PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan...

97
Sekretariat Jenderal Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian (2015-2019) mengacu pada paradigma pertanian untuk pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan berkelanjutan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata). Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan Pertanian Indonesia yang Maju, Bermartabat, Mandiri, Adil dan Makmur. NAWA CITA sebagai agenda prioritas Kabinet Kerja (2015-2019) mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal : (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Berdasarkan NAWACITA dan Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for Development) tersebut, maka sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah (1) Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan daging, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan kesejahteraan keluarga petani, serta

Transcript of PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan...

Page 1: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian (2015-2019) mengacu pada paradigma pertanian untuk

pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai

penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup

transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola

pembangunan berkelanjutan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor pertanian

mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan

pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai

sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi

strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial

(kemiskinan, keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata

(agrowisata). Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci

utama keberhasilan dalam mewujudkan Pertanian Indonesia yang Maju, Bermartabat, Mandiri,

Adil dan Makmur.

NAWA CITA sebagai agenda prioritas Kabinet Kerja (2015-2019) mengarahkan

pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia

sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara

berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal :

(1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan

secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama

pembangunan pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari

swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah dan daya

saing usaha pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Berdasarkan NAWACITA dan Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for

Development) tersebut, maka sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah

(1) Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan

daging, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah

dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan

bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan kesejahteraan keluarga petani, serta

Page 2: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 2

(6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik.

Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun dan

melaksanakan 7 (tujuh) Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan

Pangan (P3KP) yang meliputi : (1) peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, (2)

peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, (3) pengembangan dan perluasan logistik

benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan dan penguatan

pembiayaan, (6) pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7)

penguatan jaringan pasar produk pertanian.

Permasalahan fundamental yang dihadapi sektor pertanian dalam mencapai sasaran

strategis tersebut mencakup beberapa aspek seperti : kerusakan lingkungan dan perubahan iklim,

infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; kepemilikan lahan; sistem perbenihan dan

perbibitan nasional; akses petani terhadap permodalan, kelembagaan petani dan penyuluh;

keterpaduan antar sektor, dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian.

Sekretariat Jenderal sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Pertanian mempunyai

peran sebagai administrator dan koordinator pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian

Pertanian. Dengan demikian peran dan tugas tersebut memerlukan upaya yang dinamis dan

proaktif guna memastikan tuntutan tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan tepat waktu,

tepat sasaran dan tepat guna. Sekretariat Jenderal selama periode 2015-2019, mempunyai

tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian.

Dalam melakukan fungsi administratif dan koordinatif ini, disusun Rencana Strategis

(Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019 sebagai acuan bagi unit kerja di bawahnya

dalam menyusun rencana kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dokumen Renstra

Sekretariat Jenderal antara lain memuat visi, misi, analisis perkembangan strategik, tujuan

dan sasaran, strategi serta penjabaran program kerja pada setiap Biro dan Pusat di lingkup

Sekretariat Jenderal setiap tahun dalam periode pembangunan pertanian Tahun 2015-2019.

Guna memperoleh gambaran capaian kinerja Sekretariat Jenderal dalam menjalankan tugas

dan fungsinya pada Tahun 2016, maka disusunlah Buku Laporan Tahunan Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2016.

Page 3: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 3

1.2. Visi dan Misi

Pembangunan pertanian harus dipandang sebagai upaya untuk memperkokoh pilar

kelangsungan hidup Bangsa dan Negara Indonesia. Untuk itu pembangunan pertanian harus

memliliki visi yang dapat menggambarkan kondisi dan sosok pertanian yang ingin dicapai

pada masa yang akan datang. Kementerian Pertanian telah menetapkan Visi Pembangunan

Pertanian, yaitu :

“Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut Kementerian Pertanian

mempunyai semboyan :

“Petani Sejahtera Negara Berjaya”

Dengan mengacu pada visi Kementerian Pertanian tersebut, maka visi Sekretariat Jenderal,

Kementerian Pertanian adalah :

“Menjadi Lembaga Manajemen dan Pelayanan Teknis Pembangunan Pertanian

yang terkemuka”.

Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, Misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian adalah :

1. Mewujudkan sistem manajemen pembangunan pertanian yang efektif, efisien dan

akuntabel

2. Memberikan pelayanan administrasi dan teknis pembangunan pertanian yang cepat,

tepat, mudah dan sederhana

3. Menerapkan prinsip good governance dan clean governance

1.3. Tujuan dan Sasaran Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal, maka tujuan yang akan dicapai oleh

Sekretariat Jenderal periode 2015-2019 adalah menyelenggarakan manajemen dan

pelayanan teknis pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata

Page 4: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 4

penyelenggaraan dan kewenangan untuk mewujudkan Kementerian Pertanian sebagai

organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Sebagai dukungan terhadap hal tersebut,

tujuan yang akan dicapai Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Mengembangan sistem perencanaan yang lebih efektif untuk mendukung pencapaian

visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan pertanian.

2. Mengembangkan sistem informasi yang handal dan pelayanan data pertanian yang

lengkap, akurat, terbarui dan tepat waktu.

3. Menyelenggarakan pelayanan hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan

Perizinan yang transparan dan akuntabel

4. Mengembangkan sistem manajemen kerjasama yang efektif

5. Memberikan dukungan regulasi dalam pelaksanaan pembangunan pertanian.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran program dan Kegiatan

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Sasaran Program Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian adalah ”Meningkatnya kualitas pelaksanaan kegiatan Kementerian

Pertanian melalui dukungan koordinasi, perencanaan, pembinaan, kerjasama luar negeri,

pelayanan administrasi dan teknis lainnya”. Adapun sasaran kegiatannya adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan perencanaan;

2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset negara;

3. Terpenuhinya peraturan perundang-undangan dan menurunnya permasalahan hukum

bidang pertanian;

4. Meningkatny intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui

forum bilateral, regional dan multilateral;

5. Meningkatnya kualitas pelayanan teknis hukum perlindungan varietas tanaman;

6. Terwujudnya reformasi birokrasi dalam sistem informasi pertanian;

7. Meningkatnya kualitas layanan data dan sistem informasi pertanian;

8. Terinformasinya program pembangunan pertanian melalui berbagai jenis media.

Page 5: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 5

1.4. Ruang Lingkup

Buku Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal ini memuat informasi mengenai perencanaan

dan strategis, upaya-upaya yang telah dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai, pengelolaan

anggaran, keragaan SDM dan aset yang dimiliki oleh Sekretariat Jenderal Kementerian

Pertanian Tahun 2016.

2.5. Strategi

Untuk mewujudkan sasaran dan tujuan sesuai Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka

beberapa strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Penguatan sistem perencanaan yang terintegrasi dan terkoordinasi pada semua

pemangku kepentingan Pusat dan Daerah.

2. Peningkatan kualitas penyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian yang

sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan kewenangan.

3. Peningkatan kualitas regulasi dan pelayanan bantuan hukum.

4. Peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kualitas kerja.

5. Peningkatan kualitas pengelolaan kearsipan, ketatausahaan dan layanan pengadaan

barang/jasa.

6. Peningkatan kerjasama luar negeri bidang pertanian melalui forum bilateral, regional

dan multilateral.

7. Peningkatan kualitas pengelolaan hubungan masyarakat, hubungan antar lembaga

dan informasi publik bidang pertanian.

8. Pengembangan sistem dan jaringan Informasi pertanian guna perolehan data yang

akurat, terbarui dan tepat waktu.

9. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi dan perizinan pertanian.

2.6. Arah Kebijakan

Dalam mendukung pembangunan pertanian yang kuat, inklusif dan berkelanjutan seperti

yang tercantum pada Tema RPJM 2015-2019, Sekretariat Jenderal dalam melaksanakan

program dan kegiatan yang bersifat manajerial dilakukan dengan membangun dan

mengembangkan organisasi, sistem admnistrasi dan manajemen pembangunan pertanian

yang sesuai azas “clean governance dan good governance”. Manajemen modern menuntut

setiap unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal mempunyai Rencana Strategis sebagai landasan

bagi pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan mengantisipasi perkembangan masa depan,

Page 6: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 6

sekaligus sebagai sarana untuk melakukan pemantauan, evaluasi dan pengawasan. Isu-isu

strategis yang perlu mendapatkan penanganan prioritas selama periode 2015-2019 antara

lain :

1. Efektivitas sistem perencanaan nasional dalam mendukung pencapaian tujuan dan

sasaran pembangunan pertanian yang terlalu berorientasi pada pendekatan sub-

sektor dan komoditas.

2. Komitmen terhadap reformasi birokrasi untuk meningkatkan efektivitas

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pertanian yang bersih, akuntabel,

efektif, efisien menuju pelayanan berkualitas yang didukung dengan sistem

rekruitmen pejabat dan pegawai melalui seleksi ketat untuk memperoleh pegawai dan

pejabat yang berkualitas dan kompeten. Disamping itu, penilaian kinerja pegawai

tidak lagi didasarkan pada DP3 namun didasarkan pada Sasaran Kinerja Pegawai

(SKP).

3. Kompleksitas permasalahan yang dihadapi birokrasi saat ini, memerlukan

penanganan, solusi dan kebijakan maupun legislasi yang dapat memberikan iklim

yang kondusif dalam bekerja. Untuk itu, regulasi yang berkualitas sangat dibutuhkan

untuk melahirkan komitmen kuat dalam pembangunan pertanian.

4. Keberadaan kelembagaan disesuaikan kebutuhan organisasi lingkup Kementerian

Pertanian dengan mempertimbangkan kebutuhan di lapangan.

5. Kualitas SDM yang perlu dikelola dan ditingkatkan untuk mengisi organisasi dengan

personel yang handal dalam menguasai teknologi informasi dan inovasi.

6. Keragaan dan fungsi koordinasi, pembinaan dan pelayanan terhadap pembangunan

pertanian di Pusat dan Derah.

7. Akuntabilitas kinerja terakit dengan pengembangan manajemen pembangunan

pertanian.

8. Perubahan pola pikir dan budaya kerja yang berorientasi output yang berkualitas.

Page 7: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 7

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BIRO/PUSAT LINGKUP

SEKRETARIAT JENDERAL

2.1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor : 24 Tahun 2010, pasal 274 Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Sekretariat

Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1. Koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian;

2. Koordinasi dan pembinaan penyusunan rencana program dan kegiatan Kementerian

Pertanian;

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian

Pertanian;

4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan

hubungan masyarakat;

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;

6. Penyelenggaran pengelolaan aset barang milik/kekayaan negara; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian.

Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal tersebut, secara struktural telah dibagi habis ke

dalam tugas Biro-Biro, yang terdiri dari:

a. Biro Perencanaan;

b. Biro Organisasi dan Kepegawaian;

c. Biro Hukum;

d. Biro Keuangan dan Perlengkapan;

e. Biro Umum dan Pengadaan;

f. Biro Kerja Sama Luar Negeri

g. Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik;

Page 8: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 8

Selain itu Sekretariat Jenderal mempunyai kewenangan pembinaan administratif terhadap

Pusat-Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.

Adapun Pusat-Pusat tersebut terdiri dari:

1. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian;

2. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Investasi Pertanian;

3. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian;

4. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Struktur organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 9: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 9

2.2. Struktur Organisasi Biro perencanaan

Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2.3. Struktur Organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian

Gambar 3. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 10: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 10

2.4. Struktur Organisasi Biro Hukum

Gambar 4. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2.5. Struktur Organisasi Biro Keuangan dan perlengkapan

Gambar 5. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 11: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 11

2.6. Struktur Organisasi Biro Umum dan pengadaan

Gambar 6. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2.7. Struktur Organisasi Biro Keriasama Luar Negeri

Gambar 7. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 12: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 12

2.8. Struktur Organisasi Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik

Gambar 8. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2.9. Struktur Organisasi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Gambar 9. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 13: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 13

2.10. Struktur Organisasi Pusat perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan pertanian

Gambar 10. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2.11. Struktur Organisasi pusat perpustakaan dan Penyebaran Teknologi pertanian

Gambar 11. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 14: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 14

2.12. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Gambar 12. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 15: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 15

BAB III

CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIRO/PUSAT

LINGKUP SEKRETARIAT JENDERAL

Untuk mewujudkan Visi dan Misi serta Tujuan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian,

maka dilaksanakan program dan kegiatan yang menghasilkan output, outcome, benefit dan

manfaat dari penyelenggaraan pelayanan manajemen dan pelayanan teknis pembangunan

pertanian yang sejalan dengan prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan kewenangan

untuk mewujudkan Kementerian Pertanian sebagai organisasi yang efektif, efisien, dan

akuntabel.

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

3.1. Koordinasi dan pembinaan perencanaan Kementerian Pertanian

Pelaksanaan program dan kegiatan fungsi perencanaan Tahun 2016 yang dilakukan oleh Biro

Perencanaan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

3.1.1. Capaian Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Wilayah

Pada tahun 2016 kinerja perencanaan wilayah ditargetkan 14 dokumen namun karena

adanya pemotongan anggaran maka capaianya 13 dokumen. Capaian kegiatan dimaksud

diantaranya:

1) Penguatan Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Mendukung Swasembada

Pangan

Hasil dari analisis pemetaan kawasan pertanian yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal

bekerjasama dengan Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, yang diakomodir

dalam website SIKP, yaitu Atlas Peta Potensi Pengembangan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai,

dan Ubi Kayu Nasional skala 1:250.000 dan skala 1:50.000. Pembangunan website SIKP ini

dilakukan Tim SIKP yang terdiri dari Biro Perencanaan, Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian (Pusdatin), Pusat Sosial Ekonomi dan Kabijakan Pertanian (PSEKP), serta dari Balai

Page 16: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 16

Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).

2) Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Sebagaimana amanat Permentan 50/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian, provinsi berkewajiban menyusun Masterplan Kawasan Pertanian dan kabupaten

berkewajiban menyusun Action Plan Kawasan Pertanian dengan mengacu pada Masterplan

yang telah disusun oleh provinsi.

Selanjutnya dalam rangka mempercepat penyusunan Masterplan dan Action Plan tersebut,

diselenggarakan workshop finalisasi Juknis Penyusunan Masterplan dan Juknis Penyusunan

Action Plan di Malang pada tanggal 21-22 Juli 2016, Workshop Action Plan Kawasan Padi,

Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu di Yogykarta pada tanggal 21-2 Juni 2016. Termasuk dalam

Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah

melakukan sosialisasi hasil pemetaan kawasan pertanian ke beberapa provinsi.

Dengan sosialisasi maupun workshop diharapkan SKPD lingkup pertanian di Provinsi dan

Kabupaten/Kota mampu mengawal penyusunan perubahan Peraturan Daerah tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Peraturan Daerah tentang Penetapan lokasi Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dengan mempertimbangkan Peta Potensi

Pengembangan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Skala 1:250.000 dan skala

1:50.000 serta Peta Potensi dan Pengembangan Kawasan Karet, Kopi, Kakao, Kelapa, Pala

dan Cengkeh Skala 1:250.000 yang telah disusun.

Selanjutnya kepada Bappeda Provinsi dan Kabupaten Kota dapat mengkoordinasikan

Page 17: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 17

penyusunan Masterplan, terutama dalam mensinkronisasikan peta spasial tematik dan

program lintas sektor yang ada di daerah sebagai dukungan untuk meningkatkan akurasi

perencanaan spasial pengembangan kawasan pertanian, terutama dalam mendetailkan posisi

kawasan pertanian di dalam rencana struktur ruang dan pola ruang di daerah.

3) Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan Tanaman Pangan dan

Hortikultura.

Hasil dari koordinasi ini yaitu telah diterbitkan:

a) Permentan Nomor: 56/Permentan/RC.040/11/2016 tentang Pedoman Pengembanagn

Kawasan Pertanian, tanggal 29 November 2016 dan telah diundangkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1832; serta

b) Kepmentan Nomor: 830/Kpts/RC/040/12/2016 tentang Lokasi Pengembangan

Kawasan Pertanian Nasional, tanggal 19 Desember 2016.

Selanjutnya dalam rangka implementasi pengembangan kawasan pertanian, perlu diinisiasi

pilot project berbasis komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan

pada tahun 2017.

4) Basis Data Kawasan Perkebunan

Kegiatan ini melaksanakan sosialisasi bahan peta/atlas kawasan perkebunan skala 1:250.000

untuk Jawa dan Sumatera, dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 9-11 November 2016.

Peserta yang diundang adalah Dinas Perkebunan se-Jawa dan Sumatera dan hampir seluruh

undangan mengirimkan perwakilannya.

Sosialisasi peta/atlas kawasan perkebunan skala 1:250.000 bertujuan untuk memberikan

informasi kepada Satker Provinsi bahwa, sudah ada peta/atlas kawasan perkebunan skala

1:250.000 sehingga diharapkan Satker Provinsi untuk membuat masterplan sesuai dengan

peta/atlas kawasan perkebunan tersebut karena masterplan akan menjadi dasar daerah

dapat mengajukan e-proposal tahun 2018 yang akan dibuka pada awal tahun 2017.

5) Penyusunan Rancang Bangun Model Pembangunan Pertanian di Kawasan Perbatasan.

Penyusunan rancang bangun model pembangunan pertanian di kawasan perbatasan

dilakukan di Kabupaten Merauke, Papua pada tanggal 9-12 Mei 2016 di Merauke dengan

peserta dari Bappeda dan Dinas Pertanian 17 Kabupaten Perbatasan. Diharapkan kegiatan ini

dapat meningkatkan ekspor produk pertanian ke Negara Papua New Guinea.

Page 18: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 18

Kedua dilaksanakan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 18-20 Agustus 2016

dengan hasilnya adalah :

a) sektor pertanian yang akan dilakukan adalah pengembangan sistem atau model usaha

pertanian (terpadu) berdimensi kawasan dan multi sasaran. Sasaran akhirnya adalah

ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani

b) Penyusunan dan penetapan rancang bangun model di masing-masing lokasi dan

pemilihan alternatif/calon lokasi pilot project ditetapkan bersama oleh Pusat

c) Dasar utama penyusunan model rancang bangun model masing-masing lokasi serta 4

lokasi sebagai pilot project adalah identifikasi potensi sumber daya, tantangan dan

permasalahan pembangunan pertanian di masing-masing lokasi

Selanjutnya rapat koordinasi pembangunan pertanian membahas kawasan perbatasan

dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2016 di Auditorium Kantor Pusat Kementerian

Pertanian yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati dan Bappeda dan SKPD Lingkup Pertanian di

Daerah Perbatasan dengan Narasumber Menteri Pertanian, Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Asisten Teritorial Kasad. Hasil dari rakor adalah

kesepakatan bersama (MoU) antara Menteri Pertanian, Menteri Desa, pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Asisten Teritorial Kasad

dan Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).

6) Pembangunan Pertanian di Daerah Tertinggal dan Wilayah Khusus

Workshop dilaksanakan di Bali pada tanggal 27-28 Juni 2016 dengan peserta dari Indonesia

Bagian Timur, dan hasilnya adalah :

a) Diharapkan adanya sinergi dalam perencanaan program dan dari Kemenko PMK,

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian

Pertanian ditingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa untuk percepatan pembangunan

daerah tertinggal melalui Dana Tugas Pembantuan yang dilakukan sebelum

Musrenbangnas.

b) Tematik yang terintegrasi pembangunan daerah tertinggal sebaiknya dikoordinasikan

oleh Kemenko PMK dan Kemendesa untuk membuat masterplan dan Kementerian

Pertanian akan mengisi substansi teknis di lapangan

Page 19: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 19

7) Penguatan Basis Data Kawasan Peternakan

Capaian dari ini adalah adanya data eksisiting maupun potensi yang terkait dengan

pembangunan pertanian khususnya peternakan di lingkup Kementerian Pertanian komoditas

sapi potong. meliputi terselengaranya Rapat-rapat koordinasi rutin dan insidentil dalam

bentuk rapat di kantor dan konsinyasi, telah terlaksanaya upervisi, terkumpulnya data dan

informasi di pusat dan daerah serta menghadiri undangan pertemuan tingkat nasional dan

regional dalam rangka koordinasi pelaksanaan program dan lintas sektoral dan lintas jenjang

pemerintahan yang terkait pengembangan kawasan pertanian khususnya peternakan.

Output telah terselesaikannya Peta Atlas Potensi Kawasan Peternakan potong Skala

1:250.000 dan telah diekspose ke Instansi/lembaga terkait yang berhubungan dengan sub-

sektor peternakan, dan dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam

penyusunan perencanaan dan kebijakan baik oleh pimpinan di tingkat pusat maupun tingkat

daerah.

8) Dokumen Koordinasi Peningkatan Efisiensi Sistem Rantai Pasok Komoditas Peternakan

Capaian dari ini adalah adanya identifikasi dan analisis permasalahan secara mendalam

kondisi kelembagaan, rantai pemasaran peternakan sapi potongdisentral produksi. Hasil

identifikasi dan analisis permasalahan adalah kondisi kelembagaan peternak dalam

memperoleh pemasaran output berupa ternak hidup dan atau karkas di kawasan peternakan,

mekanisme organisasi kerja

sama kelembagaan

penyediaan input dan

pemasaran output yang

didukung dengan "kandang

komunal" peternak dalam

rangka meningkan efisiiensi

produksi. Untuk menjamin

keberlajutan rantai pasok,

maka diperlukan peningkatan

kapasitas daya dukung pakan khususnya hijauan sehingga carying capacity dapat

ditingkatkan, agar mampu mendukung peningkatan populasi ternak penentuan harga dasar

sapi potong berdasarkan bobot hidup, juga penentuan harga dasar dikawasan produsen dan

konsumen sehingga berlaku adil dan terjadi. Langkah pengadaan kapal khusus ternak ”Tol

Page 20: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 20

Laut” adalah sangat tepat disamping mampu mempertahankan penurunan bobot badan

selama perjalanan. Dalam kajian ini melibatkan Tim dari Biro Perencanaan dan Peneliti

Puslitbangnak Bogor, hasil dari kajian yang telah dianalisis dan telah diekspose di Hotel Salak

Tower Bogor yang dihadiri oleh Biro Perencanaan, Ditjen Peternakan, Ditjen Perkebunan,

PSE-KP Bogor, Puslitbangnak Bogor, Asosiasi Petani Sawit Indonesia, Kementerin

Perhubungan, PT. Pelni, Kemendag, yang selanjutnya laporan hasil kajian dapat dijadikan

sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan

baik oleh pimpinan di tingkat pusat maupun tingkat daerah.

9) Dokumen Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu (Pola Integrasi)

Capaian dari ini adalah didapatkannya gambaran dan informasi pemeliharaan sapi pada

usaha integrasi sawit sapi sebagian besar (73-87 persen) semi intensif, yaitu siang

digembalakan dan malam dikandangkan, masalah dan kendala dalam pengembangan usaha

integrasi sawit sapi dapat bersumber dari berbagai pihak dan kondisi setempat. Potensi

mengembangkan sapi potong masih cukup besar, jika 10 persen saja kebun kelapa sawit

yang dimanfaatkan hampir semua kabupaten masih dapat menampung sapi potong dengan

jumlah yang bervariasi, tergantung pada luas perkebunan kelapa sawit yang ada, kecuali

Kabupaten Kerinci, Kabupaten OKU dan Empat Lawang dan Kabupaten Murung Raya, sekitar

80-100 persen peternak menggunakan kawin alam dengan cara bebas, ada juga yang

melakukan dengan IB. Pada tingkat KTT (Kelompok Tani Ternak) usaha integrasi sawit-sapi

mengurangi biaya pakan dan tenaga kerja serta biaya pembersihan dan pemupukan lahan

dengan kondisi produksi stabil bahkan meningkat pada usaha kebun kelapa sawit. Reproduksi

sapi milik peternak prosentase kelahiran pedet terhadap jumlah indukan sebesar 33,3-66,7 %

pada usaha pembibitan tingkat KTT

(Kelompok Tani Ternak) masih

belum untung, karena diharap setiap

induk dalam satu tahun melahirkan

satu anak atau setidaknya mencapai

angkat diatas 75 persen. Oleh

sebab itu, Program Sapi induk wajib

bunting (Siwab) perlu disinergiskan

Page 21: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 21

dengan Program atau Integrasi sawit-sapi. Dalam penelitian ini melibatkan Tim dari Biro

Perencanaan dan Pusat Sosila Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, hasil dari kajian yang

telah dianalisis dan telah diekspose di Hotel Salak Tower Bogor yang dihadiri oleh Biro

Perencanaan, Ditjen Peter----nakan, Ditjen Perkebunan, PSE-KP Bogor, Puslitbangnak Bogor,

Asosiasi Petani Sawit Indonesia, Kementerin Perhubungan, PT. Pelni, Kemendag, yang

selanjutnya laporan hasil kajian dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pertimbangan

dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan baik oleh pimpinan di tingkat pusat maupun

tingkat daerah

10) Pengembangan Decision Suport System (DSS) Perencanaan Pembangunan Pertanian

Capaian dari kegiatan ini adalah penguatan sumber daya manusia pertanian Aspek Sistem

Informasi Geografis dan kewilayahan, dengan adanya seminar dan advokasi yang

dilaksanakan dengan mengundang narasumber yang kompeten meningkatkan pemahaman

perencana khususnya bagian Perencanaan Wilayah terhadap kebijakan nasional

pembangunan pertanian dan prinsip-prinsip reformasi perencanaan dan penganggaran di

bidang pertanian, meningkatnya kemampuan perencana terhadap metode, instrumen dan

praktek analisis perencanaan wilayah berbasis sumberdaya lokal, meningkatnya kemampuan

perencana terhadap peraturan perundangan dan manajemen pengembangan kawasan

Page 22: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 22

pertanian, adanya peninggkatan kemampuan sebagian perencana terhadap penguasan

teknologi informasi modern yang berbasis spasial yang didapat dari Balai Diklat BIG.

11) Bahan Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan Peternakan

Capaian dari kegiatan ini adalah diperolehnya gambaran kawasan perdesaan di lokasi

prioritas nasional di Labuan Bajo-NTT dan Gorontalo, merupakan menghadiri undangan dari

Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal. Pada ini hanya sampai disini

dikarenakan adanya penghematan anggaran di TA. 2016.

3.1.2. Capaian Kegiatan Penyusunan Kebijakan dan Program

1) Koordinasi Pengarusutamaan Gender.

Pada tahun 2014 Kementerian Pertanian telah melaksanakan pemantauan dan evaluasi yang

responsif gender di delapan unit Eselon-I lingkup Kementerian Pertanian. Pemantauan dan

evaluasi responsif gender bagi pelaksana dan penerima manfaat baik di tingkat pusat,

provinsi dan kabupaten/kota yang pelaksanaannya secara bersama-sama dengan Eselon 1

lain. Ruang lingkup pemantauan, evaluasi dan pelaporan pada delapan responsif gender,

meliputi: Sekolah Lapang-Pengelolaan Hama Terpadu (SL-PHT) Tanaman Pangan, SL-PHT

Hortikultura, SL-PHT Perkebunan, Sarjana Membangun Desa (SMD), Sekolah Lapang-

Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-PPHP), Desa Mandiri Pangan, Pengelolaan

Irigasi Partisipatif dan Pelatihan Non Aparatur. Pada Tahun 2014 Pengarusutamaan Gender di

Kementerian Pertanian mendapatkan Anugerah Parahita Ekapraya dari Menteri Dalam Negeri,

yang diserahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada

peringatan Hari Ibu pada Tanggal 18 Desember 2014 di Istana Negara.

2) Koordinasi Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Tenaga Kerja Pertanian (petani) merupakan asset yang sangat menentukan keberhasilan

pembangunan pertanian, hal ini berkaitan dengan target produksi yang telah ditetapkan.

Koordinasi Perencanaan Tenaga Kerja ini telah dilaksanakan sosialisasi di 3 (tiga) provinsi

untuk selanjutnya disusun telaahan tenaga kerja di Program SLPTT serta

Page 23: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 23

identifikasi/pengumpulan program/ strategis lingkup Kementerian Pertanian, rencana aksi

(Renaksi) Ketenagakerjaan Sektor Pertanian 2015-2019.

3) Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim Sektor Pertanian

Dampak perubahan iklim (DPI) di Indonesia sangat berpengaruh terhadap kehidupan

masyarakat pada umumnya dan berdampak terhadap hasil pertanian pada khususnya. Efek

yang sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian akibat perubahan iklim yaitu adanya

perubahaan siklus musim dari musim kemarau ke musim penghujan. Perubahan siklus ini

berpengaruh terhadap hasil panen pertanian dan perkebunan yang tidak sesuai lagi dengan

waktu yang direncanakan serta peningkatan jenis hama yang disebabkan oleh meningkatnya

temperatur/suhu udara.

Untuk mengatasi efek tersebut pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah untuk

mengantisipasi dan mengurangi dampak dari segala akibat yang ditimbulkan. Dalam rangka

pelaksanaan penanganan perubahan iklim, diperlukan sinergitas dengan eselon-I lingkup

Kementerian Pertanian, antara lain:

a) Melakukan koordinasi pelaksanaan Renaksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan

Renaksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API).

b) Menghadiri sidang Internasional DPI di Jerman.

c) Kesiapsiagaan untuk selalu meningkatkan kesadaran dan pengembangan

kemampuan.

d) Untuk meningkatkan pemahaman para perencana terhadap perubahan iklim, telah

dilakukan peningkatan kapasitas perencanaan DPI. Selain itu juga telah dilakukan

workshop dengan tujuan memperoleh data perkembangan penanganan dampak

perubahan iklim serta memformulasikan dan mengkomunikasikan penanganan DPI di

sektor pertanian kepada masyarakat.

Page 24: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 24

4) Penyusunan Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019

Bentuk yang terus diupayakan dan dilaksanakan selain koordinasi adalah merencanakan,

memfasilitasi, mendukung dan mengajak partisipasi masyarakat, pelaku usaha, pemerintah

daerah, dan perguruan tinggi dalam melaksanakan pembangunan pertanian. penyusunan

Renstra ini antara lain dengan:

a) Melaksanakan koordinasi dengan Eselon 1 lingkup Kementan untuk merencanakan

dan menyusun ke daerah terkait arah kebijakan pembangunan pertanian nasional

sesuai program masing-masing Eselon 1.

b) Memfasilitasi - koordinasi pembahasan Renstra dari masing-masing Eselon 1 dengan

para nara sumber dari para pakar tentang kebijakan pertanian nasional, Staf Ahli

Menteri Pertanian maupun para ahli lain yang terkait tentang kebijakan.

5) Koordinasi Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

Penyusunan Perjanjian Kinerja mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) ini merupakan wujud nyata komitmen antara penerima

dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja

aparatur; menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; sebagai

dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan

sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; sebagai dasar bagi pemberi amanah

untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja

penerima amanah; dan sebagai dasar penetapan sasaran kinerja pegawai.

Melihat pentingnya penyusunan Perjanjian Kinerja ini untuk kedepannya penyusunan PK

diarahkan untuk disusun mulai dari level eselon II sampai level eselon IV, dimana

berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014, Perjanjian Kinerja disusun satu bulan setelah anggaran diterbitkan.

Untuk Penetapan Kinerja level Kementerian Pertanian telah ditandatangani dan diserahkan

kepada MenPanRB, namun dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran di tahun 2016

menyebkan terjadinya pergeseran target sehingga dilakukan revisi Perjanjian Kinerja (PK)

2016 baik dilevel Kementrian dan level eselon I.

Page 25: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 25

6) Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pertanian

Penyusunan Renja ini berpedoman pada Renstra dan mengacu pada prioritas pembangunan

nasional dan pagu indikatif, serta memuat kebijakan, program. Renja dituangkan dalam

bentuk aplikasi yang dikirimkan ke Bappenas pada akhir bulan Maret setiap tahunnya, dan

birisi tentang progam, sasaran indikator, target dan alokasi. Penyusunan Renja dilakukan

bersama dengan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian terutama terkait dengan penetapan

target dan alokasi anggaran. Penyusunan Renja ditetapkan berdasarkan RKP 2016 dan hasil

pembahasan Trilateral Meeting.

7) Penyusunan dan Sosialisasi E-Proposal Untuk Perencanaan 2017

Sejak tahun 2013 Kementerian Pertanian dalam penyampaian proposal telah berbasis website

(online). E-Proposal berbasis website ini diharapkan dapat memudahkan pengelolaan data

dan informasi proposal secara efektif, efisien, akuntabel dan transparan. Tahun 2016

merupakan tahun ke empat Kementerian Pertanian menggunakan mekanisme e-proposal

sebagai sarana bagi pengusulan untuk perencanaan tahun 2017. Berbagai perbaikan telah

dilakukan agar aplikasi e-proposal dapat lebih mudah digunakan dan lebih bermanfaat bagi

perencanaan ke depan.

Penyempurnaan yang dilakukan pada aplikasi e-proposal tahun 2017 dibandingkan dengan

aplikasi tahun sebelumnya antara lain (1) dalam aplikasi e-propsaol 2017 untuk CPCL atau

penerima manfaat telah bersinergi dengan Simluhtan (Sistem Informasi Penyuluhan

Pertanian) yang ada di Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian (BPPSDMP), (2) untuk menu ada perbaikan disesuaikan dengan progam dan

prioritas nasional.

Dalam rangka mensosialisasikan apliaksi e-propsal untuk perencanaan tahun 2017, Biro

Perencanaan mengadakan sosialisasi e-proposal di provinsi Bali, yang dihadiri SKPD pertanian

seluruh provinsi di Indonesia (34 provinsi) dan seluruh SKPD Kabupaten/Kota se Provinsi Bali.

8) Koordinasi Pelaksanaan Pra-Musrenbangtan Tahun 2016

Dalam rangka penyamaan persepsi diantara pusat dan daerah mengenai konsep

pembangunan pertanian ke depan yang berorientasi pada pengembangan kawasan serta

ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, serta sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan e-

Musrenbangnas pada tanggal 20 April – 10 Mei 2016 dan Musrenbangnas pada tanggal 11

Page 26: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 26

Mei 2016, Kementerian Pertanian melakukan Pra-Musrenbangtan pada tanggal 24-26 Mei

2016.

Pelaksanaan Pra-musrenbangtanas ini selain mengakomudir program dan daerah, juga

menyampaikan isu strategis dan target program nasional 2017 yang akan dicapai dalam

rangka menudukung tercapainya target nasional Kmenterian Pertanian.

Pelaksanaan Pra-Musrenbangtanas 2016 dilakukan di hotel Novotel, Banten, dengan dihadiri

kurang lebih 1.000 peserta dari seluruh daerah. Peserta dibagi dalam beberapa kelas dan

masing-masing kelas diwakili dari unit kerja teknis dan Biro Perencanaan.

9) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun 2016

Musrenbangtanas merupakan finalisasi dari Pra-Musrenbangtanas, dimana sebelumnya sudah

tercapai kesepakatan antara pusat dan daerah terkait dengan kebutuhan, dimana kebutuhan

tersebut merupakan usulan dari daerah yang disampaikan melalui e-proposal dan telah di

bahas pada Pra-Musrenbangtanas.

10) Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian

Menyajikan tren capaian indikator makro pertanian tahun 2004-2016 (PDB, Tenaga Kerja,

Investasi Sektor Pertanian, Neraca Perdagangan Sektor Pertanian, Nilai Tukar Petani/NTP),

dan menyajikan target, luas panen, produksi dan produktivitas tujuh komoditas utama (padi,

jagung, kedelai, gula, cabe, bawang merah dan daging sapi). Di samping itu juga

melaksanakan Pelatihan Pengolahan Data dan Informasi yang terkoneksi dengan sistem

informasi digital berbasis Web. Dengan terlatihnya para Perencana pusat dan daerah, maka

data dan informasi yang dibutuhkan pimpinan dapat tersedia secara cepat, tepat dan akurat.

3.1.3. Capaian Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Anggaran

Capaian kegiatan penyusunan anggaran tahun 2016 ditargetkan 19 output, namun karena

adanya pemotongan anggaran maka terdapat satu kegiatan tidak terlaksana. Output dari

kegiatan penyusunan anggaran diantaranya adalah:

1) Tersusunnya APBN Perubahan 2016; Dokumen hasil penelitian dan reviu RKA KL

APBN-P 2016; Rancangan APBN lingkup Kementan 2017; (4) Dokumen hasil revisi

DIPA dan POK 2016; Terselenggaranya workshop penyusunan anggaran kementan

berbasis kinerja 2017; Pembinaan teknis terkait pengelolaan anggaran, sosialisasi

Page 27: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 27

pedoman, percepatan serapan anggaran dan perbaikan permasalahan administrasi

sistem penganggaran pertanian.

2) Terselenggaranya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun

2017 yang dilaksanakan pada tanggal 4-5 Januari 2017 bertempat di Hotel Bidakara

Jakarta dan dibuka oleh Presiden. Tema Rakernas adalah “Bangun Lahan Tidur untuk

Meningkatkan Ekspor dengan Pembangunan Infrastruktur Pertanian”.

3) Disamping itu pengelolaan anggaran juga melakukan Workshop Percepatan

Pelaksanaan Program, dan Anggaran Tahun 2016. Kementerian Pertanian

bekerjasama dengan Harian Kompas dalam penyelenggaraan Forum Pertanian 2016.

Forum Pertanian dilaksanakan pada tanggal 29 September 2016 bertempat di Hotel

Bidakara Jakarta. Tema Forum Pertanian adalah “Peran Sektor Pertanian dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Acara dibuka oleh Menteri Pertanian RI.

4) Output lainnya adalah tersusunnya Standar Biaya Keluaran (SBK) Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2017 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 106/PMK.02/2016 tanggal 30 Juni 2016. Standar Biaya Keluaran

Kementerian Pertanian yang sudah ditetapkan sebanyak 214 SBK.

5) Capaian lainya adalah tersusunnya Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN 2017

Kementerian Pertanian yang berisikan: 1) Pelaksanaan program, kebijakan dan

realisasi APBN 2011-2015 yang mencakup: a) Kinerja perkembangan produksi

komoditas pertanian; b) Kinerja capaian indikator makro pertanian; c) Kinerja

pendukung peningkatan produksi pertanian; d) Pengawasan pelaksanaan anggaran

dalam rangka penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan akuntabel; dan 2).

Rancangan APBN 2017 yang mencakup: a) Sasaran dan target pembangunan

pertanian, b) Program dan rencana prioritas; c) Anggaran pembangunan pertanian;

dan d) Rencana Penerimaan Negara Bukan Pajak.

6) Output terkait rekapitulasi jumlah DIPA Satuan Kerja lingkup Kementerian Pertanian

TA 2017 sebagai dokumen pelaksanaan anggaran pembangunan pertanian baik pusat

maupun daerah. Berdasarkan data jumlah DIPA Satker Kementerian Pertanian

cenderung menurun setiap tahun. Tahun 2011, jumlah DIPA Satker 2.455, tahun

2012 turun menjadi 1.703 DIPA, tahun 2013 turun menjadi 1.307 DIPA Satker, tahun

2014 naik menjadi 1.440 DIPA Satker, tahun 2015 turun menjadi 1.384 DIPA Satker,

dan tahun 2016 turun menjadi 1.077 DIPA Satker, namun jumlah DIPA Satker kembali

naik pada saat pengurangan pagu dalam APBN-P, menjadi 1.103 DIPA Satker.

Page 28: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 28

Perubahan jumlah DIPA Satker mengindikasikan peluang permasalahan aset BMN,

selain itu berpeluang terjadi permasalahan adanya Satker in-aktif.

7) Kegiatan koordinasi dan identifikasi anggaran subsidi, kredit program dan asuransi

pertanian. Capaian dari kegiatan ini adalah rekomendasi pemanfaatan subsidi (pupuk

dan benih) dan asuransi pertanian serta perencanaan anggaran subsidi (pupuk dan

benih) dan asuransi pertanian. ini dilaksanakan dalam bentuk FGD (Focus Group

Decision) di beberapa Kabupaten terpilih. FGD subsidi (pupuk dan benih) dilaksanakan

di 4 Provinsi yaitu: Jawa Tengah (Kab. Pati dan Kab. Kendal), Sulawesi Tengah (Kab.

Palu dan Kab. Sigi), Sumatera Utara (Kab. Deli Serdang dan Kab. Batubara) dan

Kalimantan Selatan (Kab. Tapin dan Kab. Barito Kuala) sedangkan FGD Asuransi

Usaha Tani Padi dilaksanakan di 2 Provinsi yaitu: Banten (Kab. Tangerang), Sulawesi

Selatan (Kab. Gowa).

8) Penyelenggaraan Workshop Regional Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

Tahun 2016. Workshop ini dilaksanakan di dua wilayah, yaitu wilayah Timur

bertempat di Hotel Grand Pasundan - Bandung pada tanggal 16 – 18 Maret 2016

dihadiri oleh peserta wilayah Indonesia bagian timur sebanyak 750 orang. Sedangkan

untuk wilayah barat bertempat di Hotel Grand City – Makassar pada tanggal 22 – 24

Maret 2016 dihadiri oleh peserta wilayah indonesia bagian barat sebanyak 750 orang.

9) Terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 38/Permentan/RC.240/8/2016 tanggal

22 Agustus 2016 Tentang Revisi Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus

(DAK) Bidang Kedaulatan Pangan, Sub Bidang Pertanian Tahun 2016 dan terbitnya

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 66/Permentan/RC.240/12/2016 tanggal 19

Desember 2016 Tentang Petunjuk Operasional Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus

(DAK) Bidang Pertanian Tahun 2017.

3.1.4. Kinerja Evaluasi dan Pelaporan

1) Capaian kinerja evaluasi dan pelaporan tahun 2016 diantaranya adalah: (1) Dokumen

pengukuran Indikator Kinerja baik triwulanan maupun tahunan; (2) Dokumen laporan

bulanan Menteri, Setjen, Biro; (3) Dokumen laporan triwulanan ke Bappenas

berdasarkan PP 39/2006 yang saat sekarang sudah menggunakan aplikasi e-monev;

(4) Dokumen pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan pertanian yang di danai

anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan melalui aplikasi PMK 249/2011 yang

Page 29: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 29

disampaikan ke Kementerian Keuangan; (5) Laporan yang dipantau oleh Kantor Staf

Presiden (KSP).

2) Laporan Kinerja Tahun 2016 terdiri dari LAKIN Kementerian Pertanian, Sekretariat

Jenderal dan Biro Perencanaan Tahun 2016. Penyusunan dilaksanakan pada akhir

tahun 2016 sampai dengan bulan Februari 2017. LAKIN Kementerian Pertanian telah

diserahkan kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai waktu yang ditentukan. Laporan

Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

3) Laporan pemantauan dan evaluasi kegiatan yang didanai Dana Alokasi Khusus (DAK),

alokasi DAK bidang pertanian dilaksanakan dalam rangka menyediakan infrastruktur

dasar di bidang pertanian. Output kegiatan ini adalah (1) Tersedianya sumber-sumber

air untuk irigasi dalam bentuk bangunan embung, long storage, sumur

dangkal/dalam; (2) Terbangunnya Rumah Potong Hewan, Kantor BPP, Balai

Perbibitan/Perbenihan; (3) Terbangunnya desa mandiri benih, laboratorium kesehatan

hewan, lumbung pangan.

4) Laporan hasil evaluasi dampak subsidi pertanian, baik subsidi pupuk, benih, subsidi

program, asuransi, alat mesin pertanian, sarana prasarana air irigasi. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan pertemuan FGD dan simulasi-simulasi.

5) Tersusunnya laporan bahan pimpinan diantaranya: (1) Bahan Raker DPR; (1) Bahan

Sidang Kabinet; (3) Bahan Rakor Perekonomian; (4) Bahan pimpinan lainya seperti

keynote speaker, pidato, rapim, dan lain-lain.

3.2. Peningkatan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Kepegawaian Bidang Organisasi dan Kepegawaian tahun 2016 telah melaksanakan kegiatan Peningkatan

Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian Lingkup Kementerian Pertanian.

Fokus kegiatan strategis dilakukan seiring dan sejalan dengan agenda reformasi birokrasi

Kementerian Pertanian. Capaian kinerja kegiatan bidang organisasi dan kepegawaian adalah

sebagai berikut;

Page 30: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 30

3.2.1. Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)

Penetapan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian telah ditindaklanjuti dengan penyusunan uraian tugas pekerjaan

unit kerja eselon IV lingkup Kementerian Pertanian. Penyusunan dan pembahasan mengenai

hal tersebut telah dilakukan secara intensif, yang melibatkan seluruh unit kerja eselon I

lingkup Kementerian Pertanian. Hasil pembahasan telah menghasilkan 11 peraturan tentang

uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Kementerian Pertanian.

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi UPT di lingkungan

Kementerian Pertanian yang lebih efektif dan efisien, telah dilakukan evaluasi yang intensif

atas seluruh Unit Pelaksana Teknis Eselon II lingkupKementerian Pertanian. Dasar hukum

Penataan UPT Lingkup Kementerian Pertanian adalah Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor

67 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Pemerintah.

Pelaksanaan evaluasi organisasi UPT Kementerian Pertanian difokuskan pada UPT tingkat

eselon II seperti balai besar, pusat, dan sekolah tinggi penyuluhan pertanian. Proses evaluasi

organisasi dilakukan melalui kerja sama dengan Direktur Sinergi Consulting/PT Sinergi

Pakarya sebagai pendamping dalam penyusunan bahan kajian evaluasi UPT Eselon II lingkup

Kementerian Pertanian.

Dalam rangka tindak lanjut ketentuan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Pasal 232 ayat

(1)“Ketentuan lebih lanjut mengenai Perangkat Daerah diatur dengan peraturan

pemerintah”, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah tanggal 19 Juni 2016 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

40/Permentan/OT.010/08/2016 tentang Pemetaan Urusan Pemerintahan Bidang Pangan dan

Pertanian. Peraturan ini memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada pemerintah

daerah dalam menata SKPD secara efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan

nyata dan kemampuan daerah masing-masing, khususnya pada SKPD bidang pertanian.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.010/08/2016 digunakan sebagai

penentuan besaran organisasi, untuk itu sebagai pedoman pembentukan organisasi bagi

daerah telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2016

tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan

Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sesuai Pasal 109 ayat (1) Peraturan

Page 31: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 31

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah bahwa Pedoman Nomenklatur

masing-masing urusan ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan LPNK yang membidangi urusan

tersebut.

3.2.2. Penguatan Ketatalaksanaan

Dalam penyempurnaan sistem dan prosedur kerja di lingkungan Kementerian Pertanian,

salah satu yang menjadi perhatian adalah penyusunan konsep perubahan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/7/2014 Tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan

Perundang-undangan Lingkup Kementerian Pertanian. Pada peraturan tersebut, proses

penyusunan konsep perubahan dititik beratkan pada beberapa pasal terkait yaitu; Ketentuan

Pasal 17 ayat (1) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: “Sekretaris Jenderal

menugaskan Kepala Unit Kerja Eselon II yang membidangi hukum dan tatalaksana untuk

melakukan pemeriksaan kelengkapan dan penelaahan terhadap Rancangan Permentan

dan/atau Rancangan Kepmentan. Ketentuan Pasal 18 ayat (2) diubah, sehingga berbunyi

sebagai berikut: Dalam rangka penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Unit

Kerja Eselon II yang membidangi hukum dan tatalaksana dapat mengadakan koordinasi

dengan Unit Kerja Eselon I Pengusul, Unit Kerja Eselon I terkait dan instansi terkait lainnya di

luar Kementerian Pertanian”.

Penyelenggaraan workshop pemahaman penyusunan peta proses bisnis Kementerian

Pertanian. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25-26 April 2016 di Bogor Jawa Barat

dengan peserta berasal dari unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan unit kerja

biro/pusat lingkup Sekretariat Jenderal. Workshop ini berlangsung dengan dipandu oleh

seorang praktisi peta proses bisnis yaitu Dr. Martinus Tukiran. Dalam kegiatan ini beliau

menyampaikan paparan kepada seluruh peserta mengenai konsep pemikiran dalam

menyusun peta proses bisnis yang efektif dan efisien.

Penyatuan persepsi setiap peserta atas konsep peta proses bisnis menjadi sangat penting

karena peta proses bisnis merupakan gambaran dari seluruh aktifitas yang dilakukan oleh

Kementerian Pertanian dan saling terkait antara proses bisnis satu dengan proses bisnis yang

lainnya. Terdapat tiga pilar utama dalam konsep proses peta bisnis yaitu proses utama,

proses pendukung, dan proses sumber daya. Selain itu terdapat konsep lainnya yang

Page 32: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 32

merupakan bagian tidak terpisahkan dari peta proses bisnis, yaitu penyusunan peta lintas

fungsi, penyusunan SOP makro, dan penyusunan SOP mikro.

Sebagai tindak lanjut dari workshop pemahaman penyusunan peta proses bisnis Kementerian

Pertanian, telah dilaksanakan Workshop Penyusunan Cross Functional Map (Peta Lintas

Fungsi) Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian pada tanggal 25 Oktober 2016 di Depok

Jawa Barat dengan seluruh peserta yang hadir berasal dari unit kerja eselon I lingkup

Kementerian Pertanian dan unit kerja Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal.

Pertemuan ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi dalam menyusun Peta Lintas

Fungsi Kementerian Pertanian sehingga tidak terjadi tumpang tindih peran, tugas, dan fungsi

masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian. Penyusunan Peta Lintas

Fungsi Kementerian Pertanian tetap berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian

Pertanian.

Setelah melalui beberapa kali pertemuan dan pembahasan yang berkenaan dengan

Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian, kelompok kerja berhasil

menyelesaikan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yang telah

ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 718/Kpts/RC.020/10/2016.

Keputusan Menteri Pertanian ini menjadi pedoman dan acuan bagi unit kerja di lingkungan

Kementerian Pertanian dalam menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terutama SOP

Mikro.

Terkait dengan tindaklanjut ketentuan Pasal 21 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintah Daerah, perlu ditetapkan peraturan pemerintah tentang pelaksanaan

urusan konkuren. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian telah

menyampaikan matrik layanan utama urusan pemerintah konkuren yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam bidang pertanian dan

pangan. Matrik lampiran pelaksanaan urusan pemerintah konkuren bidang pertanian dan

pangan telah beberapa kali dilakukan pembahasan dengan seluruh unit kerja eselon I

Kementerian Pertanian terkait. Hasil pembahasan telah disampaikan ke Kementerian Dalam

Negeri melalui Surat Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Nomor B-

2039/OT.210/A2/12/2016 tanggal 1 Desember 2016.

Page 33: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 33

3.2.3. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur

Dalam rangka perencanaan penyusunan kebutuhan dan penyempurnaan e-formasi serta

finalisasi peta jabatan, Kementerian Pertanian telah melaksanakan beberapa kegiatan antara

lain: (1) Perencanaan Penyusunan Kebutuhan dan Penyempurnaan e-Formasi Tahun 2016;

(2) Finalisasi Peta Jabatan Di Lingkungan Kementerian Pertanian; (3) Penyusunan Standar

Kompetensi Jabatan Manajerial Kementerian Pertanian; (4) Seleksi Terbuka Jabatan

Struktural Lingkup Kementerian Pertanian; (5) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai; (6) Evaluasi

Kinerja Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Lingkup Kementerian Pertanian; (7) Pembinaan

Jabatan Fungsional Bidang Pertanian.

Target penyelenggaraan kegiatan Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Kementerian

Pertanian adalah membangun persepsi dan pemahaman yang sama dalam penyusunan peta

jabatan ideal sesuai kebutuhan organisasi sehingga dapat mewujudkan visi dan misi

Kementerian Pertanian. Sedangkan tujuannya adalah tersusunnya Rancangan Keputusan

Menteri Pertanian tentang Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian.

Tabel 1. Penyempurnaan Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian

No Unit Kerja PETA JABATAN

ES II UPT JUMLAH

1 Sekretaris Jenderal 11 - 11

2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 6 - 6

3 Ditjen Tanaman Pangan 6 3 9

4 Ditjen Hortikultura 6 - 6

5 Ditjen Perkebunan 6 4 10

6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 6 22 28

7 Inspektur Jenderal 6 - 6

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

5 59 64

9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

4 19 23

10 Badan Ketahanan Pangan 4 - 4

11 Badan Karantina Pertanian 4 52 56

J U M L A H 64 159 223

Page 34: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 34

Selama tahun 2016, Kementerian Pertanian telah melaksanakan penyusunan Standar

Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil khususnya untuk seluruh jabatan struktural baik

jabatan pimpinan tinggi maupun jabatan administrasi. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari

identifikasi dan analisis jumlah jabatan struktural. Hasil identifikasi dan analisis penyusunan

standar kompetensi jabatan manajerial di lingkungan Kementerian Pertanian berdasarkan

eselonisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Jabatan Struktural Kementerian Pertanian Berdasarkan Eselonering Jabatan

ESELON JABATAN STRUKTURAL

JUMLAH PUSAT UPT

I/a 11 - 11

I/b 5 - 5

II/a 65 7 72

II/b - 32 32

III/a 215 100 316

III/b - 106 105

IV/a 522 524 1.046

IV/b - 38 38

V/a - 38 38

JUMLAH 818 845 1.663

Sedangkan hasil identifikasi dan analisis penyusunan standar kompetensi jabatan manajerial

di lingkungan Kementerian Pertanian berdasarkan unit kerja eselon I adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Jumlah Jabatan Struktural Kementerian Pertanian berdasarkan Unit Kerja Eselon I

NO UNIT KERJA JABATAN STRUKTURAL

JUMLAH PUSAT UPT

1 Sekretariat Jenderal 170 - 170

2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 79 - 79

3 Ditjen Tanaman Pangan 79 23 102

4 Ditjen Hortikultura 82 - 82

5 Ditjen Perkebunan 88 26 114

6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 94 146 240

7 Inspektorat Jenderal 24 - 24

8 Badan Litbang Pertanian 58 240 298

9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP 48 153 201

10 Badan Ketahanan Pangan 48 - 48

11 Badan Karantina Pertanian 48 257 305

JUMLAH 818 845 1.663

Page 35: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 35

Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang sama dalam penyusunan Standar Kompetensi

Manajerial telah diselenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Standar Kompetensi

Manajerial Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertanian. Bimbingan Teknis ini

diselenggarakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Universitas Sebelas Maret.

Pelaksanaan kegiatan penyusunan standar kompetensi manajerial jabatan di lingkungan

Kementerian Pertanian dilanjutkan dengan penyusunan Rancangan Keputusan Menteri

Pertanian tentang penetapan standar kompetensi manajerial jabatan struktural di lingkungan

Kementerian Pertanian yang disusun dengan pendekatan unit kerja eselon I.

Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi

madya, jabatan pimpinan tinggi pratama, dan atase pertanian di kalangan PNS secara

terbuka dan kompetitif dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,

pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang

dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sejak terbitnya

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Percepatan Pengisian Jabatan Pimpinan

Tinggi pada Kementerian dan Lembaga, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan

kebijakan antara lain: (1) Penyelenggaraan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi

Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor

53.1/Kpts/OT.160/1/2015; (2) Tim Pelaksana Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi

Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor

55.1/Kpts/OT.160/1/2015; (3) Sekretariat Tim Pelaksana Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan

Tinggi Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor

55.2/Kpts/OT.160/1/2015; (4) Panitia Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Madya

Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor

175/Kpts/OT.160/3/2015; (5) Panitia Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama

Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 351/Kpts/KP.290/6/2015;

(6) Tim Evaluasi Kinerja Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pertanian melalui

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 653/Kpts/OT.050/11/2015; (7) Panitia Seleksi Terbuka

dan Kompetitif Jabatan Atase Pertanian di Lingkungan Kementerian Pertanian melalui

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 198.1/Kpts/OT.050/3/2016.

Terkait dengan pembinaan jabatan fungsional, Kementerian Pertanian selama tahun 2016

telah melakukan pengembangan terhadap jabatan fungsional bidang pertanian dengan

Page 36: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 36

melibatkan pihak-pihak terkait seperti Kementerian PAN dan RB serta Badan Kepegawaian

Negara. Jabatan fungsional bidang pertanian yang dikembangkan antara lain: (1) Jabatan

Fungsional Dokter Hewan Karantina; (2) Jabatan Fungsional Paramedik Karantina Hewan; (3)

Jabatan Fungsional Analis Perkarantinaan Tumbuhan; (4) Jabatan Fungsional Pemeriksa

Karantina Tumbuhan; (5) Jabatan Fungsional Pengawas Alat Mesin Pertanian.

Terdapat beberapa inovasi dalam rancangan peraturan jabatan fungsional bidang karantina

antara lain: (1) Penilaian angka kredit berbasis Sasaran Kerja Pegawai; (2) Formasi pejabat

fungsional per jenjang dihitung dan ditetapkan secara dinamis berdasar beban kerja; (3)

Angka kredit pemeliharaan dapat ditetapkan untuk seluruh janjang jabatan.

Pengembangan jabatan fungsional pengawas alsintan dimulai dari penyusunan Naskah

Akademik yang telah dikirimkan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara melalui surat Menteri Pertanian nomor

55/OT.120/M/5/2016 tanggal 2 Mei 2016. Selanjutnya telah dilakukan pembahasan dengan

kesimpulan sementara usulan pengembangan jabatan fungsional disetujui untuk dilanjutkan

proses uji beban kerja, dan secara resmi akan diterbitkan persetujuan teknis dari

Kementerian PAN dan RB.

Sebagai instansi pembina jabatan fungsional, Kementerian Pertanian memiliki kewajiban

mengusulkan tunjangan jabatan fungsional bidang pertanian. Saat ini telah diusulkan 2 (dua)

Rancangan Peraturan Presiden tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis Ketahanan

Pangan dan Jabatan Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman. Rangkaian

proses pembahasan telah selesai dilaksanakan, dan saat ini Rancangan sudah berada di

Sekretariat Negara untuk proses penandatanganan Presiden.

3.2.4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi

A. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan aparatur pertanian kepada masyarakat, perlu

ditempuh kebijakan bidang pertanian melalui Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Bidang Pertanian tentang: (1) Sistem Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik),

Kementerian Pertanian mengusulkan 8 UPT dengan 8 judul inovasi pelayanan publik secara

online melalui program Sinovik. (2) Training Coaching & Mentoring melatih peserta dalam

upaya menyelesaikan berbagai macam masalah sumber daya manusia dalam memimpin

Page 37: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 37

sebuah organisasi. (3) Pelatihan Auditor Standar Pelayanan Publik. (4) Bimbingan Teknis

(Bimtek) Penyusunan dan Penetapan Penerapan Standar Pelayanan Publik di lingkungan

Kementerian Pertanian diselenggarakan agar seluruh UKPP menyusun dan menerapkan

standar pelayanan publik sesuai pedoman. (5) Pemberian penghargaan Abdi bakti tani

kepada UKPP berprestasi bidang pertanian tahun 2016 sudah dilakukan sesuai Permentan

Nomor 13/Permentan/KP.450/3/2015, dimulai seleksi awal sampai dengan ekspose di

Kementerian Pertanian. Hasil penilaian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 792/Kpts/OT.050/11/2016 tentang Pemberian Penghargaan Abdibaktitani Kepada Unit

Kerja Pelayanan Publik Berprestasi Bidang Pertanian Tahun 2016. Penghargaan Abdibaktitani

yang diberikan berupa 2 (dua) Piala, 12 (dua belas) Plakat dan 12 (dua belas) Piagam. (6)

Ekspose Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian

Pertanian Tahun 2016 memaparkan hasil survey pengukuran IKM di lingkungan Kementerian

Pertanian. Nilai IKM Kementerian Pertanian= 3,31, nilai konversi= 82,72, dengan kualitas

pelayanan A (sangat baik).

B. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian

Reformasi birokrasi dalam rangka membangun pemerintahan yang baik (Good Governance)

berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 yang dijabarkan secara periode 5 tahunan pada road map

reformasi birokrasi tahun 2015 – 2019 dan ditetapkan melalui Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015.

Dalam kurun waktu 2010 – 2014, Kementerian Pertanian telah melaksanakan beberapa

agenda reformasi birokrasi yang meliputi 9 program dan 29 kegiatan. Berdasarkan Surat

Menteri PANRB Nomor B/3194.1/M.PANRB/2015 Tanggal 30 September 2015, Hasil

evaluasi Reformasi Birokrasi di Kementerian Pertanian Tahun 2015 menunjukkan hasil yang

meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 71.88 dengan kategori “BB”

(Sangat Baik).

Keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam mewujudkan

tata kelola pemerintahan yang baik. Sasaran Reformasi Birokrasi Tahun 2015 – 2019 dititik

beratkan pada: (1) Birokrasi yang bersih dan akuntabel; (2) Birokrasi yang efektif dan efisien;

dan (3) Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Page 38: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 38

Dalam rangka pencapaian seluruh target sasaran reformasi birokrasi, telah disusun Strategi

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019 melalui

Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 2718 Tahun 2016. Dokumen ini merupakan acuan

operasional pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Tahun 2015 –

2019 yang dijabarkan dalam 9 program dan 55 kegiatan. Seluruh program dan kegiatan

reformasi birokrasi tersebut dilaksanakan oleh Tim RB Kementan sesuai dengan area

perubahan masing-masing.

Proses evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian tahun 2015 telah

dilakukan oleh Tim Evaluasi Kemenpan RB, dari tanggal 2 Agustus 2016 sampai dengan 4

September 2016. Kegiatan evaluasi RB tersebut meliputi: (1) Survey reformasi birokrasi; (2)

Evaluasi reformasi birokrasi; (3) Penyusunan lembar hasil penilaian RB dan eviden RB; (4)

Tindak lanjut evaluasi RB; (5) Kunjungan lapangan ke beberapa UPT Kementan; (6) Mistery

Shopper ke kantor pusat dan UPT Kementan; dan (7) Desk evaluasi.

Hingga akhir tahun 2016, Tim Evaluasi RB Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

belum mengeluarkan Hasil Penilaian Capaian Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian

Tahun 2015. Oleh karena itu, capaian hasil pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian

Pertanian tahun 2015 akan menggunakan Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang dilakukan oleh Tim RB Kementan dan Inspektorat Jenderal

Kementan dan akan disandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya.

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian dilakukan

dengan mengacu pada Permenpan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB

Instansi Pemerintah. Hasil PMPRB Kementan Tahun 2015 telah disampaikan kepada Menteri

PAN dan RB pada tanggal 26 Agustus 2016 melalui Surat Sekretaris Jenderal Kementerian

Pertanian Nomor B-3126/OT.240/A/08/2016. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2015

dan 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 39: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 39

Tabel 4. Capaian PMPRB Kementan 2015

No Komponen Penilaian Nilai

Maksimal

2015 2014 % Kenaikan (Penurunan)

Nilai Capaian

% Capaian

Nilai Capaian

% Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8

A PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5 4,26 85,20% 3,39 67,80% 25,66%

2 Penataan Peraturan Perundang-Undangan

5 3,75 75,00% 4,59 91,80% -18,30%

3 Penataan dan Penguatan Organisasi

6 4,83 80,50% 3,49 58,17% 38,40%

4 Penataan Tata Laksana 5 4,46 89,20% 3,09 61,80% 44,34%

5 Penataan Sistem Manajemen SDM

15 14,32 95,47% 11,83 78,87% 21,05%

6 Penguatan Akuntabilitas 6 4,07 67,83% 2,72 45,33% 49,63%

7 Pegnuatan Pengawasan 12 10,39 86,58% 8,64 72,00% 20,25%

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

6 5,63 93,83% 4,56 76,00% 23,46%

Sub Total Komponen Pengungkit 60 51,71 86,18% 42,31 70,52% 22,22%

B HASIL 1 Kapasitas dan Akuntabilitas

Kinerja 20 15,2 76,00% 13,8 69,00% 10,14%

2 Pemerintah yang bersih dan bebas KKN

10 7,25 72,50% 7,75 77,50% -6,45%

3 Kualitas Pelayanan Publik 10 8,05 80,50% 8 80,00% 0,63%

Sub Total Komponen Hasil 40 30,5 76,25% 29,55 73,88% 3,21%

Indeks Reformasi Birokrasi 82,21 71,86 14,40%

Tabel di atas menunjukkan bahwa Hasil Capaian PMPRB Kementerian Pertanian Tahun 2015

sebesar 82.21. Jika dibandingkan dengan Capaian PMPRB Tahun 2014 sebesar 71,86,

terdapat kenaikan sebesar 14,40%. Kenaikan yang besar terdapat pada 2 komponen

pengungkit yaitu Penguatan Akuntabilitas (49,63%) dan Penataan Tata Laksana (44,34%).

Hasil evaluasi juga menunjukkan terdapat penurunan Capaian Hasil PMPRB Tahun 2015 pada

komponen hasil (Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN) sebesar 6.45%. Seluruh komponen

penilaian PMPRB tersebut telah didukung dengan dokumen-dokumen (evidence) sesuai area

perubahan reformasi birokrasi terkait.

3.3. Pembinaan Hukum Bidang pertanian

Dalam rangka mewujudkan legislasi dan pelayanan informasi publik, Kementerian Pertanian

khususnya Biro Hukum dan Informasi Publik melaksanakan kegiatan Pembinaan Pengelolaan

Informasi Publik sebagai berikut:

Page 40: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 40

3.3.1. Penyusunan Produk Hukum Peraturan Menteri Pertanian (Permentan)

Dalam kegiatan prolegtan tahun 2016 telah diterbitkan 1 (satu) Peraturan Pemerintah dan

69 (enam puluh sembilan) Peraturan Menteri Pertanian serta 840 (delapan ratus empat

puluh) Keputusan Menteri Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tahun 2016

yang telah diterbitkan terdiri dari :

a. Bidang Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan telah menerbitkan 7 (tujuh)

Permentan

b. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian telah menerbitkan 3 (tiga) Peraturan Menteri

Pertanian

c. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menerbitkan 10 (sepuluh) Peraturan

Perundang-undangan

d. Badan Manajemen dan Sumber Daya Manusia Pertanian telah menerbitkan 44 (empat

puluh empat) Peraturan Menteri Pertanian

e. Badan Karantina Pertanian telah menerbitkan 5 (lima) Peraturan Menteri Pertanian

3.3.2. Penyusunan Naskah Perjanjian

Selama tahun 2016, Kementerian Pertanian telah menghasilkan 459 (empat ratus lima puluh

sembilan) naskah perjanjian. Naskah perjanjian tersebut dapat diklasifikasi berdasarkan

kesepakatan bersama, perjanjian kerjasama, perjanjian hibah, nota kesepahaman, letter of

understanding.

3.3.3. Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum

Maksud dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memudahkan proses beracara di pengadilan

terutama dalam penanganan perkara di Peradilan Umum(PN) dan Peradilan Tata Usaha

Negara (PTUN) agar dapat berjalan lancar sampai akhir penyelesaian perkara. Pelaksanaan

kegiatan dilakukan dengan menginventarisasi, pengumpulan data dan informasi dari suatu

perkara; persiapan pendukung yang meliputi keberadaan gugatan dengan memperhatikan

kompetensi absolute dan kompetensi relative; proses pelaksanaan perkara di pengadilan;

laporan pelaksanaan penanganan perkara; mengikuti dan menghadiri sidang-sidang. Dalam

rangka pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, pada tahun 2016 telah menyelesaikan

26 (dua puluh delapan) perkara perdata, 2 (dua) perkara Tata Usaha Negara.

Page 41: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 41

3.3.4. Pengujian Materiil Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanian

Perkara Nomor 46 P/HUM/2014 tanggal 30 Juni 2014 mengenai uji materiil Pasal 15,

Pasal 17 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), Pasal 18, Pasal 21 huruf e, huruf d,

huruf g, Pasal 24, Pasal 26 ayat (2), dan Pasal 59 Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha

Perkebunan. Putusan Majelis Hakim Mahkamah Agung tanggal 22 Oktober 2014

telah diberitahukan secara resmi kepada Kementerian Pertanian melalui Surat

Mahkamah Agung R.I. Nomor 04/P.PTS/I/2016/46 P/HUM/2014 tertanggal 29 Januari

2016 hal Pengiriman Putusan Perkara Hak Uji Materiil Reg. No. 46 P/HUM/2014

amarnya menyatakan: Menolak permohonan keberatan hak uji materiil dari Para

Pemohon in casu Redatus Musa, Dkk.

Dalam penanganan perkara Uji Materiil di Mahkamah Konstitusi, bidang hukum

Kementerian Pertanian berkoordinasi dengan Eselon I terkait Lingkup Kementerian

Pertanian dan Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-Undangan Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia selaku Kuasa Hukum Presiden R.I.. Kementerian

Pertanian pada tanggal 29 Februari 2016 telah mendapatkan anugerah penghargaan

dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-14.KP.07.05

Tahun 2016 tentang Pemberian Anugerah Litigasi Konstitusi karena telah

berpartisipatif dalam penanganan pengujian undang-undang di Mahkamah Konstitusi.

Page 42: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 42

3.4. Pengelolaan Keuangan dan perlengkapan Kementerian Pertanian

Pelaksanaan program dan kegiatan pembinaan dan pengelolaan Keuangan dan

Perlengkapan Tahun 2016 sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

3.4.1. Pengelolaan Keuangan

a. Penetapan dan Revisi Calon Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup

Kementerian Pertanian

Pada setiap awal tahun anggaran Menteri Pertanian selaku Pengguna Anggaran (PA)

berkewajiban menetapkan Pejabat Pengelola Keuangan yang meliputi Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) dan Bendahara. Penetapan tersebut dikhususkan bagi Satuan Kerja

(Satker) Baru, mengingat pada saat ini penetapan Pejabat Pengelola Keuangan tidak

terikat dengan tahun anggaran, artinya apabila tidak terjadi pergantian karena alasan

yang diperkenankan maka penetapan tahun sebelumnya masih dapat digunakan

sebagaimana mestinya. Sehingga pada tahun 2015 Sekretaris Jenderal Kementerian

Pertanian tidak menerbitkan SK Penetapan Pejabat pengelola Keuangan yang baru,

Seiring dengan perjalanan waktu, dimana telah terjadi banyak pergantian Pejabat

Pengelola Keuangan, karena adanya Mutasi/Alih Tugas, adanya Pejabat yang telah

memasuki usia pensiun dan adanya perubahan Stuktur Organisasi. Oleh karena itu,

Page 43: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 43

Sekretaris Jenderal Atas

Nama Menteri Pertanian

tahun 2015 telah

menerbitkan SK Revisi

sebanyak 59 SK yang terdiri

dari SK Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) dan SK

Bendahara, untuk Satker

Pusat dan Vertikal. Pada

tahun 2016 Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian tidak mengeluarkan SK Penetapan Pejabat Pengelola

Keuangan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan karena kewenangan penetapannya

sudah dilimpahkan ke daerah.

b. Penanganan Penyelesaian Kasus Kerugian Negara

Trend data kerugian negara lingkup Kementerian Pertanian dari tahun ke tahun terus

meningkat. Demikian juga dengan trend data kerugian negara triwulanan pada tahun 2016,

dari triwulan I sampai dengan triwulan III mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Salah satu penyebabnya antara lain karena adanya kasus lama belum dapat terselesaikan

namun terdapat penambahan jumlah kerugian negara yang baru. Berbagai upaya nyata

telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan membentuk Tim Penyelesaian Kerugian

Negara (TPKN) yang beranggotakan dari Pejabat Bagian Keuangan dan Perlengkapan dan

Bagian Evaluasi dan Pelaporan seluruh Eselon I. Dengan terbentuknya TPKN diharapkan

dapat mengurangi jumlah kerugian negara berupa penyetoran ke kas negara. Namun di

lapangan banyak ditemukan berbagai permasalahan yang sangat beragam dalam upaya

penanganan penyelesaian kerugian negara tersebut. Upaya nyata lainnya pada tahun 2016

yaitu mulai disusunnya draft Permentan tentang tata cara penyelesaian kerugian negara.

Dengan adanya Permentan tersebut diharapkan dapat dipahami dan dijadikan pedoman

dalam upaya penanganan penyelesaian kerugian negara.

c. Penatausahaan Target PNBP Kementerian Pertanian

Dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata cara

Penyampaian Rencana dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak serta optimalisasi dan

peningkatan akuntabilitas serta transparansi pengelolaan PNBP pada Kementerian Pertanian

Page 44: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 44

guna menyusun perkiraan pagu definitif PNBP Tahun Anggaran 2017 untuk bahan

penyusunan Pagu Indikatif APBN Tahun Anggaran 2017 sebagai bagian dari perencanaan

pengelolaan PNBP. Sehingga dilakukan kegiatan penyusunan target PNBP pada Kementerian

Pertanian dengan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Target PNBP pada Kementerian Pertanian dengan Eselon I dan ditelaah bersama dengan

Direktorat PNBP, DJA, telah didapatkan dan disepakati bahwa Target dan Pagu PNBP Tahun

Anggaran 2017 pada Kementerian Pertanian sebesar Rp.212.241.725.708,00 dan Pagu PNBP

sebesar Rp.126.449.855.446,00 yang terdapat diseluruh Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian, serta dengan detail target mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada

Kementerian Pertanian dan telah ditetapkan dalam Nota Keuangan dan dituangkan dalam

DIPA Kementerian Pertanian.

3.4.2. Pengelolaan Perlengkapan

a. Pemanfaatan BMN

Telah diproses perpanjangan perjanjian pinjam pakai tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa

Timur oleh Kementerian Pertanian untuk Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan berupa

Tanah dan Bangunan di Desa Ketindan Kecamatan Lawang Kabupaten Malang seluas 47.334

m2dengan Sertipikat Hak Pakai No. 7 Tahun 2005 dan 3 (tiga) unit bangunan seluas 800 m2,

terdiri dari 1). Rumah Dinas seluas 165 m2;2) Ruang Belajar seluas 360 m2;dan Asrama

seluas 275 m2, dengan Perjanjian Pinjam Pakai Nomor 020/9723/213.5/2016 tanggal 29

November 2016.

Selama Tahun 2016 telah diterbitkan keputusan penetapan izin penghunian Rumah Negara

Golongan I maupun Rumah Negara Golongan II sebanyak 10 usulan dari Badan Karantina

Pertanian pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika, Stasiun Karantina Pertanian Kelas

I Banjarmasin dan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Gorontalo.

b. Penghapusan dan Pemindahtanganan BMN

Selama Tahun 2016 telah diproses dan diterbitkan persetujuan penghapusan dan

pemindahtanganan BMN di lingkungan Kementerian Pertanian sebanyak 240 persetujuan

senilai Rp.231.088.155.957.

Page 45: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 45

Selain menghibahkan BMN, Kementerian Pertanian juga telah menerima hibah BMN dari

Pemerintah Daerah yaitu hibah tanah seluas 502.500 M2 dari Pemerintah Provinsi Jambi

sesuai Perjanjian Hibah Nomor 2124/NPHD/BPKAD.6.2/IX/2016 dan Nomor

08/MoU/HK.220/M/9/2016 tanggal 5 September 2016 serta Berita Acara Serah Terima

Barang Milik Daerah 2125/BA/BPKAD.6.2/IX/2016 dan Nomor 09/MoU/HK.220/M/9/2016

tanggal 5 September 2016.

Sejalan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian, yang secara operasional dilakukan di

daerah-daerah, maka untuk mendorong percepatan pembangunan pertanian di daerah atau

dalam rangka optimalisasi kegunaan BMN, terhadap BMN tersebut, dapat dilakukan

pemindahtanganan atau pengalihan kepemilikan, diantaranya dalam bentuk hibah BMN. BMN

yang dihibahkan salah satunya adalah BMN yang sejak awal perolehan direncanakan untuk

dihibahkan kepada pemerintah daerah/masyarakat (MAK AKUN 526)

Untuk kesamaan persepsi dalam pengelolaan BMN khususnya hibah BMN maka telah disusun

Standar Operasional Prosedur (SOP) Hibah Barang Milik Negara Lingkup Kementerian

Pertanian.

Dalam rangka penyelesaian BMN yang telah dihentikan dari penggunaan, maka salah satu

pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan barang milik negara, telah dilaksanakan workshop

penghapusan BMN yang dilaksanakan pada tanggal 5 s.d. 7 Oktober 2016 di Bogor dengan

melibatkan 90 satuan kerja di 7 Provinsi/Wilayah yang memiliki BMN yang dihentikan dari

penggunaan pada Laporan BMN-nya.

c. Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian BMN

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52 tahun 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/Permentan/-PMK.06/2012 telah ditetapkan

ketentuan tentang Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara. Sehubungan itu,

dalam rangka tertib pelaksanaan pengawasan dan pengendalian barang milik negara di

lingkungan Kementerian Pertanian, telah disusun dan ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 43/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik

Negara Lingkup Kementerian Pertanian disempurnakan dengan Permentan 27 tahun 2015

tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN.

Telah diselenggarakan Rapat Penyusunan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengelolaan

Rumah Negara dengan melibatkan Biro Keuangan dan Perlengkapan, Biro Hukum dan

Informasi Publik, Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Page 46: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 46

Rakyat dan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan telah masuk dalam Program Legislasi

Pertanian tahun 2016

d. Advokasi Penanganan BMN Bermasalah

Dalam rangka mempertahankan Barang Milik Negara yang bermasalah pada Kementerian

Pertanian yaitu dengan penyelesaian Perkara Perdata di Pengadilan Negeri dan Perkara Tata

Usaha Negara di Pengadilan Tata Usaha Negara. Selain itu sebagai salah satu upaya

pencarian alternative penyelesaian permasalahan tersebut di atas, dilakukan penyelesaian

aset yang bermasalah lingkup Kementerian Pertanian.

e. Pengamanan Fisik Dan Pengamanan Hukum Atas BMN Menempuh Jalur

Hukum di Pengadilan Negeri.

Pada tahun Tahun 2016 telah ditempuh upaya hukum berkaitan dengan gugatan perkara

perdata, yaitu: 1) Sengketa tanah kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan komplek

perumahan pegawai PPKS perkara perdata nomor 469/Pdt.G/2012/PN.Mdn., 2) Penertiban

rumah dinas dengan gugatan perkara perdata nomor 396/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel., 3)

Sengketa Lahan KP. Citayam gugatan perlawanan oleh Kementerian Keuangan perkara

perdata nomor 26/Pdt.Plw/2006/PN.Dpk., 4) Permasalahan Rumah Negara di Komplek

Cimanggu dengan gugatan perkara perdata nomor 64/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel.,5)

Permasalahan Rumah Negara di Komplek Labor Diseminasi dengan gugatan perdata nomor

63/Pdt.G/2014/PN.PDG., 6) Sengketa Kepemilikan Tanahdi Desa Karang Sari, Kecamatan

Cikarang (sekarang Cikarang Timur), Kabupaten Bekasi dengan gugatan Perdata perkara

perdata nomor 362/Pdt.G/2009/PN.Bks 7) Permasalahan Rumah Negara di Komplek Labor

Diseminasi dengan gugatan perdata nomor 134/Pdt.G/2014/PN.PDG., 8) Sengketa Lahan KP.

Citayam perkara perdata nomor 519/Pdt.G/2014/PN.BDG., 9) Permasalahan Rumah Negara

di Komplek Labor Diseminasi dengan gugatan perdata nomor 57/Pdt.G/2015/PN.PDG., 10)

Sengketa Tanah di BOTU-UPT Sembawa diokupasi oleh masyarakat dengan gugatan perkara

perdata nomor 34/Pdt.G/2011/PN.Sky., 11) Sengketa Kepemilikan Tanah di Samarinda

dengan gugatan perkara perdata nomor 132/Pdt.G/2014/PN.Smr., 12) Sengketa Kepemilikan

Tanah di Balai Karantina Pertanian Kelas IKupang gugatan perkara perdata nomor

92/Pdt.G/2015/PN.Kupang., 13) Sengketa Kepemilikan Tanah di Manado gugatan perkara

perdata nomor 149/Pdt.G/2015/PN.Mdo., 14) Sengketa Lahan KP. Bacan gugatan perkara

perdata nomor 3/Pdt.G/2016/PN.Lbh.- 15) Sengketa Lahan KP Makariki gugatan perkara

perdata nomor 15/PDT.G/2011/PN.Msh.- 16) Permasalahan Rumah Negara di Rangkapan

Page 47: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 47

Jaya Pancoran Mas Depok Jawa Barat dengan gugatan perdata nomor

232/Pdt.G/2016/PN.Dpk.

f. Pengamanan Fisik Dan Pengamanan Hukum Atas BMN Menempuh Jalur

Hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Dalam Pertimbangan dan Bantuan Hukum Tata Usaha Negara adalah bagian dari Hukum

Administrasi Negara. Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan hukum yang

mengatur dan mengikat tentang bagaimana cara bekerjanya lembaga-lembaga atau alat-alat

administrasi Negara dalam memenuhi tugas, fungsi, wewenang masing-masing dan

hubungan dengan lembaga atau alat perlengkapan Negara lain serta hubungan dengan

masyarakat dalam melayani warga negara. Asas-asas dalam Hukum Admnistrasi Negara bisa

disebut asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAIPB), dan karenanya menjadi pedoman

dalam penyelenggaraan pemerintah, jika tidak dipenuhinya asas-asas tersebut dalam

tindakan keputusan dapat menyebabkan timbulnya masalah. Pada tahun Tahun 2014& 2015

telah ditempuh upaya hukum berkaitan dengan gugatan Tata Usaha Negara, yaitu: (1)

Perkara Tata Usaha Negara Nomor 08/G/2013/PTUN-PDG Sengketa Rumah Dinas dengan

Objek Perkara Surat Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. (2) Perkara

Tata Usaha Negara Nomor 82/G/2015/PTUN-JKT Sengketa Rumah Dinas dengan Objek

Perkara Surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

3.4.3. Pelaporan Keuangan Kementerian

Pagu anggaran Sekretariat Jenderal tahun 2016 setelah revisi adalah sebesar RP

1.563.096.836.000,- dengan realisasi sebesar Rp.1.363.057.604.670,- (87,20%) dengan sisa

anggaran sebesar Rp.200.039.231.330,- (12,80%).

Dari pagu anggaran yang diterima Sekretariat Jenderal tahun 2016 tersebut selanjutnya

dialokasikan untuk mendanai 6 Biro dan 2 Pusat. Alokasi anggaran setiap Biro tahun 2016

dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 48: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 48

Tabel 5. Realisasi Anggaran lingkup sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2016

NO BIRO PAGU (Rp) REALISASI (Rp. Neto) %

1 Biro Perencanaan 51.228.518.000 46.453.289.408 90,68

2 Biro Organisasi & Kep. 27.140.000.000 24.480.438.051 90,20

3 Biro Hukum 14.342.180.000 11.557.943.866 80,59

4 Biro KP 1.099.937.196.000 956.542.561.655 86,96

5 Biro Umum&Pengd. 189.112.950.000 158.388.496.290 83,75

6 Biro Humas& IP 41.534.870.000 38.928.077.267 93,72

7 Biro KLN 22.711.650.000 20.850.353.866 91,80

- Attani Roma 1.300.000.000 942.810.671 72,52

- Attani Brussel 1.300.000.000 917.426.891 70,57

- Attani Tokyo 2.050.000.000 968.927.975 47,26

- Attani Woshington 1.300.000.000 991.908.388 76,30

8 Pusdatin 82.699.472.000 76.814.421.165 92,88

9 PusatPVTPP 28.440.000.000 25.220.949.177 88,68

JUMLAH 1.563.096.836.000 1.363.057.604.670 87,20

3.5. Penyelenggaraan Ketatausahaan Kementerian Pertanian, Kerumah-

tanggaan dan Layanan Pengadaan

Pelaksanaan kegiatan pada fungsi pelayanan umum dan pengadaan selama tahun 2016

adalah sebagai berikut :

3.5.1. Pengelolaan Arsip

Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU Nomor 43

Tahun 2009 tentang Kearsipan disebutkan bahwa Pimpinan unit kearsipan bertanggung

jawab terhadap ketersediaan, pengolahan, dan penyajian arsip inaktif untuk kepentingan

penggunaan internal dan kepentingan publik, sedangkan Pimpinan unit pengolah

bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengolahan, penyajian arsip vital, dan arsip aktif.

Sesuai dengan peraturan tersebut di atas, ketersediaan arsip dinamis dibatasi pada

ketersediaan arsip dinamis inaktif pada Pusat Arsip Kementerian Pertanian. Ketersediaan

arsip ini diukur berdasarkan jumlah koleksi arsip inaktif koleksi Pusat Arsip Kementerian

Pertanian yang telah ditata dan didata dibandingkan dengan keseluruhan arsip inaktif yang

menjadi koleksi Pusat Arsip Kementerian Pertanian.

Keseluruhan koleksi arsip inaktif Pusat Arsip Kementerian Pertanian sampai dengan Tahun

2016 sebanyak 15.130 boks arsip. Angka ini diperoleh dari total keseluruhan volume arsip

Page 49: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 49

tertata yang ada di gedung arsip ditambah dengan total volume arsip belum tertata di

gedung arsip.

Total volume arsip tertata di gedung arsip sampai dengan Tahun 2016 sebesar 13.651 boks

arsip. Volume arsip tertata sebesar 13.651 boks arsip diperoleh dari volume arsip tertata di

gedung arsip sampai dengan Tahun 2015 ditambah jumlah arsip yang ditata pada periode

Tahun 2016, arsip yang dipindahkan pada periode Tahun 2016, serta dikurangi arsip yang

dimusnahkan dan diserahkan pada periode Tahun 2016, sebagaimana tertuang dalam Tabel

sebagai berikut :

Tabel 6. Volume Arsip Tertata 2016

NO DATA ARSIP VOLUME

1 Jumlah arsip tertata di Gedung Arsip s.d akhir Tahun 2015 8,214 Boks

2 Jumlah Penataan arsip Tahun 2016 393 Boks

3 Jumlah pemindahan arsip Tahun 2016 5,168 Boks

- Ditjen PKH = 622 BOKS - PVTPP = 1950 Boks - Ditjen Hortikultura = 2 Boks - Biro Umum dan Pengadaan = 24 Boks - Ex Ditjen PPHP = 2570 Boks

4 Jumlah arsip yang dimusnahkan 120 Boks

5 Jumlah arsip yang diserahkan 4 Boks

Berdasarkan keterangan dan tabel tersebut diatas, total volume arsip tertata sampai dengan

Tahun 2016 sebesar 13.651 boks arsip dengan perhitungan sebagai berikut :

(8,214 boks+ 393 boks + 5,168 boks) - (120 boks+4 boks) = 13.651 boks

Sedangkan total volume arsip belum tertata yang terdapat pada gedung arsip sampai dengan

Tahun 2016 sebesar 1,479 boks arsip. Volume arsip belum tertata sebesar 1,479 boks arsip

diperoleh dari volume arsip belum tertata di gedung arsip sampai dengan Tahun 2015

dikurangi volume arsip hasil penataan yang dilakukan pada periode Tahun 2016,

sebagaimana tertuang dalam Tabel sebagai berikut :

Page 50: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 50

Tabel 7. Volume Arsip Belum Tertata 2016

NO DATA ARSIP VOLUME

1 Jumlah arsip belum tertata di Gedung Arsip s.d akhir tahun 2015

1,872 Boks

2 Jumlah Penataan arsip tahun 2016 393 Boks

Berdasarkan keterangan dari tabel tersebut diatas, total volume arsip belum tertata sampai

dengan tahun 2016 adalah sebesar 1,479 boks arsip dengan perhitungan sebagai berikut

:1,872 boks - 393 boks.

3.5.2. Tingkat Kepuasan Pengguna Sarpras Kantor Pusat Lingkup Setjen

Guna mengetahui tingkat kepuasaan dan sekaligus sebagai bahan masukan untuk

peningkatan pelayanan Biro Umum dan Pengadaan Bagian Rumah Tangga melakukan jajak

pendapat melalui kuesioner terkait Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat

lingkup Sekretariat Jenderal yang diedarkan dan diperoleh capaian nilai sebesar 74,81%

dikategorikan Baik artinya kualitas pelayanan sarana dan prasarana berhasil meningkat

sebesar 8,84% dari Tahun 2015 sebesar 65,97%, namun kegiatan ini masih dibawah target

yang harus disamakan dengan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang ditargetkan

sebesar 80% dan hal ini memang kami sadari bahwa target yang ditetapkan masih terlalu

tinggi karena sifat pekerjaannya sebagian besar merupakan fisik bangunan dan oleh sebab

itu kegiatan ini belum bisa tercapai karena masih banyak pekerjaan yang belum diakomodir.

Kedepan Biro Umum dan Pengadaan akan memperbaiki kinerja sesuai target yang telah

ditentukan.

Tabel 8. Rekapitulasi Penilaian Sarana dan Prasarana Gedung A Kantor Pusat

Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016.

No Komponen Skor Nilai Interval Konversi Klasifikasi

1. Perparkiran 3,02 2,51 - 3,25

62,51 - 81,25

B (Baik) Total Nilai 74,81 2. Keamanan 3,05

3. Kebersihan 2,98

4. Kelistrikan 2,98

5. Air Bersih 2,94

Nilai Layanan Sarana dan Prasarana 2,99

Page 51: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 51

Tabel 9. Rekapitulasi Penilaian Sarana dan Prasarana Gedung A Kantor Pusat

Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2015.

No Komponen Skor Nilai Interval Konversi Klasifikasi

1. Perparkiran 2,65 2,51 - 3,25

62,51 - 81,25

B (Baik) Total Nilai 65,97 2. Keamanan 2,64

3. Kebersihan 2,63

4. Kelistrikan 2,50

5. Air Bersih 2,78

Nilai Layanan Sarana dan Prasarana 2,64

Grafik. 1 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2016

Sebagai informasi pada Tahun 2016 alokasi anggaran untuk mendukung pelaksanaan

operasional layanan sarana dan prasarana di bidang kerumah tanggaan adalah sebesar Rp.

104.264.405.000,- dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp.

86.106.078.050,-

3.5.3. Tingkat Kepuasan Layanan Pengadaan

Guna mengetahui tingkat kepuasaan dan sekaligus sebagai bahan masukan untuk

peningkatan pelayanan, perlu dilakukan jajag pendapat terhadap kinerja layanan pengadaan

oleh pihak-pihak terkait. Adapun hasil Tingkat Kepuasan Responden terhadap kinerja, rata-

Page 52: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 52

rata Baik dengan nilai 70,85, tetapi kegiatan ini masih dibawah target yang harus disamakan

dengan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang ditargetkan sebesar 80% dengan

kriteria:

Tabel 10. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat

No Komponen Skor Nilai Interval Konversi Klasifikasi

1. Organisasi 2,65 2,51 - 3,25

62,51 - 81,25

B (Baik) Total Nilai 70,85

2. Hubungan Kerja 2,79

3. Materi Layanan 2,93

4. Etika Layanan 2,97

Nilai Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa

2,83

3.6. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri Untuk Bidang Pangan dan

Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral

Pada tahun 2016, Pusat Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

telah melaksanakan berbagai kegiatan yang terdiri dari :

3.6.1. Sidang RI – Thailand (The 7th Joint Agriculture Working Group/ JAWG), 23 – 24 Maret 2016, di Thailand

Dalam pertemuan JAWG ke-7 ini telah disepakati bahwa dari 28 kegiatan dimaksud terdiri

atas 11 proyek kegiatan dari kedua belah pihak telah selesai dilaksanakan, 6 proyek kegiatan

masih dalam proses pelaksanaan, dan 11 proyek kegiatan telah dibatalkan.

Adapun ke-6 proyek kegiatan yang akan ditindaklanjuti pada periode 2016-2017 yaitu: (1)

Training on Foot and Mouth Disease, (2) Integrated Pest Management and Post-Harvest

Treatment on Mango and Mangosteen, (3) Technical Cooperation on Highly Pathogenic Avian

Influenza Control to Facilitate Trade of Zebra Dove between Thailand and Indonesia, (4)

Cervical and Laparoscopic Artificial Insemination in Goats, (5) Study Visit on Improving for

Technical and Management Skills of Rice and Soybean Seed Grower, (6) Agricultural

Extension Training Course in Kasetsart University Bangkok, Thailand.

Page 53: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 53

Kegiatan yang baru diusulkan dan telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam pertemuan

ini yaitu 7 usulan kegiatan dari 9 usulan yang disampaikan oleh pihak Thailand, dan 1 usulan

kegiatan dari 4 usulan yang disampaikan oleh pihak Indonesia.

3.6.2. Sidang RI – Turkey (The First Indonesia – Turkey Steering Commitee Meeting), 7-9 April 2016, di Bali

Kedua pihak sepakat untuk merumuskan rencana aksi yang lebih konkrit guna

mengimplementasikan berbagai area kerja sama yang terdapat dalam MoU, khususnya kerja

sama bidang peternakan, kesehatan hewan dan perkarantinaan; akses pasar komoditas

pertanian antara kedua negara; kolaborasi kerja sama bidang perikanan; serta kerja sama

penelitian dan penguatan kapasitas. Dalam hal ini, lembaga teknis terkait di kedua negara

akan berkomunikasi secara intensif pada level operasional untuk merumuskan bentuk-bentuk

kerja sama yang lebih formal.

Kedua pihak sepakat untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai

dengan regulasi yang berlaku pada masing-masing negara, guna mendorong akses pasar

komoditas perkebunan (CPO, kopi, dan kakao) dari Indonesia ke Turkey; dan akses pasar

komoditas gandum, susu, produk susu, gelatin, dan collagen dari Turkey ke Indonesia.

Bapak Hari Priyono, Sekjen Kementerian Pertanian sedang memimpin sidang JAWG RI – Thailand dan menyerahkan

Cendramata kepada Ketua Delegasi Thailand

Thailand

Cendramata kepada Ketua Delegasi

Thailand

Page 54: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 54

Pihak Turkey memperoleh informasi mengenai berbagai peraturan yang terkait dengan

proses importasi produk peternakan ke pasar Indonesia, dan berkomitmen untuk segera

mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mematuhi tuntutan peraturan dimaksud.

Pihak Turkey juga memperoleh informasi tentang kesepakatan (MoU) antara Plant

Propagators Association (ASBENINDO) dengan Sub Union of Seed Industrialist and Producers

(TSUAB) yang ditandatangani pada 26 Oktober 2015 perihal kerja sama bidang industri

benih. Pihak Turkey akan mendorong pihak yang berkompeten guna mempercepat

implementasi dari kesepakatan dimaksud.

Pada rangkaian agenda field trip, kedua delegasi berkesempatan mengunjungi Agro Wisata

Kopi Luwak di Bangli dan Sub Terminal Agribusiness (STA) di Karangasem. Pada sesi

kunjungan perkebunan kopi luwak, kami memperkenalkan perkebunan kopi luwak liar,

sementara pada sesi kunjungan ke STA, kami memperkenalkan potensi kerja sama komoditi

hortikultura.

3.6.3. Sosialisasi Potensi Pertanian untuk Para Diplomatik RI yang akan

ditempatkan di Negara Mitra

Sekretariat Jenderal tahun 2016 telah melaksanakan sosialisasi potensi pertanian sebanyak 2

tahap sesuai dengan jadwal dari Kementerian Luar Negeri. Tahap ke-1 diikuti oleh 38 orang

diplomat yang akan ditempatkan di negara kawasan Amerika, Eropa dan Pasifik dilaksanakan

pada tanggal 9 - 13 Mei 2016 di Semarang dan Pati. Sementara untuk Tahap ke-2 diikuti oleh

30 orang diplomat yang direncanakan akan ditempatkan di negara kawasan Amerika, Asia,

Pasifik, Afrika dan Timur Tengah pada tanggal 15 - 18 Nopember 2017 di Pekanbaru.

3.6.4. Sidang RI – Kolombia (The Second Expert Group Meeting), dilaksanakan

pada tanggal 26 – 28 Juli 2016 di Kolombia Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan kerja sama peningkatan nilai tambah komoditas

sawit melalui penelitian bersama pemanfaatan produk sawit menjadi biodiesel dan ethanol.

Khusus untuk pengembangan produk sawit menjadi biodisel, kedua negara sepakat untuk

memberikan kontribusi 20% minyak sawit menjadi biodiesel (B20). Kerjasama penelitian

tersebut difokuskan pada pengembangan varietas tahan penyakit dan berkadar oleat tinggi,

selain melalui penelitian bersama kerjasama konkret dilakukan juga dengan pertukaran

tenaga ahli dalam bidang kelapa sawit. Indonesia juga menyampaikan kesiapanya untuk

Page 55: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 55

Sidang Expert Group Meeting Kementerian

Pertanian dan Pembangunan Daerah Kolombia

pertukaran material genetik unggul kelapa sawit yang telah teruji memeliki produktifitas yang

tinggi di Indonesia dengan memperhatikan Phitosanitary dan Hak Kekeyaan Intelektual.

Secara khusus, Pihak kolombia menyampaikan

permohonannya terkait bantuan penigkatan

kapasitas pengembangan kelapa sawitnya dalam

bentuk pengembangan sistem perkebunan yang

ramah lingkungan, berkelanjutan, berprouduktifitas

tinggi serta zero waste production sebagaiman telah

disepkati melalui standar ISPO. Menanggapi

permohonan ini, indonesia menyatakan kesiapannya.

Kedua pihak sepakat untuk pertukaran material genetik kakao dengan spesifik aroma

Kolombia dan Karet lokal tahan penyakit yang merupakan tanaman spesifik wilayah amazon

dengan varietas kakao dan karet Indonesia yang berproduktifitas tinggi

3.6.5. Kunjungan kerja Menteri Pertanian di Taiwan tanggal 6 – 8 Nopember 2016 Tindak lanjut nyata dari komitmen dengan Taiwan telah dilaksanakan dalam bentuk

pengiriman tenaga ahli irigasi dan hortikultura RI ke Taiwan pada tanggal 19-24 Desember

2016 untuk melakukan identifikasi lesson-learned dan best practices pengembangan irigasi

dan hortikultura modern di negara tersebut yang dapat diadopsi untuk mendukung

pengembangan kedua sektor tersebut di Indonesia. Selain itu, juga telah disepakati

kunjungan Tim Ahli Taiwan ke Indonesia pada tanggal 5-13 Januari 2017.

Kunjungan kerja tersebut telah

menghasilkan komitmen dukungan dari

Council of Agriculture of Taiwan untuk

pengembangan embung dan

modernisasi hortikultura di Indonesia

Page 56: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 56

3.6.6. Sidang RI – Australia (The-20 Working Group on Agriculture. Food and

Forestry Cooperation), dilaksanakan pada tanggal 2 – 3 November 2016 di Manado, Indonesia

Indonesia telah berhasil memasukkan buah manggis dan salak ke pasar Australia dan saat

ini Indonesia berusaha untuk mendapatkan akses pasar buah mangga dan buah naga.

Sedangkan untuk importasi gandum Australia ke Indonesia, telah dilaksanakan dengan baik

dan gandum Australia tersebut diolah di Indonesia untuk pembuatan mie instan yang

diekspor ke negara lain.

Indonesia dan Australia telah menandatangani Memorandum of Understanding on Electronic

Certification pada tahun 2016 dan Indonesia saat ini sedang melaksanakan uji coba untuk e-

certification dimaksud yang peluncurannya akan dilaksanakan pada awal tahun 2017 dan

Australia meminta Indonesia untuk memasukkan daging ke dalam ujicoba dimaksud.

Indonesia menginformasikan tentang peraturan kehalalan yang diatur dalam Peraturan No.

33 tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI, demi menjamin keamanan dan

kepastian produk-produk halal yang dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia termasuk

makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kimia, produk yang dimodifikasi secara

genetik, produk dan barang-barang konsumsi yang dipakai, digunakan atau dimanfaatkan

oleh masyarakat. Peraturan ini diberlakukan sebanyak 3 (tiga) tahap mulai tanggal 1

November 2016. Kementerian Pertanian telah mengirimkan surat ke Kementerian Agama

mengenai peraturan kehalalan dimaksud agar dapat diinformasikan lebih lanjut ke World

Trade Organization (WTO).

Australia Awards Information, Australia sebagai salah satu tujuan bagi pelajar Indonesia

untuk meneruskan studi pendidikan telah memberikan 300 beasiswa Master dan Doktor

untuk tahun 2016. Pihak Indonesia meminta agar Australia dapat membuka kesempatan

kepada peserta tersebut pelatihan bahasa Inggris untuk mendapatkan nilai TOEFL yang

sesuai dengan kualifikasi yang diminta oleh pihak Australia. Selain itu, Australia juga akan

menginformasikan lebih lanjut data peserta Indonesia yang telah lulus dari universitas di

Australia.

Page 57: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 57

3.6.7. Sidang RI – Jepang (The Second Bilateral Forum for Agriculture Cooperation), dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 November 2016, di Tokyo, Jepang

Terkait dengan akselerasi ekspor ayam segar dan produk turunannya, pihak Indonesia

meminta dukungan kepada Pemerintah Jepang khususnya MAFF untuk menginformasikan

dan mendorong calon pembeli di Jepang agar melakukan kesepakatan bisnis dengan

keempat unit usaha pengolahan daging ayam yang telah disetujui mengekspor Heat

Processed Chicken Products ke Jepang sejak tahun 2014. Mengingat Indonesia menjadi Ketua

Forum Halal Dunia, maka jaminan halal merupakan keunggulan produk tersebut yang dapat

menarik minat konsumen muslim di Jepang sekaligus persiapan pasokan produk halal dalam

menghadapi Olimpiade tahun 2020 yang akan diselenggarakan di Jepang.

Sesuai protokol yang telah disepakati, pihak Indonesia akan segera menyampaikan undangan

kepada Tim Auditor MAFF Jepang untuk melakukan on-site surveilans terhadap 4 unit usaha

pengolahan daging ayam pada Januari 2017.

Sementara untuk ekspor buah mangga Indonesia ke Jepang masih diperlukan persyaratan

perlakuan Vapour Heat Treatment (VHT). Untuk memulai export buah mangga dengan

perlakuan VHT, maka kedua pengusaha kedua negara akan segera membangun fasilitas

treatment di Indonesia dengan pengawasan Badan Karantina Pertanian. Untuk perlakuan Hot

Water Treatment (HWT) yang telah dikembangkan Indonesia, pihak Jepang tidak keberatan

menerima penggunaan HWT sepanjang data efikasi kajian teknis telah diterima MAFF

Jepang. Dengan diterima HWT, maka penggunaan HWT sebagai pengganti VHT.

Adanya keberatan pihak Jepang terhadap aturan Indonesia tentang pengawasan produk

pertanian (buah dan sayuran) asal Jepang harus bebas dari cemaran radioaktif Ceassium 134

dan 137 akibat bencana Fukushima Daichi. Pihak Jepang melaporkan bahwa banyak negara

mitranya telah mencabut aturan pembatasan tersebut setelah memberikan hasil-hasil kajian

yang dilakukan oleh ahli Jepang. Pihak Indonesia tidak keberatan sepanjang telah ada

pernyataan resmi (deklarasi) dalam sidang WTO-SPS terkait jaminan keamanan pangan dan

dukungan pernyataan dari Lembaga Internasional Atom dan Energi (IAEA Austria). Lembaga

Badan Nasional Tenaga Nuklir dan Badan Karantina Pertanian segera melakukan kajian hasil

laporan Jepang, untuk memberikan pertimbangan lebih lanjut.

Pihak Jepang meminta pertimbangan terhadap pembatasan aturan investasi di Indonesia di

bidang Hortikultura, mengingat pihak Jepang berkeinginan untuk melakukan investasi di

Indonesia. Pihak Indonesia akan mempertimbangkannya dan untuk melakukan perubahan

Page 58: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 58

Undang-undang No. 13 tahun 2010 tersebut memerlukan waktu karena harus melalui proses

parlemen.

Kerjasama sektor pertanian khususnya terkait pemanfaatan peralatan pertanian (mekanisasi

pertanian) antara Indonesia-Jepang, tim ahli kedua negara akan melakukan kajian teknis

untuk penggunaan jenis-jenis peralatan pertanian yang sesuai dengan kondisi pola pertanian

Indonesia dengan lokasi lahan terbatas dan kondisi fisik lahan bervariasi.

Pihak Jepang menerima keinginan Indonesia untuk mempelajari sistem/kebijakan pemerintah

Jepang dalam pengamanan mempertahankan lahan-lahan pertanian dan pola jaminan para

petani. Pada saat ini di Indonesia dihadapi laju alih fungsi lahan begitu progresif, akibat

perubahan lokasi-lokasi industri. Indonesia agar membuat Term of Reference termasuk

pembebanan biaya pelaksanaan kegiatan tersebut di Jepang.

Pihak Indonesia meminta kepada industri Jepang sebagai pemasok peralatan pertanian, agar

menyediakan layanan perbaikan peralatan di Indonesia hingga tingkat perdesaan. Pihak

Jepang akan mempertimbangkan dan berkonsolidasi dengan para pemasok peralatan

pertanian antara lain: Yanmar, Kubota.

3.6.8. The International Tripartite Rubber Council (ITRC) Special Meeting Pertemuan ini membahas mengenai keputusan diberlakukannya mekanisme pembatasan

kuota ekspor karet alam / Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) tahun 2016 akan

ditentukan pada joint meeting tanggal 28 Januari 2016 di Bangkok, Thailand.

Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mempercepat peluncuran pasar karet dari bulan

Juni 2016 ke bulan Maret 2016 sesuai dengan permintaan dewan Menteri ITRC. Di lain pihak,

Thailand dan Malaysia meminta waktu untuk melakukan persiapan peluncuran pasar karet

sampai bulan Maret 2016.

Negara anggota ITRC menyepakati draft “Mou Antara Negara ITRC Dengan Viet Nam

Mengenai Kerja Sama di Bidang Karet Alam” yang akan menjadi diajukan kepada Viet Nam

sebagai proposal kerja sama. Tiap negara anggota ITRC diminta untuk memberikan masukan

sebelum tanggal 12 Februari 2016.

Dari hasil pertemuan ITRC tersebut, perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut lingkup

Kementerian Pertanian terutama dengan Ditjen Perkebunan mengenai kondisi perkaretan

Indonesia saat ini dalam rangka menghadapi kebijakan ITRC berkaitan dengan turunnya

harga karet dunia untuk merencanakan kebijakan dalam negeri dalam membantu petani

karet dalam Negeri. Diantaranya yang dapat direkomendasikan antara lain : (1) Melakukan

Page 59: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 59

peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu melalui sistem pertanian berbasis karet;

(2) Melakukan pengembangan pemberdayaan petani untuk dapat mengakses ke berbagai

kemudahan yang diperlukan (teknologi, permodalan, pasar, kemitraan, sumber benih, dll);

(3) Mendorong percepatan penyediaan bahan baku karet alam Bahan Olah Karet (BOKAR)

yang mudah dan berkualitas sesuai Permentan no. 38/2008 dan revisinya.

3.6.9. APO (Asian Productivity Organization) yang berjudul “Asian Food and

Agribusiness Conference: Strengthening Public-Private-Sector Partnerships for Sustainable Competitive Agribusinesses

Kegiatan APO (Asian Productivity Organization) yang berjudul “Asian Food and Agribusiness

Conference: Strengthening Public-Private-Sector Partnerships for Sustainable Competitive

Agribusinesses” telah dilaksanakan pada tanggal 28-30 Maret 2016 di Hotel Horison,

Bandung, Jawa Barat. Seminar tersebut bertujuan agar peserta dapat meningkatkan

pengetahuan dan saling bertukar informasi dalam mengembangkan sistem pertanian yang

berkelanjutan, dan bagaimana menjalin kemitraan jangka panjang antara pihak pemerintah,

swasta dan masyarakat dengan pendekatan Strengthening Public-Private-Sector Partnerships

untuk memperkuat kerja sama bidang pertanian. Kegiatan ini diikuti 38 orang, yang terdiri

dari 32 peserta asing yaitu Bangladesh, Fiji, Filipina, India, Korea Selatan, Kamboja, Laos,

Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan peserta

Indonesia berjumlah 6 orang; APO Conference menghadirkan 10 orang narasumber asing.

Adapun tindak lanjut dari pertemuan tersebut yaitu perlunya dibentuk rencana aksi dan

jadwal untuk mengaplikasikan rencana program Asian Food and Agribusiness Conference:

Strengthening Public-Private-Sector Partnerships for Sustainable Competitive Agribusinesses

di institusi masing-masing.

Page 60: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 60

3.6.10. Pertemuan Tingkat Menteri Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-7

Pertemuan Tingkat Menteri Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan Organisasi Kerja Sama

Islam (OKI) ke-7 telah dilaksanakan pada tanggal 26-28 April 2016 di Astana, Kazakhstan.

Pertemuan menyepakati hal-hal sebagai berikut perlunya upaya harmonisasi kebijakan-

kebijakan yang telah ada untuk mengatasi berbagai permasalahan di tingkat nasional ke

tingkat regional di masing-masing negara anggota OIC; upaya penguatan metode

pengumpulan data statistik perdagangan produk pertanian baik intra Negara anggota OIC

maupun dengan Negara non anggota OIC; dan laporan SOM khususnya terkait pencapaian

ketahanan dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) fokus utama, yaitu kaitannya dengan

penurunan efek negatif perubahan iklim, efisiensi pertanian, pemberdayaan perdesaan dan

penurunan kehilangan hasil dan pemborosan pangan.

Pada sesi General Assembly (GA) IOFS disampaikan sebanyak 31 dari 56 negara anggota OKI

telah menandatangani statuta IOFS. Ada 5 negara baru yang menandatangani statuta IOFS

pada saat First Session Of The General Assembly (GA) of IOFS yaitu, Bangladesh, Qatar,

Republik Mozambique, Republik Tajikistan, Kamerun, dan Kuwait. Posisi Delegasi Indonesia

dalam pertemuan tersebut adalah sebagai observer. Diperlukan 10 negara untuk meratifikasi

statuta IOFS tersebut, namun hingga saat ini tercatat baru 4 (empat) negara yang sudah

meratifikasi yaitu Kazakhstan, Nigeria, Burkina Faso dan Kuwait. Oleh karena itu, negara

yang sudah menandatangani statuta tersebut untuk mempercepat proses ratifikasinya.

Adapun tindak lanjut pertemuan tersebut yaitu Indonesia mendukung upaya bersama negara

anggota OIC untuk mengatasi masalah ketahan pangan di negara anggota. Kazakhstan

sangat mengharapkan Indonesia terlibat lebih jauh dalam organisasi IOFS tersebut.

Kementerian Pertanian Perlu segera menyampaikan hasil pertemuan ini kepada pihak-pihak

terkait di Indonesia untuk pembahasan kajian lebih mendalam terkait kemungkinan

bergabungnya Indonesia sebagai anggota IOFS.

Page 61: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 61

3.6.11. Pertemuan Special Senior Official Meeting of ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry ke-37 (37th SSOM AMAF) dan Special Senior Official Meeting of ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry Plus Three (15th SSOM AMAF+3), 22-25 Agustus 2016, Filipina

Keseluruhan capaian subsidiary bodies dibawah AMAF serta pengembangan rencana kerjanya

akan disampaikan kepada Menteri-Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN untuk

pengesahan lebih lanjut pada pertemuan ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry

(AMAF) ke-38 yang akan dilaksanakan pada tanggal 6-7 Oktober 2016 di Singapura. Pada

pertemuan tersebut para Menteri juga akan melakukan penandatanganan perjanjian

pembentukan ASEAN Coordinating Centre for Animal Health and Zoonoses (ACCAHZ), yang

berfungsi sebagai pusat kerjasama dan koordinasi penanganan kesehatan hewan dan

penanggulangan penyakit zoonosis di kawasan ASEAN.

Sebagai tindak lanjut perlu dilakukan identifikasi atas kepentingan Indonesia yang perlu

terakomodasi dalam berbagai kerja sama pangan, pertanian dan kehutanan ASEAN dan

mitranya, dengan memperhatikan Key Performance Indicators (KPIs) of the SPA-FAF 2016-

2025.

Selain itu, terkait dengan berbagai inisiatif baru, Indonesia perlu mengkaji lebih mendalam

terhadap usulan-usulan kerja sama tersebut, seperti pada bidang perbenihan, jejaring

informasi, dan konservasi lahan pertanian. Hal ini dianggap penting sebagai salah satu upaya

menyaring kegiatan yang tidak sesuai dengan arah tujuan pembangunan pangan, pertanian

dan kehutanan nasional. Oleh karena itu, posisi Indonesia sebaiknya tidak terlalu aktif dalam

mendorong percepatan implementasi inisiatif-inisiatif baru dimaksud agar proses kajian

internal dapat dilakukan secara komprehensif.

Page 62: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 62

3.6.12. Pertemuan Internasional Food Security Week (FSW) APEC dan Fourth APEC Food Security Ministerial Meeting (FSMM4), 16-27 September 2016, Peru

Pada pertemuan kali ini membahas empat hal utama yaitu kelanjutan dan perlindungan laut,

perubahan iklim, kerja sama lintas fora dan pengembangan kapasitas. Indonesia memberikan

perhatian khusus terkait kelanjutan dan perlindungan lingkungan laut agar konsep blue

economy di APEC memiliki satu acuan bersama. OFWG rencananya akan membahas panduan

perihal koordinasi dan komunikasi dengan APEC centers agar kegiatannya bersinergi dengan

prioritas OFWG. Indonesia diharapkan untuk berperan dalam hal ini selaku pemilik APEC

Ocean and Fisheries Information Center (AOFIC) yang berlokasi di Perancak, Bali. Indonesia

menganggap IUU fishing sebagai Transnational Organized Crime, sehingga pada pertemuan

OFWG berikutnya Indonesia akan mengajukan inisiatif kerja sama APEC untuk memberantas

IUU fishing. Peran MOI SC dalam koordinasi inisiatif lintas fora akan mencerminkan peran

kepemimpinan Indonesia dalam isu maritim.

Isu Ketahanan pangan akan semakin mengemuka dalam agenda APEC kedepannya, terutama

pada tiga hal utama yaitu pembangunan kelanjutan sektor pertanian dan perikanan, fasilitasi

investasi dan pembangunan infrastruktur, dan meningkatkan perdagangan dan pasar.

Indonesia menyampaikan bahwa peran petani dan nelayan kecil sebagai investor terbesar

harus ditingkatkan sebagai pilar ketahanan pangan sehingga harus didorong untuk lebih

terbuka dalam hal fasilitasi infrastruktur dan investasi pertanian. Selain itu, Indonesia

menyampaikan implementasi peningkatan sektor pertanian dan perikanan melalui public

private partnership dalam pembentukan kemitraan teknologi dan capacity building bagi

petani kecil agar dapat meningkatkan produksi pangan yang bernama Partnership for

Indonesia Sustainable Agriculture (PISagro).

Page 63: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 63

3.7. Data dan Informasi Pertanian

Dalam rangka mewujudkan kesamaan pemahaman terkait pengelolaan data dan informasi

pembangunan pertanian dan pengelolaan data terpadu (tekstual dan spatial) ke sistem yang

terintegrasi dan mudah diakses, maka dibangun akses Satu Data dan Satu Pintu dengan

pemanfataan TIK untuk mendukung pembangunan pertanian melalui sistem jaringan terpadu

dan membangun infrastruktur yang menunjang kerja. Dasar kebijakan ini adalah Permentan

No. 115/Permentan/OT.140/9/2014 tentang Pedoman Pengelolaan Satu Data Pembangunan

Pertanian, Kepmentan No. 663/Kpts/TI.130/11/2015 tanggal 30 November 2015 tentang Wali

Data dan Unit Kliring Data dan Informasi Pertanian untuk Mewujudkan Satu Data dalam

Pembangunan Pertanian dan No 51/Permentan/TI/II/2016 tentang Penyelenggaraan

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kementerian Pertanian.

Peran Setjen dibidang perstatistikan adalah dengan pengembangan metoda pengumpulan,

pengolahan, analisis dan penyajian data serta membangun, mengembangan sistem informasi

pertanian, selain itu juga sebagai unit kliring Kementan (unit kerja yang ditunjuk sebagai

pelaksana otorisasi, verifikasi, otentifikasi dan penyebaran data dan informasi)

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah mengadakan monitoring dan evaluasi kegiatan

dibidang statistik, sistem Informasi maupun monitoring dukungan perstatistikan dan sistem

Informasi pertanian baik dilakukan harian, bulanan, triwulanan, semesteran maupun

tahunan.

Hasil yang telah dicapai dibidang perstatistikan bekerjasama dengan instansi terkait antara

lain BPS, Ditjen terkait lingkup pertanian sebagai wali data, Bank Indonesia, Kemeninfo, BPS,

PU, Lapan, BKPM, BIG, Kemendagri, dll adalah sebagai berikut:

Bidang Data Komoditas Pertanian

Untuk data Tanaman Pangan dengan adanya MOU Kementerian Pertanian dengan BPS telah

dapat memperpendek waktu pengumpulan data dari n-4 menjadi n-1 sehingga data dapat

diolah dengan cepat dan disajikan ke pimpinan untuk pengambilan kebijakan lebih cepat

sedangkan dibidang Perkebunan percepatan data tebu di 4 Propinsi sebagai sampel Jabar,

Jateng DIY serta Jatim dimana hasilnya kegiatan ini untuk memonitor aliran data tebu/gula,

memantau pengumpulan dan pengelolaan data tebu serta aliran data tebu dari daerah ke

pusat.

Page 64: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 64

Kegiatan pengelolaan data pertanian tanaman pangan dan hortikultura tahun 2016 telah

ditambahkan data tahun 2015 untuk subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura,

baik pada level provinsi juga level Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut dilakukan melalui

kerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, atau Dinas yang membawahi

data sektor tanaman pangan dan hortikultura di 34 Provinsi dan dengan Badan Pusat Statistik

(BPS). Diharapkan dengan tersedianya data tanaman pangan dan data hortikultura ini pada

Aplikasi Basis Data Statistik Pertanian (BDSP), akan memudahkan pengguna data untuk

mengakses.

Bidang Data Non Komoditas Pertanian

Telah dilaksanakan kegiatan pengelolaan data Sosial, Prasarana dan Sarana Pertanian

meliputi : (1) Penataan data : Iklim, OPT dan DPI, Sarana Pertanian, SDM Pertanian dan

Kelembagaan Petani, Lahan Pertanian, Tenaga Kerja Sektor Pertanian, dan Kemiskinan

Sektor Pertanian, Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana pertanian. (2) Pengembangan

metode audit jaringan irigasi, Pengembangan aplikasi berbasis satelit untuk monitoring

pertanaman padi, Pengembangan metode pengumpulan data luas tanam dan panen dengan

metode grid square berbasis peta citra satelit resolusi sangat tinggi monitoring kegiatan

SIMOTANDI (Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi) dimana aplikasi berbasis satelit

ini digunakan untuk memantau fase pertanaman padi menggunakan citra Landsat 8 serta

digunakan bagi para pimpinan di Kementerian Pertanian dalam rangka peningkatan usaha

dibidang pertanian. Adapun sampel untuk kegiatan SIMOTANDI ini telah dilaksanakan di

kabupaten Brebes, Karawang, Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Bojonegoro, dan Tuban.

Output Data Statistik Komoditas Pertanian

Page 65: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 65

Monitoring Data UPSUS

Disamping itu Setjen tiap hari melaporkan data untuk kebijakan pimpinan di Kementerian

Pertanian berupa monev harian terkait kegiatan UPSUS padi, jagung, kedelai, bawang merah,

cabai, Inseminasi Buatan, Bunting Lahir. Dimana data ini diperoleh dari SMS harian yang

masuk dari petugas UPSUS di daerah ke Aplikasi Monev SMS UPSUS ke Server Pusdatin.

Sosialisasi Pemanfaatan Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi SIMOTANDI

Citra satelit landsat sbg alat bantu memantau pertanaman padi

Monitoring Data Keuangan

Untuk monitoring keuangan bulanan dengan aplikasi SMART yang datanya sudah terintegrasi

dengan aplikasi – aplikasi keuangan lainnya antara lain Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI

dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca.

Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan,

Page 66: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 66

dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan

manajerial lainnya.

Hasil yang dicapai berdasarkan data dari Aplikasi SMART adalah sbb: penyerapan anggaran

92,88%, pencapaian keluaran 100% sedangkan efisiensi 7,12% dengan Nilai Kinerja 90,10%

kategori sangat baik

Bidang Pengembangan Sistem Informasi

Sebagai unit kerja pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkup

Kementerian Pertanian sesuai dengan Permentan nomor : 51/Permentan/TI/II/2016 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kementerian Pertanian.

Maka Setjen dalam mendistribusikan layanan dasar aplikasi TIK Kementerian Pertanian

didukung dengan Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan TIK yang selalu diperbaiki

sesuai kebutuhan dan perkembangan TIK terkini.

Semakin banyaknya aplikasi yang dikembangkan maka pengelola membuat terobosan dalam

hal pengelolaan aplikasi melalui integrasi sistem.

SIM Terpadu: e-Personal terintegrasi (Simpeg, Aset, Kehadiran, Tukin, Gaji, SKP, e-surat,

DUPAK, LHKASN, NPWP, dll), Sistem integrasi data teknis (database umum) Sistem integrasi

data spesifik (unit kerja).

Pemanfataan TIK untuk mendukung pembangunan pertanian dengan sistem jaringan terpadu

dan membangun infrastruktur yang menunjang kerja untuk itu perlu adanya koordinasi

kemitraan

Pada Tahun Anggaran 2016 telah dilakukan monitoring terhadap penggunaan email

Kementerian Pertanian, hingga tahun 2016 sudah mencapai 20.000 email dengan

perbandingan jumlah data karyawan (simpeg) adalah 20.241.

Page 67: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 67

Grafik 2. Perkembangan Jumlah Account E-Mail Per Tahun

Untuk mendukung kelancaran akses data dan komunikasi melalui Internet maka dilakukan

peningkatan bandwidth Kementerian Pertanian seperti tersebut pada grafik dibawah ini :

Grafik 3. Perkembangan Jumlah Account E-Mail Per Tahun

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna maka telah

dilakukan kegiatan Survei Kepuasan Pengguna Layanan Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian. Dari hasil survei ini diharapkan akan diketahui sejauh mana kepuasan pengguna

terhadap layanan yang telah diberikan serta sebagai salah satu sarana untuk menampung

berbagai masukan guna perbaikan peningkatan layanan di Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian.

Survei ini menggunakan rancangan atau desain survey deskriptif kualitatif untuk mengetahui

tingkat kepuasan para unit kerja pengguna layanan terkait data dan informasi pembangunan

pertanian. Data yang dikumpulkan melalui survei ini merupakan data primer melalui

penyebaran kuesioner kepuasan layanan pada pengguna. Responden berjumlah 565 orang

yang terdiri dari 450 responden pusat dan 115 responden daerah (SKPD) yang tersebar di 8

provinsi.

Page 68: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 68

Hasil analisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis menunjukan

kepuasan pengguna layanan bidang data dan informasi pertanian secara keseluruhan

memperoleh tingkat kepuasan sebesar 80,32% jika dibandingkan dengan target yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 72%.

Bidang Penerapan dan Pengembangan e-government

Penerapan tata kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi

kebutuhan dan tuntutan di setiap instansi penyelenggaraan pelayanan publik mengingat

peran TIK yang semakin penting bagi upaya peningkatan kualitas layanan sebagai salah satu

realisasi dari tata kelola pemerintahan yang baik (Good Corporate Governance).

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan informasi dalam

penyelenggaraan Tata Kelola TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan

sosialisasi dan bimbingan teknis yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan kajian

keamanan informasi kepada instansi penyelenggara pelayanan publik menggunakan alat

bantu evaluasi Indeks Keamanan Informasi (KAMI). Alat evaluasi ini ditujukan untuk

memberikan gambaran kondisi kesiapan (kelengkapan dan konsistensi) keamanan informasi

dan identifikasi tingkat kematangan penerapan pengamanan informasi kepada pimpinan

instansi, yang diidentifikasi berdasarkan kondisi saat ini dan menghasilkan rekomendasi untuk

keperluan pembenahan dan prioritas. Analisis dilakukan berdasarkan kategori tingkat

kepentingan Sistem Elektronik (SE) untuk memberikan sasaran pencapaian tingkat

kelengkapan kematangan yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Kemudian, area

yang dievaluasi meliputi Tata Kelola Keamanan Informasi, Pengelolaan Risiko Keamanan

Informasi, Kerangka Kerja Keamanan Informasi, Pengelolaan Aset Informasi, serta Teknologi

dan Keamanan Informasi.

Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kementerian Pertanian telah menerbitkan Permentan No 51/Permentan/TI/II/2016 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kementerian Pertanian. Pada

permentan tersebut mengakomodir penyediaan fasilitas data center untuk pengelolaan TIK

meliputi layanan: hosting, portal web, system backup, fasilitas infrastruktur.

Sistem Informasi Pertanian yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung e governance

T.A 2016 meliputi : (1) Aplikasi Sistem Informasi dan Multimedia, aplikasi terdiri dari: aplikasi

Basis Data Ekspor impor, Aplikasi Basis Data Harga, Aplikasi Basis Data PDB, Aplikasi SIG

Web, Apliksi Administrasi Pertanian (Aplikasi Kehadiran, SIM ASN sudah terintegrasi dengan

Page 69: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 69

email dan, Aplikasi e Personal). Telah dilaksanakan perancangan dan ujicoba implementasi

integrasi database pertanian dan perancangan dan pengembangan portal aplikasi dan sistem

Single Sign On (SSO) dimana user hanya memerlukan satu login untuk dapat mengakses ke

berbagai aplikasi dan layanan yang ada di Kementerian Pertanian. (2) Perawatan serta

pembinaan website dan multimedia terdiri dari: sistem website dan multimedia,

pemeringkatan keterbukaan informasi publik berbasis web lingkup pertanian. (3) Aplikasi

monitoring SMS UPSUS, aplikasi monitoring SMS UPSUS yang menerima data yang dikirimkan

oleh tim upsus melalui SMS dapat dicek melalui url:

http://monevsms.pertanian.go.id/index2.php. Aplikasi ini digunakan untuk merekapitulasi dan

memonitoring luas tambah tanam untuk Padi, Jagung, Kedelai. Saat ini sudah dikembangkan

untuk proses monitoring Cabe, Bawang dan Sapi Indukan.

3.8. Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan Pertanian

3.8.1. Pelayanan Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Tahun 2016, Pusat PVTPP menargetkan penerimaan permohonan Hak PVT sebanyak 60

permohonan varietas. Realisasi penerimaan permohoan Hak PVT sebanyak 42 permohonan

(70% dari target). Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015, permohonan Hak PVT

mengalami penurunan 10,6% dari 47 permohonan di tahun 2015 menjadi 42 permohonan

pada tahun 2016. Sedangkan penerbitan sertifikat Hak PVT pada tahun 2016 sebanyak 19

sertifikat, turun 40,6% dibandingkan penerbitan sertifikat pada tahun 2015 (32 sertifikat).

Secara kumulatif, permohonan Hak PVT sejak tahun 2004 sampai dengan 2016 sebanyak 610

permohonan dengan rincian sebagai berikut: (a) 379 Permohonan yang telah mendapatkan

sertifikat Hak PVT; (b) 24 Permohonan ditolak, karena tidak memenuhi syarat BUSS; (c) 111

Page 70: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 70

Permohonan ditarik kembali, karena pemohon tidak memenuhi kelengkapan

persyaratan/varietas dianggap tidak komersial; (d) 96 Permohonan dalam proses

(administrasi, pengumuman, pemeriksaan substantif).

Secara rinci perbandingan realisasi penerimaan permohonan dan penerbitan sertifkat hak PVT

tahun 2016 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Perbandingan Realisasi Penerimaan Permohonan dan Penerbitan Sertifkat Hak PVT Tahun 2016 dan 2015

Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan

1 Tanaman Pangan 10 31 8 8 5

2 Tanaman Sayuran 35 3 4 19 16

3 Tanaman Hias 2 6 0 3 0

4 Tanaman Buah 6 2 4 4 7

5Tanaman

Perkebun/Industri/kehut. 5 0 3 7 4

6 Tanaman Pakan Ternak 2 0 0 6 0

TOTAL 60 42 19 47 32

-10,6

-40,6

% Naik/Turun Permohonan

% Naik/Turun Penerbitan Sertifikat

No. Jenis TanamanTarget

2016

2016 2015

Grafik 4. Perbandingan Realisasi Penerimaan Permohonan dan Penerbitan Sertifkat Hak PVT Tahun 2016 dan 2015

3.8.2. Pelayanan Pendaftaran Varietas Lokal dan Hasil Pemuliaan

Pendaftaran varietas tanaman pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 180 varietas,

sedangkan realisasi permohonannya sebesar 138 varietas atau 76,7% dari target. Apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 29%. Adapun

Page 71: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 71

penerbitan Tanda Daftar Varietas Tanaman pada tahun 2016 mencapai 133 Tanda Daftar

Varietas, mengalami peningkatan 27,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Perbandingan

realisasi penerimaan permohonan dan penerbitan tanda daftar varietas tahun 2016 dan 2015

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Perbandingan Realisasi Penerimaan Permohonan dan Penerbitan Tanda Daftar

Varietas Tahun 2016 dan 2015

PermohonanPenerbitan

TDVPermohonan

Penerbitan

TDV

1 Tan. Pangan 20 23 17 14 14

2 Tan. Sayuran 50 39 31 17 25

3 Tan. Buah 50 27 34 29 21

4 Tan. Hias 50 35 38 30 37

5 Tan. Obat/Rempah 2 0 0 0 0

6 Tan. Bun/Industri 8 14 13 17 7

Jumlah 180 138 133 107 104

29,0

27,9

% Naik/Turun Permohonan

% Naik/Turun Penerbitan TDV

Jenis TanamanNoTarget

2016

2016 2015

Grafik 5. Perbandingan Realisasi Penerimaan Permohonan dan Penerbitan Tanda Daftar

Varietas Tahun 2016 dan 2015

3.8.3. Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura Dalam Rangka

Peredaran Benih

Tahun 2016 permohonan pendaftaran varietas hortikultura ditargetkan sebanyak 200

permohonan, dan realisasi permohonannya mencapai 251 varietas atau 126% dari target

175

107

104

180

138

133

0

50

100

150

200

2015 2016

Target

Permohonan

Tanda Daftar

Page 72: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 72

permohonan. Sedangkan realisasi penerbitan Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang

Tanda Daftar Varietas Hortikultura hanya 149, sisanya masih dalam proses verifikasi

Direktorat Jenderal Hortikultura. Dibandingkan dengan permohonan tahun 2015 mengalami

penurunan 19%, dimana pada tahun 2015 mencapai 310 permohonan. Jenis varietas

tanaman yang banyak dimohonkan pendaftaran adalah kelompok tanaman sayuran, yaitu

175 varietas atau 69,72% dari total permohonan tahun 2016. Rincian perbandingan realisasi

penerimaan pendaftaran varietas tanaman hortikultura tahun 2016 dan 2015 dapat dilihat

pada Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Realisasi Penerimaan Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura

Tahun 2016 dan 2015

Permohonan Penerbitan

TDV Permohonan

Penerbitan

TDV

1 Tanaman Buah 50 39 32 74 45

2 Tanaman Sayuran 120 175 111 222 108

3 Tanaman Hias 28 34 6 14 25

4Tanaman Obat dan

Rempah 23 0 0 2

200 251 149 310 180

-19,0

-17,2

JUMLAH

2015

No Jenis TanamanTarget

2016

2016

% Naik/Turun Permohonan

% Naik/Turun Penerbitan TDV

Grafik 6. Perbandingan Realisasi Penerimaan Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura

Tahun 2016 dan 2015

3.8.4. Pelayanan Perizinan Pertanian

Bidang perizinan pertanian, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Pusat Perlindungan Varietas

Tanaman dan Perizinan Pertanian meliputi :

175

310

180200

251

149

0

50

100

150

200

250

300

350

2015 2016

Target

Permohonan

Tanda Daftar

Page 73: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 73

1. Pelayanan Perizinan Pendaftaran Pupuk An-Organik dan Organik

Pelayanan perizinan pendaftaran pupuk an-organik dan organik pada tahun 2016 ditargetkan

sebanyak 305 surat permohonan, diterima permohonan pendaftaran sebanyak 819

permohonan (268,52% dari target), terdiri dari permohonan pupuk an-organik 517 dan

pupuk organik 302. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, permohonan pendaftaran

pupuk mengalami penurunan 11%, dimana permohonan tahun 2015 mencapai 921

permohonan. Adapun penerbitan izin pendaftaran pupuk tahun 2016 meningkat 52,9% dari

431 Surat Izin pada tahun 2015 menjadi 659 Surat Izin di tahun 2016. Tabel 14 merupakan

perbandingan realisasi pelayanan pendaftaran pupuk an organik dan organik tahun 2016 dan

2015.

Tabel 14. Perbandingan Realisasi Pelayanan Pendaftaran Pupuk An Organik dan Organik

Tahun 2016 dan 2015

Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan

A Pupuk An-Organik

Pendaftaran baru dan ulang 200 517 467 679 317

B Pupuk Organik

Pendaftaran baru dan ulang 105 302 192 242 114

JUMLAH A+B 305 819 659 921 431

-11,1

52,9

2016 2015No Jenis Permohonan Target

2016

% Naik/Turun Permohonan

% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin

2. Pelayanan Perizinan Pendaftaran Pestisida

Pelayanan perizinan pendaftaran pestisida meliputi Pendaftaran Izin Tetap Baru dan

Pendaftaran Izin Tetap Ulang serta pelayanan lain yang terkait. Target permohonan

pendaftaran pestisida tahun 2016 sebanyak 1.800 permohonan, sedangkan realisasi

mencapai 3.114 permohonan atau 173% dari target. Realisasi permohonan perizinan

pestisida tahun 2016 mengalami peningkatan 18,9% dibandingkan tahun 2015, sedangkan

realisasi penerbitan Surat Izin meningkat 36,2%. Perbandingan realisasi pelayanan

pendaftaran pestisida Tahun 2016 dan 2015 disajikan pada Tabel 15.

Page 74: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 74

Tabel 15. Perbandingan Realisasi Pelayanan Pendaftaran Pestisida Tahun 2016 dan 2015

Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan

1 Pendaftaran Izin Tetap Baru 250 274 271 339 292

2 Pendaftaran Izin Tetap Ulang 350 580 439 416 312

3 Pendaftaran Izin Tetap Ekspor 30 39 30 36 34

4 Pendaftaran Izin Tetap Bahan Teknis 60 99 70 66 36

5 Pendaftaran Izin Percobaan 300 323 270 561 374

6 Perpanjangan Izin Percobaan 85 186 176 154 246

7 Pendaftaran Izin Perluasan Penggunaan 80 128 92 90 73

8 Perubahan Nama Pestisida 40 77 86 54 39

9 Perubahan Pemegang Pendafataran 50 96 179 178 99

10 Perubahan Nomor Pendafataran 5 5 7 5 8

11 Perubahan Dosis/konsentrasi 5 17 11 8 8

12 Perubahan Kode/Bentuk 5 14 2 7 0

13 Perubahan Bid.Penggunaan/Jenis/Komoditi/OPT Terdaftar5 15 8 19 16

14 Perubahan Cara Kerja 5 1 4 0 0

15 Penamabahan/Perubahan Asal Bahan Aktif/Bahan Teknis30 37 44 13 4

16 Pembuatan Sertifikat 500 1223 1241 673 610

1800 3114 2930 2619 2151

18,9

36,2

% Naik/Turun Permohonan

% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin

JUMLAH

No Jenis PermohonanTarget

2016

2016 2015

3. Pelayanan Perizinan Pemasukan dan Pengeluaran Perbenihan Tanaman

Pelayanan perizinan pemasukan dan pengeluaran perbenihan tanaman tahun 2016

ditargetkan sebanyak 1.015 permohonan, meliputi perizinan pemasukan benih tanaman

sebanyak 494 permohonan dan perizinan pengeluaran benih sebanyak 521 permohonan. Dari

target tersebut terealisasi 1.350 permohonan atau 133,7% dari target. Permohonan

pemasukan benih mencapai 695 permohonan (141,8% dari target) dan pengeluaran

sebanyak 655 atau 126% dari target. Secara keseluruhan permohonan yang diterima pada

tahun 2016 mengalami peningkatan 19,7% jika dibandingkan tahun 2015 (1.128

permohonan). Adapun realisasi penerbitan Surat Izin pada tahun 2016 mencapai 1.112 Surat

Izin atau naik 8,8% dibandingkan tahun 2015 (1.022 Surat Izin). Perbandingan realisasi

Page 75: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 75

pelayanan perizinan pemasukan dan pengeluaran benih tanaman tahun 2016 dan 2015

disajikan di Tabel 16.

Tabel 16. Perbandingan Realisasi Pelayanan Perizinan Pemasukan dan Pengeluaran Benih

Tanaman Tahun 2016 dan 2015

Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan

A PEMASUKAN

1 Benih tan hortikultura 317 400 337 357 313

2 Benih tan pangan 71 77 45 70 63

3 Benih tan perkebunan 21 39 38 21 17

4 Sumber daya genetik tanaman 80 171 131 107 96

5 Benih rumput pakan ternak 5 8 6 3 1

Jumlah A 494 695 557 558 490

B PENGELUARAN

1 Benih tan hortikultura 450 557 484 508 472

2 Benih tan pangan 30 33 24 24 25

3 Benih tan perkebunan 16 27 20 16 14

4 Sumber daya genetik tanaman 25 38 27 22 21

5 Benih rumput pakan ternak - - - - -

Jumlah B 521 655 555 570 532

TOTAL A+B 1015 1350 1112 1128 1022

19,7

8,8

% Naik/Turun Permohonan

% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin

2016 2015No Jenis Perizinan Target

2016

4. Pelayanan Perizinan Peternakan

Pelayanan perizinan peternakan meliputi pelayanan permohonan rekomedasi

pemasukan/pengeluaran bibit/benih, pendaftaran pakan ternak, izin usaha obat hewan,

pemasukan karkas daging dan olahannya, pemasukan ternak ruminansia besar, dan

pemasukan/pengeluaran bahan pakan asal hewan.

Pelayanan perizinan peternakan tahun 2016 ditargetkan sebanyak 600 permohonan, terdiri

dari 400 rekomendasi (RPP) dan 200 surat izin. Realisasi permohonan bidang peternakan

sebanyak 4.276, terdiri dari 3.786 permohonan rekomendasi (946% dari target) dan 490

permohonan surat izin (245% dari target). Dari 4.276 permohonan tersebut telah diterbitkan

2.685 izin peternakan yang meliputi : 271 Tanda Daftar, 17 Izin Usaha dan 2.397 RPP.

Perbandingan realisasi pelayanan perizinan peternakan tahun 2016 dan 2015 disajikan pada

Tabel 17.

Page 76: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 76

Tabel 17. Perbandingan Realisasi Pelayanan Perizinan Peternakan Tahun 2016 dan 2015

Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan

1 Pemasukan dan pengeluaran bibit/benih

- Pemasukan bibit sapi 5 2 1 6 5 RPP

- Pemasukan bibit kerbau 1 - - 3 3 RPP

- Pemasukan bibit kambing 1 - - 1 1 RPP

- Pemasukan bibit kuda 1 - - - - RPP

- Pemasukan bibit DOC 28 37 25 32 27 RPP

- Pemasukan bibit DOD 1 3 2 1 1 RPP

- Pemasukan bibit kelinci 1 - - - - RPP

- Pemasukan benih (semen) 20 18 20 19 15 RPP

- Pemasukan benih (telur tetas) 20 29 29 31 28 RPP

- Pengeluaran benih (semen) 1 1 1 - - RPP

- Pengeluaran benih (telur tetas) 1 10 10 2 2 RPP

2 Pendaftaran pakan ternak 200 462 271 496 425 Tanda Daftar

3 Izin Usaha Obat Hewan 20 28 17 25 15 Izin Usaha

4 Pemasukan karkas, daging, dan olahannya 100 1271 566 - - RPP

5 Pemasukan ternak ruminansia besar 50 320 180 - - RPP

6 Pemasukan/pengeluaran bahan pakan asal hewan RPP

- Pemasukan bahan pakan asal hewan 100 2095 1563 - - RPP

- Pengeluaran bahan pakan asal hewan 50 - - - - RPP

7 Pengeluaran kambing 0 - - 2 2 RPP

600 4276 2685 618 524

3803,1

-6,0

2753,6

-34,5

% Naik/Turun Permohonan RPP

% Naik/Turun Penerbitan Surat Iziin dan Tanda Daftar

% Naik/Turun Permohonan Surat Izin dan Tanda Daftar

% Naik/Turun Penerbitan RPP

JUMLAH

No Jenis Perizinan Target

2016

2016 2015 Jenis Izin

3.9. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat, Keprotokolan dan Hubungan

Antar Lembaga, Serta Pengelolaan Informasi publik Bidang pertanian 3.9.1. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat

Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat berupa Penyebarluasan Informasi Program

Pembangunan Pertanian adalah meningkatnya pemberitaan positif Kementerian Pertanian

telah tercapai 2.131 berita (media cetak), 3.442 berita (media online), 521 berita (media

televisi) dengan capaian persentase 100 %. Tujuan utama dari kegiatan Peningkatan

Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian adalah agar masyarakat dan

stakeholder mengetahui manfaat yang diperoleh sehingga ikut serta ambil bagian dalam

pelaksanaan pembangunan pertanian.

Capaian kinerja yang telah dilaksanakan pada Bidang Pelayanan Hubungan Masyarakat,

antara lain:

Page 77: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 77

a. Analisis Pendapat Umum, dilakukan dengan menganalisis opini publik atau berita-berita

pertanian yang bersumber dari media massa (surat kabar dan televisi) dituangkan dalam

bentuk kliping berita harian, analisis berita, resume, telaahan isu pertanian, monitoring

konten media (cetak, elektronik dan online) serta memberikan respon terhadap

pemberitaan di media cetak.

Berdasarkan penelaahan terhadap Kliping Berita Pertanian dan hasil monitoring pada

media cetak, media online maupun media elektronik, tendensi/tone pemberitaan

terhadap berita-berita terkait program kedaulatan pangan pada periode 2016, Untuk

pemberitaan di media cetak yang bertendensi positif, sebanyak 2.602 berita,

pemberitaan yang bertendensi negatif sebanyak 262 berita dan pemberitaan yang

bertendensi netral sebanyak 2.874 berita. Sedangkan untuk pemberitaan di media online

yang bertendensi positif, sebanyak 4.294 berita, pemberitaan yang bertendensi negatif

sebanyak 204 berita dan pemberitaan yang bertendensi netral sebanyak 7.781 berita.

Hal ini menunjukkan bahwa pemberitaan baik di media cetak maupun di media online

selama tahun 2016, lebih bertendensi positif terhadap Kementerian Pertanian.

Grafik 7. Jumlah pemberitaan berdasarkan tendensi di media tahun 2016

Sepanjang tahun 2016, untuk pemberitaan hasil create (inisiatif) Kementerian Pertanian

sebanyak 2.131 berita (media cetak), 3.442 berita (media online) dan 521 berita (media

televisi). Sedangkan target yang diharapkan untuk pemberitaan hasil create (inisiatif)

Kementerian Pertanian, sebanyak 1.500 berita (Media Cetak), 1.000 berita (Media

online), 50 berita (media TV). Hal ini menunjukkan bahwa capaian pemberitaan hasil

Page 78: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 78

create (inisiatif) selama tahun 2016 lebih dari 100%. Artinya ini baik untuk Kementerian

Pertanian.

Grafik 8. Pemberitaan hasil create (inisiatif) Kemtan tahun 2016

b. Komunikasi dan pemberitaan di media elektronik, dilakukan untuk menyebarluaskan

informasi, pelaksanaan program pembangunan pertanian melalui kemitraan dengan

media elektronik (televisi dan media online) serta media sosial.

Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa:

1) dialog atau talkshow di televisi dan radio;

2) respon pemberitaan melalui filler di televisi;

3) iklan layanan masyarakat di media elektronik;

4) siaran langsung kegiatan pimpinan;

5) pengembangan konten situs web Sekretariat Jenderal;

6) publikasi program/kebijakan komoditas unggulan dan success story pertanian di

media elektronik;

7) materi videotron.

Untuk pengelolaan Media Sosial Kementerian Pertanian dimulai pada tahun 2016 berupa

4 akun Media Sosial yaitu akun Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Facebook),

@kementan (Twitter), @kementerianpertanian (Instagram), dan Kementerian Pertanian

RI (Youtube). Adapun hasil capaian pengelolaan media sosial pada tahun 2016 adalah

sebagai berikut:

1) Facebook

Fan Page Likes sebesar 44.176, Fans Increase sebesar 12.6%, Posts Sent sebesar 79,

Impressions per post sebesar 37.888, dan Total Impression increase sebesar 271%.

Page 79: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 79

2) Twitter

Followers akun Twitter @kementan berjumlah 153.000. Akun @kementan selama

tahun 2016 telah mengirimkan 145 tweets sent (30 plain text, 44 page links, dan 71

photo links), 138.487 Organic Impressions, 4077 Total Engagements, 130 link clicks.

Perilaku penggunaan twitter @kementan berupa 45% conversation, 55% updates,

28% new contacts, dan 72% existing contacts.

3) Instagram

Jumlah Followers sebanyak 13.573 dan kenaikan total followers sebanyak 25,8%.

4) Youtube

Akun Youtube Kementerian Pertanian RI telah mengunggah sebanyak 98 video

dengan jumlah subscribers sebanyak 261, telah dilihat sebesar 3029 kali oleh

pengguna Youtube selama 11.897 menit.

c. Komunikasi dan pemberitaan di media cetak, dilakukan dengan mengkomunikasikan

kebijakan maupun program pembangunan pertanian kepada publik melalui media cetak,

sehingga dihasilkan citra positif Kementerian Pertanian. Kegiatan yang dilakukan antara

lain melalui konferensi pers, menyelenggarakan Chief Editor Meeting, peliputan

kunjungan kerja Menteri Pertanian, dan pemberitaan liputan di media cetak. Selama

tahun 2016 peliputan kegiatan kunjungan kerja Menteri Pertanian sebanyak 66 kali.

Untuk konferensi pers sebanyak 26 kali

Grafik 9. Jumlah pemberitaan kementan di Media Cetak, Elektronik dan Online

Periode 2015-2016

Page 80: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 80

3.9.2. Penyelenggaraan Keprotokolan dan Hubungan Antar Lembaga,

Dalam menyelenggarakan keprotokolan dan hubungan antar lembaga telah terlaksana

kegiatan Menteri, Kementerian dan Hubungan Antar Lembaga. Capaian kinerja yang telah

dilaksanakan sejak Tahun 2011-2016 yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan Keprotokolan Menteri

Untuk Kegiatan Keprotokolan Menteri yaitu terlaksananya dan terfasilitasinya

pelaksanaan Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Propinsi/ Kabupaten/Kota untuk

melakukan pelaksanaan program UPSUS, peninjauan, panen raya, tanam padi, serap

gabah, dialog dengan petani dan penyuluh dll

Tabel 18. Rekap Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Tahun 2011-2016

No. Kegiatan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Kabupaten/kota 73 72 95 91 165 149

Jumlah Kegiatan kunjungan kerja menteri pertanian selama tahun 2011 sebanyak 73 kali

kunjungan, 2012 sebanyak 72 kali kunjungan, 2013 sebanyak 95 kali kunjungan kerja,

tahun 2014 sebanyak 91 kunjungan kerja dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 165

kali kunjungan kerja dan tahun 2016 sebanyak 149 kali kunjungan kerja dikarenakan

adanya Program UPSUS. Untuk tahun 2016 selain melakukan kunjungan kerja dalam

rangka program UPSUS dilakukan juga Rapat Koordinasi Pangan dengan melibatkan

Gubernur, Wakil Gubernur Bupati/Walikota dan Dinas Kabupaten/Kota lingkup Propinsi.

Seperti disajikan pada Grafik berikut ini:

Grafik 10. Jumlah Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Tahun 2015-2016

Page 81: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 81

b. Kegiatan Keprotokolan Kementerian

Untuk kegiatan Keprotokolan Kementerian yaitu terlaksananya kegiatan lingkup

Kementerian Pertanian. meliputi:

1) Memfasilitasi terlaksananya Rapat Pimpinan Kementerian Pertanian sebanyak 25 kali

2) Memfasilitasi terlaksananya Rapat UPSUS sebanyak 10 kali

3) Memfasilitasi pelaksanaan Upacara hari besar Nasional sebanyak 8 kali

4) Acara-acara Kementerian lainnya seperti HPS, Pelantikan Pejabat Kementerian

Pertanian, dan kegiatan lainnya

c. Kegiatan Hubungan Antar Lembaga

Untuk Kegiatan Hubungan Antar Lembaga yaitu terlaksananya kegiatan Kementerian

Pertanian dengan DPR-RI/DPD-RI (Raker, RDP, Kunker).

1) Fasilitasi Kegiatan Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat

Topik pembahasan Utama Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat yang rutin

dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Untuk Tahun 2011 sebanyak 14 Raker dan 28 RDP dengan pembahasan antara

lain Anggaran, Importasi Daging, Pengawasan Swasembada Gula, Target

Produksi Padi, RUU Pangan.

b) Untuk Tahun 2012 sebanyak 17 Raker dan 27 RDP dengan pembahasan antara

lain Anggaran, Pengawasan Pupuk, Usulan Kenaikan HPP Gabah, Kesiapan

Pemerintah Daerah Supply Pangan kepada BULOG, Pembahasan Konflik

Perkebunan Kelapa Sawit di Ketapang, Masalah Sengketa Lahan Perkebunan,

Distribusi Benih dari BLBU 2012, Subsidi Pupuk, Kelangkaan dan Tingginya

Harga Daging Sapi, Kebijakan Subsektor Hortikultura

c) Untuk tahun 2013 sebanyak 17 Raker dan 23 RDP dengan pembahasan antara

lain Anggaran, Perkembangan mutasi dan penanggulangan Flu Burung, Program

Swasembada Daging dan Sapi, Pengawasan Impor Pangan dan Hortikultura,

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Evaluasi

Ketersediaan Pupuk, Evaluasi Kinerja Badan Litbang Pertanian, RUU

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

d) Untuk tahun 2014 sebanyak 14 Raker dan 17 RDP dengan pembahasan antara

lain Anggaran, kelangkaan pupuk, penanggulangan banjir, pembahasan

pengangkatan THL-TBPP menjadi CPNS, Kasus Importasi Beras, penyelesaian

Page 82: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 82

RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, RUU Peternakan dan Kesehatan

Hewan, RUU Perkebunan

e) Untuk tahun 2015 sebanyak 14 Raker dan 14 RDP dengan pembahasan antara

lain Anggaran, Pembahasan THL-TBPP, Program Legislasi Nasional 2015-2019,

Pengawsan terkait Bantuan Alat Mesin Pertanian, Dampak Kekeringan,

Kelangkaan dan Mahalnya Daging Sapi dan Ayam,

f) Untuk tahun 2016 sebanyak 14 Raker dan 13 RDP dengan pembahasan antara

lain pembahasan RUU Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, pengawasan

anggaran, Pelaksanaan distribusi pupuk, pengangkatan penyuluh dan lain-lain.

Selengkapnya tersaji pada grafik 5 di bawah ini.

Grafik 11. Rekap Rapat Kementerian Pertanian dengan DPR/DPD-RI Tahun

2011-2016

2) Penerimaan Audiensi

Penerimaan Audiensi DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Unit

Eselon II lingkup Setjen dan Unit Eselon I Permasalahan yang disampaikan oleh

DPRD lebih fokus kepada Anggaran, Prasarana dan Sarana Pertanian (Pupuk, lahan,

irigasi), Raperda terkait sektor pertanian, dan lainnya.

Page 83: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 83

Tabel 19. Rekap Penerimaan Audiensi DPRD

No. Kegiatan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. DPRD Propinsi 7 10 6 4 6 1

2. DPRD

Kabupaten/kota

5 20 23 14 8 5

Jumlah

12

30

29

18

14

6

3) Terlaksananya kegiatan Pertemuan Antar Lembaga (menghadirkan 250 orang

penyuluh/petani/Gapoktan berprestasi untuk mengikuti Sidang Bersama DPR/DPD-

RI dan Pidato Kenegaraan Presiden RI) bekerjasama dengan BPPSDMP.

4) Terlaksananya kegiatan Parlemen Remaja 2016 yang terdiri dari para pelajar

SMA/SLTA/MA yang berprestasi dan aktif dalam organisasi siswa. Kegiatan ini

bekerjasama dengan Humas Sekretariat Jenderal DPR-RI.

5) Menjadi peserta Pertemuan Tahunan Bakohumas dalan Anugerah Media Humas dan

partisipasi dalam Forum Bakohumas dan Komunitas Tingkat Nasional 2016.

6) Terlaksananya Kegiatan Fruit Indonesia 2016 kerjasama antara Kementerian

Pertanian dan Institut Pertanian Bogor dengan menghadirkan 10.000 KTNA.

7) Terlaksananya Kegiatan Gerakan Penanaman 50 juta Pohon Cabai di Pekarangan

kerjasama antara Kementerian Pertanian dan TNI AD.

8) Terlaksananya pembuatan aplikasi Hubungan Antar Lembaga Online (HALO) untuk

mempercepat proses pengiriman bahan Rapat Kerja Menteri Pertanian kepada

pimpinan, anggota, sekretariat dan tenaga ahli Komisi IV DPR-RI.

3.10. Pengelolaan Informasi Publik Bidang Pertanian

Dalam melaksanakan Pengelolaan Informasi Publik Bidang Pertanian, telah terlaksana

dengan capaian kinerjanya sejak tahun 2010-2016, yaitu sebagai berikut:

a. Pelayanan informasi publik pada tahun 2016 terdapat permohonan informasi publik

sebanyak 336 pemberitahuan serta 1 penolakan dari 136 orang pemohon. Pemohon

informasi publik dapat menyampaikan permohonannya baik datang secara langsung ke

Desk Pelayanan Informasi di lantai 1 Gedung Pusat Informasi Agribisnis maupun melalui

Page 84: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 84

aplikasi Silayan Online. Melalui Silayan Online, publik dapat menyampaikan permohonan

informasi publik yang tidak atau belum dapat diakses dari website Kementerian Pertanian

maupun dari SIMFORTA (Sistem Informasi Pertanian) dan dilayani petugas PPID dengan

jangka waktu yang telah ditetapkan sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik. Di Kementerian Pertanian, melalui Portal PPID di

http://ppid.pertanian.go.id/ telah mencantumkan rata-rata pelayanan informasi publik,

yaitu 3 hari 11 jam 25 menit 39 detik dengan pelayanan terlama 10 hari 23 jam 8 menit

18 detik, serta pelayanan tercepat yaitu 2 menit.

Tabel 20. Pemohon Informasi Publik pada PPID Utama Kemtan 2010-2016

Tahun Pemohon IP Permohonan IP

2010 1 3

2011 21 41

2012 56 194

2013 54 177

2014 85 205

2015 112 290

2016 136 336

Fluktuasi jumlah pemohon maupun jumlah informasi publik yang dimohon dari tahun

2010 sampai dengan 2016 tersaji pada Grafik 1.

Grafik 12. Permohonan Informasi Publik pada PPID Utama Kemtan 2010-2016

Kementerian Pertanian juga secara aktif mengikuti pemeringkatan Keterbukaan

Informasi Publik yang diselenggarak oleh Komisi Informasi Pusat, yang pada tahun 2016

ini mendapatkan peringkat ketujuh. Meskipun peringkat Kementan menurun

Page 85: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 85

dibandingkan tahun 2015 yaitu peringkat ke enam, namun secara skor, nilai Kementerian

Pertanian meningkat dari 87,542 menjadi 90,31.

93,8

87,54290,31

80

85

90

95

Nilai Hasil Pemeringkatan

2014 2015 2016

Grafik 13. Nilai Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Kemtan

Tahun 2014 - 2016

Hal yang perlu diperbaiki dari hasil evaluasi pemeringkatan KIP tersebut adalah belum

tersedianya Daftar Informasi Publik yang menyeluruh dari Kementerian Pertanian, belum

terbukanya naskah-naskah perjanjian atau MoU, belum tersedianya SK terkait pejabat

fungsional pengelola PPID serta akses pencarian informasi di website Kementan yang

masih kurang cepat. Hal yang perlu diperbaiki dari hasil evaluasi pemeringkatan KIP

tersebut adalah belum tersedianya Daftar Informasi Publik yang menyeluruh dari

Kementerian Pertanian, belum terbukanya naskah-naskah perjanjian atau MoU, belum

tersedianya SK terkait pejabat fungsional pengelola PPID serta akses pencarian informasi

di website Kementan yang masih kurang cepat.

b. Penyiapan penyajian, pemutakhiran, dan pengemasan informasi publik bidang pertanian

yang terbarukan melalui multimedia berupa penyempurnaan Portal PPID pada

http://ppid.pertanian.go.id/ dan SIMFORTA (Sistem Informasi Pertanian) yang dapat

diakses pada http://simforta.pertanian.go.id/, penyediaan Iklan Layanan Masyarakat

pada Videotron, juga pelaksanaan kajian pendahuluan TV Tani yang dapat diakses

alamat streamingnya pada http://www.tvtani.tv/

c. Penyiapan penyajian hasil pembangunan yang terbarukan melalui penyelenggaraan

pameran dan peragaan, telah diselenggarakan pada kegiatan Partisipasi Pameran dan

Promosi Pembangunan Pertanian Dalam menyelenggarakan penyajian hasil

pembangunan yang terbarukan melalui penyelenggaraan pameran dan peragaan telah

Page 86: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 86

diselenggarakan sebanyak 19 kali partisipasi pameran lingkup Kementerian Pertanian dan

lingkup Nasional pada tahun 2016. Dalam partisipasi tersebut, beberapa prestasi yang

diraih adalah Kementerian Pertanian meraih Juara 1 stand terbaik pada The Indonesia

GPR Summit 2016 (Serpong, Banten, 20 s.d. 21 April 2016), Kementerian Pertanian

meraih Juara 2 stand terbaik kategori Umum pada Harkopnas Expo (Jambi, 21 s.d. 24

Juli 2016), serta Kementerian Pertanian meraih Juara Harapan III Kategori Stand

Pameran Instansi pada Forum Bakohumas dan Komunitas Tingkat Nasional 2016

(Bandung, 17 s.d. 19 Nopember 2016). Selain itu, kegiatan Peragaan berupa re-desain

ruang peragaan pada lantai dasar Gedung Pusat Informasi Agribisnis serta penyusunan

Konsep Kerja: Corporate Branding Kementerian Pertanian melalui Peragaan Kinerja,

Prestasi, dan Edukasi.

d. Dalam Pengelolaan Sumberdaya Informasi Perpustakaan yaitu pengelolaan Perpustakaan

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Setjen Kementan), telah dilaksanakan

pengelolaan koleksi tercetak (buku) berjumlah 3740 judul yang berjumlah total 4603

eksemplar. Penambahan koleksi (buku) melalui pengadaan bahan koleksi perpustakaan

pada tahun 2016 berjumlah 97 judul yang berjumlah total 163 eksemplar, serta buku

hibah dari berbagai instansi lingkup Kementerian Pertanian maupun instansi lain

berjumlah 177 eksemplar. Pengunjung Perpustakaan Setjen Kementan selama tahun

2016 telah melayani 367 orang dimana pada tahun ini lebih banyak orang yang dilayani

daripada tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 21. Jumlah Pengunjung pada Perpustakaan Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian Tahun 2012-2016

Tahun Pengunjung

Perpustakaan

2012 63

2013 279

2014 222

2015 238

2016 367

Upaya peningkatan jumlah pengunjung adalah memaksimalkan layanan, dengan

mengimplementasikan otomasi perpustakaan menggunakan SIMPERTAN (Sistem

Informasi Perpustakaan Pertanian) yang merupakan aplikasi berbasis web yang

Page 87: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 87

dikembangkan oleh PUSTAKA (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian)

yang berlokasi di Bogor untuk dapat diakses pada laman/link ini, yaitu

http://124.81.126.51/perpus_setjen/index.php/backend_uk_upt/opac.

e. Dalam melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Hubungan Masyarakat

dan Informasi Publik didukung SDM pengelola ketatausahaan termasuk kesekretariatan

Jabatan Fungsional Pranata Humas serta pengelola Satker. Sebagai unit kerja yang baru

terbentuk, Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik pada tahun 2016

menunjukkan pencapaian kinerja yang cukup baik sesuai dengan target yang ditetapkan,

yaitu dengan pencapaian realisasi Rp. 38.928.077.267,- atau 93,72%. Hal ini merupakan

pencapaian serapan anggaran tertinggi di lingkup Sekretariat Jenderal.

Capaian kinerja selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan Workshop Koordinasi dan Komunikasi Publik Lingkup

Kementerian Pertanian, (2 kali)

2) Melaksanakan Workshop Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai lingkup Biro, (1 kali)

3) Menyelenggarakan Pembinaan Mental dan Karakter pegawai Lingkup Biro, (1 kali)

4) Menyelenggarakan Pertemuan Penyusunan Anggaran tahun 2017 lingkup Biro, (1

kali)

5) Menyelenggarakan pertemuan penyusunan Pedum Pengelolaan Anggaran lingkup

Biro, (1 kali)

6) Melaksanakan pertemuan sosialisasi e-personal lingkup Biro, (3 kali)

7) Melaksanakan kegiatan Sosialiasi Persiapan e-kinerja yang diikuti oleh seluruh

pegawai lingkup Biro Humas dan Informasi Publik dimana pelaksanaan kegiatan

tersebut di gedung Pusat Informasi Agribisnis Kementerian Pertanian yang

Kaitannya antara Rencana Kerja Tahunan (RKT) dengan kegiatan tugas jabatan

adalah RKT sebagai acuan untuk menyusun kegiatan tugas jabatan masing-masing

PNS

(1 kali)

8) Melaksanakan pertemuan koordinasi penyusunan kegiatan dan anggaran lingkup

Biro, (1 kali)

9) Menyelenggarakan pertemuan dalam rangka koordinasi dan penyusunan laporan

akhir tahun Lingkup Biro serta laporan kehumasan Lingkup Kementerian Pertanian,

(1 kali)

Page 88: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 88

10) Menyelenggarakan rapat-rapat internal Biro yang dilaksanakan dalam jam kerja

maupun di luar jam kerja dalam kurun waktu 10 bulan.

11) Pada tahun anggaran 2016 Biro Humas dan Informasi publik telah melaksanakan

pengadaan alat pengolah data sebagai sarana penunjang kegiatan perkantoran yang

telah tersentral pada sub bagian tata usaha, sebanyak 138 unit, dan pengelolaan

barang persediaan telah dilaksanakan secara satu pintu.

e. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Sekretariat Pranata Humas tahun 2016

antara lain meliputi :

1) Melaksanakan Wokshop Nasional Komunikasi Publik, Lingkup Kementerian Pertanian,

dengan tema Paradigma Baru Komunikasi Publik Kementerian Pertanian,

dilaksanakan di IPB Convention Center Bogor, pada tanggal 31 Maret 2016.

2) Melaksanakan Wokshop dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Media Sosial Lingkup

Kementerian Pertanian, dengan tema Strategi Membangun Komunikasi Publik di

Media Sosial, dilaksanakan di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Komp. Kantor

Pusat Kementerian Pertanian pada tanggal 1 April 2016.

3) Memfasilitasi pengusulan DUPAK Pejabat Fungsional Pranata Humas pada bulan

Juni 2016 dan Desember 2016.

4) Memfasilitasi penerbitan PAK /HAPAK Pejabat Fungsional Pranata Humas pada

bulan Agustus 2016

5) Memfasilitasi sidang terkait penilaian usulan DUPAK dan penetapan PAK pada bulan

Juli 2016

6) Memfasilitasi pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Pranata Humas tingkat Ahli,

yang dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Kementerian

Komunikasi dan Informastika, yang berasal dari anggaran DIPA Biro Humas dan

Informasi Publik, maunpun yang berasal dari anggaran Kementerian KOMINFO.

7) Berpartisipasi dan menyertakan pegawai Kementerian Pertanian pada Diklat Trainer

of Trainee (TOT) Jabatan Fungsional Pranata Humas, yang dilaksanakan di Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Kementerian Komunikasi dan Informastika

8) Memberikan pembinaan terhadap pegawai fungsional pranata humas lingkup

Kementerian Pertanian, khususnya mengenai pemahaman terhadap butir kegiatan

dan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pranata Humas

9) Pemutakhiran Data Base Jabatan Fungsional Pranata Humas.

Page 89: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 89

BAB IV PENGELOLAAN ANGGARAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA

4.1. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal

Pagu anggaran Sekretariat Jenderal tahun 2016 setelah revisi adalah sebesar RP

1.563.096.836.000,- dengan realisasi sebesar Rp.1.363.057.604.670,- (87,20%) dengan sisa

anggaran sebesar Rp 200.039.231.330,- (12,80%).

Dari pagu anggaran yang diterima Sekretariat Jenderal tahun 2016 tersebut selanjutnya

dialokasikan untuk mendanai 6 Biro dan 2 Pusat. Alokasi anggaran setiap Biro tahun 2016

dapat dilihat pada tabel berikut :

NO BIRO PAGU (Rp) REALISASI (Rp.

Neto) %

1 Biro Perencanaan 51.228.518.000 46.453.289.408 90,68

2 Biro Organisasi&Kep. 27.140.000.000 24.480.438.051 90,20

3 Biro Hukum 14.342.180.000 11.557.943.866 80,59

4 Biro KP 1.099.937.196.000 956.542.561.655 86,96

5 Biro Umum & Pengadaan

189.112.950.000 158.388.496.290 83,75

6 Biro Humas& IP 41.534.870.000 38.928.077.267 93,72

7 Biro KLN 22.711.650.000 20.850.353.866 91,80

- Attani Roma 1.300.000.000 942.810.671 72,52

- Attani Brussel 1.300.000.000 917.426.891 70,57

- Attani Tokyo 2.050.000.000 968.927.975 47,26

- Attani Woshington 1.300.000.000 991.908.388 76,30

8 Pusdatin 82.699.472.000 76.814.421.165 92,88

9 Pusat PVTPP 28.440.000.000 25.220.949.177 88,68

JUMLAH 1.563.096.836.000 1.363.057.604.670 87,20

Tabel 22. Realisasi Anggaran lingkup sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2016

4.2. Keragaan SDM Sekretariat Jenderal

Pegawai Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada Tahun 2016, berjumlah 1.427

orang yang terdiri dari pegawai yang berpendidikan S-3 sebanyak 52 orang, S-2 sebanyak

278 orang, S-1 sebanyak 561 orang, Diploma sebanyak 100 orang, dan SD – SMA sebanyak

436 orang. Jika dibandingkan tahun 2015 berjumlah pegawai Sekretariat Jenderal mengalami

kenaikan yaitu dari 1.150 orang pegawai ditahun 2015 menjadi 1.427 di tahun 2016. Hal ini

disebabkan Sekretariat Jenderal banyak menerima pegawai dari exs Direktorat Jenderal

Page 90: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 90

PascaPanen dan Pemasaran Hasil Pertanian yang pada tahun 2016 dihapuskan organisasinya.

Secara rinci jumlah pegawai Sekretariat Jenderal disajikan pada Tabel ....

Tabel 23. Jumlah PNS Setjen 2016 Berdasarkan Pendidikan

NO. Pendidikan Jumlah

1. S3 52

2. S2 278

3. S1 561

4. D4 1

5. Sarjana Muda 9

6. D3 79

7. D2 9

8. D1 2

9. SMA 409

10. SMP 17

11. SD 10

Jumlah 1.427

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian, 2016

Bila dilihat dari tingkat Golongan, maka sebaran pegawai Setjen Golongan I sebanyak 6

orang, Golongan II sebanyak 155 orang, Golongan III sebanyak 1.039 orang dan Golongan

IV sebanyak 227 orang, secara rinci disajikan pada Tabel ......

Tabel 24. Jumlah PNS Setjen Kementan Tahun 2016 Berdasarkan Golongan

NO. Golongan/Pangkat I II III IV

1. A 0 10 137 109

2. B 0 24 492 70

3. C 2 54 182 18

4. D 6 67 228 10

5. E 20

Jumlah 6 155 1.039 227

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian, 2016

Bila dilihat dari Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin, untuk laki-laki sebanyak 858

orang, perempuan sebanyak 569 orang.

BAB V

Page 91: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 91

PERMASALAHAN, TANTANGAN DAN SOLUSI TINDAK LANJUT

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dalam pelaksanaan kegiatan sebagai fungsi

manajemen, administrasi dan koordinasi serta pelaksanaan tugas teknis lainnya menghadapi

berbagai permasalahan, tantangan dan hambatan yang memerlukan upaya-upaya untuk

mengatasinya.

5.1. Permasalahan

Sekretariat Jenderal kementerian Pertanian Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

mengahadapi berbagai permasalahan diantaranya adalah : 1) koordinasi dan penyusunan

rencana program dan kegiatan Kementerian Pertanian yang belum efektif dn efesien, 2)

terkait penerbitan peraturan perundang-perundangan di Kementerian Pertanian yang belum

terimplementasi secara optimal, 3) kualitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian, 4)

kualitas Laporan Keuangan, 5) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara

yang belum tepat guna dan tepat sasaran, 6) pelaksanaan Reformasi Birokrasi, 6)

Implementasi perjanjian dan perizinan, dan 7) pemanfaatan jaringan data dan sistem

informasi pertanian, dan 8) Kualitas SDM yang masih perlu ditingkatkan.

Permasalahan ini bukan merupakan hal baru, tidak saja dialami Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian, namun hampir seluruh Kementerian/Lembaga pernah merasakan.

Permasalahan ini tidak saja datang dari intern Sekretariat Jenderal namun bisa saja dari

implementasi pembangunan pertanian di Pusat maupun Daerah yang belum sesuai harapan.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut perlu didukung malalui reformasi birokrasi yaitu

INTEGRITAS, singkatan dari Intelektual, Nilai budaya kerja, Transparan, Efisien, Gratifikasi,

Rasional, Integritas, Transparan, dan Akuntabilitas. Apabila hal ini dilaksanakan sesuai

kesepakatan yang lahir dari masing-masing individu maka kesalahan dalam mengelola

birokrasi dapat diminimalisir.

5.2. Tantangan Sekretariat Jenderal dalam menjalankan fungsi manajemen, koordinasi, pembinaan dan

pelayanan administrasi serta teknis di lingkup Kementerian Pertanian dihadapkan pada

berbagai tantangan, namun harus dianggap sebagai motivasi dalam meningkatkan kinerja.

Implementasi paradigma baru pembangunan pertanian yang memposisikan sektor pertanian

sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup

Page 92: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 92

transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola

pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan terbesar pembangunan pertanian. Peran

Sekretariat Jenderal menjadi lebih berat terutama dalam menata ulang proses birokrasi dari

Eselon tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah

bertahap, konkret, realistis dan sungguh-sungguh. Konkretnya Sekretariat Jenderal

dihadapkan sejumlah tantangan yaitu : 1) reformasi birokrasi yang belum terlaksana dengan

baik, 2) meninjau kembali regulasi yang memayungi kegiatan pembangunan pertanian baik di

Pusat maupun Daerah yang selama ini belum dapat dilaksanakan dengan baik, bahkan

menjadi kendala dalam pengembangan pembangunan pertanian, 3) penataan pejabat

sebagaimana yang diamanahkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(ASN), 4) perubahan struktur organisasi Kementerian Pertanian, 5) mensinergikan hubungan

Ppejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional yang merupakan bagian dari amanah

Undang- Undang Aparatur Sipil Negara (ASN), 6) Alokasi anggaran pembangunan pertanian

di daerah yang belum mengakomodir kesesuaian jumlah DIPA yang pantas, sehingga

terkesan hanya mengakomodir pemerataan alokasi anggaran, 7) hal lain yang mendukung

kinerja Sekretariat Jenderal dan Kementerian Pertanian umumnya.

Dari berbagai tantangan yang akan dihadapi, reformasi birokrasi merupakan hal yang paling

urgen bahkan dapat dikatakan sebagai payung untuk mengantisipasi sejumlah tantangan

yang akan dihadapi Sekretariat Jenderal ke depan. Undang-undang No 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 mengamanatkan bahwa

pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk mendukung

keberhasilan pembangunan bidang lainnya. Sebagai wujud komitmen nasional untuk

melakukan reformasi birokrasi, Sekretariat Jenderal telah menetapkan reformasi birokrasi dan

tata kelola pemerintahan menjadi salah satu prioritas.

Perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan termasuk di Kementerian

Pertanian merupakan upaya menata ulang proses birokrasi dari Eselon tertinggi hingga

terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret,

realistis, sungguh-sungguh. Upaya merevisi dan membangun berbagai regulasi,

memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah,

dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru

tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka pelaksanaan reformasi birokrasi diharapkan dapat : 1)

mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik oleh

Page 93: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 93

pejabat di Kementerian Pertanian, 2) menjadikan Kementerian Pertanian yang memiliki

birokrasi yang bersih, mampu, dan melayani, 3) meningkatkan mutu pelayanan kepada

masyarakat, 4) meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program

instansi;, 5) meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas

organisasi, dan 6) menjadikan birokrasi yang antisipatif, proaktif, dan efektif dalam

menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

5.3. Hambatan

Hambatan/kendala teknis, antara lain meliputi :

a. Terkait dengan proses penyusunan peraturan perundang-undangan memerlukan

waktu yang panjang dikarenakan perlu harmonisasi antar instansi yang terlibat dalam

rangka pembuatan materi dan pemahaman.

b. Keterbukaan informasi publik belum dipahami dengan baik. Hal ini berpengaruh pada

adanya Komitmen, Dana, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab Pengelolaan dan

Pelayanan Informasi Publik.

c. Spesialisasi dan kompetensi di bidang komunikasi masih terbatas, karena sebagian

besar aparatur berlatar belakang manajemen dan administrasi.

d. Infrastruktur dalam penyediaan informasi publik belum memadai. Sebagian besar

pimpinan maupun staf UPT lingkup Kementan belum memperhatikan keterbukaan

informasi publik.

e. Adanya pembatasan penggunaan media berbayar untuk pemasangan advertorial.

f. Berkaitan dengan keragaan varietas yang telah mendapat sertifikat hak PVT,

terkendala pada terbatasnya lahan pengujian, sehingga hasil monitoring keragaan

masih dipertanyakan akuntabilitasnya.

g. Kurangnya kepedulian dan ketidaktahuan manfaat pendaftaran varietas lokal dari

Pemerintah Daerah sehingga Pemerintah Daerah lambat dalam menginventarisasi

varietas lokal yang berada di wilayahnya.

h. Formulir permohonan Hak PVT dirasa masih rumit sehingga mempersulit pemohon

dalam mengisi formulir permohonan. Disamping itu syarat dan tata cara pendaftaran

varietas lokal dirasakan kurang efisien karena pendaftaran harus dilakukan oleh

Kepala Daerah yang dalam pelaksanaanya tidak mudah mendapatkan tandatangan

Bupati/Gubernur.

Page 94: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 94

i. Sistem online perizinan terkadang masih ada kendala dan lamanya proses perizinan

akibat kurangnya koordinasi dengan pihak terkait.

j. Perubahan susunan organisasi tata kerja pemerintah daerah mengalami perubahan,

sehingga sering menyulitkan dalam koordinasi.

Hambatan/kendala Administrasi, Manajemen, dan SDM, antara lain meliputi :

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113 Tahun 2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam

Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap serta Surat

Menteri Keuangan Nomor S-2056 Tahun 2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang

Langkah-langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi Belanja

Perjalanan Dinas berdampak pada munculnya Mata Anggaran Kegiatan (MAK)

perjalanan dinas mandiri dan paket meeting pada lembar Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) Tahun 2013. Hal ini mengakibatkan setiap revisi perjalanan dinas

harus dilakukan di Kanwil KPPN setempat.

b. Administrasi Keuangan Satker lingkup Kementerian Pertanian Belum tertib, terutama

satker Kantor Daerah, Dekonsentrasi, dan Tugas Perbantuan.

c. Proses penyusunan RKA-KL tidak konsisten karena terjadi perubahan program aplikasi

RKA-KL setiap tahunnya, karena mengikuti tuntutan standar sistem penganggaran

berbasis kinerja, mengakibatkan kurang siapnya daerah dalam penyusunan RKA-KL

karena menunggu Program Aplikasi terbaru yang sering terlambat sosialisasinya.

d. Lambatnya pengiriman DPA kegiatan DAK dari daerah mengakibatkan kesulitan dalam

pendataan dan persiapan monitoring serta evaluasi.

e. Laporan kegiatan pembangunan pertanian baik yang di danai dengan Dekonsentrasi,

Tugas Pembantuan maupun Dana Alokasi Khusus masing sering terlambat.

f. Sumber Daya Manusia lingkup Sekretariat Jenderal dirasa masih kurang terutama

untuk pengelolaan regulasi, Uji BUSS dan administrasi.

5.4. Solusi Tindak Lanjut Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan hambatan/ kendala sebagaimana diuraikan di

atas, akan ditempuh berbagai upaya, antara lain sebagai berikut :

a. Koordinasi dengan seluruh pelaksana kegiatan lingkup Sekretariat Jenderal agar

perencanaan kegiatan khususnya anggaran tahun 2017 dapat lebih baik lagi dan lebih

Page 95: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 95

memperhatikan perubahan Mata Anggaran Kegiatan (MAK).

b. Mengoptimalkan penyelenggaraan Workshop penyusunan Laporan Keuangan di

tingkat Wilayah yang diikuti oleh satker-satker lingkup Kementerian Pertanian.

c. Mengoptimalkan penyelenggaraan Workshop penyusunan Laporan kegiatan

pembangunan pertanian baik yang di danai Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan,

maupun Dana Alokasi Khusus di tingkat daerah yang diikuti oleh satker-satker lingkup

pertanian.

d. Masih perlu mengupayakan dan memfasilitasi penyelenggaraan workshop di tingkat

wilayah dalam rangka meningkatkan Opini Laporan Keuangan dari Wajar Dengan

Pengecualian menuju Wajar Tanpa Pengecualian.

e. Melaksanakan kerjasama dengan BPKP terkait pendampingan terhadap penyelesaian

permasalahan aset yang menjadi temuan BPK-RI.

f. Mendorong pemprakarsa untuk memprioritaskan penyusunan peraturan perundang-

undangan yang telah di sepakati bersama dalam Prolegtan yang telah ditetapkan

dalam Keputusan Menteri Pertanian.

g. Perlunya evaluasi minimal persemester dalam rangka memprioritaskan dan mengkaji

ulang Prolegtan.

h. Perlunya sosialisasi Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.

i. Pembangunan stasiun pengujian BUSS untuk lahan dataran rendah.

j. Memberikan sosialisai yang lebih luas dan komprehensif kepada petani, kepolisian dan

pedagang/kios benih tentang perlindungan varietas tanaman dan peraturannya

sehingga petani dan pihak yang diberikan kewenangan melakukan penyidikan dapat

memahami tentang hak PVT dan pelanggaran dapat diminimalisir.

k. Membangun kemitraan dengan stakeholder seperti memberikan pendampingan dalam

pengajuan permohonan hak PVT, pendaftaran varietas, perizinan pertanian, pelatihan

teknis tentang PVT dan pendaftaran varietas, dan

menginformasikan/mensosialisasikan panduan pelaksanaan uji (PPU) spesies

tanaman, peraturan dan perkembangannya.

l. Revisi peraturan persyaratan permohonan hak PVT dan penyederhanaan formulir

permohonan hak PVT.

m. Perlu ada penambahan SDM yang menangani permasalahan terkait dengan regulasi,

Uji BUSS dan administrasi.

Page 96: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 96

n. Dalam upaya menindaklanjuti kebutuhan data dan informasi terkini perlu adanya

kerjasama antar lembaga terkait seperti BPS, BKPM, Kementerian Perdagangan,

Kadin, Bulog dan lainnya.

o. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia lingkup Sekretariat Jenderal.

Page 97: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Setjen 2016.pdf · benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan

Sekretariat Jenderal

Laporan Tahunan Sekretariat Jenderal Tahun 2016 97

BAB VI

PENUTUP

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis lainnya yang dilaksanakan oleh

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2016 menunjukkan kinerja yang baik,

dalam berbagai bidang seperti bidang perencanaan, bidang organisasi dan kepegawaian,

bidang hukum, bidang keuangan dan perlengkapan, bidang umum dan pengadaan, bidang

kerjasama luar negeri, bidang hubungan masyarakat dan informasi publik, bidang pelayanan

data dan sistem informasi pertanian, bidang pelayanan varietas tanaman dan perizinan

investasi pertanian. Hal ini ditunjukkan dengan terlaksananya berbagai kegiatan di lingkup

Sekretariat Jenderal sesuai dengan target yang telah ditetapkan, baik dari segi kuantitas

maupun kualitas. Sedangkan bidang perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian serta

bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian pada tahun 2016 kinerjanya disampaikan

melalui Badan Litbang Pertanian karena tahun ini merupakan transisi.

Walaupun kinerja pelaksanaan kegiatan menunjukkan kinerja yang baik namun tetap masih

menghadapi berbagai masalah tantangan dan hambatan/kendala dalam pelaksanaannya,

oleh karena itu diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh unsur yang ada di Sekretariat

Jenderal dan juga sinergitas program dan kegiatan dari unit Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian/ Lembaga-lembaga di luar Kementerian Pertanian lainnya.

Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian sebagai fungsi manajemen, koordinasi,

pembinaan, kerjasama luar negeri, pelayanan administrasi dan teknis lainnya secara tidak

langsung sangat mendukung tercapainya Visi Kementerian Pertanian yaitu terwujudnya

kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani menuju terwujudnya Pertanian Indonesia yang

Maju, Bermartabat, Mandiri, Adil dan Makmur.