Pence Kikan
description
Transcript of Pence Kikan
PENCEKIKAN (Manual Strangulasi/Throttling)
A. Definisi
Pencekikan adalah penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah, yang
menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran
nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat.
B. Mekanisme Kematian
Tertutupnya jalan nafas dengan satu atau dua tangan menekan leher sehingga menekan
sisi-sisi larynx dan menutup glotis. Bila tangan ditekan pada bagian depan larynx akan
menutup lumen dengan menyempitkan diameter anteropostrior. Bila juga pangkal lidah
terdorong kebelakang atas (seperti pada hanging) dan glotis tertutup. Pada pemeriksaan
rekonstruksi sukar dilakukan karena tekanan pada leher sebentar dan juga karena elastisitas
jaringan leher.
C. Penyebab Kematian
1. Asfiksia
Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam
pertukaran udara pernafasan yang normal.
Gejala asfiksia :
a. Fase dyspnea :
- Frekuensi nadi meningkat
- Frekuensi nafas meningkat
- Suhu tubuh meningkat
- Tanda sianosis
b. Fase konvulsi
c. Fase apneu :
- Frekuensi nafas meningkat
- Kesadaran menurun
- Relaksasi sfingter
d. Fase akhir : Nafas berhenti.
2. Refleks vagal
Reflek vagal menyebabkan kematian segera (immediate death), hal ini dikaitkan
dengan terminologi ”sudden cardiac arrest”. Reflek vagal dimungkinkan bila leher
terkena trauma.
Refleks vagal terjadi sebagai akibat rangsangan pada nervus vagus pada corpus
caroticus (carotid body) di percabangan arteri karotis interna dan eksterna yang akan
menimbulkan bradikardi dan hipotensi. Refleks vagal ini jarang terjadi.
Jika mekanisme kematian adalah asfiksia, maka ditemukan tanda-tanda asfiksia.
Tetapi jika mekanisme kematian adalah refleks vagal, kelainan hanya terbatas pada
daerah leher dan tidak didapatkan tanda-tanda asfiksia.
3. Iskemia
Gangguan sirkulasi otak dan shock, lebih-lebih bila korban dalam pengaruh alkohol.
D. Cara Kematian
Ada 2 cara kematian pada kasus pencekikan yaitu :
1. Pembunuhan (hampir selalu).
2. Kecelakaan, biasanya mati karena vagal reflex.
E. Cara Melakukan Pencekikan
Terdapat 2 cara kematian pada kasus pencekikan, yaitu pembunuhan dan kecelakaan yang
biasanya mati karena vagal reflex. Selain itu, terdapat 3 cara melakukan pencekikan (manual
strangulasi), yaitu :
a. Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.
b. Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.
c. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.
d. Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka
ini disebut mugging.
F. Gambaran Post Mortem Pencekikan
1. Pemeriksaan Luar
Pada pemeriksaan jenazah ditemukan perbendungan pada muka dan kepala karena turut
tertekan pembuluh darah vena dan arteri yang superficial, sedangkan arteri vertebralis tidak
terganggu. Pemeriksaan luar dari otopsi kasus pencekikan (manual strangulasi), terdapat 3
hal penting yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Tanda asfiksia
Sianosis
Lebam merah kebiruan gelap
Lebam terbentuk lebih cepat
Distribusi lebam lebih luas
Darah sukar membeku.
b. Tanda kekerasan pada leher
Luka memar pada kulit di leher
Bekas tekanan jari
Bekas kuku
Sidik jari
Tangan yang digunakan
Arah pencekikan
Bekas kuku dapat kita kenali dari adanya crescent mark, yaitu luka lecet yang
berbentuk semilunar/bulan sabit. Kadang-kadang kita dapat menemukan sidik jari
pelaku. Perhatikan pula tangan yang digunakan pelaku, apakah tangan kanan (right
handed) ataukah tangan kiri (left handed). Arah pencekikan dan jumlah bekas kuku
(susunan bekas kuku) juga tak luput dari perhatian kita. Tanda kekerasan pada tempat
lain dapat kita temukan di bibir, lidah, hidung, dan lain-lain. Tanda ini dapat menjadi
petunjuk bagi kita bahwa korban melakukan perlawanan.
c. Tanda kekerasan pada tempat lain yang dapat menunjukkan bahwa korban melakukan
perlawanan.
2. Pemeriksaan Dalam Jenazah
a. Perdarahan atau resapan darah pada otot-otot di leher tiroid, kelenjar ludah, serta
mukosa dan submukosa faring atau laring.
b. Fraktur pada os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea.
c. Memar atau robekan membrane hipotiroidea
d. Luksasi artikulasio krikotiroidea dan robekan ligamentum pada mugging.
e. Tanda Asfiksia :
Darah lebih gelap & lebih encer
Busa dalam saluran pernafasan
Organ tubuh lebih berat, lebih gelap, pada pengirisan banyak keluar darah
d. Petekie pada :
mukosa usus halus
epikardium daerah aurikuloventrikular
subpleura viseralis paru terutama pars diafragmatika dan fisura interlobaris
kulit kepala sebelah dalam terutama daerah temporal
Apuranto Hariadi, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal.
Edisi Ketiga. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
Idris Abdul Mun‟im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta: Binarupa
Aksara.