PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian...

22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini umat Islam lebih sering dipandang sebelah mata dalam menghadapi problem ekonomi karena kemampuannya yang dianggap tidak representif dalam membangun kekuatan ekonomi. Dalam membangun fundamen ekonomi bangsa tidak dapat dilepaskan dari kemampuan umat untuk menemukan strateginya agar keluar dari keterpurukan ekonomi. Zakat sebagai satu bagian dari rukun Islam merupakan salah satu pilar dalam membangun perekonomian umat. Dengan demikian, salah satu alternatif dalam memecahkan masalah untuk keluar dari kemiskinan adalah dengan optimalisasi pengelolaan dana zakat secara amanah dan komprehensif, karena zakat merupakan dana umat yang kepentingannya untuk maslahah bersama. Selain itu, zakat juga merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya. 1 Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, 1 Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Prespektif Islam (Jakarta: CV. Rajawali, 1987), 71

Transcript of PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian...

Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini umat Islam lebih sering dipandang sebelah mata dalam

menghadapi problem ekonomi karena kemampuannya yang dianggap tidak

representif dalam membangun kekuatan ekonomi. Dalam membangun

fundamen ekonomi bangsa tidak dapat dilepaskan dari kemampuan umat

untuk menemukan strateginya agar keluar dari keterpurukan ekonomi.

Zakat sebagai satu bagian dari rukun Islam merupakan salah satu pilar

dalam membangun perekonomian umat. Dengan demikian, salah satu

alternatif dalam memecahkan masalah untuk keluar dari kemiskinan adalah

dengan optimalisasi pengelolaan dana zakat secara amanah dan

komprehensif, karena zakat merupakan dana umat yang kepentingannya

untuk maslahah bersama.

Selain itu, zakat juga merupakan salah satu dari lima nilai

instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku

ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya.1

Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif,

1 Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Prespektif Islam (Jakarta:CV. Rajawali, 1987), 71

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan

kemiskinan.2

Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

berhubungan dengan nilai ketuhanan saja, namun berkaitan juga dengan

hubungan kemanusiaan yang bernilai sosial (maliyah ijtima’iyyah). ZIS

memiliki manfaat yang sangat penting dan strategis dilihat dari sudut

pandang ajaran Islam maupun dari aspek pembangunan kesejahteraan umat.

Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah perkembangan Islam yang

diawali sejak masa kepemimpinan Rasululah SAW. Zakat telah menjadi

sumber pendapatan keuangan negara yang memiliki peranan sangat penting

antara lain sebagai sarana pengembangan agama Islam, pengembangan

dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan infrastruktur dan

penyediaan layanan bantuan untuk kepentingan kesejahteraan sosial

masyarakat yang kurang mampu seperti fakir miskin serta bantuan lainnya.

Sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat di Indonesia yang masih

membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun masih kesulitan

dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya.

Dilihat dari fenomena itulah, Indonesia yang mayoritas penduduknya

beragama Islam sebenarnya memiliki potensi yang strategis dan sangat

layak untuk dikembangkan dalam menggerakkan perekonomian negara.

Melalui penggunaan salah satu instrumen pemerataan pendapatan, yaitu

2 Abdurrachman Qadir, Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial) (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2001), 83-84

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

institusi zakat, infaq dan sadaqah (ZIS), di mana zakat, infaq dan

shadaqah, selain sebagai ibadah dan kewajiban juga telah mengakar kuat

sebagai tradisi dalam kehidupan masyarakat Islam.

Tentunya potensi yang sangat besar ini dapat dijadikan sebagai upaya bagi

pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

terutama kelompok masyarakat kurang mampu. Pada dasarnya suatu zakat

memang bisa disalurkan secara langsung kepada personal (mustahiq

zakat), namun, zakat akan memiliki implikasi yang lebih baik apabila

zakat dikelola oleh suatu lembaga, baik lembaga tersebut didirikan oleh

pemerintah maupun kelompok masyarakat. Dalam perspektif nasional,

kehadiran badan amil zakat disamping bersifat keagamaan, juga

ditempatkan dalam konteks cita-cita bangsa, yaitu membangun masyarakat

yang sejahtera, adil dan makmur. Dengan demikian, melalui lembaga

zakat kelompok lemah dan kekurangan tidak lagi merasa khawatir akan

kelangsungan hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang

menjamin kelangsungan hidup mereka di tengah masyarakat.

Saat ini pengelolaan zakat telah memasuki era baru, setelah

diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat. Dalam undang-undang tersebut, semua urusan zakat

hanya boleh dilakukan badan amil zakat resmi yang dimiliki oleh pemerintah.

Dengan pertimbangan luasnya jangkauan dan tersebarnya umat Islam di

seluruh wilayah Indonesia serta besarnya tugas dan tanggung jawab

BAZNAS dalam mengelola zakat, maka dalam pelaksanaan pengumpulan

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

zakat, pemerintah juga membentuk Baznas Provinsi dan Baznas

Kabupaten/Kota.

Sesuai dengan tingkat dan kedudukannya, BAZNAS dapat membentuk

Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) pada lembaga negara,

kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian, badan usaha milik

negara, perusahaan swasta nasional dan asing, perwakilan Republik

Indonesia di luar negeri, kantor-kantor perwakilan negara asing/lembaga

asing, dan masjid-masjid. Selain itu, dalam pelaksanaan pengelolaan zakat

masyarakat juga dapat membantu BAZNAS untuk melakukan

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat dengan membentuk

LAZ.

Salah satu dari lembaga zakat yang ada adalah BAZNAS Kabupaten

Gresik. BAZNAS Kabupaten Gresik merupakan satu lembaga yang memiliki

peran penting dalam pengelolaan serta pendayagunaan zakat. Pemerintah

Kabupaten Gresik khususnya pengelola BAZNAS Kabupaten Gresik

meyakini akan potensi zakat yang begitu besar, karena mereka menilai

bahwa masyarakat kota Gresik yang dikenal sebagai masyarakat santri.

Kepercayaan masyarakat Gresik kepada BAZNAS Kabupaten Gresik

setiap tahunya, hal ini bisa dilihat pada data BAZNAS Kabupaten Gresik,

dimana muzaki yang paling rendah adalah pada tahun 2010 dimana muzaki

hanya berjumlah 100 orang kemudian mengalami kenaikan sampai pada

tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah.

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Tabel 4.1

Data Jumlah Muzaki Tahun 2010-2016

Dari tabel di atas bisa kita lihat bahwasanya peningkatan muzaki dari

tahun 2015 ke 2016 meningkat sangat signifikan.

Walaupun jumlah muzaki mengalami peningkatan setiap tahun, namun

peningkatan kepercayaan masyarakat non PNS masih sangat minim. hal ini

dapat ditunjukan pada tingkat penurunan yang sangat tajam muzaki yang

berasal dari perusahaan.

Tabel 4.23

Data Perolehan Zakat dari PNS dan Perusahaan

Tahun Zakat Personal (PNS) Zakat Perusahaan

2015 780 .871.150,- 1.309.573.016,-

2016 1.434.173.974,- 10.000.000,-

3 Baznas Kabupaten Gresik, Laporan Pertanggungjawaban BAZNAS Kabupaten Gresik 2015-2016,Gresik, 12

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dalam usaha mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan menumbuh

kembangkan ekonomi kerakyatan sebagai pilar ketahanan nasional, maka

BAZNAS Kabupaten Gresik mengoptimalkan peran serta masyarakat

dalam kepedulian dan kebersamaan demi tercapainya kesejahteraan

masyarakat, serta memberikan bantuan kepada anak-anak yatim, fakir

miskin dan para mustahiq zakat yang lain. Akan tetapi banyak masyarakat

khususnya warga Kabupaten Gresik yang belum terbiasa memberikan

zakatnya kepada lembaga/yayasan amal yang dikelola pemerintah atau

swasta, karena tidak adanya transparansi dalam laporan penyaluran, sehingga

masyarakat tidak tahu secara rinci kemana dana tersebut disalurkan serta

kurangnya pendekatan dan sosialisasi dari pihak BAZNAZ Gresik kepada

masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain;

Pertama, jenis zakat yang dihimpun pada umumnya adalah zakat

fitrah. Kedua, belum adanya kesadaran kaum muslimin untuk berzakat.

Ketiga, kebiasaan masyarakat yang langsung menyalurkan zakat kepada

mustahiq tanpa perantaraan amil zakat. Keempat, lembaga amil zakat

belum dikelola secara profesional dan hanya bekerja pada bulan

ramadhan, tidak sepanjang tahun.4

Adapun distribusi zakat Kabupaten Gresik ini muncul keinginan supaya

zakat tidak hanya disalurkan untuk konsumtif, melainkan juga untuk

produktif; disini zakat itu dikelola secara lebih profesional,

didayagunakan untuk menciptakan faktor-faktor produksi yang lebih

4 Ibid., 13

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

banyak dan dikembangkan lebih lanjut sehingga tujuan zakat untuk

memberantas kemiskinan dapat berlangsung secara lebih baik. Namun hal itu

tidak dapat terjadi jika Baznas tidak melakukan sosialisasi pada masyarakat

umum secara lebih intensif dengan melakukan pemasaran modern seperti

lembaga/perusahaan komersial lainnya. Selama ini pendekatan dalam

pemasaran yang dilakukan oleh Baznas lebih menekankan pada konsep

pemasaran transaksional. Pemasaran transaksional merupakan satu konsep

pemasaran yang bertujuan untuk memperoleh muzakki.

Banyak praktisi akademisi yang mulai menyadari bahwa penekanan yang

diberikan dalam aktifitas pemasaran sebaiknya tidak hanya dilakukan pada

proses untuk melakukan transaksi saja, namun harus tetap memiliki

hubungan dengan pelanggannya. Hal ini yang menjadi dasar konsep

pemasaran relasional yang saat ini mulai diterapkan oleh pengelola

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) secara modern supaya berkembang

dan memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat.

Pemasaran relational tersebut sudah dapat mendorong timbulnya loyalitas

pelanggan, dangan loyalitas pelanggan akan meningkat komitmen muzakki,

sehingga pemasaran relasional dapat diimplementasikan, dan calon muzakki

akan termotivasi untuk melaksanakan zakat, oleh karena terlebih dahulu

harus diketahui faktor- faktor yang menyebabkan muzakki terlibat dalam

suatu hubungan amaliyah dengan BAZNAS.

Melihat upaya yang dilakukan dalam pengelolahan ZIS, sudah seharusnya

masyarakat muslim di Kabupaten Gresik sebagai muzakki untuk lebih

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

tergerak lagi dalam membayar zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) melalui

BAZNAS Kabupaten Gresik. Menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti,

pengelola BAZNAS Gresik menggunakan pendekatan public relation pada

muzakki agar mampu meningkatkan jumlah muzakki dan zakatnya serta apa

saja yang telah mereka lakukan dalam upaya menjaga dan menumbuhkan

jumlah muzakki dan zakatnya demi tercapai kesejahteraan masyarakat

Indonesia khususnya di Gresik.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah penelitian di atas, penulis

berusaha untuk menjelaskan ruang lingkup dan identifikasi masalah

penelitian ini. Masalah-masalah dalam penelitian ini meliputi :

1. Zakat adalah salah satu instrument mengentaskan kemiskinan, akan tetapi

kesadaran muzakki di Gresik untuk mengeluarkan zakat belum begitu

tinggi sehingga kemiskinan belum bisa di atasi.

2. Strategi BAZNAS Gresik dalam meningkatkan jumlah muzakki kurang

efektif.

3. Pengaruh Public Relations BAZNAS Gresik dalam meningkatkan jumlah

Muzakki

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas agar

mendapatkan suatu batasan penelitian yang jelas sekaligus mencegah

pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dibahas, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

pengaruh Public Relation BAZNAS Kabupaten Gresik dalam upaya

mendapatkan dan menambah jumlah Muzakki, kemudian apa saja strategi

BAZNAS Kabupaten Gresik dalam mendapatkan Muzakki. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui lebih banyak strategi yang dilakukan oleh BAZNAS Gresik

dan peran Public Relation dalam menjaga kepercayaan dan meningkatkan

jumlah Muzakki.

Pada penelitian ini ditekankan pada pengelolaan BAZNAS di Gresik yang

tengah mengalami perkembangan pesat dalam hal penyediaan layanan kepada

para muzakki dengan memperhatikan factor keeratan hubungan dengan

pelanggan sehingga mampu mendapatkan kepercayaan dan kepuasan yang

didapatkan oleh pelanggannya.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas, yang menjadi permasalahan yang dibahas

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kesadaran muzakki dalam mengeluarkan zakat, infaq dan

sodaqah di Gresik?

2. Bagaimana strategi BAZNAS Gresik dalam meningkatkan jumlah

muzakki?

3. Bagaimana efektifitas pendekatan public relations BAZNAS pada

peningkatan kesadaran muzakki di Gresik?

Page 10: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini

dimaksudkan untuk dapat membuktikan bahwa :

1. Untuk mengetahui sejauhmana kesadaran muzakki dalam mengeluark

zakat, infaq dan sodaqah di Gresik.

2. Untuk mendiskripsikan strategi BAZNAS Gresik untuk meningkatkan

jumlah muzakki.

3. Untuk mengetahui efektifitas pendekatan public relations BAZNAS pada

peningkatan kesadaran muzakki di Gresik.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini akan sangat berguna bagi kalangan civitas

akademika dalam bidang pengelolaan dan pendayagunaan zakat.

2. Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para

stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan kesdaran muzakki untuk

mengeluarkat zakat kepada BAZNAS.

F. Kerangka Teori

Public Relations (PR) menurut Jefkins adalah suatu bentuk

komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara

Page 11: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.5

Sedangkan menurut menurut Baskin definisi Public Relations yaitu

fungsi manajemen yang membantu mencapai tujuan organisasi,

mendeinisikan filosofi, dan mamfasilitasi perubahan organisasional. Para

praktisi public relations melakukan komunikasi dengan semua publik

internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan

positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan organisasional

dengan harapan masyarakat. Para praktisi public ralations

mengembangkan, melaksanakan dan mengavaluasi program-program

organisasional yang mempromosikan pertukaran pengaruh dan

pemahaman antara bagian konsistituen organisasi dan publik.

Public relations menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan

(management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil

atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus dapat diukur secara jelas,

mengingat public relations merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini

dengan jelas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa public

relations merupakan kegiatan yang abstrak.

Sedangkan British Institite Public Relations mendefinisikan public

relations dengan keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana

dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat

5 Jefkins, & Yadin, Public Relations, Edisi kelima (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), 9

Page 12: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayak.

Bidang public relations dalam suatu organisasi umumnya memiliki

tugas untuk mengkomunikasikan perusahaan atau lembaga dengan

beragam jenis publiknya. Adapun publik perusahaan umumnya terdiri dari

pelanggan, pemasok, pemegang saham, karyawan, pemerintah, masyarakat

umum dan masyarakat dimana kegiatan organisasi perusahaan berlangsung.

Program Public Relations dapat bersifat formal maupun informal. Namun

titik tekannya yaitu bahwa setiap organisasi, apakah mempunyai program

yang terorganisir secara formal maupun tidak haruslah peduli dengan

hubungan masyarakatnya.

Adapun kegiatan-kegiatan public ralations atau hubungan masyarakat

meliputi hal-hal berikut:

a. Corporate Communication

Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta untuk

meningkatkan dan mempromosikan pemahaman tentang organisasi.

b. Lobbying

Lobbying merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pembuat

undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapat

informasi-informasi penting yang berharga bagi perusahaan.

c. Counseling

Aktifitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat

kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan

Page 13: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan. Public Relations adalah

salah satu metode komunikasi yang saat ini semakin kuat

berkembang. Setiap perusahaan baik disadari maupun tidak, selalu

membutuhkan seorang praktisi public ralations yang handal. Hal ini

dikarenakan bahwa seorang PR merupakan media penyambung antara

perusahaan dengan publiknya.

Pada hakikatnya public ralations adalah kegiatan komunikasi

secara dua arah (two way communication), dimana arus komunikasi

timbal balik harus dilakukan dalam kegiatan public ralations.

Berdasarkan definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan mendasar dari

kegiatan public ralations adalah menciptakan sikap saling pengertian

antara perusahaan dengan para pelanggannya. Oleh karena itu, idealnya

seorang praktisi public ralations dapat membujuk dan mempengaruhi

publik, karena perubahan sikap dan perilaku publik merupakan umpan balik

dari komunikasi yang dilakukan public ralations .

Menurut Jefkins tugas utama seorang Public Relations adalah

menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya untuk

memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-

pihak lain yang turut berkepentingan. public ralations juga bertujuan untuk

membuat saling adanya pengertian diantara pihak-pihak yang

berkepentingan. Hal itu dimaksudkan agar terjadi komunikasi dua arah yang

baik. Selain tujuan yang baik dijabarkan di muka, Public Relations juga

memiliki beberapa fungsi manajerial.

Page 14: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

G. Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan sebuah penelitian terhadap objek permasalahan, maka

penting untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan

untuk memastikan belum adanya penelitian serupa yang telah ditulis

sebelumnya.

Dari hasil pengecekan, terdapat berbagai literature yang membahas

permasalahan pengelolaan zakat seperti yang ditulis Didin Hafidhuddin

dalam tulisannya yang berudul “Zakat Dalam Perekonomian Modern”. Dalam

buku ini dipaparkan berbagai permasalahan di kalangan umat seputar zakat

pada masa sekarang, selain itu juga dijelaskan berbagai pemahaman tentang

zakat di era dan semakin merangsang hadirnya lembaga-lembaga pengelola

zakat yang dikelola secara professional.6

Di samping literature tersebut, terdapat juga penelitian yang dilakukan

oleh Idris dalam tesisnya yang berjudul “optimalisasi peran BAZDA sebagai

institusi Amil Zakat (Studi Kasus di BAZDA Kebupaten Sampang)”. Dalam

penelitian ini disebutkan sejauhmana peran BAZDA Kabupaten Sampang

sebagai institusi amil zakat. Penelitian ini menganalisis berbagai peraturan

perundang-undangan, dimana antara ulama dan umara dalam kepengurusan

Badan Amil Zakat Daerah merupakan sesuatu yang sangat ideal sehingga

tidak ada masalah dalam melaksanakan tugas-tugasnya di bidang zakat.7

6 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta; Gema Insani Pers,2002).

7 Idris, “Oprimalisasi Peran BAZDA Sebagai Institusi Amil Zakat (Studi Kasus diBAZDA Kabupaten Sampang)” (Tesis-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010)

Page 15: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Namun demikian dari beberapa penelitian di atas, masih belum ditemukan

penulis yang mefokuskan pada stategi serta langkah-langkah Badan Amil

Zakat dalam upaya meningkatkan jumlah muzakki yang menyalurkan

zakatnya melalui badan zakat dan pengaruh Pubic Relation BAZNAS Gresik.

Sehingga hal ini mendorong penlis untuk mencoba meneliti bagaimana

pengaruh Public Relations dan strategi serta langkah-langkah apa saja yang

dilakukan Badan Amil Zakat dalam meningkatkan jumlah Muzakkinya.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam suatu

penelitian. Dengan kata lain, dapat dikatakan suatu cara yang digunakan

untuk memecahkan suatu masalah. Dalam penulisan tesis ini guna

memperoleh data dan informasi yang obyektif dibutuhkan data-data dan

informasi yang faktual dan relevan.

Sesuai dengan rujukan di atas, maka pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan

kualitatif. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka

hasil data akan difokuskan berupa pertanyaan secara deskriptif dan tidak

mengkaji suatu hipotesa serta tidak mengkorelasi variabel.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BAZNAS Kabupaten Gresik Jawa

Timur.

2. Data dan Sumber Data

Page 16: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subyek dari

mana data dapat diperoleh.8 Jenis data merupakan data kualitatif yang

bersumber dari:

a. Data Primer

Sumber data primer yakni subjek penelitian yang dijadikan

sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat

pengukuran atau pengambilan data secara langsung9 melalui

dokumentasi dan interview (wawancara). Dalam hal ini subjek

penelitian yang dimaksud adalah keterangan warga masyarakat, yang

dalam hal ini adalah pengelola BAZNAS Kabupaten Gresik dan para

muzakki

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah data

primer.10 Sumber sekunder merupakan data pendukung yang berasal

dari seminar, buku-buku maupun literature lain.

Data sekunder adalah data yang telah disalin dari sumber

pertama, mencakup dokumen-dokumen resmi, seperti laporan hasil

rapat kerja, laporan tahunan, laporan keuangan serta hasil-hasil

penelitian yang berwujud media, seperti koran, buletin dan

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: RinekaCipta, 1998), 114.

9 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 91.10 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan

Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 129.

Page 17: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

majalah. Selain itu juga dibutuhkan dokumen seperti Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat serta Inpres Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan

Zakat di Kementerian/Lembag, Sekretariat Jendral lembaga

Negara, Sekretariat Jendral Komisi Negara, Pemerintah Daerah,

Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah Melalui

Badan Amil Zakat Nasional.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti akan

menggunakan beberapa metode yaitu :

a. Wawancara (Interview)

Menurut Esterberg, dalam Sugiyono, wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Ia

juga mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara

terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.11

11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, 317.

Page 18: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa wawancara yang sering

juga disebut dengan interview atau kuesioner lisan adalah sebuah

dialog yang dilakukan oleh wawancara untuk memperoleh informasi

dari pewawancara (interviewer).12 Sukandarrumidi mengungkapkan

bahwa wawancara adalah proses tanya jawab lisan, dalam mana dua

orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat

muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari

suaranya.13

Dalam wawancara ini peneliti mengadakan tanya jawab dengan

beberapa pengelola seperti pengelola BAZNAS Gresik yang meliputi

Ketua dan beberapa staf BAZNAS Gresik.

b. Studi Pustaka

Dalam metode ini penulis akan membandingkan antara yang

ditemukan di lapangan dengan beberapa refrensi yang berkaitan

dengan objek penelitian, sehingga diperoleh adanya perbandingan

secara keilmuan antara fakta yang ditemui di lapangan dengan

konsep-konsep yang dikemukakan oleh para tokoh dalam masalah

praktik pendayagunaan zakat yang terjadi di masyarakat. Penulis

akan mengambil beberapa konsep yang relevan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengolahan Data

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian: Suatu Pendekatan Praktis …, 132.13 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), 88.

Page 19: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penulisan, maka

peneliti menggunakan teknik pengolahan data dengan tahapan sebagai

berikut :

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh

terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan

antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.14 Dalam hal ini

penulis akan mengambil data yang akan dianalisis berdasarkan

rumusan masalah saja.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam

penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah

direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.15 Penulis

melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis

dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan

penulis dalam menganalisa data.

c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh

dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran

fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban

dari rumusan masalah.16

5. Teknik Analisa Data

14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D …, 243.

15 Ibid., 245.16 Ibid., 246.

Page 20: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Menurut Bogdan dalam Sugiyono, analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain.17

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif, yaitu suatu analisis yang bersifat mendeskripsikan

makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti, dengan

menunjukkan bukti-buktinya.18 Tujuan dari metode ini adalah untuk

membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki,19 serta teknik ini digunakan

untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil

wawancara, maupun dokumentasi, selama mengadakan penelitian di

BAZNAS Gresik.

Adapun alasan- alasan menggunakan analisis data deskriptif

kualitatif ini karena masalah penelitian belum begitu jelas, sehingga

untuk mendapatkan informasi dan data peneliti langsung masuk ke

obyek atau subyek penelitian, dengan berhubungan langsung dengan

masyarakat sebagai responden. Dengan kualitatif, kebenaran data yang

telah diperoleh akan dapat lebih dipastikan, karena peneliti akan

langsung berinteraksi dengan subyek penelitian.

17 Ibid., 334.18 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan (Bandung: Angkasa, 1993), 161.19 Moh. Nizar, Medode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 63.

Page 21: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Hasil dari penelitian ini harus diketahui bahkan dipelajari oleh

subyek penelitian, sehingga bila terjadi prasangka dan pandangan atau

sikap suka-tidak suka muncul, dapat dicek langsung.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing

bab terbagi menjadi beberapa sub bab dan antara satu bab dengan lainnya

terdapat keterkaitan yang disesuaikan dengan masalah yang diteliti.

Sistematika penulisan tesis ini sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan bab ini secara garis besar memuat hal-hal

yang mengantarkan kepada pokok permasalahan yang akan dibahas dalam

tesis. Di dalam bab ini juga diketengahkan latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusanmasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian

pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab kedua adalah landasan teoritik dalam bab ini dibahas mengenai

landasan teori serta konsep yang berkaitan dengan zakat, infaq dan

shodaqah. Penelitian ini hanya menggunakan teori-teori yang relevan

dengan permasalahan yang diambil. Teori-teori yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain teori yang berkaitan dengan kemiskinan,

kesejahteraan dan dampak dari zakat, infaq dan sadaqah.

Bab ketiga adalah hasil penelitian bab ini memuat tentang akan

diuraikan Profil BAZNAS Kabupaten Gresik, kesadaran muzakki dalam

Page 22: PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20890/4/Bab 1.pdf · Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk para stakeholders/ BAZNAS untuk meningkatkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

mengeluarkan zakat, infaq dan sodaqah di gresik, strategi baznas gresik

dalam mendapatkan muzakki dan efektifitas pendekatan public relations

baznas pada peningkatan kesadaran muzakki di gresik.

Bab keempat adalah pembahasan dalam bab ini dibahas mengenai

analisa dan hasil penelitian dengan lebih terperinci.

Bab kelima adalah simpulan dan saran bab ini merupakan bagian

penutup yang berisi mengenai kesimpulan umum yang diperoleh dalam

penelitian. Disamping itu diajukan saran berdasarkan kesimpulan yang telah

dibuat.