PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative...

13
1 PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN MODERATING SEM SCORE FACTOR 1 Gangga Anuraga, dan 2 Bambang Wijanarko Otok 1 Mahasiswa S1 Statistika ITS, 2 Dosen Statistika ITS. E-mail : 1 [email protected] , 2 [email protected] Abstrak Peran Perguruan Tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Untuk itu, kualifikasi dosen sangat diperlukan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan agar mahasiswa memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang berkembang pesat. Dengan demikian diperlukan evaluasi atas tenaga pendidik dalam hal ini adalah kompetensi dosen yang telah bertugas dalam proses pembelajaran. Tujuan penlitian ini adalah mengkaji pola hubungan empat kompetensi dosen, yiatu pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Metode analisis yang dipakai adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengkonfiirmasi indikator terhadap variabel laten. Dan juga model Moderating Structural Equation Modeling (MSEM) untuk mengetahui pengaruh moderasi. Hasil yang diperoleh adalah kompetensi kepribadian sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap hubungan antara kompetensi profesional dan sosial terhadap pedagogik . Kata kunci: CFA, MSEM, Kompetensi, Pedagogik, Profesional, Sosial, Kepribadian 1. Pendahuluan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa seorang pendidik perlu memiliki kompetensi. Dinyatakan dalam pasal tersebut bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Suderadjat (2004) memberikan rambu-rambu tentang makna kompetensi, sebagai pemilikan pengetahuan (konsep dasar keilmuan), ketrampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di lapangan, dan nilai-nilai serta sikap. Dengan demikian, kompetensi memiliki tiga dimensi, yaitu: (1) penguasaan konsep, (2) kecakapan mengimplementasikan konsep, dan (3) pemilikan nilai dan sikap dari konsep yang dikuasai dan diimplementasikannya. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen memuat juga aspek kompetensi yang perlu dimiliki oleh dosen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pro- fesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Melalui dimensi-dimensi tersebut dapat dilakukan suatu penilaian atau evaluasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi dalam mendukung kinerja pada kegiatan proses belajar mengajar. Fahruddin (2007), mengajar merupakan suatu sistem yang komplek dan integrative dari sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan terhadap seseorang, karena itu dalam mengajar dosen tidak hanya sekedar memberi informasi secara lisan kepada mahasiswa, akan tetapi dalam mengajar dosen harus dapat menciptakan situasi ling- kungan belajar yang memungkinkan mahasiswa aktif dalam belajar. Dalam salah satu kesimpulannya Suhendar (2009) menyatakan bahwa kompetensi sosial berpengaruh terhadap kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang mengembangkan model pengajaran secara simultan (4 kompetensi dosen) berdasarkan persepesi mahasiswa. Metode yang digunakan akan digunakan dalam penelitian yaitu Moderating Structural Equation Modeling (MSEM) dengan mengembangkan kompetensi kepribadian sebagai pengaruh faktor moderasi. Sugiyono (2007) mengenai variabel dan paradigma hubungan menyatakan bahwa kepribadian merupakan salah satu variabel moderasi karena sifatnya yang tidak mudah berubah disamping variabel usia, masa kerja dan budaya. Hipotesa yang dibangun dalam penelitian adalah sebagai berikut, (1) semakin tinggi tingkat kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang dimiliki oleh dosen semakin tinggi kompetensi mengajarnya (pedagogik), (2) semakin tinggi tingkat kesesuaian antara kompetensi profesional dosen dan kompetensi kepribadian (personaliti), semakin tinggi kompetensi mengajarnya (pedagogik), (3) semakin tinggi tingkat kesesuaian antara kompetensi sosial dosen dan kompetensi kepribadian (personaliti), semakin tinggi kompetensi pedagogik.

Transcript of PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative...

Page 1: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

1

PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN STATISTIKAITS DENGAN MODERATING SEM SCORE FACTOR

1Gangga Anuraga, dan 2Bambang Wijanarko Otok1Mahasiswa S1 Statistika ITS,

2Dosen Statistika ITS.E-mail : [email protected], [email protected]

AbstrakPeran Perguruan Tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi sangat

besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Untuk itu, kualifikasi dosen sangat diperlukan untukmenyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan agar mahasiswa memiliki kompetensi sesuai dengantuntutan dunia kerja yang berkembang pesat. Dengan demikian diperlukan evaluasi atas tenaga pendidik dalamhal ini adalah kompetensi dosen yang telah bertugas dalam proses pembelajaran. Tujuan penlitian iniadalah mengkaji pola hubungan empat kompetensi dosen, yiatu pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian.Metode analisis yang dipakai adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengkonfiirmasi indikatorterhadap variabel laten. Dan juga model Moderating Structural Equation Modeling (MSEM) untuk mengetahuipengaruh moderasi. Hasil yang diperoleh adalah kompetensi kepribadian sebagai variabel moderasiberpengaruh terhadap hubungan antara kompetensi profesional dan sosial terhadap pedagogik .

Kata kunci: CFA, MSEM, Kompetensi, Pedagogik, Profesional, Sosial, Kepribadian

1. PendahuluanUU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa seorang pendidik

perlu memiliki kompetensi. Dinyatakan dalam pasal tersebut bahwa kompetensi merupakanseperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai olehguru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Suderadjat (2004) memberikanrambu-rambu tentang makna kompetensi, sebagai pemilikan pengetahuan (konsep dasar keilmuan),ketrampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di lapangan, dan nilai-nilai sertasikap. Dengan demikian, kompetensi memiliki tiga dimensi, yaitu: (1) penguasaan konsep, (2)kecakapan mengimplementasikan konsep, dan (3) pemilikan nilai dan sikap dari konsep yang dikuasaidan diimplementasikannya. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen memuat jugaaspek kompetensi yang perlu dimiliki oleh dosen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pro-fesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Melalui dimensi-dimensi tersebut dapatdilakukan suatu penilaian atau evaluasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi dalammendukung kinerja pada kegiatan proses belajar mengajar. Fahruddin (2007), mengajar merupakansuatu sistem yang komplek dan integrative dari sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesanterhadap seseorang, karena itu dalam mengajar dosen tidak hanya sekedar memberi informasi secaralisan kepada mahasiswa, akan tetapi dalam mengajar dosen harus dapat menciptakan situasi ling-kungan belajar yang memungkinkan mahasiswa aktif dalam belajar.

Dalam salah satu kesimpulannya Suhendar (2009) menyatakan bahwa kompetensi sosialberpengaruh terhadap kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional berpengaruh terhadapkompetensi pedagogik. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang mengembangkan model pengajaransecara simultan (4 kompetensi dosen) berdasarkan persepesi mahasiswa. Metode yang digunakan akandigunakan dalam penelitian yaitu Moderating Structural Equation Modeling (MSEM) denganmengembangkan kompetensi kepribadian sebagai pengaruh faktor moderasi. Sugiyono (2007)mengenai variabel dan paradigma hubungan menyatakan bahwa kepribadian merupakan salah satuvariabel moderasi karena sifatnya yang tidak mudah berubah disamping variabel usia, masa kerja danbudaya. Hipotesa yang dibangun dalam penelitian adalah sebagai berikut, (1) semakin tinggi tingkatkompetensi profesional dan kompetensi sosial yang dimiliki oleh dosen semakin tinggi kompetensimengajarnya (pedagogik), (2) semakin tinggi tingkat kesesuaian antara kompetensi profesional dosendan kompetensi kepribadian (personaliti), semakin tinggi kompetensi mengajarnya (pedagogik), (3)semakin tinggi tingkat kesesuaian antara kompetensi sosial dosen dan kompetensi kepribadian(personaliti), semakin tinggi kompetensi pedagogik.

Page 2: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

2

2. Tinjauan Pustaka2.1 Indeks Prestasi Dosen

IPD memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar dosen dapat memberikan metodemengajar yang baik menurut mahasiswa, dimana seorang dosen diharapkan dapat menjadi seorangprofesional dalam bidangnya. Dosen/guru Indonesia yang profesional disyaratkan memiliki dasar ilmuyang kuat sebagai solusi terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu penge-tahuan. Denganadanya persyaratan profesionalisme dosen atau guru, maka diperlukan paradigma baru untukmelahirkan profil dosen/guru Indonesia yang profesional yaitu memiliki kepribadi-an yang matangdan berkembang, dimana semakin lama dosen mengajar akan mampu mengembangkan potensi yangada pada dirinya karena pengalaman yang diperolehnya semakin banyak.2.2 Pengertian Kompetensi

Kompetensi SDM akhir-akhir ini banyak diperbincang-kan. Salah satu bidang yang memilikiisu kompetensi yang me-narik untuk dilihat adalah bidang pendidikan. Permasalahan yang sedangbooming akhir-akhir ini adalah masalah kompetensi pen-didik, sebagai komponen yang penting dalampendidikan. Sebagai bagian yang penting dalam menghasilkan SDM berkualitas melalui prosespendidikan, pendidik perlu memiliki kompetensi yang dapat mendukung dalam proses belajarmengajar.

Kompetensi merupakan istilah kunci dalam penelitian ini. Kata "kompetensi" berasal daribahasa Inggris competence, yang berarti adalah kemampuan, keahlian, wewenang dan kekuasaan.Suderadjat (2004) memberikan rambu-rambu tentang makna kompetensi. Secara umum, kompetensidiartikan sebagai pemilik-an pengetahuan (konsep dasar keilmuan), keterampilan yang di-butuhkandalam menyelesaikan suatu pekerjaan di lapangan, dan nilai-nilai serta sikap. Dari pihak pemerintahmelalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat 10 mengartikankompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.2.3 Karakteristik Kompetensi Dosen

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan Pasal 28 dinyatakan bahwa : Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan komp-etensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan menurut ketentuan Undang-Undang No. 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional guru dipilah menjadi empat, (1)kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional dan (4) kompetensisosial. Kompetensi pedagogik dirinci menjadi kemampuan (a) memahami peserta didik, (b) kemam-puan merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, dan (c) kemampuan mengembangkanpeserta didik. Kompetensi kepribadian dirinci menjadi berpribadi mantap dan stabil, arif, berwibawa,dan akhlak mulia. Kemudian kompetensi profesional dirinci menjadi menguasai keilmuan bidang studidan kajian kritis pendalaman isi bidang studi. Selanjutnya kompetensi sosial dirinci menjadi kemam-puan berkomunikasi dengan peserta didik, kolega, dan masyarakat. Sedangkan Fahruddin (2007),menyatakan mengajar merupakan suatu sistem yang komplek dan integrative dari sejumlahketerampilan untuk menyampaikan pesan terhadap seseorang, karena itu dalam mengajar dosen tidakhanya sekedar memberi informasi secara lisan kepada mahasiswa, akan tetapi dalam mengajar dosenharus dapat menciptakan situasi lingkungan belajar yang memungkinkan mahasiswa aktif dalambelajar.2.4 Validitas dan Reliabilitas

Validitas berhubungan dengan apakah suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur.Pengujian validitas dilakukan dengan menguji signifikansi parameter-parameter model pengukuran.Lambda (λ) merupakan parameter yang berkaitan dengan pengukuran peubah laten oleh peubahmanifes. Statistik uji yang digunakan adalah t-test dengan kriteria tolak H0 apabila p-value < α danhipotesa yang diuji adalah:

H0 : λ = 0 ≈ peubah manifes tidak valid sebagai indikator peubah latenH1 : λ ≠ 0 ≈ peubah manifes valid sebagai indikator peubah laten

Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwaindikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur peubah latennya. Untuk mengukurreliabilitas dapat digunakan rumus costruct reliability (CR) sebagai berikut (Hair dkk, 2006:777)

Page 3: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

3

(1)

Dengan adalah faktor loading untuk setiap konstruk atau variabel laten dan merupakankesalahan pengukuran (error variance) untuk setiap konstruk/laten. Nilai batas minimum yangdigunakan untuk menilai CR atau dikatakan memiliki reliabilitas baik untuk suatu peubah laten adalahsebesar 0,70.2.5 Structural Equation Modeling (SEM)

Menurut Lee (2007), dalam model pengukuran atau Confimatory Factor Analysis Model(CFA), hubungan antara variabel laten dapat ditaksir dengan matrik kovariannya. Model pengukuran(CFA) dapat dituliskan sebagai berikut:

(2)(3)

Dimana x1(r x 1) dan x2(s x 1) merupakan random vektor variabel manifes/indikator yangmana merupakan indikator dari dan , (r x q1) dan (s x q2) merupakan matrik loading, (r x1) dan (s x 1) adalah random vektor kesalahan pengukuran. Dalam hal ini, asumsi yang harusdipenuhi bahwa error atau kesalahan pengukuran berdistribusi normal, dan (tidak berkorelasidengan , dan . Sehingga model persamaan struktural (Lee,2007) dapat dirumuskan sebagaiberikut:

(4)dengan (q1 x 1) merupakan random vektor variabel laten endogen, dan (q2 x 1) random vektorvariabel laten eksogen, (q1 x q1) dan (q1 x q2) adalah koefesien dari pengaruh hubungan antaradan , (q1 x 1) merupakan random vektor dari error atau kesalahan pengukuran. Dan diasumsikanbahwa merupakan matrik non-singular, tidak berkorelasi dengan , dan rata-rata dari setiaprandom vektor adalah nol.2.6 Non Linear SEM

Banyak peneliti saat ini yang mengembangkan metode estimasi untuk model variabel latennon-linear. Kenny dan Judd (1984) mengembangkan estimasi model interaksi sederhana dengan satuvariabel laten moderator (variabel perkalian antara dua indikator variabel laten eksogen). Lee (2007)Non Linear Sturctural Equation Modeling (NSEM) dengan p x 1 random vektor manifest/indikator y= Tpyy ,...,1 didefinisikan sebagai berikut:

(5)

dimana merupakan vektor dari intersep, adalah sebuah matrik pxq dari faktor loading,adalah random vektor dari factor laten dengan q < p, sedangkan merupakan

vektor berukuran p x 1 dari kesalahan pengukuran dengan distribusi, dimana merupakanmatrik kovarian dan memiliki bersifat independen . Untuk permasalahan pemodelan variabel latenyang komplek atau rumit, maka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mempartisimenjadi . Dengan demikian, persamaan untuk Non Linear Sturctural Equation Modeling(NSEM) dengan vektor laten dapat didefinisikan sebagai berikut:

(6)dimana, (q1 x 1) dan (q2 x 2) merupakan subvektor laten dari ,

Tthh ))(),...,(( 1 merupakan vektor berukuran t x 1 yang tidak bernilai 0, t ≥ q2. Sedangkan

(q1 x q1) dan (q1 x t) merupakan matrik regresi yang yaitu koefisien dari dan . Dan asumsiyang harus dipenuhi untuk dan yaitu berdistribusi independen dengan [0,Φ] dan ,dimana merupakan matrik kovarian. Jika non-linear, random vektor y manifest tidakberdistribusi normal. Persamaan struktural 6 merupakan persamaan yang linear untuk matrik dan ,akan tetapi non-linear untuk variabel laten .

2.7 Uji Kesesuaian Model

Page 4: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

4

Pendugaan parameter dan pengujian hipotesis dalam SEM dapat dilakukan apabila asumsi-asumsi terhadap data telah dipenuhi. Dengan dipenuhinya asumsi pada data yang digunakan, dapatdilakukan overall test goodness of fit, pengujian parameter model struktural dan validitas reliabilitas.Goodness of Fit mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik varian atau korelasidengan prediksi dari model yang diajukan (proposed model). Hair dkk (2006) mengelompokkan GOFmenjadi tiga yaitu ukuran kecocokan absolut (absolute measure), ukuran kecocokan inkremental(increemental measure), dan ukuran kecocokan parsimoni (parsimony fit measure). Berikut adalahGOF yang digunakan dalam penelitian :

Tabel 2.1 Kriteria Goodness of FitGoodness of fit index Cut-off Value

2 - Chi-Square Statistic Diharapkan kecil

2 - SignificanceProbability

≥ 0,05

GFI ≥ 0,90AGFI ≥ 0,90CFI ≥ 0,94RMSEA ≤ 0,08

Sumber : Ghozali, 20052.8 Estimasi Parameter

Estimasi paramater pada model pengukuran dilakukan dengan membandingkan matriksvarians kovarians measurement model dengan matriks varian kovarians data observasi. Misalkanterdapat measurement model dan , dari model tersebut dicari nilaivarian dan kovariannya sebagai berikut :

Sehingga didapatkan :

(7)

Sedangkan untuk data observasi atau matrik varian kovarian sampel ditentukan nilai variandan kovariansnya dengan rumus sebagai berikut :

Var (X) =1n

XnX2n

1i

2i

, Cov (X,Y) =

1n

YXnYX i

n

1ii

Page 5: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

5

Sehingga didapatkan matriks varian kovarians sampel sebagai berikut :

212

211

xVarx,xCovx,xCovxVar

θΣ (8)

Matriks varians kovarians pada persamaan (7) dan persamaan (8), ditulis sebagai berikut :

ˆ (9)

Didapatkan persamaan sebagai berikut :

=

Dari ke-3 persamaan tersebut dilakukan proses eliminasi dan subsitusi sehingga diperolahnilai estimasi parameter 1, 2, Var ( ) dan Var ( ). Estimasi parameter model struktural atau SEMsalah satunya menggunakan metode Maximum Likelihood dapat dirumuskan sebagai berikut.

qpSStrFML loglog 1 3. Metodologi Penelitian

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan didukung denganobservasi. Responden penelitian adalah mahasiswa Jurusan Statistika ITS yang telah mengambilsemester gasal pada periode 2009/2010. Variabel laten yang digunakan adalah empat kompetensidosen (pedagogik,profesional,sosial, dan kepribadian)

Penelitian ini menggunakan metode sampling probabilitas, dimana setiap elemen padapopulasi mempunyai peluang atau kemungkinan untuk terpilih sebagai sampel. Sampling probabilitasyang digunakan adalah sampling acak sederhana (simple random sampling). Dengan meng-amsumsikan tingkat keandalan 95% dan keragaman populasi yang dimasukkan dalam perhitunganP(1-P), dan menggunakan P = 0,9. Maka didapatkan perhitungan peng-ambilan sampel adalah sebagaiberikut :

Dan jumlah sampel untuk masing-masing sub populasi adalah sebagai berikut:S1 7894,77115

5713871

1 nNNn mahasiswa

D3 3705,371155711842

2 nN

Nn mahasiswa

Sehingga alokasi sampel untuk masing-masing angkatan berdasarkan tingkat pendidikanadalah sebagai berikut:

a. Alokasi sampel S1Angkatan(2006) ns1 = (58/387) x 78 = 11,68 12Angkatan(2007) ns2 = (94/387) x 78 = 18,9 19Angkatan(2008) ns3 = (124/387) x 78 = 24,9 25Angkatan(2009) ns4 = (109/387) x 78 = 21,9 22

b. Alokasi sampel D3Angkatan(2007) nd1 = (65/184) x 37 = 13,07 13Angkatan(2008) nd2 = (50/184) x 37 = 10,05 10Angkatan(2009) nd3 = (70/184) x 37 = 14,07 14

1159,019,0205,0571

9,019,025711..

1.22

2

2

2

2

2

2

PPZdN

PPZNn

Page 6: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

6

Tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada tujuan dari penelitian.Analisis yang dilakukan sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif2. Pengujian unidimensionalitas (validitas dan reliabilitas) setiap variabel laten dengan

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA).3. Analisis SEM

a. Pengembangan model berbasis konsep dan teoriJustifikasi teori dan konsep dari penelitian didasarkan pada penelitian yang telahdikembangkan oleh Suhendar (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh BudayaBelajar Organisasi, Dukungan Manajemen, Daya Dukung Sarana, Dan KualitasPemanfaatan Internet Terhadap Kompetensi Guru.

b. Mengkonstruksi diagram Path- Pengembangan model berbasis konsep dan teori- Mengkostruksi diagram path. Berikut adalah konstruksi diagram jalur dari konsep yang

sudah dibangun

Gambar 3.1 Diagram Jalur (Path Diagram) SEMc. Konversi Diagram Jalur Kedalam Persamaan

Diagram Jalur pada gambar (3.1) di atas dapat dikonversikan menjadi model struktural(Structural Mode) sebagai berikut :Pedagogik = Profesional + Sosial + Kepribadian +Keterangan :

: gamma, koefisien pengaruh variabel eksogen terhaap variabel endogen: delta, kesalahan model (model error) dari variabel laten endogen

d. Memilih matriks input Matriks input yang dipilih adalah matriks korelasi. Matriks korelasiini sesuai jika digunakan untuk mengetahui pola hubungan antar variabel laten (Hair et al.,2006).

e. Interpretasi model yang sudah memenuhi kriteria Goodness of fit.4. Analisis Moderating Structural Equation Modeling dengan metode Split (Score Factor)

a. Melakukan analisis faktor untuk mengetahui nilai skor faktor dari variabel moderasi(kompetensi kepribadian). Skor faktor dengan nilai kurang dari atau sama dengan 0dinamakan kelompok dengan kepribadian rendah sedangkan yang lebih dari 0 adalahkelompok/grup dengan kepribadian tinggi.

b. Langkah berikutnya setelah dilakukan pengelompokkan atau subgrup, adalah melakukananalisis MSEM dengan masing-masing subgrup/kelompok.

Gambar 3.2 Diagram Jalur (Path Diagram) MSEM4. Analisis Data dan Pembahasan4.1 Statistik Deskriptif

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dengantingkat pendidikan Sarjana (S1) berjumlah 22 orang atau sebesar 19,1% sedangkan dengan tingkat

Page 7: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

7

pendidikan Diploma (D3) berjumlah 17 orang atau sebesar 14,8%. Untuk mahasiswa yang berjeniskelamin perempuan dengan tingkat pendidikan Sarjana (S1) berjumlah 56 orang atau sebesar 48,7%dan tingkat pendidikan Diploma (D3) berjumlah 20 orang atau sebesar 17,4%. Dan dari Gambar 4.1dapat diketahui responden laki-laki sebesar 66% dan perempuan sebesar 34%.

Tabel 4.1 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Pendidikan

Jenis Kelamin Pendidikan TotalS1 D3

Laki-laki 22(19,1%)

17(14,8%) 39 (33,9%)

Perempuan 56(48,7%)

20(17,4%) 76 (66,1%)

Total 78(67.8%)

37(32,2%) 115 (100%)

Gambar 4.1 Bar Chart PendidikanHasil pada Gambar 4.2 menunjukkan karakteristik responden pada data Pengembangan Indeks

Prestasi Dosen. Dapat diketahui responden dengan tingkat pendidikan Sarjana (S1) pada tahun 2006berjumlah 12 orang, tahun 2007 berjumlah 19 orang, tahun 2008 berjumlah 25 orang dan tahun 2009berjumlah 22 orang. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan Diploma pada tahun 2007berjumlah 13 orang, tahun 2008 berjumlah 10 orang dan tahun 2009 berjumlah 14 orang.4.2 Analisis Faktor Konfirmatori

Analisis Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis) digunakan menguji validitas suatukonstruk teoritis. Konsep utama yang digunakan dalam hal ini adalah pengukuran, validitas danreliabilitas. Dari keempat variabel laten dalam penelitian ini, akan dilakukan uji unidimensionalitasvariabel dengan menggunakan metode Analisis Faktor Konfirmatori untuk mengetahui validitas,reliabilitas, serta kontribusi yang diberikan masing-masing variabel indikator dalam menyusunvariabel latennya. Statistk uji untuk analisis faktor konfirmatori adalah distribusi t. Indikatordikatakan signifikan mengukur variabel laten jika nilai t-value>1.96. Hasilnya adalah untuk variabellaten kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian masing-masing indikator yangmengukurnya signifikan secara statistik.4.3 Model Struktural

Setelah dilakukan pengujian secara unidimensional pada masing-masing variabel laten denganmenggunakan Confirmatory Factor Analysis, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisisStructural Equation Modeling (SEM) dengan full model yang berbasis teori. Hipotesis yang diangkatdalam penelitian ini adalah.

H1: Kompetensi profesional mempengaruhi kompetensi pedagogik dosenH2: Kompetensi sosial mempengaruhi kompetensi pedagogik dosenH3: Kompetensi kepribadian mempengaruhi kompetensi pedagogik dosen

Page 8: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

8

Gambar 4.2 Nilai standardized estimate Persamaan Model StrukturalAnalisis structural equation modeling dimaksudkan untuk menguji model yang telah

dikembangkan dengan berbasis teori secara serempak (bersama-sama). Dari Gambar 4.2 di atas dapatdilihat hasil dari estimasi parameter hubungan antara variabel laten dengan variabel indikator danantar variabel laten dengan menggunakan standardized estimate. Dan untuk melihat signifikansiestimasi parameter hubungan kausal, maka diperlukan uji kausalitas dengan menggunakan uji t. Hasilpengujian model kausalitas yang terbentuk antar variabel laten baik eksogen maupun endogen dapatdilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Estimasi Standardize Parameter dan Nilai t Variabel Laten pada Model Struktural

Hubungan Estimasit hitung> t tabel(1,96)

Keterangan

Pedagogik <--- Profesional 0.495 4,174 Signifikan

Pedagogik <--- Sosial 0.35 1,243 TidakSignifikan

Pedagogik <--- Kepribadian 0.161 0,639 TidakSignifikan

Berdasarkan hasil estimasi semua hubungan kausal didapatkan beberapa hubungan yang tidaksignifikan, yaitu pengaruh kompetensi sosial terhadap kompetensi pedagogik, dan pengaruhkompetensi kepribadian terhadap kompetensi pedagogik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitungyang lebih kecil dari t-tabel (1,96). Dengan demikian pemodelan dapat dikembangkan lebih lanjutdengan menggunakan pengaruh moderasi (MSEM). Yaitu dengan menguji kompetensi kepribadiansebagai moderasi yang mempengaruhi hubungan kompetensi professional dan social tehadapkompetensi pedagogik.4.4 Pengujian Asumsi

Estimasi dalam persamaan struktural umumnya berdasarkan pada metode maximum likelihood.Sedangkan estimasi dengan menggunakan metode ML menghendaki adanya asumsi yang harusdipenuhi yaitu pemeriksaan normalitas, multikolinieritas, dan outlier. Dalam pengujian multinormaldengan menggunakan plot

2 multivariate, H0 ditolak jika daerah dibawah kurva2 multivariate <

50 %. Dari hasil perhitungan didapatkan kurva2 multivariate sebesar 52,17% yang lebih besar dari

50 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa data mengikuti sebaran distribusi multinormal. Sedangkannilai Determinant of sample covariance matrik = 0,000, dapat disimpulkan bahwa terdapat masalahmultikolinieritas dan singularitas pada data yang dianalisis. outliers dapat diuji dengan mem-bandingkan nilai mahalanobis distance squared (d2) dengan nilai 2 dengan derajat bebas sebesarvariabel yang digunakan dan tingkat p < 0,001. Berdasarkan hasil output amos 18 dapat diketahuibahwa p ≥ 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung outlier.4.5 Moderated Structural Equation Modeling (MSEM) dengan Metode Sub-grup

Model moderating SEM dapat dianalisis dengan pendekatan analisis sub-group. Variabelmoderating dipisah (split) menjadi dua kelompok berdasarkan nilai diatas rata-rata (tinggi) dan nilaidibawah rata-rata (rendah). Metode split (pemisahan kelompok) yang digunakan yaitu denganmenggunakan metode score factor pada analisis faktor.Variabel moderasi yang digunakan dalampenelitian ini adalah variabel laten kompetensi kepribadian. Dengan metode split maka diketahui

Page 9: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

9

terdapat 2 grup/kelompok yaitu grup/kelompok kepribadian tinggi dan grup/kelompok kepribadianrendah. Sehingga hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini addalah sebagai berikut :

H1: kepribadian grup rendah mempengaruhi hubungan antara kompetensi profesional terhadapkompetensi pedagogik

H2: kepribadian grup tinggi mempengaruhi hubungan antara kompetensi profesional terhadapkompetensi pedagogik

Analisis FaktorAnalisis faktor adalah suatu teknik untuk meng-gambarkan hubungan keragaman diantara

beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor. Variabel-variabel yang mempunyai korelasi yangtinggi dikelompokkan dalam satu kelompok (faktor). Dalam hal ini analisis faktor digunakan untukmenentukan nilai skor faktor pada variabel laten kompetensi kepribadian. Sehingga datadikelompokkan dalam kategori tinggi dan rendah.

Terdapat beberapa faktor yang membentuk kepribadian rendah dan kepribadian tinggi(Lampiran E). Kepribadian rendah dibentuk oleh 5 faktor, dimana faktor 1 terdiri dari PDG4, PROF2,PROF3, PROF4, PROF5, PROF6, PROF7, PROF8, PROF9, faktor 2 terdiri dari PDG1, PDG2, PDG5,PDG6, PDG7, PDG8, faktor 3 terdiri dari PDG3, PROF1, SOS1, SOS2, faktor 4 terdiri dari PDG9,PDG10, SOS4, dan SOS5, faktor 5 terdiri dari SOS3, SOS6. Sedangkan kepribadian tinggidigambarkan dengan 4 faktor dimana faktor 1 terdiri dari PDG6, PDG7, PROF6, PROF7, PROF8,PROF9, faktor 2 terdiri dari PDG1, PDG2, PDG5, PDG9, PDG10, PROF1, PROF2, PROF3, faktor 3terdiri dari PDG4, PROF5, SOS1, SOS3, SOS4, SOS5,SOS6 dan faktor 4 terdiri dari PDG3, PDG8,PROF4, dan SOS2. Dengan variabilitas sebesar 71,537% untuk kepribadian rendah dan 70,063%untuk kepribadian tinggi.Model Grup Kepribadian Rendah

Gambar 4.3 MSEM Grup Kepribadian Rendah dengan Estimasi Parameter StandardizedDari Gambar 4.3 dapat diketahui estimasi parameter hubungan kausalitas model struktural

grup kepribadian rendah. Untuk melihat tingkat kelayakan model dengan moderasi grup kepribadianrendah dapat dilihat hasil uji kesesuaian model seperti disajikan pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Pengujian Model MSEM Grup Kepribadian RendahGoodndess of fitIndex

Cut offvalue

HasilModel Keterangan

Chi-Square 484,300 Diharapkan kecilP-value 0.05 0,000 Kurang baikGFI 0.9 0,607 Cukup baikAGFI 0.9 0,530 Kurang baikCFI 0.9 0,777 Cukup baikRMSEA 0.08 0,118 Kurang baik

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat hasil dari pengujian model (Goodness of Fit ) struktural grupkepribadian rendah. Dari tabel 4.3 didapatkan kesimpulan bahwa model struktural grup kepribadianrendah pada hubungan kompetensi professional dan sosial terhadap pedagogik masih belum baik.

Page 10: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

10

Tabel 4.4 Loading Factor dan Nilai t Sub-Grup Kepribadian Rendah

Hubungan Estimasi t Ket

Pedagogik <--- Profesional 0,420 2,921 Signifikan

Pedagogik <--- Sosial 0,559 3,604 SignifikanSedangkan dari tabel 4.4 menyatakan bahwa estimasi koefisien regresi pengaruh kompetensi

profesional terhadap kompetensi pedagogik sebesar 0,420 dan koefisien regresi pengaruh kompetensisosial terhadap pedagogik adalah sebesar 0,559. Dengan signifikansi t-hitung yang lebih besar dari1,96, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian sebagai moderasi berpengaruh terhadaphubungan antara kompetensi professional terhadap kompetensi pedagogik, dan hubungan antarakompetensi sosial terhadap kompetensi pedagogik

Maka langkah modifikasi model yang ditempuh untuk mendapatkan model yang baik adalahdengan mengkorelasikan antar residual indikator.

Gambar 4.4 MSEM Grup Kepribadian Rendah dengan Modifikasi

Tabel 4.5 Pengujian Model MSEM Modifikasi Grup Kepribadian RendahGoodndess of fitIndex

Cut offvalue

HasilModel Keterangan

Chi-Square 467,089 Diharapkan kecilP-value 0.05 0,000 Kurang baikGFI 0.9 0,618 Cukup baikAGFI 0.9 0,540 Kurang baikCFI 0.9 0,793 Cukup baikRMSEA 0.08 0,114 Cukup baik

Tabel 4.6 Loading Factor dan Nilai t Modifikasi Sub-Grup Kepribadian Rendah

Hubungan Estimasi t Ket

Pedagogik <--- Profesional 0,408 2,836 Signifikan

Pedagogik <--- Sosial 0,565 3,573 SignifikanDari tabel 4.5 dapat diketahuhi bahwa model bisa dikatakan cukup baik, walaupun tidak

memenuhi nilai cut off value yang telah ditentukan. Sehingga didapatkan model moderating structuralequation modeling dengan sub grup kepribadian rendah adalah sebagai berikut:

Pedagogik = 0,408 profesional + 0,565 sosialHasil yang didapat pada analisis ini lebih ditekankan pada hubungan antar variabel laten

dengan pengaruh moderasi, sebagai suatu pengembangan model.Model Grup Kepribadian Tinggi

Dari Gambar 4.5 dapat diketahui estimasi parameter hubungan kausalitas model strukturalgrup kepribadian tinggi. Untuk melihat tingkat kelayakan model dengan moderasi grup kepribadiantinggi dapat dilihat hasil uji kesesuaian model seperti disajikan pada tabel 4.7 berikut ini :

Page 11: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

11

Gambar 4.5 MSEM Grup Kepribadian Tinggi dengan Estimasi Parameter Standardized

Tabel 4.7 Pengujian Model MSEM Grup Kepribadian TinggiGoodndess of fitIndex

Cut offvalue

HasilModel Keterangan

Chi-Square 554,181 Diharapkan kecilP-value 0.05 0,000 Kurang baikGFI 0.9 0,563 Kurang baikAGFI 0.9 0,478 Kurang baikCFI 0.9 0,739 Cukup baikRMSEA 0.08 0,135 Kurang baik

Pada Tabel diatas dapat dilihat hasil dari pengujian model struktural grup kepribadian tinggi,p-value pada model struktural sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai cut off value (0,05), sehinggadapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara matriks varian-kovarian populasi dengan matriksvarian-kovarian model yang diestimasi. Kriteria Goodness of Fit yang lain juga tidak memenuhi batascut off value, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa model struktural grup kepribadian tinggi padahubungan kompetensi professional terhadap pedagogik masih belum baik.

Tabel 4.8 Loading Factor dan Nilai t Sub-Grup Kepribadian Tinggi

Hubungan Estimasi t Ket

Pedagogik <--- Profesional 0,776 3,598 Signifikan

Pedagogik <--- Sosial 0,175 1,147 TidakSignifikan

Sedangkan dari tabel 4.8 menyatakan bahwa estimasi koefisien regresi pengaruh kompetensiprofesional terhadap kompetensi pedagogik sebesar 0,776 dan koefisien regresi pengaruh kompetensisosial terhadap pedagogik adalah sebesar 0,175. Dengan signifikansi t-hitung yang lebih besar dari1,96, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian sebagai moderasi berpengaruh terhadaphubungan antara kompetensi professional terhadap kompetensi pedagogik. Maka langkah selanjutnyaadalah memodifikasi model, yang ditempuh untuk mendapatkan model yang baik adalah denganmengkorelasikan antar residual indikator.

Gambar 4.6 MSEM Grup Kepribadian Tinggi Modifikasi dengan Estimasi Parameter Standardized

Tabel 4.9 Pengujian Model MSEM Modifikasi Grup Kepribadian Tinggi

Page 12: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

12

Goodndess of fitIndex

Cut offvalue Hasil Model Keterangan

Chi-Square 505,510 Diharapkan kecilP-value 0.05 0,000 Kurang baikGFI 0.9 0,608 Cukup baikAGFI 0.9 0,527 Kurang baikCFI 0.9 0,782 Cukup baikRMSEA 0.08 0,124 Cukup baik

Tabel 4.10Loading Factor dan Nilai t Modifikasi Sub-GrupKepribadian Tinggi

Hubungan Estimasi t Ket

Pedagogik <--- Profesional 0,937 3,487 Signifikan

Pedagogik <--- Sosial 0,012 0,07 TidakSignifikan

Dari tabel 4.10 dapat diketahuhi bahwa model bisa dikatakan cukup baik, walaupun tidakmemenuhi nilai cut off value yang telah ditentukan. Sehingga didapatkan model moderating structuralequation modeling dengan sub grup kepribadian rendah adalah sebagai berikut:

Pedagogik = 0,937 profesional + 0,012 sosialDari analisis MSEM dapat disimpulkan terdapat pengaruh moderasi, dengan variabel

moderasi adalah kompetensi kepriba-dian yang mempengaruhi hubungan kompetensi sosial terhadapkompetensi pedagogik, dan hubungan profesional terhadap kompetensi pedagogik. Sehingga dapatdijelaskan bahwa dosen dengan kompetensi profesional yang baik yang diukur dengan variabel-variabel indikator/manifest belum tentu memiliki kinerja mengajar atau kompetensi pedagogik yangbaik pula,demikian juga dengan hubungan antara kompetensi sosial dengan kompetensi pedagogik.

Hal ini sangat dipengaruhi oleh kompetensi kepribadian dari masing-masing dosen dalammelakukan proses pembelajaran. Dosen dengan kompetensi profesional yang baik apabila memilikikepribadaian rendah/tinggi akan bepengaruh terhadap kompetensi mengajarnya atau pedagogik.Demikian juga dengan hubungan kompetensi sosial terhadap kompetensi pedagogik, akan sangatdipengaruhi oleh kompetensi kepribadian.5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Dalam model struktural didapatkan bahwa terdapat hubu-ngan yang signifikan. Yaitu adanya

pengaruh kompetensi profesional dosen terhadap kompetensi mengajar atau pedagogik. Tidakterdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian terhadapkomptensi mengajar/pedagogik.

2. Kompetensi kepribadian sebagai pengaruh moderasi berpengaruh signifikan terhadap hubunganantara kompetensi profesional dengan kompetensi mengajar atau pedagogik sebesar 61,8%.

3. Kompetensi kepribadian sebagai pengaruh moderasi berpengaruh signifikan terhadap hubunganantara kompetensi sosial dengan kompetensi mengajar atau pedagogik sebesar 60,8%.

Beberapa saran yang dapat direkomendasikan dalal penelitian ini diantaranya sebagai berikut:1. Sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapatkan

deskripsi hasil karakteristik mahasiswa terhadap kompetensi dosen.2. Dalam perkembangannya seharusnya penilaian terhadap kinerja dosen dalam proses pembelajaran

dilakukan dengan melibatkan keempat (4) kompetensi sesuai yang tercantum dalam UU RI No 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dapat dapat diketahui dari kajian empirik penelitianini yang menyatakan bahwa kom-petensi dosen saling berpengaruh dalam menentukan kinerjamengajar/pedagogik dosen.

Daftar Pustaka

Page 13: PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN ... · suatu sistem yang komplek dan integrative dari ... melalui UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat

13

Baso, Moerad, H. M.(2003)."Pembinaan SDM Berbasis Kompetensi", USAHAWAN/ No. 02 / Th.XXXII / Februari.

Centra, John A.(1979). Determining Faculty Effectiveness. San Francisco: Jossey Bass Publishers.Fahruddin.(2007).Quality Assurance dalam Pembelajaran (Analisis Faktor-Faktor Kepuasan

Mahasiswa terhadap Kompetensi Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).kasadaranlink.blogspot.com/.../quality-assurance-dalam-pembelajaran.html.

Ghozali, I. (2008). Structural Equation Modeling (Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos16.0). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I & Fuad. (2005). Structural Equation Modeling (Teori, Konsep dan Aplikasi denganProgram LISREL 8.54). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik,O.(2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.Hair, J.F. JR., Anderson, R.E, Tatham, R.L. & Black, W.C. (2006). Multivariate Data Analysis. Six

Edition. New Jersey : Pearson Educational, Inc.Imron,Ali.(1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta. Dunia Pustaka.

Johnson RA & Wichern DW. (2007). Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall,Englewood Chiffs, New Jersey

Kreitner dan Kinicki. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba empat.Kline, R.B. (2005). Principle and Practice of Structural Equation Modeling.The Guilford Press, New

York : LondonLee, S.Y. (2007). Structural Equation Modeling A Bayesian Approach Department of Statistics. USA :

John Wiley & Sons Inc.Miarso,Y. (2004). Pengembangan profesionalisme dosen Dalam rangka peningkatan mutu Perguruan

tinggi.Mitrani, A Palziel, M, and Fitt, D.(1992). "Competency Based Human Resources Management : Value

– Driven Strategies For Recruitment, Development And Reward", Kogan Page Limited,London.

Sudjana.(2002). Dasar-dasar proses belajar mengajar.Bandung Sinar BaruPeraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Ramsden, P. (1992). Learning to Teach in Higher Education. London & New York: Routledge.Republik Indonesia, UU no 14 tahun 2005 Tentang Guru dan DosenRepublik Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru.Raykov, T.,&Marcoulides,G. A. (2006). A First Course In Structural Equation Modeling. London.

Lawrence Erlbaum Associates, Inc.Riduwan.(2007).Kontribusi Kompetensi Profesional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen :

Studi pada Universitas Jenderal Achmad Yani Kota CimahiSekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis 2 (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat.Setiawan. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan:

Telaah Konsep dan Aplikasinya. Makalah disampaikan pada Diskusi Ilmiah Jurusan SosialFakultas Peternakan Unpad.

Suderadjat,H.(2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK): Pembaharuan Pendidikandalam Undang-undang Sisdiknas 2003, Bandung: CV Cipta Cekas Grafika.

Suhendar,A.(2009).Pengaruh Budaya Belajar Organisasi, Dukungan Manajemen, Daya DukungSarana,DanKualitasPemanfaatanInternetTerhadapKompetensiGuruhttp://asepsuhendar.wordpress.com/resumetesis/, diakses tanggal 27 Maret 2010.

Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung Alfabeta.Widyasari,S.(2004). Competency – Based Education And Training (Cbet) Suatu Pendekatan Strategik

Dalam Pengembangan Kompetensi Bagi Peningkatan Kinerja Organisasi.