Pence Kikan

6
PENCEKIKAN (Manual Strangulasi/Throttling) A. Definisi Pencekikan adalah penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah, yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat. B. Mekanisme Kematian Tertutupnya jalan nafas dengan satu atau dua tangan menekan leher sehingga menekan sisi-sisi larynx dan menutup glotis. Bila tangan ditekan pada bagian depan larynx akan menutup lumen dengan menyempitkan diameter anteropostrior. Bila juga pangkal lidah terdorong kebelakang atas (seperti pada hanging) dan glotis tertutup. Pada pemeriksaan rekonstruksi sukar dilakukan karena tekanan pada leher sebentar dan juga karena elastisitas jaringan leher. C. Penyebab Kematian 1. Asfiksia Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal. Gejala asfiksia : a. Fase dyspnea : - Frekuensi nadi meningkat - Frekuensi nafas meningkat - Suhu tubuh meningkat

description

pencekikan

Transcript of Pence Kikan

Page 1: Pence Kikan

PENCEKIKAN (Manual Strangulasi/Throttling)

A. Definisi

Pencekikan adalah penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah, yang

menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran

nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat.

B. Mekanisme Kematian

Tertutupnya jalan nafas dengan satu atau dua tangan menekan leher sehingga menekan

sisi-sisi larynx dan menutup glotis. Bila tangan ditekan pada bagian depan larynx akan

menutup lumen dengan menyempitkan diameter anteropostrior. Bila juga pangkal lidah

terdorong kebelakang atas (seperti pada hanging) dan glotis tertutup. Pada pemeriksaan

rekonstruksi sukar dilakukan karena tekanan pada leher sebentar dan juga karena elastisitas

jaringan leher.

C. Penyebab Kematian

1. Asfiksia

Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam

pertukaran udara pernafasan yang normal.

Gejala asfiksia :

a. Fase dyspnea :

- Frekuensi nadi meningkat

- Frekuensi nafas meningkat

- Suhu tubuh meningkat

- Tanda sianosis

b. Fase konvulsi

c. Fase apneu :

- Frekuensi nafas meningkat

- Kesadaran menurun

- Relaksasi sfingter

d. Fase akhir : Nafas berhenti.

2. Refleks vagal

Page 2: Pence Kikan

Reflek vagal menyebabkan kematian segera (immediate death), hal ini dikaitkan

dengan terminologi ”sudden cardiac arrest”. Reflek vagal dimungkinkan bila leher

terkena trauma.

Refleks vagal terjadi sebagai akibat rangsangan pada nervus vagus pada corpus

caroticus (carotid body) di percabangan arteri karotis interna dan eksterna yang akan

menimbulkan bradikardi dan hipotensi. Refleks vagal ini jarang terjadi.

Jika mekanisme kematian adalah asfiksia, maka ditemukan tanda-tanda asfiksia.

Tetapi jika mekanisme kematian adalah refleks vagal, kelainan hanya terbatas pada

daerah leher dan tidak didapatkan tanda-tanda asfiksia.

3. Iskemia

Gangguan sirkulasi otak dan shock, lebih-lebih bila korban dalam pengaruh alkohol.

D. Cara Kematian

Ada 2 cara kematian pada kasus pencekikan yaitu :

1. Pembunuhan (hampir selalu).

2. Kecelakaan, biasanya mati karena vagal reflex.

E. Cara Melakukan Pencekikan

Terdapat 2 cara kematian pada kasus pencekikan, yaitu pembunuhan dan kecelakaan yang

biasanya mati karena vagal reflex. Selain itu, terdapat 3 cara melakukan pencekikan (manual

strangulasi), yaitu :

a. Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.

b. Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.

c. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.

d. Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka

ini disebut mugging.

F. Gambaran Post Mortem Pencekikan

1. Pemeriksaan Luar

Pada pemeriksaan jenazah ditemukan perbendungan pada muka dan kepala karena turut

tertekan pembuluh darah vena dan arteri yang superficial, sedangkan arteri vertebralis tidak

terganggu. Pemeriksaan luar dari otopsi kasus pencekikan (manual strangulasi), terdapat 3

hal penting yang harus diperhatikan, antara lain :

a. Tanda asfiksia

Page 3: Pence Kikan

Sianosis

Lebam merah kebiruan gelap

Lebam terbentuk lebih cepat

Distribusi lebam lebih luas

Darah sukar membeku.

b. Tanda kekerasan pada leher

Luka memar pada kulit di leher

Bekas tekanan jari

Bekas kuku

Sidik jari

Tangan yang digunakan

Arah pencekikan

Bekas kuku dapat kita kenali dari adanya crescent mark, yaitu luka lecet yang

berbentuk semilunar/bulan sabit. Kadang-kadang kita dapat menemukan sidik jari

pelaku. Perhatikan pula tangan yang digunakan pelaku, apakah tangan kanan (right

handed) ataukah tangan kiri (left handed). Arah pencekikan dan jumlah bekas kuku

(susunan bekas kuku) juga tak luput dari perhatian kita. Tanda kekerasan pada tempat

lain dapat kita temukan di bibir, lidah, hidung, dan lain-lain. Tanda ini dapat menjadi

petunjuk bagi kita bahwa korban melakukan perlawanan.

c. Tanda kekerasan pada tempat lain yang dapat menunjukkan bahwa korban melakukan

perlawanan.

2. Pemeriksaan Dalam Jenazah

a. Perdarahan atau resapan darah pada otot-otot di leher tiroid, kelenjar ludah, serta

mukosa dan submukosa faring atau laring.

b. Fraktur pada os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea.

c. Memar atau robekan membrane hipotiroidea

d. Luksasi artikulasio krikotiroidea dan robekan ligamentum pada mugging.

e. Tanda Asfiksia :

Darah lebih gelap & lebih encer

Busa dalam saluran pernafasan

Organ tubuh lebih berat, lebih gelap, pada pengirisan banyak keluar darah

d. Petekie pada :

mukosa usus halus

Page 4: Pence Kikan

epikardium daerah aurikuloventrikular

subpleura viseralis paru terutama pars diafragmatika dan fisura interlobaris

kulit kepala sebelah dalam terutama daerah temporal

Page 5: Pence Kikan

Apuranto Hariadi, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal.

Edisi Ketiga. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga.

Idris Abdul Mun‟im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta: Binarupa

Aksara.