PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman, karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik. Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses; guru dengan segala kemampuannya; murid dengan segala latar belakang dan potensinya; kurikulum dengan segala komponennya; metode dengan segala pendekatannya; media dengan segala perangkatnya; materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Sementara itu, hasil pembelajaran ditentukan pula segala sesuatu yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas dimanajemeni secara baik, profesional, dan berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud terlebih dahulu diperlukan pemahaman akan hal-hal umum/prinsip-prinsip manajemen kelas 1

Transcript of PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan

perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah

berpengalaman, karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah

berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan

optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat

diterima oleh peserta didik dengan baik.

Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen

kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam

uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan

peserta didik untuk belajar dengan baik.

Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses; guru

dengan segala kemampuannya; murid dengan segala latar belakang dan

potensinya; kurikulum dengan segala komponennya; metode dengan segala

pendekatannya; media dengan segala perangkatnya; materi dengan segala

sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Sementara itu,

hasil pembelajaran ditentukan pula segala sesuatu yang terjadi di kelas. Oleh

karena itu, selayaknyalah kelas dimanajemeni secara baik, profesional, dan

berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud terlebih dahulu

diperlukan pemahaman akan hal-hal umum/prinsip-prinsip manajemen kelas

1

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

2

sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih khusus. Pemahaman akan

konsep dasar manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus

diketahui.

Tugas guru adalah menyangkut segala sesuatu yang berhubugan dengan

sarana pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua

tugas guru itu akan optimal jika ia mampu mengatur Peserta Didik dan

mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan sehingga tercapailah

tujuan pembelajaran.

Guru yang baik akan berusaha menguasai kelas dalam proses

pembelajaran dengan keterampilan mengelola kelas yang optimal. Sehingga

manajemen kelas yang baik akan membawa guru dan Peserta Didik pada

keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Suasana kelas terasa

nyaman, peserta didik belajar penuh dengan semangat, diliputi perasaan

menyenangkan, guru yang mengajar akan merasa puas karena tujuan belajar

dapat dicapai oleh Peserta Didik.

Namun demikian, jika guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik

maka akan timbul permasalahan-permasalahan baik itu permasalahan yang

sifatnya sementara dan tidak mengganggu, hingga ke permasalahan yang serius

dan terus menerus. Hal ini akan menyebabkan dampak-dampak buruk bagi

peserta didik dan guru tentunya. Dampak terburuk dari gagalnya manajemen

kelas seorang guru adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang

diajarkan saat itu.

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

3

Oleh sebab itu, guru yang baik akan sangat memperhatikan pentingnya

manajemen kelas, berusaha untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar

yang optimal, serta selalu berusaha menggembalikan perilaku- perilaku yang

mulai menyimpang kepada keadaan belajar yang optimal.

SDN-1 Majangkan merupakan suatu lembaga sekolah yang memiliki

peserta didik yang berkarakter berbeda-beda, dan karakter itu yang cendrung

mengarah kepada sikap dan perilaku yang tidak di inginkan terjadi di dalam

kelas. Guru tidak bisa memanajemen kelas sebelum proses pembelajaran,

sehingga kegaduhan di kelas sering terjadi. Hal ini berdampak pada rendahnya

hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan seorang guru yang

mampu mengoptimalkan kondisi belajar yang maksimal dalam proses

pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pelaksanaan manajemen kelas seperti apa yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran, bagaimanakah pengaruhnya kepada peserta didik, serta

mampukah tehnik yang digunakan itu mengoptimalkan kondisi belajar.

Peneliti memilih SDN-1 Majangkan sebagai tempat yang tepat untuk

menganalisis keadaan tersebut. Karena SDN-1 Majangkan peneliti anggap

tepat untuk tempat penelitian disebabkan karena sekolah ini merupakan

sekolah yang memiliki karakter peserta didik yang berbeda-beda, sikap dan

tingkah laku yang masih perlu untuk dikontrol melalui pelaksanaan manajemen

kelas yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas IV.

Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang lebih lanjut mengenai

permasalahan manajemen kelas ini di SDN-1 Majangkan. Penelitian ini

Page 4: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

4

dilakukan untuk meneliti Pelaksanaan Manajemen kelas dalam proses

pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang

“Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Pembelajaran (Studi Deskriptif

Kelas IV SDN-1 Majangkan) Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di

kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014 ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas

dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran

2013/2014 ?

C. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan dasar

bagi penelitian Selanjutnya yang lebih mendalam.

b. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini untuk menambahkan

pengetahuan dan wawasan pengembangan ilmu dalam teoretis

tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di

kelas IV.

Page 5: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah, agar dapat memberikan motivasi dan

masukkan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar

dalam melakukan pelaksanaan manajemen kelas dalam proses

pembelajaran.

b. Bagi Guru

Meningkatkan kemampuan guru untuk manajemen kelas

dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Peserta Didik

Untuk mengubah perilaku peserta didik agar peserta didik

lebih disiplin dalam belajar di sekolah.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV

SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014.

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas

dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran

2013/2014 ?

E. Definisi Operasional

1. Manajemen Kelas

Manejemen kelas adalah mengacu kepada sesama suasana atau

kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik dalam kelas tersebut dapat

belajar dengan efektif.

Page 6: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

6

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan

yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan peserta didik sebagai

anak didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sarana dan

fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

Page 7: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisis Teoretis

1. Manajemen Kelas

a. Pengertian Manajemen Kelas

Menurut Adnan Sulaeman (2009:22) mendefinisikan

manajemen kelas merupakan “serangkaian perilaku guru dalam upaya

menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan

peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara

efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan

baik”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2006:44)

mendefinisikan manajemen kelas adalah “suatu usaha yang dilakukan

penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu

dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal, sehingga dapat

terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah

seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan

ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan

otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni (1) Seperangkat

kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban

suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi). (2)

Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa

7

Page 8: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

8

(pendekatan permisif). (3) Seperangkat kegiatan guru untuk

menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep

yang telah di sajikan (pendekatan buku masak). (4) Seperangkat

kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui

perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan

baik (pendekatan instruksional). (5) Seperangkat kegiatan guru untuk

mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan

mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan

pengubahan tingkah laku). (6) Seperangkat kegiatan guru untuk

mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio

emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim

sosioemosional). (7) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan

dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem

sosial)

b. Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan manajemen kelas pada hakekatnya sudah terkandung

pada tujuan pendidikan secara umum. Menurut Sudirman

(2000:11), tujuan manajemen kelas adalah “penyediaan pasilitas bagi

macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,

emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu

memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial

yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan

intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa”.

Page 9: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

9

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2004:22) berpendapat bahwa

tujuan manajemen kelas adalah “agar setiap anak di kelas dapat

bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara

efektif dan efisien”.

c. Ruang Lingkup Manajemen Kelas

Menurut Suharsimi Arikunto, (2004:22) ruang lingkup

manajemen kelas yaitu :

1) Manajemen kurikulum Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan atau pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut.

2) Manajemen peserta didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien.

3) Kegiatan akademik Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching), diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik

4) Kegiatan administratif Kegiatan administratif dikategorikan sebagai kegiatan "non teaching" sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan prosedural, dan kegiatan organisasional.

Imam Gunawan, (2009:22) ruang lingkup manajemen kelas

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

Page 10: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

10

1) Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas.

2) Nonfisik pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, sosial, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan.

2. Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Guru yang baik pasti sudah memahami dan memiliki keterampilan

dalam pengelolaan kelas,serta terampil didalam memilih bermacam-

macam pendekatan didalam pemecahan masalah manajemen kelas,

sehingga pendekatan apa yang cocok digunakan seorang guru dalam

pemecahan masalah tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:33)

adapun pendekatan berbagai pendekatan lain tersebut adalah seperti dalam

uraian berikut:

a. Pendekatan Otoriter Pendekatan otoriter memandang bahwa manajemen kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru.

b. Pendekatan Intimidasi Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik.

c. Pendekatan Permisif Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekan perlunya memaksimal kebebasan peserta didik.

d. Pendekatan Buku Masak Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk rekomendasi berisi daptar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.

e. Pendekatan Instruksional Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan pada pendirian bahwa pengajaran yang di rancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajemen kelas.

Page 11: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

11

f. Pendekatan Pengubahan Perilaku Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme.

g. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinik, dan karena itu memberi arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi.

3. Standar Proses Pembelajaran

Menurut Badal Ibrahim, (2003 : 21) standar proses pembelajaran

sebagai berikut :

a. Guru mempunyai dokumen pengembangan silabus, disertai

dengan berita acara kegiatan pengembangan silabus oleh guru

secara mandiri atau oleh kelompok guru.

b. Guru menyusun dan mengembangkan RPP yang memuat :

identitas mata pelajaran; Standar Kompetensi (SK);

Kompetensi Dasar (KD) dari silabus yang akan dicapai;

indikator pencapaian kompetensi; tujuan pembelajaran; materi

ajar; alokasi waktu yang diperlukan; metode pembelajaran;

kegiatan pembelajaran; penilaian hasil belajar dan yang terakhir

sumber bahasa.

c. Guru menyusun RPP dengan memperhatikan prinsip-prinsip

penyusunan RPP: memperhatikan perbedaan individu siswa;

mendorong partisipasi aktif siswa; mengembangkan budaya

membaca dan menulis; memberikan umpan balik dan tindak

lanjut; keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi dan

pengembangannya, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian; dan sumber belajar dan

menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

d. Guru menggunakan buku teks pelajaran

e. Guru membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber

belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

f. Guru melaksanakan pengelolaan kelas dengan mengikuti

kaidah:

g. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa

dan mata pelajaran

h. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan

kemampuan belajar siswa

Page 12: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

12

i. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,

keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam

menyelenggarakan proses pembelajaran;

j. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons

dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung;

k. Guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang

agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;

l. Guru menghargai pendapat siswa;

m. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;

n. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai

dengan waktu yang dijadwalkan

o. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran, meliputi : 1) Kegiatan pendahuluan. 2)

Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan penutup.

4. Faktor-faktor Pendukung Manajemen Kelas

Rohani dan Ahmadi, 1992: 152-154) faktor-faktor pendukung

manajemen kelas sebagai berikut:

a. Kurikulum Kurikulum merupakan acuan guru untuk proses pembelajaran

b. Gedung dan Sarana Kelas Gedung dan sarana kelas merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran.

c. Guru Guru merupakan seorang pendidik dan pengatur dalam proses pembelajaran.

d. Peserta didik Peserta didik merupakan objek yang belajar

e. Dinamika Kelas Dinamika kelas merupakan salah satu yang mempengaruhi proses pembelajaran.

Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin

dan membosankan. Kreativitas dan inisiatif yang baik perwujudannya

tidak sekedar terbatas didalam kelas sendiri, tetapi mungkin pula

dilaksanakan bersama kelas-kelas yang lain atau oleh seluruh kelas.

Page 13: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

13

Setiap kelas harus dilihat dari dua segi. Pertama, kelas sebagai satu unit

atau satu kesatuan utuh yang dapat mewujudkan kegiatan berdasarkan

program masing-masing. Kedua, kelas merupakan unit yang menjadi

bagian dari sekolah sebagai suatu organisasi kerja atau sebagai subsistem

dari satu total sistem. Kedua sudut pandang itu harus sejalan dalam arti

semua kegiatan kelas yang dapat ditingkatkan menjadi kegiatan sekolah

harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi semua peserta didik.

5. Faktor-faktor Penghambat Manajemen Kelas

Rohani dan Ahmadi, (1992: 152-154) faktor-faktor penghambat

manajemen kelas sebagai berikut:

a. Tipe kepemimpinan guru Tipe kepemimpinan guru berdampak pada proses pembelajaran. Guru yang otoriter dapat berdampak negatif terhadap psikologis peserta didik.

b. Gaya guru yang monoton Guru mengajar monoton lebih banyak menjelaskan materi terpaku pada buku pelajaran.

c. Kepribadian guru Kepribadian guru dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik, karena pribadi guru merupakan cerminan diri untuk dijadikan contoh.

d. Pengetahuan guru Pengetahuan guru juga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Semakin banyak ilmu pengatahuan yang guru miliki, maka semakin banyak bahan pembelajaran yang diajarkan.

e. Pemahaman guru tentang peserta didik Pemahaman guru atau pengenalan guru terhadap karakteristik peserta didik dapat menangani permasalahan belajar peserta didik.

f. Peserta didik Peserta didik merupakan objek yang belajar untuk diberikan ilmu pengetahuan.

g. Fasilitas Fasilitas yang ada merupakan faktor penting upaya guru memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan

Page 14: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

14

menjadi kendala yang berarti bagi seorang guru dalam beraktivitas. Kendala tersebut ialah :

1) Jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak 2) Besar atau kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding

dengan jumlah siswa 3) Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian Yesli, (2011) menyimpulkan bahwa

“manajemen kelas dalam pembelajaran sangat penting, karena pengaturan

dalam pembelajaran harus di utamakan. Di SDN – 10 Palangka manajemen

yang diterapkan belum maksimal sehingga proses pembejaran belum tercapai

dengan baik”.

Page 15: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Desember tahun 2013

sampai dengan bulan Mei tahun 2014, rancangan penelitian terlampir.

2. Tempat Penelitian

Penelitian mengambil lokasi observasi di SDN-1 Majangkan.

Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian

berdasarkan fenomena tentang manajemen kelas dalam proses

pembelajaran.

B. Alur Penelitian

SDN-1 Majangkan berlokasi di Provinsi Kalimantang Tengah Desa

Majangkang Kecamatan Gunung Timang yang lokasinya jauh dari perkotaan..

Peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena didasarkan pada

fenomena yang peneliti temukan setelah observasi yang dilakukan pada bulan

Desember tahun 2013 bahwa di sekolah ini manajemen kelas dalam proses

pembelajaran kurang baik.

15

Page 16: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

16

C. Metode dan Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari

rumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif. Menurut Iskandar (2008 : 203),

menyatakan bahwa :

Kualitatif yang terus menerus memiliki prinsip yaitu peneliti harus menjadi partisipasi yang aktif bersama objek yang diteliti, disini peneliti mampu melihat sesuatu fenomena di lapangan secara structural dan fungsional. Struktur adalah peneliti yang harus melihat fenomena sosial dengan tidak melepaskan diri dari struktur bangun yang lainnya. Sedangkan fungsional adalah peneliti harus mampu memahami suatu fenomena dari pandangan fungsinya dengan fenomena lain responden.

Jadi, metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang

bertujuan mengamati permasalahan yang terjadi di sekolah dan datanya

dipaparkan secara terperinci agar didapatkan cara penanganan masalah

tersebut.

2. Prosedur Penelitian

Ditinjau dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Maman, (2003 : 3) bahwa “penelitian

deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial”.

Metode deskriptif kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir

sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih

banyak diterapkan pada berbagai masalah. Peneliti dalam penelitian

Page 17: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

17

deskriptif kualitatif bertindak sebagai alat pengumpul data dan penafsir

data.

D. Data dan Sumber Data Penelitian

1. Data Penelitian

Data penelitian merupakan sumber informasi akurat untuk

pengumpulan data penelitian. Data penelitian ini yaitu :

a. Guru Kelas IV SDN-1 Majangkan

b. 11 Orang peserta didik kelas IV SDN-1 Majangkan

2. Sumber Data Penelitian

Data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif. Dalam penelitian ini data berfungsi sebagai bahan atau materi

yang akan diolah untuk menghasilkan suatu laporan penelitian. Data yang

di peroleh akan dianalisis sehingga akan diperoleh makna yang terdapat

dalam data tersebut. Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh dapat

berbentuk narasi atau kalimat yang bersumber dari informan penelitian.

Hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan peserta didik kelas IV

dalam menerima materi pelajaran, sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi :

a. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber

asli. Sumber asli di sini diartikan sebagai sumber pertama dimana data

tersebut diperoleh. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Sugiyono,

(2009:225) yang menjelaskan bahwa “Data primer yaitu sumber data

Page 18: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

18

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti),

misalnya seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik”.

b. Sumber Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini juga berperan

sangat penting. Data sekunder digunakan sebagai pendukung dari data

primer yang telah diperoleh peneliti dari informan. Hal tersebut

sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2009:225) yang mengatakan

bahwa “Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (peneliti), misalnya melalui

orang lain atau melalui dokumen”.

Mengacu pada pendapat di atas, data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi daftar nilai peserta didik kelas IV SDN-1

Majangkan guna mendukung informasi yang diperoleh dalam

penelitian ini.

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai

cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung di

lapangan dan hasilnya di catat sebagai hasil pengamatan.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004 : 109), “Observasi sebagai

alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat

individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik

dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan”.

Page 19: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

19

Observasi bertujuan untuk mengetahui permasalahan awal yang

terjadi sebelum penelitian dilaksanakan.

2. Wawancara

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003 : 35 )

menyatakan bahwa :

Wawancara adalah pengumpulan data dengan proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan oleh kedua orang atau lebih bertatap mulai mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan dari objek yang di teliti.

Wawancara yang dipakai peneliti bersifat terbuka maksudnya ialah

memberikan jawaban sesuai pendapatnya atas pertanyaan yang diberikan

peneliti dalam rangka memperoleh informasi yang faktual. Adapun

indikator wawancara yaitu :

a. Tipe kepemimpinan guru

b. Gaya guru yang monoton

c. Kepribadian guru

d. Pengetahuan guru

e. Pemahaman guru tentang peserta didik

f. Peserta didik

g. Fasilitas

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data secara tertulis berupa

arsip-arsip, buku-buku tentang pendapat teori yang berhubungan dengan

masalah penyelidikan, seperti tehnik yang digunakan dalam pengumpulan

Page 20: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

20

data dengan cara melihat catatan-catatan yang ada pada sekolah yang

menjadi subjek penelitian.

F. Prosedur Analisis Data

Analisis data diluar lapangan merupakan kelanjutan secara lengkap

terhadap seluruh data yang terkumpul, baik melalui observasi, wawancara dan

studi dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini pada

dasarnya mengacu pada penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Nasution

(2003:126) yaitu :

Tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi semua peneliti. Salah satu cara dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih bersifat umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, (3) pengambilan keputusan dan verifikasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan langkah-langkah yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) yaitu

dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

Periode Pengumpulan

Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah

Display data Analisis

Selama Setelah

Kesimpulan/verifikasi

Selama Setelah

Gambar I Komponen-komponen analisis data model Alir

Sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono (2009 : 246)

Page 21: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

21

Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh suatu kesimpulan

masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting

dalam penelitian. Dalam hal ini analisis data dilakukan dengan 3 tahapan

yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kita

temukan awal dengan melakukan pencatatan. Proses ini untuk

mengarahkan dan mengorganisasi data sehingga dapat disajikan secara

cermat dan sistematika.

2. Display Data (Penyajian Data)

Display data dimaksudkan sebagai sistematisasi data yang telah

diperoleh mengenai jumlah informasi yang disusun secara cermat agar

dapat ditarik kesimpulan.

Sistematika data merupakan tahap kedua, peta tahap ini ada yang

telah di redaksi pada tahap pertama di kelompokkan sehingga diperoleh

sebuah komponen data yang terstruktur.

3. Pengambilan Kesimpulan dan verifikasi

Pengumpulan data di tetapkan sebagai komponen yang merupakan

data, penelitian harus terlihat langsung untuk melakukan perbandingan

hasil pengumpulan data reduksi kemudian data tersebut di organisasikan

dalam bentuk penyajian data (Display data) setelah melakukan tahap akhir

yaitu penarikan kesimpulan.

Page 22: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

22

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Data serta informasi yang telah diperoleh peneliti dari lapangan harus

dilakukan pengecekan keabsahan temuan untuk mengetahui tingkat keaslian

temuan dari lapangan. Berikut ini beberapa cara yang akan digunakan peneliti

untuk mengetahui tingkat keaslian data dan informasi yang diperoleh dari

lapangan:

1. Triangulasi

Tahap awal yang digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat

kredibilitas adalah dengan melakukan triangulasi terhadap data dan

informasi yang telah diperoleh. Data dalam penelitian kualitatif sangat

luas sehingga diperlukan lebih dari satu tehnik yang digunakan untuk

menggali data dan mendapatkan hasil penelitian yang optimal.

Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2009 : 273) mengatakan

bahwa “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu”.

2. Member Check

Member check merupakan salah satu cara yang penting dalam

pengecekan keabsahan data. Melakukan member check atau cek ulang

adalah salah satu cara untuk meminimalisasi kesalahan dalam

menafsirkan data serta informasi yang diperoleh penelitidari informan.

Pentingnya member check juga dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 276)

di bawah ini :

Page 23: PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para

23

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Member check yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk melakukan pengecekan terhadap informasi yang

diperoleh peneliti dari lapangan sekaligus konfirmasi dalam menarik

kesimpulan dari informasi yang telah direkam oleh peneliti.

3. Teman Sejawat

Diskusi dengan teman sejawat mengenai data dan informasi yang

diperoleh dari lapangan yang dimaksudkan agar memperoleh kritik serta

saran agar kualitas analisis dapat lebih dipertanggung jawabkan. Teman

sejawat yang terlibat dalam diskusi ini berperan untuk mencari

kelemahan dan tafsiran yang kurang jelas. Dengan membicarakannya

dengan teman sejawat diharapkan dapat mempertahankan objektivitas

peneliti. Teknik ini mendukung maksud sebagai salah satu teknik

pemeriksaan data. Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh

pendapat berikut :

Dengan melakukan diskusi dengan teman sejawat akan menghasilkan : (1) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori subtantif, (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai pembanding, (Moleong dalam Jam’an Satori & Aan komariah, 2010 : 172).