga-tenaga Surveyor dan Draftman yang berpengalaman dalam pekerjaan penanganan jalan.

2.6. SURVEI LALU LINTAS 2.6.1. TUJUANSURVEI LALU LINTAS

Survei lalu lintas bertujuan untuk mengatahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, mengiventarisasi jalan yang ada, serta mengiventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan dan jembatan.

2.6.2. RUANG LINGKUPSURVEI LALU LINTASSurvei lalu lintas meliputi kegiatan Survei volume kendaraan. Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah belakang harus dicatat. Setiap minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1 orang counter serta format Survei yang telah ditentukan.a) Pos-pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam beberapa tipe pos.

Tipe pos terdiri dari diantaranya :1) Pos klas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan

jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR > 10.000 kendaraan.2) Pos klas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terlatak pada ruas jalan dengan

jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai LHR 5.000 < LHR < 10.000 kendaraan.

3) Pos klac C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terleyak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai LHR < 5.000 kendaraan.

b) Pemilihan Lokasi PosPemilihan lokasi pos didasarkan kepada bebrapa hal diantaranya :1) Lokasi pos harus mewakilimjumlah lalu lintas harian rata-rata dari ruas jalan tidak

terpengarus oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili ruas (commuter traffic).

16PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 17: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2) Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk ke dua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan mudah dan jelas.

3) Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan.

c) Periode PerhitunganPeriode perhitungan terdiri dari :1) Pos Kelas A. Untuk pos kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40 jam

selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir 22.00 pada hari kedua.Pembina jalan akan menginformasikan jadual perhitungan pada awal Tahun Anggaran , Apabila ada perubahan jadual, waktu Survei akan ditentukan lebih lanjut oleh pembina jalan yang bersangkutan.

2) Pos Kelas B. Untuk pos Kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos kelas A. Pelaksanaan perhitungan pada pos kelas B sesuai dengan jadual yang ditentukan.

3) Pos Kelas C. Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul 06.000 pagi dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari yang sama yang ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan.

d) Pengelompokan KendaraanDalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 10 kelompok mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor

Tabel 2.3. Pembagian Kelompok Kendaraan

Golongan / Kelompok

Jenis kendaraan yang masuk kelompok ini adalah

1 Sepeda motor, skuter, sepeda kumbang, dan kendaraan bermotor roda 3

2 Sedan, Jeep dan Station Wagon3 Opelet, Pick-up opelet, Suburban, Combi, Minibus4 Pick-up, Mikro truk, mobil hantaran/ Pick-up Box5a Bus Kecil5b Bus Besar6 Truk 2 sumbu7a Truk 3 sumbu7b Truk Gandengan7c Truk semi Trailer8 Kebdaraan tidak bermotor, sepeda, becak, andong/dokar, gerobak

sapi.

Pengenalan ciri kendaraan :1. Sepeda kumbang, sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max)2. Kendaraan bermotor roda 3 antara lain Bemo, Bajaj3. Kecuali Combi umumnya sebagai kendaraan penumpang umum maximal 12 tempat

duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-up yang diberi penaungk, kanvas/ pelat dengan rute dalam kota dan sekitarnya atau angkutan pedesaan

4. Umumnya sebagai kendaraan barang maximal beban sumbu belakang 3,5 ton dengan bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal (STRT)

17PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 18: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

5a Bus kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tepat duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini, elf dengan bagian belakang sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan maximal 9 m dengan sebutan bus ¾.

5b Bus besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 30 – 50 buah, seperti bus malam, bus kota, bus antar kota yang berukuran 12 M dan STRG.

6 Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan beban sumbu belakang 5-10 ton (MST 5,8,20 dan STRG)

7a Truk 3 sumbu adalah kendaraan barabg dengan 3 sumbu yang letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda)

7b Truk gandengan adalah kendaraan no. 6 dan 7 yang diberi gandengan bak truk dan dihububgkan dengan batang segitiga. Disebut juga full trailer truck.

7c Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yang terdiri dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang dihubungkan secara sendi dengan pelat dan rangka bak yang beroda belakang yang mempunyai 2 atau 3 sumbu pula.

2.6.3. PERSYARATANSURVEI LALU LINTASStandard pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

2.7. SURVEI PERKERASAN JALAN 2.7.1. TUJUAN PERKERASAN JALAN

Survei perkerasan jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan aspal yang masih utuh, dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan alat Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikir/tanah, nilai struktural didapat dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test. Dicatat nilai sisa perkerasan setara tebal agregat klas A.

2.7.2. RUANG LINGKUPPERKERASAN JALANa) Pemeriksaan Lendutan Balik

Ledutan balik dapat dilakukan dengan berbagai macam alat, salah satu yang biasa digunakan adalah dengan Benkelman Beam.Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :1) Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan menggunakan

jembatan timbang atau dengan alat lain yang telah terbukti dapat dipakai untuk pengukuran beban gandar, dan hasil pengukuran beban gandar harus dicatat dengan jelas.

2) Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunyai ukuran yang standart misalnya, perbandingan batang 1:2. Dimensi geometrik dan Benkelman Beam harus dicatat dengan jelas.

3) Alat pembacaan (dial gauge) lendutan harus pada kondisi yang baik dan skala ketelitian pembacaan jarum penunjuk harus dicatat.

4) Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal setiap 200 m sepanjang ruas jalan beraspal yang telah ditetapkan.

18PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 19: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

5) Hal-hal khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu peninggian permukaan jalan dan sebagainya harus dicatat.

6) Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas (patok Km/Sta).

b) Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan Alat DPC (Dynamic Cone PenetrometerPemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan ketentuan sebagai beikut:1) Alat DPC yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran yang

ada.2) Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m3) Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan pada permukaan lapisan tanah dasar4) Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan

sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.5) Pemeriksaan dilakukan dengan kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah

dasar kecuali bila dijumpai lapisan tahan yang sangat keras (lapis Batuan)6) Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase, cuaca,

waktu dan sebagainya.7) Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.

c) NAASRASurvei NAASRA dapat di lakukan dengan tahapan berikut :1) Sebelum digunakan untuk Survei, kendaraan harus dijalankan 10 menit untuk

pemanasan hidrolik peredam kejut.2) Pada titik awal ruas jalan yang di Survei teknisi harus menyetel pembacaan alat

ukur NAASRA dan pembacan alat ukur jarak (Tripmeter/odometer) kedalam kedudukan nol.

3) Kendaraan dijalankan dengan kecepatan tetap sekitar 30-35 km/jam, dan diusahakan agar kendaraan berjalan pada lajur sekitar 40-60 cm dari tepi perkerasan jalan. Penyimpangan terhadap ketentuan tersebut dapat dilakukan hanya dapat dilakukan untuk keperluan mendahului kendaraan lain yang berhenti atau berjalan lebih lambat pada jalur tersebut.

4) Berdasarkan pembacaan tripmeter/odometer, teknisi harus memberitahu pengemudi apabilah kendaraan kira-kira 50 m lagi sampai pada patok km/titik referensi dengan maksud agar pengemudi dapat bersiap-siap memberitahu kepada teknisi apabilah kendaran tiba dipatok km/titik referensi yang dimaksud .

5) Tehnisi harus melakukan pencatatan kekasaran NAASRA setiap jarak 1 km, sejak dari titik awal sampai dengan titik akhir ruas jalan yang di Survei.

6) Pembacaan (pancatatan) kekasaran NAASRA dilakukan pada sumbu roda depan kendaraan melewati patok km atau titik referensi yang berupa tanda dengan cat.

7) Untuk Survei yang dilakukan pada suatu ruas jalan yang mempunyai jalur pemisah (median, saluran dan lainnya), maka Survei dilakukan pada jalur yang diperkirakan mempunyai nilai kekasaran lebih besar.

2.7.3. METODE DAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM SURVEI PERKERASAN JALAN.

19PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 20: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Untuk pelaksanaan kegiatan Benkelman Beam kendaraan Truk harus sesuai dengan muatan gandar yang diisyaratkan pada Survei BB yaitu 8,2 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 Psi (Harus sesuai dengan SNI. 03 – 2416 - 1991), dan untuk kegiatan DCP (harus sesuai dengan SNI 03 – 1743 – 1989), sedangkan untuk kegiatan NAASRA (harus sesuai dengan panduan Survei kekerasan permukaan jalan dengan Alat Ukur NAASRA), Proses pengambilan data harus mengacu pada format yang telah standar.

2.8. SURVEI QUARRY DAN HARGA MATERIAL Tujuan Survei quarry dan harga materialyang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data quarry dan harga material, guna keperluan analisis harga satuan upah dan bahan pekerjaan.Informasi yang ingin diperoleh dari pemeriksaan ini adalah mengenai lokasi sumber material, jenis material, jumlah material yang ada dan harga material yang terdapat disekitar lokasi proyek. Informasi ini penting untuk perhitungan harga satuan pekerjaan dalam perencanaan dan sebagai informasi bagi kontraktor dalam mengajukan harga penawaran ( Analisa Harga Satuan / OE-EE ).

2.9.SURVEI HIDROLOGI DAN HIDRAULIK 2.9.1. TUJUAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIK

Tujuan Survei hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.Survei Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam analisa hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan drainase. Sedangkan perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis dan dimensi dari bangunan-bangunan drainase, disamping untuk penentuan bentuk potongan jalan itu sendiri. Tujuan Survei hidrologi yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan bangunan air yang ada, guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana, perencanaan drainase dan bangunan air yang diperlukan di sepanjang rencana trase jalan.Analisa hidrologi diperlukan dalam Perencanaan teknis jalan untuk dapat atau menentukan curah hujan, data banjir di suatu daerah atau pemukiman yang melewati jalan sebagai salah satu transportasi penghubung.

20PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 21: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.3. Diagram Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrologi2.9.2. RUANG LINGKUPHIDROLOGI DAN HIDRAULIK

Lingkup pekerjaan Survei hidrologi dan hidrolika ini meliputi ;a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam

jangka 10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meterologi dan geofisika dan / atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.

b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.

c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hijan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunh untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jslsn loksl dsn 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.

d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman.

e) Mengitung demiensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan termasuk pengaruhnya akibat

adanya bengunan air (aflux).g) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap grusan samping atau

horizontal atau vertikal.2.9.3. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAANHIDROLOGI DAN HIDRAULIK

Dalam Perencanaan drainase perkotaan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:a) Survei lapangan dan pengumpulan data

Pada tahapan Survei ini dilakukan pengukuran-pengukuran, pencatatan situasi baik jaringan beserta fasilitasnya maupun daerahdaerah genangan dan akibatnya. Inventarisasi jaringan drainase dan fasilitasnya serta kondisi pada saat itu harus pula dilakukan. Sebagai penunjang yang diperlukan dalam proses Perencanaan saluran drainase memerlukan data peta-peta topografi, tata guna lahan, data hidrologi dan lainnya.

b) Pelajari sistem drainase yang ada secara makro dan mikro

21PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

SELESAI

DataSurvai Hidrologi

Pengumpulan data curah hujan

Survai Hidrologi

MULAI

Survai kondisi sungaiInventarisasi sistem drainase existing

Page 22: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi sistem drainase yang ada secara makro dan mikro dilakukan untuk mendapatkan konfigurasi sistem yang ada pada saat itu yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk rencana yang baru. Secara makro dilakukan supaya rencana mikro tidak terlepas dari rencana keseluruhan.

c) Penentuan batasan layanan drainaseBatas layanan ditentukan berdasarkan kondisi lapangan, tata guna lahan, peta situasi dengan mempertimbangkan prospek pengembangan, keadaan kontour tanah, badan air, perlengkapan drainase yang telah ada, dinding tutupan dan sarana jalan yang ada.

d) Perumusan masalah dan penyelesaiannyaMasalah-masalah yang ada dirumuskan secara rinci dan dibuat prioritas yang paling mendesak untuk ditangani.

2.9.4. KRITERIA PERENCANAAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKUntuk melakukan perhitungan hidrologi maupun hidrolis, diperlukan suatu kriteria perandangan yang merupakan patokan di dalam setiap perhitungan-perhitungan.Adapun kriteria perancangan adalah sebagai berikut :1) Data hujan yang dipakai, baik data curah hujan harian maupun data curah hujan jangka

pendek dimana sifat-sifatnya dianggap sama dengan sifat-sifat meteorologi dari daerah jalan yang ditinjau.

2) Periode ulang. Periode ulang adalah suatu periode yang dinyatakan dengan tahun, dimana suatu hujan dengan jangka waktu dan intensitas tertentu dianggap bisa terjadi.

3) Perencanaan saluran. Karena alasan-alasan teknik dan ekonomi misalnya saluran direncanakan dengan lapisan tahan erosi disarankan menggunakan kecepatan izin aliran 0.60 m/det untuk menghindari terjadinya gerusan dan hendaknya dipakai saluran penampang hidrolis terbaik dengan luas penampang minimum mampu membawa debit air maksimum.

4) Untuk menentukan debit rencana yang mempergunakan metoda rasional, luas daerah alirannya adalah 0 < A < 25 km2.

5) Didalam mendimensi saluran yang mempergunakan rumus Manning, diasumsikan aliran adalah uniform dan steady.

Tahapan analisis data hidrologi secara garis besar dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan meliputi :

a) Analisis frekwensi data debitb) Analisis debit banjir rancangan

a) ANALISIS FREKUENSI DATA DEBIT

Analisis data curah hujan dapat dilakukan pada data curah hujan ataupun data debit sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Metode yang dapat dipakai untuk analisis frekuensi dapat dilihat berikut ini :

1) Metode Gumbell2) Metode Log Pearson Type IIIMasing-masing metode memiliki syarat keandalan dan ketepatan pemakaiannya. Pemilihan metode berdasarkan karakteristik data yang ada, yang diperlihatkan dengan besaran statistik cv (koefisien variasi, ck (Koefisien kurtosis) dan cs (koefisien asimetri). Di bawah ini diuraikan dua buah rumus yang sering dipakai dalam

22PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 23: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

perhitungan yaitu metode E.J. Gumbell dan Log Pearson III dengan rumus sebagai berikut :

1. Distribusi Gumbel

Sifat sebaran dari distribusi ini adalah :a) Cs 1,4

b) Ck 5,4

Apabila koefisien asimetri (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck) dari data hujan mendekati nilai tersebut, maka sebaran Gumbel dapat digunakan.Rumus : Xtr = Xt ± K.Sx

Dimana : Xtr : Besarnya Curah hujan untuk periode ulang Tr tahunXt : Curah hujan rata-rata selama tahun pengamatanSx : Standard deviasiK : Faktor frekuensi GumbellYtr : -ln (-ln(1-1/tr))

Sn dan Yn adalah fungsi dari banyaknya sample.

2. Metode Log Pearson Type III

Sifat dari distribusi ini adalah :

a) Cs=O

b) Ck=4-6

Apabila koefisien asimetri (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck) dari data hujan mendekati nilai tersebut, maka sebaran log Pearson type III dapat digunakan. Distribusi frekuensi Log Pearson Type III dihitung dengan menggunakan tabel :

Tabel 2.4. Periode Ulang Curah Hujan Maksimum dan Clearance

Sistem DrainaseStruktur Drainase

Periode Ulang (tahun)

Clearance (m)

Daerah Aliran Sungai (CA > 15 km2)

Jembatan Besar 50 2.0

Daerah Aliran Sungai (15 km2 >CA>0.3

km2)

Jembatan Kecil / Sedang

Box Culvert

20 2.0(0.5 untuk box

culvert)Daerah Aliran Sungai

(CA < 0.3 km2)Gorong-gorong 10 Tidak ada

Drainase Air Permukaan

Drainase Permukaan dan

Sisi Jalan

3 Tinggi air dibatasi 1.2 kali tinggi bukaan inlet

(gorong-gorong kecil)

c. Perhitungan Debit Rencana

Perhitungan debit rencana dilakukan dengan menggunakan cara “Rational Formulae”, yaitu :

Q = 1/3.6 .(f.r1.A)

23PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 24: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Dimana :

Q = debit rencana (m3/dt)f = koefisien pengaliranr1 = intensitas curah hujan (mm/jam)A = luas catchment area (km2)

Tabel 2.5. Koefisien Pengaliran

Kondisi daerah Aliran Sungai Harga fDaerah Pegunungan yang CuramDaerah Pegunungan TersierTanah Bergelombang dan HutanTanah Dataran yang DitanamiPersawahan yang DiairiSungai di daerah PegununganSungai Kecil di DataranSungai Besar di Dataran

0,79 - 0,900,70 - 0,800,50 - 0,750,45 - 0,600,70 - 0,800,75 - 0,850,45 - 0,750,50 - 0,75

d. Perencanaan Dimensi Saluran Samping1) Dasar PerencanaanDimensi Saluran Samping

Perncanaan Saluran ini ditujukan untuk menentukan dimensi dan kapasitas debit air yang dapat dialirkan oleh saluran samping atau gorong-gorong. Penampang saluran yang direncanakan adalah berbentuk trapesium, dengan asumsi bahwa bentuk ini mudah dalam pelaksanaannya, memenuhi kriteria hidrolis serta cukup ekonomis terhadap lahan yang digunakan. Penentuan dasar perhitungan menggunakan aliran seragam (uniform flow) dengan kriteria sebagai berikut :

Garis energi, muka air dan dasar saluran harus sejajar, dengan kata lain mempunyai kemiringan yang sejajar.

Faktor-faktor debit mempunyai nilai yang sama, yaitu : kedalaman, luas basah, kecepatan aliran pada setiap penampang untuk debit yang sama adalah tetap.

Rumus yang digunakan adalah ;

Qs= F * Vdimana :

Qs : kapasitas saluran (m3/dt)F : luas penampang basah saluran (m2)V : kecepatan aliran (m/det)

Besarnya kecepatan aliran dihitung dengan rumus Manning :

V=1n∗R2/3∗S

o1/2

dimana :n : koefisien kekasaranR : jari-jari hidrolis saluran, A/P (m)A : luas penampang basah saluran (m2)P : keliling basah saluran (m)So : kemiringan dasar saluran

24PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 25: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2) Waktu KonsentrasiDimensi Saluran Samping. Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh limpasan air untuk mengalir dari suatu titik yang paling jauh ke suatu titik yang ditinjau pada suatu daerah aliran

3) Koefisien Kekasaran Saluran (n)Dimensi Saluran Samping.Koefisien hambatan (nd) yang dapat pula disebut angka kekasaran Manning merupakan salah satu unsur penting yang berpengaruh pada kecepatan aliran untuk debit tertentu.Nilai kekasaran Manning sangat dipengaruhi :

Bentuk penampang saluranKemiringan saluranMaterial pembentuk dinding saluranKonfigurasi dinding saluran

Nilai angka kekasaran Manning (koefisien hambatan) sebagai dasar perencanaan dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 2.6 Nilai Koefisien Kekasaran Saluran ( n )

Jenis Permukaan KoeKoefisien Kekasaran

PePermukaan licin dan kedap air 0,020

PePermukaan licin dan kedap kokoh 0,010

TaTanah dengan rumput tipis dan gundul 0,020

HuHutan gundul 0,060

HuHutan rimbun dan rapat 0,800

4) Kemiringan Dasar Saluran Samping. Pengambilan kemiringan dasar saluran samping diusahakan mendekati pada keadaan dan kondisi topografi, diharapkan dengan kemiringan tersebut saluran dengan bahan pembentuk dinding mampu untuk mengalirkan debit banjir rencana tanpa menimbulkan erosi atau pendangkalan akibat sedimentasi.Pada kondisi tertentu, kemiringan saluran samping yang terlalu panjang dan curam dibutuhkan bangunan pematah arus yang gunanya untuk mengurangi energi erosi air.Rumus dasar untuk menghitung kemiringan dasar saluran samping disajikan sebagai berikut :

So=(V . nR2/3 )

2

dimana :So : kemiringan aliranV : kecepatan aliran (m/det)n : koefisien kekasaran saluranR : jari-jari hidrolis saluran (m)

5) Kemiringan Dinding SaluranSamping (Talud)Pertimbangan untuk menentukan kemiringan dinding saluran adalah dari tinjauan segi ekonomis, keamanan, memenuhi segi teknis dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam pembangunannya, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:a) Efisien bentuk penampang, untuk kemudahan bentuk pelaksanaan.b) Ekonomis dimensi, untuk menghemat lahan (pembebasan tanah).

25PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 26: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

c) Kondisi material pembentuk dinding.d) Kemudahan dalam pembangunan.e) Kehilangan akibat rembesan.Untuk penentuan bentuk kemiringan dinding saluran dalam perencanaan ini ditentukan kemiringannya adalah 0:1 berupa saluran konstruksi beton dengan bentuk persegi.

6) Tinggi Jagaan (Free Board) Saluran Samping. Tinggi jagaan (free board) saluran adalah jarak vertikal dari puncak saluran ke permukaan air pada kondisi rencana, dimana jarak vertikal ini harus cukup untuk mencegah melimpasnya air akibat gelombang atau limpahan air ke tepi saluran.

Rumus dasar yang digunakan dalam perencanaan ini adalah : W =√0,5 * ddimana : W :tinggi jagaan (free board) (m)

d : kedalaman air saluran (m)

Gambar 2.4. Tinggi Jagaan ( Free Board )

e. Perencanaan Dimensi Gorong-gorongFungsi gorong-gorong adalah menampung air yang menyeberang /memotong jalan menuju ke saluran drainase.Ada tiga bagian konstruksi utama gorong-gorong, yaitu :

Pipa utama, mempunyai fungsi mengalirkan air dari hulu ke hilir secara langsung.Tembok kepala, mempunyai fungsi menopang ujung dan lereng jalan serta tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala untuk menopang bahu jalan serta kemiringan jalan.Apron, mempunyai fungsi memasukan air, mencegah terjadinya erosi atau berfungsi sebagai pencegah erosi.

Secara hidraulis gorong-gorong mempunyai 4 komponen yaitu : Bagian pemasukan (inlet) Bagian pipa (barrelI) Bagian keluaran (outlet) Bagian peredam energi (jika diperlukan).

Analisis aliran dalam gorong-gorong sangat rumit (komplek) terdapat dua kemungkinan pengontrol kapasitas gorong-gorong, yaitu:Inlet Control : bila kapasitas pengaliran bagian pemasukan lebih kecil dari pada

kapasitas pengaliran dalam pipa.Outlet Control : bila kapasitas pengaliran ditentukan oleh kapasitas pipa atau

oleh kondisi aliran hilir.

26PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Shoulder Tepi Jalan

d

W

Page 27: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Di Inlet Control, kapasitas gorong-gorong ditentukan oleh :Dalam air di hulu inletBentuk sisi inletGeometri inletBentuk pipa/barrel dan luasnya

Di Outlet Control, kapasitas gorong-gorong tergantung dari kondisi hidraulik di hulu outlet. Gorong-gorong direncanakan dengan kondisi aliran bebas. Inlet Tidak Tenggelam (Kondisi aliran bebas) yaitu :1) Bila dalam air di inlet < 1,2 D, aliran udara akan masuk ke dalam gorong-gorong

sehingga aliran dalam gorong-gorong adalah aliran bebas. Pada kondisi ini kekasaran dinding dan kemiringan dasar gorong-gorong akan mengontrol debit. Karena penyempitan aliran secara mendadak di inlet, biasanya aliran akan memasuki gorong-gorong pada kondisi aliran superkritis. Kedalaman kritis terjadi di inlet.

2) Gesekan dinding berangsur-angsur akan mengurangi enersi air. Bila tingkat pengurangan enersi > kemiringan dasar, maka kedalaman aliran di hilir akan bertambah. Tergantung dari TW, aliran superkritis bisa berubah menjadi subkritis lewat loncat air. Aliran dapat dianalisis dengan profil muka air di saluran terbuka.Kemiringan gorong-gorong direncanakan antara 0,50% - 2%, dengan pertimbangan faktor pengendapan di inlet ataupun outlet gorong-gorong dengan ketentuan sebagai berikut :d = 0,80 * hF = b * dDimana :d : kedalaman air (m)b : lebar gorong-gorong (m)h : tinggi gorong-gorong (m)F : luas penampang basah (m2)Penampang basah rencana ditentukan berdasarkan debit banjir rencana dan kecepatan aliran (V), rumus disajikan sebagai berikut :

Fr=QV

dimana :Fr : luas penampang basah rencana (m2)Q : debit banjir rencana (m3/det)V : kecepatan aliran (m.det)Dimensi gorong-gorong ditentukan atas dasar :Fe= Fr

dimana :Fe : luas penampang ekonomis (m2)Fr : luas penampang berdasarkan debit banjir rencana

2.9.5. PERSYARATAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKProses analisa perhitungan harus mengacu pasa Standart Nasional Indonesia (SNI) No. 03-3424-1994 atau Standart Nasional Imdonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI.1.3.10.1987 (tata cara perencanaan hidrologi dan hidrolika untuk bangunan di sungai).

27PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 28: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2.9.6. PERSONIL HIDROLOGI DAN HIDRAULIK.Sarjana Teknik Sipil, yang dibantu oleh tenaga-tenaga sarjana muda dalam bidang hidrologi dan Surveior yang menguasai bidangnya dengan baik.

2.9.7. PELAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIK

Konsultan harus membuat laporan lengkap mengenai Survei dan analisis hidrologi yang meliputi :1) Data Proyek2) Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar

terdekat, pos pencatat curah hujan3) Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil4) Analisis/perhitungan5) Penentuan dimensi dan jenis bangunan air6) Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan

2.10. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN2.10.1. STANDAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga – Maret 1992).Standar geometrik jalan yang di gunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 Dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992). Dalam perencanaan geometrik jalan konsultan harus mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pada saat pengoperasioan jalan. Konsultan harus menjamin bahwa semua elemen geometrik yang direncanakan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar geometrik jalan dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.Dalam melaksanakan perencanaan geometrik jalan konsultan harus menggunakan perangkat lunak yang kompatibel dengan perangkat lunak Autocad.

2.12. PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP JALANSalah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :

Pedoman pemasangan rambu dan Marka jalan Perkotaan Undang-undang lalu lintas No. 14 Tahun 1992.Standar Box Culvert.Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

2.13. PERENCANAAN TEKNIS JEMBATANRujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah :a. Bridge Management System (BMS) 1992 bagian BDC (Bridge Design Code) dengan

revisi : Bagian 2 dengan pembebanan untuk jembatan (SK. SNI T-02-2005), sesuai

Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005

28PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 29: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Bagian 6 dengan Perencanaan Strukture Beton dan Jembatan (SK.SNI T-12-2004) sesuai Kepmen PU No. 260/KPTS/M2004.

Bagian 7 dengan perencanaan strukture Baja dan Jembatan (SK. SNI T-03-2005) sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005

b. Kondisi khusus yang tidak terdapat dalam BMS 1992 (dan revisinya) dapat menggunakan AASHTO atau peraturan lain yang sejenis dengan mendapat persetujuan dan Pengguna Jasa.

2.14. PERENCANAAN STABILITAS LERENGPerhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tahan setempat yang diperoleh cari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau directshear.Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C=kohesi tanah, O = sudut geser tanah dan yw = berat isi tanah.Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lreng dan tinggu maksimum yang aman) dilakukan dengan menggunakan rumus dan grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

CFk=Na x yw x HDimana:Na = Angka Stabilitas TaylorC = Kohesi tanah (Ton/m2)H = Tinggi lapisan tanah (m)yw = Berat isi tahan basah (Ton/m3)Fk = Faktor keamanan (Fk > 1,251 ............ Lereng aman)

Angka stabilitas (Na) di dapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tahan (O) dengan sudut lereng desain kedalam grafik Taylor (terlampir).Faktor lereng (F) digunakan asumsi :FK > 1,251 ...................... Lereng amanFK = 1,251 ...................... Lereng dalam keseimbanganFK < 1,251 ...................... Lereng tidak aman

2.15. PENGGAMBARAN2.15.1 RANCANGAN (DRAFT PERENCANAAN TEKNIK)

Tim harus membuat rancangan (draft) petencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan mengajukan kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui .Detail perencanaan tknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaanya antara lain :a) Alinyemen Horisontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1000 untuk jalan dan

1: 500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1 meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.

b) Alinyemen Vertikal (Profile) degambar dengan skala horisontal 1:1000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal 1:100 yang mencakup data yang dibutuhkan.

c) Potongan melintang Icross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 m) namun pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan

29PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 30: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

melintang dibuat dengan skala horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:50. Dalam gambar potongan melintang harus mencakup :

Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalanProfil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencanaPenampang bangunan pelengkap yang diperlukanData kemiringan lereng galian/tombunan (bila ada)

d) Potongan melintang ipikal (tipical cross section) harus digambar dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain :

Gambar konstruksi existing yang adaPenampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.Pnampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.Rincian konstruksi perkerasan.Penampang bangunan pelengkap.Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median.Bentuk dan posisi saluran melintang (Bila ada)

e) Gambar standar yang mencakup antara lain. Gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, maeka jalan, dan sebagainya.

f) Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan.g) Keterangan mngebai mutu bahan dan kelas pembebanan.

2.15.2 GAMBAR RENCANA (FINAL DESAIN)Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan :

Sampul luar (cover) dan sampul dalam.Daftar isiPeta lokasi proyekPeta lokasi sumber bahan material (Quarry)Daftar simbul dan singkatanDaftar bangunan pelengkap dan volumeDaftar rangkuman volume pekerjaan.

2.16. ANALISA HARGA SATUAN DAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN FISIKTim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi maka Tim harus mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi.1) Tim harus menumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan yang akan

digunakan di lokasi pekerjaan.2) Tim menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran

yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan Bina Marga Tahun 2010.3) Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi.

30PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 31: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB IIIPELAPORAN

1.1. KELUARANLaporan Teknik yang dihasilkan dari jasa konsultansi ini, adalah sebagai berikut :

1) Laporan perencanaanLaporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing laporan berisi :a) Daftar isi.b) Peta Lokasi Proyekc) Daftar bangunan pelengkapd) Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan bawah

beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.

2) Laporan Perkiraan kuantitas dan biaya.Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut :a) Daftar isi.b) Peta Lokasi proyekc) Daftar bangunan pelengkap /jembatand) Perhitungan perkiraan kuantitas.e) Analisa biaya.f) Perkiraan biaya.

3) Laporan Penyelidikan Material dan HargaLaporan ini berisi laporan karakteristik fisik material yang akan digunakan dalam pembangunan mencakup pembahasan mengenai hal-hal berikut :a) Data proyekb) Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota

besar terdekat.

31PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 32: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

c) Peta sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume cadangan)d) Hasil akhir pemeriksaan laboratorium e) Rekomendasif) Harga material pada proyek yang sementara berjalan di sekitar ruas yang

direncanakan

4) Laporan Topografi.Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut :a) Data Proyekb) Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar

terdekat.c) Kegiatan perintisan untuk pengukuran.d) Kegiatan pengukuran titik kontrol horisontale) Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal f) Kegiatan pengukuran situasig) Kegiatan pengukuran penampang melintangh) Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)i) Perhitungan dan penggambaranj) Deskripsi BM (sebagai lampiran)

5) Laporan hidrologiLaporan mengenai Survei dan analisis hidrologi, yang meliputi :a) Data Proyekb) Peta situasi yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar

terdekat, pos pencatat curah hujan.c) Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.d) Analisis / perhitungane) Penentuan demensi dan jenis bangunan airf) Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

6) Laporan Inventarisasi Jalan dan Jembatan Hasil dari Survei inventerisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang memuat :

Foto dokumentasiData lapanganUsulan penanganan

7) Laporan Survei kondisi Perkerasan JalanHasil penyelidikan dibuat dalam laporan lengkap yang memuat :a) Data lapanganb) Perhitunganc) Laporan teknik.

8) Dokumen Pelelangan Pekerjaan FisikSpesifikasi sesuai keluaran Bina Marga 2010

32PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 33: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

1.2. LAPORANLaporan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :

1) Laporan Pendahuluan. Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain meliputi latar belakang masalah, meksud dan tujuan, rung lingkup yang diharapkan, metode/cara pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksana studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkannya SPMK dan siserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

2) Laporan antara. Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (sembilan puluh) setelah diterbitkannya SPMK dan Dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

3) Draft Laporan Akhir.Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Konsep laporan akhir diserahkan pada hari ke 30 (seratus dua puluh) setalah dikeluarkannya SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4) Laporan Akhir yang berisi :a) Analisis data dan perhitungan topografib) Pembuatan gambar topografic) Perhitungan dan perencanaan jalan.d) Pembuatan gambar perencanaan teknik.e) Perhitungan kuantitas dan biaya konstruksi

5) Dokumen Pelelangan.Dokumen pelelangan pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen pelelangan standar menurut Permen PU. No. 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang standar dan pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi yaitu Dokumen Tendar Lengkap

33PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 34: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB IVRENCANA KERJA DAN

STRUKTUR ORGANISASI

4.1 RENCANA KERJA

Rencana Jadwal Pelaksanaan studi ini merupakan pengembangan dari kerangka berpikir yang meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, analisis dan penyusunan rekomendasi diuraikan dalam bahasan berikut ini :

a) PersiapanTahap ini merupakan tahap awal kegiatan studi yang meliputi persiapan teknis dan koordinasi tim konsultan untuk membuat kerangka berpikir, metodologi dan tahapan studi dengan memperhatikan tujuan studi

b) Dalam melaksanakan perencanaan, daftar referensi ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perhitungan adalah : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Atar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar

Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992) ; Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan 011/T/Bt/1995 SNI No : 03-3424-1994 tentang Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan ; SNI No : 03-3424-1994 atau NI No : 03-1724-1989 KBI-1.3.10.1987 tentang Tata

Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai; Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Pemukiman dengan Metode

Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73(02)) AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1996 Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan No : 004-A/PW/2004 dari

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Ditjen Prasarana Wilayah Permen PU No : 43/PRT/M/2007 tentang Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik

4.2 TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

4.2.1. STAF INTI

Team Leader

34PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 35: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional selama 7 (tujuh) tahun.

Tugas dan tanggung jawab kepala tim meliputi :

a) Melakukan koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa. Dengan demikian harus mampu memahami saran / petunjuk yang diberikan dan bisa mengaplikasikan dalam pelaksanaan kerja perencanaan.

b) Memberi arahan teknis kepada semua personil yang terlibat dalam kegiatan perencanaan mulai dari awal kegiatan sampai keseluruhan hasil kerja diserahterimakan.

c) Bertanggung jawab terhadap semua kebenaran semua laporan hasil kerja laporan Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini.

d) Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh pekerjaan.

Highway Engineer

Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a) Mencari dan menetapkan besarnya jari-jari pada semua tikungan yang ada.b) Memilih jenis lengkung yang sesuai untuk suatu tikungan (Full Circle, Spiral–Circle–

Spiral, Spiral–Spiral) berdasarkan kriteria perencanaan, kondisi medan, batas pembiayaan (kalau sampai terjadi pengalihan trase jalan).

c) Menghitung pelebaran-pelebaran pada tikungan sehingga tingkat pelayanan jalan sama antara jalan lurus belokan.

d) Memperhitungkan apakah kondisi tikungan sudah memenuhi standard kebebasan samping, jarak pandang henti vertikal, jarak pandangan menyiap, dan lain-lain.

e) Menetapkan cut and fill pada badan jalan sehingga grade long section tidak melampaui kelandaian maksimal.

f) Merencanakan lengkung vertikal (cembung/cekung) pada setiap perubahan kelandaian berdasarkan jarak pandangan, penyerapan guncangan dan lain-lain.

g) Mempertimbangkan apakah kondisi medan sudah tidak memungkinkan untuk menurunkan grade dan mengatasinya dengan pembuatan jalur pendakian.

Soil & Material Engineer

Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a) Mengarahkan teknisi lapangan dalam pengambilan data DCP.b) Menetapkan titik-titik pengambilan sample material pada penampang jalan yang perlu

penanganan khusus (misalnya rawan longsor).c) Mengambil sample material-material yang ada di quarry.d) Menganalisa data lendutan balik dan CBR.e) Merencanakan tebal perkerasan dengan RDS Ver. 5.0 atau cara lain yang disetujui

Direksi.

35PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 36: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

f) Menganalisa hasil laboratorium terhadap sample material dan membuat keputusan bahwa materail yang ada disuatu quarry bisa/tidak digunakan dalam pelaksaaan pekerjaan.

g) Untuk pekerjaan khusus (penanggulangan longsor) Highway Engineer harus bisa menentukan langkah-langkah penanggulangan yang sesuai.

h) Memberi laporan hasil kerja kepada Team Leader.

Ahli Teknik Pengukuran ( Geodetic Engineer )

Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Geodesi dengan pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a) Mengarahkan tenaga Surveior mengenai tata cara pengukuran yang dipersyaratkan dalam TOR.

b) Menganalisa data topografi berdasarkan rumus-rumus ilmu ukur tanah.c) Mengontrol perhitungan kerangka poligon ke tanah yang meliputi perhitungan azimuth

awal dan akhir, perhitungan kontrol sudut, perhitungan azimuth sisi-sisi poligon dan perhitungan kontrol jarak.

d) Melakukan perhitungan elevasi long section dan cross section.e) Memberi laporan hasil kerja kepada Team Leader.

Hydrologiest Engineer

Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a) merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi,

b) pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi,

c) menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.

Cost & Quantity Engineer

Personil yang kami ajukan dalam kegiatan ini adalah Sarjana S1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a) Menentukan volume perkiraan material yang ada di quarry.b) Mencatat lokasi-lokasi quarry untuk perhitungan jarak pengangkutan yang berguna

nanti pada saat perhitungan harga satuan bahan.c) Mencari masukan harga bahan setempat dan harga satuan bahan pada proyek-proyek

terdekat dengan lokasi pekerjaan.

36PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 37: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

d) Memberi masukan atas dasar perhitungan biaya pekerjaan galian/timbunan kepada Team Perencanaan Geometrik sebagai pertimbangan dalam perencanaan alinemen.

e) Berkoordinasi dan memberi masukan atas dasar perhitungan biaya pekerjaan perkerasan kepada Pavement/Material Engineer sebagai pertimbangan dalam perencanaan jenis dan ketebalan perkerasan.

f) Menyusun daftar kuantitas akhir.g) Menyusun rencana pembiayaan berdasarkan daftar kuantitas akhir.h) Memberi laporan hasil kerja kepada Team Leader.

Asisten Tenaga AhliDalam melaksanakan tugas profesionalnya, masing-masing Tenaga Ahli di atas selalu didampingi oleh seorang Asisten. Secara umum tugas dari Asisten Tenaga Ahli adalah membantu Tenaga Ahli dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab Tenaga Ahli.

4.2.2. STAFF PENDUKUNG

Staf Pendukung (Supporting Staff) bertanggung jawab atas kelancaran operasional pelaksanaan pekerjaan di kantor, bekerja penuh dalam tim konsultan. Staf pendukung sangat mempengaruhi kelancaran penyampaian hasil kerja tim konsultan ke pihak Pengguna Jasa, sehingga staf pendukung juga harus mempunyai kualifikasi sesuai lingkup penugasannya. Untuk pekerjaan ini staf pendukung yang disediakan adalah :

Surveior (Juru Ukur)Adalah seorang lulusan sekolah menengah atas atau yang lebih tinggi yang terampil dalam mengoperasikan alat ukur (theodolit dan waterpass), memahami jenis-jenis dan rumus-rumus pengukuran topografi, dimana tugas utama juru ukur adalah sebagai berikut:a) Mengoperasikan alat ukur topografi (teodolit, waterpas, global positioning system /

GPS) dan mencatat hasil pengukuranb) Membuat skets lapangan dan memberikan identitas titik titik yang menjadi obyek

pengukuran.c) Membantu Geodetic Engineer dalam memasukkan data-data pengukuran ke dalam

system computer dan menggambarkannya dalam gambar polygon dan alinemen vertical.

Tehnisi LapanganAdalah seorang lulusan sekolah menengah atas atau yang lebih tinggi yang terampil dalam mengoperasikan alat-alat untuk pengambilan sample tanah, pemeriksaan dengan alat DCP, dan sebagainya, dimana tugas utama tehnisi lapangan adalah sebagai berikut:a) Mengoperasikan alat Dynamic Cone Penetrometerb) Mengambil dan mengelola dengan benar contoh tanah.c) Membantu dalam inventarisasi geometrik jalan dan bangunan pelengkap.

STAFF PENUNJANGDitambah lagi dengan Staf Penunjang sebagai berikut :Juru Gambar ( Drafter).

37PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 38: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Persyaratan minimal lulusan SLTA / STM yang menguasai gambar manual maupun Auto Cad. Tugas membantu Team leader dan Staf Ahli dalam menyediakan gambar-gambar design.Operator Computer / Administrasi.Persyaratan minimal lulusan SLTA yang menguasai Microsoft Office (Word dan Exel). Bertugas membantu Team Leader, Tenaga Ahli dalam penyusunan laporan, penyediaan blanko Survei dan lain-lain.

BAB V PENUTUP DAN LAMPIRAN FORMULIR-FORMULIR

5.1. HARAPANPekerjaan Perencanaan Teknis Pemeliharaan / Rehabilitasi Jalan Hotmix, Tahun

Anggaran 2012 bermaksud untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalur lintas utama dan non lintas utama. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.

Setelah terselesaikannya Laporan Pendahuluan ini maka pihak konsultan CV. DANU PRATAMA. bersiap melanjutkan aktivitas kerja sesuai dengan rencana kerja yang telah dirancang. Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapan bersama maka dibutuhkan kerja keras dari pihak konsultan seperti mematuhi jadwal rencana kerja yang telah disepakati. Namun semua itu membutuhkan dukungan dari pihak-pihak terkait seperti koordinasi dengan instansi yang mempunyai data sekunder dan sebagainya. Pada akhirnya nanti hasil yang dicapai sesuai dengan harapan bersama dan dapat berguna untuk kemajuan Provinsi Kalimantan Barat.

5.2. RENCANA KERJA SELANJUTNYARencana kerja selanjutnya untuk menyelesaikan Pekerjaan Perencanaan

Infrastruktur Jalan Kawasan Pemukiman Dalam Provinsi Kalimantan Barat ( Terserbar ) adalah sebagai berikut:1. Pekerjaan Survey Detail

Pemasangan Patok Survey Topografi Survey Perkerasan dan Tanah Dasar Survey Hidrologi Survey Material / Lokasi Quarry

38PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)

Page 39: Lap Pendahuluan.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

2. Pekerjaan Analisa Data Analisa Data Topografi Analisa Data Hidrologi Analisa Data DCP (CBR Lapangan wakil dan segmentasi) Analisa Data Tanah dan Material Batuan Penyusunan Laporan Akhir

4. Produk Kegiatan :1) Laporan Pendahuluan Exp.   12) Laporan Antara Exp. 13) Laporan Sementara Exp.   14) Laporan Akhir Exp.   25) Dokumen Pengadaan (Hard Copy) Exp. 26) Dokumen Pengadaan (Soft Copy) Exp.   27) Laporan Data Elektronik dalam Cd Exp.   2

39PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN KAWASAN PEMUKIMAN (PKT NO. 448-40.04)