pendahuluan

3
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah tersedia banyak produk obat-obatan untuk anestesi, sehingga akan terdapat banyak pilihan terhadap anestesi yang akan digunakan. Guna membantu menentukan pilihan terhadap anestesi yang akan digunakan, diperlukan data dan informasi yang cukup serta pengetahuan yang memadai tentang anestesi yang akan digunakan. Berbagai prosedur diagnostik dan operasi (operasi mayor atau minor) di dunia kedokteran hewan sering menggunakan tindakan anestesi. Anestesi umum adalah hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Pemilihan obat anestesi umum harus didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu jenis operasi, lamanya operasi, temperamen hewan, fisiologis hewan dan spesies hewan (Erwin, 2009). Saat ini anestesi yang sering digunakan oleh dokter hewan praktek maupun klinik adalah anestesi secara injeksi. Anestesi secara injeksi, baik yang diberikan secara intramuskular atau intravena, digunakan untuk operasi yang memerlukan waktu pendek. Penggunaan anestesi ini digunakan karena beberapa alasan tertentu, diantaranya karena penggunaannya yang praktis, relatif tidak mahal, dan obat yang digunakan relatif mudah didapat. Kekurangan dari anestesi secara injeksi adalah kedalaman anestesinya tidak bisa dikontrol dan untuk recovery pasien, harus memetabolisme agen anestesi tersebut (Pawson and Forsyth, 2008).

description

judul, tujuan, manfaat, latar belakang

Transcript of pendahuluan

Page 1: pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah

tersedia banyak produk obat-obatan untuk anestesi, sehingga akan terdapat banyak

pilihan terhadap anestesi yang akan digunakan. Guna membantu menentukan

pilihan terhadap anestesi yang akan digunakan, diperlukan data dan informasi

yang cukup serta pengetahuan yang memadai tentang anestesi yang akan

digunakan.

Berbagai prosedur diagnostik dan operasi (operasi mayor atau minor) di dunia

kedokteran hewan sering menggunakan tindakan anestesi. Anestesi umum adalah

hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Pemilihan obat anestesi umum

harus didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu jenis operasi, lamanya

operasi, temperamen hewan, fisiologis hewan dan spesies hewan (Erwin, 2009).

Saat ini anestesi yang sering digunakan oleh dokter hewan praktek maupun klinik

adalah anestesi secara injeksi. Anestesi secara injeksi, baik yang diberikan secara

intramuskular atau intravena, digunakan untuk operasi yang memerlukan waktu

pendek. Penggunaan anestesi ini digunakan karena beberapa alasan tertentu,

diantaranya karena penggunaannya yang praktis, relatif tidak mahal, dan obat

yang digunakan relatif mudah didapat. Kekurangan dari anestesi secara injeksi

adalah kedalaman anestesinya tidak bisa dikontrol dan untuk recovery pasien,

harus memetabolisme agen anestesi tersebut (Pawson and Forsyth, 2008).

Page 2: pendahuluan

2

Ketamin sebagai salah satu anestesi injeksi, dapat digunakan sebagai anestesi

umum pada kucing, primata, kuda, sapi, unggas, dan anjing (Adams, 2001).

Ketamin termasuk anestesi golongan dissosiatif. Ketamin merupakan analgesik

yang bekerja kuat pada sistem saraf pusat melalui saraf simpatomimetik dan

parasimpatolitik (Pertiwi et al., 2004). Ketamin merangsang proses metabolisme

kerja kardiovaskular, salivasi, meningkatkan suhu tubuh, detak jantung, dan

tekanan arteri (Ramsey, 2008). Penggunaan ketamin sebagai agen anestesi

memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah mudah pengaplikasiannya,

induksi cepat, dan dapat dikombinasikan dengan agen preanestesi lainnya (Slatter,

2003).

Penggunaan ketamin juga memiliki dampak negatif karena terjadinya

ketegangan otot, oleh karena itu perlu dicarikan alternatif campuran ketamin

untuk menghilangkan efek ketegangan otot karena akibat ketamin. Xylazin

menghasilkan efek sedasi, anestesi, analgesi, dan relaksasi otot yang baik. Namun

xylazin memiliki kelemahan menghasilkan efek analgesi yang tidak dapat diukur,

bradikardi, hipotensi, hipoventilasi, disrithmia, menghasilkan efek seperti tidur

dan khususnya pada kucing menimbulkan efek muntah. Acepromazin merupakan

transquillizer yang memiliki nama kimia 2-acetyl-10-(3-dimethylaminopropryl)

phenothiazone. Acepromazin menghambat reseptor postsinap dopamin dalam

sistem saraf pusat dan menekan sistem dalam tubuh yang mengatur tekanan darah

sehingga mengakibatkan hipotensi dan bradikardia.

Page 3: pendahuluan

3

Pada penelitian ini pengamatan pada aspek fisiologis sistem

kardiovaskular merupakan parameter yang sangat penting pada pelaksanaan

anestesi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh campuran

anestesi ketamin – xylazin dan ketamin – acepromazin terhadap tekanan darah dan

pulsus pada kucing.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat mengenai efek anestesi campuran ketamin – xylazin dan anestesi

campuran ketamin – acepromazin terhadap tekanan darah dan pulsus.