Penalaran deduktif

6
Penalaran deduktif, silogisme kategorial, hipotesis, alternatif, entimen PENALARAN DEDUKTIF Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif: Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan silogisme entimen. 1. Silogisme Kategorial Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu: Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus :Premis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Contoh: Contoh silogisme Kategorial: My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA Mn : Badu adalah mahasiswa K : Badu lulusan SLTA My : Tidak ada manusia yang kekal Mn : Socrates adalah manusia K : Socrates tidak kekal My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA. Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA K : Amir bukan mahasiswa 2. Silogisme Hipotesis Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

description

Bahasa Indonesia

Transcript of Penalaran deduktif

Page 1: Penalaran deduktif

Penalaran deduktif, silogisme kategorial, hipotesis, alternatif, entimenPENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.

Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan silogisme entimen.

1. Silogisme KategorialSilogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. 

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:Premis umum : Premis Mayor (My)Premis khusus :Premis Minor (Mn)Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh:Contoh silogisme Kategorial:My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTAMn : Badu adalah mahasiswa K : Badu lulusan SLTA

My : Tidak ada manusia yang kekal Mn : Socrates adalah manusia K : Socrates tidak kekal 

My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTAK : Amir bukan mahasiswa 

2. Silogisme HipotesisSilogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.

Page 2: Penalaran deduktif

Mn : Air tidak ada.K : Jadi, Manusia akan kehausan.

My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.Mn : Makhluk hidup itu mati.K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

3. Silogisme AlternatifSilogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.

4. Silogisme EntimenSilogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Namun silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dansilogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:

a. EpikheremaEpikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.

Contoh:Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.

b. EntimemSilogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.

Page 3: Penalaran deduktif

c. Sorites.Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir.

Pola yang digunakan sebagai berikut: 

S 1…………………………………………P1

S2 …………………………………………P2

S3……………………….…………………P3, dst.

Kesimpulan: S1 ……………………………P3

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran

adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

JENIS-JENIS PENALARAN

• Penalaran Induktif• Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif

Definisi

Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang

Page 4: Penalaran deduktif

bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Ciri-ciri dari Paragraf deduktif yaitu :

Ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat-kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.

Faktor-faktor penalaran deduktif :

1. Terdapat pada kalimat utama2. Penjelasannya berupa hal-hal yang umum3. Kebenarannya jelas dan nyata

Konsep dan Simbol / variabel dalam penalaran deduktif

Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya :

1.Pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,2.Proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) 3.Penalaran menggunakan simbol berupa argumen.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi..Pada penalaran deduktif, kesimpulannya tidak pernah melebihi premisnya. Inilah yang ditengarai menjadi kekurangan deduksi.

Jenis-jenis Penalaran Deduktif

Silogisme

Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

Contoh :

Page 5: Penalaran deduktif

Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekalPremis Minor : Firaun adalah manusiaKesimpulan : Firaun tidak kekal

Entimem

Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah “enthymeme” kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme. Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah “retorik silogisme” adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi.

Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.

contoh :

Pegawai yang baik selalu tepat waktu. Haryono pegawai yang baik.Haryono selalu tepat waktu.

Entimem : Haryono selalu tepat waktu karena ia pegawai yang baik.