Pendahuluan - · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan...

14
PASAR KEUANGAN ISLAM Oleh : Naili Rahmawati, M. Ag* 1 Pendahuluan Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 telah mengakibatkan penurunan tajam kegiatan ekonomi serta melemahnya daya beli masyarakat. Sebagian besar bank di Indonesia harus mengalami negative spread sertas menanggung kredit macet dalam jumlah besar. Akibat penarikan dana dalam jumlah besar, untuk menghindarkan diri dari likuiditas yang makin buruk, tidak sedikit bank konvensional yang tidak punya pilihan lain selain menawarkan bunga simpanan tinggi pada tingkat 50 persen hingga 70 persen. Akibatnya, puluhan bank menjadi sekarat dan banyak usaha gulung tikar karena tidak mampu membayar kewajibannya. Kondisi ini tidak terjadi dengan bank syariah yang menerapkan sistem bagi hasil dan terbebas dari pengaruh fluktuasi bunga yang terjadi. Sejak saat itu, jumlah bank syariah berkembang pesat karena sistem bagi hasil yang ditawarkan dan dalam kenyataannya tak kalah menguntungkan dibandingkan sistem bank konvensional yang menerapkan bunga. Sehingga tidak mengherankan jika sampai saat sekarang ini banyak di antara bank-bank konvensional juga membuka unit-unit atau window syariahnya melihat prospek yang cukup menjanjikan dari sistem perbankan alternatif ini. Perkembangan sektor perbankan syariah ini sudah selayaknya berjalan berdampingan dengan sektor riil dan sektor finansial sebagai lahan investasi 1 Penulis adalah Staf Pengajar pada Fakultas Syari’ah IAIN Mataram

Transcript of Pendahuluan - · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan...

Page 1: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

PASAR KEUANGAN ISLAM

Oleh : Naili Rahmawati, M. Ag*1

Pendahuluan

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 telah

mengakibatkan penurunan tajam kegiatan ekonomi serta melemahnya daya beli

masyarakat. Sebagian besar bank di Indonesia harus mengalami negative spread

sertas menanggung kredit macet dalam jumlah besar. Akibat penarikan dana

dalam jumlah besar, untuk menghindarkan diri dari likuiditas yang makin buruk,

tidak sedikit bank konvensional yang tidak punya pilihan lain selain menawarkan

bunga simpanan tinggi pada tingkat 50 persen hingga 70 persen. Akibatnya,

puluhan bank menjadi sekarat dan banyak usaha gulung tikar karena tidak

mampu membayar kewajibannya. Kondisi ini tidak terjadi dengan bank syariah

yang menerapkan sistem bagi hasil dan terbebas dari pengaruh fluktuasi bunga

yang terjadi.

Sejak saat itu, jumlah bank syariah berkembang pesat karena sistem bagi

hasil yang ditawarkan dan dalam kenyataannya tak kalah menguntungkan

dibandingkan sistem bank konvensional yang menerapkan bunga. Sehingga tidak

mengherankan jika sampai saat sekarang ini banyak di antara bank-bank

konvensional juga membuka unit-unit atau window syariahnya melihat prospek

yang cukup menjanjikan dari sistem perbankan alternatif ini.

Perkembangan sektor perbankan syariah ini sudah selayaknya berjalan

berdampingan dengan sektor riil dan sektor finansial sebagai lahan investasi

1 Penulis adalah Staf Pengajar pada Fakultas Syari’ah IAIN Mataram

Page 2: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

syariah. Karenanya pembentukan infrastruktur yang sesuai mulai dari perangkat

hukum yang mengaturnya, kelengkapan instrumen moneter dan pasar keuangan

hingga pada pembentukan ketentuan-ketentuan lain yang terkait dengannya

mutlak diperlukan.

Komponen-kompenen dari sistem dan instrumen keuangan yang ada

paling tidak dapat memberikan jaminan kepuasan terhadap masyarakat dalam

mekanisme operasionalnya, sehingga harapan-harapan yang muncul terkait

dengan sistem keuangan yang sesuai dengan nilai syariah dapat diwujudkan dan

hal ini dapat menjadi alternatif pilihan bagi investor muslim untuk menggalakkan

dananya dalam berinvestasi.

Berangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba

memaparkan bagaimana perangkat-perangkat pasar keuangan yang sesuai

dengan nilai-nilai syariah yang meliputi pembahasan mengenai pasar modal

syariah dan instrument-instrumentnya seperti obligasi dan reksa dana syariah dan

pasar uang antar bank syariah (PUAS) beserta pirantinya serta pembahasan

mengenai Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).

Pasar Modal Syari’ah

Pasar modal merupakan salah satu institusi penting dalam sistem keuangan

dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini

sebagai sarana untuk menyerap investasi dan memperkuat posisi keuangannya.

Dalam kenyataannya pasar modal telah menjadi pusat keuangan yang memiliki

peran yang signifikan dalam perekonomian modern. Bahkan perekonomian

Page 3: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya institusi pasar modal yang

terorganisir dengan baik.

Dalam perkembangannya pasar modal tidak terlepas dari berbagai

kelemahan dan kekurangan, diantaranya adalah adanya berbagai tindakan

spekulasi yang dilakukan oleh para spekulan yang bermain di dalamnya. Kegiatan

para spekulan ini antara lain adalah membuat berbagai analisis dan perhitungan

yang terkait dengan proses penjualan saham-saham yang ditawarkan di pasar

modal itu sendiri. Aktifitas ini tidak selamanya menguntungkan, di satu sisi dapat

menimbulkan dampak yang negatif bagi pelaku pasar modal yang lain.

Oleh karenanya, kegiatan para spekulan ini perlu untuk diantisipasi dan

dibatasi. Untuk itulah kaitannya dengan kondisi ini dibutuhkan batasan-batasan

yang dapat menghentikan tindakan-tindakan spekulasi tersebut melalui

pembentukan pasar modal syariah.

a. Prinsip Dasar Pasar Modal Syariah

Terdapat beberapa prinsip-prinsip dasar yang dibutuhkan untuk

membangun sistem pasar modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Prinsip-

prinsip tersebut antara lain adalah tidak diperkenankannya penjualan dan

pembelian secara langsung. Saat ini, jika seseorang atau sebuah perusahaan

ingin menjual atau membeli saham dia akan menggunakan jasa broker atau

pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobber, dan akan

menyampaikan maksudnya untuk melakukan transaksi baik dalam pembelian

ataupun penjualan saham.

Selanjutnya para jobber ini menawarkan dua rate harga, yaitu rate

harga yang akan dibeli biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan

Page 4: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

dijualnya biasanya lebih tinggi. Kemudian para jobber ini berkewajiban membeli

saham-saham tersebut. Transaksi model ini dalam prakteknya dapat

menimbulkan dua implikasi, yang pertama para jobber akan melakukan

pembelian saham meskipun mereka belum membutuhkannya. Mereka ini

membeli saham dengan harapan akan menjualnya kembali kepada pihak yang

membutuhkannya.

Hal ini akan membuka pintu spekulasi bagi para spekulan karena

mereka mengetahui bahwa para jobber mampu menyediakan saham-saham

yang dibutuhkannya. Begitu pula jika saham tersebut ternyata kurang

menguntungkan, mereka secara cepat dapat melepasnya. Implikasi lain adalah,

perubahan harga hanya ditentukan oleh kekuatan pasar di mana tidak ada

perubahan yang berarti dari nilai intrinsic saham.

Dalam ajaran Islam aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa

untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak

diperbolehkan. Untuk itu, prosedur pembelian atau penjualan saham secara

langsung tidak diperkenankan. Prosedurnya, setiap perusahaan yang meiliki

kuota saham tertentu dapat memberikan kewenangan kepada agen di lantai

bursa utnuk membuat persetujuan akan sahamnya tersebut. Di mana tugas

agen ini adalah hanya mempertemukan perusahaan denga calon investor,

bukan untuk membeli atau menjualnya secara langsung. Dan saham-saham

tersebut akan dijual ataupun dibeli jika memang tersedia. Dan jika banyak

pihak yang menginginkan saham itu, maka mereka terlebih dahulu harus

terdaftar sebagai pembeli, dan saham tersebut kemudian dijual atau dibeli bagi

mereka yang pertama kali melakukan transaksi.

Page 5: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

b. Instrumen Pasar Modal Syariah

Diantara instrumen-instrumen pasar modal syariah yang ditawarkan

adalah :

1). Reksadana Syariah

Reksadana merupakan suatu instrumen keuangan untuk

menghimpun dana dari masyarakat secara kolektif. Dana-dana yang

terkumpul ini selanjutnya akan dikelola dan diinvestasikan oleh seorang

manajer investasi (fund manager) melalui saham, obligasi, valuta asing

ataupun deposito.

Sedangkan reksadana syariah pengertiannya adalah suatu reksadana

yang pengelolaan dan kebijakan investasinya disandarkan pada syariah

Islam. Sebagai contoh, dalam aplikasinya reksadana syariah tidak

diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang

pengelolaan atau kegiatan produksinya bertentangan dengan syariat Islam.

Seperti saham-saham yang berasal dari pabrik makanan minuman yang

mengandung alcohol, daging babi dan sebagianya.

Salahsatu indikator utama untuk menilai kinerja reksadana adalah

Nilai Asset Bersih (NAB). Indikator ini merupakan hasil dari perhitungan

nilai investasi dan kas yang dipegang dikurang dengan biaya-biaya serta

hutang dari kegiatan operasional yang dijalankan.

Sebagai contoh produk reksadana syariah yang ada di Indonesia

adalah produk reksadana PT Danareksa Invesment Management dan

produk Danarekasa dari PT PNM Investment Management.

Page 6: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

2). Obligasi Syariah

Obligasi syariah pada dasarnya berbeda dengan obligasi

konvensional. Sejak adanya pendapat yang mengatakan bahwa bunga

adalah riba, maka instrumen-instrumen yang memiliki komponen bunga

dinyatakan sebagai daftar investasi non halal. Karena itu kemudian

dimunculkan alternatif baru yang dinamakan dengan obligasi syariah.

Menurut fatwa dewan syariah nasional obligasi syariah adalah suatu

surat berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip syariah yang

dikeluarkan oleh emitten kepada pemegang obligasi syariah yang

mewajibkan kepada emiten untuk membayar sejumlah pendapatan tertentu

kepada pemegang obligasi syariah yang berupa pendapatran bagi hasil

atau margin ataupun fee serta membayarkan kembali dana obligasi

tersebut ketika jatuh tempo.

Pada awalnya penggunaan istilah obligasi syariah sendiri dianggap

kontradiktif. Karena istilah obligasi itu sendiri sudah menjadi kata yang tak

lepas dari istilah bunga sehingga tidak mungkin untuk disyariahkan akan

tetapi sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan

prinsip syariah dalam artian melakukan kegiatan penghimpunan dan

penyaluran dana tidak dengan prinsip bunga, demikian juga pergeseran

pada pengertian obligasi.

Sebagai sebuah bentuk pendanaan sekaligus investasi, obligasi

syariah memungkinkan untuk mengambil bentuk atau struktur yang

ditawarkan dengan tetap menghindari penggunaan unsur-unsur riba di

dalamnya. Bentuk-bentuk yang ditawarkan tersebut antara lain :

Page 7: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

• Bentuk obligasi bagi hasil yang didasarkan pada akad mudharabah

atau musyarakah, karena akad tersebut kerja sama dengan skema bagi

hasil pendapatan atau keuntungan, maka obligasi jenis ini akan

memerikan return dengan penggunaan trem indicative expected return

karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja pendapatn

yang dibagihasilkan.

• Obligasi syariah dalam bentuk marjin atau fee yang didasarakan pada

akad murabahah atau salam atau istisna atau ijarah. Dengan akad-akad

ini sebagai bentuk jual beli melalui skema cost-plus basis, obligasi jenis

ini akan memberikan fixed return pengembalian yang pasti.

Di Indonesia bentuk atau struktur yang digunakan dalam penerbitan

obligasi syariah adalah struktur mudharabah baik yang telah diterbitkan

maupun yang akan diterbitkan, dalam pasar keuangan syariah dikenal

istilah obligasi syariah mudharabah.

Terdapat beberapa alasan yang mendasari struktur mudharabah ini

sebagai bentuk obligasi syariah diantaranya :

• Bentuk pendanaan mudharabah adalah yanag paling sesuai untuk

investasi dalam jumlah besar dan jangka waktu yang relatif panjang.

• Bentuk pendanaan mudharabah ini dapat digunakan sebagai pendanaan

umum seperti pendanaan modal kerja ataupun pendaan capital

expenditure.

• Mudharabah merupakan penjabaran percampuran kerjasama antara

modal dan jasa sehingga membuat strukturnya memungkinkan untuk

tidak memerlukan jaminan atas aset yang spesifik. Hal ini berbeda

Page 8: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

dengan stuktur yang menggunakan akad jual beli yang pada dasarnya

membutuuhkan jaminan pada aset yang didanai.

• Adanya kecenderungan regional dan global dari penggunaan struktur

murabahah baik bisaman ajil menjadi mudharabah dan ijarah.

Dengan demikian ada beberapa hal pokok yang terkait dengan

pengaturan atau ketentuan-ketentuan dalam obligasi syariah ini :

• Kontrak atau akad mudharabah dituangkan dalam perjanjian yang

melatar belakangi adanya

• rasio bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan komponen

pendapatan yang aktual (revenue), dan hal inilah yang ditegaskan oleh

fatwa MUI dalam menetapkan nisbahnya berdasarkan pertimbangan

kemaslahatan.

• Nisbah ini dapat ditetapkan secara konstan, meningkat ataupun menurun

dengan mempertimbangkan proyeksi pendapatan emiiten dan telah

ditetapkan di awal kontrak,

• Pendapatan bagi hasil dapat diartikan sebagai jumlah pendapatan yang

dibagi hasilkan yang menjadi hak, dan oleh sebab itu harus dibayarkan

oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang dihitung

berdasarkan perkalian antara nisbah obligasi tersebut dengan

pendapatan keuntungan yang akan dibagi hasilkan yang jumlahnya

tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten.

• Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan ini dapat dilakukan secara

berkala seperti tahunan, bulanan ataupun persemester.

Page 9: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

• karena besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukan oleh kerja actual

emiten, maka obligasi syariah memberikan indikatif return tertentu.

Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS)

Keberadaan pasar uang ini sebenarnya sangat terkait erat dengan

permasalahan likuiditas. Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif

khusunya bagai lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non

keuangan dan peserta peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana

jangka pendek nya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas

kelebihan likuiditasnya.2 Karenanya. keberadaan pasar uang dalam sistem

perekonomian sangat mutlak dibutuhkan. diakibatkan banyaknya lemabaga atau

perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara

inflows dan outflows.

Dengan demikian, dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan dana

bank jika permasalahan ini dihubungkan dengan kondisi likuiditas sebuah

perbankan syariah, maka tentunya dibutuhkan suatu pasar uang antar bank yang

berdasarkan prinsip-prinsip ajaran syariah yang ada. Oleh karenanya piranti PUAS

dalam kancah perbankan syariah di Indonesia ini dapat memenuhi kebutuhan

akan pasar uang tersebut.

a. Landasan Operasional Syariah

Ketentuan mengenai pasar uang antar bank yang berlandaskan prisnip

syariah ini antara lain didasarkan pada ketentuan-ketentuansebagai berikut :

2 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuanagan, (Jakarta : FE UII , 1999), hal. 136.

Page 10: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

• Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

segala sesuatu selama tidak ada ketentuan hukum yang melarangnya. Dari

ketentuan ini dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pasar uang antar

bank yang beralndaskan prinsip syariah ini adalah boleh hukumnya selama

tidak bertentangan dengan prinsip hukum Islam.

• Adanya hadis Nabi yang menyatakan pembolehan melakukan kegiatan

investasi melalui mekanisme mudharabah.

• Adanya kaidah ushul yang menyatakan bahwa jika salah seorang dari

mereka yang melakukan kerjasama membeli bagian dalam kemitraan

tersebut, hukumnya adalah boleh karena ia membeli hak milik orang lain.

Dengan demikian kaidah ini dapat dijadikan rujukan untuk

diperkenankannya penerbitan sertifikat IMA sebagai salah satu instrumen

dalam pasar uang yang berlandaskan prinsip syariah ini.

• Adanya kaidah ushul yang menyatakan bahwa tindakan seorang pemegang

ooritas harus mengikuti perkembangan maslahat yang berlaku., ataupun

kaidah yang menyatakan pencegahan dari kerusakan lebih diutamakan dari

menolak suatu mafsadah. Karenanya Bank Indonesia sebagai pemegang

otoritas perbankan di Indonesia memiliki kewenangan untuk membatasi jual

beli instrumen sertifikat IMA di pasar skunder untuk mencegah kesan

terjadinya jual beli yang dapat mengarah pada tindakan spekulatif.

b. Instrumen Yang Ditawarkan

Instrumen yang digunakan dalam PUAS ini adalah apa yang disebut

dengan SIMA atau Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank yang digunakan

sebagai sarana investasi bagi bank yang memiliki kelebihan dana untuk

Page 11: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

mendapatkan keuntungan, dan lain di pihak dapat digunakan sebagai sarana

untuk emndapatkan danajangka pendek bagi bank syariah yang mengalami

defisit dana.

Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menerbitkan sertifikat in adalah :

� Harus mencantumkan :

• Kata-kata “Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank”

• Tempat dan tanggal penerbitan SIMA

• Nomor seri sertifikat SIMA

• Nilai nominal investasi

• Nisbah bagai hasil

• Jangka waktu investasi

• Tingkat indikasi imbalan

• Tanggal pembayaran nominal atau imbalan

• Tempat pembayaran.

• Nama bank penenam dana

• Nama bank penerbit dan tanda tangan pejabat yang berwenang.

� Berjangka waktu paling lama 90 hari

� Diterbitkan oleh kantor pusat bank syariah atau unit usaha syariah lainnya.

� Format yang harus diikuti oleh sertifikat IMA tersebut dapat mengikuti

format yang dikeluarkanoleh Bank Indonesia, dan kualitas kertas yang akan

digubnakan diserahkan kepada masing-masing bank untuk melakukannya

tanpa harus mengikuti ketentuan yang berlaku.

Page 12: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

Adapun peserta yang terlibat dalam transaksi PUAS ini adalah bank-

bank yang secara langsung menerbitkan SIMA ini dan bank-bank yang ikut

menanamkan dananya pada sertifikat tersebut.

Sementara itu bank-bank yang boleh melakukan penerbiatan atas

sertifikat IMA ini adalah :

Pertama, adalah kantor pusat bank syariah, yaitu bank yang

seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

Kedua, adalah unit usaha syariah (UUS), yaitu kantor pusat dari kantor-

kantor cabang syariah dari bank umum yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

Dan adapun bank-bank yang diperbolehkan untuk menjadi penanam

modal pada sertifikat IMA ini adalah kantor pusat bank syariah, yaitu bank

uyangseluruh kegiatann usahanya berdasarkan prinsip syariah. Di samping itu

adalah kantor pusat unit usaha syariah ataupunkantor pusat bank umum yang

menjalankan kegiatan usaha perbankan secara konvensional.

Sedangkan mekanisme yang terkait dengan sertifikat IMA yang

ditawarkan bank-bank yang diizinkan untuk menerbitkannya itu dapat dibagi

menjadi tiga bagian (rangkap), yaitu :

� Untuk lembar yang asli diserahkan kepada bank penanam dana pada

sertifikat IMA tersebut

� Untuk lembar yang kedua dapat digunakan oleh bank yang menanamkan

modalnya sebagai lampiran pada nota kredit, bilyet giro Bank Indonesia

ataupun untuk transfer dana secara elektronik..

� Untuk lembaran yang ketiga digunakan sebagai arsip bagi bank penerbit.

Page 13: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

Dalam penyelesaian transaksi, bank penanam dana pada sertifikat

IMA dapat melakukan pembayaran kepada bank penerbit dengan

menggunakan nota kredit melalui kliring, atau dengan menggunakan bilyet

giro Bank INdonesia ataupuntransfer dana secara eklektronik yang disertai

tembusan sertifikat IMA (lembar kedua) sebagai lampirannya.

Pemindah tangannan sertifikat ini dapat dilakukan oleh pihak bank

penanam dana pertama, sedangkan bagi bank penanam dana yang kedua

tidak diperbolehkan untuk mengalihkannya kepada bank lain sampai akhir

jangka waktu yang ditentukan. dan bagi bpemegang sertifikat ini diwajibkan

untuk melakukan pemberitahuan kepemilikikan sertifikat tersebut kepada bank

penerbit yang bersangkutan.

Dan ketika setifikat ini telah berakhir waktunya, maka penyelesaian

transaksi dapat dilaukan oleh bank penerbit dengan melakukan pembayaran

kepada bank pemegang sertifikat terakhir sebesar nilai nominal investasi yang

tercantum pada sertifiikat tersebut dan imbalan di bayar pada bulan

berikutbnya yang pembayarannya dapat dilakukan melalui nota kredit dan

sebagainya.

c. Teknik Perhitungan Imbalan

Adapun besarnya imbalan dari sertifkat IMA ini yang dibayarkan pada

awal bulan dihitung berdasarkan tingkat realisasi imbalan deposito investasi

muidharabah pada bank penerbit sebelum didistribusikan sesuai dengan

jangka waktu penanaman. Misalkan untuk jangka waktu sertifikat IMA dari

batasan 1 hingga 30 hari, maka tingkat imbalan yang digunakan adalah nilai

pengembalian deposito investasi mudharabah 1 bulan. Begitu juga dengan

Page 14: Pendahuluan -   · PDF fileBerangkat dari paparan di atas dalam makalah ini penulis akan mencoba ... • Adanya kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa adalah mubah hukumnya

jangka waktu yang ditentukan dalam waktu antara 31-90 hari, maka tingkat

imbalannya adalah deposito investasi mudharabah selam 3 bulan.

Penutup

Pasar modal syariah sebagai salah satu bentuk sarana investasi pada

sektor finansial merupakan elemen penting yang harus dikembangkan oleh pihak

yang terkait, baik pemerintah maupun para praktisi perbankan itu sendiri. Hal ini

sangat penting dilakukan mengingat kebutuhan masyarakat akan lahan investasi

yang sehat dan kondusif semakin terus berkembang, apalagi bagi investor muslim

yang berkeinginan besar untuk dapat melakukan kegiatan investasi yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah. Keberadaan pasar modal syariah sebagai salah

satu lahan investasi yang sesuai syariah, diharapkan dapat menjadi jawaban dari

keinginan besar yang ada.