PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

51
PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN (PENDEKATAN TAFSIR MAQȂSHIDÎ) Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Putri Hilyah Aulawiyah NIM. 15210688 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

Page 1: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL-

QUR'AN (PENDEKATAN TAFSIR MAQȂSHIDÎ)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

Putri Hilyah Aulawiyah

NIM. 15210688

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL-

QUR'AN (PENDEKATAN TAFSIR MAQȂSHIDÎ)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

Putri Hilyah Aulawiyah

NIM. 15210688

Pembimbing:

Ali Mursyid, M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 3: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Penafsiran Ayat Hirȃbah dalam Al-Qur'an

(Pendekatan Tafsir Maqȃshidî)” yang disusun oleh Putri Hilyah Aulawiyah

dengan Nomor Induk Mahasiswa: 15210688 telah diperiksa dan disetujui

untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 16 Agustus 2019

Pembimbing,

Ali Mursyid, M.Ag

Page 4: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penafsiran Ayat Hirȃbah dalam Al-Qur'an

(Pendekatan Tafsir Maqȃshidî)” oleh Putri Hilyah Aulawiyah dengan NIM

15210688 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2019.

Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Agama (S.Ag).

Jakarta, 19 Agustus 2019

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta,

Dr. Muhammad Ulin Nuha, Lc., MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekertaris Sidang,

Dr. Romlah Widayati, M.Ag Isman Iskandar, M.Sos

Penguji I, Penguji II,

Ahmad Hawasi, M.Ag Iffaty Zamimah, M.Ag

Pembimbing,

Ali Mursyid M.Ag

Page 5: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

v

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Hilyah Aulawiyah

NIM : 15210688

Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 26 Februari 1997

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penafsiran Ayat Hirȃbah dalam

Al-Qur'an (Pendekatan Tafsir Maqȃshidî)” adalah benar-benar asli karya

saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 19 Agustus 2019

Putri Hilyah Aulawiyah

Page 6: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

vi

MOTTO

إف ل تػقطعه قطعك الوقت كالسيف

“Waktu Laksana Pedang, Jika Engkau Tidak Menggunakannya dengan

Baik, Waktu Akan Menebasmu”

Page 7: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

vii

PERSEMBAHAN

Tulisan ini ku persembahkan teruntuk orang tua terkasih “Abi

Muhammad Masnun dan Umi Siti Marfu`ah” yang mengabdikan segala

perjuangan hidupnya demi yang terbaik untuk anaknya.

Teruntuk keluarga, sahabat, dan seluruh pihak yang telah membantu

proses penyelesaian skripsi ini hingga proses inilah yang mengantarkanku

meraih gelar akademik dengan baik.

Terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Ali Mursyid, M.Ag

yang selalu sabar mensupport, memberikan suntikan keilmuwan dan ide yang

cemerlang, serta membuka wawasan mahasiswa untuk lebih berfikir kritis

tanpa bertindak apatis.

Teruntuk almamaterku Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

terimakasih telah memberikan ketenangan hati dalam masa musȃfir ilmu

kurang lebih 4 tahun ini.

Page 8: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillȃhirahmȃnirrahȋm

Alhamdulillâhirabbilâlamin, tak ada kalimat yang pantas kami

ucapkan selain rasa syukur kepada sang pencipta alam semesta, karena

dengan kemurahan dan karunia-Nyalah kami masih diberi kesempatan untuk

menghirup udara kenikmatan dunia yang penuh dengan teka teki

kehidupannya.

Selawat dan salam tak lupa terlimpahkan kepada sang insan mulia nan

sempurna, yang kami harapkan syafaatnya yakni syafâ’ah al-užma fî yaum

al-qiyâmah, karena tanpa menanggalkan rahman, rahim, dan syafaatnya

manusia hanyalah sebutir kapas bertebaran yang tak bernilai harganya.

Pencapaian skripsi yang berawal dari sebuah kata menjadi kalimat,

tersusun dari beberapa paragraf hingga lembaran, bahkan terbungkus rapi

dalam sebuah balutan cover ini tak lain merupakan bantuan dan dukungan

dari orang-orang hebat yang selalu setia menepuk pundak ketika kami mulai

salah, menyatukan semangat ketika kami mulai goyah, dan memberikan

senyuman merekah di saat suka maupun duka. Oleh karena itu, ucapan

terimakasih ini kami sampaikan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah,

SH., M.Hum selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. M. Dawud Arif

Khan, SE., M.Si., Ak., CPA selaku Wakil Rektor II, dan Ibu Dr. Hj.

Romlah Widayati M.Ag selaku Wakil Rektor III sekaligus Ketua

Sidang Munaqasyah.;

2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang

Page 9: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

ix

selalu mengabdikan diri untuk Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

dalam mencetak generasi Al-Qur'an yang berwawasan keilmuwan.;

3. Bapak KH. Haris Hakam, SH, MA. dan Ibu Mamluatun Nafisah,

M.Ag. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan

Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.;

4. Bapak Ali Mursyid, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu sabar menghadapi berbagai kondisi mahasiswanya, selalu

menggiatkan semangat mahasiswa dalam menumbuhkan kecintaan

terhadap ilmu dan selalu berkenan memberikan saran demi menjadi

mahasiswa yang lebih baik.;

5. Bapak Ahmad Hawasi, M.Ag Iffaty Zamimah, M.Ag selaku Penguji

Sidang Munaqasyah.;

6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, Ibu Muthmainnah, MA, Ibu

Istiqomah, MA, Ibu Arbiyah Mahfudz, S.Th.I, Ibu Ma‟unatul

Mahmudah, S.H, Ibu Fatimah Askan, S.H, Ibu Atiqoh, S.Ag, dan

segenap instruktur tahfizh yang selalu sabar membenarkan ayat demi

ayat ketika lidah mulai susah payah melantunkan ayat Al-Qur'an.

Semoga keberkahan selalu mengiringi langkah dalam proses

perjuangan menjadi khadȋm kalȃmullaȃh.;

7. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang

telah mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi

saksi akan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai gelarnya.;

8. Seluruh guru mu`allim rubȗbiyah dari kecil hingga sekarang. Yang

selalu mendoakan anak didiknya. Akuilah kami sebagai santri kelak

di akhirat nanti.;

9. Ibu Suci dan Ibu Kokoy selaku staf Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah, yang rela menjadi tempat bertanya mahasiswa, dan

Page 10: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

x

membantu melewati setiap proses yang dilalui mahasiswa Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah.;

10. Kedua orang tua, sang motivator ulung yang tak henti-hentinya

menyelipkan doa terbaik di sepertiga malamnya demi kesuksesan

anak-anaknya.;

11. Bapak Abdul Rasyid, MA dan Ibu Ruwaedah, MA. Selaku bapak dan

ibu Direktris Pesantren Takhassus IIQ Jakarta. Terimakasih atas

waktu 3,5 tahun ini. Yang selalu memberikan kenyamanan dhȃhiran

wa bȃthinan. Dan menjadi ibu dan bapak kami selama di Jakarta;

12. Mu’allif kitab dan buku, yang menyumbangkan karyanya sebagai

bahan referensi, perbandingan dan penyempurnaan karya skripsi ini;

13. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Pusat Studi Al-

Qur`an (PSQ) Jakarta, Iman Jama‟ Lebak Bulus, dan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyumbangkan sarana prasarana

dalam melengkapi penulisan skripsi ini;

14. Pesantren Takhassus IIQ Jakarta dan Kampus IIQ Jakarta, yang

menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan 3,5 tahun menjadi

seorang mahasantri dan mahasiswa;

15. Sahabat seperjuangan Ushuluddin A & B yang telah membantu

mengisi memori 4 tahun bersama, mendiskusikan pemasalahan yang

ringan bahkan berat sekalipun. Oleh karenanya sulit ku menemukan

wanita-wanita hafizhah nan shalihah seperti kalian;

16. Teman seperjuangan bimbingan skripsi bersama Bapak Ali Mursyid,

M.Ag yang saling bertukar fikiran, menghadapi permasalahan dengan

kebersamaan. Semangat dan bantuan kalianlah yang mengantarkanku

tetap semangat dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini;

Page 11: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xi

17. Seluruh senior dan anggota Jam`iyyah Mudârasah Al-Qur'an (JMQ)

keluarga besar mawasiswa Jawa Timur, terimakasih telah menjadi

keluarga baru yang selalu menghangatkan.

18. Segenap Anggota BKKBM-IIQ dan DEMA-IIQ periode 2018/2019,

terimakasih atas kesempatannya dan kerjasamanya.

19. Teman-teman angkatan 2015, terimakasih atas kerjasamanya;

20. Seluruh pihak yang terlibat dalam pencapaian proses penyelesaian

skripsi ini, semoga Allah membalas jasa dan perjuangan kalian.

Satu hal yang menjadi kenangan indah dan menjadi satu ladang ilmu

yang terhampar luas adalah kami diberi kesempatan untuk dibimbing, dan

belajar bersama dalam sebuah majlis ilmu, karena disitulah akan terasa

nikmatnya sebuah belajar. Akhirnya, kami mohon maaf jika dalam

penyusunan skripsi ini terdapat sesuatu yang kurang difahami dan kurang

berkenan. Harapan kami, semoga ada penelitian mendatang yang bisa

melengkapi karya tulis skripsi ini, dan semoga bisa memberikan kontribusi

positif dan bermanfaat bagi semuanya.

Tak akan ada yang sia-sia untuk sebuah perjuangan yang dilandasi

oleh keikhlasan. Tak akan ada yang sempurna di dunia ini, melainkan selalu

berjalan dalam proses yang melelahkan dan semoga proses demi proses yang

dilewati akan berbuah kenikmatan. Ȃmȋn.

Jakarta, 16 Agustus 2019

Putri Hilyah Aulawiyah

Page 12: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... iii

PERNYATAAN PENULIS ....................................................... iv

MOTTO ....................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................. xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................. xiii

ABSTRAK ................................................................................ xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah ............................................ 8

2. Pembatasan Masalah ............................................ 8

3. Perumusan Masalah ............................................. 9

C. Tujuan Penulisan ....................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ..................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ..................................................... 10

F. Metode Penelitian .................................................... 18

G. Sistematika Pembahasan ......................................... 22

BAB II: TINJAUAN UMUM KONSEP HIRÂBAH DAN TAFSIR

MAQÂSHIDÎ

A. Tinjauan Umum Konsep Hirâbah

1. Derivasi Harb dalam Al-Qur'an ........................ 25

2. Dasar Hukum Hirâbah ...................................... 26

Page 13: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xiii

3. Hirâbah Menurut Para Mufasir dan Fuqaha ..... 29

4. Ruang Lingkup Hirâbah .................................... 48

B. Pendekatan Maqâshid dalam Menafsirkan Al-Qur'an

(Tafsir Maqâshidî)

1. Definisi Tafsir Maqâshidî .................................. 50

2. Maqâshid Al-Qur'an dan Maqâshid asy-

Syarî`ah ............................................................. 59

3. Keterkaitan Tafsir Maqâshidî dengan Tafsir

Lainnya .............................................................. 63

4. Ruang Lingkup dan Karakteristik ..................... 66

5. Macam-Macam Tafsir Maqâshidî ..................... 71

6. Langkah-Langkah Penafsiran Maqâshidî .......... 76

BAB III: PROFIL TAFSIR DAN BIOGRAFI MUFASIRNYA

A. Tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr karya Ibnu `Asyûr

1. Biografi Mufasir ................................................ 83

2. Profil Tafsir ....................................................... 86

B. Tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-

Qur'an Karya Muhammad `Ali ash-Shâbunî

1. Biografi Mufasir ................................................ 93

2. Profil Tafsir ....................................................... 96

BAB IV: ANALISIS MAQÂSHID TERHADAP AYAT HIRÂBAH

A. Penafsiran Ayat Hirâbah pada Kitab Tafsîr at-Tahrîr wa

at-Tanwîr Karya Ibnu `Asyûr

1. Analisis Maqâshid dalam Tafsîr at-Tahrîr wa

at-Tanwîr ........................................................... 99

2. Tabel Analisis Maqâshid dalam Tafsîr at-

Tahrîr wa at-Tanwîr ........................................ 107

Page 14: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xiv

B. Penafsiran Ayat Hirâbah pada Kitab Rawâi' al-Bayân

Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an Karya

Muhammad `Ali ash-Shâbunî

1. Analisis Maqâshid dalam Rawâi' al-Bayân

Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an .......... 112

2. Tabel Analisis Maqâshid dalam Rawâi' al-

Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an

.......................................................................... 122

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................. 129

B. Saran ........................................................................ 131

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 133

CURRICULUM VITAE .................................................................... 139

Page 15: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin mengikuti pedoman yang diberlakukan dalam

petunjuk praktis penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

A. Konsonan

No Huruf

Arab Huruf Latin No

Huruf

Arab Huruf Latin

Sh ص A 14 ا 1

Dh ض B 15 ب 2

Th ط T 16 ت 3

Zh ظ Ts 17 ث 4

„ ع J 18 ج 5

Gh غ H 19 ح 6

F ؼ Kh 20 خ 7

Q ؽ D 21 د 8

K ؾ Dz 22 ذ 9

L ؿ R 23 ر 10

M ـ Z 24 ز 11

N ف S 25 س 12

W و Sy 26 ش 13

Page 16: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xvi

No Huruf Arab Huruf Latin

H ه 27

„ ء 28

Y ي 29

B. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : ȃ ي... : ai

Kasrah: i ي : ȋ و... : au

Dhammah: u و: ȗ

C. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: -Al : البقرة

Baqarah.

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل : ar-rajul

c. Syaddah (Tasydȋd)

Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksaran ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydȋd.

Page 17: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xvii

Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang berada di

tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oelh huruf-huruf syamsiyah. Contoh: أمنابالله

: Ȃmanna billȃhi

d. Ta’ Marbȗthah (ة)

Ta’ Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh: الفئدة : al-Af'idah

Sedangkan ta’ Marbȗthah (ة) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (isim) maka dialih aksarakan

menjadi huruf “t”. Contoh: نصبةعاملة : „Ȃmilatun Nȃshibah

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), seperti

penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBI

berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic),

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun nama diri

yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis

kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:

`Alȋ Hasan al-„Ȃridh. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur'an dan

nama-nama surah menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur'an,

Al-Baqarah, dan seterusnya.

Page 18: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

xviii

ABSTRAK

Putri Hilyah Aulawiyah, 15210688, “Penafsiran Ayat Hirȃbah dalam Al-Qur'an

(Pendekatan Tafsir Maqȃshidî)”.

Penerapan hukum pidana Islam seringkali dianggap kejam dan tidak sesuai

dengan konsep HAM. Di antaranya adalah tindak pidana hirâbah yang kini kian

diperluas pemaknaannya oleh fuqaha kontemporer. Penafsiran berbasis maqâshidî

yang belakangan ini marak dibahas oleh kalangan akademisi dianggap mampu

menjembatani kesenjangan antara teks, konteks, dan kontekstualisasi. Tafsir at-

Tahrîr wa at-Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-

Qur'an dianggap sebagai tafsir yang berbasis maqâshidî. Oleh karena itu dalam

skripsi ini penulis berusaha mengkaji penafsiran ayat hirâbah dalam tafsir at-Tahrîr

wa at-Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an,

serta berusaha mengungkapkan sisi maqâshid pada ayat hirâbah dalam kedua tafsir

tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

dengan menemukan data-data berupa makna dan hukum hirâbah menurut para

fuqaha dan penafsiran hirâbah pada tafsir yang berbasis maqâshidî. Kemudian data

disajikan secara deskriptif-analitis yaitu mendeskripsikan akar kata dan hukum

pidana hirâbah, kemudian menganalisa ayat hirâbah (Surat Al-Mâidah ayat 33-34)

dalam tafsir at-tahrîr wa at-tanwîr karya Ibnu 'Âsyûr dan tafsir rawâi' al-bayân

tafsîr al-âyât al-ahkâm min Al-Qur'an karya Muhammad 'Ali ash-Shâbûnî. Analisa

yang digunakan menggunakan langkah penafsiran maqâshidî, yaitu dengan analisis

kebahasaan, identifikasi makna ayat, eksplorasi maqâshid asy-syarî`ah, dan

kontekstualisasi makna.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ayat hirâbah ditafsirkan Ibnu

'Âsyûr sebagai suatu tindakan membunuh dengan menggunakan senjata dengan

tujuan untuk merampas harta, hukumannya adalah pilihan salah satu dari bunuh,

salib, potong tangan dan kaki secara bersilangan, atau dibuang ke daerah lain, dan

jika muhârib bertobat sebelum tertangkap maka bisa menggugurkan had hirâbah

namun tidak dengan hal yang berhubungan dengan hak manusia, seperti harta dan

darah. Sedangkan ash-Shâbûnî menafsirkan ayat hirâbah dengan makna yang lebih

umum, yaitu tidak terbatas pada membawa senjata dan merampas harta, akan tetapi

segala tindakan yang mengganggu dan merusak baik itu hanya menakut-nakuti

ataupun tindakan yang lebih besar dari pada perampokan dan pembunuhan,

mengenai hukuman hirâbah ash-Shâbûnî hanya memaparkan beberapa pendapat

ulama tanpa mentarjihnya, sedangkan mengenai pertobatan muhârib, ash-Shâbûnî mengungkapkan bahwa Allah memberi ampunan bagi pelaku hirâbah yang

bertobat sebelum tertangkap. Adapun sisi maqâshid dalam penafsiran Ibnu 'Âsyûr

adalah dengan mengungkapkan maqâshid Al-Qur'an dengan mengungkapkan `illah

sabab an-nuzûl dan `illah pensyariatan hukuman hirâbah melalui analisis makna

ayat dan kondisi historis. Sedangkan sisi maqâshid dalam penafsiran ash-Shâbûnî

lebih menitikberatkan pada hikmah pensyariatan, yaitu dengan pengungkapan nilai-

nilai kemaslahatan bagi semua pihak. Keduanya tidak membuat keringanan

mengenai hukuman hirâbah yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an.

Page 19: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum pidana Islam seringkali dipandang sebelah mata

mengingat penerapannya yang dianggap kejam dan tidak sesuai

dengan konsep Hak Asasi Manusia (HAM). Di kalangan umat Islam

sendiri terdapat dua pandangan yang saling bertentangan mengenai

hukum pidana islam. Pertama, pandangan teo-oriented. Pandangan ini

menegaskan bahwa hukum pidana Islam adalah hukum Tuhan (divine

law) yang ketentuannya sudah jelas, batasannya tegas, sehingga tidak

memerlukan ruang penafsiran lagi. Kedua, pandangan antropo-

oriented. Pandangan kedua melihat bahwa meskipun hukum pidana

Islam berdasarkan wahyu, namun masih terbuka pintu bagi ijtihad.

Tujuan setiap hukum Islam, termasuk hukum pidana Islam, adalah

untuk kemaslahatan manusia.1

Islam adalah agama rahmatan lil `âlamîn, tidaklah mungkin

hukum dan perintah yang termaktub di dalam kitab sucinya tidak

menjadi maslahat bagi para pemeluknya.

Di antara hukum pidana Islam yang yang menarik untuk

dikaji adalah tindak pidana hirâbah. Hirâbah berasal dari kata

haraba, harban yang berarti marah sekali, merampas, dan perang.

Para fuqaha menamakan hirâbah dengan al-sarîqah al-kubrâ

(pencurian besar) atau qath'u al-tharîq (pemutus jalan). Hirâbah

dikenal sebagai kejahatan perampokan atau pengacau keamanan,2

1 Ali Sodiqin, "Divinitas dan Humanitas dalam Hukum Pidana Islam", dalam Jurnal

Al-Mazahib, Vol. 5 N0. 2 Desember 2017, h. 201. 2 Mohd. Said Ishak, Hudud dalam Fiqh Islam, (Malaysia: Universiti Teknologi

Malaysia, 2003), Cet. III, h. 13-14

Page 20: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

2

bahkan sebagian ulama Indonesia mencoba memasukkan tindak

pidana korupsi dan terorisme sebagai bagian dari tindak pidana

hirâbah mengingat demikian besar kerugian yang ditimbulkan

hirâbah yang tidak hanya menimpa korban akan tetapi menimpa

seluruh masyarakat atau warga negara.3

Semakin meluasnya definisi hirâbah mendorong penulis untuk

mengkaji ayat hirâbah dengan lebih mendalam.

Masih hangat diingatan kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019

yang telah menelan 9 korban jiwa. Demo yang berujung kerusuhan

tersebut diklaim beberapa pihak sebagai sebuah jihad di jalan Allah.

Pihak yang lain mengatakan bahwa kasus kerusuhan tersebut

merupakan tindak pidana makar. Menurut pengamatan penulis, kasus

kerusuhan tersebut bukanlah sebuah tindakan jihad maupun makar,

melainkan tindak pidana hirâbah atau pengacau keamanan.4

Kasus lain adalah tidak pidana pembegalan dan pengeroyokan

seorang suporter bola Persija yang dilakukan oleh belasan suporter

bola Persib. Kasus yang ramai diperbincangkan pada akhir 2018 lalu

bahkan memiliki vidio rekaman pengeroyokan tersebut. Dalam vidio

tersebut terlihat begitu kecilnya akhlak dan hati manusia sebab

tindakan tersebut dilakukan oleh belasan orang, bahkan ditonton oleh

puluhan orang, namun tidak ada satupun yang menolong suporter

Persija tersebut hingga suporter tersebut meninggal dalam kondisi

yang mengenaskan.

3

Lilik Ummu Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, TafsirAyat-Ayat Ahkam,

(Ciputat: UIN Press, 2015), Cet. I, h. 81 4 Sayyid Sâbiq menyebutkan bahwa gerombolan pembunuh, sindikat penculik anak,

sindikat pembobol rumah dan bank, sindikat penculik wanita gadis-gadis belia untuk

dijadikan pelacur, sindikat penculik dan pembunuh para pejabat untuk menggoncang

stabilitas keamanan, dan sindikat perusak tanaman dan hewan ternak termasuk dalam

hirâbah. Lihat Sayyid Sâbiq, Fiqih Sunah, terj. Asep Sobari, dkk, Jilid. 2, (Jakarta: al-

I'tisham, 2008), h. 670

Page 21: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

3

Bertolak dari kasus kekerasan yang terus-menerus terjadi baik

karena motif pribadi maupun motif perampasan harta, seakan tidak

adanya efek jera melihat para pelaku yang telah menerima hukuman-

hukuman yang telah ditetapkan dalam KUHP Pasal 365 tentang

tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Oleh karena itu

diperlukan adanya peninjauan kembali hukum tentang tindak pidana

pencurian dengan kekerasan disesuaikan dengan Al-Qur'an.

Di samping itu, jarang atau bahkan belum ditemukannya

penelitian (jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi) yang

mengkhusukan pembahasannya pada penafsiran ayat hirâbah semakin

mendorong penulis untuk mengkaji ayat tersebut.

Ayat tentang perintah berfikir dan mentadaburi Al-Qur'an

begitu banyak termaktub di dalam Al-Qur'an. Perintah Allah yang

satu ini nampaknya harus lebih diperhatikan kembali. Di sinilah

pentingnya berpikir, dengan berpikir kita dapat menyelami samudra

Al-Qur'an. Dengan berpikir kita tidak akan lagi menganggap bahwa

syariat merupakan jurang yang sangat dalam yang harus dilalui umat

Muslim untuk menuju Muslim yang kafah. Di sinilah tugas para

intelek untuk menjernihkan pandangan orang awam yang

menganggap bahwa hukum pidana Islam itu keras dan tidak toleran.

Ketentuan yang terdapat dalam hukum pidana Islam5 harus

dipahami konteksnya. Yaitu kondisi historis, sosiologis, dan

antropologis ketika aturan-aturan tersebut diwahyukan. Dalil-dalil

tentang hukum pidana Islam harus dilihat teks dan konteksnya

sekaligus, dengan cara melihatnya pada sisi kontinuitas dan

perubahannya.6

5 Dalam tulisan ini yang dimaksud penulis adalah hukum pidana hirâbah.

6 Ali Sodiqin, "Divinitas dan Humanitas dalam Hukum Pidana Islam", dalam Jurnal

Al-Mazahib, h. 201

Page 22: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

4

Sebagai kitab suci sepanjang zaman, Al-Qur'an telah

membuktikan dirinya sebagai pedoman yang dapat dijadikan rujukan

untuk memecahkan persoalan-persoalan hidup di berbagai konteks

zaman. Pepatah Al-Qur'an shalih li kulli zaman wa makân (Islam

senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat) bukan

saja merupakan istilah yang diformulasikan dari keyakinan subyektif

umat Islam, tetapi juga istilah obyektif sebagai kesimpulan dari

pembuktian-pembuktian sejarah. Pepatah di atas kurang lebih

mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an sanggup menjawab berbagai

tanatangan zaman. Sebagaimana halnya Al-Qur'an mampu menjawab

tantangan-tantangan kontemporer sekarang ini.7

Kemampuan Al-Qur'an untuk menjawab tantangan-tantangan

zaman ini disebabkan oleh berbagai keistimewaan yang dimiliki Al-

Qur'an sendiri, di antaranya Al-Qur'an terbuka untuk ditafsirkan dan

selalu memberi peluang untuk menghasilkan penafsiran baru.

Rujukan naqliah yang dapat mendukung keunikan Al-Qur'an ini

adalah sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu 'Abbas dari Rasulullah

Saw.:8

وسلم: عليو الله صلى الل رسول ل قال قال: ذو»وبسناده ذلول القرآنلوهعلىأحسن 9)رواهالدارقطنيعنابنعباس(«وجوىووجوهفاح

"Al-Qur'an itu lentur dan memiliki beberapa sisi pemaknaan. Karena

itu, maknailah Al-Qur'an berdasarkan sisi yang paling baik."

(Riwayat ad-Daruqutniy dari Ibnu Abbas)

7 Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Maqasidusy Syari'ah (Tafsir Al-

Qur'an Tematik), (Jakarta: Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2009), h. 294 8 Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Maqasidusy Syari'ah (Tafsir Al-

Qur'an Tematik), h. 294-295 9 Abu al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdî bin Mas`ûd bin an-

Nu`mân bin Dînâr bin Abdullah al-Baghdâdî al-Dâruquthnî, Sunan al-Dâruquthnî,

Jilid III, (Bairut: Dâr al-Fikr, 1994), h. 352

Page 23: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

5

Atas hadis ini pula 'Abdullah Darrâz (1894-1958 M)

menegaskan bahwa Al-Qur'an bagaikan intan yang setiap sudutnya

memancarkan cahaya yang berbeda dari apa yang terpancar dari sudut

yang lain. Ungkapan senada dikemukakan Muhammad Arkoun, ia

mengatakan bahwa Al-Qur'an memberi kemungkinan-kemungkinan

arti yang tidak terbatas. Dengan demikian, ayat Al-Qur'an selalu

terbuka (untuk interpretasi baru). Tidak pernah pasti dan tertutup

dalam interpretasi tunggal.10

Al-Qur'an sendiri mengisyaratkan kemampuannya untuk dapat

menjawab segala tantangan zaman, sebaigaimana firman Allah Swt.:

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)

Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga

jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup

bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"

(QS. Fusshilat (41): 53)

Al-Jazairiy (w. 2018 M/1439 H) menafsirkan ayat di atas, "Kami akan

memperlihatkan kebenaran Kami dan kebenaran apa yang

disampaikan Nabi kami tentang keimanan, ketauhidan, kebangkitan,

dan lain sebagainya." Ini jelas mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an

sanggup menjawab segala tantangan zaman. Untuk tujuan ini, kerap

kali Al-Qur'an memerintahkan para pembacanya untuk merenungi,

memikirkan, dan meneliti kandungan-kandungannya.11

10

Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Maqasidusy Syari'ah (Tafsir Al-

Qur'an Tematik), h. 295 11

Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Maqasidusy Syari'ah (Tafsir Al-

Qur'an Tematik), h. 295-296

Page 24: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

6

Pemahaman dan penafsiran Al-Qur'an menuntut adanya

seperangkat metode dan pendekatan. Kebutuhan akan metode dan

pendekatan merupakan suatu keniscayaan bagi diri seorang pengkaji

Al-Qur'an. Terlebih adanya perbedaan-perbedaan yang cukup

mendasar dan tak berujung dalam penggal sejarah manusia, serta

kenyataan abadi yang dihadapi oleh Islam bahwa nas Al-Qur'an dan

hadis terbatas secara kuantitatif, sementara peradaban (peristiwa

hukum) selalu berkembang. Untuk itu diperlukan kreativitas dan

inovasi yang berkesinambungan dalam metodologi memahami Al-

Qur'an.12

Belakangan ini marak dibahas oleh kalangan akademisi

mengenai penafsiran berbasis maqâshidî. Hal itu dimulai semenjak

diadakannya simposium ilmiah internasional yang mengusung tema

"Metode Alternatif Penafsiran Al-Qur'an" yang diadakan di kota

Oujda, Maroko pada pertengahan April 2007. Simposium yang

diadakan selama tiga hari dikonsentrasikan pada kajian seputar tafsir

maqâshidî (tafsir Al-Qur'an melalui pedekatan maqâshid asy-

syarî`ah).13

Kajian tafsir maqâshidî yang diangkat sebagai topik

utama dalam simposium saat itu mengacu pada tiga tujuan, yaitu

12

Sutrisno, "Paradigma Tafsir Maqasidi", dalam Jurnal Rausyan Fikr, Vol. 13 No.

2 Desember 2017, h. 322-323 13

Topik seputar tafsir maqâshidî sebenarnya pernah diangkat secara tuntas oleh

Nuruddin Qirath dalam disertasi doktoralnya (di Universitas Muhammad V) tentang tafsir

maqâshidî menurut perspektif ulama Maghrib Arabî, begitu juga oleh profesor Jelal al-

Merini dari Universitas Al-Qurawiyien dalam bukunya Dhawâbith at-Tafsîr al-Maqâshidî li

Al-Qur'an al-Karîm (Ketentuan Tafsir Maqâshidî terhadap AL-Qur'an), dan Hasan Yasyfu,

dosen senior di Universitas Oujda Maroko, dalam bukunya al-Murtazakât al Maqâshidiyah fî

Tafsîr an-Nash ad-Dîn (Penekanan Sisi Maqâshid dalam menafsiri teks keagamaan), namun

sebagai pendongkrak ide yang dituangkan melalui karya-karya tulis mereka ini, komunitas

ulama, intelektual, dan akademisi Maroko bahu-membahu mensosialisasikannya melalui

Simposium Ilmiah Internasional ini. Lihat Arwani Syaerozi, "Memperkenalkan Tafsir

Maqashidi" http://arwani-syaerozi.blogspot.com/2007/11/memperkenalkan-tafsir-

maqasidi.html?m=1, diakses tanggal 17 Mei 2019

Page 25: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

7

meningkatkan budaya membaca Al-Qur'an, budaya menghayati

makna kandungan, dan budaya mengaplikasi ajarannya.14

Para pemikir kontemporer saat ini sedang mengembangkan

penafsiran Al-Qur‟an berbasis maqâshid asy-syarî`ah. maqâshid asy-

syarî`ah dianggap mampu menjembatani kesenjangan antara teks,

konteks, dan kontekstualisasi.15

Prinsip dasar pendekatan maqâshidî

adalah memelihara pesan universal Al-Qur'an untuk menjawab

kekhususan dan perbedaan masalah yang dihadapi manusia.16

Manhaj maqâshidî pada awalnya dikembangkan dalam tradisi

hukum Islam. Dalam perkembangannnya banyak sarjana telah

menggunakan pendekatan ini untuk memahami dan menafsirkan

sumber ajaran Islam, khususnya Al-Qur'an seperti Rasyîd Ridhâ (w.

1354 H/1935 M), Ath-Thâhir ibnu `Âsyûr (w. 1325 H/ 1907 M),

Muhammad al-Ghâzalî (w. 1416 H/1996 M), Yûsuf al-Qardhâwî

(1345 H.1926 M), Thaha al- Alwânî (1354 H/1935 M), dll.

Penggunaan pendekatan tersebut dimungkinkan karena konsep al-

maqâshid yang memungkinkan untuk memelihara signifikasi Islam

bagi manusia.17

Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, penulis tertarik

untuk meneliti dan mengkaji tentang ayat hirâbah, tafsir maqâshidî,

serta hukuman bagi pelaku pidana hirâbah dalam tafsir-tafsir yang

dilansir memiliki kecenderungan maqâshidî.

14

Arwani Syaerozi, "Memperkenalkan Tafsir Maqashidi" http://arwani-

syaerozi.blogspot.com/2007/11/memperkenalkan-tafsir-maqasidi.html?m=1, diakses tanggal

17 Mei 2019 15

Mufti Hasan, "Tafsir Maqashidi: Penafsiran Al-Qur'an Berbasis Maqashid

Syari'ah", dalam Jurnal Maghza, Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2017, h. 16 16

Kusmana, "Paradigma Al-Qur'an: Model Analisis Tafsir Maqasidi dalam

Pemikiran Kuntowijoyo", dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Afkaruna, Vol. 11 No. 2

Desember 2015, h. 221 17

Kusmana, "Paradigma Al-Qur'an: Model Analisis Tafsir Maqasidi dalam

Pemikiran Kuntowijoyo", h. 221

Page 26: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

8

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis

paparkan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana hukuman bagi pelaku pidana hirâbah dalam fikih

dan tafsir klasik?

2. Bagaimana hukuman bagi pelaku pidana hirâbah di

Indonesia?

3. Apa yang dimaksud dengan tafsir maqâshidî?

4. Bagaimana sejarah tafsir maqâshidî?

5. Bagaimana hirâbah menurut tafsir Al-Qur'an yang

menggunakan pendekatan tafsir maqâshidî?

2. Pembatasan

Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis membatasi

fokus penelitian pada penafsiran Al-Qur'an terkait ayat hirâbah

(dalam surat al-Mâidah ayat 33-34) menggunakan tafsir at-Tahrîr

wa at-Tanwîr karya Ibnu `Âsyûr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr

al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an karya `Ali ash-Shâbûnî. Tafsir

karya Ibnu `Âsyûr dipilih sebab Ibnu `Âsyûr dianggap sebagai

pembawa angin segar terhadap teori maqâshid yang pernah

dicanangkan oleh asy-Syâthibî sebagai bapak maqâshid.

Sedangkan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min

Al-Qur'an karya Muhammad `Ali ash-Shâbûnî dipilih sebab ash-

Shâbûnî menggunakan cara pandang maqâshidî dalam penafsiran

tersebut, bahkan dalam tafsirnya ash-Shâbûnî membuat poin

khusus yang membahas hikmah at-tasyrî yang merupakan bagian

dari cara pandang maqâshidî.

Page 27: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

9

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang dapat diidentifikasi,

maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana penafsiran ayat hirâbah dalam tafsir at-Tahrîr wa

at-Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm

min Al-Qur'an?

2. Bagaimana sisi maqâshid pada ayat hirâbah dalam tafsir at-

Tahrîr wa at-Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât

al-Ahkâm min Al-Qur'an?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Menjelaskan penafsiran ayat hirâbah dalam tafsir at-Tahrîr wa at-

Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min

Al-Qur'an.

2. Menggali sisi maqâshid pada ayat hirâbah dalam tafsir at-Tahrîr

wa at-Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm

min Al-Qur'an?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis peneitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangsih khazanah keilmuan, khususnya dalam memberikan

informasi tentang penafsiran ayat hirâbah menggunakan

pendekatan tafsir maqâshidî.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan wacana dalam kajian ayat tentang hirâbah dan juga

kajian tentang tafsir maqâshidî.

Page 28: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

10

3. Secara akademis penelitian ini memiliki kegunaan untuk dapat

dijadikan pola pengembangan wacana baru yang mencegah

penafsiran, pemikiran, atau ijtihad yang terlalu bebas dalam

mengatasnamakan maqâshid asy-syarî`ah.

E. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka dalam sebuah penelitian merupakan sesuatu

yang penting sebagai jaminan atas keaslian dan kebaruan sebuah

penelitian. Fokus kajian dari penelitian ini adalah penerapan teori

maqâshid sebagai pendekatan dalam menafsirkan Al-Qur'an. konsep

ini diaplikasikan untuk menafsirkan ayat hirâbah. Tujuan lain dari

kajian pustaka adalah untuk mengetahui road map (peta jalan) dari

tema yang dibahas dalam penelitian ini. Terdapat dua kata kunci yang

akan dibahas pada skripsi ini, yaitu: hirâbah dan tafsir maqâshidî.

Disadari penulis, bahwa kajian tentang hirâbah bukanlah hal

yang baru. Tema tafsir maqâshidî pun yang tergolong kajian baru

dalam ranah studi Islam, bisa dikatakan telah banyak dibahas pada

beberapa karya ilmiah. Berdasarkan beberapa literatur yang penyusun

telusuri, ada beberapa jurnal, skripsi, tesis, dan buku yang relevan

dengan topik yang dibahas, diantaranya adalah:

1. Korupsi dalam Perspektif Al-Qur'an, dalam Jurnal Fokus: Jurnal

Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, 2018, Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Curup-Bengkulu. Dari hasil

penelitian ini ditemui bahwa korupsi sebagai sebuah tindak

kejahatan extra-ordinary crimes memang tidak disebut secara

eksplisit oleh Al-Qur'an, namun beberapa term seperti ghulûl,

suht, sarq, hirâbah dirasa cukup mewakili gagasan Al-Qur'an

mengenai tindak korupsi. Jurnal ini memberikan kontribusi dalam

Page 29: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

11

memberikan informasi mengenai keluasan ruang lingkup hirabah

yang juga melingkupi tindak kejahatan korupsi.18

2. Sanksi Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan dalam Pasal

365 KUHP Perspektif Hukum Pidana Islam, skripsi oleh Dresta

Ansori Pratama, 2018, Jurusan Hukum Pidana Islam Fakultas

Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung

Djati Bandung. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan sanksi dan

bentuk tindak pidana pencurian dengan kekerasan dalam Pasal

365 KUHP dan tindak pidana pencurian dengan kekerasan dalam

hukum pidana Islam. Kerangka pemikiran dari penelitian ini

tentang sanksi tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang

dikemukakan oleh Wahbah az-Zuhailî dalam bukunya al-Fiqh al-

Islâm wa adillatuhu, hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku

perampokan harus sesuai dengan kadar tingkatan kejahatan

tesebut. Skripsi ini berkontribusi atas skripsi penulis dalam hal

memberikan pengetahuan umum seputar hirâbah.19

3. At-Tafsîr al-Maqâshidî li Al-Qur'an al-Karîm, jurnal oleh Ali

Muhammad As'ad, 2017, Doktor ulûm al-Islâm Universitas az-

Zaituniyah Tunisia. Dalam jurnalnya ini beliau berusaha

memberikan penjelasan seputar pemahaman maqâshid Al-Qur'an

dan hubungannya dengan maqâshid asy-syarî`ah, pemahaman

tafsir maqâshidî, menetapkan disyariatkannya tafsir maqâshidî,

dan hubungan tafsir maqâshidî dengan metode dan pendekatan

18

Budi Birahmat, "Korupsi dalam Perspektif Al-Qur'an", Jurnal Fokus Vol. 3 No. 1

2018 19

Dresta Ansori Pratama, "Sanksi Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

dalam Pasal 365 KUHP Perspektif Hukum Pidana Islam", Skripsi, (Bandung: Sunan Gunung

Djati Bandung, 2018), Tidak diterbitkan (t.d)

Page 30: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

12

tafsir yang lain. Kesemuanya tersebut memberikan kontribusi

besar pada penulis dalam memahami konsep tafsir maqâshidî.20

4. Paradigma Tafsir Maqâshidî, jurnal oleh Sutrisno, 2017,

mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Jurnal ini

membahas tentang konsep penafsiran berbasis maqâshid atau

yang dikenal dengan tafsir maqâshidî. Tulisan yang didasarkan

studi kepustakaan ini menyajikan data-data umum seputar tafsir

maqashidi dengan menjelaskan pengertian, sejarah, hingga

urgensi penafsiran berbasis maqâshidî. Selain itu tulisan ini

berusaha mengkontekstualisasi tafsir maqâshid melalui beberapa

tata-kerja berdasarkan langkah-langkah yang ditawarkan oleh

Imam asy-Syâthibî dan Ibnu `Âsyûr sebagai tokoh

maqashidiyyun, serta memberikan contoh penerapan tafsir

maqâshidî berdasarkan tata-kerja yang ia buat. Kontribusi jurnal

ini adalah memberikan wawasan kepada penulis mengenai sejarah

tafsir maqâshidî. Selain itu jurnal ini sangat berkontribusi dalam

menyumbangkan ide susunan tata-kerja penafsiran yang kemudian

dijadikan penulis sebagai langkah penafsiran maqâshidî pada

skripsi ini.21

5. Mekanisme Penyelesaian Ayat Kontradiktif Berbasis Maqâshid

asy-Syarî`ah: Studi terhadap Ayat Perkawinan Beda Agama,

jurnal oleh Mufti Hasan, 2017, Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang. Dalam jurnal ini Mufti Hasan mengkritik

bahwa metode penyelesaian ayat-ayat kontradiktif yang tersedia

selama ini didominasi oleh masalah kebahasaan dalam

20

`Ali Muhammad As`ad, "At-Tafsîr al-Maqâshidî li Al-Qur'an al-Karîm", jurnal

Islâmiyah al-Ma'rifah Vol. 23 No. 89 Musim Panas 2017, h. 557 21

Sutrisno, "Paradigma Tafsir Maqasidi", dalam Jurnal Rausyan Fikr, Vol. 13 No.

2 Desember 2017

Page 31: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

13

menguraikan ayat sehingga tidak jarang ayat terlepas dari

konteksnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini Hasan

menawarkan model penyelesaian berbasis maqâshid asy-syarî`ah.

Dalam hal ini Hasan menggunakan pendekatan sistem (system

aproach), suatu teori yang dikenalkan oleh ilmuan ternama, Jaser

Auda. Jurnal ini memberikan kontribusi dalam memberikan

pengetahuan umum mengenai teori maqâshid asy-syarî`ah dan

cara penafsiran pendekatan maqâshid asy-syarî`ah.22

6. Tafsir Maqâshidî: Penafsiran Al-Qur'an Berbasis Maqâshid asy-

Syarî`ah, jurnal oleh Mufti Hasan, 2017, UIN Walisongo

Semarang. Tulisan ini menyajikan cara pandang baru dalam

memahami ayat Al-Qur'an, yaitu penafsiran Al-Qur'an yang

berorientasi pada pencapaian syari'at atau yang lebih dikenal

dengan tafsir maqâshidî. Menurutnya pemahaman terhadap Al-

Qur'an sejatinya adalah menyingkap tujuan tertentu dan

mentransformasikannya sesuai konteks pembaca. Dalam

menyelesaikan problematika kesenjangan antara teks dan konteks

Al-Qur'an, Hasan menggunakan teori maqâshid asy-syarî`ah yang

dikenalkan oleh Jaser Auda. Jurnal ini memberikan kontribusi

kepada penulis dalam memberikan pengetahuan umum mengenai

teori tafsir maqâshidî .23

7. Menakar Sejarah Tafsir maqâshidî, jurnal oleh Zaenal Hamam

dan A. Halil Thahir, 2018, STAIN Kediri. Dalam tulisan ini

Hamam dan Thahir membagi akar sejarah tafsir maqashidi

menjadi 4 periode, yaitu: periode Nabi Saw. dan sahabat ra.

22

Mufti Hasan, "Mekanisme Penyelesaian Ayat Kontradiktif Berbasis Maqâshid

asy-Syarî'ah: Studi terhadap Ayat Perkawinan Beda Agama", dalam Jurnal Theologia, Vol.

28 No. 1 Juni 2017 23

Mufti Hasan, "Tafsir Maqâshidî: Penafsiran Al-Qur'an Berbasis Maqâshid asy-

Syarî'ah", dalam Jurnal Maghza, Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2017

Page 32: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

14

(marhalat al-ta'sîs), periode tabi'in (marhalat al-ta'sîl), periode

tadwin (marhalat al-tafrî'), dan periode tajdid. Kajian

kepustakaan ini secara urut menguraikan empat periode tafsir

tersebut secara umum, kemudian menarik kesimpulan atau poin-

poin yang digunakan untuk mengungkap akar sejarah tafsir

maqâshidî baik berupa teori maupun sikap dan tindakan langsung

dalam kehidupan muslimin. Pada bagian akhir, penulis

menyajikan contoh aplikasi tafsir maqâshidî pada hukum pidana

bagi pelaku zina ghoiru muhshân di Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemaparan akar sejarah tafsir maqâshidî berkontribusi

besar untuk memberikan pemahaman lebih kepada penulis.24

8. Tafsir Maqâshidî: Metode Alternatif dalam Penafsiran Al-Qur'an,

jurnal oleh Umayyah, 2016, IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Jurnal

ini menyajikan penelitian awal mengenai tafsir maqâshidî. Seperti

tulisan pada jurnal maqâshidî pada umumnya, jurnal ini

menyajikan pengertian dan sejarah tafsir maqâshidî, tokoh-tokoh

maqâshid asy-syarî`ah dan tafsir maqâshidî, serta contoh

penafsiran dengan metode maqâshidî. Tokoh-tokoh maqâshid

asy-syarî`ah dan tafsir maqâshidî disajikan dengan runtut poin-

perpoin dari Imam asy-Syathibi hingga Muhammad Talbi. Yang

menjadi perhatian dalam tulisan ini adalah disajikannya poin

khusus yang membahas kaidah-kaidah umum yang merupakan

turunan dari maqâshid asy-syarî`ah. Kompleksnya pemaparan

tentang tafsir maqâshidî dalam jurnal ini, berkontribusi besar bagi

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.25

24

Zaenal Hamam dan A. Halil Thahir, "Menakar Sejarah Tafsir Maqâshidî", dalam

Jurnal Qof, Vol. 2 No. 1 Januari 2018 25

Umayyah, "Tafsir Maqâshidî: Metode Alternatif dalam Penafsiran Al-Qur'an",

dalam Jurnal Diya al-Afkar, Vol. 4 No. 1 Juni 2016

Page 33: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

15

9. Paradigma Al-Qur'an: Model Analisis Tafsir Maqâshidî dalam

Pemikiran Kuntowijoyo, jurnal oleh Kusmana, 2015, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Tulisan ini mengasumsikan bahwa gagasan

yang dikembangkan Kuntowijoyo dapat dikelompokkan ke dalam

gerakan pemikiran maqâshidî. Bedanya pemikiran Kuntowijoyo

dengan para pemikir maqâshidî terletak pada epistemologi yang

digunakan. Pada umumnya pemikir muslim menggunkan ushûl al-

fiqh, sementara Kuntowijoyo menggunakan epistemologi ilmu

sosial. Kusmana menemukan bahwa corak tafsir Kuntowijoyo

dapat dikelompokkan ke dalam semangat tafsir maqâshidî `ilmi

dengan kecenderungan mengkontruksi ilmu pengetahuan dengan

inspirasi input qur'ani. Maqâshidî di sini menurut Kuntowijoyo

merupakan paradigma Al-Qur'an. Jurnal ini berkontribusi dalam

menyumbangkan pemikiran pada penulis tentang tafsir maqâshidî

jika dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan.26

10. Muwâlâh Al-Kuffâr dalam Q.S. Al-Mumtahanah (Upaya

Membangun Toleransi dengan Pendekatan Maqâshidî), skripsi

oleh Arif Ubaidillah, 2018, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini membahas tentang muwâlâh al-kuffâr pada ayat 1-3

dan ayat 7-9 pada surat Al-Mumtahanah yang seakan saling

bertentangan. Pada ayat 1-3 surat Al-Mumtahanah

mengindikasikan adanya larangan ber muwâlâh al-kuffâr

sedangkan pada ayat 7-9 menggambarkan kebolehan ber muwâlâh

al-kuffâr. Dalam menganalisis ayat-ayat yang seakan kontradiktif

tersebut Ubaidillah menggunakan pendekatan maqâshidî sebagai

basis interpretasinya. Penelitian ini menemukan bahwa tafsir

26

Kusmana, "Paradigma Al-Qur'an: Model Analisis Tafsir Maqasidi dalam

Pemikiran Kuntowijoyo", dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Afkaruna, Vol. 11 No. 2

Desember 2015

Page 34: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

16

maqâshidî memegang tiga prinsip utama, yakni; prinsip pencarian

al-maqshud 'anhu, maksud yang ternarasikan dengan jelas dalam

nas; prinsip kaidah al-ibrâh bi al-maqâshid; dan prinsip

kontekstualisasi nalar teks yang menegaskan pentingnya

reaktualisasi poin maqâshid.

11. Studi Komparatif Maqâshid Al-Qur'an Abu Hamid Muhammad

Ibn Muhammad Al-Ghazâli dan Rasyîd Ridhâ, skripsi oleh

Muhammad Anas, 2018, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedikit

berbeda dengan tulisan yang lain, skripsi ini menggunakan istilah

maqâshid Al-Qur'an. Anas mengungkapkan bahwa meskipun

istilah maqâshid Al-Qur'an belum menjadi disiplin ilmu tersendiri

yang disepakati para ulama, namun istilah tersebut bisa didapati

pada karangan beberapa ulama klasik maupun kontemporer. Pada

tulisan ini Anas berusaha menganalisis secara komparatif konsep

maqâshid Al-Qur'an yang ditawarkan Abu Hamid Muhammad al-

Ghazali dalam kitab Jawâhir Al-Qur'an dan Rasyid Ridha dalam

tafsir al-Manâr. Perbedaan yang ditemukan Anas di antara

keduanya adalah kalau maqâshid Al-Qur'an yang ditawarkan al-

Ghazali lebih menekankan kajian-kajian klasik seperti keimanan,

risalah kenabian, dan hari akhir, sedangkan Rasyid Ridha

disamping menjelaskan ushûl Al-Qur'an (prinsip-prinsip Al-

Qur'an), Ridha lebih menyuarakan ide-ide pembaharuan di era

kontemporer seperti hak-hak perempuan, politik, dan mengelola

harta bagian dari tujuan-tujuan Al-Qur'an. Hal tersebut tidak

terlepas dari background latar belakang pendidikan keduanya,

yakni al-Ghazali bercorak tasawuf dan Rayid Ridha terkesan

Page 35: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

17

bernuansa kajian-kajian kontemporer. Kontribusi skripsi ini untuk

skripsi penulis adalah informasi seputar maqâshid Al-Qur'an.27

12. Penafsiran Al-Qur'an Berbasis Maqâshid asy-Syarî'ah: Studi

Ayat-Ayat Persaksian dan Perkawinan Beda Agama, tesis oleh

Mufti Hasan, 2018, Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang. Dalam tesis ini penulis menjelaskan konstruksi

penafsiran Al-Qur'an berbasis maqâshid asy-syarî'ah menurut

Jaser Auda. Selain itu penulis berusaha menyajikan cara untuk

mengoprasionalisasi penafsiran Al-Qur'an pada ayat persaksian

dan perkawinan beda agama menggunakan pendekatan maqâshid

asy-syarî'ah, yang dalam hal ini menghasilkan suatu kesimpulan

bahwa adanya aturan yang berbeda mengenai perkawinan beda

agama semestinya dipahami dalam keragaman konteks. Pada

dasarnya perkawinan tersebut diperbolehkan oleh Al-Qur'an,

namun kebolehannya tidak dapat digeneralisasi. Kontribusi tesis

ini dalam penulisan skripsi penulis adalah memberikan

pengetahuan umum mengenai teori tafsir maqâshidî .28

Secara umum perbedaan penelitian ini dengan penelitian di

atas adalah penelitian ini bukan sekedar membaca ayat hirâbah

berdasarkan sisi fikihnya saja namun berusaha mengungkapkan sisi-

sisi maqâshid yang terkandung di dalamnya. Dan nampaknya

penelitian yang menyandingkan hirâbah secara khusus menggunakan

pendekatan tafsir maqâshidî belum dijumpai. Melihat celah ini maka

penulis ingin menyandingkan dua variabel tersebut menjadi sebuah

27

Muhammad Anas, "Studi Komparatif Maqâshid Al-Qur'an Abu Hamid

Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazâli dan Rasyîd Ridhâ", Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018), Tidak diterbitkan (t.d) 28

Mufti Hasan, "Penafsiran Al-Qur'an Berbasis Maqâshid asy-Syarî`ah: Studi Ayat-

Ayat Persaksian dan Perkawinan Beda Agama", Tesis, (Semarang: UIN Walisongo

Semarang, 2018), Tidak diterbitkan (t.d)

Page 36: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

18

penelitian. Terlebih pendekatan tafsir maqâshidî yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan pembahasan yang aktual dalam studi

tafsir.

F. Metode Penelitian

Metode merupakan serangkaian proses dan prosedur yang

harus di tempuh oleh seorang peneliti, untuk sampai pada kesimpulan

yang benar tentang riset yang dilakukan.29

Adapun metode penelitian

dalam proposal ini meliputi:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Library Research (penelitian

kepustakaan) yakni pengumpulan data dengan cara membaca,

menelaah buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan

skripsi. Jadi, penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yakni

pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman mendalam

yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan data-data

berupa makna dan hukum hirâbah menurut para fuqaha dan

penafsiran hirâbah pada tafsir yang berbasis maqâshidî.

Kemudian data disajikan secara deskriptif-analitis yaitu

mendeskripsikan akar kata dan hukum pidana hirâbah, kemudian

menganalisa ayat hirâbah (Surat Al-Maidah ayat 33-34) dalam

tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr karya Ibnu `Âsyûr dan tafsir Rawâi'

al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an karya

Muhammad `Ali ash-Shâbûnî, menganalisa sisi maqâshid yang

29

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al- Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea

Press Yogyakarta, 2015), h. 5

Page 37: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

19

terdapat dalam penafsiran tersebut, dan yang terakhir menarik

kesimpulan dari hasil analisa yang telah ditemukan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam meneliti proposal ini

ada dua, yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer penelitian ini bersumber dari tafsir

at-Tahrîr wa at-Tanwîr karya Ibnu `Âsyûr dan tafsir Rawâi'

al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an karya

Muhammad `Ali ash-Shâbûnî.

b. Data Sekunder

Data-data sekunder merujuk pada buku, jurnal, dan

karya ilmiah yang membahas tentang ayat hirâbah dan tentang

tafsir maqâshidî, yaitu sebagai berikut:

1. Buku, jurnal, atau karya ilmiah yang berisi pengetahuan

seputar hirâbah, seperti Fiqh as-Sunnah, Fiqh al-Islâm wa

Adillatuhu, Tafsir Ahkâm, dan lain-lain.

2. Buku, jurnal, atau karya ilmiah yang berisi pengetahuan

tentang maqâshid asy-syarî`ah, seperti Membumikan

Maqâshid asy-Syarî`ah, dan lain-lain.

3. Buku, jurnal, atau karya ilmiah yang masih relevan dan

erat kaitannya dengan objek penelitian, seperti buku Ushûl

Fiqh, dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana disebutkan di awal, penelitian ini dilakukan

melalui penelitian kepustakaan (library Research), suatu metode

dengan cara mengumpulkan data dan informasi, baik berupa

buku-buku maupun artikel-artikel yang kemudian diidentifikasi

Page 38: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

20

secara sistematis dan analisis, dengan bantuan berbagai macam-

macam material yang terdapat di ruang pustaka.

Sedangkan data-data yang diperlukan dan dicari itu dari

sumber-sumber kepustakaan yang bersifat primer, yaitu data yang

berlangsung dan diperoleh dari sumber data pertama, disebut

dengan sumber utama. Dalam hal ini yang menjadi sumber

utamanya adalah tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr karya Ibnu `Âsyûr

dan tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-

Qur'an karya Muhammad `Ali ash-Shâbûnî. Dan sekunder, yaitu

data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan dari sumber-

sumber yang lain. Disebut dengan data pendukung. Dalam hal ini

yang menjadi data pendukung adalah buku dan jurnal tentang

hirâbah dan tafsir maqâshidî.

4. Teknik Analisis Data

Mengingat data yang dikumpulkan adalah data kualitatif

(data berupa informasi yang tidak dapat diangkakan), maka data

tersebut akan dianalisis secara kualitatif pula. Untuk menelaah

dan mengkaji isi kandungan data utama, yaitu penafsiran ayat

hirâbah dalam tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr dan tafsir Rawâi' al-

Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an serta menganalisis

konsep maqâshid di dalamnya, penulis menggunakan metode

pendekatan maqâshid yang ditawarkan oleh Sutrisno dengan

tahapan sebagai berikut:30

a. Analisis kebahasaan

Pada tahap ini, analisis dilakukan terhadap apa yang

ada di teks dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan,

30

Sutrisno, "Paradigma Tafsir Maqasidi", h. 249-250

Page 39: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

21

yakni meliputi bahasa teks, makna teks, bentuk dan konteks

teks, serta hubungan teks dengan teks lainnya.

b. Identifikasi makna ayat

Tahapan ini bertujuan menemukan makna teks yang

sesuai konteks pewahyuan. Identifikasi makna dapat

dilakukan dengan menyesuaikan dengan penggunaan terma

serupa dalam Al-Qur'an dan mempertimbangkan sisi historis

dan sebab turunnya suatu ayat Al-Qur'an, baik mikro maupun

makro.

c. Eksplorasi maqâshid asy-syarî`ah

Tahapan ini menjadi ciri khas penafsiran Al-Qur'an

berbasis maqâshid. Mufasir tidak hanya berhenti pada

penggalian makna sesuai konteks pewahyuan, akan tetapi juga

menggali makna yang sesuai dengan tujuan syariat

(maqâshid). Makna tersebut selain menjadi pendamai bila

mana terjadi kesenjangan antara makna konteks pewahyuan

dengan konteks yang dipahami, juga berfungsi sebagai

pengikat antara makna teks tersebut dengan konteks kekinian.

d. Kontekstualisasi makna

Tahapan ini menjadi tahap pengembangan signifikansi

penafsiran maqâshid terhadap persoalan, masalah, dan

kebutuhan pada masa kini yang tampak relevan dengan pesan

teks yang ditafsirkan. Makna ayat yang sudah tersingkap

dengan mengacu pada tujuan syariat yang sudah dieksplorasi

sebelumnya, kemudian direfleksikan sesuai konteks ayat akan

diterapkan. Hanya saja kontekstualisasi itu tidak diberlakukan

pada semua aspek pemahaman teks-teks Islam, ada batasan-

batasan yang harus dijaga.

Page 40: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

22

G. Sistematika Pembahasan

Teknik penulisan karya ilmiah ini merujuk kepada pedoman

penulisan skripsi, tesis, dan disertasi di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta. Sedangkan pada sistematika penulisan agar mempermudah

dalam melakukan penelitian penulis manyajikan alur pembahasan

dalam beberapa bab dan sub-bab tertentu.

Bab pertama merupakan pendahuluan yang mencakup latar

belakang masalah yang membahas tentang seberapa unik dan menarik

tema yang dibahas untuk dijadikan penelitian. Selanjutnya mengenai

identifikasi masalah yang membahas kemungkinan masalah yang

muncul untuk dijadikan fokus penelitian, dilanjutkan dengan rumusan

masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini, kemudian mengenai

tujuan penelitian tentang arah yang ingin dituju dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Dilanjutkan dengan telaah

pustaka yang memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan

topik yang bersangkutan untuk menghindari adanya persamaan

pembahasan. Selanjutnya, metode penelitian yang berisi tentang jenis

penelitian, sumber data, dan teknik pengolaan data. Sedangkan

sistematika pembahasan merupakan bagian terakhir dari bab ini yang

menjelaskan tentang gambaran umum isi penelitian. Bab pertama

inilah yang akan menjadi acuan dalam penelitian.

Bab kedua akan menyajikan tinjauan umum konsep hirâbah

dan tafsir maqâshidî yang terdiri dari dua sub-bab, yaitu tinjauan

umum konsep hirâbah dan pendekatan maqâshid dalam menafsirkan

Al-Qur'an (tafsir maqâshidî). Sub-bab pertama menguraikan derivasi

harb dalam Al-Qur'an, dasar hukum hirâbah, hirâbah menurut para

mufasir dan fuqaha, dan ruang lingkup hirâbah. Sedangkan pada sub-

bab kedua diuraikan definisi tafsir maqâshidî, maqâshid Al-Qur'an

Page 41: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

23

dan maqâshid asy-syarî'`ah, keterkaitan tafsir maqâshidî dengan tafsir

lainnya, ruang lingkup dan karakteristik, macam-macam tafsir

maqâshidî, dan langkah-langkah penafsiran maqâshidî. Bab ini

merupakan gambaran umum yang digunakan sebagai bahan analisis

pada bab selanjutnya.

Bab ketiga menyajikan biografi mufasir dan profil tafsir.

Dalam hal ini penulis menyajikan data mengenai profil tafsir at-

Tahrîr wa at-Tanwîr dan biografi Ibnu `Âsyûr serta tafsir Rawâi' al-

Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an dan biografi

Muhammad `Ali ash-Shâbûnî. Bab ketiga ini masih merupakan

gambaran umum yang digunakan sebagai bahan analisis pada bab

selanjutnya.

Bab keempat memaparkan analisis maqâshid terhadap ayat

hirâbah pada tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr karya Ibnu `Âsyûr dan

tafsir Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an karya

Muhammad `Ali ash-Shâbûnî menggunakan langkah penafsiran tafsir

maqâshidî.

Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan

yang merupakan jawaban yang diajukan dalam rumusan masalah serta

saran untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian akhir, penulis akan

menyertakan daftar pustaka, dan riwayat hidup penulis (Curiculium

Vitae).

Page 42: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

127

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penafsiran ayat hirâbah dalam tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr karya

Ibnu `Âsyûr mempunyai tiga poin utama, yaitu:

Pertama, hirâbah ditafsirkan Ibnu `Âsyûr sebagai suatu tindakan

membunuh dengan menggunakan senjata dengan tujuan untuk

merampas harta, yang mana hal tersebut termasuk memerangi

syariat dan sengaja melanggar hukum-hukum Allah dan Rasul-

Nya.

Kedua, hukuman bagi pelaku hirâbah adalah pilihan salah satu

dari bunuh, salib, potong tangan dan kaki secara bersilangan, atau

dibuang ke daerah lain.

Ketiga, pertobatan muhârib sebelum tertangkap bisa

menggugurkan had hirâbah, namun tidak dapat menggugurkan

hal-hal yang berhubungan dengan hak manusia, seperti harta dan

darah.

Sedangkan ash-Shâbûnî menafsirkan ayat hirâbah dengan makna

yang lebih umum, yaitu:

Pertama, hirâbah tidak terbatas pada tindakan dengan membawa

senjata dan merampas harta, akan tetapi segala tindakan yang

mengganggu dan merusak baik itu hanya menakut-nakuti ataupun

tindakan yang lebih besar dari pada perampokan dan

pembunuhan.

Kedua, mengenai hukuman hirâbah, ash-Shâbûnî hanya

memaparkan beberapa pendapat ulama tanpa mentarjihnya.

Menurut Mujâhid, adh-Dhahâk, an-Nakha`î, dan mazhab Maliki,

Page 43: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

128

seorang imam (kepala) boleh memberikan alternatif hukuman

terhadap pelaku hirâbah dengan salah satu dari empat hukuman

yang telah ditetapkan Allah pada ayat hirâbah. Abû Hanîfah

sependapat dalam hal kebolehan takhyir (memilih) oleh imam,

namun takhyir ini terkhusus bagi pelaku pidana membunuh dan

merampas harta. Sedangkan Ibnu `Abbâs, ulama Mazhab Syafii

dan dua rekan Abû Hanîfah juga memaknai kata "au" dalam ayat

ini dengan arti khiyar, letak perbedaan dengan pendapat

sebelumnya adalah khiyar dalam ayat ini berlaku untuk semua

bentuk kejahatan hirâbah dengan tetap memperhatikan tertib

hukuman sesuai tindak kejahatan yang dilakukan.

Ketiga, sedangkan mengenai pertobatan muhârib, Allah memberi

ampunan bagi pelaku hirâbah yang bertobat sebelum tertangkap.

Ash-Shâbûnî tidak memberikan penjelasan lebih mengenai

pertobatan muhârib.

2. Sisi maqâshid dalam penafsiran Ibnu 'Âsyûr adalah dengan

mengungkapkan maqâshid Al-Qur'an dengan mengungkapkan

`illah sabab an-nuzûl dan `illah pensyariatan hukuman hirâbah

melalui analisis makna ayat dan kondisi historis. Sedangkan sisi

maqâshid dalam penafsiran ash-Shâbûnî lebih menitikberatkan

pada hikmah pensyariatan, yaitu dengan pengungkapan nilai-nilai

kemaslahatan bagi semua pihak. Keduanya tidak membuat

keringanan mengenai hukuman hirâbah yang telah ditetapkan

dalam Al-Qur'an.

B. Saran

1. Hirâbah merupakan hukum pidana yang hukumannya paling berat

dan tidak mempuanyai batasan yang pasti dalam pemaknaannya,

sehingga kini pemaknaannya kian meluas hingga beberapa ulama

Page 44: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

129

kontemporer memasukkan korupsi dan aksi teroris sebagai tindak

pidana hirâbah, oleh karena itu kajian yang lebih mendalam

mengenai tindak pidana hirâbah perlu untuk dilakukan peneliti

selanjutnya.

2. Kajian tafsir maqâshidî terbilang baru dan memiliki banyak ruang

untuk diisi menjadi banyak penelitian lagi. Maka dari itu, penting

kiranya untuk meneruskan kajian tafsir maqâashidî dengan

harapan tafsir dengan pendekatan ini memiliki konsep yang lebih

pasti.

Page 45: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

130

DAFTAR PUSTAKA

Al-Aridl, Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi Tafsir, terj. Ahmad Akrom,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cet. II, 1994.

Al-Dâruquthni, Abû al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdî bin

Mas`ûd bin an-Nu`mân bin Dînâr bin Abdullah al-Baghdâdî,

Sunan al-Dâruquthnî, Jilid III, Bairut: Dâr al-Fikr, 1994.

Al-Khurasâni, Abû Abd ar-Rahmân Ahmad ibn Syu'aib ibn Ali, Sunan an-

Nasâ'i, Jilid.IV, Kairo: Dâr al-Hadis, Cet. I, 1999.

Al-Mukhâlafî, Nasywân Abduh Khâlid dan Rîdwân Jamal al-Athrâsy, "At-

Tafsîr al-Maqâshidî: Isykaliyat al-Ta'rîf wa al-Khashâish", dalam

jurnal Qur'anika Vol. 5 No. 2 Desember 2013.

Alim, Hifdzil, dkk, Jihad NU Melawan Korupsi, Jakarta: Lakpesdam PBNU,

Cet. III, 2017.

An-Nasâ'i, Ahmad bin Syu'aib Abdurrahman. Ensiklopedia Hadis 7; Sunan

an-Nasâ'i, terj. M. Khairul Huda, dkk, Jakarta: al-Mahira, Cet.I,

2013.

Anas, Muhammad, "Studi Komparatif Maqâshid Al-Qur'an Abu Hamid

Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazâli dan Rasyîd Ridhâ", Skripsi,

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, Tidak diterbitkan

(t.d).

As`ad, `Ali Muhammad, "at-Tafsîr al-Maqâshidî li Al-Qur'an al-Karîm",

dalam jurnal Islâmiyah al-Ma'rifah Vol. 23 No. 89 Musim Panas

2017.

Ash-Shâbûnî, Muhammad `Ali, Rawâ'i al-Bayân Tafsîr Âyâh al-Ahkâm min

Al-Qur'an, terj: Saleh Mahfoed, Jilid I, Bandung: PT. al-Ma'arif,

1994.

_______, Rawâi' al-Bayân Tafsîr al-Âyât al-Ahkâm min Al-Qur'an, Kairo:

Dâr as-Salâm, 1997.

Page 46: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

131

_______, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam ash-Shâbûnî, terj. Mu'ammal

Hamidy dan Imran A. Manan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2008.

Âsyûr, Thâhir ibnu, Tafsîr at-Tahrîr wa at-Tanwîr, jilid VI, Tunis: Dâr

Suhnûn li an-Nasyr wa at-Tauzi', 1997.

Ath-Thabarî, Abu Ja'far Muhammad bin Jarîr, Jâmi' at-Bayân an Ta'wîl Ayi

Al-Qur'an, Jilid. 4. Beirut: Dâr al-Kitâb al-Ilmiyah, 1999.

Auda, Jasser, Membumikan Hukum Islam melalui Maqâshid asy-Syarî`ah,

terj. Rasyidin dan Ali Abd el-Mun`im, Bandung: PT Mizan Pustaka,

Cet. I, 2015.

Az-Zuhailî, Wahbah, Fiqih Islam 7, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,

Jakarta: Gema Insani, Cet. I, 2011.

_______, Tafsir al-Munîr, Jilid.V, Beirut: Dâr al-Fikr al-Mu'ashir, 1991.

Birahmat, Budi, "Korupsi dalam Perspektif Al-Qur'an", Jurnal Fokus Vol. 3

No. 1 2018.

Djazuli, A., Fiqh Jinayah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997.

Hakim, Husnul, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir, Depok: Lingkar Studi Al-

Qur'an (eLSiQ), 2013.

Halim, Abd., "Kitab Tafsir at-Tahrîr wa at-Tanwîr Karya Ibnu `Asyûr dan

Kontribusinya terhadap Keilmuan Tafsir Kontemporer", dalam

Jurnal Syahadah, Vol. 2 No. 2 Oktober 2014.

Hamam, Zaenal dan A. Halil Thahir, "Menakar Sejarah Tafsir Maqâshidî",

dalam Jurnal Qof, Vol. 2 No. 1 Januari 2018.

Hamka, Tafsir al-Azhâr, Jilid.VI, Jakarta: Pustaka Panjimas, Cet. II, 2000.

Haryono, Andy, “Analisa Metode Tafsir Muhammad Ash-Shâbûnî dalam

kitab Rawâi' al-Bayân”, dalam Jurnal Wardah, Vol.18 No. 1 Tahun

2017.

Page 47: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

132

Hasan, Mufti, "Mekanisme Penyelesaian Ayat Kontradiktif Berbasis

Maqâshid asy-Syarî'ah: Studi terhadap Ayat Perkawinan Beda

Agama", dalam Jurnal Theologia, Vol. 28 No. 1 Juni 2017.

_______, "Penafsiran Al-Qur'an Berbasis Maqâshid asy-Syarî`ah: Studi

Ayat-Ayat Persaksian dan Perkawinan Beda Agama", Tesis,

Semarang: UIN Walisongo Semarang, 2018, Tidak diterbitkan (t.d).

_______, “Tafsir Maqashidi: Penafsiran Al-Qur`an Berbasis Maqâshid asy-

Syarî`ah”, dalam Jurnal Maghza, Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2017.

Ishak, Mohd. Said, Hudud dalam Fiqh Islam, Malaysia: Universiti Teknologi

Malaysia, Cet.III, 2003.

Islam, tazul, “Maqâshid Al-Qur'an dan Maqâshid asy-Syarî'ah”, dalam jurnal

Revelation and Science, Vol. 03 No. 1 2013.

Kaltsum, Lilik Ummu dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-Ayat Ahkam,

Cet.II. Ciputat: UIN Press, 2015.

Kusmana. “Paradigma Al-Qur`an: Model Analisis Tafsir Maqasidi dalam

pemikiran Kuntowijoyo”, dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman

Afkaruna, Vol. 11 No. 2 Desember 2015.

Mahmud, Mani' Abd Halim, Metodologi Tafsir: Kajian Komprehensif

Metode Para Ahli Tafsir, terj. Faisal Daleh dan Syahdianor, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Mandzûr, Ibnu, Lisân al-Arab, Jilid VI, Kairo: Dâr al-Hadîs, 2003.

Mardani, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Prenada Media Group, Cet. Ke-1,

2019.

Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al- Qur’an dan Tafsir, Yogyakarta:

Idea Press Yogyakarta, 2015.

Nata, Abuddin, dkk, Ensiklopedi Al-Qur'an, Jakarta: Yayasan Bimantara,

1997.

Page 48: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

133

Pratama, Dresta Ansori, "Sanksi Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

dalam Pasal 365 KUHP Perspektif Hukum Pidana Islam", Skripsi,

Bandung: Sunan Gunung Djati Bandung, 2018, Tidak diterbitkan

(t.d).

Sâbiq, Sayyid, Fiqih Sunah, terj. Asep Sobari, dkk, Jilid.II, Jakarta: al-

I'tisham, 2008.

Santoso, Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat

dalam Wacana dan Agenda, Jakarta: Gema Insani, Cet. I, 2003.

Shihab, Umar, Kontekstualitas Al-Qur'an: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat

Hukum dalam Al-Qur'an, Jakarta: Permadani, 2005.

Sodiqin, Ali, “Divinitas dan Humanitas dalam Hukum Pidana Islam”, dalam

Jurnal al-Mazahib, Vol. 5 N0. 2 Desember 2017.

Subhan, M, dkk, Tafsir Maqâshidî: Kajian Tematik Maqâshid asy-Syari'ah,

Kediri: Lirboyo Press, 2013.

Sutrisno, “Paradigma Tafsir Maqasidi”, dalam Jurnal Rausyan Fikr, Vol. 13

No. 2 Desember 2017.

Syafril dan Fiddian Khairuddin, “Paradigma Tafsir Ahkam Kontemporer

Studi Kitab Rawâ`i al-Bayân Karya `Ali al-Shâbûnî” dalam Jurnal

Syahadah,Vol. 5, No. 1 April 2017.

Syibromalisi, Faizah Ali, dkk, Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern,

Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Asbab an-Nuzul: Kronologi dan

Sebab Turun Wahyu AL-Qur'an, Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf AL-Qur'an, 2015.

Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Maqasidusy Syari'ah (Tafsir Al-

Qur'an Tematik), Jakarta: Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2009.

Umayyah, "Tafsir Maqâshidî: Metode Alternatif dalam Penafsiran Al-

Qur'an", dalam Jurnal Diya al-Afkar, Vol. 4 No. 1 Juni 2016.

Page 49: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

134

Zaid, Washfî Âsyûr Abû, "At-Tafsîr Al-Maqâshidî li Suwâr Al-Qur'an al-

Karîm", Al-Jazair, Kuliah Ushûl ad-Dîn 4-5 Desember 2003.

Detik News, "Arwani Syaerozi, Mahasiswa RI Peraih Doktor Termuda di

Maroko", https://news.detik.com/tokoh/d-1657967/arwani-syaerozi-

mahasiswa-ri-peraih-doktor-termuda-di-maroko, diakses pada

tanggal 18 September 2018.

KBBI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Teleologi, diakses tanggal

17 Juli 2019

_______, https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses tanggal 17 September 2019.

Majelis Ulama Indonesia, "Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3

Tahun 2004 tentang Terorisme " http://mui.or.id/wp-

content/uploads/files/fatwa/10.-Terorisme.pdf, diakses tanggal 17

September 2019.

Muthmainnah, Yulianti, "Menyoal Zina dan Pemerkosaan",

https://www.mediaindonesia.com/read/detail/67311-yulianti-

muthmainnah-dosen-uhamka-jakarta-resource-center-kapal-

perempuan#, diakses tanggal 17 September 2019.

Rusyaid`s Blog http://adhyputrabone.blogspot.com/2012/11/makna-tafsir-

dan-takwil-serta-hubungan.html/m=1, diakses tanggal 13 Juli 2019.

Syaerozi, Arwani, "Memperkenalkan Tafsir Maqashidi", http://arwani-

syaerozi.blogspot.com/2007/11/memperkenalkan-tafsir-

maqasidi.html?m=1, diakses tanggal 17 Mei 2019.

Suradi, "Korupsi Menurut Hukum Islam",

https://bppk.kemenkeu.go.id/id/dhz9w7qtn4o/211k081/20078.html,

diakses tanggal 17 September 2019.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), "Buku Saku Antikorupsi untuk

Pemeluk Agama Islam",

https://acch.kpk.go.id/id/component/bdthemes_shortcodes/?view=do

Page 50: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

135

wnload&id=a3521921762045ce43db30f66c991c, diakses tanggal 17

September 2019.

Page 51: PENAFSIRAN AYAT HIRÂBAH DALAM AL- QUR'AN …

CURRICULUM VITAE

Putri Hilyah Aulawiyah lahir di Gresik, Jawa Timur pada

26 Februari 1997. Penulis lahir dari pasangan

Muhammad Masnun dan Siti Marfu'ah sebagai anak

kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh

pendidikan formalnya mulai dari TK Muslimat NU 25

Nurul Hikmah (1999-2002), melanjutkan ke SDNU

Kanjeng Sepuh Sidayu (2002-2009), MTs. Kanjeng

Sepuh Sidayu (2009-2012), dan MA. Kanjeng Sepuh Sidayu (2012-2015).

Penulis mulai belajar berorganisasi ketika berada pada bangku

Madrasah Aliyah. Penulis bergabung dalam kepengurusan OSIS dan IPPNU

Cabang Sidayu. Selain itu, penulis juga mulai mengembangkan kemampuan

akademiknya dengan mengikuti beberapa perlombaan antar sekolah. Di

antara kontribusi penulis pada sekolahnya adalah memberikan Juara Harapan

Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kabupaten Gresik, Juara II Kompetisi

Sains Madrasah bidang Ekonomi Tingkat Kabupaten Gresik, dan Juara

Harapan Kompetisi Sains Madrasah bidang Ekonomi tingkat Provinsi Jawa

Timur.

Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan pada Institut Ilmu

Al-Qur'an (IIQ) Jakarta dan mengambil konsentrasi Ilmu Al-Qur'an dan

Tafsir. Penulis turut aktif pada BKKBM IIQ Jakarta dengan menjadi panitia

dalam beberapa kegiatannya, serta menjadi anggota TPQ-RQ IIQ Jakarta

(2016-2017) dan Bendahara DEMA IIQ Jakarta (2017-2018). Penulis juga

bergabung dalam organisasi eksternal IIQ Jakarta dan menjadi Pengurus

Rayon Ushuluddin PMII KEBAL (2016-2017), Humas JMQ (2016-2017),

dan Bendahara JMQ (2017-2018).

Tepat 4 tahun menjadi mahasiswi IIQ Jakarta, penulis berhasil

menyelesaikan tugas akhir skripsi dan lulus dengan baik.