Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
-
Upload
rindi-sulistyani -
Category
Education
-
view
188 -
download
2
Transcript of Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Teknologi Lingkungan 1
Nama Kelompok: Ahmad Dandi Amelia Larasati Devita Ema Agustia Ningsih Gorby Ridha Faturachmi Rindi Sulistyani Wisnu Yan Purnomo Yunita Elisabeth
POLITEKNIK STMI JAKARTA 1
Kelompok 1
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
POLITEKNIK STMI JAKARTA 2
Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran Lingkungan Hidup
Pencemaran Lingkungan Hidup
Pasal 1 ayat (14) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menyebutkan: “Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 3
1.1. Penyebab Pencemaran1. Pencemaran Akibat Proses Produksi
Pembuatan produk di dalam proses produksi memerlukan kondisi yang sesuai, bahan baku, bahan penolong, dan menghasilkan hasil samping. Sebagai contoh:• Perusahaan yang membuat kursi menghasilkan limbah padat berupa
potongan-potongan kayu dan serbuk gergaji yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
• Perusahaan pemotongan hewan menghasilkan limbah antara lain berupa limbah cair untuk pencucian.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 4
Lanjutan..2. Pencemaran Akibat Pembakaran
Industri pada umumnya memerlukan energi dan energi diperoleh dari pembakaran bahan bakar. Pembakaran bahan bakar akan menghasilkan panas dan polutan berupa karbondioksida, karbonmonoksida, parikulat, dll.
Sebagai contoh pembakaran gas alam (diasumsikan gas alam hanya terdiri dari propana dan reaksi pembakaran sempurna) maka reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2C3H8 + 7O2 6CO2 + 8H2O
3. Pencemaran Akibat Operasi Peralatan ProduksiAkibat beroperasinya peralatan produksi dapat terjadi pencemaran
yang diakibatkan timbulnya polutan berupa karbondioksida, debu, kebisingan, dan energi panas.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 5
1.2. Pengolahan Limbah Industri
Pengolahan limbah industri tidak harus dilakukan oleh masing-masing industri, tetapi dapat dilakukan bersama. Tuntutan bagi setiap industri untuk mengolah sendiri setiap limbah yang dihasilkan sangat sulit, terutama limbah bahan berbahaya dan beracun.
Prinsip yang ada pada green industry adalah clean production, yang prinsipnya mencegah jangan sampai terjadi limbah karena pengolahannya memerlukan biaya yang besar.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 6
1.3. Penggandaan BiologiPenggandaan biologi adalah proses peningkatan kadar suatu zat pada
akhir ujung rantai makanan. Proses peningkatan itu terjadi karena polutan yang ada bersifat stabil, sulit berubah menjadi persenyawaan lain.
Pengganaan biologi yang terkenal terjadi di Teluk Minamata Jepang. Air Teluk Minamata mengandung Hg yang berasal dari limbah baterai yang masuk secara kontinyu, menyebabkan tumbuhan air di Teluk Minamata mengandug Hg yang cukup tinggi, sehingga manusia yang mengonsumsi ikan dari Teluk Minamata banyak yang terkena penyakit syaraf yang terkenal dengan penyakit minamata.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 7
1.4. Pencemaran AirPencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hdup,
zat, energi, dan/komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kwalitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Industri diperkenankan membuang limbah cair yang sudah diolah ke dalam sungai, tetapi harus memenuhi baku mutu yang telah ditentukan yaitu effluent standard dan stream standard.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 8
Lanjutan..1.4.1. Jenis Polutan
Sistem pengolahan limbah cair yang dilakukan berbeda-beda tergantung dari jenis polutan yang terdapat di dalam limbah cair. Polutan dalam limbah cair dapat dikelompokkan sebagai berikut:a. Degradableb. Nondegradablec. Terlarutd. Tidak terlarute. Mudah mengendapf. Tidak mudah mengendapg. Mudah menguaph. Tidak mudah menguap
POLITEKNIK STMI JAKARTA 9
Lanjutan..1.4.2. Indikator Pencemaran Air
Pencemaran yang terjadi pada badan air dideteksi melalui indikator pencemaran, sehingga dapat ditentukan apakah badan air tercemar ringan, sedang, berat, atau sangat berat. Indikator pencemaran dapat dibedakan menjadi empat parameter, yaitu:a. Parameter fisik, misalnya suhu airb. Parameter kimiawi, misalnya pH airc. Parameter radioaktivitas, misalnya sinar αd. Parameter biologi, misalnya kandungan bakteri koli
1.4.3. Dissolved Oxygen (DO)Dissolved oxygen adalah banyaknya oksigen bebas yang terdapat dalam air
dalam bentuk molekul oksigen yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter air atau part per million (ppm). Dissoved oxygen merupakan oksigen bebas yang dapat dipergunakan untuk bernafas bagi kehidupan air misalnya ikan.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 10
Lanjutan..1.4.3.1. Asal dan Kelarutan
Dissolved oxygen berasal dari udara yang masuk melalui permukaan bidang sentuh atau masuk melalui air hujan, selain itu berasal dari berbagai tumbuhan air.
Kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas yaitu sekitar 7 ppm, hal ini mengharuskan adanya pemasukkan oksigen secara terus menerus ke dalam air, apabila oksigen bebas dalam air berkurang maka kehidupan air terganggu atau sebagian mati.
1.4.3.2. Faktor Penyebab Berkurangnya Dissolved OxygenDissolved oxygen dalam air bersih relatif besar karena bakteri sulit
berkembang akibat tidak tersedianya makanan berupa limbah, sedangkan pada air kotor kadarnya kecil atau tidak ada sama sekali karena bakteri berkembang dengan sangat cepat disebabkan tersedianya makanan berupa limbah yang degradable.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 11
Lanjutan..1.4.4. Biological Oxygen Demand (BOD)
Kandungan oksigen dalam air penting, apalagi jika air mengandung bahan organik yang degradable, menyebabkan perlunya disediakan ukuran kebutuhan oksigen yang diperlukan bakteri untuk merombak limbah. Salah satu ukurannya adalah Biological Oxygen Demand. Biological Oxygen Demand adalah jumlah oksigen bebas dalam miligram per liter air yang diperlukan selama proses stabilisasi dari pemecahan bahan organik oleh bakteri aerob.
1.4.4.1. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap BODFaktor yang mempengaruhi Bilogical Oxygen Demand, yaitu:
• Jenis limbah (Jenis limbah menentukan ukuran BOD apakah limbah tersebut mudah membusuk atau tidak, semakin mudah terjadi pembusukkan maka BOD semakin besar).
• Suhu air (Aktivitas mikroorganisme tinggi pada suhu tinggi).• Derajat keasaman (Pada pH yang sangat kecil atau sangat besar, mikroorganisme
tidak aktif atau bahkan mati).• Kondisi air secara keseluruhan (Berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme).
POLITEKNIK STMI JAKARTA 12
Lanjutan..1.4.4.2. Kaitan Kondisi Limbah dan BOD
Biological Oxygen Demand dapat digunakan sebagai ukuran kwalitas limbah cair atau air apabila tidak ada gangguan terhadap aktivitas mikroorganisme.
1.4.4.3. Kaitan BOD dan PencemaranLimbah yang dibuang ke lingkungan hidup harus dalam kondisi baik
karena dapat mengurangi kandungan oksigen dan mengurangi nilai estetika. Apabila kandungan polutan masih terlalu banyak yang diwakili oleh tingginya nilai Biological Oxygen Demand.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 13
Lanjutan..1.4.4.4. Sungai Sebagai Tempat Pembuangan Limbah Cair
Sungai atau badan air memiliki fungsi seperti sebagai sumber air baku untuk air minum, sebagai sumber air untuk pertanian, sebagai sumber air untuk perikanan, dan sebagai tempat pembuangan limbah cair karena terdapat berbagai macam bakteri sehingga harapannya limbah itu hilang.
Limbah padat tidak diperkenankan dibuang ke dalam sungai karena sungai tidak mempunyai kemampuan untuk membersihkan diri terhadap limbah padat yang terdapat di dalamnya, sehingga dengan adanya pembuangan limbah padat fungsi sungai terganggu.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 14
1.5. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kwalitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi berkurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Udara mengandung nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (0,93%), ozon (0,00001%). Apabila dalam jumlah relatif kecil dalam arti tidak melampaui baku mutu udara ambien, maka tidak mengganggu kehidupan manusia dan masih diperkenankan atau tidak terjadi pencemaran.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 15
Lanjutan..1.5.1. Sumber Pencemaran Udara
Polutan udara dapat digolongkan menjadi pakrtikel (debu) dan gas. Beberapa gas yang berperan dalam pencemaran udara adalah: Karbondioksida (berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu
minyak dan gas bumi serta batubara) Karbonmonoksida (dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak
sempurna dan akibat proses alam misalnya yang keluar dari gunung berapi)
Chlorofluorokarbon (biasanya digunakan untuk pendingin, tetapi sekarang penggunaannya sangat dibatasi)
Sulfurdioksida (berasal dari pembakaran bahan bakar minyak dan batubara, penyulingan minyak, industri kmia, dan metalurgi)
Nitrogendioksida (berasal dari pembakaran berbagai bahan yang mengandung nitrogen)
Timbal (bersumber dari pabrik plastik, percetakan, peleburan, timah pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah, dll)
POLITEKNIK STMI JAKARTA 16
Lanjutan..1.5.2. Dampak Polutan Udara1. Tenggelamnya Kota-Kota Pantai
Molekul yang terdiri dari dua atom atau lebih menyebabkan pemanasan global, tetapi kontribusi terbesar dalam pemanasan global berasal dari karbondioksida. Karbondioksida membentuk lapisan di statosfer dan menyebabkan sulitnya panas yang telah masuk ke bumi dipancarkan kembali ke luar angkasa. Pemanasan global berakibat mencairnya es di antartika dan masuk ke laut yang memberikan dampak negatif terhadap kota-kota pantai.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 17
Lanjutan..1.5.2.2. Hujan Asam1.5.2.2.1. Kriteria Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang mempunyai pH air yang sangat rendah yaitu lebih kecil dari 5,6. Sifat asam air hujan disebabkan air hujan bersinggungan dengan oksida asam terutama karbondioksida, selain iu disebabkan oleh belerangdioksida dan nitrogendioksida.
1.5.2.2.2. Dampak Hujan AsamDampak hujan asam yaitu:
Hutan menjadi rusak karena terkena hujan asam Produksi pertanian menurun karena tanah bersifat asam yang tidak
sesuai dengan keasaman yang diperlukan oleh tanaman Kwalitas air menurun karena masuknya logam-logam berat ke dalam air
dan air bersifat asam Bangunan-bangunan penting seperti jembatan, monumen akan rusak
sehingga harus dikeluarkan biaya tinggi untuk melindunginya dengan mengecat secara periodik
POLITEKNIK STMI JAKARTA 18
1.6. Kebisingan
1.6.1. Pengaruh Kebisingan Terhadap PendengaranPolutan tidak harus berupa zat, tetapi dapat berupa energi. Energi yang
masuk dan mengganggu manusia merupakan salah satu bentuk polutan yang mencemari, bila energi yang masuk berupa suara atau getaran, maka pencemaran yang terjadi disebut pencemaran bising. Suara yang masuk dapat berasal dari instrumen musik mesin atau motor penggerak, pesawat terbang, lalul intas dll.
Upaya mencegah kebisingan: Mesin yang mempunyai tingkat kebisingan kecil supaya diprioritaskan
dalam pemulihan mesin Mesin yang mempunyai tingkat kebisingan tinggi perlu dijauhkan dari
pekerja, selain itu diberi alas pasir untuk meredam getaran Kebisingan dijalan raya dapat dikurangi dengan menanam tanaman di
sepanjang jalan, taman, hutan, dan kota
POLITEKNIK STMI JAKARTA 19
Lanjutan..1.6.1.Dampak Kerusakan Lingkungan pada Kesehatan
Lingkungan hidup yang baik memberikan dampak positif bagi kesejahteraan manusia, sebaliknya lingkungan hidup yang buruk memberikan dampak negatif dalam kehiduan manusia. Dampak negatif kerusakan lingkungan hidup terhadap kesehatan manusia: Rusaknya lapisan ozon di statosfer menyebabkan sinar utraviolet yang
masuk ke bumi bertambah banyak, hal tersebut dapat meningkatkan penderita peyakit kanker
Bahan berbahaya dan beracun B3 memberkan dampak negatif yang beraneka macam, tergantung dari kualitas, kuantitas, dan sifat dari B3 dan limbah B3.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 20
1.7. Upaya Mencegah Pencemaran Lingkungan1. Upaya Pelanggan
Penghargaan perusahaan sebagai green industry sangat penting bagi masyarakat yang telah maju karena penghargaan tersebut menunjukkan bahwa industri sangat peduli terhadap lingkungan hidup, industri tidak mencemari atau merusak lingkungan hidup. Masyarakat di negara maju dalam pembelian produk juga memilih perusahaan yang telah memiliki sertifikat sistem managemen lingkungan.
2. Upaya HukumUpaya perlindungan lingkungan hidup dimulai sejak suatu industri akan
didirikan yaitu penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bagi industri yang diperkirakan mempunyai dampak penting, dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup bagi perusahaan yang diperkirakan tidak mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 21
Kerusakan Lingkungan HidupKerusakan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup (pasal 1 butir 17 UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
POLITEKNIK STMI JAKARTA 22
2.1. Proper Dalam Kerusakan Lingkungan Hidup
Kriteria penilaian proper terhadap aspek pengendalian kerusakan lingkungan didasarkan pada hasil penilaian semua tahapan/lokasi tambang menggunakan kriteria potensi kerusakan lahan pada kegiatan pertambangan. Peringkat Proper, sehubungan dengan kegiatan pertambangan, dibedakan menjadi tiga yaitu : Proper Biru diberikan apabila nilai berdasarkan aspek potensi kerusakan
lingkungan x Proper Merah diberikan apabila nilai berdasarkan aspek potensi kerusakan
lingkungan 55 Proper Hitam diberikan apabila nilai berdasarkan aspek potensi kerusakan
lingkungan x Kriteria penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup
untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan lahan telah di susun dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2011 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 23
2.2. Proper Dalam Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Kriteria penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk berbagai kegiatan yang berkaitan perlindungan keanekaragaman hayati dalam Peringkat Hijau dan Emas ini telah disusun dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2011 Tentang Proper.
POLITEKNIK STMI JAKARTA 24
POLITEKNIK STMI JAKARTA 25
Terima Kasih Atas Perhatiannya