PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur...

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di era yang semakin modern menjadikan kebutuhan manusia semakin meningkat. Teknologi memberikan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan manusia selalu berkembang dan menjadi sangat kompleks. Manusia berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan yang kompleks tersebut agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. Sesuai dengan perkembangan jaman dimana ketika pembangunan dilaksanakan maka masyarakat akan dibanjiri dengan barang dan jasa hasil produksi. Kemungkinan lain yang muncul adalah bahwa masyarakat akan bersifat sangat konsumtif, dimana mereka membeli barang dan jasa bukan karena mereka membutuhkan tetapi karena senang dan ingin. Dari perilaku konsumtif ini akan membuatnya menjadi suatu gaya hidup (lifestyle) bagi masyarakat. (Chaney, 1996: 39) Kebutuhan manusia dikelompokan berdasar atas sifat pentingnya. Pembagian akan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Pemenuhan kebutuhan tersebut biasanya didasarkan atas sifat penting atau tidaknya kebutuhan tersebut. Dan ketika kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi maka secara otomatis manusia akan memenuhi kebutuhan tersier mereka. Hal ini tentunya menjadi rumusan alam dimana manusia harus memenuhi kebutuhan primer terlebih dahulu kemudian baru memenuhi kebutuhan yang lainnya. Pemenuhan

Transcript of PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur...

Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi di era yang semakin modern menjadikan

kebutuhan manusia semakin meningkat. Teknologi memberikan kemudahan

dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan manusia selalu

berkembang dan menjadi sangat kompleks. Manusia berusaha untuk selalu

memenuhi kebutuhan yang kompleks tersebut agar tidak dikatakan

ketinggalan jaman. Sesuai dengan perkembangan jaman dimana ketika

pembangunan dilaksanakan maka masyarakat akan dibanjiri dengan barang

dan jasa hasil produksi. Kemungkinan lain yang muncul adalah bahwa

masyarakat akan bersifat sangat konsumtif, dimana mereka membeli barang

dan jasa bukan karena mereka membutuhkan tetapi karena senang dan ingin.

Dari perilaku konsumtif ini akan membuatnya menjadi suatu gaya hidup

(lifestyle) bagi masyarakat. (Chaney, 1996: 39)

Kebutuhan manusia dikelompokan berdasar atas sifat pentingnya.

Pembagian akan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan pokok, kebutuhan

sekunder, dan kebutuhan tersier. Pemenuhan kebutuhan tersebut biasanya

didasarkan atas sifat penting atau tidaknya kebutuhan tersebut. Dan ketika

kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi maka secara otomatis

manusia akan memenuhi kebutuhan tersier mereka. Hal ini tentunya menjadi

rumusan alam dimana manusia harus memenuhi kebutuhan primer terlebih

dahulu kemudian baru memenuhi kebutuhan yang lainnya. Pemenuhan

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kebutuhan ini tidak semakin berkurang tetapi justru semakin bertambah

seiring dengan status social dan tingkat ekonomi dari seseorang serta

perkembangan dunia yang semakin modern.

Menurut Dorojatun Kuncoro Djakti (1987), modernisasi dan

industrialisasi yang makin meluas di dunia ini membawa berbagai pola

kehidupan yang khas dan identik dengan “pola kehidupan Barat”. Manifestasi

yang paling nyata adalah pola konsumsi kota. Pola kehidupan ini secara materi

berada jauh diatas pola kehidupan tradisional dan karena itu mudah diberi

status tinggi.(Prisma, 1978:6)

Dewasa ini, nilai-nilai materislisme mendapat tekanan yang lebih besar

daripada nilai-nilai spiritualis. Hal ini terlihat dimana sekarang banyak hal

yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan

dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme memperbudak manusia

untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya, dimana materialisme ini

dicerminkan oleh adanya atribut-atribut atau tanda-tanda yang tidak hanya

tampak pada pakaian, pola penghabisan waktu luang, gaya hidup, kecantikan,

serta hobi dalam dunia otomotif dan lain sebagainya.

Hobi dalam dunia otomotif merupakan salah satu cermin gaya hidup

(lifestyle) masyarakat modern. Bagi orang yang memiliki hobi dalam dunia

otomotif oleh masyarakat akan dianggap memiliki status yang lebih tinggi

karena mereka merasa hobi dunia otomotif hanya bisa dilakukan bagi orang

yang memiliki status ekonomi tinggi mengingat biaya yang dibutuhkan juga

besar. Semula hobi dalam dunia otomotif merupakan kebutuhan yang

dikategorikan sebagai kebutuhan yang sifatnya tersier, lambat laun bergeser

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menjadi kebutuhan sekunder dan bahkan dikategorikan menjadi kebutuhan

primer oleh sebagian masyarakat modern. Perkembangan teknologi, budaya

dan trend bagi masyarakat kapitalis telah menjadikan dunia otomotif sebagai

produk yang harus mereka produksi dalam upaya mengaplikasikan

perkembangan teknologi. Hobi dalam dunia otomotif dianggap sebagai

tuntutan bagi masyarakat modern. Hal ini tidak hanya diminati bagi kaum

laki-laki akan tetapi juga bagi kaum perempuan. Mereka selalu ingin

mengikuti trend dalam dunia otomotif yang sedang “in”. Trend dalam dunia

otomotif terus mengalami perkembangan yang selalu diikuti oleh para

pecintanya. Salah satu trend dalam dunia otomotif yang terus mengalami

perkembangan adalah trend modifikasi motor.

Motor merupakan sarana transportasi yang saat ini mengalami

perkembangan yang pesat. Berbagai jenis maupun tipe motor muncul dalam

masyarakat karena keberadaannya yang dianggap menjadi kebutuhan yang

sifatnya sekunder. Kepemilikan atas kendaraan bermotor sekarang ini bukan

hanya berdasarkan atas fungsinya saja, tetapi bagi para pecinta dunia otomotif

motor dijadikan sebagai sarana untuk menyalurkan hobi mereka. Banyak

orang mengubah tampilan motor menjadi bentuk yang trendy sehingga mereka

merasa bangga memakainya. Motor yang trendy mampu mempengaruhi

penampilan si pemakai. Motor yang bagus dan trendy adalah motor yang

mengkilap, mesinnya kuat dan indah dipandang mata sehingga seseorang

merasa tertarik untuk melihatnya (Majalah Oto Trend edisi Januari-Februari

2010). Bagi pecinta dunia otomotif pandangan ini menjadi kuat, sehingga

menyebabkan banyak orang khususnya pecinta dunia otomotif memilih untuk

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

membuat motor yang trendy. Dengan motor yang trendy membuat penampilan

pemakai menjadi lebih menarik dan berbeda dari yang lain (Majalah Motor

Plus edisi 526 Januari 2010)

Trend mode untuk motor itu sendiri selalu mengalami perubahan

layaknya trend fashion yang selalu berganti setiap tahunnya. Kecederungan

atau tren modifikasi sepeda motor tidak jauh berbeda dengan trend di dunia

fashion, yang setiap tahun juga berubah (Majalah Motor Plus edisi 526 Januari

2010). Dulu orang tidak pernah mengubah bentuk asli motor yang dikeluarkan

dari pabrik, tetapi lambat laun banyak orang khususnya para pecinta dunia

otomotif melakukan berbagai cara untuk dapat mengubah motor mereka

menjadi lebih trendy sehingga banyak orang tertarik untuk melihatnya. Orang

selalu merasa belum puas dengan kondisi motor mereka walaupun sudah baik.

Mereka selalu ingin melakukan berbagai perubahan untuk membuat motor

mereka menjadi lebih baik lagi.

Banyak hal yang dilakukan oleh para pecinta dunia otomotif untuk

membuat motor mereka menjadi lebih indah dan menarik lagi sehingga

muncul penilaian dari masyarakat terhadap diri mereka. Dari sini bermacam-

macam makna terjadi sehingga tampaknya menjadi mustahil untuk melihat

tatanan social dalam jangkauan variasi yang ada. Berbagai cara mereka

lakukan untuk mendapatkan penilaian dari masyarakat bahwa melalui

tampilan motor mereka dapat menggambarkan ekspresi jiwa dan sifat

kepribadian dari pemiliknya. Salah satu cara untuk mengikuti trend motor

yaitu dengan melakukan modifikasi motor. Seiring berjalannya trend motor

ini, modifikasi motor yang semula merupakan sarana untuk dapat mengubah

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tampilan motor menjadi lebih baik, berubah menjadi sesuatu hal yang sifatnya

memaksa bagi para pecinta dunia otomotif. Hal ini terjadi karena ternyata

memiliki motor yang trendy dan indah dilihat menjadi keharusan pacinta

dunia otomotif untuk memperkuat eksistensi mereka di masyarakat.

Fenomena modifikasi motor yang ada sekarang ini merupakan salah

satu trend yang banyak diminati dalam dunia otomotif. Modifikasi motor

merupakan cara untuk mengubah tampilan motor menjadi lebih bergaya

sehingga mereka bangga untuk memakinya. Cara tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan mengganti mesin maupun

sparepart untuk dirubah sesuai dengan selera pribadi pemiliknya. Yang

penting dari modifikasi adalah tujuan dan fungsinya. Tujuan modifikasi yang

baik adalah meningkatkan kinerja dan tampilan motor sehingga lebih aman,

nyaman, cepat, dan gaya. Perpaduan berbagai asesori maupun piranti body,

ajrutan, cat, dsb, bisa membuat motor benar-benar menarik, lebih macho atau

manis, tergantung selera pemakai (Majalah Otoplus edisi Minggu II Desember

2009). Konstruksi social yang terbentuk di masyarakat adalah bahwa motor

yang baik adalah motor yang mengkilap, mesinnya kuat, menarik seseorang

untuk melihatnya dan mampu menggambarkan jiwa kepribadian bagi

pemiliknya. Konstruksi social ini cukup kuat melekat pada diri masyarakat

khususnya pecinta dunia otomotif karena begitu banyak hal-hal pendukung

yang mengukuhkannya. Mulai dari majalah-majalah yang menampilkan

berbagai bentuk dan kondisi motor yang menarik, bengkel-bengkel modifikasi

yang menjual berbagai kebutuhan dan memberikan pelayanan yang baik

terhadap motor yang mereka miliki, iklan-iklan yang mempromosikan suatu

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

produk dengan menggunakan model-model dan tipe-tipe motor yang menarik,

produk dan iklan dari majalah yang dimunculkannnya pun menuntut kearah

konstruksi social tersebut. Hal inilah yang setiap waktu mendorong dan

menjejali pikiran masyarakat khususnya para pecinta dunia otomotif sehingga

pemahaman yang terbentuk membuat mereka tertarik untuk mengikuti trend

yang sedang berkembang.

Modifikasi motor sudah lama dikenal masyarakat dan merupakan hal

yang tidak asing lagi bagi para pecinta dunia otomotif. Namun belakangan ini

modifikasi motor semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan

masyarakat. Disamping itu banyak iklan-iklan produk motor dan sparepart

yang menjanjikan mampu membuat motor menjadi lebih menarik. Jumlah

pelanggan bengkel modifikasi motor pun semakin bertambah. Boomingnya

trend modifikasi motor ini didukung dengan seringnya diadakan kontes-kontes

motor di berbagai daerah yang menampilkan dan mengikutsertakan motor-

motor modifikasi yang menarik sehingga banyak orang khususnya pecinta

dunia otomotif semakin tertantang untuk menciptakan motor yang lebih

trendy.

Sejak kemunculan sampai kepopulerannya, modifikasi motor begitu

sangat diminati oleh masayarakat khususnya kalangan pecinta dunia otomotif.

Mulai dari remaja sampai orang tua, dan tidak hanya kaum laki-laki saja yang

berminat pada modifikasi motor ini akan tetapi perempuaan juga banyak yang

menyukai dan melakukan modifikasi motor. Dalam hal ini siswa-siswi

Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk ke dalam golongan remaja yang

menempati rentangan usia sebagai masa remaja yang merupakan masa transisi

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

menuju kedewasan. Hal ini ditandai oleh ketidakmantapan dalam berperilaku

maupun menghayati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Ketidakmantapan ini merupakan indikasi dari belum matangnya kepribadian

seorang remaja. Selain itu masa remaja merupakan masa penyesuaian diri

dengan tuntutan lingkungan yang baru. Hal-hal baru yang ada dalam

masyarakat terutama menyangkut masalah trend merupakan hal yang menarik

untuk mereka tiru. Remaja menganggap peniruan ini sebagai aktualisasi diri

dan jiwa mereka.

Menurut Douvan dan Adelson (1998), sebelum memasuki masa

remaja, anak menerima dirinya apa adanya. Populer atau tidak, banyak teman

atau tidak sama sekali, begitulah keadaannya. Begitu dia memasuki masa

remaja, dia akan mengembangkan kesadaran dirinya. Dia memasuki dunia

baru, rajin, bertanya etiket, mulai berpacaran, mencoba-coba hal baru tentang

gaya hidup yang selalu berkembang mengikuti trend (mulai dari kecantikan

wajah, tubuh, fashion, sampai pada hobi otomotif) yang sedang in, ingin

banyak berteman dan lain-lain.

(http://gayahidupremaja.com/2011/06/27/idg.rmj/)

Remaja yaitu siswa-siswi Sekolah Menengah Atas merupakan

makhluk social yang menginginkan kehidupan, persamaan minat, kesenangan

dan memiliki tujuan. Sebagai makhluk social, mereka akan memiliki

kelompok pergaulan yang akan memberikan arti penting bagi hidup mereka.

Di dalam kelompok pergaulan inilah mereka akan memilih teman-teman yang

sebaya dengannya baik dari lingkungan sekolah lain mapun dari lingkungan

sekitar tempat tinggal mereka. Namun untuk kalangan remaja Sekolah

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Menengah Atas mereka akan lebih banyak memilih kelompok pergaulan di

lingkungan sekolah sendiri dan juga di sekolah lain.

Remaja Sekolah Menengah Atas dapat dogolongkan dalam usia remaja

yang berada pada masa labilitas yang amat rentan terhadap jebakan pola dan

gaya hidup yang ditawarkan. Salah satunya adalah gaya hidup konsumtif yang

memerlukan biaya tinggi untuk memenuhinya dan mengikuti trend yang

sedang in adalah ciri dari kelompok remaja ini.

Sebagai Remaja, mereka memiliki keputusan yang besar akan

penampilan dirinya dikaitkan dengan keberhasilannya dalam pergaulan

dengan teman-teman seusianya. Motivasi ini umumnya oleh remaja di

aktualisasikan dengan mengikuti trend dalam gaya hidup yang sedang in.

Masing-masing memiliki cara dan pilihan sendiri untuk mengikuti trend

tersebut. Bagi sebagian besar remaja perempuan lebih menyukai trend dalam

fashion dan dunia kecantikan. Akan tetapi bagi remaja laki-laki yang sebagian

besar menyukai dunia otomotif lebih memilih untuk mengikuti trend

modifikasi motor yang juga sedang in. Tidak menutup kemungkinan pula

bahwa apa yang dilakukan oleh remaja perempuan maupun laki-laki dapat di

sukai oleh keduanya. Aktualisasi diri ini mencerminkan upaya agar

masyarakat memberikan penilaian tersendiri atas apa yang mereka lakukan.

Mereka berusaha untuk mengikuti trend yang ada agar mereka selalu tampil

up to date sehingga lebih dihargai oleh lingkungan sosialnya. Hal ini akan

membentuk perilaku remaja Sekolah Menengah Atas menjadi konsumtif

dimana mereka selalu berusaha memiliki dan mengikuti apa yang menjadi

trend agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. Disini lingkungan mempunyai

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

peranan yang besar untuk mengubah diri remaja oleh adanya pengaruh-

pengaruh baru.

Modifikasi motor bila dilihat secara sosiologis merupakan hal baru

yang menarik untuk dikaji. Modifikasi motor menjadi suatu gaya hidup baru

bagi kalangan remaja Sekolah Menengah Atas. Sebagai siswa Sekolah

Menengah Atas, remaja memiliki tugas utama untuk belajar, dan disisi lain

remaja juga butuh mengaktualisasikan jiwa muda mereka salah satunya

dengan mengikuti trend dari hobi memodifikasi motor yang memerlukan

biaya cukup besar. Dengan biaya yang mereka gunakan untuk mengikuti trend

tersebut, dapat menunjang kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran mereka.

Akan tetapi banyak remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) menggunakan

biaya yang digunakan untuk kepentingan pendidikannnya, dialihkan untuk

mengikuti trend ini. Hal inilah yang menarik untuk dikaji, karena terdapat

penyelewengan dimana biaya yang seharusnya digunakan untuk kegiatan

pendidikan justru mereka gunakan untuk mempercantik motor yang mereka

miliki dan mengikuti trend modifikasi motor agar mendapat penghargaan dari

masyarakat dan dari kelompok mereka.

Di kalangan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar

sendiri, modifikasi motor menjadi sebuah trend tersendiri. Terlihat para siswa-

siswi menggunakan motor yang telah mereka modifikasi sehingga lebih

menarik. Kebanyakan dari mereka adalah siswa laki-laki, namun siswi

perempuan juga ada yang menggunakan motor yang telah dimodifikasi.

Banyak siswa remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar yang

menyukai dan menggunakan motor modifikasi. Hal ini juga terkait dengan

Page 10: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kultur yang ada di sekolah tersebut. Para siswa-siswi terlihat berpenampilan

lebih trendy dengan menggunakan motor yang telah mereka modifikasi

tersebut. Hal inilah yang mengarahkan mereka untuk selalu memodifikasi

motor agar mendapatkan penghargaan dan penilaian lebih dari teman-

temannya sehingga mereka tidak dikatakan ketinggalan jaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas yang mencoba

mengungkap suatu trend modifikasi motor yang terjadi yang tentu memiliki

ruang ligkup yang luas, maka dalam penelitian ini peneliti memberikan

batasan penelitian.

Batasan penelitian yang dimaksud agar lebih memudahkan dan

sistematisasi studi maka batasan tersebut terangkum dalam perumusan sebagai

berikut:

1. Apakah yang menjadi alasan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Karanganyar melakukan modifikasi motor ?

2. Bagaimana modifikasi motor menjadi trend dikalangan remaja Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui alasan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Karanganyar melakukan modifikasi motor.

Page 11: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Untuk mengetahui bagaimana modifikasi motor menjadi trend di kalangan

remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang trend

modifokasi motor di kalangan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Karanganyar dan menggambarkan alasan-alasan remaja melakukan

modifikasi motor.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu sosiologi

juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian

sejenis.

E. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Yang Digunakan

a. Modifikasi Motor

Motor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat

transportasi yang menggunakan mesin untuk menjalankannya (motor roda

dua). Motor merupakan salah satu simbol individu di dalam masyarakat.

Individu yang memiliki motor yang menarik, maka akan diberikan

penghargaan lebih tinggi di dalam kelompoknya. Banyak orang

mengubah tampilan motor menjadi bentuk yang trendy sehingga mereka

Page 12: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

merasa bangga memakainya. Motor yang trendy mampu mempengaruhi

penampilan si pemakai. Seperti kutipan berikut ini :

“Motor yang bagus dan trendy adalah motor yang mengkilap,mesinnya kuat dan indah dipandang mata sehingga seseorangmerasa tertarik untuk melihatnya”. (Majalah Oto Trend edisiJanuari-Februari 2010).

Pandangan ini menjadi kuat, sehingga menyebabkan banyak

orang khususnya pecinta dunia otomotif merasa bangga apabila mereka

telah mampu membuat motor yang trendy.

Warna, mesin, dan gaya motor dapat diubah-ubah sesuai dengan

keinginan pemiliknya. Dengan warna, mesin dan gaya motor yang dapat

diubah-ubah ini maka memunculkan suatu trend tersendiri bagi rambut

yang setiap waktu dapat berubah. Hal ini dapat dilihat dari model-model

yang terus berganti dari tahun ke tahun.

Banyak hal yang dilakukan oleh para pecinta dunia otomotif

untuk membuat motor mereka menjadi lebih indah dan menarik lagi.

Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapatkan penilaian dari

masyarakat bahwa melalui tampilan motor mereka dapat menggambarkan

ekspresi jiwa dan sifat kepribadian dari pemiliknya. Salah satu cara untuk

mengikuti trend motor yaitu dengan melakukan modifikasi motor.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, modifikasi motor

merupakan cara untuk mengubah tampilan motor menjadi lebih bergaya

sehingga pemilik merasa bangga untuk memakinya. Cara untuk

memodifikasi motor bisa dengan mengubah mesin maupun bodynya

menjadi lebih menarik.

Page 13: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Ada banyak gaya aliran dalam modifikasi motor yang terus

berubah dari tahun ke tahun. Gaya aliran tersebut antara lain:

1. Airbrush

2. Retro look

3. Ekstrem

4. Ceper

5. Sporty

6. Street fighter

7. Flat tracker

8. Board tracker, dll.

Boomingnya trend modifikasi motor ini didukung dengan

seringnya diadakan kontes-kontes motor di berbagai daerah yang

menampilkan dan mengikutsertakan motor-motor modifikasi yang

menarik sehingga banyak orang khususnya pecinta dunia otomotif

semakin tertantang untuk menciptakan motor yang lebih trendy.

b. Gaya hidup (Lifestyle)

Cara khusus yang dipilih seseorang untuk mengekspresikan diri,

tak disangsikan merupakan bagian dari usahanya mencari gaya hidup

pribadinya. Dengan cara individu yang nyaris hampir sama biasanya

mengindividualisasikan gaya hidup individu tersebut, namun biasanya

selalu ada kemiripan yang jelas dengan salah satu model gaya hidup yang

telah dipaketkan dan dipasarkan oleh suatu subkultur. Dalam menjajakan

model gaya hidup dan pemikat perhatian kita, subkultur biasanya

Page 14: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

menyerang milik psikologis setiap invidu yang paling rawan : citra diri

(self-image) kita.

Dalam kegalauan pencarian identitas diri , individu benar-benar

hidup ibarat mengarungi sebuah pasar, dengan begitu banyak

kemungkinan yang ditawarkan dan model gaya hidup yang saling

bersaing. Dalam pemburuan akan gaya, individu senantiasa mencari

“pahlawan-pahlawan” untuk ditokohkan dan ditiru. Ibarat seorang pria dan

wanita yang membolak-balik halaman mode dan kalender motor di

majalah popular untuk menemukan aliran modifikasi yang paling cocok

dan trend gaya modifikasi sehingga dapat tampil menawan dan dianggap

paling trendy.

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang

biasa disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam

masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk

menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup

adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan

orang lain. Chaney menjelaskan gaya hidup sebagai berikut :

“Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan social sehari-haridunia modern dan berfungsi dalam interaksi dengan cara-carayang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidakhidup dalam masyarakat modern.” (Chaney, 1996: 41)

Tindakan remaja dalam mengikuti trend dinilai sebagai atribut

gaya hidup remaja modern (masa kini) yang cenderung bersifat

“eksklusif”, merupakan akibat dari nilai-nilai budaya pop yang

merefleksikan gaya hidup remaja industrial kapitalis yang sering tampil di

media massa.

Page 15: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Mengingat bahwa gaya hidup merupakan sesuatu yang berada

diluar eksistensi individu dan besifat memaksa bagi individu, terutama

bagi individu yang ingin memasuki kelompok atau stratifikasi social yang

memiliki gaya hidup tersebut maka remaja sebagai individu dipaksa untuk

mengikuti “peraturannya” baik yang menyangkut cara berfikir (aspek

kognitif), cara bertindak (aspek behavioral) dan berperasaan (aspek

afeksi), dimana ketiga aspek tersebut yang paling cepat adalah cara

betindak/cara hidup/behavioral dari remaja, sebab cara hidup inilah yang

serinhkali dijadikan sebagai identitas kelompok yang menunjukkan

statusdan prestise kelompok tersebut dalam system stratifikasi masyarakat.

Gaya hidup memiliki ciri keanggotaan kelas social tertentu.

Artinya adalah gaya hidup merupakan sesuatu yang berlaku secara umum

bagi kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Remaja yang

berhasil dalam sosialisasinya dengan nilai-nilai dan norma-norma gaya

hidup remaja masa kini atau modern merasa atau menganggap dirinya

sebagai remaja modern atau remaja masa kini yang tidak ketinggalan

jaman sehingga mendapatkan status dan prestise yang lebih tinggi.

c. Motivasi

Faktor yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pemahaman

dan pandangan seseorang terhadap sesuatu adalah motivasi. Pada

dasarnya, semua tingkah laku manusia di dalamnya selalu terkandung

motivasi. Dengan kata lain, hampir semua perilaku sadar mempunyai

motivasi atau sebab. Motivasi atau sebab merupakan suatu keinginan atau

Page 16: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dorongan yang ada dalam diri manusia untuk bertindak atau melakukan

sesuatu.

Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga menggerakkan

individu untuk melakukan suatu tindakan. Keinginan, kebutuhan dan

tujuan tidak terlepas dari motivasi dalam diri seseorang. Keinginan dan

hasrat yang menggerakkan tindakan untuk berusaha dalam memenuhi

kebutuhan seseorang inilah yang dinamakan motivasi. Dalam hal ini

Parsons menjelaskan bahwa seseorang melakukan sutu tindakan berdasar

atas orientasi motivasional dan orientasi nilai (Parsons dalam Johnson,

1996: 114).

Sedangkan Subagio Sastrodiningrat memberikan penjelasan

mengenai motivasi sebagai berikut :

“Motivasi seringkali diartikan sebagai kebutuhan atau keinginanyang terdapat dalam diri individu yang mendorong ataumempengaruhinya untuk melakukan sesuatu”. (SubagioSastrodingrat, 1986: 6)

Motivasi juga diartikan sebagai dorongan atau pengaruh yang

merupakan factor yang sangat penting bagi seseorang dalam mengambil

keputusan untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Moekijat, motivasi

diartikan sebagai berikut :

“ Motivasi merupakan pengaruh sesuatu kekuasaan yangmenimbulkan perilaku” (Moekijat, 1987: 27).

Motivasi yang terdapat dalam diri individu akan terealisir dalam

perilaku yang mengarah pada suatu tujuan yang diinginkannya untuk

memperoleh kepuasan. Atas dasar pendapat diatas, dapat dinyatakan

bahwa motif atau motivasi mampu memberikan kekuatan, dorongan untuk

Page 17: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menggerakkan diri seseorang untuk merespon atau melakukan kegiatan

kea rah pencapaian tujuan.

Motivasi dipahami melalui pemahaman dalam diri individu

tentang apa yang merangsang individu tersebut untuk melakukan suatu

tindakan. Mc. Clelland menjelaskan bahwa motif prestasi (need for

achievement) merupakan kebutuhan dasar yang menjadikan seseorang

melakukan usaha dan tindakan (Mc. Clelland dalam Laurer, 1985: 142).

Sedangkan menurut Wahjo Soemidjo, motivasi memiliki

pengertian sebagai berikut :

“Suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antarasikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diriseseorang” (Wahjo Soemidjo, 1985: 174).

Motivasi sebagai proses psikologis timbul karena adanya factor

dalam diri seseorang dan factor dari luar. Faktor dar dalam diri seseorang

dapat berupa kepribadian yang menyangkut masa depan, sedangkan factor

dari luar dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bias karena pengaruh

factor-faktor lain yang sangat kompleks.

Menurut Berelson dan Stainer dalam Wahjo Soemidjo,

mejelaskan motivasi itu pada dasarnya merupakan teknologi yang

memberikan makna daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan. Hal

tersebut didasari karena perilaku seseorang. Dimana perilaku seseorang itu

karena adanya daya dorong untuk mencapai kebutuhan, keinginan dan

kepuasan (Barelson dan Stainer dalam Wahjo Soemidjo, 1985: 178).

Kebutuhan, keinginan dan kepuasan seseorang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 18: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Kebutuhan yang timbul pada diri seseorang dan kebutuhan yang

mengandung arti luas, seperti kebutuhan fisik, makna dan lain

sebagainya.

2. Apabila dalam diri seseorang timbul suatu kebutuhan tertentu,

kebutuhan tersebut akan menyebabkan lahirnya daya tertentu.

3. Akibat daya dorong, lahirlah keinginan dalam diri seseorang.

4. Lahirnya keinginan dalam diri seseorang akan menyebabkan

timbulnya suatu sebab.

5. Akibat sebab yang timbul, lahirlah ketegangan.

6. Ketegangan yang timbul itu sendiri juga akan menjadikan sebab

timbulnya sesuatu.

7. Sesuatu yang timbul akibat adanya ketegangan dalam diri

seseorang tersebut disebut “perilaku”.

8. Perilaku ditampilkan seseorang, timbul karena mengharapkan

adanya kepuasan yang dapat dinikmati (Wahjo Soemidjo, 1985:

178-179).

Dari beberapa pengertian diatas, maka jelaslah bahwa tingkah

laku yang timbul pada diri seseorang didorong oleh adanya berbagai

kebutuhan. Dimana kebutuhan tersebut didorong oleh adanya keinginan

yang hendak dicapai. Sedangkan perilaku yang diwujudkan teesebut

merupakan alah untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tesebut

pada dasarnya tindakan seseorang itu harus selalu berorientasi pada

motivasi dan nilai yang ada dalam masyarakat. Demikian pula halnya

dengan sikap dan tindakan remaja yang melakukan modifikasi motor

Page 19: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dan mencapai tujuan tersebut

didasarkan pada orientasi motivasi.

d. Remaja

Remaja merupakan masa transisi menuju kedewasaan. Hal ini

ditandai oleh ketidakmantapan dalam berperilaku maupun dalam

menghayati norma-norma yang berlaku. Ketidakmantapan ini merupakan

indikasi dari belum matangnya kepribadian. Selain itu masa remaja

merupakan masa penyesuaian diri dengan tuntutan lingkungan yang baru.

Menurut Douvan dan Adelson (1998), sebelum memasuki masa

remaja, anak menerima dirinya apa adanya. Populer atau tidak , banyak

teman atau tidak punya sama sekali, begitulah keadaannya. Begitu ia mulai

remaja, dia akan mengembangkan kesadaran dirinya. Dia memasuki dunia

baru, rajin bertanya etiket, mulai berpacaran, mencoba-coba hal baru

tentang gaya hidup yang selalu berkembang mengikuti trend (mulai dari

kecantikan wajah, tubuh, fashion, sampai pada hobi otomotif) yang sedang

“in”, ingin banyak berteman dan lain-lain.

(http://gayahidupremaja.com/2011/06/27/idg.rmj/)

Remaja merupakan makhluk social yang menginginkan

kehidupan, persamaan minat, kesenangan dan memiliki tujuan. Sebagai

makhluk social, mereka akan memiliki kelompok pergaulan yang akan

memberikan arti penting bagi mereka. Di dalam kelompok pergaulan

inilah mereka akan memilih teman-teman yang sebaya dengannya baik

dari lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar mereka tinggal.

Page 20: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Namun untuk kalangan remaja Sekolah, mereka akan lebih banyak

memilih kelompok pergaulan di lingkungan sekolah.

Remaja masih dapat digolongkan ke dalam usia akhir yang

berada pada masa labilitas yang sangat rentan terhadap jebakan pola dan

gaya hidup yang ditawarkan. Salah satunya adalah gaya hidup konsumtif

yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhinya dan mengikuti trend

yang sedang in adalah ciri dari kelompok ini.

2. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori gaya hidup(lifestyle) yang dikemukakan oleh David Chaney. Gaya hidupmerupakan bagian dari budaya pop yang lahir secara spontan darikalangan masyarakat kelas menengah ke bawah dalam rangkamengisi waktu luang mereka.

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang

biasa disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam

masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk

menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup

adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan

orang lain. Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan social sehari-

hari dunia modern dan berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak hidup dalam

masyarakat modern. (Chaney, 1996: 41)

Dalam teori gaya hidup (lifestyle) tidak ada suatu konsep yang

gamblang yang menjelaskan tentang apa itu teori gaya hidup (lifestyle),

tapi lebih pada intepretasi kita untuk memahami tentang suatu fenomena.

Page 21: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pada teori gaya hidup (lifesyle), dicirikan dengan penggunaan tanda-tanda

(signs), simbol-simbol (symbols), petanda-petanda (signifiers) dan

petanda-petanda (signifieds).

Seperti yang dikemukakan dan dipahami oleh Chaney, gaya

hidup adalah sebagai proyek reflekif dan penggunaan fasilitas konsumen

secara sangat kreatif. Dalam pengertian bahwa gaya hidup perlu

keterbukaan yang tidak terbatas terhadap makna-makna baya hidup dalam

konteks apapun. (Chaney, 1996: 13)

Gaya hidup merupakan cirri sebuah dunia modern, atau yang

biasa disebut modernitas. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang

membedakan antara satu orang dengan orang lain, Sehingga gaya hidup

menjadi bagian dari kehidupan social sehari-hari dunia modern dan

berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat

dipahami oleh mereka yang tidak hidup dalam masyarakat modern.

Seperti diungkapkan oleh Chaney bahwa ‘penampakan luar’

menjadi salah satu situs yang paling penting bagi gaya hidup. Hal-hal

permukaan akan menjadi sangat penting daripada substansi. Gaya dan

desain menjadi lebih penting daripada fungsi. Gaya menggantikan

substansi. Kulit akan mengalahkan isi. Pemasaran penampakan luar,

penampilan, hal-hal yang bersifat permukaan atau kulit, salah satunya

adalah industri jasa, yang memberikan layanan untuk mempercantik

penampilan (wajah, kulit, tubuh, rambut) telah dan akan terus tumbuh

menjadi big business gaya hidup.

Page 22: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Arahan yang akan dituju setelah gaya hidup adalah suatu

tindakan konsumsi yang menjadi suatu perilaku konsumtif. Untuk

menjelaskan teori gaya hidup ini diawali dengan ulasan-ulasan terhadap

aspk-aspek pemikiran Simmel mengenai teorinya tentang hakikat uang

(the nature of money) dengan 3 alasan. Salah satunya adalah karena

mengarahkan pada diskusi lebih menyeluruh tentang organisasi social

dalam penggunaan benda-benda dan khususnya institusi fashion.

Fashion (mode) termasuk di dalamnya yaitu modifikasi motor

adalah suatu topik yang layak menjadi perhatian kita karena jelas ia

merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan aksi

industry konsumen. Dinamika perubahan dalam cara-cara fashion yang

berbeda begitu jelas mencerminkan proses pembentukan gaya hidup yang

luas. Dalam suatu masyarakat yang terstratifikasi secara social hal tersebut

dibuat lebih kompleks oleh para elite yang mencoba untuk meninggalkan

mode secepat mungkin ketika mulai ditiru oleh kelompok kelas yang lebih

rendah (lower-class). Sehingga ada proses pertukaran vertical antara kelas-

kelas, begitu juga proses horizontal di dalam suatu kelas.

Sedangkan Baudrillard menunjuk institusi fashion dalam

modernitas kontemporer sebagai suatu pameran spektakuler dari proses

lebih umum perubahan yang dipercepat dan alienasi makna: “percepatan

permainan sederhana dari penanda (signifier) dalam fashion menjadi

menyolok, untuk mempesonakan kita- pesona dan rasa pusing atas

hilangnya setiap system referensi. (Chaney, 1996: 104)

Page 23: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Ada dua penegasan dalam kutipan ini. Pertama, bahwa

determinasi social terhadap makna-makna telah diambil alih, sehingga

tanda-tanda (signs), simbol-simbol (symbols) pameran yang sesuai dengan

mode mutakhir beredar tanpa logika apapun. Seperti yang dikemukakan

lebih lanjut, “tak ada lagi determinasi internal apapun terhadap tanda-tanda

fashion, karenanya mereka lebih leluasa untuk berubah (commute) dan

bertukar susunan (permutate) tanpa batas”. Kedua, bahwa akibat

ketidakbermaknaan (meaning-lessness) buknlah kekacauan atau chaos

menakutkan seperti yang mungkin kita duga, tapi malahan

‘mempesonakan’ suatu bentuk halusinasi.

Hakikat dari argument Baudrillard adalah bahwa penanda-

penanda (signifiers) nilai ekonomi yakni unit-unit mata uang telah terpisah

dari hubungan yang dihubungkan dengan petanda-petanda (signifieds)

nilai yang nyata. Hal ini disebabkan oleh proses ganda perkembangan

ekonomi konsumsi, terutama pada penghujung abad ke-20 dan spekulasi

terhadap uang seyogyanya ditempatkan secara tepat, sehingga “Terbebas

dari pasar itu sendiri, uang menjadi sebuah simulacrum yang otonom

terlepas dari setiap pesan (massage) dan setiap penandaan (signification)

dari pertukaran diantara dirinya sendiri.

Sehingga kita bisa lebih gamblang bagaimana institusi sosial dari

dunia fashion menunjukkan beberapa tesis tersebut. Barang-barang yang

sesuai dengan mode mutakhir, baik itu pakaian, perabot rumah tangga,

kecantikan wajah dan tubuh, tempat-tempat tujuan hari libur, alat

transportasi motor mobil sampai cara memodifikasinya, yang prestisenya

Page 24: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tidak berasal dari pekerjaan yang mereka lakukan, tapi dari cara mereka

melakukannya. Dengan demikian fashion adalah suatu level representasi

yang tidak menunjuk di luar wacananya sendiri.

Inilah irasionalitas fashion yang membuatnya mempesona, lebih

dikarenakan adanya diskriminasi-diskriminasi yang sesuai dengan mode

mutakhir, bukan berdasarkan pada realitas material, melainkan secara

empatik merupakan tanda-tanda spektakuler. Dalam menggunakan dan

merespons kegunaan lainnya kita menikmati drama presentasi dan

perubahan bagi kepentingannya sendiri, dan pemenuhan pribadi inilah

yang memberikan halusinasi estetis akan realitas: “Fashion mencoba

mencapai sosialitas teatrikal, dan memberikan kesenangan di dalam

dirinya”. (Baudrillard dalam Chaney)

Kajian fashion yang dikemukakan oleh Simmel dan Baudrillard

ini dapat diambil garis lurus persamaannya dengan motor yang memiliki

makna sosial sebagai suatu mode dalam masyarakat modern.

Selain menggunakan teori gaya hidup yang dikemukakan oleh

David Chaney, peneliti juga menggunakan Teori Aksi yang dikembangkan

oleh Talcott Parsons. Sebagai penjelasan untuk menggambarkan motivasi

atau alasan remaja untuk melakukan modifikasi motor. Teori Aksi Parsons

merupakan pengembangan dari Tindakan Sosial yang dikemukakan oleh

Weber. Dimana dalam tindakan social dibagi atas dua tipe tindakan, yaitu

tindakan rasional dan tindakan non rasional. Tindakan rasional adalah

tindakan yang berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan

bahwa tindakan itu dinyatakan. Sedangkan tindakan non rasional

Page 25: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

merupakan tindakan dalam pengungkapan-pengungkapan yang tidak dapat

dimengerti sebagai manifesto rasionalitas.

Parson dalam hal ini ia memilih istilah action dan bukan

behavior, karena menurutnya memiliki konotasi yang berbeda. Behavior

secara tidak langsung menyatakan kesesuaian secara mekanik antara

perilaku (respon) dengan rangsangan (stimulus). Sedangkan istilah action

menyatakan secara tidak langsung suatu aktivitas, kreativitas dan proses

penghayatan diri individu. Menurutnya suatu teori yang menghilangkan

sifat-sifat humanism (kemanusiaan) dan mengabaikan sigat-sifat subjektif

tindakan manusia tidak termasuk dalam teori aksi.

Menurut Talcott Parsons perilaku individu di dorong oleh

motivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Orientasi individu bertindak

terdiri dua elemen dasar, orintasi motivasional dan orientasi nilai.

Orientasi motivasional menunjuk pada keinginan individu untuk

memperbesar kepuasan dan mengurangi kekecewaan. Sedangkan orientasi

nilai menunjuk pada standar-standar normatif yang mengendalikan

individu dalam memilih sasaran, tujuan dan prioritas sehubungan dengan

adanya kebutuhan dan tujuan yang berbeda. (Parsons dalam Johnson,

1986: 144)

Parsons menyusun skema unit-unit dasar tindakan social dengan

karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya individu sebagai actor

2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan

Page 26: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3. Aktor memiliki alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai

tujuannya.

4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.

5. Aktor berada di bawah kendali dari nilai-nilai, norma-norma dan

berbagai nilai abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan

menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan.

(Ritzer, 2002)

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma

mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai

tujuan. Norma-norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau

alat, tetapi ditentukan kemampuan aktor dalam memilih. Inilah yang

kemudian disebut Parsons sebagai voluntarism. Singkatnya voluntarism

adalah kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan

cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam mencapai

tujuan. Aktor merupakan pelaku aktif dan kreatif serta mempunyai

kemampuan menilai dan memilih alternatif suatu tindakan, terdapat suatu

pengalaman subjektif yang dapat dimengerti karena dialami bersama

secara meluas, dapat dilihat sebagai objek. Rasionalitas merupakan

kerangka acuan bersama secara luas dimana aspek-aspek subjektif perilaku

dapat dinilai secara objektif.

Page 27: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

F. Definisi Konsep

Sebelum mengoperasikan konsep-konsep yang dikemukakan dalam

penelitian ini, maka terlebih dahulu konsep-konsep penelitian diberikan

batasan pengertian untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran.

Konsep-konsep yang dikemukakan, yaitu:

1. Modifikasi Motor

Modifikasi motor adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau

membuat atau menjadikan tampilan motor menjadi lebih trendy dan

bergaya.

Dalam penelitian ini yang dimaksud modifikasi motor adalah cara yang

digunakan remaja untuk mengubah tampilan motor menjagi bergaya

dengan mengubah mesin, cat, atau body sesuai dengan selera masing-

masing sehingga motor menjadi lebih trendy.

2. Motivasi

Motivasi adalah dorongan dan keinginan yang mempengaruhi seseorang

untuk melakukan suatu tindakan atau mempengaruhi perilaku seseorang

untuk melakukan sesuatu.

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu dorongan dan

keinginan yang melatarbelakangi kalangan remaja untuk melakukan

modifikasi motor.

3. Remaja

Remaja merupakan tahapan usia masa transisi menuju kedewasaan.

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia remaja sekolah atau siswa

memiliki pengertian berupa orang atau setiap orang yang terdaftar secara

Page 28: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

resmi dan belajar di suatu sekolah, dalam hal ini adalah Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar.

4. Gaya hidup (lifestyle)

Gaya hidup (lifestyle) adalah seperangkat praktik dan sikap yang masuk

akal dalam konteks tertentu.

Gaya hidup (lifestyle) adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang

dalam proses pencarian identitas. Selain itu gaya hidup juga merupakan

suatu cara khusus yang dipilih seseorang untuk mengekspresikan diri, tak

disangsikan merupakan bagian dari usahanya mencari gaya hidup

pribadinya, dalam hal ini yaitu berkaitan dengan modifikasi motor yang

dilakukan oleh para remaja sekolah.

Page 29: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

G.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif, yaitu

proses penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan

ini dapat diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).

(Meleong, 2002: 3). Penelitian ini hanya akan menggambarkan secara jelas

bagaimana perbedaan yang mendasari seseorang melakukan modifikasi

motor dilihat dari aspek social ekonomi. Selain itu juga untuk melihat

bagaimana modifikasi motor menjadi sebuah fenomena di kalangan remaja

sekolah.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah wilayah atau daerah dimana data

dikumpulkan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar. Pengambilan lokasi penelitian ini

di dasarkan atas pertimbangan :

a. Berdasarkan pengamatan pendahuluan lokasi tersebut menunjukkan

adanya remaja yang memodifikasi motornya sehingga dapat

memberikan data-data yang diperlukan peneliti.

b. Letak lokasinya yang berdekatan dengan tempat tinggal peneliti

sehingga dapat menekan biaya, tenaga dan waktu.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Page 30: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan

melalui wawancara dan pengamatan. Dalam penelitian ini informan

diambil dari remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar

yang melakukan modifikasi motor. Mereka diwawancarai untuk

mencari informasi atau data yang diperlukan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan

melengkapi data primer yang berkenaan dengan masalah penelitian.

Data ini diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang telah

tersedia seperti dokumen dan arsip-arsip yang dimiliki misalnya dalam

bentuk diagram atau tabel. Dalam penelitian ini data sekunder didapat

dari pihak sekolah maupun bengkel motor yang terkait dengan

penelitian ini. Daat ini berupa dokumen dari bengkel motor (berupa

arsip tentang pelanggan yang melakukan modifikasi motor di bengkel).

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut :

a. Observasi Langsung

Observasi dpat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan gejala-

gejala yang tampak (fenomena) pada objek penelitian yang

pelaksanaannya langsung dimana suatu tempat atau peristiwa, keadaan

atau situasi itu dapat dibuat dan dapat pula yang sebenarnya (Nawawi,

1995: 94). Observasi yang dilakukan disini adalah untuk mengetahui

Page 31: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kesesuaian antara informasi yang telah diperoleh dari informan dengan

peristiwa yang terjadi secara nyata mengenai modifikasi motor.

Dalam pengamatan ini peneliti secara langsung terjun ke lapangan dan

membuat catatan (field note). Pada teknik pengamatan ini peneliti juga

memberitahukan kepada kelompok yang diteliti (Ritzer, 1992: 74).

b. Wawancara mendalam (Indepth Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Yaitu

dilakukan dengan cara melakukan percakapan yang dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Meleong, 2001: 135).

Untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik wawancara

mendalam. Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data

dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala

sesuatu kepada informan untuk memperoleh informasi yang

diharapkan. Wawancara dalam metode ini tidak menggunakan struktur

yang ketat namun menggiring pertanyaan yang makin memusat

sehingga informasi yang dikumpulkan cukup memadai.

Wawancara yang dilakukan disini menggunakan pedoman wawancara

atau interview guide yang berisi daftar pertanyaan yang diberikan

kepada informan. Selain itu wawancara yang digunakan disini adalah

model wawancara informal yang dapat dilakukan pada waktu dan

konteks yang dianggap tepat atau menyesuaikan, guna untuk

memperoleh data secara eksplisit yaitu realitas yang diungkapkan oleh

Page 32: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

informan tentang alasan atau motivasi remaja melakukan modifikasi

motor. Kegiatan wawancara ini dilakukan berkali-kali sesuai dengan

keperluan tentang kejelasan masalah yang diteliti (Sutopo, 2002: 59).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mencatat

arsip-arsip, surat-surat dan dokumen-dokumen yang mendukung yaitu

dalam hal ini dari sekolah dan bengkel motor. Tujuannya adalah untuk

memperoleh bukti dan data yang riil yang dapat membantu penelitian.

5. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini bukan sesuatu yang mutlak,

artinya sample yang diambil disini menyesuaikan dengan kebutuhan di

lapangan. Dalam penelitian kualitatif, sample bukan mewakili

polpulasi sebagaimana dalam penelitian kuntitatif. Tetapi sample

berfungsi untuk menggali beragam informasi serta menemukan sejauh

mungkin berbagai informasi penting. Dalam memilih sample yang

lebih utama adalah bagaimana menentukan sample sevariatif mungkin,

dan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas dan menambah

informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat

dipertentangkan. Dengan demikian dapat mengisi kesenjangan

informasi.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Artinya pemilihan sampel itu berdasarkan atas

Page 33: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Pada metode ini siapa

yang diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan

pengumpulan data yang didasarkan atas kesesuaian dengan tujuan dan

maksud peneliti.

Beberapa pedoman yang dipertimbangkan dalam mempergunakan

metode ini adalah :

1. Pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2. Jumlah dan ukuran sampel tidak dipersoalkan.

3. Unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria tertentu

yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

(Sukandarrumidi, 2002: 65).

Berdasarkan hal diatas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini

dapat diidentifikasikan adalah remaja sekolah yang melakukan

modifikasi motor berjumlah 8 orang. Dengan karakteristik informan

sebagai berikut :

1. Remaja yang melakukan modifikasi motor baik laki-laki maupun

perempuan.

2. Remaja sekolah dari tingkatan kelas X, XI, dan XII yang memiliki

kecenderungan banyak melakukan modifikasi motor dan yang

sedikit kecenderungan melakukan modifikasi motor.

6. Validitas Data

Dimaksudkan sebgai pembuktian bahwa data yang diperoleh

peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan. Untuk

menguji validitas data, penulis menggunakan metode triangulasi dimana

Page 34: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu sumber data saja

melainkan dari beberapa sumber. Triangulasi data adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut.

Denzn (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik dan teori.

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yang berarti

membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi

yang telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif (Patton, 1987: 331). Hal ini dapat dicapai dengan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang pemerintahan.

c. Membandingksn hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa

hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan,

pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini adalah bisa mengetahui

adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan tersebut (Lexy, 1995: 178).

Sedangkan untuk kepentingan triangulasi data maka :

− Individu yang tidak momodifikasi motornya tapi sedikit banyak tahu

masalah dan dapat menunjukkan proses pengumpulan data antara lain :

2 orang montir bengkel, modifikator.

Page 35: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

− Anggota masyarakat yang tidak ada kaitannya dengan informan antara

lain : 2 orang guru sekolah, 2 orang tua pelaku, 2 orang masyarakat

umum.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif, yaitu analisis dengan cara data itu dihimpun dan disusun

secara sistematis kemudian diintepretasikan dan dianalisa sehingga dapat

menjelaskan pengertian dan pemahaman tentang gejala yang diteliti.

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, ketegori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Patton dalam Meleong, 2001: 103). Ada tiga

komponen pokok dalam tahap analisis data, yaitu :

a. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,

dan abstraksi data kasar dari fieldnote.

Reduksi data berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang

kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, penyusunan

pertanyaan penelitian, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan

data yang akan digunakan.

b. Penyajian data (Data Display)

Penyajia data merupakan suatu rakitan organisasi informasi atau

deksripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan

penelitian dapat dilakukan.

Page 36: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Penyajian data merupakan komponen analisis kedua yang penting

sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk matriks bagi data

kualitatif dalam bentuknya yang khusus sudah membawa peneliti

memasuki daerah analisis penelitian. Kedalaman dan kemantapan hasil

analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Concluting Drawing)

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data

benar-benar selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu diverifikasi

agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Verifikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengulangan-

pengulangan dengan cepat dengan tujuan untuk pemantapan dan

penelusuran data kembali. Pada dasarnya makna data tersebut harus

diuji validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh

dan lebih bisa dipercaya (Miles dan Huberman, 1992: 20).

Sedangkan aktivitas dari tiga komponen analisis tersebut dilakukan

dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu

siklus. Dalam hal ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen

selama proses pengumpulan berlangsung. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data.

2. Melakukan analisis awal bila sudah memperoleh data.

3. Melakukan pendalaman data bila ternyata didalam menganalisis

data-datanya kurang lengkap.

4. Merumuskan kesimpulan akhir.

Page 37: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...A. Latar Belakang Masalah ... yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Untuk lebih jelasnya model analisis interaktif dapat digambarkan

dalam skema gambar sebagai berikut :

Gambar 1.1

Model Analisis Interaktif

(Miles dan Hubermas, 1992: 20)

PengumpulanData

ReduksiData

SajianData

PenarikanKesimpulan/Verifikasi