Pendahuluan Dan Pembahasan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra A

download Pendahuluan Dan Pembahasan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra A

If you can't read please download the document

Transcript of Pendahuluan Dan Pembahasan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes bahasa merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik, yaitu ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa. Kajian tes bahasa dapat bersifat umum, seperti latar belakang dan sasaran kajian bahasa. Kajian tes bahasa juga dapat bersifat ilmiah, teoritis, dan rinci seperti yang dilakukan dalam linguistik murni atau linguistik teoritis yang menyajikan kajian-kajian tentang seluk beluk tata bahasa transformasi atau aspek tertentu dari kajian bahasa. Pendekatan terhadap bahasa menentukan pendekatan pembelajaran bahasa, dan pendekatan pembelajaran bahasa menentukan pendekatan dalam penyelenggaraan tesnya. Menurut pendapat para ahli bahasa, pendekatan dapat dibagi menjadi 5, yaitu : (a) pendekatan tradisional, (b) pendekatan diskert, (c) pendekatan integratif, (d) pendekatan pragmatik, dan (e) pendekatan komunikatif. Dari pendekatan-pendekatan diatas, kami akan menjelaskan pendekatan pragmatik dan pendekatan komunikatif. Demikian latar belakang makalah kami. Marilah kita mempelajari pendekatan-pendekatan tes bahasa. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah antara lain sebagai berikut : 1. Apakah definisi dari pendekatan ?? 2. Apakah makna dari pendekatan pragmatik ?? 3. Apakah makna dari pendekatan komunikatif ?? C. Tujuan Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk memahami makna tes bahasa. 2. Untuk memahami dan mengetahui makna dan penjelasan dari pendekatan pragmatik. 3. Untuk memahami dan mengetahui makna dan penjelasan dari pendekatan komunikatif.1BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Tes dan Tes Bahasa Menurut Arikunto (dikutip Iskandar Wassid dan Dadang, 2008:179-180), tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang tepat dan cepat. Selanjutnya, menurut Nur Kancana, tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dibandingkan dengan nilai yang dicapai anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Menurut Djiwandono (2008:12), tes bahasa adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penilaian dan evaluasi pada umumnya terhadap kemampuan bahasa dengan melakukan pengukuran terhadap kemampuan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. B. Pendekatan Tes Bahasa Tes bahasa dalam kedudukannya memiliki kaitan yang sangat erat dengan komponen-komponen lain dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa, terutama komponen pembelajaran yang mendasarinya, yaitu kegiatan pembelajaran. Secara umum pendekatan terhadap bahasa yang akan menentukan dan mendasari dalam menyelenggarakan pendekatan pembelajaran bahasa. Pendekatan pembelajaran bahasa menentukan pendekatan dalam menyelenggarakan tes bahasa berdasarkan keempat komponen bahasa, yakni berbicara, menulis, menyimak dan membaca. 1. Pendekatan Pragmatik Pendekatan pragmatik pada awalnya digunakan dalam kaitannya dengan teori tentang kemampuan memahami bahasa berdasarkan kemampuan tata bahasa pragmatik (pragmatic expectancy grammar), atau kemampuanpragmatik. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan untuk memahami teks atau wacana, tidak hanya dalam konteks linguistik melainkan juga dengan memanfaatkan kemampuan pemahaman unsur-unsur ekstra linguistik. Dalam memahami wacana, seseorang tidak saja mengandalkan kemampuan linguistik dalam bentuk pemahaman terhadap bentuk dan susunan kalimat, frasa-frasa, kata-kata, dan unsur-unsur linguistik lain yang secara eksplisit terdapat dalam penggunaan bahasa. Pendekatan pragmatik sangat berkaitan dengan kemampuan untuk memahami suatu teks atau wacana. Pemahaman tidak terbatas pada bentuk dan struktur kalimat, frasa dan kata serta unsur yang digunakan dalam teks atau wacana. Pemahaman lebih jauh diperoleh melalui konteks ekstra linguistik, yaitu aspek pemahaman bahasa diluar apa yang diungkapkan melalui bahasa dan meliputi segala sesuatu dalam bentuk kejadian, pikiran, perasaan, persepsi, ingatan, dan sebagainya. Penerapan tes pragmatik yang paling sering dikaitkan dengan tes close (sistem close book), disamping itu juga dapat dikaitkan dengan model dikte. 2. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif dikaitkan dengan tes bahasa tentang konteks ekstra linguistik seperti halnya pendekatan pragmatik, namun cakupan pendekatan komunikatif lebih lengkap dan lebih luas, karena bertitik tolak dari komunikasi sebagai fungsi utama dalam penggunaan bahasa. Peranan dan pengaruh unsur-unsur non-kebahasaan yang lebih ditekankan dalam pendekatan komunikatif ini. Pemahaman terhadap kemampuan komunikatif lebih lanjut dijabarkan dalam penguasaan terhadap tiga komponen utama bahasa yang antara lain sebagai berikut : 1) Kemampuan Bahasa (Language Competence), yaitu meliputi berbagai unsur bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi melalui bahasa, termasuk struktur, kosakata dan makna. 2) Kemampuan Strategis (Strategic Competence), yaitu kemampuan untuk3menerapkan dan memanfaatkan komponen-komponen kemampuan bahasa dalam berkomunikasi melalui bahasa senyatanya, dan 3) Mekanisme Psiko-fisiologis (Psycho-physiological Mechanism), yaitu proses psikis dan neurologis yang digunakan dalam berkomunikasi melalui bahasa. Untuk mempermudah dalam memahaminya, maka didefinisikan kemampuan komunikatif, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa sesuai dengan situasi nyata, baik secara reseftif maupun secara produktif (ability to use appriately, both receptively and productively in real situations). Penerapan kemampuan komunikatif pada tes bahasa komunikatif itu terdiri dari kemampuan linguistik (linguistic competence), kemampuan wacana (discourse competence), dan kemampuan strategis (strategic competence). Secara umum, tes bahasa komunikatif adalah tes yang mengedepankan penggunaan kemampuan komunikatif, yang tidak mengedepankan pengetahuan gramatikal. Secara umum pula, tes bahasa komunikatif merupakan tes yang pengembangan dan penggunaannya didasarkan atas penerapan teori kemampuan bahasa komunikatif, meskipun bentuknya tergantung pada dimensi mana yang perlu diutamakan seperti kontak, keaslian (authenticity), atau simulasi bahasanya.BAB III PENUTUPKESIMPULAN Tes bahasa dalam kedudukannya memiliki kaitan yang sangat erat dengan komponen-komponen lain dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa, terutama komponen pembelajaran yang mendasarinya, yaitu kegiatan pembelajaran. Menurut para ahli, pendekatan dalam tes bahasa dibagi menjadi menjadi pendekatan tradisional, pendekatan diskert, pendekatan integratif, pendekatan pragmatik dan pendekatan komunikatif. Pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan pendekatan tes bahasa yakni pendekatan tradisional, pendekatan diskert dan pendekatan integratif. Sehingga disini membahas pendekatan pragmatik dan pendekatan komunikatif. Pendekatan pragmatik pada awalnya digunakan dalam kaitannya dengan teori tentang kemampuan memahami bahasa berdasarkan kemampuan tata bahasa pragmatik (pragmatic expectancy grammar), atau kemampuan pragmatik. Pemahaman berikut : 1) Kemampuan Bahasa (Language Competence), yaitu meliputi berbagai unsur bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi melalui bahasa, termasuk struktur, kosakata dan makna. 2) Kemampuan Strategis (Strategic Competence), yaitu kemampuan untuk menerapkan dan memanfaatkan komponen-komponen kemampuan bahasa dalam berkomunikasi melalui bahasa senyatanya, dan 3) Mekanisme Psiko-fisiologis (Psycho-physiological Mechanism), yaitu proses psikis dan neurologis yang digunakan dalam berkomunikasi melalui bahasa. terhadap kemampuan komunikatif dijabarkan dalam penguasaan terhadap tiga komponen utama bahasa yang antara lain sebagai5