GENRE SASTRA

17

description

GENRE SASTRA. Perbedaan karya sastra dan bukan KS (Djakob Sumardjo dan Saini KM). 1. Esai 2. Kritik 3. Biografi . Otobiografi . Sejarah . Catatan Harian . Surat-surat . dll. Sastra Non- Imajinatif. S A S T R A. P U I S I. . Epik . Lirik . Dramatik. 1. Novel - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of GENRE SASTRA

Page 1: GENRE SASTRA
Page 2: GENRE SASTRA
Page 3: GENRE SASTRA

Sumber: Buku Apresiasi Kesusastraan (Sumardjo & Saini, 1986: 18)

Sastra Non-Imajinatif

SastraImajinatif

PUISI

PROSA

Fiksi

Drama

1. Esai2. Kritik3. Biografi4. Otobiografi5. Sejarah6. Catatan Harian7. Surat-surat8. dll.

1. Epik2. Lirik3. Dramatik

1. Novel2. Cerpen3. Novelet

Drama Prosa

Drama Puisi

SASTRA

1. Komedi2. Tragedi3. Melodrama4. Tragi-komedi

GENRE SASTRA

Page 4: GENRE SASTRA

Sastra Imajinatif Lebih banyak

bersifat khayali Cenderung

menggunakan bahasa yang konotatif

Memenuhi syarat-syarat estetika seni (unity, balance, harmony, dan right emphasis)

Sastra nonimajinatif Cenderung

mengungkapkan fakta

Cenderung menggunakan bahasa denotatif

Memenuhi syarat-syarat estetika seni.

Page 5: GENRE SASTRA

Puisi adalah karya sastra yang khas penggunaan bahasanya dan memuat pengalaman yang disusun secara khas pula.

Susunan kata dalam puisi relatif lebih padat dibandingkan prosa. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi: makna, citraan, rima, ritme, nada, rasa, dan jangkauan simboliknya.

Page 6: GENRE SASTRA
Page 7: GENRE SASTRA

Ciri-ciri prosa:

Page 8: GENRE SASTRA
Page 9: GENRE SASTRA

Semi (1988) menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.

Istilah drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi.

Perkataan drama sering dihubungkan dengan teater. Sebenarnya perkataan “teater” mempunyai makna yang lebih luas karena dapat berarti drama, gedung pertunjukan, panggung, grup pemain drama, dan dapat juga berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak

Page 10: GENRE SASTRA

(1) Aku pulang malam sekali. Istriku terbangun, membukakan pintu. Ia tersenyum. "Tak apa, kalau tak ada siang di sini," katanya. Aku segera meletakkan tas. Aku lihat matanya, sebuah pemandangan baru mendapatkan sinar. "Bisakah besok kamu jadi ibu rumah tangga," katanya.

Page 11: GENRE SASTRA

(2) Aku tak tahu lagi apakah masih ada dosa. Seks terlalu indah. Barangkali karena itu Tuhan cemburu sehingga Ia menyuruh Musa merajam orang-orang yang berzinah? Tetapi perempuan selalu disesah dengan lebih bergairah. Ke manakah pria yang bersetubuh dengan wanita yang dibawa orang-orang Farisi untuk dilempari batu di luar gerbang Yerusalem? Aku mencintai kamu. Aku mencintai kamu. Aku tidak ingin kamu dihukum. Tetapi kamu sungguh cantik, seperti dinyanyikan Kidung Raja Salomo.

Page 12: GENRE SASTRA

SENOPerkenalkan karya terbesarku ini (dengan raut bangga, kedua tangannya meliuk di seputar benda berbentuk rumah- rumahan mungil dengan tekstur tanpa lekukan tajam).

GUNApa itu? Seperti sebuah kota surat. Jadi? Aku tak mengerti maksudmu. Untuk apa kau perlihatkan padaku sebuah kotak surat?

SENOMendekatlah, lihat baik-baik. Bagaimana?

GUN (mendekat dan meneliti kotak surat) Sebuah kotak surat tetap saja kotak surat. Tak ada bedanya.

Page 13: GENRE SASTRA

Lalu, dari ketiga contoh di atas, manakah yang termasuk puisi, prosa, dan drama?

Page 14: GENRE SASTRA

Membaca kutipan pertama, asosiasi pembaca awam lebih tertuju ke prosa. Bisa penggalan cerpen, bisa potongan novel. Sebaliknya, kutipan berikutnya lebih layak disebut puisi. Padahal kutipan pertama adalah puisi (Afrizal Malna, Usaha Menjadi Ibu Rumah Tangga 1997). Kutipan kedua adalah Novel (Ayu Utami, Saman 1998). Kutipan ke tiga adalah naskah drama Kotak Surat Terakhir karya Mochammad Asrori.

Page 15: GENRE SASTRA

KARYA SASTRA

YANG BAIK

Page 16: GENRE SASTRA

Karya sastra yang baik mengandung nilai-nilai estetis (belles letter; indah), dan untuk memenuhi nilai-nilai estetis sebuah karya sastra perlu memunyai unsur-unsur:

1. Disinterested contemplation (kontemplasi objektif) : kontemplasi = perenungan pengarang dari sudut pandang yang objektif tanpa menggurui (meski ada weltansaung)

2. Esthetic distance (distansi estetis) : jarak = perbedaan kenyataan dengan karyanya

3. Framing (penciptaan kerangka seni) : wadah sesuai dengan gagasannya

4. (Hlm. 22)—unity in variety (kesatuan dalam keragaman) : ada berbagai persoalan tetapi hakikatnya satu.

5. (Hlm. 25) Horace/Horatius: karya seni/sastra yang baik memenuhi dua unsur, yaitu dulce (kita membaca merasa senang), dan (et) utile (dari bacaan itu kita memperoleh manfaat).

(Wellek & Warren, 1995:22-25)

Page 17: GENRE SASTRA