Penagihan Pajak

download Penagihan Pajak

of 4

description

Hukum Pajak

Transcript of Penagihan Pajak

Penagihan PajakByLutfia Rizkyatul AkbarApr2Yuk kita tengok tentang penagihan pajak teman : ) Pengertian Penagihan PajakPenagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penagihan pajak aktif dan penagihan pajak asif. Penagihan pajak pasif dilakukan melalui surat tagihan pajak atau surat ketetapan pajak. Penagihan pajak aktif atau penagihan pajak dilakukan dengan surat aksab diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.Jenis-Jenis Penagihan PajakAda dua jenis penagihan pajak:a. Penagihan Pajak PasifPenagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakna Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran.b. Penagihan Pajak AktifPenagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan pajak ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.Tahapan Penagihan PajakTahapan penagihan pajak antara lain sebagai berikut:1. Surat TeguranApabila utang pajak yang tercantum dalam surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, tidak dilunasi sampai melewati 7hari dari batas waktu jatuh tempo(satu bulan sejak tanggal diterbitkan).2. Surat PaksaApabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran maka akan diterbitkan surat paksa yang disampaikan oleh juru sita pajak negara dengan dibebani biaya penagihan sebesar 25.000 (dua puluh ribu rupiah), utang pajak harus dilunasi dalam waktu 224 jam.3. Surat SitaApabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 224 jam dapat dilakukan tindakan penyitan atas barang-barang Wajib Pajak dengan dibebani biaya pelaksanaan sita sebesar Rp 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah).4. LelangDalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka akan dilanjtkan dengan tindakan pelelangan melalui kantor lelang negara. Dalam hal biaya penagihan paaksa dan biaya pelaksanaan sita belum di bayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuan lelang dalam surat kabar dan biaya pada saat pelelangan.Dasar Penagihan PajakDasar penagihan pajak, antara lain: Pasal 18 UU KUP, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayarbertambah, merupakandasar penagihan pajak. Pasal 19 UU KUP, (1) Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayarbertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (2) Dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu). (3) Dalam hal wajib pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT dan ternyata perhitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian SPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (3) huruf b dan c, sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Pasal 20 UU KUP, (1) Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan STP, SKPKB, serta SKPKBT, dan SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 (3) atau (3a), dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 (1), penagihan seketika dan sekaligus dilakukan apabila; a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu. b. Penaggung pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya. d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara. e. Terjadi penyitaan atasbarang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepalitan.(3) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pasal 21 UU KUP, (1) Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik penanggung pajak. (2) Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada pasal 21 (1) meliputi pokok pajak, sanksi administrasi beerupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak. (3) Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali; a. Biaya perkarayang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergeerak dan/ataau barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan/atau c. Biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan. (4) Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembeulan, SKKeberatan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.(5) Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut; a. Dalam hal Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi, maka jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud diatas dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa, atau b. Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran pemmbayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir penundaan diberikan. Pasal 22 UU KUP, (1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa, setelah melampaui waktu 5 (tahun) terhitung sejak penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.(2) Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud diatas tertangguh apabila; a. Diterbitkan Surat Paksa. b. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung maupun tidak langsung. c. Diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 (5), SKPKBT sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 (4), atau d. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. Pasal 23 UU KUP, (1)dihapus.(2) Gugatan WP atau penanggung pajak terhadap; a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakn Penyitaan, atau Pengumuman Lelang. b. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak. c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam pasal 25 (1) dan 26, atau d. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan.(3)dihapus. Pasal 24 UU KUP, Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan besarnya penghapusan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Bunga Penagihan PajakMenurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut:Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggaljatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu,) bulan.(Undang-Undang Pajak Tahun 2000, 2001:15) .Ketentuan PidanaKetentuan-ketentuan pidana antar lain:1. Penanggung pajak yang memindahkan hak, memindahtangankan, menyewakan, meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, atau merusak barang yang telah disita dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6bulan dan paling lambat 4 tahun, dan denda paling seikit Rp 1.500.000 dan paling banyak 12.000.000 .2. Apabila pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengalihkan atau menjual barang sitaan (sesuai UU PPSP Pasal 25 ayat (3) huruf b,c,d,e) tidak melaksanakan kewajibannya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 minggu dan paling lama 4 bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp 500.000 dan paling banyak Rp 10.000.000 .3. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yanh dilakukan menurut undang-undang, atau dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan yindakan dalam melaksanakan ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh juru sita pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 minggu dan paling lam 4 bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp 500.000 dan paling banyak 10.000.000 .Daluwarsa Tindakan Penagihan PajakBerdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu 10tahun terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang bersangkutan.Penagihan pajak dapat dilakukan setelah melampaui 10 tahun dengan syarat-syarat sebagai berikut:1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa. Kadaluwarsa dihitung sejak tangal penyampaian surat paksa tersebut.2. Adanya pengakuan utang dari Wajib Pajak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan sebagai berikut:a. Adanya permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak sebelum jatuh tempo pembayaran. Untuk daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima.b.Adanya permohonan keberatan. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima.Wajib Pajak melaksanakan pembayaran sebagian utang pajaknya. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak tersebut.https://blog.ub.ac.id/lutfiara/2012/04/02/penagihan-pajak/