pendahuluan

download pendahuluan

of 62

description

pe

Transcript of pendahuluan

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Setiap Negara mempunyai perekonomian yang berbeda-beda. Indonesia

    sebagai negara berdaulat mempunyai falsafah dan ideologi yang berbeda dari

    sistem kapitalis dan komunis. Falsafah yang dianut adalah falsafah bangsa dan

    makna ideologi pancasila. Berdasarkan falsafah bangsa, maka sistem

    perekonomian yang disusun berdasarkan atas azas kekeluargaan. Dalam

    Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN dinyatakan bahwa sistem

    perekonomian yang berdasarkan falsafah pancasila mengenal tiga pelaku

    ekonomi adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, dan Koperasi.

    Ketiga pelaku ekonomi tersebut diharapkan dapat sejajar, sehingga

    kemakmuran dan pemerataan dapat tercapai.

    Namun kenyataan menunjukkan bahwa antara ketiga pelaku tersebut

    mempunyai perkembangan yang berbeda. Koperasi masih jauh ketinggalan

    dibanding dengan dua sektor yang lainnya. Padahal koperasi sebagai salah satu

    ekonomi yang diharapkan oleh UUD 1945 menjadi sokoguru perekonomian

    nasional, perlu ditingkatkan pembinaannya dalam pembangunan nasional.

    Peranan pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

    pembinaan terhadap perekonomian di Indonesia. Bertolak pada pasal 33 ayat 1

    UUD 1945, maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan

  • 2 mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan

    demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokrasi, kebersamaan,

    kekeluargaan dan keterbukaan.

    Kemampuan dan pengetahuan dalam mengelolah koperasi diperlukan

    dalam menciptakan kondisi koperasi yang dinamis, dalam arti hubungan yang

    erat dan seimbangan antara koperasi sebagai unit pelayanan dengan peningkatan

    partisipasi anggota sebagai tujuan organisasi dapat benar-benar tercapai.

    Tinggi dan rendahnya peran serta anggota dalam memenuhi kewajibannya

    dan dalam memanfaatkan layanan koperasi tentunya meupakan faktor penentu

    tinggi atau rendahnya kinerja koperasi, baik ditinjau dari segi keuangan yang

    diukur dari berbagai rasio keuangan yang dianalisis atas dasar laporan

    keuangan, misalnya rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pengguna

    aktiva yang dipercayakan kepadanya. Maupun segi non keuangan dapat diukur

    dari penemuan atas pemeriksaan terhadap aspek organisasi, tata laksana usaha

    dan aspek ekonomi selain keuangan.

    Pada awalnya Koperasi karyawan Indra ini merupakan koperasi yang

    berguna untuk menunjang kegiatan operasional, namun tahun demi tahun

    memiliki perkembangan yang cukup. Jenis usaha tidak hanya simpan pinjam

    bagi anggotanya, tapi juga usaha-usaha jasa lainnya misalnya dari usaha

    pertokoan yang dimilikinya terus berkembang yang mana dulu hanya bahan-

    bahan pokok tapi sekarang juga menjual sepatu, baju, tas dan juga bekerjasama

    dengan perusahaan. Sehingga untuk mengetahui perkembangan tersebut maka

  • 3laporan keuangan yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan koperasi

    tersebut. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen untuk mempertanggung

    jawabkan kepada pemilik (para anggota) atas tugas-tugas yang dipercayakan

    kepadanya.

    Laporan keuangan sebagai sumber informasi akan lebih bermanfaat

    apabila laporan keuangan untuk beberapa periode diperbandingkan kemudian

    dianalisa untuk mengetahui perkembangan usaha koperasi, juga dapat diketahui

    semakin efisien tidaknya manajemen (pengurus) dalam mengelola koperasi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana kinerja keuangan koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma

    Indra di Pasuruan selama tahun 2004 2007?

    2. Bagaimana indikator kinerja keuangan koperasi karyawan Indra PT.

    Boma Bisma Indra selama tahun 2004-2007 dengan mengacu kepada

    standar keuangan dinas koperasi?

    C. Batasan Masalah

    Untuk memperjelas masalah dan menghindari adanya pembahasan yang

    keluar dari ruang lingkup permasalahan yang sebenarnya, maka diberikan

    batasan masalah sebagai berikut:

  • 41. Kinerja keuangan koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra akan

    diamati dari beberapa aspek diantaranya likuiditas, solvabilitas, dan

    rentabilitas.

    2. Ratio-ratio keuangan yang dimaksudkan akan diamati berdasarkan laporan

    keuangan koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra berupa

    neraca dan perhitungan hasil usaha periode 2004-2007.

    D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi karyawan Indra PT.

    Boma Bisma Indra di Pasuruan selama 2004-2007 (dilihat pada aspek

    likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas)

    b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan koperasi karyawan Indra PT.

    Boma Bisma Indra di Pasuruan berdasarkan standar keuangan dinas

    koperasi selama 2004-2007.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola koperasi dalam

    pengelolaan, pengembangan dan pengambilan kebijakan dimasa yang

    akan datang.

    b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian

    selanjutnya dalam bidang perkoperasian

  • 5BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu oleh Nurul Aisyah Kartini (1999) yang meneliti

    tentang Efisiensi Alokasi Dana Koperasi Dalam Upaya Peningkatan Usaha KUD

    SURYA SAKTI di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Dari hasil

    perhitungan dengan alat analisa rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio

    rentabilitas menunjukkan bahwa perhitungan dengan rasio likuiditas mengalami

    peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu Current Rasio tahun

    1998 sebesar 622% dan Quick Rasio sebesar 733% perhitungan dengan rasio

    likuiditas mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Yaitu Asset Debt

    Ratio tahun 1998 sebesar 130% dan Debt to Equity Ratio tahun 1998 sebesar

    328% meskipun masih ada ketergantungan dengan modal luar. Sedangkan untuk

    mengetahui tingkat alokasi dana terhadap hasil usaha koperasi dapat dilihat dari

    perkembangan volume penjualan yang ditunjukkan melalui rasio perputaran

    aktiva, bahwa alokasi dana yang diinvestasikan pada asset berdasarkan data

    historis mengalami kenaikkan, dimana jika menginvestasikan pada asset sebesar

    100 juta akan menghasilkan 154 juta penjualan menunjukkan adanya keberhasilan

    perusahaan dalam efisiensi menginvestasikan dananya pada asset perusahaan.

  • 6Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :

    1. Penelitian Terdahulu adalah :

    a) Obyek yang digunakan adalah Koperasi Unit Desa Surya Sakti di

    Probolinggo.

    b) Penelitian terdahulu menggunakan data keuangan tahun 1998-2000

    c) Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi alokasi dana suatu koperasi.

    2. Penelitian Sekarang adalah :

    a. Penelitian sekarang obyek yang digunakan di Koperasi Karyawan

    Indra PT. Boma Bisma Indra di Pasuruan.

    b. Penelitian sekarang menggunakan data laporan keuangan tahun

    2004-2007 yaitu neraca dan Perhitungan Hasil Usaha

    c. Penelitian ini menilai tingkat keberhasilan suatu koperasi apabila

    dilihat dari kinerja keuangannya.

    B. Kondisi Perkembangan Koperasi Di Indonesia

    Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat)

    dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir

    sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh

    dan berkembang dalam suasana persaingan pasar.

    Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka

    membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan

    pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu

    kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi

  • 7dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di

    negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintah bangsa

    sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur

    koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan

    memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/ perlindungan

    yang diperlukan.

    Selama ini koperasi dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan

    basis sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi

    penduduk Indonesia. Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi

    di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah

    keanggota ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan

    jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua

    kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup

    menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak

    96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan

    skala sangat kecil. (Http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_5.htm)

    Beberapa pemikiran yang telah diajukan kiranya membutuhkan

    setidaknya dua prasyarat. Pertama, pendekatan pengembangan yang harus

    dilakukan adalah pendekatan pengembangan kelembagaan secara partisipatif

    dan menghindari pengembangan yang diberdasarkan pada kepatuhan atas

    arahan dari lembaga lain. Masyarakat perlu ditumbuhkan kesadarannya untuk

    mampu mengambil keputusan sendiri demi kepentingan mereka sendiri.

    Dalam hal ini proses pendidikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi

  • 8menjadi faktor kunci yang sangat menentukan. Kedua, diperlukan kerangka

    pengembangan yang memberikan apresiasi terhadap keragaman lokal, yang

    disertai oleh berbagai dukungan tidak langsung tetapi jelas memiliki semangat

    kepemihakan pada koperasi dan ekonomi rakyat. Dengan demikian strategi

    pengembangan yang perlu dikembangkan adalah strategi yang partisipatif. Hal

    ini akan membutuhkan perubahan pendekatan yang mendasar dibandingkan

    dengan strategi yang selama ini diterapkan (htpp://www.ekonomi

    rakyat.org/edisi_4/artikel_4.htm ).

    C. Landasan Teori

    1. Pengertian

    Dalam buku manajemen (2003:120) Kinerja adalah gambaran atau

    kondisi. Kinerja keuangan koperasi adalah gambaran kondisi keuangan

    suatu koperasi dalam operasionalnya dalam periode tertentu baik

    menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran

    dana. Tujuannya untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan

    koperasi dan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

    mendayagunakan semua asset yang dimiliki.

    Definisi koperasi yang mempunyai arti bekerjasama sangat

    banyak dan bervariasi. Adapun beberapa definisi koperasi dalam buku

    koperasi teori dan praktik oleh Arifin Sitio Dan Halomoan Tamba adalah:

    a. Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu

    perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,

  • 9yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan

    keluar, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan

    usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para

    anggotanya.

    b. Moh. Hatta. Bapak Koperasi Indonesia mendefinisikan koperasi

    lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu visi dan misi yang

    dikandung koperasi. Dia mengatakan koperasi adalah usaha

    bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi

    berdasrkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut

    didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan

    berdasarkanseorang buat semua dan semua buat seorang.

    c. Definisi koperasi Indonesia menurut UU No. 25/ 1992 tentang

    Perkoperasian. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

    orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

    kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

    gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.

    Dari beberapa definisi koperasi diatas, hampir semua mengatakan

    bahwa koperasi merupakan organisasi rakyat yang berwatak sosial, dan

    bukan merupakan perkumpulan modal, beranggotakan orang-orang atau

    badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai

    usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Jadi jelas betapa penting

    peranan koperasi dalam Perekonomian Indonesia, tidak hanya memiliki

    arti penting bagi para anggotanya, tetapi juga mempunyai peranan yang

  • 10

    sangat penting bagi para karyawan sekitarnya, serta bagi pelaksanaan

    pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan.

    Sebagai wadah bagi para anggota yang mempunyai kemampuan

    ekonomi terbatas untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan

    ekonomi mereka, berarti secara tidak langsung koperasi turut memainkan

    peranan dalam menerangi kesenjangan ekonomi. Bahkan sebagai sokoguru

    perekonomian nasional, koperasi juga diharapkan dapat memainkan peran

    sebagai suatu gerakan untuk menyusun perekonomian Indonesia, yaitu

    sebagi usaha bersama berdasrkan atas azas kekeluargaan.

    2. Landasan dan Azas Koperasi

    Landasan koperasi dimaksudkan sebagai suatu dasar atau pedoman

    bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan menentukan

    arah tujuan koperasi maupun dasar dan kedudukan koperasi dalam struktur

    perekonomian bangsa negara.

    Landasan Koperasi sendiri adalah sebagai berikut:

    1. Landasan Ideal koperasi Indonesia adalah Pancasila

    2. Landasan Struktural dan Gerak koperasi adalah Undang-Undang Dasar

    1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat (1) Undang-Undang

    Dasar beserta penjelasannya.

    3. Landasan Mental koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi.

    Sedangkan azas koperasi menurut Arifinal Chaniago (1987:21)

    adalah azas gotong-royong dan azas kekeluargaan dalam koperasi

  • 11

    hendaknya merupakan pikiran dinamis yang dapat menggambarkan suatu

    kerjasama dalam pelaksanaan kewajiban dan hak bantu membantu

    berdasarkan keadilan dan cinta kasih.

    3. Tujuan Koperasi

    Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3

    disebutkan koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

    pada umumnya dan anggota khususnya, serta ikut membangun tatanan

    perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

    maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

    Dasar 1945. Menurut Sitio Dan Tamba (2001), tujuan koperasi sendiri

    dibedakan dua macam, yaitu tujuan umum yang mana sesuai dengan UU

    No 25 tahun 1992 yang sudah disebutkan diatas sedangkan tujuan

    sementara koperasi adalah tujuan yang biasanya berkaitan dengan macam

    koperasi seperti koperasi produksi, konsumsi, dan koperasi kredit.

    4. Prinsip Koperasi

    Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang

    berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:

    1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

    Seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi,

    namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Sifat keterbukaan

    mengandung makna bahwa didalam keanggotaan koperasi tidak

  • 12

    dilakukan pembatasan atau dislriminasi dalam bentuk apapun.

    Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat

    keanggotaan koperasi.

    2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

    Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan pada

    kesamaan hak suara bagi setiap anngota dalam pengelolaan koperasi.

    Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para

    anggota dan anggota adalah pemegang dan pelaksana kekuasaan

    tertinggi dalam kopeasi

    3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa

    usaha masing-masing anggota.

    Koperasi bukanlah badan usaha yang berwatak kapitalis

    sehingga SHU yang dibagi kepada anggota tidak berdasarkan modal

    yang dimiliki anggota dalam koperasinya, tetapi berdasarkan

    kontribusi jasa usaha yang diberikan anggota kepada koperasinya.

    Dengan kata lain, semakin banyak seorang anggota koperasi, maka

    semakin besar SHU yang diterima.

    4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

    Balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota

    ataupun sebaliknya juga terbatas, tidak didasarkan semata-mata atas

    besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas

    adalah pemberian jasa atas modal yang ditanamkan pada koperasi akan

    disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik koperasi.

  • 13

    5. Kemandirian

    Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus

    mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan

    organisasi

    6. Pendidikan Perkoperasian

    Pendidikan perkoperasian merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan (menjadi sangat penting) dalam mewujudkan kehidupan

    berkoperasi, agar sesuai dengan jati dirinya. Melalui pendidikan,

    anggota dipersiapkan dan dibntuk untuk menjadi anggota yang

    memahami serta menghayati nilai-nilai dan prinsipi-prinsip serta

    praktik-praktik koperasi

    7. Kerjasama Antar Koperasi

    Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling

    memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masing-

    masing, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Kerjasama

    tersebut diharapkan akan saling menunjang pendayagunaan sumber

    daya sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.

    5. Fungsi Dan Peran Koperasi

    Koperasi yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong-royongan

    tidak berarti bahwa koperasi meninggalkan sifat dan syarat-syarat

    ekonominya sehingga kehilangan efisiensinya. Fungsi dan peran koperasi

    berdasarkan pasal 4 UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

    sebagai berikut:

  • 14

    a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

    anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

    meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

    b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

    manusia dan masyarakat.

    c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

    ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

    sokogurunya.

    d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

    nasional yang merupakan usaha bersama atas azas kekeluargaan dan

    demokrasi ekonomi.(Sitio Arifin,2001)

    6. Keberhasilan Koperasi

    Ditinjau dari orientasi bisnis, koperasi lebih mendasarkan pada

    orientasi memberikan layanan secara optimal bagi koperasi ekonomi para

    anggotanya daripada mencari keuntungan. Ini berarti bahwa pembangunan

    koperasi justru diarahkan untuk mengayomi dan melindungi kepentingan

    ekonomi para anggotanya.

    Menurut Chaniago (1987:33) untuk mencapai keberhasilan dalam

    mengelolanya, maka koperasi harus berpedoman pada:

    1. Sehat Organisasinya, yaitu adanya kerjasama yang teratur disertai

    dengan pembagian tugas yang jelas. Hal ini mencakup:

  • 15

    a. Adanya kesadaran sekurang-kurangnya pengertian pada anggota,

    bahwa mereka merasa memiliki dan bersedia ikut serta pada

    kegiatan-kegiatan koperasi.

    b. Adanya kesadaran koperasi untuk hidup atas dasar anggaran

    dasarnya.

    c. Ketiga alat perlengkapan koperasi ialah rapat anggota, pengurus

    dan badan pemeriksa yang dapat melaksanakan tugasnya dengan

    baik.

    d. Bagian-bagian dalam organisasi bekerja normal dalam hubungan

    organik.

    e. Adanya komunikasi yang lancar antara para pengurus, antara

    pengurus dengan para anggota dan antara sesama anggota, yang

    tercermin pada administrasi dan manajemen.

    2. Sehat Usahanya, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang

    dalam menjalankan usahanya harus didasarkan prinsip ekonomi

    sehingga tercapai tingkat efisiensi sesuai dengan rencana. Suatu

    koperasi dikatakan sehat usaha apabila koperasi itu berhasil mencapai

    tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

    masyarakat pada umumnya. Hal ini mencakup:

    a. Kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan azas dan sendi dasarnya.

    b.Usahanya bejalan secara kontinyu, dan tiap akhir tahun buku terjadi

    SHU, setelah dipenuhi ketentuan-ketentuan yang seharusnya

    berlaku bagi tiap perusahaan.

  • 16

    c. Ikut sertanya anggota dalam koperasi diimbangi dengan jasa oleh

    koperasi kepadanya dan minimal anggota tidak merasa kecewa

    terhadap pelayanan yang diberikan oleh koperasinya.

    d.Dapat mencapai tingkat efisiensi sesuai dengan rencana untuk

    memperpendek arus barang antara produsen dan konsumen

    anggota.

    3. Sehat Mental yaitu tingkat kesehatan yang dilihat dari para pengurus

    manajemennya. Hal ini mencakup beberapa hal tersebut:

    a. Adanya kesadaran pada pengurus dan anggota akan tanggungjawab

    modal koperasi.

    b.Tidak semata-mata berpikir secara kebendaan (materialistis) tetapi

    menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial diatas nilai-nilai

    kebendaan.

    c. Kejujuran dan keadilan tercermin dalam kegiatan pengurus dan

    anggota koperasi.

    d.Segala kegiatan koperasi dan kemanfaatan yang diperolehnya

    ditujukan untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan anggota-

    anggotanya, material dan spiritual.

    e. Adanya program-program pendidikan (umum dan khusus) yang

    dilaksanakan secara kontinyu.

    f. Adanya tindakan-tindakan pendidikan konkrit dalam pengabdian

    kepentingan umum, seperti ikut serta dalam pembangunan daerah

  • 17

    kerja, kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan masyarakat dan

    sebagainya.

    g.Adanya kesadaran perlunya koperasi hidup atas prinsip swadaya,

    sesuai dengan doktrin swakerta bina raharja, kesadaran tersebut

    harus tampak pada kegiatan-kegiatan koperasi.

    h.Tidak mencari keuntungan yang tidak didasarkan pada prinsip-

    prinsip koperasi

    Secara keseluruhan memang syarat yang diharapkan dari suatu

    koperasi untuk dapat diklasifikasikan sebagai koperasi yang sehat. Akan

    tetapi koperasi yang jika yakin bahwa hal itu dapat dicapai meskipun secara

    setahap demi setahap, sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada pada tempat

    dan waktu yang berlaku.

    Sedangkan menurut standar keuangan dinas koperasi, tingkat

    keberhasilan dari kriteria kesehatan bisnis koperasi dapat dilihat dengan

    menilai dari segi otonom dan kemandirian koperasi yang terdiri dari

    likuiditas, solvabilitas ( solvabilitas dan modal sendiri) dan rentabilitas (

    rentabilitas modal sendiri, return on asset, asset turn over dan profitabilitas).

    Masing-masing aspek tersebut memiliki kriteria penilaian yang berbeda.

    Syarat minimal suatu koperasi dikatakan berhasil mengelola manajemannya

    dari aspek rasio keuangan tersebut adalah:

    1. Likuiditas, syarat minimal adalah 175 % - 200 %. Artinya setiap rupiah

    hutang lancar yang dimiliki oleh koperasi harus mendapatkan jaminan

    sebesar 1,75 2,00 rupiah aktiva lancar yang dimiliki.

  • 18

    2. Solvabilitas

    a. Solvabilitas

    Solvabilitas minimal dikatakan bagus adalah 110 %, artinya setiap

    rupiah dari total hutang yang dimiliki harus dapat dijamin dengan 1,1

    rupiah total aktiva yang dimiliki oleh koperasi.

    b. Modal Sendiri

    Modal sendiri terhadap hutang minimal dikatakan bagus adalah 15

    %, artinya setiap rupiah kewajiban yang ditanggung koperasi harus

    bisa dijamin dengan 0,15 rupiah modal sendiri yang dimiliki. Dengan

    kata lain masih terdapat sisa 0,85 rupiah dari keseluruhan modal

    sendiri.

    3. Rentabilitas

    a) Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)

    Dikatakan baik minimal adalah 21 %, artinya koperasi harus

    mampu menghasilkan laba bersih/ SHU sebesar 0,21 rupiah modal

    sendiri yang digunakan.

    b) Return On Asset (ROA)

    Dikatakan baik minimal adalah 10 %, artinya koperasi harus

    mampu menghasilkan laba bersih/ SHU sebesar 0,1 rupiah dari

    setiap rupiah asset yang dimiliki.

  • 19

    c) Asset Turn Over (ATO)

    Dikatakan baik minimal adalah 3.5 kali, artinya koperasi

    mampu menghasilkan penjualan/ volume usaha sebesar 3.5 kali dari

    total asset yang dimiliki.

    d) Profitabilitas

    Dikatakan baik minimal adalah 15 %, artinya setiap rupiah

    pendapatan bruto yang diperoleh koperasi 1,5 rupiah harus

    merupakan laba bersih atau SHU.

    7. Laporan Keuangan

    1. Pengertian Laporan Keuangan

    Laporan keuangan merupakan bagian dari sistem pelaporan

    keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan

    pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.

    Mamduh Hanafi (1996;49) laporan keuangan merupakan salah satu

    sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperi

    informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan,

    kualitas manajemen dan lainnya.

    2. Tujuan Laporan Keuangan

    Tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan

    informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya.

  • 20

    Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah

    sebagai berikut:

    a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi.

    b.Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode.

    c. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya

    ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode.

    Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang

    bukan anggota.

    d.Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas

    dan solvabilitas koperasi.

    3. Bagian Laporan Keuangan (Apsari;1987)

    a. Neraca, adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta

    modal dari suatu perusahaan (koperasi) pada suatu saat tertentu.

    Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu

    perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu

    dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun

    kalender. Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai

    berikut:

    1. Aktiva, terdiri dari:

    a. Aktiva Lancar, biasanya meliputi: kas dan bank, surat

    berharga, piutang dagang dan persediaan

    b. Aktiva Tetap adalah aktiva yang merupakan kekayaan yang

    dimiliki perusahaan yang berwujud dan digunakan dalam

  • 21

    operasi yang bersifat permanen. Aktiva tetap meliputi

    tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya.

    2. Hutang meliputi semua kewajiban keuangangan koperasi kepada

    pihak lain yang pada tanggal neraca belum terpenuhi, dimana

    hutang ini merupakan sumber dana atau modal koperasi yang

    berasal dari kreditor, yang mana digolongkan menjadi:

    a. Hutang lancar, tau kewajiban jangka pendek meliputi semua

    hutang koperasi yang diperkirakan akan diselesaikan

    pembayaran dan pelunasan dalam jangka waktu satu tahun

    atau kurang. Komponen dari hutang lancar adalah hutang

    dagang, hutang wesel, dll.

    b. Hutang jangka panjang atau kewajiban jangka panjang,

    meliputi semua hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka

    waktu lebih dari satu tahun terhitungsejak tanggal neraca.

    3. Modal biasanya meliputi modal koperasi yang berasal dari

    simapana-simpanan anggota dan penyisihan-penyisihan dari

    hasil usahanya yaitu simpanan pokok, simpanan wajib,

    cadangan koperasi, SHU yang belum dibagi, dan modal donasi.

    b. Laporan Laba Rugi

    Laporan Rugi Laba merupakan suatu laporan yang

    sistematis tentang penghasilan, biaya, laba atau rugi yang

    diperoleh suatu koperasi selama periode tertentu.(Sri

    Apsari, 1987)

  • 22

    c. Laporan Perubahan Modal

    Disamping laporan Laba/Rugi dan neraca yang dibuat

    oleh perusahaan pada akhir tahun biasanya juga dibuat

    laporan yang menunjukkan perubahan-perubahan modal

    perusahaan. Laporan perubahan modal bagi perusahaan

    perseorangan akan meliputi perubahan seluruh modalnya,

    baik yang disetorkan maupun yang berasal dari perusahaan

    atau akumulasi laba. Oleh karena itu laporan tersebut

    dikenal dengan laporan perubahan modal.

    4. Perbedaan Laporan Keuangan Koperasi Dengan Badan Usaha Lain

    Dalam koperasi terdapat perbedaan atau ciri-ciri tersendiri

    dibandingkan dengan badan usaha lain, tetapi pada dasarnya laporan

    keuangan koperasi tidak berbeda dengan laporan keuangan badan

    usaha lain. Yang membedakan hanyalah pada neracanya khususnya

    disumber dananya yaitu posisi pasiva selain itu dalam laporan

    keuangan koperasi tidak ada istilah rugi laba, yang ada yaitu istilah

    Sisa Hasil Usaha.(Sitio Arifin,2001,84)

    a. Modal Sendiri berasal dari:

    1. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya,

    yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada

    koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

    2. Simpanan wajib, adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak

    harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota

  • 23

    kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak

    dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi

    anggota.

    3. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari

    penyisihan SHU dan dicadangkan untuk menutup kerugian

    koperasi bila diperlukan.

    4. Dana donasi, adalah sejumlah uang atau barang dengan nilai

    tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada sesuatu

    ikatan atau kewajiban untuk menembalikannya.

    5. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh

    dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan

    kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang

    bersangkutan

    b. Modal dari luar koperasi berasal dari:

    1. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota atau calon anggota

    koperasi yang bersangkutan

    2. Koperasi lainnya, pinjaman dari koperasi lainnya dan anggota

    yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara koperasi

    3. Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank

    dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasrkan

    ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

  • 24

    4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang

    diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

    berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

    5. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan

    anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara

    umum.

    8. Analisa Laporan Keuangan

    1. Pengertian Dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan

    Kinerja keuangan koperasi merupakan bagian dari kinerja

    keuangan koperasi secara keseluruhan yang merupakan gambaran

    prestasi yang dicapai dalam operasionalnya. Baik yang menyangkut

    aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan teknologi maupun

    sumber daya manusia.

    Berkaitan dengan analisa kinerja keuangan koperasi,

    mengandung beberapa tujuan:

    a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan koperasi

    terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas

    yang dicapai pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

    b. Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mendayagunakan

    semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara

    efisien.

  • 25

    2. Teknik Analisa Laporan Keuangan

    Teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan

    dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan

    sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing

    pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode

    untuk satu periode tertentu atau untuk diperbandingkan dengan alat-

    alat pembanding lainnya.

    Tujuan dari setiap teknik analisa adalah intuk

    menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Teknik

    analisa yang digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut Sri

    Apsari (1987;85) adalah sebagai berikut:

    a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan

    Yaitu teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan

    keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan ;

    1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

    2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.

    3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase

    4) Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio

    5) Prosentase dan total

    Digunakan untuk dapat mengetahui perubahan-perubahan

    yang terjadi serta sampai seberapa jauh perkembangan keadaan

    keuangan perusahaan dan perubahan-perubahan mana yang

    memerlukan penelitian lebih lanjut.

  • 26

    b. Analisa Trend

    Adalah tendensi posisi dan perkembangan dan kemajuan

    keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase dari tahun

    yang dijadikan dasar.

    c. Analisa Laporan dengan Prosentase per Komponen

    Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui

    prosentase investasi pada masing-masing elemen aktiva terhadap

    total aktivanya, elemen-elemen pasiva (hutang dan modal)

    terhadap total pasiva, elemen-elemen perongkosan dan penghasilan

    terhadap penjualannya, perbandingan mana dinyatakan dalam

    prosentase.

    d. Analisa Rasio

    Adalah teknik analisa yang menggambarkan suatu hubungan

    antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dari suatu pos

    atau beberapa pos dalam laporan keuangan sehingga dapat

    memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau

    buruknya keadaan atau posisi keuangan apabila angka rasio

    tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang

    digunakan sebagai standar.

    e. Analisa Sumber dan Penggunaan Dana

    Adalah teknik untuk mengetahui perubahan dana serta untuk

    mengetahui darimana sumber-sumber yang menambah dana dan

    penggunaan-pengunaan dana.

  • 27

    Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa

    perbandingan laporan keuangan dengan membandingkan dua

    periode atau lebih dan teknik analisa rasio keuangan.

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi Penelitian

    Pada dasarnya penelitian ini didasarkan atas pengamatan penulis di

    Koperasi Karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra yang beralamatkan di

    Jalan Imam Bonjol No. 18 Pasuruan.

    B. Jenis Penelitian

    Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu dengan memberikan

    gambaran, uraian mendetail berdasarkan data yang ada. Penelitian ini

    menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan pelaksanaannya. Metode

    deskriptif tidak terlepas dari pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa

    data dan interprestasi data tersebut.

    C. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter yaitu jenis data

    penelitian yang antara lain berupa jurnal, surat-surat, faktur,dll.(Bambang dan

    Nur;1999,146). Dalam penelitian ini menggunakan neraca dan perhitngan

    hasil usaha koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra pada tahun

    2004 sampai tahun 2007.

  • 29

    D. Sumber Data

    Sedangkan sumber data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah

    data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

    secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

    pihak lain). Data sekunder berupa neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi

    karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra tahun 2004-2007. (Bambang dan

    Nur,1999,147)

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

    dokumentasi. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan

    data sekunder dari berbagai sumber baik secara pribadi, maupun kelembagaan.

    Data ini berasal dari laporan keuangan baik neraca maupun perhitungan hasil

    usaha Koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra pada tahun 2004

    samapi tahun 2007. (Anwar Sanusi,2003)

    F. Metode Analisa Data

    Adapun analisa data yang digunakan analisa rasio, yaitu analisa yang

    digunakan untuk mengetahui hubungan dari berbagai perusahaan dalam suatu

    laporan keuangan untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil

    operasi suatu koperasi. Berdasarkan penilaian klasifikasi koperasi dari Dinas

    Koperasi Pengusaha Kecil Dan Menengah Propinsi Jawa Timur dengan No.

    129/ KEP/ M. KUKM/ XI/ 2006. Sub penilaiannya dilihat pada otonomi dan

  • 30

    kemandirian tahun 2004 sampai 2007, maka langkah dalam menganalisa

    adalah sebagai berikut:

    1. Menghitung rasio keuangan

    a. Rasio Likuiditas

    Likuiditas = %100XarPasivaLancarAktivaLanc

    Adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya

    yang harus dipenuhi.

    Dengan kriteria sebagai berikut:

    a. 175% - 200%, nilai 100

    b. 150% - 174% atau 225% - 249%, nilai 75

    c. 125% -149% atau nilai 250% - 274%, nilai 50

    d. 275%, nilai 0

    b. Rasio Solvabilitas

    1. Solvabilitas

    Solvabilitas = %100XibanTotalKewaj

    TotalAsset

    Adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

    jangka panjangnya.

    Dengan kriteria :

    a. 110%, nilai100

    b. 101%-109% atau 111% - 119%, nilai 75

  • 31

    c. 90% - 100% atau 120% -130%, nilai 50

    d. 130%, nilai 0

    Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

    koperasi membayar kewajiban dengan jaminan total asset yang

    dimiliki.

    2. Modal Sendiri

    Modal Sendiri = %100XibanTotalKewaj

    riModalSendi

    Dengan kriteria:

    a. >15%, nilai 100

    b. 12,6% - 15%, nilai 75

    c. 10% - 12,5%, nilai 50

    d.

  • 32

    c. 1% - 9%, nilai 50

    d.

  • 33

    4. Profitabilitas

    Profitabilitas = %100tan

    XBrutoPendapa

    SHU

    Rasio ini digunkan untuk mengukur besarnya Sisa Hasil Usaha

    dibanding dengan pendapatan bruto

    Dengan kriteria:

    a. >15, nilai 100

    b. 10% - 14%, nilai 75

    c. 1% - 9%, nilai 50

    d.

  • 34

    klasifikasi koperasi koperasi tersebut dikatakan sangat baik atau

    koperasi dikatakan sangat berhasil

    b. Nilai 70 84 poin B, apabila nilai bersih antara 70 sampai 84 maka

    mendapatkan poin B yang berarti menurut penilaian klasifikasi

    koperasi dari dinas koperasi maka koperasi tersebut dapat dikatakan

    baik dalam mengelolah koperasi.

    c. Nilai 55 69 poin C, apabila nilai bersih antara 55 sampai 69 maka

    mendapatkan poin C yang berarti menurut penilaian klasifikasi

    koperasi maka koperasi tersebut dinilai Cukup baik atau cukup

    berhasil dalam mengelolah koperasi.

    d. Nilai

  • 35

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Koperasi Karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra di

    Pasuruan

    Pada tanggal 30 Mei 1989 di Pasuruan telah berdiri Koperasi

    karyawan Indra dengan status badan koperasi primer. Ruang lingkup

    anggota koperasi yang ada di koperasi karyawan Indra adalah mayoritas

    karyawan PT. BBI. Akte pendirian Koperasi Karyawan Indra adalah

    Badan Hukum No. 6524A/ BH/III/89 Tanggal 27 September 1989.

    Dalam kegiatan sehari-hari koperasi karyawan Indra dipimpin oleh

    bapak Suhartono, Ba pada periode 2002 sampai periode 2004, kemudian

    diganti oleh bapak Zainal Mustofa pada periode 2005-2007. Masa jabatan

    pengurus atau pimpinan koperasi karyawan Indra tiga tahun sekali. Dan

    kemudian pada periode 2008 sampai periode 2010 dipimpin oleh bapak

    Suroso.

    Tujuan daripada koperasi didirikan adalah untuk mengembangkan

    kesejahteraan anggota pada khususnya dan karyawan PT. Boma Bisma

    Indra umumnya., serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,

    dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur.

    1. Bidang Usaha

    Bidang Usaha pada koperasi Karyawan Indra PT. Boma Bisma

    Indra meliputi sebagai berikut:

  • 36

    a. Unit Usaha Simpan Pinjam

    Unit usaha simpan pinjam telah berusaha memberikan

    pelayanan yang baik kepada anggota dengan cara merealisasi

    sesuai dengan permintaan. Untuk realisasi kredit yang tersalur

    maksimal 50 juta per bulan. Dan untuk pengembangan selanjutnya

    kami berusaha memberikan layanan kredit sesuai dengan prosedur

    yang telah ditetapkan, sehingga semua anggota mempunyai hak

    yang sama didalam memanfaatkan kredit koperasi. Dan

    mewajibkan semua anggota untuk menambah simpanan wajib dan

    jika keuangan memungkinkan juga menyimpan uangnya melalui

    simpanan sukarela

    b. Unit Usaha Pertokoan

    Usaha pertokoan ini adalah merupakan usaha koperasi dalam

    memenuhi kebutuhan-kebutuhan poko para anggotanya dan

    karyawan perusahaan dengan harga yang relative lebih murah dari

    harga diluar koperasi. Dalam usaha pertokoan ini selain

    menyediakan bahan pokok juga menyediakan seperti pakaian,

    sepatu, alat kosmetik, tas, dan lain-lainnya. Dalam koperasi yang

    perlu diperhatikan adalah meningkatkan pelayanan para

    anggotanya.

    c. Unit Usaha Lain

    Unit usaha lain ini menjalin kerjasama dengan perusahaan

    yang mana dalam usaha ini tidak rutin, yang antara lain adalah

  • 37

    pengadaan ATK, sewa mesin las, pengadaan pakaian kerja dan

    sepatu kerja, dan lain-lainnya.

    d. Unit Usaha Foto Copy

    Kebutuhan perusahaan akan foto copy diupayakan dapat

    dipenuhi oleh unit Foto copy koperasi, dan dalam perkembangan

    diharapkan foto copy yang dimilki koperasi agar dapat berjalan

    dengan lancar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tetapi pada

    tahun 2000 pendapatan foto copy menjadi menurun hal ini

    dikarenakan perusahaan memiliki mesin foto copy sendiri. Namun

    dengan harga kertas yang terjadi fluktuasi, namun koperasi tetap

    mengupayakan harga jual dibawah harga diluar koperasi.

    2. Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Indra

    a. Pengurus

    Pengurus adalah perwakilan anggota yang dipilih melalui

    rapat anggota, yang bertugas mengelolah organisasi dan dan

    usaha. Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota

    diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan

    berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi

    mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip

    koperasi. (Sitio Arifin;2001)

    Susunan pengurus Koperasi Karyawan Indra periode

    2008-2010 adalah sebagai berikut:

  • 38

    1. Ketua : Suroso

    2. Sekretaris : Nuhudawi

    3. Bendahara : Zaenal Mustofa

    Pasal 29 ayat (2) UU Koperasi No. 25 tahun 1992

    menyebutkan bahwa pengurus merupakan pemegang kuasa

    Rapat Anggota.

    Tugas Pengurus adalah:

    1) Mengelola koperasi dan usahanya

    2) Mengajukan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan

    belanja koperasi

    3) Menyelenggarakan Rapat Anggota

    4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

    tugas

    5) Memelihara buku daftar anggota dan pengurus

    6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris

    secara tertib

    b. Pengawas

    Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari

    anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan

    terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. (Sitio dan

    Tamba,2001)

    Pengawas di Koperasi karyawan Indra adalah Edi

    Sugianto. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1)

  • 39

    pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap

    pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan

    ayat (2) menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala

    catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala

    keterangan yang diperlukan.

    c. Manager

    Menurut Sri Apsari (1987;13) Manajer mempunyai tugas

    sebagai berikut:

    1. Mengkoordinir penyusunan rencana usaha dan anggaran

    dari masing-masing bagian yang ada dibawahnya dalam

    rangka menyusun rencana kerja dan mengajukan rencana

    kerja tersebut kepada pengurus

    2. Bersama dengan pengurus membahas dan menyiapkan

    rencana kerja dan anggaran untuk diajukan pada RAT

    3. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan usaha

    koperasi

    4. Bertanggungjawab kepada pengurus atas semua kegiatan

    dan hasil usaha bagian-bagian yang ada dibawahnya

    d. Pengelola

    Sesuai dengan rencana kerja Koperasi Karyawan guna

    kelancaran pengelolaan jalannya organisasi dan usaha koperasi

    benar-benar meningkatkan sumber daya anggotanya.

  • 40

    Susunan pengelola di Koperasi Karyawan Indra sebagai

    berikut:

    1. Bidang Administrasi : Ika Wahyuni

    2. Kasir : Muhammad Fakhrudin

    3. Pertokoan/ usaha lain : Agus Lumanudin

    Dimana masing-masing jabatan mempunyai tugas sesuai

    dengan bidangnya sebagai berikut:

    1. Bidang administrasi keuangan mempunyai tugas: Sri

    Apsari (1987;15)

    a. Mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang

    berhubungan dengan urusan kas.

    b. Mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang

    berhubungan dengan masalah administrasi keuangan

    atau pembukuan.

    2. Kasir mempunyai tugas sebagai berikut:

    a. Menyiapkan bukti yang lengkap sehubungan dengan

    penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan

    ketentuan yang ditetapkan

    b. Menerima, menyimpan uang serta melaksanakan

    administrasi kas

    c. Melakukan pembayaran atas perintah persetujuan

    manajer dengan bendahara atau ketua sesuai dengan

    ketentuan yang ada

  • 41

    d. Bertanggungjawab atas ketepatan jumlah penerimaan

    atau pengeluaran uang kas

    e. Memberi laporan saldo kas kepada manajer/

    administrasi atau pengurus menurut ketentuan/ tertib

    waktu yang telah ditetapkan

    3. Bagian Pertokoan mempunyai tugas: Sri Apsari (1987;16)

    a. Membantu dan melaksanakan segala kegiatan yang

    berhubungan dengan pembelian barang. Meliputi:

    1. Membantu manajer dalam menyusun rencana

    pembelian barang

    2. Melaksanakan pembelian barang

    3. Melaksanakan administrasi pembelian barang

    b. Membantu dan melaksanakan segala kegiatan yang

    berhubungan dengan penyimpanan barang di gudang.

    Meliputi :

    1. Melaksanakan penyimpanan barang digudang

    2. Memelihara dan mengamankan barang digudang

    3. Melaksanakan administrasi barang yang ada di

    gudang

    c. Membantu dan melaksanakan segala kegiatan yang

    berhubungan dengan penjualan di toko. Meliputi :

    1. Mengatur dan menyusun barang yang akan dijual

    2. Melaksanakan pelayanan penjualan barang

  • 42

    3. Melaksanakan administrasi penjualan barang

    4. Melaksanakan promosi

    e. Rapat Anggota

    Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam

    koperasi. Rapat anggota mempunyai fungsi :

    1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

    Koperasi

    2. Menetapkan kebijakan umum koperasi

    3. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan

    badan pengawas (serta penasehat bila diperlukan)

    4. Menetapkan dan mengesahkan Rencana Kerja maupun

    Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja koperasi

    5. Menetapkan dan mengesahkan kebijakan pengurus dalam

    bidang organisasi maupun bidang usaha

    6. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan

    badan pengawas

    7. Menyelenggarakan Rapat Anggota minimal sekali dalam

    setahun

    f. Keanggotaan

    Jumlah anggota pada tahun 2004 dan 2005 tetap sebanyak

    505 orang, dan pada tahun 2006 menurun menjadi 499, dan

    kemudian turun lagi sebanyak 484 orang pada tahun 2007. Hal

    ini terjadi karena angota sudah memasuki masa pensiun, ada

  • 43

    juga anggota yang meninggal dunia dan mengundurkan diri atas

    permintaanya sendiri.

    Koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada

    khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini

    mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota

    adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan

    usaha. Jadi pelayanan anggota merupakan priorotas utama

    dibandingkan dengan masyarakat. Dengan demikian

    keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur

    dari peningkatan kesejahteraan anggota.

    B. Pembahasan Hasil Penelitian

    Analisis data pada laporan keuangan merupakan pengaplikasian dari

    berbagai alat atau teknik pada laporan keuangan dan data keuangannya

    dalam rangka untuk memperoleh ukuran dan berguna untuk melakukan

    evaluasi kondisi keuangan perusahaan atau koperasi dan dapat

    memberikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi

    pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atau koperasi itu

    sendiri.

    Pada dasarnya analisa rasio merupakan suatu perhitungan yang

    menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam

    suatu laporan keuangan yang dinyatakan dalam bentuk matematis. Untuk

    kepentingan analisa rasio ini dilakukan secara time series sebagaimana

  • 44

    yang dilakukan rasio-rasio financial perusahaan dari suatu periode ke

    periode lainnya.(Syamsuddin Lukman,2000;39)

    Sehingga dalam hal ini diharapkan selain kondisi posisi keuangan

    koperasi pada tahun yang bersangkutan dapat diketahui maka tingkat

    perkembangan dalam beberapa periode khususnya pada periode 2004

    sampai dengan periode 2007 akan dapat diketahui pula manfaat analisa ini

    cenderung diarahkan bagi kepentingan pihak yang saat ini terkait erat

    dengan keberadaan koperasi. Namun demikian dapat pula dijadikan

    sebagai sumber informal bagi pihak yang berkepentingan lainnya.

    1. Analisa Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan Indra PT.

    Boma Bisma Indra

    Untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi keuangan

    koperasi karyawan Indra serta untuk mengukur tingkat

    keberhasilan manajemen dalam mengelola koperasi dalam hal ini

    digunakan analisa rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas.

    Berdasarkan atas hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada

    koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra, maka berikut ini

    akan dikemukakan analisa rasio keuangan dari tahun 2004 sampai

    2007. Secara ringkas hasil perhitungan rasio tersebut disajikan

    dalam bentuk tabel sebagai berikut:

  • 45

    Tabel 1

    Perkembangan Rasio Keuangan Kopkar Indra PT. Boma Bisma Indra

    Tahun 2004-2007

    Keterangan Tahun2004Tahun2005

    Tahun2006

    Tahun2007

    Likuiditas 1468,49 1635,33 1299,7 707,55Solvabilitas:1. Solvabilitas 380,56 917,5 835,67 425,532. Modal Sendiri 235,74 563,23 576,08 240,73Rentabilitas:1. RMS 19,01 45,15 27,7 35,232. ROA 11,78 27,71 19,1 19,933. ATO 1,09 2,45 1,61 1,264. Profitabilitas 37,25 61,33 57,18 62,04

    Sumber data: Laporan keuangan koperasi karyawan Indra Tahun 2004-2007 diolahKeterangan:

    RMS = Rentabilitas Modal Sendiri

    ROA = Return On Asset

    ATO = Asset Turn Over

    Likuiditas

    Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai likuiditas keuangan

    koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra dari tahun ke tahun

    mengalami fluktuasi naik turun, pada tahun 2004 nilai likuiditas sebesar

    1468,49% pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1635,33%,

    hal ini disebabkan karena nilai aktiva lancar dan nilai pasiva lancar sama-

    sama meningkat sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan

    sampai pada tahun 2007 sebesar 1299,70% dan 707,55%, ini disebabkan

    karena nilai aktiva lancar dengan nilai pasiva lancar meningkat tidak

    seimbang. Nilai likuiditas sebesar itu disebabkan karena nilai pada aktiva

  • 46

    lancar lebih besar dibandingkan dengan nilai pasiva lancar. Perkembangan

    aktiva lancar dengan pasiva lancar dapat dilihat dibawah ini:

    Tabel 2

    Perkembangan Nilai Aktiva Lancar Dan Nilai Pasiva Lancar

    Tahun Aktiva Lancar Perkembangan Pasiva Lancar Perkembangan

    2004 138.278.990,50 - 9.416.378,90 -2005 165.904.939 27.625.949 10.145.032,20 728.653,302006 184.886.074 18.981.135 14.225.251 4.080.218,802007 288.219.581 103.333.507 40.734.975 26.509.724,00

    Sumber :Laporan Keuangan Kopkar Indra Tahun 2004-2007

    Solvabilitas

    Dari hasil perhitungan rasio solvabilitas pada koperasi karyawan

    Indra, pada tahun 2004 sebesar 380,58 % mengalami peningkatan

    sebesar 917,50 % pada tahun 2005 ini disebabkan karena nilai total asset

    meningkat sedangkan pada total kewajiban mengalami penurunan. Dan

    pada tahun 2006 nilai solvabilitas sebesar 835,67 % dan pada tahun 2007

    mengalami penurunan sebesar 425,53% ini dikarenakan total asset dan

    total kewajiban sama-sama meningkat. Nilai solvabilitas sebesar karena

    nilai total asset lebih besar dibandingkan dengan total kewajiban pada tiap

    tahunnya.

    Dan apabila dilihat dari modal sendiri nilainya pada tahun 2004

    sampai pada tahun 2007 mengalami fluktuasi naik turun, pada tahun 2004

    sebesar 235,74% mengalami peningkatan pada tahun 2005 sampai 2006

    sebesar 563,23% dan 576,08% hal ini disebabkan karena nilai pada modal

    sendiri naik sedangkan pada total kewajiban mengalami penurunan.

    Sedangkan pada tahun 2007 turun sebesar 240,73% ini dikarenakan modal

  • 47

    sendiri dengan total kewajiban sama-sama meningkat. Sedangkan nilai

    modal sendiri cenderung besar dikarenakan nilai pada modal sendiri leboih

    besar dibanding dengan nilai pada total kewajiban. Lebih jelasnya dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 3

    Perkembangan Nilai Total Asset Dan Nilai Total Kewajiban

    Tahun Total Asset PerkembanganTotalKewajiban Perkembangan

    2004141.866.492,5

    0 - 37.278.022,90 -2005 169.492.441 27.625.949 18.473.301,20 -18.804.721,702006 188.473.576 18.981.135 22.553.520 4.080.218,802007 291.807.083 103.333.507 68.574.619 46.021.099,00

    Sumber data: Laporan Keuangan Kopkar Indra Tahun 2004-2007

    Tabel 4

    Perkembangan Modal sendiri Dan Total Kewajiban

    Tahun Modal Sendiri Perkembangan

    Total

    Kewajiban Perkembangan

    2004 87.879.381,60 - 37.278.022,90 -

    2005 104.046.991,80 16.167.610,20 18.473.301,20 -18.804.721,70

    2006 129.925.721 25.878.729,20 22.553.520 4.080.218,80

    2007 165.078.362 35.152.641,00 68.574.619 46.021.099,00

    Sumber data: Laporan keuangan kopkar Indra Tahun 2004-2007

    Rentabilitas

    Rasio yang termasuk dengan Rentabilitas adalah Rentabilitas

    Modal Sendiri (RMS), Return On Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO),

    dan Profitabilitas. Dimana pada tahun 2004 nilai RMS (Rentabilitas

    Modal Sendiri) sebesar 19,01 % dan pada tahun 2005 mengalami

    peningkatan sebesar 45,15 % hal ini disebabkan karena nilai SHU dan

  • 48

    modal sendiri sama-sama meningkat. Pada tahun 2006 mengalami

    penurunan sebesar 27,70% hal ini disebabkan nilai SHU mengalami

    penurunan dan modal sendiri meningkat. Sedangkan pada tahun 2007

    meningkat sebesar 35,23%, hal ini disebabkan karena nilai SHU dan

    Modal sendiri sama-sama meningkat. Nilai pada SHU lebih besar daripada

    modal sendiri. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 5

    Perkembangan nilai SHU dan nilai Modal Sendiri

    Tahun SHU Perkembangan Modal Sendiri Perkembangan2004 16.709.088 87.879.381,602005 46.972.148 30.263.060 104.046.991,80 16.167.610,202006 35.994.335 -10.977.813 129.925.721 25.878.729,202007 58.154.102 22.159.767 165.078.362 35.152.641,00

    Sumber : Laporan Keuangan Kopkar Indra tahun 2004-2007

    Dan pada nilai ROA (Return On Asset) mengalami fluktuasi naik

    turun pada tahun 2004 sebesar 11,78 % mengalami peningkatan pada

    tahun 2005 sebesar 27,71 % dikarenakan antara nilai SHU dan Asset pada

    koperasi sama-sama mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2006

    mengalami penurunan sebesar 19,10% dikarenakan SHU menurun dan

    asset koperasi meningkat. Pada tahun 2007 meningkat sebesar 19,93%

    disebabkan karena antara SHU dan Asset sama-sama meningkat. dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini.

  • 49

    Tabel 6

    Perkembangan Nilai SHU Dan Nilai Asset

    Tahun SHU Perkembangan ASSET Perkembangan2004 16.709.088 141.866.492,502005 46.972.148 30.263.060 169.492.441 27.625.9492006 35.994.335 -10.977.813 188.473.576 18.981.1352007 58.154.102 22.159.767 291.807.083 103.333.507

    Sumber: Laporan Keuangan Kopkar Indra Tahun 2004-2007

    Dan apabila dilihat dari nilai ATO (Asset Turn Over) mengalami

    fluktuasi naik turun, pada tahun 2004 sebesar 1.09 kali meningkat pada

    tahun 2005 sebesar 2.45 kali ini disebabkan karena volume usaha dan

    asset koperasi sama-sama meningkat, tetapi pada tahun 2006 menurun

    sebesar 1.61 kali disebabkan karena asset meningkat sedangkan volume

    usaha menurun. Dan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar1.26

    kali ini dikarenakan nilai pada volume usaha dan asset meningkat tetapi

    tidak seimbang. Nilai volume usaha lebih besar dibandingkan dengan

    asset. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 7

    Perkembangan Nilai Volume Usaha Dan Nilai Aset

    TahunVolumeUsaha Perkembangan ASSET Perkembangan

    2004 155.001.687 141.866.492,502005 414.984.700 259.983.013 169.492.441 27.625.9492006 303.979.830 -111.004.870 188.473.576 18.981.1352007 366.274.720 62.294.890 291.807.083 103.333.507

    Sumber: laporan keuangan Kopkar Indra Tahun 2004-2007

    Sedangkan apabila dilihat pada nilai profitabilitasnya pada tahun

    2004 sebesar 37,25 % meningkat pada tahun 2005 sebesar 61,33 %

    disebabkan pendapatan bruto dan SHU sama-sama meningkat, sedangkan

    pada tahun 2006 menurun sebesar 57,18 % dikarenakan antara SHU dan

  • 50

    pendapatan bruto sama-sama menurun dan pada tahun 2007 naik sebesar

    62,04% dsebabkan karena nilai SHU dan profitabilitas sama-sama

    meningkat. dan nilai Pendapatan bruto lebih besar daripada SHU.

    Perkembangan SHU dengan nilai pendapatan bruto dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini.

    Tabel 8

    Perkembangan Nilai SHU Dan Pendapatan Bruto

    Tahun SHU PerkembanganPendapatanBruto Perkembangan

    2004 16.709.088 44.852.8732005 46.972.148 30.263.060 76.584.800 31.731.9272006 35.994.335 -10.977.813 62.945.280 -13.639.5202007 58.154.102 22.159.767 93.733.822 30.788.542

    Sumber : Laporan Keuangan Kopkar Indra tahun 2004-2007

    2. Indikator Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan Indra PT.

    Boma Bisma Indra selama tahun 2004 sampai 2007 sesuai

    dengan standart keuangan koperasi, maka langkah yang

    ditempuh adalah sebagai berikut:

    a) Menghitung Rasio Keuangan

    Rasio yang digunakan disini meliputi tiga aspek yaitu:

    1. Likuiditas

    2. Sovabilitas terdiri dari:

    a. Solvabilitas

    b. Modal Sendiri

    3. Rentabilitas terdiri dari:

    a. Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)

    b. Return On Asset (ROA)

  • 51

    c. Asset Turn Over (ATO)

    d. Profitabilitas

    b) Menghitung Realisasi atau nilai kotor rasio (menunjuk pada

    standar penilaian klasifikasi koperasi).

    Nilai kotor disesuaikan dengan kriteria dari dinas

    koperasi untuk masing-masing aspek memiliki kriteria yang

    berbeda-beda.

    Dari penyesuaian nilai kotor terhadap kriteria

    didapatkan realisasi nilai sebagai berikut:

    Tabel 9

    Realisasi atau Nilai Kotor Rasio Keuangan Koperasi

    Karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra Tahun 2004-

    2007

    Keterangan Tahun2004Tahun2005

    Tahun2006

    Tahun2007

    Likuiditas 0 0 0 0Solvabilitas:1. Solvabilitas 0 0 0 02. ModalSendiri 100 100 100 100Rentabilitas:1. RMS 75 100 100 1002. ROA 100 100 100 1003. ATO 50 50 50 504. Profitabilitas 100 100 100 100

    Sumber data: Laporan Keuangan Kopkar Indra

    c) Menghitung Skor

    Skor = Nilai Kotor X Bobot

    Untuk semua rasio memiliki nilai bobot yang sama yaitu 3

  • 52

    1. Tahun 2004

    Likuiditas = 0 X 3 = 0

    Solvabilitas:

    Solvabilitas = 0 X3 = 0

    Modal Sendiri = 100 X 3 = 300

    Rentabilitas:

    RMS = 75 X 3 = 225

    ROA = 100 X 3 = 300

    ATO = 50 X 3 = 150

    Profitabilitas = 100 X 3 = 300

    ? Skor =1275

    2. Tahun 2005

    Likuiditas = 0 X 3 = 0

    Solvabilitas:

    Solvabilitas = 0 X 3 = 0

    Modal Sendiri = 100 X 3 = 300

    Rentabilitas:

    RMS = 100 X 3 = 300

    ROA = 100 X 3 = 300

    ATO = 50 X 3 = 150

    Profitabilitas = 100 X 3 = 300

    ? Skor = 1350

  • 53

    3. Tahun 2006

    Likuiditas = 0 X 3 = 0

    Solvabilitas:

    Solvabilitas = 0 X 3 = 0

    Modal Sendiri = 100 X 3 = 300

    Rentabilitas:

    RMS = 100 X 3 = 300

    ROA = 100 X 3 = 300

    ATO = 50 X 3 = 150

    Profitabilitas = 100 X 3 = 300

    ? Skor = 1350

    4. Tahun 2007

    Likuiditas = 0 X 3 = 0

    Solvabilitas:

    Solvabilitas = 0 X 3 = 0

    Modal Sendiri = 100 X 3 = 300

    Rentabilitas:

    RMS = 100 X 3 = 300

    ROA = 100 X 3 = 300

    ATO = 50 X 3 = 150

    Profitabilitas = 100 X 3 = 300

    ? Skor = 1350

  • 54

    d) Menghitung Jumlah Total Skor dan Jumlah Total Bobot

    Total Skor Tahun 2004 =1275

    Total Skor Tahun 2005 =1350

    Total Skor Tahun 2006 =1350

    Total Skor Tahun 2007 =1350

    Total Bobot untuk semua penilaiannya adalah 21

    e) Menghitung Nilai Bersih

    Nilai Bersih =tJumlahBobo

    JumlahSkor

    Bobot untuk tiap aspek adalah sama yaitu 3. Untuk

    mendapatkan total skor, maka realisasi yang disesuaikan

    dengan standar keuangan koperasi dari dinas koperasi

    dikalikan 3 dan nilai bersih didapatkan dari total skor dibagi

    dengan total bobot (21).

    f) Membandingkan Nilai Bersih dengan standar keuangan

    koperasi karyawan Indra kriteria penilaian klasifikasi

    koperasi dari dinas koperasi adalah :

    a. Nilai 85 100 poin A

    b. Nilai 70 84 poin B

    c. Nilai 55 69 poin C

    d. Nilai

  • 55

    a. Tahun 2004

    Tabel 10

    Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan

    Indra Tahun 2004

    Sumber Data: laporan keuangan Kopkar Indra tahun 2004 diolah

    Pada tahun 2004 memiliki nilai bersih 60,71 dan masuk

    dalam criteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar antara 55-69,

    maka koperasi karyawan Indra dinilai cukup berhasil

    meskipun kurang memuaskan dengan nilai C. hal ini terjadi

    karena aspek likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan

    disesuaikan denga standart keuangan koperasi mendapat poin

    0, sedangkan untuk aspek solvabilitas secara keseluruhan

    mendapatkan poin 100 saja yaitu 100 untuk modal sendiri

    terhadap hutang, sementara solvabilitasnya sendiri poinnya 0.

    aspek rentabilitas mendapat poin 325, yaitu RMS mendapat

    poin 75, sementara untuk ROA dan Profitabilitas masing-

    masing mendapat poin 100, sedangkan ATO mendapat poin

    Keterangan Hasil Rasio Realisasi SkorLikuiditas 1468,49 0 0Solvabilitas :1. Solvabilitas 380,56 0 02. Modal Sendiri 235,74 100 300Rentabilitas :1. RMS 19,01 75 2252. ROA 11,78 100 3003. ATO 1,09 50 1504. Profitabilitas 37,25 100 300Total Skor 1275Total Bobot 21Nilai Bersih 60,71

  • 56

    50. Total skor 1275, jadi pada tahun 2004 terdapat dua poin

    dengan nilai 0, satu poin dengan nilai 75, satu poin mendapat

    nilai 50 dan tiga poin saja mendapatkan nilai 100.

    b. Tahun 2005

    Tabel 11

    Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan

    Indra Tahun 2005

    Sumber data: Laporan keuangan Kopkar Indra tahun 2005 diolah

    Pada tahun 2005 memiliki nilai bersih yaitu 64,29 dan

    masuk dalam kriteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar 55-69,

    maka koperasi karyawan Indra dinilai cukup berhasil meskipun

    kurang memuaskan dengan nilai C. Hal ini terjadi karena aspek

    likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan dengan

    standart keuangan koperasi mendapat nilai 0, sedangkan untuk

    aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan nilai 100 saja

    yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara

    solvabilitasnya sendiri nilainya 0. Aspek Rentabilitas mendapat

    Keterangan Hasil Rasio Realisasi SkorLikuiditas 1635,33 0 0Solvabilitas :1. Solvabilitas 917,50 0 02. Modal Sendiri 563,23 100 300Rentabilitas :1. RMS 45,15 100 3002. ROA 27,71 100 3003. ATO 2,45 50 1504. Profitabilitas 61,33 100 300Total Skor 1350Total Bobot 21Nilai Bersih 64,29

  • 57

    nilai 350 yaitu RMS dan ROA masing-masing mendapat nilai 100,

    ATO mendapat nilai 50, sedangkan Profitabilitas nilainya 100.

    Total Skor 1350. Jadi untuk tahun 2005 terdapat dua poin dengan

    nilai 0, satu poin dengan nilai 50, dan empat poin dengan nilai 100.

    c. Tahun 2006

    Tabel 12

    Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan

    Indra Tahun 2006

    Sumber data:laporan keuangan Kopkar Indra tahun 2006 diolahPada tahun 2006 memiliki nilai bersih yaitu 64,29 dan

    masuk dalam kriteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar 55-69,

    maka koperasi karyawan Indra dinilai cukup berhasil meskipun

    kurang memuaskan dengan nilai C. Hal ini terjadi karena aspek

    likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan dengan

    standart keuangan koperasi mendapat nilai 0, sedangkan untuk

    aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan nilai 100 saja

    yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara

    Keterangan Hasil Rasio Realisasi SkorLikuiditas 1299,7 0 0Solvabilitas :1. Solvabilitas 835,67 0 02. Modal Sendiri 576,08 100 300Rentabilitas :1. RMS 27,7 100 3002. ROA 19,1 100 3003. ATO 1,61 50 1504. Profitabilitas 57,18 100 300Total Skor 1350Total Bobot 21Nilai Bersih 64,29

  • 58

    solvabilitasnya sendiri nilainya 0. Aspek Rentabilitas mendapat

    nilai 350 yaitu RMS dan ROA masing-masing mendapat nilai 100,

    ATO mendapat nilai 50, sedangkan Profitabilitas nilainya 100.

    Total Skor 1350. Jadi untuk tahun 2006 terdapat dua poin dengan

    nilai 0, satu poin dengan nilai 50, dan empat poin dengan nilai 100.

    d. Tahun 2007

    Pada tahun 2007 memiliki nilai bersih yaitu 64,29 dan

    masuk dalam kriteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar 55-69,

    maka koperasi karyawan Indra dinilai cukup berhasil meskipun

    kurang memuaskan dengan nilai C. Hal ini terjadi karena aspek

    likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan dengan

    standart keuangan koperasi mendapat nilai 0, sedangkan untuk

    aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan nilai 100 saja

    yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara

    solvabilitasnya sendiri nilainya 0. Aspek Rentabilitas mendapat

    nilai 350 yaitu RMS dan ROA masing-masing mendapat nilai 100,

    ATO mendapat nilai 50, sedangkan Profitabilitas nilainya 100.

    Total Skor 1350. Jadi untuk tahun 2007 terdapat dua poin dengan

    nilai 0, satu poin dengan nilai 50, dan empat poin dengan nilai 100.

  • 59

    Tabel 13

    Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan

    Indra Tahun 2007

    Sumber data:laporan keuangan Kopkar Indra tahun 2007 diolah

    Keterangan Hasil Rasio Realisasi SkorLikuiditas 707,55 0 0Solvabilitas :1. Solvabilitas 425,53 0 02. Modal Sendiri 240,73 100 300Rentabilitas :1. RMS 35,23 100 3002. ROA 19,93 100 3003. ATO 1,26 50 1504. Profitabilitas 62,04 100 300Total Skor 1350Total Bobot 21Nilai Bersih 64,29

  • 60

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan dari analisa data dan pembahasan terhadap laporan

    keuangan koperasi karyawan Indra PT. Boma Bisma Indra yaitu dari

    neraca dan perhitungan hasil usaha pada tahun 2004 sampai 2007, maka

    penulis menyimpulkan keadaan koperasi sesuai dengan hasil analisa,

    sebagai berikut:

    1. Keadaan keuangan koperasi karyawan Indra bila ditinjau dari

    aspek Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas adalah sebagai

    berikut:

    a. Kemampuan Likuiditas keuangan koperasi karyawan Indra

    selama empat tahun terakhir yaitu pada tahun 2004 sampai tahun

    2007 mempunyai nilai yang tinggi sehingga melebihi nilai

    standar rasio, ini menyebabkan manajemen dalam pengelolaan

    dananya kurang efektif dikarenakan terlalu berani mengambil

    resiko (spekulatif) yang nantinya berdampak pada pengurangan

    terhadap modal yang dimiliki koperasi dan resiko tidak

    terbayarnya kewajiban jangka panjangnya.

    b. Kemampuan keseluruhan dana yang dialokasikan koperasi

    untuk menjamin keseluruhan hutang menunjukkan keadaan

    yang kurang baik dalam menggunakan dana yang dimiliki,

  • 61

    terlihat dari semakin meningkatnya rasio hutang, tetapi

    kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka panjang

    dapat terpenuhi karena total asset yang dimiliki besarnya

    melebihi dari total kewajibannya.

    c. Dari hasil aspek rentabilitas yaitu kemampuan koperasi dalam

    menghasilkan keuntungan dengan modal yang dioperasikannya,

    menunjukkan perkembangan yang kurang khususnya terlihat

    pada nilai ATO yang tiap tahunnya mengalami penurunan. Hal

    ini berarti kemampuan dalam perputaran modal koperasi

    2. Selama empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2004 sampai 2007,

    berdasarkan standar penilaian dinas koperasi koperasi karyawan

    Indra PT. Boma Bisma Indra masuk dalam kriteria yang ketiga

    yaitu koperasi memiliki nilai yang berkisar antara 55-69 dengan nilai

    C. Untuk masing-masing tahun adalah 60,71 pada tahun 2004 dan

    pada tahun 2005 sampai tahun 2007 mempunyai nilai yang sama

    yaitu 64,29. artinya koperasi masih belum cukup berhasil karena

    untuk aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas yang dilihat pada

    nilai ATOnya masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

    Yang mana dapat disimpulkan koperasi dinilai cukup berhasil

    disebabkan karena nilai likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari

    tahun 2004 sampai tahun 2007. Nilai Likuiditasnya 0, nilai

    solvabilitasnya sendiri juga sama yaitu 0, dan nilai rentabilitas yang

    dilihat dari nilai ATO adalah 50.

  • 62

    B. Saran-saran

    Baik beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh pengurus dalam

    pengelolaan usahanya agar lebih baik lagi dimasa yang akan datang, yaitu:

    1. Untuk dapat memperbaiki tingkat keberhasilannya sesuai dengan

    standar penilaian dinas koperasi, maka koperasi dapat memperbaiki

    likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya yang dilihat pada nilai ATO

    perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi dalam penggunaan aktiva dalam

    membiayai kegiatan koperasi dan dapat menghasilkan volume

    usahanya

    2. Kemampuan managerial dari pengelola koperasi perlu diperhatikan

    dan ditingkatkan dalam pengelolaan dana koperasi agar dana lebih

    produktif lagi dalam penggunaannya.

    3. Meningkatkan peran serta anggota dalam bertransaksi dengan

    koperasi agar koperasi dapat lebih berprestasi dan lebih baik lagi.

    4. Hendaknya dilakukan analisa terhadap laporan keuangan baik itu

    analisa likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitasnya untuk mengetahui

    semakin efektif tidaknya atau berhasil tidaknya manajemen koperasi

    yang ada untuk prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang.