Pen Gerti An

18
A. Pengertian Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak congenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior ( Smeltzer, Suzzane C, 2002). Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu – abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein – protein lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi. Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensam denaturasi protein lensa atau akibat kedua – duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

description

no deskription

Transcript of Pen Gerti An

A

A. Pengertian

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak congenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior ( Smeltzer, Suzzane C, 2002).

Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein protein lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi.

Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensam denaturasi protein lensa atau akibat kedua duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

Jenis jenis katarak menurut Vaughan, Dale (2000) terbagi atas :

1. Katarak terkait usia ( Katarak Senilis)

Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur. merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular Nuclear sclerosis. Katarak terjadi tengah lensa. Pada tahap awal akan ada perubahan pada fokus cahaya. Untuk sementara waktu anda akan mengalami kemajuan penglihatan khususnya dalam membaca. Tetapi kemudian penglihatan akan mejadi menguning dan terbentu noda putih pada lensa. Lebih lanjut lagi daya lihat akan memburuk dengan penglihatan menjadi coklat. Pada tahap yang parah akan sulit membedakan warna karena pandangan akan menjadi biru atau ungu.

- Cortical.

Katarak ini dimulai dengan terbentuknya noda pada lapisan luar mata. Proses ini berjalan dengan lambat. Kemudian noda ini dapat menjalar ke bagian tengah lensa dan mengganggu aliran cahaya ke pusat lensa. Orang dengan katarak jenis ini akan mengalami silau ketika melihat cahaya.

Posterior Subcapsular. Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya area buram dibawah lensa. Katarak Katarak ini sering mempengaruhi kemampuan baca, mengurangi kemampuan melihat dalam cahaya terang dan menyebabkan silau atau lingkaran cahaya ketika melihat sinar di malam hari.

2. Katarak anak anak

Katarak anak anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walalupun mungkin terdapat faktor genentik, yang disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik , atau berkaitan dengan berbagai sindrom.

b) Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyebab lain adalah uveitis , infeksi mata didapat, diabetes dan obat.

3. Katarak Traumatik

Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang kadang korpus vitreum masuk ke dalam struktur lensa. Untuk menjelaskan jenis katarak yang satu ini, diharapkan mengenal bagaimana bentuk katarak Traumatik, diantaranya :

a. Bentuk pupil pada lensa yang diakibatkan dari trauma tumpul yang berbentuk vossious ring yakni lingkaran yang membentuk granula cokelat kemerah-merahan yang berasal dari pigmen iris dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Secara normal ia menjadi padat sesudah trauma.

b. Pada katarak jenis ini katarak akan membentuk seperti roset, setelah beberapa minggu kejadian trauma. Trauma yang tumpul dapat mengakibatkan perubahan terhadap susunan serat-serat lensa dan susunan sistem suture yakni tempat pertemuan serat lensa sehingga terjadi pembentukan roset, roset sendiri ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat tetap.

c. Katarak traumata desiminata subepitel (ditemukan oleh Vogt) membentuk akibat keruhan yang bercak-bercak dan letaknya di bawah lapisan epitel lensa di bagian depan. Kekeruhan ini terkadang ada yang bersifat tetap dan tidak progresif.

d. Katarak Zonular dan lamelar. Pada katarak jenis ini lebih banyak ditemukan pada mereka yang usia muda yang sesudah trauma. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pada meabilitas kapsul lensa yang mengakibatkan degenerasi lapisan kortek supersial. Trauma tumpul dapat disebabkan karena memar atau terbentur benda keras yang mengenai mata yang kemudian menjadi afakia.e. Katarak akibat trauma tembus dapat dalam bentuk : Laserisasi yaitu robekan pada kapsul lensa. Bila kapsul robek dan isi lensa bercampur dengan cairan aqueous dapat timbul katarak total.

4. Katarak komplikata

Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit penyakit intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina. 5. Katarak akibat penyakit sistemik

Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan gangguan sistemik berikut : diabetes mellitus , hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe, Wener atau Down.

6. Katarak toksik Katarak toksis jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930- an sebagai akibat penelanan dinitrofenol ( suatu obat yang digunakan untuk menekan nafsu makan). Kortikosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa.

7. Katarak ikutan

Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya katarak ekstrakapsular.

B. Etiologi

Menurut Masnjoer (2000), penyebab terjadinya katarak bermacam macam. Umumnya adalah usia lanjut ( katarak senil), tetapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik dan gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid metabolik dan kelainan sistemik metabolik, seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak. C. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi cokelat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik, seperti diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama ( Smeltzer, Suzzane 2002). D. Manifestasi Klinik

Katarak didiagnosis terutama dengan gelaja subjektif. Biasanya, pasien melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupul sehingga retina tiak akan tampak dengan oftamoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan diendarkan dan dibukannya dtiransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupul yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan. Pandangan mata atau penglihatan terlihat samar atau kurang jelas sehingga tidak mampu melihat atau membaca objek. Dengan tanda tanda khas seperti : 1) Sensitif terhadap pancaran cahaya atau sinar

2) Jika melihat objek benda atau cahaya hanya dengan satu mata saja, objek atau cahaya terlihat seperti ganda / double.

3) Dibutuhkan pencahayaan yang cukup terang untuk dapat membaca dan melihat.

4) Lensa mata dirasakan seperti buram atau seperti kaca susu.

Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkel yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelepak lebar atau kacamata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari ( Smeltzer, 2002).

Menurut Mansjoer (2000), pada katarak senil, dikenal 4 stadium yaitu : insipiens, matur, imatur, dan hipermatur.

Insipien Matur Imatur Hipermatur

KekeruhanRingan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit -Glaukoma - Uveitis, Glaukoma

Katarak Insipien

adalah katarak berupa bercak-bercak seperti baji dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini mula-mulanya tampak bila pupil dilebarkan sedangkan pada stadium lanjut puncak baji dapat tampak pada pupil normal. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.

Katarak Imatur

adalah kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa, sehingga masih ditemukan bagian-bagian yang jernih. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi. Pencembungan lensa ini akan menyebabkan bilik depan mata akan menjadi lebih dangkal dan dapat memberikan penyulit glaukoma. Hal ini disebut katarak intumesen.

Katarak matur

adalah kekeruhan yang telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini biasanya terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.

Katarak Hipermatur

adalah katarak yang terjadi akibat korteks yang mencair sehingga masa lensa ini dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus tenggelam kearah bawah (jam 6)(katarak morgagni). Lensa akan mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar kedalam bilik mata depan maka dapat timbul penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik.

E. Tanaman Herbal Isotoma longiflora atau Laurentia longiflora atau melati katarak yang mengandung senyawa alkaloid yakni lobelin, lobelamin dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Getah tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman lain memiliki efek antiradang (antiflamasi), antikanker (antineoplasmik), menghilangkan nyeri dan menghentikan pendarahan.Menurut Prof.(HC) Dr. H.W. Isnandar, seorang pakar TOGA pimpinan Jamu Dayang Sumbi, kita dapat menggunakan bunga segar kitolod untuk pengobatan mata mulai dari rabun, katarak bahkan mata minus dan plus. Hanya dengan mengambil bunga kitolod yang masih segar, kemudian dimasukkan kedalam segelas air putih, gelas ditutup dan dibiarkan 5 menit kemudian digunakan untuk merambang atau merendam mata. Hal ini dilakukan tiap hari sampai sembuh. Selain bunganya, di beberapa daerah juga digunakan beberapa daun kitolod yang telah dipotong pucuknya, kemudian di celupkan dalam segelas air bersih dan digunakan untuk menetesi mata. Mata akan terasa sangat pedih, tetesi terus sampai rasa pedihnya berkurang dan hilang.

Untuk pengobatan mata dengan katarak :

Ambilah 5 buah melati katarak yang segar lalu masukkan pada air mineral ukuran 600 cc. Lalu simpan dalam lemari pendingin. Setelah 1 hari baru bisa dipakai untuk merendam mata dengan memakai gelas kecil atau alat gelas kaca khusus untuk mata, dengan pemakaian 3 kali dalam sehari untuk perendaman mata kurang lebih selama 5 menit.

Mata yang sudah ditetesai larutan kitoloid selanjutnya di kedip kedipkan. Tujuannya agar larutan kitoloid yang diteteskan ke mata bisa menyebar merata ke seluruh bagian. Biasanya, setelah ditetesi larutan kitoloid, mata yang tadinya kabut akan mengalami perubahan menjadi sedikit terang. Setelah mata ditetesi kitoloid, disarankan melakukan pemijatan di sekitar mata (di bagian tengan kelopak mata).

Pengobatan dengan tetesan kitoloid untuk katarak dilakukan dua kali sehari, yakni satu kali menjelang tidur dan satu kali setelah bangun tidur. Setelah di tetesi kitolod, mata di kompres dengan seduhan daun sirih, teh hitam atau bunga melati.

Labu kuning atau Cucurbita moschata bisa berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang, tergantung varietasnya. Buah muda berwarna hijau, sedangkan yang lebih tua berwarna kuning pucat. Warna kuning atau oranye daging buahnya pertanda kandungan karotenoidnya sangat tinggi

Gizi dalam labu: Vitamin A dan beta karoten. Beta karoten adalah pigmen warna kuning-oranye yang jika dicerna di dalam tubuh kita, akan berubah menjadi vitamin A. fungsi vitamin A dan beta karoten antara lain berguna bagai kesehatan mata dan kulit, kekebalan tubuh serta reproduksi. Selain itu, zat gizi ini mempunyai manfaat sebagai antiokasidan sehingga dapat mengutangi risiko terjadinya kanker dan penyakit jantung.

Vitamin C. Salah satu jenis vitamin yang larut dalam air ini, sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh. Vitamin C juga berperan pada fungsi kekebalan tubuh dan sebagai antioksidan.

Zat besi. Zat gizi ini terutam diperlukan dalam pembentukan darah, khususnya hemoglobin (Hb). Makanan yang mengandung zat besi perlu, karena belak zat besi dari ibu saat bayi dilahirkan akan berangsur-angsur habis.

Kalium. Fungsi utama kalium adalah menunjang kelancaran metabolisme tubuh. Hal ini penting dalam menjaga keseimbangan air dfan elektrolit (asam-basa) di dalam sel tubuh.

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

Stroke : Labu kuning kaya akan antioksidan beta-karotein yang bisa dijadikan sebagai anti inflamasi. Makan labu kuning secara teratur bisa mencegah pengendapan kolesterol pada dinding arteri yang bisa menurunkan resiko stroke.

Penuaan dini : Senyawa alpha-karotein, vitamin A, C dan zinc pada labu kuning bertindak sebagai obat alami untuk memperlambat proses penuaan, mencegah keriput dan menghaluskan kulit.

Katarak : Labu kuning mengandung senyawa alpha-carotene, antioksida, lutein dan zeaxanthin. Nutrisi ini dapat mencegah penuaan dini, memelihara kesehatan mata, dan mencegah terjadinya katarak, dan degenerasi makula yang bisa menyebabkan kebutaan.

Sembelit : Kandungan seratnya yang terbilang tinggi sangat baik untuk menjaga sistem saluran pencernaan dan mencegah terjadinya sembelit.

Hipertensi : Kandungan potasium pada labu jenis ini, bisa membantu mengurangi resiko tingkat darah tinggi atau hipertensi dalam tubuh.

Memperkuat Tulang : Labu kuning mengandung zinc yang baik untuk memperkuat masa tulang dan mencegah terjadinya sel-sel tubuh yang rusak karena radikal bebas. Makan labu kuning secara cukup juga bisa cegah osteoporosis.

Ramuan untuk menangani katarak :

Labu bisa membantu menangani katarak. Caranya, ambillah jus atau sari dari bunga labu kemudian oleskan di permukaan kelopak mata 2 kali sehari. Cara ini dinyatakan bisa menghentikan pengaburan lensa mata.

Madu dari lebat yang tidak bersengat ternyata sudah dipakai sebagai obat tradisional, seperti yang tertulis di sebuah buku Mayan Pharmacopea. Secara modern, madu yang diambil dari jenis lebah Melipona Favosa Facosa dan Trigona angustula angustula dikemas dalam obat tetes mata dan banyak di gunakan di Venezuela. Di meksiko, madu diambil dari spesies M. Beecheii dan Scaptrigona mexicana, sedangkan di Brazil, obat untuk katarak ini diambil dari spesies Trigona angustula angustula.Madu dari lebah tak bersengat ini mengandung Iuteolin dan Flavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang bersumber dari tumbuhan dan kemudian lebah menyarikannya menjadi madu. Senyawa fenolik tersebut dapat menghambat kerja aldolase reduktase yang menyebabkan katarak.

Golichev merekomendasikan vitamin C dan tetes madu setelah penelitiannya pada 108 pasien di Rusia. Pada penelitian di Rumania, 80% dari 2.492 pasien katarak dapat terjaga penglihatannya bila diobati dengan campuran madu, royal jelly dan propolis.

Satu penelitan laboratorium menunjukkan mekanisme bagaimana tetes madu dapat mengobati katarak. Lensa mata binatang dimanipulasi menjadi katarak dan diamati.

Selama proses pengeruhan, tetes madu berisi tetrametil luteolin dan flavonoid diamati efeknya. Hasilnya, obat tetes mata madu efektif mencegah proses pengeruhan lensa mata. Diduga efek didapatkan dari perlindungan osmotik zat flavonoid yang terjadi pada tingkat metabolisme kalsium di lensa mata. Penelitian Peter C. Molan (1992), peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, di Hamilton, Selandia Baru membuktikan, Madu mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen penyebab penyakit. Beberapa penyakit infeksi berbagai patogen yang dapat "disembuhkan" dan dihambat dengan (minum) Madu secara teratur antara lain penyakit lambung dan saluran pencernaan; penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk dan demam; penyakit jantung, hati, dan paru; penyakit-penyakit yang dapat mengganggu mata, telinga, dan syaraf.

Berdasarkan hasil penelitian Kamaruddin (1997), peneliti dari Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universiti of Malaya, di Kualalumpur, paling tidak ada empat faktor yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri pada Madu. Pertama, kadar gula Madu yang tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat hidup dan berkembang.

Kedua, tingkat keasaman Madu yang tinggi (pH 3.65) akan mengurangi pertumbuhan dan daya hidupnya sehingga bakteri tersebut merana atau mati. Ketiga, adanya senyawa radikal hidrogen peroksida yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme patogen. Dan faktor keempat, adanya senyawa organik yang bersifat antibakteri. Senyawa organik tersebut tipenya bermacam-macam. Yang telah teridentifikasi antara lain seperti polyphenol, flavonoid, dan glikosida.

Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa Madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan Madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total.

Ramuan untuk katarak :

Penggunaan madu murni merupakan salah satu cara yang dinyatakan efektif mengatasi katarak. Caranya, teteskan 1- 2 tetes madu ke mata. Setiap pagi dan malam hari.