PENANGANAN KREDIT MACET AKAD MURABAHAH...
Transcript of PENANGANAN KREDIT MACET AKAD MURABAHAH...
PENANGANAN KREDIT MACET
AKAD MURABAHAH UNTUK MEMINIMALISIR RESIKO
DI BMT FOSILATAMA SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Disusun Oleh :
ADHITA SONA MEI LINAWATI
092503002
PROGRAM D3 PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
Jalan Prof. Dr. Hamka Km. 02 Semarang Telp./Fax. (024) 601291
PENGESAHAN
Nama : Adhita Sona Mei Linawati
NIM : 092503002
Fakultas : Syari’ah
Jurusan : D3 Perbankan Syari’ah
Judul : PENANGANAN KREDIT MACET AKAD
MURABAHAH UNTUK MEMINIMALISIR RESIKO
DI BMT FOSILATAMA SEMARANG
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program Diploma III Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan
predikat Cumlaude/Baik/Cukup, pada tanggal 21 Mei 2012.
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun
akademik 2011/2012.
Semarang, 21 Mei 2012
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Muhammad Shoim, S.Ag. M.H H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag
NIP. 19711101 200604 1 003 NIP. 19690709 199703 1 001
Penguji Pembimbing
Dr. Ali Murtadho, M.Ag H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag. NIP. 19710830 199803 1 003 NIP. 19690709 199703 1 001
iii
DR. H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag.
Dosen Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 3 Eksemplar
Hal : Naskah Tugas Akhir
A.n. Sdri. Adhita Sona Mei Linawati
Kepada Yth.
Ketua Program Studi D3 Perbankan Syari’ah
di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah Tugas Akhir saudari:
Nama : Adhita Sona Mei Linawati
NIM : 092503002
Jurusan : D3 Perbankan Syari’ah
Judul :PENANGANAN KREDIT MACET AKAD
MURABAHAH UNTUK MEMINIMALISIR RESIKO
DI BMT FOSILATAMA
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir saudari tersebut dapat segera
diujikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
DR. H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag. NIP.19690709 199703 1 001
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas
Akhir ini tidak berisi materi yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain.
Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Mei 2012
Deklarator
Adhita Sona Mei Linawati
NIM.092503002
v
MOTTO
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (kebaikan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
(QS. Al-Maidah : 2)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu.”
(QS. An-Nisa’ : 29)
Jauhilah puji diri, karena seorang ahli ibadah yang terus mengagumi diri sendiri, pada akhirnya akan dikatakan oleh Allah Yang Maha Suci,
catatlah hambaku (itu) diantara orang-orang yang sombong.”
(Muhammad SAW)
vi
KATA PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya.
2. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan do’a, motivasi, kasih
sayang, serta pengorbanan yang tidak ternilai dan tidak akan pernah
terbalaskan.
3. Kakakku Vika tersayang yang selalu memberikan support dan bantuan
disetiap aku kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah dan juga tugas
kerja, serta yang paling penting dalam pembuatan Tugas Akhir ini sampai
selesai. Makasih atas bantuannya mbak.
4. Sahabat-sahabat terbaikku SMA, yang selalu tegak berdiri bersama-sama
dalam suka maupun duka, meskipun terkadang ada perselisihan diantara
kita tapi itu takkan membuat persahabatan kita bubar.
5. Seseorang yang ada dihatiku setelah Tuhanku dan keluargaku, yaitu
Lukman. Aku menyayangimu bukan melihat siapa dirimu, tapi aku
menyayangimu karena Tuhanku. Semoga kita bisa mendapatkan ridho
Tuhan. Terimakasih selalu ada dan bantu disaat aku kesulitan.
6. Temen-temen baikku dan seperjuangan D3 Perbankan Syari’ah, semoga
pertemanan kita tetap terjalin meskipun nantinya jarak kita berjauhan.
7. Semua temen-temen KoPer’S (Komunitas Perbankan Syari’ah) angkatan
2009.
8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Robbishrlohlii shodri wayassirli amri wahlul uq datammillisaani yafqohu qouli…
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam, Maha dari segala
Maha, Sang Pengampun dan Pemberi Taufik bagi kita makhluk-Nya yang tak
pernah lelah dan bosan untuk memberikan rahmat sehingga sampai saat ini kita
masih mendapat ketapan iman dan islam. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW pembawa rahmat bagi sekalian umat,
kepada sanak keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan beliau hingga akhir
zaman.
Dan dengan izin-Nya, Alhamdulillah penulis bisa menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Penanganan Kredit Macet Akad Murabahah di BMT
Fosilatama Semarang”.
Tidak ada gading yang tak retak, karena disana Maha Sempurna Allah
SWT yang mengemban dari segala kesempurnaan. Saya sebagai hamba-Nya tak
luput dari kekurangan khususnya dalam penyusunan Tugas Akhir yang saya
ajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
dalam ilmu Perbankan Syari’ah. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Drs. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, MM selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
viii
4. Bapak DR. H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Manajer KJKS BMT FOSILATAMA Semarang beserta staf karyawan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kegiatan PKL
dan menimba ilmu.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang mengasuh, mendidik, melindungi, serta
memberikan do’a dan dukungan moril maupun materiil.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas semua kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi bahasa, isi, maupun analisisnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi sempurnanya Tugas
Akhir ini.
Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat untuk semua pembaca.
Semarang, Mei 2012
Penulis
Adhita Sona Mei Linawati
NIM. 092503002
ix
ABSTRAK
Pemberian kredit yang tertuang dalam suatu perjanjian tidak dapat
dilepaskan dari prinsip kepercayaan, yang sering menjadi sumber malapetaka
bagi kreditur sehubungan dengan kredit macet. Berbagai unsur seperti safety,
soundness, without substantial risk – pun dalam perundang-
undangan/peraturan perlu mendapatkan perhatian, karena dalam kenyataannya
kurang memuaskan untuk menyelesaikan permasalahan kredit macet.
Dan kriteria sebagai kredit macet apabila terdapat tunggakan angsuran
pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, atau kerugian
operasional ditutup dengan pinjaman baru, atau dari segi hukum maupun
kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
Penyelesaian pembiayaan macet melalui cara damai dapat dilakukan
antara lain dengan keringanan pembayaran tunggakan pokok, penjualan agunan,
pengambilalihan aset debitur oleh Lembaga Keuangan, novasi pembiayaan
bermasalah kepada pihak ketiga dengan kompensasi asset perusahaan debitur
kepada pihak ketiga.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama suatu Lembaga
Keuangan. Di lain pihak, penyaluran kredit mengandung resiko bisnis terbesar
dalam Lembaga Keuangan. Oleh karena itu, pengelolaan kredit merupakan
kegiatan yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap Lembaga
Keuangan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ..………………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ….…………………….. iii
HALAMAN DEKLARASI ..…………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………….. v
KATA PERSEMBAHAN………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. viii
ABSTRAK ....…………………………………………………………… x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………….…. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………….… 4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………..….….. 4
1.3.1. Tujuan Penelitian ………………………………….….. 4
1.3.2. Manfaat Penelitian ……………………………….…… 5
1.4. Tinjauan Pustaka ………………………..…………….… 5
1.4.1. Definisi Operasional Penelitian………………………. 5
1.4.2. Definisi Kredit ……………………………………….. 6
1.4.3. Definisi Kredit Macet …………………………….….. 6
1.4.4. Definisi Pembiayaan ……………………………….… 6
1.4.5. Definisi Murabahah ………………………………..… 7
1.4.6. Definisi Resiko ………………………………………. 7
xi
1.5. Metode Penelitian ……………….…………………….….. 8
1.5.1. Jenis Data …………………………………………….. 8
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data …………………………… 9
1.5.3. Teknik Analisis Data ……………………………….…. 10
1.6. Kerangka Tertulis …………………..………………….… 10
BAB II : GAMBARAN UMUM BMT FOSILATAMA
2.1. Sejarah Pendirian BMT Fosilatama ……..……………… 12
2.1.1. Latar Belakang Pendirian ………………………….…. 12
2.1.2. Gambaran Singkat BMT Fosilatama …………………. 13
2.2. Visi dan Misi BMT Fosilatama …………..…………….... 15
2.2.1. Visi BMT Fosilatama ………………………………… 15
2.2.2. Misi BMT Fosilatama ………………………………… 15
2.3. Susunan Manajemen BMT Fosilatama …..…………...….. 16
2.4. Struktur Organisasi ………………………..…………..…. 17
2.5. Produk-produk BMT Fosilatama …………...……………. 18
2.5.1. Funding/Penghimpunan ………………………….…… 18
2.5.2. Lending/Pembiayaan …………………………………. 24
BAB III : PEMBAHASAN
3.1. Teknis Murabahah ………………………………………….. 26
3.1.1. Definisi Murabahah ……………………………...….. 26
3.1.2.Landasan Syari’ah …………………………………….. 28
3.1.3.Rukun dan Syarat Murabahah ………………………… 29
3.1.4.Karakteristik Murabahah ……………………………… 30
xii
3.1.5.Tujuan Pembiayaan Murabahah …………………...….. 32
3.2. Praktik Pembiayaan Murabahah di BMT Fosilatama ……… 33
3.2.1.Skema Teknis Pembiayaan Murabahah ……………..... 33
3.2.2.Persyaratan Pembiayaan ………………………………. 33
3.2.3.Pengajuan Permohonan Pembiayaan ………………….. 34
3.2.4.Persetujuan Akad Murabahah ………………………… 34
3.2.5.Contoh Perhitungan Praktis Pembiayaan Murabahah … 37
3.2.6.Pembayaran atau Pelunasan Murabahah ……………… 38
3.2.7.Analisa terhadap Pembiayaan Murabahah ……………. 39
3.3. Pokok Permasalahan ………………………………………… 40
3.3.1.Faktor Penyebab Munculnya Kredit Macet …………… 40
3.3.2.Resiko dalam Pembiayaan Murabahah ……………….. 42
3.3.3.Cara Pencegahan Terjadinya Kredit Macet …………… 44
3.3.4.Strategi Penanganan Kredit Macet Akad Murabahah
dan Dalil Tentang Kredit Macet dalam Fatwa DSN…... 47
3.4. Analisis ……………………………………………………… 53
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan ………………………………..……………... 61
4.2. Saran ……………………………………………………… 62
4.3. Penutup …………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat
pembangunan (an obstacle to economic growth). Pandangan ini berasal dari
para pemikir barat. Bahkan tidak sedikit intelektual muslim yang juga ikut
meyakininya. Kesimpulan yang agak tergesa-gesa ini hampir dapat dipastikan
timbul karena kesalahpahaman terhadap islam. Seolah-olah islam merupakan
agama yang hanya berkaitan dengan masalah ritual, bukan sebagai suatu
sistem yang komprehensif dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk
pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu motor
penggerak roda perekonomian.
Telah terjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi
islam identik dengan perkembanganya lembaga keuangan syari’ah. Bank
syari’ah sebagai penggerak utama lembaga keuangan yang islami menjadi
pemacu bagi perkembangan teori dan praktik ekonomi islam secara
mendalam.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika
ini tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek
kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As- Sunnah.
Kemunculan perbankan syari’ah disebabkan oleh keinginan
masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi
2
secara umum yang sejalan dengan nilai dan prinsip syari’ah, khususnya yang
berkaitan dengan pelarangan praktek riba. Disamping itu, perbankan syari’ah
ditujukan untuk meningkatkan mobilitas dan transaksi masyarakat yang
selama ini belum terlayani oleh jasa perbankan konvensional.
Selain perbankan syari'ah, adapula lembaga keuangan syari'ah non
bank yang beroperasi dan mempunyai tujuan sama dengan perbankan syari'ah
dalam perekonomian umat islam. Sebagai upaya untuk memperbaiki dan
mengangkat harkat dan derajat pengusaha kecil baik dalam skala makro
maupun mikro sangatlah dibutuhkan keikutsertaan berbagai pihak dalam
kerangka konsep ukhuwah dan kepedulian. Dari sisi makro, bahwa sebagian
besar masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang berada pada posisi
terpinggir, padahal mereka sebenarnya dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan
makmur, bila mereka berada pada lingkungan yang kondusif dan memiliki
peluang dan kesempatan. Dari sisi mikro, bahwa keterbatasan masyarakat
pengusaha kecil adalah sebagian besar dari aspek permodalan, sumber daya
manusia, maupun manajemen. Dari sinilah mereka membutuhkan adanya
institusi yang secara langsung menaungi keberadaannya.1
Untuk mewujudkan pembangunan tersebut, maka BMT Fosilatama
Semarang sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) ikut
berpartisipasi dalam mewujudkan pengembangan usaha-usaha kecil mikro.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya penerapan murabahah di BMT
1 Abstraksi, Profil BMT, BMT Fosilatama Semarang, 2011, hlm.1
3
Fosilatama Semarang. Pembiayaan murabahah merupakan suatu pembiayaan
dengan prinsip jual beli, baik untuk tujuan konsumtif maupun produktif. Hal
ini sejalan dengan semakin meningkatnya keinginan masyarakat untuk
membiayai segala kebutuhannya.
Pembiayaan murabahah sangat tepat diterapkan untuk
mengakomodasi nasabah terhadap kebutuhan barang. Pihak BMT Fosilatama
Semarang dapat membantu memenuhi kebutuhan ini dengan membiayai
pembelian barang tersebut dengan harga beli (pokok) ditambah dengan
margin keuntungan yang telah disepakati.2 Sebagai lembaga keuangan non
bank, BMT Fosilatama Semarang berperan dalam memperbaiki dan
mengembangkan perekonomian umat, yang ditujukan dalam kegiatan
utamanya yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat.
Namun seringkali dalam kaitannya dengan pembiayaan selalu ada
permasalahan didalamnya. Permasalahan yang sering terjadi terutama di
BMT Fosilatama Semarang salah satunya ialah kredit macet. Kredit macet
sangat erat kaitannya dalam pembiayaan dan hampir tidak lepas diantara
keduanya. Oleh karenanya, dibutuhkan penanganan dalam pembiayaan
bermasalah tersebut untuk meminimalisirkan tingkat kredit macet.
Karena pentingnya pembahasan tersebut, penulis merasa tertarik
untuk mengkaji pembiayaan murabahah yang merupakan penyaluran dana
yang dilaksanakan di BMT Fosilatama Semarang. Oleh karena itu penulis
2 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Rajawali Perss,
2004, hlm 105
4
mengambil judul "Penanganan Kredit Macet Akad Murabahah untuk
Meminimalisir Resiko di BMT Fosilatama Semarang".
1.2. Rumusan Masalah
Pada dasarnya penanganan kredit macet sangat penting untuk
meminimalisir resiko dalam pembiayaan bermasalah bagi BMT Fosilatama
Semarang. Karena pentingnya penanganan kredit macet, maka penulis
berminat untuk melakukan analisis.
1. Apa saja yang dilakukan oleh BMT Fosilatama Semarang untuk
menganalisa pembiayaan?
2. Bagaimana cara penanganan kredit macet pada BMT Fosilatama
Semarang ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Dalam melaksanakan suatu kegiatan pasti mempunyai tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Demikian pula dengan penyusunan Tugas
Akhir ini penulis mempunyai tujuan :
1. Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh BMT Fosilatama
Semarang untuk menganalisa pembiayaan.
2. Untuk mengetahui cara penanganan kredit macet pada BMT
Fosilatama Semarang.
5
1.3.2. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
a. Penulis
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan penulis tentang BMT
Fosilatama Semarang.
b. Civitas Akademik
1. Dapat menambah masukan serta bacaan yang mungkin bisa
bermanfaat bagi semua mahasiswa serta dapat menambah
pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya dan diharapkan
dapat berguna sebagai literatur bagi penulis yang dapat dijadikan
sebagai bahan perbandingan.
2. Dapat memberikan informasi pada pihak praktisi dan akademis di
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Definisi Operasional Penelitian
Definisi Operasional Penelitian adalah menjelaskan secara
singkat tentang penelitian di dalam penulisan Laporan Akhir ini. Dari
judul yang dibahas penulis, ada beberapa istilah penting yang bersifat
konseptual dan mempunyai cakupan yang luas. Oleh karena itu, untuk
memudahkan pengertian dari permasalahan yang dimaksud maka penulis
perlu memberikan definisi operasional.
6
1.4.2. Definisi Kredit
Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
1.4.3. Definisi Kredit Macet
Kredit macet atau problem loan adalah kredit yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan
atau karena kondisi di luar kemampuan debitur.
1.4.4. Definisi Pembiayaan
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank
syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dikerjakan oleh orang lain.
Menurut M. Syafi’I Antonio menjelaskan bahwa “pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit”.
7
Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan
menyatakan bahwa “Pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”3
1.4.5. Definisi Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah perjanjian pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara pihak bank dan nasabah. Bank membeli
barang yang diinginkan oleh nasabah dan menjualnya kepada nasabah
sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang telah
disepakati bersama.
1.4.6. Definisi Resiko
Menurut Karim (2004: 63) secara bahasa risiko berarti suatu
kejadian negatif, uncertainty (ketidak pastian) dan the future is unknown
(waktu yang akan datang tidak dapat diketahui). Risiko adalah
probabilitas suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan (Karim,
2004: 64).
Menurut Hasbullah (2004: 29), risiko adalah potensi terjadinya
suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kegiatan bank.
3 http://id.shvoomg.com/writing-and-speaking/pengertian-pembiayaan, diakses pada tgl
23 april 2012
8
Menurut Idroes (2008: 4), risiko adalah ancaman atau
kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak
yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Rivai, et, al (2007: 792), risiko merupakan kejadian
potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun tidak dapat diperkirakan
yang bedampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank.
Dari uraian diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi
tentang definisi risiko, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa risiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti yang dapat
menimbulkan kerugian, keadaan yang memburuk karena terjadinya suatu
peristiwa.
1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan di dalam laporan penelitian ini adalah
menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Dalam penelitian penulis mendapatkan data kualitatif yang
berupa pengertian serta makna dari pembiayaan musyarakah yang
diperoleh dari BMT Fosilatama Semarang.
9
2. Data kuantitatif
Penulis juga mendapatkan data kuantitatif yang berupa uraian
dan penjelasan yang berkaitan dengan segala sesuatu mengenai
permasalahan yang dibahas.
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh melalui :
1. Data sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data dengan mempelajari
masalah yang berhubungan dengan objek yang diteliti melalui buku-
buku pedoman yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
berupa Penanganan Kredit Macet Akad Murabahah.
2. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian berupa wawancara kepada pimpinan, karyawan dan
karyawati BMT Fosilatama Semarang mengenai permasalahan yang
sedang penulis teliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan mengadakan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian.
10
b. Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab atau wawancara secara langsung
dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.4
c. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara melihat catatan-catatan serta
buku yang berhubungan dengan penelitian ini, dan kemudian diolah
menjadi penunjang dalam pembahasan.
1.5.3. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan klarifikasi yang
sesuai dengan pokok-pokok bahasan kemudian, dituliskan dalam tulisan
yang utuh dan sistematik. Selanjutnya menganalisa data tersebut dengan
menggunakan metode analisis data dan deskriptif.
1.6. Kerangka Tertulis
Penulis dalam menyusun Tugas Akhir yang berjudul “Penanganan
Kredit Macet Akad Murabahah untuk Meminimalisir Resiko di BMT
Fosilatama Semarang” terdiri dari 4 ( empat bab ), yaitu :
4 Husen Umar, Research Method’s In Finance and Banking, Jakarta: Gramedia Pustaka,
2000, hlm. 116
11
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat, Tinjauan Pustaka, Kerangka Tertulis, Hipotesis, dan
Metode Penelitian.
Bab II : GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran secara umum mengenai
perusahaan yang diteliti.
Bab III : PENYAJIAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian secara rinci mengenai objek
yang menjadi bahan laporan.
Bab IV : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
Lampiran
12
BAB II
GAMBARAN UMUM BMT FOSILATAMA
2.1 Sejarah Pendirian BMT Fosilatama5
2.1.1 Latar Belakang Pendirian
Dari rasa keprihatinan beberapa tokoh masyarakat Banyumanik
akan keadaan ekonomi yang terjadi secara nasional , maka dibentuklah
suatu Lembaga Keuangan Syari’ah.
Lembaga Keuangan ini dibentuk dengan harapan bisa
bersentuhan langsung dengan masyarakat kelas bawah yang merasakan
dampak krisis moneter secara nasional ini. Disamping itu belum
adanya komitmen dari lembaga perbankan untuk menciptakan usaha
yang lebih adil untuk lebih mensejahterakan masyarakat. Bunga Bank
menjadi dasar operasional perbankan (konvensional) juga masih
menjadi perdebatan dikalangan umat Islam.
Menyadari akan hal tersebut, timbul kesadaran untuk mencoba
memikirkan bentuk alternatif sebagai wujud peran serta dalam
pembangunan masyarakat. Akhirnya disepakati untuk merintis
berdirinya BAITUL MAAL WAT- TAMWIL (BMT) berkantor di
Masjid Al Muhajirin, Banyumanik , Semarang.
Tujuan yang utama adalah pengenalan Program BMT dengan
merekrut anggota masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap
5 Abstrak, Profil BMT, BMT Fosilatama Semarang, 2011, hlm. 1
13
BMT, dengan modal awal dari pendiri sebesar Rp. 15.250.000,00.
BMT FOSILATAMA mulai beroperasi yaitu pada tanggal 5 Pebruari
1997.
Sejak tanggal 10 Oktober 2002 BMT berbadan Hukum
Koperasi Simpan Pinjam yang kemudian lebih dikenal dengan nama
“BMT FOSILATAMA”. Tahun ini menjadi awal titik balik dari
perkembangan BMT FOSILATAMA, dibawah pengurus baru ini BMT
FOSILATAMA dapat berkembang dengan baik, karena pengurus dan
anggota Koperasi saling bahu membahu untuk memajukan BMT yang
mereka cintai. anggota Koperasi yang merupakan cikal bakal
bangkitnya BMT FOSILATAMA selanjutnya disebut sebagai Dewan
Pendiri dari Koperasi BMT Fosilatama.
2.1.2. Gambaran Singkat BMT Fosilatama6
Setelah adanya surat edaran dari ICMI Pusat Jakarta yaitu untuk
memfasilitasi pembentukan BMT (Baitut Tamwil) di wilayah masing
- masing, maka ICMI ORSAT Banyumanik pun mengambil inisiatif
membentuk BMT di wilayah Banyumanik dan sekitarnya, bahkan
ICMI ORSAT Banyumanik sudah mengirim peserta untuk pelatihan
awal yang diadakan oleh PINBUK JATENG.
Tapi pada pelaksanaannya menghadapi beberapa kendala yang
akhirnya diputuskan untuk melibatkan beberapa unsur yang ada dalam
6 Ibid, hlm.12
14
masyarakat di wilayah Banyumanik dan sekitarnya. Dengan adanya
kesepakatan semua unsur ini maka pada hari Jum’at Tanggal 8
November 1996, di rumah Bapak H. Hasan Toha Putra, MBA Jalan
Durian Raya 27 c Banyumanik Semarang, diadakan rapat pertama kali
membahas pembentukan BMT. Dan dilanjutkan rapat kedua pada hari
Jum’at Tanggal 15 November 1996 di Jalan Meranti Barat IV / 225
Semarang di rumah Bapak Slamet Nur Sangaji.
Dilihat dari urutan kejadian ini, maka dapat dilihat bahwa ide
awal pendirian BMT sebenarnya datang dari ICMI ORSAT
Banyumanik, karena adanya surat edaran dari ICMI Pusat Jakarta
untuk memfasilitasi pembentukan BMT di wilayah masing – masing.
Maka dalam dukungannya pada pendirian BMT, ICMI ORSAT
Banyumanik mengeluarkan surat dengan Nomor 003 / P3B / ICMI /
IX / 1996 Tanggal 18 November 1996 tentang dukungan berdirinya
BMT.
Setelah beberapa kali diadakan pertemuan / Rapat maka pada
hari Jum’at Tanggal 22 Nopember 1996 ditetapkan dan disahkan
berdirinya Kelompok Swadaya Masyarakat BMT FOSILATAMA
bertempat di Masjid Al Muhajirin serta diputuskan untuk berkantor di
Masjid Al Muhajirin Jl. Cemara Raya NO. 1 Banyumanik Semarang.
15
2.2 Visi dan Misi BMT Fosilatama7
2.2.1. Visi
1. Menjadi Lembaga Keuangan Syari’ah yang mengedepankan
pada keunggulan personal, keunggulan manajemen dan
keunggulan tekhnologi sehingga menjadi Lembaga Keuangan
Syari’ah yang professional.
2. Menjadi Lembaga Keuangan Syari’ah yang mengedepankan
pada keunggulan personal, keunggulan manajemen dan
keunggulan tekhnologi sehingga menjadi Lembaga Keuangan
Syari’ah kepercayaan ummat.
3. Menjadi Lembaga Keuangan Syari’ah untuk membangun
ekonomi ummat secara professional.
2.2.2. Misi
1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
kemajuan lingkungan kerja pada umumnya.
2. Menumbuh kembangkan usaha produktif bagi anggota dan
masyarakat.
3. Bekerja secara professional, amanah, ihlas dan sesuai dengan
kaidah syari’ah.
7 Ibid, hlm. 12
16
2.3 Susunan Manajemen BMT Fosilatama
a. Pengurus
Ketua : Drs. H. Zainal Hidayat, MA
Sekretaris : Djoko Tjahjono
Bendahara : Drs. M. Cholil
b. Pengawas
Ketua : Klimi Hadiwijaya,SE
Anggota : Drs. Amir Syarif, BS
Anggota : Suyatno, Spd
c. Dewan Syariah
Ketua : Drs. H.M. Zawawi
Anggota : M. Rais AS, BA
Anggota : Drs. Abdul Wahab, SY
d. Pengelola
Manajer Pusat : Budi Harjo, SH
Accounting/Kabag. Operasional : Dewi Haryanti
Marketing Lending : Sungkono
Marketing Funding : Sukino
Administrasi Pembiayaan : Tri Rahayu
Teller Pusat : Nurmalia Handayani, SE
Manajer Cabang : Purwanto, Sos
Administrasi Pembiayaan : Nirwanah, Sag
17
Teller : Nanik Lestari
Marketing Funding : Eko Rudiyono
2.4 Struktur Organisasi8
8 Ibid, hlm. 12
DEWAN SYARI’AH 1. Drs. HM. ZAWAWI
2. Drs. ABDUL WAHAB
3. ZAINAL MUHTAROM
BADAN PENGURUS KETUA : M. RAIS AS BA
SEKRETARIS : Drs. ZAINAL HIDAYAT .MA
WK. SEK. : DJOKO TJAHYONO
BENDAHARA : H. AUNUR ROFIQ
BADAN PENGAWAS 1. KLIMI HADI WIJAYA SE
2. MAHFUDZ ALI SH..Msi 3. H CHUSNU YAZID
BUDI HARJO, SH
MANAGER
DEWI HARYANTI
PEMBUKUAN
NIRWAMAH S.Ag
KASIR/TELLER
DIDIK PRIYATMOKO
MARKETING
SUNGKONO
MARKETING
18
2.5 Produk-Produk BMT Fosilatama9
Sistem yang digunakan oleh BMT FOSILATAMA baik dalam
produk Funding (Penghimpunan) maupun Lending (Pembiayaan) adalah
sistem Syari’ah (Bagi Hasil).
Produk – produk BMT FOSILATAMA terbagi atas produk
penghimpunan dana dan produk penyaluran dana kepada para anggota.
2.5.1 Funding/Penghimpunan
Produk penghimpunan dana, yang dirancang khusus atas
dasar Syari’ah ( dengan sistem bagi hasil ) terdiri dari beberapa jenis
simpanan, antara lain :
� Si RELA (Simpanan Sukarela)
Yaitu Simpanan Mudharabah yang penarikan dan
penyetorannya dapat dilakukan setiap saat. Bagi hasil diberikan
setiap bulan atas saldo rata – rata harian dan langsung menambah
simpanan tersebut.
1. Keistimewaan Si RELA
a). Bagi hasil menarik
b). Dapat dengan leluasa dalam melakukan transaksi
c). Bebas biaya administrasi
9 Brosur BMT Fosilatama
19
2. Manfaat
a). Pemanfaatan saldo yang tersimpan dipergunakan untuk
pemberdayaan ekonomi mikro produktif yang halal dan
bermanfaat.
b). Investasi jangka panjang dengan bagi hasil bersaing dengan
sektor usaha riil.
3. Persyaratan
a). Menyerahkan fotocopy
b). Menyetorkan simpanan minimal Rp. 10.000,- yang sekaligus
sebagai saldo minimal
c). Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000
� Si SUQUR
1. Keistimewaan Si SUQUR
a). Bagi hasil kompetitif
b). Bebas biaya administrasi
c). Mendapat souvenir cantik
2. Manfaat
a). Dapat melaksanakan ibadah qurban dengan rencana, mudah
dan murah (hanya dengan Rp. 100.000,-/ bln. 7 anggota
dapat berqurban seekor sapi setiap bulan).
b). Saldo yang tersimpan dipergunakan untuk pemberdayaan
ekonomi ummat.
20
c). Menjaga niat suci ibadah qurban karena simpanan hanya
dapat diambil apabila akan dipergunakan.
3. Persyaratan
a). Menyerahkan fotocopy identitas diri.
b). Menyetor simpanan minimal Rp. 100.000,- yang sekaligus
sebagai saldo minimal.
� Si SUKA
Yaitu produk simpanan yang berguna untuk investasi
jangka panjang, dengan jangka waktu yang beragam, yaitu 6 bulan
dan 12 bulan.
1. Keistimewaan Si SUKA
a). Bagi hasil kompetitif
b). Bebas biaya administrasi
c). Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan
d). Mendapat souvenir cantik
2. Manfaat
a). Ikut berperan dalam pemberdayaan ekonomi mikro
produktif yang halal karena jaminan pemanfaatan atas saldo
simpanan.
b). Sarana investasi jangka pendek sebelum digunakan untuk
pengembangan usaha.
21
c). Pilihan Jangka Waktu
Jangka Waktu Si SUKA Nisbah (%)
6 Bulan 45: 55
12 Bulan 50: 50
� Si MAPAN (Simpanan Masa Depan)
Adalah Simpanan Masa Depan dengan akad Wadi’ah Yad
amanah yang bertujuan untuk membantu anggota mewujudkan
cita-citanya, sekolah anak, persiapan pernikahan, pensiun, umroh,
kepemilikan rumah, dll.
1. Keistimewaan Si MAPAN
a). Jangka waktu dan penggunaan simpanan sesuai keinginan
anggota
b). Besarnya setoran simpanan sesuai kemampuan anggota
c). Mendapatkan bagi hasil setiap bulan
d). Bebas biaya administrasi
e). Konsultasi perencanaan
f). Mendapat souvenir cantik
2. Manfaat
a). Ikut berperan dalam pemberdayaan ekonomi mikro
produktif yang halal karena jaminan pemanfaatan atas
saldo simpanan.
22
b). Sarana investasi jangka panjang sebelum digunakan untuk
mewujudkan cita-cita.
� Si ZAWA
Adalah Simpanan Ziarah dan Wisata yang dipersiapkan
untuk sarana wisata keluarga dan ziarah Auliya’ secara bersama
(jama’ah) maupun keluarga.
1. Keistimewaan Si ZAWA
a). Jangka waktu dan penggunan simpanan sesuai keinginan
anggota
b). Besarnya setoran simpanan tergantung tujuan
c). Bagi hasil yang digunakan untuk ziarah dan wisata
d). Bebas biaya administrasi
e). Mendapat souvenir cantik
f). 2 tahun simpanan kembali tanpa potongan apapun
2. Manfaat
a). Ikut berperan dalam pemberdayaan ekonomi mikro
produktif yang halal karena jaminan pemanfaatan saldo
simpanan.
b). Sarana investasi jangka panjang sebelum digunakan untuk
mewujudkan cita-cita berwisata hati.
23
� Sertifikat Simpanan Sukarela
Yaitu sertifikat tanda kepemilikan Penyertaan Modal
bernominal antara Rp 250.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-
yang akan mendapat bagi hasil atas laba tahunan BMT
FOSILATAMA.
� Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
Merupakan dana atas keanggotaan di tingkat
Koperasi. Penempatan ini memiliki akad Musyarakah ( akad
Penyertaan ) yang berlaku atasnya segala ketentuan dan resiko
penempatan modal pada Koperasi.
� Modal Penyertaan
Adalah simpanan khusus anggota yang bertujuan untuk
penguatan modal BMT dan berhak atas bagian SHU sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
1. Keistimewaan Modal Penyertaan
a). SHU menarik
Maksudnya adalah SHU (Sisa Hasil Usaha) diperoleh setiap
tahun selama modal penyertaan belum diambil.
b). Investasi Jangka Panjang
Maksudnya adalah simpanan ini bisa menjadi investasi
untuk masa depan.
24
c). Dapat dipindah tangankan
Maksudnya adalah simpanan ini bisa dipindah tangankan
atau diwariskan kepada ahli warisnya jika pemilik
meninggal.
d). Dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan
Maksudnya adalah nasabah yang mengajukan pembiayaan
tidak memberikan jaminan baik berupa BKBP maupun
sertifikat tetapi nasabah mempunyai modal penyertaan maka
bisa dipergunakan untuk jaminan.
e). Mendapat souvenir cantik
2. Manfaat
a). Ikut berperan dalam pemberdayaan ekonomi mikro
produktif yang halal karena jaminan pemanfaatan atas
saldo simpanan.
b). Sarana investasi jangka panjang yang dapat diwariskan
sekaligus sebagai bagian pemilik BMT FOSILATAMA.
2.5.2. Lending/Pembiayaan
a. Pembiayaan Murabahah (MBA)
Yaitu pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatau
barang yang diperlukan anggota. Anggota membayar secara
tangguh/angsur sesuai waktu yang disepakati, dengan terlebih
25
dahulu anggota sepakat akan margin/keuntungan terhadap
koperasi.
b. Pembiayaan Mudharabah (MDA)
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota, dengan
semua modal yang berasal dari pihak BMT dan pembagian
keuntungan yang diperoleh anggota disepakati diawal.
c. Pembiayaan Musyarakah (MSA)
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk kerja
sama saling memupuk modal.
d. Pembiayaan Al-Ijarah (AI)
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota dalam hal
pembiayaaan sewa beli rumah, toko, mobil, rehab rumah, dll.
e. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota dengan cara
jual beli yang dibayar secara mengangsur.
f. Paras
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk
pembiayaan anggota Rumah Sehat.
g. Qordhul Hasan
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk
kebajikan.
26
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Teknis Murabahah
3.1.1. Definisi Murabahah
Secara istilah, terdapat definisi yang diberikan ulama.
Diantaranya, Ibnu Rusyd Al Maliki mengatakan Murabahah adalah
jual beli komoditas dimana penjual memberikan informasi kepada
pembeli tentang harga pokok pembelian barang dan tingkat
keuntungan yang diinginkan. Menurut Imam Al Kasani, Murabahah
merupakan bentuk jual beli dengan diketahuinya harga awal ( harga
beli ) dengan adanya tambahan keuntungan tertentu.10
Sedangkan dalam profil BMT Fosilatama diterangkan bahwa
murabahah adalah menjual dengan harga awal ditambah dengan
keuntungan yang disepakati dan dibayar pada saat jatuh tempo.11
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa Murabahah
adalah jual beli dengan dasar adanya informasi dari pihak penjual
terkait dengan harga pokok pembelian dan tingkat keuntungan yang
diinginkan. Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli amanah
( atas dasar kepercayaan ), sehingga harga pokok pembelian dan
tingkat keuntungan harus diketahui secara jelas. Murabahah adalah
jual beli dengan harga jual sama dengan harga pokok pembelian
10 Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori Kepraktian, Jakarta : Gema Insani, 2001, hlm. 101 11 Abstraksi, Profil BMT, BMT Fosilatama Semarang, 2011, hlm. 1
27
ditambah dengan tingkat keuntungan tertentu yang disepakati kedua
pihak.
Murabahah menekankan adanya pembelian komoditas
berdasarkan permintaan nasabah dan adanya proses penjualan kepada
nasabah dengan harga jual yang merupakan akumulasi dari biaya beli
dan tambahan profit yang diinginkan. Dengan demikian, pihak BMT
diwajibkan men-disclose (menerangkan) tentang harga beli dan
tambahan keuntungan yang diinginkan kepada nasabah.
Dalam konteks ini, BMT tidak meminjamkan uang kepada
nasabah untuk membeli komoditas tertentu, akan tetapi seharusnya
pihak BMT-lah yang berkewajiban untuk membelikan pesanan
nasabah dari pihak ketiga, dan baru kemudian dijual kembali kepada
nasabah dengan harga yang disepakati kedua pihak.
Murabahah berbeda dengan jual beli biasa (Musawamah)
dimana dalam jual beli Musawamah terdapat proses tawar-menawar
antar penjual dan pembeli untuk menentukan harga jual, dimana
penjual juga tidak menyebutkan harga beli dan keuntungan yang
diinginkan.12 Berbeda dengan Murabahah, harga beli dan margin yang
diinginkan harus dijelaskan kepada pembeli.
Menurut pandangan ulama fiqh, Murabahah merupakan
bentuk jual beli yang diperbolehkan. Murabahah mencerminkan
transaksi jual beli dimana harga jual merupakan akumulasi dari biaya-
12 Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syari’ah, Jakarta : Paramadina, 2004, hlm. 119
28
biaya yang telah dikeluarkan untuk mendatangkan objek transaksi
(harga pokok pembelian) dengan tambahan keuntungan tertentu yang
diinginkan penjual (margin), dimana harga beli dan jumlah
keuntungan yang diinginkan diketahui oleh pembeli. Dalam arti
pembeli diberitahu berapa harga belinya dan tambahan keuntungan
yang diinginkan.
3.1.2. Landasan Syari’ah
a. Al-Qur’an13
وأحل الله البيع وحرم الربا
Artinya: … Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba …. (Q.S Al-Baqarah:275)
b. Al-Hadist14
PQل رa`ل ا[ Z_ اVW XSYZ VT [\PZ VW. ] أPQ RSTل
cdaو RSdW . fgرPhi\وا _jا k\ا lSm\ا fآom\ا VYSp ثrs
lSmd\ t uSmd\ oSvw\PT om\ط اryوا.
)RjPz VTروا} ا(
13 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, hlm.122 14 A. Hasan, Bulughul Maraam, Bangil : CV. Pustaka Tamaam, 1991, hlm. 496
29
Dari Suhaib Ar-Rumi r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tiga
hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual” (H.R.
Ibnu Madjah).
c. Ijma’
Umat islam telah berkonsensus tentang keabsahan jual beli, karena
manusia sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang
dihasilkan dan dimiliki oleh oranglain. Oleh karena itu, jual beli
adalah salah satu jalan untuk mendapatkan secara sah.15
3.1.3. Rukun dan Syarat Murabahah
Murabahah (jual beli) dianggap sah setelah memenuhi rukun dan
syarat jual beli:
a. Rukun Murabahah
1. Ba’i : Bank/Penjual
2. Musytari : Nasabah/Pembeli
3. Mabi’ : Barang
4. Tsaman : Harga jual (dan margin)
5. Ijab Qabul : Dituangkan dalam bentuk pembiayaan
b. Syarat Murabahah16
1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
15 Muhammad, Sistem dan Prosedur Bank sayari’ah, Yogyakarta : UII Press, 2000, hlm. 20 16 Syafi’i Antonio, Lock, cit, hlm. 102
30
2. Kontrak pertama harus sah sesuai rukun yang diterapkan
3. Kontrak harus bebas dari riba
4. Penjual harus menyampaikan kepada pembeli bila terjadi cacat
atas barang sesudah pembelian
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
Secara prinsip, jika syarat (1), (4), atau (5) tidak terpenuhi,
pembeli memiliki pilihan:
a). Melanjutkan pembelian seperti apa adanya
b). Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas
barang yang dijual
c). Membatalkan kontrak
3.1.4. Karakteristik Murabahah
Karakteristik murabahah dalam ekonomi islam harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:17
1. Akad yang digunakan dalam pembiayaan murabahah adalah akad
jual beli. Implikasi dari penggunaan akad jual beli mengharuskan
adanya penjual dan pembeli. Penjual dalam hal ini adalah BMT,
sedangkan pembeli adalah anggota yang membutuhkan barang.
Adapun kewajiban BMT selaku penjual, menyerahkan barang yang
17 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syari’ah, Yogyakarta : UII Press, 2009, hlm. 148
31
diperjualbelikan kepada anggota. Sedangkan anggota berkewajiban
membayar harga barang tersebut.
2. Harga yang ditetapkan oleh pihak penjual (BMT) tidak dipengaruhi
oleh frekuensi waktu pembayaran.
3. Keuntungan dalam pembiayaan murabahah berbentuk margin
penjualan yang sudah termasuk harga jual.
4. Pembayaran harga barang dilakukan secara tidak tunai.
5. Dalam pembiayaan murabahah memungkinkan adanya jaminan,
karena sifat dari pembiayaan murabahah merupakan jual beli yang
pembayarannya tidak dilakukan secara tunai.
Dalam konteks Lembaga Keuangan Syari’ah, beberapa argumen
diajukan untuk mendukung keabsahan dari harga yang lebih tinggi
untuk pembayaran tunda, antara lain:
a. Dalam perspektif syari’ah tidak ada yang melarangnya
b. Bahwa masa yang akan datang menurut Ali Kafi’i fuqoha
kontemporer “kebiasaan urf yakni tunai yang diberikan segera
lebih tinggi daripada yang diberikan pada masa yang akan dating”.
c. Peningkatan ini tidak menentang waktu yang diizinkan untuk
pembayaran, dank arena itu tidak menyamakan riba islam yang
dilarang dalam Al-Qur’an.
d. Peningkatan dibayar pada waktu penjualan, bukan setelah
penjualan terjadi.
32
e. Peningkatan karena faktor-faktor yang mempengaruhi pasar seperti
permintaan dan persediaan, dan peningkatan atau jatuhnya nilai
beli dari uang sebagai akibat inflasi atau deflasi.
f. Penjual melakukan aktivitas komersial yang produktif dan dikenal.
3.1.5. Tujuan Pembiayaan Murabahah
Murabahah juga mempunyai tujuan, diantaranya adalah:18
a. Bagi BMT untuk mencari pembiayaan. Maksudnya adalah dalam
operasi Lembaga Keuangan Syari’ah, motif pemenuhan pengadaan
asset atau modal kerja merupakan alasan utama yang mendorong
datang ke bank, pada gilirannya pembiayaan yang diberikan akan
membantu memperlancar arus kas (cash flow) yang bersangkutan.
b. BMT mendapat keuntungan dari margin murabahah
c. BMT memiliki pengalaman untuk produk tertentu dengan transaksi
murabahah. Yang artinya, satu pihak yang berkontrak (pemesan
pembelian) meminta pihak lain (pembeli) untuk membeli sebuah
aset.
d. Memberikan pendanaan untuk nasabah yang membutuhkan
e. Menjadi alternatif jual beli yang bebas riba
18 Muhammad, op., cit, hlm. 148
33
3.2. Praktik Pembiayaan Murabahah di BMT Fosilatama
3.2.1. Skema Teknis Pembiayaan Murabahah19
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
3.2.2. Persyaratan Pembiayaan
Untuk menjadi calon nasabah pembiayaan murabahah,
BMT Fosilatama menerapkan prosedur-prosedur tertentu yang harus
dipenuhi bagi calon nasabah yaitu dengan membuat persyaratan yang
telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Diantaranya, nasabah mengisi formulir pembiayaan dengan
melampirkan:20
a. Fotokopi KTP suami istri
b. Fotokopi Kartu Keluarga
c. Fotokopi rekening listrik/PAM/telepon
d. Fotokopi Agunan/Jaminan (BPKB + STNK, sertifikat rumah/
bangunan, Surat Ijin Pasar)
19 Syafi’i Antonio, op., cit, hlm. 100 20 Formulir Pembiayaan BMT Fosilatama
1. Negosiasi dan persyaratan
Nasabah Bank
Suppiler Penjual
3. Beli barang 4. Kirim
5. Terima barang dan dokumen
34
e. Surat persetujuan suami istri
3.2.3. Pengajuan Permohonan Pembiayaan
Setelah syarat administrasi dipenuhi, selanjutnya nasabah
pembiayaan mengajukan permohonan menjadi calon anggota dengan
mengisi formulir yang sudah dipersiapkan BMT Fosilatama.
Diharapkan calon nasabah mematuhi segala peraturan yang tertera
dalam AD/ART. Dalam pengisian formulir pembiayaan diterangkan
bahwa BMT Fosilatama berhak melakukan penilaian kelayakan usaha
termasuk menolak permohonan tanpa menyebutkan alasan.
3.2.4. Persetujuan Akad Murabahah
Sebelum menyetujui permohonan pembiayaan yang
diajukan oleh nasabah, BMT Fosilatama perlu melakukan penelitian
secara mendalam terhadap calon nasabah sehingga dikatakan layak
mendapatkan pembiayaan. Sehingga jaminan hanya berfungsi untuk
berjaga-jaga atau melindungi pembiayaan apabila macet. Dalam proses
persetujuan pembiayaan dilakukan beberapa tahap, diantaranya:
a. Tahap survei/kunjungan
Tahap ini berfungsi untuk menilai kelayakan calon nasabah
serta meneliti dan mencocokan kebenaran dokumen dan data-data
yang diserahkan nasabah. Dalam tahap ini dilakukan on the spot
atau kegiatan pemeriksaan lapangan dan wawancara untuk
meninjau kebenaran usaha dan jaminan. Apabila sesuai, maka
35
marketing officer membuat rangkuman hasil pelaksanaan survei
dan kesimpulan hasil pengecekan.
b. Tahap Analisis
Tahap ini mengacu pada prinsip The C’s of Credit, yaitu:
1. Character, keadaan atau watak calon nasabah baik
dalamkehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
2. Capacity, kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman
pokok beserta marginnya.
3. Capital, jumlah modal dana sendiri yang dimiliki calon nasabah.
4. Collateral, barang yang diserahkan oleh nasabah sebagai agunan
terhadap pembayaran yang diterimanya.
5. Condition, kondisi dunia usaha, prospek ekonomi dan kepastian
hukum.
c. Rapat Komisi
Rapat komisi dihadiri oleh manajer, kabag marketing,
pembantu lapangan (PL), serta kabag operasional yang
mengetahui kondisi keuangan BMT. Dalam rapat ini akan
dibahas mengenai pengajuan pembiayaan yang diajukan nasabah
dengan pertimbangandata survei dan analisis. Kemungkinan-
kemungkinan keputusan yang diterapkan diantaranya:
1. Diterima permohonan pembiayaan
2. Diterima sebagian permohonan pembiayaan
36
3. Ditolak permohonan pembiayaan
d. Administrasi Pembiayaan
Untuk tahap selanjutnya setelah permohonan pembiayaan
diterima, maka antara nasabah dan BMT Fosilatama melakukan
kesepakatan mengenai administrasi pembiayaan. Beberapa hal yang
akan ditetapkan diantaranya adalah:
1. Jumlah pembiayaan yang akan dicairkan beserta tanggal
pencairannya.
2. Besarnya margin pembiayaan murabahah.
3. Tanggal jatuh tempo pembayaran pinjaman pokok beserta
marginnya. Untuk BMT Fosilatama, maksimal pembiayaan
muarabahah adalah 3 bulan.
4. Biaya administrasi pembiayaan, biaya materai, dan biaya tagih
bila nasabah tidak membayar angsuran pada saat jatuh tempo.
5. Setiap nasabah pembiayaan harus punya rekening simpanan di
BMT Fosilatama, meskipun tidak dibatasi besar kecilnya dan
dapat dilakukan secara fleksibel. Rekening simpanan ini
dimaksudkan untuk memudahkan nasabah bila tidak dapat
mengangsur sesuai dengan tanggal jatuh tempo maka dapat
dipotongkan saldo simpanan dan harus dengan persetujuan
nasabah.
37
e. Tahap Pencairan
Proses pencairan pembiayaan ini melibatkan manajer, kabag
marketing, kabag operasional, dan teller. Akad pembiayaan akan sah
apabila telah memenuhi syarat dan rukun pembiayaan. Pada saat
akad juga terjadi pengikatan jaminan.
f. Tahap Monitoring
Yang dimaksud pada tahap ini adalah BMT Fosilatama ikut
memonitor aktifitas nasabah, serta memantau data angsuran jatuh
tempo selama masa pembiayaan berlangsung.
3.2.5. Contoh Perhitungan Praktis Pembiayaan Murabahah
BMT Fosilatama sebagai salah satu koperasi jasa keuangan
syari’ah berpartisipasi dalam mewujudkan pengembangan usaha-usaha
mikro. Maka dalam melayani pembiayaan murabahah masih seputar
pembiayaan konsumtif dan modal kerja, sehingga tidak memerlukan
dana yang cukup besar. Untuk itu, perhitungannya pun masih
sederhana.21
Contoh:
Seorang nasabah mengajukan permohonan pembiayaan untuk
usaha catering sebesar Rp. 3.000.000,- kepada BMT Fosilatama.
Kemudian antara BMT Fosilatama dan nasabah sepakat margin
21 Hasil Wawancara dengan Bagian Adm. Pembiayaan (Tri Rahayu) BMT Fosilatama, tgl 13 April 2012
38
murabahah adalah Rp. 90.000.000,- dan masa jatuh tempo 3 bulan.
Maka perhitungannya adalah:
Harga beli Rp. 3.000.000,-
Margin Rp. 90.000.000,-
Jangka waktu 3 bulan
Untuk bulan pertama dan bulan kedua angsuran marginnya sebesar Rp.
30.000.000,- dan untuk bulan ketiga angsuran margin + pokoknya
adalah Rp. 3.030.000.000,-
3.2.6. Pembayaran atau Pelunasan Murabahah
Dalam melakukan pembayaran atau pelunasan pembiayaan
murabahah, nasabah dapat datang sendiri ke kantor BMT Fosilatama
atau menggunakan jasa Pembantu Lapangan (PL) yang selalu
memantau data angsuran jatuh tempo. Bila nasabah mengalami
keterlambatan pembayaran maka dikenai biaya tagih sesuai dengan
kesepakatan pada saat akad. Kemudian jika pembiayaan murabahah
sudah lunas, barang jaminan akan dikembalikan lagi kepada nasabah.
Untuk nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan
murabahah sebagian hanya mengalami kemunduran pada saat
pembayaran jatuh tempo, dikarenakan dari pihak nasabah sendiri yang
mengalami problem. Untuk mengatasi tersebut, BMT Fosilatama
39
melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada nasabah dan mencari
penyelesaian sebaik mungkin.22
3.2.7. Analisa terhadap Pembiayaan Murabahah
Baik bank syari’ah maupun bank konvensional dalam
memberikan pembiayaan atau kredit kepada nasabah berupaya
menjaga agar investasinya aman dan menguntungkan. Untuk itu,
Lembaga Keuangan Syari’ah menerapkan prinsip-prinsip dalam
menilai calon debiturnya untuk menganalisa pembiayaan, yaitu dengan
menggunakan The C’s of Credit, berupa:23
1. Character
Penilaian watak debitur terutama mengenai i’tikad baik,
kejujuran, sifat dan kepribadian. Hal ini dapat dilihat dari
perilaku nasabah selama menjadi partner atau menanyakan
kepada orang-orang terdekat nasabah, saudara dan tempat
bekerja.
2. Capacity
Kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman pokok
beserta marginnya.
22 Hasil Wawancara dengan Kabag. Operasional (Dewi Haryanti) BMT Fosilatama, tgl 13 Apil 2012 23 Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 1996, hlm.135
40
3. Capital
Tingkat financial atau modal yang dimiliki oleh debitur sendiri,
biasanya bisa dilihat dari pendapatan nasabah per bulan
dikurangi pengeluarannya.
4. Collateral
Nilai barang jaminan yang digunakan oleh debitur sepadan
dengan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BMT. Nilai
jaminan diharapkan lebih besar dari jumlah pembiayaan,
dimungkinkan jika nilai jaminan mengalami penurunan, pihak
BMT tidak dirugikan.
5. Condition
Kondisi dunia usaha, prospek ekonomi dan kepastian hokum.
Bertujuan untuk melihat dan memprediksi resiko yang akan
terjadi.
3.3. Pokok Permasalahan
3.3.1. Faktor Penyebab Munculnya Kredit Macet
Munculnya kredit bermasalah termasuk di dalamnya kredit macet, pada
dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses.
Terjadinya kredit macet dapat disebabkan baik oleh pihak kreditur
(BMT) maupun debitur (nasabah).
• Faktor-faktor penyebab yang merupakan kesalahan pihak kreditur
(BMT) adalah:
41
1. Keteledoran BMT mematuhi peraturan pemberian kredit yang
telah digariskan.
2. Terlalu mudah memberikan kredit, yang disebabkan karena tidak
ada patokan yang jelas tentang standar kelayakan permintaan
kredit yang diajukan.
3. Konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur atau sektor
usaha yang beresiko tinggi.
4. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian kredit
yang berpengalaman.
5. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepada para
eksekutif dan staf bagian kredit.
6. Jumlah pemberian kredit yang melampaui batas kemampuan
BMT.
7. Lemahnya kemampuan BMT mendeteksi kemungkinan
timbulnya kredit bermasalah, termasuk mendeteksi arah
perkembangan arus kas (cash flow) debitur lama.
• Sedang faktor-faktor penyebab kredit macet yang diakibatkan karena
kesalahan pihak debitur (nasabah) antara lain:
1. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan, yang disebabkan
merosotnya kondisi ekonomi umum dan/atau bidang usaha
dimana mereka beroperasi.
42
2. Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan,
atau karena kurang berpengalaman dalam bidang usaha yang
mereka tangani.
3. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit yang
berkepanjangan, atau pemborosan dana oleh salah satu atau
beberapa orang anggota keluarga debitur.
4. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka
yang lain.
5. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius.
6. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang
dan bencana alam.
7. Watak buruk debitur (yang dari semula memang telah
merencanakan tidak akan mengembalikan kredit).
3.3.2. Resiko dalam Pembiayaan Murabahah
Resiko yang harus diantisipasi dalam pembiayaan murabahah antara
lain:24
1. Default atau Kelalaian
Artinya nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
24 Syafi’I Antonio, op., cit, hlm. 107
43
2. Fluktuasi Harga Komparatif
Ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah BMT
membelikannya untuk nasabah. BMT tidak mengubah harga jual beli
tersebut.
3. Penolakan Nasabah
Barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai
sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah
tidak mau menerima. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan
asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi
barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila BMT telah
menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang
tersebut akan menjadi milik BMT. Dengan demikian BMT
mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain.
4. Dijual
Karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang, maka ketika
kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah
bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut. Karena
termasuk untuk menjualnya, resiko untuk default akan besar.
44
3.3.3. Cara Pencegahan Terjadinya Kredit Macet
Setiap penyaluran kredit oleh BMT tentu mengandung resiko,
karena adanya keterbatasan kemampuan manusia dalam memprediksi
masa yang akan datang. Apalagi dalam situasi dan kondisi ‘lingkungan’
yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian seperti sekarang ini.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh BMT dalam menekan
atau mengurangi seminimal mungkin resiko pemberian kreditnya,
adalah:
1. Penilaian/Analisis terhadap Permohonan Kredit
Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, tentu
harus dilakukan penilaian secara seksama oleh pejabat BMT.
Terlebih lagi untuk pemberian kredit jangka panjang, seperti kredit
investasi misalnya. Mengingat semakin lama jangka waktu kredit,
maka semakin tinggi faktor ketidakpastiannya, sehingga semakin
besar pula resiko yang dihadapi BMT.
Dalam penilaian kredit, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
yaitu prinsip 5 C + 1C, yang meliputi:25
25 Edi Wibowo, DKK, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005, hlm. 79
45
a. . Character
Penilaian watak debitur terutama mengenai i’tikad baik,
kejujuran, sifat dan kepribadian. Hal ini dapat dilihat dari perilaku
nasabah selama menjadi partner atau menanyakan kepada orang-
orang terdekat nasabah, saudara dan tempat bekerja.
b. Capacity
Kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman pokok
beserta marginnya.
c. Capital
Tingkat financial atau modal yang dimiliki oleh debitur sendiri,
biasanya bisa dilihat dari pendapatan nasabah per bulan dikurangi
pengeluarannya.
d. Collateral
Nilai barang jaminan yang digunakan oleh debitur sepadan
dengan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BMT. Nilai
jaminan diharapkan lebih besar dari jumlah pembiayaan,
dimungkinkan jika nilai jaminan mengalami penurunan, pihak
BMT tidak dirugikan.
e. Condition
Kondisi dunia usaha, prospek ekonomi dan kepastian hukum.
Bertujuan untuk melihat dan memprediksi resiko yang akan
terjadi.
46
f. Constraint
Dalam pemberian kredit, BMT perlu juga mengetahui dan
mempertimbangkan hambatan (constraint) yang mungkin muncul
di lapangan. BMT perlu mengetahui tanggapan masyarakat
setempat terhadap rencana investasi yang akan dilakukan oleh
calon debiturnya, karena bisa saja masyarakat setempat menolak
rencana investasi tersebut. Sebagai contoh seorang debitur
mengajukan kredit untuk membangun sebuah peternakan babi
misalnya. Nah, pihak BMT perlu mengetahui bagaimana tanggapan
masyarakat setempat, apakah menerima atau menolak kehadiran
peternakan tersebut.
2. Pemantauan Penggunaan Kredit
Setelah BMT memutuskan untuk memberikan kredit kepada
debiturnya, bukan berarti bahwa tugas BMT sebagai perantara
keuangan selesai sampai di situ, melainkan itulah awal mula tugas
BMT yang sesungguhnya dalam penyaluran kredit. BMT senantiasa
harus memantau kredit yang telah disalurkannya. Apakah debitur
benar-benar menggunakan kreditnya sesuai dengan permohonan
semula, atau digunakan untuk keperluan lain? Bagaimana
perkembangan dan prospek usaha debitur? Bagaimana keadaan
perekonomian nasional secara keseluruhan, kondusif atau tidak bagi
perkembangan usaha debitur? Dan pertanyaan-pertanyaan lain
47
berkaitan dengan prospek kredit yang telah disalurkan oleh BMT.
Pertanyaan-pertanyaan ini penting dijawab, dalam rangka
mengantisipasi kemungkinan tersendat atau macetnya kredit yang
telah disalurkan BMT.
3. Jaminan Kredit
Jaminan kredit (collateral) atau agunan sebenarnya tidaklah mutlak
sifatnya, tetapi perlu, guna mengantisipasi kemungkinan tidak
tertagihnya kredit yang disalurkan bank. Di samping status dan
kondisi jaminan, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh
bank adalah dalam cara pengikatannya. Pengikatan jaminan kredit
ini harus sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini
berkaitan dengan eksekusi jaminan, apabila kelak debitur ingkar janji
(wan prestasi) atau tidak mampu melunasi kreditnya.
3.3.4. Strategi Penanganan Kredit Macet Akad Murabahah dan Dalil
Tentang Kredit Macet dalam Fatwa DSN
Untuk menyelamatkan dan menyelesaikan kredit yang dikategorikan
macet, BMT Fosilatama melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Penyelamatan Kredit
Yang dimaksud dengan penyelamatan kredit adalah suatu langkah
penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan kembali
48
antara BMT sebagai kreditur dan nasabah peminjam sebagai
debitur. Mengenai penyelamatan kredit bermasalah sebelum
diselesaikan melalui lembaga hukum adalah dengan melalui
alternatif penanganan secara berikut:26
a. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal
pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang
(grace period) dan perubahan besarnya angsuran kredit. Tentu
tidak kepada semua debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh
pihak BMT, melainkan hanya kepada debitur yang
menunjukkan itikad dan karakter yang jujur dan memiliki
kemauan untuk membayar atau melunasi kredit (willingness to
pay). Di samping itu, usaha debitur juga tidak memerlukan
tambahan dana atau likuiditas.
1). Memperpanjang jangka waktu kredit
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam
masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka
waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si
debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk
mengembalikannya.
26 Hasil Wawancara dengan Kabag. Operasional (Dewi Haryanti) BMT Fosilatama, tgl 18 April 2012
49
2). Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka
waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran
kreditnya diperpanjang pembayarannya pun misalnya dari
36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah
angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan
jumlah angsuran.
b. Reconditioning (Persyaratan Ulang)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang
tidak terbatas. Dengan cara mengubah berbagai persyaratan
yang ada seperti:
1). Kapitalisasi bunga
Yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
2). Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu
tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda
pembayarannya, sedangkan pokok pnjamannya tetap harus
dibayar seperti biasa.
3). Penurunan suku bunga
50
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan
beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun
sebelumnya dibebankan 20 % diturunkan menjadi 18 %. Hal
ini tergantung dari pertimbangan yang bersangkutan.
Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran
yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat
membantu meringankan nasabah.
4). Pembebasan bunga
Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah
dengan pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi
membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap
mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya
sampai lunas.
c. Restructuring (Penataan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut:
1). Penambahan dana bank
2). Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi
pokok kredit baru
3). Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi
penyertaan modal sementara
51
d. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah
sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak
mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.
2. Write-Off
Berdasarkan pasal 1 angka 24 Peraturan Menteri Keuangan No.
28/PMK.05/2010 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Penerusan Pinjaman, yang dimaksud Write-Off adalah proses
penghapusan hak tagih atau upaya tagih secara perdata atas suatu
piutang.27 Sedangkan menurut BMT Fosilatama, Write-Off adalah
tindakan administratif Lembaga Keuangan untuk
menghapusbukukan kredit macet di neraca sebesar kewajiban
debitur, bersifat sangat rahasia dan secara yuridis tidak menghapus
tagih BMT kepada debitur.
a. Syarat Kondisi Write-Off
1). Penghapusan hanya boleh dilakukan kepada nasabah yang
pembiayaannya sudah tergolong macet, akan tetapi
27 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007, hlm. 64
52
berdasarkan analisis BMT, secara material masih ada
sumber meskipun sangat terbatas jumlah untuk membayar.
2). Penghapusan tagihan hanya dilakukan kepada nasabah yang
pembiayaannya sudah macet dan berdasarkan analisis
ekonomi pihak BMT, nasabah yang bersangkutan nyata-
nyata tidak mempunyai sumber dan kemampuan untuk
membayar.
b. Klasifikasi Write-Off
1). Hapus buku, yaitu penghapusbukuan seluruh pembiayaan
nasabah yang tergolong macet, akan tetapi masih akan tetap
ditagih.
2). Hapus tagih, yaitu penghapusbukuan dan penghapus tagihan
seluruh pembiayaan nasabah yang sudah nyata-nyata
macet.
3. Dalil Tentang Kredit Macet dalam Fatwa DSN
1. Firman Allah Q.S. Al-Baqarah (2):280
βÎ)uρ šχ% x. ρ èŒ ;ο u�ô£ ãã îο t�Ïà oΨ sù 4’ n<Î) ;ο u�y£ ÷� tΒ 4 βr& uρ (#θè%£‰ |Á s? ×�ö�yz óΟ à6 ©9 ( βÎ)
óΟ çFΖä. šχθ ßϑn=÷ès? ∩⊄∇⊃∪
53
“dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.”
2. Hadis Nabi riwayat jama’ah
..... cd~ ���\ا _�z
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang
mampu adalah suatu kezaliman…”
3.4. Analisis
Pemberian kredit yang tertuang dalam suatu perjanjian tidak dapat
dilepaskan dari prinsip kepercayaan, yang sering menjadi sumber malapetaka
bagi kreditur sehubungan dengan kredit macet. Berbagai unsur seperti safety,
soundness, without substantial risk – pun dalam perundang-
undangan/peraturan perlu mendapatkan perhatian, karena dalam
kenyataannya kurang memuaskan untuk menyelesaikan permasalahan kredit
macet.
Dan kriteria sebagai kredit macet apabila terdapat tunggakan angsuran
pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, atau kerugian
operasional ditutup dengan pinjaman baru, atau dari segi hukum maupun
kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
54
Penyelesaian pembiayaan macet melalui cara damai dapat dilakukan
antara lain dengan keringanan pembayaran tunggakan pokok, penjualan agunan,
pengambilalihan aset debitur oleh Lembaga Keuangan, novasi pembiayaan
bermasalah kepada pihak ketiga dengan kompensasi asset perusahaan debitur
kepada pihak ketiga.
Penyelesaian pembiayaan macet melalui saluran hukum tidak dilakukan
oleh semua BMT, karena penyelesaian pembiayaan macet melalui hukum
tergantung kebijakan dari pihak BMT. Namun jika ada BMT yang memakai jalur
hukum dalam penyelesaan kreditnya, maka antara lain dengan penyelesaian
pembiayaan melalui pengadilan negeri, yang mencakup somasi/peringatan dan
gugatan, penyerahan pengurusan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang
Negara, permohonan pernyataan kepailitan melalui pengadilan niaga,
penyelesaian pembiayaan macet melalui kejaksaaan, penyelesaian pembiayaan
dengan mengajukan klaim.
Apabila seluruh upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut
telah dilakukan dan ternyata pembiayaan belum lunas, maka pihak BMT dapat
melakukan penghapusbukuan pembiayaan macet. Kebijakan penghapusbukuan
ini harus dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Walaupun pembiayaan macet telah dihapuskan, namun pihak BMT tetap
mempunyai kewajiban untuk menagih, karena penghapusbukuan pembiayaan
macet hanya merupakan tindakan akuntansi dalam pengelolaan aset Lembaga
Keuangan yang berpengaruh terhadap perhitungan laba rugi dan struktur
permodalan bank.
55
Penghapusan pembiayaan macet ini bersifat sangat rahasia dan bukan
merupakan penghapusan/pembebasan hutang debitur, tetapi semata-mata hanya
merupakan tindakan intern Lembaga Keuangan yang bersifat administrasi yaitu
pemindahbukuan dari rekening intrakompatibel ke ekstrakompatibel. Oleh
karena itu, secara yuridis kreditur masih mempunyai kewajiban untuk menagih
serta pembiayaan macet yang dihapuskan masih merupakan aset Lembaga
Keuangan yang tetap dikelola.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama suatu Lembaga
Keuangan. Di lain pihak, penyaluran kredit mengandung resiko bisnis
terbesar dalam Lembaga Keuangan. Oleh karena itu, pengelolaan kredit
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap
Lembaga Keuangan.
Untuk meminimalisir resiko bagi Lembaga Keuangan, maka perlu
dilakukan upaya penanganan kredit macet dengan cara sebagai berikut:
1. Penyelamatan Kredit
Yang dimaksud dengan penyelamatan kredit adalah suatu langkah
penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan kembali antara BMT
sebagai kreditur dan nasabah peminjam sebagai debitur. Mengenai
penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan melalui lembaga
hukum adalah dengan melalui alternatif penanganan secara berikut:
56
a. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran
dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang (grace period) dan
perubahan besarnya angsuran kredit. Tentu tidak kepada semua
debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh pihak BMT, melainkan
hanya kepada debitur yang menunjukkan itikad dan karakter yang
jujur dan memiliki kemauan untuk membayar atau melunasi kredit
(willingness to pay). Di samping itu, usaha debitur juga tidak
memerlukan tambahan dana atau likuiditas. Perubahan syarat kredit
terdiri dari :
1).Memperpanjang jangka waktu kredit
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah
jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit
dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai
waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
2). Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu
kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya
diperpanjang pembayarannya pun misalnya dari 36 kali menjadi 48
kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
57
b. Reconditioning (Persyaratan Ulang)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak
terbatas. Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada
seperti:
1). Kapitalisasi bunga
Yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
2). Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu,
maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya,
sedangkan pokok pnjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.
3). Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya
dibebankan 20 % diturunkan menjadi 18 %. Hal ini tergantung dari
pertimbangan yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan
mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga
diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
58
4). Pembebasan bunga
Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit
tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk
membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
c. Restructuring (Penataan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut:
1). Penambahan dana bank
2). Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok
kredit baru
3). Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan
modal sementara
d. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi
untuk membayar semua hutang-hutangnya.
59
2. Write-Off
Berdasarkan pasal 1 angka 24 Peraturan Menteri Keuangan No.
28/PMK.05/2010 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Penerusan
Pinjaman, yang dimaksud Write-Off adalah proses penghapusan hak tagih
atau upaya tagih secara perdata atas suatu piutang. Sedangkan menurut
BMT Fosilatama, Write-Off adalah tindakan administratif Lembaga
Keuangan untuk menghapusbukukan kredit macet di neraca sebesar
kewajiban debitur, bersifat sangat rahasia dan secara yuridis tidak
menghapus tagih BMT kepada debitur.
a. Syarat Kondisi Write-Off
1). Penghapusan hanya boleh dilakukan kepada nasabah yang
pembiayaannya sudah tergolong macet, akan tetapi berdasarkan
analisis BMT, secara material masih ada sumber meskipun sangat
terbatas jumlah untuk membayar.
2). Penghapusan tagihan hanya dilakukan kepada nasabah yang
pembiayaannya sudah macet dan berdasarkan analisis ekonomi
pihak BMT, nasabah yang bersangkutan nyata-nyata tidak
mempunyai sumber dan kemampuan untuk membayar.
60
b. Klasifikasi Write-Off
1). Hapus buku, yaitu penghapusbukuan seluruh pembiayaan nasabah
yang tergolong macet, akan tetapi masih akan tetap ditagih.
2). Hapus tagih, yaitu penghapusbukuan dan penghapus tagihan
seluruh pembiayaan nasabah yang sudah nyata-nyata macet.
61
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai Penanganan Kredit Macet Akad
Murabahah di BMT Fosilatama, penulis dapat menyimpulkan beberapa
kesimpulan, diantaranya:
1. Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, tentu harus
dilakukan penilaian secara seksama oleh pejabat BMT. Terlebih lagi untuk
pemberian kredit jangka panjang, seperti kredit investasi misalnya.
Mengingat semakin lama jangka waktu kredit, maka semakin tinggi faktor
ketidakpastiannya, sehingga semakin besar pula resiko yang dihadapi
BMT. Dalam penilaian kredit, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
yaitu prinsip 5 C + 1C, yang meliputi: character, capacity, capital,
collateral, condition, constrain.
2. Pengelolaan kredit macet di BMT FOSILATAMA telah sesuai dengan
arahan, pedoman, dan kebijakan. Adapun penanganan kredit macet
menggunakan cara sebagai berikut:
a. Penyelamatan kredit, yaitu suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui perundingan kembali antara BMT sebagai kreditur
dan nasabah peminjam sebagai debitur. Adapun macam penyelamatan
62
kredit, berupa: rescheduling (penjadwalan ulang), reconditioning
(persyaratan ulang), restructuring (penataan ulang), liquidation
(likuidasi), penyitaan jaminan.
b. Write-Off, yaitu tindakan administratif Lembaga Keuangan untuk
menghapusbukukan kredit macet di neraca sebesar kewajiban debitur,
bersifat sangat rahasia dan secara yuridis tidak menghapus tagih BMT
kepada debitur.
4.2. Saran
Dengan semakin berkembangnya masyarakat dan tuntutan pelayanan
yang semakin tinggi, maka Lembaga Keuangan baik bank maupun non bank
sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk menunjang kebutuhannya. Untuk
itu dari penulisan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang dapat
bermanfaat. Maka dari itu penulis menyarankan:
1. Sumber Daya Manusia (SDM) BMT FOSILATAMA supaya lebih
menguasai konteks fiqih bermuamalah yang telah diaplikasikan kedalam
produk-produk Lembaga Keuangan Syari’ah. Karena terdapat
kesalahpahaman persepsi mengenai definisi murabahah, dimana
pembiayaan bai’ bitsaman ajil yang diterapkan di BMT FOSILATAMA
sebenarnya adalah pembiayaan murabahah yang sistem pembayarannya
bai’ bitsaman ajil (angsuran).
63
2. Dengan dikeluarkannya Fatwa MUI tentang keharaman bunga bank,
diharapkan masyarakat yang mayoritas muslim lebih memilih Lembaga
Keuangan Syari’ah sebagai partner usahanya.
3. Dari hasil praktik di BMT FOSILATAMA, masih banyak yang perlu
dibenahi antara lain:
a. Faktor internal manajemen BMT FOSILATAMA yang meliputi:
1). Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) secara berkualitas dan
kuantitas, misalnya: pembinaan terhadap SDM yang ada secara
berkelanjutan, baik secara teori maupun secara implikasi di
lapangan.
2). Peningkatan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang mendukung.
3). Lebih meningkatkan kebersamaan tim dalam bekerja agar tetap
dibanggakan dan lebih dipercaya oleh nasabah.
b. Faktor eksternal BMT FOSILATAMA yang meliputi:
1). Perluasan jaringan disekitar Banyumanik melalui tokoh-tokoh
masyarakat.
2). Penyuluhan pada masyarakat sekitar tentang pentingnya
penggunaan produk-produk Lembaga Keuangan Syari’ah yang
dikelola dengan sistem Syari’ah.
64
3). Peningkatan jaringan kemitraan dengan kelembagaan syari’ah
lainnya.
4). Lebih mensosialisasikan organisasi agar mudah diakses oleh
kalangan masyarat luas.
5). Mengkampanyekan kepada masyarakat untuk produktif bukan
konsumtif dengan membantu memberi pembiayaan produktif.
Dengan banyaknya masyarakat yang memiliki sikap produktif
akan mempengaruhi daerah tertentu untuk memperoleh
pendapatan lebih sehingga daerah tersebut lebih sejahtera.
4.3. Penutup
Alhamdulillahirabbil alamiin… Penulis panjatkan kepada Allah SWT,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berstudi kasus di
BMT Fosilatama. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir
ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kemajuan intelektual
insan akademik pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abstraksi, Profil BMT, BMT Fosilatama Semarang, 2011
Antonio, Syafi’i, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996
Karim, Adiwarman, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema
Insani, 2001
Muhammad, DR. M.Ag., Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syari’ah,
Yogyakarta: UII Press, 2009
Puspopranoto, Suwardjo, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta:
LP3ES Indonesia, 2004
Remy, Sjahdeini Sutan, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007
Saeed, Abdullah, Bank Islam dan Bunga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
Umar, Husein, Research Method’s in finance and Banking, Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2000
Wibowo, Edi, dkk, Mengapa Memilih Bank Syari’ah, Bogor: Ghalia Indonesia,
2005