PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena...

119
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Timur Tengah merupakan kawasan yang kerap diwarnai oleh pergolakan. Kawasan ini dianggap sebagai conflict area atau trouble spot dunia 1 karena menjadi ajang perebutan pengaruh dan kekuasaan yang telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu antara berbagai bangsa seperti Mesopotamia, Babylonia, dan Persia, antara kekuatan kerajaan Roma dan Byzantium pada kurun awal tahun masehi, anatara tiga agama monoteistik yaitu, Judaisme, Kristiani dan Islam, 2 hingga antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa perang dingin. 3 Berbagai konflik baik antar negara-negara internal kawasan maupun yang melibatkan negara-negara luar kawasan menyebabkan Timur Tengah merupakan pasar senjata yang potensial, sehingga terdapat dugaan bahwa ada kepentingan untuk mempertahankan konflik di sana. Palestina-Israel adalah dua Negara yang tak bisa lepas dari pembicaran publik. Dua Negara yang menduduki satu wilayah yang sama bukanlah hal yang biasa. Konflik, pembunuhan, peledakan bom, negosiasi damai, menjadi rutinitas bagi rakyat Palestina maupun Israel. Tiada hari tanpa rudal melayang di udara, tiada hari tanpa mendengar bom meledak. 1 Bantarto Bandoro, Timur Tengah Pasca Perang Teluk: Dimensi Internal dan Eksternal, Jakarta CSIS, 1991 2 Charles D. Smith, Palestine, and the Arab-Israeli Conflik: A History with Document (Fourth Ed, Boston: Bedford/St. Martin’s, 2001) 3 Ahron Bregman, Israel’s Wars: A History Since 1947, London : Routledge, 2002)

Transcript of PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena...

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepanjang sejarahnya, Timur Tengah merupakan kawasan yang kerap

diwarnai oleh pergolakan. Kawasan ini dianggap sebagai conflict area atau

trouble spot dunia1 karena menjadi ajang perebutan pengaruh dan kekuasaan

yang telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu antara berbagai bangsa

seperti Mesopotamia, Babylonia, dan Persia, antara kekuatan kerajaan Roma dan

Byzantium pada kurun awal tahun masehi, anatara tiga agama monoteistik yaitu,

Judaisme, Kristiani dan Islam,2 hingga antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

pada masa perang dingin.3 Berbagai konflik baik antar negara-negara internal

kawasan maupun yang melibatkan negara-negara luar kawasan menyebabkan

Timur Tengah merupakan pasar senjata yang potensial, sehingga terdapat

dugaan bahwa ada kepentingan untuk mempertahankan konflik di sana.

Palestina-Israel adalah dua Negara yang tak bisa lepas dari pembicaran

publik. Dua Negara yang menduduki satu wilayah yang sama bukanlah hal yang

biasa. Konflik, pembunuhan, peledakan bom, negosiasi damai, menjadi rutinitas

bagi rakyat Palestina maupun Israel. Tiada hari tanpa rudal melayang di udara,

tiada hari tanpa mendengar bom meledak.

1 Bantarto Bandoro, Timur Tengah Pasca Perang Teluk: Dimensi Internal dan Eksternal, Jakarta CSIS,

1991

2 Charles D. Smith, Palestine, and the Arab-Israeli Conflik: A History with Document (Fourth Ed, Boston: Bedford/St. Martin’s, 2001)

3 Ahron Bregman, Israel’s Wars: A History Since 1947, London : Routledge, 2002)

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

Dari berbagai konflik yang terjadi di Timur Tengah, konflik Arab-Israel

dapat dikatakan sebagai konflik utama yang mendominasi dan membawahi

pertikaian lainnya.4 Kompleksitas serta lamanya konflik Arab-Israel membuat

mata dunia internasional terpaku pada tragedi berkepanjangan yang ditimbulkan

oleh benturan kepentingan atas sebidang wilayah yang dikenal sebagai “The

Holy Land” atau “tanah yang suci”.

Kawasan Timur Tengah merupakan sebuah kawasan geopolitik yang

menjadi wilayah konflik yang berkepanjangan. Wilayahnya yang mengandung

hotbed atau ajang unjuk kekuatan negara-negara besar yang memiliki

kepentingan akan energi.5 Tidak hanya itu, kawasan Timur Tengah merupakan

kawasan berasalnya tiga agama Samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam yang

sekaligus menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan suci bagi ketiga agama.

Fakta ini pula yang melatarbelakangi terjadinya Perang Salib dalam kurun waktu

ratusan tahun. Dalam era modern, berbagai krisis terjadi di wilayah ini, seperti

perang Iran-Irak, Irak-Kuwait, invasi Amerika Serikat ke Irak, dan konflik

Palestina-Israel yang telah lebih dari lima dekade masih berlangsung hingga saat

ini.6

Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadinya konflik

Palestina-Israel ini tidak bisa hanya melihat dari kejadian lima atau sepuluh

4 Walid Khalidi, A Palestinian Persperctive Affairs and Arab Israeli Conflict “. Journal of Palestine Studies:

A Quarterly on Palestinian Perspective on the Arab-Israeli Conflict Vol. XIV no 4, Summer 1985

(Published Jointly by the Institute for Palestinian Studies and Kuwait University)

5 Anup Shah, “The Middle East”, http://www.globalissues.org/Geopolitics/MiddleEast..

6 Lina Alexandra dan Bantarto Bandoro, “Ketidakstabilan Permanen di Timur Tengah”, Analisis CSIS Indonesia dan Isu-Isu Global, Centre for Strategic and International Studies, hlm. 63.

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

tahun kebelakang, karena konflik ini dimulai jauh sebelum tahun 1920.

Meskipun telah memiliki catatan sejarah dalam dokumentasi seperti Alkitab dan

Alquran, Israel dalam penjajahan oleh Romawi mengalami diaspora, dan tidak

pernah memiliki pemerintahan sendiri yang berdaulat.

Pada awalnya, tidak ada gerakan nasionalisme Yahudi yang mempunyai

tujuan untuk kembali ke tanah Israel, karena pada umumnya warga Yahudi

diterima di wilayah dimana mereka berasimilasi. Tetapi, setelah munculnya

pogrom di Rusia, paham anti-semit di kawasan Eropa Timur dan Tengah, dan

juga kematian Alfred Dreyfus (Kapten Tentara Prancis beragama Yahudi)

karena tuduhan menjadi mata-mata musuh, gerakan nasionalisme Yahudi

muncul di kalangan Yahudi Eropa.7 Gerakan ini lazim disebut dengan Zionisme,

yang ditemukan dan dipopulerkan oleh seorang jurnalis Yahudi berkebangsaan

Austria bernama Theodore Herzl, melalui buku berjudul Der Judenstaat. Herzl

menganggap, dengan adanya diskriminasi berkepanjangan terhadap warga

Yahudi di hampir seluruh wilayah Eropa, maka asimilasi bukan lagi menjadi

pilihan bagi Yahudi apabila mereka ingin tetap hidup. Zionisme telah berhasil

membangkitkan nasionalisme Yahudi yang berada di Eropa, sehingga Zionisme

telah berhasil membangkitkan nasionalisme Yahudi yang berada di Eropa,

sehingga mewujudkan terjadinya pergerakan orang-orang Yahudi untuk

membentuk satu negara zionis yang mempersatukan mereka di tanah Paletina.

Pada tanggal 14 Mei 1948 dideklarasikan berdirinya Negara Israel dan

langsung mendapatkan persetujuan dari Amerika, menjadi awal petaka baru bagi

7 Dennis Ross, The Missing Peace The Inside Story of the Fight for Middle East Peace,hlm.16

Page 4: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

rakyat Palestina. Israel yang mendirikan negara diatas negara orang lain dan

mengauasai 78 % wilayah Palestina serta mengusir 2/3 dari seluruh penduduk

Palestina keluar dari tanah mereka sendiri bukanlah hal yang menyenangkan.

Zionis tercatat menghancurkan 487 desa dari total 585 desa dan malakukan

minimal 34 operasi pembantaian massal pada penduduk sipil yang menjadi

mimpi buruk itu semakin nyata di Palestina.8

Selain alasan ideologis yang menjadikan Palestina sebagai satu-satunya

tempat yang pantas buat berdirinya “Eretz Israel” atau “Israel Raya”, yang

menjadikan palestina sebagai tanah yang dijanjikan (“The Blessed Land”) bagi

orang-orang Yahudi yang lama berdiaspora (terpencar-pencar) keseluruh

penjuru dunia, Palestina juga sangat strategis jika dilihat dari berbagai segi,

diantaranya: Pertama Geopolitik adalah aspek kemanfaatan dan pemanfaatan

politis dengan menggunakan keunggulan geografis atau kewilayahan. Kedua.

Stategis mejadi tempat bisnis. Lokasi Palestina terletak di pertengahan Negara-

negara Arab, Palestina membentuk kombinasi geografis yang natural dan

humanistik bagi medan teresrial yang luas. Lokasi strategis yang dimiliki

palestina membuatnya cocok untuk jadi penghubung antara berbagai benua,

antara lain Asia, Afrika, dan Eropa.

Ketiga, Center of Militery. Secara faktual survei membuktikan bahwa

wilayah ini adalah pusat berbagai ekspedisi militer yang pernah terjadi. Banyak

bangsa-bangsa dan kekuatan asing telah menduduki palestina seperti Babylonia,

Assiria, Al-Hethyeen, Persia, Yunani, dan Bangsa Romawi. Pada abad yang lalu,

8 Sofwan Al Banna, Palestine “Emang Gue Pikirin”, hlm 112

Page 5: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

pada Perang Dunia Pertama, Palestina menjadi bulan-bulanan invansi kekuatan

Inggris, dan meninggalkan Pelestina pada tanggan 25 Mei 1948 dengan segala

kerusakannya dan Inggrislah yang membukakan jalan untuk mendirikan negara

Zionis di sana. Sejak tahun 1948 hingga dewasa ini, negara Zionis masih

menjajah Palestina dan mengeksplorasi kekayaannya serta memanfaatkan lokasi

geografisnya yang strategis untuk kepentingan sikap permusuhan dan rencana-

rencana keji anti-Arab yang mereka galang.

Keempat, Pilar bagi Dominasi Barat. Dengan segala nilai strategisnya itu,

Palestina dipilih oleh barat (negara-negara Eropa plus Amerika Serikat) dan

gerakan zionisme internasional untuk menjadi tonggaknya. Berdirinya negara

Israel di Palestina didukung penuh oleh negara-negara barat. Di Palestina

jugalah, Barat meletakkan tonggak dominasinya. Tonggak yang sampai saat ini

memecah belah musuh masa depan mereka, identitas yang menyatukan miliaran

umat manusia di dunia: Islam.

Sejak deklarasi pendirian negara Israel tahun 1948, bangsa Palestina

terus berada dalam horor. Jutaan orang terusir, sementara jutaan lainnya

terbantai sejak sebelum 1948 sampai sekarang. Tetapi, rakyat Palestina bukan

tanpa perlawanan. Gerakan-gerakan perlawanan mulai terkoordinasi. Salah satu

yang popular adalah Fatah yang nasionalis Palestina. Pada tanggal 10 Desember

1969 PBB mengeluarkan resolusi yang mengakui bangsa Palestina. Tetapi Israel

tidak tinggal diam dengan masalah ini, sasaran serang Israel bukan hanya

Palestina tetapi semua negara Arab yang membela Palestina menjadi sarasaran

rudal-rudal tempur Israel. Upaya damai dengan jalan diplomasi mulai dilakukan,

tetapi sekali lagi itu hanya bualan para zionis. Semua perjanjian merupakan akal

Page 6: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

bulus hasil kongkalikong Amerika Serikat dan Israel, mulai dari kesepakatan

Kairo (4 Mei 1994), Wye River (23 Oktober 1998), dan Syarm Asy-syaikh (4

September 1999).

Pada tahun 2000, AS kembali berusaha untuk membuka jalan bagi

kemungkinan perdamaian antara Palestina dan Israel. Pertemuan antara Bill

Clinton, Ehud Barak, dan Yasser Arafat di Camp David, AS, kembali tidak

menghasilkan kesepakatan apapun. Pada tahun ini pula, Intifadah jilid ke-2

kembali muncul di masyarakat Palestina. Pasca Camp David Summit, masih ada

upaya perdamaian melalui Beirut Summit yang diprakarsai oleh Arab Peace

Initiative, dan juga proposal Peta Jalan atau Road Map for Peace yang diusulkan

oleh Quartet on Middle East yang terdiri dari AS, Rusia, PBB, dan Uni Eropa

(UE). Dan sama seperti upaya-upaya perdamaian sebelumnya, kedua pertemuan

itu tidak berhasil mendamaikan Palestina dan Israel.

Pada tahun 2007, di masa-masa akhir pemerintahan George W. Bush,

Quartet on Middle East ditambah dengan partisipasi dari Mesir, mengadakan

konferensi untuk kembali membicarakan perdamaian antara Palestina dan Israel

di Annapolis. Untuk pertama kalinya dalam kronik sejarah proses perdamaian

Palestina dan Israel, solusi dua negara disebutkan secara eksplisit dalam proses

konferensi. Dengan diterimanya solusi dua negara dalam Annapolis Conference,

maka telah terjadi perubahan dalam platform politik yang telah lama dianut oleh

Palestina dan Israel. Meski demikian, hasil dari Annapolis Conference masih

belum bisa diimplementasikan karena semakin rumitnya konflik yang terjadi di

wilayah Palestina-Israel.

Page 7: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

Selain itu, media massa memiliki peranan cukup penting dalam konflik

Palestina-Israel. Media massa dengan segala pemberitaannya menjadi dua sisi

mata uang. Di satu sisi media memberikan informasi kepada khalayak apa yang

terjadi di Palestina, tetapi berita yang sampaikan oleh mediapun turut mengiring

opini masyarakat untuk ikut dengan apa yang mereka beritakan. Shoemaker dan

Reese melihat ideologi sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi isi

media. Ideologi diartikan sebagai suatu mekanisme simbolik yang berperan

sebagai pengikat dalam masyarakat. Tingkat ideologi menekankan pada

kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi media itu bekerja.9 Hal ini

tidak terlepas dari unsur nilai, kepentingan, dan kekuatan atau kekuasaan apa

yang ada dalam media tersebut. Kekuasaan tersebut berusaha dijalankan dan

disebarkan melalui media sehingga media tidak dapat lagi bersifat netral dan

tidak berpihak. Media bukanlah ranah netral dimana berbagai kepentingan dan

pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama dan

seimbang.10

Setiap media massa memiliki karakter dan latar belakang tersendiri, baik

dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan

dasarnya. Perbedaan ini di latarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda dari

masing-masing media massa. Baik yang bermotif politik, ekonomi, agama dan

sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh Bambang Harimukti bahwa media

9 Shoemaker dan Resse, Mediating the Message Theories of Influences on Mass Media Contend, hlm 223

10 Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana , hlm 55

Page 8: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

massa merupakan kumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala

kepentingannya yang beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan.11

Adanya beragam kepentingan pada media massa adalah hal yang tidak

bisa dipungkiri, bahwasanya media massa ada yang memiliki kepentingan

politik, karena ia didanai dan disupport oleh kekuatan politik tertentu, dan media

massa juga ada yang bermotifkan ekonomi, dimana keuntungan secara materil

adalah satu-satunya target dari media tersebut. Begitupun yang bermotifkan

agama, dimana media massa didirikan oleh kelompok agama tertentu untuk

menyampaikan ajaran agamanya.

Adanya kepentingan dari media massa turut mempengaruhi berita yang

disampaikan kepada khalayak. Dan dari sini maka munculah sebuah anggapan

bahwa fakta yang disampaikan bukanlah fakta yang objektif dan bebas nilai,

melainkan fakta yang telah dikonstruksi oleh media atau penulisnya (wartawan)

dengan latar belakang kepentingan tertentu.

Dengan itu Penulis tertarik melakukan penelitian isi media mengenai

Konflik Palestina-Israel di dua harian umum terkemuka di Indonesia, yaitu

Harian Umum Kompas dan Harian Republika, dengan judul Konstruksi Realitas

Islam di Media Massa: Analisis Framing Konflik Palestina-Israel di Harian

Kompas dan Republika.

11 Septiawan., Jurnalisme Kontemporer, hlm 22

Page 9: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Konflik Palestina-Israel yang sudah berlangsung sekian tahun bukan lagi

menjadi isu regional Timur-Tengah, tetapi kini konflik ini sudah menjadi isu

dunia internasional yang melibatkan banyak kepantingan antara Negara-negara

timur dan barat maupun Islam dan Kristen.

Seluruh dunia ingin mengetahui apa yang terjadi di Palestina dan Israel.

Media massa baik cetak maupun elektronik memiliki andil yang besar dalam

penyebaran berita mengenai masalah tersebut. Oleh sebab itu penulis ingin

membahas menegenai isi media yang memuat mengenai konflik Palestina Israel.

Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah pada konstruksi berita yang dimuat

di Harian Kompas dan Republika.

Melihat pambatasan masalah di atas peneliti merumuskan maslah

menjadi :

1. Bagaimana konstruksi pemberitaan Konflik Palestina-Israel di Harian

Kompas dan Republika?

2. Bagaimana realitas berita Islam di dalam media massa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana berita yang dikembangkain oleh Kompas dan

Republika tentang pemberitaan Konflik Palestina dan Israel.

2. Mengetahui konstruksi pemberitaan islam di media massa.

Page 10: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat akademis. Merelevansikan penelitian dengan berbagai disiplin ilmu

yang telah dipelajari selama perkuliahan sehingga memberikan penjelasan

mengenai isi berita yang dianalisis dengan metode framing untuk

mengetahui bagaimana media menginformasikan dan membentuk opini

masyarakat terhadap kasus yang terjadi diantara Palestina dan Israel.

2. Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran praktis

mengenai konstruksi media terhadap suatu kasus khusunya kasus Palestina-

Israel yang dianalisis menggunakan pendekatan framing. Kita perbedaan

bisa melihat bagaimana media memberitakan suatu kejadian/peristiwa.

Page 11: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

II.1 Paradigma Konstrukstivisme

Pada dasarnya media massa bukanlah sesuatu yang bebas dan

independen. Media mewakili realitas sosial yang terkait dengan berbagai macam

kepentingan. Keterkaitan media ini berhubungan dengan kepentingan yang

berada di dalam maupun di luar media massa itu sendiri. Kepentingan eksternal

bisa meliputi kepentingan pemilik modal yang berhubungan dengan pencarian

keuntungan. Sedangkan, di sisi lain media juga harus menjaga hubungan dengan

masyarakat dan negara. Kepentingan-kepentingan eksternal dan internal ini

mengharuskan media terus bergerak dinamis di antara kepentingan-kepentingan

tersebut. Hal ini menyebabkan media massa sulit menghindari bias-bias dalam

penyampaian beritanya.

Pendekatan konstruksionis mempunyai penilaian sendiri bagaimana

media, wartawan, dan berita dilihat. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian

penting dari pendekatan ini. Pertama, Fakta/peristiwa adalah hasil konstruksi.

Bagi kaum konstruksionis, realitas itu bersifat subjektif. Realitas itu hadir,

karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat

konstruksi, tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta

lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Hal ini berbeda dengan pandangan

Page 12: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

12

kaum positivis yang mengatakan bahwa ada fakta yang “rill” yang diatur oleh

kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal.12

Kedua, Media adalah agen konstruksi. Pandangan konstruksionis

mempunyai posisi yang berbeda dibandingkan positivis dalam menilai media.

Dalam pandangan positivis media dilihat sebagai saluran. Media adalah sarana

bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke penerima (khalayak). Media

disini dilihat murni sebagai saluran, tempat bagaimana transaksi pesan dari

semua pihak yang terlibat dalam berita. Sedangkan pandangan konstruksionis

menilai media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang

mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan bias dan pemihakannya. Di

sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan

realitas. Pandangan semacam ini menolak argumen yang menyatakan media

seolah-olah sebagai tempat saluran bebas.13

Ketiga, Berita bukan refleksi dari realitas, ia hanyalah konstruksi dari

realitas. Dalam pendangan positivis, berita adalah informasi. Ia dihadirkan

kepada khalayak sebagai representasi dari kenyataan. Kenyataan itu ditulis

kembali dan ditransformasikan lewat berita. Tetapi dalam pandangan

konstruksionis berita itu ibaratnya seperti sebuah drama. Berita tidak mungkin

cermin dan refleksi dari realitas, karena berita yang terbentuk merupakan

konstruksi atas realitas. Dalam pandangan kaum positivis, berita adalah refleksi

12 Eriyanto, Analisis Framing,Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, hlm 20

13 Ibid, h 23

Page 13: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

13

dan pencerminan dari realitas. Berita adalah mirror of reality, karenanya ia harus

mencerminkan realitas yang hendak dibicarakan.14

Keempat, Berita bersifat subjektif/konstruksi atas realitas. Pandangan

kostruksionis mempunyai penilaian yang berbeda dalam menilai objektivitas

jurnalistik. Hasik kerja jurnalistik tidak bisa dinilai dengan menggunakan sebuah

standar yang rigid, seperti halnya positivis. Hal ini karena berita adalah produk

dari konstruksi dan pemaknaan atas realitas. Pada pendekataan positivis, titik

perhatiannya adalah pada bias. Artinya, bias dianggap salah, dan wartawan

harus menghindari bias. Dalam tradisi penelitian positivis, analisis diarahkan

untuk menemuakan ada-tidaknya bias – dengan meneliti sumber berita, pihak-

pihak yang diwawancarai, bobot dari penulisan, dan sebagainya. Berita dalam

pandangan positivis bersifat objektif. Menyingkirkan opini dan pandangan

subjektif dari pembuat berita.15

Kelima, kaum konstrukstivis memandang wartawan bukan sebagai

pelapor, ia adalah agen konstruksi dari realitas.16 Sedangkan positivis sendiri

memandang wartawan seperti layaknya seorang pelapor (observer). Sebagai

seorang pelapor, wartawan hanya bertugas memberitakan atau mentransferapa

yang dia lihat dan apa yang dia rasakan dilapangan.17

Keenam, dalam hal etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan

adalah bagian yang intergral dalam produksi berita. Paradigma konstruksionis

memandang aspek etika, moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin

14 Ibid, h 25 15 Ibid, h 27 16 Ibid, h 28 17 Ibid, h 29

Page 14: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

14

dihilangkan dari pemberitaan media. Wartawan bukanlah robot yang meliput apa

adanya, apa yang dia lihat. Etika dan moral yang dalam banyak hal berarti

keberpihakan pada satu kelompok atau nilai tertentu – umumnya dilandasi oleh

keyakinan tertentu- adalah bagian yang integral dan tidak terpisahkan dalam

membentuk dan mengonstruksi realitas.18 Sebagai pelapor, pendekatan positivis

menekankan agar nilai, etika, dan keberpihakan wartawan dilihangkan dalam

proses pembuatan berita. Artinya, pertimbangan moral dan etika yang dalam

banyak hal selalu bisa diterjemahkan sebagai bentuk keberpihakan haruslah

disingkirkan. Intinya realitas haruslah didudukan dalam dungsinya sebagai

realitas yang faktuil, yang tidak boleh dikotori oelh pertimbangan subjektif.19

Ketujuh, salah satu sifat dasar dari penelitian yang bertipe konstruksionis

adalah pandangan yang menyatakan peneliti bukanlah subjek yang bebas nilai.

Pilihan etika, moral atau keberpihakan peneliti menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari proses penelitian. Sedangkan dalam pendangan positivis

peneliti haruslah bebas nilai, ini berarti etika dan pilihan moral peneliti tidak

boleh ikut dalam penelitian.20

Kedelapan, khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita.

Positivis memandang berita sebagai sesuatu yang objektif. Konsekuensinya, apa

yang diterima oleh khalayak pembaca seharusnya sama denga apa yang

disampaikan oleh poembuat berita. Hal ini bertentangan dengan pandangan

konstruksionis yang melihat khalayak bukan sebagai subjek yang pasif, tetapi

18Ibid, hlm 32 19 Ibid, hlm 31 20 Ibid, hlm 33

Page 15: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

15

juga subjek yang aktif dalam menafsirkan apa yang dia baca. Stuart Hall

mengatakan makna dari suatu teks bukan terdapat dalam pesan/berita yang

dibaca oleh pembaca makna selalu potensial mempunyai banyak arti (polisemi).

Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial

bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Sedangkan

paradigma positivis melihat komunikasi sebagai bentuk pengiriman pesan.

Komunikasi di sini dilihat sebagai suatu proses bagaimana pesan terkirim dari

pengirim ke penerima dan proses yang terjadi dalam pengiriman tersebut21.

Proses pengiriman pesan yang dimaksud dalam paradigma positivis di sini

adalah model komunikasi linier. Model komunikasi ini merupakan model yang

diperkenalkan oleh Harold D. Laswell. Model komunikasi ini mengasumsikan

bahwa adanya hubungan satu arah dari media kepada khalayak, sehingga

hubungan antara sumber dan khalayak digambarkan sebagai hubungan satu arah

atau linier saja seperti model yang tergambar dibawah ini.

Model komunikasi Harold D. Laswell22

Paradigma konstruksionis menganggap pembuat teks berita sebagai

penentu yang akan mengarahkan pola pikir khalayak. Sebaliknya paradigma

positivis melihat pembuat teks berita sebagai penyampai informasi yang

memaparkan suatu peristiwa atau fakta secara rill dan objektif.

21 Ibid h 37-38.

22 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Madia Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita Politik, Hlm. 115

Who

Communicator

With what Effect

Effect

To whom

Receiver

In which channel?

Medium

Says what?

Massage

Page 16: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

16

Pertanyaan utama dari paradigma konstruksionis ini adalah pada

bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi?, dengan cara apa

konstruksi itu dibentuk?23. Bagi kaum konstruksionis realitas yang ada di media

bukan terjadi begitu saja. Realitas yang disampaikan oleh media merupakan

hasil konstruksi dari manusia itu sendiri.

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis:24

• Pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemakanaan dan proses

bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas makna adalah

suatu proses aktif yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan.

• Pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses

yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa bagaimana

pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi penerima ia

memeriksa bagaimana konstruksi makna individu ketika menerima pesan.

Analisis framing termasuk dalam kategori penelitian konstruksionis.

Dengan analisis framing, kita mencoba melihat bagaimana media mengonstruksi

realitas. Persitiwa yang disajikan oleh media merupakan hasil konstruksi dari

fakta-fakta yang diserap oleh wartawan, sehingga realitas yang tercipta

merupakan hasil konstruksi dari wartawan. Dan suatu hal yang mungkin jika

realitas yang tercipta terdistorsi oleh pola pikir atau pandangan wartawan itu

sendiri.

23 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi Ideologi dan Politik Media,, hlm. 37-38

24 Ibid, h 40-41

Page 17: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

17

Jadi, dalam penelitian framing, yang menjadi titik persoalan adalah

bagaimana realitas atau peristiwa dikonstruksi oleh media, bagaimana media

membingkai peristiwa dalam kostruksi tertentu. sehingga yang menjadi titik

perhatian bukan apakah negatif atau positif, melainkan bagaimana bingkai yang

dikembangkan oleh media.25

II.2 Media Massa Sebagai Media Konstruksi Berita Islam

II.2.a Pengertian dan Fungsi Media Massa

Sebelum kita membahas mengenai media massa, penulis ingin

menyinggung sedikit mengenai komunikasi massa, karena media massa adalah

salah satu bagian dari komunikasi massa.

Komunikasi massa dalat didefinisikan sebagai komunikasi yang

berlangsung dimana pesannya dikirim dari smber yang melembagakepada

khalayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis, baik cetak

maupun eletronik.26

Ketika kita membicarakan komunikasi massa untuk melakukan kegiatan

komunikasi, maka haruslah memahami karekteristik komunikasi massa sebagai

berikut :27

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri

dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan,

sampai pada penyajian informasi,

25 Ibid, h 7

26 Hafided Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, hlm 36 27

Ibid., 122

Page 18: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

18

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurnag

memungkinkan akan terjadinya dialog antara pengirim dan

penerima. Kalaupun terjadi realksi atau umpan bakik, biasanya

memerlukan waktu yang tertunda.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengaasi rintangan waktu dan

jarak, karena ia memeilik kecepatan.

4. Memakia peralatan teknis atau mekanis. Seperti perangkat

computer, mesin cetak, dll.

5. Bersifat terbuka, aretinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja

dan dimana saja tanpa mengel usia, jenis kelamain, suku bangsa, dll.

Media massa merupakan sebuah institusi yang memiliki serangkaian

kegiatan produksi budaya dan informasinya dilaksanakan oleh berbagai tipe

‘komunikator massa’ untuk disalurkan kepada khalayak sesuai dengan peraturan

dan kebiasaan yang berlaku.28

Mc Quail29 mengungkapkan dua asumsi dasar mengenai media massa.

Instutusi media menyelenggarakan produksi, reproduksi, dan distribusi

pengetahuan dalam pengertian serangkaian simbol yang mengandung acuan

bermakna tentang pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahun tersebut

membuat kita mampu untuk memetik pelajaran dari pengalaman, membentuk

persepsi kita terhadap pengalaman itu, dan memperkaya khasanah pengetahuan

masa lalu. Asumsi yang kedua media massa memiliki peran mediasi antara

relaitas yang objektif dan pengalaman pribadi. Media massa seringkali berada

28 Vincent Moscow, The Political Economy of Communication, hlm. 150-156 29 Dennis McQuai, Teori Komunikasi Massa, sebuah pengantar. Edisi kedua,hlm. 72

Page 19: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

19

diantara kita dengan bagian pengalaman lain yang berada di luar persepsi dan

kontrak langsung kita.

Charles wright menggambarkan empat fungsi dasar media massa 30 yaitu :

1. Pengamat Lingkungan (Surveillance)

Media massa memberikan pesan-pean secara terus menerus melalui

pemberitaan mereka yang memungkinkan anggota mesyarakat menyadari

perkembangan lingkungan yang dapat mempengaruhi mereka. Pengamat

lingkungan juga memeliki fungsi pengawasan, yang memperingatkan

masyarakat akan bahaya, misalnya angin topan atau polusi udara.

2. Korelasi (correlation)

Media massa menghubungkan dan mengartikan pesan tentang peristiwa

yang sedang terjadi. Fungsi korelasi membentu khalayak mesyarakat

menentukan relevansi berbagai informasi pengewasan apa yang berguna bagi

mereka.

3. Sosialisasi (Socialization)

Sebagaian merupakan fungsi pengamat lingkungan dan korelasi;

komunikasi melelui media massa mensosialisasikan individu-individu untuk

berpartisipasi dalam masyarakat. Media massa memeberikan berbagai

pengalaman yang umum, harapan-harapan yang sama, perilaku yang sesuai

maupun tidak sesuai, dan megontribusikan berbagai kreasi kebudayaan umum

dan konsesus kebudayaan. Komunikasi melalui media massa juga memainkan

30 Charles wright, Sosiologi Komunikasi Massa, hlm. 270-271

Page 20: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

20

sebuah peran penting dalam mentransmisikan warisan kebudayaan dari generasi

ke generasi.

4. Hiburan (Entertainment)

Media massa adalah sumber yang dapat menyediakan hiburan massa dan

menyediakan hiburan dasar, serta menyiarkan bagi khalayak masyarakat.

II.2.b Pengertian Surat Kabar

Menurut Y.S Gunadi, Koran atau surat kabar adalah media komunikasi

massa yang memuat serba-serbi pemberitaan meliputi bidang politik, ekonomi,

sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan. Surat kabar merupakan media

komunikasi cetak yang isinya lengkap ditujukan kepada masyarakat. Di

Indonesia surat kabar ada yang terbit secara harian, mingguan, bulanan.31

Ada beberapa fungsi dari surat kabar diantaranya :

1. Penyebar Informasi, menyalurkan informasi yang telah diolah sehingga

khalayak dapat mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya.

2. Area Pendidikan, surat kabar menyebatkan pendidikan secara non formal

kepada masyarakat melalu informasi-informasi yang bersifat

mencerdaskan.

3. Area Hiburan. Kini surat kabar meluaskan fungsinya sebagai sarana

hiburan yang bersifat cetak, karena kini banyak surat kabat yang

mempunayi kolom tersendiri untuk hiburan agar masyarakat juga bisa

terhibur dengan membaca Koran.

31

Y.S. Gusnadi, Himpunan Istilah Komunikasi, hlm, 112.

Page 21: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

21

4. Bisnis dan Kontrol Sosial. Fungsi lain adalh bisnis, karena kini banyak

khalayak yang menggunakan surat kabar sebagai media iklan usaha

mereka. Selain itu media massa juga menjadi wacth dog bagi pemerintah

dan masyarakat

II.2.c Pengertian Berita

Banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan definisi (batasan

pengertian) berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur yang

dipandang sebagai sebuah berita. Nothlife misalnya menekankan pengertian

berita pada unsur-unsur “keanehan” atau ketidaklaziman sehingga mampu

menarik perhatian dan rasa ingin tahu (curiosity). Ia mengatakan “If a dog bites

a man, it is not news, but if a man bites a dog is news”32

Paul De Massenner dalam buku Here’s the New Unesco Assosiate

menyatakan news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik

perhatian serta minat khalayak atau pendengar. Charnley& James M. Neal

menuturkan berita adalah laporan tentang situasi, kondisi, interpretasi yang

penting, menarik, masih baru, dan kasus yang penting disampaikan kepada

khalayak.33

Berita adalah laporan dari suatu kejadian. untuk menjadikan sebuah

peristiwa menjadi sebuah berita yang siap dipublikasikan. ada beberapa tahapan

yang harus dilalui. Dalam proses pembentukan berita banyak faktor-faktor yang

32 Asep syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, hlm 4

33 Drs. As Haris Sumadirian, M.Si, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature : Panduan Praktis Jurnalistik Profesional, hlm 64

Page 22: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

22

mempengaruhinya. menurut pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi penambilan keputusan dalam ruang

pemberitaan, yaitu :34

1. Faktor Individual

Faktor ini berhubungan dengan latarbelakang profesional dari pengelola

media. Level individual melihat bagaimana pengaruh aspek-aspek personal dari

pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan kepada

khalayak. latarbelakang individu seperti jenis kelamin, umur, atau agama, sedikit

banyak mempenguhi apa yang ditampilkan media. latar belakang pendidikan,

atau kecenderungan orientasi pada partai politik bisa mempengaruhi

pemberitaan media. Wartawan memperhatikan dan memahami setiap detil

kejadian, meskipun mereka melihatnya sendiri, seperti manusia merasa,

menafsirkan dan mengingat kejadian secara selektif. Tepatnya, apa yang mereka

amati dan ingat akan menjadi hasil dari set unik meraka akan kebutuhan,

kepercayaan, tingkah laku, nilai dan faktor-faktor kognitif lainnya, seperti skema

ingatan yang tak terelakan dari bias interpretasi mereka35

2. Level Rutinitas Media (media routine)

Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penetuan

berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran tersendiri tentang apa yang

disebut berita, apa ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria kelayakan berita.

Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung tiap hari dan menjadi

34 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, "Mediating the Messege : Theories of Influence

on Mass Media Center", dalam Agus Sudibyo,"Politik Media dan Pertarungan Wacana, hlm. 7-13 3535 Denis DeFluer, Op Cit Hlm. 45

Page 23: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

23

prosedur standar bagi pengelola media yang berada di dalamya. Rutinitas media

ini juga berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita dibentuk. Ketika ada

sebuah peristiwa penting yang harus diliput, bagaimana bentuk pendelegasian

tugasnya, melalui proses dan tangan siapa saja sebuah tulisan sebelum sampai ke

proses cetak, siapa penulisnya, siapa editornya, dan seterusnya. Berbagai

mekanisme yang menjelaskan bagaimana berita diproduksi, rutinitas media

kerenanya mempengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah berita.

3. Level Organisasi

Level organisasi berhubungan dengan struktur organisasi yang secara

hipotetik mempengaruhi pemberitaan. pengelola media dan wartawan bukan

orang tunggal yang berada dalam organisasi berita, ia sebaiknya hanya bagian

kecil dari organissi media itu sendiri. Masing-masing komponen dalam

organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-sendiri.

4. Level Ekstra Media

Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media.

Meskipun berada di luar organisasi media, hal-hal di luar organisasi media

banyak mempengaruhi pemberitaan media. Ada beberapa faktor yang termasuk

dalam lingkungan di luar media

a. Sumber Berita

Sumber berita di sini dipandang bukanlah sebagai pihak yang netral yang

memberikan informasi apa adanya. Ia juga mempunyai kepentingan

Page 24: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

24

untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan, memenangkan opini

publik, atau memberi citra tertentu kepada khalayak

b. Sumber Penghasilan Media

Sumber penghasilan media ini bisa berupa iklan, bisa juga berupa

pelanggan atau pembeli media. Untuk tetap bertahan kadang kala media

harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupnya. Pelanggan

dalam banyak hal juga ikut mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu

harus menarik dan terbukti mendongkrak penjualan, akan terus-menerus

diliput oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum

peristiwa yang disenangi oleh khalayak.

c. Pihak Eksternal

Seperti pemerintah dan lingkungan. pemerintah dalam banyak hal

memegang lisensi penerbitan, kalau media ingin tetap dan bisa terbit ia

harus mengikuti batas-batas yang telah ditentukan pemerintah tersebut.

5. Level Ideologi

Ideologi di sini diartikan sebagai kerangka berfikir atau kerangka

referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat relaitas dan

bagaimana mereka menghadapinya.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita

tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung

Page 25: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

25

dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa

atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita.36 Sebuah

peristiwa harus memiliki nilai berita (news value) jika ingin dijadikan

sebuah berita, seperti di bawah ini:

1. Keluarbiasaan (unusualness). Berita adalah sesuatu yang

luar biasa, bukanlah suatu peristiwa yang biasa. Seperti

kasus jatuhnya pesawat Adam Air jurusan Surabaya-

Makassar yang menewaskan seluruh awak dan

penumpang pesawat.

2. Kebaruan (newness). Berita adalah sesuatu yang terbaru.

Seperti Pilkada Provinsi Lampung yang diikuti oleh

pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil

Gubernur terbanyak di Indonesia sebanyak tujuh pasangan

calon dan diikuti oleh dua pasangan independen.

3. Akibat (impact). Berita adalah sesuatu yang berdampak

luas. Seperti konvensi minyak tanah ke gas.

4. Aktual (timeliness). Berita adalah peristiwa yang sedang

terjadi. Seperti menyambut bulan suci Ramadhan seluruh

media baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba

untuk memberitakan serba-serbi ramadhan.

5. Kedekatan (proximity). Berita adalah kedekatan, baik

yang bersifat geografis maupun psikologis. Yang bersifat

geografis seperti masyarakat Indonesia lebih

36 Sudirman Teba, Jurnalistik Baru, hlm 55.

Page 26: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

26

mendahulukan mencari berita mengenai kampanye calon

presiden dan wakil presiden Indonesia ketimbang

kampanye calon presiden dan calon wakil presiden

Amerika Serikat.

6. Informasi. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur

Schramm informasi adalah segala yang bisa

menghilangkan ketidakpastian.

7. Konflik (conflict). Konflik adalah segala sesuatu yang

mengandung unsur/sarat pertentangan, merupakan sumber

berita yang tidak pernah kering dan tidak akan pernah

habis.

8. Kejutan. News is surprices. Kejutan adalah sesuatu yang

datangnya tiba-tibadiluar dugaan, tidak direncanakan,

diluar perhitungan, dan tidak diketahui sebelumnya.

Contohnya seperti kasus pembunuhan dan mutilasi

berantai yang dilakukan oleh Ferry Idam Heniansyah

yang telah membunuh sebelas orang secara sadis.

9. Orang Penting. News is about people. Berita adalah

tentang orang-orang, terutama pesohor, sederhana, dan

publik figur.

10. Human Interest. News is interesting. Kadang-kadang

suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada

seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi

Page 27: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

27

pada masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada

suasana hati, suasana kejiwaan atau peristiwa.

11. Seks. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal

yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan

menjadi sumber berita. Pakar jurnalistik berteori bahwa

media massa tanpa seks dalam segala dimensi dan

manifestasinya, sama saja seperti bulan tanpa bintang.

Teori ini ternyata menimbulkan dampak luar biasa dengan

menjamurnya penerbitan pers yang secara khusus

mengangkat isu tentang seks, gender, segala sesuatu

tentang kaum perempuan seperti namuli, kebutuhan,

keinginan, dan ambisinya terhadap lawan jenis.37

II.2.d Media Islam dalam Konstruksi Berita

Membicarakan media islam adalah pembahasan yang sangat menarik.

Sebelum kita membahas mengenai media islam, kita terlebih dahulu akan

membicarakan mengenai komunikasi islam. Tidak banyak buku yang membahas

mengenai teori maupun perspektif komunikasi islami (islam). Kalaupun ada

hanya disinggung sepeintas dan hanya satu atau dua aspeknya saja. Padahal

jumlah penganutnya sangat banyak sekitar satu miliar orang di seluruh dunia.

Juga jumlah Negara islam atau penduduknya mayoritas islam cukup banyak.38

Secara umum semua macam komunikasi manusia memiliki cirri yang

sama atau serupa. Misalnya proses, model, dan pengaruh pesannya. Ihwal yang

37 Drs. As haris Sumadiria, M. Si, Panduan Praktis Jurnalistik Profesional, hlm 80

38 A.Muis, Komunikasi Islam, hlm. 33

Page 28: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

28

membedakan komunikasi Islam (Islami) dengan teori komunikasi umum

terutama pada latar belakang filosofinya (Al-Qur’an dan Hadits) dan aspek

etikanya juga didasarkan pada landasan filosofi tersebut.39

Walaupun latar belakang filosofi komunikasi islami (Islam) tidak sama

dengan yang ada pada studi komunikasi umum, namun cukup banyak aspek

paradigmatik dan teoritis (perspektif) yang sama. Misalnya definisi komunikasi

baik definisi etimologis maupun terminologis. Mungkin ada istilah atau

perkataan lain menurut bahasa lain, tetapi istilah dari bahasa lain itu tetap

mempunyai makna komunikasi atau berkomunikasi (communicare – Latin),

yakni berbicara, menyampaikan pesan, pendapat, informasi, berita, pikiran,

perasaan dan sebagainya dari seseorang kepada yang lainnya dengan

mengharapkan umpan balik, jawaban (feedback).40

Dan bagaimana dengan pengertian media islam itu sendiri sebagai

saluran dari komunikasi massa? Seperti dikatakan diawal tidak banyak yang

membedakan antara media non-Islam dengan media Islam dalam hal model,

proses, dan efeknya. Yang membedakannya hanya pada landasan filosofis yang

bersumber pada Al-Qur’an dan Al Hadits.

Tetapi membahas media Islam tidak selesai jika kita hanya terpaku

dengan pengertian diatas. Masih banyak hal-hal lain yang perlu dibahas untuk

mendapatkan gambaran dan perkembangan riil mengenai media islam itu

sendiri. Penulis mendapatkan pengertian mengenai apa sebenarnya atau lebih

tepat bagaimana sebenarnya media Islam itu dari Redaktur Harian Republika,

39 Ibid., h, 34

40 Ibid., h35

Page 29: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

29

yang menjadi satu-satunya harian yang bernafaskan Islam yang masih eksis

sampai saat ini.

Menurut keterangan Republika, mereka melabeli harian mereka sebagai

harian Islam dikarenakan beberapa hal: pertama, karena mayoritas pembaca

mereka adalah muslim. Kedua, dalam hal pemberitaan mereka memberi

perhatian yang lebih terhadap isu-isu yang berkaitan dengan Islam dan umatnya

tanpa mengabaikan berita-berita yang lain.41

Bagaimana seharusnya media massa Islam memainkan peranan dalam

hiruk-pikuk seluruh dunia menyongsong era informasi dengan berbagai

implikasinya? Kebanyakan media massa Islam tumbuh di negara-negara

berkembang. Karena itu media massa Islam masih dalam tahap atau kondisi

“berkembang” pula. Hal itu berarti bahwa kemampuan media massa Islam untuk

bersaing dengan arus informasi internasional yang dikelola oleh kantor-kantor

atau jaringan-jaringan media raksasa milik negara-negara maju masih sangat

lemah.42

Perkembangan media islam dipengaruhi oleh fenomena tumbangnya

orde baru pada Mei 1998. Bagi kalangan media, itulah untuk pertama kalinya

selama 30 tahun, media massa mengalami masa kebebasan yang hamper tak

terbatas. Yunus Yosfiah, Menteri Penerangan saat itu melakukan terobosan

penting dengan mempermudah pengurusan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

(SIUPP). Media-media Islam jelas diuntungkan dengan fenomena tersebut,

41 Yeyen

42 A. Muis, Komunikasi Islami, hlm 15

Page 30: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

30

karena sebelumnya untuk menerbitkan SIUPP bukan hanya diperlukan uang

yang banyak tetapi dibutuhkan orang yang punya akses terhadap proses

pengambilan keputusan untuk memperoleh SIUPP.

Sayangnya pada saat pasa dipenuhi oleh media-media yang menyuarakan

fanatisme dan ekslusivisme, media Islam Moderat justu semaikin hilang dari

peredaran. Majalah Ummat yang sempat mapan pada decade 90-an tidak

dilanjutkan penerbitan, Jurnal Ulumul Qur’an yang sempat menjadi salah satu

icon pemikiran Islam ternyata tidak berlanjut ketika keran kebabasan dibuka,

dan Majalah Panji Masyarakat juga tidak lebih baik nasibnya. Ini tentu

memprihatinkan karena media-media yang terbit saat itu didominasi oleh media

yang cenderung menjual “kabar-kabar kebencian”43

Dua media yang sangat besar, yaitu Sabili dan Ummi, adalalah fenomena

yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Majalah Panji Masyarakat memang

cukup besar berpengaruh pada dekade 70-an dan 80-an, demikian juga majalah

Ummat sempat menjadi media islam terbesar pada dekade 90-an. Namun, dua

majalah ini tidak sefenomenal Sabili dan Ummi tertutama dari segi oplah. Pada

tahun 2000, oplah Sabili diperkirakan mencapai angka di ats 100 ribu dan

Majalah Ummi 80 ribu eksemplar.

Sabili dan Ummi hanya dua contoh sukses media Islam yang

menyuarakan fanatisme dan ekslusivisme yang kuat terhadap Islam. Ada banyak

media lain yang terbit pada masa reformasi seperti Jurnal Islam, Saksi, Darul

43

Agus Sudibyo, Ibnu Hamad, Muhammad Qadari, Kabar-kabar kebencian dan Prasangka

Agama, hlm. 24

Page 31: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

31

Islam, dan beberapa lainnya tetapi tumbang oleh seleksi alam. Dari hasil

penelitian penulis dilapangan, media-media Islam kini mulai membuka diri

terhadap sesuatu diluar fanatisme dan ekslusivisme. Media-media Islam kini

mulai meragamkan diri dengan penerbitan majalah-majalah yang berhubungan

dengan gaya hidup (life style) Islami seperti Majalah Alia dan Noor, juga

majalah yang bersegmentasi remaja seperti Annida dan Muslimah, dan juga yang

media Islam yang ditujukan untuk keluarga seperti Ummi. Perlahan tapi pasti

media tersebut mulai bisa diterima oleh masyarakat.

Bagaimana keadaan media moderat saat ini? Media Islam moderat justru

surut pada saat pasar didominasi oleh media Islam yang hanya menjual kabar-

kabar kebencian dan permusuhan? Memang ada asumsi pasar yang

menyebutkan media Islam bukan sesuatu yang marketable, namun asumsi ini

patah oleh kisah sukses Sabili. Ada juga yang mengatakan bahwa Islam moderat

bukan tema yang cukup menarik untuk dijual, asumsi ini patah oleh kisah sukses

Panji Masyarakat, Ulumul Qu’an dan Ummat. Kegagalan tiga media Islam ini

bukan karena kehabisan gagasan atau gagasan yang diusung tidak manarik,

tetapi lebih kepada factor manajemen.

Faktor manajemen memang menjadi problem serius dalam pengelolaan

media Islam, khususnya media Islam moderat. Manajamen di sini tidak semata-

mata dalam pengertian manajemen perusahan, di mana seluruh pengelolaan

sumberdaya perusahaan diorientasikan sepenuhnya untuk menghasilkan produk

berkualitas untuk memenuhi standar kompetisi, tetapi juga dalam arti

manajemen redaksional, di mana daya tarik peristiwa, aktualitas berita, akurasi

dan validitas data serta kredibilitas narasumber diolah dan disajikan menjadi

Page 32: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

32

sebuah berita yang memikat. Ini memang bukan pekerjan mudah. Apalagi media

elektronik – radio, televisi dan internet – telah menyediakan informasi dengan

cara yang jauh lebih murah, mudah dan cepat.

Selain itu media Islam juga membutuhkan Public Relation yang tanggu

untuk membentuk good name dan good will yang baik kepada masyarakat,

sehingga masyarakat bisa menerima media Islam, sebagai media pertama dalam

rujukan sumber informasi. Keadaan yang sangat dilematis ketika Indonsia

Negara mayoritas umat islam terbanyak didunia, jika melihat media Islamnya

seperti mati suri. Sangat berat ketika penulis harus mendikotomikan antara

media Islam yang Moderat dan media dengan fanatisme Islam berlebihan. Tetapi

itulah fakta dilapangan. Menurut penulis sudah saatnya media massa Islam baik

yang moderat dan media dengan fanatisme Islam mulai berbenah diri. Semakin

lama masyarakat kita semakin cerdas. Gunakanlah bahasa-bahasa yang baik dan

cerdas untuk membela Islam. Karena jika tidak ini akan menjadi bom waktu

untuk pencirtaan umat dan media Islam itu sendiri. Walaupun faktanya umat

Islam tertindas, gambarkanlah jeritan itu dengan ilmu dan santun sesuai dengan

pedoman Al-Qur’an dan As-Sunnah.

II.3. Ideologi Media

Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi mempunyai dua

pengertian yang berbeda. Pengertian dalam tataran positif menyatakan bahwa

ideologi dipersepsikan sebagai realitas pandangan dunia (world view,

welttanschaung) yang menyatakan sistem nilai kelompok atau komunitas sosial

tertentu untuk meligitimasikan kepentingannya. Sementara itu, pengertian dalam

Page 33: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

33

tataran negatif menyatakan bahwa ideologi dipersepsikan sebagai realitas

kesadaran palsu. Dalam arti bahwa ideologi merupakan sarana manipulatif dan

deceptive pemahaman manusia mengenai realitas sosial.44.

Ada sejumlah definisi terkait konsep ideologi. Penulis yang berbeda

menggunakan istilah ini secara berbeda pula, tidaklah mudah memastikan

penggunaanya peda setiap konteks. Raymond Williams (1977) menemukan tiga

penggunaan utama. Pertama , suatu sistem keyakainan yang menedai kelompok

atau kelas tertentu. Kedua, ideologi merupakan suatu sistem keyakinan

ilusioner- gagasan palsu - yang bisa dikontraskan dengan pengetahuan sejati atau

pengetahuan ilmiah. dan yang terakhir, ideologi seringkali digunakan untuk

sebuah proses umum produksi makna dan gagasan.

Dalam perkembangan ilmu sosial, terminologi ideologi mengalami

banyak pemaknaan. tapi secara ringkas , ideologi juga dapat dilihat dalam tiga

ranah acuan pokok. Pertama, ideologi sebagai realitas yang bermakna netral.

artinya, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai dan sikap

dasar rohani suatu kelompok sosial dan komunitas kebudayaan tertentu.

Kedua, ideologi sebagai kesadaran palsu (false consciousness).

pengertian ideologi sebagai kesadaran palsu menyatakan bahwa ideologi

merupakan sistem berfikir yang sudah terdistorsi,baik secara sengaja maupun

tidak disengaja. Ideologi dalam pengetian ini adalah sarana kelas atau kelompok

sosial tertentu untuk mensahkan atau melegitimasikan asal sumber dan praksis

kekeuasaan secara tidak wajar. dalam pengerian ini, makna ideologi justru

44 Kalr Mannheim, Ideologi and Utopia. An introduction to the sociology of knowledge, hlm 24

Page 34: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

34

bernilai negatif. artinya ideologi merupakan perangkat claim yang tidak wajar

atau sebuah teori yang tidak berorientasi pada nilai kebenaran (meskipun

ketegori kebenaran sangat bernilai relatif), melainkan sudah mengambil sikap

berpihak pada kepentingan tertentu. objektifitas kebenaran merupakan jalinan

dan rangkaian kebenaran subjektif yang disepakati bersama sebagai kebenaran

objektif.

Ketiga, ideologi sebagai sistem keyakinan yang tidak rasional.artinya,

bahwa ideologi hanya sekedar rangkaian sistem kepercayaan dan keyakinan

subjektif (belief system). Konsekuensinya adalah ideologi tidak membuka

kemungkinan pertanggungjawaban rasional dan objektif.45

Ideologi berkaitan dengan konsep seperti "pandangan dunia", sistem

kepercayaan, dan nilai-nilai.namun, ruang lingkup ideologi lebih luas dari pada

konsep-konsep tersebut.ideologi tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan yang

terkandung mengenai dunia, tapi juga cara yang mendasari definisi dunia. Oleh

sebab itu, ideologi tidak hanya tentang politik. Ideologi memiliki cakupan yang

lebih luas lagi dan mengandung makna konotasi46. Ideologi merupakan sarana

yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa sehingga bisa diterima oleh

keseluruhan masyarakat sabagai sesuatu yang alami dan wajar.47

Menurut Antonio Gramsci mengenai hegemoni, media massa adalah alat

yang digunakan elit berkuasa untuk "melestarikan kekuasaan, kekayaan dan

status mereka (dengan mempopulerkan) falsafah, kebudayaan dan moralitas

45 Franz Magnis Suseno, Filsafat sebagai ilmu kritis, hlm 230-231

46 Croteau and Hoynes, Media/Society, Industries, Image, and Audience,hlm,163 47 John Fiske, cultural and communication studiest, sebuah pengantar paling komprehensif,

hlm 239 .

Page 35: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

35

mereka sendiri.”48 Di satu pihak media massa merupakan sebuah medium

penyampai informasi dan dipihak lain media massa dapat pula dijadikan sebagai

alat penyebarluasan ideologi golongan tertentu. Oleh karena itu, media massa

dikatakan memiliki bias-bias kepentingan tertentu.

Kekuatan-kekuatan yang bermain di dalam dan di luar media diyakini

memiliki pengaruh pada proses komunikasi yang dilakukan media massa. Dalam

beberapa kasus, pemberitaan media melibatkan dominasi kelompok-kelompok

dominan. Sebagai medium penyampaian pesan, media memang tidak bisa

bersifat netral. Begitu pula pesan-pesan yang terkandung di dalamnya juga tidak

bisa dikatakan bebas nilai karena pesan-pesan tersebut mengandung makna-

makna tertentu dan bahkan mungkin mengandung pesan yang sarat dengan

muatan ideologis.

Teori-teori klasik ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi

dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk memproduksi dan

melegitimasi dominasi mereka.49 Pengaruh media massa yang begitu besar

terhadap masyarakat membuat media massa dijadikan alat oleh kelompok-

kelompok tertentu untuk membujuk dan mengomunikasikan ideologi-ideologi

demi kepentingan mereka.

Shoemaker dan Reese melihat ideologi sebagai salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi isi media. ideologi diartikan sebagai salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi isi media. ideologi diartikan sebagai suau mekanisme

simbolok yang berperan sebagai kekuatan pengikat dalam masyarakat. tingkat

48 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, hlm, 34. 49 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, hlm 13

Page 36: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

36

ideologi menekankan pada kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi

media itu bekerja.50

Hal ini tidak lepas dari unsur nilai, kepentingan dan kekuatan atau

kekuasaan apa yang ada dalam media tersebut. kekuasaan tersebut berusaha

dijalankan dan disebarkan melalui media sehingga media tidak dapat lagi

bersifat netral dan tidak berpihak. Media bukanlah ranah netral dimana berbagai

kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapat perlakuan

yang sama dan seimbang51. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa media

berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari kelompok pemegang kekuasaan dan

kekuatan dalam masyarakat. Nilai yang dianggap penting bagi pemegang

kekeuasaan disebarkan melalui media sehingga isi media mencerminkan apa

yang diinginkan oleh pemilik kekuasaan tersebut.

Ideologi bekerja melalui bahasa dan bahasa adalah medium tindakan

sosial52. Dalam media masssa, aspek-aspek ideologi dapat dilihat dari bagaimana

mereka menyampaikan pesan kepada kahalayaknya. Dalam hal ini pesan-pesan

disampaikan melalui simbol-simbol baik verbal maupun non verbal. Simbol-

simbol itu dapat mewakili ide, perasaan, pikiran serta ideologi. Ideologi secara

verbal dapat diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur bahasa yang

dipakai.

Bahasa yang akan dipakai dalam media massa ditentukan oleh awak

media itu sendiri, dalam hal ini yang mempunyai pengaruh besar dalam

50 Pamela J. shoemaker dan Stephen D Reese, Mediating the Message Theories of Influences on

Mass Media Contend, second edition, hlm. 223

51 Agus Sudibyo , Politik Media dan Pertarungan Wacana, hlm, 55 52 John B Thompson, Analisis Ideologi : Kritik Wacana Ideologi-ideologi Dunia, , hlm 19

Page 37: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

37

menentukan pilihan dan struktur bahasa adalah wartawan dan editor. Wartawan

dan editor memiliki kewenangan untuk menentukan pilihan kata yang akan

dipergunakan. Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang

akan diliput dan apa yang harus disembunykian kepada khlayakak.53. Proses-

proses tersebut menunjukan adanya kegiatan penyeleksian berita. Proses

penyeleksian akan menentukan berita yang akan dimuat dalam media massa

selanjutnya, sehingga untuk memproduksi sebuah berita banyak pihak-pihak dan

faktor-faktor yang terlibat dan bermain di dalamnya.

Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. Ia

merupakan instrument pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat

konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita,

cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Keberadaan bahasa tidak lagi

semata sebagai alat untuk menggambarkan realitas, melainkan bisa menetukan

gambaran (makna citra) mengenai suatu realitas media yang akan muncul di

benak khalayak. Terdapat berbagai cara media massa mempengaruhi bahasa dan

makna, mengembangkan kata-kata baru beserta makna asosiatifnya; memperluas

makna dari istilah-istilah yang ada; mengganti makna lama sebuah istilah

dengan makna baru; memantapkan konvensi makna yang telah ada dalam suatu

sistem bahasa.54

III.4 Pengertian Konflik

Kalevi J. Holsti mengatakan bahwa konflik timbul akibat ketidaksamaan

posisi atas suatu isu, adanya tingkah laku permusuhan, setra diperkuat oleh aksi- 53 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita, Hlm 21

54 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi critical Discourse Analysis Terhadap Berita-berita Politik, hlm, 12

Page 38: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

38

aksi militer antara pihak-pihak yang bertikai.55 Sementara Louise Kriesberg

mendefinisikan konflik sebagai sebuah situasi dimana dua atau lebih pihak

mempercayai bahwa mereka mempunyai tujuan yang berbeda (a conflict is a

situation in which two or more parties, or their representatives, belives they

have incompatible objective).56

Secara sempit, konflik memiliki pengertian perilaku (behavior) atau aksi

(action) yang tidak bersahabat antara pihak-pihak yang bertikai.57 Dengan

pengertian seperti ini, dapat disimpulkan bahwa konflik berakhir bila perilaku

demikian juga berakhir. Namun pendapat ini masih dapat dipertanyakan, karena

penghentian perilaku tidak bersahabat tidak selalu berati selesainya konflik.

Gencatan senjata, penghentian pernyataan verbal yang ofensif

(propaganda/hasutan), mobilisasi, petisi, demonstrasi, boikot, dan sanksi, hanya

merupakan indikasi kearah penyelesaian konflik. Namun demikian perlu ditarik

batasan antara perilaku tidak bersahabat yang dimaksud dalam konflik, yaitu

kekerasan politik/militer (politic/military violence), dengan kejahatan biasa oleh

individu atau kelompok (sheer banditary, mutinies and other form of collective

violence)58

Aksi-aksi kekerasan yang dilancarkan oleh pihak-pihak yang bertikai

tersebut timbul akibat adanya perbenturan kepentingan (incompability) antara

mereka. Inilah pengertian konflik yang lebih umum, yaitu situasi dimana

terdapat ketidaksepakatan mendalam antara sedikitnya dua pihak yang

55 K.J. Holsti, International Politics : A Framework for Analysis, third edit. (eaglewood Cliffs: Prentice Hall Inc, 1977)Hlm, 456

56 Louis Kriesberg, The Sociology of social Conflict (New York : Prentice Hall, 1973.

57 Peter Wallensteen, understanding conflict resolution: war, peace, and the global system. London: sage publication, 13-14

58 Ibid., h 25

Page 39: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

39

kebutuhan/kepentingan mereka atas suatu sumber daya yang sama dan terbatas

tidak dapat terpenuhi dalam waktu yang bersamaan.59

Komponen terakhir dan paling mendasar dari konflik adalah aktor.

Dalam hubungan antar manusia, di saat seseorang/sekelompok individu

mementukan kebutuhan dasarnya dan menyadari bahwa kepentingan untuk

memeuhi kebeutuhannya itu berentangan dengan yang lain, maka dengan

sedirinya konflik telah tercipta. Oleh karena itu, latar belakang aktor serta

bagaimana pemahaman si aktor atas posisinya dan sumber daya yang

dibutuhkannya menjadi elemen yang penting untuk dianalisa. Dalam sistem

global, aktor terbagi menjadi dua kategori, yaitu negara dan non-negara.

Kelompok pertama mencakup organisasi antar pemerintah (IGOs) seperti PBB,

Liga Arab, dan OKI; dan Negara yaitu Inggris, Paletina, Israel, Amerika, Mesir,

dll. Kelompok kedua adalah actor non negara, yang erbagi menjadi individu;

organisasi non pemerintah (NGOs); kelompok-kelompok kepentingan; dan

perusahaan multinasional.

Dengan mengombinasikan ketiga komponan tadi, maka definisi yang

lengkap dari konflik adalah :60

“A social situation in which a minimum of two actor (parties) stive to acquire at

the same moment in the time an available set of scarce resources.”

“Sebuah situasi sosial dimana terdapat minimal dua aktor/kelompok, yang

berupaya memperoleh sumber daya yang terbatas pada saat yang bersamaan.”

59 Ibid., h 15 60 Ibid., h 16

Page 40: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

40

Kata ‘Stive’ pada definisi diatas mencakup segala jenis upaya untuk

memperoleh sumber daya yang terbats tadi, bisa dari aktivitas yang paling

ringan hingga yang paling keras yaitu berperang. Semantara frasa’at the same

moment in time’ juga penting untuk ditekankan, karena waktu, seberapapun

berharganya, dapat dibagi. Bila salah satu pihak bertikai setuju untuk

mendapatkan sumber daya yang diperebutkan pada waktu yang berbeda atau

memanfaatkan secara bergiliran, maka tidak akan ada konflik. Sementara frasa

‘available set of scare resources’ yang menimbulkan pembenturan pada konflik

tidak selalu mengacu kepada sumber daya yang memiliki nilai ekonomis.

Incompatibility juga dapat berlaku atas perebutan kekuasaan atas suatu wilayah,

kekuasaan atas rakyat, posisi dalam partai politik atau pemerintahan, dan lain

sebagainya.61

Sebagai konsep konflik, maka penelitian ini melangkah pada konflik

terberat yang ada yaitu perang. Peperangan berbeda dengan konflik biasa

dimana Ia merupakan fenomena dimana kerusakan yang diakibatkannya tidak

dapat dihapus dan dikembalikan seperti sebelumnya (irreversible). Perang

mencakup pengambilalihan wilayah, pengusiran penduduk asli wilayah tersebut,

kematian tentara dan penduduk sipil, perusakan infrastruktur, sumber daya

manusia, serta lingkungan. Perang yang merupakan fenomena sosial paling

destruktif yang bisa dilakukan manusia, mencakup repsesi sistematik,

totalitalianisme, hingga genosida.

Di dalam studi perdamaian (peace studies) terdapat tiga istilah yang

perlu dipahami secara baik guna tidak mengacaukan pemahaman, yakni:

61 Ibid., h 15-16

Page 41: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

41

pertama, penyelesaian konflik (conflict resolution) merujuk pada sebab-sebab

konflik daripada manifestasi konflik. Logika yang bekerja dalam pemahaman ini

ialah konflik akan selalu ada di dalam kehidupan manusia karena itu konflik

dapat terselesaikan. Kedua, pembasmian konflik, merujuk pada manifestasi

konflik daripada sebab-sebab konflik. Terjadi Logika yang bermain dalam

konteks pembasmian adalah dalam jangka pendek konflik dibasmi dengan

kekerasan, tetapi untuk jangka panjang tidak mungkin menggunakan pendekatan

ini, karena semakin dibasmi dengan kekerasan, maka konflik itu akan semakin

berkobar dan membesar. Ketiga, pengaturan konflik berupa bentuk-bentuk

pengendalian yang lebih diarahkan pada manifestasi konflik daripada sebab-

sebab konflik.

1. Pendekatan dinamika konflik

Peter wallesteen mengemukakan tiga pendekatan untuk menjembatani

konsep konflik dengan resolusi konflik.62 Pendekatan pertama berpandangan

bahwa konflik adalah fenomena sosial yang memiliki jiwa dan mendorong

aktor-aktor yang berada didalamnya untuk memposisikan diri saling berhadapan

satu sama lain, sesuai dengan tujuan dan kepentingannya masing-masing, karena

konflik memilik siklus hidup yang dinamis, maka resolusi konflik adalah sebuah

upaya tanpa akhir untuk mentransformasikan konflik menjadi interaksi positif.

Konflik dapat ditransformasikan melalui tiga cara, seperti yang ditunjukan

dalam bagan di bawah ini

62 Ibid., h 33-49

Page 42: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

42

A

100

50

50 100

Sumber : Peter Wallensteen

Cara pertama, transcendence, (ditunjukana pada titik IV) adalah dimana

masing-masing aktor A dan B yang berkonflik memperoleh 100% tujuannya.

Cara kedua compromise, adalah dimana masing-masing aktor bertemu di

tengah-tengah titik (titik III) dengan mengorbankan sebagian tujuannya. Pada

cara ketiga, withdrawals, baik A maupun B melepaskan tujuannya dan

menyerahkan kepada pihak ketiga (titik V). Tentu saja transformasi yang paling

diinginkan dalam tiap konflik adalah transcendence, walaupun secara

metematis hal ini tidak mungkin dicapai karena tidak ada sumber daya yang

bernilai 200%. Untuk itu dibutuhkan kerativitas dari semua pihak yang

berkepentingan dalam konflik untuk dapat mencapat transcendence.

Langkah yang signifikan dalam pendekatan ini adalah dengan

mengadakan dialog antara pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai suatu

kesepakatan damai, dengan melibatkan pihak ketiga yang berperan sebagai

mediator/fasilitator. Pihak ketiga ini bisa Negara bisa juga organisasi non

Negara (NGOs), harus bersifat anti kekerasan (non-voilent) untuk dapat

I A Wins B Loses

IV A Wins B Wins

III Compromise

V A Loses, B Loses,

C Wins

II B Wins A Loses

Page 43: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

43

mengubah dinamika konflik, menjembatani tuntutan-tuntutan yang ada, serta

memberikan jalan keluar alternative.

2. pendekatan kebutuhan dasar

Pendekatan ini berpandangan bahwa konflik timbul akibat akumulasi

rasa frustasi pihak-pihak yang tuntutannya tidak terpenuhi. Bila mereka tidak

menemukan jalan lain untuk memenuhi kebutuhannya, maka pihak-pihak ini

mengomunikasikan rasa frustasinya melalui jalur kekerasan. Ini berari konflik

menjadi suatu instrument aksi bagi actor-aktor tertentu. Inilah ini dari

pendekatan kedua yang memfokuskan kepada kebutuhan dasar manusia. Konflik

dan aksi-aksi kekerasan timbul bila individu merasa kebutuhan dasar misalnya

keamanan, identitas (tercakup didalamnya factor-faktor etnis, akar sejarah,

bahasa, agama/keyakinan, dan budaya), penerimaan/pengakuan dalam

masyarakat, partisipasi dalam politik, akses terhap kekeuasaan, dan kebutuhan

ekonomi.

Dengan demikian, proses resolusi konflik harus mengidentifikasi factor-

faktor mana yang merupakan kebuhan dasar yang tidak terpenuhi serta jalan

keluar untuk mengantisipasinya. Namun kemudian timbul pertanyaan,

mungkinkah semua tuntutan dan kebutuhan manusia atau sekelompok manusia

dapat terpenuhi? Berbeda dengan pendekatan cinamika konflik, penganut

perspektif kedua ini cenderung kepada jawaban pesimistis karena kebutuhan

manusia tidak mungkin terpenuhi seluruhnya. Akan tetapi, sama seperti

pendekatan dinamika konflik yang menyakini bahwa konflik hanya dapat

ditransformasikan dan tidak dieliminasi, pendekatan ini berkesimpulan bahwa

Page 44: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

44

resolusi konflik hanya merupakan cara memanajemen konflik dan bukan

mengakhirinya.

3. Pendekatan Kalkulasi Rasional

Perspektif ketiga ini mengemukakan bahwa tiap aktor memliki

rasionalitas masing-masing, kemampuan membentuk penilaian, mambuat

keputusan, menyusun stretegi, dan oleh karenanya dapat mengambil langkah-

langkah dan inisiatif yang dapat membawa kepada peperangan. Pemikiran

seperti ini tidaklah menyenangkn, namun penganut perspektif ini beragumen

bahwa hal sebaliknya, pengakhiran perang dan pencapaian kesepakatan juga

didasari oleh rasionalitas aktor tadi.

Aktor-aktor dalam konflik negara, kelompok orang, atau suatu

pergerakan nasional, diasumsikan mengambil inisiatif untuk berperang dengan

tujuan kemenangan, setelah melakukan kalkulasi internal bahwa keuntungan

yang mungkin diraih lebih besar dari kehilangan yang harus dikorbankan.

Namun setelah beberapa waktu dan kemenangan tidak juga tercapai, potensial

keuntungan menurun sementara biaya peperangan (baik berupa korban jiwa

maupun kerugian meteril) meningkat. Dengan demikian actor/inisiator akan

melakukan revisi terhadap kalkulasi terdahulu, yang akan merubah arah dan

dinamika konflik. Bila pihak-pihak yang berhadapan memiliki kebutuhan yang

sama untuk mengevaluasi posisi dna pengorbanan/kerugiannya, maka inilah saat

yang tepat untuk memulai proses resolusi konflik.

Pendekatan kalkulasi rasional ini sulit untuk dipahami oleh pihak-pihak

di luar konflik karena alasan dibalik pengambilan keputusan atau inisiatif untuk

Page 45: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

45

berperang teramat kompleks. Selain itu, berbeda dengan pendekatan dinamika

konflik, perspektif ini menekankan pada signifikansi aktor dan bukan fenomena

alami dari interaksi sosial sebagai pengendali konflik. Namun pendekatan ini

justru lebih menekankan kepada pentingnya peranan aktif dunia internasional

dibandingkan dua pendekatan terdahulu. Dunia luar berperan dalam

mempengaruhi kalkulasi aktor-aktor yang berkonflik agar bergerak kearah

manajemen atau resolusi konflik. Salah satu cara mempengaruhi adalah melalui

system reward and punishment, seperti misanya pemberlakuan sanksi atau

embargo sebagai tekanan terhadap aktor yang ‘bandel’. Kekuatan militer juga

dapat digunakan untuk memperkuat kaualitas tekanan.

Namun cara ini memiliki kelemahan, yaitu hanya memiliki kemungkinan

berasal bila yang berkonflik adalah Negara kecil. Lebih lanjut, timbul

pertanyaan-pertanyaan : pihak luar mana yang dapat turun tangan menangani

konflik tertentu? Yang mana dapat berpartisipasi dlam pencapaian kesepakatan

damai yang tahan lama? Apa sebaiknya melibatkan sebanyak mungkin pihak

luar atau tidak, dan apaakah mereka harus diundang atau berinisiatif sendiri?

Dengan kalkulasi rasional masing-masing, beberapa pihak justru dapat

mempersulit pencapaian kesepakatan disebabkan ambisi dan kepentingan

pribadinya. Dari segi jumlah, sebanyak mungkin partai yang terlibat terlihat

lebih baaik dan demokratis. Namun, negosiasi dalam skala besar dapat dilihat

sebagai penyia-nyia waktu dan sumber daya. Sedangkan perspektif ini

menekankan kepada pentingnya waktu yang tepat (ripe moment). Kesempatan

untuk memulai proses perdamaian harus diraih dengan aksi/maneuver politik

yang cepat dan tepat, atau momentum untuk itu akan terlewatkan.

Page 46: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bagi penelitian

kualitatif, realitas tidak hanya satu. Setiap peneliti menciptakan realitas sebagai

bagian dari proses penelitian, bersifat subjektif dan hanya berada dalam referensi

peneliti. Penelitian kualitatif mengamati keseluruhan proses yang dipercaya

bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh) dan tidak dapat dibagi-bagi.63

Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar ilmiah atau pada

konteks dari suatu keutuhan (Entity). Hal ini dilakukan, menurut Lincon dan

Guba (1985, 39) karena ontologi alamiah mengenai adanya kenyataan-kenyataan

sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi : (1) Tindakan

pengamatan memepengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian

harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluan

pemahaman. (2) Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu

penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu

mstruktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.64

Penelitian ini menggunakan analisis interpretatif. Menurut pandangan

media tradisional media dilihat sebagai alat untuk menyalurkan informasi. Hal

63 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif;Prosedur, Teknik, dan Teori Gounded, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 2007, h. 35

64 Lexy J. Maleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosda, 2003 h. 8

Page 47: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

47

berbeda dalam pandangan interpretatif yang melihat makna dari apa yang

ditampilkan oleh media.65

Isi yang media tampilkan menurut komunitas interpretatif adalah hasil

dari konstruksi dan setiap orang akan memiliki pandangan terhadap produksi

media. Sebagai contoh. Tayang Sesame street yang merupakan tayangan anak-

anak. Banyak anak-anak yang menonton Sesame Street hanya untuk mengisi

waktu luang, tetapi banyak juga anak-anak yang menonton kemudian

didiskusikan oleh orang tua mereka, dan memaknai tayangan itu selain

hiburan.66

Thomas Lindlof memberikan tiga dimensi interpretative67 :

1. Mengartikan isi media dari dua media yang berbeda dan memiliki isu

yang sama.

2. Bagaimana efek dari isi media tersebut kepada masyarakat, dan

3. Bagaimana media mengonstruksi berita tersebut.

B. Metode Penelitian

Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis

framing menurut Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Bagi Pan dan Kosicki,

analisis framing merupakan salah satu analisis isi kualitatif yang berbeda dengan

isi tradisional. Teks berita di sini dilihat sebagai hasil konstruksi realitas,

sehingga dalam pengamatannya melibatkan pula proses produksi teks berita.

65 Stephen W. Litteljhon, Theories of Human, Communication, USA, Wadsworth, Thomson

Learrning, 2005, h. 200 66 Ibid., h 201 67 Ibid.

Page 48: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

48

Setelah beberapa kurun waktu yang cukup lama, pendekatan

positivis mendominasi penelitian ilmiah, kini pendekatan positivis sudah

mulai digantikan dengan pendekatan lain yang lebih kritis. Analisis framing

merupakan salah satu bentuk penelitian baru yang sedang berkembang dan

termasuk kedalam paradigma konstruksionis.

Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas

seperti: peristiwa, actor, kelompok atau apapun yang dibingkai oleh media.

Pembingkaian tersebut dibentuk melalui proses konstruksi.68 Proses

konstruksi realitas itu sendiri pada akhirnya menghasilkan mekana tertentu.

Hasilnya dapat kita cermati dari berbagai media massa, walaupun banyak

media memberitakan peristiwa yang sama, namun makna yang akan diterima

khalayak akan berbeda.

Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita

(story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara

melihat” terhadap realitas yang disajikan oleh berita. “cara melihat” ini

berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas.69

Sebagai sebuah metode analisis teks, analisis framing mempunyai

karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan anlisis isi kuantitatif.

Dalam analisis kuantitatif, yang ditekankan adalah isi (content) dari suatu

pesan/teks komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang menjadi

pusat perhatian adalah pembentukan pesan dari teks. Framing, terutama

melihat bagaimana pesan/peristiwa dikonstruksi oleh media. Bagaimana

68 Eriyanto, Konstruksi Ideologi dan Politik Media, h. 3 69 Ibid., h. 10

Page 49: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

49

wartawan mengonstruksi peristiwa dan menyajikan kepada khalayak

pembaca.70

Menurut Pan dan Kosicki ada dua konsepsi dalam framing yang

saling berkaitan, pertama, dalam konsepsi psikologis. Framing dalam

konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses

informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses

kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan

ditunjukkan dalam skema tertentu, di mana informasi tertentu ditempatkan

secara lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Kedua, konsepsi sosiologis.

Pandangan sosiologis melihat pada bagaiamana konstruksi sosial atas

realitas. Frame dalam pandangan sosiologis merupakan sebuah proses

seseorang menglasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan

pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya,

sehingga realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat di mengerti

karena sudah dilabeli dengan label tertentu.71

Pan dan Kosicki menggabungkan konsepsi psikologis dengan

konsepsi sosiologis. Menurut mereka kedua konsepsi tersebut tidak dapat

dipisahkan karena pada dasarnya framing melibatkan kedua unsure tersebut.

Dalam menganalisis isi teks berita, pendekatan ini membagi perangkat

framing menjadi empat struktur besar.

Metode framing Pan dan Kosicki menfokuskan pada cara

wartawan dalam memaknai suatu peristiwa, sehingga perangkat wacana

yang digunakan oleh wartawan menjadi perhatiannya. Melalui perangkat

70 Ibid., h. 10-11 71 Ibid., h. 252-253

Page 50: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

50

wacana seperti kata, kalimat, lead, foto, atau gambar merupakan alat untuk

memahami media dalam mengemas berita.

Dalam pendekatan ini, pendekatan framing dibagi dalam empat

struktur besar. Keempar struktur tersebut adalah sintaksis, struktur skrip,

struktrur tematik, dan struktur retoris. Keempat struktur tersebut merupakan

suatu rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari suatu media.

Pendekatan ini dapat digambarkan ke dalam skema seperti di bawah ini:

Sruktur Pada Perangkat Framing

Struktur Unit yang diamati

Sintaksis Headline, lead, latar, informasi,

kutipan sumber, pernyataan,

penutup

Srip 5W + 1H

Cara Wartawan

Mengisahkan Fakta

Tematik Paragraf, proposisi, kalimat,

hubungan

antar kalimat.

1. Skema Berita

PERANGKAT

2. Kelengkapan Berita

3. Detail

4. Maksud

5. Nominalisasi

6. Koherensi

7. Bentuk Kalimat

8. Kata Ganti

Page 51: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

51

Retoris Kata, idiom, gambar/foto, grafik

Cara wartawan

Menekankan fakta

Sintaksis72

Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari

bagian berita seperti headline, lead, latar informasi, sumber atau penutup yang

berada dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Dalam penulisan

jurnalistik dikenal struktur piramida terbalik. Struktur piramida terbalik tersebut

yang bias disebut sebagai salah satu bentu sintaksis.

Headline merupakan aspek sintaksis yang mendapat perhatian lebih

sebab headline mempunyai pengaruh terhadap isi. Dari headline sebuah

peristiwa akan dibawa dan dimengerti. Lead adalah perangkat sintaksis lainnya.

Lead umumnya memberikan suatu sudut pandang dari berita, menunjukkan

perspektif tertentu dari peristiwa yang diberit€akan. Sedangkan latar merupakan

bagian berita yang dapat mempengaruhi semantic atau arti kata yang ingin

ditampilkan. Latar belakang yang dipilih akan menentukan cara pendang

khalayak. Latar dapat pula dijadikan pembenar atas suatu ide atau gagasan

tertentu yang tujuannya untuk menyerang kelompok lain dan mempertahankan

pendapat kelompoknya sendiri.

72 Disarikan dari Eriyanto, Bimo Nugroho, Frans Sudiasis, Politik Mengemas Berita h. 31-33

9. Leksikon

10. Grafis

11. Metafora

12. Pengandaian

Page 52: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

52

Dalam penulisan sebuah berita, objektifitas harus tetap dijaga. Hal ini

harus ada kesimbangan dalam pemberitaan. Prinsip keseimbangan tersebut

dikenal dengan cover both sides yang mencakup pihak yang pro maupun yang

kontra, sehingga pengutipan sumber berita menjadi seimbang. Keseimbangan

lain juga meliputi objektifitas terhadap suatu pendapat. Berita yang ditulis bukan

merupakan pendapat dari wartawan semata, namun juga pendapat dari orang lain

yang mempunyai otoritas tertentu atau orang yang ahli di bidangnya.

Pengutipan sumber menjadi perangkat framing yang kuat atas tiga hal.

Pertama, mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat

dengan mendasarkan diri pada otoritas akademik. Wartawan bisa jadi

mempunyai pendapat tersendiri atas suatu peristiwa, pengutipan digunakan

untuk member bobot atas pendapat yang dibuat. Kedua, menghubungkan poin

tertentu dari pandangannya kepada pejabat yang berwenang. Ketiga,

mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang dihubungkan dengan

kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pendangan tersebut nampak sebagai

penyimpangan social.

Skrip73

Bentuk umum dari struktur skip ini adalah pola 5W + 1H (who, what,

when, where, why, dan how). Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi

penanda framing yang penting. Dengan menempatkan salah satu dari 5W +1H

tersebut lebih menonjol dari yang lain akan memberikan makna yang berbeda

karena adanya penekanan tertentu.

73 Ibid., h. 33-34

Page 53: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

53

Tematik74

Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta ditulis,

bagaimana kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke

dalam teks berita secara keseluruhan. Dalam menulis berita seorang wartawan

mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Tema itulah yang akan dibuktikan

dengan susunan atau bentuk kalimat tertentu, proposisi atau hubungan antar

proposisi. Dalam suatu peristiwa tertentu pembuat teks dapat menanipulasi

penafsiran pembaca/khalayak tentang suatu peristiwa. Elemen wacana yang dipakai

dalam tema adalah :

� Detail

Elemen wacana detail berhubungan dengan control informasi yang

ditampilkan komunikator. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan

informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya ia akan

menampilkan informasi dalam jumlah sedikt atau bahkan tidak disampaikan,

bila hal itu merugikan kedudukannya. Detail yang lengkap dan penjang lebar

merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra

tertentu kepada khalayak.

� Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator

akan diuraikan secara eksplisit, tegas dan jelas. Sebaliknya, informasi yang

merugikan akan diuraikan secara tersamar, implicit, tersembunyi, eufimistik, dan

berbelit-belit. Tujuannya menginformasikan kepada public hanya yang

menguntungkan komunikator.

74 Ibid

Page 54: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

54

� Nominalisasi

Elemen nominalisasi berhubungan dengan pertanyaan apakah

komunikator memandang objek sebagai sesuatu yang tunggal berdiri sendiri atau

sebagai suatu kelompok komunitas. Nominalisasi dapat memberikan sugesti

kepada khalayak adanya generalisasi.

� Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, propsisi atau kalimat.

Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat

dihubungkan denganmenggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidaj

berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi merupakan

elemen wacan untuk melihat bagaimana seseorang secara stategis menggunakan

wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu

dipandnag saling terpisah, berhubungan atau malah sebab akibat.

� Koherensi Kondisional

Koherensi kondisional dalam wacana dapat berupa hubungan sebab

akibat, dapat juga berupa hubungan penjelas. Koherensi kindisianal ini dapat

dengan mudah dilihat dari pemakaian kata hubung untuk menggambarkan dan

menjelaskan hubungan. Koherensi kondisional juga ditandai dengan pemakaian

anak kalimat sebagai penjelas, seperti pemakaian proposisi.

� Koherensi Fungsional

Hubungan fungsional memuat generalisasi dan spesifikasi. Generalisasi

yang berlebihan oleh komunikator atau over-generalisasi akan terlihat bila

kelompok lawan melakukan tindakan negative. Sebaliknya jika kelompok

sendiri melakukan kesalahan, kita akan melihat begaimana komunikator

Page 55: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

55

menggunakan pengecualiannya, misalnya dengan mengatakan bahwa peristiwa

itu hanya dilakukan oleh oknum, memberikan sugesti bahwa peristiwa itu hanya

kecelakaan bukan suatu kebijkan yang disengaja dengan meminimalkan gaya

dan proposisi dehingga orang sukar untuk menbuat generalisasi.

� Koherensi Pembeda

Koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua

peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat

seolah-oleh saling bertentangan dan berseberangan/contrast. Kata sambung yang

sering dipakai untuk membedakan dua proposisi ini adalah “dibandingkan”.

Salah satu cara yang segera terlihat adalah pada pemakaian penyangkalan yang

bertujuan menghindari kesan yang buruk ketika hendak menyatakan sesuatu

yang negatif.

� Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara

berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ini berhungan dengan

susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk

kalimat ini juga turut menentukan makna yang akan dibentuk.

Kalimat aktif umumnya digunakan agar seseorang menjadi subjek dari

tanggapannya, sebaliknya kalimat pasif menempatkan seseorang sebagai objek.

Semua struktur kalimat baik aktif maupun pasif, menunjukkan pada tingkatan

mana yang ditonjolkan, mana yang harus difokuskan, bagian mana yang

difokuskan dengan kata-kata khusus, frase, atau anak kalimat yang secara

langsung mempengaruhi makna kata secara keseluruhan.

Page 56: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

56

� Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa

dengan menciptakan suatu imajinasi. Kata ganti merupakan alat yang dipakai

komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam

mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau

“kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi

komunikator semata-mata. Tetapi ketika memakai kata ganti “kita” menjadikan

sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas

tertentu. Batas anatara komunikator dengan khalayak dengan sengaja

dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap komunitas secara

keseluruhan.

Pemakaian kata ganti jamak seperti kita atau kami mempunyai implikasi

menumbuhkan solidaritas, aliansi, perhatian public serta mengurangi kritik dan

oposisi kepada diri sendiri. Pemakaian kata ganti “kita” menciptakan komunitas

antara dirinya sendiri dengan para pembacanya. Apa yang menjadi sikap

komunikator seolah-oleh juga menjadi sikap khalayak. Padahal mungkin tidak

semua khalayak memiliki pendapat yang sama.

Retoris

Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau

kata yang pilih wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh

wartawan. Perangkat retoris digunakan untuk membuatcitra meningkatkan

penonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan pada

suatu berita. Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh wartawan

sebagai berikut :

Page 57: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

57

� Leksikon

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang memilih kata dari berbagai

kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata yang dipakai tidak terjadi

kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan

seseorang terhadap fakta/realitas.

� Gaya

Elemen gaya berhubungan dengan begaimana pesan yang disampaikan

dibungkus dengan bahasa tertentu untuk menimbukan efek tertentu kepada

khalayak. Sebuah tulisan mungkin akan berisi banyak bahasa hukum atau bahasa

teknis. Penulisan ini dimaksudkan untuk lebih menekankan bahwa argument

yang dikemukakan komunikator didukung oleh otoritas tertentu atau dengan

kata lain pendapatnya itu benar.

� Grafis

Dalam wacana berita, grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang

dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring,

pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar,

termasuk penggunaan caption, rasters, garafik, gambar, atau table. Elemen grafik

memberikan efek kognitif, yaitu untuk mengontrol perhatian dan ketertarikan

secara intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting

dan menarik sehingga harus dipusatkan/difokuskan. Elemen grafis juga muncul

dalam bentuk foto. Dalam media cetak foto tersebut disebut jurnalisme foto

(photojournalism)

“Photojournalism is visual information that makes a difference in the lives of readers who see it. Implicit is an assumption that such information has

Page 58: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

58

value and serves a social good. If done in the right spirit, photojournalism can be a powerful tool for explaining the larger world by conveying truths about human condition”.75“Jurnalisme foto adalah informasi visual yang membuat perbedaan pada hidup pembacanya. Implicit adalah sebuah asumsi bahwa informasi semacam itu memilki nilai dan mencerdaskan public. Jika dilakukan dalam semangat yang benar, jurnalisme foto bisa menjadi alat untuk menjelaskan kebenaran mengenai kondisi manusia yang diabadikan dalam foto tersebut.” � Pengandaian

Elemen wacana pengandaian (presuppotion) merupakan pernyataan yang

digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti upaya

mendukung pendapat dengan jalan memberilatarbelakang, maka pengandaian

adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya

kebenarannya. Pengandaian hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya

dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.

� Metafora

Dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan

pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan. Metafora dimaksudkan

sebagai ornament atau bumbu suatu berita, selain itu metafora dimaksudkan agar

khalayak tidak bosan. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat,

ungkapan sahari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno,

bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci. Hal ini maksudnya

untuk memperkuat pesan utama.

75 Greg Lewis,”Photo Journalism:Content&Technique, Fresno: Mc GrawHill, 1995.h,. 9

Page 59: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

59

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakuan pengumpulan data dengan cara:

a. Metode wawancara. Wawancara adalah percakapan antara periset

(seseorang yang mengharapkan informasi) dengan informan ( seseorang

yang diasumsikan memiliki informasi penting tetang suatu objek).

Wawancara merupakan metode pengumpul data untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya. Peneliti melakukan wawancara

kepada pihak yang berhubungan dengan keredaksian di Harian Kompas

dan Republika.

b. Studi Dokumentasi. Metode dokumentasi adalah instrument

pengumpulan data yang sring digunakan dalam berbagai metode

pengumpulan data. Metode dokumentasi yaitu mencari dta mengenai hal-

hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan

lain sebagainya.

c. Observasi Teks. Sebagai metode ilmiah, onesrvasi adalah suatu cara

penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian kali ini adalah konflik yang terjadi antara

Palestina dan Israel. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah berita

Page 60: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

60

yang dimuat oleh Harian Republika maupun Kompas mengenai konflik palestina

Israel pada bulan April 2008

E. Unit Analisis

Berikut adalah tabel berita yang dimuat oleh Harian Republika dan

Kompas selama bulan April 2008

a. Berita Kompas

No. Hari&Tanggal Isu yang diangkat

1. Selasa, 08 April 2008

Abbas dan Olmert Bertemu Lagi

2. Sabtu, 12 April 2008

Jalur Gaza Memanas

3. Selasa, 15 April 2008

Jimmy Carter Bersikeras Temui Hamas

4. Rabu, 16 April 2008

Israel Serbu ke Gaza, Carter di Tepi Barat

5. Kamis, 17 April 2008

Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy Carter

6. Senin, 21 April 2008

Carter Bertemu Lagi Pemimpin Hamas

7. Selasa, 22 April 2008

Hamas Siap Damai dengan Israel

8. Rabu, 23 April 2008

Meshaal: Setuju Negara Palestina Tanpa Akui Israel

9. Kamis, 24 April 2008

Abbas Tiba di AS, Israel Salurkan BBM

10. Senin, 28 April 2008

Perekonomian Statis karena Restriksi Israel

b. Berita Republika

Page 61: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

61

No. Hari&Tanggal Isu yang Diangkat

1. Rabu, 02 April 2008

Israel Tegaskan Bangun 1.400 Permukiman

2. Sabtu, 05 April 2008

Indonesia Ingin Palestina Segera Merdeka

3. Selasa, 15 April 2008

Jimmy Carter Ingin Bertemu Meshaal

4. Jumat,18 April 2008

Serangan Israel ke Gaza Makin Menggila

5. Kamis, 17 April 2008

Carter Rangkul Hamas

6. Sabtu, 19 April 2008

Carter Bertemu Assad dan Meshaal

7. Senin, 21 April 2008

Tujuh Pejuang Hamas Tewas dalam Serangan Israel

8. Selasa, 22 April 2008

Carter: Hamas Siap Menerima Israel Sebagai Tetangga

9. Rabu, 23 April 2008

Hamas akan Setujui Gencatan Senjata

10. Sabtu, 26 April 2008

Israel Tolak Gencatan Senjata

11. Senin, 28 April 2008

Bank Dunia: Palestina Mandeg karena Blokade Israel

Dan peneliti telah memilh dua berita yang akan dianalisis pada penelitian ini

Dari berita-berita yang ada, akan diseleksi beberapa berita secara acak yang akan

dijadikan unit analisis dalam penelitian ini dan Penulis memilih dua berita dari kedua

harian tersebut yang memiliki kesamaan isu, yaitu

No. Hari&Tanggal Isu yang Diangkat Harian

1. Sabtu, 12 April 2008

Jalur Gaza Memanas Kompas

Page 62: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

62

2. Jumat,18 April 2008

Serangan Israel ke Gaza Makin Menggila

Republika

3. Kamis, 17 April 2008

Carter Rangkul Hamas

Republika

4. Kamis, 17 April 2008

Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy Carter

Kompas

F. Kekurangan dan Kelebihan

a. Kekurangan Penelitian

Penulis tidak mendapatkan keterangan langsung dari Harian Kompas.

Pihak Kompas menolak untuk diwawancari dengan alasan isu Konflik Palestina

Israel dianggap terlalu sensitif. Menurut penulis alasan itu sangat stereotype,

kalau Kompas berani memberitakan tentang Palestina, menjadi suatu pertanyaan

besar kenapa mereka menolak. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin

untuk memperoleh keterangan langsung, tetapi tidak berhasil. Walaupun tidak

mendapatkan keteranga dari kompas, hal ini tidak mempengaruhi makna dari

skripsi ini.

b. Kelebihan Penelitian.

Tema penelitian yang penulis ambil adalah konstruksi berita di media

massa, dengan kasus Konflik Palestina-Israel. Ini adalah isu yang sangat

menarik. Penulis menuliskan dengan sejelas dan selengkap-lengkapnya dengan

teori yang mendukung analisis ini.

Page 63: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

63

BAB IV

PROFIL MEDIA

A. REPUBLIKA

1. Gambaran Umum

Republika adalah Koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas

Muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya

panjang kalangan umat, khususnya para wartawan professional muda yang telah

menempuh berbagai langkah. Kehadiran ICMI se-Indonesia yang dapat menembus

pembatas ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya

tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 januari 1993.76

Republika hadir dalam blantika pers nasional dengan latarbelakang sosial-politik

yang sangat penting. Republika dilihat sebagai satu titik yang menandai kebangkitan

politik islam 1990-an. Nama Republika sendiri berasal dari ide presiden Soeharto yang

disampaikan saat beberapa pengurus ICMI pusat menghadap untuk melaporkan rencana

peluncuran harian umum tersebut. Terbetuknya ICMI pada bulan desember 1990 justru

lebih mengagetkan lagi. Keterkejutan ini disebabkan oleh pengalaman sebelumnya,

dimana aspirasi politik islam dianggap sebagai bahaya laten rezim Orde Baru. Tak

heran banyak kalangan menggangap ICMI sebagi salah satu bentuk akomodasi kekuatan

76 www.republika.co.id

Page 64: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

64

politik islam dalam bangunan kekuasaan Orde Baru. Adapun bentuk lainnya adalah

peradilan agama dan pendirian bank islam.77

R. William Liddle adalah pengamat politik Indonesia yang menginterpretasikan

pembentukan ICMI sebagai wujud kepentingan Soeharto semeta. Namun ada pula yang

membacanya sebagai hasil bersatunya kekeuatan-kekuatan sosial yang lebih kompleks.

Antara lain, kebangkitan islam, pertumbuhan kelas menengah terdidik dan makmur, dan

pada akhir 1980-an kepentingan Soeharto untuk mencari basis dukungan diluar militer.

Bersama-sama perkembangan ini mendorong islam ke pusat panggung politik

Indonsesia yang selama dua puluh lima tahun telah memarjinalkannya.78

Aspirasi islam yang meluas ini bersinggungan pula dengan kenyataan di dunia

pers. Sampai tahun 1990-an belum ada media atau pers islam yang cukup berpengaruh

di Indonesia. Dalam setting sosiologis, fakta ini mengherankan banyak pengamat

Indonesia mengingat hampir 80 % penduduk Indonesia beragama islam. Meskipun

sesungguhnya dalam setting politik fakta ini bisa dipahami. David T. Hill seorang

akademisi dari Australia mengatakan media berorientasi islam kurang mampu meraih

peluang secara komersial. Satu dilema yang sering muncul adalah kesulitan menjaga

kredibilitas di hadapan pembacanya, sambil mengkompromikan sebuah akomodasi

dengan kepentingan Negara. Kasus Harian Pelita cukup memberi ilustrasi tentang

dilema ini. Pada pemilu 1977 dan 1982, Pelita dikenal dengan suara kekuatan politik

islam, terutama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat itu sirkulasinya telah

mencapai hampir 100.000 eksemplar. Usai pemilu 1982 Pelita di bredel. Namun empat

77 Sudibyo, Hamad, Qadari, Kabar- kabar Kebencian: Prasangka Agama di Media Massa, h. 9 78 Ibid., 10

Page 65: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

65

bulan kemudian harian ini terbit kembali dengan garis editorial yang lebih moderat dan

lebih pragmatis-komersial. Semenjak itu Pelita ditiggalkan pembacanya.79

Sebagai upaya menjawab persoalan seputar pers yang berorientasi islam ini,

pada tanggal 18 Novenber 1991 ICMI mengadakan seminar tentang pers islam. Seminar

ini melahirkan harapan perlunya media islam yang cukup kuat, baik dari segi pengaruh

sosial politik maupun aspek lainnya. Dengan kata lain, bisa mengatasi ketimpangan

yang dialami pers islam sebelumnya. Harapan ini menjadi kenyataan dengan

diterbitkannya harian Republika pada tahun 1993.80

Republika lahir diatas upaya refleksi kegagalan pers islam sebelumnya.

Manajmen awal Republika mencoba meretas persoalan klasik : bagimana

mengedepankan misi islam dalam sebuah Negara yang sangat “State-centered”. Dalam

konteks jurnalisme, bagaimana menerapkan kaidah pemberitaan yng profesional tanpa

meninggalkan misi keislamannya. Dalam rumusan yang berbeda, bagaimana

menformulasikan peran surat kabar islam tanpa terjebak dalam perilaku partisan yang

eksplisit.81

Menurut Parni Hadi pemimpin redaksi pertama, islam dalam berita Republika

akan bersifat sublime dan subtil. Bagaikan nafas, ia tidak terlihat tapi terasa. Islam

seperti apakah yang akan ditampilkan Republika? Menurut Haidar Bagir, konteks islam

Republika adalah islam yang kosmopolitan. Islam akan ditempatkan dalam konteks

79 Ibid., 10 80 Ibid., 11 81 Ibid., 11

Page 66: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

66

yang lebih luas. David T Hill dalam The Press in the New Order Indonesia

mengungkapkan keislaman Repulika sebagai berikut.82

“The editorial Leadrship of Republika however seems determined to avoid

lapsing into the rut of the old style muslim papers which spoke only to devou. Instead,

republika present a more cosmopolitan and sophisticated image, redefining what it

means to be a muslim newpaper in contemporary Indonesia”

Dalam padangan redakturnya seperti dicatat oleh Hefner (1997), Republika tidak

hanya ditujukan untuk mendukung partai politik atau untuk orang saleh belaka, tetapi

ditujukan untuk orang-orang yang belum mantap imanya dan ogah dengan seruan

moralistik. Dengan demikian, Republika memuat secara teratur artikel-artikel mengenai

seni, televisi, sastra, dan teren mode yang menarik bagi muslim kelas menengah dan

atas yang menjadi pembacanya. “Kosmopolitanisme” Republika adalah suatu upaya

untuk menunjukkan bahwa islam bukan hanya sekedar persoalan untuk orang desa dan

ulama, tetapi sebuah agama yang bisa mengilhami suatu kesadaran sosial yang sesuai

dengan aspirasi rakyat sebagai keterbukaan, pluralisme dan pemahaman hal-hal yang

profane secara cerdas.83

2. Visi dan Misi84

I. Visi

Menjadikan Harian Umum Republika sebagai koran umat yang

terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai,

cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya

82 Ibid., 11 83 Ibid., 12 84 WWW. Republia.co.id

Page 67: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

67

menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan

pemahaman Rahmatan Lil Alamin.

II. Misi

a. Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan

efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara professional,

b. Menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan’

c. Meningkatkan kinerja dengan menciptakan sistem manajemen yang

kondusif dan professional,

d. Meningkatkan penjualan Iklan dan koran, sementara menekan biaya

operasional,

e. Memprioritaskan pengembangan pemasaran Harian Umum

Republika di Jabodetabek tanpa harus mematikan di daerah yang

sudah ada,

f. Merajut tali persaudaraan dengan organisasi-organisasi Islam di

Indonesia,

g. Bekerjasama dengan mitra usaha di dalam pengembangan pasar

Harian Umum Republika di luar pulau Jawa

h. Mengamati peluang pengembangan "KORAN KOMUNITAS"

seperti misalnya "Bintaro Pos" , "Depok Pos", "Bekasi Pos" atau

jenis koran lainnya

i. Mengelola Kantor Perwakilan sebagai "semi otonomi"

j. Menjadikan PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI sebagai "sister

company" yang sehat

Page 68: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

k. Menjadikan Harian Umum

3. Sasaran Pembaca Republika

a. Pembaca

b. Mayoritas Pembaca

85

Ibid.

68

Menjadikan Harian Umum Republika sebagai koran terdepan.

Sasaran Pembaca Republika85

sebagai koran terdepan.

Page 69: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

c. Profesi Pembaca

d. Sebaran

69

Page 70: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

70

e. Group

4. Susunan Organisasi

A. KOMISARIS

Komisaris Utama : Malik Sjafei Saleh , Komisaris : Drs. Chaerudin, R. Harry Zulnardy

B. DIREKSI

Direktur Utama : Erick Thohir , Direktur Operasional : H. Daniel Wewengkang, Direktur Pemasaran : Nuky Surachmad, Direktur Keuangan dan SDM : Rachmat Yuliwinoto, Kadiv Iklan dan Promosi : Yulianingsih, Kadiv Sirkulasi : Dedik Supardiono, Kadiv Produksi : Nurrokhim, Kadiv Riset dan Pengembangan : Arif Supriyono, Kadiv Sistem Informasi Manajemen : Anif Punto Utomo, Kadiv SDM : Y.Sofyan, Kadiv Keuangan : Hery Setiawan.

C. REDAKSI

Page 71: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

71

Pemimpin Redaksi : Ikhwanul Kiram Mashuri, Wakil Pemimpin Redaksi: Nasihin Masha. Redaktur Pelaksana : Arys Hilman, Wakil Redaktur Pelaksana : Agung Pragitya Vazza, Nurul S Hamami. Asisten Redaktur Pelaksana : Endro Cahyono, Subroto, Nina Chairani Ibrahim, Sri Kumara Dewatasari. Staf Redaksi : Ahmadun Y Herfandra, Alwi Shahab, Ismantoro, Budi Utomo, C Purwatinigsih, Irfan Junaidi, Irianto Pandu Wibowo, Irwan Kelana, Neni Ridarineni, Priyantono Oemar, Purwadi Tjitrawijata, Damanhuri Zuhri, Khoirul Azwar Siregar, Taufiqurrahman Bachdari, Wachidah Handasah, Firkah Fansuri, Burhanuddin Bella, Muhammad Subarkah, Siwi Tri Puji Budiwiyati, Teguh Setiawan, Dharmawan, Teguh Indra, Nonang MR, Mohamad Amin Madani, Indah Wulaningsih, M Irwan Ariefyanto, Maghfiroh Yenny, Natalia Endah Hapsari, R Hiru Muhammad, Rachmat Santosa Basarah, Rakhmat Hadi Sucipto, Siti Darojah Sri Wahyuni, Subroto, Susie Evidia Yuvidianti, Yeyen Rostiyani, Bidramnanta, Maman Sudiaman, Dewi Mardiani, Elba Damhuri, Lili Hermawan, Johar Arief, Yusuf Assidiq, Budi Rahardjo, Didi Purwadi, Endro Yuwanto, Ferry Kisihandi, Mohammad Akbar, Nur Hasan Murtiaji, Reiny Dwinanda, Mohammad Syakir, Rusdy Nurdiansyah, Iman F Yuniarto, Harun Husein, Joko Sadewo, Asep K Nurzaman, Lukmanul Hakim, Heri Ruslan, Khosyatillah Rullianti, Rahmad Budi Harto, Nidia Zuraya, Stevy Maradona, Darmawan Sepriyosa, Palupi Annisa Auliani, M Bahrul Ilmi, Cepi Setiadi, Prima Resti Ludfiani, Indira Rezkisari, Rima Ria Lestari, Wulan Tunjung Palupi, Zaky Al Hamzah, Andri Saubani, EH Islamil. Biro DIY & Jawa Tengah :Yoebal Ganesha Rasyid (Kepala), Heri Purwata,Eko Widiyatno, Indra Wisnu Wardhana, M As'adi, Edi Setyoko. Biro Jawa Timur : Sunarwoto(Kepala), M Anis Fathoni, Wardianto, M Gufron. Jawa Barat : Yusuf Supriyatna ( Kepala ), Arba'iyah Satriani(Kepala Redaksi), Djoko Suceno, Agus Yulianto, Nian Poloan ( Medan ), Maspriel Aries (Palembang), Ahmad Baraas(Bali), Andi Nur Aminah (Makassar). Sekretaris Redaksi : Fachrul Ratzi.

5. Penghargaan

No. Jenis Penghargaan Penghargaan dari Waktu Klasifikasi

01 Surat Kabar Nasional Terbaik 2007

Majalah Cakram 01 Maret 2007

Corporasi

02

Piagam Penghargaan Dedikasi dan Sumbangsih Terhadap Pengembangan Perpustakaan di Indonesia

Perpustakaan Nasional RI

20 Desember 2005

03 Peringkat III Media Massa Cetak Penggunaan Bahasa

Pusat Bahasa Departemen

17 Oktober

Page 72: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

72

Indonesia Terbaik Pendidikan Nasional

2005

04 Piagam Penghargaan Aktif Melaksanakan UU No. 4 th 1990

Perpustakaan Nasional RI 1

4 September 2005

05 SKH Terbaik ke 4 Tahun 2004 Dewan Pers 12 Januari 2005

06 Juara II Inform Award Konsorsium LSM Lingkungan

Indonesia Forrest & Media Campaign

01 September 2004

07 Editorial Terbaik 2003 – 2004 Institut MH Thamrin PWI Jaya

16 Juli 2004

08 Piagam Penghargaan Mengembangkan Museum Sejarah Jakarta

Gubernur DKI Jakarta

15 Oktober 2003

09 Peduli Arsip 2004 Arsip Nasional Republik Indonesia

26 Juni 2005

10 Juara I Lomba Penulisan Ketahanan Pangan

PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)

01 Februari 2006

Penulisan

11

Juara I Lomba Kompetisi Jurnalis tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin

Departemen Kesehatan R

01 Desember 2005

12 Juara I Penulisan CSR Semen Padang

PT Semen Padang Riau

01 Nopember 2005

13 Juara I Penulisan Situs Oto.co.id

Oto.co.id 01 Oktober 2005

14 Juara I Penulisan Artikel Produk LG

LG 01 Oktober 2005

Page 73: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

73

15 Juara II Penulisan Artikel Corporate LG

LG 01 Oktober 2005

16 Juara Umum Penulisan Artikel LG

LG 01 Oktober 2005

17 Juara III Penulisan Tetap Bugar dan Sehat di Usia Senja

Combhipar 01 Oktober 2005

18 Juara I Lomba Penulisan Bank Syariah

Bank BNI 01 Oktober 2005

19 Juara I Penulisan The Peak Apartemen Residence Icon Baru Jakarta

Agung Podomoro Group

22 September 2005

20 Juara I Lomba Penulisan Extreme Journey

PT Bias Tiga Citra 01 September 2005

21 Juara I Lomba Penulisan TPI 2005

TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)

01 September 2005

22 Juara Harapan I Penulisan Artikel Zakat

Dompet Duafa Republika

01 Juni 2005

23 Pemenang II Penulisan Emotional Intelligence

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

01 Februari 2005

24

Juara II Lomba Penulisan Penanggulangan Penyakit Menular & Pelayanan Kesehatan

Departemen Kesehatan RI

29 Desember 2004

25 Juara I Lomba Penulisan Mobil yg Aman, Nyaman & Ramah Lingkungan

Honda Prospect Motor

01 Juli 2004

26 Juara I Lomba Tulis Narkoba UNIC/YCAB 26 Juni 2004

27 Juara II Lomba Tulis Narkoba BNN/LIN 26 Juni 2004

Page 74: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

74

B. Kompas86

1 Sejarah dan Latar Belakang

Pada tahun 1960-an Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama

sering bertemu dalam gerakan asimilasi. Kedua-duanya punya latar belakang guru,

dan punya minat dalam bidang sejarah. PK. Ojong adalah Pemimpin Redaksi Star

Weekly, sedangkan Jakob Oetama Pemimpin Redaksi majalah Penabur. Mereka

berbincang-bincang, bahwa pada waktu itu pembaca Indonesia terkucil karena tidak

ada majalah luar negeri yang diperkenankan masuk. Keadaan seperti itu tentunya

tidak sehat. Muncul ide membuat majalah untuk menerobos isolasi itu.

Intisari adalah awal dari kerjasama PK. Ojong dengan Jakob Oetama Disebut

Sang Pemula karena memang kemudian menjadi awal (pemula) dari Kelompok

Kompas Gramedia (KKG), yang awalnya berkembang dari multiple media sebagai

core business, tetapi kemudian berkembang menjadi multibusiness group of

companies yang terdiri atas related diversification dan unrelated diversification.

86 PUSLITBANG Kompas.

28 Juara III Lomba Penulisan Berita Pemilu

Komisi Pemilihan Umum

29 Desember 2003

29 Juara I Penulisan Artikel Trizone Teknologi (2005)

Castrol 27 Juni 2005

30 Pemenang I Foto Terbaik Mina Bahari Press Award

Menteri Kelautan & Perikanan

26 Juni 1995

Fotografi

31 Pemenang I Lomba Foto Olahraga

LG Indonesia 01 Desember 2003

Page 75: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

75

Untuk memperoleh ijin terbit bagi majalah Intisari. PK. Ojong dan Jakob

Oetama pergi ke gedung Kodam (Komando Daerah Militer) di jalan Perwira, Jakarta.

Jakob Oetama masih ingat .. la masuk sendirian, sementara PK. Ojong menunggu

dalam mobil Opel Caravan-nya yang diparkir jauh-jauh. Jakob mendapat kesan

mantan Pemimpin Redaksi Star Weekly yang lebih tua 12 tahun itu orang yang cermat

dan tidak setengah-setengah. "semua disiapkan dan dilaksanakan dengan teliti".

Majalah Intisari terbit 7 Agustus 1963 dengan 22 artikel, tiras pertama 10.000

eksemplar habis terjual, hitam putih dan telanjang, tidak dibalut kulit muka.

Ukurannya kecil, 14 X 17,5 cm dan tebalnya 128 halaman. Drs. Jakob Oetama

menjadi pemimpin redaksinya Nama PK. Ojong dan Adi Subrata tidak tercantum

sebagai pengasuh. Mereka menulis seakan-akan penulis luar. Penulis-penulis luar

diantaranya Nugroho Notosusanto (''orang Jakarta di London); Soe Hok Djin

("Beberapa hari di Ubud"); Soe Hok Gie ("Pengalaman lucu pelukis Nashar");

Kapten dr. Ben Mboi menceritakan pengalamannya diterjunkan dan hidup bergerilya

di belantara Irian Barat dalam rangka Trikora, Tan Liang Tie wartawan olah raga

sejak Star Weekly menulis Zatopek atlet pelari dari Cekoslowakia yang diserahi

melatih atlet Indonesia menghadapi Ganefo (Games of the New Emerging Forces).

Nama-nama lain, diantaranya: Muhamad Ali, Siswadhi, Ajip Rosidi dan Rijono

Pratikto.

a. Kondisi Politik Sekitar Tahun 1965

Suhu politik di Indonesia memanas menjelang tahun 1965 ketika Partai

Komunis Indonesia (PKI) melakukan kegiatan sepihak, bahkan menyuarakan

perlunya dibentuk angkatan kelima untuk menghadapi alat-alat keamanan negara

Page 76: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

76

yang sah, ABRI. Dengan dalih landreform PKI melakukan penyerobotan tanah milik

negara. Aksi serupa ini dilukiskan oleh "Harian Rakyat" sebagai adil dan patriotik.

Suatu hari awal tahun 1965, Letjen Ahmad Yani (1922-1965) selaku

Menteri/Panglima TNI-AD menelpon rekannya sekabinet, Drs. Frans Seda. Yani

melemparkan ide menerbitkan koran melawan pers komunis. Frans Seda menanggapi

ide itu, membicarakan dengan Ignatius Josef Kasimo (1900-1986) - sesama rekan di

Partai Katolik - dan dengan rekannya yang memimpin majalah Intisari, Petrus

Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama.

PK Ojong dan Jakob Oetama kemudian menggarap ide tersebut dan

mempersiapkan penerbitan koran. Semula nama yang dipilih "Bentara Rakyat",

penggunaan nama itu dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa

pembela rakyat yang sebenarnya bukanlah PKI. Dalam keperluan dinas Frans Seda

sebagai Menteri Perkebunan (1964-1966) menghadap presiden di Istana Merdeka,

Soekarno telah mendengar bahwa Sedang akan menerbitkan sebuah koran lalu

menyarankan nama "Kompas", pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan

atau hutan rimba.. Maka jadilah nama harian Kompas hingga saat ini, sementara

nama Yayasan Bentara Rakyat sebagai penerbit harian Kompas. Para pendiri Yayasan

Bentara Rakyat adalah para pemimpin organisasi Katolik seperti : Partai Katolik,

Wanita Katolik, PMKRI, dan PK. Ojong. Pengurus yayasan terdiri dari Ketua : I.J.

Kasimo, Wakil Ketua: Drs. Frans Seda, Penulis I: F.C. Palaunsuka, Penulis II: Jakob

Oetama, dan Bendahara : PK. Ojong.

Walaupun restu dari Presiden Soekarno, berkat dari Mgr. Soegijapranoto, dan

bantuan pimpinan Angkatan Darat, proses ijin terbit mengalami kesulitan. PKI dan

Page 77: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

77

kakitangannya "menguasai" aparatur, khususnya Departemen Penerangan Pusat dan

daerah. PKI tidak mentolerir sebuah harian yang akan menjadi saingan berat. Tahap

demi tahap rintangan dapat diatasi, pusat memberi ijin prinsip namun harus

dikonfirmasikan ke Daerah Militer V Jaya. Persyaratan terakhir untuk dapat terbit,

harus ada bukti 3.000 (tiga ribu) orang pelanggan. Frans Seda punya inisiatif

mengumpulkan tanda tangan anggota partai, guru sekolah, anggota-anggota koperasi

Kopra Primer di Kabupaten Ende Lio, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Flores

Timur. Dalam waktu singkat daftar 3.000 pelanggan lengkap dengan alamat dan tanda

tangan terkumpul. Bagian perijinan Puskodam V Jaya menyerah dan mengeluarkan

ijin terbit. Pers PKI yang melihat kehadiran "Kompas" bereaksi keras, bahkan mulai

menghasut masyarakat dengan mengartikan "Kompas" sebagai "Komando Pastor".

c. Kelahiran Kompas

Minggu, 27 Juni 1965, sekitar tengah malam jalan Kramat Raya sudah sepi.

Pertunjukkan terakhir bioskop Rivoli juga telah berakhir dan penonton beberapa jam

lalu berhamburan pulang. Tinggal beberapa becak yang masih mangkal di malam

yang dingin itu. Tidak jauh dari situ kegiatan percetakan PN Eka Grafika (dahulu

Percetakan Abadi) baru mulai, beberapa orang berkumpul mengelilingi mesin cetak

Duplex. PK. Ojong (alm), Jakob Oetama serta beberapa wartawan Theodorus Purba

(alm), Tinon Prabawa (alm), Tan Soe Sing (Indra Gunawan), Eduard Liem (Edward

Linggar), Roestam Affandi, Djoni Lambangdjaja, August Parengkuan, dan Harthanto

(alm). Mereka nampak tidak sabar dan was-was, diantara mereka sebentar-sebentar

melihat arlojinya mirip sebuah penantian lahirya bayi pertama Wartawatinya, Erka

Muchsin (alm) dan Threes Susilastuti menanti penuh harap di rumah.

Page 78: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

78

Di sudut lain, duduk di kursi menghadap meja korektor adalah Kang Hok

Djin, Kang Tiauw Liang, Dimyati, Marjono, dan Petrus Hutabarat. Ketika koran

pertama Kompas muncul dari mesin cetak, tepuk tangan menyambutnya. Diiringi

kilatan lampu kilat dari kamera Sudardja (wartawan foto majalah Penabur), suasana

seketika menjadi berubah. Harian Kompas lahir tanggal 28 Juni 1965 dengan

motto "Amanat Hati Nurani Rakyat" itu, keesokan harinya mulai dipasarkan.

Kompas pertama terbit empat halaman. Kompas edisi pertama memasang sebelas

berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di halaman pertama Berita utama

di halaman satu ketika itu berjudul “KAA Ditunda Empat Bulan”.Pojok Kompas

di kanan bawah mulai memperkenalkan diri, “Mari ikat hati, Mulai hari ini,

Dengan,... . Mang Usil”.

Di halaman pertama pojok kiri atas tertulis nama : Pemimpin Redaksi

Drs. Jakob Oetama Staf Redaksi : Drs. J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel

Beding, Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik Hong, Th.

Ponis Purba, Tinon Prabawa, Eduard Liem.

Sementara istilah Tajuk Rencana ketika itu belum ada, namun halaman II

ada lahirnya Kompas, tajuk surat kabar ini. Di halaman II pula terdapat antara

lain berita luar negeri dan dua berita dalam negeri. Ditambah tiga artikel, satu

diantaranya menyangkut luar negeri. Di halaman ini ada kolom hiburan Senyum

Simpul. Halaman III ketika itu antara lain berisi tiga artikel, satu diantaranya

mengenai luar negeri. Ada pula alasan mengenai penyakit ayan dari Dr. Kompas.

Sedangkan halaman IV antara lain berita dan artikel luar negeri dua dan satu

dalam negeri. Di halaman ini hanya tercatat dua berita olahraga, satu diantaranya

mengenai “Persiapan Team PSSI ke Pyongyang”. Waktu itu iklan masih kurang

Page 79: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

79

dari separuh halaman. Dari enam iklan, satu diantaranya dari redaksi Kompas

tentang “Permintaan menjadi langganan Kompas”. Iklan paling besar dan

bergambar hanya satu, yaitu obat batuk dan cacingan.

Kedua perintis Kompas setiap saat terjun langsung ke bawah. Mereka

berusaha agar dari hari ke hari mutu Kompas kian baik. Karena itu, setelah

sebulan di cetak di Eka Grafika, harian ini kemudian dicetak di Percetakan Masa

Merdeka Jl. Sangaji, Jakarta. Percetakan ini memang lebih baik. Meskipun sistem

settingnya masih cetak timbul, namun percetakannya sendiri sudah menggunakan

mesin rotasi. Karena itu, daya cetaknya lebih cepat. Dan memang semenjak

itulah oplah Kompas naik dari semula 4.800 eksemplar di masa Eka Grafika,

melonjak menjadi 8.003 eksemplar. Pada tanggal 26 Juni 1967 oplag Kompas

30.650 eksemplar. Tepat setahun kemudian, tanggal 26 Juni 1968 menjadi

44.400. Ini berarti penambahan tiap bulan pukul rata 1.146 eksemplar. Pada

tanggal 26 Juni 1969 (ketika harian ini membuka sebuah stand di Jakarta Fair)

oplagnya meningkat menjadi 63.747 eksemplar. Tepat 26 Juni 1970 batas 80.000

telah dilewati. Tepatnya oplah Kompas telah mencapai 80.412 eksemplar. Dari

jumlah itu, kira-kira 31.000 beredar di Jakarta saja. Ini berarti hampir 40%.

Selebihnya (60%) tersebar di luar Jakarta, di seluruh Nusantara. Pola ini,

menandakan bahwa Kompas menjadi harian nasional dan bukan harian lokal atau

koran daerah, sudah ternyata sejak semula dan bertahan terus sampai kini.

Setelah tahun 1980-an oplag Kompas mengalami perkembangan pesat, misalnya

600.000 tahun 1986 selama sebulan. Sekarang rata-rata 500.000 eksemplar

(Senin-Jumat), sekitar 600.000 di hari Sabtu-Minggu. Oplag terbesar dicapai

Page 80: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

80

pada waktu ulang tahun Bung Karno ke 100 tahun dengan oplag 750.000

eksemplar dalam edisi khusus.

2. Visi dan Misi Kompas

Moto “Amanat Hati Nurani Rakyat:” di bawah logo Kompas,

menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas

ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan,

meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan. Ingin

berkembang sebagai “Indonesia mini”, karena Kompas sendiri adalah lembaga yang

terbuka, kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas

ingin menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan fokus

perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang transenden atau mengatasi kepentingan

kelompok. Rumusan bakunya adalah “humanisme transcendental”. “Kata Hati

Mata Hati”, pepatah yang kemudian ditemukan, menegaskan semangat empathy

dan compassion Kompas.

a. Visi Kompas

“Menjadi Institusi Yang Memberikan Pencerahan Bagi Perkembangan

Masyarakat Indonesia Yang Demokratis Dan Bermartabat, Serta Menjunjung Tinggi

Asas Dan Nilai Kemanusiaan”

Dalam kiprahnya dalam industri pers “Visi Kompas” berpartisipasi

membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Panca Sila melalui prinsip

humanisme transcendental (persatuan dalam perbedaan) dengan menghormati

Page 81: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

81

individu dan masyarakat adil dan makmur. Secara lebih spesifik bisa diuraikan sebagai

berikut:

• Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka.

• Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik

politik, agama, sosial, atau golongan, ekonomi.

• Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positip dengan

segala kelompok.

• Kompas adalah Koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan

cita cita bangsa.

• Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan

tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan

pemerintahan yang menjadi lingkungan.

B. Misi Kompas

“Mengantisipasi Dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional, Sekaligus Memberi Arah Perubahan ( Trend Setter ) Dengan Menyediakan Dan Menyebarluaskan Informasi Terpercaya”.

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor satu dalam

semua usaha diantara usaha-usaha lain yang sejenis dalam kelas yang sama. Hal tersebut

dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan-

perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam 5 sasaran operasional:

• Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri : cepat, cermat,

utuh, dan selalu mengandung makna.

Page 82: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

82

• Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk

mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam gaya

kompak, komunikatif dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan.

• Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual

yang penuh empati dengan pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan

argumentasi pihak lain, selalu berusaha mendudukan persoalan dengan penuh

pertimbangan tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip.

• Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras.

• Untuk dapat merealisasikan visi dan misi Kompas harus memperoleh

keuntungan dan usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan sekedar demi

keuntungan itu sendiri tetapi menunjang kehidupan layak bagi karyawan dan

pengembangan usaha sehingga mampu melaksanakan tanggung jawab

sosialnya sebagai perusahaan.

6. PROFIL PEMBACA

72%

28%

0 0

Jenis Kelamin

Pria

Wanita

Page 83: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

Tingkat Pendidikan

3%

47%

13%

Usia

1.23%

21.50%

4.65%50.11%

10.23%1.22%

11%

4%

36%

1% 1%

Pekerjaan Utama

83

Tingkat Pendidikan

16%

18%

17%

Usia

<15-19 th

20-24 th

25-24 th

30-34 th

30-49 th

4.65%

Lulus SLTP

Lulus SLTA

Sarjana Muda $

Sajana S-1

Sarjana S-2

Sarjana S-3

11% 4%

6%

16%

Pekerjaan Utama

Tidak/belum bekerja

Ibu Rumah Tangga

Pensiunan

Wiraswasta

BUMN

Swasta

TNI

Lainnya

Page 84: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

15%

16%

4%10%

Strata Ekonomi Sosial

84

23%

16%15%

10%

Strata Ekonomi Sosial

A 1

A 2

B

C 1

C 2

D

Page 85: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

85

BAB V

Analisis dan Temuan Data

A. Pertemuan Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter Dengan

Pemimpin Hamas (17 April 2008) di Harian Kompas dan Republika

Konflik berkepanjangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah antara

Palestina dan Israel menarik perhatian dari mantan presiden Amerika Serikat (AS)

Jimmy Carter untuk bertemu dengan pemimpin Hamas, di Kairo, Mesir. Arsitek

perdamaian antara Mesir-Israel pada 1979 dan peraih Nobel Perdamaian pada

tahun 2002 lalu menegaskan kedatangannya karena misi pribadi dan bukan

merupakan negosiator untuk pemerintah Amerika serikat.

Berbagai reaksi timbul dari pertemuan antara mantan presiden Amerika

Serikat (AS) itu dan para petinggi Hamas. Diantaranya: pertama, Misi Carter ini

diwarnai aksi serbuan Israel ke Jalur Gaza, Senin. Aksi ini menyebabkan sejumlah

korban tewas di pihak tentara Israel dan pejuang Palestina. Kedua, penolakan

Israel yang melarang kedatangan jimmy Carter ke wilayah Gaza membuat

pertemuan diadakan di Kairo, Mesir. Ketiga, keinginan Carter untuk melibatkan

Hamas dan Suriah dalam proses perundingan damai jika Israel ingin merasakan

perdamaian yang sesungguhnya, karena selama ini pihak Israel lebih sering

melakukan perjanjian damai hanya dengan pemerintah Palestina melalui Presiden

Mahmood Abas, yang disinyalir merupakan boneka Amerika Serikat.

Melihat kedatangan carter menemui Petinggi Hamas ini, bagaimana

media memaknai peristiwa ini? Apakah media melihat ini sebagai sebuah titik

terang bagi terjadinya perdamaian antara Palesitina dan Israel yang sudah dinanti

Page 86: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

86

banyak orang di dunia? Harian Kompas dan Republika pada tanggal 17 April 2008

memberitakan mengenai pertemuan antara mantan Presiden Amerika Serikat (AS)

dan petinggi Hamas di Kairo, Mesir. Kita akan melihat bagaimana peristiwa yang

sama, ditulis oleh media yeng berbeda sesuai dengan pandangan atau frame

masing-masing.

� Frame Republika : Carter Rangkul Hamas ; Mengucilkan Hamas hanya

menjadi langkah yang kontraproduktif.

Sehari setelah bertemu dengan pemimpin senior Hamas, Nasser Shaer,

Carter Rabu (16/4) dijadwalkan bertemu dengan Mahmoud Zahar dan Said

Siam di Kairo, Mesir. Berbagai perundingan damai maupun gencatan senjata

sudah berulang kali dilakukan oleh Palestina dan Israel untuk mengakhiri

konflik yang terjadi, tetapi sampai saat ini konflik masih saja menjadi sesuatu

yang hangat.

Dalam pandangan Republika, tanpa melibatkan Hamas proses

perdamaian akan menjadi sesuatu yang kontraproduktif. Dan hal ini juga di-iya

kan oleh Jimmy Carter. Carter mengatakan jika ingin membawa perdamaian di

tanah Palestina dan Israel bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh pihak yang

terlibat seperti Suriah dan Hamas yang mempunyai keinginan berpartisipasi

dalam kesepakatan damai harus dilibatkan dalam proses diskusi yang

membawa pencapaian kesepakatan yang permanen. Judul dan lead diatas juga

secara tegas mengatakan bahwa selama ini Hamas tidak diajak dalam proses

perdamaian di antara Palestina dan Israel.

Page 87: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

87

Dengan demikian proses perdamaian mungkin akan dicapai jika proses

perundingan damai dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam konflik

Palestina dan Israel. Biasanya proses perundingan hanya dilakukan oleh

pemerintah Israel dan Palestina dengan melibatkan pemerintah Amerika Serikat

sebagai mediator. Hal ini menjadi sesuatu yang logis karena bisanya

ketegangan yang terjadi di wilayah Palestina dan Israel itu dikarenakan

ketidakpuasan pejuang Hamas dengan apa yang telah disepakati oleh kedua

belah pemerintah yang biasanya merugikan rakyat Palestina.

Dari analisis sintaksis, judul berita Republika sudah sangat jelas

menunjukkan pandangan Republika. Judul itu mengartikan bahwa tanpa

melibatkan seluruh pihak terutama Hamas dalam proses negosiasi damai antara

Palestina dan Israel menjadi hal yang sia-sia (kontraproduktif). Judul semacam

ini menjadi sebuah pesan yang rill bagi pihak-pihak yang menginginkan

perdamaian yang sebenarnya diantara Israel dan Palestina untuk melibatkan

seluruh pihak.

Hamas merupakan basis pejuang Palestina yang terbesar. Pada pemilu

yang lalu Hamas berhasil memenagkan pemilu tetapi kemudian diboikot dan

digantikan oleh Mahmood Abaas dari Fatah dengan campur tangan Amerika

Serikat dan sekutunya. Hal ini menjadi jelas mengapa Hamas sering diabaiakan

dalam proses perundingan damai, karena bisa jadi Hamas menjadi organisasi

yang sangat berbahaya karena terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat

Palestina.

Page 88: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

88

Teks berita Republika secara umum berisi tentang pertemuan Carter dan

para petinggi Hamas. Sekarang kita lihat bagaimana Republika menyusun berita

mengenai pertemuan ini. Republika menulis bahwa Carter mengatakan semua

pihak harus dirangkul, termasuk Hamas dan Suriah jika Israel ingin merasakan

perdamaian dan keamanan yang sesungguhnya. Mengucilkan Hamas, tegas

Carter, hanyalah langkah yang bersifat kontraproduktif.

Skema semacam ini bukan hanya membentuk citra Carter sebagai

seseorang yang mempunyai misi perdamaian khusunya untuk wilayah Timur

Tengah, tetapi juga secara langsung membentuk citra Hamas yang tidak melulu

melakukan tindakan kekerasan dalam memperjaungkan Palestina seperti yang

selama ini diberitakan, tetapi Hamas juga bersedia membuka diri secara baik-

baik kepada pihak asing yang juga menginginkan perdamaian untuk Palestina.

Pernyataan keseriusan Carter menemui petinggi Hamas ini juga

didukung oleh paragraf sebelumnya yang ditulis:“ Rencananya Carter ingin

bertemu dengan pemimpin tertinggi Hamas, Khaled Meshaal di Damaskus,

Suriah 18 April sangat menggusarkan Israel dan AS”. Pernyataan kalimat

tersebut mensugestikan kepada pembaca bahwa Carter benar-benar serius

melakukan pertemuan dengan pihak Hamas, walaupun dirinya ditentang oleh

Israel dan Amerika Serikat.

Dari struktur tematik, ada empat tema dalam teks berita yang

kesemuanya menunjuk pada tema utama yaitu kunjungan Jimmy Carter. Tema

pertama, yaitu Carter terus mendukung Hamas demi perdamaian di Palestina.

Dalam teks, tema ini didukung oleh kenyataan Carter yang bertemu pimpinan

Page 89: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

89

Hamas selama dua hari berturut. Setelah bertemu dengan pemimpin senior

Hamas, Nasser Shaer, Carter Rabu (16/4) dijadwalkan bertemu dengan

Mahmoud Zahar dan Said Siam di Kairo, Mesir. Tematik ini dalam teks dibuat

dengan cara penulisan fakta yang mendukung gagasan.

Elemen wacana yang dipakai adalah detail dan bentuk kalimat.

Republika memaparkan dengan jelas dengan siapa saja Carter bertemu dengan

pempinan Hamas. Elemen wacana yang lain adalh bentu kalimat yang

menggunakan bentuk deduksi, menguraikan inti diawal teks lalu disusul oleh

keterangan yang mendetail. Inti teks mengenai Jimmy Carter yang terus

merangkul Hamas. Dan diikuti oleh nama-nama para petinggi Hamas yang

ditemui oleh Jimmy Carter.

Selain itu elemen wacana yang digunakan adalah nominalisasi. Dengan

memakai bentuk nominal, efek yang dihasilkan adalah generalisasi, bahwa fakta

yang ditulis mewakili keseluruhan. Nominalisasi yang dipakai ini diantaranya

adalah pemakaian kata “merangkul Hamas”. Kata merangkul lebih dipilh

Republika dari pada menyebutkan nama Nasser Shaer, ahmoud Zahar dan Said

Siam, karena Kata “merangkul Hamas” bisa berarti mendekatkan diri kepada

Hamas secara keseluruhan. Kata “merangkul” bukan hanya mendekatkan diri

secara fisik tetapi juga secara psikologis.

Tema kedua, pertemuan Carter dengan petinggi Hamas di Kairo, Mesir.

Argumen yang dipakai untuk mendukung gagasan itu karena Israel meralang

Jimmy Carter mengunjungi Jalur gaza. Elemen wacana yang dipakai adalah

maksud, yaitu elemen wacana yang berhubungan dengan apakah suatu gagasan

Page 90: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

90

disampaikan secara jelas atau tersembunyi. Melihat penjelasan dari juru bicara

Hamas, Zuhri : “ mengatakan Kairo dipilih karena Israel tidak mengizinkan

Carter mengunjungi Jalur Gaza.” Dengan penulisan seperti ini, ditekankan

kepada khalayak bahwa ada ketakutan dari Israel terhadap kedatangan Carter

menemui pimpinan Hamas di Gaza, selain itu pelarangan itu juga bisa berarti

bahwa Israel masih menguasai Jalur Gaza secara fisik, walaupun Israel sudah

mundur pada tahun 2005.

Tema ketiga, pernyataan Carter mengatakan semua pihak harus

dirangkul, termasuk Hamas dan Suriah jika Israel ingin merasakan perdamaian

dan keamanan yang sesungguhnya. Tema ini dalam teks dapat dilihat dari

pernyataan Carter ''Ketika Suriah dan Hamas mempunyai keinginan

berpartisipasi dalam kesepakatan damai final maka mereka harus dilibatkan

dalam proses diskusi yang membawa pada dicapainya kesepakatan damai

permanen.” Dengan cara penulisan ini, khalayak diajak berfikir bahwa selama

ini Hamas tidak dilibatkan dalam berbagai perundingan yang dilakukan oleh

Palestina-Israel. Pernyataan Carter juga bisa berarti bahwa kesepakatan damai

yang selama ini telah dilakukan itu tidak bisa diaplikasikan dengan baik

sehingga konflik yang seharusnya dapat diselesaikan ternyata masih terus

terjadi. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa proses negosiasi damai yang telah

dilakukan selama ini sia-sia.

Tema keempat, aksi boikot media massa Israel atas penolakan

pemerintah menyambut dan menjamu Carter. Tema ini dalam teks dapat diamati

dari kecaman pedas media massa Israel yang mengecam sikap pemerintah Israel

yang tidak menyambut Carter, di dalamnya termasuk penolakan pemerintah

Page 91: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

91

menjamu Carter. Sikap itu bukan hanya mengesampingkan semua peran Carter

dalam proses tercapainya kesepakatan damai Israel-Mesir 1979, tetapi ini juga

menjelaskan bahwa Israel kurang berkenan dengan kedatangan Carter.

Kedatangan Carter menemui para pemimpin Hamas juga disebabkan karena

selama ini Hamas adalah salah satu organisasi yang paling dimusuhi Israel di

Palestina.

Frame pertemuan Jimmy Carter dengan para petinggi Hamas ini dalam

teks juga didukung dengan penekanan-penekanan tertentu pada level retoris.

Element retoris yang digunakan dalam teks ini adalah leksikon. Pilihan kata-kata

yang digunakan oleh wartwan memberikan banyak arti bahwa kedatangan Carter

menemui petinggi Hamas memberi suatu pendapat bahwa apa yang dilakukan

Carter adalah sesuatu yang serius dan penting. Wartawan menuliskan

kedatangan Carter dengan menggunakan kata “rangkul”. Kata rangul disini bisa

memberi arti bahwa kedatangan Carter bukan sekedar kunjungan biasa, tetapi

apabila sudah merangkul berati ada maksud-maksud yang lebih dalam mengenai

kedatangan Carter ini. Ada unsure kedekatan dalam kata “rangkul” yang dipilih

Republika untuk menjelaskan kedatangan Carter

Kemudian unsur lesikon juga dapat kita lihat dari penggunaan kata

“kontraproduktif”, kata itu bisa berarti sia-sia. Pilihan kata yang dipakai bukan

hanya karena kebetulan tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimana

pemaknaan terhadap fakta atau realitas. Penggunaan kata “kontraproduktif”

memiliki makna yang lebih tinggi dari pada kata “sia-sia”, karena dalam kata

‘kontraproduktif memiliki arti bahwa subjek yang bersangkutan memiliki posisi

yang penting dalam suatu permasalahan.

Page 92: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

92

Frame : Carter Rangkul Hamas

Elemen Strategi Penulisan

Skematis Republika menuliskan terlebih dahulu maksud dari kedatangan

Carter yang menganggap bahwa mengucilkan Hamas hanya akan

menjadi langkah yang kontraproduktif. Disusul dengan siapa saja

Carter bertemu.

Skrip Penekanan pada aspek tujuan dari kunjungan Carter bertemu dengan

para pimpinan Hamas. Penekanannya pada apa yang dikatakan

Carter bahwa semua pihak harus dirangkul, termasuk Hamas dan

Suriah jika Israel ingin merasakan perdamaian dan keamanan yang

sesungguhnya.

Tematik (1) Carter terus mendukung Hamas demi perdamaian di Palestina.

(2) pertemuan Carter dengan petinggi Hamas di Kairo, Mesir. (3)

pernyataan Carter mengatakan semua pihak harus dirangkul,

termasuk Hamas dan Suriah jika Israel ingin merasakan perdamaian

dan keamanan yang sesungguhnya (4) aksi boikot media massa

Israel atas penolakan pemerintah menyambut dan menjamu Carter

Retoris Pilihan kata-kata yang digunakan oleh wartwan memberikan banyak

arti bahwa kedatangan Carter menemui petinggi Hamas memberi

suatu pendapat bahwa apa yang dilakukan Carter adalah sesuatu

yang serius dan penting.

Page 93: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

93

� Frame Kompas : Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy Carter

Kompas memaknai peristiwa kunjungan Carter menemui pimpinan

Hamas merupakan bagian dari misi perjalanan Carter ke Timur Tengah. Kompas

tidak menjelaskan lebih jauh mengenai apa maksud dari pertemuan mantan

presiden Amerika Serikat dan dua pemimpin Hamas. Ini terlihat dari berita yang

berjudul “Dua Peminpin Hamas bertemu Jimmy Carter.” Dengan stategi wacana

seperti ini Kompas mempunyai pandangan bahwa tidak ada hal yang serius dan

penting dalam pertemuan itu. Jika kita cermai susunan kata dari judul Kompas

diatas, maka yang menjadi objek pertemuan adalah Carter, sedangkan dua

pempimpin Hamas yang memiliki kepentingan atau yang menjadi subjek dalam

pertemuan tersebut. Selain itu dalam teks, Kompas lebih tertarik memberitakan

pertemuan rutin Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden Abbas dan itu

terlihat dari penjelasan yang lengkap mengenai pertemuan rutin itu.

Dari analisis sintaksis, kita akan melihat bagaimana frame itu disusun

dalam skema berita yang dibuat. Frame itu tampak jelas dari judul berita yang

dipakai “ Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy Carter”. Berbeda dengan judul

yang digunakan Republika, Kompas menggunakan kata “Bertemu” dan bukan

“Merangkul”. Dengan pemakaian judul seperti itu Kompas ingin menekankan

bahwa kedatangan Carter hanyalah pertemuan biasa, tidak ada yang perlu

dibesar-besarkan dalam pertemuan ini. Selain itu dalam paragraf lain juga

disebutkan bahwa pertemuan ini hanyalah bagian dari misi sembilan hari di

Timur Tengah. Lead yang dipakai Kompas juga menunjukkan hal ini.

Dua pemimpin kelompok Hamas di Jalur Gaza bertemu mantan Presiden AS, Jimmy Carter, di Cairo, Mesir, Rabu (16/4). Pertemuan di Cairo

Page 94: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

94

berlangsung setelah Israel menolak mengizinkan Carter memasuki wilayah Jalur Gaza.

Teknik penyusunan fakta semacam ini mempunyai akibat pada makna

berita yang ingin ditampilkan kepada khalayak, bahwa Hamas-lah yang

berinisiatif melalukan pertemuan dengan Carter, lead diatas juga menunjukkan

bahwa tidak ada hal yang penting dari pertemuan itu. Selain itu Kompas

menyoroti pelarangan Israel yang menolak mengizinkan Carter memasuki

wilayah Jalur Gaza. Persoalan mengenai pelarangan Carter memasuki wilayah

Gaza juga dijelaskan Kompas dalam paragraf berikutnya yang tertulis “Zahar

dan Siam merupakan pemimpin berhaluan keras Hamas yang berada di belakang

rencana pengambilalihan Jalur Gaza dengan kekerasan dari pasukan yang loyal

kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Juni.” Ini menjadi sedikit

berbeda dengan pandangan Republika yang menuliskan pelarangan Carter

memasuki Jalur Gaza dikarenakan Israel masih menguasai Gaza secara fisik,

meski mundur dari kawasan itu pada 2005.

Dari struktur tematik, berita tersebut membawa dua tema besar, yang

pertama, pertemuan Jimmy Carter dan Dua pemimpin Hamas di Kairo, Mesir.

Berita ini ditampilkan dengan pernyataan juru bicara Hamas “Mahmud Zahar

dan Said Siam bertolak ke Cairo untuk bertemu dengan Jimmy Carter”, ujar

Sami Abu Zouhri, juru bicara Hamas. Pertemuan ini merupakan bagian dari misi

perjalanan Carter ke Timur Tengah. Dari pernyataan tersebut diatas dapat

artikan bahwa pertemuan Carter dan dua pemimpin Hamas itu merupakan misi

perjalanan Carter ke Timur Tengah, tidak ada maksud lain dari pertemuan yang

berlangsung di Kairo, Mesir, terutama tidak ada sesuatu yang membahayakan

posisi Israel terhadap Palestina.

Page 95: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

95

Tema yang kedua adalah pertemuan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert

dan Presiden Abbas. Dalam teks berita Kompas memaparkan lebih detail

mengenai pertemuan Perdana Menteri Israel dan Presiden Palestina, dari pada

menjelaskan apa yang dihasilkan dari pertemuan antara Carter dan dua pimpinan

Hamas. Padahal berita ini diturunkan ingin menyoroti tentang kedatangan Carter

ke Timur Tengah. Teks ini diperkuat dengan berita yang ditulis Kompas.

“ Pertemuan rutin Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden Abbas seperti diungkap harian As Sharq Al Awsat edisi Rabu (16/4) membuahkan tawaran solusi final konflik Israel-Palestina. Tawaran Olmert kepada Abbas antara lain kesiapan Israel hanya menyerahkan 64 persen wilayah Tepi Barat (wilayah A, B, C sesuai kategori yang dicapai dalam kesepakatan Oslo tahun 1993), tanpa wilayah Lembah Jordan dan wilayah dibalik tembok pemisah yang dibangun Israel saat ini.”

Dari kutipan diatas, dapat dilihat bahwa kompas lebih fokus

memberitakan pertemuan antara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan

Presiden Mahmood Abbad. Hal ini dapat kita lihat bahwa Kompas

memberitakan secara Detail apa yang dihasilkan dari pertemuan kedua

pemimpin Negara itu. Hal ini juga diperkuat oleh keterangan-keterangan pada

paragraf selanjutnya yang menjelaskan lebih detail lagi mengenai pertemuan

Olmert dan Abbas. Ini bertolakbelakang dengan berita mengenai kunjungan

Carter. Kompas hanya mengatakan alasan kedatangan Carter ke Timur Tengah

yang merupakan misi perdamaian pribadi Carter. Kompas tidak menuliskan baik

secara implisit maupun eksplisit mengenai hasil dari kunjungan tersebut.

Berbeda dengan Kompas, Republika dalam teks beritanya tidak menyinggung

sedikitpun mengenai pertemuan dari Olmert dan Abbas. Hal ini juga bisa berati

Kompas memandang konflik Palestina Israel dapat diselesaikan tanpa

melibatkan Hamas.

Page 96: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

96

Frame : Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy Carter

Elemen Strategi Penulisan

Skematis Kompas menuliskan kedatangan Carter menemui dua pemimpin

Hamas adalah misi perdamaian pribadi di kawasan Timur Tengah.

Kompas juga menuliskan pertemuan dari perdana menteri Israel Ehud

Olmert dan Presiden Palestina Mahmood Abbas.

Skrip Tidak ada penjelasan lengkap mengenai apa yang dibicarakan dari

pertemuan Hamas dan para pemimpin Hamas, sedangkan Kompas

menuliskan dengan jelas hasil pertemuan dari kedua pemimpin

Negara Israel dan Palestina.

Tematik (1) pertemuan Jimmy Carter dan Dua pemimpin Hamas di Kairo,

Mesir. (2) pertemuan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan

Presiden Abbas

Retoris Penonjolan berita tentang pertemuan Olmert dan Abbas dari pada

kunjungan Carter menemui Dua Pemimpin Hamas

� Perbandingan Frame

Berkunjungnya Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter

menemui sejumlah petinggi Hamas ditanggapi berbeda oleh Republika dan Kompas.

Untuk lebih mudah dalam proses framing dapat dilihat dari skema di bawah ini

Page 97: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

97

Elemen Republika Kompas

Frame Carter Rangkul Hamas Dua Pemimpin Hamas Bertemu

Jimmy Carter

Skematis Republika menuliskan terlebih

dahulu maksud dari kedatangan

Carter yang menganggap bahwa

mengucilkan Hamas hanya akan

menjadi langkah yang

kontraproduktif. Disusul dengan

siapa saja Carter bertemu.

Kompas menuliskan kedatangan

Carter menemui dua pemimpin

Hamas adalah misi perdamaian

pribadi di kawasan Timur

Tengah. Kompas juga menuliskan

pertemuan dari perdana menteri

Israel Ehud Olmert dan Presiden

Palestina Mahmood Abbas.

Skrip Penekanan pada aspek tujuan dari

kunjungan Carter bertemu dengan

para pimpinan Hamas.

Penekanannya pada apa yang

dikatakan Carter bahwa semua

pihak harus dirangkul, termasuk

Hamas dan Suriah jika Israel

ingin merasakan perdamaian dan

keamanan yang sesungguhnya.

Tidak ada penjelasan lengkap

mengenai apa yang dibicarakan

dari pertemuan Hamas dan para

pemimpin Hamas, sedangkan

Kompas menuliskan dengan jelas

hasil pertemuan dari kedua

pemimpin Negara Israel dan

Palestina.

Tematik (1) Carter terus mendukung

Hamas demi perdamaian di

(1) pertemuan Jimmy Carter dan

Dua pemimpin Hamas di Kairo,

Page 98: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

98

Palestina. (2) pertemuan Carter

dengan petinggi Hamas di Kairo,

Mesir. (3) pernyataan Carter

mengatakan semua pihak harus

dirangkul, termasuk Hamas dan

Suriah jika Israel ingin merasakan

perdamaian dan keamanan yang

sesungguhnya (4) aksi boikot

media massa Israel atas

penolakan pemerintah

menyambut dan menjamu Carter

Mesir. (2) pertemuan Perdana

Menteri Israel Ehud Olmert dan

Presiden Abbas

Retoris Pilihan kata-kata yang digunakan

oleh wartwan memberikan

banyak arti bahwa kedatangan

Carter menemui petinggi Hamas

memberi suatu pendapat bahwa

apa yang dilakukan Carter adalah

sesuatu yang serius dan penting.

Penonjolan berita tentang

pertemuan Olmert dan Abbas dari

pada kunjungan Carter menemui

Dua Pemimpin Hamas

Setelah kita melihat skema diatas, kita dapat lebih jelas untuk melihat

bagaimana perbedaan konstruksi dua berita yang berbeda dengan isu yang sama.

Republika Memberikan Judul “Carter Rangkul Hamas” sedangkan Kompas

“Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy Carter”. Dari judul kita dapat melihat

bagaimana kedua media tersebut mamandang pertemuan Carter dengan Dua

Page 99: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

99

pemimpin Hamas. Republika membahasakan pertemuan antara Carter dengan

Hamas dengan Kata “rangkul”. Dengan kata “rangkul” Republika ingin

memberi persepsi kepada khalayak tentang kedekatan yang ada antara Carter

dengan Hamas, karena apabila seseorang merangkul maka seseorang itu sudah

memiliki kedekatan dengan orang yang dirangkul. Kata “rangkul” yang

digunakan Republika juga berarti ada sesuatu hal penting yang ingin

diselesaikan dari pertemuan antara tersebut.

Kompas sendiri memberi Judul “Dua Pemimpin Hamas Bertemu Jimmy

Carter”. Jika kita lihat secara susunan kata dalam kalimat judul diatas,

pertemuan yang terjadi digagas oleh Hamas. Kata “bertemu” yang digunakan

Kompas, dengan kata “rangkul” yang digunakan Republika memiliki perbedaan

dalam hal kedalaman makna. Secara makna kata “rangkul” lebih memiliki

makna yang dalam dari pada kata “bertemu”. Judul “Carter Rangkul Hamas”

bukan hanya berarti pertemuan secara fisik antara kedua tokoh, tetapi juga bisa

kedekatan secara psikologis. Sedangkan kata “bertemu” yang digunakan Carter

menunjukan hal itu adalah sesuatu yang biasa terjadi.

Dalam fokus pemberitaan dapat kita lihat perbedaan dari kedua Harian

ini. Republika memberitakan dengan sangat jelas (bisa kita lihat dari berita yang

ditulis Republika) pertemuan antara Carter dengan Hamas. Bahkan di-lead

Republika menegaskan bahwa “Mengucilkan Hamas hanya menjadi langkah

yang kontraproduktif”. Republika berharap banyak dari pertemuan Carter dan

Hamas. Pertemuan itu diharapkan bukan hanya sekedar pertemuan, tetapi bisa

membawa pengaruh positif kepada dunia bahwa konflik yang terjadi di Palestina

dapat disesaikan dengan jalan damai asalkan semua pihak, bukan hanya

Page 100: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

100

pemerintah, tetapi seluruh pihak dapat diajak duduk bersama untuk

membicarakan masalah Palestina dan Israel. Kedatangan Carter menemui

Hamas, juga bisa meningkatkan citra Hamas yang selalu diberitakan buruk

sebagai pengacau dan senang menggunakan kekerasan. Dalam teks berita

Republika digambarkan bahwa Hamas menerima Carter dengan sangat hangat.

Sedangkan Kompas kurang fokus dalam pemberitaan mengenai

kedatangan Carter ke Timur Tengah. Kompas hanya menganggap ini hanya

bagian dari misi rutin Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden

Mahood Abbas. Ini dapat dilihat dari teks yang memaparkan sangat detail apa

yang dihasilkan dari pertemuan rutin tersebut. Kompas dengan ideologinya

mempunyai keinginan untuk membentuk persepsi khalayak bahwa tidak ada

yang special dan tidak akan ada yang berubah dari kedatangan Carter. Kompas

juga ingin menunjukkan bahwa tanpa Hamas pemerintah dapat melakukan

negosiasi damai dengan pihak Israel.

Dari perbandinag frame diatas dapat kita lihat perbedaan Ideologi dari

kedua Harian tersebut dengan permainan bahasa. Ideologi bekerja melalui

bahasa dan bahasa adalah medium tindakan sosial1. Dalam media masssa, aspek-

aspek ideologi dapat dilihat dari bagaimana mereka menyampaikan pesan

kepada kahalayaknya. Dalam hal ini pesan-pesan disampaikan melalui simbol-

simbol baik verbal maupun non verbal. Simbol-simbol itu dapat mewakili ide,

perasaan, pikiran serta ideologi. Ideologi secara verbal dapat diamati.

1 John B Thompson, Analisis Ideologi : Kritik Wacana Ideologi-ideologi Dunia, Remaja Rosda

Karya, 2005, h 19

Page 101: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

101

Hal ini tidak lepas dari unsur nilai, kepentingan dan kekuatan atau

kekuasaan apa yang ada dalam media tersebut. kekuasaan tersebut berusaha

dijalankan dan disebarkan melalui media sehingga media tidak dapat lagi

bersifat netral dan tidak berpihak. Media bukanlah ranah netral dimana berbagai

kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapat perlakuan

yang sama dan seimbang2. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa media

berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari kelompok pemegang kekuasaan dan

kekuatan dalam masyarakat. Nilai yang dianggap penting bagi pemegang

kekeuasaan disebarkan melalui media sehingga isi media mencerminkan apa

yang diinginkan oleh pemilik kekuasaan tersebut.

Berita dalam pandangan kaum konstruksionis bukanlah Mirror of Reality

(cermin dari realitas), tetapi berita yang ditus di media massa adalah realitas

simbolik, tak ubahnya seperti lakon-lakon dalam panggung sandiwara. Yang

bertujuan untuk menggiring khalayak untuk ikut kedalam apa yang ditampilkan

oleh media tersebut. Jadi sesuatu hal yang wajar ketika ada dua berita yang

memiliki isu yang sama, tetapi dikemas dalam konsep yang berbeda. Repubika

dan Kompas memiliki misi masing-masing untuk mengajak khalayak ikut

kedalam realitas yang mereka ciptakan.

Terlebih berita yang menyangkut agama. Ini adalah hal yang sangat

sensitif. Media kini bukan hanya menjadi alat penyebar informasi tetapi media

kini memeilik fungsi yang lebih luas. Media kini berfungsi sebagai capital

company untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, media kini menjadi

2 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, LKis, yogjakarta, 2001, h 55

Page 102: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

102

simbol dari gaya hidup dengan budaya kesenagannya (lher-bahasa prancis), dan

media juga menjadi alat pembentukan cirta, baik itu cira seseorang, Negara,

maupun agama. Pembentukan citra sangat besar dipengaruhi oleh siapa saja

yang berada dibalik media tersebut. Jadi kita jangan berharap terlalu banyak dari

media untuk medapatkan berita yang sebenarnya. Islam, adalah objek yang

sangat menarik untuk diberitakan, karena banyak sekali bahan untuk

memberitakan tentang Islam.

Pada bab sebelumnya kita sudah membahas mengenai Kompas dan

Republika secara penjang lebar. Pembaca bisa menentukan sendiri ideologi apa

yang dimiliki oleh kedua Harian tersebut dalam memberitakan kedatangan

Carter ke Timur Tengah.

Berita mengenai konflik Palestina dan Israel selalu mempunyai ruang

tersendiri dalam media. Salah satu nilai berita adalah konflik. Menurut penulis

konflik yang terjadi di Palestina bukan lagi milik regional kedua Negara, tetapi

konflik yang terjadi di sana kini sudah menjadi isu dunia, karena kini konflik

tersebut berkembang menjadi konflik antara dunia timur (Arab dan Negara-

negara Islam) juga dunia Barat (Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan

sekutunya). Menurut keterangan dari Republika dikatakan bahwa konflik yang

terjadi di Palestina, terlepas dari masalah agama, itu adalah konflik kemanusian,

di mana sulit sekali memenuh hak-hak warga Palestina untuk hidup di negaranya

dengan aman dan damai.3

3 Wawancara pribadi dengan Redaktur Berita Internasional, Yeyen Andriani.

Page 103: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

103

Untuk lebih jelas lagi mengenai proses pembentukan realita dalam

media, penulis ingin mengajak pembaca untuk mencermati berita di bawah ini.

II . Serangan Kembali Ke Jalur Gaza

Jalur Gaza mungkin inilah tempat yang menjadi hot-spotnya Paletina

dan Israel. Tempat ini adalah salah satu jalur yang paling sering menjadi tempat

pertikaian antara Palestina-Israel. Kedua Negara tersebut bersama-sama

mengklaim bahwa Gaza adalah wilayah mereka. Sebagaian penduduk palestina

dan Israel ada yang tinggal di wilayah ini. Gaza juga merupakan penghubung

antara Paletina, Israel dan dunia luar. Sehingga tak heran kalau Gaza menjadi

tempat yang paling strategis untuk melakukan tindakan-tindakan kekerasan, baik

itu bom, rudal, mortal, bom bunuh diri, dan lain sebagainnya.

Berita ini menjadi sangat menarik karena kedua pihal yang bertikai

(Hamas dan tentara Israel) mengklaim bahwa mereka melalukan tindakan

penyerangan, karena diserang terlebih dahulu. Kita akan melihat kasus serangan

ke Gaza ini dari sudut pandang kedua media, Republika dan Kompas

� Frame Republika : Serangan Israel ke Gaza Makin Menggila

Dilihat dari judulnya Republika memberikan gambaran yang sangat

jelas mengenai keaadaan di Jalur Gaza. Menurut judul yang di Tulis oleh

Republika bahwa Israel telah melakukan serangan hebat ke Jalur Gaza. Kata

“menggila” memiliki kata dasar “gila” (kata sifat) dan mendapat imbuhan ‘me”

menjadi “menggila” (kata kerja) itu bisa berarti lebih dari gila (biasanya).

Dengan demikian jika kita lihat judulnya saja sudah seperti ini berarti Republika

ingin menyampaikan kepada khalayak bahwa Israel yang memulai penyerangan

Page 104: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

104

ke Gaza lebih hebat dari biasanya. Pandangan semacam ini akan membentuk

opini dari masyarakat bahwa yang selama ini yang memulai melakukan tindakan

kekerasan di Gaza adalah Israel melalui tentaranya. Hal semacam ini akan dapat

kita lihat dari wacana tertentu dalam berita Republika untuk mendukung

gagsannya.

Dari analisis sintaksis, pandangan Republika tersebut terwujud dalam

skema atau bagan dalam berita. Judul berita Republika sudah sangat jelas

menunjukan pandangan Republika. Judul tersebut melakukan nominalisasi

bahwa selama ini semua serangan/ kekerasan yang terjadi di Gaza adalah ulah

tentara Israel. Yang menjadi bentuk nominalisasi adalah kata adalah kata

“makin”. Kata makin yang digunakan oleh Republika dalam judul diatas

membawa persepsi bahwa ini adalah serangan yang kesekian kalinya dan untuk

kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya.

Dalam teks berita itu, Republika mengutip perkataan juru bicara

Hamas, Fawzi Barhum, yang mengatakan bahwa Hamas akan membalas

serangan Israel dengan semua opsi yang mereka miliki. Selain itu diperkuat oleh

paragraf selanjutnya menuliskan seruan dari Barhum yang menyerukan agar

semua pejuang Hamas membalas serang Israel di setiap tempat dengan semua

cara yang ada, karena ini adalah agresi terhadap rakyat Palestina. Dengan

pemakaian judul yang menyebut serang Israel semakin menggila, maka ini

secara langsung memberikan isyarat kepada khalayak untuk membenarkan apa

yang dilakukan oleh pejuang Hamas untuk mempersiapkan serangan balasan

kepada pihak tentara Israel.

Page 105: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

105

Republika menuliskan Serangan Israel ini ditanggapi serius bukan

hanya oleh pejuang Hamas tetapi juga oleh Presiden Mahood Abbas yang

dikenal memiliki kedekatan dengan Israel. Hal ini dibuktikan dengan kutipan

perkataan Abbas

''Kami mendesak konferensi Moskow digelar secepat mungkin dan kami berharap konferensi akan sukses mendorong proses perdamaian bergerak maju. Dengan sangat menyesal saya katakan sejumlah hambatan menghalangi diterapkannya hasil konferensi Annapolis,'' tegas Abbas.

Dari tanggapan Abbas yang dikutip Republika, semakin menegaskan

bahwa serangan ke Gaza adalah hal yang sangat serius, sehingga Abas pun

menginginkan diadakannya kembali konferensi Moskow untuk mendorong

terjadinya perdamaian di Palestina. Kutipan tersebut juga mengisyaratkan bahwa

hasil konfrernsi Anapolis tidak dapat berjalan dengan baik.

Teks berita Republika secara umum membahas mengenai serangan Israel

ke Gaza. Sumber Republika menilai bahwa Israel telah merencanakan serangan

kali ini. Menurut kutipan yang diambil Republika bisa juga berarti bahwa

serangkan kali ini baru awal dan akan ada serangan yang lebih besar lagi

menyambut 60 tahun berdirinya Israel.

“Harian cetak Israel, Jpost, menuliskan para petinggi itu yakin sebuah serangan militer besar-besaran dan matang harus digelar musim panas tahun ini, tepatnya tak lama setelah kunjungan Presiden AS George W Bush, pertengahan Mei untuk menghadiri peringatan 60 tahun berdirinya Israel. Seorang petinggi militer mengatakan serangan 'membersihkan' Gaza itu diperlukan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas. Intelijen Israel yakin kekuataan Hamas saat ini sudah terlalu mengkhawatirkan.”

Dari kutipan diatas terlihat Republika menuliskan “berdirinya Israel”

daripada “kemerdekaan Israel”, karena menurut wawancara penulis, redaktur

Republika mengatakan kalau Zionis Israel mendirikan Negara diatas wilayah

Page 106: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

106

orang orang (pencaplokan). Hal ini bisa berarti bahwa negara Israel didirikan

diatas hak warga Palestina. Selain itu berdirinya Israel bisa jadi menjadi inti dari

semua permasalahan yang terjadi sampai saat ini. Bahwa zionis Israel datang ke

Palestina mendirikan Negara di sana dan mengusir sebagian pendudukan

Palestina, demi sebuah wilayah yang disebut sebagai “the holy land” atau tanah

yang suci.

Skema semacam ini bukan hanya menempatkan Israel sebagai pihak

yang sangat bersalah atas konflik yang terjadi, tetapi secara tidak langsung juga

membenarkan apa yang dilakukan oleh pejuang Hamas untuk membalas

serangan demi serangan yang dilancarkan Israel, sebagai wujud harga diri

sebagai warga yang diinjak-injak haknya oleh Israel.

Dari struktur tematik ada empat tema dalam teks yang kesemuanya

menunjuk pada tema utama yaitu penyerangan Gaza oleh tentara Israel.

Pertama, pernyataan tentang serangan Israel ke Gaza dan rencana serangan

balasan dari pejuang Hamas. Tema ini didukung pernyataan dari juru bicara

Hamas, Fawzi Barhum, yang mengatakan Hamas akan membalas serangan

Israel dengan semua opsi yang mereka miliki.

Elemen wacana yang dipakai diantaranyan detail dan bentuk kalimat.

Penjelasan mengenai serangan Israel ke Gaza dijelaskan secara singkat dan jelas,

sehingga pembaca bisa langsung megetahui apa yang terjadi di Gaza, mulai dari

bagaimana serangan Israel, berapa dan siapa saja korban yang tewas, dan pa

yang akan dilakukan Hamas atas peristiwa penyerangan ini.

Page 107: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

107

Elemen wacana lain adalah bentuk kalimat yang menggunakan bentuk

deduksi, yaitu menguraikan ini di awal teks lalu disusul oleh keterangan yang

mendetail. Inti teks diuraikan mengenai serangan Israel ke Gaza semakin

menggila. Dengan menguraikan hal ini di awal benar bahwa Israel-lah yang

terlebih dahulu melakukan serangan Gaza. Elemen wacana lain yang dipakai

adalah nominalisasi. Nominalisasi yang dipakai adalah dengan digunakannya

kata “semakin”, kata semakin ini menunjukan peningkatan sebelumnya. Yang

berarti serangan kali ini lebih besar dari serangan sebelunya.

Tema kedua, rencana serangan balasan Hamas. Tema teks ini didukung

oleh kutipan pernyataan juru bicara Hamas Fauzi Bahrum. Argument yang

digunakan untuk mendukung gagasan itu adalah ini adalah serangan terhadap

rakyat Palestinan, oleh sebab itu seluruh pejuan Hamas harus membalasnya

dengan semua cara yang ada. Elemen wacana yang dipakai adalah maksud.

Kutipan pernyataan dari juru bicara Hamas untuk balas menyerang karena

tembakan kendaraan lapis baja Israel telah menewaskan sejumlah pengguna

jalan, termasuk dua bocah lelaki yang tengah bersepeda dan Fadel Shana warga

setempat yang menjadi juru kamera Reuters tak jauh dari kamp pengungsi

Bureij, Jalur Gaza selatan.

Teks diuraikan secara eksplisit mengesankan bahwa Hamas

merencanakan serangan balasan kepada Israel adalah hal yang benar, karena

Israel telah melakukan tembakan lapis baja yang melukai dan menewaskan

warga sipil Palestina.

Page 108: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

108

Tema ketiga, respon Presiden Mahmood Abbas terhadap serangan Israel.

Tema ini dalam teks dapat dilihat dari kutipan pernyataan Mahmoud Abbas yang

tengah berada di Rusia yang mengecam pedas langkah Israel. Dalam teks juga

ditulis Presiden Abbas mendesak Rusia mempercepat konferensi Timur Tengah

yang dituanrumahinya karena negosiasi damai dengan Israel berjalan sangat

lamban.

Tema ketiga ini dalam teks juga didukung paragraf setelahnya setelah

Abbas mendesak Rusia untuk dipercepatnya konferensi Moskow untuk

mendorong perdamaian dan mengantikan hasik konferensi Anappolis yang tidak

berjalan lancar. Dengan cara penulisan seperti ini khlayak diajak berfikir bahwa

ini adalah hal sangat serius. Serangan yang dilanacarkan Israel kali ini bukan

hanya sebuah serangan biasa, karena Presiden Abbas yang diketahui bersama

memiliki kedekatan dengan Israel sampai mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Pernyataan Abbas yang ditulis oleh Republika bisa juga berarti pembenaran atas

sikap Hamas untuk membalas serangan Israel.

Tema keempat, rencana Israel untuk kembali menyerang Gaza. Tema

keempat ini didukung dengan kutipan harian JPost yang ditulis Republika.

Dalam teks dituliskan bahwa sebuah serangan militer besar-besaran dan matang

harus digelar musim panas tahun ini, tepatnya tak lama setelah kunjungan

Presiden AS George W Bush, pertengahan Mei untuk menghadiri peringatan 60

tahun berdirinya Israel.

Dengan teks ini khalayak diajak berpersepsi bahwa ketegangan-ketegan

yang selama ini terjadi di Palestina adalah kehendak dari Israel. Mereka selalu

Page 109: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

109

malancarkan serangan demi-serangan ke Gaza dengan berbagai alasan. Dalam

teks ini Republika menuliskan alasan Israel ingin melancarkan serangan ke Gaza

untuk 'membersihkan' Gaza hal itu diperlukan untuk menghancurkan

infrastruktur Hamas yang sudah menghawatirkan.

Dengan alasan menguatkan infrastruktur Hamas dan membersihakan

jalur Gaza Israel akan melakukan serangan-serangan. Kata membersihkan

‘Gaza’ yang dijadikan alasan penyerangan Israel juga bisa berarti keinginan

Israel untuk menguasai wilayah Gaza secara utuh. Padahal sejak tahun 2005

Israel harus menyingkir dari Jalur Gaza. Serangan Israel ke Gaza ini juga

disebabkan kerakutan Israel melihat Hamas semakin meningkatkan

kekuatannya, jadi sebelum Hamas menyerang lebih baik Israel bersiap untuk

menyerang.

Kemudian dalam tema yang keempat ini juga dicantumkan nama

Presiden AS, George W. Bush, yang akan menghadiri peringatan berdirinya

Israel. Hal ini semakin menjelaskan dukungan AS terhadap Israel, baik secara

tertulis, dengan menjadi mediator konferensi damai yang dilakukan Palestina

dan Israel dengan keputusan yang menguntungkan Israel dan juga dukungan

bantuan militer untuk mendukung Israel menyerang Palestina.

Frame penyerangan Israel ke Jalur Gaza ini dalam teks juga didukung

dengan penekanan-penekanan tertentu dalam level retoris. Retorika yang banyak

dipakai adalah pemaparan mengenai kronologis-kronologis serangan Israel ke

Gaza. Pandangan Republika melihat bahwa Israel telah merencanakan serangan

ke Gaza. Hal ini dilengkapi dengan uraian-uraian pernyataan yang menguatkan

Page 110: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

110

bukti-bukti bahwa Israel-lah yang terlebih dahulu melakukan serangan ke Gaza.

Selain itu retorika yang digunakan adalah pemaparan mengenai keseriusan

serangan Israel ke Gaza, sampai membuat Juru Bicara Hamas Fawzi Bahrum

untuk mengerahkan semua pejuang Hamas untuk membalas serangan Israel dan

pernyataan dari Presiden Abbas yang menginginkan dipercepatnya Konferensi

Moskow untuk mendorong proses perdamaian antara Palestina dan Israel, karena

hasil konferensi sebelumnya tidak dapat dijakankan dengan baik.

Frame : Serangan Israel ke Gaza Makin Menggila

Elemen Strategi Penulisan

Skematis Republika menuliskan serangan Israel ke Gaza semakin menggila,

hal ini direspon serius oleh juru bicara Hamas dan presiden Abbas.

Untuk menguatkan fakta bahwa Isarel-lah yang melakukan

penyerangan, Republika memaparkan kutipan Harian JPost yang

menguatkan hal itu.

Skrip Penekanan pada aspek bagaimana Israel menyerang Gaza. Dengan

menuliskan pendapat dari pihak Palestina. Baik itu presidenn Abbas

maupun Hamas

Tematik (1) pernyataan tentang serangan Israel ke Gaza dan rencana

serangan balasan dari pejuang Hamas, (2) rencana serangan balasan

Hamas, (3) respon Presiden Mahmood Abbas terhadap serangan

Israel, (4) rencana Israel untuk kembali menyerang Gaza

Page 111: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

111

Retoris Pemaparan-pemaparan pernyataan untuk mendukung klaim bahwa

Israel-lah yang bersalah atas penyerangan yang mengakibatkan

tewas dan cederanya warga Palestina di Gaza.

� Frame Kompas : Jalur Gaza Memanas; Israel Kerahkan Tank dan

Buldoser guna Membalas Hamas

Kompas memaknai serang Israel ke Gaza sebagai bentuk balasan atas

serangan Hamas. Kompas memaparkan dengan jelas bagaimana Israel membalas

serangan dari Hamas dengan mengerahkan 10 tank dan dua buldoser bersenjata

ke Jalur Gaza. Pandangan Kompas ini dapat dilihat dari berita yang berjudul

“Jalur Gaza Memanas; Israel Kerahkan Tank dan Buldoser guna Membalas

Hamas”, yang dimuat pada tanggal 12 April 2008. Dalam pandangan Kompas,

pengerahan tank san Buldoeser ke Jalur Gaza dipicuoleh serangan Hamas.

Dari analisis sintaksis, kita akan melihat bagaimana frame itu disusun

dalam skema berita yang dibuat. Frame itu tampak jelas dari judul berita yang

dipakai “Jalur Gaza Memanas; Israel Kerahkan Tank dan Buldoser guna

Membalas Hamas”. Berbeda dengan judul yang dipakai Republika, Kompas

melihat serangan Israel ke Gaza ini merupakan balasan atas apa yang dilakukan

oleh Hamas. Sedangkan Republika memandang serangan ke Gaza dilakukan

karena Israel kembali menyerang Gaza dengan makin menggila.

Situasi di Jalur Gaza memanas sepanjang hari Jumat (11/4), setelah Israel mengerahkan 10 tank dan dua buldoser bersenjata ke Jalur Gaza sebagai balasan atas aksi serangan Hamas yang menewaskan dua warga sipil Israel, pekan ini. Aksi militer Israel ini diawali serangan helikopter.

Page 112: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

112

Lead ini secara jelas menunjukkan pandangan Kompas yang menilai

pengerahan tank dan buldoser ke Gaza merupakan respon dari serangan yang

dilancarkan Hamas ke Gaza. Frame kompas semacam ini juga bisa kita amati

kalau kita melihat bagaimana Kompas mengisahkan bagaimana terjadinya

ketegangan di Gaza. Ketegangan ini dimuai dari aksi militer Israel dengan

menggunakan serangan helikopter, yang kemudian dibalas dengan tembakan

mortir dari pihak Hamas.

Dari struktur tematik, berita ini membawa tiga tema besar yang ingin

ditampilkan kepada khalayak. Pertama, penjelasan mengenai kronologis

serangan Israel. Dari teks kita bisa melihat bahwa kompas memaparkan dengan

jelas bagaimana dimulainya serangan Israel ke Jalur Gaza. Di dalam teks

dipaparkan bahwa sebelum Israel melakukan serangannya, mereka sudah

melakukan peringatan kepada Hamas bahwa mereka akan melakukan serangan

balik atas tindakan penyerangan yang dilakukan Hamas.

Dengan pemaparan berita seperti ini, Kompas memberikan penjelasan

kepada khalayak, bahwa betapa baiknya Israel memberikan peringatan terlebih

dahulu sebelum melakukan penyerangan, yang berarti rakyat sipil Palestina bisa

bersiap-siap menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Dalam teks Kompas banyak menggunakan bahasa “balasan” atas aksi

serangan Hamas. Kata “balasan” diartikan sebagai respon atas apa yang

dilakukan Hamas di Jalur Gaza. Hal ini diperkuat dengan pemaparan Kompas

yang mengatakan bahwa Hamas menerobos perbatasan Israel yang dijaga ketat

di terminal minyak Nahal Oz. Dengan pemaparan fakta yang ditulis kompas bisa

Page 113: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

113

semakin meyakinkan pembaca bahwa Israel menjadi pihak yang tak bersalah

dalam kasus ini.

Tema kedua, penjelasan mengenai korban atas serangan Gaza. Jika kita

membaca secara seksama ada keanehan dalam pemaparan korban yang ditulis

Kompas. Jatuhnya korban sipil dari pihak Israel diblow-up pada paragraf

pertama. Sedangkan Kompas memberitkan jatuhnya korban sipil palestina

dengan pernyaaan seperti dibawah ini

Laporan medis terakhir menyebutkan, empat warga Palestina tewas termasuk seorang bocah, Riyad Owayssi, 10 tahun. Owayssi berdiri dekat sebuah tank Israel di luar kamp Bureij, saat sebuah mortir jatuh di sana. Laporan medis menyebutkan, sekitar 25 warga Palestina cedera termasuk tiga anak-anak yang mengalami sejumlah luka di tubuhnya.

Coba kita cermati lagi pemaparan Kompas atas jatuhnya korban dari

pihak Palestina. Dalam teks tersebut disebutkan bahwa empat warga Palestina

tewas termasuk seorang bocah, Riyad Owayssi, 10 tahun. Owayssi berdiri

“dekat sebuah tank Israel” di luar kamp Bureij, saat sebuah “mortir jatuh” di

sana. Kalimat “mortir jatuh” dan “dekat sebuah tank Israel” sengaja penulis beri

tanda kutip agar terlihat jelas permainan kata yang bisa mengubah makna

tersebut jika kita pahami dengan benar.

Menurut Kompas tewasnya warga Palestina dekat dengan sebuah tank

Israel, saat sebuah mortir jatuh. Jika kita tidak memahami benar berita yang

ditulis oleh Kompas ini, maka kita sekilas akan menganggap bahwa warga

Palestina tewas karena tembakan atau serangan dari tank Israel, tetapi jika kita

amati lagi warga palestina itu tewas hanya berada “dekat” dengan tank Israel,

Kompas tidak memberitahu apa yang dilakukan tank tersebut. Kompas

Page 114: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

114

memberitakan bahwa didekat tank tersebut ada sebuah “mortir” yang jatuh dan

menewaskan warga Palestina. Dalam pada paragraf ke tiga dijelaskan bahwa

penjuang Hamas menggunakan mortir untuk melawan Israel. Hal ini bisa

diartikan Kompas ingin memberitakan tewasnya warga Palestina disebabkan

oleh pejuang Hamas yang melempar mortir dan bukan oleh tentara Israel.

Tema ketiga, pertemuan Ehud Olmert dan Presiden Mahmud Abbas.

Dalam tema yang ketiga ini, walaupun berada di paragraf terakhir, penulis

merasa ini penting. Kompas menuliskan pembicaraan dirinya dengan Abbas

tetap akan dilaksanakan, tetapi Kompas tidak menjalaskan secara eksplisitik

maupun implicit pembicaraan tentang apa? Apakah pembicaraan mengenai

serangan ke Gaza, pembicaraan rutin yang sering mereka lakukan? Ataukah

pembicaraan mengenai konferensi Moskow seperti yang dibicarakan Republika.

Kompas tidak menuliskan bagaimana Respon Abbas atas serangan yang terjadi

di Gaza. Hal ini menjadi berbeda ketika kita melihat berita Republika yang

menuliskan Abbas menaggapi masalah ini dengan serius. Ini bisa berati bahwa

kompas ingin menggambarkan secara implicit, bahwa presiden Abbas tidak

peduli dengan apa yang akan dilakukan Hamas di Gaza. Ataukah pertemuan itu

menjadi sinyal bahwa Abbas dari kelompok Fattah memang memiliki kedekatan

dengan Olmert.

Frame Jalur Gaza Memanas Israel Kerahkan Tank dan Buldoser guna

Membalas Hamas, dalam teks didukung dengan penekanan-penekanan tertentu

pada level retoris. Retorika yang banyak dipakai adalah pemaparan kronologis

mengenai peristiwa serangan balasan dari Israel tersebut.

Page 115: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

115

Frame : Jalur Gaza Memanas Israel Kerahkan Tank dan Buldoser guna

Membalas Hamas

Elemen Strategi Penulisan

Skematis Kompas memberitakan bahwa serangan Israel ke Gaza merupakan

serangan balasan atas apa yang dilakukan oleh Hamas. Kompas

Tidak menuliskan apakah ada pernyataan dari Presiden Abbas

terkait serangan ke Gaza tersebut. Kompas lebih fokus

memberitakan tentang kronologis serangan ke Gaza

Skrip Tidak ada tanggapan secara langsung dari kedua belah pihak,

hanya berupa kutipan-kutipan saja

Tematik (1) penjelasan mengenai kronologis serangan Israel, (2) penjelasan

mengenai korban atas serangan Gaza, (3) pertemuan Ehud Olmert

dan Presiden Mahmud Abbas

Retoris Penekanan pada aspek bagaimana kronogis serangan ke Gaza

dibadingkan keterangan langsung dari pihak Palestina maupun

Israel menanggapi persitiwa isi.

� Hasil Perbandingan Frame

Dari kedua berita diatas, Kedatangan Jimmy Carter maupun Serangan di

Jalur Gaza dipandang berbeda sekali oleh Kompas dan Republika. Kompas

memandang kedatangan Carter hanya sebagai misi perdamaian di Palestina,

Page 116: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

116

tidak ada yang penting dari pertemuan tersebut. Sedangkan Republika melihat

kedatangan Carter sebagai sesuatu yang positif untuk perdamaian di Palestina

dan Israel. Hal ini juga terjadi terhadap berita menegenai serangan ke Gaza.

Kompas dalam beritanya menuliskan bahwa serangan ini dimulai oleh Hamas

dan Israel membalas dengan serangan pula. Sedangkan Republika menilai bahwa

serangan ke Gaza oleh tentara Israel sudah semakin parah “menggila”. Dari

pemaparan sederhana ini saja sudah terlihat bahwa setiap media memiliki poin

of view tersendiri dalam memandang sebuah perisiwa.

Kini, tidak ada sesuatu yang bebas nilai di dalam media dan kini, media

bukan hanya sekedar menjadi channel for transmission information. Menurut

penulis kini media sudah menjadi channel for transmission ideology, meanings,

opinion, and at all. Dan itu semua sudah kita buktikan dari analisis framing

kedua berita tersebut.

Mengutip pernyataan Habermas, tidak ada sesuatu yang bebas nilai di

dalam media. Ini menjadi sebuah keniscayaan setelah kita membandingkan dua

berita dengan isu yang sama dikonstruksi berbeda oleh Republika dan Kompas.

Perbedaan itu dalam pandangan konstruktivis menjadi hal yang wajar, karena

media mewakili realitas sosial yang terkait dengan berbagai macam kepentingan

yang ada di dalam dan di luar media. Kepentingan-kepentingan eksternal dan

internal ini mengharuskan media terus bergerak dinamis di antara kepentingan-

kepentingan tersebut. Hal ini menyebabkan media massa sulit menghindari bias-

bias dalam penyampaian beritanya.

Page 117: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

117

Isi media sangat erat ditentukan dari bagaimana media itu didirikan?,

siapa yang berada dibelakang media itu?, dan apa yang ingin dicapai oleh media

tersebut. Barangkali itulah sebabnya, seorang wartawan politik Amerika yang

sangat terkenal, Walter Lippmann, mengatakan bahwa antara berita dan

kebenaran adalah dua hal yang berbeda dan harus dibedakan dengan tegas.

Bahkan ia mengatakan, dalam tradisi pers Amerika yang sangat profesional pun,

ada ungkapan, “Kami lebih sering merumuskan baru kemudian mencari berita,

ketimbang mencari berita dulu baru merumuskan”4

Sama halnya ketika kita membahas mengenai realitas berita Islam di

media massa. Islam adalah agama, dan agama termasuk kedalam level ideolgi

yang mempengaruhi dalam penulisan berita. Realitas tentang berita islam di

media massa akan dikonstrusi berbeda-beda oleh setiap media tergantung

kepentingan dari media massa tersebut.

Berita belum tentu fakta, tetapi jika fakta bisa berarti berita. Berita lebih

diidentikan dengan realita. Dimana realita dalam berita adalah sesuatu yang

dibentuk, yang diciptakan oleh orang dibalik media. Islam menjadi hot spot

dalam setiap pemberitaan, terlebih di Indonesia. Setiap media memiliki

kepentingan sendiri-sendiri untuk membentuk citra islam kepada masyarakat,

karena media berfungsi juga dalam hal pemebentukan citra.

4 Water Lippman, Opini Publik Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1998, h 87

Page 118: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

118

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan menganalisis berita yang ditulis di Kompas

dan Republika, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Bahwa setiap media memiliki point of view tersendiri dalam setiap

penulisan berita. Berita yang sampai kepada khalayak tidak serta merta

adalah benar. Sebelum sampai ke khalayak berita itu mengalami proses

konstruksi oleh pekerja media. Pada saat itulah fakta yang ada diolah

sedemikan rupa, dimasukkan ideologi-ideologi media, ditentukan tujuan

dari berita itu, dan berusaha agar berita tersebut dapat membentuk opini

masyarakat sesuai dengan kehedak media. Maka menjadi sesuatu yang

sangat realistis ketika membandingkan berita Konflik Palestina dan Israel

anda akan menemukan makna berita yag berbeda. Itulah realitas dalam

media.

2. Berita Islam juga tak luput dari proses konstruksi karena Islam

merupakan isu yang sangat mudah terbakar. Dengan isu agama ini kita

bisa melihat ideologi dari suatu media, karena agama merupakan salh

satu unsur yang mempengaruhi penulisan berita. Berita islam akan

dikonstruksi sesuai dengan kepentingan-kepetingan yang ada di media

tersebut.

Page 119: PENDAHULUAN Latar Belakang conflict area atau karena ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14421/1/ULUL... · antara lain Asia, Afrika, dan Eropa. Ketiga, Center of

119

B. Saran

Kepada pembaca penulis sarankan untuk dapat memahami makna, bukan

sekedar dari apa yang media buat. Untuk itu diperlukan kecermatan dalam membaca

sebuah berita dan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai berita

yang anda beca. Jangan sampai anda disesati oleh apa yang media tulis, karena saat

ini berita belum tentu adalah fakta.