PENDAHULUAN A. Latar Belakang tiap tahunnya, hal ini nyata...

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan peningkatan yang significan tiap tahunnya, hal ini nyata dilihat sejak digulirnya konsep otonomi daerah, peningkatan pembangunan fisik maupun non fisik terus mengalami kemajuan yang sangat pesat, tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor dari kemajuan tersebut adalah peranan pelabuhan sebagai prasarana transportasi laut. Pelabuhan Bitung merupakan salah satu pelabuhan terbesar kategori kelas I yang berada dibawah lingkup PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) memiliki peranan penting dalam kemajuan perkembangan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara serta beberapa propinsi di sekitarnya, hal ini dikarenakan letak geografis Pelabuhan Bitung yang berada di antara dua benua, yaitu benua Australia dan Benua Asia serta dua Samudera yaitu Pasifik dan Hindia dan juga terletak pada dua jalur ALKI. Dengan demikian menjadikan Pelabuhan Bitung lebih dekat dengan pelabuhan-pelabuhan besar di Asia Pasific seperti : Singapura, Manila, Kaoshiung, Pusan, Kobe dan Honolulu serta kota-kota besar lainnya yang terletak di Wilayah Pasifik, sehingga peluang untuk masuk dalam jaringan transportasi laut internasional sangat besar, keberadaan lokasi yang strategi tersebut membuat Pelabuhan Bitung seringkali disinggahi berbagai kapal-kapal baik internasional maupun domestik, sehingga dengan singgahnya kapal-kapal tersebut tentunya

Transcript of PENDAHULUAN A. Latar Belakang tiap tahunnya, hal ini nyata...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

peningkatan yang significan tiap tahunnya, hal ini nyata dilihat sejak digulirnya

konsep otonomi daerah, peningkatan pembangunan fisik maupun non fisik terus

mengalami kemajuan yang sangat pesat, tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu

faktor dari kemajuan tersebut adalah peranan pelabuhan sebagai prasarana

transportasi laut.

Pelabuhan Bitung merupakan salah satu pelabuhan terbesar kategori kelas I

yang berada dibawah lingkup PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) memiliki

peranan penting dalam kemajuan perkembangan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara

serta beberapa propinsi di sekitarnya, hal ini dikarenakan letak geografis

Pelabuhan Bitung yang berada di antara dua benua, yaitu benua Australia dan

Benua Asia serta dua Samudera yaitu Pasifik dan Hindia dan juga terletak pada

dua jalur ALKI. Dengan demikian menjadikan Pelabuhan Bitung lebih dekat

dengan pelabuhan-pelabuhan besar di Asia Pasific seperti : Singapura, Manila,

Kaoshiung, Pusan, Kobe dan Honolulu serta kota-kota besar lainnya yang terletak

di Wilayah Pasifik, sehingga peluang untuk masuk dalam jaringan transportasi

laut internasional sangat besar, keberadaan lokasi yang strategi tersebut membuat

Pelabuhan Bitung seringkali disinggahi berbagai kapal-kapal baik internasional

maupun domestik, sehingga dengan singgahnya kapal-kapal tersebut tentunya

2

memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian

Propinsi Sulawesi Utara.

Tingkat kunjungan kapal yang cukup tinggi menuntut Pelabuhan Bitung

harus berbenah diri dalam melayani kapal-kapal tersebut, sehingga saat ini

Pelabuhan Bitung dengan luas kawasan 388.000 m2 telah memiliki fasilitas

penunjang pelabuhan yang bertaraf internasional serta memiliki unit peti kemas

tersendiri yang berada dalam satu kompleks terminal dengan berbagai fasilitas

dalam melayani proses bongkar muat peti kemas.

Ukuran efektifitas dan efisiensi (performance) kinerja suatu pelabuhan pada

pelabuhan peti kemas dapat dilihat dari jumlah waktu yang dibutuhkan dalam

proses bongkar muat peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan (Container

Yard) serta dapat juga dilihat dari perbandingan jumlah peti kemas terhadap

luas/daya tampung lapangan penumpukan peti kemas.

Gambar 1.1. Terminal Peti Kemas Pelabuhan Bitung

3

Pelabuhan Bitung dalam 5 tahun terakhir (2008 s/d 2012) mengalami

peningkatan arus peti kemas di atas 10% tiap tahun. Kondisi infrastruktur

eksisting Pelabuhan Bitung dalam melayani kegiatan bongkar muat membutuhkan

service time rata-rata 2 hari. Arus peti kemas pada Pelabuhan Bitung diprediksi

mengalami peningkatan yang cukup tinggi beberapa tahun ke depan, sehingga

pengembangan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan bongkar muat

peti kemas harus dipikirkan.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang seringkali timbul berdasarkan latar belakang diatas

adalah time operational bongkar muat yang cukup lama sehingga beberapa faktor

yang mengakibatkan hal tersebut perlu dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. keterbatasan jumlah & waktu operasional peralatan pelabuhan,

2. keterbatasan panjang dermaga peti kemas yang tidak sebanding dengan tingkat

kunjungan kapal (Berth Occupancy Ratio),

3. keterbatasan luas container yard yang tidak sebanding dengan arus peti kemas

(Yard Occupancy Ratio) serta belum optimalnya penggunaan & penataannya,

4. belum optimalnya pengelolaan manajemen waktu operasional dan administrasi

bongkar muat peti kemas.

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk :

1. mengetahui tingkat kinerja pelabuhan yang diukur berdasarkan kinerja

produktifitas bongkar muat peti kemas yang ditinjau dari segi time

operasionalnya,

2. mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi dermaga dan container yard,

3. mengevaluasi kinerja fasilitas dan peralatan pelabuhan (utilisasi),

4. merencanakan sistem operasional peti kemas yang efektif dan efisien dalam

kawasan pelabuhan,

5. membentuk pola manajemen administasi pelabuhan yang efisien dan

berstandar internasional.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi nyata

penyelesaian masalah bongkar muat peti kemas serta diharapkan dapat menjadi

bahan masukan bagi Otoritas dan Operator Pelabuhan untuk menentukan

kebijakan yang pada akhirnya akan tercipta suatu sistem bongkar muat peti kemas

di pelabuhan yang efisien dan efektif.

E. Batasan Penelitian

Penelitian ini di batasi pada hal-hal berikut ini.

1. Analisis performance pelabuhan yang didasari produktifitas bongkar muat peti

kemas.

5

2. Kajian utama mengenai performance pelabuhan dibatasi pada time operational

bongkar muat peti kemas.

3. Rasio perbandingan okupansi dermaga terhadap kapal dan luas container yard

terhadap rata-rata jumlah peti kemas yang dimuat.

4. Utilisasi fasilitas bongkar muat peti kemas pelabuhan.

5. Perkembangan pertumbuhan arus peti kemas.

F. Keaslian Penelitian

Berbagai penelitian mengenai tentang kinerja pelabuhan yang menunjang

dalam penelitian ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya namun

dengan obyek, lokasi dan tujuan yang berbeda, di antaranya sebagai berikut.

1. Anggrahini (2007) melakukan penelitian tentang analisis produktifitas dan

utilisasi fasilitas dan peralatan bongkar muat peti kemas pada Unit Terminal

Peti Kemas Makassar.

2. Siahaan (2011) meneliti mengenai kinerja operasional pelabuhan penumpang

Tanjung Priok. Penelitian ini membahas kinerja utilsasi fasilitas pelabuhan

penumpang dan pelayanan pengelola pelabuhan terhadap kapal serta

membahas tingkat kepuasan fasilitas dan pelayanan terhadap penumpang dan

pengunjung pelabuhan.

3. Dananjaya (2011) melakukan penelitian mengenai operasional pelayanan

barang di gudang dan lapangan penumpukan Pelabuhan Tanjung Priok

sehingga dapat mengoptimalkan fungsi biaya gudang dan lapangan

penumpukan serta mempercepat proses aliran keluar masuk barang.

6

Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini

membahas analisa performance bongkar muat peti kemas ditinjau dari

optimalisasi time operasionalnya, rasio okupansi dermaga dan rasio okupansi

lapangan penumpukan container.