Penanganan Defisiensi Vitamin D

5
Penanganan Defisiensi Vitamin D Tujuan Penatalaksaan - Farmakoterapi untuk mengatasi masalah defisiensi vitamin D, menurunkan morbilitas, dan mencegah komplikasi. (Almatsier.S, 2009) Angka Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin untuk Indonesia dapat dilihat pada table dibawah : Golongan (Umur) AKD (µg) 0-6 bulan 7-11 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun 5 5 5 5 5 Pria : 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun >65 tahun 5 5 5 5 5 10 15 Wanita : 10-12 tahun 5 5

description

Penanganan Defisiensi Vitamin D

Transcript of Penanganan Defisiensi Vitamin D

Page 1: Penanganan Defisiensi Vitamin D

Penanganan Defisiensi Vitamin D

Tujuan Penatalaksaan

- Farmakoterapi untuk mengatasi masalah defisiensi vitamin D, menurunkan

morbilitas, dan mencegah komplikasi. (Almatsier.S, 2009)

Angka Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan

jenis kelamin untuk Indonesia dapat dilihat pada table dibawah :

Golongan (Umur) AKD (µg) 0-6 bulan 7-11 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun

55555

Pria : 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun >65 tahun

555551015

Wanita : 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun >65 tahun

555551015

Hamil +0Menyusui

0-6 bulan 7-12 bulan

+0+0

(Almatsier.S, 2009)

Page 2: Penanganan Defisiensi Vitamin D

Sumber Vitamin D

Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Penduduk

daerah tropik tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D.

Bayi dan anak-anak dianjurkan berada dibawah sinar matahari beberapa waktu

tiap hari. Kekurangan vitamin D lebih mungkin terjadi dinegara-negara yang tidak

selalu mendapatkan sinar matahari.

Sumber utama vitamin D didaerah non tropic adalah dari makanan.

Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk

kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati-ikan. Susu

sapi dan ASI bukan merupakan sumber vitamin D yang baik. Untuk menjamin

terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan fortifikasi makanan, terutama

terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi dengan vitamin D2 (ergosterol

yang diradiasi). Minyak hati-ikan sering digunakan sebagai supplement vitamin D

sebetulnya tidak diperlukan. Kandungan vitamin D beberapa bahan makanan

dapat dilihat pada table 2.1. Vitamin D relative stabil dan tidak rusak bila

makanan dipanaskan atau disimpan untuk jangka waktu lama. (Almatsier.S, 2009)

Tabel 2.1 Nilai Vitamin D berbagai bahan makanan (µg/100gram)

Bahan Makanan µg Bahan Makanan µg

Susu sapi

ASI

Tepung Susu

Krim

Keju

Yogurt

Telur utuh

0,01-0,03

0,04

0,21

0,1-0,28

0,03-0,5

0,04

1,75

Kuning telur

Mentega

Minyak Hati-Ikan

Margarin dan sejenis

Hati

Ikan Sardin

4,94

0,76

210

5,8-8,0

0,2-1,1

3,4

(Wardlaw.G.M, 2007)

Page 3: Penanganan Defisiensi Vitamin D

Pengobatan untuk Defisiensi Vitamin D

1.Anak usia < 1 tahun

2.000 IU/hari vitamin D2 dan D 3 selama 6minggu 50.000 IU/per minggu vitamin D2 dan D 3 selama 6 minggu Kontrol serum 25(OH)D level sehingga 30ng/mL dan melakukan

maintenance terapi 400-1000 IU/hari.

2.Anak usia 18 tahun

2.000 IU/hari vitamin D2 dan D 3 selama 6minggu 50.000 IU/per minggu vitamin D2 dan D 3 selama 6 minggu Kontrol serum 25(OH)D level sehingga 30ng/mL dan melakukan

maintenance terapi 600-1000 IU/hari.

3.Orang Dewasa >18tahun

6.000 IU/hari vitamin D2 dan D 3 selama 8minggu 50.000IU/minggu vitamin D2 dan D 3 selama 8minggu Kontrol serum 25(OH)D level sehingga 30ng/mL dan melakukan

maintenance terapi 1500-2000 IU/hari.

4.Rekomendasi terapi vitamin D untuk pasien obese, menderita sindroma malabsorbsi atau medikasi obat yang afek metabolisme vitamin D :

6.000-10.000IU/hari vitamin D Kontrol serum 25(OH)D level sehingga 30ng/mL dan melakukan

maintenance terapi 3000-6000 IU/hari.

Selain dari pengobatan supplement vitamin D, pasien defisiensi vitamin D dianjurkan terapi lampu UVB.

Pemeriksaan Penunjang

Page 4: Penanganan Defisiensi Vitamin D

Pemeriksaan sering dilakukan adalah tes kadar serum 25(OH)D di dalam

peredaran darah. Ini adalah tes terbaik untuk menentukan status vitamin D

(Vitamin D3 25-hidroksivitamin D). Waktu paruh 25(OH)D adalah 2 minggu.

Status kadar serum vitamin D kurang dari 30µg/mL dianggap insufisensi vitamin

D malah kadar kurang dari 15 atau 20 µg/mL dianggap defisiensi vitamin D.

Untuk penyerapan kalsium di usus dioptimalkan pada kadar serum 30-32 µg/mL.

Selain dari tes kadar serum 25(OH)D, pemeriksaan yang mendukung insufisensi

atau defisiesi vitamin D adalah dengan pemeriksaan kadar hormon paratiroid.

Kadar hormon paratiroid mulai meningkat pada 25 (OH) D di bawah 31 ng / mL,

yang merupakan penanda lain dari kekurangan vitamin D .