Penanganan Korupsi Dan Dampaknya Pada Pembangunan Di Indonesia
-
Upload
ahmad-zuhdi-dwi-kusuma -
Category
Documents
-
view
6 -
download
1
description
Transcript of Penanganan Korupsi Dan Dampaknya Pada Pembangunan Di Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS HUBUNGAN PENANGANAN KORUPSI DAN PUBLIC TRUST DENGAN GDP INDONESIA
TUGAS AKHIR
EKONOMI PEMBANGUNAN
AHMAD ZUHDI DWI KUSUMA
1206206676
FAKULTAS EKONOMI
ILMU EKONOMI
DEPOK
17 DESEMBER 2013
Statement of Authorship
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran
lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan
menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Nama : Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma
NPM : 1206206676
Mata Ajaran : Ekonomi Pembangunan
Judul Tugas : Hubungan Penanganan Korupsi dan Public Trust dengan GDP
Indonesia
Dosen : Padang Wicaksono S.E., Ph.D.
Depok, 17 – Desember – 2013
(Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma )
1 | P a g e
Daftar Isi
Statement of Authorship .....................................................................................1
Daftar isi .............................................................................................................2
Kata pengantar ....................................................................................................3
I. Pendahuluan ....................................................................................................4
I.I Rumusan masalah .................................................................................5
I.II Tinjauan Teori .......................................................................................5
II. Analisis ..........................................................................................................6
III. Kesimpulan .................................................................................................13
IV. Daftar pustaka.............................................................................................14
2 | P a g e
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME, yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir dalam mata kuliah Ekonomi
Pembangunan.
Semoga bagi pembaca dan penulis, mendapat keberkahan dari Tuhan YME.
Terima kasih.
Depok, 15 – Desember 2013
( Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma )
3 | P a g e
I. Pendahuluan
Korupsi dan pembangunan merupakan hal yang saling berkaitan satu sama
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dewasa ini korupsi di negara –
negara berkembang seperti Indonesia, masih belum menemukan titik terang. Ada
beberapa asumsi yang diigunakan untuk menyimpulkan bahwa keadaan korupsi di
Indonesia masih cukup meresahkan, berikut adalah beberapa asumsi tersebut : 1)
penanganan korupsi di Indonesia yang masih belum optimal. Asumsi ini
dibuktikan dengan masih banyaknya celah pengawasan yang dapat ditembus oleh
tindak korupsi. 2) cara dari pelaku tindak korupsi yang terus diperbaiki, sehingga
sistem pengawasan yang lama tidak dapat lagi melacak keberadaan tindak korupsi
tersebut. Oleh karena itu, penanganan korupsi yang baik serta effisien menjadi
target pencapaian yang cukup penting di Indonesia.
Penanganan korupsi secara optimal merupakan stimulus bagi
pembangunan perekonomian Indonesia. Di Indonesia sendiri pun, sebagai negara
berkembang, penanganan korupsi masih dalam masa perkembangan. Penanganan
masalah korupsi pun bukan saja menjadi kewajiban bagi pemerintah, tetapi disini
pun peran pengawasan serta penanganan terhadap tindak korupsi yang dilakukan
oleh publik menjadi sangat crucial. Usaha penanganan korupsi pun dari waktu –
waktu yang lalu pun secara terus – menerus di koreksi baik oleh pemerintah
maupun publik.
Lebih lanjut, penulis mencoba memberikan gambaran mengenai hubungan
antara tingkat dan cara penanganan korupsi dengan GDP Indonesia, dan
kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah.
Secara logika, hal tersebut berkaitan dengan erat. Jika tingkat penanganan korupsi
meningkat, mengindikasikan bahwa pemberantasan korupsi semakin baik dan
pejabat negara yang melakukan korupsi pun berkurang, hal ini menyebabkan
kepercayaan publik meningkat. Setelah kepercayaan publik meningkat,
pembangunan infrastruktur menjadi hal yang lebih mudah. Pembangunan
infrastruktur dapat menjadi lebih mudah ketika public trust yang dimiliki oleh
proyek pembangunan infrastruktur berada di tingkat tinggi. Infrastruktur yang
meningkat akan menunjang peningkatan pada GDP Indonesia.
4 | P a g e
Hubungan variabel – variabel tersebut didukung oleh beberapa teori yang
menyatakan penanganan masalah korupsi secara baik dan benar dapat
menyebabkan trickle down effect yang menyebabkan GDP terus naik bersamaan
dengan peningkatan performa pemberantasan korupsi.
I.I Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara masalah penanganan korupsi dengan GDP
indonesia?
Bagaimana Public Trust mempengaruhi konsep pembangunan dan
penanganan korupsi?
Bagaimana perbandingan antara masalah penanganan korupsi di negara
Thailand dan Malaysia dengan Indonesia?
I.II Tinjauan Teori
Teori yang digunakan dalam membahas 3 variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Hubungan Indeks Ketaatan Hukum dengan GDP per Kapita
(Economic of Development, Todaro & Smith, 2009)
Hubungan ini menggambarkan adanya korelasi antara Indeks Ketaatan
Hukum dengan tingkat GDP per kapita suatu negara. Todaro & Smith
menunjukan hubungan ini dengan scatter plot olahan sebagai berikut :
5 | P a g e
Shrinking Model
(Becker and Stigler, 1974. Diadaptasi oleh Shapiro dan Stiglitz, 1984)
Model ini pada intinya menunjukan hubungan antara variabel penegakan
hukum serta variabel pendukung sebagai cara penanganan korupsi ( Lama
hukuman penjara dan hukuman lain, tingkat gaji, sistem pengawasan
[kemungkinan tertangkap] ) dengan tingkat korupsi dan hasil setelah
tindak korupsi dilakukan.
Konsep perdebatan antara kelompok moralis dan kelompok revisionis
Konsep berseberangan ini dijelaskan secara lebih sederhana oleh Toke S.
Aidt (2009), dimana dalam karya tulisnya moralis memiliki sebutan yang
berbeda, yaitu sanders, dan revisionis disebut dengan nama greasers.
Sanders merupakan pemikir – pemikir yang berpendapat bahwa korupsi
secara jelas berpengaruh negative terhadap pembangunan, bahwa korupsi
merupakan sebab utama dari kemiskinan dan pendapatan yang rendah.
Sedangkan greaser merupakan kelompok pemikir yang berpendapat
bahwa korupsi dapat menjadi roda pembangunan dan mempercepat
pertumbuhan.
II. Analisis
Bagaimana cara mereka melakukan penanganan korupsi? Pertanyaan
inilah yang muncul ketika Negara Indonesia melihat Negara Denmark berhasil
menekan tingkat korupsinya hingga berada di bawah 1%.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh suatu negara untuk mengurangi tingkat
korupsi adalah dengan :
(Economic of Development, Todaro & Smith, 2009)
memastikan bahwa kekuasaan tidak terpusat pada agen – agen monopolis
yang biasanya menguasai sektor energi.
memperbaiki profesionalisme pelayanan masyarakat dengan cara antara
lain: meningkatkan gaji dan tunjangan pegawai negeri.
6 | P a g e
Memperbaiki segala transparansi laporan publik dan segala rancangan
pengeluaran baik APBD maupun APBN.
Mengurangi kekebalan hukum tokoh eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Memastikan badan peradilan merupakan badan yang independen.
Menghilangkan segala peraturan – peraturan negara yang tidak efisien dan
menjadikan tata susun peraturan tersebut lebih transparan.
Apakah Indonesia telah melakukan cara itu semua?
Meningkatkan gaji dan tunjangan pegawai negeri di Indonesia, masih
menjadi perdebatan yang panjang. Yang menjadi permasalah di sini adalah
kenaikan gaji serta tunjangan pegawai negeri diperkirakan tidak diimbangi
dengan profesionalistas dari pegawai negeri itu sendiri ( Ari Kuncoro,
2002)
Kekebalan hukum dari tokoh eksekutif, legislatif dan yudikatif masih sangat
tinggi, sehingga dalam beberapa kasus di Indonesia, untuk mengenakan
sanksi pidana pada tokoh – tokoh tersebut yang secara jelas melakukan
tindak korupsi, jauh lebih memakan waktu dibandingkan dengan
mengenakan sanksi pidana pada maling di wilayah perkampungan.
Di Indonesia, badan peradilan seperti MK memang merupakan badan yang
independen, tetapi ternyata masih ada beberapa kasus korupsi yang
dilakukan oleh beberapa tokoh didalamnya.
Ternuata pada kenyataannya dalam beberapa poin, Indonesia masih
memiliki kekurangan dalam cara penanganan korupsi yang dikemukakan oleh
Todaro & Smith.
Lalu bagaimana dengan kepercayaan masyarakat dengan lembaga pemerintahan?
7 | P a g e
Tindak pidana korupsi berdasarkan instansi
Source : accw.kpk.go.id
Grafik tersebut menunjukan tingkat korupsi yang dilakukan oleh
kementrian ataupun lembaga pemerintahan semakin lama semakin tinggi relatif
terhadap instansi lain. Bagaimana cara untuk membangun kepercayaan publik
terhadap pemerintah sementara tingkat korupsi yang dilakukan oleh kementrian
atau pun lembaga pemerintahan masih menjamur? Secara logika, hal ini termasuk
penghambat bagi proyek pembangunan infrastruktur publik. Setiap kali
pemerintah akan membangun sebuah proyek, setiap kali itu pula rasa
kekhawatiran publik terhadap korupsi muncul.(Stigler, 1974)
Menurut masyarakat Indonesia pada tahun 2010 Usaha Pemerintah untuk
memberantas korupsi adalah sebagai berikut :
(Transparency International, 2010)
Jumlah masyarakat yang berpikiran bahwa usaha pemerintah masih tidak
efektif lebih banyak dibandingkan masyarakat yang berpikiran bahwa usaha
pemerintah dalam mengatasi korupsi sudah efektif.
Lalu lebih lanjut, masyarakat merasa bahwa tingkat korupsi di Indonesia
sejak tahun 2007 hingga tahun 2010 :
8 | P a g e
(Transparency International, 2010)
Masyarakat Indonesia secara mayoritas memperkirakan bahwa korupsi di
Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2010 meningkat. Jika dilihat dari sisi
Instansi yang melakukannya seperti grafik diatas, perkiraan masyarakat ternyata
benar. Tingkat korupsi yang dilakukan instansi kementrian ataupun lembaga
pemerintahan memang meningkat.
Dari kedua data tersebut ( pendapat masyarakat tentang tingkat korupsi
dan keefektifan usaha pemerintah dalam memberantas korupsi), menunjukan
bahwa kepercayaan publik terhadap pemerintah masih sangat dipertanyakan.
Bagaimana Indonesia dapat melakukan pembangunan infrastruktur publik dengan
mudah sementara tingkat kepercayaan publik terhadap kejujuran pemerintah
dalam alokasi dana masih sangat kurang.
Bagaimana kondisi penanganan korupsi di Indonesia yang sebenarnya?
Tindak pidana korupsi berdasarkan penindakan
Source : accw.kpk.go.id
9 | P a g e
Rasio eksekusi terhadap penyelidikan
Source : Olahan penulis
Dua grafik diatas menjelaskan bahwa tingkat penanganan korupsi di
Indonesia menunjukan kondisi yang terus membaik. Walaupun rasio eksekusi
TPK (Tindakan Pidana Korupsi) dengan penyelidikan TPK sempat turun di tahun
2011, rasio ini pada berdasarkan data terakhir ( Oktober 2013) menunjukan
kondisi yang mulai meningkat kembali.
Ternyata walaupun pendapat masyarakat secara mayoritas berkata bahwa
penanganan korupsi di Indonesia oleh pemerintah tidak efektif, pada kenyataanya
penanganan korupsi di Indonesia menunjukan kondisi yang semakin membaik.
Kembali kepada pembahasan mengenai tingkat penanganan korupsi dengan GDP
per kapita Indonesia. Penulis membandingkan Indonesia dengan 2 negara yang
berdekatan dengannya.
Perbandingan berikut mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Todaro
& Smith mengenai hubungan antara Indeks Ketaatan Hukum termasuk
penanganan korupsi didalamnya dengan GDP per kapita suatu negara.
10 | P a g e
2007 2008 2009 2010 2011 2012 20130
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7Rasio eksekusi terhadap penyelidikan
Source : data.worldbank.org
Source : data.worldbank.org
11 | P a g e
2007 2008 2009 2010 2011 2012
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
Rule of Law index
Indonesia Malaysia Thailand
2007 2008 2009 2010 2011 2012
-1.00-0.80-0.60-0.40-0.200.000.200.40
Control of Corruption Index
Indonesia Malaysia Thailand
Source : data.worldbank.org
Dari ketiga grafik tersebut, masih menggambarkan bahwa Indonesia
memiliki indeks kontrol korupsi, indeks ketaatan hukum, dan GDP per capita
yang berbanding lurus. Dari ketiga grafik tersebut, Indonesia masih menempati
urutan ketiga, baik dalam penanganan korupsi yang digambarkan oleh indeks
kontrol korupsi, maupun tingkat GDP per kapita.
Dari data tersebut, hubungan antara penanganan korupsi dengan GDP per
kapita suatu negara relatif terbukti, termasuk Indonesia. Hal ini memberikan
penjelasan mengapa masalah penanganan korupsi di Indonesia merupakan agenda
penting untuk meningkatkan perkembangan pembangunan Indonesia.
III. Kesimpulan
Masalah penanganan korupsi yang dilakukan Indonesia jika berpacu pada
cara – cara yang di kemukakan oleh Todaro & Smith, masih memiliki beberapa
pekerjaan yang harus di perbaiki, seperti perbaikan dalam hal transparansi publik.
Terlebih pada kenyataanya kepercayaan publik berpengaruh pada pembangunan
di Indonesia.
Masih terkait masalah penangan korupsi, walaupun pendapat publik masih
menunjukan ketidakpercayaan pada sistem penanganan korupsi yang dilakukan
oleh pemerintah Indonesia karena dianggap tidak efektif (oleh mayoritas) , tetapi
12 | P a g e
2007 2008 2009 2010 2011 20120
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
GDP per capita (PPP , constant 2005)
Indonesia Malaysia Thailand
data yang ada menunjukan rasio eksekusi terhadap penyelidikan TPK yang terus
membaik.
Terakhir, berdasarkan data yang ada, sedikit banyak dapat menunjukan
bahwa terdapat keterkaitan antara tingkat kontrol korupsi, dan indeks ketaatan
hukum, dengan tingkat GDP suatu negara. Keterkaitan ini menunjukan hubungan
yang berbanding lurus. ( dengan perbandingan antara 2 negara yang berdekatan
dengan Indonesia ; Thailand & Malaysia, dengan Indonesia )
13 | P a g e
IV. Daftar Pustaka
Jurnal :
Baswir, R. (2002, september). Dinamika Korupsi di Indonesia Dalam Perspektif Struktural. Jurnal Universitas Paramadina, 25-34.
Shabbir, G., & Anwar, M. (2008). Determinants of Corruption in Developing Countries. The Pakistan Development Review, 751-761.
Lain – Lain :
Transparancy International, http://www.transparancy.org
Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id
14 | P a g e