PEMODELAN MONITORING PEMAKAIAN DAN PENGHEMATAN ENERGI ...62).pdf · kampanye hemat listrik yang...
Transcript of PEMODELAN MONITORING PEMAKAIAN DAN PENGHEMATAN ENERGI ...62).pdf · kampanye hemat listrik yang...
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
529
PEMODELAN MONITORING PEMAKAIAN DAN PENGHEMATAN ENERGI
LISTRIK DENGAN TEKNOLOGI JARINGAN SENSOR NIRKABEL
Banu Santoso1, I Wayan Mustika
2, Sri Suning Kusumawardani
3
1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM
Jl. Grafika 2 Fakultas Teknik Yogyakarta 55281, Indonesia
E-mail: [email protected], wmustika@ ugm.ac.id2, [email protected]
3
ABSTRAK
Sering dijumpai beberapa alat listrik yang masih tetap hidup walaupun tidak dipakai, selain suatu pemborosan
juga memperpendek umur pakai alat-alat listrik. Oleh karena itu diperlukan pengontrolan otomatisasi terhadap
pengoperasian alat-alat listrik dengan menempatkan penyebaran beberapa sensor dan actuator yang berfungsi
sebagai pengindra dan monitoring kapan alat-alat listrik tersebut beroperasi serta dapat dikontrol dari setiap
node. Pengembangan sistem ini berbasis Wireless Sensor and Actuator Network (WSAN) dengan metode
Scheduling saat transmisi data dari node-node sensor ke node koordinator dan Scheduling pada setiap masing-
masing node dengan pengaturan di module RealTime Clock (RTC) untuk penjadwalan kapan perangkat alat-alat
listrik bisa diaktifkan atau dinonaktifkan. Dengan metode ini bermanfaat bagi masyarakat pengguna listrik pada
umumnya dalam monitoring dan pengontrol penghematan energi listrik secara terus menerus serta bermanfaat
juga bagi petugas PLN dalam akurasi pembacaan KWH Meter. Hasil monitoring tersebut akan memberikan
informasi tentang pemakaian tagihan listrik kepada pengguna melalui Short Message Service (SMS) gateway.
Sehingga pengguna dapat dengan mudah memahami pola penggunaan listrik dan menyesuaikan kebiasaan
perilaku dalam penggunaan listrik untuk mengurangi konsumsi dan biaya energi listrik.
It is often encountered that some of electrical appliances are still on although it is not used. It can waste the
energy and shorten the lifespan of these appliances. Therefore, it is necessary to make a system that can monitor
the operation of these appliances automatically. The system distributes some sensors and actuators that serve as
sensing tool and can be controlled from any node. The development of this system based on Wireless Sensor and
Actuator Networks ( WSAN ) with scheduling method and Real Time Clock module setting for scheduling when
the electrical appliances can be turned on or off. This method can save the energy and also beneficial for PLN
officers to read the KWH meter accurately. The monitoring results will provide information about the use of
electricity bills to the user via Short Message Service ( SMS ) gateway . So that users can easily understand the
usage patterns of electric and adjust behavioral habits in the use of electricity to reduce electricity consumption
and energy costs .
Kata Kunci: WSAN, Scheduling, RTC, SMS Gateway
1. PENDAHULUAN
Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahun 2013
(“PLN,” 2013) telah ditetapkan Pemerintah per
tanggal 1 Januari 2013 untuk pelanggan diatas 1300
VA dari seluruh golongan tarif. Hal ini
menyebabkan banyaknya pelanggan rumah tangga
maupun industri mengeluhkan akan kenaikan TDL
tersebut. Kalangan industri mengkhawatirkan akan
terjadi lonjakan biaya produksi, pengurangan / PHK
karyawan bahkan akan tutup produksi bila tidak bisa
menaikkan harga jual barang yang diproduksi,
sedangkan bagi pelanggan rumah tangga juga terjadi
kepanikan akan kenaikan TDL tersebut. Selain itu,
harga kebutuhan pokok dan penambahan biaya
hidup semakin meningkat. Oleh karena itu,
kampanye hemat listrik yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah perlu dilakukan evaluasi baik di
kalangan instansi pemerintah maupun masyarakat.
Masih banyaknya penerangan lampu, AC, televisi
dan fasilitas lain yang membutuhkan daya listrik di
berbagai tempat sering digunakan secara berlebihan
(“ListrikIndonesia,” 2013). Akhirnya terjadi
pembengkakan biaya operasional atau tagihan listrik
yang melonjak sebagai akibat pemborosan daya
listrik. Semua itu perlu adanya sinergi antara
pemerintah dan masyarakat dalam mensukseskan
kampanye hemat listrik.
Pelanggan juga mengeluhkan akan kesalahan-
kesalahan dari pencatatan KWH meteran listrik yang
dilakukan oleh petugas PLN, sehingga merasa
dirugikan karena harus membayar tagihan listrik
yang lebih. Hal ini disebabkan masih manualnya
dalam input data pembacaan KWH meter oleh
petugas PLN, sehingga akurasi pembacaan KWH
meter menjadi tidak valid, akibatnya tagihan listrik
pelanggan tidak sesuai dengan kebutuhan listrik
yang dialami pelanggan setiap bulannya.
Hal-hal di atas menimbulkan tantangan yaitu
bagaimana mengontrol otomatisasi terhadap
pengoperasian alat-alat listrik dengan menempatkan
penyebaran beberapa sensor dan actuator yang
berfungsi sebagai pengindra dan memonitor kapan
alat-alat listrik tersebut beroperasi serta dapat di
kontrol dari jarak jauh dengan
mengimplementasikan teknologi wireless sensor and
actuator network (WSAN).
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
530
Manfaatnya yang dirasakan selain bagi
masyarakat pengguna listrik dalam memonitor dan
pengontrol penghematan energi listrik secara terus
menerus, juga bagi petugas PLN dalam akurasi
pembacaan KWH Meter. Hasil monitoring tersebut
akan memberikan informasi tentang pemakaian
tagihan listrik kepada pengguna melalui perangkat
bergerak. Melalui pesan singkat tersebut pengguna
dapat dengan mudah memahami pola penggunaan
listrik dan menyesuaikan kebiasaan perilaku dalam
penggunaan listrik untuk mengurangi konsumsi dan
biaya energi listrik.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian dilakukan oleh (Pensas & Vanhala,
2010), melakukan penelitian dengan menggunakan
protokol EPIS (Efficient Protocol for Intelligent
Spaces) untuk menangani interkoneksi dan
interoperabilitas sensor/ actuator agar lebih dinamis
dalam penerapannya di rumah pintar. Penelitian ini
menjelaskan tentang arsitektur implementasi
middleware pada sebuah sistem Wireless Sensor
Network (WSN) yang diintegrasikan dengan sistem
yang menggunakan koneksi kabel.
Penelitian yang dilakukan oleh (Erwin, 2010),
melakukan penelitian dengan merancang Home
Automation System (HAS) untuk mengontrol
peralatan listrik khususnya pencahayaan dan suhu,
dengan menganalisis posisi (tinggi/ jarak) node
sensor terhadap packet loss dan konsumsi arus pada
node sensor. Kondisi node sensor yang lebih dekat
dengan gateway memiliki konsumsi arus yang cukup
besar dibandingkan dengan node sensor lainnya, hal
ini dikarenakan menerima beban kerja lebih berat
dari node sensor lainnya yaitu mengambil data
sensing, menerima data dari node tetangganya
berupa data sensing node lain serta mengirimkan ke
gateway. Dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan kesimpulan bahwa posisi dan jarak
sensor sangat berpengaruh pada penerimaan data
sensing yang berkaitan dengan kualitas jaringan dan
untuk mencegah packet loss. Sedangkan jumlah hop
juga dibatasi untuk menghemat penggunaan energi
baterai sehingga umur pemantauan bisa lebih lama
serta memperpendek delay time.
Penelitian yang dilakukan oleh (Pensas,
Valtonen, & Vanhala, 2011), melakukan penelitian
dengan menggunakan metode Location Based
Latency Control (LBLC) untuk mengurangi
konsumsi energi jaringan WSN dengan
mengoptimalkan trade-off latensi-energi di smart
home. Metode ini menggunakan informasi
keberadaan lokasi pengguna di suatu ruangan yang
merupakan input kontrol latensi jaringan. Hasil
penelitian menunjukkan kehadiran pengguna di
lingkungan smart home atau di suatu ruangan
mempengaruhi efisiensi konsumsi energi jaringan
WSN. Penghematan energi relatif berbeda pada
setiap node di suatu ruangan, hal ini dikarenakan
kebiasaan perilaku pengguna menghabiskan
sebagian besar waktu di suatu ruangan. Dari hasil
penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan
bahwa metode LBLC dapat mengefisiensikan energi
dengan mengoptimalkan sensor jaringan di
lingkungan smart home. Metode ini lebih khusus
mengumpulkan informasi lokasi dari jaringan atau
eksternal di luar jaringan yang dapat digunakan
untuk mengoptimalkan daya konsumsi jaringan
sensor.
Penelitian yang dilakukan oleh (Islam, Shen, &
Wang, 2012), melakukan survei penelitian dengan
menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan
keamanan, privasi serta solusi standar yang
digunakan untuk menangani berbagai serangan dan
ancaman pada jaringan sensor nirkabel di
lingkungan smart home. Permasalahan yang menarik
untuk penelitian di masa depan, khususnya bagi
menangani masalah privasi dan pertimbangan
hukum lainnya mengenai data pribadi. Di sisi lain,
Algoritme kriptografi tradisional yang kompleks
(misalnya, kriptografi kunci public) yang tampaknya
efektif menangani masalah-masalah keamanan,
tetapi tidak cocok untuk sensor dengan daya dan
kemampuan komputasi yang lebih rendah. Dengan
demikian, penelitian di masa depan dalam arah ini
dapat mengembangkan protokol baru yang mampu
dan efektif dalam memecahkan sebagian besar
masalah keamanan dan privasi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Huiyong,
Jingyang, & Min, 2013), melakukan penelitian
dengan mengintegrasikan WSN dan pelayanan robot
(sebagai mobile node) menjadi aplikasi smart home.
Integrasi sistem WSN dan robot di smart home
memiliki dua manfaat. Pertama, pelayanan robot
dapat dianggap sebagai mobile node yang
memberikan informasi sensor tambahan untuk
meningkatkan konektivitas dan mengumpulkan
informasi dari node sensor statis. Kemudian yang
kedua, WSN dapat dianggap sebagai perpanjangan
dari kemampuan sensoris dari robot dan dapat
menyediakan lingkungan yang cerdas untuk robot.
Pada penelitian ini menjelaskan arsitektur dan
pelaksanaan lingkungan pintar dengan WSN dan
pelayanan robot, dimana server rumah bertindak
sebagai kolaborator cerdas antara pelayanan robot
(mobile node) dan lingkungan. Tujuan dari proyek
penelitian ini adalah untuk menunjukkan kegunaan
dari pelayanan robot dalam kehidupan sehari-hari
dengan membangun lingkungan cerdas untuk
pelayanan robot. Upaya ini diharapkan untuk
memungkinkan manusia untuk fokus pada tugas-
tugas penting dan membebaskan diri dari tugas
sehari-hari yang tidak menyenangkan dengan
bantuan pelayanan robot.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya
ada beberapa cara yang dilakukan untuk
menciptakan lingkungan smart home dalam
monitoring pemakaian dan penghematan energi
listrik. Wireless Sensor and Actuator Network
(WSAN), Module Xbee Pro dan Mikrokontroler
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
531
Arduino Uno menjadi salah satu alternatif yang
digunakan dalam menciptakan lingkungan smart
home.
2.1 Wireless Sensor Network
Wireless Sensor Network (WSN) merupakan
suatu set perangkat terdistribusi yang mandiri (node)
yang saling berhubungan secara wireless dan
kooperatif menggunakan sensor untuk memantau
fisik atau kondisi lingkungan seperti suhu, suara,
getaran, tekanan, dan gerakan atau kontaminan pada
parameter kontrol tertentu.
Perkembangan WSN bermula dari kebutuhan di
bidang militer seperti memonitor pada saat perang di
medan perang, namun perkembangan WSN
sekarang telah banyak digunakan untuk kemudahan
masyarakat sipil, mencakup pengontrolan dan
monitoring proses dalam industri, kesehatan, kondisi
lingkungan, smart home dan pengaturan traffic light.
Penambahan beberapa node sensor pada WSN
dilengkapi dengan radio transceiver, microcontroller
kecil dan baterai. Ukuran node sensor relatif kecil
bisa mencapai ukuran kotak korek api hingga
seukuran debu. Aplikasi dan pemanfaatan dari WSN
pada umumnya, banyak digunakan untuk
monitoring, tracking dan controlling.
Pada area monitoring, node sensor WSN
disebarkan secara merata di suatu area atau daerah
untuk mengamati suatu anomali pada fenomena
tertentu. Ketika node sensor mendeteksi anomali
pada fenomena tersebut diantaranya panas, gerakan,
suara, getaran, medan elektronik dan lain-lain pada
area atau daerah yang di monitoring akan dilaporkan
ke salah satu base stations atau sink untuk
selanjutnya dilakukan aksi-aksi tertentu seperti
pengendalian sistem dengan actuator melalui
microcontroller, pengiriman pesan melalui internet
atau perangkat bergerak dan lain-lain.
Aplikasi WSN pada pengawasan lingkungan
(environmental monitoring) cenderung digunakan
pada pengamatan gejala-gejala alam yang memiliki
mode periodik aktif dan lebih singkat. Gambar 1
menjelaskan tentang model wireless sensor network
(WSN) (Dargie, Poellabauer, & Wiley InterScience
(Online service), 2010).
Gambar 1. Wireless Sensor Network
Beberapa karakteristik yang terdapat pada
wireless sensor network antara lain: (Karl, 2007)
a. Resource energi yang terbatas, sehingga
perlu di manage dalam mengkonsumsi
energinya;
b. topologi jaringan yang bersifat dinamis
dengan menyesuaikan kondisi node;
c. biaya produksi yang rendah dengan
perawatan dan penyebaran node yang
mudah;
d. kemampuan untuk di kontrol dan
memonitor;
e. penyebaran node dalam skala besar;
f. komunikasi data yang bersifat antar hop
atau broadcast.
Keuntungan dalam penggunaan Wireless Sensor
Network (WSN) dibandingkan wired sensor
diantaranya adalah : (Dargie et al., 2010)
a. Bersifat Simpel, praktis atau ringkas karena
tidak perlu ada instalasi kabel yang rumit
(wireless) dan dalam kondisi geografi
tertentu sangat menguntungkan dibanding
wireless sensor network (WSN).
b. Sensor menjadi bersifat mobile, artinya
pada suatu saat dimungkinkan untuk
memindahkan sensor untuk mendapat
pengukuran yang lebih tepat tanpa harus
khawatir mengubah desain ruangan maupun
susunan kabel ruangan.
Sedangkan kerugian dalam penggunaan WSN
dibandingkan wired sensor diantaranya adalah :
(Dargie et al., 2010)
a. Beban atau Load yang lebih tinggi
dibanding wired sensor, menjadikan data
rate WSN menjadi lebih rendah.
b. Semakin banyak sensor semakin besar
collision domain, menjadikan sisi
keamanan WSN menjadi semakin rendah,
dan transfer rate WSN semakin menurun
lagi.
c. Adanya maintenance rutin untuk mengganti
baterai yang telah habis pada WSN.
2.2 Zigbee
Dalam pengoperasian Zigbee (ZigBee, 2013)
terletak pada Layer dua OSI (Open System
Interconnection) dengan menggunakan standar
komunikasi wireless IEEE 802.15.4. Zigbee
merupakan salah satu dari protokol-protokol pada
WPAN (Wireless Personal Area Networks) yang
menggunakan gelombang radio (RF). Protokol ini
bekerja pada data rate yang rendah, baterai yang bisa
tahan lama dan koneksi jaringan yang aman. Suatu
device yang menggunakan protokol ini, dapat
terhubung dengan baik pada radius maksimal
sepuluh meter sampai seratus meter dalam kondisi
line-of-sight dan dengan data rate sebesar 250 Kbit/s
dengan alat lainnya. Gambar 2 berikut ini adalah
contoh produk module Xbee yang mendukung
protokol Zigbee atau standar IEEE 802.15.4.
Perangkat Zigbee dapat di konfigurasi menjadi
tiga jenis radio, diantaranya adalah: (Faludi, 2010)
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
532
a. Koordinator Zigbee, yakni node Zigbee
yang bertanggung jawab untuk membentuk
jaringan, membagi-bagikan alamat dan
mengelola fungsi lainnya dalam
mendefinisikan jaringan. Bahwa setiap
jaringan Zigbee selalu memiliki perangkat
koordinator tunggal, dan tidak memiliki
lebih dari satu.
Gambar 2. Module Xbee (Faludi, 2010)
b. Router Zigbee, yakni node Zigbee yang
memiliki fitur lengkap. Hal ini dapat
bergabung dengan jaringan yang ada,
mengirim data, menerima data, dan
mengarahkan data. Node ini bertindak
sebagai perantara antara node yang satu ke
node yang lain yang terhubung terlalu jauh
untuk menyampaikan data. Dalam sebuah
jaringan memiliki beberapa node radio
router Zigbee yang selalu dihidupkan
sepanjang waktu.
c. End Device Zigbee, yakni node Zigbee
yang berfungsi untuk menyampaikan
informasi kepada node koordinator maupun
router. Node ini tidak dapat me-relay data
dari perangkat lain dan memiliki mode
sleep untuk menghemat energi baterai.
Dalam sebuah jaringan bisa memiliki
beberapa node End device.
ZigBee memiliki empat topologi jaringan yaitu
topologi Pair, Star, Mesh dan Cluster tree, yang
diilustrasikan pada Gambar 3 (Faludi, 2010):
a. Topologi Pair
Jaringan sederhana terdiri dari dua radio
atau node. Salah satu node harus menjadi
koordinator sehingga jaringan dapat
dibentuk. Sedangkan yang lain dapat di
konfigurasi sebagai router atau End device.
b. Topologi Star
Pengaturan jaringan ini cukup sederhana.
Sebuah node koordinator diletakkan di
pusat dari topologi Star dan terhubung ke
masing-masing node End device. Setiap
pesan dalam sistem harus melalui node
koordinator. Setiap node End device tidak
berkomunikasi secara langsung.
c. Topologi Mesh
Konfigurasi Mesh meletakkan node router
di samping node koordinator. Node
koordinator bertindak sebagai pengelola
jaringan, dan dapat me-route pesan.
Berbagai node End device dapat diletakkan
pada setiap node router atau node
koordinator.
Gambar 3. Topologi Pair, Star, Mesh, dan
Cluster tree WSN (Faludi, 2010)
d. Topologi Cluster tree
Tata letak topologi jaringan ini, node
router bertindak sebagai backbone dan
node End device membentuk suatu
Cluster di setiap node router. Topologi
ini tidak jauh berbeda dengan konfigurasi
Mesh.
2.3 Arduino Uno
Arduino (Arduino, 2013a) adalah sebuah board
mikrokontroler yang berbasis ATmega328. Arduino
memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat
digunakan sebagai output PWM, 6 analog input,
crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power,
kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu
men-support mikrokontroler; dapat dikoneksikan
dengan komputer menggunakan kabel USB. Gambar
4 berikut ini adalah bentuk fisik Mikrokontroler
Arduino Uno.
Gambar 4. Microcontroller Arduino Uno
Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding
board mikrokontroler yang lain selain bersifat open
source, arduino juga mempunyai bahasa
pemrogramannya sendiri yang berupa bahasa C.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
533
Software ini dapat diunduh melalui (Arduino,
2013b) dengan berbagai versi, untuk kemudian
disesuaikan dengan sistem operasi pada komputer.
Gambar 5 berikut ini merupakan software arduino
yang digunakan untuk memudahkan pengontrolan
pada Arduino.
Gambar 5. Software Arduino IDE
Selain itu dalam board arduino sendiri sudah
terdapat loader yang berupa USB sehingga
memudahkan ketika memprogram mikrokontroler di
dalam arduino. Sedangkan pada kebanyakan board
mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan
rangkaian loader terpisah untuk memasukkan
program ketika memprogram mikrokontroler. Port
USB tersebut selain untuk loader ketika
memprogram, bisa juga difungsikan sebagai port
komunikasi serial.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian
Semua bahan dan materi yang ada pada
penelitian desain sistem wireless sensor and
actuator network (WSAN) untuk monitoring
pemakaian energi listrik & penghematan energi ini
merupakan suatu model perancangan yang akan
bermanfaat bagi masyarakat pengguna listrik serta
bermanfaat juga bagi petugas PLN dalam akurasi
pembacaan KWH Meter.
3.2 Alat Penelitian
Aplikasi smart home membutuhkan banyak
komponen Perangkat Keras dan Lunak khusus.
Komponen tersebut harus digabungkan sehingga
dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan.
Perangkat tersebut akan terpasang di lapangan,
server dan client.
3.2.1 Perangkat Keras di Lapangan
a. Sensor Cahaya, berfungsi mendeteksi
perubahan cahaya dari sumber cahaya,
pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang
mengenai benda atau ruangan.
b. KWH Meter, berfungsi monitoring
pemakaian tarif listrik PLN.
c. Sensor Suhu, berfungsi Mendeteksi gejala
perubahan panas/ temperatur/ suhu pada
suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu
d. Sensor Kelembapan, berfungsi mendeteksi
kelembapan udara suatu ruangan.
e. Sensor Gerak Passive Infra Red (PIR),
berfungsi mendeteksi perubahan gerak
mekanis, seperti perpindahan atau
pergeseran atau posisi gerakan tubuh
manusia.
f. Xbee Pro Module dan Shield, berfungsi
penghubung antara node-node sensor
menuju node koordinator.
g. Arduino, berfungsi sebagai mikrokontroler
atau processor yang diletakkan pada setiap
node-node sensor dan koordinator.
h. GSM/ GPRS Shield for Arduino, berfungsi
memberikan message SMS atau Call ke
mobile client.
i. Ethernet Shield for Arduino, berfungsi
menyediakan akses gateway internet atau
intranet berupa IP Address di node
Koordinator.
j. Relay Shield for Arduino, berfungsi
mengaktifkan dan menonaktifkan perangkat
listrik di setiap node.
3.2.2 Perangkat Lunak di Lapangan
a. Software Arduino IDE 1.0.5-r2, berfungsi
untuk memudahkan pengontrolan pada
Arduino dan beberapa Shield for Arduino. b. Software X-CTU, berfungsi untuk
konfigurasi module Xbee sebagai
Koordinator, Router atau End Device.
3.2.3 Perangkat Keras di Server
a. Switch Hub, berfungsi menghubungkan
server ke jaringan Wireless Sensor and
Actuator Network (WSAN) melalui
Ethernet Shield for Arduino.
b. Komputer PC, berfungsi sebagai komputer
server
3.2.4 Perangkat Lunak di Server
a. OS Windows, berfungsi sebagai sistem
operasi menggunakan platform windows di
Komputer PC Server. b. PHP dan MySQL, berfungsi sebagai web
programming dan database server. 3.2.5 Perangkat Keras di Client
a. Mobile Client (Handphone), berfungsi
sebagai penerima message SMS berupa
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
534
nilai sensor yang dikirim melalui GSM/
GPRS Shield for Arduino secara periodik.
b. Laptop/ Notebook, berfungsi untuk
mengakses web browser di client.
3.2.6 Perangkat Lunak di Client
a. Web Browser, berfungsi untuk mengakses
website di server di Notebook atau di
mobile client yang support web browser.
b. OS Windows, berfungsi sebagai sistem
operasi menggunakan platform windows di
Laptop/ Notebook.
3.3 Jalan Penelitian
Jalan penelitian yang dilakukan meliputi
pembuatan model desain sistem monitoring
pemakaian dan penghematan energi berbasis
wireless sensor and actuator network (WSAN)
dengan metode Scheduling saat transmisi data dari
node-node sensor ke node koordinator dan
Scheduling pada setiap masing-masing node dengan
pengaturan di module Real Time Clock (RTC) untuk
penjadwalan kapan perangkat alat-alat listrik bisa
diaktifkan atau dinon-aktifkan.
4. ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Sistem
Pemakaian listrik bagi pengguna masih belum
ada pengawasan sehingga besar kemungkinan terjadi
pemborosan pemakaian energi listrik dan biaya
pemakaian listrik menjadi bengkak baik di pengguna
tarif rumah tangga, industri, bisnis, sosial dan
pemerintah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
maka diperlukan sebuah sistem yang dapat
melakukan control terhadap pemakaian dan
penghematan energi listrik.
Sistem yang digunakan menerapkan teknologi
Wireless Sensor and Actuator Network (WSAN),
dengan melakukan penyebaran sensor dan actuator
pada berbagai perangkat listrik yang bersifat
wireless (protokol Zigbee/ standar IEEE 802.15.4) di
lingkungan smart-home. Metode penelitian ini
menggunakan Scheduling Node dengan berdasarkan
pengaturan nilai waktu Real Time Clock (RTC),
maka perangkat alat-alat listrik bisa di aktifkan atau
di non-aktifkan sesuai nilai waktu yang diberikan.
Sedangkan metode Scheduling transmisi data dari
node-node End Device ke Koordinator berdasarkan
nilai waktu RTC, maka akan mengurangi terjadi
collision data. Sehingga data setiap node berhasil
diperoleh dari node End Device ke Koordinator
tanpa terjadi kehilangan data.
4.2 Perancangan Basis Data
Seluruh informasi data sensor dan actuator di
lingkungan smart home akan ditampilkan pada
antarmuka web dan disimpan dalam sebuah basis
data MySQL. Perancangan basis data merupakan
proses awal yang sangat penting, karena berisi
informasi data sensor dan actuator yang akan
disampaikan kepada pengguna.
MySQL digunakan sebagai database sedangkan
PHP sebagai bahasa pemrograman dalam desain
antarmuka sistem untuk proses pembacaan data
sensor dan actuator di suatu ruangan dan men-
kontrol perangkat alat listrik. Pada Gambar 6 dapat
dilihat beberapa fitur dan interaksi yang dapat
dilakukan pengguna untuk aplikasi web ini.
Gambar 6. Usecase perancangan web
Flowchart pada Gambar 7 menunjukkan cara
kerja sistem saat menggunakan metode Scheduling
Node berdasarkan nilai waktu Real Time Clock
(RTC). Di saat nilai waktu RTC menunjukkan jam
18.00 sampai dengan jam 5.30 maka perangkat alat
listrik berupa Lampu Taman, Lampu Ruangan dan
Air Conditioner (AC/ Pendingin Ruangan) akan
menyala dengan diaktifkannya Relay dalam kondisi
ON (Aktuator ON). Sedangkan di luar waktu jam
18.00 sampai dengan jam 5.30, maka perangkat alat
listrik berupa Lampu Taman, Lampu Ruangan dan
Air Conditioner (AC/ Pendingin Ruangan) akan
padam dengan mengaktifkan Relay dalam kondisi
OFF (Aktuator OFF).
Gambar 7. Flowchart Scheduling Node
Sedangkan pada Gambar 8 menunjukkan cara
kerja sistem saat menggunakan metode Scheduling
Transmisi data dari node-node End Device ke
Koordinator berdasarkan nilai waktu RTC, maka
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
535
akan mengurangi terjadi collision data. Node End
Device ID pertama akan men-transmisi paket data
pada detik pertama menuju node Koordinator,
Sedangkan Node End Device ID kedua akan men-
transmisi paket data pada detik kedua menuju node
Koordinator. Begitupun node End Device ID ketiga
dan keempat menyesuaikan nilai waktu RTC saat
transmisi paket data ke node Koordinator. Saat men-
transmisi data diperlukan sinkronisasi nilai waktu
diantara masing node End Device dan Koordinator.
Gambar 8. Flowchart Scheduling Transmisi Paket
Data
4.3 Perancangan Antarmuka
Pada Gambar 9 dapat di lihat rancangan dari
tampilan antarmuka Login untuk user.
Gambar 9. Tampilan Login Web
Perancangan interface web ini menggunakan PHP 5
dan CSS 3. Untuk layout dasar interface web ini
terdiri dari header, menu, isi, Chart dan footer.
Untuk bagian Isi menampilkan nilai dari sensor di
setiap node-node End Device dan pembacaan Nilai
pemakaian KWH Meter Listrik. Sedangkan bagian
Chart, menampilkan grafik nilai-nilai sensor dan
pemakaian KWH Meter Listrik. Layout tampilan
web ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Layout Dasar Antarmuka Web
4.4 Rancangan dan Cara Kerja Sistem
Secara keseluruhan sistem dapat digambarkan
seperti pada Gambar 11. Dari blok diagram tersebut
menunjukkan sketsa perangkat keras pendukung
sistem. Pada sistem menggunakan sekumpulan
node-node sensor dan actuator yang tersebar dengan
diletakkan pada beberapa ruangan atau perangkat
listrik sehingga dapat men-sensing atau memonitor
kondisi suatu ruangan atau mengendalikan perangkat
listrik di suatu rumah. Hasil data pembacaan dari
beberapa sensor tersebut akan diteruskan oleh modul
Xbee sampai ke Koordinator dan dilanjutkan ke
server untuk diolah nilai data sensor dan actuator
dengan menyimpan data ke database MySQL.
Setelah itu PHP Programming Web akan
menampilkan data dari MySQL ke web browser.
Sehingga bisa di akses melalui Smart Phone, Tablet
dan Komputer.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014
536
Gambar 11. Arsitektur Sistem
5. KESIMPULAN
Pada pokok bahasan II, telah diuraikan mengenai
beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan
referensi penelitian dan telah dipublikasikan melalui
jurnal internasional. Diharapkan penelitian ini dapat
mengembangkan perancangan desain sistem untuk
monitoring pemakaian dan penghematan energi
listrik dengan penyebaran sensor dan actuator di
setiap perangkat listrik suatu ruangan (indoor dan
outdoor) pemilik rumah yang berbasis Wireless
Sensor and Actuator Network (WSAN) dengan
menggunakan metode Scheduling Node dan
Scheduling transmisi data. Bagi petugas penyedia
listrik atau Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat
dengan mudah memperoleh kevalidasian proses
pembacaan KWH Meter di lapangan.
Manfaat hasil akhir penelitian yang akan
dilakukan dapat memberikan solusi untuk
monitoring pemakaian dan penghematan energi
listrik dan memberi informasi tentang status keadaan
di suatu ruangan indoor atau outdoor kepada
pengguna dalam bentuk Short Message Service
(SMS) dan via web secara periodik yang berguna
bagi masyarakat dan dapat berupa rekomendasi yang
nantinya dapat berguna untuk perbaikan proses
pembacaan KWH Meter bagi perusahaan penyedia
listrik yaitu PT PLN (Persero) di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Arduino. (2013a, May 24). Arduino Uno. Retrieved
May 24, 2013, from
http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno
Arduino. (2013b, May 24). Download the Arduino
Software. Retrieved May 24, 2013, from
http://www.arduino.cc/en/Main/Software
Dargie, W., Poellabauer, C., & Wiley InterScience
(Online service). (2010). Fundamentals of
wireless sensor networks theory and practice.
Chichester, West Sussex, U.K.; Hoboken, NJ:
Wiley.
Erwin, S., & Wirawan. (2010). Design of Home
Automation System Based on WSN for Energy
Management on Building. Surabaya, Indonesia.
Faludi, R. (2010). Building wireless sensor networks
with ZigBee, XBee, Arduino, and processing.
United States of America: O’Reilly Media.
Huiyong, W., Jingyang, W., & Min, H. (2013).
Building a Smart Home System with WSN and
Service Robot (pp. 353–356). Presented at the
2013 Fifth International Conference on
Measuring Technology and Mechatronics
Automation(ICMTMA).doi:10.1109/ICMTMA.2
013.90
INDONESIA TERBOROS DI ASEAN. (2013, April
23). Retrieved April 23, 2013, from
http://www.listrikindonesia.com/indonesia_terbo
ros_di_asean_275.htm
Islam, K., Shen, W., & Wang, X. (2012). Security
and privacy considerations for Wireless Sensor
Networks in smart home environments (pp. 626–
633). Presented at the 2012 IEEE 16th
International Conference on Computer Supported
Cooperative Work in Design
(CSCWD).doi:10.1109/CSCWD.2012.6221884
Karl, H. (2007). Protocols and architectures for
wireless sensor networks. Chichester, West
Sussex, England; Hoboken, NJ: John Wiley &
Sons.
Pensas, H., Valtonen, M., & Vanhala, J. (2011).
Wireless Sensor Networks Energy Optimization
Using User Location Information in Smart
Homes (pp. 351–356). Presented at the 2011
International Conference on Broadband and
Wireless Computing, Communication and
Applications (BWCCA).
doi:10.1109/BWCCA.2011.55
Pensas, H., & Vanhala, J. (2010). WSN Middleware
for Existing Smart Homes (pp. 74–79). Presented
at the 2010 Fourth International Conference on
Sensor Technologies and
Applications(SENSORCOMM).doi:10.1109/SE
NSORCOMM.2010.18
PT PLN (Persero) Listrik Untuk Kehidupan Yang
Lebih Baik. (2013, April 23). Retrieved April 23,
2013, from http://www.pln.co.id/?p=49
ZigBee. (2013, May 24). ZigBee. Retrieved May 26,
2013,from ttps://www.digi.com/technology/rf-
articles/wireless-zigbee