Pemilu Yang Ironis

2
Marak benar sekarang caleg yang stress dan gila bahkan meninggal seketika ataupun sengaja bunuh diri karena tidak menang di pemilu legislatif kemarin. Ironis benar , negara Indonesia sedang berupaya memaksimalkan demokrasi di dalam bangsanya malah mengeluarkan peraturan perihal pemilu yang mengakibatkan tingkat kematian naik dalam waktu dekat. Peraturan Mahkamah konstitusi yang menghapuskan peraturan pemilu legislatif yang sudah tidak berdasarkan nomor urut lagi, sudah barang tentu pada awal pengesahannya meresahkan pihak-pihak terkait yang telah menyiapkan strategi pemilu legislatif berdasarkan nomor urut. Coba tengok, apa manfaat peraturan yang mahkamah konstitusi keluarkan?? Bukannya memberi manfaat bagi rakyat, malah menciptakan permasalahan baru bagi rakyat. Mahkamah konstitusi yang berdalih peraturan tersebut akan membuat demokrasi di negara ini makin kuat, dan optimis hal tersebut terwujud, namun yang nyatanya terjadi makin kuatlah para penguasa itu untuk berebut kekuasaan melaui “Money Politic” saat kampanyenya. Peraturan itu malah membuat caleg-caleg yang tidak punya uang, harus kelimpungan pinjam sana-sini mencari pinjaman uang untuk dana kampanye, yang padahal mereka sendiri tahu belum tentu mereka menang dalam pemilu Legislatif nanti, begitu banyak kemungkinan buruk yang akan diterima caleg tersebut, sampai-sampai ada caleg yang pamrih saat memberikan sesuatu kepada masyarakat bahkan dengan disertai ancaman “Ini saya berikan jika saya menang , jika saya kalah maka ini semua akan saya ambil lagi.” Ataupun seperti ini, “Awas kamu, sudah dikasih karpet untuk pengajian, kamu tidak milih saya !!” . Astaghfirullah hal ‘adzim semoga Allah mengampuni dosa mereka. Manusia macam apa kira-kira yang berlaku seperti itu, untungnya mereka-mereka yang seperti itu tidak menang saat pemilu legislatif kemarin, jika mereka menang entah apa yang terjadi pada uang negara dan nasib bangsa ini. Tentunya mereka akan minta balik modal dari apa yang telah mereka keluarkan, dan tentunya bukan 1 juta – 2 juta lagi yang mereka keluarkan melainkan ratusan juta yang sudah mereka kuras untuk kampenye mengobral dirinya. Kalau kita flashback ke belakang ke masa-masa sebelum kampanye caleg, terdengar kabar bahwa banyak partai yang memilih caleg yang berasal dari rakyat kecil, dengan pendapat jika mereka duduk di parlemen dapat membawa aspirasi kaum mereka yang selama ini tidak tersampaikan.

description

Ketika realita tak seindah ekspektasi

Transcript of Pemilu Yang Ironis

Marak benar sekarang caleg yang stress dan gila bahkan meninggal seketika ataupun sengaja bunuh diri karena tidak menang di pemilu legislatif kemarin

Marak benar sekarang caleg yang stress dan gila bahkan meninggal seketika ataupun sengaja bunuh diri karena tidak menang di pemilu legislatif kemarin. Ironis benar , negara Indonesia sedang berupaya memaksimalkan demokrasi di dalam bangsanya malah mengeluarkan peraturan perihal pemilu yang mengakibatkan tingkat kematian naik dalam waktu dekat. Peraturan Mahkamah konstitusi yang menghapuskan peraturan pemilu legislatif yang sudah tidak berdasarkan nomor urut lagi, sudah barang tentu pada awal pengesahannya meresahkan pihak-pihak terkait yang telah menyiapkan strategi pemilu legislatif berdasarkan nomor urut. Coba tengok, apa manfaat peraturan yang mahkamah konstitusi keluarkan?? Bukannya memberi manfaat bagi rakyat, malah menciptakan permasalahan baru bagi rakyat. Mahkamah konstitusi yang berdalih peraturan tersebut akan membuat demokrasi di negara ini makin kuat, dan optimis hal tersebut terwujud, namun yang nyatanya terjadi makin kuatlah para penguasa itu untuk berebut kekuasaan melaui Money Politic saat kampanyenya. Peraturan itu malah membuat caleg-caleg yang tidak punya uang, harus kelimpungan pinjam sana-sini mencari pinjaman uang untuk dana kampanye, yang padahal mereka sendiri tahu belum tentu mereka menang dalam pemilu Legislatif nanti, begitu banyak kemungkinan buruk yang akan diterima caleg tersebut, sampai-sampai ada caleg yang pamrih saat memberikan sesuatu kepada masyarakat bahkan dengan disertai ancaman Ini saya berikan jika saya menang , jika saya kalah maka ini semua akan saya ambil lagi. Ataupun seperti ini, Awas kamu, sudah dikasih karpet untuk pengajian, kamu tidak milih saya !! . Astaghfirullah hal adzim semoga Allah mengampuni dosa mereka. Manusia macam apa kira-kira yang berlaku seperti itu, untungnya mereka-mereka yang seperti itu tidak menang saat pemilu legislatif kemarin, jika mereka menang entah apa yang terjadi pada uang negara dan nasib bangsa ini. Tentunya mereka akan minta balik modal dari apa yang telah mereka keluarkan, dan tentunya bukan 1 juta 2 juta lagi yang mereka keluarkan melainkan ratusan juta yang sudah mereka kuras untuk kampenye mengobral dirinya.Kalau kita flashback ke belakang ke masa-masa sebelum kampanye caleg, terdengar kabar bahwa banyak partai yang memilih caleg yang berasal dari rakyat kecil, dengan pendapat jika mereka duduk di parlemen dapat membawa aspirasi kaum mereka yang selama ini tidak tersampaikan. Kemudian beberapa saat maraknya protes masyarakat mengenai nomor urut caleg yang tidak sesuai, mahkamah konstitusi menggaungkan peraturan baru itu, yang menghapuskan peraturan caleg yang menang dari setiap partai ditentukan berdasarkan nomor urutnya. Maka pastilah caleg-caleg kecil ini kelimpungan mencari dana kampanye, untuk mempromosikan dirinya agar bisa menyampaikan aspirasi kawan-kawan mereka di gedung DPR nanti. Baru awal pengesahan peraturan ini saja sudah membuat kaget caleg-caleg kecil ini, nah mulai terlihat satu kekurangan peraturan ini. Kini seusai Pemilu legislatif terlihatlah dua, tiga masalah, yang timbul ke permukaan, mulai dari banyaknya caleg yang tidak puas dan curigaan yang takut-takut suara pemilihnya tidak diperhitungkan para perekapan suara itu, yang takut kalau kalau kotak suara dibuka tanpa kehadiran sang caleg sebagai saksi, dan yang takut orang-orang yang sudah dibantunya tidak terdaftar di DPT.

Huh, mengapa setelah selesai semuanya baru terungkap?? Memang sobat penyesalan selalu datang terakhir, dan tak mungkin mengulang waktu sebelum terjadinya semua ini. Sekarang kita tinggal berdoa semoga mereka yang terpilih di DPR sadar akan masalah ini, dan berbuat benar untuk rakyat Indonesia yang masih berkembang ini serta dapat menapaki jalan yang lurus saat melalui cobaan kekuasaan sebagai wakil rakyat di DPR. Ya, memang segala sesuatunya pasti ada kekurangan ataupun harus ada pihak yang dikorbankan, semoga mereka diberi petunjuk sehingga dapat mengambil kesepakatan benar tentang pihak mana yang harus dikorbankan. Wallahu alam. Fh.