PENDAHULUAN
Transcript of PENDAHULUAN
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 1/9
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sindrom kompartemen (CS) adalah sebuah kondisi yang mengancam anggota tubuh dan
jiwa ; yang dapat diamati ketika tekanan perfusi dibawah jaringan yang tertutup, mengalami
penurunan. Secara tegas, saat sindrom kompartemen tidak teratasi maka tubuh akan mengalami
nekrosis jaringan ; gangguan fungsi yang permanen dan jika semakin berat ; dapat terjadi gagal
ginjal dan kematian.
Konsekuensi dari terlewatnya pemeriksaan dapat meningkatkan tekanan
intrakompartemen yang dijelaskan secara lengkap oleh Richard Von Volkman. Pada tahun 1872,
beliau mempublikasikan mengenai fraktur suprakondilar akan diikuti oleh trauma pada syaraf
dan kontraktur akibat kompartemen sindrom. Trauma tersebut dikenal sebagai kontraktur
Volkmann.
Walaupun fraktur pada tulang panjang merupakan penyebab tersering dari kompartemen
sindrom, trauma lainnya juga dapat menjadi penyebabnya. Sekitar 50 tahun setelah Von
Volkman menggemukakan gambarannya, Jepson menggambarkan percobaannya mengenai
kontraktur iskemi pada paha anjing bagian belakang dikarenakan hipertensi yang terjadi karena
obstruksi vena.Pada tahun 1941, Bywaters dan Beall saat bekerja menangani korban di Blitz
London, melaporkan mengenai trauma karena tabrakan secara signifikan. Kedua perintis ini
mengungkapkan mekanisme dan konsekuensi dari sindrom kompartemen. Tahun 1970-an,
pentingnya mengukur tekanan intrakompartemen menjadi jelas.
Owen et al menerbitkan serangkaian artikel yang menggambarkan penggunaan tekanan
sumbu kateter untuk pengukuran dan kemudian dapat mendokumentasikan tekanan
kompartemen yang tinggi dalam berbagai keadaan. Hampir bersamaan, Matsen menerbitkan
temuan-temuan, yang sering dipakai dalam literature sekarang.
Lokasi yang dapat mengalami sindrom kompartemen telah ditemukan di : tangan, lengan
bawah, lengan atas, perut, pantat, dan seluruh ekstremitas bawah. Hampir semua cedera dapat
menyebabkan sindrom ini, termasuk cedera akibat olahraga berat. Hal yang paling penting dokter
didesak untuk selalu waspada ketika berhadapan dengan keluhan nyeri pada ekstremitas.
1
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 2/9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Sindroma kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi penekanan
terhadap syaraf, pembuluh darah dan otot didalam kompatement osteofasial yang
tertutup. Hal ini mengawali terjadinya peningkatan tekanan interstisial, kurangnya
oksigen dari penekanan pembuluh darah, dan diikuti dengan kematian jaringan. Dapat
dibagi menjadi akut, subakut dan kronik.
B. Anatomi
Kompartemen osteofasial merupakan ruangan yang berisi otot, syaraf dan pembuluh
darah yang dibungkus oleh tulang dan fasia serta otot-otot yang masing-masing dibungkus oleh
epimisium.
Secara anatomi, sebagian besar kompartemen terletak dianggota gerak. Berdasarkan
letaknya, kompartemen terdiri dari beberapa macam, antara lain:
1. Anggota gerak atas
a. Lengan atas : terdapat kompartemen anterior dan posterior
b. Lengan bawah : terdapat tiga kompartemen , yaitu flexor superfisial, fleksor profundus
dan ekstensor
2. Anggota gerak bawah
a. Tungkai atas; terdapat tiga kompartemen, yaitu : anterior, medial dan posterior
b. Tungkai bawah : tedapat empat kompartemen, yaitu : kompartemen anterior, lateral,
posterior superfisial, dan posterior profundus
Sindrom kompartemen paling sering terjadi pada daerah tungkai bawah ( yaitu
kompartemen anterior, lateral, posterior superfisial dan posterior profundus) serta lengan atas
(kompartemen volar dan dorsal).
2
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 3/9
C. Patofisiologi
Patofisiologi sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang
menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler, dan nekrosis
jaringan lokal yang disebabkan hipoksia.
Tanpa memperhatikan penyebabnya, peningkatan tekanan jaringan menyebabkan
obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan secara terus menerus
menyebabkan tekanan arteriolar intramuskuler bawah meninggi. Pada titik ini, tidak ada lagi
darah yang akan masuk ke kapiler sehingga menyebabkan kebocoran ke dalam kompartemen,
yang diikuti oleh meningkatnya tekanan dalam kompartemen.
Penekanan terhadap saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Metsen
mempelihatkan bahwa bila terjadi peningkatan intrakompartemen, tekanan vena meningkat.
Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen
juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia jaringan (pale). Jika hal ini terus berlanjut, maka
terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan menyebabkan kerusakan ireversibel komponen
tersebut.
Terdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom yaitu, antara
lain:
a. Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemen
b. “Theori of critical closing pressure.”
Hal ini disebabkam oleh diameter pembuluh darah yang kecil dan tekanan mural arteriol
yang tinggi. Tekanan trans mural secara signifikan berbeda ( tekanan arteriol-tekanan\jaringan),
ini dibutuhkan untuk memelihara patensi aliran darah. Bila tekanan tekanan jaringan meningkat
atau tekanan arteriol menurun maka tidak ada lagi perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini
dinamakan dengan tercapainya critical closing pressure. Akibat selanjutnya adalah arteriol akan
menutup.
3
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 4/9
c. Tipisnya dinding vena
Karena dinding vena itu tipis, maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan vena maka
ia akan kolaps. Akan tetapi bila kemudian darah mengalir secara kontinyu dari kapiler maka,
tekanan vena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan sehingga drainase vena terbentuk
kembali.
McQueen dan Court-Brown berpendapat bahwa perbedaan tekanan diastolik dan tekanan
kompartemen yang kurang dari 30 mmHg mempunyai korelasi klinis dengan sindrom
kompartemen.
Patogenesis dari sindroma kompartemen kronik telah digambarkan oleh Reneman. Otot
dapat membesar sekitar 20% selama latihan dan akan menambah peningkatan sementara dalam
tekanan intra kompartemen. Kontraksi otot berulang dapat meningkatkan tekanan intamuskular
pada batas dimana dapat terjadi iskemia berulang.
Sindroma kompartemen kronik terjadi ketika tekanan antara kontraksi yang terus –
menerus tetap tinggi dan mengganggu aliran darah. Sebagaimana terjadinya kenaikan tekanan,
aliran arteri selama relaksasi otot semakin menurun, dan pasien akan mengalami kram otot.
Kompartemen anterior dan lateral dari tungkai bagian bawah biasanya yang kena.
D. Frekuensi
1. Mortalitas/ Morbiditas
Kompartemen sindrom tergantung dari dua hal :
- Diagnosis , dan
- Waktu antara terjadinya cidera sampai dilakukan penangan
Rorabeck dan Macnab melaporkan keberhasilam dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah
6 jam.
2. Jenis Kelamin
4
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 5/9
Hasil penelitian study kasus oleh McQueen, sindrom kompartemen didiagnosa lebih sering
pada laki-laki dibanding perempuan. Hal ini dikarenakan kebanyakan pasien trauma adalah
laku-laki.
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu:
1. Pain (nyeri) : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena, ketika
ada trauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting. Terutama jika
munculnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik (pada anak-anak tampak semakin
gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya). Otot yang tegang pada
kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering.
2. Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut.
3. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
4. Parestesia (rasa kesemutan)
5. Paralysis : Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.
Sedangkan pada kompartemen syndrome akan timbul beberapa gejala khas, antara lain:
1. Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat olehraga. Biasanya setelah berlari atau
beraktivitas selama 20 menit.
2. Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat 15-30 menit.
3. Terjadi kelemahan atau atrofi otot.
5
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 6/9
F. Diagnosis
Selain melalui gejala dan tanda yang ditimbulkannya, penegakan diagnosa kompartemensyndrome dilakukan dengan pengukuran tekanan kompartemen. Pengukuran intra kompartemen
ini diperlukan pada pasien-pasien yang tidak sadar, pasien yang tidak kooperatif, seperti anak-
anak, pasien yang sulit berkomunikasi dan pasien-pasien dengan multiple trauma seperti trauma
kepala, medulla spinalis atau trauma saraf perifer.
Tekanan kompartemen normalnya adalah 0. Perfusi yang tidak adekuat dan iskemia
relative ketika tekanan meningkat antara 10-30 mmHg dari tekanan diastolic. Tidak ada perfusi
yang efektif ketika tekanannya sama dengan tekanan diastolik.
G. Diagnosis Banding
- Selulitis
- Coelenterate dan Jellyfish Envenomations
- Deep Venous Trombosis dan Thrombophlebitis
- Gas Ganggrene
- Necrotizing Fasciitis
- Peripheral Vascular Injuries
- Rhabdomyolis
H. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Imaging
6
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 7/9
Rontgen
USG
Pemeriksaan lainnya:
- Pengukuran tekanan kompartemen
(Picture of compartment pressure measuring device for use when commercial devices are
unavailable)
- Pulse oximetry
Sangat membantu dalam mengidentifikasi hipoperfusi ekstremitas namun tidak cukup sensitive.
I. Tata Laksana
Berdasarkan pembagiannya : akut, subakut dan kronik.
- Akut
Hal yang darurat dan membutuhkan penanganan bedah yang segera, untuk mengembalikan
tekanan kompartemen kembali normal yaitu dengan Fasciotomi.Sindrom kompartement terjadi karena perdarahan yang terjadi dapat pada tungkai atas maupun
bawah dan harus segera ditangani dengan pembebasan pembuluh darah karena terjadi hematom
dalam otot. Hematom ini akan menimbulkan tekanan melingkar di sepanjang jalur arteri dalam
bungkus fasia otot yang utuh. Ekstremitas akan tampak tegang dan membengkak, disertai
iskemia daerah distal. Komplikasi ini ditanggulangi dengan fasciotomi sepanjang kompartement
otot.
Fasciotomi dengan cara pembebasan pembuluh darah melalui reposisi luksasi atau patah
tulang atau dekompresi.
- Subakut : tatalaksana sama dengan kompartemen sindrom akut
- Kronik
7
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 8/9
Biasa terjadi pada tungkai bagian bawah yang dapat ditata laksana dengan conservative atau
bedah.
Penanganan konservativ meliputi :
- Istirahat
- Antiinflamasi
- Menempatkan kaki setinggi jantung dan dekompresi manual
Pada kasus-kasus yang gejala klinisnya sudah jelas , kondisi harus ditangani dengan prosedur
pembedahan, fasciotomi subkutaneus, atau fasciotomi terbuka.
Apabila tidak dapat ditangani, kronik dapat menjadi akut. Komplikasi yang mungkin terjadi pada
kompartemen sindrom kronik dapat menjadi insufisiensi vena kronik.
J. Pengobatan
- Manitol
Penggunaan manitol dapat mengurangi tekanan kmpartemen. Manitol mereduksi edema
seluler, dengan memproduksi kembali energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot
yang nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebas.
- HBO ( Hyperbaric oxygen) : merupakan pilihan yang logis untuk kompartemen sindrom
berkaitan dengan ischemic injury. HBO memiliki banyak manfaat, antara lain : dapat
mengurangi pembengkakan melalui vasokonstriksi oleh oksigen dan mendukung
penyembuhan jaringan. Mekanismenya ialah ketika tekanan perfusi rendah, oksigen dapat
diterima sehingga dapat terjadi penyembuhan jaringan.
K . Komplikasi
- Tekanan yang tidak dapat teratasi dapat terjadi necrosis jaringan, semenjak perfusi kapiler
mengalami gangguan dapat meningkatkan hypoksia pada jaringan. Hal ini dapat meningkatkan
8
5/9/2018 PENDAHULUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-559bf58a8476b 9/9
Volkman contracture. Bila semakin parah tidak teratasi maka akan terjadi rhabdomyolis dan
kidney Failure.
- Sindrom kompartemen dapat mengalami komplikasi antara lain :
1. Kerusakan syaraf yang permanen
2. Infeksi
- Sepsis
- Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
3. Deformitas kosmetik akibat fasciotomi
4. Kehilangan anggota tubuh
5. Kematian
L. Prognosis
Prognosis bisa baik sampai buruk, tergantung :
- Seberapa cepat penanganan kompartemen sindrom dilaksanakan
- Bagaimana komplikasi dapat terbentuk.
9