Penatalaksanaan Kasus Disentri Basiler

6
PENATALAKSANAAN KASUS DISENTRI BASILER A. Farmakologi 1. Cairan dan elektrolit (untuk dehidrasi derajat ringan- sedang) Dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diatasi dengan efektif melalui pemberian cairan ORS (oral rehydration solution) untuk mengembalikan volume intravaskuler dan mengoreksi asidosis. Selama terjadi gastroenteritis, mukosa usus tetap mempertahankan kemampuan absorbsinya. Kandungan natrium dan sodium dalam proporsi tepat dapat secara pasif dihantarkan melalui cairan dari lumen usus ke dalam sirkulasi. Jenis ORS yang diterima sebagai cairan rehidrasi adalah dengan kandungan glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa 30 mEq/L, kalium 20-25 mEq/L, dan osmolalitas 200-310 mOsm/L. Banyak cairan tidak cocok digunakan sebagai cairan pengganti, misalnya jus apel, susu, air jahe, dan air kaldu ayam karena mengandung glukosa terlalu tinggi dan atau rendah natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat akan menciptakan diare osmotik, sehingga akan makin memperburuk kondisi dehidrasinya. Adanya muntah bukan merupakan kontraindikasi pemberian ORS, kecuali jika ada obstruksi usus, ileus, atau kondisi abdomen akut, maka rehidrasi secara intravena menjadi alternatif pilihan. Defi sit cairan harus segera dikoreksi dalam 4 jam dan ORS harus diberikan dalam jumlah sedikit tetapi sering, untuk meminimalkan distensi lambung dan refleks muntah. Secara umum, pemberian ORS sejumlah 5 mL setiap menit dapat ditoleransi dengan baik. Jika muntah tetap terjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube) atau NaCl 0,9% 20-30 mL/kgBB selama 1-2 jam dapat diberikan untuk mencapai

description

Tropical Medicine

Transcript of Penatalaksanaan Kasus Disentri Basiler

PENATALAKSANAAN KASUS DISENTRI BASILER

A. Farmakologi1. Cairan dan elektrolit (untuk dehidrasi derajat ringan-sedang)

Dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diatasi dengan efektif melalui pemberian cairan ORS (oral rehydration solution) untuk mengembalikan volume intravaskuler dan mengoreksi asidosis. Selama terjadi gastroenteritis, mukosa usus tetap mempertahankan kemampuan absorbsinya. Kandungan natrium dan sodium dalam proporsi tepat dapat secara pasif dihantarkan melalui cairan dari lumen usus ke dalam sirkulasi.

Jenis ORS yang diterima sebagai cairan rehidrasi adalah dengan kandungan glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa 30 mEq/L, kalium 20-25 mEq/L, dan osmolalitas 200-310 mOsm/L.

Banyak cairan tidak cocok digunakan sebagai cairan pengganti, misalnya jus apel, susu, air jahe, dan air kaldu ayam karena mengandung glukosa terlalu tinggi dan atau rendah natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat akan menciptakan diare osmotik, sehingga akan makin memperburuk kondisi dehidrasinya.

Adanya muntah bukan merupakan kontraindikasi pemberian ORS, kecuali jika ada obstruksi usus, ileus, atau kondisi abdomen akut, maka rehidrasi secara intravena menjadi alternatif pilihan. Defi sit cairan harus segera dikoreksi dalam 4 jam dan ORS harus diberikan dalam jumlah sedikit tetapi sering, untuk meminimalkan distensi lambung dan refleks muntah. Secara umum, pemberian ORS sejumlah 5 mL setiap menit dapat ditoleransi dengan baik. Jika muntah tetap terjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube) atau NaCl 0,9% 20-30 mL/kgBB selama 1-2 jam dapat diberikan untuk mencapai kondisi rehidrasi. Saat pasien telah dapat minum atau makan, asupan oral dapat segera diberikan.

2. MedikamentosaBisa dengan beberapa pilihan antibiotik dibawah ini:

Ciprofloxacin 2x500 mg/hari (selama 3 hari) Azitromisin 1 gr (dosis tunggal) Cefixim 400 mg/hari (selama 5 hari) Asam Nalidiksat 3x1 gr/hari (selama 5 hari) Ampisilin 4x500 mg/hari (selama 5 hari) Trimetropin-sulfametoksazol 2x960 mg/hari (selama 3-5 hari)

# N.B : Obat-obat yang menghambat peristaltik usus tidak diindikasikan pada fase disentri

Penulisan resep:

dr. XXXXSIP.1210211000

Jl. FatmawatiTelp. 081234567899

No. 1 Jakarta, 22 September 2015

R/ Ciprofloxacin tab 500 mg No. VIS 2 dd tab 1 pc

Paraf

Pro : Tn. AsepUsia :Alamat :

B. Nonfarmakologi1. Konsumsi makanan lunak sampai frekuensi BAB <5 kali/hari, kemudian diberikan

makanan ringan biasa bila ada kemajuan2. Edukasi (pencegahan)

Menjaga higienitas diri dan lingkungan, seperti cuci tangan dengan sabun, suplai air tidak terkontaminasi, dan penggunaan jamban yang bersih

GOLONGAN FLUOROQUINOLON

a. Mekanisme KerjaBentuk double helix DNA harus dipisahkan mejadi 2 ulas DNA pada saat akan

berlangsungnya replikasi dan transkripsi. Pemisahan tersebut menyebabkan terjadinya puntiran berlebihan (overwinding) pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase (topoisomerase II) yang kerjanya menimbulkan negative supercoiling. Golongan fluoroquinolon menghambat kerja enzim DNA girase kuman dan bersifat bakterisid.

b. Spektrum Bakteri- Aktif terhadap Enterobacteriaceae (E. Coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus),

Shigella, Salmonella, Vibrio, C. jejuni, B. catarrhalis, H. influenza, Neisseria gonorrhoeae

- Berbagai kuman yang telah resisten terhadap aminoglikosida dan betalaktam ternyata masih peka terhadap fluoroquinolon

- Dengan aktivitas sangat rendah, dapat menghambat S. aureus, Streptococcus- Kuman-kuman anaerob umumnya resisten

c. Farmakokinetik- Penyerapan : cepat melalui saluran cerna- Kadar puncak : 1-2 jam setelah pemberian- Penyerapan siprofloksasin terhambat jika diberikan bersama antasida- Distribusi : berbagai organ tubuh- Masa paruh eliminasi panjang sehingga pemberian cukup 2 kali sehari- Metabolisme : hati- Ekskresi : ginjal

d. Efek Samping dan Interaksi Obat1) Efek samping pada saluran cerna:

- Mual dan hilang nafsu makan- Jarang menyebabkan gangguan keseimbangan flora normal usus karena tidak

mempunyai aktivitas terhadap kuman anaerob2) Efek samping pada susunan saraf pusat:

- Sakit kepala, vertigo, insomnia- Reaksi psikotik, halusinasi, depresi, kejang (biasanya terjadi pada pasien usia

lanjut dengan arteriosklerosis atau epilepsi)3) Reaksi hipersensitivitas berupa eritema dan pruritus

e. Indikasi1) Infeksi Saluran Kemih (ISK)2) Infeksi Saluran Cerna

- Semua patogen penyebab utama diare bakterial dapat dihambat oleh fluoroquinolon dengan kadar <1 mikrogram/ml

- Tidak mudah menyebabkan resistensi karena obat terdapat dalam kadar tinggi dalam lumen usus

- Keseimbangan flora normal usus tidak mudah terganggu karena fluoroquinolon tidak mempengaruhi kuman anaerob atau Streptococcus di lumen usus

- Efektif untuk demam tifoid- Mencapai kadar tinggi dalam empedu dan jaringan hati

3) Infeksi Saluran Napas Bawah (ISB)Contoh: eksaserbasi akut bronkhitis kronik, pneumonia akut

4) Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelaminContoh: gonore, urethritis nonspesifik

5) Infeksi jaringan lunak dan tulangContoh: ulkus decubitus, osteomielitis

6) Infeksi susunan saraf pusatContoh: meningitis bakterialis

f. KontraindikasiWanita hamil dan anak-anak yang belum mencapai usia akil balik

g. Sediaan dan Posologi

Jenis Dosis SediaanCiprofloxacin - Oral: 2x250-750 mg/hari

- Parenteral: 2x100-200 mg/hari- Tab 250, 500, 750 mg- Cairan infus 200 mg/100

mlNorfloxacin Oral: 2x400 mg/hari Tab 400 mgOfloxacin Oral: 2x100-300 mg/hari Tab 200 mgPefloxacin - Oral: 2x400 mg/hari

- Parenteral: 2x400 mg/hari- Tab 400 mg- Cairan infus 400 mg/5

ml