PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik...

186
1 BAB I PENDAHULUAN Berbagai kejadian krisis kesehatan akibat bencana terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2014. Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tercatat sebanyak 456 kali kejadian bencana. Bencana alam masih mendominasi dengan 227 kejadian, selanjutnya bencana non alam 197 kejadian dan bencana sosial, 32 kejadian, dengan frekuensi tertinggi pada bencana banjir, 88 kejadian. Data Dibandingkan dengan tahun 2013 Diceritakan mengenai isi buku secara ringkas, pembagian isi buku/pengklasifikasian bab Dicantumkan sumber rujukan, metode pengumpulan data, Kejadian bencana besar diceritakan secara ringkas saja. Jenis kejadian bencana yang memiliki dampak cukup besar. Awal tahun 2014, terjadi banjir bandang dan longsor yang menerjang sejumlah kota dan kabupaten di Sulawesi Utara, pada 15 Januari 2014. Daerah tersebut antara lain, Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Sitaro Kejadian erupsi gunung api juga banyak terjadi sepanjang tahun 2014. Mulai Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara, pada 1 Februari 2014, mengakibatkan 17 orang meninggal, terkena awan panas, Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Gunung Slamet di Jawa Tengah dan erupsi Gunung Api Sangeang yang terletak di Pulau Sangeang, Kecamatan Wera, Bima, Nusa Tenggara Barat. Akhir tahun 2014, bencana besar kembali terjadi. Tanah longsor yang menimbun Desa Jemblung, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah pada Jumat 12 Desember, diperkirakan 108 orang tertimbun material longsor, 97 korban ditemukan meninggal. Jelang tutup tahun, 28 Desember, terjadi kecelakaan transportasi udara jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura di perairan Selat Karimata dengan korban 169 orang, yang merupakan penumpang dan awak pesawat.

Transcript of PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik...

Page 1: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

1

BAB I

PENDAHULUAN

Berbagai kejadian krisis kesehatan akibat bencana terjadi di Indonesia sepanjang tahun

2014. Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tercatat sebanyak 456

kali kejadian bencana. Bencana alam masih mendominasi dengan 227 kejadian,

selanjutnya bencana non alam 197 kejadian dan bencana sosial, 32 kejadian, dengan

frekuensi tertinggi pada bencana banjir, 88 kejadian.

Data Dibandingkan dengan tahun 2013

Diceritakan mengenai isi buku secara ringkas, pembagian isi buku/pengklasifikasian bab

Dicantumkan sumber rujukan, metode pengumpulan data,

Kejadian bencana besar diceritakan secara ringkas saja. Jenis kejadian bencana yang memiliki dampak

cukup besar.

Awal tahun 2014, terjadi banjir bandang dan longsor yang menerjang sejumlah kota

dan kabupaten di Sulawesi Utara, pada 15 Januari 2014. Daerah tersebut antara lain,

Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara,

Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Sitaro

Kejadian erupsi gunung api juga banyak terjadi sepanjang tahun 2014. Mulai Gunung

Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara, pada 1 Februari 2014, mengakibatkan

17 orang meninggal, terkena awan panas, Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa

Timur, Gunung Slamet di Jawa Tengah dan erupsi Gunung Api Sangeang yang terletak

di Pulau Sangeang, Kecamatan Wera, Bima, Nusa Tenggara Barat.

Akhir tahun 2014, bencana besar kembali terjadi. Tanah longsor yang menimbun Desa

Jemblung, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah pada Jumat 12

Desember, diperkirakan 108 orang tertimbun material longsor, 97 korban ditemukan

meninggal. Jelang tutup tahun, 28 Desember, terjadi kecelakaan transportasi udara

jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura di perairan Selat Karimata

dengan korban 169 orang, yang merupakan penumpang dan awak pesawat.

Page 2: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

2

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik oleh pemerintah,

masyarakat maupun dunia usaha. Pengurangan risiko bencana sudah menjadi fokus

perhatian para pelaku penanggulangan bencana nasional dan internasional. Paradigma

baru dalam penanggulangan bencana, berbagai permasalahan bencana memerlukan

kerjasama dan dukungan semua pihak dalam penanggulangannya, terutama dalam

upaya mengembangkan budaya pengurangan risiko bencana, sehingga dapat

dilaksanakan secara terarah dan terpadu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

menetapkan 13 Oktober sebagai hari peringatan Pengurangan Risiko Bencana yang

sudah dimulai sejak tahun 1989. Peringatan tersebut merupakan salah satu cara untuk

mempromosikan budaya pengurangan risiko bencana, termasuk pencegahan bencana,

mitigasi dan kesiapsiagaan pada masyarakat.

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

Upaya DRR dilakukan dengan lesson learnt kejadian bencana sebelumnya, yg dapat

diperoleh dari buku ini

Untuk meningkatkan efektifitas penanggulangan bencana terpadu melalui koordinasi

dan kolaborasi dilakukan dengan pendekatan klaster. Pusat Penanggulangan Krisis

Kesehatan ditunjuk oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai

koordinator klaster kesehatan yang mengkoordinir beberapa sub klaster kesehatan,

antara lain sub klaster pelayanan kesehatan, gizi, kesehatan ibu dan anak, kesehatan

reproduksi, kesehatan jiwa, sanitasi dan air bersih dan Disaster Victim Investigation

(DVI). 8 sub Klaster

Buku ini memberikan gambaran upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan

tahun 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui koordinasi dengan lintas program dan

lintas sektor serta pemantauan 24 jam dan berbagai program serta kegiatan yang

dilaksanakan pada tahun 2014. PPKK mengumpulkan, menganalisa data dan informasi

penanggulangan krisis kesehatan yang ada dan meyajikannya dalam buku ini. Data dan

Page 3: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

3

informasi serta dokumentasi yang disajikan diharapkan dapat menjadi bahan

pembelajaran, evaluasi dan masukan bagi para pemangku kepentingan untuk membuat

suatu kebijakan.

1.1. TUJUAN

A. Tujuan umum:

Tersedianya informasi kejadian dan upaya penanggulangan krisis kesehatan

tahun 2014

B. Tujuan khusus:

Tersedianya informasi:

a. Krisis Kesehatan di Indonesia tahun 2014 meliputi frekuensi kejadian krisis

kesehatan, korban (meninggal, hilang, luka/dirawat, dan pengungsi) serta

fasilitas kesehatan yang rusak.

b. Upaya penanggulangan krisis kesehatan oleh Kementerian Kesehatan di

tingkat nasional baik pada pra, saat tanggap darurat maupun pasca krisis

kesehatan serta permasalahannya.

c. Upaya Kementerian Kesehatan dalam kesiapsiagaan bidang kesehatan pada

acara khusus.

1.2. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

d. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan

Bantuan Bencana

e. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional

dan Lembaga Asing Non-Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.

f. Peraturan Presiden No 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

Page 4: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

4

g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1144/MENKES/PER/VIII/2010tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

h. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 876/MENKES/SK/XI/2006 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan Lain.

i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem

Kesehatan Nasional;

j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Penanggulangan Krisis Kesehatan

k. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 77 tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Penanggulangan Krisis Kesehatan.

l. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 36 tahun 2014 tentang Penilaian Kerusakan,

Kerugian dan Kebutuhan Sumber Daya Kesehatan Pasca Bencana

1.3. RUANG LINGKUP

Tinjauan penanggulangan krisis kesehatan tahun 2014 menggambarkan kejadian krisis

kesehatan akibat bencana di Indonesia dan upaya penanggulangannya baik pada saat pra

krisis kesehatan, saat tanggap darurat krisis kesehatan maupun pasca krisis kesehatan, yang

terjadi selama tahun 2014 serta peran Kementerian Kesehatan dan lintas sektor terkait

dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan.

Informasi yang disajikan mencakup:

1. Frekuensi kejadian krisis kesehatan berdasarkan jenis bencana;

2. Korban dan pengungsi yang meliputi korban meninggal, hilang, luka/dirawat;

3. Kerusakan fasilitas kesehatan;

4. Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan lintas sektor terkait dalam

penanggulangan krisis kesehatan ;

5. Peran Kementerian Kesehatan dalam kesiapsiagaan bidang kesehatan pada acara khusus

Page 5: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

5

Page 6: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin dan karunia-

Nya penyusunan Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2014 dapat

diselesaikan. Buku ini menggambarkan kejadian krisis kesehatan akibat bencana yang

terjadi selama tahun 2014 baik akibat bencana alam, non alam dan sosial meliputi

frekuensi, jumlah korban dan kerusakan fasilitas kesehatan yang diakibatkan. Buku ini juga

memaparkan upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan pada tahap pra, saat dan pasca krisis kesehatan.

Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2014 ini disusun berdasarkan data

dan laporan kejadian krisis kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota dan

PPK Regional/Sub Regional yang dikumpulkan oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

selama tahun 2014.

Kita harapkan berbagai kejadian krisis kesehatan akibat bencana yang terjadi selama tahun

2014 dan upaya penanggulangannya dapat kita jadikan bahan pembelajaran, evaluasi serta

masukan bagi para pengambil kebijakan dalam untuk menentukan arah dan kebijakan upaya

penanggulangan krisis kesehatan di tahun-tahun berikutnya.

Kepada semua pihak yang telah berpastisipasi dalam penyusunan buku ini kami

mengucapkan terima kasih. Semoga Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun

2014 ini bermanfaat dalam mewujudkan upaya penanggulangan krisis kesehatan yang lebih

baik.

Jakarta, Maret 2014

Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

dr. Achmad Yurianto

NIP. 196202032014101004

Page 7: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

BAB III

GAMBARAN KEJADIAN

KRISIS KESEHATAN

TAHUN 2014

Page 8: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana, kejadian bencana digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu bencana alam, non

alam dan sosial. Selama tahun 2014 telah terjadi 456 kali kejadian bencana, terdiri

dari bencana alam 227 kejadian (50%), bencana non alam 197 kejadian (43%) dan

bencana sosial 32 kejadian (7%). Pada Bab III ini akan dibahas secara terperinci

kejadian krisis kesehatan yang diakibatkan 3 jenis bencana tersebut.

Dibandingkan dengan data tahun 2013

Kejadian krisis kesehatan selama tahun 2014 paling banyak terjadi pada Bulan

Januari sebanyak 54 kejadian (12%). Kejadian krisis kesehatan paling sedikit terjadi

pada Bulan Juni sebanyak 25 kejadian (5%). Dari Grafik 3.7 terlihat bahwa fluktuasi

jumlah kejadian krisis kesehatan setiap bulan berkisar antara 25 – 54 kali kejadian

krisis kesehatan.

Grafik 3.1

Jumlah Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2014

0

10

20

30

40

50

6054(12%)

31(7%) 27(6%)

49(11%)

31(7%)

25(5%)

39(9%) 34(7%)

36(6%) 37(8%) 42(9%)

51(11%)

Page 9: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

3.1. KEJADIAN KRISIS KESEHATAN BERDASARKAN JENIS BENCANA

Bencana alam yang terjadi selama tahun 2014 adalah banjir, banjir bandang, tanah

longsor, banjir dan tanah longsor, erupsi gunung api, gempa bumi, angin puting

beliung, banjir lahar dingin dan gelombang pasang.

Bencana non alam yang terjadi selama tahun 2014 adalah kebakaran pemukiman,

kebakaran hutan, kabut asap, kecelakaan transportasi (darat,laut dan udara),

ledakan, kegagalan teknologi, kecelakaan industri dan KLB penyakit.

Bencana sosial yang terjadi selama tahun 2014 adalah konflik sosial.

Gambar 3.1 Erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Bulan Februari 2014

Page 10: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Gambar 3.2 Banjir Bandang di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara

Bulan Februari 2014

Grafik 3.2 Jumlah dan Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan

Berdasarkan Jenis Bencana Tahun 2014

Kejadian bencana yang paling sering terjadi pada Tahun 2014 tidak jauh berbeda

dibandingkan dengan kejadian bencana Tahun 2013, yaitu banjir dan kecelakaan

transportasi. Pada Tahun 2014 tercatat kejadian krisis kesehatan akibat banjir

sebanyak 88 kejadian atau 19% dari jumlah total kejadian krisis kesehatan di Tahun

227; 50%

197; 43%

32; 7%

Alam

Non Alam

Sosial

Page 11: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

2014 dan kejadian kecelakaan transportasi sebanyak 74 kejadian atau 16% dari jumlah

total kejadian krisis kesehatan di Tahun 2014, sedangkan pada Tahun 2013 jumlah

kejadian krisis kesehatan akibat bencana banjir sebanyak 118 kejadian (27,1%) dan

kecelakaan transportasi sebanyak 55 kejadian (12,6%).

Untuk lebih jelasnya frekuensi kejadian krisis kesehatan berdasarkan jenis bencana di

Indonesia pada Tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.2.

Grafik 3.3 Frekuensi dan Persentase Kejadian Krisis Kesehatan

Berdasarkan Jenis Bencana Tahun 2014

5 Jenis kejadian bencana dengan frekuensi tertingi di tahun 2014 adalah banjir sebanyak

88 kejadian (19%), kecelakaan transportasi 74 kejadian (16%), tanah longsor 57 kejadian

(13%), kebakaran pemukiman 55 kejadian (12%) dan keracunan makanan/minuman 39

kejadian (9%).

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Banjir

Kecelakaan Transportasi

Tanah Longsor

Kebakaran Pemukiman

Keracunan

Angin Puting Beliung

Konflik Sosial

Banjir Bandang

Banjir dan Tanah Longsor

Kebakaran Hutan

Ledakan

Erupsi Gunung Api

Gempa Bumi

Kegagalan Teknologi

Gelombang Pasang

KLB

Kabut Asap

Kecelakaan Industri

Banjir Lahar Dingin

88 (19%)

74 (16%)

57 (13%)

55 (12%)

39 (9%)

33 (7%)

32 (7%)

21 (5%)

15 (3%)

10 (2%)

9 (2%)

6 (1%)

3 (1%)

4 (1%)

3 (1%)

3 (1%)

2 (0%)

1 (0%)

1 (0%)

Page 12: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

3.2. FREKUENSI KEJADIAN KRISIS KESEHATAN BERDASARKAN PROVINSI

Frekuensi kejadian krisis kesehatan terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat sebanyak

88 kejadian, diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah sebanyak 50 kejadian, Provinsi Jawa

Timur sebanyak 47 kejadian dan Provinsi DKI Jakarta sebanyak 39 kejadian. Provinsi

dengan frekuensi kejadian paling sedikit adalah Provinsi DI Yogyakarta dan Gorontalo

masing-masing sebanyak 1 kejadian. Provinsi yang tidak mengalami kejadian krisis

kesehatan selama tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Kalimantan

Utara.

Grafik 3.4

Jumlah Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi

0102030405060708090

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

en

ga

h

Jaw

a T

imu

r

DK

I Ja

ka

rta

Ace

h

Su

law

esi

Se

lata

n

Su

ma

tera

Uta

ra

Su

ma

tera

Ba

rat

Su

law

esi

Uta

ra

Nu

sa T

en

gg

ara

Ba

rat

Su

ma

tera

Se

lata

n

Ba

nte

n

Su

law

esi

Te

ng

ah

Pa

pu

a

Lam

pu

ng

Ria

u

Ma

luk

u

Ma

luk

u U

tara

Ka

lim

an

tan

Tim

ur

Ka

lim

an

tan

Se

lata

n

Ka

lim

an

tan

Te

ng

ah

Nu

sa T

en

gg

ara

Tim

ur

Ba

ng

ka

Be

litu

ng

Jam

bi

Be

ng

ku

lu

Ba

li

Su

law

esi

Te

ng

ga

ra

Ka

lim

an

tan

Ba

rat

Pa

pu

a B

ara

t

Ke

p.

Ria

u

Go

ron

talo

DI

Yo

gya

ka

rta

Ka

lim

an

tan

Uta

ra

Su

law

esi

Ba

rat

87

50 47 39

21 21 18 15 14 14 12 11 10 9 9 8 8 7 7 6 5 5 5 5 4 4 4 4 3 2 1 1 0 0

Page 13: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Gambar 3.3 Peta Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2014

Keterangan : (frekuensi kejadian)

3.3. FREKUENSI JENIS KRISIS KESEHATAN BERDASARKAN PPK REGIONAL/SUB

REGIONAL

PPK Regional yang memiliki frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi selama

tahun 2014 adalah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 150 kejadian (33%), terdiri dari

Provinsi Lampung 9 kejadian, Provinsi DKI Jakarta 39 kejadian, Provinsi Banten

10 kejadian, Provinsi Jawa Barat 88 kejadian dan Provinsi Kalimantan Barat

4 kejadian. PPK Regional dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan paling sedikit

adalah PPK Sub Regional Papua dengan 12 kejadian (3%).

>50 kali 25 – 50 kali 1 – 24 kali 0 kali

Page 14: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Grafik 3.5

Frekuensi dan Persentase Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan

PPK Regional/Sub Regional

Gambar 3.4 Kerusakan Rumah Penduduk Akibat Erupsi Gunung Api Kelud

di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

0

20

40

60

80

100

120

140

160150(33%)

51(11%) 49(11%) 47(10%)

43(9%)

23(5%) 22(5%) 22(5%) 19(4%) 18(4%) 12(3%)

Page 15: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

3.4. ANALISIS KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2014

Frekuensi kejadian krisis kesehatan Tahun 2014 mengalami peningkatan

dibandingkan pada Tahun 2013. Pada Tahun 2013 terjadi 436 kejadian krisis

kesehatan, sedangkan pada Tahun 2014 terjadi 456 kejadian krisis kesehatan.

Kejadian krisis kesehatan pada Tahun 2014 yang frekuensinya cukup besar adalah

sebagai berikut :

A. Banjir

Bencana banjir merupakan jenis bencana yang paling banyak meyebabkan

kejadian krisis kesehatan selama tahun 2014 dengan 88 kali kejadian (19%).

Jika dibandingkan dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan yang diakibatkan

oleh bencana banjir di tahun 2013 sebanyak 118 kejadian, terjadi penurunan

frekuensi bencana banjir pada tahun 2014 sebanyak 30 kejadian (25%). Bencana

banjir selama tahun 2014 terjadi di setiap bulan, dengan frekuensi tertinggi pada

bulan Januari sebanyak 28 kejadian diikuti bulan Desember sebanyak 15 kejadian.

Salah satu penyebabnya adalah pada bulan Desember dan Januari musim hujan

mencapai puncaknya dengan curah hujan yang tinggi. Selain di bulan Januari dan

Desember, frekuensi kejadian banjir cenderung menurun antara 2 – 10 kejadian

per bulan.

Grafik 3.6

Frekuensi Kejadian Banjir Tahun 2014

28

6

5 3

2

6 4

3 2 4

10

15

0

5

10

15

20

25

30

Page 16: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Pada tahun 2014 kejadian krisis kesehatan yang disebabkan oleh bencana banjir

terjadi di 21 provinsi. Frekuensi kejadian banjir tertinggi terjadi di Provinsi Jawa

Barat sebanyak 15 kejadian.

Grafik 3.7

Frekuensi Banjir berdasarkan Provinsi pada Tahun 2014

Gambar 3.5 Banjir di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah

Bulan Februari 2014

0

2

4

6

8

10

12

14

1615

11

9 8

6 5 5

4 3 3 3 3 3

2 2 1 1 1 1 1 1

Page 17: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Gambar 3.6

Banjir di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat Bulan Januari 2014

B. Kecelakaan Transportasi

Jumlah kejadian kecelakaan transportasi selama tahun 2014 sebanyak 74 kejadian

(16%), meliputi kecelakaan transportasi darat 35 kejadian, kecelakaan transportasi

udara 4 kejadian, kecelakaan transportasi laut 30 kejadian, kecelakaan transportasi

sungai 3 kejadian dan kecelakaan transportasi danau 2 kejadian. Frekuensi

kecelakaan transportasi mencapai puncaknya pada bulan April dan Juli masing-masing

sebanyak 12 kejadian.

Grafik 3.8

Kecelakaan Transportasi Tahun 2014

Page 18: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Grafik 3.9

Jenis Kecelakaan Transportasi Tahun 2014

Frekuensi kejadian kecelakaan transportasi tertinggi selama tahun 2014 terjadi di

Provinsi Jawa Barat sebanyak 15 kejadian, terdiri dari 14 kecelakaan transportasi darat

dan 1 kecelakaan transportasi danau.

Grafik 3.10

Kecelakaan Transportasi Tahun 2014 Berdasarkan Provinsi

5

1 3

12

7

5

12

10

7

7

1

4

0

2

4

6

8

10

12

14

0

5

10

15

20

25

30

35

Kecelakaan

Transportasi

Darat

Kecelakaan

Transportasi

Laut

Kecelakaan

Transportasi

Udara

Kecelakaan

Transportasi

Sungai

Kecelakaan

Transportasi

Danau

35

30

4 3 2

Page 19: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

C. Tanah Longsor

Tanah longsor terjadi sebanyak 57 kali selama tahun 2014. Selama tahun 2014

frekuensi kejadian tanah longsor berfluktuasi antara 1 – 10 kejadian dengan

frekuensi tertinggi terjadi pada bulan Desember sebanyak 10 kejadian.

Grafik 3.11

Frekuensi Kejadian Tanah Longsor Tahun 2014

Selama tahun 2014 bencana tanah longsor terjadi di 13 provinsi, dengan frekuensi

terbanyak di provinsi Jawa Barat sebanyak 29 kejadian (51%), diikuti oleh provinsi

Jawa Tengah sebanyak 9 kejadian (16%)

Grafik 3.12

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

imu

r

Jaw

a T

en

ga

h

Su

ma

tera

Ba

rat

Ba

ng

ka

Be

litu

ng

Ma

luk

u

Ma

luk

u U

tara

Su

ma

tera

Se

lata

n

Nu

sa T

en

gg

ara

Ba

rat

Su

law

esi

Uta

ra

Ace

h

Ba

nte

n

Nu

sa T

en

gg

ara

Tim

ur

Ma

luk

u

Su

law

esi

Te

ng

ga

ra

Su

law

esi

Se

lata

n

Ka

lim

an

tan

Tim

ur

Ka

lim

an

tan

Te

ng

ah

Ba

li

DK

I Ja

ka

rta

Lam

pu

ng

Su

ma

tera

Uta

ra

15

12

6

4 4 4 4 3 3 3

2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

5

3

6

4

6

1

6

1

4

2

9 10

0

2

4

6

8

10

12

Page 20: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Frekuensi Kejadian Tanah Longsor berdasarkan Provinsi Tahun 2014

Gambar 3.7

Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah Desember 2014

Gambar 3.8 Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Desember 2014

0

5

10

15

20

25

3029

9

3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1

Page 21: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Gambar 3.9 Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Desember 2014

D. Keracunan

Selama tahun 2014 terjadi 39 kejadian keracunan, meliputi keracunan makanan

(34 kejadian), keracunan minuman (2 kejadian) dan keracunan gas (3 kejadian).

Frekuensi kejadian keracunan tertinggi terdapat pada bulan Desember sebanyak 6

kejadian. Kejadian keracunan makanan massal sering terjadi akibat

hidangan/makanan yang disajikan pada acara pesta sudah kadaluarsa atau hygiene

makanan yang kurang. Keracunan minuman akibat meminum minuman oplosan

Page 22: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

yang diracik menggunakan bahan-bahan yang mengandung racun bagi tubuh.

Keracunan gas terjadi di pabrik-pabrik akibat bocornya gas kimia beracun, sehingga

mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut.

Grafik 3.13

Kejadian Keracunan Tahun 2014

Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di 11 provinsi. Frekuensi keracunan

terbanyak terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 14 kejadian (36%), terdiri dari

13 kejadian keracunan makanan dan 1 kejadian keracunan gas.

Grafik 3.14

Kejadian Keracunan berdasarkan Provinsi Tahun 2014

1

4

4

5 5 5

0

2

1

4

2

6

0

1

2

3

4

5

6

7

Page 23: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

E. Angin Puting Beliung

Frekuensi kejadian angin puting beliung pada tahun 2014 mencapai 33 kejadian,

terbanyak pada bulan Desember sebanyak 7 kejadian. Angin Puting Beliung tidak

terjadi pada bulan Juni dan Juli 2014.

Grafik 3.15

Kejadian Angin Puting Beliung Tahun 2014

Kejadian angin puting beliung selama tahun 2014 terjadi di 14 provinsi, dengan

frekuensi kejadian terbanyak terdapat di provinsi Jawa Timur sebanyak 6 kejadian

(19%), diikuti oleh provinsi Jawa Tengah sebanyak 5 kejadian (15%).

Grafik 3.16

Kejadian Angin Puting Beliung berdasarkan Provinsi Tahun 2014

0

2

4

6

8

10

12

14

14

8 7

3

1 1 1 1 1 1 1

1 1

2

5 5

0 0

1

2

3

6

7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 24: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

F. Erupsi Gunung Api

Selama tahun 2014 terjadi 6 kali Erupsi Gunung Api, yaitu :

1. Erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Erupsi gunung api Sinabung di tahun 2014 merupakan lanjutan dari erupsi tahun

2013. Terjadi 2 kali erupsi gunung api Sinabung selama tahun 2014 yaitu pada

tanggal 1 Februari 2014 dan 9 Oktober 2014.

Secara keseluruhan erupsi gunung api Sinabung mengakibatkan jatuhnya korban

meninggal sebanyak 52 orang, di mana 17 orang diantaranya akibat terkena awan

panas pada erupsi tanggal 1 Februari 2014, sedangkan 35 korban meninggal

lainnya merupakan pengungsi yang menderita penyakit kronis. Korban luka

berat/rawat inap sebanyak 229 orang, sedangkan korban luka ringan/rawat jalan

sebanyak 111.411 orang Jumlah pengungsi akibat erupsi gunung Sinabung

mencapai 30.652 jiwa pada bulan Januari 2014.

Gambar 3.10

Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

0

1

2

3

4

5

6

6

5

4

3 3 3

2

1 1 1 1 1 1 1

Page 25: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Januari 2014

2. Erupsi Gunung Api Kelud di Provinsi Jawa Timur.

Setelah terakhir kali mengalami erupsi pada tahun 2006, Erupsi gunung api Kelud

kembali terjadi pada tanggal 13 Februari 2014. Erupsi ini mengakibatkan

muntahan abu vulkanik. Daerah terdampak meliputi Kab. Kediri, Kab. Malang,

Kab. Blitar dan Kota Surabaya. Abu vulkanik muntahan erupsi gunung api Kelud

juga mencapai Kab. Klaten, Kota Surakarta di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi

DI Yogyakarta.

Jumlah korban meninggal akibat erupsi gunung api Kelud sebanyak 16 orang,

korban luka berat/rawat inap 75 orang, korban luka ringan/rawat jalan 18.183

orang dan pengungsi 211.600 jiwa.

Gambar 3.11

Erupsi Gunung Api Kelud di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Page 26: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Februari 2014

3. Erupsi Gunung Sangeang Api di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Gunung Sangeang Api yang berlokasi di Pulau Sangiang, Kab. Bima, Provinsi Nusa

Tenggara Barat mengalami erupsi pada tanggal 30 Juni 2014 pukul 03.55 WITA.

Sebelumnya gunung api ini tercatat pernah 3 kali mengalami erupsi, yaitu pada

tahun 1512, 1989 dan 2012.

Tidak ada korban jiwa akibat erupsi ini, tetapi mengakibatkan terjadinya

pengungsian sebanyak 130 jiwa yang merupakan penduduk pulau Sangiang.

Gambar 3.12

Erupsi Gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima,

Page 27: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mei 2014

4. Erupsi Gunung Api Gamalama di Provinsi Maluku Utara

Gunung Api Gamalama yang berlokasi di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara

kembali mengalami erupsi pada tanggal 18 Desember 2014. Erupsi sebelumnya

terjadi pada tahun 2011 dan 2012. Erupsi gunung api Gamalama berupa muntahan

abu vulkanik. Daerah yang terdampak adalah Kota Ternate yang berada di 1 pulau

dengan Gunung Api Gamalama.

Erupsi ini tidak mengakibatkan korban jiwa dan pengungsian, 11 orang yang

sedang melakukan pendakian mengalami luka ringan/dirawat jalan.

G. KEBAKARAN HUTAN/KABUT ASAP

Selama tahun 2014 terjadi 12 kali kejadian kebakaran hutan/kabut asap. Kebakaran

hutan terjadi akibat pembukaan lahan pertanian/perkebunan baru secara luas yang

dilakukan dengan cara pembakaran sehingga menimbulkan kabut asap dan

menurunnya kualitas udara hingga tingkat berbahaya. Luasnya wilayah yang

mengalami kebakaran hutan dan abut asap juga terjadi karena musim kemarau

panjang. Kabut asap hasil pembakaran hutan mencapai daerah perkotaan sehingga

menimbulkan banyak kasus gangguan pernafasan dan ISPA di masyarakat.

Page 28: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Masyarakat di beberapa derah juga terpaksa mengungsi ke daerah lain akibat

kualitas udara yang berbahaya untuk pernafasan.

Frekuensi kejadian kebakaran hutan mencapai puncaknya pada bulan September

dan Oktober, di mana 2 bulan tersebut merupakan puncak dari musim kemarau.

Kebakaran hutan/Kabut Asap selama tahun 2014 terjadi di 8 provinsi, dengan

frekuensi tertinggi Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 3 kejadian, diikuti dengan

Provinsi Riau dan Sumatera Selatan masing-masing sebanyak 2 kejadian.

Grafik 3.17

Kejadian Kebakaran Hutan/Kabut Asap Tahun 2014

0

2

2

0 0

1

0 0

3

4

0 0

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Page 29: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Grafik 3.18

Frekuensi Kejadian Kebakaran Hutan/Kabut Asap berdasarkan Provinsi Tahun 2014

Gambar 3.13

Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan

Yang Menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

0

1

2

3

2

3

1 1

2

1 1 1

Page 30: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Gambar 3.14

Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan

Yang Menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

H. KONFLIK SOSIAL

Selain bencana alam dan non alam, bencana sosial kerap kali terjadi setiap tahun di

Indonesia. Bencana sosial ini berupa konflik sosial antar warga, antar kelompok

masyarakat serta antara masyarakat dan aparat pemerintah. Kejadian konflik sosial

juga menimbulkan terjadinya krisis kesehatan akibat jatuhnya korban meninggal,

luka berat, luka ringan dan pengungsian.

Selama tahun 2014 terjadi 32 kejadian konflik sosial, dengan frekuensi tertinggi pada

bulan Agustus 2014 sebanyak 6 kejadian.

Page 31: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

Grafik 3.19

Kejadian Konflik Sosial Tahun 2014

Kejadian konflik sosial selama tahun 2014 terjadi di 17 Provinsi, dengan frekuensi

tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah dan Lampung, masing-masing sebanyak 4

kejadian (13%). Provinsi Sulawesi Tengah, Lampung, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan

Maluku merupakan daerah rawan konflik sosial di mana setiap tahun terjadi konflik

antar warga.

Grafik 3.20

Kejadian Konflik Sosial berdasarkan Provinsi Tahun 2014

1

2

1

5

4

1

5

6

0

3

1

3

0

1

2

3

4

5

6

7

0

1

2

3

4

4 4

3 3 3

2 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 32: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di
Page 33: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

BAB IV

GAMBARAN KORBAN

KRISIS KESEHATAN

Page 34: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 1

Kejadian krisis kesehatan kerap kali menimbulkan permasalahan kesehatan yang

diakibatkan jatuhnya korban manusia, baik korban meninggal, luka berat/rawat inap, luka

ringan/rawat jalan, hilang dan pengungsian.

Untuk tahun 2014 jumlah korban akibat kejadian krisis kesehatan mencapai 1.699.247

orang, meningkat sebanyak 1.227.994 orang (260%) jika dibandingkan dengan jumlah

korban kejadian krisis kesehatan tahun 2013.

Tabel 4.1

Korban Krisis Kesehatan Tahun 2013 dan 2014

NO

KORBAN

JUMLAH

2013

2014

1 Meninggal 823 957

2 Luka Berat/ Rawat inap 2.748 1.932

3 Luka Ringan/Rawat Jalan 154.870 694.305

4 Hilang 192 391

5 Pengungsi 312.620 1.001.662

TOTAL 471.253 1.699.247

1. KORBAN MENINGGAL

a. Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Korban meninggal akibat kejadian krisis kesehatan selama tahun 2014 berjumlah 957

orang. Selama 2 tahun berturut-turut (2013 dan 2014), kecelakaan transportasi (darat,

laut, udara, sungai dan danau) masih merupakan penyebab korban meninggal

terbanyak. Pada tahun 2013 sebanyak 332 orang meninggal akibat kecelakaan

transportasi, sedangkan di tahun 2014 jumlah korban meninggal akibat kecelakaan

Page 35: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2

transportasi sebanyak 282 orang atau turun sebanyak 50 orang (17%). Jumlah dan

proporsi korban meninggal berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat

pada Grafik 4.1.

Grafik 4.1

Jumlah dan Persentase Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Tahun

2014

Jenis kejadian krisis kesehatan yang menyebabkan korban meninggal paling sedikit di

tahun 2014 adalah kebakaran hutan dan kecelakaan industri, masing-masing sebanyak

1 orang.

0

100

200

300

282(29%)

230(24%)

104(11%)

73(8%) 63(7%)

44(5%) 40(4%)

33(3%) 23(2%)

16(2%) 15(2%)

10(1%) 8(1%)

7(1%) 5(1%)

2 1 1

Page 36: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 3

Gambar 4.1

Korban Meninggal Akibat Awan Panas Erupsi Gunung Api Sinabung

Di RSUD Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Bulan Februari 2014

Page 37: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 4

Gambar 4.2

Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara,

Provinsi Jawa Tengah Bulan Desember 2014

b. Berdasarkan Provinsi

Korban meninggal akibat kejadian krisis kesehatan pada tahun 2014 terdapat di 30

provinsi, dengan jumlah korban meninggal terbanyak terdapat di Provinsi Jawa tengah

sebanyak 151 orang (16%), diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak 138 orang (14%) dan

Provinsi Sumatera Utara sebanyak 109 orang (11 orang). Jumlah Provinsi yang tidak

memiliki korban meninggal akibat kejadian krisis kesehatan sebanyak 4 provinsi, yaitu

Provinsi Papua Barat, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Gorontalo dan Provinsi

Kalimantan Utara. Provinsi Kalimantan Utara dan Provinsi Sulawesi Barat tidak

mengalami kejadian krisis kesehatan pada tahun 2014.

Page 38: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 5

Grafik 4.2

Jumlah dan Persentase Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Tahun 2014

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Jawa Tengah

Jawa Barat

Sumatera Utara

Jawa Timur

DKI Jakarta

Sumatera Barat

Sulawesi Utara

Papua

Maluku Utara

Sumatera Selatan

Sulawesi Selatan

Maluku

Aceh

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Nusa Tenggara Timur

Bangka Belitung

Kalimantan Timur

Riau

Lampung

Banten

Kalimantan Selatan

Bali

Jambi

Nusa Tenggara Barat

Kep. Riau

Bengkulu

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

DI Yogyakarta

Kalimantan Utara

Gorontalo

Sulawesi Barat

Papua Barat

151(16%)

138(14%)

109(11%)

98(10%)

46(5%)

41(4%)

41(4%)

34(4%)

31(3%)

28(3%)

26(3%)

22(2%)

20(2%)

20(2%)

20(2%)

19(2%)

18(2%)

18(2%)

16(2%)

11(1%)

11(1%)

7(1%)

6(1%)

5(1%)

4(0,4%)

4(0,4%)

4(0,4%)

4(0,4%)

4(0,4)

1(0,1)

0(0%)

0(0%)

0(0%)

0(0%)

Page 39: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 6

Gambar 4.3

Peta Korban Meninggal Tahun 2014

Keterangan : (jumlah korban meninggal)

c. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

Jumlah korban meninggal terbanyak terdapat di Wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak

226 orang (24%), terdiri dari Provinsi Lampung 11 orang, Provinsi Jawa Barat 138 orang,

Provinsi DKI Jakarta 46 orang, Provinsi Kalimantan Barat 20 orang dan Provinsi Banten 11

orang. Jumlah korban meninggal paling sedikit terdapat di Wilayah PPK Regional Bali

sebanyak 29 orang (3%). Jumlah dan proporsi korban meninggal tahun 2014 berdasarkan

PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 4.5. dan Grafik 4.6.

Grafik 4.3

Jumlah dan Persentase Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

100 orang 51 – 100 orang 1 – 50 orang 0

Page 40: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 7

2. KORBAN LUKA BERAT/RAWAT INAP

a. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Korban luka berat/dirawat inap terbanyak disebabkan oleh Keracunan (makanan dan

minuman) sebanyak 775 orang (40%). Keracunan makanan dan makanan ini biasanya

terjadi pada acara massal, akibat menkonsumsi makanan dan minuman yang kadaluarsa

atau mengandung bahan yang bersifat racun bagi tubuh.

Kecelakaan transportasi merupakan jenis kejadian krisis kesehatan yang menyebabkan

korban luka berat/rawat inap terbanyak kedua selama tahun 2014 sebanyak 333 orang

(17%). Kecelakaan transportasi meliputi kecelakaan transportasi darat, laut, udara,

sungai dan danau.

Jenis kejadian krisis kesehatan yang menyebabkan jatuhnya korban luka berat/rawat

inap paling sedikit selama tahun 2014 sebanyak 1 orang.

Grafik 4.4

0

50

100

150

200

250 226(24%)

152(16%) 149(16%)

98(10%)

72(7%) 56(6%) 51(5%) 45(5%) 45(5%)

34(3%) 29(3%)

Page 41: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 8

Jumlah dan Persentase Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis

Kejadian Krisis Kesehatan

Gambar 4.4

Pengungsi Korban Erupsi Gunung Api Sinabung yang dirawat inap di

RS Efarina Etaham, Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

b. Berdasarkan Provinsi

0100200300400500600700800

775(40%)

333(17%) 316(17%)

153(8%) 118(6%)

79(4%) 53(3%) 43(2%) 23(1%) 16(1%) 12(1%)

5 3 2 1

Page 42: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 9

Provinsi yang memiliki jumlah korban luka berat/rawat inap akibat kejadian krisis

kesehatan terbanyak selama tahun 2014 adalah Provinsi Jawa Barat sebanyak

440 orang (23%), diikuti oleh Provinsi Sumatera Utara sebanyak 264 orang (14%).

Provinsi dengan jumlah korban luka berat/rawat inap paling sedikit adalah Provinsi DI

Yogyakarta sebanyak 1 orang.

Provinsi yang tidak memiliki korban luka berat/rawat inap sebanyak 7 provinsi, yaitu

Provinsi Gorontalo, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi

Kalimantan Utara, Provinsi Riau, Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sulawesi Barat.

Gambar4.5

Menteri Kesehatan RI mengunjungi korban erupsi Gunung Api Sinabung

Yang dirawat inap di RS Efarina Etaham, Berastagi,

Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Grafik 4.5

Page 43: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 10

Jumlah dan Persentase Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Jawa Barat

Sumatera Utara

Jawa Timur

DKI Jakarta

Jawa Tengah

Aceh

Banten

Sulawesi Utara

Bali

Papua

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Lampung

Maluku

Kep. Riau

Sumatera Selatan

Sumatera Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Maluku Utara

Bangka Belitung

Kalimantan Tengah

Sulawesi Tenggara

Kalimantan Timur

Papua Barat

Jambi

DI Yogyakarta

440(23%) 264(14%)

227(12%)

196(10%)

194(10%)

80(4%)

74(4%)

72(4%)

69(4%)

67(3%)

41(2%)

36(2%)

31(2%)

29(2%)

24(1%)

17(1%)

15(1%)

14(1%)

10(1%)

8(0,4%)

6(0,3%)

5(0,2%)

4(0,2%)

3(0,1%)

3(0,1%)

2(0,1%)

1(0,05%)

Page 44: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 11

Gambar 4.6

Peta Korban Luka Berat/Rawat Inap Tahun 2014

Keterangan : (jumlah korban luka berat)

Gambar 4.7

Korban Rawat Inap Akibat Bencana Banjir di Kabupaten Pati

Provinsi Jawa Tengah

500 orang 251 - 500 orang 1 – 250 orang 0

Page 45: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 12

c. Berdasarkan PPK Regional/SubRegional

Korban luka berat/rawat inap akibat kejadian krisis kesehatan terbanyak terdapat di

wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 741 orang (38%), terdiri dari Provinsi DKI

Jakarta 196 orang, Provinsi Lampung 31 orang dan Provinsi Banten 74 orang, sedangkan

Provinsi Kalimantan Barat tidak memiliki korban luka berat/rawat inap.

Grafik 4.6

Jumlah dan Persentase Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan

PPK Regional/Sub Regional

Page 46: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 13

3. KORBAN LUKA RINGAN/RAWAT JALAN

a. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Jenis kejadian krisis kesehatan yang paling banyak mengakibatkan korban luka

ringan/rawat jalan adalah Erupsi Gunung Api sebanyak 279.705 orang (40,3%), terdiri

dari Erupsi Gunung Gamalama 16 orang, Erupsi Gunung Sangeang Api 584 orang,

Erupsi Gunung Sinabung 250.089 orang dan Erupsi Gunung Kelud 18.183 orang.

Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak kedua disebabkan oleh kebakaran hutan

sebanyak 276.896 orang (39,8%). Kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Riau,

Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah

mengakibatkan timbulnya kabut asap yang menggangu pernafasan dan

menyebabkan penyakit ISPA.

Grafik 4.7

Jumlah dan Persentase Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan

Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

0

100

200

300

400

500

600

700

800741(38%)

368(19%)

227(12%) 195(10%)

146(8%) 80(4%) 70(4%) 57(3%)

25(1%) 15(1%) 8(0,4%)

Page 47: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 14

Gambar 4.8 Pengungsi Erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Pos Kesehatan

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

Erupsi Gunung Api

Kebakaran Hutan

Banjir

Banjir dan Tanah Longsor

Banjir Bandang

Kabut Asap

Tanah Longsor

Keracunan

Kecelakaan Transportasi

Kebakaran Pemukiman

Konflik Sosial

Angin Puting Beliung

KLB

Ledakan

Gempa Bumi

Kegagalan Teknologi

279.705(40,3%)

276.896(39,8%) 112.575(16,2%)

9.496(1,3%)

9.000(1,2%)

2.267(0,3%)

1.700(0,2%)

1.516(0,2%)

407(0,05%)

218(0,03%)

208(0,03%)

157(0,002%)

141(0,002%)

9

8

2

Page 48: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 15

b. Berdasarkan Provinsi

Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Provinsi Sumatera Utara sebanyak

301.471 orang (43,4%), di mana 250.089 orang diantaranya merupakan korban luka

ringan/rawat jalan akibat Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera

Utara.

Grafik 4.8

Jumlah dan Persentase Korban Luka Ringan/Rawat Jalan

Berdasarkan Provinsi

Page 49: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 16

Provinsi yang tidak memiliki korban luka ringan/rawat jalan sebanyak 5 provinsi yaitu Provinsi

DI Yogyakarta, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Gorontalo dan Provinsi

Kalimantan Utara.

Gambar 4.9 Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Tahun 2014

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000

Sumatera Utara

Riau

Jambi

DKI Jakarta

Kalimantan Barat

Jawa Barat

Jawa Timur

Jawa Tengah

Kalimantan Tengah

Sulawesi Utara

Banten

Sumatera Selatan

Kalimantan Timur

Lampung

Aceh

Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Selatan

Maluku

Papua

Bali

Maluku Utara

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Nusa Tenggara Timur

Sulawesi Tenggara

Sumatera Barat

Bangka Belitung

Kep. Riau

Papua Barat

301.471(43,4%)

124.990(18%)

61.099(8,8%)

59.044(8,5%)

39.132(5,6%)

34.766(5%)

19.987(2,8%)

15.733(2,2%)

10.210(1,4%)

8.969(1,2%)

8.409(1,2%)

4.377(0,6%)

2.885(0,4%)

1.064(0,1%)

884(0,01%)

841(0,01%)

81(0,001%)

80(0,001%)

62

49

48

36

30

30

11

8

5

2

2

Page 50: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 17

Keterangan :

c. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

c. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional Sumatera

Utara sebanyak 427.347 orang (61,5%), terdiri dari Provinsi Aceh 884 orang, Provinsi

Sumatera Utara 301.471 orang, Provinsi Riau 124.990 orang dan Provinsi Kepulauan Riau 2

orang.

Grafik 4.10

Jumlah dan Persentase Korban Luka Ringan/Rawat Jalan

Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

100.000 orang 50.001 – 100.000 orang 1 – 50.000 orang 0

Page 51: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 18

Gambar 4.10 Korban Rawat Jalan Akibat Banjir di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat

mendapatkan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000

SUMATERA UTARA

DKI JAKARTA

SUMATERA SELATAN

JAWA TIMUR

JAWA TENGAH

KALIMANTAN SELATAN

SULAWESI UTARA

BALI

SULAWESI SELATAN

PAPUA

SUMATERA BARAT

427.347(61,5%) 142.415(20,5%)

65.481(9,4%)

19.987(2,8%)

15.733(2,2%)

13.176(1,8%)

9.017(1,2%)

920(0,1%)

157(0,002%)

64

8

Page 52: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 19

4. KORBAN HILANG

a. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Korban hilang yang paling besar disebabkan oleh kecelakaan transportasi (darat, laut,

udara, sungai dan danau) sebanyak 316 orang (81%).

Grafik 4.11

Jumlah dan Persentase Korban Hilang Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Page 53: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 20

b. Berdasarkan Provinsi

Korban hilang akibat kejadian krisis kesehatan selama tahun 2014 terjadi di 15 provinsi

dengan jumlah korban hilang terbesar terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah

sebanyak 171 orang (43,7%) yang 169 orang diantaranya akibat kecelakaan transportasi

udara pesawat Air Asia QZ 8501 yang jatuh di Perairan Kab. Kotawaringin Barat,

Provinsi Kalimantan Tengah tanggal 28 Desember 2014.

Grafik 4.12

050

100150200250300350

316(81%)

29(7%) 20(5%) 14(4%) 6(2%) 5(1%) 1(0,2%)

Page 54: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 21

Jumlah dan Persentase Korban Hilang Berdasarkan Provinsi

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Kalimantan Tengah

Jawa Barat

Sulawesi Utara

Papua

Nusa Tenggara Barat

Jawa Tengah

Maluku Utara

Jawa Timur

Bali

Sumatera Utara

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Aceh

Sumatera Barat

Kepulauan Riau

Bangka Belitung

171(43,7%) 72(18,4%)

32(8,1%)

29(7,4%)

17(4,3%)

15(3,8%)

15(3,8%)

13(3,3%)

11(2,8%)

9(2,3%)

3(0,7%)

1(0,2%)

1(0,2%)

1(0,2%)

1(0,2%)

0(0%)

Page 55: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 22

Gambar 4.11

Peta Korban Hilang Tahun 2014

Keterangan :

c. Berdasarkan PPK Regional / Sub Regional

Korban hilang terbesar terdapat di wilayah PPK Regional Kalimantan Selatan sebanyak

171 orang (43,7%), yang seluruhnya diakibatkan oleh kecelakaan transportasi udara di

perairan Selat Karimata, Provinsi Kalimantan Tengah. Korban hilang paling sedikit

berada di wilayah PPK Sub Regional Sumatera Barat sebanyak 1 orang (1%). PPK Regional

yang tidak memiliki korban hilang adalah wilayah PPK Regional Sulawesi Selatan.

Grafik 4.13

Jumlah dan Persentase Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

100 orang 51- 100 orang 1 – 50 orang 0

Page 56: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 23

5. PENGUNGSI

a. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Pengungsi terbanyak pada tahun 2014 disebabkan oleh bencana banjir sebanyak

600.548 jiwa (59,9%) dan erupsi gunung api sebanyak 281.372 jiwa (28%).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180171(43,7%)

75(19%)

47(12%) 29(8%) 29(7%)

15(4%) 13(3%) 11(3%) 1(0,2%) 0 0

Page 57: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 24

Grafik 4.14 Jumlah dan Persentase Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

b. Berdasarkan Provinsi

Jumlah pengungsi terbanyak pada tahun 2014 terdapat di Provinsi DKI Jakarta

sebanyak 308.460 jiwa (30,7%) yangdiakibatkan oleh bencana banjir.

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000

Banjir

Erupsi Gunung Api

Banjir dan Tanah Longsor

Tanah Longsor

Banjir Bandang

Kebakaran Pemukiman

Angin Puting Beliung

Konflik Sosial

Gempa Bumi

Banjir Lahar Dingin

600.548(59,9%)

281.372(28%)

78.203(7,8%)

24.172(2,4%)

9.412(0,9%)

6.455(0,6%)

806(0,008%)

602

60

32

Page 58: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 25

Grafik 4.15

Jumlah dan Persentase Pengungsi Berdasarkan Provinsi

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000

DKI Jakarta

Jawa Timur

Jawa Barat

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Sumatera Utara

Aceh

Banten

Riau

Lampung

Sulawesi Utara

Nusa Tenggara Barat

Sumatera Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Maluku

Papua Barat

Bengkulu

Gorontalo

Kalimantan Selatan

Maluku Utara

Bali

Jambi

308.460(30,7%)

213.622(21,3%)

113.918(11,3%)

81.140(8,1%)

79.594(7,9%)

77.682(7,7%)

72.927(7,2%)

14.189(1,4%)

12.682(1,2%)

8.158(0,8%)

6.435(0,6%)

4.625(0,4%)

1.860(0,1%)

1.746(0,1%)

985(0,009%)

975(0,009%)

872(0,008%)

870(0,008%)

574(0,005%)

146(0,001%)

120(0,001%)

62

20

Page 59: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 26

Gambar 4.12

Peta Pengungsi Tahun 2014

Keterangan :

c. Berdasarkan PPK Regional/ Sub Regional

Jumlah pengungsi paling besar berada di wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak

444.725 jiwa (44,3%), terdiri dari Provinsi Lampung 8.158 jiwa, Provinsi Banten 14.189

jiwa, Provinsi DKI Jakarta 308.460 jiwa, Provinsi Jawa Barat 113.918 jiwa.

Grafik 4.16

Jumlah dan Persentase Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

100.000 orang 50.001 – 100.000 orang 1 – 50.000 orang 0

Page 60: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 27

Gambar 4.13 Pengungsi Korban Erupsi Gunung Api Sinabung

Di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

0 100000 200000 300000 400000 500000

DKI JAKARTA

JAWA TIMUR

SUMATERA UTARA

JAWA TENGAH

SULAWESI UTARA

BALI

SULAWESI SELATAN

SUMATERA BARAT

PAPUA

KALIMANTAN SELATAN

SUMATERA SELATAN

444.725(44,3%) 213.622(21,3%)

163.291(16,3%)

160.734(16%)

7.129(0,7%)

4.687(0,4%)

3.706(0,3%)

2.730(0,2%)

872(0,008%)

146(0,001%)

20

Page 61: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 28

Gambar 4.14 Pengungsi Korban Erupsi Gunung Api Sinabung

Di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Gambar 4.15 Pengungsi Korban Bencana Banjir di Provinsi DKI Jakarta

Page 62: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 29

Gambar 4.16 Pengungsi Korban Bencana Erupsi Gunung Api Kelud

Di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Page 63: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 30

Gambar 4.17 Pengungsi Korban Bencana Erupsi Gunung Api Kelud

Di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Page 64: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 31

6. ANALISIS KORBAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2014

A. KORBAN MENINGGAL

Korban meninggal akibat kejadian krisis kesehatan selama tahun 2014 berjumlah 957

Orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban meninggal tahun 2013 sebanyak 823

orang, maka pada tahun 2014 ini jumlah korban meninggal akibat kejadian krisis

kesehatan meningkat sebanyak 134 orang (16%).

Jenis kejadian krisis kesehatan penyebab korban meninggal terbanyak pada tahun

2014 sama seperti tahun 2013 yaitu kecelakaan transportasi (darat, laut, udara, sungai

dan danau) sebanyak 282 orang atau 29% dari keseluruhan jumah korban meninggal.

Selain kecelakaan transportasi, korban meninggal juga disebabkan oleh tanah

longsor sebanyak 230 orang (24%). Kejadian tanah longsor yang mengakibatkan

jumlah korban meninggal terbanyak adalah tanah longsor di Kabupaten

Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 12 Desember 2014 sebanyak 97

orang.

Erupsi Gunung Api menyebabkan korban meninggal sebanyak 104 orang (11%), terdiri

dari erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 88 orang (17 orang diantaranya merupakan akibat langsung erupsi karena

terkena awan panas), sebanyak 71 orang lainnya merupakan pengungsi yang

menderita penyakit kronis dan meninggal dalam perawatan di rumah sakit. Erupsi

Gunung Api Kelud di Kabupaten Kediri Jawa Timur mengakibatkan korban meninggal

sebanyak 16 orang.

Provinsi dengan korban meninggal terbanyak adalah Provinsi Jawa Tengah sebanyak

151 orang (16%). Penyebab terbanyak korban meninggal di Provinsi Jawa Tengah

adalah kejadian tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

sebanyak 97 orang.

Page 65: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 32

B. KORBAN LUKA BERAT/RAWAT INAP

Korban luka berat/rawat inap akibat kejadian krisis kesehatan pada tahun 2014

berjumlah 1.932 orang. Jika dibandingkan dengan korban luka berat/rawat inap

pada tahun 2013 sebanyak 2.748 orang,maka pada tahun 2014 ini terjadi penurunan

jumlah korban luka berat/rawat inap sebanyak 816 orang (29%).

Jenis kejadian krisis kesehatan penyebab terbanyak korban luka berat/rawat inap

pada tahun 2014 sama seperti tahun 2013 yaitu keracunan (makanan, minuman dan

gas) sebanyak 775 orang atau 40% dari total jumlah korban luka berat/rawat inap.

Keracunan makanan ini terjadi secara massal akibat mengkonsumsi makanan yang

kadaluarsa atau mengandung racun pada acara hajatan. Orang-orang yang

mengkonsumsi makanan tersebut mengalami gejala keracunan seperti sakit kepala,

mual dan mutah sehingga perlu dirawat inap di rumah sakit. Untuk itu Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota perlu untuk meningkatkan pengawasan terhadap

kualitas makanan yang disajikan untuk acara-acara massal tersebut.

Korban luka berat/rawat inap juga disebabkan oleh kecelakaan transportasi, erupsi

gunung api, banjir, konflik sosial, tanah longsor dan kebakaran pemukiman.

Provinsi dengan korban luka berat/rawat inap terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat

sebanyak 440 orang atau 23% dari total jumlah korban luka berat/rawat inap.

C. KORBAN LUKA RINGAN/RAWAT JALAN

Korban luka ringan/rawat jalan akibat kejadian krisis kesehatan pada tahun 2014

berjumlah 694.305 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka

ringan/rawat pada tahun 2013 sebanyak 154.870 orang, maka pada tahun 2014 ini

terdapat peningkatan sebanyak 539.435 orang (348%).

Jenis kejadian krisis kesehatan penyebab korban luka ringan/rawat jalan terbanyak

adalah erupsi gunung api sebanyak 279.705 orang atau 40% dari total jumlah korban

luka ringan/rawat jalan di tahun 2014.

Page 66: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 33

Erupsi Gunung Api menyebarkan debu vulkanik mengakibatkan penyakit ISPA,

Dermatitis dan Konjungtivitis. Selain itu korban luka ringan/rawat jalan juga

disebabkan oleh kebakaran hutan, dimana asap yang ditimbulkan menyebabkan

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA, bronkhitis, pneumonia dan asma.

Korban luka ringan/rawat jalan juga terjadi akibat bencana yang menyebabkan

terjadinya pengungsian seperti banjir, tanah longsor, erupsi gunung api dan banjir

bandang. Pengungsian yang berlangsung lama disertai kondisi sanitasi lingkungan

yang kurang baik menyebabkan warga yang mengungsi mudah terserang penyakit

seperti ISPA, diare, hipertensi, gastritis, dermatitis dan anxietas. Para pengunsi

yang terserang penyakit tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan di pos

kesehatan dilokasi pengungsian dan puskesmas terdekat.

D. KORBAN HILANG

Korban hilang akibat kejadian krisis kesehatan pada tahun 2014 berjumlah 391

orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban hilang pada tahun 2013 sebanyak

192 orang, maka pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 199 orang

(103%).

Korban hilang terbanyak pada tahun 2014 disebabkan oleh kecelakaan transportasi

sebanyak 316 orang atau 81% dari keseluruhan jumlah korban hilang. Kecelakaan

transportasi yang terbanyak menyebabkan korban hilang adalah kecelakaan

transportasi udara di perairan selat Karimata Provinsi Bangka Belitung pada tangal

28 Desember 2014 dengan korban hilang sebanyak 169 orang.

Selain kecelakaan transporasi, korban hilang pada tahun 2014 juga disebabkan oleh

banjir bandang, tanah longsor, banjir, banjir dan tanah longsor, kebakaran hutan

dan ledakan.

Page 67: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 34

E. PENGUNGSI

Pengungsi akibat kejadian krisis kesehatan pada tahun 2014 berjumlah 1.001.662

jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi akibat kejadian krisis kesehatan

pada tahun 2013 sebanyak 471.253 orang, maka pada tahun 2014 ini mengalami

peningkatan sebanyak 530.409 jiwa (112%).

Jumlah pengungsi terbanyak disebabkan oleh bencana banjir sebanyak 600.548

jiwa atau 60% dari total jumlah pengungsi. Banjir merendam rumah-rumah

penduduk sehinga menyebabkan warga terpaksa mengungsi.

Pengungsian juga disebabkan oleh erupsi gunung api sebanyak 281.372 jiwa atau

28% dari jumlah total pengungsi. Erupsi gunung api yang menyebabkan terjadinya

pengungsian adalah erupsi gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi

Sumatera Utara, erupsi gunung api Kelud di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

dan erupsi gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Provinsi yang paling banyak memilki jumlah pengungsi adalah Provinsi DKI Jakarta

sebanyak 308.460 jiwa atau 31% dari jumlah total pengungsi. Pengungsi di Provinsi

DKI Jakarta diakibatkan oleh bencana banjir.

Page 68: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 35

Gambar 4.17 Pengungsi Korban Bencana Tanah Longsor

Di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah Bulan Desember 2014

Page 69: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

BAB V

GAMBARAN KERUSAKAN

FASILITAS KESEHATAN

Page 70: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 1

1. Jenis Kerusakan Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang rusak akibat kejadian krisis kesehatan di tahun 2014 sebanyak 201

unit. Jika dibandingkan dengan jumlah fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan akibat

kejadian krisis kesehatan di tahun 2013 sebanyak 202, maka pada tahun 2014 ini terdapat

penurunan sebanyak 1 unit. Jenis fasilitas kesehatan yang paling banyak mengalami

kerusakan adalah Puskesmas yaitu sejumlah 66 unit (33%).

Grafik 5.1.

Jumlah dan Persentase Fasilitas Kesehatan yang Rusak Akibat Krisis Kesehatan Tahun 2014

Page 71: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2

Grafik 5.2.

Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan

Kejadian krisis kesehatan yang paling banyak menyebabkan kerusakan fasilitas

kesehatan adalah banjir. Kejadian banjir selama tahun 2013 telah menyebabkan

rusaknya 202 unit fasilitas kesehatan dengan proporsi terbesar adalah Puskesmas

Pembantu (Pustu) sebanyak 68 unit (34%), lalu diikuti oleh Polindes/Poskesdes

sejumlah 67 unit (33%). Banjir di Provinsi Jambi pada tanggal 8 Januari 2013 penyebab

terbanyak rusaknya fasilitas kesehatan, 55 unit.

Tabel 5.1. Fasilitas Kesehatan yang Rusak Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

No. Fasilitas

Kesehatan

Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

Banjir Banjir

&Tanah Longsor

Banjir Bandan

g

Erupsi Gunung Api

Gempa

Bumi

Angin Puting Beliung

Kebakaran

1 Dinas Kesehatan 2 - 1 - - - -

2 Rumah Sakit 3 - 1 - - 2 -

3 Puskesmas 48 14 2 - 1 1 -

Page 72: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 3

4 Pustu 68 - 2 1 1 - -

5 Polindes/Poskesdes

67 - 6 4 3 1 -

6 PKM - 2 - - - - -

7 Posyandu 11 - - - - - 1

8 Gudang Farmasi 2 - - - - - -

9 Rumdin Puskesmas

1 - - - - - -

JUMLAH 202 16 12 5 5 4 1

Page 73: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 4

2. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Provinsi

Kerusakan fasilitas kesehatan paling banyak terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebanyak

74 unit (30%). Selama periode Januari-Februari 2013, di beberapa Kabupaten di

Provinsi Jambi terjadi banjir yang menyebabkan rusaknya fasilitas kesehatan, dengan

rincian 4 unit puskesmas, 40 unit pustu, dan 30 unit polindes/poskesdes.

Grafik 5.3.

Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Provinsi

3. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

Fasilitas kesehatan yang paling banyak rusak terdapat di Regional Sumatera Selatan,

yaitu sebanyak 74 unit ( 30%), kesemuanya merupakan kerusakan yang terjadi di Provinsi

Jambi. Sedangkan regional dengan jumlah kerusakan terkecil yaitu Regional Bali (3%).

Page 74: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 5

Grafik 5.4

Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Regional

4. Analisis Kerusakan Fasilitas Kesehatan Tahun 2013

Jenis fasilitas kesehatan yang paling banyak mengalami kerusakan selama tahun 2013

adalah polindes/poskesdes (33%), diikuti oleh puskesmas pembantu (29%). Kerusakan

tersebuat umumnya disebabkan oleh bencana banjir (118 kejadian). Fasilitas kesehatan

terendam menyebabkan rusaknya struktur bangunan dan beberapa peralatan kesehatan

sehingga tidak dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara

maksimal. Selain karena banjir, kerusakan fasilitas kesehatan juga disebabkan karena

banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, angin puting beliung, erupsi gunung api,

dan kebakaran.

Page 75: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 6

Page 76: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 7

Page 77: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

BAB VI

UPAYA PENANGGULANGAN

KRISIS KESEHATAN

Page 78: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 1

Upaya penanggulangan krisis kesehatan harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu

mulai dari saat sebelum terjadinya krisis, pada saat terjadinya dan setelah terjadinya krisis

kesehatan. Upaya yang dilakukan pada tahap pra krisis kesehatan meliputi upaya

pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, pada saat terjadinya krisis kesehatan dengan

melakukan upaya tanggap darurat, serta pada pasca krisis kesehatan melakukan upaya

pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.

Gambar 6.1

Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan

Siklus penanggulangan krisis diatas menggambarkan upaya penanggulangan krisis

kesehatan mulai tahap pra, saat dan pasca krisis. Upaya tersebut dilakukan pada semua

tahapan siklus manajemen penanggulangan krisis, yang membedakan pada besaran atau

fokus kegiatan. Upaya terbesar yang dilakukan pada saat pra krisis kesehatan adalah

Page 79: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2

pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tapi upaya ini tetap dilakukan pada saat terjadinya

krisis dan pasca terjadinya krisis dengan porsi kegiatan yang lebih kecil. Demikian pula untuk

upaya tanggap darurat dan upaya pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi.

6.1. UPAYA PRA KRISIS KESEHATAN

Upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2014 pada tahap

pra krisis kesehatan antara lain: penyusunan kebijakan, pedoman, peningkatan kapasitas

petugas kesehatan, pengembangan sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan,

penyiapan logistik kesehatan, pemetaan kesiapsiagaan serta penyiapan anggaran

penanggulangan krisis kesehatan.

6.1.1. Penyusunan Kebijakan/Pedoman

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan adalah menyusun

pedoman/kebijakan terkait penanggulangan krisis kesehatan. Selama tahun 2014 telah

dilakukan penyusunan kebijakan/pedoman/modul terkait penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana sebanyak 20 produk yang telah selesai disusun, berupa Peraturan Presiden,

Peraturan Menteri Kesehatan, Surat Keputusan Menteri Kesehatan, pedoman/petunjuk

teknis, modul pelatihan dan media informasi terkait penanggulangan krisis kesehatan.

Produk-produk tersebut dihasilkan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pusat Promosi

Kesehatan, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina

dan Kesehatan Matra, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa, Direktorat Kesehatan Ibu dan

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan.

Page 80: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 3

Tabel 6.1.

Pedoman/Kebijakan/Modul/SK terkait penanggulangan krisis kesehatan yang disusun oleh

Kementerian Kesehatan selama tahun 2014

No Unit Kerja Kebijakan/Pedoman/Modul/SK

1 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Penilaian Kerusakan, Kerugian dan Kebutuhan Sumber Daya Kesehatan Pasca Bencana

Surat Keputusan Tentang Penetapan Tim Koordinasi Pasca Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan

Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan di Daerah Konflik (Dalam proses uji coba)

Draft Rancangan Peraturan Presiden Tentang Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Yang Aman Terhadap Bencana

Surat Keputusan No. HK.03.01//Tim/IX/SK/097/2014 Tentang Tim Reaksi Cepat Kementerian Kesehatan

Pedoman bantuan operasional penanggulangan bencana

Petunjuk teknis verifikasi klaim perawatan pasien korban bencana

Bahan media informasi penanggulangan krisis kesehatan

Buku saku petugas lapangan penanggulangan krisis kesehatan

Buku saku Peralatan Kesehatan Rumah Sakit Lapangan

2 PPK Sub Regional Sumatera Barat

SK Tim Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan (12Kabupaten, 7 Kota dan 19 RSUD)

Page 81: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 4

3 Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan

Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (dalam pembahasan di Biro Hukum dan Organisasi)

4 Direktorat Penyehatan Lingkungan

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Pada Situasi Kedaruratan

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kedaruratan Bidang Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat

Pedoman Umum Fasilitasi Masyarakat di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)

Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan

5 Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra

Revisi SK Dirjen PP dan PL No HK.02.03/D/II.4/264/2014

tentang Kelompok Kerja Penanggulangan Krisis Kesehatan

Bidang PP dan PL

Revisi SK Dirjen PP dan PL No HK.02.03/D/II.4/340/2014

tentang Penetapan UPT Ditjen PP dan PL sebagai Sentra

Regional Penanggulangan Krisis Kesehatan Dalam Bidang PP

dan PL

SK Dirjen PP dan PL Nomor: HK.02.03/D/II.4/338/2014 Tentang

Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Krisis Kesehatan Bidang

PP DAN PL

6 Pusat Promosi Kesehatan

Pengembangan beberapa Media cetak berupa : leaflet, booklet, poster, buku tulis, komik anak-anak berisikan tentang PHBS di daerah pengungsian

Pengembangan media permainan anak-anak : ular tangga

Modul pemberdayaan masyarakat bagi petugas promkes di Puskesmas

Modul pemberdayaan masyarakat bagi Bidan di desa

7 Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi pada Krisis Kesehatan

Page 82: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 5

Kurikulum dan GBPP Pelatihan PPAM

8 Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

Penyusunan Kerangka Kerja Kesehatan Jiwa dan Dukungan Psikososial Penanggulangan Bencana

Kurikulum dan Modul PFA (Psychological First Aid) bagi Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Dasar

Keputusan Direktur Bina Kesehatan Jiwa Tentang Pembentukan Narasumber Peningkatan Kapasitas Dukungan Psikologi Awal (PFA) Bagi Petugas Siaga Bencana Provinsi Sumatera Barat : No. HK.02.04/VI.5/886/2014 Provinsi Jawa Timur : No.HK.02.04/VI.5/383/2014 Provinsi Sulawesi Utara : No. HK.02.04/VI.5/432/2014 Provinsi DKI Jakarta : No.HK.02.04/VI.5/809/2014 Provinsi Jawa Tengah : No.HK.02.04/VI.5/802/2014

9 Direktorat Bina Gizi Surat Keputusan Direktur Bina Gizi Nomor :

HK.00.06/B.V/0836/2014 tentang Pembentukan Tim

Antisipasi KLB Gizi Buruk dan Kegiatan Gizi dalam

Penanggulangan Bencana

Gambar 6.2.

Penyusunan Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2013

Page 83: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 6

Gambar 6.3 Workshop Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Presiden Tentang Penyelenggaraan

Fasilitas Kesehatan Yang Aman Terhadap Bencana

Page 84: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 7

Gambar 6.4

Workshop Pedoman Bantuan Operasional Penanggulangan Bencana

Gambar 6.5

Pedoman dan Peraturan Penanggulangan Krisis Kesehatan

Page 85: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 8

Page 86: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 9

6.1.2. Peningkatan Kapasitas SDM

Pada tahun 2014 Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan kapasitas

tenaga kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan, baik dalam hal manajemen

maupun teknis terdiri dari kegiatan peningkatan kapasitas, workshop dan geladi

penanggulangan krisis kesehatan. Sasaran peningkatan kapasitas adalah petugas

kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.Kegiatan tersebut

diselenggarakan oleh 5 unit kerja di Kementerian Kesehatan yaitu Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan

Ibu, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa dan Direktorat Bina Gizi.

Tabel 6.2

Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

No Unit Kerja Jenis Kegiatan Jumlah Peserta

1 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Pengelolaan Data dan Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

42 orang

Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan

59 orang

Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Kabupaten/Kota Dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan

38 orang

Pendampingan Penyusunan Rencana

Kontinjensi Kesehatan

Kabupaten/Kota” tanggal 6 – 10

30 orang

Page 87: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 10

No Unit Kerja Jenis Kegiatan Jumlah Peserta

November 2014 di Jayapura.

Peningkatan Kapasitas SDM

Kesehatan dalam Manajemen

Bencana Bidang Kesehatan tanggal

21 – 28 April 2014 di Bogor

44 orang

Peningkatan kapasitas petugas

pengelola PPK Regional/sub regional

dalam administrasi pergudangan

30 orang

Pelatihan Pengurangan Risiko

Bencana (Internasional) Sektor

Kesehatan (International Training

Consortium on Disaster Risk Reduction

- ITC-DRR) tanggal 20 s.d 26 Oktober

2014 di Kota Denpasar, Provinsi Bali

31 orang

2 PPK Regional Sumatera Selatan

Peningkatan Kapasitas Petugas

Kabupaten/Kota Dalam Penyusunan

Rencana Kontinjensi Bidang

Kesehatan

30 orang

Geladi Penanggulangan Krisis

Kesehatan Dalam Rangka Pemilihan

Umum 2014

390 orang

3 PPK Sub Regional Sumatera Barat

Pelatihan Manajemen Bencana

Pelatihan Dasar SAR

Pelatihan Tim Reaksi Cepat (TRC)

Pelatihan Teknis Tim

Penanggulangan Bencana

4 Direktorat Penyehatan Lingkungan

Advokasi dan Sosialisasi PRA Kedaruratan Bidang Kesehatan Lingungan/KLB

250 orang

Bimbingan, Monitoring dan Evaluasi Penyehatan Kawasan Sanitasi Darurat

Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Unit

Page 88: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 11

No Unit Kerja Jenis Kegiatan Jumlah Peserta

Pelaksana Teknis Ditjen PP dan PL serta lintas sektor terkait di 13 kab/kota.

5 Pusat Promosi Kesehatan

Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat untuk petugas promosi kesehatan, bidan desa dan kader desa

6 Direktorat Kesehatan Ibu

Orientasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada situasi bencana

71 orang

7 Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

Peningkatan kemampuan dukungan psikologis awal bagi petugas siaga bencana (PFA)

30 orang

Peningkatan kemampuan dukungan psikologis awal bagi petugas siaga bencana (PFA) Sampai Implementasi (Dana WHO)

44 orang

8 Direktorat Bina Gizi

Peningkatan Kapasitas Fasilitator dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk

24 orang

Pelatihan ToT Konselor Air Susu Ibu (ASI)

20 orang

Pelatihan Konselor Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)

70 0rang

Page 89: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 12

Gambar 6.6 Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten/Kota

Dalam Pengelolaan Data dan Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

Gambar 6.7

Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten/Kota Dalam Pengelolaan Data dan Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

Page 90: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 13

Gambar 6.8 Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten/Kota

Dalam Pengelolaan Data dan Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

Gambar 6.9 Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten/Kota

Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan

Page 91: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 14

Gambar 6.10 Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten/Kota

Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan

Gambar Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten/Kota

Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan

Gambar

Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana Internasional (ITC DRR) Ke- 6

Page 92: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 15

Gambar

Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC)

Dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan

Gambar

Page 93: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 16

Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC)

Dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan

Gambar

Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC)

Dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan

Page 94: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 17

Gambar

Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC)

Dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan

Gambar

Peningkatan kemampuan dukungan psikologis awal

bagi petugas siaga bencana (PFA)

Page 95: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 18

Gambar

Peningkatan kemampuan dukungan psikologis awal

bagi petugas siaga bencana (PFA)

Page 96: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 19

6.1.3.Pertemuan Koordinasi

Upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilakukan secara

optimal apabila dilakukan secara terkoordinasi, terintegrasi dan terpadu antara

pelaku upaya penanggulangan krisis kesehatan.

Upaya penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dilakukan dengan

koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat pusat dan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota.

Untuk memperkuat jejaring dan kerjasama dalam penanggulangan krisis kesehatan

perlu dilakukan pertemuan koordinasi dengan unit-unit lintas program di

Kementerian Kesehatan dan unit-unit lintas sektor terkait secara berkala dan terus-

menerus.

Pertemuan dan Penguatan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait

Penanggulangan Krisis Kesehatan yang Diselenggarakan Kementerian Kesehatan

pada Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 97: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 20

Tabel

Pertemuan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor

Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun 2014

No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

1 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Rapat Koordinasi Teknis I Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional dan Sub Regional Tanggal 25 – 28 Maret 2014 di Palembang, Sumatera Selatan

PPKK, Seluruh PPKK Regional dan Sub Regional

Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Gunung Slamet, Banyumas , Jawa Tengah, 21-23 Agustus 2014

Dinkes, BPBD, RSUD (Kab. Banyumas, Brebes, Tegal, Prubalingga, Pemalang), PPKK, PPKK Reg Jawa Tengah

Workshop Lintas Batas dan Lintas Negara dalam Rangka Koordinasi Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan” tanggal s.d 4 Maret 2014 di Jakarta

Kementerian/lembaga terkait, Lintas Program Kementerian Kesehatan, Akademisi, lembaga-lembaga nasional maupun internasional, Swasta, RSUP/RSUD

Lokakarya Klaster Kesehatan Nasional tanggal 02 Oktober 2014 di Jakarta

Kementerian/lembaga terkait, Lintas Program Kementerian Kesehatan, Akademisi, lembaga-lembaga nasional maupun internasional dan swasta

Worskhop Pembentukan Forum Fasilitas Kesehatan yang Aman terhadap Bencana

Unit lintas program di Kemenkes, unit lintas sektor, perwakilan organisasi internasional, Ikatan profesi, LSM, dunia usaha serta akademisi.

Page 98: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 21

No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

Pertemuan Evaluasi Dalam Upaya Tanggap Darurat dan Pemulihan Penanggulangan Krisis Kesehatan

Unit Lintas Program Kemenkes, TNI, Polri, Kemensos, Kemenhub, BNPB, Universitas, NGO, PPK Regional dan Sub Regional, BPBD, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota

Workhop Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Aman

Unit Lintas Program Kemenkes, TNI, Polri, Kemensos, Kemendagri, Bapeten, BNPB, RSUD, RSUP, Universitas, NGO, PPK Regional dan Sb Regional, BPBD, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota

Workshop Pembentukan Tim Pasca Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan

Unit Lintas Program Kemenkes

Workshop Integrasi Data Penanggulangan Krisis Kesehatan

Unit Lintas Program Kementerian Kesehatan, BNPB, Kementerian Sosial, BMKG, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Informasi Geospasial

2

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan

Rapat koordinasi penyusunan algoritme kegawatdaruratan

Dit. BUKR, Dinkes Provinsi DKI Jakarta, ARVI, Telkom

Rapat koordinasi pengembangan SPGDTS berbasis teknologi informasi

Dit. BUKR, Dinkes Provinsi DKI Jakarta, ARVI, Telkom

Pertemuan penggalangan komitmen Pemerintah daerah untuk mengintegrasikan pelayanan gawat darurat ke SPGDTS call center 119.

Dit. BUKR, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota, ARVI, Telkom

Page 99: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 22

No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

Lokakarya Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan

Dit. BUKR, Dinkes Provinsi, RSUD, ARVI, Telkom

Pertemuan fasilitasi pengembangan SPGDTS di 6 Provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DIY, NTB dan Bali)

Dit. BUKR, Dinkes Provinsi DKI Jakarta, ARVI, Telkom

3

Direktorat Penyehatan Lingkungan

Pertemuan koordinasi Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat

Dit. Penyehatan Lingkungan, Dinkes Kab/Kota

Pembinaan Kemitraan Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat

BB/BTKL-PP, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup Daerah, PDAM dan instansi terkait

5 Direktorat Kesehatan Ibu

Pertemuan Koordinasi Review Kebutuhan Alat dan Obat Kit Kesehatan Reproduksi pada Situasi Bencana

Unit Lintas Program Kementerian Kesehatan , Organisasi Profesi, UNFPA

Pertemuan Koordinasi Pembahasan Bentuk Peraturan untuk Pengadaan Kit Kesehatan Reproduksi pada Situasi Bencana

Unit Lintas Program Kementerian Kesehatan , Organisasi Profesi, UNFPA

Pertemuan Pembahasan Akreditasi Pelatihan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi pada Krisis Kesehatan

Unit Lintas Program Kementerian Kesehatan , Organisasi Profesi, UNFPA

Pertemuan Koordinasi Pembahasan Standar Alat dan Bahan Kit Kesehatan Reproduksi pada Situasi Bencana

Unit Lintas Program Kementerian Kesehatan , Organisasi Profesi, UNFPA

Page 100: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 23

No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

6 Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

Pertemuan Koordinasi terkait permasalahan kesehatan jiwa pada erupsi Gunung Sinabung

Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota RS Jiwa Provinsi CMHN (Community Mental Health Nursing) Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi Toma/Toga

Pertemuan Koordinasi terkait persiapan pelayanan kesehatan jiwa pada erupsi Gunung Kelud

Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota RS Jiwa Provinsi CMHN (Community Mental Health Nursing) Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi Toma/Toga

7 Direktorat Bina Gizi

Sosialiasi Surveilans Gizi dan Pemantauan Status Gizi di 34 provinsi dan 150 kab/kota

Direktorat Bina Gizi, Dinkes Provinsi, Dinkes kab/kota, Poltekkes, dan lintas program terkait (Badan Litbangkes, Direktorat Kesehatan Anak, Direktorat Kesehatan Ibu, Pusat Data dan Informasi)

Sosialisasi Surveilans Gizi di 9 provinsi prioritas dan 64 kabupaten/kota

Direktorat Bina Gizi, Dinkes Provinsi, Dinkes kab/kota, dan lintas program terkait (Badan Litbangkes, Direktorat Kesehatan Anak, Direktorat Kesehatan Ibu, Pusat Data dan Informasi)

Direktorat Simkarkesma Rapat Koordinasi Inventarisasi Kegiatan PP DAN PL Pada Erupsi Gunung Api Sinabung

Direktorat Jenderal PP DAN PL (5 Direktorat)

Page 101: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 24

No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

Rapat Koordinasi Revisi SK Kelompok Kerja Bencana PP DAN PL, Penetapan UPT Regional dan Tim Reaksi Cepat

Direktorat Jenderal PP DAN PL (5 Direktorat)

Gambar

Pertemuan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor

Gambar

Lokakarya Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan

Page 102: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 25

Gambar

Pertemuan Evaluasi Dalam Upaya Tanggap Darurat dan

Pemulihan Penanggulangan Krisis Kesehatan

Gambar

Lokakarya Klaster Kesehatan Nasional

Page 103: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 26

Gambar

Workshop Pembentukan Forum Fasilitas Kesehatan Aman Bencana

Page 104: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 27

6.1.4. Penguatan Kerja Sama Lintas Program, Lintas Sektor dan Internasional

Tabel

Penguatan Kerja Sama Lintas Program, Lintas Sektor dan Internasional

Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2014

No Unit Organisasi Instansi Terkait Bentuk Kerjasama

1 Direktorat BUKR

Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Kab. Tangerang Selatan, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi.

Komitmen untuk integrasi ke SPGDTS call center 119

2 Direktorat Penyehatan Lingkungan

BB/BTKL-PP, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup Daerah, PDAM dan instansi terkait

Pembinaan Kemitraan Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat

3 Pusat Promosi Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi ( DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Jawa Barat) PPKK Direktorat Surveilans, Imunisasi , Karantina dan Kesehatan Matra

Dukungan teknis, manajemen dan logistik

4 Direktorat Kesehatan Ibu

United Nations Population Fund (UNFPA)

Pelatihan TOT Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM ) Kesehatan Reproduksi Pada Krisis Kesehatan untuk 9 Regional dan 2 Sub Regional PPK

Penyediaan RH Kit, Individual Kit

Dukungan teknis dan manajemen

5 Direktorat Kesehatan Jiwa

Pusat Krisis, Fakultas Psikologi UI Dukungan Narasumber pada pelatihan Psychological First Aid (PFA) di 5 provinsi.

WHO Pembiayaan pelatihan Psychological First Aid (PFA) PFA bagi Nakes dan Non Nakes di Kab Karo, Sumut

Page 105: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 28

RS Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Dukungan tenaga Psikiater, Perawat dan Psikolog

Community Mental Health Services (CMHN)

Dukungan tenaga lokal perawat jiwa

RS Jiwa Soerojo Magelang Bakti Sosial dan Pelayanan Keswa pasca bencana di Manado Dukungan tenaga Psikiater, Perawat dan Psikolog

Pusat Krisis, Fakultas Psikologi UI Dukungan Nara Sumber pada pelatihan Psychological First Aid (PFA) di 5 provinsi.

RS Jiwa Soerojo Magelang Pelayanan Kesehatan Jiwa pasca bencana Tanah Longsor di Kab. Banjarnegara, Prov. Jawa Tengah Dukungan tenaga Psikiater, Perawat dan Psikolog

6.1.5. Kegiatan Kesiapsiagan Pada Situasi Khusus

Situasi khusus yang dimaksud adalah kondisi pada suatu penyelenggaraan kegiatan yang

berskala besar dan melibatkan banyak orang, yang memiliki kerentanan serta risiko

tinggi terjadinya krisis kesehatan.

Kegiatan kesiapsiagaan pada situasi khusus ini dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan

(Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan,

Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal PP dan PL, Diektorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Gizi dan Pusat Promosi Kesehatan).

1. Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (MM DiRex)

A. TUJUAN KEGIATAN :

1. Meningkatkan Kapasitas Kesiapsiagaan melalui pertukaran informasi

penanggulangan bencana

2. Memperkuat Kementrian/Lembaga/Instansi dan meningkatkan keterpaduan

Operasi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan Bencana.

Page 106: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 29

3. Mengidentifikasi keterlibatan Kementrian /lembaga/instansi/Organisasi dalam

kegiatan Penanggualnagan Bencana.

4. Terciptanya kesamaan persepsi Kementrian /lembaga/instansi/Organisasi dalam

kegiatan Penanggualnagan Bencana.

B. SASARAN :

a. Tercapainya sistem informasi penanggulangan bencana yang efektif.

b. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kerjasama serta kemitraan dalam

penanggulangan bencana.

c. Terwujudnya prosedur penerimaan bantuan asing.

d. Keterpaduan operasional antar sistem komando tanggap darurat

e. Manajemen koordinasi pada manajemen operasi tanggap darurat.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

a. Tanggal Pelaksanaan : 17 s/d 23 Maret 2014.

b. Tempat Pelaksanaan : Kota Padang dan Kab. Kep. Mentawai.

D. BENTUK KEGIATAN :

1. COMMAND POST EXERCISE/GELADI POSKO

Menguji dan memperkuat Sistem Komando tanggap darurat bencana yang

melibatkan bantuan asing di Indonesia, termasuk dalam kontek sipil, militer dimana

Klaster Kesehatan terlibat Langsung pada Pos Komando , untuk memahami

mekanisme proses pengambilan keputusan melalui :

1. Analisa Situasi

2. Penentuan tujuan dan strategi.

3. Pengembangan rencana Operasi.

4. Pembagian Kewenangan ( IC – Area Commend – MAC )

Page 107: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 30

5. Penyiapan Sumber Daya Operasi.

6. Eksekusi,

7. Evaluasi dan Perbaikan Rencana Operasi.

2. FIELD TRAINING EXERCISE / GELADI LAPANGAN

Sinergi Sumber Daya Kementrian/Lembaga/Instansi/Organisasi Pemerintah Non

Pemerintah Sumber Daya dalam satu Sistem Komando tangap darurat bencana pada

Skala besar, terwujudnya mekanisme koordinasi dan kerjasama antar instansi Sipil

dan Militer Dalam penanggulangan Bencana Gabungan secara terstruktur, instansi

serta NGO Internasional. Kegiatan ini melibatkan :

- SAR darat/Laut/Udara

- Evakuasi Medis

- Layanan Medik Psiko Sosial dan DVI

- Pemulihan darurat ( Jaringan Komunikasi, Air, PLN dan dll )

- AirCargo drop Helly BOX

- Rapid Asessmen

- Bantuan Kemanusian oleh Militer

- Koordinasi Bantuan Internasional oleh AHA Center ( SASOPS)

3. EVAKUASI MANDIRI.

Meningkatkan kapasitas masyarakat , sekolah dan pemerintah untuk melakukan

evakuasi mandiri terhadap ancaman bencana tsunami melalui serangkaian kegiatan

bersama para pihak dalam rangka membangun ketangguhan masyarakat. Dimana

Tim Klaster Kesehatan mendampingi masyarakat dalam melaksanakan evakuasi

mandiri dan membantu korban bencana Tsunami.

Lokasi Evakuasi Mandiri :

Page 108: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 31

- Pantai Purus dengan sasaran tempat Mengunsi adalah Skep Building

Kantor Gubernur.

- Pantai Ulak Karang dengan sasaran tempat mengungsi adalah SMA 1 dan

SMP 25 Padang.

4. HUMANITARIAN CIVIL ACTION ( HCA).

Menyediakan dukungan untuk Komunitas Lokal dalam meningkatkan ketangguhan

masyarakat dalam menghadapi bencana serta layanan kesehatan dan infrastruktur

yang dibutuhkan dalam peningkatan ketahanan masyarakat dalam menghadapi

bencana sbb;

- Perbaikan tempat layanan kesehatan dan Posyandu.

- EOC peralatan Komunikasi.

- Jalur dan rambu Evakuasi

- Shelter

- Dukungan lain dalam pembentukan Desa Tangguh untuk memperkuat

masyarakat dalam menghadapi bencana.

E. PESERTA KEGIATAN

NO JENIS INSTANSI UNIT YANG TERLIBAT

1 Pemerintah Pusat BNPB, BPBD, Kemenkes, Kemensos, Kemenhan,

Kominfo, Kementerian PU, Ditjen. Imigrasi

Kemenkum dan HAM, Ditjen Kerasama ASEAN

Kemenlu, Ditjen. Perhubungan Laut, TNI AU, TNI

AD, TNI AL, POLRI, Badan Karantina, BMKG,

BASARNAS, Angkasa Pura dan LIPI

Page 109: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 32

2 Pemerintah Daerah DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

DINAS KESEHATAN KEP.MENTAWAI

RSUP DR. M DJAMIL PADANG

KKP PADANG

POLTEKES PADANG

RSUDSUNGAI SAPIH KOTA PADANG

RSUD MENTAWAI

RSJ PADANG

RS SEMEN PADANG

RS ISLAM SITI RAHMAH

RS POLRI

RST REKSODIWIRYO

PUSKESMAS SEKOTA PADANG

PMI PROPINSI DAN KOTA /KAB SUMBAR

3 Lembaga Non

Pemerintah

WHO, KOGAMI, MERCY CORP, UNOCHA, UNICEF,

WFP, UNDP, IFRC, IFDR, PMI

4 Internasional Amerika Serikat, Malaysia ,Filipina, Brunai

Darussalam, Singapura, Australia, Myanmar,

Kamboja, China, India, Korea, Jepang, Rusia, New

Zealand, Rusia

Gambar

Rapat Persiapan dan Drill Teknis Geladi MM DiREx 2014

Page 110: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 33

Gambar

Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Dalam Rangka

MM DiREx 2014

Page 111: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 34

2. SAIL RAJA AMPAT

Dalam rangka persiapan Sail Raja Ampat, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

melakukan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas

petugas kesehatan di Kabupaten Raja Ampat dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Geladi penanggulangan krisis kesehatan adalah bentuk latihan untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan menanggulangi krisis kesehatan yang timbul akibat

bencana.

Geladi ini dilaksanakan dalam rangka menguji rencana kontinjensi bidang kesehatan yang

telah disusun sebelumnya oleh berbagai satuan kerja di Kabupaten Raja Ampat yang

terlibat dalam penanggulangan bencana dan terlibat dalam penyelenggaraan Sail Raja

Ampat 2014.

Rangkaian kegiatan geladi penanggulangan krisis kesehatan tersebut terdiri dari :

Page 112: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 35

1. Rapat persiapan guna menyusun rancangan skenario geladi, Rencana Informasi

Geladi (RIG), Rencana Operasional Geladi (ROG) dan struktur organisasi

penyelenggara geladi yang dimaksud. Rapat persiapan awal dilaksanakan pada

tanggal 1-5 April 2014, di Hotel Maras Risen, Waisai, Kab. Raja Ampat, Papua Barat,

yang dihadiri oleh 29 orang peserta yang terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua,

Dinas Kesehatan Kabupaten Papua Barat, Kesdam XVII/Cendrawasih, RSUD Raja

Ampat, BPBD Kab. Raja Ampat, KKP Sorong dan Pusat Penanggulangan Krisis

Kesehatan.

2. Rapat persiapan akhir dilaksanakan pada tanggal 6-8 Mei 2014 di Hotel Maras Risen,

Waisai, Kab. Raja Ampat, Papua Barat, yang dihadiri oleh 29 orang peserta yang

terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat,

BPBD Kab. Raja Ampat, Puskesmas Waisai, RSUD Raja Ampat, Pemda Kab. Raja

Ampat, Dinas Sosial Kab. Raja Ampat, Kodim 1704/Sorong, Danramil 03/Saonek, TNI

AL dan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. Tujuan rapat persiapan ini adalah

untuk penyempurnaan rancangan skenario geladi, Rencana Informasi Geladi (RIG),

Rencana Operasional Geladi (ROG) dan struktur organisasi penyelenggaran geladi.

3. Drill teknis dilaksanakan pada tanggal 18-20 Mei 2014, di Hotel Raja Ampat, Waisai,

Kab. Raja Ampat, Papua Barat. Drill teknis merupakan satu bentuk bentuk latihan

untuk membiasakan melakukan suatu jenis tindakan/aktivitas/kegiatan menurut

aturan yang telah ditetapkan secara baku. Aturan tersebut dapat berupa SOP

(Standard Operating Procedure), SPM (Standar Pelayanan Minimal), protap (Prosedur

Tetap), pedoman, atau lainnya yang telah disepakati sebelumnya. Dalam

pelaksanaannya, drill teknis terdiri dari dua sesi berurutan, yaitu sesi dalam kelas

(teori) yang kemudian dilanjutkan dengan sesi luar kelas (praktek). Sesi dalam kelas

adalah sesi penyampaian teori tentang bagaimana melakukan suatu

tindakan/aktivitas/kegiatan sesuai SOP, sedangkan sesi luar kelas adalah sesi

Page 113: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 36

pelaksanaan latihan/praktek untuk membiasakan melakukan suatu

tindakan/aktivitas/kegiatan. Peserta drill berjumlah 50 orang yang berasal dari Dinas

Kesehatan Kab. Raja Ampat, KKP Wilker Raja Ampat, BPBD Kab. Raja Ampat, RSUD

Raja Ampat, Pos SAR Raja Ampat, Pol Air Raja Ampat, Relawan. Materi yang

dilatihkan dalam drill ini adalah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu,

Human Resources Preparedness, Primary Trauma Care (Pengantar) , Primary Trauma

Care (A-B-C-D), Triage (To Sort and Collect), Cardio Pulmonary Resuscitation, AHA

Guideline 2010, Bebat dan Bidai ,Transportasi (Stabilisasi – Memindahkan – Merujuk).

4. Geladi lapang dimana situasi bencana disimulasikan di suatu lapangan/tempat

terbuka sehingga mendekati situasi bencana yang sebenarnya. Pada hari pertama

kegiatan (21 Mei 2014), dilaksanakan geladi kotor dan geladi resik di lokasi geladi,

dilanjutkan dengan geladi lapang pada hari kedua (22 Mei 2014). Pelaku geladi

berjumlah 170 orang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan

Kabupaten Raja Ampat, KKP Sorong, BPBD Kab. Raja Ampat, Puskesmas Waisai,

RSUD Raja Ampat dan masyarakat Waisai.

Gambar

Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Dalam Rangka Sail Raja Ampat 2014

Page 114: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 37

Gambar

Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Dalam Rangka Sail Raja Ampat 2014

Page 115: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 38

Gambar

Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Dalam Rangka Sail Raja Ampat 2014

Gambar

Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Dalam Rangka Sail Raja Ampat 2014

Page 116: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 39

Tabel

Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan Pada Situasi Khusus Tahun 2014

No

Jenis Situasi Khusus Unit Kerja Tempat Waktu

Kegiatan

1 Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (MM DiREx)

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Padang, Sumatera Barat

25-27 Februari 2014, 14-16 Maret 2014, 17-22 Maret 2014

Rapat persiapan Drill teknis Geladi Lapang MM Direx (Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise) Bidang Kesehatan

2 Sail Raja Ampat

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat

21 -23 Mei 2014

Geladi Penyelenggaraan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam Rangka Sail Raja Ampat 2014 (Penanggulangan Krisis

Page 117: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 40

Kesehatan akibat Kecelakaan Transportasi Laut)

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan

Mobilisasi Tim Kesehatan (RS Wahidin Sudirohusodo, PPK Regional Makassar, Tim BUKR)

Penyiapan Mini ICU di 2 tempat (penginapan presiden di rumah jabatan pemda Kab. Raja Ampat dan di lokasi event/pantai WTC).

Penyiapan ambulans emergency untuk VVIP

Penyiapan ruang pelayanan VIP

Koordinasi dengan LP/LS untuk pelayanan kesehatan di Mini ICU, RSUD, Pos Kesehatan.

Pusat Promosi Kesehatan

Dukungan teknis, pameran dan sarana dan prasarana promosi kesehatan

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Rapat koordinasi bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di Jakarta dan Raja Ampat

Survei faktor risiko penyakit dan lingkungan oleh tim Ditjen PP dan PL, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan - Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Ambon, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas

Page 118: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 41

Sorong bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat (April-Agustus 2014).

Kegiatan cegah tangkal penyakit dan pelayanan kesehatan di entry point (KKP kelas III Sorong, KKP kelas II Ambon, KKP kelas III Bitung) bulan Juni-Agustus 2014

Penguatan surveilans penyakit melalui asistensi teknis penguatan SKD dan respon KLB serta asistensi teknis verifikasi rumor (April, Mei, dan Agustus 2014)

Pemantauan Media Lingkungan (air, tanah, udara, vektor, makanan, minuman, manusia) melalui survey vektor Pemetaan, pengawasan dan pengendalian vektor nyamuk dan lalat, Pengawasan TTU dan TPM, Kajian Filariasis, dan Pengawasan kualitas lingkungan tempat wisata oleh Dit. PPBB, BBTKL-PP Ambon, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Sorong, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat

Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Perilaku

Page 119: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 42

melalui Pelatihan dan workshop STBM dan Pelatihan Wira Usaha Sanitasi (Maret dan April 2014)

Promosi dan Edukasi :

Sosialisasi Kesehatan Matra dan Kesehatan Penyelaman

Distribusi media KIE PP dan PL (leaflet, standing banner, dsb)

Peningkatan kapasitas petugas kesehatan :

Diklat Karantina Kesehatan

Penyusunan Renkon Penanggulangan PHEIC

Simulasi Penanggulangan Kedaruratan Kes. Masyarakat yg meresahkan Dunia (PHEIC)

Dukungan logistik bidang PP dan PL untuk Dinkes Kabupaten Raja Ampat, Dinkes Provinsi Papua Barat, dan KKP Sorong: Water test Kit Microbiologi (paket), Keramik Filter, Insektisida (Cypermetrin), Larvasida (Temepos), Buku Saku DBD, Buku saku Malaria, Buku Pedoman Kelambu Malaria, Bahan KIE Pengendalian Zoonosis (Roll Banner Leptospirosis, Roll Banner Rabies, Roll Banner Flu Burung), Lembar fakta

Page 120: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 43

rabies, KIT Posbindu, Emergency Kit Matra, Tenda Lapangan Situasi Khusus, Rompi dan topi (atribut lapangan), Kantong Jenazah Kacamata Selam, Masker non bedah, Paket obat, Oralit, dan RDT Malaria

Sail Raja Ampat

Direktorat Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Waisai, Raja Ampat

21 23 Mei 2014

Dukungan bantuan obat dan perbekalan kesehatan

Sail Raja Ampat

Diektorat Bina Gizi

Waisai, Raja Ampat

21 23 Mei 2014

Distribusi MP-ASI, PMT Bumil, dan PMT AS

3 Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 2014 dan Arus Mudik Natal dan Tahun Baru

Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Simkarkesma, Direktorat PTM,BTKL-PP dan KKP

Arus Mudik dan Arus balik Idul Fitri : Terminal Pulo Gadung Jakarta, Banten, Karawang, Bakaheuni, Yogyakarta, Purwokerto, Semarang, Solo, Banyuwangi, Surabaya

Arus Mudik

Juli, Agustus dan Desember 2014

Pemberian logistik di posko-posko pelayanan kesehatan

Melakukan Survei lalat, di tempat pengelolaan makanan Pengendalian vektor di wilayah pelabuhan dengan melakukan fogging

Pemeriksaan sampel air dan makanan pada kantin, restoran/rumah makan dan kapal serta pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum di wilayah pelabuhan, terminal bus dan angkutan umum

Page 121: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 44

Natal dan Tahun Baru :

Palembang, Lampung, Padang, Banten dan Surabaya

4 Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)

Direktorat Penyehatan Lingkungan, BTKL-PP dan KKP

Batam, Provinsi Kepulauan Riau

Pengawasan sanitasi

lingkungan

Pengendalian vektor

Koordinasi lintas sektor

Penyuluhan

Memberikan bantuan

logistik sesuai dengan

kebutuhan daerah

5 Tentara Manunggal Masuk Desa ( TMMD) ke-92

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Mei dan Oktober 2014

Dukungan bantuan obat

dan perbekalan kesehatan

6.1.7. Dukungan sarana, prasarana, logistik dan dana operasional

Kementerian Kesehatan pada tahun 2014 telah memobilisasi sarana, prasarana dan logistik

untuk kegiatan penanggulangan krisis kesehatan.

Tabel

Dukungan Sarana, Pra Sarana, Logistik dan Dana Operasional

Terkait Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2014

NO UNIT KERJA JENIS DUKUNGAN

SARANA

PRASARANA

LOGISTIK DANA OPERASIONAL

1 Pusat Pengadaaan Pengadaan Masker 100.000 Bantuan Dana

Page 122: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 45

Penanggulangan

Krisis Kesehatan

Peralatan, Fasilitas dan Meubel Air Perkantoran

buah dalam rangka penanganan tanggap darurat bencana kabut asap di Provinsi Riau senilai Rp.74.910.000,-

Operasional 9 PPK

Regional dan 2 Sub

Regional Total Rp.

3.351.678.000,-

Renovasi Gedung Kantor Seketariat dan Gudang PPK Regional Sumatera Selatan

Pengadaan Masker untuk Bencana Kabut Asap dan erupsi gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat senilai Rp.174.636.000,-

Bantuan operasional

penanggulangan

bencana total

Rp. 3.242.050.500,-

Pemasangan CCTV 12 titik di PPK Regional Sumatera Selatan

Pengadaan obat dan Logistik Habis Pakai untuk penanggulangan dampak Kabut asap di Provinsi Riau senilai 199.507.400,-

Pembayaran Klaim

Pelayanan Kesehatan

Pasien Korban Bencana

Total Rp. 782.648.955,-

Pengadaan

jaringan listrik

dan air Gedung

Seketariat dan

Gudang PPK

Regional

Sumatera

Pengadaan Alat Pengolah

Data, Alat Display dan

printer untuk 9 PPK

Regional dengan nilai total

Rp. 403.920.000

Pengadaan Alat Komunikasi

berbasis radio Untuk

Penanggulangan Krisis

Kesehatan untuk 34

Provinsi dan 11

Kabupaten/Kota dengan

nilai total Rp. 1.569.825.000

2 Direktorat Bina Upaya penyediaan dan

Page 123: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 46

Obat Publik dan

Perbekalan

Kesehatan

distribusi logistik obat dan

perbekalan kesehatan

untuk penanggulangan

krisis kesehatan dengan

nilai total

Rp. 487.832.279,80

3 Direktorat

Penyehatan

Lingkungan

Penyediaan dukungan

logistik kesehatan

lingkungan untuk BBTKL-

PP, KKP dan Dinas

Kesehatan Provinsi berupa :

Polybag

PAC

Antiseptik Lantai

Masker Non Kain

Hygiene Kit

Water Purifier

Repellent Lalat

4 Pusat Promosi

Kesehatan

Peyediaan dukungan media

informasi PHBS dalam

kedaruratan berupa leaflet,

poster, booklet, komik,

permainan, film

5 Direktorat

Kesehatan Ibu

Penyediaan Kit Hygiene, Kit

Ibu Hamil, Kit Ibu Bersalin

dan Kit Bayi untuk

pengungsi korban kejadian

Page 124: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 47

krisis kesehatan

6 Direktorat

Kesehatan Jiwa

Penyediaan alat peraga

permainan anak dan media

informasi (CD, DVD dan

buku bacaan) manajemen

stress bagi pengungsi

korban kejadian krisis

kesehatan

7 Pusat

Intelegensia

Kesehatan

8 Direktorat Bina

Gizi

Penyediaan MP ASI, PMT

Anak Sekolah dan PMT Ibu

Hamil untuk pengungsi

korban kejadian krisis

kesehatan

Gambar

Dukungan Logistik PP dan PL untuk Upaya Tanggap Darurat Krisis Kesehatan

Akibat Bencana Banjir di Provinsi DKI Jakarta

Page 125: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 48

Page 126: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 49

Gambar

Dukungan Water Purifier dari Ditjen. PP dan PL untuk

Upaya Tanggap Darurat Krisis Kesehatan

Akibat Bencana Banjir di Provinsi DKI Jakarta

Gambar

Dukungan Logistik Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil

Oleh Direktorat Bina Gizi

Page 127: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 50

Gambar

Dukungan Logistik Obat-Obatan Untuk

Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Bencana

Page 128: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 51

Gambar

Dukungan Logistik Kesehatan Lingkungan Untuk Bencana Tanah Longsor

di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Gambar

Dukungan Logistik MP ASI

Untuk Bencana Tanah Longsor

di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Page 129: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 52

Gambar

Dukungan Logistik Kesehatan Lingkungan Untuk Bencana Tanah Longsor

di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Page 130: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 53

6.2. UPAYA TANGGAP DARURAT KRISIS KESEHATAN

Upaya tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan penanggulangan krisis kesehatan yang

dilakukan pada saat terjadinya krisis kesehatan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah

kecacatan. Setiap kejadian krisis kesehatan direspon secara berjenjang oleh jajaran

kesehatan mulai dari tingkat, Kabupaten/ Kota, Provinsi sampai Nasional. Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan bersama unit lintas program terkait di Kementerian

selama tahun 2014 telah memobilisasi bantuan untuk penanggulangan krisis kesehatan.

Adapun kegiatan mobilisasi yang dilakukan pada saat tanggap darurat meliputi mobilisasi

SDM kesehatan, logistik, bantuan dana operasional, klaim biaya pengobatan bagi korban

bencana.

Kementerian Kesehatan memberikan dukungan kepada Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan pada

tahap tanggap darurat.

6.2.1. Upaya Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Pada masa tanggap darurat kejadian krisis kesehatan PPKK melaksanakan upaya-upaya

sebagai berikut :

1. Melakukan pemantauan untuk memperoleh informasi kejadian bencana.

2. Melakukan koordinasi upaya penanggulangan krisis kesehatan dengan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dinas

kesehatan provinsi/kabupaten/kota, dan rumah sakit

3. Mengkoordinasi upaya tanggap darurat krisis kesehatan yang dilakukan oleh unit-unit

lintas program terkait di Kementerian Kesehatan terkait mobilisasi SDM dan Logistik.

4. Mengkoordinasikan mobilisasi sumberdaya lintas program di Kementerian Kesehatan dan

lintas sektor terkait.

5. Mobilisasi sumber daya PPK Regional dan Sub Regional ke wilayah yang mengalami

kejadian krisis kesehatan.

Page 131: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 54

6. Pemberian dukungan dana operasional penanggulangan krisis kesehatan pada masa

tanggap darurat kepada PPK Regional/Sub Regional, Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengalami kejadian krisis kesehatan.

6.2.2. Upaya Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menjadi sangat penting pada saat terjadinya krisis kesehatan, dimana

semakin cepat pelayanan kesehatan dilakukan, semakin banyak nyawa yang terselamatkan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pelayanan kesehatan dasar, pelayanan

kesehatan rujukan dan kesehatan lingkungan di lokasi pengungsian.

Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang dimulai dari Pemerintah Kabupaten Kota

(Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Kabupaten/Kota). Pemerintah Kabupaten/Kota dapat

meminta bantuan tenaga kesehatan, obat dan alat kesehatan kepada Pemerintah Provinsi

(Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Provinsi) apabila dibutuhkan.

Pemerintah Provinsi dapat meminta bantuan tenaga kesehatan, obat dan alat kesehatan

kepada Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan) apabila dibutuhkan.

Pelayanan kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan baik yang bersifat

darurat/sementara maupun fasilitas kesehatan yang sudah ada, antara lain :

1. Pos Kesehatan di lokasi bencana dan lokasi pengungsian

2. Puskesmas Pembantu (Pustu)

3. Pos Bersalin Desa (Polindes)

4. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

5. Puskesmas

6. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta

7. Rumah Sakit Lapangan

Page 132: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 55

Mobilisasi tenaga kesehatan, obat, alat kesehatan dan rumah sakit lapangan telah dilakukan

oleh Kementerian Kesehatan melalui unit-unit lintas program terkait maupun UPT yang ada

di daerah, PPK Regional dan Sub Regional, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota serta

unit lintas sektor TNI, POLRI, dan Rumah Sakit Swasta.

Gambar Pos Kesehatan di Lokasi Pengungsian sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan bagi Korban

Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Page 133: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 56

Gambar Pelayanan Kesehatan rawat Jalan di Pos Kesehatan

yang didirikan di lokasi pengungsian

Gambar Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di RSUD Kabanjahe Bagi Korban Erupsi Gunung Api

Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Page 134: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 57

6.2.3. Upaya Pelayanan Gizi

Upaya yang dilakukan pada pra bencana yaitu membentuk tim antisipasi kegiatan gizi dalam

penanggulangan bencana berdasarkan Surat Keputusan dari Direktur Bina Gizi, dengan

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

Mengkoordinasikan pendistribusian bantuan bahan makanan

Menganalisis kebutuhan gizi dan faktor penyulit berdasarkan hasil Rapid Health

Assesment (RHA)

Menghitung kebutuhan gizi pengungsi

Memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan penyelenggaraan makanan di dapur

umum berkoordinasi dengan Kementerian Sosial

Pengumpulan data antropometri

Mengkoordinasikan pemberian makanan tambahan dan suplemen gizi

Mengkoordinasikan penyelenggaraan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di

lokasi bencana

Melaksanakan penanganan gizi pada situasi bencana dibawah koordinasi Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan.

Page 135: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 58

Upaya pelayanan gizi sangat penting dilakukan pada masa tanggap darurat krisis kesehatan,

terutama di lokasi pengungsian. Upaya pelayanan gizi yang dilakukan pada masa tanggap

darurat krisis kesehatan antara lain :

a. Melakukan Screening Masalah Gizi

Screening masalah gizi pada bayi, balita dan ibu hamil pada saat darurat dilakukan

dengan menggunakan pita lila (pengukuran lingkar lengan atas). Setelah kondisi

stabil akan dilakukan screening dengan mengukur tinggi badan dan berat badan.

b. Melakukan Surveilans Gizi Darurat

Surveilans gizi darurat dengan melakukan registrasi pengungsi, pengumpulan data

dasar gizi dan screening masalah gizi.

c. Konseling Menyusui

Konseling menyusui dilakukan di pengungsian dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya yang ada di lokasi krisis kesehatan;

d. Pengawasan Distribusi Susu Formula

Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula/PASI harus diawasi secara ketat oleh

petugas kesehatan, puskesmas dan dinas kesehatan setempat karena penyiapan dan

pemberian susu formula yang tidak benar dapat menimbulkan timbulnya wabah diare

di pengungsian yang dapat memperburuk status gizi anak.

Memfasilitasi penyediaan tenaga relawan pengawas distribusi susu formula di posko

pengungsi (mahasiswa jurusan gizi/kesehatan). Tenaga relawan mengawasi apakah

pemberian susu formula sudah sesuai aturan dan distribusi susu formula sudah sesuai

peruntukannya.

e. Memfasilitasi penyediaan tenaga relawan pengawas dan perancang susunan menu di

posko pengungsi (mahasiswa tingkat akhir jurusan gizi Poltekkes atau FKM). Tenaga

relawan bertugas membantu menyusun menu di posko pengungsi dari bahan-bahan

yang ada dan mengawasi pengolahan makanan di dapur umum.

Page 136: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 59

Kegiatan penanganan gizi pada masa tanggap darurat krisis kesehatan dilakukan

berkoordinasi dengan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) di pusat

maupun PPK Regional/Sub Regional melibatkan lintas program dan lintas sektor

termasuk LSM nasional maupun meliputi antara lain :

1. Perhitungan kebutuhan Ransum

2. Penyusunan menu 2.100 kkal, 50 g protein dan 40 gr lemak

3. Penyusunan menu untuk kelompok rentan

4. Pendampingan penyelenggaraan makanan sejak dari persiapan sampai

pendistribusian

5. Pengawasan logistik bantuan bahan makanan, termasuk bantuan susu

formula bayi

6. Pelaksanaan surveilans gizi untuk memantau keadaan gizi pengungsi

khususnya balita dan ibu hamil dan tindak lanjutnya

7. Konseling gizi khususnya konseling menyusui dan MP-ASI

8. Suplementasi gizi meliputi : pemberian MP-ASI biskuit, pemberian kapsul

vitamin A untuk balita dan tablet besi untuk ibu hamil.

Pada situasi tanggap darurat krisis kesehatan kelompok rentan (bayi dan anak, ibu hamil,

ibu menyusui, dan kelompok lanjut usia) perlu mendapat prioritas pemberian makanan.

Logistik gizi yang didistribusikan pada masa tanggap darurat krisis kesehatan antara lain

berupa MP ASI Biskuit dan Paket Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil (PMT Bumil),

sementara kebutuhan makanan untuk orang dewasa dan lanjut usia diharapkan dapat

diperoleh dari sumber lokal.

Kegiatan gizi yang telah dilakukan di lokasi bencana bertujuan mempertahankan dan

meningkatkan status gizi pengungsi khususnya kelompok rawan balita dan ibu hamil.

Kegiatannya yang biasanya dilakukan meliputi :

Page 137: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 60

a. Pendistribusikan MP-ASI dan PMT bumil ke lokasi pengungsian.

b. Pemantauan bantuan bahan makanan dan dapur umum, termasuk pengawasan

susu formula.

Masih ditemukannya bantuan susu formula dalam beberapa gudang logistik di

lokasi bencana, dan segera mengkomunikasikan kepada penanggung jawab

gudang susu formula agar tidak diberikan pada bayi 0-6 bulan kecuali atas indikasi

medis dan diberikan oleh Tenaga Kesehatan

c. Dukungan Pemberian Makan Bayi dan Anak

Konseling menyusui

Peragaan Pengolahan MPASI darurat berbahan biskuit MP-ASI

d. Pemberian suplementasi gizi : Pemberian suplementasi gizi pada situasi bencana

tetap dilakukan.

Bayi 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI (warna biru) dan kapsul

vitamin A 200.000 SI (warna merah) untuk anak 12-59 bulan

Ibu nifas diberikan 2 kapsul vitamin A selama masa nifas

Ibu hamil diberikan tablet tambah darah.

e. Pemeriksaan kesehatan dan pengukuran antropometri di lokasi pengungsian

Untuk memantau perkembangan status kesehatan dan gizi kelompok rawan

khususnya balita dan ibu hamil dilakukan penimbangan berat badan balita dan

pengukuran LiLA ibu hamil di lokasi pengungsian

Hasil pengukuran tersebut, dikonfirmasi dengan indeks antropometri lainnya

yaitu PB/U-TB/U dan BB/PB-BB/TB sehingga dapat lebih sensitif untuk

memantau perkembangan status gizi balita.

Page 138: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 61

1. Mobilisasi Bantuan Pelayanan Gizi Saat Tanggap Darurat selama tahun 2014

No Lokasi Jenis Kejadian Mobilisasi

SDM Kes Logistik Dukungan Operasional

1 Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Erupsi Gunung Kelud

Dit. Bina Gizi MP-ASI, PMT Bumil KEK

-

2 Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Erupsi Gunung Sinabung

Dit. Bina Gizi MP-ASI, PMT Bumil KEK

Rp. 341.850.000 (WHO)

3 Kabupaten Banjarnegara

Bencana Longsor Dit. Bina Gizi MP-ASI, PMT Bumil KEK

-

4 Manado, Sulawesi Utara

Banjir Bandang Dit Bina Gizi MP-ASI dan PMT Bumil

-

2. Upaya Pelayanan Gizi Darurat selama tahun 2014

No Lokasi Jenis Kejadian Bencana

Pelayanan Gizi

1 Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Erupsi Gunung Kelud

a. Promosi pemberian ASI dan MP-ASI melalui kegiatan konseling menyusui oleh 26 konselor menyusui

b. Pengawasan pemberian susu formula pada bayi dan Balita

c. Pemberian MP-ASI dan PMT Bumil d. Pemberian suplementasi gizi

(Kapsul Vitamin A untuk Balita, Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil)

e. Pelatihan motivator ASI bagi kader di Desa Kunjang, Kecamatan Kunjang, Kediri

f. Pengawasan penyelenggaraan makanan di dapur umum

g. Pemantauan pertumbuhan balita dan ibu hamil di Kranggan dan SIman

2 Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Erupsi Gunung Sinabung

a. Pengumpulan data antropometri b. Distribusi MP-ASI dan PMT Bumil

Page 139: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 62

c. Pemantauan bantuan bahan makanan dan dapur umum, termasuk pengawasan susu formula

d. Konseling menyusui e. Pemberian suplementasi gizi

3 Kabupaten Banjarnegara

Bencana Longsor a. Pengumpulan data antropometri b. Menghitung kebutuhan gizi

pengungsi (balita dan bumil) c. Distribusi MP-ASI dan PMT Bumil d. Pemantauan bantuan bahan

makanan dan dapur umum, termasuk pengawasan susu formula

4 Manado, Sulawesi Utara

Banjir Bandang a. Menghitung kebutuhan sasaran rawan (Balita dan Bumil) untuk kebutuhan MP-ASI dan PMT Bumil

b. Distribusi MP-ASI c. Pengawasan distribusi bantuan

susu formula

Gambar

Dukungan Logistik MP ASI

Oleh Direktorat Bina Gizi

Page 140: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 63

Gambar

Pengukuran Lingkar Lengan Atas sebagai upaya Screening Status Gizi Pada Anak Korban Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Page 141: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 64

Gambar Dapur Umum di Lokasi Pengungsian yang merupakan tempat pengolahan makanan

untuk memenuhi kebutuhan gizi para pengungsi

Page 142: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 65

6.2.4. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa

Upaya pelayanan kesehatan jiwa dan psikososial di daerah bencana bertujuan untuk

memberikan bantuan bagi korban bencana atau penyintas yang memerlukan

penanganan khusus di bidang kesehatan jiwa untuk pemulihan dampak traumatik akibat

bencana dan peningkatan derajat kesehatan jiwa.

Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan jiwa, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

di tingkat Pusat berkoordinasi dengan CMHN (Community Mental Health Nursing) dan

PPKK, sedangkan di tingkat Provinsi/Kabupaten/kota berkoordinasi dengan Dinas

Kesehatan, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa setempat.

Tabel Upaya pelayanan kesehatan jiwa saat tanggap darurat penanggulangan krisis kesehatan selama tahun 2014

NO LOKASI JENIS KEJADIAN

BENCANA

UPAYA KESEHATAN JIWA YANG

DILAKUKAN

1. Kabupaten Karo,

Provinsi Sumatera

Utara

Erupsi Gunung Sinabung 1. Koordinasi dengan dinas

kesehatan dalam penanganan

kesehatan jiwa bencana

2. Assesmen pengungsi pada

tiap tiap posko untuk

mengetahui jumlah

pengungsi yang mengalami

masalah kesehatan jiwa

3. Pengenalan masalah

kesehatan jiwa pada

pengungsi, meliputi :

Pertolongan pertama

kesehatan jiwa dan

Page 143: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 66

Manajemen stress

4. Memberikan latihan relaksasi

terhadap pengungsi

5. Melakukan Terapi Kelompok

6. Melakukan Kegiatan bermain

bagi Anak-Anak

7. Asuhan Keperawatan dan

Penyuluhan kesehatan

8. Membagikan Leaflet bencana

9. Melakukan pengobatan

psikiatri baik

mediakamentosa maupun

psikoterapi bagi yang

mengalami gangguan jiwa

pasca bencana

2 Provinsi DKI

Jakarta

Banjir 1. Koordinasi dengan dinas

kesehatan dalam penanganan

kesehatan jiwa bencana

2. Assesmen pengungsi pada

tiap tiap posko untuk

mengetahui jumlah

pengungsi yang mengalami

masalah kesehatan jiwa

3. Pengenalan masalah

kesehatan jiwa pada

pengungsi, meliputi :

Pertolongan pertama

Page 144: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 67

kesehatan jiwa dan

Manajemen stress

4. Memberikan latihan relaksasi

terhadap pengungsi

5. Melakukan kegiatan bermain

bagi Anak-Anak

6. Melakukan pengobatan

psikiatri bagi yang mengalami

gangguan jiwa pasca bencana

3 Kabupaten Kediri,

Provinsi Jawa

Timur

Erupsi Gunung Kelud 1. Koordinasi dengan dinas

kesehatan dalam penanganan

kesehatan jiwa bencana

2. Assesmen pengungsi pada

tiap tiap posko untuk

mengetahui jumlah

pengungsi yang mengalami

masalah kesehatan jiwa

3. Pengenalan masalah

kesehatan jiwa pada

pengungsi, meliputi :

Pertolongan pertama

kesehatan jiwa dan

Manajemen stress

4. Memberikan latihan relaksasi

terhadap pengungsi

5. Melakukan Terapi Kelompok

Page 145: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 68

orang dewasa dan lansia

6. Melakukan kegiatan bermain

bagi anak-anak

7. Asuhan Keperawatan dan

Penyuluhan kesehatan

8. Membagikan Leaflet bencana

9. Melakukan pengobatan

psikiatri baik dengan obat

maupun psikoterapi bagi

yang mengalami gangguan

jiwa

4 Kota Manado,

Provinsi Sulawesi

Utara

Banjir Bandang 1. Koordinasi dengan dinas

kesehatan dalam penanganan

kesehatan jiwa bencana

2. Assesmen pengungsi pada

tiap tiap posko untuk

mengetahui jumlah

pengungsi yang mengalami

masalah kesehatan jiwa

3. Pengenalan masalah

kesehatan jiwa pada

pengungsi, meliputi :

Pertolongan pertama

kesehatan jiwa dan

Manajemen stress

4. Memberikan latihan relaksasi

terhadap pengungsi

Page 146: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 69

5. Melakukan kegiatan bermain

bagi Anak-Anak

6. Melakukan bakti sosial dan

pengobatan psikiatri bagi

yang mengalami gangguan

jiwa pasca bencana

5 Kab.

Banjarnegara,

Provinsi Jawa

Tengah

Tanah Longsor 1. Pelayanan oleh Tim Keswa

dan Psikososial dari RSJ.

Suroyo Magelang

2. Koordinasi dengan dinas

kesehatan dalam

penanganan kesehatan jiwa

bencana

3. Assesmen pengungsi pada

tiap tiap posko untuk

mengetahui jumlah

pengungsi yang mengalami

masalah kesehatan jiwa

4. Pengenalan masalah

kesehatan jiwa pada

pengungsi, meliputi :

Pertolongan pertama

kesehatan jiwa dan

Manajemen stress

5. Memberikan latihan relaksasi

terhadap pengungsi

6. Melakukan kegiatan bermain

Page 147: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 70

bagi Anak-Anak

7. Melakukan bakti sosial dan

pengobatan psikiatri bagi

yang mengalami gangguan

jiwa pasca bencana

Gambar Pelayanan Konseling Kesehatan Jiwa

Bagi Penyintas Kejadian Bencana

Page 148: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 71

Gambar Kunjungan pasien jiwa ke unit pelayanan kesehatan jiwa bergerak

Gambar Kegiatan Manajemen Stress oleh Tim Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pasca Bencana di Blitar

Page 149: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 72

Gambar Penyuluhan Keswa & deteksi dini di sekolah (TK/Paud) oleh

Tim Pelayanan Kesehatan Jiwa Pasca Bencana di Blitar

Gambar Penyuluhan Keswa & deteksi dini di sekolah (SMP) oleh Tim Pelayanan Kesehatan Jiwa Pasca Bencana di Blitar

Page 150: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 73

6.2.5. Upaya Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL)

Kegiatan bidang PP dan PL dalam penanggulangan krisis kesehatan meliputi :

1. Pelaksanaan RHA dan Need assessment

2. Surveilans Epidemilogi

3. Pengendalian penyakit melalui tatalaksana kasus

4. Penyehatan lingkungan melalui sanitasi darurat

5. Pengendalian vektor penyakit di lokasi pengungsian

6. Pelaksanaan imunisasi terbatas bila diperlukan

7. Mobilisasi sumber daya yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan diatas

Direktorat Jenderal PP dan PL memobilisasi logistik untuk keperluan sanitasi lingkungan

dan penyediaan air bersih pada situasi darurat. Unit yang melakukan mobilisasi logistik

sanitasi lingkungan dan penyediaan air bersih di Direktorat Jenderal PP DAN PL adalah

Direktorat Penyehatan Lingkungan dan Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan

Kesehatan Matra.

Mobilisasi logistik dilakukan baik pada beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap pra krisis kesehatan untuk keperluan bufferstock di Dinas Kesehatan Provinsi

dan PPK Regional

2. Tahap tanggap darurat krisis kesehatan untuk keperluan penanggulangan krisis

kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengalami kejadian

krisis kesehatan untuk selanjutnya didistribusikan ke lokasi-lokasi pengungsian

3. Tahap pasca krisis kesehatan untuk pemulihan sarana sanitasi lingkungan lokasi-lokasi

yang terkena kejadian krisis kesehatan

Jenis logistik PP dan PL yang disitribusikan antara lain berupa repellent lalat, repellent

nyamuk, kaporit, insektisida lalat, polybag sampah, masker, mesin fogging, mist blower,

sarung tangan, jerigen air bersih, penyemprot lalat dan nyamuk, air rahmat, penjernih air

cepat (PAC), aquatab, lysol, sepatu boot, jamban darurat, personal kit, family hygiene kit,

emergency kit dan Pakaian Alat Pelindung Diri (APD).

Page 151: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 74

Tabel Upaya Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Pada Saat Tanggap Darurat Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2014

No. Jenis Kejadian Bencana

Lokasi Kegiatan PP DAN PL Unit yang

terlibat

1 Erupsi Gunung

Sangeang Api

Kab. Bima,

Prov. NTB

1. Berkoordinasi dengan PPKK dan Dinkes Kab. Bima dalam menyiapkan tim asistensi lapangan dan melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA)

Dinkes Kab.

Bima

2. Menurunkan Tim penanggulangan pasca erupsi gunung Sangeang bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

BBTKL-PP

Surabaya KKP

Kelas II

Mataram

Dinkes Kab.

Bima

3. Melakukan kunjungan ke lokasi meliputi kecamatan Wera (2 desa), Ambalawi (1 desa), Sape (1 desa) dan Wawo (1 desa)

BBTKL-PP

Surabaya KKP

Kls II

Mataram

Dinkes Kab.

Bima

4. Surveilans penyakit / SKD KLB pasca erupsi G. Sangeang.

5. Upaya peningkatan kualitas lingkungan pada wilayah yg terpapar debu erupsi

Dinkes Kab.

Bima

6. Mengirim logistik PP dan PL berupa: a. Masker : 30.000 buah b. Family higiene kit : 50

Page 152: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 75

set c. Emergency kit : 4 set d. Polybag sampah: 400 lembar e. Rompi + topi : 10 set f. Buku Juknis Bencana: 2 buah

7. Melakukan Pemeriksaan kualitas udara udara ambient di 5 titik, yaitu :

8. Hasil pemeriksaan parameter Debu PM 10 mendapatkan 2 lokasi melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (> 150 µg/Nm3) yaitu Depan Pos Kesehatan Puskesmas Wera/Pustu Desa Sangeang, Kecamatan Wera (530 µg/Nm3).

2 Erupsi Gunung

Sinabung

Kab. Karo,

Prov. Sumut

Memberikan dukungan logistik berupa :

Polybag sampah 1.600 lembar

Lem lalat 1 Dus

Alat penyaring air minum 20 buah

RDT test DBD 2 box

media KIE DBD, Diare

NSPK Kesehatan Matra

Insektisida lalat 20 liter

5 dus lem lalat

5 liter insektisida lalat

Ditjen PP dan

PL dan BTKL-

PP Medan

Page 153: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 76

Pelaksanaan imunisasi campak dan pengambilan sampel darah.

Pemberian polybag, lem lalat, kaporit, dan abate di 25 lokasi pengungsian.

Pelaksanaan pembasmian lalat dengan alat mist blower di posko pengungsian.

Pengambilan sampel dan uji kualitas air di posko pengungsian.

3 Erupsi Gunung Kelud Kab. Kediri

Kab. Malang

Kab. Blitar

Kota Malang

Kota

Surabaya

Provinsi Jawa

Timur

Memobilisasi tim untuk melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA)

Ditjen PP &

PL, Dinkes

Kab. Kediri,

Dinkes Kab.

Malang

BBTKL-PP

Surabaya

KKP Kls I

Surabaya

KKP Kls II

Probolinggo

Melakukan surveilans penyakit pasca erupsi

Melakukan pengawasan lingkungan dan sanitasi di lokasi pengungsian

Mendistribusikan bantuan logistik berupa masker, hygiene kit, emergency kit, pembalut wanita, kaporit dan obat-obatan

Page 154: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 77

Pemberian Imunisasi campak

Pemeriksaan kualitas udara ambient di Kota Surabaya, Kab. Kediri, Kab. Malang, Kab. Blitar

Pengawasan kualitas makanan dan minuman di lokasi pengungsian

Pemeriksaan kualitas air di lokasi pengungsian

4 Banjir Bandang Kota Manado,

Provinsi

Sulawesi

Utara

Memobilisasi tim untuk melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA)

PPKK, Dinkes

Prov. Sulut,

Dinkes Kota

Manado

Mendistribusikan bantuan logistik berupa kantong sampah, masker, hygiene kit, pembalut wanita, kaporit dan obat-obatan

Percepatan pembersihan sampah dan lumpur serta genangan-genangan air lainnya untuk mengurangi bahkan menghilangkan bau busuk dan potensial berkembangnya bakteri dan kuman yang menyebabkan tingginya kasus ISPA, Dermatitis dan Vulnus .

Pelaksanaan KIE pada masyarakat tentang PHBS

5 Kabut Asap Provinsi Riau Meningkatkan

kewaspadaan terhadap

ancaman penyakit yang

mungkin terjadi akibat

kabut asap, yaitu :

ISPA (infeksi saluran

pernafasan akut)

PPKK, Ditjen

PP dan PL,

BBTKL- PP

Batam,

Dinkes

Page 155: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 78

Pneumonia, asma

bronkiale, bronkitis,

dan infeksi saluran

nafas bawah lainnya

Iritasi mata

Iritasi kulit, infeksi,

dan alergi

Gangguan saluran

cerna

Perburukan dari

penyakit kronik yang

sudah lama dihadapi

Kab/Kota,

Dinkes Prov.

Riau

Mengintensifkan sistem

surveilans penyakit akibat

kabut asap.

Melakukan pemeriksaan

sanitasi

Melakukan pemeriksaan

kualitas udara, kualitas air

dan makanan

Melakukan respon bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

Memberikan penyuluhan

dan edukasi kepada

masyarakat agar :

Menghindari keluar

rumah bila tidak

perlu sekali

Hindari berkendara

terutama dengan

sepeda motor

Bila terpaksa keluar

rumah gunakan

Page 156: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 79

masker dan

pelindung diri seperti

helm dan pakaian

yang tertutup

Segera berobat ke

sarana pelayanan

kesehatan terdekat

bila menderita batuk,

sesak nafas, iritasi

mata, dan iritasi kulit

Bila memiliki penyakit

kronik, pastikan obat

rutin yang biasa

dimakan harus selalu

dikonsumsi

Membiasakan cuci

tangan dengan sabun

terutama saat

sebelum makan,

sebelum mengolah

makanan, dan

setelah BAB

Menjaga kebersihan

diri dan lingkungan

Mendistribusikan logistik masker, polybag, paket obat, trauma kit

6 Banjir Provinsi DKI

Jakarta

Mengirimkan surat edaran tentang himbauan pengendalian penyakit ke Bidang PP DAN PL Propinsi DKI Jakarta

PPKK

Ditjen PP dan

PL

BBTKL-PP

Jakarta

Dinkes Prov.

DKI Jakarta

Memobilisasi Tim untuk melakukan RHA ke lokasi kejadian banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur

Page 157: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 80

Mendistribusikan logistik

PP dan PL berupa :

Larvasida (abate) , PAC ,

Polybag sampah, sepatu

boot,Repelent lalat

Masker non kain, Tablet

zink, Oralit, Desinfectan,

paket obat dasar,

Emergency kit, leaflet

banjir, lisol, hygiene kit

Melakukan pemeriksaan

kualitas makanan dan

minuman di lokasi

pengungsian

Mendistribusikan water

purifier

7 Banjir Kota Bekasi,

Prov. Jawa

Barat

Koordinasi dengan PPKK

Kemkes, Dinkes Prov.Jawa

Barat, jajaran Pemkot Kota

Bekasi, Dinkes Kota Bekasi.

Memobilisasi Tim untuk

melakukan RHA di lokasi

banjir

PPKK, Ditjen.

PP&PL,

BBTKL-PP

Jakarta,

Dinkes Kota

Bekasi Memberikan bantuan

dukungan logistik berupa :

a. PAC : 1250 sachet

b. Desinfectan lantai: 44

liter

c. Refellent lalat: 864

stik

d. Sepatu boot: 10

pasang

e. Oralit: 3610 sachet

f. Zink

8 Tanah Longsor Kab. Tim PP DAN PL (Matra, PPKK

Page 158: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 81

Banjarnegara,

Prov. Jawa

Tengah

Surveilans dan Dit.PL)

bersama PPKK dan Dinkes

Kabupaten Banjarnegara

turun ke lokasi bencana

dan pengungsian

Ditjen PP&PL

Dinkes Kab.

Banjarnegara

Melakukan

disinfeksi/penyemprotan di

lokasi pemulasaran jenazah

(lokasi bencana) dan kamar

jenazah di Puskesmas

Karangkobar

Melakukan asistensi

penguatan surveilans

penyakit pada pengungsian

Memberikan penyuluhan PHBS pada pengungsi

Menyampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara untuk memberikan rekomendasi kepada Dinas PU dan PDAM untuk menyediakan sarana sanitasi dan menambah ketersedian air bersih.

Melakukan pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM) di dapur umum dengan pengambilan sampel makanan dan air bersih

Mendistribusikan bantuan logistik berupa: 1. Polybag 1.200 lembar 2. PAC 500 sachet 3. Kaporit 40 kg 4. Insektisida lalat 20 liter 5. Repellent lalat 72 pcs

Page 159: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 82

6. Kelambu 50 buah 7. Lysol 60 liter 8. Family hygiene kit 114 paket 9. Masker 200 buah 10. Sarung tangan karet 20 pasang 11. Sepatu boot 20 psg 12. Jamban darurat PeePoo 40 buah 13. Rompi petugas 20 pasang

9 Banjir Kab. Subang

Prov. Jawa

Barat

Koordinasi dengan BBTKL

PP Jakarta, Dinkes Provinsi

Jawa Barat, Subdit

Kesmatra, Direktorat PL,

dan Subdit Arbovirosis

dengan jajaran Pemkot

Subang, Dinas Kesehatan

Kab. Subang.

Ditjen PP dan

PL, BBTKL-PP

Jakarta

Dinkes Kab.

Subang

Pengambilan dan

pemeriksaan sampel air di

3 titik badan air serta

sampel makanan di posko

pengongsian di Posko Fly

Over (Kec, Pamanukan)

Direktorat Penyehatan

Lingkungan memberikan

bantuan logistic berupa:

PAC : 500 sachet PAC

Desinfektan lantai: 24

liter

Polybag: 500 lembar

10 Banjir Kab. Indramayu, Prov. Jawa Barat

Koordinasi dengan Dinkes

Provinsi Jawa Barat, Subdit

Kesmatra, Direktorat PL,

dan Subdit Arbovirosis

Ditjen PP&PL. BBTKL-PP Jakarta Dinkes Kab.

Page 160: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 83

dengan jajaran Pemkab

Indramayu, Dinas

Kesehatan Kab. Indramayu.

Indramayu

Direktorat Penyehatan

Lingkungan memberikan

bantuan logistic berupa:

PAC : 500 sachet PAC

Desinfectan lantai: 24

liter

Polybag: 500 lembar

6.2.6. Upaya Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dijamin

sekalipun dalam situasi darurat bencana. Banyak usaha telah dilakukan untuk

mengatasinya, namun masih sedikit yang memberikan perhatian untuk kesehatan

reproduksi. Dalam situasi normalpun banyak permasalahan di bidang kesehatan

reproduksi dan kondisi ini akan menjadi lebih buruk dalam situasi darurat bencana.

Kebutuhan terhadap kesehatan reproduksi akan tetap ada dan kenyataannya justru

meningkat saat bencana.

Dalam kondisi darurat, tetap ada kebutuhan akan layanan kesehatan reproduksi: ibu

melahirkan, komplikasi kehamilan, layanan KB, dan lain sebagainya, kebutuhan akan

perlindungan saat menstruasi (pembalut dan hygiene kit) serta kebutuhan untuk

melakukan hubungan seksual dengan suami/istri.

Page 161: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 84

Permasalahan kesehatan reproduksi saat tanggap darurat krisis kesehatan antara lain :

• Ibu hamil tetap membutuhkan pelayanan Ante Natal Care (ANC)

• Ibu bersalin sewaktu-waktu dapat melakukan proses persalinan serta dapat

terjadi selama perpindahan populasi

• Ibu hamil,bersalin,nifas yang dapat sewaktu-waktu mengalami komplikasi

maternal

• Pasangan Usia Subur yang membutuhkan kontrasepsi (KTD)

• Perempuan/anak perempuan yang berisiko mengalami kekerasan seksual,

yang dapat meningkat selama ketidakstabilan sosial

• Setiap individu yang berisiko tertular IMS/HIV pada pelayanan yang tidak

sesuai standar dan adanya risiko penularan meningkat pada populasi padat

Pada masa tanggap darurat krisis kesehatan upaya kesehatan reproduksi yang

dilakukan berupa :

• penerapan pelayanan kesehatan reproduksi melalui Paket Pelayanan Awal

Minimal (PPAM) Kesehatan Reproduksi situasi darurat.

• Mobilisasi tim siaga kesehatan reproduksi untuk melakukan penilaian awal

secara cepat.

Tabel

Mobilisasi Saat Tanggap Darurat Krisis Kesehatan Tahun 2014

No Nama Barang Jumlah Jenis Bencana

1 Kit Hygiene 1.500 Kit Banjir Provinsi DKI Jakarta

100 Kit Erupsi Gunung Sinabung

2 Kit Ibu Hamil 100 Kit Banjir Provinsi DKI Jakarta

25 Kit Erupsi Gunung Sinabung

Page 162: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 85

3 Kit Ibu Bersalin 100 Kit Banjir Provinsi DKI Jakarta

25 Kit Erupsi Gunung Sinabung

4 Kit Bayi 100 Kit Banjir Provinsi DKI Jakarta

25 Kit Erupsi Gunung Sinabung

6.2.7. Upaya Penyediaan Dan Distribusi Obat Serta Perbekalan Kesehatan

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan mendukung penyediaan

logistik obat dan perbekalan kesehatan untuk mendukung upaya penanggulangan krisis

kesehatan.

Upaya penyediaan dan distribusi obat dilakukan dengan perencanaan dan penyediaan

buffer stok obat dan perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi Pusat dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi serta mengalokasikan anggaran pengadaan obat

KLB / emergency.

Apabila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang terkena kejadian krisis kesehatan

mengalami kekurangan obat dan perbekalan kesehatan dapat meminta melalui Dinas

Kesehatan Provinsi, PPKK maupun langsung ke Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan.

Distribusi/pengiriman obat bantuan dapat secara langsung, melalui PPKK/Instansi lain,

atau pihak lain (ormas, LSM, dll)

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga telah

mendukung penyediaan SDM Kefarmasian (Apoteker/Asisten Apoteker) ke lokasi

kejadian krisis kesehatan untuk membantu Dinas Kesehatan setempat dalam

pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan saat tanggap darurat krisis kesehatan.

Page 163: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 86

Tabel Distribusi Bantuan Obat dan Perbekaan Kesehatan untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2014

NO. TANGGAL LOKASI / TUJUAN JENIS KEJADIAN

JUMLAH KOLI

JUMLAH RUPIAH

1 14 Jan 2014 PPKK Erupsi Gn.

Sinabung 10 15.571.900,00

2 16 Jan 2014 PPKK untuk

Manado Banjir 11 17.292.352,00

3 27 Jan 2014 Dinkes Prov.

Sulawesi Utara Banjir 9 8.261.588,00

4 28 Jan 2014 RSU Kabanjahe Erupsi Gn.

Sinabung 22 10.502.904,80

5 28 Jan 2014 Dinkes Kab.

Karawang Banjir 20 32.424.240,00

6 30 Jan 2014 Dinkes Kab. Subang Banjir 20 11.862.125,00

7 13 Feb 2014 RSU Kabanjahe

(melalui PPKK)

Erupsi Gn.

Sinabung 13 3.310.340,00

8 13 Feb 2014 Dinkes Kab. Pati

(melalui PPKK ) Banjir 8 2.560.180,00

9 15 Feb 2014 Dinkes Prov. Jawa

Timur

Erupsi Gn.

Kelud 274 342.020.250,00

10 2 Mar 2014 Dinkes Prov. Riau

(melalui PPKK)

Kebakaran

Hutan 15 16.845.000,00

11 5 Mar 2014 Dinkes

DI.Yogyakarta

Erupsi

Merapi 4

7.187.200,00

Page 164: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 87

12 29 Sep 2014 Dinkes Prov.

Sumatera Selatan

Kebakaran

Hutan 22 19.994.200,00

TOTAL 428 487.832.279,80

6.2.8. Upaya Promosi Kesehatan

Upaya promosi kesehatan dilakukan pada kejadian krisis kesehatan yang mengakibatkan

terjadinya pengungsian. Upaya yang dilakukan berupa penyuluhan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat pada keadaan kedaruratan di lokasi pengungsian yang bertujuan agar para

pengungsi selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lokasi pengungsian

mereka.

Upaya promosi kesehatan ini dilakukan dengan bantuan media-media seperti video,

poster, booklet,leaflet dan permainan bagi para pengungsi.

Tabel

Upaya Promosi Kesehatan yang dilakukan pada saat tanggap darurat

penanggulangan krisis kesehatan Tahun 2014

No Lokasi Jenis Kejadian

Mobilisasi

SDM Kes Logistik Dukungan

operasional

1 DKI Jakarta Banjir 5 Petugas

Promkes

- Media2

Kesehatan

(poster,

leaflet,

booklet,

poster,

komik,

permainan

ular

Dukungan

assistensi

penyuluhan

kesehatan di

pengungsian

Page 165: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 88

No Lokasi Jenis Kejadian

Mobilisasi

SDM Kes Logistik Dukungan

operasional

tangga)

Upaya promosi kesehatan yang dilakukan saat tanggap darurat kejadian krisis kesehatan

tahun 2014 :

No Lokasi Jenis Kejadian

Bencana

Upaya Promosi Kesehatan

1 DKI Jakarta Banjir - Penyuluhan kelompok

- Penyuluhan Massa

- Permainan dengan anak2

degan ular tangga

- Nonton film kesehatan

bersama

- Konseling

- Penyebarluasan media cetak

(leaflet dan komik anak2)

2 Sinabung, Sumut Gunung meletus

3 Banjarnegara, Jateng Longsor

6.3. UPAYA PASCA KRISIS KESEHATAN

Upaya yang dilakukan pasca krisis kesehatan terdiri dari dua kegiatan yaitu :

1. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau

masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca krisis kesehatan dengan

sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. Tahun 2013

Page 166: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 89

dilakukan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait untuk

melakukan penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana.

2. Rekonstruksi

Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan

pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat

dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial

dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat

dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana. Sesuai

dengan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pemulihan adalah

serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup

yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan

sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.

Upaya pelayanan pasca krisis dilaksanakan oleh unit utama sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi.

6.3.1. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Dari kejadian krisis kesehatan sepanjang tahun 2014, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

melakukan penilaian kerusakan dan kerugian bidang kesehatan pasca bencana banjir

bandang Kota Manado Prov. Sulawesi Utara dan Erupsi Gunung Sinabung di Kab. Karo Prov

Sumatera Utara

N

o

Lokasi Jenis

Kejadian

Bencana

Kegiatan PPKK Keterangan

1 Kota

Manad

o

Banjir

Bandang

a. Melakukan penilaian kerusakan

dan kerugian bidang kesehatan

pasca banjir bandang

Nilai total kerusakan dan

kerugian Rp 29.259.479.468

b. Melakukan rakor untuk menyusun

rencana aksi rehabilitasi dan

Kegiatan dilakukan melalui

sejumlah rapat koordinasi

Page 167: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 90

rekonstruksi yang dikoordinasikan oleh

BNPB serta rapat

koordinasi internal sektor

kesehatan yang

dikoordinasikan oleh PPKK.

Total kebutuhan pasca

bencana Kota Manado yaitu

Rp 29.258.472.160,- dengan

rincian Rp 22,94 M

merupakan permintaan

Dinkes Kota Manado dan

Rp 6.318.472.160 ,-

merupakan permintaan

Poltekkes Manado.

c. Melakukan bimbingan teknis ke

Dinkes Kota Manado dan Dinkes

Provinsi Sulut untuk perencanaan

pemenuhan kebutuhan.

Bimbingan teknis dilakukan

PPKK bekerja sama dengan

Biro Perencanaan, BUKD

dan Dit. Bina Pelayanan

Penunjang Medik dan

Sarana Kesehatan.

d. Melakukan rakor dengan LP untuk

pemenuhannya

PPKK berkoordinasi dengan

Ditjen BUK, PP DAN PL dan

Roren

e. Mengirimkan bantuan pinjam

pakai 3 unit cold chain, 1 freezer

dan 6 unit fogas

Barang-barang pinjam pakai

dimobilisasi dari PPK

Regional DKI Jakarta, Sulut

dan Sulsel. Barang

Page 168: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 91

tersebut dipinjamkan

karena belum ada alokasi

dana untuk pemenuhannya.

f. Melakukan pemantauan

implementasi dari kesepakatan

oleh LP di Kemenkes

Ditjen BUK pada tahun 2014

telah mengalokasi dana TP

ke Dinkes Kota Manado

sebesar Rp 500 juta untuk

pengadaan alkes dasar.

Pada tahun 2015 Ditjen BUK

telah mengalokasikan DAK

untuk Kota Manado untuk

yankes dasar sebesar Rp

4.400.690.000 dan

pelayanan kefarmasian

sebesar Rp. 994.330.000,-

2 Kab.

Karo

Erupsi

Gunung

Sinabung

a. Melakukan penilaian kerusakan

dan kerugian bidang kesehatan

pasca erupsi

Nilai total kerusakan dan

kerugian Rp 22.779.274.880

b. Melakukan bimbingan teknis ke

Dinkes Kab. Karo dan Dinkes

Provinsi Sumut untuk

penghitungan kebutuhan serta

perencanaan pemenuhan

kebutuhan.

Kegiatan dilakukan pada

saat penilaian kerusakan

serta pada saat rapat

koordinasi dengan daerah

di Kota Denpasar pada

tanggal 27 November 2014

bersama-sama LP dari Dit.

Oblik Perbekkes, Dit.

BUKR, Dit. Gizi dan Dit.

Keswa.

Page 169: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 92

Melakukan koordinasi LP dan LS

untuk menyusun rencana aksi

rehabilitasi dan rekonstruksi di

Kab. Karo

Disepakati bahwa

kebutuhan rehabilitasi dan

rekonstruksi saat ini

difokuskan pada upaya

relokasi 7 desa ke Desa

Siosar Kec. Merek.

Dibutuhkan pembangunan

7 Pustu beserta sarana

prasarananya sebesar Rp

2.489.900.000,- Daerah

akan mengusulkan untuk

dukungan pembangunan

Pustu 7 unit dengan

bersurat dari Kepada

Daerah kepada menteri

Kesehatan

Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian bidang kesehatan pasca banjir bandang Kota

Manado dilakukan pada tanggal 29 Januari s.d. 2 Februari 2014, dikoordinir oleh BNPB.

Untuk penilaian sektor kesehatan PPKK bekerja sama dengan Dit. Bina Pelayanan

Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan serta Dinkes Provinsi dan Dinkes Kota Manado.

Hasil penilaian total kerusakan dan kerugian setelah dikoreksi oleh BNPB dan

mendapatkan masukan dari Poltekkes Manado yaitu sebagai berikut :

No Uraian Jumlah Nilai (Rp)

Kerusakan Kerugian Total

A Bangunan 4 16.258.588.050 1.870.020.810 18.128.608.860

Page 170: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 93

Puskesmas beserta

obat-obatan, alkes

dan sarana prasarana

B Bangunan Pustu

beserta obat-obatan,

alkes dan sarana

prasarana

5 3.017.437.500 303.500.000 3.320.937.500

C Bangunan Klinik/Balai

Pengobatan beserta

obat-obatan, alkes

dan sarana prasarana

3 982.190.250 97.075.398 1.079.265.648

D Bangunan Rumah

Dinas dan

peralatannya

3 225.564.800 37.100.000 262.664.800

E Bangunan Gudang

Vaksin beserta obat-

obatan dan sarana

prasarana

1 142.455.500 7.075.000 149.530.500

F Bangunan Poltekkes

Manado dan sarana

prasarananya

1 6.318.472.160 n.a. 6.318.472.160

Jumlah Total 26.944.708.260 2.314.771.208 29.259.479.468

Sejumlah rapat koordinasi dilakukann untuk menyusun rencana aksi rehabilitasi dan

rekonstruksi yang dikoordinasikan oleh BNPB sedang rapat koordinasi internal sektor

kesehatan dikoordinasikan oleh PPKK. Total kebutuhan pasca bencana Kota Manado

yaitu Rp 29.258.472.160,- dengan rincian Rp 22,94 M merupakan permintaan Dinkes Kota

Manado dan Rp 6.318.472.160 ,-merupakan permintaan Poltekkes Manado.

Menindaklanjuti rapat koordinasi, dilakukan bimbingan teknis oleh PPKK, bekerjasama

dengan Biro Perencanaan, BUKD dan Dit. Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana

Kesehatan, dengan hasil sebagai berikut :

a. Permintaan bantuan ke Kementerian Kesehatan dengan dana APBN sebesar Rp

12.971.208.716,- dengan rincian :

Page 171: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 94

- Rp 6.652.736.556,- untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan di 3

Puskesmas, 10 Pustu, 3 klinik dan gudang vaksin beserta cold chain, freezer

dan alat fogging.

- Rp 6.318.472.160 ,- untuk Poltekkes Manado telah diajukan pada Badan

PPSDM

b. Sisanya yaitu sekitar Rp 16 M ditangani oleh Pemerintah Daerah dengan dana APBD

Sedang untuk kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian pasca erupsi Gunung Sinabung

dilakukan pada tanggal 21-25 April 2014 oleh PPKK bekerja sama dengan Dit. Bina

Pelayanan Medik dan Sarana Kesehatan, Dinkes Prov. Sumut, Dinkes Kota Karo dan Dinas

PU Kab. Karo dengan pembiayaan dari WHO. Hasil Penilaian kerusakan dan kerugian

setelah dikoreksi BNPB sebagai berikut :

No Uraian Jumlah Nilai (Rp)

Kerusakan Kerugian Total

A Bangunan Puskesmas

beserta obat-obatan,

alkes dan sarana

prasarana

3 852.294.000 11.379.690.000 12.231.984.000

B Bangunan Pustu beserta

obat-obatan, alkes dan

sarana prasarana

27 3.225.605.880 6.711.090.000 9.936.695.880

C Bangunan Pos Kesehatan

Desa beserta alkes dan

sarana prasarana

2 68.800.000 84.420.000 153.220.000

Jumlah Total 4.307.074.880 18.472.200.000 22.779.274.880

Permasalahan yang ditemui dalam melaksanakan upaya penanggulangan krisis kesehatan

pada tahap pasca bencana

- Sistem rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan masih belum memadai hal ini

dikarenakan Peraturan/kebijakan/pedoman sektor kesehatan mengenai manajemen

Page 172: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 95

maupun teknis pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan masih

minim.

- Masih sangat langkanya SDM kesehatan yang memiliki pengetahuan dan skill

mengenai manajemen dan teknis perencanaan maupun pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi bidang kesehatan.

- Aktor-aktor pelaku kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan pasca

bencana masih berjalan sendiri-sendiri.

- Ketersediaan dana cadangan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi belum memadai baik

di pusat maupun daerah.

Gambar

Penilaian Kerusakan dan Kerugian Fasilitas Kesehatan Pasca Bencana

di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Page 173: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 96

Gambar

Penilaian Kerusakan dan Kerugian Fasilitas Pasca Bencana

di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

6.3.2. Upaya Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

a. Upaya Surveilans Epidemiologi

Aktivasi lanjutan surveilans epidemiologi pasca bencana yang dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan setempat

b. Upaya Penyehatan Lingkungan

Upaya Pasca Krisis Yang dilakukan Oleh Dit. Penyehatan Lingkungan :

- Pemenuhan kebutuhan logistik pasca kedaruratan

- Pemantauan kualitas lingkungan baik udara maupun kualitas air

- Pemeriksaan laboratorium lingkungan

- Melakukan desifeksi pada daerah fakto risiko lingkungan

- Pembinaan kepada petugas kesehatan di daerah bidang sanitarian

tentang kedaruratan

Page 174: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 97

- Pengawasan dan penyediaan sarana pembuangan sampah dan kotoran

- Pengawasan dan pengendalian vektor di tempat penampungan

pengungsi yang perlu mendapat perhatian adalah lalat, tikus dan

nyamuk.

- Pengawasan dan pengamanan makanan dan minuman pengungsi

- Pengawasan Sanitasi di tempat penampungan pengungsi.

- Pemberdayaan Masyarakat pengungsi dalam penyediaan fasilitas yang

diperlukan oleh mereka sendiri beserta keluarganya dengan cara

melibatkan dalam setiap kegiatan penyehatan lingkungan darurat yang

dibangun atau dilaksanakan di tempat penampungan pengungsi.

- Penyuluhan Kesehatan diarahkan untuk mewujudkan perilaku hidup

bersih dan sehat agar pengungsi terhindar dari penularan penyakit baik

melalui air, tangan, serangga maupun tanah.

- Perbaikan lingkungan permukiman khususnya di perumahan dengan

melakukan disinfeksi lantai

6.3.3. Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Pasca Krisis Kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

berupa pemulihan psikososial pada pasca bencana erupsi Gunung Sinabung dengan

melakukan dukungan psikologi awal pada pengungsi.

Pelayanan Kesehatan Jiwa Bergerak melalui Program Unit MMHS (Mobile Mental

Health Services). Aktivitas unit mobil kesehatan jiwa keliling melakukan kegiatan

penjangkauan (Outreach) yang dilakukan oleh Tim Kesehatan Jiwa untuk

pemantauan masalah kesehatan jiwa pasca bencana.

Page 175: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 98

6.3.4. Upaya Kesehatan Reproduksi

Upaya Pasca Krisis Kesehatan Yang Dilakukan Oleh Direktorat Kesehatan Ibu berupa

upaya pemulihan kondisi kesehatan reproduksi, melalui:

• Melakukan penilaian untuk menilai kesiapan pelayanan kesehatan reproduksi

sesuai kondisi normal.

• Perencanaan pelaksanaan kesehatan reproduksi komprehensif terpadu.

• Pelaksanaan upaya pemulihan kesehatan reproduksi melalui operasionalisasi

dari perencanaan pelaksanaan kesehatan reproduksi komprehensif terpadu.

6.3.5. Upaya Pelayanan Gizi

Upaya pelayanan gizi pasca kejadian krisis kesehatan berupa kegiatan pembinaan

gizi sebagai tindak lanjut atau respon dari informasi yang diperoleh secara

terintegrasi dengan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat (public health

response) untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi dan kesehatan

pengungsi.

Pada tahun 2014 Direktorat Bina Gizi melakukan upaya pasca krisis kesehatan berupa

surveilans gizi khusus di daerah bencana yang pengungsinya tinggal cukup lama di

pengungsian seperti pada Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera

Utara. Surveilans yang dilakukan meliputi pengukuran antropometri Balita dan ibu

hamil, pemantauan pemberian ASI, kejadian diare pada anak serta pemantauan

asupan gizi (food recall sebelum dan saat terjadi bencana).

6.4. ANALISA UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

6.4.1. Analisa Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan secara umum

6.4.1.1. Upaya Pra Krisis Kesehatan

Permasalahan yang dijumpai dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan pada tahap

pra bencana/krisis kesehatan antara lain :

Page 176: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 99

a. Masih ada beberapa Dinas Kesehatan yang belum mempunyai unit khusus yang

menangani Penanggulangan Krisis Kesehatan (penanggung jawab program masih

digabung dengan program lain)

b. Masih kurangnya kebijakan/pedoman/juklak/juknis tentang penanggulangan krisis

kesehatan sesuai dengan karakteristik dan faktor resiko daerah

c. Dalam menyusun perencanaan program, pengurangan resiko krisis

kesehatan/bencana belum menjadi pengarusutamaan perencanaan kegiatan.

(perencanaan program belum memikirkan tentang pengurangan rresiko bencana)

d. Dalam menyusun perencanaan program yang berhubungan dengan penanggulangan

krisis kesehatan belum dilakukan secara bersama (terintegrasi)

e. Sumber Daya Manusia di daerah yang terlatih manajeman bencana serta ketrampilan

teknis masih kurang

f. Sebagian besar daerah tidak mempunyai dana untuk penanggulangan krisis

kesehatan

g. Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana bidang penanggulangan krisis kesehatan di

daerah masih kurang

Untuk menyelesaikan permasalah-permasalahan tersebut di atas diperlukan upaya-upaya

antara lain berupa :

a. Tindakan advokasi oleh PPKK ke Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota agar

membentuk unit kerja khusus yang menangani penanggulangan krisis kesehatan,

menyusun pedoman/juknis/juklak terkait penanggulangan krisis kesehatan,

mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan krisis kesehatan serta asistensi

penyusunan perencanaan program.

b. PPKK memberikan dana dekon kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk peningkatan

kapasitas SDM/petugas penanggulangan krisis kesehatan di Dinas

Provinsi/Kabupaten/Kota.

Page 177: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 100

c. PPKK mengadakan peningkatan kapasitas SDM/petugas penangulangan krisis

kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.

6.4.1.2 Upaya Tanggap Darurat Krisis Kesehatan

Pertemuan Evaluasi dalam Upaya Tanggap Darurat dan Pemulihan Penanggulangan Krisis

Kesehatan tahun 2014, antara lain menemukan beberapa permasalahan dalam

penanggulangan krisis kesehatan yaitu :

belum semua daerah memiliki rencana kontijensi, sehingga ketika bencana terjadi

rencana operasi tidak bisa langsung diaktivasi.

penanganan bencana belum sepenuhnya menggunakan pendekatan klaster,

sehingga diperlukan pedoman penanganan bencana melalui pendekatan klaster

khususnya kluster kesehatan.

Untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan krisis kesehatan diperlukan penguatan

program-program pemberdayaan sumber daya lokal serta masyarakat yg bertujuan untuk

mewujudkan safe community. Hal ini dpt dilakukan melalui penguatan sistem

penanggulangan gawat darurat baik kebijakan/pedomannya, sistem informasi dan transport

serta kapasitas sdm dan klaster kesehatan termasuk advokasi pada pemerintah daerah.

Selain itu peningkatan kualitas monev melalui kerjasama dengan universitas- universitas

untuk melakukan penelitian-penelitian. Hal ini sejalan dengan penanggulangan bencana

yang menitik beratkan pada kegiatan pra bencana/pengurangan resiko bencana.

Belum adanya peraturan terkait pelaksanaan Sistem Penangganan Gawat Darurat Terpadu

(SPGDT) baik untuk sehari-hari maupun saat bencana, padahal ini sangat penting dalam

penanggulangan krisis kesehatan,dengan penerapan SPGDT yang baik serta pelaksanaan

maka semakin banyak korban yang tertolong.

Untuk itu perlu dilakukan advokasi lintas program Kementerian Kesehatan, untuk

secepatnya melegalisasi peraturan menteri kesehatan terkait Sistem Penangganan Gawat

Page 178: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 101

Darurat Terpadu (SPGDT) yang saat ini sedang tahap pembahasan draft final di Biro Hukum

dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Masih belum terkoordinasinya bantuan di bidangkesehatan sehingga pencatatan dan

pelaporan terkait bantuan kesehatan yang diberikan dan yang dibutuhkan belum terlalu

akurat.

Untuk itu perlu disosialisasikan kembali Permenkes No. 64 Tahun 2013 tentang

Penanggulangan Krisis Kesehatan, bahwa penanggung jawab penyelenggaran

penanggulangan krisis kesehatan adalah kepala dinas kesehatan wilayah setempat, sehingga

semua upaya penanggulangan krisis kesehatan dibawah kendali koordinasi kepala dinas

kesehatan.

Penerapan standar minimal yang belum optimal, untuk itu perlu dilakukan advokasi dan

sosialiasi untuk seluruh instansi/lembaga yang berperan dalam penanggulangan krisis

kesehatan khususnya dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota sebagai penanggung jawab

penyelenggaran penanggulangan krisis kesehatan adalah kepala dinas kesehatan

wilayahnya.

6.4.1.3. Upaya Pasca Krisis Kesehatan

Permasalahan yang masih dihadapi saat tahap pasca bencana adalah :

Sistem rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan yang masih belum memadai,

hal ini dikarenakan peraturan/kebijakan/pedoman sektor kesehatan mengenai

manajemen maupun teknis pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang

kesehatan masih minim.

Masih sangat langkanya sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang memiliki

pengetahuan dan keahlian mengenai manajemen dan teknis perencanaan maupun

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana bidang kesehatan.

Page 179: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 102

Aktor-aktor pelaku kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana bidang

kesehatan masih berjalan sendiri-sendiri belum terkoordinasi dengan baik.

Ketersediaan dana cadangan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi belum memadai baik

di pusat maupun daerah

Saran/Solusi untuk permasalahan :

6.4.2. Analisa Upaya Pelayanan Kesehatan

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi:

- Pelayanan gawat darurat sehari-hari pada umumnya belum terintegrasi secara

optimal pada sejumlah besar rumah sakit, dan belum didukung oleh sarana, fasilitas,

dan sumber daya manusia yang memadai.

- Belum adanya sistem yang terpadu dan seragam di seluruh provinsi terkait

penanganan kegawatdaruratan, oleh karena masih sulitnya koordinasi dan komitmen

lintas program dan lintas sektor.

- Kurangnya komitmen daerah dan dukungan penganggaran terkait sistem

penanganan kegawatdaruratan.

- Masih banyaknya panggilan false emergency yang masuk ke call center 119 Prov. DKI

sebagai pilot project sehingga dapat menghambat masuknya panggilan true

emrgency. Hal ini dikarenakan masih kurangnya sosialisasi ke masyarakat mengenai

call center 119 yang dikhususkan untuk penanganan kegawatdaruratan serta

kurangnya kesadaran masyarakat agar menggunakan kode akses 119 hanya untuk hal

hal terkait kegawatdaruratan medis.

- Belum semua kasus kegawatdaruratan medis di semua jenis penyakit memiliki

alogaritme; saat ini baru ada 7 alogaritme dan sedang disusun alogaritme alogaritme

lain.

- Belum adanya pendidikan dokter spesialis emergency yang diakui di Indonesia.

Saran/Solusi untuk permasalahan :

6.4.3. Analisa Upaya Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Page 180: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 103

Permasalahan dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, antara

lain :

a. Subdit Kesehatan Matra PP dan PL belum mengalokasikan kegiatan peningkatan

kapasitas SDM dalam penanggulangan krisis karena keterbatasan anggaran.

b. Masih kurangnya anggaran untuk kegiatan penanggulangan bencana, baik untuk

operasional lapangan, peningkatan kapasitas petugas, pembangunan jejaring dan

manajemen bencana.

c. Kapasitas petugas dalam melakukan Rapid Health Assessment (RHA) dan

penanganan kegawat daruratan belum optimal

d. Koordinasi LP/LS/Dinkes Prov/Kab/Kota di lapangan belum optimal karena belum

semua Dinkes Prov/Kab/Kota memiliki unit/fungsi Kesehatan Matra dalam strukturnya

sehingga tidak ada penanggung jawab/pengelola program Kesehatan Matra di

beberapa Dinas Kesehatan

e. Koordinasi lintas program juga belum maksimal sehingga buffer stock di UPT maupun

dinas tidak terpantau oleh Koordinator bencana Ditjen. PP dan PL

f. Belum tersedianya peta wilayah kondisi matra secara lengkap

g. Untuk penyediaan buffer stock, sentra regional (B/BTKL) dan KKP diberi wewenang

untuk menyediakan, jika masih diperlukan didukung oleh Pusat, dan selama ini sudah

didukung oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan.

h. Sistem Pelaporan dan surveilans penyakit pada keadaan bencana belum berjalan

optimal

i. Keterbatasan sarana prasarana pendukung dan logistik P2 PL di Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota, seperti kendaraan operasional penanggulangan bencana,

alat penunjang kesehatan lingkungan di lapangan, alat pengolah data dan seragam.

Saran/Solusi untuk permasalahan :

Page 181: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 104

a. Pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan penanggulangan bencana seperti

alat pengolah data di lapangan (laptop), kendaraan operasional yang dapat

menjangkau lokasi bencana, seragam petugas.

b. Adanya penganggaran khusus dan proporsional untuk kegiatan operasional

penanggulangan bencana

c. Dilakukan peningkatan kapasitas petugas dalam penanggulangan bencana bidang PP

dan PL

6.4.4. Analisa Upaya Kesehatan Reproduksi

Pelayanan kesehatan reproduksi pada saat bencana seringkali tidak tersedia karena tidak

dianggap sebagai prioritas. Hal ini disebabkan tingkat pemahaman yang masih kurang

dari para pemangku kepentingan maupun dari pengelola program terkait tentang

pentingnya pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi krisis kesehatan. Hal tersebut

menyebabkan kurangnya dukungan untuk menganggarkan dana untuk kegiatan-

kegiatan terkait penanganan kesehatan reproduksi pada situasi bencana seperti

pembentukan tim kesehatan reproduksi, pendidikan dan pelatihan tentang PPAM

Kesehatan Reproduksi, sosialisasi tentang PPAM Kespro, dsb.

Adanya otonomi daerah juga menjadi persoalan lainnya dimana SDM yang telah dilatih

untuk PPAM kesehatan reproduksi di daerah banyak yang telah

dimutasi/dipindahtugaskan.

Pada saat tanggap darurat krisis kesehatan, intervensi global kesehatan reproduksi

dalam merespon bencana adalah melalui Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)

Kesehatan Reproduksi. Penerapan PPAM kesehatan reproduksi banyak melibatkan lintas

sektor maupun lintas program terkait. Namun pada kenyataannya koordinasi antara

lintas sektor terkait tidak berjalan seperti yang diharapkan. Hal tersebut antara lain

disebabkan belum dipahaminya tugas dan fungsi masing-masing sektor maupun program

terkait dalam melaksanakan PPAM kesehatan reproduksi. Oleh sebab itu, keberadaan

tim kesehatan reproduksi diperlukan jauh sebelum terjadinya bencana, agar tim yang

Page 182: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 105

terbentuk tersebut dapat menjadi koordinator kesehatan reproduksi yang diperlukan

sejak awal tanggap darurat krisis kesehatan. Disamping itu, agar pelayanan kesehatan

reproduksi dapat dilaksanakan di pengungsian sesuai dengan kebutuhan diperlukan

ketersediaan data dan informasi yang mendukung. Beberapa data sasaran kesehatan

reproduksi yang sulit diperoleh seperti jumlah Wanita Usia Subur, jumlah ibu hamil,

jumlah laki-laki aktif seksual. Data tersebut digunakan terutama dalam perhitungan

sasaran untuk kebutuhan kit kesehatan reproduksi, termasuk kebutuhan kit individual.

Saran/Solusi untuk permasalahan :

- Meningkatkan komitmen dari para stakeholder terkait dengan melakukan

sosialisasi/orientasi PPAM kesehatan reproduksi pada krisis kesehatan secara

berkesinambungan

- Membangun mekanisme Koordinasi yang baik baik di tingkat pusat maupun daerah,

dalam upaya penyediaan data/informasi yang dibutuhkan umtuk mendukung

pelaksanaan pelayanan paket pelayanan awal minimum kesehatan reproduksi pada

krisis kesehatan.

6.4.5. Analisa Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa

Dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, Direktorat Kesehatan

Jiwa telah melakukan/menyusun beberapa program terkait pra, saat dan pasca bencana

seperti penyusunan NPSK, modul, kurikulum, pelatihan dan mobilisasi petugas kesehatan

jiwa ke lokasi kejadian bencana untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada

para penyintas. Dalam melaksanakan program tersebut, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

bekerjasama dengan lintas program/lintas sektor terkait dan juga organisasi profesi dan

masyarakat.

Permasalahan kesehatan jiwa bagi korban bencana sering terlupakan ataupun tidak

dilakukan penanganan padahal dapat kesehatan jiwa berdampak pada kelangsungan

hidup masyarakat. Sebagai contoh, penyintas mengalami stress, depresi, trauma akibat

Page 183: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 106

bencana bahkan tercatat ada penyintas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi

Sumatera Utara yang bunuh diri karena mengalami depresi berat.

Permasalahan :

1. Dukungan pemulihan hanya sebatas pemenuhan masalah fisik, masih kurangnya

penanganan dukungan psikososial

2. Dukungan sumber dana untuk masalah psikososial masih kurang pada tahap

rehabilitasi dan rekonstruksi

6.4.6. Analisa Upaya Pelayanan Gizi

Dampak akibat bencana secara fisik umumnya adalah rusaknya berbagai sarana dan

prasarana fisik seperti pemukiman, fasilitas pelayanan umum, sarana transportasi serta

fasilitas umum lainnya. Namun demikian, dampak yang lebih mendasar akibat bencana

adalah timbulnya permasalahan kesehatan dan gizi pada kelompok masyarakat korban

bencana akibat rusaknya sarana pelayanan kesehatan, terputusnya jalur distribusi

pangan, rusaknya saranan air bersih, dan sanitasi lingkungan yang buruk.

Masalah gizi yang biasanya timbul adalah kurang gizi pada bayi dan balita, bayi tidak

mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) karena terpisah dari ibunya sertasemakin memburuknya

status gizi kelompok masyarakat akibat menurunnya kualitas dan kuantitas konsumsi

makanan. Bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan dan

terbatasnya ketersediaan pangan lokal dapat memperburuk kondisi yang ada.

Masalah lain yang seringkali muncul adalah bantuan pangan yang mendekati atau

melewati masa kadaluwarsa, tidak disertai label yang jelas, tidak ada keterangan halal,

dan melimpahnya bantuan susu formula dan botol susu. Masalah tersebut diperburuk

lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal khususnya

untuk kelompok rawan seperti bayi dan balita.

Page 184: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 107

Bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta) merupakan kelompok yang paling

rentan dan memerlukan penanganan gizi khusus. Pemberian makanan yang tidak tepat

pada kelompok tersebut dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian, terlebih

pada situasi bencana. Risiko kematian lebih tinggi pada bayi dan anak yang menderita

kekurangan gizi terutama apabila sebelum bencana bayi dan anak juga menderita

kekurangan gizi mikro. Penelitian di pengungsian menunjukkan bahwa kematian anak

balita 2-3 kali lebih besar dibandingkan kematian pada semua kelompok umur. Kematian

terbesar terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan (WHO-UNICEF, 2001). Oleh karena itu

penanganan gizi dalam situasi bencana menjadi bagian penting untuk menangani

pengungsi secara cepat dan tepat.

Permasalahan Upaya Pelayanan Gizi saat kejadian bencana antara lain :

A. Pra Bencana :

1. Pada beberapa daerah bencana masih kurang memadai jumlah konselor menyusui

dan konselor MP-ASI karena belum dilakukan pelatihan

2. Buffer stock MP-ASI dan PMT Bumil pada regional krisis kesehatan tidak cukup

tersedia jumlahnya sehingga daerah yang terkena bencana meminta bantuan

langsung ke pusat.

3. Tidak tersedia data sasaran dan status gizi balita dan ibu hamil pada daerah rawan

bencana (belum ada pemetaan masalah pangan dan gizi khusus dearah bencana).

B. Pada saat terjadinya bencana :

1. Dapur umum belum menyediakan Makanan Pendamping ASI lokal 6-24 bulan

(makanan Balita dicampur dengan makanan orang dewasa), makanan yang disajikan

tidak sesuai dengan kebutuhan dan asupan gizi pada setiap kelompok umur.

2. Banyak beredarnya bantuan susu formula untuk bayi 0-6 bulan

3. Jumlah konselor menyusui belum mencukupi untuk kegiatan konseling menyusui di

lokasi pengungsian

4. Belum ada tenaga konselor MP-ASI

Page 185: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 108

5. Terbatasnya tim asuhan gizi (dokter, perawat dan ahli gizi) untuk perawatan anak gizi

buruk

6. Obat-obatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat umum, tidak ada

pelayanan khusus gizi dan ibu hamil

7. Keterbatasan antropometri kit (timbangan, alat ukur panjang/tinggi badan),

tensimeter dan stetoskop di seluruh lokasi pengungsian.

C. Pasca Bencana :

Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan pelayanan gizi lainnya di Posyandu dan fasilitas

kesehatan belum berjalan optimal karena ketidaksiapan petugas, masyarakat, dan sarana

dan prasarana untuk melaksanakan pelayanan gizi diluar lokasi pengungsian

Solusi untuk permasalahan pelayanan gizi saat kejadian bencana antara lain melakukan

upaya penanganan gizi dalam situasi bencana yang merupakan rangkaian kegiatan sejak

sebelum terjadinya bencana (pra bencana), pada situasi bencana yang meliputi tahap

tanggap darurat awal, tahap tanggap darurat lanjut dan pasca bencana.

Penanganan gizi pada pra bencana pada dasarnya adalah kegiatan antisipasi terjadinya

bencana dan mengurangi risiko dampak bencana. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain

sosialisasi dan pelatihan petugas seperti manajemen gizi bencana, penyusunan rencana

kontinjensi kegiatan gizi, konseling menyusui, konseling Makanan Pendamping Air Susu

Ibu (MP-ASI), pengumpulan data awal daerah rentan bencana, penyediaan bufferstock

MP-ASI, pembinaan teknis dan pendampingan kepada petugas terkait dengan

manajemen gizi bencana dan berbagai kegiatan terkait lainnya

Kegiatan penanganan gizi pada tahap tanggap darurat awal adalah kegiatan pemberian

makanan agar pengungsi tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya,

sementara penanganan kegiatan gizi pada tahap tanggap darurat lanjut adalah untuk

menanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai masalah gizi yang ada.

Page 186: PENDAHULUAN - kemkes.go.id · mengakibatkan keracunan pegawai yang menghirup gas tersebut. Grafik 3.13 Kejadian Keracunan Tahun 2014 Kejadian keracunan selama tahun 2014 terjadi di

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2013

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 109

Kegiatan penanganan gizi pasca bencana pada dasarnya adalah melaksanakan

pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari surveilans, untuk mengetahui kebutuhan

yang diperlukan (need assessment) dan melaksanakan kegiatan pembinaan gizi sebagai

tindak lanjut atau respon dari informasi yang diperoleh secara terintegrasi dengan

kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat (public health response) untuk meningkatkan

dan mempertahankan status gizi dan kesehatan korban bencana.