Penatalaksanaan Jaringan Lunak Pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

4
Penatalaksanaan Kelainan Jaringan Lunak Rongga Mulut pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Leher dan Kepala 1. Pra-terapi Sebelum dilakukannya terapi radiasi dengan sinar pengion, sebaiknya dilakukan pemeriksaan untuk mencegah timbulnya fokus infeksi. Pemeriksaan mukosa rongga mulut, gigi-geligi, mengetes kevitalan gigi pada gigi yang direstorasi, periodontium, kelenjar saliva perlu dilakukan. Tingkat kebersihan rongga mulutnya juga perlu untuk dievaluasi. Perlu juga untuk dilakukan foto radiografi standar untuk memeriksa apakah terdapat kelainan yang bisa menyebabkan timbulnya fokus infeksi, seperti ada tidaknya karies, sisa akar, gambaran granuloma periapeks, keadaan gigi yang masih ada, dan mengetahui jenis poket periodontal. Sebelum dilakukan terapi radiasi, keadaan rongga mulut harus optimal. Perawatan skaling dan root planning, menghaluskan tonjol-tonjol gigi yang tajam agar tidak menimbulkan trauma secara mekanis. Semua perawatan contohnya endodontic, ekstraksi, dan penambalan harus harus sudah selesai sebelum terapi radiasi dilakukan. Biasanya waktu dilakukannya tindakan perawatan itu adalah 2 minggu sebelum terapi sinar radiasi, agar pada saat penyinaran penyembuhan jaringan sudah sempurna. Untuk pasien yang memakai gigi tiruan, jika seluruh rongga mulut tercakup dalam penyinaran, pasien tidak diperkenankan memakai gigi tiruannya selama penyinaran dan 12 minggu sesudahnya. Karena pemakaian GT dapat menyebabkan trauma sehingga menimbulkan mukositis. Mukositis sendiri dapat menjadi port d’entrée bagi bakteri sehingga memudahkan terjadinya osteoradionekrosis. 2. During Terapi Pembersihan rongga mulut setiap hari dengan menyemprotkan larutan salin steril untuk pembersihan debris secara mekanik. Pasien juga harus berkumur sendiri dengan larutan salin. Karena penyinaran pada jaringan

description

Penatalaksanaan Jaringan Lunak Rongga Mulut pada Pasien Terapi Kanker Radiasi Head and Neck

Transcript of Penatalaksanaan Jaringan Lunak Pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

Page 1: Penatalaksanaan Jaringan Lunak Pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

Penatalaksanaan Kelainan Jaringan Lunak Rongga Mulut pada Pasien Terapi

Radiasi Kanker Leher dan Kepala

1. Pra-terapi

Sebelum dilakukannya terapi radiasi dengan sinar pengion, sebaiknya

dilakukan pemeriksaan untuk mencegah timbulnya fokus infeksi. Pemeriksaan

mukosa rongga mulut, gigi-geligi, mengetes kevitalan gigi pada gigi yang

direstorasi, periodontium, kelenjar saliva perlu dilakukan. Tingkat kebersihan

rongga mulutnya juga perlu untuk dievaluasi. Perlu juga untuk dilakukan foto

radiografi standar untuk memeriksa apakah terdapat kelainan yang bisa

menyebabkan timbulnya fokus infeksi, seperti ada tidaknya karies, sisa akar,

gambaran granuloma periapeks, keadaan gigi yang masih ada, dan mengetahui

jenis poket periodontal. Sebelum dilakukan terapi radiasi, keadaan rongga

mulut harus optimal. Perawatan skaling dan root planning, menghaluskan

tonjol-tonjol gigi yang tajam agar tidak menimbulkan trauma secara mekanis.

Semua perawatan contohnya endodontic, ekstraksi, dan penambalan harus

harus sudah selesai sebelum terapi radiasi dilakukan. Biasanya waktu

dilakukannya tindakan perawatan itu adalah 2 minggu sebelum terapi sinar

radiasi, agar pada saat penyinaran penyembuhan jaringan sudah sempurna.

Untuk pasien yang memakai gigi tiruan, jika seluruh rongga mulut

tercakup dalam penyinaran, pasien tidak diperkenankan memakai gigi

tiruannya selama penyinaran dan 12 minggu sesudahnya. Karena pemakaian

GT dapat menyebabkan trauma sehingga menimbulkan mukositis. Mukositis

sendiri dapat menjadi port d’entrée bagi bakteri sehingga memudahkan

terjadinya osteoradionekrosis.

2. During Terapi

Pembersihan rongga mulut setiap hari dengan menyemprotkan larutan

salin steril untuk pembersihan debris secara mekanik. Pasien juga harus

berkumur sendiri dengan larutan salin. Karena penyinaran pada jaringan

Page 2: Penatalaksanaan Jaringan Lunak Pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

rongga mulut dapat menyebabkan reaksi mukosa yang parah maka dapat

diberikan tablet hisap Polymyxin E Tobramycin Amphotericin B (PTA) empat

kali sehari. Untuk mencegah timbulnya karies radiasi maka dapat

diaplikasikan 1% gel fluor netral selama lima menit setiap dua hari sekali.

Untuk mencegah trauma pada bibir dianjurkan mengoleskan vaseline pada

bibir dua kali sehari.

3. Pasca terapi

Dilakukan kontrol dengan pemeriksaan jaringan rongga mulut pasca

terapi setiap tiga bulan dan paling baik dilakukan bersama-sama dengan

kontrol onkologinya. Jika diperlukan pengganti saliva maka dapat diberikan

saliva artifisial. Aplikasi fluor untuk mencegah terjadinya karies mengingat

kuantitas dan kualitas saliva yang berkurang. Pencegahan timbulnya infeksi

dengan memberikan antibiotic sistemik selama dua minggu sangat penting

jika melakukan pencabutan. Jika pada pasien dengan GT, maka dokter gigi

harus memeriksa kecekatan gigi tiruannya agar tidak menimbulkan masalah.

Penatalaksanaan Ulserasi

1. Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS)

Ras merupakan ulser yang timbul berulang di mukosa rongga mulut tanpa

adanya gejala dari penyakit lain. RAS dapat disebabkan karena faktor

herediter, gangguan hematologik seperti difisiensi zat besi, folat, dan vitamin

B12, abnormalitas imunologis atau hipersensitif terhadap organisme oral,

trauma, stress psikologis.

Terdapat tiga jenis RAS berdasarkan kenampakan klinis

a. Lesi minor diameter 0,3-1 cm, sembuh dalam waktu satu minggu dan

sembuh sempurna dalam dua minggu tanpa meninggalkan jaringan parut.

Page 3: Penatalaksanaan Jaringan Lunak Pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

b. Lesi mayor diameter 1-5 cm, berkembang lebih dalam, lesi biasanya

sangat sakit, mengganggu saat berbicara maupun makan, lesi dapat

bertahan berbulan-bulan, sembuh dalam waktu yang lama, dan

meninggalkan jaringan parut

c. Lesi herpetiform diameter 1-3 mm, jumlahnya banyak, jika pecah dan

bersatu bisa berukuran besar

Penatalaksanaan dari RAS

a. Aplikasi topikal orabase untuk kasus ringan, sebagai pereda rasa sakit dapat

diberikan anastesi topikal

b. Pada kasus yang lebih berat dapat diaplikasikan kortikosteroid topikal seperti

triamcinolone atau fluorometholon dua sampai tiga kali sehari setelah makan

dan menjelang tidur

c. Tetrasiklin obat kumur dapat mempersingkat waktu penyembuhan ulser

d. Ulser mayor atau multiple yang parah dan tidak responsive terhadap terapi

topikal diberikan terapi sistemik.

e. Menjaga kebersihan rongga mulut, mengonsumsi nutrisi yang cukup terutana

makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi, dan menghindari stress

2. Traumatik Ulser

Traumatik ulser adalah lesi ulseratif yang disebabkan karena trauma

baik kimia, mekanis, maupun karena panas. Gambaran klinisnya adalah

berupa ulser tunggal yang tidak teratur, lesi biasanya sedikit cekung dan oval

bentuknya. Pada awalnya daerah eritematous dijumpai di perifer, yang

perlahan-lahan menjadi muda karena keratinisasi, bagian tengah lesi biasanya

berwarna kuning. Trauma sebagai penyebab terungkap pada anamnesa dan

pemeriksaan klinis. Mukosa yang rusak karena bahan kimia seperti terbakar

oleh aspirin umumnya batasnya tidak jelas dan mengandung kulit permukaan

yang terkoagulasi dan mengelupas.Ulser biasanya akan sembuh dalam waktu

Page 4: Penatalaksanaan Jaringan Lunak Pada Pasien Terapi Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

7-10 hari, pendapat lain mengatakan bahwa akan sembuh dalam waktu 14

hari. Jika tidak maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi

untuk menentukan apakah ulser tersebut merupakan karsinoma atau tidak.

Penatalaksanaan traumatik ulser:

a. Terapi kausatif: menghilangkan faktor penyebab atau etiologi trauma

b. Terapi simptomatik: pemberian obat kumur antiseptic seperti khlorhexidin

dengan analgesik dan dapat juga dengan topikal anastesi

c. Terapi paliatif: pemberian antibiotic

d. Terapi suportif: mengonsumsi makanan lunak.

Sumber

American Dental Association. 2003. The diagnosis and management of recurrent

aphtous stomatitis. J Am Dent Assoc, Vol. 134, No.2, 200-207.

Greenberg, Martin S&Michael Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis &

Treatment 10 ed. USA: BC Decker Inc.

Silverman, S Jar at al. 2001. Essential of Oral Med, BC. Decker Inc, Hamilton,

London, h 170-177.