PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per...

83
SKRIPSI YUSTINUS HARYANTO PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, SUATU TINJAUAN SOSIO - KRIMINOLOGIK M I LI K PERPLSTAK. V\N ‘ UNIVi O H v^.l 'S u a v ’ b L K , \ l J . \ U FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS A1RLANGGA 1986

Transcript of PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per...

Page 1: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

S K R I P S I

YUSTINUS HARYANTO

PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, SUATU TINJAUAN

SOSIO - KRIMINOLOGIK

M I L I KPERPLSTAK. V \ N

‘ U N I V i O H v ^ . l ' S u a v ’

b L K , \ l J . \ U

F A K U L T A S H U K U M

U N IV E R S IT A S A 1R L A N G G A

1986

Page 2: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

PENCURIAN. KAYU HUTAN- DI WILAYAH KABUPATEN TUBAN., SUATU T1NJAUAN: SOSIO-KRLMItfOLOGIK

S K B I P S I

~M 1 L 1 K \PERPUSTAK.AAN ^

’UNIVBRSI TAS AlRLANGGAS U R A B A Y A _

OLEH : Y.USTINUS HARYANTO

FAKULTAS HOKUM. UNIVERSITAS AlRLANGGA S U R A B A Y A

1986

Page 3: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

PENCURIAN KAYU HUTAN DX WILAYAH KABUPATEN TUBAK,SUATU TINJAUAN SOSIO-KRIMINOLOGIK

A * tfrt ftL

SKRIPSI A

DIAJUKAN, UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UMTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEH [ M1L1K. jI PERPUSTAKAAN

YUSTINUS HARYANTO -UNivERSITAS A lR L A N G G A

ui R A B A Y A 038111151 I____- — ------ —

PEMBIMBIUGL/PENGUJI

SAMPE RiN^>TUMANAN., S.H., M.S.

DRSi DUTA BYANANDARU

PENGUJI

- - / / (Y**SOEDARTI, S.H.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AlRLANGGA SURABAYA 1986

Page 4: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

kemakmuran bangsa dan negeri ini hanya bisa dibangun di atas batukeadilan, kebenaran dan kejujuran.,.

Kupersembahkan karya ini :untuk Ibunda dan saudara-saudaraku tercintaserta semua orang yang pernah berjasadalam hidupku.

Page 5: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat serta karuniaNya saya dapat menyelesaikan sebuah tugas yang telah banyak menyi- ta waktu, tenaga dan pikiran, yaitu tugae penulisan skripsi untuk raeraih gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Dengan telah selesainya penulisan skripsi ini, sa­ya haturkan sembah dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibunda dan kakak-kakakku tercinta yang telah mem - berikan dorongan dan bantuan, baik moriil maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini pula, sudah selayaknya saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucap- an terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1* Para pimpinan Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang, telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu pengetahuan hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

2. Para Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang telah memberikan pendidikan dalam mema - hami dan mempelajari ilmu pengetahuan hukum selama masa perkuliahan.

3. Bapak Sampe Randa Tumanan, S.H., M.S. selaku dosen pem-

i

Page 6: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

bimbing yang telah meluangkan waktunya untuk raemberi - kan bimbingan, petunjuk dan pengarahan sejak av/al sam- pai akhir penulisan skripsi ini.

/f. Kepala Direktorat Sosial Politik Propinsi Jawa Timur beserta staf yang telah memberikan rekomendasi untuk melakukan survey di wilayah Kabupaten Tuban*

5. Kepala Rumah Tahanan Negara Tuban beserta staf yang telah memberikan keleluasaan kepada saya untuk melaku­kan survey guna memperoleh data sebagai kelengkapan penulisan skripsi ini.

6. Kepala Perum Perhutani Unit II Jawa Timur c.q. KKPH Jatirogo, KKPR *Euban dan KKPH Parengan beserta staf. yang telah memberikan banyak data dan keterangan seba­gai bahan penulisan skripsi ini.

7. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Resort Tuban be - serta.staf yang telah memberikan kesempatan kepada sa­ya guna mendapatkan beberapa informasi sebagaL tambah- an data dalam penulisan skripsi ini.

8. Ketua Pengadilan Negeri Tuban beserta staf yang telah memperkenankan saya memperoleh data tambahan dalam pe­nulisan skripsi ini.

Berikutnya ucapan terima kasih saya sampaikan. pula kepada teman-teman sefakultas, serta semua pihak yang te­lah memberikan bantuan dan kemudahan demi kelancaran pe - nulisan skripsi ini.

Sebagai penutup kata pengantar ini, saya akhiriii

Page 7: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

dengan sebuah barapan seraoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, walau hanya sedikit.

Surabaya, 25 November 1986.

Penulis,

YUSTINUS HARIANTO

Page 8: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

DAFTAR ISIhalaman

KATA PENGANTAR .................................. iDAFTAR IS I ................................. .... ivBAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan dan Rumusannya ......................... 1

2. Penjelasan Judul ................. 83* Alasan Pemilihan Judul ............. 10

Tujuan Penulisan................... 105. Metodologi

a. Pendekatan. masalah....... ...... 11b. Sumber data ................... 12c. Prosedur pengumpulan dan pengolah-

an d ata...... ...... ..... . 12d. Analisis data ................... 12

6. Pertanggungjawaban Sistematika ..... 13BAB II. PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG TIMBULNYA

PENCURIAN KAYU HUTAN DI WILAYAH KABUPA- TEN TUBAN1. Pengertian Pencurian Kayu Hutan .... 162. Upaya Mencari Sebab Musabab Kejahatan 213. Data Lapangan...................... 28if. La tar Belakang Pencurian Kayu Hutan

di Wilayah Kabupaten Tuban ......... 37

iv

Page 9: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

BAB III. LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN MASALAH PENCUBIAN KAYD HUTAN DI WILAYAH KABUPA- TEN TUBAN1. Met ode Pengamanan Prevent I f ........ 1*72. Metode Pengamanan Repreeif..... .. 523. Langkah-langkah yang Perlu Dltempuh.. 55

BAB IV. PENUTUP1. Kesimpulan......................... 562. Saran-saran........................ 59

DAFTAR BACAAN............... ................... 62LAMPIRAN

ha la man

v

Page 10: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

BAB I PENDAHULUAN

1. La tar. Belakang .Permasalahan.dan JRumusannva

Ada suatu pandangan yang menyatakan bahwa kejahat- an sebagai suatu hal yang relatif. Namun jika kita meli - hat hampir di semua negara di dunia, dari waktu ke waktu, ternyata ada bentuk-bentuk kejaha.tan yang bersifat uni - versal, antara lain pembunuhan, pencurian dan pemerkosaan.

Pencurian sebagai salah satu bentuk kejahatan yang bersifat universal, dapat kita lihat misalnya dari tulis- an Marshall B. Clinard dan Daniel J. Abbott?"^, yang meng- ungkapkan terutama kejahatan terhadap harta benda, pada umumnya pencurian, terlihat adanya kecenderungan mening - kat di negara-negara berkembang.

Bukti lain tentang hal ini, di negeri kita sendiri sekitar 600 tahun yang silam, pada zaman kerajaan Majapa- hit. Pada masa tersebut telah diakui bahwa pencurian (ja­wa: ‘corah1) termasuk salah satu bentuk kejahatan yang tergolong berat. Saya katakan demikian karena terhadapkejahatan ini dapat diancam eanksi pidana sampai pada hu-

2. )kuman mati walaupun itu hanya pencurian biasa, tanpa

^"Marshall B. Clinard and Daniel J. Abbott, Crime in Developing Countries. A Comparative Perspective,, John Wiley & Sons,.'Kew York, 1973, h. 35-37.

2Slametmuljana, Perundang-undanean Madiapahit. Bfaratara, Jakarta, 1967, h. 78-79«'

1

Page 11: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

didahului atau disertai dengan kekerasan.Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) kita

yang berlaku hingga saat ini (yang berasal dari "Wetboek van Strafrech voor Nederlandsch-Indie", Stbl. 1915 Nomor 732, dengan segala penambahan dan perubahannya), tindak kejahatan pencurian ini diatur dalam Buku Kedua Bab XXII pasal 362 - 367 KUHP.

Di samping pencurian masih terdapat bentuk-bentuk kejahatan lain yang tergolong dalam kejahatan terhadap harta benda, yaitu ; pemerasan dan pengancaman (pasal 368 - 371 KUHP), penggelapan (pasal 372 - 377 KUHP), pe - nipuan atau perbuatan curang (pasal 378 - 395 KUHP), me - rugikan orang yang berpiutang atau yang berhak (pasal 396 - ^05 KUHP) dan menghancurkan atau merusak barang orang lain (pasal if06 - 412 KUHP).

Masalah pencurian kayu hutan, sesungguhnya tidak berbeda dengan tindak kejahatan pencurian pada umumnya. Hanya dalam hal ini, yang menjadi objek pencurian adalah kayu hutan yang untuk pulau Jawa di bawah pengelolaan Perum Perhutani.

Kalau kita memantau laporan yang dibuat oleh Perum Perhutani, pencurian kayu hutan hanyalah salah satu ben - tuk gangguan keamanan hutan. Di samping itu masih dijum - pai adanya bentuk-bentuk gangguan keamanan hutan yang.la­in di antaranya kebakaran hutan, pembabatan tanaman di hutan, penggembalaan hewan di hutan, hama dan penyakit,

Page 12: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

bibrikan hutan (pemakaian/pemilikan lahan hutan tanpa se­izin Perum Perhutani), bencana alam dan sebagainya.

Bamun selama ini, di antara gangguan keamanan hu - tan yang ada, pencurian dianggap paling berbahaya dan. me- niobulkan nilai kerugian paling besar*

Sejumlah kasus yang terjadi di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah^, pencurian kayu hutan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok yang jumlahnya cukup besar. Lagi pula tidak jarang di antara mereka yang berani melawan petugas. Hal ini mengingatkan kita pada jenis pencurian sebagaimana dirumuskan dalam pasal 3^5 KUHP, yakni pencu - rian dengan kekerasan.

Modus operandi pencurian kayu hutan. ini bermacam- macam, berkembang sejalan dengan bertambahnya pengetahuan., bertambahnya kemampuan berorganisasi para pelaku perbuat- an tersebut, kemajuan teknologi serta kondisi geografis daerah setempat.

Pencurian kayu hutan. ini dari tahun ke tahun (khu­sus untuk Perum Perhutani Unit IX Jawa Timur sampai tahun 1983) masih menunjukkan adanya peningkatan.

Pencurian kayu hutan, walaupun korbannya secara langsung bukan orang perorangan, namun secara tidak lang- sung adalah merugikan masyarakat. Sebab apa? Hasil hutan

- R. Usman Mu'min dan E. Rahajaan, "Pola Pengamanan Perum Perhutani serta Pengetrapannya di Lapangan", maja - lah Duta Rimba. No. 53 Th. VIII, Mei 1982, h. 34.

3

Page 13: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

merupakan salah satu devisa negara, tentunya dari sini akan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, tindakan tersebut sangat merugi- kan bangsa dan negara serta menghambat pembangunan nasio- nal.

Disamping itu, dengan adanya gangguan keamanan hutan, usaha peningkatan daya dukung lingkungan hidup pun akan menjadi harapan yang sia-sia. Apabila hal ini diba - rengi dengan perusakan lahan hidup yang lain, maka akan terancam pulalah kelestarian hidup dan kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya.

Berbicara tentang pencurian kayu hutan di wilayah Kabupaten Tuban, sebagai suatu masalah yang menjadi ren - cana dalam penulisan skripsi saya, ada baiknya jika saya kemukakan terlebih dahulu sekilas tentang keadaan wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Tuban di mana saya akan men - coba mengangkat permasalahan tersebut.

Wilayah Kabupaten Tuban, secara geografis terletak antara 1110 30’ BT dan 112° 12’ BT serta 6° 42* LS dan 7° 6‘ IS. Di sebelah utara berbatasan dengan Eaut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, sebe­lah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Propinsi Dae - rah Tingkat I Jawa Tengah.

Luas wilayah Kabupaten Tuban yang meliputi 1*812,280 km terdiri atas 19 kecamatan dan terbagi lagi menja -

Page 14: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

5

di 328 desa. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 1980tercatat memiliki jumlah penduduk 871.898 jiwa, denganpertumbuhan rata-rata 1,69 dan kepadatan penduduk 458 ji-

2wa per km . Keadaan ini jika dipandang dari luas wilayah- nya, dibandingkan dengan kotamadya dan kabupaten lain di Jawa Timur masih tergolong memiliki kepadatan yang ren - d a h ^ .

Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur, yang memi - liki daratan seluas 4.792.202 ha atau 47.922,02 km2,28,38 % di antaranya berupa areal hutan yang hingga saat ini menjadi areal pengelolaan Perum Perhutani Unit II Ja- wa Timur •

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur dalam mengelola areal hutan ini membagi dalam 23 Kesatuan Pemangkuan Eu - tan (selanjutnya disingkat: KPH). Dari ke-23 KPH ini yang memiliki areal terluas adalah berturut-turut KPH Jember, KPH Malang dan KPH Kediri^.

Berkaitan dengan pembagian areal oleh Perum Perhu­tani Unit IX Jawa Timur, yang termasuk dalam wilayah Ka - bupaten Tuban adalah KPH Jatirogo seluas 18.763,7 ha (1,38 %), KPH Tuban seluas 33.244,7 ha (2,44 %) dan KPH

^Data dan angka dalam uraian ini saya kutip daribuku Mengenal Hutan di Jawa Timurf Edisi ke II, PerumPerhutani Unit II Jawa Timur, 1983, h. 25-26.

5Ibid., h. 19.6Ibid., h. 61-62.

Page 15: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Parengan seluas 17*646,7 ha (1,30 %)• Keseluruhan hanya meliputi 69*656,1 ha atau 5,12 % dari seluruh areal hutan di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

Walaupun ketiga KPH yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tuban meliputi areal yang relatif kecil dan Ka- bupaten Tuban berpenduduk tidak terlampau padat, namun dalam hal gangguan keamanan hutan (70 % lebih di antara - nya disebabkan karena pencurian), mulai tahun 1978 menun- jukkan angka yang relatif tinggi. Bahkan salah satu KPH, yakni KPH Jatirogo yang berbatasan dengan wilayah Propin- si Jawa Tengah, dalam tiga tahun berturut~turut, mulai tahun 1980 ~ tahun 1982 menderita kerugian paling parah di antara ke-23 KPH lainnya .

Secara finansial nilai kerugian yang diderita oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur akibat gangguan kea- manan hutan ini rata-rata setiap tahun sekitar 1,2 milyar rupiah. Dari jumlah tersebut tidak kurang dari 900 juta rupiah adalah akibat pencurian kayu hutan^^.

Wilayah Kabupaten Tuban, yang hampir eeluruh areal hutannya berupa hutan jati, selama satu Pelita terakhir (tahun 1979 - tahun 1983) menderita kerugian sebesar fy 2.317*956*000,00 akibat gangguan keamanan hutan atau

7VBuku Saku Statistik Tahunan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, tahun 1977-1981 (h. L0-Ll\T tahun 1Q80- 1984 (h. 42-43).

8m d .

6

Page 16: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

setiap tahun menderita kerugian rata-rata sekitar 463. 591.200,00. Suatu jumlah yang tidak sedidkit bila berha -

Q)sil diselamatkan untuk pembangunan Negeri kita tercinta •Perum Perhutani dengan segenap daya dan kemampuan

telah berusaha mengatasi hal ini, dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam mengemban tugas yang dilimpahkan Hegara di bidang kehutanan. Upaya tersebut baik berupa metode pengamanan yang bersifat preventif maupun represif.

Secara preventif misalnya mengadakan peningkatan perondaan hutan, pengadaan pos-pos pemeriksa hasil hutan, pengadaan kegiatan prosperity approach, mengadakan pende­katan dengan masyarakat desa sekitar hutan melalui kerja sama Mantri dan Lurah (MALU), Pembangunan Masyarakat Desa sekitar Hutan (PMDH), penerangan dan penyuluhan dan seba- gainya.

Secara represif dilakukan tindakan-tindakan sesuai dengan jalur hukum, termasuk mengadakan operasi pelacakan dan penggeledahan, penangkapan serta penuntutan perkara melalui proses pengadilan.

Segala upaya di atas merupakan langkah-langkah yang patut dihargai dan pantas pula untuk diharapkan ha - silnya. Namun untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberantas suatu kejahatan, mungkinkah dapat tercapai

7

9Ibid.

Page 17: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

tanpa mengetahui sebab musabab, latar belakang serta fe- nomena yang melekat pada kejahatan tersebut, termasuk adanya faktor-faktor khusus yang justru memberi peluang bagi timbulnya kejahatan.

Beranjak dari uraian di atas, secara ringkas saya rumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Faktor-faktor apakah yang mendorong timbulnya kejahat­

an pencurian kayu hutan di wilayah Kabupaten Tuban?.2. Bagaimanakah usaha yang efektif dalam upaya menanggu -

langi masalah pencurian kayu hutan di wilayah Kabupa - ten Tuban?.

Bertolak dari permasalahan tersebut, saya akan me­lakukan suatu pembahasan dalam bentuk sebuah skripsi de - ngan judul : PENCURIAN KAYU HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN TUBAN. SUATU TINJAUAN 50SI0-KRIMIN0L0GIK.

2. Pen.ielasan Judul

Dari judul yang saya ajukan perlu kiranya saya je- laskan beberapa istilah yang penting, agar tidak menimW bulkan konotasi yang berbeda dari pengertian yang saya maksud. Penjelasan ini juga saya maksudkan untuk membatasi permasalahan yang saya tulis.

Pertama, istilah "pencurian”. Walaupun telah dike- tahui secara umum bahwa pencurian merupakan tindak keja - hatan, namun dalam pembahasan ini saya mempergunakan ba- tasan pencurian sebagaimana dirumuskan dalam Kitab Undang-

Page 18: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

undang Hukum Pidana kita, yakni pada pasal 362 - 367 KUHP. Secara umunr^ tarda pat dalam perumusan pasal 362 KUHP, bahwa pencurian adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan mengambil barang sesuatu milik orang lain, baik itu sebagian ataupun seluruhnya, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.

Kedua, istilah "kayu hutan”, adalah semua jenis kayu yang dihasilkan dari suatu areal yang telah ditetap- kan Pemerintah dengan undang-undang sebagai hutan. Terma- suk dalam pengertian ini semua jenis kayu yang dengan se- ngaja dirubah bentuknya menjadi kayu pertukangan, meubel, kerangka rumah dan sebagainya.

Ketiga, istilah "Wilayah Kabupaten Tuban", adalah wilayah Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Tuban. Na- mun dalam hal ini saya lebih menekankan pada yurisdiksl badan peradilannya, berkaitan dengan proses penyelesaian perkara, karena masalah yang saya bahas menyangkut latar belakang suatu kejahatan serta langkah-langkah penanggu - langannya.

Terakhir, istilah "tinjauan Sosio-Kriminologik1'. Istilah ini saya artikan sebagai pendekatan suatu masalah dengan mempergunakan disiplin ilmu Kriminologi, sebagai ilmu yang bersifat faktual, dengan bantuan dan dalam

■°Tim Pener jemah Badan Pembinaan Hukum Nasional De - partemen Kehakiman, Kitab Undang-undang Hukum Pidanaf ce- takan I, Sinar Harapan, Jakarta, 1983» h. 141.

Page 19: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

kaitannya dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya.

10

3« Alasan Pemllihan Judul

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang, te­lah saya uraikan, yakni pertama, masalah ini menyangkut kepentingan umum. Kedua, saya memiliki minat untuk mene - liti dan menulia masalah ini. Ketiga, sepanjang pengeta - huan saya, masalah pencurian kayu hutan ini belum pernah dikupas terutama dari sudut Kriminologik. Terakhir, saya pilih Kabupaten Tuban karena wilayah ini merupakan vila - yah yang menderita kerugian paling parah di antara wila- yah-wilayah lain dalam Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Kemudian, dengan dilandasi tujuan penulisan skripsi ini dan dengan mempergunakan disiplin ilmu, yang menurut he - mat saya tepat untuk mengupas masalah ini, maka saya me - milih dan menetapkan judul skripsi : "Pencurian Kayu Hu - tan di Wilayah Kabupaten Tuban, Suatu Tinjauan Sosio-Kri- minologik".

Tu.iuan Penulisan

Secara singkat dapat saya kemukakan di sini bahwa tujuan penulisan skripsi ini adalah : (1). Untuk meleng - kapi tugas dan memenuhi persyaratan memperoleh gelar sar- jana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga.(2). Mencoba mengupas suatu permasalahan, yang menurut pendapat saya menyangkut kepentingan umum, kesejahteraan dan kelestarian hidup umat manusia di masa yang akan

Page 20: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

datang. (3)* Mencoba memberikan sumbangan pemikiran seca- ra praktis dalam rangka menanggulangi masalah pencurian kayu hutan di wilayah Kabupaten Tuban khususnya dan wila- yah-wilayah lain pada umumnya.

5* Metodologi

a. Pendekatan masalah.Seperti kita ketahui, setiap gejala sosial yang

terjadi dalam masyarakat sebagian besar bersifat kompleks. Sebab musababnya pun hampir tidak pernah berdiri secara tunggal. Ini adalah suatu fakta yang tak dapat dipungkiri. Demikian pula masalah pencurian kayu hutan yang akan say a bahas ini.

Kriminologi merupakan disiplin. yang, bersifat fak - tual (membahas s'esuatu masalah berxiasarkan. kenyataan yang terjadi), sekalipun hal-hal yang bersifat normatif tidak terlepas dari jangkauan Kriminologi. Di dalam membahas suatu masalah pun. Kriminologi tidak bisa lepas dari kait- annya dan bantuan ilmu-ilmu sosial lain.

Oleh karena itu, dalam penulisan ini saya memper - gunakan tinjauan Sosio-Kriminologik sebagai upaya pende - katan dalam rangka memecahkan masalah ini. Tinjauan yang saya maksudkan di sini adalah pendekatan suatu masalah dengan mempergunakan Kriminologi sebagai disiplin ilmu yang bersifat faktual, untuk mengupas latar belakang ma - salah pencurian kayu hutan yang terjadi di wilayah Kabu -

11

Page 21: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

paten Tuban, dengan bantuan dan dalam kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial lain.

b. Sumber data.Sumber data dalam penulisan skripsi ini akan saya

cari dan telusuri melalui instansi dan lembaga yang mena- ngani masalah pencurian kayu hutan ini, antara lain Kepo- lisian Republik Indonesia Resort Tuban, Pengadilan Negeri Tuban, Rumah Tahanan Negara Tuban dan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur (di lapangan saya memperoleh data dari KPE Jatirogp, KPH Tuban dan KPH Parengan)• Sedangkan ben- tuk sumber data berupa hasil wawancara dan observasi, berkas surat keputusan, buku (bahan) laporan dan lain- . lain.

c. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.Dari berbagai instansi yang menangani masalah pen-

curian kayu hutan ini, saya akan berusaha memperoleh data sebagai kelengkapan skripsi dengan mempergunakan metode "wawancara" dan "studi dokumen" serta ditambah metode "observasi" sebagai pelengkap.

Dari data yang terkumpul akan saya teliti kembali untuk memilih data yang relevan. Kemudian saya buat daf - tar atau tabel berdasarkan faktor-faktor temuan yang ada untuk menentukan kadar relevansi terhadap masalah yang saya kemukakan.

12

d. Analisis data.Fvii r t r c

P E R P I ! ST A K A A K ' U N I V E R S I T A S AIRF-tAKCj’ CfA “

S U R A B A Y A _

Page 22: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Berdasarkan pengelompokan data yang saya buat da­lam bentuk tabel, dengan dilandasi berbagai teori dan pandangan, terutama dalam Kriminologi, maka saya berharap bahwa hal ini dapat menjadi kerangka acuan dalam mengana- lisis masalah yang saya ajukan, sehingga dapat. diperoleh kesimpulan yang benar dan objektif. Dengan demikian saya mempergunakan deskriptif analitis dalam mengupas masalah ini,

6. Pertanggung.lawaban Sistematika

Dasar penulisan skripsi ini, berupa uraian latar belakang permasalahan, yang diakhiri dengan rumusan per - masalahan.dan judul skripsi, sebagaimana lazimnya saya tempatkan pada bagian aval tulisan ini, yakni dalam sub - bab pertama Bab I (Pendahuluan)♦ Subbab ini kemudian di - ikuti dengan subbab-subbab berikutnya berupa uraian ten - tang penjelasan judul, alasan pemilihan judul, tujuan pe- nulisan dan metodologi, yang dibagl dalam empat sub-sub - bab, yaitu pendekatan masalah, sumber data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data. Ba - terakhir dari Pendahuluan adalah subbab pertanggungjawab-. an sistematika ini sendiri.

Pada bab berikutnya, yaitu Bab II, yang saya beri judul bahasan "Pengertian dan Latar Belakang Timbulnya Pencurian Kayu Hutan di Wilayah Kabupaten Tuban11, saya awali dengan subbab tentang penjelasan pengertian pencu -

13

Page 23: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

rian kayu hutan, khususnya yang terjadi di wilayah Kabu - paten Tuban dengan dasar penjelasan dari batasan pencuri­an dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana kita.

Sebagai salah satu acuan juga guna mengupas perma- salahan ini akan saya kemukakan beberapa pandangan dan teori yang akan saya uraikan dalam subbab kedua dalam Bab II ini, dengan judul bahasan subbab "Upaya mencari sebab musabab Kejahatan". Dalam bal ini saya letakkan pengerti- an bahwa "latar belakang" mempunyai cakupan yang lebih luas dari "sebab musabab", walaupun keduanya secara umum berarti sebagai faktor-faktor yang mendorong suatu tindak- an.

Data lapangan skripsi ini saya kemukakan dalam subbab ketiga dari Bab II ini. Kemudian dengan mempergu - nakan kedua acuan yang saya sebut terdahulu, saya lakukan analisis data. Analisis data ini saya letakkan pada subbab terakhir dalam Bab IX ini.

Upaya apa yang telah ditempuh dan harus ditempuh dalam rangka menanggulangi masalah pencurian kayu hutan, akan saya bahas dalam Bab III, di bawah judul bahasan '•Langkah-langkah Penanggulangan Masalah Pencurian Kayu Hutan di Wilayah Kabupaten Tuban". Bab ini saya bagi dalam tiga subbab, yaitu subbab Metode Pengamanan Preventif, Me­tode Pengamanan Represif dan Langkah-langkah yang Perlu Bitempuh.

Bab IV merupakan Bab Penutup, berupa kesimpulan dan

Page 24: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

saran-saran, saya kemukakan sebagai bagian paling akhir dalam keseluruhan pembahasan permasalahan dalam skripsi ini.

15

Page 25: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG TIMBULNYA PENCURIAN KAYU HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN TUBAN

BAB II

1. Pengertian Pencurian Kayu Hutan

Dalam Hukum Pidana kita, dalam ketentuan umum yangmengatur tentang tindak pidana pencurian, yaitu pada pa -sal 362 KUHP dirumuskan'^ :

Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruh - nya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima ta- hun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

12)Dari perumusan di atas, menurut R. Soesilo , da­lam tindak pidana pencurian. harus terpenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

a. perbuatan "mengambil",b. yang diambil adalah sesuatu "barang",c. barang itu harus "seluruhnya atau sebagian kepunya­

an orang lain", dand. pengambilan itu harus dilakukan "dengan maksud

hendak memiliki barang itu dengan melawan hukum".Sehubungan dengan hal ini, saya ingin menjelaskan

pengertian pencurian kayu hutan, khususnya yang terjadidi wilayah Kabupaten Tuban dengan berlandaskan pada unsur-unsur tindak pidana pencurian sebagaimana terdapat dalampasal 362 KUHP.

11Ibid.12R. Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan

Umum dan Delik-dellk Khusus. Politeia, Bogor, 1984» h.117*

16

Page 26: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Dalam tindak pidana pencurian, harus dijumpai ada- nya unsur perbuatan "mengambil"• Menurut pengertian seha- ri-hari "mengambil" berarti membawa sesuatu dari suatu terapat ke tempat lain. Namun dalam permasalahan ini "me - ngambil" saya konotasikan sebagai suatu usaha yang dila - kukan oleh seseorang untuk memindahkan sesuatu ke dalam kekuaeaannya.

Dengan demikian, kalau seorang pencuri kayu telah menebang pohon atau bahkan sedang menebang pohon dan be - lum sempat mengangkutnyaf namun sudah tertangkap tangan oleh polisi hutan atau aparat keamanan lain, maka saya berpendapat bahwa unsur "mengambil" di sini telah terpe - nuhi, karena dalam tindakan tersebut jelas sudah ada niat dan tindakan av/al untuk melakukan ke jahatan. Tentang be - lum selesainya perbuatan tersebut dilakukan adalah meru - pakan persoalan lain dan bukan atas kehendaknya. Perbuat­an demikian dapat dimasukkan kategori kejahatan tertentu, yakni percobaan melakukan pencurian. Suatu hal yang pasti perbuatan ini pun diancam dengan pidana, valaupun dalam ukuran yang lebih ringan (lihat pasal 53 KUHP: tentang percobaan melakukan kejahatan).

Tentang hal tersebut ada yang berpendapat, yaitu Prof. Simons^, sebagaimana disitir oleh R. Soesilo, bahwa unsur "mengambil" baru terpenuhi apabila perbuatan

1?

13Ibid.

Page 27: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

18

tersebut mengakibatkan barang termaksud berpindah tempat.Dalam praktek peradilan di Pengadilan Negeri Tuban,

dapat diketahui dari berkas putusan yang ada, tidak per - nah dibedakan antara percobaan melakukan pencurian dan pencurian yang dilakukan secara sempurna dalam perkara pencurian kayu jati. Dengan demikian tidak pernah diterap- kan pasal 53 KUHP terhadap perkara ini.

Termasuk dalam pengertian "mengambil" ini, yaitu seseorang yang menemukan (istilah setempat 'nemok': dari kata umum dalam bahasa Jawa ' nemu') sebatang kayu yang tergeletak, baik dalam areal hutan maupun di luar areal hutan. Hal seperti ini kadang muncul sebagai masalah, oleh karena warga desa sekitar hutan kurang menyadari atau sama sekali tidak tahu bahwa menemukan sebatang kayu, kemudian kayu tersebut dipergunakan untuk kepentingan pribadi, da­pat dituduh telah melakukan pencurian kayu.

Namun tidak termasuk dalam pengertian "mengambil" di sini seseorang yang membeli kayu, walaupun dalam hal ini ada usaha untuk memindahkan sesuatu ke dalam kekuasa- annya serta dapat diduga kayu tersebut adalah hasil dari suatu kejahatan (di wilayah Kabupaten Tuban dikenal dengan istilah 'kayu peteng1). Tindakan ini dalam Hukum Pidana dapat dikenakan pasal tersendiri di luar pencurian, yakni tindakan penadahan (pasal ^80 - 482 KUHP).

Tentang unsur kedua, sebagai objek pencurian, yaitu yang diambil adalah sesuatu "barang". Menurut pandangan

Page 28: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

R. Soesilolif\ "barang" di sini harus segala sesuatu yang berwujud. Kata "berwujud" ini sering menimbulkan penafsir- an yang bermacam-macam. Secara sempit sering hanya ditaf- sirkan sebagai segala sesuatu yang tampak di mata. Se- hingga pernah timbul persoalan tentang pencurian aliran listrik di negeri Belanda (libat arrest H.R. 23 Mei 1921 No. W. 10728).

Menurut hemat saya, kata "berwujud" ini harus di - artikan sebagai segala sesuatu yang dapat diindera oleh panca-indera manusia. Dengan demikian bukan hanya aliran listrik, tetapi juga benda-benda lain, misalnya gas yang tldak tampak di mata, namun dapat dibau atau dirasa oleh alat peraba (kulit), dapat juga menjadi objek pencurian.

R. Soesilo Juga menyatakan bahwa barang tersebutharus merupakan "barang bergerak" (roerend goed), supayadapat dipindahkan. Sehubungan dengan permasalahan yangsaya kupas, yang objek pencuriannya berupa kayu hutan,saya lebih setuju dengan apa yang dikemukakan oleh R. Moe-

15)g o n o , tentang penggunaafc istilah bahwa barang di sini harus dapat dipindahkan (verplaatsbaar) dan bukan penggu- naan istilah barang bergerak (roerend goed).

1/fIbid., h. 118.^R. Moegono, "Delik Harta Kekayaan", dalaa Hermien

Hadiati Koeswadji (ed.), Delik Harta Kekayaanf Asas-asas dan Permasalahanmra. cetakan I, Sinar Wijaya, Surabaya, 1984, h. 22.

19

Page 29: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Pohon-pohon jati yang tumbuh di hutan adalah meru- pakan barang tidak bergerak (onroerend goed), namun dapat menjadi objek pencurian, yaitu dengan cara menebang dan mengangkutnya.

Unsur kedua ini erat sekali kaitannya dengan un - sur berikutnya, yakni barang itu harus "seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain"* Barang yang untuk sebagi­an kepunyaan orang lain, misalnya dua orang atau lebih membeli sesuatu barang secara bersama-sama atau mendapat wariean barang dan belum dibagi-bagi.

Pohon-pohon jatl dalam hutan merupakan milik selu- ruh bangsa Indonesia, karena dari kekayaan hutan ini di - hasilkan devisa negarat yang akan dipergunakan sebesar- besarnya bagi kemakmuran rakyat. Maka, jika terjadi sese­orang melakukan pencurian kayu di hutan, kemudian ter - tangkap, sudah sewajarnya bila dituntut dan diadili mela- lui proses pengadilan,

Pencurian kayu hutan di wilayah Kabupaten Tuban, yang menjadi sasaran terutama adalah kayu jati, eebab mempunyai nilai jual cukup tinggi dan mudah sekali pema - sarannya•

Unsur terakhir, pengambilan itu harus dilakukan "dengan maksud hendak meml11ki barang itu dengan melawan hukum". Ini berarti seseorang bertindak sebagai yang pu - nya atas sesuatu barang tanpa izin terlebih dahulu dari yang berhak, Sebagai konsekuensi, apabila seseorang telah

20

Page 30: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

dituduh melakukan pencurian kayu jati, maka orang itu ha­rus dapat menunjukkan bukti-bukti yang sah atae pemilikan kayu tersebut, kalau memang kayu tersebut bukan hasil ke­jahatan.

Ada pula sementara anggapan masyarakat, bahwa hu - tan merupakan kawasan yang bebas untuk mencari kayu, se - hingga mereka merasa perbuatan yang mereka lakukan bukanmerupakan tihdak kejahatan pencurian.

iDengan mellhat uraian penjelasan tentang pengerti-

an pencurian berdasarkan unsur-unsur tindak kejahatan pencurian tersebut di atas. Juga berdasarkan asas hukum yang berlaku di negara kita, yakni apabila suatu peratur- an telah diundangkan dalam lembaran negara* maka semua warga dianggap telah mengetahuinya. Dengan demikian, apa pun dalih yang ada di benak para pelaku pencurian kayu tersebut. Sadar atau tidak sadar. Secara yuridis formal mereka bersalah telah melanggar ketentuan yang telah di - tetapkan dalam undang-undang.

2. Umya Mencari Sebab Musabab Kejahatan

Sebab musabab suatu kejahatan akan terasa lebih berarti untuk dijelaskan, apabila kita mengetahui terle - bih dahulu hakekat kejahatan Itu sendiri.

Berbagai pandangan muncul dalam upaya menjelaskan hakekat dari kejahatan. Berbagai pandangan tersebut lahir baik sebagai pengembangan suatu teori, maupun sebagai

21

Page 31: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

landasan dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi da­lam masyarakat. Pandangan tentang hal ini antara lain, se- perti apa yang dikemukakan oleh Emile Durkheim, sebagai - mana disitir oleh Ny. Hernany H.S.^\ yang menyatakan bahwa kejahatan merupakan gejala yang normal dalam setiap masyarakat yang bercirikan heterogenitas dan perkembangan sosial, oleh karena itu tidak mungkin dapat dimusnahkan sampai habis.

Pandangan tersebut bahkan secara lebih tajam di -ungkapkan oleh Korn & McCorkle, yang ditulis kembali oleh

17)Sahetapy , bahwa kejahatan bukan hanya sekedar gejala normal di dalam setiap masyarakat, melainkan suatu hal yang tak dapat dielakkan sebagai tuntutan dari makin kom- pleksnya keadaan masyarakat dan kebebasan individu.

Sahetapy, pada kesempatan yang sama^^ juga mengu- tip pendapat Frank Tannenbaum yang mengatakan : '’Crime is eternal - as eternal as society'1. Dari pandangan ini ti - dak mengherankan , jika Sahetapy sampai pada suatu perta- nyaan : "Kalau demikian halnya, masih perlukah dicari dan diterangkan sebab musababnya terjadi kejahatan?".

22

Ny. Hernany H.S., "Tinjauan Sosiologie Tentang Ma* salah Kejahatan di Negara Berkembang", dalam J.E. Saheta­py (ed.), Ke.iahatan Kekerasan Suatu Pendekatan Interdisj. pllner. cetakan I, Sinar Wijaya, Surabaya, 1983* 79*

17J.E. Sahetapy, Kausa Ke.iahatan dan Beberam Anali- sa Kriminologik. Alumni, Bandung, 1981, h. 10.

18Ibid.

Page 32: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Dari sisi lain dalam Sosiologi, kejahatan juga me­rupakan objek permasalahan yang senantiasa hadir dalam pembahasan. Salah seorang. yang mengungkap masalah keja­hatan ini ialah Soerjono Soekanto” dan menulis :

Jiadi pada dasarnya, problema-problema sosial me- nyangkut nilai-nilai sosial dan moral ; problema- problema tersebut merupakan persoalan, oleh karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan de­ngan hukum dan bersifat merusak oleh sebab itu pro - blema-problema sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

Dari berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa kejahatan memang sebagai suatu hal yang mau tidak mau harus terjadi. Pandangan yang menyatakan bahwa keja -- hatan tidak mungkin diberantas sampai habls, menurut he - mat saya juga dapat diterima. Yang menjadi masalah, seka- rang, bagaimana upaya kita untuk menanggulangi dan mene. — kan angka kriminalitasnya hingga sekecil mungkin. Sebab bagaimanapun juga setiap bentuk kejahatan selalu menim- bulkan keresahan, mengganggu ketentraman serta membawa kerugian bagi masyarakat yang bersangkutan^^.

Sebagaimana halnya dalam menanggulangi masalah- masalah lain pada umumnya, kita akan selalu terlebih da -

23

19 .^Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. ce - takan ketujuh, CV Eajawali, Jakarta, 1986, h. 341.

20Bonger, dalam hal ini menyebut setidak-tidaknya ada dua jenis kerugian yang diderita masyarakat, yaitu kerugian yang bersifat ekonomis dan kesusilaan.Untuk hal ini lihat: W.A. Bonger, Pengantar Tentang Kri - minologif cetakan keenam, terjemahan R.A. Koesnoen, PT Pembangunan-Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, h. 25-26.

Page 33: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

24hulu mencari sumber timbulnya masalah, sebab musabab ser- ta latar belakang masalahnya. Upaya semacam Ini dalam Kriminologi dikenal sebagai bagian yang disebut etiologi kriminil•

Begitu pentingnya sebab musabab dalam menelaah kriminalitas, sehingga para ahli kriminologi kontinental meletakkan etiologi kriminil sebagai bidang yang paling ditekankan dalam Kriminologi.

Dalam mengupas masalah ini Sahetapy mengungkapkan hal sebagai berikut2^ :

Menurut hemat saya, masalah kausa tetap merupakan masalah pokok dan yang sangat mendasar serta terus membara dalam kriminologi. Hal ini tampak dalam tu- lisan saya bertalian dengan "Modernisasi dan Krimi- nalitas”. Di situ saya menulis, antara lain, demiki - an : para filsuf, alim ulama, dan ilmuwan dari pelba- gai disiplin sejak dulu hingga masa kini selalu mena- ruh minat kriminalitas. Minat mereka itu tentu berki- sar pertama-tama pada mengapa dan bagaimana terjadi - nya kejahatan. Dalam yargon kriminologi disebut etio- logi kriminil atau sebab musabab kejahatan. Selanjut- nya mereka menaruh perhatian pula pada persoalan me - ngapa kejahatan sukar dicegah (prevensi kriminil) dan bagaimana kejahatan dapat ditanggulangi dengan baik dan jitu (politik dan represi kriminil), sehingga manusia atau masyarakat dapat hidup dengan tentram dan damai.

Dalam sejarah Kriminologi22^, mulai dari zaman ku- no orang sudah berpikir tentang sebab musabab kejahatan. Dalam hal ini, Plato berpendapat bahwa emas dan manusia merupakan sumber dari banyak kejahatan. Juga Aristoteles

2^J.E. Sahetapy, op.cit.. h. 2.22W.A. Bonger, op.cit.. h. 43-63 dan h. 73-142.

Page 34: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

dalam tulisannya menyebut adanya hubungan antara kejahat­an dan masyarakat.

Pada abad pertengahan, Thomas van Aquino juga mem- berikan beberapa pendapat tentang pengaruh kemisklnan atas kejahatan. Sedang Thomas More, pada permulaan seja - rah baru (abad ke-16), berpendapat bahwa kejahatan tidak dapat diberantas hanya dengan kekerasan dan hukuman berat, melainkan harus dicari sebab musababnya serta menghapus - kannya. Lebih lanjut Bonger menulis, mulai abad ke-18, kemudian pada zaman revolusi Perancis hingga 30 tahun abad ke-19» para sarjana senantiasa berusaha mencari dan menjelaskan sebab musabab timbulnya kejahatan, baik sebab musabab sosial (bersifat kemasyarakatan), sebab musabab antropologi maupun yang bersifat psykiatri.

Menarik untuk dikemukakan kembali pendapat bebera­pa pemikir besar, mulai dari Voltaire, Rousseau, Beccaria sampai pada D'Holbach, yang pada dasarnya berpendapat bahwa kejahatan terhadap harta benda, terutama pencurian, disebabkan karena kemiskinan, kesengsaraan dan putus asa.

Dari berbagai pandangan tersebut, berkembang hing­ga munculnya teori yang menghebohkan dari Lombroso :"born criminal theory" (teori tentang penjahat sejak la - hir) dan "type penjahat". Teori ini lahir dalam satu ma - shab yang dikenal dengan nama mashab Italia atau mashab Antropologi. Teori ini pada dasarnya berusaha menjelaskan sebab musabab kejahatan dari segi antropologi (antropolo-

25

Page 35: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

gi kriminil), yang pada mulanya dipelopori oleh dua orangtlahli phrenologi Gall dan Spurzheim.

Pemikiran Lombroso ini, meskipun diakui sebagai cikal bakal Kriminologi modern, namun mendapatkan banyak kritik dari para sarjana. Salah satu contoh adalah 6e- rangan dari Bonger2^ terhadap hypothese atavisme yang dikemukakannya :

Hypothese ini tidak benar, biarpun disusun secara cerdik. Pertama seperti yang sudah kita ketahui, jika dipandang dari sudut sosiologi-ethnologis pokok pang- kalnya tak dapat dipertahankan, dan oleh karenanya hypothese seluruhnya tidak berlaku. Kedua ia mendapat serangan dari segi anthropologi kedokteran dan dibuk- tikan bahwa fakta-fakta tersebut - belum terhitung kesalahan-kesalahan dan kekurang-telitian yang biasa- nya menandai penyelidikan Lombroso - berdasarkan interpretasi yang salah.

Kritik lain yang oleh Bonger dikatakan sebagai kritik yang penghabisan dan paling mendalam terhadap ajaran antropologis, ialah apa yang disampaikan oleh Ch. Goring dan berkesimpulan : ".... - our inevitable conclu­sion must be that there is no such thing as a physical type"2^ .

Melalui Ferry, ajaran Lombroso pun akhirnya menga- kui faktor lingkungan mempunyai korelasi terhadap timbul- nya kejahatan.

Berikutnya lahir mashab Lingkungan atau mashab

26

23Ibid., h. 83 22*Ibid.. h. 90-91.

Page 36: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Perancis, yang berusaha menjelaskan sebab musabab keja­hatan dari segi kemasyarakatan.

Berkaitan dengan hal ini, Bonger mengupas bebera - pa unsur sebagai hasil soeiologi kriminil, yang menjadi penyebab atau mempunyai hubungan dengan terjadinya suatu kejahatan. Unsur-unsur tersebut antara lain : terlantar - nya anak-anak, kesengsaraan, nafsu ingin memiliki, demo - ralisasi seksual, alkoholisme, kurangnya peradaban dan perang.

Di Indonesia sendiri, sulit untuk ditentukan fak­tor-faktor penyebab suatu kejahatan secara umura. Bentuk kejahatan yang satu mempunyai latar belakang yang berbeda dari bentuk kejahatan yang lain. Bahkan ini bisa terjadi antara kasus yang satu dengan kasus yang lain, walaupun bentuk kejahatannya sama. Untuk menjavab hal ini perlu adanya penelitian yang lebih seksama.

Menurut hemat saya, kejahatan adalah suatu gejala sosial yang lahir dalam dimensi tertentu dan bertentangan dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat yang ber - sangkutan. Untuk memahami hakekat kejahatan tidak mungkin tercapai suatu kesepakatan. Tergantung dari sisi mana ki­ta meoandangnya•

Kejahatan, sebagai suatu gejala sosial, tidak la - hir dengan sendirinya. Tentu ada faktor-faktor yang mela- tarbelakangi timbulnya kejahatan tersebut. Maka, untuk mengupas gejala sosial ini haruslah ditelusuri faktor-

27

Page 37: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

. 28

faktor apa yang mendorong timbulnya kejahatan itu,

3. Data Lapangan

Mengingat pokok permasalahan yang ingin saya ung- kap pertama kali adalah mengenai sebab musabab atau latar belakang timbulnya pencurian kayu hutan, raaka saya meng­ambil data utama tentang hal ini di Rumah Tahanan Negara Tuban, yaitu dengan mewawancarai para narapidana dan ta - hanan yang sedang dan akan menjalani masa pemasyarakatan. Sedangkan data lain, misalnya tentang jumlah perkara dan sebagainya, saya peroleh dari Kepolisian Resort Tuban. Tentang nilai kerugian dan langkah-langkah penanggulangan saya peroleh dari Perum Perhutani. Juga data tambahan la­in yang saya dapatkan dari Pengadilan Negeri Tuban,

Dari Runah Tahanan Negara Tuban, saya memperoleh sampel responden sebanyak 29 orang. Dari ke-29 sampel ini tiga buah sampel tidak saya pergunakan, karena perkaranya bukan termasuk pencurian, melainkan penadahan. Satu sam - pel lagi tidak saya pergunakan karena tidak jelas masa- lahnya. Dengan demikian saya tetapkan sampel sebanyak 25 responden.

Di antara ke-25 sampel tersebut, ada seorang res - ponden, yaitu Asan, sesungguhnya bukan kasus pencurian kayu, melainkan dapat dikategorikan tindakan penadahan. Namun dengan satu pertiobangan khusus, yakni kasus ini erat sekali kaitannya dengan pencurian kayu jati, maka

Page 38: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

CD <+ (D 03 S ft ») p

Co o

td eg

<o pr oii 11 ii

c+ ao*

03

4

cB

Oft

53 >3

o>

cto t

rco e c ci- ►i c

Co M

, H CD

03

PT

/-N

ff

O (+

H H

- O

03

a

CD Cr1 03

co pr

03

o

»1

03 *

} CD

<603 »i

4

a

S? V

CL 0

) ^ <D

0) pr

m o

03

M

S3*

03 cr

<+ t

c03

03

3 01

era

H-

(jq h»

03 H * 03

-p-

< 03

o P

pr o

C+ 03

0

►*0

*03

Ct> *i cx p

•ocra 03

1 o gg h O

03

o a

O'

03

<D o

►1

03

W C

XV

O 0

3 C

OO

a> •

c+

03 S' B P a H* ts- s? r s A (ft 03 *1 03 >■3 C o' 03 p

h3 0) >1 CO <D f+ 03 0) I—1 o vO rv> Co o a VJl n

o -P- « 03 vQ <T> -P-

Porv>

roro

roro

wM

i-»

ww

HH

HH

d

*p>

«•V

Jlro

ovO

03->

0o>

VJl

V/4

r\j

OvO

Co-o

ON

VJl

-p-

V/J

roH

HO

•«

••

••

••

•*

••

••

••

•m

••

••

••

•C

<+

«tf

COCo

CO dCo

*-aOS

>►

0td

COE?

wt-

»rw

£3w

«CO

.

2Cj

.so

cSo

►103

COCO

0303

0303

0>FS

so

0>}D 0)

0)03

030)

03f5

OH

-o

0H*

03*i

55

1-9<

0)g

035

0)B

•i0)

c+*x

!o

0)1

0)tr

(ft

030)

a0>

p.

(Dp

.B

ts13

C03

cra

H*03

03o

»t3

aH*

*313

<Dro

pr

ffB

Cj.

H,►i

o03

ao

.B

HCJ

yN

H-

a-

p.

do

ts5

CdP

‘o

>03

03<

03c*

0C_

l.p

.H*

0>ts

Wa

(ft

&13

p.

tsO

H*0

BH*

0)p

.

WH

t!H

MH

HM

wW

HH

Hw

HH

HM

h-»

HH

HH

Hp

r c_

<t>

<Dpr

?rW

pr

pr

prp

rp

rpr

prpr

PTp

rp

rpr

pr

pr

pr

pr

pr

pr

pr

Wp

rW

i . i

pr

V/4

03

H*

ng

Ol

ts

roro

ror\

jro

roV

Xro

V>I

V>J

'oJ

V>i

VJ

roru

roro

roro

Hc3

roro

oVJ

lo

H*o

VJl

VOV

JlO

VJl

ovO

U1

oo

ro00

VJl

VJl

VJl

VJl

Ov

VO5

fVC+

-<+

n*rt*

c+<+

c+<+

<+ft

<+<+

ef­

rt-

c«*

chft

<+■t

r

crc

rC5

*tJ*

cr

er*

ts*c

rtr

er

trts*

ts'

&*tr

tftr

trts

*tr

er

#•

••

••

••

••

••

••

«•

•«

••

•«

••

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<

<

<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<<

<

gCd td

W WCO w

w w

to ffl

tfl td

5 SCCd

to

w

cd

td

tZ3

td

«

w

w

8 8 8

8 88

88

8CO o

Co O

>rt W

ttt tl

W W

WA

A

A

- A

A

A

A

<+ <+

^ <+

<+ <+

03

05

fi)

03

03

03

pJ

&&

&&

&&

P.

AA

Af

tA

AA

AA

AA

AA

AA

AA

r+c<-c+

ttc+

cf(+

{+ft

ft(t

d,ft-«+{+f<,

<+O

>O

3O

3O

3O

){

DO

3O

39

>O

’$

0’

Pf

i>

P>

fi

)P

PP

PP

PB

PP

PD

PP

PP

PP

P

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

p.

pr A P <0 pr o & <+

w

sA

o

p

p(f

t rt*

(D

Oh

* p

(ft

Ou

wO

0)o

0)tJ

©t>

CO

COa

0)o

0)0)

0)03

0)*

0)•

to0)

0)0)

n

•-•

(00)

•00

•«

••

•a •

•a •

••

••

• a

a ••

•Cb •

^3o

Co03

03a

a3

Ch

030)

a03

o03

03rt)

03o

•c

•C

j.c

(Dc

03

•«

cA

•6

Cb£

0p

rp

rs

5rj

&•«

B4

H-

l-»

a<x>

o►

dP

oO

(ft

H*o

03o

Co

H(f

tc

(ft

<+H

oct*

Cj.

ctW

P^►i

«►<

t?(6

OW

AH*

A<D

o<D

P**1

P^A

►1O

<D(D

P<D

CDc

W<D

OC

WC

•O «

(DO •

Cj. <0

Cj. o

O •0)

(D OO •

•0)

A A0)

COO

PW

«•

toP

IW

fl>•

2Cf

t€

o2

oA

AH

<DO

®o

»T3O

BO

ChO

y)►1

eO

a•

03P

•A

•P

0303

ftA

•0)

ft*P

P&

pr

»-»

oO

(g2

(Do

P*3

CS

K03

ts•

OP

£H*

oo

aC

Jts

(ft

S»P

Cft

PP

poq

03Cf

tW (D

p (ft

rt O03 p

(ft

<+ o<+ p

prp p, 0> p

p. H 03 P

££

VJl ON Co vO

F H- p O' A H* (j. 0) B S'

G. 6

C. &

8 * W* U

0) H 03 5 ts o p_ M CO H 0) B

ft

§ 8 CO

<+ A

A9

o03

CL

PT

p* f

X

»d <D rt 03 P H* tJ O 0 ■8 s* p.

<0 <D i-i. 0) 0> C3 03 S to

TABEL X y

DATA UMUM RESPONDEN ( 1 )

Page 39: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

29saya masukkan ke dalam daftar ke-25 sampel tersebut.

Dari data tersebut tampak bahwa komposisi respon­den tidak semuanya narapidana, namun sebagian berstatus tahanan. Ini dikarenakan para pelaku pencurian kayu jati mendapat hukuman yang ringan, kecuali mereka yang melaku­kan pencurian dalam jumlah yang besar atau sering melaku­kan perbuatan tersebut. Mereka biasanya diputus dengan masa pemidanaan sedikit lebih lama dari masa tahanan yang telah dijalaninya, sehingga dalam waktu yang tidak lama mereka sudah harus dibebaskan karena masa hukumannya t e ­lah habis.

Dengan melihat hasil wawancara dalam data umum, ada hal-hal yang secara keseluruhan (100 %) sama di anta­ra para pelaku kejahatan ini, yaitu semua pelaku adalah laki-laki. Hal ini wajar, karena sifat perbuatan dan sa - saran kejahatan hanya dapat terwujud jika didukung dengan phisik manusia yang kuat.

Para pelaku semuanya beragama Islam. Ini tidak mengherankan, sebab mayoritas masyarakat setempat, seper- ti juga mayoritas bangsa Indonesia adalah beragama Islam. Bagi mereka yang kurang menghayati ajaran agama yang be- nar, kurang bisa mengamalkannya dalam kehidupan bermasya- rakat, kans (kemungkinan) untuk melakukan kejahatan akan lebih besar lagi.

Tentang status perkawinan dan mata pencaharian me­reka. Sebagian besar dari mereka (92 %) berstatus telah

' U N l V E R S i T A S A1RLANC1G V

■ S U R A B A Y A

MI L! KP E R P U S T A K A A N

Page 40: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

kawin, dan selebihnya (8 %) berstatus belum kawin. Menu - rut hemat saya, ini ada kaitannya dengan beban anggota keluarga yang harus mereka tanggung. Pencurian kayu jati ini, pada umumnya dilakukan oleh penduduk desa sekitar hutan, yang sebagian besar memiliki mata pencaharian se­bagai petani. Data yang saya peroleh dari hasil wawanca­ra pun demikian. Dari ke-25 responden, 24 (96 %) mengaku sebagai petani dan hanya seorang (4 %) berpekerjaan seba­gai kenek colt. Walaupun di samping petani ada beberapa yang mempunyai pekerjaan sambilan sebagai buruh maupun tukang.

Namun perlu diketahui di sini, bahwa status mereka sebagai petani, adalah bukan petani yang sungguh-sungguh* Sebagian besar dari mereka sehari-hari melakukan pekerja­an sebagai pencari "kayu rencek" (kayu bakar) di hutan. Beberapa orang yang saya sebut mempunyai pekerjaan sam - bilan sebagai buruh, hanyalah kalau panen tiba2^ , seba­gai perontok padi atau buruh di "jubungan" (tempat pemba- karan gamping). Tanah-tanah pertanian yang mereka miliki jauh dari batas minimum pemilikan tanah pertanian yang telah ditetapkan dan diharapkan Pemerintah (Undang-undang No. % PPP Tahun i960), yaitu 2 ha (tabel V).

^Dari lapangan peker jaan ini pun tidak banyak bisa diharapkan, sebab lahan di sekitar hutan jati merupakan tanah pegunungan kapur, sehingga sedikit sekali lahan yang dapat ditanami padi dan sejenisnya.

30

Page 41: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

roro

rv>

roIV

roM

HH

»H

MH

>H

Hw

VJl

-P"

roH

oV

OC

o-n

3O

NVJ

^-P

-V^

Jro

Wo

vO

Oo

*n3

asV

JlV>

Jr\

)h

-»•

••

••

••

••

••

••

••

••

«•

••

••

••

*d

oin

COC/

3to

►3

t*>

►d

Wt-

3t?

wCO

C-(

Ww

\r*

53w

SSM

cn(D

C0>

o•

i03

►1C

j.

0)c

0)h

£0)

COcn

SU03

030)

03c

o03

CO03

0303

0303

dCO

oH

*o

BH

*CD f-t

0)5

s1-

30

)g

03B

0)B

•i

0)f+

o0)

BCO

B*

cnO rf

Cf)

a0)

H-

<DB

BB

C03

o'

aH

-03

Q03

Ba

H-

B<D

03p

r>1

CCf

)B

<_i.

4o

►t

03y—

sa

•i

H*

o.

BB

BB

/~N

a-

H-

OB

<DC

0P

-O

>0>

o>€

0)<+

BC_

J.H

-H

*03

Ba

0^

aB

H-

Bo

H*

B5

p.

H*

ro

e s o

e •

r*SZ 03 B 03

ro 4T- VI on

ON

O

N

ON

ro

rvj

ro

v>j ON ro

w «

w w

d

d

cs

c3 Cd5

B H

*0 ►o

nj

V/J VJ

On

O

nro

ro

« w

ca

c3sc

w►d

hjv>j

v>j VwM

uj v>j v>i

ON

on

0>

O

n O

N

ON

V>J VjJ

VJ V/J V/J

V>Jw

« w

w t*

«d

d d

d d

dtd

ffl tc

sc «

a^

*3 ^ *d

^

V» v>j

vj v>i v»

v/iO'

*' o

n o

>

on

on

o

nvj

vn v>j v» v>i

^ w

W W

*c3

d d

d d

dcd

« w

a a

a0

*T3

^ *3

V/i VjJ V/I

Vjd Vl

V>l V/J

ON

O

N O

N O

N

ON

O

N

ON

bl Ul \>1 VM \>J

w w

w w

« w

d d d

d d

d d

a 5 E

E E

E 5

►”0 *0

“ *0

*Tj *u

V>J on ro « c ON w C3 3

03 CO 0) H 8 S' ►1 03

<+ c+

«■*■<♦<+ c+

03

03

0)

JD

03

0)cr

tr 03tr 0) C3 03 B

rcr

tr

cr0) 0)

&g

g s

gB

65

B

B

cr 03

•3

p03

P

B

Bc* <■*

<+ c+

03

0)

W

03cr

sr

tr

cr

03

» &

03 b o> B

€+ 03

B 0) B

BB

BB

BB

BB

B.

BB

BB

B03

&030

> 03

03 03

03 03

03 03

53 0)

»03

03 03

03 03

03 03

03 03

03 03

03J130303

g U u

u %

u “p. •& U

% 1

u u

u u

0

CL

{X

(X

&

&

&•

Qj

04

Qj

&j

{X

Oi

Qrf

jypf

i3£D

jDQ)

C30>

W&JC

)W©5

rP

BB

BB

Bb

bb

bb

bb

bQ}&S)&0&^O)O>O>O)&P&

& 03

0) <+

H 0)

0) Ct*

BS

§ 3

HHHHHHjrHH^HlXjry^rv^HM-PvOvO^HvOvO

v,o,v‘u'u,o,a,o'u,o‘o'a‘u‘u'o,o'a‘Ky‘VtJ‘u‘o‘u‘cf,u,

c+,r^

^H'c

+r^c

+<+c

+r*-

e^r^

r^<+

<+<+

<+<+

<+<+

c+<+

«+<+

r+

0)CO

030)

rv>r>

jro

roW

CO

-P-

00H

VjJ

roro

roCO

01V>

10)

V>J

«•••

i*

•1*«w

••

1o

•1

a(X

aa

Bro

VJlB

rooo

aVJ

la

.VJ

l-p-

VJl

VJl

VJl

a*a

4^M

a•••*

-p-

♦h

*h•

•••

W•

030»030)o

5B

55 03

B03

BBBBB0303B

VJl03

B•

•••

o(#•

S* «

*••

• .o

•^ A

BCo

MOo

tah-

»f\>

h r

oo?

>aTS

iTS

iB

>Sl

wff

X Hfv>

S’

O Xco

X X

&i-*H

rv>V

J'o

Jro

Kro

VJlH rv>Vj4 o

HH OVM

o?

VJl

VJl

VJl

??

oo

co•p"

ooo

-P“

■P-

5o

B5

oo

O OBo5

BB

oo

95

BB B

o 5

; O B<■> s

VJl

&

-P- vD ON

0)0)

030)

aa

o.

a&

a w

H•

••

•H

-H*

H*H*

H*H*

-P*

4^VJ

lV>

4O

a&

&p

i<+

rt-

r»*f+

c+c+

M-*

M-*

M-*

••

••

0>03

0303

0303

O'

O'

0303

0303

crB*

crtr

B*tr

o'

O'

I-*O

'H

••

••

0303

0303

5 M

HB

HB

BB

BB

BB

BB

•B

CO0)

COcn

COcn

»d<D

(0o

(D

1<D

<D c

t-c+

-C_

l,O

.C_

i.C-

J.C_

J.C_

l. •

••

••

0303

0303

0303

W*pr

i*r

prX

C+

<-fH*

<+r+*

0303

03P

03r\

Hb->

roro

H c

rcr

B*cr

*n3

v^vx

voo

V*&3

03»

03\

\N

\\

\p

BP

BF

OOCo

Oo-0

vOCO

W03

w03

w•

*•■»

■"-

BB

BB

BCO

CoCo

CoOo

OoON

ONON

ONON

ON

w^

W O' o\

M-O'

o'H

O' H

B

H

B•

B

H W

O VJ

OO' w B

O' H BV H B •

O' o'

M W

B

BO' w &

<■+’ r+*

< <+

<4*r+

■5J- S-

r+

C+-

c+

r*-

c+

c+W

0> B>

p fl>

03 fi)

^rg'rg'g'g'g'rr?

gg

gg

gg

gg

b

bb

bb

bb

b

<<

<<

J<

5<

<<

5<

<

<<

<

<

< <

< <

< <

< <

<

ON

*ssr

gg

g"«

B » a- 0) o> B

■8 4 <+ M* a o>

<5 a H* 0. Cb 0> g

TABEL II DATA UMUM RESPONDEN (2)

Page 42: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Satu hal yang sulit untuk dikelompokkan adalah me- nyangkut umur para pelaku kejahatan ini, yaitu tersebar antara yang termuda 19 tahun dan yang tertua 39 tahun. Namun ada kecenderungan pencurian kayu jati ini dilakukan oleh mereka yang berumur antara 25 - 30 tahun.

Tingkat pendidikan yang rendah merupakan hal yang umum raelekat pada setiap kasus pencurian, termasuk pencu­rian kayu jati ini. Dari ke-25 responden pelaku pencurian kayu jati yang saya wawancarai, hanya 2 orang (8 %) yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar (SD)f 13 orang (52 %) tidak pernah sekolah dan 10 orang (40 %) drop out (DO) pada kelas yang berbeda-beda, baik di bangku SD maupun Madrasah.

Pada tabel II, data menunjukkan bahwa pasal perka­ra yang dituduhkan kepada masing-masing pelaku, apabila dikenakan pasal 362 KUHP berarti pencurian kayu itu dila­kukan sendiri dan biasanya jumlah kayu yang dicuri tidak lebih dari satu batang. Hal ini tidak berarti jika yang terjadi adalah sebaliknya. Artinya ada kemungkinan pencu­rian kayu jati yang volumenya cukup besar, walau hanya sebatang, dilakukan oleh lebih dari seorang. Atau, ada pula seseorang yang dituduh telah melanggar pasal 362 KUHP, namun tercatat melakukan pencurian kayu lebih dari satu batang (dalam tabel : Tasman melakukan pencurian se banyak 14 batang). Hal itu dilakukan satu dend satu dan baru ketahuan setelah terkumpul 14 batang.

31

Page 43: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

£ fcS* CD tn <c ts <+ P> CQ <D r\j /*N

Co Vjo ro CD VjJ r\> *R vo Vj4 ON ■<& *“s H ro rv VJi H O O

TABEL III JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA

DAN PENDAPATAN RATA-RATA SETIAP HARI.

Page 44: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Gambaran perbandingan mereka yang melanggar pasal 362 KUHP dan pasal 363 KUHP, misalnya tentang jumlah kayu yang dicuri, lama pidananya dan sebagainya dapat dilihat dalam tabel II dan seterusnya.

Menurut pengakuan, baik yang berstatus narapidana maupun tahanan, tak satu pun yang pernah dipidana. Namun berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Kepolisian Resort Tuban, ada seorang narapidana yang sudah sering terlibat dalam pencurian kayu jati ini. Dengan demikian 96 % responden tidak pernah dipidana dan k % pernah dipi­dana*

Dari tabel II tertulis seorang tahanan (Asan) "se- sungguhnya" bukan> kasus pencurian kayu. Berdasarkan haisil wawancara, pada dasarnya yang bersangkutan membeli seba - tang kayu jati kepada seorang mandor perhutani seharga20.000,00. Pada suatu hari di bulan berikutnya terkena

operasi dan mengharuskan Asan berurusan dengan pihak yang berwajib.

Dalam tabel III, secara sederhana saya kemukakan data tentang tingkat pendapatan, yang saya silangkan de­ngan data tentang jumlah tanggungan keluarga. Saya ber­pendapat bahwa kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang erat. Dalam tabel ini tingkat pendapatan saya bagi dalam tiga kelompok, yaitu antara mereka yang tidak berpengha- silan sampai yang berpenghasilan Rp 500,00., lebih dari

300,00 sampai 1.000,00 dan mereka yang berpenghasilan

32

Page 45: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Persentase h % 16 % 0 % 12 % 16 % 28 % 16 % 8 % 16 %

TABEL IV HARTA MILIK PELAKU KEJAHATAN

Page 46: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

lebih dari 1.000,00. Walaupun dalam hal ini sulit untuk memastikan adanya seseorang yang sama sekali tidak ber- penghasilan atau berpenghasilan tidak menentu, namun ada beberapa di antara responden yang berpenghidupan hanya dari hasil panen jagung 1 kwintal (kalau dijual 100,00 per kg) dan ketela pohon 2 - 3 kwintal (kalau dijual 4*000,00 per kwintal) dalam masa tanam rata-rata 3 bulan. Dengan demikian, bila dihitung secara kasar, pendapatan rata-rata per hari tidak lebih dari 200,00 - 300,00. Pada sisi lain, ada juga tiga orang yang berpenghasilan fy 2.000,00 - 3*000,00 per hari, dari hasil perhitungan panen padi. Tetapi ini merupakan hasil kotor dan belum dikurangi biaya pembelian benih, pupuk, upah buruh dan sebagainya.

Berbicara tentang pendapatan seseorang, bila dihu- bungkan dengan cukup tidaknya bagi penghidupan seseorang, rasanya kita seperti berbicara sesuatu hal yang relatif. Namun dengan penghasilan yang begitu kecil, dengan jumlah tanggungan keluarga 2 sampai 3 orang merupakan masalah yang memprihatinkan.

Tabel IV merupakan gambaran harta milik para res­ponden. Dari data ini saya harapkan dapat pula memberikan gambaran tentang kondisi sosial-ekonomi mereka.

Dari ke-25 responden hanya seorang (4 %) yang mem­punyai sepeda motor, 4 orang (16 %) yang memiliki sepeda, televisi tidak ada yang mempunyai (0 %), 3 orang (12 %)

33

Page 47: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

TABEL V MODUS OPERANDI

MODUS OPERANDI Frekuensi Persentase

Cara melakukan- sendiri 6 24 %- bersama orang lain 19 76 %Alat yang digunakan- gergaji 0 0 %- perkul (kapak) 13 52 %- perkul dan gergaji 6 24 %- Iain-lain 6 24 %Waktu melakukan jpencurian- pagi 9 36 %- slang 4 16 %- sore 5 20 %- malam 7 28 %Cara mengangkut- dipikul/dipanggul 10 40 %- dipikul dan dengan truk- lain-lain

6 24 %9 36 #

Keterangan : *) belum sempat diangkut.

Page 48: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

yang mempunyai radio transistor, 4 orang (16 %) yang mem­punyai sawah, 7 orang (28 %) yang mempunyai *tegal', 6 orang (24 %) mempunyai ternak kambing/sapi dan 4 orang (16 %) yang mempunyai ternak ayam.

Dari data hak milik responden tampak bahwa para pelaku pencurian berada dalam garis kemiskinan. Melihat bahwa dalam tabel I mereka mempunyai mata pencaharian sebagai petani, tetapi justru yang memiliki sawah hanya 16 % dan yang memiliki tegalan 28 %• Ini pun dalam ukuran yang sangat minim. Hasil dari sawah ataupun tegalan seba­gai petani tidaklah dapat mencukupi kebutuhan hidup yang layak sebagai petani.

Tabel V tersebut di atas menunjukkan hal-hal yang berhubungan dengan modus operand!, antara lain meliputi cara mereka melakukan (sendiri atau bersama orang lain), alat yang digunakan, waktu pencurian dilakukan (pagi, si- ang atau malara) dan cara mengangkutnya.

Di muka telah saya terangkan, apabila kayu jati yang dicuri lebih dari satu batang atau satu batang namun volumenya besar, biasanya mereka melakukan secara bersa - ma-sama. Dari hasil wawancara saya dengan narapidana dan tahanan di Rumah Tahanan Negara Tuban, tercatat paling banyak dilakukan oleh 9 orang. Namun dari berkas yang sa­ya teliti di Pengadilan Negeri Tuban dan informasi dari Perum Perhutani, hal ini pernah dilakukan oleh 25 - 30 orang secara bersama-sama.

34

Page 49: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Alat yang mereka pergunakan dalam melakukan pencu­rian kayu ini pada umumnya adalah nperkul" (sejenis ka~ pak). Alat ini digunakan untuk menebang sekaligus 'mema - cak* (membentuk kayu gelondong menjadi persegi). Jika pencurian itu dalam jumlah besar, mereka mempergunakan gergaji. Kadang dipergunakan juga alat sejenis kapak yang ukurannya kecil, yang disebut 'caluk1 atau 'menthik**

Tentang waktu melakukan pencurian, pagi, siang atau oalam tidak ada kecenderungan. Sebab menurut penga - matan saya pribadi, pada siang hari pun hutan dan seki- tarnya dalam keadaan sepi, Dengan demikian, kesempatan untuk melakukan pencurian kayu pada siang hari pun tetap terbuka.

Cara mengangkut kayu hasil curian tersebut, kalau jumlahnya kecil dan tujuannya dekat, diangkut dengan cara "memanggul". Tetapi kalau kayu itu dalam jumlah dan volu­me yang besar dan akan dibawa ke luar daerah, biasanya di­angkut dengan truk. Di samping itu sebagai alat bantu un­tuk mengangkut kayu dari tengah hutan ke tepi hutan sering digunakan bambu dan tali untuk memikul. Ada juga informasi lain dari Perum Perhutani, pada hutan-hutan yang berbatas- an dengan aliran sungai (misalnya KPH Padangan, KPH Bojo - negoro dan KPH Ngawi), kayu hasil curian tersebut diangkut dengan cara menghanyutkan ke dalam sungai, sekaligus su­dah ada yang mengawalnya.

Sebelum saya akhiri uraian data lapangan ini, ingin

35

Page 50: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

s a y a tambahkan beberapa catatan data yang saya peroleh dari Perum Perhutani dan Kepolisian Resort Tuban.

Dari KPH Jatirogo, angka kerugian akibat pencurian kayu ini dalam lima tahun terakhir (tahun 1981 - tahun 1985)t setelah dirata-rata setiap tahun mencapai sekitar fy 254.800.000,00. Di KPH Tuban angka ini mencapai fy 60.606.000,00. Sedangkan di KPH Parengan ft 90.240.000,00.

Sementara dari Kepolisian Resort Tuban, saya pero- leh penjelasan tentang jumlah perkara pencurian kayu jati yang masuk pada tahun 1986. Sampai pada bulan Oktober 1986 tercatat ada 92 perkara. 89 di antaranya telah dia - jukan ke persidangan. Sedangkan tunggakan perkara dari tahun-tahun yang lalu sebanyak 57 perkara.

Hal lain yang penting untuk dikemukakan di sini, masih sekitar pelaku kejahatan pencurian kayu jati, ada - lah hasil Operasi Reksawana yang diadakan oleh Laksusda dan Operasi Wana Laga yang diadakan oleh Polri. Keduanya diadakan pada tahun 1983 dan 1984. Tentunya dalam pelak - sanaannya mengikutsertakan beberapa instansi yang terkait.

Dari hasil rekapitulasi yang dibuat oleh Perum Perhutani, menarik untuk dikemukakan yakni tentang iden - titas "tersangka" pelaku pencurian kayu ini. Di KPH Tuban dari 20 tersangka, 2 di antaranya menyandang jabatan se - bagai kepala desa, seorang carik dan 2 orang guru. Sele - bihnya pengusaha dan rakyat biasa.

Dalam operasi yang sama, di KPH Jatirogo, sebagai

36

Page 51: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

tersangka setidak-tidaknya raelibatkan 4 orang kepala de- sa, 2 orang polisi hutan, 2 orang mandor perhutani, seo- rang karyawan BRI dan seorang karyawan DPU.

Ada yang janggal dari data hasil Operasi Reksawa- na di KPH Jatirogo ini. Sejumlah nama dalam daftar t e r ­sangka tiba-tiba "menghilang" dalam proses. Artinya, se- telah saya teliti kembali, nama-nama tersebut tidak saya jumpai lagi, baik dalam daftar tersangka yang sudah divo- nis maupun yang belum diproses.

Data tentang identitas tersangka ini tidak ada da­lam rekapitulasi Operasi Wana Laga, baik di KPH Tuban ma­upun di KPH Jatirogo.

Belum saya temui data yang pasti untuk hal terse - but di atas di KPH Parengan. Namun berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Kepolisian Resort Tuban, ada oknum ABRI yang terlibat dalam kasus pencurian kayu jati di wi­layah KPH Parengan dan telah disidangkan secara koneksi- tas2^ •

4. Latar Belakang Pencurian Kayu Butan di Wilayah Kabupaten Tuban

Dari hasil wawancara saya dengan narapidana dan tahanan di Rumah Tahanan Negara Tuban, tampak bahwa tun- tutan kebutuhan hidup merupakan hal yang menonjol sebagai

26Wawancara dengan Kasatserse Kepolisian Resort Tu - ban, tanggal 31 Oktober 1986.

37

Page 52: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

38

latar belakang timbulnya pencurian kayu hutan ini.

TABEL VISEBAB MUSABAB PENCURIAN KAYU JATI

Sebab musabab Jumlah Persentase

Membutuhkan:kayu untuk memperbaiki rumah 9 36 %Dibujuk dengan/janji diberi imbalan uang 6 24 %Membutuhkan uang 7 28 %Membutuhkan kayu untuk membuat perlengkapan rumah tangga 2 8 %Diajak teman 1 4 %

J u m l a h 25 100 %

Dari tabel VI dapat dilihat sebab musabab yang se- cara langsung mendorong dilakukannya pencurian kayu jati ini, diukur dalam persentase, berturut-turut sebagai ber- ikut : kebutuhan mereka akan kayu untuk memperbaiki rumah, misalnya untuk mengganti tiang rumah yang telah rapuh, pilar dinding rumah yang rusak dan sebagainya (36 %). Me­reka membutuhkan uang untuk berbagai kebutuhan hidup (28 %). Dibujuk dengan diberi maupun dengan janji akan diberi uang (24 %). Kebutuhan mereka akan kayu untuk mem-

Page 53: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

buat perlengkapan rumah tangga, misalnya tempat tidur, kursi dan lain-lain untuk dipakai sendiri (8 %). Sebab yang terakhir diajak teman (k %).

Menurut pendapat saya, semua hal di atas merupakan sebab musabab yang mendorong para pelaku pencurian kayu tersebut melakukan kejahatan. Sebab musabab tersebut se­kaligus merupakan Indikasi tentang buruknya kondisi sosi- al-ekonomi mereka.

Kalau kita rangkum sebab musabab tersebut tidak lebih sebagai pergulatan untuk memenuhi kebutuhan pokok phisik manusia, yaitu pangan, papan dan sandang.

Indikasi lain sebagai latar belakang di balik se - bab musabab di atas adalah rendahnya tingkat pendapatan mereka. Hal ini terutama jika dikaitkan dengan jutalah tanggungan keluarga dan terbatasnya lapangan pekerjaan di desa tempat mereka tlnggal. Untuk hal yang terakhir saya sebut ini lebih dikuatkan lagi dengan penjelasan yang saya peroleh dari salah seorang warga desa "Dingil", yang mengatakan bahwa ladang atau tanah tegalan yang me - reka miliki kebanyakan diolah oleh mereka yang tua-tua. Sedangkan para pemudanya sebagian besar pergi merantau, ke Surabaya atau ke Jakarta.

Juga tingkat pendidikan mereka yang rendah. Seba - gian besar dari mereka berpendidikan di bawah SD, baik yang sama sekali tidak pernah sekolah maupun yang putus sekolah. Dengan tingkat pendidikan yang demikian bisa di-

39

Page 54: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

bayangkan bagaioana cara berpikir mereka. Menurut penga- matan saya selama ini, tingkat pendidikan yang rendah merupakan. ciri khas yang melekat pada setiap kasus pencu­rian. Seorang yang memiliki pendidikan yang rendah, ke- mampuan dan cara berpikirnya kurang jika dibandingkan de­ngan mereka yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi. Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempertimbangkan lebih dalam lagi apabila akan melakukan suatu kejahatan. Jika mereka berbuat suatu kejahatan, bi- asanya mereka melakukan kejahatan yang membutuhkan pemi - kiran (misalnya penipuan, penggelapan atau perampokan yang terorganisir).

Nafas keagamaan tidak banyak menyentuh kehidupan mereka, walaupun di setiap deea di mana mereka tinggal sudah terdapat masjid dan langgar, paling sedikit satu buah. Hal ini akan tampak jauh berbeda kalau kita ban- dingkan dengan kehidupan masyarakat di pesisir atau dae- rah pedalaman lain yang tidak tandus. Rupanya perhatian mereka lebih tertuju pada hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan pokok phisik sehari-hari, yaitu kebutuhsin akan "pangan" dan "papan". Mereka bertekad mencuri kayu, namun kebutuhan. pokok mereka sebagai manusia belum juga terpe - nuhi.

Keadaan lingkungan masyarakat juga tidak banyak mempunyai pengaruh terhadap pribadi masing-masing. Jarang timbul gejolak di antara mereka. Mereka memiliki kepriba-

M 7 L 1 EC ~ ~ ~ perpustakaak

'U N I V E K S ! FAS A IR L A N G ^ A '5’ S I I R 4 R A V A

kO

Page 55: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

dian yang sederhana. Biasanya senantiasa menurut apa yang dikatakan oleh orang yang mereka anggap sebagai "pemim - pin". Sehubungan dengan hal ini, patut disesalkan apabila sampai terjadi pimpinan masyarakat atau orang yang seha - rusnya memberikan teladan, justru berbuat yang sebaliknya dan terlibat dalam kasus pencurian kayu ini. Siapa lagi yang harus mereka contoh dan teladani? Ini merupakan fak- tor khusus yang secara tidak langsung berpengaruh pula bagi timbulnya pencurian kayu hutan, sebab apabila hal itu terjadi, lama kelamaan kepatuhan mereka pada hukum akan menjadi memudar*

Semua hal di atas kait mengkait dalam suatu proses, melahirkan mereka sebagai manusia yang bebas kontrol dan akhirnya berbuat kejahatan.

Kondisi demikian kadang disertai pula oleh keti- dakberesan sistem hukum yang ada, antara lain penerapan hukum yang tidak proporsional atau bahkan sampai pada pe- nyimpangan-penyimpangan.

Suatu contoh misalnya kasus yang menyangkut diri "Asan". Sesungguhnya yang menyangkut dirinya bukan kasus pencurian kayu, melainkan dapat dikategorikan sebagai pe­nadahan. Melalui satu kisah tertentu, Asan membeli seba - tang kayu jati kepada salah seorang mandor perhutani. Da­lam bulan berikutnya Asan terkena operasi dan berurusan dengan pihak yang berwajib. Dalam pemeriksaan pendahuluan di Kepolisian Sektor Palang disarankan untuk mengaku

41

Page 56: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

"menemukan" dan bukan raembeli, dengan dalih hukumannya lebih ringan. Menurut pendapat saya, ini adalah sesuatu yang tidak benar. Kepolisian seharusnya raeletakkan perka- ra ini pada proposi yang sebenarnya. Dengan penerapan hu­kum yang demikian, oknum "mandor perhutani" tersebut ter- lepas dari keterlibatannya dalam kasus "pencurian" ini. Mudah-mudahan tidak ada tendensi lain atau sesuatu yang lebih buruk di balik kasus ini, sebab hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada aparat penegak hukum di da­lam menegakkan keadilan dan menjamin kepastian hukum.

Masalah pencurian kayu ini cenderung sebagai suatu pergulatan antara kepribadian, moral dan tuntutan kebu - tuhan hidup.

Para pelaku pencurian kayu jati tersebut memiliki kepribadian yang sederhana. Bukti tentang hal ini, ketika dalam wawancara saya tanyakan "apa harapan hidup mereka?" dan sebagian besar dari mereka menjawab : "mempunyai ru - mah sendiri, makan dan sandang yang cukup", tidak lebih dari itu.

Mereka sebenarnya masih memiliki kepribadian yang luhur, nilai-nilai adat yang terwarisi dari para "sesepuh" yang melekat pada nurani, yakni nilai bahwa perbuatan mencuri adalah suatu perbuatan nista. Sesungguhnya ini juga merupakan pagar bagi setiap tindakan mereka sebagai anggota masyarakat.

Kepribadian tersebut seakan-akan menjadi sirna

42

Page 57: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

tatkala mereka dihadapkan pada tuntutan kebutuhan hidup, yang mau tidak mau harus dipenuhi hari itu.

Keadaan ini kian bertambah buruk dengan munculnya faktor lain di luar diri mereka, yaitu dengan munculnya orang-orang yang dengan sengaja memanfaatkan kondisi "ke- miskinan dan kesengsaraan" ini untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, yakni para penadah, pedagang kayu ge - lap dan sebagainya, dengan menyuruh mereka melakukan pen­curian kayu. Di sinilah "moral" mulai tampil dalam pergu- latan. Moral tidak benar dari orang-orang yang sengaja "memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan", dan akhirnya ikut merobek-robek kehidupan mereka.

Contoh untuk hal di atas dapat dilihat kasus yang menimpa diri Nardi dan kawan-kawan (Sugeng, Karno, Warwi, Rasid dan Joyo Karmin)• Kisahnya berawal ketika Nardi mendapat pesanan dari seseorang yang mengaku bernama Su - mari dari Solo untuk mencarikan kayu jati (maksudnya : mencuri) dan mendapat imbalan uang 30.000,00. Nardi ke- mudian mengajak 8 orang kawannya dan menjanjikan kepada mereka masing-masing akan diberi uang 10.000,00. Pencu­rian dilakukan, 9 batang kayu jati diangkut dengan truk pada pukul 01.00 WIB raalam, tetapi tertangkap di Bulu dan mengharuskan 7 orang di antara mereka menghuni Rumah Ta - hanan Negara Tuban.

Kiranya dapat diterima pendapat para sarjana, yang menyatakan bahwa kemiskinan dan kesengsaraan merupakan

43

Page 58: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

sumber daripada kejahatan, terutama pencurian. Namun jauh kalau dikatakan bahwa “putus asaM juga merupakan sumber daripada kejahatan, apalagi adanya tanda-tanda yang oleh. Durkheim disebut "anomi".

Sebagai pribadi mereka bersalah. Mereka harus mem- pertanggungjawabkan perbuatannya. Namun sebagai bagian dari masyarakat, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka. Bagaimanapun juga, mereka lahir dalam suatu pro - ses. Masalah seperti ini tidak bisa kita lihat dengan ma­ta sebelah. Harus diteliti kembali keseluruhan komponen dalam sistem sosial yang ada. Sebab, tidak jarang justru "kebobrokan” komponen itulah yang mendorong mereka mela - kukan kejahatan.

hk

Page 59: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

LANGKAR-LANGKAH PENANGGULANGAN MASALAH PENCURIAN KAYU HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN. TUBAN

Sebagaimana diketahui, bahwa pengelolaan hutan di Pulau Jawa oleh Perum Perhutani mencakup tiga sasaran po­kok, yaitu peningkatan pendapatan negara, peningkatan ke- sejahteraan masyarakat di sekitar hutan dan peningkatan daya dukung lingkungan.

Dengan adanya gangguan keamanan hutan, khususnya pencurian, maka ketiga sasaran pokok tersebut sulit untuk dicapai atau mengalami banyak hambatan.

Atas dasar hal tersebut, maka Perum Perhutani me - nyusun suatu pola pengamanan hutan dengan tujuan, pokok sasaran, metode, tahap-tahap pelaksanaan operasional dan pengawasan operasional tertentu. Pola pengamanan hutan ini kemudian dilaksanakan oleh unit-unit yang ada di Pe - rum Perhutani, dengan mengingat tingkat kerawanan dan si- tuasi daerah unit-unit yang bersangkutan. Dalam hal ini, karena masing-masing unit dibagi dalam sejumlah KPH (Ke - satuan Pemangkuan Hutan), maka pola ini pun diterapkan sampai di tingkat Kesatuan Pemangkuan Hutan.

Satu hal yang ingin saya bahas dalam kesempatan ini yaitu cara atau metode pengamanan hutan, terutama da- lam kaitannya dengan masalah pencurian kayu jati yang terjadi di wilayah Kabupaten Tuban.

BAB III

45

Page 60: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Namun sebelumnya, untuk mempermudah memahami urai- an tentang langkah-langkah penanggulangan masalah pencu - rian kayu hutan ini, akan saya jelaskan terlebih dahulu secara umum struktur organisasi ketiga KPH yang berada di wilayah Kabupaten Tuban.

Pada setiap KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) dike - palai oleh seorang Administratur atau Kepala Kesatuan. Pe- mangkuan Hutan (KKPH). Dalam tugas sehari-hari KKPH di- .. bantu oleh seorang atau lebih Ajun administratur.

KPH Jatirogo memiliki tiga orang Ajun administra - tur, yaitu yang menangani bidang keamanan, bidang pengr gergajian kayu dan seorang Ajun administratur Kepala Ga - bungan Tempat Penimbunan Kayu. Ajun administratur yang menangani bidang keamanan membawahi 6 Asisten Perhutani atau Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH), dan masing-masing KBKPH ini membawahi 3 - 4 Kepala Resort Pe­mangkuan Hutan (KRPH). KPH Jatirogo terbagi dalam 26 Re - sort Pemangkuan Hutan.

KPH Tuban, yang memiliki areal hampir dua kali li- pat dari KPH yang lain, mempunyai dua orang Ajun adminis­tratur, yaitu Ajun administratur Tuban Barat dan Ajun ad­ministratur Tuban Timur. Masing-masing Ajun administratur membawahi 4 BKPH. Dengan demikian terdapat 8 BKPH. Dari 8 BKPH ini terbagi lagi menjadi 34 Resort Pemangkuan Hu­tan.

Sedangkan KPH Parengan hanya memiliki seorang Ajun

46

Page 61: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

administratur, yang membawahi 6 BKPH dan dari 6 BKPH ini terbagi dalam 24 Resort Pemangkuan Hutan.

Ada dua cara atau metode pengamanan hutan, yaitu metode pengamanan yang bersifat preventif dan metode pe - ngaraanan yang bersifat represif. Masing-masing akan saya bahas dalam uraian berikut.

1. Metode Pengamanan Preventif

Metode pengamanan preventif merupakan metode yang bersifat pencegahan. Dalam rangka pengamanan hutan secara preventif ini KPH Jatirogo, KPH Parengan dan KPH Tuban telah melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Inventarisasi kayu (pohon) atau sensus pohon,b. Peningkatan perondaan hutan.c. Pengadaan pos-pos pemeriksa hasil hutan.d. Peningkatan penggeledahan terhadap penampungan kayu

gelap.e. Pemasangan jaringan komunikasi dengan menggunakan per-

alatan VHF (Very High Frequency).27)f. Kegiatan prosperity approach, Malu dan PMDH .

g. Penyuluhan/penerangan.Inventarisasi pohon ulang dalam masing-masing KPH

dilakukan sepuluh tahun sekali oleh Seksi Perencanaan Pe-

47

2^Di KPH Parengan kegiatan Malu dan PMDH ini disebut dengan istilah Bina Lingkungan.

Page 62: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

rum Perhutani yang berkedudukan di Bojonegoro. Dari in- ventarisasi ini dihasilkan buku Rencana Pengaturan Keles- tarian Hutan (RPKH), sebagai pedoman pengelolaan hutan bagi masing-masing KPH.

Di samping itu dilakukan pula inventarisasi perio- dik oleh KPH sendiri. KPH Jatirogo melakukan inventarisa­si periodik ini 3 - 4 tahun sebelum waktu tebang (masa tebang 60 - 70 tahun). KPH Tuban melakukan hal ini 2 ta - hun sekali dan KPH Parengan 3 bulan sebelum waktu tebang.

Perondaan hutan dilakukan setiap hari. Upaya ini lebih ditingkatkan lagi terutama pada petak-petak hutan yang dianggap rawan. Namun perlu diingat, bahwa tenaga lapangan untuk hal ini sangat kurang memadai, karena lu - asnya areal, sedangkan tenaga sangat terbatas. Dalam satu RPH (Resort Pemangkuan Hutan), yang luasnya rata-rata se­kitar 700 - 900 ha, hanya ditangani oleh seorang Kepala Resort Pemangkuan Hutan, 2 - 3 polisi hutan dan kadang- kadang (tidak merata untuk tiap RPH dan KPH) dibantu oleh seorang atau dua orang mandor perhutani. Bila sangat. di- perlukan, dalam menangani kasus-kasus tertentu, RPH men- dapat bantuan polisi hutan mobil dari KPH. Dalam satu KPH hanya terdapat satu regu polisi hutan mobil, yang jumlah- nya 12 orang.

Langkah berikutnya, yaitu pengadaan pos-pos peme- riksa hasil hutan. Masing-masing KPH memiliki 2 pos peme- riksa hasil hutan. Pos-pos ini boleh dikata merupakan

48

Page 63: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

penjagaan terakhir bagi gerak para pencuri kayu dalam ba- tas wilayah hutan.

Di KPH Jatirogo, di samping kedua pos pemeriksa hasil hutan, masih dibentuk pos-pos yang sifatnya semen - tara, gabungan 3 - 4 RPH yang sering disebut "pos tunggu manuk", berjumlah 10 buah.

Peningkatan penggeledahan terhadap penampungan ka­yu gelap, sering dilakukan dalam kaitannya dengan tindak­an represif. Kesulitan yang dihadapi sehubungan dengan hal ini yaitu melacak dan membuktikan kayu-kayu gelap yang masuk ke perusahaan-perusahaan kayu dan sengaja di - campur dengan kayu-kayu resmi. Hal ini dilakukan oleh pe- ngusaha kayu tersebut sedemikian rupa sehingga menyulit - kan petugas untuk melakukan pengecekan* Bahkan menurut penjelasan dari Kepolisian Resort Tuban, bahwa kayu jati yang masuk ke perusahaan-perusahaan kayu dan perusahaan pembuat perabot dari kayu jati, sebagian besar kayu yang masuk diduga merupakan kayu gelap. Dengan demikian ini merupakan salah satu bentuk pencurian kayu terselubung.

Usaha peningkatan ketrampilan petugas, dilakukan pengiriman personil untuk mengikuti pendidikan di bidang kepolisian khusus di Pusat Pendidikan Kepolisian Sabhara Porong. Juga dalam rangka mengupayakan bantuan tenaga pe- nyidik bagi Polri, yaitu dengan mengikutsertakan personil mengikuti pendidikan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil). Hasil untuk ini juga masih sangat terbatas. Masing-masing

• 49

Page 64: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

KPH hanya memiliki seorang PPNS. Padahal idealnya jumlah PPNS ini harus sesuai dengan banyaknya RPH. KPH Jatirogo sebanyak 26 orang, KPH Tuban sebanyak 34 orang dan KPH Parengan 24 orang.

Di samping itu, diadakan pula refresing oleh Kepo­lisian Resort Tuban maupun oleh Kepolisian Wilayah Bojo - negoro.

Sebagai kelengkapan sarana komunikasi telah diper- gunakan peralatan VHF (Very High Frequency), yang diper - gunakan antar KPH. Sedangkan untuk berhubungan antara KPH dengan aparat di bawahnya dipergunakan Handy Talky (HT). Di KPH Jatirogo penggunaan HT ini baru sampai pada ting - kat BKPH (Asisten Perhutani). Di KPH Parengan menurut penjelasan sudah dimiliki oleh beberapa RPH. Hal ini akan diusahakan sampai ke tingkat RPH secara keseluruhan.

Sesuai dengan sasaran pengelolaan, di samping hu - tan dan aparatnya, Perum Perhutani juga berpaling ke luar wilayah hutan, yaitu masyarakat desa sekitar hutan. Mela­kukan pembinaan wilayah pada daerah-daerah yang berbatas-. an dengan areal hutan, dengan mengadakan usaha-usaha ke - sejahteraan lingkungan atau yang lebih dikenal dengan is­tilah "prosperity approach".

Kegiatan prosperity approach, yang sudah dimulai sejak tahun 1973 meliputi antara lain : pembangunan pemukiman sehat bagi para pekerja hutan ("magersaren"), inmas tumpangsari, penanaman rumput gajah, bantuan bibit

50

Page 65: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

tanaman kayu bakar, tanaman empon-empon (obat-obatan tra- disional), bantuan bibit hijauan makanan ternak (HMT) dan lain-lain.

Bahkan di KPH Jatirogo, menjadikan salah satu desa, yang pada tahun-tahun yang lalu warga masyarakatnya pa­ling banyak terlibat pencurian kayu jati, yaitu desa Dingil sebagai "desa model" (desa percontohan). Pada de - sa percontohan ini, di samping bantuan-bantuan tersebut di atas, juga diberikan bantuan kambing. Ini dilakukan dengan cara kambing tersebut diserahkan kepada seseorang warga desa setempat untuk dipelihara. Setelah berbiak, anaknya menjadi hak orang tersebut dan induknya dialihkan kepada orang lain. Demikian dan seterusnya.

Kegiatan prosperity approach ini, kemudian diting- katkan lagi melalui suatu strategi yang disebut MALU (singkatan dari kata Mantri-Lurah), yaitu kegiatan seba - gaimana tersehut di atas, dengan melibatkan mantri perhu­tani dan lurah desa, sebagai penggerak dan pemberi contoh.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan, baik dengan bekerja sama maupun tidak dengan instansi lain. Jika ini dilakukan bekerja sama dengan instansi lain, biasanya di­lakukan dengan Pegawai Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian. Kerja sama dengan PPL ini dilakukan pula dalam kegiatan penyuluhan/penerangan kepada masyarakat desa yang ber- sangkutan.

Strategi MALU ini mulai tahun 1982 lebih diting-

51

Page 66: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

katkan lagi menjadi kegiatan yang disebut PMDH (Pemba - ngunan Masyarakat Desa sekitar Hutan). PMDH merupakan peningkatan tata-kerja dan organisasi dari kegiatan se- belumnya.

Dari KPH Jatirogo diperoleh penjelasan tentang ha­sil usaha-usaha ini, yakni memperoleh tanggapan yang baik dari masyarakat. Upaya ini di KPH Tuban dirasakan sedikit demi sedikit mempunyai pengaruh pada angka pencurian ka - yu, sedangkan di KPH Parengan belum ada hasilnya.

2. Metode Pengamanan Represif

Berbeda dengan tindakan yang bersifat preventif, metode pengamanan represif bersifat penyembuhan. Dengan demikian, masalahnya sudah terjadi. Kita semua mengetahui bahwa tindakan represif bukanlah cara terbaik dalam meme- cahkan suatu masalah. Cara yang lebih efektif sesungguh - nya adalah tindakan yang bersifat preventif. Namun demi - kian, metode ini tetap diperlukan sebagai imbangan atas metode pengamanan preventif dan manakala suatu masalah t er jadi berlarut-larut.

Metode pengamanan represif dalam mengatasi pencu - rian kayu di wilayah Kabupaten Tuban (KPH Jatirogo, KPH Tuban dan KPH Parengan), meliputi antara lain patroli dan pelacakan, operasi penggeledahan dan penangkapan, penyi - dikan serta penuntutan melalui proses pengadilan.

Tindakan di atas dilakukan, baik pada waktu didu -

52

Page 67: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

ga telah terjadi pencurian kayu, maupun dalam operasi- operasi khusus. Operasi khusus ini dilakukan mengingat masalahnya yang sudah demikian parah, sehingga perlu pula penanganannya secara khusus. Diperlukan tindakan yang bersifat ‘shock therapy'. Operasi-operasi yang pernah di­lakukan, yakni Operasi Reksawana oleh Laksusda dan Opera­si Wana Laga oleh Polri. Masing-masing dilakukan pada ta­hun 1983 dan 1984.

Operasi Reksawana, yang dilaksanakan oleh Laksusda pada tahun I983 di wilayah Kabupaten Tuban, secara opera­sional merupakan operasi gabungan antara Kodam (termasuk Kodim dan Koramil), POM ABRI, Polri (termasuk Polres dan Polsek), polisi hutan dan Pemerintah Daerah setempat.

Kalau kita mengingat kriteria tingkat kerawanan hutan, bahwa gangguan keamanan hutan yang penanganannya diserahkan kepada Laksusda, seperti dalam operasi ini, merupakan tingkat keamanan yang sudah bersifat gawat dan dapat diduga telah menjurus pada hal-hal yang bersifat subversi.

Sejak diadakan operasi-operasi tersebut, angka ke­rugian keamanan hutan akibat pencurian kayu hutan memang jauh berkurang. Tetapi perlu diingat, operasi-operasi de­mikian lebih bersifat 'shock therapy*, oleh karenanya se- jauh sebab musabab pencurian kayu itu sendiri belum ter - ungkap dan belum ditanggulangi, bukannya tidak mungkin angka tersebut akan merambat meningkat lagi.

53

Page 68: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Mudah-mudahan hal berikut bukan merupakan kecende- rungan dari apa yang telah saya kemukakan di atas. Di KPH Jatirogo, pada tahun 1985, angka kerugian akibat pencuri­an kayu ini sekitar 43.000.000,00. Pada tahun 1986 hingga bulan September, angka kerugian ini telah mencapai

47.104.757,00, dan diperkirakan sampai akhir tahun 1986, angka kerugian akan mencapai sekitar 60.000.000,00. Dengan demikian akan terjadi peningkatan angka kerugian akibat pencurian kayu lebih dari 30 % dibandingkan tahun yang lalu,

Hambatan yang sering dihadapi dalam upaya penga- manan represif ini, baik yang dialami oleh Polri maupun Perhutani, ialah dalam hal pembuktian. Yaitu barang buk - ti yang oleh pelakunya sengaja dirubah bentuknya menjadi kerangka rumah, meubel dan sebagainya. Juga terhadap ka - yu-kayu gelap yang masuk ke perusahaan-perusahaan kayu. Sehingga setelah diproses, barang bukti tersebut kembali kepada tersangka.

Hal lain yang sering tak terjangkau dalam metode pengamanan represif ini ialah "otak penggerak" pencurian kayu ini, antara lain para penadah, pedagang kayu gelap dan orang-orang yang karena kekuasaannya menjadi pelin- dung dan pendorong para pelaku kejahatan.

Dalam upaya pengamanan represif ini, selama lima tahun terakhir, setidak-tidaknya telah terjadi tiga orang korban meninggal dunia dari aparat keamanan hutan Perum

54

Page 69: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

akibat perlawanan para pelaku kejahatan tersebut. Seorang korban dari KPH Jatirogo dan dua orang dari KPH Parengan. Hal ini belum terhitung mereka yang mengalami cedera . Selama bertugas, tidak jarang pula di antara petugas kea­manan hutan yang mendapat ancaman dan tekanan, baik phi - sik maupun psikhis.

3. Langkah-langkah yang Perlu Ditemr>uh

Dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada dan kemungkinan keberhasilan usaha-usaha yang telah ditempuh, maka menurut pendapat saya, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pertama, bahwa kegiatan prosperity approach, MALU dan PMDH membutuhkan suatu proses dan waktu yang lama, mengingat pula sifat mesyarakat desa pada umumnya sulit untuk menerima pengaruh dari luar, maka usaha-usaha t er­sebut harus dipantau sungguh-sungguh perkembangannya dan diupayakan melibatkan sebanyak mungkin warga masyarakat desa, agar tercapai hasil yang maksimal dalam rangka pen- cegahan pencurian kayu hutan dan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan.

Kedua, bahwa pencurian yang jauh lebih berbahaya dan menimbulkan. kerugian yang besar bukanlah yang dilaku­kan oleh warga desa secara perorangan, melainkan yang di­lakukan secara berkelompok dan terkoordinir. Maka, upaya penanganannya pun harus secara tuntas. Harus benar-benar

55

Page 70: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

diusahakan melakukan penagkapan terhadap "otak pelaku" pencurian kayu ini, antara lain para penadah, pedagang kayu gelap dan lain-lain yang nyata-nyata terlibat dalam kejahatan ini. Terhadap masalah pencurian yang dilakukan secara perorangan, yang biasanya hanya sekedar untuk me - menuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dapat diatasi dengan upaya pembinaan melalui prosperity approach, MALU dan PMDH.

Ketiga, apabila hal di atas dikaitkan dengan satu kelemahan yang ada pada Perum Perhutani, yaitu sangat terbatasnya petugas keamanan di la pangan, yang untuk se - mentara belum dapat diatasi, maka salah satu langkah yang harus ditempuh yaitu memperketat pengawasan pada pos-pos pemeriksa hasil hutan. Di samping secara khusus memperke­tat pengawasan pada petak-petak hutan yang dianggap rawan.

Langkah demikian harus diimbangi dengan penempatan pada pos-pos pemeriksa hasil hutan dan bagian lain yang terkait dekat, para personil yang benar-benar mempunyai integritas, loyalitas dan disiplin yang tinggi. Sebab me­nurut penilaian saya, "kelemahan" justru terletak pada posisi-posisi tersebut, di samping pembinaan yang tetap harus ditingkatkan. Untuk ini harus ada usaha mawas diri ke dalam, dibutuhkan kejujuran, yang kadang harus ditebus dengan sesuatu yang mahal.

Keempat, lebih memperluas lagi kerja sama dengan instansi lain, misalnya Dinas Peternakan, Dinas Sosial,

56

Page 71: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Dinas Transmigrasi dan lain-lain.Langkah-langkah lain yang dapat ditempuh, yaitu

mengadakan penertiban dan pengawasan terhadap perusahaan- perusahaan kayu dan perusahaan lain yang bahan bakunya dari kayu, penertiban dan pengawasan terhadap jual-beli dan pendirian rumah baru dari kayu. Ada kecenderungan bahwa tempat-tempat dan kejadian seperti itu dijadikan sebagai palarian bagi para pelaku pencurian kayu (pencu - rian terselubung).

Dari beberapa hal yang saya kemukakan di atas, ma­ka perlu menindak lebih tegas lagi setiap aparat dan orang-orang yang terlibat dalam kasus pencurian kayu, se- dapat mungkin untuk disidangkan. Hal ini penting guna memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum bagi masya - rakat.

57

Page 72: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

BAB IV P E N U T I I P

1. Kesimpulan

Dari apa yang telah dikupas dalam skripsi ini, da­pat saya simpulkan hal-hal sebagai berikut :1. Kejahatan, memang suatu hal yang mau tidak mau harus

terjadi dalam masyarakat, namun harus diupayakan lang- kah-langkah penanggulangannya, sebab setiap bentuk ke­jahatan selalu menimbulkan keresahan dan membawa keru­gian bagi masyarakat.

2. Pencurian kayu hutan di wilayah Kabupaten Tuban, yang sebagian besar berupa kayu jati, sampai tahun 1983» masih menunjukkan adanya peningkatan.

3. Untuk menanggulangi masalah pencurian kayu hutan ini secara efektif, tidak mungkin dilakukan tanpa mengeta- hui terlebih dahulu sebab musabab yang mendorong dila- kukannya tindak kejahatan tersebut.

4. Pencurian kayu jati di wilayah Kabupaten Tuban, pada umumnya dilakukan oleh mereka yang ber.umur antara 23 - 30 tahun, mempunyai tingkat pendidikan dan keadaan. sosial-ekonomi yang rendah.

5. Pencurian kayu jati di wilayah Kabupaten Tuban dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pencurian yang di - lakukan secara perseorangan dan pencurian yang dilaku­kan secara berkelompok. Pencurian secara berkelompok

38

Page 73: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

paling banyak dilakukan oleh 30 orang secara bersama- sama.

6. Latar belakang dilakukannya pencurian kayu jati terse­but terutaraa adalah menyangkut tuntutan kebutuhan hi - dup sehari-hari, kecuali "otak pelaku” (antara lain para penadah, pedagang kayu gelap dan lain-lain), yang bermotifkan mencari keuntungan pribadi sebesar-besar - nya tanpa memikirkan kesulitan-kesulitan hidup yang

. sedang dihadapi orang lain.7. Masih dijumpai adanya kelemahan-kelemahan dalam rangka

pengamanan hutan ini, baik pada upaya yang bersifat preventif maupun represif.

8. Sebagai pribadi, para pelaku pencurian kayu jati t e r ­sebut bersalah dan harus mempertanggungjawabkan perbu- atannya. Namun sebagai anggota masyarakat, harus dili- hat keseluruhan sistem sosial yang ada.

2. Saran-saran

1. Perlu adanya pemantauan yang sungguh-sungguh terhadap kegiatan prosperity approach, MALU dan PMDH, supaya tercapai hasil yang maksimal dalam rangka pencegahan pencurian kayu jati maupun dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan.

2. Perlu dijalin kerja sama yang lebih luas lagi dengan berbagai instansi yang terkait, misalnya Dinas Perta - nian, Dinas Peternakan, Dinas Sosial, Dinas Transmi-

59

Page 74: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

grasi dan lain-lain, sebab masalah sosial merupakan masalah bersama. Secara fungsional instansi-instansi tersebut ikut bertanggung jawab atas setiap masalah sosial yang timbul.

3. Mengingat kelemahan yang ada pada Perum Perhutani, yakni kurangnya tenaga lapangan, khususnya untuk pe - rondaan hutan, maka salah satu pemecahan adalah dengan memperketat pos-pos pemeriksa hasil hutan. Misalnya dengan pengaturan jadwal jaga sedemikian rupa, sehing­ga pos-pos tersebut selalu terisi.Perlu adanya penertiban dan pengawasan terhadap peru - sahaan-perusahaan kayu dan perusahaan lain yang bahan. bakunya dari kayu, agar tempat-tempat tersebut tidak dimanfaatkan sebagai tempat berlindung bagi para pen - curi kayu.

5. Perlu pula penertiban dan pengawasan terhadap transak- si jual-beli rumah dan pendirian rumah baru yang ba- hannya dari kayu.

6. Secara represif, agar diusahakan mengusut setiap per - kara pencurian kayu jati ini sampai tuntas. Apabila pencurian kayu itu ada yang menggerakkan, sedapat mungkin dilakukan penangkapan terhadap "otak pelaku” kejahatan ini.

7. Perlu adanya usaha mawas diri ke dalam, jika perlu de­ngan menindak lebih tegas lagi setiap aparat yang ter- libat dalam kasus pencurian kayu jati ini dan sedapat

60

Page 75: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

mungkin untuk dieidangkan, guna memberikan rasa kea- dilan dan kepastian hukum bagi masyarakat.

61

M KPERPUSTAKAAN \• U N 1V E R SIT A S A 1R LA ’

C U D A. B A 1 “ __— -

Page 76: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

DAFTAR BACAAN

Bonger, W.A., Pengantar tentang__Kriminologi. cetakan VI, terjemahan R.A. Koesnoen, PT Pembangunan-Ghalia Indo­nesia, Jakarta, 1982.

Clinard, Marshall B. and Daniel J. Abbott, Crime in Deve­loping Countries. A Comparative Perspective. John Wiley & Sons, New York, 1973«

Hernany, H.S., "Tinjauan Sosiologis tentang Masalah Keja- hatan di Negara Berkembang", dalam J.E. Sahetapy (ed.), Ke.iahatan Kekerasan Suatu Pendekatan Intgrdi - sipliner. cetakan I, Sinar Wijaya, Surabaya, 1983.

Hurwitz, Stephan, Kriminologi. cetakan I, saduran Ny. L. Moejatno, Bina Aksara, Jakarta, 1982.

Moegono, R., "Delik Harta Kekayaan", dalam Hermien Hadia- ti Koeswadji (ed.), Delik Harta Kekavaan. Asas-asas dan Permasalahanny.a. cetakan I, Sinar Wijaya, Suraba­ya, 1984. '

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Mengenal Hutan di Ja- wa Timur, edisi ke II, 1983.

....... Buku Saku Statistik Tahunan Perum Perhutani Uiiit.II Jawa Timur, tahun 1977-1981 dan tahun 1980-1984.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, ce - takan VII, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1984.

Sahetapy, J.E., Kausa Keiahatan dan Beberapa Analisa Kri- minologik. Alumni, Bandung, 1981.

Slametmuljana, Perundang-undangan Mad.iapahit. Bhratara, Jakarta, 19^7^

Soedjono Dirdjosisworo, Sosio-Kriminologi. cetakan II,CV Sinar Baru, Bandung, 1984.

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. cetakan VII, CV Rajawali, Jakarta, 1986.

Soesilo, R., Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik khusus. Politeia, Bogor, 1984.

62

Page 77: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Soetandyo Wignjosoebroto, "Pengolahan dan Analisa Data", dalam Koentjaraningrat (ed.), Metode-metode Peneliti- an Masyarakat. cetakan VII, PT Gramedia, Jakarta, 1985.

Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Kitab Undang-undang Hukum Pidana. cetakan I, Sinar Harapan, Jakarta, 1983.

Usman Mu'min, R. dan E. Rahajaan, "Pola Pengamanan Perum Perhutani serta Pengetrapannya di Lapangan", majalah Duta Rimba. No. 53 Th* VIII, Mei 1982.

63

Page 78: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

LAMP IRAN I

LUAS W ILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR 1971, 1976 DAN 1980

No. Daetah Tingkal IILuas

Wiiay* JumlabKecamatan

JumlahDesa

Pendudu kKepadatan per Km1

PendudukKsoadatanperW1971 1976 PertuntmM

Rala-rataSensus

tahuft1980 Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 e 9 10 11 ' 12

1. Ko3|j Surabaya 274.0S 16 163 1.556.255 1.761.794 2.51 6.429 2.027.913 2.96 7.4002 Kodya Mojokeiio 7.25 1 12 64.427 64.427 1.43 8.886 68.849 1.52 9.4963 Katya Madiun 63.* 1 20 137.354 137.354 0.18 2.167 150.562 1.11 5.0194. Kodya Kediri 30XK 3 46 191.439 191 439 7.77 6.381 221.830 2.40 3.4995. Kodya BMar 16JQS ' 1 12 68.616 68.816 0.28 4.222 78.503 1.62 4.8166 Kodya Malang 69 jK 3 30 439.453 439 453 0.80 6.366 511.780 2.14 7.4147. Kodya Pasuroan t3.0S 1 19 64.612 84.612 2.37 6.320 95.864 2.70 7.0598. Kodya Probolinggo 25.0S 1 t3 85.939 85.939 0.94 3 705 100.296 2.24 3.9749. Kab. Gres* 1.137.(5 18 357 666.474 666.474 1,76 586 729.039 1.97 641

10 Kab. Sidoatjo 591 St 18 353 743.569 743.569 2.18 1.257 854.298 2.75 t 444

11. Kab. Mojokeiio 835.93 17 310 596.185 653.997 1.87 782 705.596 1.87 84412. Kab. Jombang 1.159.S0 17 306 812.485 870.122 1.38 750 941.988 1.64 81213. Kab. Bojonegoro 2.274J* 20 430 862.428 928 062 1.48 389 999.418 1.64 41914. Kab. Tuban 1.812* 19 328 748.657 803 282 1.42 443 871.898 1.69 458IS. Kab. Madiun 1.904.1* 22 475 909.018 987.679 1.67 519 640.561 1.02 62016. Kab. Lamongan 1 033.0 13 213 583.934 614.625 1.03 595 1.049.956 1.60 57917. Kab. Ngawi 1.245.7a 13 214 694.079 742.054 1.35 596 769.286 1.14 61818. Kab. Magetan 672.3* 13 235 557081 590.334 1.17 878 608.820 0.98 905

19. Kab. Ponorogo t.311jO§ 14 303 738.756 770.857 0.85 588 783.381 0.65 59520. Kab. Pacitan 1310 12 164 476.562 475.713 0.04 363 478037 0.03 36521. Ki* Kediri 963* 19 344 t.060695 1.142.356 1.12 1.186 1.235.265 1.48 128222. Kab Nganjuk 1 182JS» 20 277 774.590 830.814 . 141 703 882 832 1.45 74623. Kab. BIKar 1.66751 19 256 950.802 999.886 1.01 600 i .o y ^ s s 0.96 62224. Kab. Tuhjngagung 1.055.0* 19 -271 7S9.858 798.605 1.00 ’ 757 833.323 1.02 79025. Kab Trsnggalek 1.2057? 12 157 521.279 545.09t 0.90 452 564.542 0.88 46626 Kab. Malang 4 778J7 29 411 1.767 053 1.877.571 1.22 392 2.045.939 1.63 42827. Kab. Pasufuan 13153 23 377 872.792 943.827 1.58 718 1.034.967 1.89 78728. Kab. Probolinggo 1.428.9} 24 346 756.375 805.721 1.27 564 866.318 1.51 60629. Kab. lumajang 1.799JW 15 191 786.628 828 385 1.04 460 874.516 1.17 46830. Kab Bondowoso 1560.10 16 195 554.229 577.635 0.83 370 612.160 1.10 39231. Kab. Srtubondo 1.457,67 14 135 470.107 495.419 1.11 340 525.046 1.22 36032. Kab. Jembef 2.948.87 27 215 1.706.271 1.811-291 1.20 614 1.881.091 1.08 63833. Kab. Banyuwangi 5 382 18 175 1.304.367 1.343.250 0.59 250 1.420.837 0.95 74634. Kab. Panvrtasan 732* 11 189 455362 494.696 1.67 675 539.055 1.86 73635. Kab. Bangkalan 1.144.W 18 281 535.615 569.428 1.23 497 688.362 0.9S . 60136. Kab Sampang 1.857.SS 22 185 762.616 806.327 1.12 434 604.541 1.34 52537 Kab Sumenep 1.857.59 22 331 631.455 639 620 0.26 344 854.925 1.27 460

Propinsi • 47 922.00 546 8.339 25 526.714 27 190.524 1.27 567 29.188.83 1.49 609

Pemda Tk. I

Page 79: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan
Page 80: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

LAMPIRAN III

DAFTAR LUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI UNIT II JAT1MMENURUT FUNGSINYA

i

No KP M

h ij t »n PWXXJK'aHuUn

Lindung

(Ha)

SuakaAlamiKal

Jwnlah(Ha)-

Jat> Rimba Jumlah •) “ ) •‘J1. Pidangan 27.826.2 - 27.826.2 4.4 — 27.830.6

2. Bojooejoro 49 029.7 - 49.029.7 1070.1 - 50.009.8

3. Pvw igan 17.444.8 - 17.444,8 t98.9 3.0 17.646.7

' Jawogo 18617.3 - 18.617.3 146.4 - 18.763.7

S Tuban ' 30 793.5 - 30.793.5 2.436.2 15.0 33.244,7

6 Ngaox 45 746.8 - 45 746.8 192 - 45 766.0

7 Madun _ 26548.9 3.555.4

145 B

30 104.3 924.9*

31.175,0

e Sa»adan 35.0934 - 35.093.8 2 836.7 - 37 930.5

9 Nganjuk 19604 9 - 19 604.9 1 670.0 - 21 274 9

to Janbang 34.295.1 1.906.5

3 250.0

36.201.6 681.5 — 40.133,1

I t Mcxmano 31901.S - 31.901,5 11.2 - ' 31.912.7

12 Mad ufa 20 *48 1 93616 29.809.7 0) 19918 2 430.0 50.157.9

13. Lawu Os - 37985.4 37.965.4 0| 11137.0 218.4 51.540.8

M K«hn 9 3246 63518,2 72 842.8 01 42.828.0 19.0 115 689.8

15 Bttar 36.063.7 1.99’ .7 40.061.4 0) 16.409.4 — 56.470.8

IS. Malang 15.972.5 18.896.0 34 868.5 0) 78.263.3 4 42J.0 I17 .5 5 &

17 Paa/uan 5265.2 8.008.3 13273.5 0) 35.891.4 4.037.1 53.202.0

18 Proboiinggo 12.359.2 20.325.6 32 684.8 01 65.765.0 18893 8 117.343.8

19. Jeixftw 15.044.!) 9.013.1 24.063.0 0) 59 961.5 34.250,1 118.274.6

20. Bondonoso 19.009.2 6 679.0 25 868.2 01 67.282.6 859.0 94 029.8

21. Banyuwrgi Setalan 34.033.7 — 34.033.7 0) 14.310.4 62.197,0 110.541.1

22 Banyuwangi Ultra 26.763.3 — 26763.3 01 27.406.0 21018.6 75 187.9

23 Banyuwangi Barat — 121238 121208 0) 30 591 S 1.720.5 44.432.8

J U M I A H : 533.166.9 193.572.6 726 759.5 1)485.359.6 148.063.5 t.360.202.6

Catalan: ,') Sumbw data (JariBoVuR.P7R.P.K.H. yang maahbertaku.

• • t Sombef data dari S«ksi POengukurartPerpelaan Biro Perencanaan Malang.0) Sumbw data dari f«rtMtungan kjas peta skala t : 250.000x) Hutan Irndung <ji Mas Perusahaan Jati =. t5t.185.6 Ha

Hutan Lindung di Kelas Perusahaan Rimba = 334.174,0 HaJ U M I A H 485.359.6 Ka

Page 81: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

Sumber : Buku Saku Tahunan Perum P e rh u ta n i Unit IX Jawa T im u r

tahun 1977 - 1981 dan tahun 1980 - 198^.

c.< c5 SG \r* > SC VJ Co rv « -p*

vo H ro o 5 vj

4?* 4^ rv vn -p- Vl • H 04 -p- ro rv M • Co

CD rv

IV

M

IV

Mvj ro w

oM

H H

CO td

td bd

Ch ^

*xJ So

®

fi

f o

4

5)

3

3

£

»

•C P » oq H* td c+

§ & H- c=J <+

4 B 0<J M- Co <T>

CJ G- O S3 O 0) o

o o'

o H

H-

cn4

o

5 O'

HH

hK

HON

VJ1

-P“

VJ

roH

OvO

03-o

ONVJ

1•

••

••

•*

••

•♦

std

wt“

»ss

2Ch

Cos

at-3

P)o

o(f

t0)

KCD

33)

Cj.

0&>

0>o*

iC

cO

O'

t3P)

HH*

O-

Cbp

rjy

o.

P*a

JBO

'o

(DB

C0)

rfH

-0)

c(S

}*r

tsH*

0#

rfb

O4

►*O

H*»

0*5

H*&>

»

P) d* O (R O

w

*d0)

o o

C_l

. CL

.O

0>

B B

<T> 09

(ft 0)

o

f—j

w

1—*

m

w

1—1

H-

P“

rvj

rv

vj

rvi

4^ r

o h

^

vn

0>

H

-P"

O

-0

O

VO

ru

sJH

-O^

^O

Ojr

M

Co

4r

Vji

vo

FO

CT»V

^4vO

-n3

H

VJ1

ON

o

-F

O

*P*

VI

Co V

> ON

-O

CD

VOCo

Vj

l Vj

i V

i -p

- o

rv

h-»

V4

V

l O

O^J

ON

W

C\

VO

09 o

n

^

f\> C

O v3

•O VJ1 05H H

ro 0H ro

ON 4?*

VJ1

•p*

f\J

Co-p- 45

-*<

}V>

JH r\j ON

4^ -P-

VJ1

••

••

••

••

«•

••

•vO

VJ1

ONH

■p“00

VMr\j

H-<

JVJ

lVJ

1>3

•ocx>

VOCo

vOvO

vOw

vOo

VJ1

vOro

VO00

VJ

VJ

V4

On HH

h-»

'

h c

» v»

rv

vo

CO C

D f\) *«J

si•

• •

• •

<p-

O

N

IV

V/J

VJ

ro05

H

Co

VJ1 "*0

**0•

• •

••P"

.O VJl

-P"O ON

fa

Vj ON

^

Xrf •

W

• N/

» V>

NJ

I NJ

iiv

-p-o

vJON

Hoov

irv

ON

VM

V^

JVJI

vOV

^

o

03

CO V

J l~»

•«

••

••

••

••

•VO

vO\J

10NO

N-P*

rNJ4

^*OH

hJf\)

rv

vo

on v

i v

i c

oo

nc

o-

o

h

-p-

-o

vO

>0

H

o

CD

VO

VD

f

a>

^

• S) Co O

H H O s

HH

-p-

HH

-fr

H4

r-s

jON

roV

JlON

00-p

*ON

VJl

ONVO

vOH

vO•

••

••

••

•*

VJ1

4^

VJ1

rorv

«P“

oON

VO*n

3o

Oj

oV>

JON

•P"

ov>

!CO

-oON

wH

V-M

rvON

wW

roCO

rvON

-s3

00ON

o\o

03VJ

lH

•P"

VJl

4^

CoH

UJ

rv03

o4r

*w

Orv

VO-o

-p-

vO-P

-ON

Ho

vOVO

v«oON

VJl

HH

VJl

HO

vO•

••

••

•«

••

••

*•

••

••

••

••

••

00-P

-V

Jw

VJl

HVJ

lON

rvVJ

lH

Coo

•0

HH

OVJ

l-*

0-s

jrv

ONVO

vOo

ON-S

3H

roVJ

lrv

-n:

Hro

-p-

On

V>J

rvON

oV

Jl8

vOV

JM

o-p

-•P

"ON

Hro

VJl

rv-p

-ON

'jJ

COCo

roo

M

vOrv

HH

HV

J•P

"H

4rH*

rv,*o

VJl

H-p-

rvvO

4ON

rvO

ON-0

VI

-P-ON

rvVJ

l4r

VJl

rovO

V>l

CovO

4ON

-p*H

rvCo

rvVJ

lrv

o-p-

ONvO

••

••

••

••

••

••

••

••

•«

••

••

•03

VJl

.p-H

c»S3

VJl

VJl

03ro

CDo

-0H

HCo

rv.VJ

lVJ

lCo

rvON

HVJ

ONvO

oON

-0Co

*n3VO

oro

ONVJ

lVJ

l-o

-nDrv

HV4

ONfo

VJ

V>J

o-p-

W•P

"■s

jro

-n3“n3

SIvi

VJl

VO-0

\J«1-P*

4-o

rvO

roV4

->3ON

.

sa o * *TJ w

H vO -O vO M vO 00 O W vO 00 H

►■3 > tc a 2

vO CD Vl tH >

Page 82: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

DAFTAR RESPONDEN PENCURIAN KAYU 3 A T I DI RUflAH TAHANAN NEGARA TUBAN

LANPIRAN V

Umur Nomor put usan P a s a l( t a h u n ) P e n g a d i l a n N e g e r i P e r k a r a

N a r a p i d a n a

1. S u 9 e n g 19 18 0 / P i d / S / 8 6 1 2 - 7 - 1 9 8 6 363 KUHP

2 . K a r n □ 26 18 0 / P i d/ S / B 6 1 2 - 7 - 1 9 8 6 363 KUHP3 . U a h y u d i 25 2 4 6 / P i d / S / 8 6 1 8 - 9 - 1 9 8 6 363 KUHP4 . y a r u i 25 193/ P i d / S / 8 6 2 8 - 7 - 1 9 8 6 363 KUHP

5. R a s i d 25 1 8 0 / P i d / S / 8 6 1 2 - 7 - 1 9 8 6 3 63 KUHP

6 . N a r d i 25 1 81 / P i d / S / 86 2 1 - 7 - 1 9 8 6 3 63 KUHP

7 . L a s i m a n 28 2 5 4 / P i d / S /86 2 3 - 9 - 1 9 8 6 363 KUHP

8. K a s a n 32 2 6 3 / P i d / S / 8 6 3 0 - 9 - 1 9 8 6 363 KUHP

9. Kromo Guno 30 2 4 0 / P i d / S / 8 6 1 6 - 9 - 1 9 8 6 362 KUHP

10. J o y o Kar mi n 30 1 8 0 / P i d / S / 8 6 1 2 - 7 - 1 9 8 6 363 KUHP

1 1 . S u t a r a m 25 2 0 0 / P i d / S / 8 6 5 - 8 - 1 9 8 6 362 KUHP

12. K a s i m i n 39 2 0 2 / P i d / S / 8 6 5 - 8 - 1 9 8 6 362 KUHP

13. D a r d j i 30 I . 87/ P i d / S / 8 6 2 0 / 3 ' 8 6

I I . 10 6 / P i d / S / 8 6 9 / 4 ' 8 6

3 63

363

KUHP

KUHP

14. T a m b i 25 I . 87/ P i d / S / 8 6 20/3 ' 86

I I . 1 0 6 / P i d / S / 8 6 9 / 4 ' 8 6

363

363

KUHP

KUHP

T ah a n a n No. Req. K e j a r i

15 . B a s a r 30 K e j a r i : 166/K . 5 . 3 3 . 4 / 362 KUHP

EPT/1 /9/86

1 6 . P a m u d j i 25 K e j a r i : 1 7 7 / K . 5 . 3 3 . 4 /

EPT /1 /1 0/86

363 KUHP

17. A s a n 39 K e j a r i : 173/K

86

. 5 . 3 3 . 4 / 9 / 362 KUHP

1 8. L a s i m a n 25 K e j a r i : 153/7 . R J . 4 . 3 . 4 . 362 KUHP

T . 2 / I X / 8 6

1 9. T a s m a n 30 K e j a r i : 174/K

86

. 5 . 3 3 . 4 / 9 / 363 KUHP

20 . S u u i r t 0 21 K e j a r i : 1 7 9 / K . S . 3 3 . 4 /

E P T . 1/1 0/86

3 63 KUHP

Page 83: PENCURIAN KAYU HUTAN Dl WILAYAH KABUPATEN TUBAN, …repository.unair.ac.id/11347/2/KKB KK-2 Per 451-86 Har p.pdf · pencurian kayu hutan dx wilayah kabupaten tubak, suatu tinjauan

21 . * Suro Teko * 30

22. ' Samiran ' 25

23. 1 Sumarwi 1 20

24. 1 Dardjan 1 22

25. ' Djasmadi ' 22

K e j a r i : 1 8 0 / K . 5 . 3 3 . 4 / 363 KUHP

£ PT/1 /.1 0/86

K e j a r i : 1 B1 / K . 5 . 3 3 . 4 / 363, KlljHP

EPI/1/10/86K e j a r i : 1 83/K. 5 . 3 3 . 4 / - 363. KUHP

EPI/l/10/86K e j a r i : 1 8 4 / K . 5 . 3 3 . 4 / 363 KUHP

EPI/1. /10/86 .

K e j a r i : 18 2 / K . 5 . 3 3 r 4 / 363. KUHP

E P T / 1 / 1 0 / 8 6 .

Tuban, 11 Dktobsr 1986.

Mengetehui Peuauancara,