Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

21
Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus: Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat) Hayuning Nuswantari dan Mohammad Kemal Dermawan Departemen Kriminologi, Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Email: [email protected] Abstrak Penulisan ini dibuat untuk mengetahui pelaksanaan pemolisian komunitas di Kelurahan Jelambar yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Hal ini dijelaskan dengan menggunakan teori Disorganisasi Sosial dan Pertukaran Sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa program pemolisian komunitas yang ditujukan untuk mencegah terjadinya peredaran dan penyalahgunaan narkoba tidak berjalan dengan baik. Hal ini terjadi dikarenakan faktor lingkungan masyarakat dan adanya hambatan pelaksanaan dari beberapa pihak. Kata Kunci: Peredaran Narkoba, Penyalahgunaan Narkoba, Pencegahan Kejahatan, Pemolisian Komunitas, Disorganisasi Sosial, Pertukaran Sosial, Jelambar, Jakarta Barat Community Policing As an Effort to Drug Distribution and Drug Abuse Prevention (Case Study: Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat) Abstract This Thesis made to investigate the implementation of community policing in Jelambar which used to prevent distribution and drug abuse. This pehenomenon explained by using Social Disorganization Theory and Social Exchange theory. The Results from this study showed that the community policing program which aimed to preventing distribution and drug abuse are not going well. This happen because of some environmental factors and an obstacles from several side. Key words: Drugs Distribution, Drugs Abuse, Crime Prevention, Community Policing, Social Disorganization Theory, Social Exchange Theory, Jelambar, West Jakarta. Pendahuluan Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Transcript of Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Page 1: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus: Kelurahan Jelambar, Kecamatan

Grogol Petamburan, Jakarta Barat)

Hayuning Nuswantari dan Mohammad Kemal Dermawan

Departemen Kriminologi, Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Penulisan ini dibuat untuk mengetahui pelaksanaan pemolisian komunitas di Kelurahan Jelambar yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Hal ini dijelaskan dengan menggunakan teori Disorganisasi Sosial dan Pertukaran Sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa program pemolisian komunitas yang ditujukan untuk mencegah terjadinya peredaran dan penyalahgunaan narkoba tidak berjalan dengan baik. Hal ini terjadi dikarenakan faktor lingkungan masyarakat dan adanya hambatan pelaksanaan dari beberapa pihak.

Kata Kunci: Peredaran Narkoba, Penyalahgunaan Narkoba, Pencegahan Kejahatan, Pemolisian Komunitas, Disorganisasi Sosial, Pertukaran Sosial, Jelambar, Jakarta Barat

Community Policing As an Effort to Drug Distribution and Drug Abuse Prevention (Case

Study: Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat)

Abstract

This Thesis made to investigate the implementation of community policing in Jelambar which used to prevent distribution and drug abuse. This pehenomenon explained by using Social Disorganization Theory and Social Exchange theory. The Results from this study showed that the community policing program which aimed to preventing distribution and drug abuse are not going well. This happen because of some environmental factors and an obstacles from several side.

Key words: Drugs Distribution, Drugs Abuse, Crime Prevention, Community Policing, Social Disorganization Theory, Social Exchange Theory, Jelambar, West Jakarta.

Pendahuluan

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 2: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Peredaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan sebuah masalah yang tidak asing lagi,

hal ini sudah terjadi di seluruh belahan dunia dan masyarakat pun meresahkan adanya praktik

peredaran dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang ini, karena dampaknya yang merugikan baik

bagi individu maupun bagi masyarakat. Kejahatan narkoba sendiri terdiri dari beberapa bentuk

yaitu memproduksi secara tidak sah, mengedarkan secara tidak sah, memiliki secara tidak sah,

dan menggunakan secara tidak sah (Mustofa, 2010: 191). Dari kota-kota di Indonesia, Jakarta

merupakn salah satu wilayah yang rawan narkoba dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat sebagai

tempat yang paling rawan. Pada tahun 2013 setidaknya tercatat 961 kasus yang diungkap oleh

Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat dengan jumlah pelaku 1.255 orang, 679 orang adalah

pemakai, 557 orang pengedar dan 19 produsen narkoba, angka ini lebih tinggi dari tahun

sebelumnya yaitu tahun 2012 dengan 926 kasus, yang terjadi di beberapa wilayah di Jakarta Barat

termasuk 3 kecamatan yang paling rawan kasus penyalahgunaan narkoba yaitu kecamatan Taman

Sari, Cengkareng dan Kalideres (Sindonews.com, 2013). Salah satu wilayah di Jakarta Barat

yang merupakan wilayah yang dikenal sebagai Kampung Narkoba adalah wilayah Komplek

Permata atau Kampung Ambon yang berada di kawasan Cengkareng. Banyaknya praktik

penyalahgunaan narkoba dan peredaran narkoba di wilayah ini dapat bertahan dan berkembang

selama bertahun-tahun dan tidak dapat tersentuh oleh pihak penegak hukum karena adanya

dukungan dari masyarakat sekitar dalam praktik tersebut.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Rockfrod, Illinois, upaya pencegahan untuk

mengatasi masalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba dapat dilakukan dengan sebuah

kebijakan yang berorientasi pada kondisi lingkungan yang ada di wilayah tersebut. Dalam

penelitian tersebut disampaikan bahwa kebijakan yang ada, dirancang untuk mengganggu

peredaran narkoba. Salah satu aspek yang digunakan dalam kebijakan ini adalah konsep

Pemolisian Komunitas yang membahas bagaimana fokus pencegahan peredaran dan

penyalahgunaan narkoba dikombinasikan dengan dukungan masyarakat sekitar (Corsaro dkk,

2009 : 1087).

Hal yang sama kemudian diterapkan oleh pihak kepolisian khusunya Polres Jakarta Barat

dengan melakukan program pemolisian komunitas yang ditujukan untuk mencegah peredaran dan

penyalahgunaan narkoba. Polres Metro Jakarta Barat (metro.polri.go.id) memiliki 36 Forum

Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) dengan 537 orang anggota di dalamnya. Selain FKPM

yang sudah dijalankan, program polisi RW dengan menempatkan personil polisi dalam setiap

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 3: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

rukun warga yang dimiliki oleh wilayah Jakarta Barat juga menjadi salah satu program

pemolisian komunitas yang dijalankan oleh wilayah Jakarta Barat, selain itu terdapat program

RW Bebas Narkoba yang mulai dilaksanakan pada tahun 2013.

Sebagai permulaan, program ini diterapkan di 8 wilayah percobaan terlebih dahulu, yaitu

RW 01 Kelurahan Tangki, RW 03 Kelurahan Roa Malaka, RW 03 Kelurahan Tanjung Duren

Utara, RW 03 Kelurahan Cengkareng Barat, RW 04 Kelurahan Kalideres, RW 04 Kelurahan

Kembangan Utara, RW 06 Kelurahan Kelapa Dua, dan RW 016 Kelurahan Kemanggisan

(Sindonews.com, 2013). Keberhasilan program RW Bebas narkoba terlihat dari wilayah

Kampung Ambon yang sudah dinyatakan bebas dari narkoba oleh BNN (tempo.co, 2014),

dengan adanya keberhasilan ini pihak polres Jakarta Barat kemudian menerapkan program RW

Bebas Narkoba di seluruh wilayah di Jakarta Barat, termasuk di Kelurahan Jelambar, kecamatan

Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Pelaksanaan program RW Bebas Narkoba membawa dampak penurunan pada jumlah kasus

peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Jakarta Barat namun, pernyataan yang dikemukakan

oleh direktur narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Eko Daniyanto, pada Kamis, 30 Oktober

2014 menyebutkan bahwa pemetaan wilayah yang rawan narkoba di Jakarta Barat merupakan di

wilayah Jelambar, Tambora dan Kelurahan Tangki (Kriminalitas.com, 2014). Wilayah yang

disebutkan berbeda dengan 3 Kelurahan yang merupakan wilayah rawan narkoba yang telah

disebutkan sebelumnya. Selain pernyataan tersebut, menurut data BNN provinsi DKI Jakarta,

Kelurahan Jelambar termasuk salah satu dari 50 Kelurahan di Jakarta yang rawan akan narkoba

(Jakarta.Bisnis.com, 2016).

Pernyataan yang disebutkan sebelumnya menunjukan bahwa peredaran dan penyalahgunaan

narkoba di wilayah Jelambar masih terjadi setelah dilakukannya program pemolisian komunitas

dan bahkan menjadi wilayah yang rawan narkoba.

Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui kasus peredaran dan penyalahgunaan

narkoba yang ada di Kelurahan Jelambar selain itu penelitian ini juga menjelaskan mengenai

pelaksanaan pemolisian komunitas di Kelurahan Jelambar dan peran masyarakat dalam

pelaksanaan program tersebut. Peran masyarakat merupakan hal yang paling penting dalam

pelaksanaan program tersebut sehingga dalam penelitian ini peran masyarakat dalam program

tersebut di jelaskan secara terpisah. Hal ini dilakukan untuk melihat apa saja kekurangan yang

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 4: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

terdapat dalam program pemolisian komunitas yang dilakukan di Kelurahan Jelambar sehingga

pelaksanaan nya dapat dibenahi dengan solusi yang tepat.

Tinjauan Teoritis

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Polisi, Pemolisian Komunitas

(Community Policing), Pencegahan Kejahatan (Crime Prevention), Narkoba, Peredaran Narkoba,

dan Penyalahgunaan Narkoba.

Polisi menurut Romberg dalam Bunga Rampai Ilmu Kepolisian (Suparlan,2004: 62)

mengartikan bahwa polisi sebagai individu atau organisasi non-militer yang diberikan hak umum

oleh pemerintah untuk menggunakan kekuatan koersif untuk menegakkan hukum dengan tujuan

utama untuk menanggapi masalah konflik individu dan kelompok yang melibatkan perilaku

ilegal.

Pemolisian Komunitas menurut Dermawan (2011: 17) merupakan suatu upaya kolaborasi

antara polisi dan komunitas untuk mengidentifikasi masalah-masalah kejahatan dan

ketidaktertiban untuk pengembangan pemolisian komunitas untuk bekerja sama secara erat dalam

sebuah cara baru untuk menyelesaikan masalah-masalah kejahatan, ketidaktertiban fisik, dan

pembusukan lingkungan ketetanggaan.

Konsep berikutnya Pencegahan Kejahatan, yaitu semua tindakan yang ditujukan untuk

mengurangi tingkat kejahatan atau ketakutan terhadap kejahatan (Lab, 2014: 27). Pencegahan

kejahatan terbagi menjadi beberapa klasifikasi (Lab, 2014 : 30-31) yang pertama yaitu Primary

Crime Prevention, yang merupakan pencegahan kejahatan yang dilakukan dengan melihat

kondisi fisik dan sosial sebuah lingkungan yang dapat membuat kesempatan dilakukannya tindak

kriminal, yang kedua, Secondary Crime Prevention mengedepankan kemampuan untuk secara

tepat mengidentifikasi dan memprediksi masalah, kemudian yang terakhir, Tertiary Crime

Prevention sebagian besar tindakannya terletak dalam cara kerja peradilan pidana, kegiatan

penangkapan, penuntutan, penahanan, rehabilitasi dan memfokuskan pencegahan adanya

residivisme.

Sementara itu, Narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) adalah bahan atau zat yang

dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang (dedihumas.bnn.go.id). Hal ini

dijelaskan juga dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009, Narkotika

memiliki arti, zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi-sintetis yang

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 5: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Peredaran Narkoba menurut Henderson (2005: 19) merupakan kegiatan pendistribusian

yang dilakukan tanpa pengawasan medis. Sedangkan Penyalahgunaan Narkoba merupakan

penggunaan narkoba diluar kepentingan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan

perbuatan melanggar hukum (Undang-undang No. 35 Tahun 2009)

Selain konsep penelitian ini juga menggunakan beberapa teori yang digunakan untuk

menjelaskan hasil penelitian yang didapat. Beberapa teori yang digunakan adalah Teori

Disorganisasi Sosial (Social Disorganization) dan teori Pertukaran Sosial (Social Exchange)

Disorganisasi Sosial adalah penurunan, kerusakan dan pembubaran hubungan interpersonal

yang mengikat antara manusia dalam sebuah kelompok, mereka kemudian mengelompokan

masyarakat kedalam dua karakteristik yaitu geografikal dan psikologikal (Elliot dan Merril, 1961:

457). Selain itu Miller (2009: 313) mengemukakan bahwa teori ini dikembangkan oleh Shaw dan

Mckay yang menggunakan studi ekologi manusia untuk mempelajari asosiasi antara karakter

lingkungan dengan perilaku yang menyimpang dari individu, teori yang disebut sebagai teori

disorganisasi sosial ini memiliki 3 variabel utama dalam analisisnya yaitu:

1. Status Fisik yang dianalisa dengan perubahan populasi, kondisi perumahan yang kosong

dan dekat dengan industri. Mereka mengemukakan bahwa area yang memiliki tingkat

kejahatan yang tinggi cenderung memiliki kondisi fisik lingkungan yang buruk, dekat

dengan daerah industri dan kebanyakan warganya merupakan penghuni sementara.

2. Status ekonomi yang dianalisa dengan jumlah keluarga yang menerima bantuan sosial,

sebuah wilayah yang memiliki jumlah keluarga yang menerima bantuan sosial lebih

banyak, harga sewa rata-rata daerah dan jumlah rumah yang dimiliki lebih rendah

daripada disewakan, dapat disebutkan sebagai wilayah yang memiliki ekonomi dengan

tingkat menengah kebawah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shaw dan Mckay

kejahatan cenderung lebih tinggi terjadi pada keluarga yang memiliki tingkat ekonomi

yang rendah.

3. Status Populasi, dalam penelitian yang dilakukan mereka menemukan bahwa area yang

memiliki tingkat kejahatan yang tinggi merupakan wilayah yang memiliki jumlah

keturunan asing yang lebih banyak, kemudian kondisi ekologi pada daerah dengan tingkat

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 6: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

kejahatan tinggi menyebabkan adanya kerusakan pada tatanan sosial yang membentuk

kondisi kondusif untuk melakukan pelanggaran.

Dalam bukunya yang berjudul, Exchange and Power in Social Life, Blau (1976 : 88)

menjelaskan bahwa konsep pertukaran sosial dapat diobservasi dengan melihat pada hal yang

sebelumnya telah dikemukakan oleh Homans yaitu, sebagai pertukaran aktivitas yang berwujud

atau tidak berwujud dan lebih menguntungkan atau kurang menguntungkan atau sangat berharga

antara paling sedikit dua orang. Selain itu Stets dan Turner (2006 : 300), juga menyebutkan

bahwa Pertukaran Sosial adalah transaksi dalam jaringan yang memiliki konsekuensi relasional,

struktur sosial menghasilkan sebuah ketergantungan diantara individu yang terlibat, hubungan

saling ketergantungan ini kemudian menjadi dasar dari siapa yang melakukan pertukaran dengan

siapa dan dalam hal apa, struktur sosial yang saling menguntungkan dan ketergantungan ini akan

menimbulkan pola pertukaran berulang dan cenderung untuk dipertahankan.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam upaya pengumpulan data pada penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, pengukuran yang ada pada penelitian kualitatif ini dilihat pada proses

pengumpulan data. Data hasil dari pendekatan kualitatif sendiri biasanya berbentuk tulisan, lisan,

objek secara fisik yang biasanya memperlihatkan tentang kehidupan sehari-hari (Neuman, 2007

:88-89). Hal ini juga disebut sebagai pendekatan investigasi, dalam pendekatan ini peneliti harus

berinteraksi dengan orang-orang atau masyarakat di tempat penelitian (McMillan dan

Schumacher, 2001 : 25). Penulis memilih pendekatan kualitatif untuk mengetahui pelaksanaan

program pemolisian komunitas yang ditujukan untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran

narkoba yang dilakukan di Kelurahan Jelambar, peran masyarakat dalam membantu kepolisian

melaksanakan program tersebut, dan hambatan yang dialami saat melaksanakan program.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif ini dapat menjelaskan secara mendalam

rincian pelaksanaan program pemolisian tersebut. Dalam penelitian ini penulis juga

menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus ini merupakan suatu pendekatan dalam

penelitian yang penelaahannya dalam suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam dan

mendetail (Faisal, 2005: 22)

Dalam peneltian yang dilakukan, penulis melakukan dua teknik pengumpulan data, yaitu

wawancara dan observasi, kedua data ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer mengenai

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 7: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

pelaksanaan pemolisian komunitas yang digunakan untuk program pencegahan peredaran dan

penyalahgunaan narkoba di wilayah Jelambar. Wawancara dilakukan dengan satuan narkoba dan

binmas Polres Jakarta Barat, satuan Binmas Polsek Tanjung Duren, warga wilayah Jelambar yang

merupakan mantan pengguna narkoba dan pihak Kelurahan Jelambar.

Sementara untuk data sekunder, penulis mendapat data dari satuan binmas polres Jakarta

Barat yaitu daftar nama anggota Pokdar Kamtibmas, data kasus narkoba di wilayah Jakarta Barat

dari tahun 2013-2015, kemudian dari satuan narkoba Polsek Tanjung Duren yaitu data kasus

narkoba diwilayah Jelambar dari tahun 2012 hingga 2015.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Jelambar memiliki 11 RW yang terdiri dari 138 RT . RW-RW di wilayah ini

memiliki karakteristik lingkungan yang sangat berbeda. Sebagian wilayah merupakan daerah

perumahan teratur, kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah perumahan ini, sebagian besar

masyarakat Etnis Cina, mereke cenderung terkesan tidak peduli dengan lingkungan mereka, hal

ini disebabkan karena mereka memiliki tingkat aktivitas yang tinggi di luar lingkungan dan

jarang bersosialisasi dengan tetangga dan lingkungan sosial mereka. Mereka rata-rata merupakan

pedagang yang tinggal di wilayah tersebut, beberapa menetap hanya untuk melakukan kegiatan

bisnis sehingga keterikatan mereka dengan daerah tempat tinggal mereka tidak kuat. Selain itu

kesan tertutup juga datang dari pagar rumah di wilayah tersebut yang rata-rata memiliki pagar

yang tinggi dan tertutup. Sebagian lagi merupakan daerah pemukiman padat penduduk yang

kumuh dan tidak teratur, wilayah ini memiliki aktivitas sosial yang tinggi karena tempat tinggal

mereka sempit dan berdekatan dengan warga yang lain, selain itu tingkat ekonomi yang rendah

menunjukan banyak warga yang pengangguran sehingga mereka menghabiskan waktunya dengan

lingkungan sosial mereka, hal ini membuat warga di wilayah tersebut memiliki tingkat

kepedulian yang tinggi dengan lingkungan termasuk dengan tetangga mereka.

Kelurahan Jelambar, wilayah tersebut memiliki beberapa sarana pendidikan yaitu, PAUD

berjumlah 1, TK berjumlah 11, SD berjumlah 8, SMP berjumlah 6, SMU/SMK berjumlah 4,

selain itu dalam upaya menjaga ketertiban wilayah, kantor Kelurahan jelambar memiliki 50 Pos

keamanan lingkungan yang berada tersebar di wilayah Kelurahan Jelambar. Melihat tingkat

aktivitas warga yang tinggi dan keberagaman karakteristik lingkungan yang telah disebutkan

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 8: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

sebelumnya, membuat permasalahan disetiap RW juga berbeda. Sehingga dalam membantu

menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan pihak Linmas Kelurahan Jelambar dan

Bhabinkamtibmas Polsek Tanjung Duren memetakan kerawanan diwilayah Jelambar dengan

pembagian data berikut:

Tabel 1: Data Kerawanan

No. Kerawanan Wilayah

1. Curanmor RW 01-11

2. Tawuran RW 05,07,08

3. Narkoba RW 01-11

4. Curas RW 03,05,06,07,08

Sumber : Data Kerawanan Kantor Kelurahan Jelambar

Melihat karakteristik wilayah, kemudian data kerawanan wilayah yang menyebutkan bahwa

kasus narkoba merupakan hal yang rawan terjadi di seluruh wilayah RW, aktivitas warga dan

sarana pendidikan yang ada, seperti yang dikatakan oleh Willits dan Denman (2015: 655) yang

telah di jelaskan pada bab sebelumnya, adanya peredaran dan penyalahgunaan narkoba terjadi

lebih banyak di wilayah sekitar sekolah terutama sekolah menengah atas dan sekolah menengah

pertama. Aktivitas tersebut biasa terjadi pada jam sebelum, saat sekolah dan sesudah sekolah. Hal

ini memungkinkan adanya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekitar lingkungan sekolah

yang ada di Jelambar.

Hal ini kemudian dibenarkan oleh “X” yang mengemukakan bahwa Menurut keterangannya

Kelurahan Jelambar memang sering dijadikan tempat penyalahgunaan narkoba karena banyak

tempat-tempat gelap dan rumah kosong yang bisa digunakan untuk memakai narkoba tanpa harus

khawatir dengan adanya pengawasan dari aparat penegak hukum, hal ini disebabkan karena

patroli malam yang tidak pernah dilaksanakan (Catatan Lapangan, 17 Januari 2016). Dalam data

kasus narkoba polres Tanjung Duren, terdapat 7 kasus narkoba yang terjadi di Kelurahan

Jelambar pada tahun 2012, tahun 2013 terdapat 7 kasus, 2014 2 kasus dan 2015 4 kasus (Data

Kasus Narkoba Polres Tanjung Duren 2012-2015). Data statistik yang telah disebutkan

sebelumnya tidak memperlihatkan penurunan yang signifikan dalam jumlah kasus yang terjadi di

Kelurahan Jelambar setelah diberlakukannya program pemolisian komunitas yang digunakan

sebagai upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 9: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Selain itu keterangan lain dikemukakan oleh Kelurahan Jelambar Aiptu M.Insan Arif yang

mengatakan adanya aktivitas peredaran narkoba di pangkalan ojek yang berdekatan dengan

warung makan Bakso Botak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, wilayah di sekitar

warung Bakso Botak yang memang berada di perumahan merupakan wilayah yang sepi, selain

itu saat malam hari wilayah ini sangat gelap karena lampu penerangannya yang kurang baik.

Beberapa keterangan di atas menunjukan bahwa adanya praktik penyalahgunaan dan peredaran

narkoba di Kelurahan Jelambar tidak langsung hilang setelah program pemolisian komunitas

dilaksanakan, adanya Dark Number atau Dark Figure yang terjadi pada kasus peredaran dan

penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Jelambar sangat mungkin terjadi. Dark Number atau Dark

Figure didefinisikan oleh Coleman dalam Criminological Research (Noaks dan Wincup, 2004:

11) sebagai angka kejahatan yang tidak tercatat atau pelanggaran yang tidak terdeteksi, yang

mengatakan bahwa data tersebut tidak masuk dalam statistik resmi.

Adanya pembersihan kawasan Kampung Ambon dari narkoba, membuat para pelakunya

yang belum tertangkap, mencari tempat lain termasuk di Kelurahan Jelambar untuk menjalankan

bisnisnya seperti yang diungkapkan oleh Aiptu M. Insan Arif di atas. Pernyataan lain diberikan

oleh “O” seorang mantan pengguna narkoba yang juga terkena kasus narkoba di wilayah

Jelambar dan masih tinggal diwilayah tersebut sampai sekarang, menurutnya kegiatan

penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Jelambar semakin parah, ia menyatakan bahwa kelompok

penyalahguna narkoba sekarang berani memakai narkoba di wilayah terbuka contohnya seperti di

taman, dan di beberapa warung makan, jumlah mereka juga semakin banyak dan hampir disetiap

gang terdapat kelompok pemakai narkoba.

B. Pelaksanan Program Pemolisian Komunitas di Kelurahan Jelambar

Beberapa program pencegahan peredaran narkoba yang dilakukan di lingkungan Kelurahan

Jelambar:

RW Bebas Narkoba

Didasari oleh peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Jakarta Barat yang sudah sangat

mengkhawatirkan, pihak penegak hukum dan masyarakat melakukan upaya dalam pencegahan

terjadinya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di wilayah mereka. Salah satu upayanya

dilakukan Polres Jakarta Barat dengan membuat program RW Bebas Narkoba. Program ini

dibentuk pada tahun 2012 oleh satuan Binmas dan satuan narkoba Polres Jakarta Barat dan

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 10: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

dicetuskan oleh Kasat Narkoba saat itu, AKBP Gembong Yudha (Wawancara, 6 Januari 2016).

Pelaksanaan program pemolisian komunitas yang ada di Kelurahan Jelambar, tidak berjalan

dengan lancar, hal ini terlihat pada pelaksanaannya hanya bertahan di wilayah tertentu saja, dari

pernyataan yang sudah disebutkan oleh Aiptu M.Insan Arif sebelumnya hal ini terjadi

dikarenakan tidak adanya perhatian atau ketertarikan masyarakat dan pemda dalam melaksanakan

program ini, sehingga program dilakukan hanya saat setelah terjadinya sebuah kejadian.

Program Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan membahas seputar keamanan dan ketertiban di

wilayah tersebut, penyuluhan biasa dilakukan dengan beberapa tokoh masyarakat atau unsur 3

Pilar. Unsur 3 pilar merupakan garda terdepan Kelurahan Jelambar dalam menjaga ketertiban dan

keamanan lingkungan di wilayah Jelambar. Unsur 3 pilar ini terdiri dari Pemda, Polisi dan

Koramil, dalam pelaksanaannya 3 lembaga tersebut diwakili oleh Linmas Kelurahan untuk

Pemda, Bhabinkamtibmas untuk Polisi dan Babinsa untuk Koramil (Wawancara, 28 Januari

2016) .

Penjagaan Wilayah dan Patroli

Penjagaan wilayah dilakukan dengan penempatan 2 Pos PolSubSektor yang merupakan pos

cabang dari Polsek Tanjung Duren yaitu Pos PolSubSektor Jelambar II dan Pos PolSubSektor

Jelambar III dan 50 pos keamanan yang ditempatkan tersebar di wilayah Jelambar. Sementara

Patroli dilakukan dengan Foot Patrol yang dilakukan bersama dengan masyarakat. Namun dari

hasil observasi keadaan lingkungan yang penulis lakukan, pada pukul 08.00-15.00 WIB, banyak

pos-pos keamanan yang tidak diisi oleh petugas keamanan, hanya beberapa pos saja seperti yang

berada di dekat taman di depan Pos PolSubSektor Jelambar II, dan pos-pos keamanan di dekat

sekolah. Beberapa pos yang berada di dalam perumahan banyak yang tidak dijaga oleh petugas,

sedangkan untuk kegiatan patroli seperti yang disebutkan sebelumnya jarang dilakukan.

Selain kegiatan pencegahan kejahatan terdapat kegiatan penegakan hukum yang termasuk

dalam program pemolisian komunitas yang dilakukan untuk mencegah peredaran dan

penyalahgunaan narkoba. Beberapa kgiatannya yaitu:

Penangkapan Berdasarkan Informasi Warga

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 11: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Polisi tidak bisa setiap saat mengawasi kegiatan masyarakat, maka dari itu polisi

membutuhkan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut untuk menginformasikan kepada

mereka jika ada peredaran atau penyalahgunaan narkoba di lingkungan mereka. Pernyataan ini

memperlihatkan bahwa masyarakat juga berperan dalam kegiatan penegakan hukum, menurut

Kelling dan Coles (Wilson, 2006 : 8) kerjasama antara masyarakat dan kepolisian ini memiliki 6

prinsip umum, salah satunya adalah bagaimana adanya pemahaman dalam masyarakat bahwa

polisi bergantung dengan masyarakat pada pemecahan hal yang menjadi masalah di lingkungan

tersebut.

Operasi Yustisi

Operasi Yustisi adalah operasi gabungan yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek

Tanjung Duren, Binmas Kelurahan Jelambar, Babinsa dan beberapa perwakilan masyarakat.

Dalam wawancara yang sempat dilakukan penulis dengan Ibu Hany Wahyuni selaku ketua

Kelurahan, operasi seperti ini pernah dilakukan juga sebelumnya, namun pelaksanaannya tidak

dijadwalkan karena mengikuti kebutuhan atau perintah dari Kapolres.

C. Peran Warga Dalam Program Pemolisian Komunitas

Citra Bhayangkara Sebagai Mitra Polisi Dalam Melaksanakan Program Pemolisian Komunitas

Kerjasama antara polisi dan masyarakat dilakukan dengan membentuk sebuah organisasi

yang beranggotakan masyarakat yang memiliki kesadaran dan keinginan dalam membantu tugas

polisi mewujudkan keamanan dan ketertiban dilingkungannya. Menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 43 tahun 2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan dan Pembinaan

Teknis Terhadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Bentuk-Bentuk

Pengamanan Swakarsa, menyebutkan Pengamanan Swakarsa adalah suatu bentuk pengamanan

yang diadakan atas kemauan, kesadaran dan kepentingan masyarakat sendiri yang kemudian

memperoleh pengukuhan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kelompok Sadar

Kamtibmas (Pokdar Kamtibmas) merupakan salah satu pengamanan swakarsa yang membantu

pihak kepolisian dalam mengemban fungsi kepolisian, salah satu Pokdar Kamtibmas yang paling

aktif dalam membantu polisi menciptakan lingkungan yang tertib dan aman di wilayah Jakarta

Barat termasuk di wilayah Jelambar adalah Citra Bhayangkara

Lembaga Musyawarah Kelurahan Sebagai Penggerak Partisipasi Masayarakat

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 12: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

LMK merupakan Lembaga Musyawarah Kelurahan yang juga berpartisipiasi dalam upaya

penegakan hukum yang dilakukan, seperti ikut dalam Pembinaan Penduduk dan mendampingi

pihak kepolisian dalam melakukan penindakan tindak kriminal di wilayahnya. LMK di anggotai

oleh tokoh-tokoh masyarakat wilayah tersebut.

Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Pemolisian Komunitas

Peran masyarakat adalah menjadi peserta dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh

kepolisian. Beberapa program yang dilakukan oleh kepolisian seperti penyuluhan, kegiatan

olahraga dan kunjungan dari pintu ke pintu, masyarakat merupakan peserta dalam kegiatan

tersebut yang partisipasinya sangat menentukan keberhasilan program tersebut. Selain menjadi

peserta masyarakat juga membantu pelaksanaan program-program tersebut, dalam hal ini bukan

Citra Bhayangkara saja yang membantu polisi dalam melaksanakan program pemolisian

komunitas, masyarakat lain juga dapat membantu pihak kepolisian seperti yang dilakukan pihak

BK SMK Bhara Trikora yang meminta Binmas Polsek Tanjung Duren dalam melakukan

penyuluhan bahaya narkoba di sekolah mereka (Catatan Lapangan 17 Februari 2016).

Hambatan dalam Melaksanakan Program Pemolisian Komunitas

Untuk pihak kepolisian menurut Aiptu M.Insan Arif hambatan itu tidak ada. Walau dari

pihak kepolisian tidak memiliki hambatan dalam pelaksanaan program, dalam hasil wawancara

yang dilakukan oleh penulis, salah satu kekurangan yang datang dari kepolisian dalam

pelaksanaan program yang ada adalah, pihak kepolisian memiliki fokus terhadap beberapa daerah

yang sudah dianggap rawan narkoba. Hal ini terlihat dari dilaksanakannya program di wilayah

percobaan, walau berhasil dalam melakukan program di wilayah percobaan dan program tersebut

dijalankan di wilayah lain, program yang dijalankan tersebut tidak dilaksanakan seketat program

didaerah percobaan.

Selain hambatan pada kepolisian beberapa instansi yang bekerjasama dengan polisi dalam

melaksanakan program ini hanya melakukannya secara formalitas, dan biasanya hanya berlaku di

awal program tersebut berlaku dan seterusnya tidak lagi dilanjutkan. Hal ini tentu tidak dapat

membuat masyarakat bersih dari narkoba karena tidak adanya pengawasan yang ketat.

Selain itu sifat tertutup dari masyarakat perumahan merupakan salah satu hambatan yang

ditemui dalam pelaksanaan pemolisian komunitas sementara untuk di wilayah pemukiman padat

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 13: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

penduduk masyarakat yang memiliki aktivitas sosial yang tinggi juga merupakan hambatan bagi

pelaksanaan pemolisian komunitas.

Pembahasan

Dalam membahas hambatan yang terjadi di wilayah perumahan, Brown, Jones dan Terry

(2004: 1) menjelaskan bahwa salah satu permasalahan yang paling sering terjadi dalam

pemolisian adalah masalah adanya kelompok minoritas yaitu perbedaan etnis dan ras, hal yang

sama diungkapkan oleh Martinez (2008), dalam jurnal yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa

adanya heterogenitas etnis yang tinggi disuatu wilayah, ditemukan tingkat penggunaan narkoba

yang tinggi pula. Perbedaan ras merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya disorganisasi

sosial, dalam Contemporary Social Problems (1971: 417-423), hubungan antar ras yang terjadi di

Amerika menyebabkan adanya disorganisasi sosial, salah satunya diakibatkan karena mereka

yang merupakan minoritas biasa tinggal disatu wilayah yang berada diantara masyarakat

mayoritas, wilayah tersebut memiliki perbedaan ekonomi, pendidikan dan beberapa hal lain

dengan daerah sekitarnya. Selain itu dalam jurnal yang telah disebutkan sebelumnya, Shaw dan

McKay dalam Community Characteristics and Methamphetamine Use: A Social Disorganization

Perspective (Haley, 2009) menjelaskan bahwa adanya keberagaman ras atau etnis dalam sebuah

lingkungan akan menyulitkan warga dalam membentuk kohesi sosial karena komunikasi yang

kurang antar kelompok.

Dalam hal ini, masyarakat etnis Cina yang merupakan kelompok minoritas di wilayah

tersebut memiliki perbedaan ekonomi yang mencolok dengan wilayah lain disekitar kompleks

perumahan. Selain itu, masyarakat perumahan jarang melakukan aktivitas sosial dengan warga

lain sehingga mereka terkesan tertutup karena kesibukan yang dimiliki, dan tumbuh

ketidakpedulian mereka terhadap lingkungan sekitar. Kurangnya interaksi masyarakat dengan

lingkungan sosial nya otomatis menyebabkan interaksi antara warga diperumahan tersebut

dengan kepolisian juga minim, menurut Waddington dan Wright (2010: 59) salah satu hal yang

penting dalam hubungan antara polisi dan masyarakat adalah adanya kepercayaan antar kedua

pihak, polisi tidak mungkin mengawasi daerah tersebut setiap saat dan secara terus menerus,

sehingga adanya hubungan dengan warga yang baik akan membantu polisi dalam menjalankan

tugasnya dengan laporan dari warga yang sangat mengerti tentang kejadian atau suatu peristiwa

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 14: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

yang terjadi diwilayahnya. Hal ini tidak akan terjadi jika tidak ada kepercayaan diantara kedua

belah pihak.

Disorganisasi sosial yang terjadi di wilayah ini dapat dianalisis dengan variabel yang

dikemukakan oleh Miller (2009: 313), variasi yang digunakan adalah Status Fisik, yang dapat

dilihat dari perubahan populasi dan kondisi perumahan yang kosong dan dekat dengan industri,

menjadi faktor penyebab disorganisasi sosial yang terjadi di wilayah ini. Selain status fisik, status

populasi juga dapat dilihat pada wilayah ini, kawasan perumahan Jelambar yang rata-rata dihuni

oleh keturunan etnis Cina. Adanya perbedaan secara ekonomi dan aktivitas mereka, kemudian

menyebabkan adanya sifat tertutup dengan lingkungan sosial dan komunikasi yang minim

dengan masyarakat sekitar mereka yang kemudian menyebabkan adanya sifat tertutup.

Sementara dalam membahas hambatan yang terjadi di wilayah pemukiman padat

penduduk Keadaan yang terjadi di wilayah pemukiman kumuh padat penduduk ini dapat

dianalisis dengan teori disorganisasi sosial dengan menggunakan variabel analisis Status

Ekonomi. Dalam penjelasan yang dikemukakan Elliot dan Merrill (1961: 601) pengangguran

merupakan salah satu penyebab terjadinya disorganisasi sosial dikarenakan individu yang

merupakan seorang pengangguran biasanya mengalami depresi yang hebat, ketidakmampuan

mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup keluarganya menyebabkan

mereka kadang meluapkannya dengan melakukan tindak kriminal, seperti mencuri dan

merampok untuk memenuhi kebutuhannya atau memakai narkoba untuk “mengobati” rasa

depresi mereka.

Selain teori disorganisasi sosial, teori lain yang dapat digunakan dalam membahas masalah

dilingkungan ini adalah taori Pertukaran Sosial. Sebelumnya, teori pertukaran sosial digunakan

dalam membahas hubungan antara polisi dan masyarakat dalam program pemolisian komunitas

yang berlangsung, dalam hal ini pertukaran sosial digunakan untuk membahas hubungan antara

masyarakat dengan kelompok penguna narkoba.

Interaksi sosial yang kuat dan hubungan masyarakat yang dekat satu sama lain di wilayah

ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ternyata memberikan hambatan kepada pihak

kepolisian dan penegak hukum dalam menjalankan program pemolisian komunitas untuk

mencegah adanya peredaran narkoba dan penyalahgunaan narkoba di wilayah tersebut.

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 15: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Dalam wawancara penulis dengan Aiptu M. Insan Arif beliau mengatakan bahwa beberapa

kelompok pelaku penyalahguna dan pengedar narkoba di wilayah pemukiman padat penduduk

seperti di RW 7 dan RW 2 mereka cenderung berkelompok karena tidak memiliki uang yang

cukup banyak untuk membeli narkoba sendiri. Hal ini kemudian menjadi halangan bagi pihak

penegak hukum karena anggota kelompok yang lain cenderung melindungi dan menutupi teman

sekelompoknya atau bahkan kelompok lain dari pihak kepolisian. Hal ini dibenarkan oleh

pernyataan “O” sebelumnya mengenai penggeledahan yang dilakukan oleh kepolisian di

lingkungan tersebut, dalam kesempatan tersebut “O” mengatakan bahwa kabar akan diadakannya

penggeledahan di wilayah itu biasanya sudah diketahui oleh kelompok pengguna narkoba

sebelum kegiatan itu dilaksanakan, informasi ini biasa datang dari warga sekitar atau juga dari

kelompok pengguna lain, menurut “O” masyarakat di wilayah itu mengenal siapa saja yang

termasuk dalam kelompok penyalahguna narkoba, respon dari warga terhadap keberadaan

mereka pun berbeda, rata-rata bersikap biasa saja atau tidak peduli jika mereka sedang

melakukan kegiatan tersebut, beberapa yang lain mengingatkan agar tidak memakai nya di

tempat terbuka karena takut jika tiba-tiba ada pihak penegak hukum yang memeriksa wilayah

tersebut (Wawancara, 17 Februari 2016).

Melihat keadaan masyarakat diatas, teori pertukaran sosial yang dikemukakan oleh Blau

yang telah digunakan sebelumnya dalam membahas hubungan pertukaran sosial yang dimiliki

oleh kepolisian dan masyarakat, kemudian digunakan dalam membahas hubungan antara

masyarakat dengan kelompok pengguna dan pengedar narkoba namun dilihat dari segi negatif.

Hubungan kelompok pengedar dan penyalahguna narkoba dengan masyarakat sekitar

memberikan keuntungan terhadap kedua belah pihak, menurut Blau (1976) terjadinya pertukaran

sosial merupakan hal yang diharapkan agar mereka mendapat keuntungan dari apa yang sudah

diberikan sebelumnya, namun pertukaran sosial tidak dapat ditentukan sehingga membutuhkan

kepercayaan dari orang lain untuk menjalankan kewajiban mereka. Melihat pernyataan di atas,

dan hasil penelitian yang dilakukan penulis, kelompok pengguna dan pengedar narkoba memiliki

hubungan baik dengan warga, beberapa warga memiiki keuntungan dari keberadaan mereka

terutama jika warga tersebut memiliki peran dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba,

namun mereka juga tidak memperlakukan warga yang tidak memiliki hubungan bisnis dengan

mereka secara buruk, mereka tetap menjalin hubungan baik dengan warga yang lain dengan

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 16: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

harapan hubungan baik ini dapat memberikan kepercayaan kepada warga dan keuntungan

terhadap mereka.

Dalam Teori Sosiologi Modern, Ritzer dan Goodman (2011 : 369) menyebutkan bahwa

orang yang terlibat ikatan kelompok tak selalu dapat memberikan imbalan yang sama sehingga

akan terjadi ketimpangan dalam pertukaran yang akan menyebabkan perbedaan kekuasaan dalam

kelompok, terdapat 4 kemungkinan yang akan dilakukan jika seseorang membutuhkan bantuan

orang lain namun tidak memiliki hal sebanding untuk menukarnya, yang pertama adalah mereka

akan memaksa orang lain untuk membantunya, kedua mereka akan mencari sumber lain dalam

memenuhi kebutuhannya, ketiga mereka akan terus berhubungan baik tanpa mendapatkan apa

yang dibutuhkannya dan yang terakhir mereka akan “menundukan diri” sehingga memberikan

penghargaan yang sama dengan orang tersebut. Hal ini terlihat dalam hubungan antara

masyarakat dan kelompok pengguna narkoba di Kelurahan Jelambar khususnya di wilayah

pemukiman, dalam kesempatan wawancara peneiti dengan “O” ia menjelaskan bahwa,

masyarakat mengetahui siapa saja yang termasuk sebagai kelompok pengguna narkoba, namun

beberapa dari mereka cenderung tidak peduli dengan keberadaan kelompok ini dan membiarkan

aktivitas penyalahgunaan narkoba itu, hal lain dilakukan oleh warga yang mengenal mereka

secara personal karena interaksi sosial di wilayah pemukiman yang intensif sehingga mereka

biasanya mengingatkan atau menegur mereka yang menggunakan narkoba di tempat terbuka

untuk berhati-hati jika ada petugas keamanan yang kebetulan melewati daerah itu.

Dalam kasus ini, terlihat kategori ketiga, yaitu kelompok pengguna narkoba membutuhkan

masyarakat untuk tidak mengusik keberadaan mereka saat mereka melakukan kegiatan

penyalahgunaan narkoba dan memberitahukan mereka jika ada penggeledahan atau operasi

pengamanan yang dilakukan oleh pihak berwajib, namun mereka tidak memiliki sesuatu yang

dapat mereka tukarkan dengan masyarakat yang tidak semuanya mendukung kegiatan mereka,

sehingga mereka cenderung akan berusaha untuk berhubungan baik dengan masyarakat tersebut.

Selain itu hubungan pertukaran sosial antar kelompok pengguna dengan kelompok pengguna lain

atau dengan individu anggota mereka dapat dilihat dari adanya nilai khusus atau Particular

Values yang dapat memepersatukan mereka, menurut Ritzer (2011 :373) nilai ini kemudian

dipandang sebagai kesamaan perasaan di tingkat kolektif yang mempersatukan mereka atas dasar

hubungan tatap muka. Dalam hal ini setiap individu atau kelompok penyalahguna narkoba akan

mengingatkan satu sama lain agar berhati-hati dalam melakukan kegiatannya atau mengingatkan

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 17: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

jika akan diadakannya penggeledahan seperti yang dikatakan oleh “O”sebelumnya. Selain itu

menurut Turner dan Stets (2006: 300), seperti yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya,

pertukaran sosial memiliki konsekuensi relasional yang menghasilkan ketergantungan diantara

individu yang terlibat sehingga menimbulkan pola pertukaran berulang, dan cenderung

dipertahankan.

Melihat proses pelaksanaan dan hambatan yang dialami oleh Kelurahan Jelambar dalam

melakukan program pemolisian komunitas yang dilaksanakan khusus untuk mencegah peredaran

dan penyalahgunaan narkoba, keberhasilan program ini dapat dilihat dari indikator keberhasilan

yang tercantum dalam Peraturan Kapolri No.7 pasal 55 mengenai kriteria yang dapat dijadikan

tolak ukur keberhasilan polmas, yang pertama yaitu Intensitas antara petugas dengan masyarakat

meningkat. Beberapa kegiatan yang sudah dirancang oleh pihak polres Jakarta Barat dalam

program RW Bebas Narkoba dibuat untuk meningkatkan interaksi antara masyarakat dan

kepolisian, seperti adanya program kunjungan pintu ke pintu, penjagaan wilayah dengan petugas

gabungan dan patroli. Namun dalam pelaksanaannya seperti yang sudah dibahas sebelumnya,

program-program tersebut tidak berjalan, sehingga tujuan peningkatan komunikasi antara warga

dengan pihak kepolisian pun tidak terlaksana. Selain itu, adanya sikap tidak peduli dari beberapa

kelompok masyarakat juga menyebabkan tidak terpenuhinya kriteria pertama dalam mengukur

keberhasilan polmas. Pelaksanaan program yang tidak dijalankan dengan baik ini kemudian

mempengaruhi beberapa kriteria yang lain seperti mekanisme pelaksanaan penyelesaian masalah

oleh polisi dan masyarakat yang tak berfungsi di wilayah tersebut.

Berikutnya merupakan keakraban hubungan petugas dan masyarakat yang meningkat. Hal

ini juga tidak terwujud dalam pelaksanaan program pemolisian komunitas di Kelurahan Jelambar,

hal ini terlihat dari kesulitan pihak polisi dalam melaksanakan tugas di beberapa wilayah.

Masyarakatnya cenderung tertutup dan tidak peduli dengan program yang dilaksanakan, hal ini

kemudian juga berdampak pada kepekaan atau kepedulian masyarakat terhadap masalah

kamtibmas di lingkungannya.

Indikator keberhasilan polmas yang lain yaitu gangguan kamtibmas yang menurun, juga

tidak terlihat di wilayah Kelurahan Jelambar data kasus narkoba yang dimiliki oleh Polsek

Tanjung Duren tidak menunjukan adanya penurunan yang signifikan dalam kasus narkoba yang

terdata setelah dilakukannya program pemolisian komunitas di wilayah tersebut.

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 18: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Kesimpulan

Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, pelaksanaan pemolisian komunitas

dalam upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan beberapa

program, yaitu program pencegahan kejahatan yang dilakukan dengan program RW Bebas

narkoba, program penyuluhan dan program pejagaan wilayah dan patroli, selain itu program lain

merupakan program penegakan hukum yang dilakukan dengan penangkapan yang berasal dari

laporan warga dan operasi yustisi. Namun pelaksanaannya tidak sempurna dikarenakan oleh

beberapa hal, yaitu kekurangan dari pihak polisi, instansi yang berkerjasama dengan polisi dan

aktivitas sosial di lingkungan itu sendiri. Salah satunya sikap tertutup dan tidak peduli dengan

lingkungan sosial yang ditunjukan oleh masyarakat perumahan teratur menyebabkan ke enam

kriteria yang disebutkan oleh Himmelman tidak terlihat di wilayah tersebut walaupun beberapa

program yang ditujukan untuk meningkatkan komunikasi antara masyarakat dan kepolisian sudah

diterapkan. Hal yang sama terjadi pada wilayah pemukiman kumuh padat penduduk, kohesi

sosial yang dipandang sebagai suatu indikator yang penting dari kapasitas penduduk untuk

terlibat dalam kontrol sosial informan, saling bergantungnya penduduk satu sama lain juga salah

satu indikator yang terkait pada kohesi sosial (Dermawan, 2011: 111). Namun kohesi sosial yang

terjadi pada wilayah pemukiman kumuh padat penududuk Kelurahan Jelambar, tidak

menimbulkan dampak yang baik bagi pemolisian komunitas yang dilaksanakan di wilayah

tersebut. Hubungan antar warga yang dekat justru membuat mereka bersimpati dan membantu

mereka yang terlibat dengan peredaran dan penyalahgunaan narkoba dengan alasan hubungan

yang dekat. Hal ini kemudian enjadi penghambat elaksanaan pemolisian komunitas di lingkungan

tersebut.

Melihat hasil penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, pelaksanaan pemolisian

komunitas sebagai upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kelurahan

Jelambar dapat dikatakan belum berhasil dilakukan di Kelurahan Jelambar, hal ini disebabkan

oleh beberapa hal baik dari kepolisian, instansi yang berkerjasama dengan polisi, masyarakat dan

lingkungan sosial wilayah tersebut.

Saran

Penulis memberikan saran terkait dengan pelaksanaan pemolisian komunitas yang

dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran narkoba di wilayah Kelurahan

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 19: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Jelambar, khususnya kepada pihak kepolisian, dalam melaksanakan program yang sudah

dirumuskan sebelumnya agar dilakukan secara berkala dan terus menerus sehingga hasil yang

dituju dapat dicapai, adanya pengawasan terhadap instansi yang membantu polisi dalam

melakukan program di tengah masyarakat dan pemberian sanksi teguran kepada wilayah yang

tidak menjalankan program sesuai dengan yang sudah ditentukan juga dapat dilakukan sehingga

dapat menjaga kualitas program yang dijalankan.

Selain itu adanya peningkatan kerjasama antara polisi dan masyarakat juga merupakan hal

yang penting, polisi diharapkan dapat berbaur dengan masyarakat baik yang berada di wilayah

perumahan, maupun yang ada di wilayah pemukian padat penduduk sehingga kedekatan antara

warga dengan polisi ini dapat mempersempit kesempatan kelompok pengguna melakukan

kegiatan tersebut kecil karena warga yang tinggal tidak takut atau ragu untuk melapor ke polisi.

Untuk program penyuluhan bahaya narkoba yang dilakukan di sekolah menengah atas dan

pertama dapat dilakukan juga di tingkat sekolah dasar. Mereka yang bertempat tinggal di wilayah

yang rawan kasus narkoba sudah tidak asing dengan kasus seperti itu sehingga adanya

penyuluhan sejak dini sangat penting dilakukan untuk membangun penolakan terhadap narkoba

dari setiap individu.

Perubahan terhadap lingkungan yang menghambat dalam melaksanakan pengawasan juga

diperlukan agar pelaksanaan program pencegahan dapat dilakukan dengan sempurna, hal ini

dapat dilakukan dengan penerapan kembali peraturan mengenai pemasangan pagar rumah dan

penerangan di wilayah Kelurahan Jelambar yang dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan

pihak Pemda.

Daftar Referensi

Buku:

Blau, Peter M.(1976). Exchange and Power In Social Life. New York : John Wiley and Sons,Inc

Brown, Delores, D. Jones, Karen J. Terry. 2004. Policing and Minority Community: Bridging The Gap. New Jersey: Pearson Education

Dermawan, Mohammad Kemal.(2011) Pemolisian Komunitas. Jakarta : PT Galaxy Puspa Mega

Elliot, Mabel A., France E. Merrill.(1961). Social Disorganization. New York : Harper and Brothers

Faisal, Sanapiah. (2005). Format-Format Penelitian Sosial. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Haley, John, Robert N.Golden, Fred L. Peterson (2009). The Truth About Drugs. New York: Facts On File

Henderson, Harry. (2005). Drug Abuse. New York: Facts On File

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 20: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Lab, Steven. P.(2014) . Crime Prevention. New York: Anderson Publishing

McMillan, J. and Schumacher. (2001) Research in Education. New York: Longman

Merton, Robert. K, Robert Nisbet.(1971). Contemporary Social Problems. New York : Harcourt Brace Jovanovich,Inc

Miller,J Mitchell. (2009). 21st Century Criminology : A Refference Handbook. California : Sagepub

Mustofa, Muhamad.(2010). Kriminologi. Bekasi : Sari Ilmu Pratama.

Neuman, W. Lawrence. (2007) Basics of Social Research : Qualitative and Quantitative Approach. Boston : Pearson Education

Noaks, Lesley. Emma Wincup. (2004). Criminological Research, Understanding Qulitative Research. California: Sage Publications

Ritzer, George. (2011). Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana

Stets, Jan E. dan Jonathan H. Turner. (2006) Handbook of The Sociology of Emotions. New York : Springer

Suparlan , Parsudi. (2004). Bunga Rampai Ilmu Kepolisian Indonesia. Jakarta : YPKIK.

Waddington, PA, Martin Wright. (2010). What Is Policing?. London : Learning Matters

Wilson, Jeremy. M. (2006). Community Policing in America. New York: Routledge.

Internet:

Badan Narkotika Nasional. Dampak Langsung dan Tidak Langsung Penyalahgunaan Narkoba. Diakses dari http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/20/957/dampak-langsung-dan-tidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba pada 20 April 2016 pukul 10.15 WIB

Bima Setyadi. Jakbar Bentuk RW Bebas Narkoba. Diakses dari http://metro.sindonews.com/read/764432/31/jakbar-bentuk-rw-bebas-narkoba-1374584851 pada tanggal 1 april 2016 pukul 13.06 WIB

BS. Polisi Sebut Jakbar dan Jakpus Area Black Spot Narkoba. Diakses dari http://kriminalitas.com/polisi-sebut-jakbar-dan-jakpus-area-black-spot-narkoba/ pada tanggal 1 April 2016 Pukul 15.53 WIB

Hyk. Narkoba di Jakarta Barat Masih Tinggi. Diakses dari http://metro.sindonews.com/read/821738/31/narkoba-di-jakarta-barat-masih-tinggi-1388318006 pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 19.38 WIB

Profil Wilayah Jajaran Polres Metro Jakarta Barat. Diakses dari http://www.metro.polri.go.id/profil-wilayah-jajaran-pmj/restro-jakarta-barat pada 28 September 2015

Pramita, Dini. BNN: Kampung Ambon Sudah Bebas Narkoba. Diakses dari https://m.tempo.co/read/news/2014/11/28/064624992/bnn-kampung-ambon-sudah-bebas-narkoba pada tanggal 16 Juni 2016 pukul 10.05 WIB

Sukarno, Puput Ady. BNN Provinsi DKI : Ini 50 Kelurahan di Jakarta Rawan Narkoba. Diakses dari http://jakarta.bisnis.com/read/20160205/77/516639/bnn-provinsi-dki-ini-50-kelurahan-di-jakarta-rawan-narkoba pada tanggal 27 April 2016 pukul 15.12 WIB

Artikel Jurnal:

Corsaro, Nicholas. (2009). “Problem-Oriented Policing and Open-Air Drug Markets: Examining the Rockford Pulling Levers Deterrence Strategy” Departement of criminology and criminal justice. Sagepub. Hlm : 59(7)

Martinez,Ramiro dan Richard Rosenfeld.(2008). Social Disorganization, Drug Market Activity, and Neighborhood Violent Crime. Urban Affairs Review Volume 43 Number 6

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016

Page 21: Pemolisian Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan Peredaran ...

Willits, Dale, Lisa M. Broidy. Kristine Denman. (2015). School and Drug Markets : Examining the relationship between schools and neighborhood drug crime. Youth and Society 2015 vol. 47(5) 634-658

Lain-lain:

Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkoba

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 7 tahun 2008

Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan dan Pembinaan Teknis Terhadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Bentuk-Bentuk Pengamanan Swakarsa

Pemolisian komunitas ..., Hayuning Nuswantari, FISIP UI, 2016