Pemikiran Anwar Sadat tentang...

80
vi INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM: 101033221773 PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M PEMIKIRAN ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI

Transcript of Pemikiran Anwar Sadat tentang...

Page 1: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

vi

INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI

Oleh

ACHMAD BAEHAKI NIM: 101033221773

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 H/2007 M

PEMIKIRAN ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI

Page 2: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

vii

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Pemikiran Politik Islam

Oleh: ACHMAD BAEHAKI

101033221773

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Zainun Kamaluddin, M.A. Drs. Idris Thaha, M.Si NIP: 150 228 884 NIP: 150 317 723

Jurusan Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1428 H/2007 M

Page 3: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

viii

KATA PENGANTAR

Bismillâh al rahmân al rahîm

Dengan penuh rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini penulis

memanjatkan puji kepada Allah Subhânah wa Ta‘âla. Dialah Dzat yang Maha

Agung yang telah menciptakan manusia dan seluruh ciptaannya baik di bumi

maupun di langit. Dialah yang selalu Ada ketika manusia fana. Shalawat dan

salam tetap tercurah kepada Nabi dan Rasul Allah, Muhammad shalla Allâh

‘alaih wa sallam yang telah meletakan pondasi yang kuat bagi peradaban

manusia.

Perjalanan menempuh sarjana bagi penulis memang tidak semudah yang

dibayangkan. Berbagai halangan yang mengganggu baik selama perkuliahan

maupun dalam penyelesaian skripsi ini selalu ada. Tetapi dengan kekuasaan-Nya

Allah memperlihatkan kasih sayang-Nya dengan cara-Nya sendiri, sehingga

penulis mampu menuntaskan skripsi ini sesuai ketentuan tradisi akademik yang

membahas tentang “pemikiran Anwar Sadat tentang demokrasi”.

Skripsi ini juga ditulis untuk menambah pengayaan bagi wacana

demokratisasi di Indonesia. Demokrasi selama ini belum mencapai cita-cita

idealnya. Demokrasi Indonesia hanya sebatas prosedurnya saja, terutama ditandai

dengan pemilihan yang diadakan secara langsung. Tetapi hakekatnya belum

mencapai apa yang sebenarnya dituju oleh demokratisasi itu sendiri. Di sini

pentingnya, berkaca apakah problem demokrasi antara Mesir dan Indonesia

memiliki potensi persoalan yang sama, mengingat kedua negara merupakan

bangsa dengan penduduk mayoritas Muslim.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat berterima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan peran penting bagi terselesaikannya skripsi ini.

Pihak-pihak tersebut antara lain: Perputakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

Perpustakaan Utama UIN, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Freedom

Institute, CSIS, dan LIPI. Tak lupa pula kepada mereka, dengan rendah hati

penulis haturkan banyak terima kasih atas kerjasama yang manis ini.

Page 4: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

ix

Akhirnya penulis sadar betul berhutang budi kepada mereka yang telah

memberikan kontribusi yang berharga selama penulis menempuh jenjang

pendidikan sarjana dan penyelesaian skripsi ini. Mereka itu adalah:

1. Kedua orang tuaku, Maturidi dan Siti Hasanah, dengan tanpa terkecuali

ini merupakan sebuah kado pertama yang bisa diberikan kepada orang

tua tercinta. Tanpa mereka penulis mustahil bisa mengenyam pendidikan

setinggi ini. Merekalah sesungguhnya yang telah berhasil melewati

masa-masa sulit dengan segala kesabarannya. Keempat kakak-kakakku,

mereka pula yang memberikan dukungan agar dapat terselesaikannya

skripsi ini mereka adalah Mariam, Sutinah, Baedowi, dan Siti Rohmah.

Adik-Adikku: Baesoni, Baenuri, dan Baedoni yang merupakan beban

moral bagi saya apabila skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

2. Dr. Amin Nurdin, M.A., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang

telah berusaha menciptakan lingkungan intelektual yang kondusif

sehingga memmungkinkan penulis khususnya dan mahasiwa Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat umumnya bisa belajar dengan nyaman.

3. Drs. Agus Darmaji, M.Fils., Ketua Jurusan Pemikiran Politik Islam yang

telah memberikan masukan dan saran yang berharga pada draf awal

pengajuan skripsi ini.

4. Dra. Wiwi Siti Sjazarah, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pemikiran Politik

Islam yang telah memberikan pelayanan akademik sebaik-baiknya.

5. Drs. Idris Thaha, M.Si. dan Dr. Zainun Kamalluddin, M.A. selaku

pembimbing atas ide-idenya yang brilian dalam penulisan skripsi ini.

6. Semua Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan pelayanan

pengetahuan dengan profesional: memberikan ruang diskusi yang

dialogis dan terbuka dan memberikan kebebasan berpikir pada setiap

pokok bahasan yang disampaikan; telah memberikan sengatan

intelektual dengan penuh rasa saling menghargai, terbuka, dan

menjunjung tinggi kebebasan intelektual, dengan tetap bertumpu pada

kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku. Mereka juga telah memberikan

apresiasi terhadap aneka ragam pikiran yang muncul sehingga

memungkinkan terjadinya pendewasaan intelektual.

Page 5: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

x

7. Teman-temanku seangkatan di program studi Pemikiran Politik Islam:

Mohamad Nabil, Ahmad Munjin, Yusuf Hamdani dan istri (Salmah),

Alimani yang berjasa memberi ide untuk mengangkat tema ini, dan

Abdul Aziz Nurizun yang tanpanya kami tidak berlangganan Koran

Tempo.

Penulis yakin masih banyak nama yang belum disebutkan yang memiliki

andil besar dalam penulisan karya ilmiah ini, baik langsung maupun tidak

langsung. Kepada mereka semua, penulis tetap menghaturkan rasa terima kasih

yang teramat sangat. Semoga Allah membalasnya amal mereka sebagai tiket

masuk surga. Amin.

Jakarta, 19 Mei 2007

Achmad Baehaki

Page 6: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 7

D. Metode Penelitian ........................................................... 8

E. Sistematika Penulisan .................................................... 8

BAB II BIOGRAFI DAN KARIR POLITIK ANWAR SADAT

A. Riwayat Hidup Anwar Sadat .......................................... 11

B. Karya-Karya Anwar Sadat ............................................. 16

C. Perjalanan Karir Politik Anwar Sadat ........................…. 18

BAB III SEJARAH DEMOKRASI DI MESIR

A. Pengertian Demokrasi ..................................................... 28

B. Sejarah Masuknya Demokrasi di Mesir ......................... 33

C. Elemen-Elemen Demokrasi di Mesir ............................. 38

D. Konteks Lahirnya Gagasan Demokrasi Anwar Sadat .... 41

Page 7: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xii

BAB IV GAGASAN DEMOKRASI ANWAR SADAT

A. Multi Partai ..................................................................... 44

B. Kebebasan Pers .............................................................. 49

C. Kebijakan Pintu Terbuka (Infitah) ................................. 54

1. Ekonomi ...................................................................... 54

2. Reaksi Organisasi Kemahasiswaan............................. 58

3. Sektor Pertanian .......................................................... 59

4. Anwar Sadat Tidak Konsisten: Sebuah Analisis…………… 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 64

B. Saran-Saran ................................................................. 66

BIBLIOGRAFI ............................................................................................. 67

Page 8: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi sejak pertama kali berkembang di Eropa memiliki transformasi

makna sesuai ruang dan waktu di mana demokrasi diterapkan. Sesudah perang

dunia II (1939-1945) demokrasi juga didukung oleh beberapa negara baru di Asia.

India, Pakistan, Filipina, dan Indonesia mencita-citakan demokrasi konstitusional,

sekalipun terdapat bermacam-macam bentuk pemerintahan.1

Jika dilacak secara historis demokrasi berasal dari dua kata bahasa

Yunani, “Demos” dan “Kratos.” Demos berati rakyat, sedangkan “Kratos” artinya

kekuasaan atau pemerintahan. Jika digabung dari dua kata tersebut maknanya

menjadi pemerintahan rakyat.2 Jadi, secara terminologi, demokrasi berarti

kekuasaan pemerintahan yang di dalamnya rakyat menjadi pemegang kekuasaan

tertinggi atau kedaulatan berada di tangan rakyat.3 Dengan kata lain, demokrasi

bisa dikatakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Dalam perkembangannya, kita mengenal bermacam-macam istilah

demokrasi, yang dalam pembagiannya demokrasi secara umum terbagi ke dalam

empat model: demokrasi presidensial, demokrasi parlementer, demokrasi

perwakilan, dan demokrasi langsung.4 Demokrasi presidensial, presiden memiliki

kedudukan kuat dalam pembuatan keputusan dan kekuasaan politik. Demokrasi

parlementer, parlemenlah merupakan satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi

1Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama,

2000), h. 51 2M. Amien Rais, Demokrasi dan Proses Politik, (Jakarta: LP3ES, 1986), h. ix 3Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 174. 4Thomas Meyer, Demokrasi: Sebuah Pengantar untuk Penerapan, (Jakarta: Friedrich-

Ebert-Stiftung, 2002), h. 13

Page 9: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xiv

untuk mengambil keputusan. Demokrasi perwakilan, mempercayakan sepenuhnya

pengambilan keputusan di tingkat parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih.

Demokrasi langsung, akan mengalihkan sebanyak mungkin keputusan kepada

rakyat yang berdaulat.

Bagi dunia Islam, kata “demokrasi” pada awalnya begitu asing. Ia masuk

ke dunia muslim, baru diakhir abad ke-19, dan di gerbang abad ke-20, melalui

serbuan kolonialisme Eropa, dan munculnya nasionalisme. Kondisi ini membawa

transformasi yang cukup revolusioner terhadap keberadaan dan stabilitas dunia

Islam. Pada gilirannya, hal ini juga merubah mental dan pandangan dunia kaum

muslim pada umumnya. Serbuan kolonialisme Eropa di satu sisi, dan perubahan

radikal dalam aras politik dan ekonomi di lokalitas dunia Islam di sisi yang lain,

telah membawa ke arah pembentukan negara-bangsa (natio-state) baru yang tidak

lagi berdasarkan pada identitas agama semata, tetapi juga identitas lokal dan

warisan kolonial. Bahkan, ideologi warisan kolonial, semisal “demokrasi,” yang

sebelumnya begitu asing, menjadi semacam identitas (nasional) baru di negara-

bangsa muslim yang baru terbentuk.

Konsekuensinya, umat Islam yang mendiami negara-negara baru tersebut

mengalami ketegangan dalam proses pencarian identitas negaranya: apakah akan

didasarkan pada Islam—seperti sebelumnya—atau pada ideologi peninggalan dan

paksaan kolonial, seperti demokrasi. Mungkin, bagi pemikir-pemikir muslim yang

menganggap demokrasi itu adalah produk kolonial yang ingin meminggirkan

Islam, maka akan menjatuhkan pilihannya pada Islam sebagai identitas negaranya.

Dalam konteks ini, pemikir Muslim sekaligus pemimpin Mesir di

pertengahan tahun 70-an, Anwar Sadat, memilih opsi yang kedua. Karena, bagi

Page 10: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xv

dia, demokrasi adalah ideologi negara yang bisa membawa Mesir sejajar dengan

negara-negara Eropa yang sebelumnya menjajah tanah kediamannya.5 Aspek-

aspek keterbukaan, multi partai, kebebasan pers, dan liberalisasi ekonomi6—Sadat

menyebutnya kebijakan ekonomi “pintu terbuka”7—yang terkandung dalam nilai-

nilai demokrasi bisa menjadikan bangsa Mesir lebih maju dalam kacamata Anwar

Sadat.

Implikasi dari kebijakan ekonomi “pintu terbuka” ini mendorong penetrasi

budaya Barat, dari pakain dan perilaku hingga televisi, musik, dan video, yang

menguntungkan kaum elit terbaratkan yang menikmati hak istimewa dalam

ekonomi; dengan demikian mendorong tumbuhnya suatu masyarakat yang di

dalamnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.8

Di samping untuk membawa Mesir sejajar dengan negara-negara Eropa,

Sadat juga memperkenalkan sosialisme demokratis sebagai ideologi tandingan

bagi sosialisme ilmiah Nasser, dan telah menggantikan segara satu-partai di Mesir

dengan sistem pemilihan multi-partai.9

Langkah pertama sebagai presiden adalah keinginan memposisikan bangsa

Mesir sejajar dengan bangsa Eropa. Ini dibuktikan dengan usahanya menyatukan

seluruh organisasi Islam dengan tokoh-tokoh Islam untuk bersatu dalam

membangun negara Mesir yang kuat, kedua dengan istilah “kebijakan pintu

terbuka” dalam upaya menarik investor ke Mesir guna memperbaiki prekonomian

5John L. Esposito dan John D. Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim: Problem dan

Prospek. Penerjemah Rahmani Astuti (Bandung : Mizan, 1999), h. 238. 6Riza Sihbudi, dkk., Profil Negara-Negara Timur Tengah, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995),

h. 157. 7Esposito dan Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 238. 8Esposito dan Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 238. 9Esposito dan Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 242.

Page 11: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xvi

yang terpuruk sepeninggal kepemimpinan Abdel Nasser, yaitu dengan

memberikan kebijakan-kebijakan bagi para investor.

Kematian Abdel Nesser sebagai presiden, merupakan peristiwa yang

secara otomatis menaikkan Anwar Sadat—yang sebelumnya menjabat wakil

presiden—sebagai Presiden. Dalam kepemimpinannya, Sadat memerintah tahun

1971 hingga 1981—menggantikan presiden sebelumnya Abdul Naser—Ia

mengubah model perpolitikan Mesir menjadi sistem demokrasi. Pada pidato

pertama di hadapan rakyat Mesir, Sadat, sebagai presiden akhirnya menonjolkan

demokrasi sebagai tema utama pidatonya, karena hal ini yang memang

dikehendaki oleh masyarakat Mesir. Mendengar pidato tersebut, napas lega

menyelimuti rakyat Mesir dan terdengar di seluruh negeri. Meski demikian, dalam

pidato pertama ini nampak bahwa gagasannya mengenai demokrasi masih agak

kabur.10 Ia juga mewarisi ekonomi yang bobrok, kemerosotan moral. Sadat dalam

kepemimpinannya berusaha membentuk identitas dan legitimasi politiknya

sendiri, memanfaatkan Islam untuk menyingkirkan kekuasaan kubu Nasseseris

dan kelompok kiri (kelompok Islam radikal).11

Dalam analisa terhadap langkah dan kebijakan-kebijakan Anwar Sadat

dapat kita awali dengan langkah-langkah politik yang ia lakukan melalui

hegemoni agar mendapat dukungan sebanyak-banyaknya. Diawali dengan

keinginannya untuk memposisikan bangsa Mesir sejajar dengan bangsa Barat,

Sadat menyebutnya “Revolusi pembetulan”, yang menurutnya setelah Nasser

meninggal susunan pemerintahannya bobrok. Karena itu, ia merangkul sebanyak-

banyaknya organisasi Islam termasuk melepaskan tahanan politik semasa Nasser

10Mohamed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan. Penerjemah Arwan Setiawan (Jakarta: PT. Temprin, 1986), h.37

11Esposito dan Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 236.

Page 12: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xvii

berkuasa khususnya anggota Ikhwan Muslimin guna mendapat dukungan dalam

kepemimpinannya.

Dalam aras yang lain, kebijakan-kebijakan yang ditempuhnya antara lain:

Diambilnya kebijakan ”pintu terbuka” yaitu untuk menarik investor menanam

saham di Mesir. Ia juga memasukan kekuatan pers berdasarkan perubahan

kontitusi tahun 1980 dan UU No. 148 tahun 1981. Menurutnya pers adalah

kekuatan rakyat yang independen.12 Kemudian ia merubah ideologi negara Mesir

menjadi demokrasi, mereferendum kontitusi 11 September 1971, yang isinya:

”Mesir adalah negara republik dengan multi partai (pasal 5). Kekuasaan berada di

tangan rakyat (pasal 3). Islam adalah agama resmi negara dan syariat Islam adalah

sumber perundang-undangan dan bahasa Arab adalah bahasa resmi negara (pasal

2). Di samping itu, secara tegas dijelaskan, bahwa republik Arab Mesir adalah

sebuah negara demokrasi dan sosialis yang berdasarkan pada aliansi kekuatan

pekerja rakyat (pasal 1).”13

Namun langkah kebijakan Sadat tidak banyak membawa perubahan

terhadap perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Mesir. Persoalan

kemiskinan, pengangguran dan politik regional Mesir semakin terpuruk ditambah

persoalan politik internal dengan tumbuhnya militan-militan Islam. Posisi politik

Sadat semakin sulit dikendalikan walaupun dalam kekuasaannya mengusung

demokrasi, dan dengan konstitusi ia mencoba meyakinkan lima hal yaitu lembaga

pemerintahan yang lebih kukuh, demokrasi yang lebih luas, kemakmuran yang

lebih besar, pamor internasional yang baru, dan perdamaian.

12M. Riza Sihbudi, dkk., Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah (Jakarta: PT. Eresco, 1993), h. 200. 13Sihbudi, dkk., Konflik dan Diplomasi, h. 335

Page 13: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xviii

Atas dasar tersebut, Anwar Sadat dalam memimpin Mesir secara ideologis

didasarkan pada sosialisme demokratis yang pada mulanya lebih cenderung

menerapakan model “demokrasi parlementer”, mengalami perubahan ke arah

“presidensial”. Ini tercermin pada masa kepemimpinannya yang cenderung

mempertahankan diri sebagai presiden di mana ketika itu ia digerogoti oleh

banyaknya gerakan-gerakan Islam radikal seperti Jamaat Al-Muslimin, Jamaat Al-

Jihad, Jund Allah (prajurit Allah) dan Ikhwanul Muslimin sehingga ia terbunuh

oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Jamaat Al-Jihad.14 Demokrasi

presidensial mengalami pengejawantahannya secara penuh pada kepemimpinan

setelahnya yaitu Husni Mubarak di mana presiden memiliki kedudukan kuat

dalam pembuatan keputusan dan kekuasaan politik.

Dengan demikian, pada hemat penulis, tema ini menjadi penting dan

menarik untuk diteliti lebih lanjut untuk pengayaan demokratisasi di Indonesia

sebagai negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan Mesir sebagai

negara dengan mayoritas Muslim. Demokrasi yang diusung Anwar Sadat harus

dijadikan cermin bagi perpolitikan di Indonesia pada umumnya.

Secara khusus, kenapa tema ini menjadi penting, karena belum mendapat

tempat yang proporsional terutama pada Program Studi Pemikiran Politik Islam,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta. Karena itu, penulis sebagai mahasiswa yang memilih program studi

tersebut sebagai pembidangan pengetahuan maka tema ini menjadi signifikan dan

memiliki relevansi yang berharga bagi demokratisasi Indonesia.

14 Esposito dan Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 237.

Page 14: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xix

Atas dasar itulah, dalam penulisan skripsi ini penulis akan

mempertahankan sebuah hipotesis: “bahwa model demokrasi yang diusung

Anwar Sadat hanya demi kepentingan kekuasaannya.” Dengan hipotesis di atas

maka sksripsi ini diberi judul: “Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan dan agar penelitian ini lebih terarah dan

fokus, maka penulis membuat batasan masalah yakni yang akan dibahas dalam

skripsi ini adalah pemikiran Anwar Sadat tentang sosialisme demokrasi

khususnya kebebasan pers, politik “pintu terbuka”, dan pemilu multi-partai.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan

masalahnya sebagai berikut: Pertama, faktor-faktor apa saja yang membuat

inkonsistensi demokrasi Anwar Sadat yang diusungnya semenjak ia berkuasa?

Kedua, apa saja implikasi dari inkonsistensi tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini ada dua tujuan yang dianggap penting yaitu:

Pertama, untuk memberikan penjelasan tentang inkonsistensi Anwar Sadat dalam

mengusung sosialisme demokrasi di Mesir selama pemerintahannya.

Kedua, untuk memenuhi tugas akhir dalam menyelesaikan studi strata satu

(S1) di Program Studi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Page 15: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xx

D. Metode Penelitian

Dalam membahas skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan

(Library Research), dengan berusaha memperoleh data-data dan informasi

melalui literatur-literatur kepustakaan, jurnal, dan data-data elektronik.

Pembahasan skripsi ini menggunakan tiga metode sekaligus: metode

deskriptif, analitis, dan kritis. Dua metode pertama akan diterapkan serentak

sebagai kesatuan. Metode deskriptif digunakan untuk memberi gambaran secara

objektif materi yang akan dibahas. Metode analitis digunakan untuk mendapatkan

implikasi dari ide hubungan demokrasi yang diusung Anwar dengan kepentingan

politiknya untuk mempertahankan kekuasaannya.

Adapun teknik penulisan skripsi ini secara umum menggunakan buku

Pedoman Akademik Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Tahun 2005/2006.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan Skripsi ini sistematis dan rapih, maka skripsi ini akan

dibagi menjadi lima bab, dari masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab, yang

sistematikanya sebagai berikut.

Tulisan ini dimulai dengan bab pertama. Dalam bab pertama diawali

dengan latar belakang masalah, yang mengupas tentang seputar demokrasi di

Mesir yang diusung oleh Anwar Sadat. Pada awal kepemimpinanya terdapat

indikasi-indikasi demokrasi dalam langkah dan kebijakan yang telah ia keluarkan

hingga akhir kepemimpinannya. Rumusan dan pembatasan masalah, metode

penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan menjadi bagian yang tak

terpisahkan dalam bab ini.

Page 16: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxi

Selanjutnya dalam bab kedua berisi mengenai otobiografi dan perjalanan

Anwar Sadat dalam meniti karir hingga memimpin Mesir. masa kecil yang

dianggapnya pedih dengan latar keluarga yang dikucilkan, latar belakang sosial

yang membuatnya menjadi kuat akan masa depan yang telah manunggu di depan

mata, pendidikan, karier politik, yang mengiringi Anwar Sadat kepada kesuksesan

dalam hidupnya diawali dari masuknya sadat menjadi seorang perwira, sampai

keterlibatanya dalam revolusi 1952 dan masa bergulirnya kekuasaan ke tangan

Anwar Sadat.

Bab ketiga, ingin menunjukkan beberapa aspek perkembangan demokrasi

di Mesir. Konteks suasana di Mesir—yang telah melakukan perjalanan yang

panjang dalam sejarah perpolitikannya—yang menjadi inspirasi bagi Sadat akan

menjadi pembahasan selanjutnya. Demokrasi yang memperjauangkan kebebasan,

di satu sisi, dan kepentingan politik Anwar Sadat di sisi lain yang menyusup, dan

kemudian sulit diidentifikasi akan jadi penutup dalam bab ini.

Bab keempat, secara spesifik akan memasuki wilayah pemikiran Anwar

Sadat tentang demokrasi. Liberalisasi ekonomi, kebebasan pers, dan pemilu

dengan multi partai yang menjadi inti dari pemikiran Anwar Sadat untuk

menopang demokrasi akan disuguhkan dalam bab ini. Hasrat kekuasaan Anwar

Sadat yang kemudian mencederai demokrasi yang ia perjuangkan akan dianalisis

secara mendetail dengan mengaitkannya pada konteks sosial Mesir yang begitu

kompleks. Analisis tentang inkonsistensi sikap politiknya akan menjadi

penghujung dalam bab ini.

Akhirnya, seluruh uraian dalam skripsi ini akan ditutup dengan bab V. Bab

ini ingin menunjukkan temuan dan kesimpulan dari hasil telaah tema ini. Apakah

Page 17: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxii

tesis awal skripsi ini yang menyatakan bahwa demokrasi yang diusung Anwar

Sadat hanya demi kepentingan kekuasaannya bisa dibenarkan atau tidak akan

dibuktikan di bab penutup ini. Beberapa rekomendasi dan saran-saran penting

akan disertakan di akhir bab ini.

Page 18: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxiii

BAB II

BIOGRAFI DAN KARIR POLITIK ANWAR SADAT

Memahami gagasan salah seorang tokoh tidak mungkin didapatkan secara

sempurna jika tidak mengetahui segala sisi kehidupannya secara komprehensif:

baik perjalanan hidupnya, latar belakang pendidikannya, orang-orang yang

mempengaruhinya, dan seluruh aspek lainnya yang berkaitan dengan tokoh

tersebut. Karena skripsi ini adalah ingin mengkaji pemikiran tokoh yang bernama

Anwar Sadat, khususnya tentang gagasan demokrasinya, maka cukup tepat jika

penulusuran riwayat hidup, karya-karyanya, dan orang-orang yang memengaruhi

serta perjalanan karir politik yang ditempuh dilakukan.

Di samping hal itu melengkapi pengetahuan tentang karakter pribadinya

secara utuh, juga untuk memudahkan memahami gagasan demokrasi Anwar Sadat

sesuai konteksnya. Untuk itu, pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada tiga

hal utama: pertama, tentang riwayat hidup Anwar Sadat mulai sejak kecil hingga

menjadi Presiden Mesir; kedua, tentang karya-karya beliau dan tokoh-tokoh yang

memengaruhinya; dan ketiga, perjalanan karir politik yang ditempuh Sadat.

A. Riwayat Hidup Anwar Sadat

Anwar Sadat, tokoh yang pernah memimpin Mesir (1970-1981) ini

dilahirkan 25 Desember 1918, di desa Mit Abu el-Kom 40 km sebelah Utara kota

Mesir, tepatnya di Distrik Tala provinsi Menufisia bagian pedalaman negara

Mesir.15 Ia ditakdirkan lahir dari keluarga miskin: ayahnya berasal dari Mesir,

15Arthur Goldschmidt, JR., Historical Dictionary of Egypt, (Lanham, MD., & London:

The Scarecrie Oressm Unc, 1994), h. 248.

Page 19: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxiv

sementara Ibunya dari Sudan keturunan keluarga yang perna menjadi budak. Ia

anak laki-laki satu-satunya dari enam saudara perempuannya hasil dari pernikahan

dengan Sitt el-Barrien ibu kandung Anwar Sadat. Ayahnya memiliki tiga orang

istri lain, di antaranya Fatoum dan Aminah, dan memiliki 13 anak dari

keseluruhannya.16

Ayah Sadat bernama Mohamed Mohamed el-Sadaty, sementara Ibunya

Sitt el-Barrien anak dari seorang budak yang didatangkan dari Sudan, Afrika

Utara, yang baru merdeka ketika penghapusan perbudakan dilakukan Inggris di

masa penjajahannya. Sebelum menikahi Sitt el-Barrien, Mohamed telah lebih dulu

menikah, tetapi tidak dikaruniai anak sehingga bercerai. Ayahnya bekerja sebagai

penerjemah pada sebuah datasemen Korps kesehatan tentara Inggris di Shebin el-

Kom yang melakukan riset tentang penyakit tropis.17

Di usia 12 tahun, tepatnya 1930, Mohamed Al Sadaty pindah ke Kairo

bersama keluarganya, dan tinggal di sebuah rumah bertingkat di Kubbri el Kubba

suatu daerah pinggir kota Kairo, yaitu di Sharia Mohamed Badr No.1. Pada saat

yang sama, Mesir baru mendapat kemerdekaan dari penjajahan Inggris, dan

bentuk pemerintahan pertama yang dipilih adalah monarki (kerajaan). Sejak

duduk di sekolah dasar Anwar Sadat menyadari betapa kuatnya cengkraman

Inggris Raya terhadap negaranya. Meskipun di bawah Raja Fuad Mesir

mempunyai konstitusi dan parlemen, namun Mesir tak lebih dari pemerintahan

“wayang atau boneka” yang didalangi Inggris Raya.

16Anshari Thayib dan Anas Sadaruan, Anwar Sadat Antara Pahlawan dan Penghianat

(Surabaya: Bina Ilmu, 1982), h. 1. 17Mohamed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau kemarahan. Penerjemah Arwah Setiawan

(Jakarta: Temprin, 1986), h. 6.

Page 20: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxv

Setelah raja Fuad mangkat, pada 28 April 1936, kepemimpinannya

digantikan oleh anaknya, Farouk yang masih belia (17 tahun). Di bawah

pimpinannya, Mesir malah kembali membuat perjanjian dengan Inggris yang

membentuk pertahanan bersama yang menjadikan Inggris mengirim kembali

tentaranya ke Mesir. Saat itu, Anwar Sadat sudah berumur lebih dari 17 tahun,

sehingga cukup memahami akan kesepakatan-kesepakatan Mesir di bawah Raja

Farouk dengan Inggris Raya. Ini pula yang mebentuk keinginan Anwar Sadat

untuk bergerak ke dalam ranah politik, dan memulainya kemudian, dengan masuk

akademi akademi militer.18

Semenjak keluarga Sadat pindah ke Kairo, Sitt el-Berrien, Ibu Anwar

Sadat mengalami kondisi badan yang sakit-sakitan. Karena itu, Om-Mohammed,

neneknya Anwar Sadat, menyuruh kepada Mohammed Mohammed el-Sadaty,

ayahnya Anwar Sadat untuk menikah lagi. Atas perintah ibunya ini, ayah Anwar

Sadat menikah dengan Fatoum, seorang gadis dari Mansoura. Sampai saat itu

Sadat tinggal dengan neneknya Om-Mohammed di Mit Abu el-Kom. Selang

waktu berjalan Om-Mohammed pun pindah ke Kairo, untuk menetap bersama

Mohammed el-Sadaty. Bersatunya kembali Anwar Sadat dengan ayahnya di

sebuah rumah di Kubri el-Kubba, Sharia Mohamed Badr No. 1.19

Sadat menjalani tahun-tahun yang dramatis (menyedihkan), dan kondisi

ini membentuk karakter kehidupannya. Oleh karena itu, wataknya yang ekstrim

(memegang prinsip secara teguh) dan kompleks tidak dapat dipahami tanpa

mengetahui berbagai pengalaman yang ia alami. Selama itu, Anwar muda tidak

harus menyesali hilangnya kebebasan serta gairah hidup desa, tetapi ia harus

18Thayib, Pahlawan dan Penghianat, h. 3. 19Heikal, Kemarau Kemarahan, h. 7.

Page 21: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxvi

menyaksikan ibunya diturunkan ke posisi perbudakan yang tidak kalah keras dari

pada kedudukan kakeknya (Khairallah), yang seharusnya sudah bebas dari alam

perbudakan. Suasana dramatis seperti ini yang sebagian besar membentuk

karakter Sadat: memegang teguh prinsip, kompleks, dan pantang menyerah.

Sadat mengikuti kakaknya, Talaat ke sekolah negeri lanjutan pertama.

Tetapi di sekolah lanjutan pertama in ia harus meninggalkan sekolah itu dan

pindah ke salah-satu sekolah lain. Dalam autobiografinya ia menulis salah satu

pengalaman yang menyedihkan yang dia alami ketika di sekolah lanjutan pertama:

“Hal itu merupakan titik balik dalam hidup saya. Saya sadar bahwa kegagalan saya merupakan pertanda bahwa Tuhan terhadap diri saya, mungkin karena kealpaan saya, mungkin karena ketakaburan saya. Begitulah dalam semangat yang demikian dan dalam perasaan yang kabur itu—kombinasi dalam rasa, dosa, dan ketetapan untuk bertobat—saya menyerahkan skripsi saya ke sekolah lain.”20

Pengalaman-pengalaman hidup semasa Sadat kecil ini, seperti yang ia tulis di

atas, banyak yang jadikan kenangan dan semangat hidup sampai ia menjadi

redaktur di sebuah koran bernama al-Ahram. Melalui koran ini, Anwar Sadat

banyak menceritakan dan menuliskan kisah-kisah perjalanan hidupnya yang

dramatis.

Di sisi lain, Anwar Sadat adalah seorang yang sangat menyukai aktor-

aktor film, terutama ketika ia menjadi redaktur gomhouriyeh pasca revolusi 1952.

Ia menulis sebagian artikel yang menceritakan sosok yang menjadi aktor tersebut.

Lebih dari itu, ia juga pernah menyebut dirinya Haji Mohamed, meskipun

sesungguhnya Sadat belum pernah naik Haji. Untuk mendukung perannya itu, ia

menceritakan bahwa dirinya pernah memelihara jenggot. “Benar” katanya, bahwa

saya menamakan diri saya Haji Mohamed sebagai bagian dari memainkan peran,

20Heikal, Kemarau Kemarahan, h. 9.

Page 22: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxvii

tetapi tidak pernah ada orang menanyakan ini, maka saya teruskan saja. Saya

hanya bisa merasa benar-benar kerasan diantara aktor-aktor saja.”21

Sejak kelulusan di akademi militer kemudian Anwar dijodohkan oleh

ayahnya dengan seorang putri Omdah (kepala) desa Mit Abu el-Kom. Namanya

Ekbel Mady dan dengan wanita ini Sadat mempunyai tiga putri, Rokaya, Rowiya,

Camelia. Bersama Nasser dan 10 perwira lainnya membentuk Free Officers

Committee, organisasi rahasia untuk menggulingkan pemerintahan monarki.

Semasa perang dunia ke II Sadat dipenjarakan selama dua tahun karena bekerja

sama dengan Jerman. Sebagai angota Free Ofisser Committee, ia turut berperan

dalam mengulingkan pemerintahan (1952). Di bawah pemerintahan baru, ia

menjadi anggota dewan komando revolusioner yang berkuasa, editor koran Al

gomhuriya, dan menjabat menteri negara (1954-1956). Selanjutnya ia menjadi

sekretaris jendral partai politik yang berkuasa, memimpin dewan nasional (1969-

9168), menjadi salah satu dari empat wakil presiden (9164-1967). Pada 1969 ia

menjadi wakil presiden tunggal dan terpilih menjadi presiden setelah kematian

presiden Nasser (1970).22

Serangan Mesir tehadap Sinai yang diduduki Israel-pada Oktober 1973-

mengawali perang Arab–Israel. Pada 1975, bekerja sama dengan menlu AS Henri

Kissinger, ia mengupayakan suatu persetujuan untuk tidak saling menyerang

antara Arab dan Israel serta membuka kembali terusan Suez. Dalam usaha

menyelesikan konflik Arab –Israel , Sadat mengunjungi Israel (November 1977).

Kunjungan ini merupakan yang pertama kali dilakukan kepala pemerintahan

negara Arab. September 1978, dalam suatu pertemuan yang diprakarsai presiden

21Heikal, Kemarau Kemarahan, h. 11. 22Bambang Widiatmoko, “Sadat, Anwar Al-“ dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia,

(Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990), h. 313.

Page 23: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxviii

AS Jimmy Carter di Camp David, Sadat mencapai kesepakatan bersama PM Israel

Menacem Begin tentang pengembalian kepada Mesir semenanjung Sinnai yang

diduduki Israel pada 1967. Karena kunjungan ke Yerusalem dan usaha-usaha

perdamaiannya Sadat dan Begin memperoleh hadiah Novel perdamaiann 1978.23

Pada September 1981, Anwar Sadat mengenakan tindakan represif kepada

organisasi pergerakan Islam yang diaggapnya fundamentalis, termasuk kumpulan

pelajar, dan organisasi Koptik, yang dianggapnya dapat mengganggu stabilitas

nasional Mesir, dengan mengadakan tindakan penangkapan dan penahanan. Atas

tindakan ini menyebabkan dia dikecam di seluruh dunia atas pelanggaran HAM

dalam tindakan-tindakannya tersebut. Oleh karena itu, pada 6 Oktober 1981,

ketika menghadiri parade militer, Sadat mengakhir hidupnya karena ditembak

mati oleh kelompok muslim garis keras yang tidak senang dengan kebijakan-

kebijakan politik Anwar Sadat.24

B. Karya-Karya Anwar Sadat

Ketika mendekam di penjara, Anwar Sadat mengalami masa-masa sulit: ia

merasa sangat kesepian. Untuk mengusir rasa sepi yang diderita ini, ia banyak

membaca buku. Meskipun di dalam penjara, ia senang belajar bahasa, sehingga di

samping mampu berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris, ia juga menguasai

bahasa Jerman, Prancis, dan Persia. Perkenalannya dengan beberapa penulis

Amerika Serikat, seperti Douglas dan Zane Grey, membuat ambisi Sadat untuk

belajar politik kian meledak. Namun, jika ditanya siapa lagi yang amat

23Widiatmoko, “Anwar Al-Sadati,” h. 313. 24“Anwar Sadat” artikel diakses pada 24 April 2007 dari http://www.wikipedia.com/.

Page 24: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxix

mempengaruhi kepribadiaannya, maka Sadat akan pasti menjawab: “yang

mempengaruhi kepribadian saya adalah Khalifah Oemar Ibn Khattab.25

Meskipun demikian, ia tidak hanya an sich dipengaruhi oleh beberapa

tokoh di atas. Beberapa orang besar lainnya yang ia kagumi juga berpengaruh

kendati tidak sebesar pengaruh orang-orang di atas. Setidaknya ada beberapa

tokoh lagi yang disebut-sebut sangat dikagumi oleh Anwar Sadat. Di antaranya

adalah Zahran, figur sentral yang menjadi teman akrabnya sejak kecil di Mesir.

Meskipun Zahran tidak sekaliber Douglas, namun ia cukup berpengaruh terhadap

Sadat. Sementara yang lain, Musthofa Kemal Attaturk, Mohandas Gandhi, Adolf

Hitler, Hasan al-Banna, dan Gamal Abdul Nasser adalah figur yang ia kagumi.

Dari berbagai pertemuannya dan petualanggannya dengan sejumlah tokoh-

tokoh di atas, ditambah lagi minat bacanya yang tinggi ketika Sadat mendekam

dipenjara, maka ia kemudian menghasilkan sejumlah karya. Karya-karya besarnya

berikut ini hampir semua ditulis setelah ia keluar dari penjara. Karya-karyanya

antara lain: The full Story of the Revolusion (1954), Unknown Pages of the

Revolusion (1955), Revolusion on the Nile(1957). Buku yang terakhir ini

mengisahkan tentang revolusi yang pecah pada 1952 di bawah pengaruh Nasser

dan Anwar Sadat. Sementara karya yang lain adalah: Son, This is yaur

UncleGamal–Memorirs of Anwar el-Sadat (1958), dalam buku ini dia

menceritakan tentang Nasser; In Search of Identity: An Autobiography (1978), the

story of his life and of his country after 1918, dan sebuah cerita Novel yang

berjudul The Frince of The Island (1956).26

25Thayib, Pahlawan dan Penghianat, h. 21. 26Haman Basyar,”Bagaimana Militer Menguasai Mesir?” jurnal Ilmu politik Vol 3, no 4

(Juli 1988): h.85-88; “Anwar Sadat” artikel diakses pada 24 April 2007 dari http://www.wikipedia.com/.

Page 25: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxx

C. Perjalanan Karir Politik Anwar Sadat

Mohamed-Mohamed el-Sadaty ayahnya Anwar Sadat dengan koneksinya

ia berusaha memasukan Anwar Sadat ke kedalam akademi militer. Sekembalinya

tugas dari Sudan, ayahnya memperkenalkannya anak muda yang sudah ia disebut-

sebutnya kepada Dr. Fitzpatrick (kepala unit kesehatan yang mana ayah Sadat

bekerja tugas dari Sudan). Ia mengusulkan agar Anwar Sadat dikirim ke akademi

militer. Yang sebelumnya ini tidak mungkin dilakukan tanpa ada persetujuan

Inggris dan Mesir.

Pada 26 Agustus 1936 ditandatanganinya persetujuan penghapusan

persyaratan untuk menjadi seorang perwira guna mengembangkan pasukan Mesir.

Persyaratan-persyaratan seperti halnya harta untuk menjadi perwira dihapuskan,

maka terbukalah peluang bagi pemuda-pemuda seperti Anwar Sadat, dan Gamal

Abdel Nasser untuk menjadi perwira. Masa pendidikan yang diperpendek menjadi

sembilan bulan. Sadat lulus dari Akademik militer kerajaan sebagai letnan dua

infanteri pada bulan Februari 1938.27

Semenjak di akademi militer di Abasia, ia mulai berkenalan dengan

kehidupan politik yang sebenarnya. Ia berkampaye untuk kemerdekaan Mesir

dalam arti yang sebenarnya.28 Di akademi ini Anwar Sadat berkenalan dengan

Gamal Abdul Nassser, beserta sepuluh perwira lainnya yang kemudian

membentuk (Free Officers Commitee) atau komite perwira bebas, organisasi

27Heikal. Anwar Sadat : Kemarau, h 14 28Thayib, Pahlawan dan Penghianat,h. 3

Page 26: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxi

rahasia untuk mengulingkan pemerintah monarki.29 Mereka lalu menyusun

gerakan bawah tanah yang berpusat di kota Mangkaba di Asyut. Gerakan itu

semakain kokoh dengan bergabungnya beberapa opsir lain seperti Zakaria Mohi

el-idan Ahmed Anwar.

Dalam karier politik Anwar Sadat, seperti yang dia tulis dalam

autobiografinya, menyebutkan bahwa ketika ia tiba di Manqabad dalam tugas

kemiliterannya, ia sebetulnya sudah seorang revolusioner, namun masih bergerak

secara rahasia. Sadat yang jauh lebih matang dari pada rekan-rekan perwiranya—

yang kebanyakan tidak punya pendidikan politik—membuat dia dijadikan

pemimpin dalam memperjuangkan revolusi. Dikatakan bahwa ia berusaha keras

dalam perbincangan-perbincangan yang panjang, untuk membuka mata rekan-

rekannya saya terhadap realitas keadaan yang pada umumnya, dan posisi Inggris

pada khususnya. Walaupun tidak ada bukti atas pengakuannya ini.30

Tahun 1940 Nasser bertugas di Sudan dan Sadat ditunjuk untuk bergabung

dengan korps sandi di Maadi, beberapa mil di Selatan Kairo. Saat itu perang yang

sudah lama diramalkan di Eropa telah pecah yaitu perang dunia ke II, dan

meskipun Mesir negara yang dijajah Inggris sedang berusaha untuk terlepas dari

Inggris, kehadiran pasukan Inggris yang besar di tanah Mesir memastikan bahwa

negara itu tentu akan terlibat secara langsung dan seperti yang segera terbukti,

akan menjadi salah satu medan perang yang utama.

Waktu itu Mesir tebagi ke dalam tiga kekuatan politik utama, urutan-

urutannya dan kombinasinya akan menentukan nasibnya. Pertama Raja yang

penghuninya sejak 1936 oleh raja Farouk, partai Wafd, dan Inggris yang

29Widiatmoko, “Anwar Al-Sadat,” h. 313. 30Heikal, Anwar Sadat, h. 13

Page 27: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxii

perwakilannya di Kairo sejak 1934. Dalam perselisihannya pihak istana dan partai

Wafd, Raja Farouk dan perdana menteri melihat Ikhwanul Muslimin dapat

dipakai guna sebagai senjata menghadapi partai Wafd, dan Hasan Al-Banna

diperbolehkan berkeliling barak-barak tentara untuk mengutarakan pikiran-

pikiranya.31

Salah satu yang memberikan pengaruh lebih berarti terhadap karirnya

adalah orang yang ia jumpai di Maadi, bernama Hassan Ezzat. Hassan Ezzat ini

seorang perwira angkatan udara yang telah mempelajari sandi di Maadi, dan

merupakan anggota suatu kelompok bawah tanah dalam angkatan udara yang juga

mencakup Abdel Latief Bagdadi. Gerakan ini mempunyai hubungan dengan

Jendral Aziz el-Masri, inspektur jendral angkatan darat grup ini melakukan

negosiasi dan diplomasi dengan Jerman guna mengusir Inggris. Dalam

keterlibatanya Sadat membuat perjanjian yang disusun oleh Ezzat dengan mata-

mata Jerman, Hans Eppler dan yang dikenal sebagai Sandy. Sadat, dianggap orang

yang dapat memprakarsai dua buah pemancar yang dibawa para mata-mata, salah

satunya, pemancar Amerika yang kuat yang didapat melaui perwakilan Swiss di

Kairo.32

Tidak berselang lama, gerakan Anwar Sadat ini tercium oleh kerajaan.

Karena dia bekerja sebagai spionase, akhirnya ditangkap dan diadili oleh

pengadilan militer Mesir. Lebih dari itu, ia dipecat dari dinas kemiliteran dan

dipenjarakan dalam kam tahanan tahun 1941. Keadaan itu tentu mengguncangkan

keluarganya, sebab saat itu, Sadat lah satu-satunya tenpat gantungan kehidupan

31Heikal, Anwar Sadat : Kemarau, h. 13 32 Heikal, Kemarau Kemarahan, h. 15

Page 28: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxiii

mereka, untunglah teman-teman Sadat membantu memberikan sumbangan 100

dolar per bulan untuk membiayai keluarga Sadat.33

Di aras yang lain, Yussef Rashad merekrut Hassan Ezzat untuk menjadi

anggota pasukan besi. Hassan Ezzat pun mengusulkan nama Sadat sebagai calon

yang dapat dimanfaatkan, kemudian utusan dari istana mengunjunginya di penjara

Makousah, dan setelah Sadat masuk pasukan pengawal besi ia dipindah ke asrama

Zeitoun, dekat Kairo. Ketika ia pergi dari penjara beberapa waktu kemudian,

seorang utusan dari istana mengatur suatu pertemuan Anwar Sadat dan Hussein

Tewfiq, salah satu pengawal raja dan sekaligus pengusaha.34

Dalam pertemuan ini Sadat mengatakan kepada Tewfiq bahwa taktik yang

dijalankannya keliru. Apa gunanya menyerang orang perorang tentara Inggris

yang tidak ada habis-habisnya. Jauh lebih tepat menyerang orang-orang Mesir

yang bersahabat dengan Inggris, dan dengan demikian mengancam mereka untuk

menghentikan kerja sama dengan Inggris, karena inilah yang dilakukan Tewfiq

dalam pergerakannya.

Setelah melakukan pertemuan dengan Tewfiq, Sadat ikut telibat dalam

rencana pembunuhan terhadap Nahas Pasha dan Amin Osman, hingga pada

Husein Tewfiq tertangkap basah dalam penyerangan tehadap Nahas. Sekali lagi

Sadat kembali ke penjara aliens. Tapi akhirnya ia dibebaskan bersama sebelas

orang tertuduh. Dan Husein Tewfik dijatuhi hukuman lima belas tahun penjara,

tetapi istana merencanakan pelariannya ke Syiria dan dianggap sebagai pahlawan

masyarakat. Dalam percaturan politknya Anwar Sadat keluar masuk penjara

membuat istrinya minta untuk diceraikan.

33Thayib, Pahlawan dan Pengkhianat, h. 9. 34Heikal, Kemarau Kemarahan, h. 17.

Page 29: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxiv

Setelah Sadat dibebaskan ia menerbitkan ringkasan-ringkasan dari catatan

hariannya di penjara. Pertama kali ia terbitkan dalam mingguan el-Muusawwar

pada tahun1948, dan kemudian dalam bentuk buku. Buku yang diberi judul Thirty

Montha in Prision itu, kemudian dilarang beredar, tetapi setelah Sadat menjadi

presiden, orang-orang Arab menerbitkannya kembali. Yang diungkapkan dalam

buku itu ialah mengenai berbagai peristiwa yang membentuk watak dan karakter

Sadat. Pengalaman-pengalaman yang dituangkan dalam buku itu sangat attraktif,

sehingga layak dikutip:

“Jum’at, 18 Januari 1945 lewat tengah malam kemarin saya dibawa ke penjaraa Alienas, Penjara aliens lagi! Di sinilah saya pernah bersama Eppler dan lainnya beberapa tahun lampau! 17 Februari Al Muqottam melaporkan bahwa Killearn akan di pindahkan dari kairo. Saya benci sekali pada mahluk itu ! ia sudah mengkotori martabat Mesir. Jadi, saya ingin merayakan peristiwa itu, dan memesan dari luar dua belas potong kue. Saya membagikanya kepada wanita India Leila itu dan yang lain-lainya, tiga potong untuk saya sendiri. Celakanya, tentu ada yang tidak beres dengan kue-kue itu, sebab pukul dua dini hari saya terbangun karena perut saya sakit. Saya menjadi tambah benci kepada Killearn. Sementara itu sadat mulai menggerakan rekan-rekannya di penjara.”35

Setelah tigapuluh satu bulan ia berada di penjara saya merasa dilahirkan

kembali ke dalam satu dunia lain yang sama sekali tidak saya kenal.36 Setelah

bebas tahun 1948 ia tidak mempunyai pekerjaan kemudian oleh Hassan Ezzat ia

disediakan modal untuk menjadi pemborong.

Suatu hari pada tahun 1948, ketika ia masih bekerja pada usaha

pemborong itu, ia dihubungi oleh Hasan Al-Banna yang menanyakan apakah

Sadat dapat mempertemukan dengan Raja Farouk. Kejadian ini diungkap oleh

35Heikal, Kemarau Kemaraha, h. 20. 36Anwar Sadat, Mencari Identitas: Sebuah Autobiografi, (Jakarta: Tira Pustaka, 1983), h.

130.

Page 30: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxv

Sadat dalam autobiografi yang dilarang itu. Al-Banna mengatakan, ia tahu bahwa

Ikhwanul Muslimin dicurigai oleh orang asing, dan bahwa kecurigaan itulah yang

membuat raja berprasangka terhadap organisasi itu.

“Percayalah Anwar,” begitu menurut laporan mengenai pembicaraan

mereka, “Saya ingin menghentikan kesalahpahaman seperti ini, saya yakin orang

asing akan merasa aman terhadap kami. Jika saya bertemu dengan raja, saya yakin

bisa mendapat kepercayaannya. Satu pertemuan saja sudah cukup. Saya tidak

meminta raja untuk bekerja sama dengan kami, saya hanya ingin meyakinkan

bahwa ia tidak perlu takut apa-apa dari Ikhwanul Muslimin. Anda kenal Yussef

Rashad? Apa anda dapat menyampaikan i’tikad saya untuk raja? Bahwa saya

tidak akan jadi bahaya baginya. Sadat menjawab, bahwa ia akan berusaha

sedapat-dapatnya. Setahun kemudian, atas perintah istana, Hasan Al-Banna

dibunuh.37

Masih sebagai pemborong Sadat menikahi Jihan Fatwa Raouf, untuk

memulai hidup babak baru. Setelah berlibur di Helwan, Sadat mendapat pekerjaan

sementara dipenerbit Del el-Hillal, tetapi apa yang diinginkan baik olehnya

sendiri maupun Jihan dan keluarganya bukanlah pekerjaan kewartawanan,

melainkan masuk tentara. Maka sadat mendatangi Russef Rashad (Seorang Dokter

bedah kerajaan, yang semula merupakan Dokter angkatan laut Mesir), sambil

menunjukan bahwa berhubung ia dibebaskan oleh pengadilan Amin Osman, maka

tidak ada lagi halangan untuk kembali masuk dalam dinas ketentaraan. Rasyad

37Suatu pengusutan yang di selenggarakan sesudah revolusi 1952 menunjukan bahwa

pembunuha dilakukan atas perintah perdana mentri Ibrahim Abdel Hadi, oleh jendral Mohamed Wasf, direktur pasukan khusus yang bertanggung jawab atas perlindungan terhadap paramentri pemerintahan. Abdel Hadi diajukan ke pengadilan atas tuduha ini oleh suatu pengadilan revolusi, dengan Sadat sebagi salah satu hakim anggota, dan dijatuhi hukuman mati, yang kemudian di ubah menjadi hukuman seumur hidup. Heikal, Kemarau Kemarahan, h. 21.

Page 31: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxvi

menyarankannya untuk mencegat raja Farouk saat ia mau sembahyang Jumat di

masjid Husein di Kairo.

Ia melakukan hal ini, mencium tangan raja, dan memohon maaf atas

segala kesalahannya. Raja Farouk hanya menjawab dengan menganggukkan

kepala. Hari berikutnya Russef Rashad menyuruhnya pergi menemui Mohamed

Haidar Pasha, panglima tertinggi angkatan bersenjata. Ini dilakukanya, Haidar

menyambut dengan marah, “kamu penjahat! Konduitemu jelek sekali.” Sadat pun

mau protes. Haidar Pasha memotongnya, “jangan berbicara.” Dipijatnya tombol,

masuklah seorang pengawal. “Hari ini juga anak ini harus jadi tentara kembali,”

perintah Haidar Pasha seorang panglima tertinggi.38

Anwar Sadat pada tanggal 15 Januari 1950 menjadi kapten lagi dalam

ketentaraan Mesir. Ia sudah kawin dengan Jihan, dan mereka bertempat tinggal di

sebuah flat di lingkungan Manial di Kairo. Tetapi para penguasa militer berfikir

bahwa orang yang kontroversial ini lebih baik ditempatkan di luar Kairo, dan

demikianlah ia ditugasi di Rafah, Sinai Utara.

Gamal Abdel Nasser dan Abdel Hakim adalah yang pertama menemui

Anwar Sadat untuk mengucapkan selamat. Dari Nasser ini, ia mendengar bahwa

organisasi perwira bebas sudah berkembang menjadi besar sekali dan tumbuh

semangkin kuat, dan ia pun menyarankan agar Sadat mengikuti pendidikan lebih

lanjut mengejar ketertinggalannya dalam dunia militer.39

Pada akhir tahun 1951 Sadat dengan resmi diajak menjadi anggota gerakan

Perwira Bebas. Hampir semua gerakan itu kecuali Nasser sangat menentang

dimasukannya Sadat dalam organisasi Perwira Bebas. Dikarenakan apa yang telah

38Sadat, Mencari Identitas, h. 137. 39Sadat, Mencari Identitas, h. 138.

Page 32: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxvii

dilakukan Sadat, tetapi Nasser memandang itu berbeda, bahwa semua perwira

yunior yang mempunyai pengalaman politik secara potensial berguna bagi

gerakan itu, dan bahwa kaitan Sadat dengan Istana janganlah disia-siakan, Ia

dapat menyampaikan Informasi mengenai apa yang sedang terjadi di Istana, dan

barang kali menyampaikan kepada Istana informasi yang menyesatkan tentang

Perwira Bebas. Yang dikhawatirkan oleh temen-teman Nasser ialah Sadat malah

menjadi Agen ganda.

Sampai pada tanggal 18 Juli 952, Sadat dan Nasser terkejut ketika

mengetahui bahwa raja telah membatalkan hasil pemilihan badan perkumpulan

perwira, rupanya bahwa perwira Bebas memenangkan jumlah terbanyak dari kursi

di dalam badan itu sehingga dengan demikian telah mengalahkan kaum

“Kraton.”40 Oleh karena itu, raja berusaha menembus kekalahannya, bahkan telah

mulai menyusun pertahanan, sementara itu seorang wartawan dari partai Wafd-

Ahmed Abdul Fatah memberitahukan kepada Nasser (yang menjadi kawan

dekatnya) bahwa raja akan mengganti pemerintahan dan bahwa menteri

peperangan yang baru adalah Major Jendral Husein Sirri Amer. Ia mengetahui

banyak tentang seluk-beluk organisasi Perwira Bebas, dan bila sudah berkuasa

akan menyapu bersih semua anggotanya dan mengacaukan apa yang telah disusun

dan kawan-kawan.

Ditambah ketegangan yang semangkin memuncak di seluruh negeri yang

diakibatkan kemerosotan ekonomi yang sangat lemah hingga terjadi inflasi yang

tidak dapat dihindari, sampai kemudian timbul huru-hara besar di Kairo, 26

Januari 1952. Kerusuhan ini dipicu oleh sekelompok perusuh—entah siapa yang

40M. Hamdan Basyar, “Bagaimana Militer Menguasai Mesir?,” Jurnal Ilmu Politik, no. 3

10 Desember 1988, h. 87.

Page 33: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxviii

menggerakan—yang membakar kedai-kedai minum, toko-toko, senjata diobrak-

abrik, penjarahan, ban-ban dibakar tragedi ini dikenal dengan “Sabtu Hitam.”41

Karena Mesir mengalami kerusuhan yang tak kunjung tiba, maka Nasser

memutuskan bahwa revolusi akan dilancarkan sebelum menteri-menteri

memangku jabatanya. Pada 21 Juli 952 Nasser pun mengirim surat yang berisi

Revolusi akan dilakukan sekarang, padahal waktu surat tiba, Sadat tidak ada di

rumah, dan dia pergi bersama istrinya menonton film di bioskop. Sekembalinya

dari perjalanan pukul 12.45 dini hari 23 Juli, Sadat kaget.

Dikarenakan keterlambatan Sadat dalam tugas, revolusi sudah kadung

bergulir. Ia pun langsung berangkat ke markas besar militer. Operasi telah

berhasil, markas besar telah diambil alih, Sadat pun ditolak untuk masuk. Hingga

akhirnya Abdel Hakim Amer memanggilnya untuk masuk, 3.00 Pagi berangkat ke

studio untuk mebacakan teks Proklamasi, hingga pukul 7.00 dapat dibacakan oleh

Anwar Sadat teks proklamasi revolusi.

Keesokan harinya ia mendapat tugas untuk memberitahukan kesediaan

atas jabatan yang diberikan kepada Ali Maher termasuk memberitahukan atas

turun tahtanya raja Farouk yang sedang berada di Iskandariayah. Sadat sendiri

berkat pengalaman singkat menjadi editor Dar le-Hilla, maka pemerintah

menunjuk Sadat memegang koran harian yang baru diterbitkan untuk

mengutarakan suara Dewan Komando Revolusi.42

41Basyar, “Bagaimana Militer Menguasai Mesir?,” h. 87. 42Orang yang di tunjuk Nasser dan Sadat untuk membentuk pemerintahan baru.”Kami

percayakan tugas kepada Ali Maher untuk membentuk pemerintahan baru, dan tidak melakukannya sendiri yakni tidak membentuk pemerintahan yang tersendiri dari para perwira militer, sebab kami tidak memprsiapkan diri mengambil alih kekuasaan. Tujuan kami adalah untuk mendapatkan kehidupan politik yang sehat di dalam negeri, menyingkirkan raja, sebagai golongan politik, dan orang Inggris. Sadat, Mencari Identitas, h. 153.

Page 34: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xxxix

Jabatan baru didapat ketika diangkat sekretaris jendral kongres Islam yang

baru dibentuk dan bermasrkas besar di Kairo. Kedudukan ini benar-benar ia

nikmati, berbagai judul ide ia ajukan untuk film dan berbagai bentuk publisitas

lain yang menerangkan Islam. Hal ini memberi alasan kepadanya untuk bergaul

dengan para aktor dan sutradara.

Kemudian pada tahun 1958 ia menjadi juru bicara parlemen bersama

setelah dibentuk UNI Mesir dan Syiria (Republik Persatuan Arab). Kemudian ia

diangkat sebagai menteri luar negeri yang membuatnya menjadi lebih banyak

berhubungan dengan dunia luar. Pada 20 Februari 1961 menjadi pembicara dalam

Dewan Nasional dan bertangung jawab dalam propaganda melawan Israel. Tahun

1966 sehari setelah presiden Nasser mengkritik habis-habisan kebijaksanaan

Amerika Serikat di Timur Tengah, Sadat pergi ke Wasington dan dapat bersikap

dingin dan sopan ketika bertemu dengan presiden AS Lindon B Jonson.

Tahun 1968 Sadat membuat tindakan gegabah ialah menentang kebijakan

menteri luar negri AS Wiliam Rogers tentang perdamaian Timur Tengah sebagai

kelanjutan dari perang Mesir Israel selama enam hari di tahu 1967.43 Dalam

gerak-geriknya, Sadat mengikuti perpolitikan yang dijalankan Nasser, dan dalam

pemerintahan, Sadat sesekali menggantikan Nasser. Hingga pada tahun 1969

Sadat disumpah menjadi Wakil presiden.

Setelah Nasser meninggal, karena serangan jantung 28 September 1970,

maka diadakanya rapat bersama di antara kabinet dan Komite Eksekutif Tinggi

Persatuan Sosialis untuk mengumumkan kepada dunia bahwa wakil presiden telah

mengambil alih posisi Nasser. Dengan kata lain, sejak saat itu, Sadat resmi

43Thayib, Pahlawan dan Penghianat, h. 23

Page 35: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xl

menjabat sebagai presiden Mesir, dan kepemimpinannya ini berakhir pada 1981

setelah ia ditembak mati oleh salah satu anggota gerakan Islam garis keras.

BAB III

SEJARAH DEMOKRASI DI MESIR

Ide demokrasi Anwar Sadat tidak bergerak dari ruang kosong. Ia selalu

merupakan negosiasi-negosiasi tertentu dari konteks di mana dia ikut bergelut

untuk membangun sebuah negara demokratis bernama Mesir. Di samping ide

demokrasi Anwar Sadat tidak bisa dilepaskan dari gagasan para filsuf Yunani

kuno sebagai pencetusnya, namun ia juga mengintrodusir langkah-langkah

demokratis yang lebih maju dari sekedar gagasan para filsuf Yunani kuno, dan

yang sesuai dengan konteks negaranya. Otoritarianisme yang dilakukan Nasser

Page 36: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xli

sebelum Sadat naik tahta, menjadikan ia mengambil langkah penting dalam

kebijakan politiknya ketika ia berkuasa: yaitu “demokratisasi Mesir.”

Karena itu, bab ini akan berupaya melacak pengertian demokrasi sebagai

sebuah pijakan pertama Anwar Sadat; sejarah masuknya demokrasi di Mesir

sebagai konteks di mana Anwar Sadat memperkenalkan demokrasi akan menjadi

pembahasan kedua; elemen-elemen demokrasi di Mesir sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari konteks tersebut masuk pada bagian ketiga; dan bagian terakhir

adalah konteks lahirnya gagasan Anwar Sadat itu sendiri.

A. Pengertian Demokrasi

Secara Etimologis Demokrasi berasal dari kata Yunani, yang asal katanya

rakyat berkuasa dan terbagi dalam dua kata “demos” dan “kratos”. Demos yang

berarti rakyat dan Kratos yang berarti kekuasaan.44

Sedangkan secara terminologis, menurut Kranenburg demokrasi adalah:

demokrasi terbentuk dari dua pokok kata Yunani, yaitu : Demos (Rakyat) dan

Kratein (Memerintah) yang maknanya adalah “cara memerintah oleh rakyat.”

Menurut Koentjoro Poerbopranoto demokrasi adalah: suatu yang pemerintahanya

dipegang oleh rakyat maksudnya : suatu sistem dimana rakyat di ikutsertakan

dalam pemerintahan negara. Menurut Abraham Lincoln demokrasi adalah:

pemerintah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat (Democracy of Government

of the People, By the people an for the people).45

44Miriam Budiharjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000),

h.50 45“Demokrasi.” Artikel diakses tanggal 27 April 2007 dari

http://www.demokrasiindonesia .com/5mklno/pengertiandemokrasimkljder/t//5%^321bagi56.

Page 37: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xlii

Dari ketiga definisi yang dikemukakan, semuanya mengartikan rakyat

mempunyai wewenang atau kekuatan dalam menentukan keputusan-keputusan

dalam hal pemerintahan. Ini dapat dilihat dalam sejarahnya, demokrasi di Yunani

mempunyai empat prinsip oprasional: Pertama, adalah para warganegara sendiri

yang langsung membuat keputusan-keputusan politik dan mengawasinya. Kedua,

terdapat ekualitas dan hukum bagi semua warganegaraan dalam hal yang

memberikan suara pada berbagai isyu, dalam dialog terbuka dan dalam hak untuk

menduduki jabatan pemerintahan. Ketiga, kebebasan politk dan kewarganegaraan

(politik and civic fredom) dijamin sepenuhnya. Keempat, dalam proses penentuan

kebijakan, bila semua argumen telah dipaparkan, voting dipandang sebagai sarana

terbaik untuk mengetahui kemauan para warganegara mengenai masalah-masalah

tertentu.46

Sejak dari dahulu dalam perkembangannya demokrasi telah menjungjung

“Hak Azasi” yang mana di sana para individu dan kelompok dapat

mengembangkan secara bebas dan mewujudkan kepentingan, keyakinan dan nilai-

nilai yang dianutnya dalam proses politik. Dimana demokrasi dalam bentuk

pengawasan bersama terhadap bentuk pelaksanaan kekuasaan politik oleh seluruh

angota masyarakat dijamin. Disana telah terpenuhi persyaratan terpenting untuk

penghormatan dan perlindungan hak azasi manusia. Karena itu hak azasi manusia

dan demokrasi tidak boleh bertentangan. Kemerosotan demokrasi akan

mengakibatkan kemerosotan perlindungan hak azasi manusia. Sebaliknya

46Amien Rais, Demokrasi dan Proses Politik, (Jakarta: LP3ES, 1986), h. xi

Page 38: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xliii

kemerosotan dalam perlindungan hak azasi manusia akan mengakibatkan

kemerosotan dalam pelaksanaan demokrasi.47

Dari empat prinsip oprasional yang dikemukakan diatas, sama halnya

seperti yang tertuang dalam Deklarasi Hak Azasi Manusia PBB tahun 1966, yang

dibedakan dalam empat kelompok pula :

Hak liberal, sejak abad 18 hak liberal telah mendapat pengakuan, yang

mencakup perlindungan individu terhadap kekuasaan negara dan tercakup di

dalamnya praktek kekuasaan negara yang sewenang-wenang terhadap

warganegaranya. Mencakup hak kebebasan beragama, kebebasan memilih tempat

tinggal, hak protes hukum yang adil jika terjadi tuntutan, kebebasan berpendapat

dan perlindungan terhadap perlakuan yang merendahkan martabat manusia.

Hak politik, ini mencakup hak hal warganegara untuk memiliki

kesempatan yang sama untuk berpartisipai dalam proses pembentukan dan

pengawasan kekuasaan politik. Seperti hak memilih, hak berkumpul dan

berserikat, hak bebas berpendapat, hak bebas informasi, perlindungan

perlindungna dari penindasan dari negara.

Hak sosial dan ekonomi, pada abad 20 hak sosial dimasukan dalam kontek

umum hak azasi manusi sebagai suatu dimensi baru, yang bertujuan memberikan

kebebasan kepada setiap individu melalui negara. Karena pada setiap negara

hukumyang menerap kan hak azasi manusia secara utuh harus mengembangkan

kesejahteraan bagi rakyatnya.

Hak budaya, deklarasi PBB 1966 menekankan pentingnya pelaksanaan

hak budaya. Antara lain, mengunakan bahasa sendiri dan gaya hidup menurut

47Thomas Meyer, Demokrasi: Sebuah Pengantar untuk Penerapan, (Jakarta : D’print

Comunications, 2005), h.15

Page 39: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xliv

tradisi yang di anutnya. Dalam keterkaitan ini mengacu pada keterhubungan

antara kebebasan “dalam,” “dari” dan “melalui” negara.48

Demokrasi dalam perjalanannya mengalami kritikan-kritikan maupun

perubahan-perubahan dari asal mula yang lahir dari Yunani kuno. Dengan

mengatasnamakan demokrasi dalam perjalanannya demokrasi melegitimasi

dirinya sesuai dengan tempat dan konteks wilayah demokrasi itu tumbuh, seperti

halnya : demokrasi pancasila, demokrasi Soviet, demokrasi Nasional dan banyak

lainnya.

Akan tetapi demokrasi secara umum terbagi ke dalam empat model yang

tidak terlepas dari dari konteks wilayah maupun jaman. Pertama, demokrasi

presidensial memiliki kedudukan kuat dalam pembuatan keputusan dan kekuasaan

politik yang kuat pula, kekuasaan politik presiden sering kali disejajarkan dengan

parlemen atau bahkan lebih kuat dari parlemen. Demokrasi presidensial kepala

negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan

mandiri, yang juga pengaruh baik alam pembentukan pemerintah maupun dalam

penyusunanan undang-undang.

Sesuai dengan pengalaman sebuah masyarakat, demokrasi presiensial

secara lebih kuat dapat menciptakan unsur kesinambungan stabilitas dalam proses

politik. Hal ini khususnya berlaku jika kelompok-kelompok perwakilan di

parlemen jumlahnya banyak dan heterogen, sehingga kecil kemungkinan tercapai

kesepakatan di antara mereka utnuk mengoyahkan kedudukan pemerintah.

Kalaupun ada kesepakatan maka kesepakatan tersebut bersipat labil. Walaupun

demikian demokrasi presidensial memerlukan pembatasan kekuasaan kepala

48Meyer, Demokrasi, h. 17

Page 40: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xlv

negara yang jelas, untuk menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yang

hampir menyerupai kediktatoran. Jika lembaga-lembaga pengimbang seperti

parlemen dan pemerintah, partai dan masyarakat sipil lemah maka mutu

demokrasi presidensial dapat merosot secara tak terkendali berubah menjai

kediktotaran.

Kedua, demokrasi parlementer ini merupakan kebalikan dari demokrasi

presidensial. Parlemen merupakan satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi

untuk pengambilan keputusan. Peran presiden pada tipe ini terbatas pada tugas-

tugas mewakili negar dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi

parlementer kekuasaan pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-

wakil rakyat sesui dengan pemilihan umum.

Ketiga, demokrasi perwakilan. Demokrasi ini mempercayakan sepenuhnya

pengambilan keputusan tingkat parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih. Untuk

sebagian besar pengambilan keputusan pada tingkat regional dan nasional dapat

dilakukan tidak pada demokrasi langsung. Tetapi demokrasi perwakilan murni

sering menunjukan kecenderungan mengabaikan kehendak rakyat dan

mempersulit identifikasi dan partisipasi politik rakyat.

Keempat, demokrasi langsung ini akan lebih mengalihkan sebanyak

mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat, misalnya melalui plebisit,

referendum, jajak pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau mengembalikan

sebanyak mungkin keputusan ke tingkat komunitas lokal, pada suatu negara yang

luas demokrasi ini sangat tebatas untuk diterapkan, seperti sidang paripurna tidak

mungkin untuk dihadiri seluruh rakyat.

Page 41: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xlvi

Dari empat tipe demokrasi yang diulas di atas, Mesir di era Anwar Sadat,

menganuti sistem demokrasi parlementer. Hal tersebut direkam dalam konstitusi

Mesir 1971. Namun, dalam perjalananya, demokrasi parlementer yang diadopsi

Anwar Sadat mengalami goncangan dan instabilitas politik, yang memaksa Anwar

mengambil langkah-langkah politik yang bertentangan dengan demokrasi. Meski

demikian, Anwar Sadat tetap mengklaim bahwa langkah-langkah yang

ditempuhnya tidak menyimpang dari semangat demokrasi.

B. Sejarah Masuknya Demokrasi di Mesir

Sejak mendaratnya Napoleon di Alexandria 2 Juni 1798, Mesir dengan

mudah jatuh dalam jajahan Inggris. Napoleon tidak hanya menjajah, akan tetapi

memberikan beberapa ide yang dibawa dalam ekspedisi Napoleon ke Mesir. Ide-

ide yang pada waktu itu belum mempunyai pengaruh yang nyata bagi umat Islam

di Mesir. Tetapi dalam perkembangan kontak dengan Barat di abad ke sembilan

belas ide-ide itu semangkin jelas dan kemudian diterima dan dipraktekkan dalam

kancah peroplitikan di Mesir.

Menurutnya ada tiga ide-ide yang dibaca Napoleon pada waktu itu,Antara

lain: Republik (Liberte) dimana republik adalah negara yang berdasarkan kepada

sistem demokrasi yang di pimpin oleh presiden, ide persamaan (egalite) dimana

dalam artinya kedudukan dan turut sertanya rakyat dalam soal pemerintahan. Pada

saat itu Napoleon telah mendirikan suatu badan kenegaraan yang terdiri dari

ulama-ulama Al-Azhar dan pemuka-pemuka dalam dagang dari Cairo dan daerah-

daerah.Tugas badan ini adalah membuat undang-undang, memelihara ketertiban

umum dan menjadi perantara antara penguasa-penguasa Perancis dan rakyat

Mesir. Ketiga, Ide kebangsaan. Makna yang terkandung dalam maklumat

Page 42: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xlvii

Napoleon bahwa orang Perancis merupakan suatu bangsa (nation) dan bahwa

kaum Mamluk adalah orang asing dan datang ke Mesir dari Kaukasus, jadi

sungguh pun orang Islam tetapi berlainan bangsa dari orang Mesir. Juga

maklumat itu mengandung kata-kata umat Mesir.49

Sampai pada awal abad-20 di Mesir timbul suatu usaha mengakhiri

kekuasaan Inggris yang telah bercokol sejak tahun 1798. Usaha ini dimotori oleh

organisasi politik yang bernama Al-Wafd al-Misr (utusan Mesir). Di bawah

pimpinan Saad Zaghul, Al-Wafd menuntut kebebasan dan pemerintahan sendiri di

Mesir. Februari 1922 Inggris memproklamirkan Mesir sebagi negara Monarki

kontitusional.50

Sebuah negara yang semi independen yang tidak lepas dari kontrol oleh

Inggris, yaitu negara Monarki negara yang dipimpin oleh seorang raja dan sebuah

parlemen. Rezim ini dikenal dengan rezim liberal, sekalipun rezim ini telah

memberikan konsep kebebasan poltik dimana tumbuhnya partai-partai politik

ataupun gerakan-garakan yang skalanya kecil dan intelektual-intelektual Mesir

menjadi terpecah dalam beberapa golongan ataupun aliran, rezim ini dianggap

gagal dan dapat digulingkan di tahun 1952 oleh perwira bebas yang merupakan

kumpulan kemiliteran Istana sendiri yang merencanakan turunya raja dan

mengusir Inggris dan menginginkan Mesir menjadi negar republik.

Dengan maraknya gelombang demokratisasi, Mesir pun mencoba dapat

merubah sebuah rezim pada suatu negara dari rezim otoriter menjadi rezim

demokrasi. Seperti dalam sebuah studi demokrasi mengatakan: “Kegagalan

49Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1996), h .32. 50Haman Basyar, ”Bagaimana Militer Menguasai Mesir?” Jurnal Ilmu politik Vol 3, no. 4

(Juli 1988): h.85-88.

Page 43: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xlviii

ekonomi dari suatu rezim ototriter bisa jadi merupakan faktor kelemahan rezim

tersebut, tetapi keberhasilan dari suatu rezim otoriter mungkin berpeluang lebih

besar untuk menciptakan landasan bagi suatu rezim demokrasi.51 Mungkin ini

yang terjadi di Mesir, rakyat yang selama berabad-abad tidak merasakan

kebebasan dalam negrinya sendiri.

Semenjak kepemimpinan Ismail hingga Raja Farouk, telah menunjukan

kondisi ekonomi yang lemah dan intervensi asing yang masuk ke negri Mesir,

dengan bentuk negara monarki parlementer. Dilanjutkan dengan pemerintahan

yang diperoleh lewat revolusi tahun 1952 yang diperoleh oleh kekuatan militer,

dengan bentuk negara presidensial. Ini tidak jauh beda dari yang satu ke satu

lainya. Tidak memperjuangkan hak-hak kebebasan yang telah diketahui oleh

rakyat Mesir pada jamannya.

Kemudian Rezim Nasser pun berdiri (1952-1970). Ironisnya pada awal

kepemimpina Nasser bukan demokrasi yang ia angkat untuk menjalankan

pemerintahan Mesir. Boleh dikatakan massa ini masa matinya demokrasi di Mesir

langkah pertama yang dilakukan Nasser ialah berusaha mengarahkan kekuasaan

politik ke satu tangan, adanya partai politik tunggal, kekuasaan parlemen lebih

rendah dari kekuasaan presiden, dan banyak hal yang ia larang guna untuk

kokohnya dalam kepemimpinannya.

Sampai pada kepemimpinan Anwar Sadat, selepas wafatnya Gamal Abdul

Nasser. Sadat membuat langkah politik yang berbeda dengan Abdul Nasser. Ia

ingin mebentuk identitas dan legitimasi politik sendiri, yaitu dengan mengambil

langkah dan kebijakn-kebijakan, diantaranya yaitu mengaplikasikan tuntutan

51Huntington, Gelombang Demokrasi, h. 45.

Page 44: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

xlix

rakyat diera peralihan presiden yaitu menginginkan “pemulihan kebebasan

demokrasi yang lebih besar.”52

Sepanjang tahun 1970-an hingga 1980-an, lebih dari 30 negara mengalami

pergeseran dari sistem otoritarian menuju sistem demokrasi. Beberapa sebab

disinyalir mengakibatkan kondisi transisi ini, pertama: Perkembangan ekonomi

bisa jadi merupakan faktor utama terjadinya perubahan-perubahan politis tersebut.

Kedua: kebijakan-kebijakan dan peran-peran yang dimainkan oleh Barat, dalam

hal ini, Amerika Serikat, kekuatan-kekuatan Eropa dan lembaga-lembaga

internasional membantu mempercepat proses demokratisasi di beberapa negara

Eropa, Amerika Latin, negara-negara Asia53. dan tidak terkecuali Mesir yang

mengalami hal-hal tersebut.

Langkah lainya mereferendum kontitusi 11 September 1971, antara lain

yaitu: ”Mesir adalah negara republik dengan multi partai (pasal 5). Kekuasaan

berada ditangan rakyat (pasal 3). Islam adalah agama resmi negara dan syariat

Islam adalah sumber perundang-undangan dan bahasa Arab adalah bahasa resmi

negara (pasal 2). Di samping itu, secara tegas dijelaskan, bahwa republik Arab

Mesir adalah sebuah negara demokrasi dan sosialis yang berdasarkan pada aliansi

kekuatan pekerja rakyat (pasal 1).”54 Pasal 4 Melanjutkan ” Dasar ekonomi dari

republik Arab Mesir adalah sistem demokrasi sosialis yang didasarkan pada

kecukupan dan keadilan dengan cara mencegah ekploitasi, yang mengakibatkan

penghapusan perbedaan-perbedaan pendapatan melindungi pendapatan yang sah,

52Mohamed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan, Penerjemah Arwan Setiawan

(Jakarta: PT Temprin, 1986), h. 37. 53 Samuel P.Huntington, Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia,

(Yogyakarta: Qolam, 2001) h. 351. 54M.riza Sihbudi, M Hamdan Basyar, Happy Bone Zulkarnain, Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah, (Jakarta: PT Eresco, 1993), h. 335.

Page 45: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

l

dan menjamin persamaan distribusi kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab

masyarakat”55

Kontitusi 1971 telah menggambarkan kehidupan demokratisasi di Mesir.

Dimulai dengan dibukanya politik multi partai yang tertera pada pasal 5, yang

sebelumnya pada era Nasser dilakukan pemusatan yang bertumpu pada satu

partai. Kemudian dalam pasal lain menerangkan tentang terpusatnya kekuasaan

yang mutlak berada ditangan rakyat, tercantum pada pasal 3. Pada pasal 1 pun

memperkuat argumen yang di keluarkan Sadat yaitu, republik Arab Mesir adalah

sebuah negara demokrasi dan sosialis yang berdasar pada aliansi kekuatan pekerja

rakyat. yang terpenting dari pasal ini ialah pelaksanaanya dalam menjalankan roda

perpolitikan.

Seharusnya pemusatan kekuasaan yang menjadi ciri negara Mesir itu

sudah berkurang pada era presiden Anwar Sadat. Tetapi ini malah sebaliknya

dengan semangkin terpusatnya kekuasaan di tangan presiden. Khususnya setelah

presiden menjadi ketua partai terkuat tahun 1978, Ditambah lemahnya partai

oposisi pada saat itu, yang membuka peluang sang penguasa untuk berbuat

diktator.

Tumbuhnya polarisasi antara tokoh Islam dan pejabat-pejabat

pemerintahan, belakangan disesali, pada komitmen demokrasi, yang dijustifikasi

dengan tuduhan bahwa kaum fundamentalis hendak membajak demokrasi, dan

akhirnya meluasnya konfrontasi antara pasukan keamanan negara dan kaum

55Shirreen T. Hunter, Politik Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 2001),

h. 40.

Page 46: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

li

extrimis muslim yang akhirnya menyulut refolusi moderat dan juga refolusi

kekerasan56.

Presiden Anwar Sadat baru diganti oleh wakilnya Hosni Mubarak setelah

tewas ditembak oleh kaum extremis yang radikal pada 6 oktober 1981. Dengan

tampilnya Hosni Mubarok sebagai presiden, ia mencoba menjalankan apa-apa

yang telah menjadi kebijakan-kebijakan atas pemerintahan. Mubarak dikenal

wakil yang setia akan kebijakan-kebijakan yang diambil Anwar Sadat. Ia pun

memulai program pemerintahanya dengan memperbaiki bidang ekonomi dan

hubungan luar negri. Dalam perpolitikannya sebelum merubah pola politik yang

di wariskan Sadat, atas nama demokrasi Mubarak berhasil memperkokoh

kekuasaanya.

C. Elemen-Elemen Demokrasi di Mesir

Elemen-elemen demokrasi di mesir diperkirakan tumbuh sejak

dibacakannya ultimatum Napoleon diabad-17, yang mana ide-ide republik, ide

persamaan, ide kebangsaan telah membuka dan membentuk pikiran bangsa Mesir

di kemudian hari.

Diawali dengan tumbuhnya rasa kebangsaan yang tampak mudah untuk

tumbuh dan berkembang di Mesir. Homogenitas dan isolasi negri ini, yang

sepanjang pemerintahan pusatnya, dan aspek kultural masa silamnya yang khas,

melahirkan kesadaran akan identitas Mesir. Di akhir abad sembilan belas,

semtimen patriotisme dipudarkan oleh gagasan reformasi modern.

56John L. Elposito dan John D. Voll. Demokrasi di Negara-Negara Muslim: Problem dan

Prospek. Penerjemah Rahmani Astuti (Bandung: Mizan, 1999), h. 234.

Page 47: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lii

Para penulis nasionalis, seperti Mustafa Kail mengajukan gagasan tentang

sebuah kesatuan bangsa, semangat patriotik, semangat kebenciannya terhadap

pemerintah asing, dan juga pembentukan sebuah pemerintahan kontitusional dan

pendidikan model Barat. Lutfi Al-Sayid menekankan sebuah masyarakat sekuler

dan kontitusional. Ia berdali kebebasan merupakan basis (dasar) bagi masyarakat.

Kebebasan dari penguasa asing, kebebasan dari kontrol negara, dan pengakuan

dari hak-hak sipil dan politik warga yang asasi merupakan prinsip utama bagi

pembentukan masyarakat. Menurutnya “Nasionalisme berarti kemrdekaan dan

sekaligus merupakan sistem politik dan sosial yang baru bagi Inggris”.57

Ini merupakan suatu usaha untuk mengakhiri kekuasaan Inggris yang telah

bercokol sejak tahun 1882. usaha ini dimotori oleh organisasi-organisasi politik

yang tumbuh disaat itu salah satu cukup kuat ialah bernama Al-Wafd al-Misr

(utusan Mesir). Dibawah pimpinan Saad Zaghlul, Al-Wafd menuntut kebebasan

dan pemerintahan sendiri di Mesir. Semenjak (1919-1922) pergerakan untuk

mendapat merdekaan semangkin kuat. Unntuk meredam tuntutan Wafd dan rakyat

Mesir, Februari 1922 Inggris memprolamirkan Mesir sebagai Negara Monarki

Kontitusional. Mesir dapat bebas dalam mengelola negara dengan ketentuan

Inggris Masalah Sudan, keamanan Mesir dari interfensi asing, pengawasan

terusan suez, dan penjamin kepentingan asing dan minoritas.58

Dalam perjalanannya demokrasi di Mesir, Inggris dalam sudah sedikit

melihatkan adanya kebebasan dalam berdemokrasi kepada rakyat Mesir walaupun

semua dengan aturan-aturan yang Inggris tentukan. Terlihat dengan sudah adanya

57Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Penerjemah Ghufron A. Mas‘adi (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1999), h. 113. 58Haman Basyar, ”Bagaimana Militer Menguasai Mesir?” jurnal Ilmu politik Vol 3, No. 4

(Juli 1988): h.85-88.

Page 48: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

liii

partai-partai politik, Organisasi sosial, kelompok-kelompok intelektual, terbitnya

surat-surat kabar, adanya pemberlakuan tipe peradilan Eropa-Mesir.

Masuk pada jaman kemerdekaan Mesir (1922), demokrasi sudah mulai

tampak pada susuna negara monarki kontitusional dan memegang rezim liberal

terlihat, partai politik semangkin berkembang, organisasi-organisasi bermunculan,

gagasan dapat diutarakan.. Mesir telah dapat mengatur urusan dalam negri sendiri,

walaupun Inggris masih mengintervensi negara Mesir. Elemen demokrasi

semangkin tumbuh dalam masyarakat Mesir, walaupun dalam bentuk organisasi-

organisasi yang formal maupun beraliran garis keras, banyaknya kelompok-

kelompok intelegensia yang memegang rezim yang modernis.

Dalam priode pasca-revolusi 1952. Pada masa transisi, Nasser berusaha

mengarahkan kekuasaan politik ke satu tangan, sehingga pata tanggal 16 Januari

1956, ketika masa transisi yang tiga tahun selesai pada awal ia menjabat sebagi

presiden, kekuasaan sudah terpusat di tangan presiden, partai politik tunggal,

angota parlemen sebagaiman alat pemerintahan lainnya sangat tergantung pada

kontrol Nasser.59

Priode Nasser berkuasa berarti matinya demokrasi di mesir, dengan

pemusatan kekuasaan kepada Presiden, pengerucutan partai politik menjadi

tunggal, dijegalnya surat kabar yang memberitakan secara kritis dalam

perpolitikan di Mesir, penangkapan lawan-lawan politik yang keras. Ini

menjadikan demokrasi yang diusung pada revolusi 1952 menjadi semu. 60

D. Konteks Lahirnya Gagasan Demokrasi Anwar Sadat

59 M. Riza Sihbudi, Timur Tengah, h. 325 60Riza Sihbudi, dkk, Profil Negara-Negara di Timur Tengah, (Jakarta: Dunia Pustaka

Jaya, 1995), h. 148.

Page 49: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

liv

Apabila kita telusuri, apa yang telah dipelajari oleh Anwar Sadat

sehubungan dengan terlahirnya gagasan tentang demokrasi. Kita ketahui bahwa

Anwar Sadat mengagumi tokoh-tokoh yang membuatnya menjadi tergar dan gigih

akan cita-citanya sewaktu ia kecil hingga menjabat presiden dan menjalankan

politiknya.

Tokoh pertama yang ia kenali ialah Zahran, seorang pahlawan yang

diceritakan neneknya semasa ia kecil, dari Denshway desa tetanggga tanah

kelahiran Anwar Sadat. Zahran hanya seorang pahlawan desa kecil yang

melawan penjajah Inggris, dan berakhir di tiang gantungan. Nama ini lah yang

membuatnya kuat untuk mengikuti jejak orang-oarang yang Sadat kagumi dalam

mengusir Inggis di tanah Mesir, sampi ia besar dan tumbuh di barak akademi

militer.

Kedua Mahatma Ghandi pad atahu 1932 singgah di Mesir dalam

perjalananya menuju Inggris. Berita tentang perjuangannya yang gagah perkasa di

masa lampau dan masa kini setiap hari memenuhi surat kabar dan majalah.

“Wataknya meninggalkan kesan mendalam dalam diri saya dan saya jatuh cinta

pada citranya.” Bahkan Sadat meniru Mahama Ghandi, dengan membuka

pakaian, memakai sarung serta membuat alat pemintal sendiri. Aksi ini dilakukan

dalam waktu beberapa hari yang menurutnya “perlawanan tampa kekerasan.”61

Kemungkinan tokoh yang paling cocok untuk disebut guru dalam

pembelajaran demokrasi Anwar Sadat ialah Mahatma Ghandi, dimana Ghandi

mengkampanyekan demokrasi kepada rakyatnya.

61Anwar El-Sadaty, Mencari identitas: Sebuah Autobiografi, (Jakarta : Tira Pustaka,

1983), h.16

Page 50: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lv

Ketiga, Hitler. Sadat melihat ketika Hitler melakukan pawai jalan kaki dari

Munshen ke Berlin untuk menghapus akibat kekalahan Jerman pada perang dunia

ke I dan membangun kembali negaranya. Menurutnya apa yang dilakukan Hitler

adalah politik yang baik, pada waktu itu Sadat masih berumur dua belas

tahun.62Hitler walau pun seorang pemimpin yang ditator yang kejam tetapi yang

ia lihat ialah semangatnya dalam membangun negaranya seuasi kekalahan itu

yang Sadat tiru dan dijadikan pegangan baginya.

Keempat, Kemal Ataturk yang mana ia juga terkenal sebagai seorang

pemimpin yang telah membebaskan negaranya dan berkeinginan untuk

membangunnya kembali.

Satu sisi yang berbeda Kemal menjadi contoh yang patut ditiru dengan

kesamaan posisi negara yang sedang dijajah. Kemungkinan inilah yang patut

Sadat tiru untuk diterapkan di Mesir. Terlepas dari tokoh-tokoh yang ia kenal

sejak kecil, untuk mengaguminya ini merupakan reaksi alami yang telah

membentuk jati diri seorang Anwar Sadat dewasa. Dalam pendidikannya di

akademi militer, Sadat sudah merasa dirinya mempunyai misi untuk mengusir

Inggris dari Mesir. Ia banyak bertemu orang–orang yang satu visi dam misi

seperti Gamal Abdul Nasser, Kamaliddien Hussein, Abdul Hakiem Amir, Hassan

Ibrahim,Abdul Muniem, Abdul Rauf, Salah Salim, Jamal Salim Abdul Latief

Bagdadi, Khalid Mohiedin. Kumpulan ini terikat dalam sebuah nama perwira

bebas sebuah gerakan bawah tanah yang tersusun dalam kemiliteran kerajaan.

Gerakan ini banyak melakukan diskusi-diskusi tentang tercapainya pemerintah

yang demokrasi dan lepas dari cengkraman Inggris.

62El-Sadaty, Mencarai Identitasi, h. 17.

Page 51: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lvi

Dari semua yang terjabarkan di atas kemungkinan membentuk pola fikir

Anwar Sadat tentang demokrasi, tetapi kemungkinan terdekat ialah karena Anwar

Sadat ingin menandingi kekuatan lawan politinya semenjak ia menjadi presiden

yaitu kekuatan sepeninggal Nasser yang beraliran nasionalis, bagi tercapainya

kepentingan pribadi sebagai presiden, dan yang lebih jelas yaitu desakan rakyat

yang menuntut akan demokrasi yang didambakan oleh masyarakat Mesir sejak

puluhan tahun mungkin ratusan tahun.

Page 52: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lvii

BAB VI

GAGASAN DEMOKRASI ANWAR SADAT

Gagasan demokrasi Anwar Sadat memang tidak sekomprehensif konsep

demokrasi mutakhir yang mendekati “sempurna.” Praktik demokrasinya pun

berdiri di atas tiga prinsip utama: multi partai, kebebasan pers, dan kebijakan

pintu terbuka. Namun, hal itu bisa dinilai sebagai sebuah prestasi luar biasa, bagi

negara semisal Mesir yang baru beranjak dari rezim otoritarianisme Nasser.

Langkah Sadat untuk menerapkan demokrasi dengan mengamandemen konstitusi

Mesir 1971 setelah kepergian Nasser adalah awal pendasaran bagi masa depan

demokrasi di Mesir. Atas dasar itu, pragraf berikut akan mengurai tiga gagasan

utama demokrasi Sadat.

A. Multi Partai

Meskipun sebelum Prisiden Nasser meninggal, Sadat menjabat sebagai

wakilnya, bukan berarti ia sepaham dengan Nasser. Uni Sosialis Arab (Arabic

Socialist Uni—ASU) yang memonopoli perpolitikan Mesir menyisakan trauma

tersendiri bagi Sadat. Akibatnya, aspirasi politik dari rakyat yang menjadi inti dari

demokrasi tidak menemukan ruang untuk mengambil peran. Partai politik (parpol)

yang biasanya dapat memainkan peranan besar dalam kehidupan politik, sosial,

dan ekonomi suatu negara tidak terjadi di Mesir pada masa Nasser. Untuk itu,

pada kepemerintahannya, Sadat mencoba mengintrodusir sistem multi partai yang

dianggap bisa memainkan peran secara leluasa. Partai, perannya sering tampak

setelah memenangkan pemilihan umum (pemilu) baik di parlemen maupun di

eksekutif. Dalam konteks legislatif, partai politik, pada dasarnya berlomba-lomba

Page 53: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lviii

memperoleh kursi sebanyak mungkin; semakin banyak kursi yang diperoleh

semakin luas pula peranan yang dapat mereka lakukan.63

Cara perebutan kursi dalam pemilu untuk meningkatkan peran suatu

parpol tidak selalu sama. Dilihat dari tujuan berdirinya parpol, ada parpol yang

sudah berperan tanpa perlu memenangkan sesuatu pemilu; ini biasanya didirikan

oleh penguasa suatu negara dengan melanggengkan kekuasaanya atau maksud

lain yang serupa (Sosialis Arab) di Mesir, misalnya didirikan oleh presiden Nasser

dengan menciptakan identitas Arab Nasser dapat menyetir keinginan rakyat.

Dalam kehidupan selanjutnya, tanpa harus memenangkan pemilu, Nasser dengan

partai tunggalnya ASU sudah berperan di kehidupan politik Mesir. ASU

merupakan satu-satunya parpol pada masa Nasser yang di harapkan menjembatani

komunikasi antara rakyat dan penguasa.64

Masa awal pemerintahan Sadat ditandai dengan kebijakannya untuk

merangkul sebanyak mungkin kelompok-kelompok Islam. Hal ini lakukan untuk

membendung kuatnya pengaruh gerakan Nasserisme yang berpijak pada ideologi

nasionalisme Arab. Gerakan Nasserisme pada masa itu tidak hanya kuat di Mesir,

tetapi juga di Suriah dan Irak, dengan berhasilnya Partai Baath mengambil alih

kekuasaan di dua negara tersebut. Di Libya, sosok Moammar Khadafi yang sangat

kagum pada figur Abdul Nasser juga berhasil mengambil alih kekuasaan. Di

Ajazair juga terjadi hal yang sama, ketika Kolonel Houari Boumedienne berhasil

mengudeta pemerintah sebelumnya. Ia juga termasuk pengagum Gamal Abdul

63M. Riza Sihbudi, dkk., Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah (Jakarta: PT. Eresco,

1993), h. 190. 64Sihbudi, Konflik dan Diplomas, h. 191.

Page 54: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lix

Nasser. Jadi, gerakan nasionalisme Arab yang berbasiskan ideologi sosialisme

sangat mendominasi.65

Dengan pengalaman-pengalaman ini, Anwar Sadat langsung mengambil

langkah-langkah politik untuk mengantisipasi perebutan kekuasaan yang saat itu

sudah ada di hadapannya. Di awal peralihan kepresidenan ketika Nasser wafat,

rakyat Mesir sudah banyak mengkampanyekan ide demokrasi. Setahun setelah

Sadat berkuasa, kontitusi baru diundangkan. Kontitusi ini kemudian direferendum

pada tanggal 11 September 1971, dan pada tanggal 22 Mei 1980. Kontitusi yang

sama diperbaiki dengan referendum. Menurut kontitusi 1971, (pasal 5) “Mesir

adalah negara republik dengan sistem multi partai.”66

Sepeninggal Nasser, ASU merupakan partai yang sebelumnya

mendominasi seluruh kehidupan politik Mesir. Pada masa Anwar Sadat

memimpin Mesir, partai politik dipecah menjadi tiga partai. Ketiga parpol tersebut

adalah Partai Uni Nasional Progresif (Hizb al-Tajammu al-Wathani al-

Thaqaddumi al-Wahdawi yang dalam bahasa Inggrisnya menjadi: the Uni

Progresive Party), partai ini mewakili aliran “kiri” Mesir; Partai Sosialis Liberal

(Hizb al-Ahrar al-Isytirakiyyin, bahasa Inggrisnya: the Liberal Sosialist Party),

mewakili ideologi “kanan” Mesir; dan Partai Sosialis (Hizb al-Misr) yang

mewakili paham “tengah” Mesir.

Salah satu antisipasi yang terus berlanjut dalam perpolitikan yang

dijalankan Sadat ialah menyusulnya partai baru yang dibentuk guna memperkuat

kepemimpinannya. Pada tahun 1978, Sadat membuat parpol baru, yaitu Partai

65“Model Demoktasi di Mesir” Artikel di aksese pada tanggal 18 Januari 2007 dari

http://Islamlib.co/id/index.php? 66Alfian dan Nazarudin Syamsudin, Masa Depan Kehidupan Politik Indonesia, (Jakarta:

Rajawali, 1988), h. 321.

Page 55: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lx

Nasional Demokratik (Hizb al-Wathani al-Dimuqrati atau the Nasional

Demokration Party—NDP).67

Dengan munculnya partai ini, semua anggota partai sosialis berpindah dan

menjadi anggota NDP. Dan partai lain pun akhirnya tersingkirkan secara otomatis.

Berdirinya NDP ini berdasarkan UU No.40 th.1977 tentang parpol. UU tersebut

merupakan penjabaran dari pasal 5 kontitusi 1971 yang menghendaki berlakunya

multi partai, menurut UU pasal 5 ini orang Mesir boleh mendirikan parpol asal

memenuhi syarat-syarat berikut:

“1. Dasar, program, tujuan, kebijaksanaan, dan cara yang digunakan tidak bertentangan dengan syariat Islam, prinsip revolusi 23 Juli 1952 dan 15 Mei 1971, Persatuan Nasional , perdamaian sosial, dan sistem sosial demokrat. 2. Program dan kebijakan partai berbeda dengan partai lain. 3. program dan dasar partai tidak mengacu kepada satu kelas, fraksi, profesi, asal daerah, ras atau agama. 4. Paratai bukan merupakan bagian dari organisasi militer atau para militer. 5. Partai tidak berfungsi sebagai cabangdari parpol di luar negri.”68

Dengan demikian, jumlah partai di Mesir tidak ada batasnya. Kesempatan

ini dimanfaatkan oleh sekelompok simpatisan partai Wafd yang telah terkubur

sejak jaman Nasser. Mereka kemudian mendirikan partai Wafd Baru ( Hizb al-

Wafd al-Jadid dalam bahasa Inggrisnya: the New Wafd Pary). Dan, ternyata partai

Wafd baru mendapatkan dukungan dari kalangan rakyat dan kaum tradisional.

Keadaan ini membuat Sadat terdesak dan berusah untuk melakukan tindakan

preventif dengan melarang partai Wafd baru yang baru berdiri selama 100 hari.

Seiring dibentuknya partai NDP, yang berdasarkan UU No.40 1977

tentang parpol, tidak hanya partai Wafd Baru yang berdiri tetapi masih ada partai-

partai lainnya seperti: Hizbul ‘amal (labour party). Partai Oposisi ini didirikan

pada tahun 1978, sekretaris jendral pertamanya adalah mendiang Mahmud Abu

67Alfian dan Nazarudin, Masa Depan, h. 326 68Alfian dan Nazarudin, Masa Depan, h. 327.

Page 56: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxi

Wafiah. Partai ini bertujuan untuk menciptakan jalur politik yang menyokong

haluan Islam yang mendapat resistensi keras dan luas pada saat itu. Partai ini

membangkitkan kembali semangat paham-paham mendiang Gamal Abdul Nassir

mantan presiden Mesir kedua. Dalam perjalanannya, partai ini dengan sekjennya

Dhiyauddin Dawud tidak mampu merealisasikan kemajuan apa pun dalam

menarik pendukung dari seluruh rakyat Mesir.

Partai NPUG (National Progressive Unionist Grouping) berdiri tahun

1976, pada mulanya partai ini menghadapi problem intern dengan 3 front:

kelompok Nassser di bawah Kamaluddin Rif’at dan sebagian kelompok tua

Marxisme di bawah Abdurrahman Syarqowi serta kelompok muda Marxisme.

Partai ini mempunyai surat kabar yang diterbitkan secara reguler. Dan, surat

kabarnya adalah al ahali, yang pernah dibrendel oleh pemerintahan Sadat.

Hizbulahrar merupakan partai oposisi pertama di Mesir, dan surat kabar

hariannya “al ahrar” yang terbit pertama pada tahu 1977. Partai ini didirikan oleh

Mustofa Kamil Murad, yang mengkombinasikan tiga unsur utama: nasionalis,

sekuler, dan Islam. Setelah meninggalnya Mustafa Kamil terjadi perpecahan yang

luas dalam partai ini, hingga dibekukan oleh Komite Partai Mesir, dan surat

kabarnya pun mengalami nasib sama, dibredel.69

Sambutan masyarakat Mesir saat itu sangat antusias akan berlakunya

sistem multi partai, yang mati di saat kepemimpinan presiden Nasser. Partai-partai

di atas merupakan contoh telah siapnya masyarakat Mesir menghadapi alam

demokrasi, tetapi Sadat tidak tinggal diam akan banyaknya saingan politik yang

sewaktu-waktu mengancam kepemimpinannya. Ia pun mengambil langkah seribu

69“Hizbulahrar,” artikel diakses tanggal 15 Januari 2007 dari supraptoe.wordpress.com/20 07/04/09/mesir-negeri-gudang-ilmu-dan-peradaban-2/ - 60k

Page 57: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxii

untuk membungkan suara-suara yang vokal dalam percaturan politik di Mesir

pada saat itu.

NDP menjadi partai pemerintah yang tidak tersaingi. Dalam ranah politik,

NDP bagaikan penganut sistem partai tunggal yang berjalan di balik topeng

liberal. Jadi tidaklah jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Nasser melalui

partia ASU-nya itu, namun dengan strategi dan taktik yang lebih brilian.

Keliberalan Sadat di bidang politik hanya sampai pada bentuk struktur formalnya

saja, realitas sehari-harinya masih sama dengan zaman Nasser. Parpol selain NDP

memang ada, tetapi mereka dibuat sedemikian rupa, sehingga perjalanan hidupnya

tidak bisa mencerminkan dan mewakili pengikutnya. Partai politik lain itu hanya

digunakan untuk menunjukan, bahwa Mesir tidak menganut sistem partai tunggal

sebagaimana yang dianut Nasser. Sadat ingin menampakkan perbedaannya

dengan Nasser.70

B. Kebebasan Pers

Menurut (pasal 1) dalam kontitusi 1971 dikatakan bahwa “Republik Arab

Mesir adalah negara demokrasi dan sosialis yang berdasarkan kepada aliansi

kekuatan pekerja rakyat.” Dalam politik demokrasi di Mesir pada pemerintahan

Sadat, Mesir telah mempraktikkan pemisahan kekuasaan yang dalam istilah

Montesquieu disebut trias politika: legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Selain ketiga kekuasaan yang telah disebutkan di atas, Sadat

memperkenalkan satu penyangga utama demokrasi sebagai kekuatan pendukung

keempat, yaitu pers. Perubahan kontitusi tahun 1980 dan UU No148 tahun 1981

mengatakan: “Pers adalah kekuatan rakyat yang independen. Kebebasan pers

70 Sihbudi, Konflik dan Diplomasi, h.204.

Page 58: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxiii

dijamin oleh undang-undang dan sensor terhadap pers ditiadakan. Wartawan

bebas melakukan kegiatannya asalkan tidak melanggar hukum.”71

Untuk memudahkan pengaturan kehidupan pers, maka dibentuk Dewan

Tinggi Pers (Al-Majlis al-A’la lil-Shahafat). Dewan ini mempunyai tanggung

jawab untuk:

“Mengemukakan pendapat dalam RUU yang mengatur masalah pers; menjamin kemajuan dan pertumbuhan pers; Melindungi kegiatan pers dan hak-hak kewartawanan; menetapkan kode etik pers; menanggung upah minimum yang pantas bagi wartawan dan pekerja pers; dan menerbitkan izin bagi wartawan yang ingin bekerja untuk penerbitan non-Mesir (asing) agen berita atau organisasi media lainnya, baik dalam Mesir maupun di luar negeri.”72

Di samping Dewan Tinggi Pers, ada dua dewan lagi yang ikut mengurusi

masalah pers, yaitu Dewan Penerbitan (Majlis al-Idarat) dan Dewan Redaktur

(Majlis al-Tahrir). Dewan Penerbit yang mempunyai 15 angota yang terdiri dari

seorang ketua yang dipilih oleh Shura, 6 orang karyawan organisasi pers (2 orang

wartawan, 2 orang Administrator, dan 2 orang pekerja), dan 8 orang anggota yang

dipilih oleh Shura. Masa tugas Dewan Penerbit adalah 4 tahun dan mereka dapat

dipilih kembali. Sedang Dewan Redaktur terdiri atas sekurang-kurangnya lima

anggota dengan dipimpin oleh pimpinan yang dipilih oleh Shura.73

Mesir memang memiliki tradisi kebebasan pers dan kebebasan pers

dijamin dan dilindungi secara konstitusional, kebebasan pers itu dirumuskan:

“Freedom of the press, printing, publication and mass media shall be guaranteed. Censorship on newspapers is forbidden as well as notifying, suspending or cancelling them by administrative method. In a state of emergency or in time of war a limited cencorchip may be imposed on the

71Alfian dan Nazarudin, Masa Depan Kehidupan, h.325 72Sihbudi, Konflik dan Diplomasi, h. 206. 73Sihbudi, Konflik dan Diplomasi, h. 208.

Page 59: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxiv

newspapers, publication and mass media in maters related to publik safety or porposes of nation al security in accordance with the law”74

Salah satu penerbit yang sangat berpengaruh dalam pembentukan opini

politik sejak masa Pro-Revolusi ialah harian Al-Ahram, yang kini memiliki sebuah

lembaga pengkajian strategis yang banyak berfungsi sebagai sumber konsultasi

dan informasi tentang masalah Mesir, negara-negara Timur Tengah lainnya dan

Afrika.75

Tidak hanya penerbit Al-Ahram, masih banyak yang lain dalam

memberikan berita dan cukup vokal. Seperti Al-Ahali suatu koran mingguan yang

dipimpin Khaled Moehiddin salah satu dari kelompok “Perwira Bebas” menganut

aliran Marxis dan berakhir dalam penjara. Al-Ahali adalah koran yang baik dan

dibaca secara luas. Koran ini berani membahas maslah-masalah yang

bertentangan dengan mengambil sikap slogan: “Tidak ada perdamaian terpisah

dengan Israel.” Koran ini mengutuk korupsi pada umumnya dan mengungkapkan

kasus-kasus secara khusus. Terdapat suatu tulisan bersambung yang berjudul

“imperium Ottoman” Mengenai Osman Ahmed Osman dan Arab Contractor

Company. Meskipun cukup berhasil, Al-Ahali mempunyai kelemahan besar, yaitu

koran ini dicetak pada salah satu koran pemerintah, dan karena ini ia menemuai

ajalnya.76

Tabloid mingguan Al-Shaab (rakyat), merupakan sebuah ruang aktualisasi

dan aktifitas dari partai Misr el-Fatat (Mesir muda). Di bawah Mohamed Abu

Wafia, koran ini adalah koran pertama yang menerima keberadaan Camp David,

74Riza Sihbudi, dkk, Profil Negara-Negara di Timur Tengah, (Jakarta: Dunia Pustaka

Jaya, 1995), h. 150. 75Riza Sihbudi, Profil Negara, h. 151. 76Mohamed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan. Penerjemah Arwan Setiawan

(Jakarta: PT. Temprin, 1986), h.174.

Page 60: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxv

meskipun dengan persyaratan, tetapi kemudian jauh lebih kritis dalam bahasannya

yang memperdebatkan antara yang loyal pada pemerintah dan yang tidak dan

berakhir dengan perpecahan. Al-Shaab beralih kepada kekuatan demi kekuatan

yang tersusun dari tokoh-tokoh terkemuka dari masyarakat Mesir.

Dr. Hilmi Murad seorang ahli ekonomi yang pernah menjadi rektor

Universitas ‘Ain Sham’s, pernah menjabat menteri pendidikan di era Nasser.

Artikel-artikel yang ditulisnya mengenai keadaan ekonomi Mesir, tetapi tulisan

yang membuat gerah Anwar Sadat ialah sebutan terhadap Jihan istri Sadat dengan

“First Lady.”77

Fathi Radwan seorang pemimpin pertama Misr el-Fatat, pernah menjabat

Menteri Pembinaan Nasional (1952). Satu artikelnya, “El-‘Utaqa”(yang diangkat)

tulisan ini ia menolak pengakuan yang selalu dinyatakan oleh Sadat bahwa ia

telah “memberikan” kemerdekaan dan demokrasi kepada bangsa Mesir. “Kami

bukan budak,” Tulis Fathih Radwan, “yang harus diberitahu kepada kita sudah

diberi emansipasi. Bila kita merdeka, ini bukan karena diberi olah siapapun.” Dr.

Muhamed Asfur adalah seorang ahli hukum, secara terbuka menentang Cam

david.78

Akibat tekanan-tekanan yang timbul dari lawan-lawan politik yang

berkembang saat itu di Mesir terutama lewat media-media baik di koran-koran,

televisi, radio atau pun partai politik yang terus memantau perpolitikan Anwar

Sadat, selebihnya ketika persetujuan Cam David diperdebatkan di Parlemen.

Hanya lima belas wakil yang mengajukan suara menentang, meskipun tidak

77Heikal, Anwar Sadat, h. 176. 78Heikal, Anwar Sadat, h. 176

Page 61: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxvi

kurang dari lima puluh lima wakil suara termasuk sebagian dari partai nasional

Sadat sendiri, memilih untuk tidak hadir di parlemen pada hari pemungutan suara.

Tentu saja ini tidak cukup untuk Sadat, karena ia ingin menempatkan persetujuan

ini dalam suatu kedudukan yang tidak terguncang, sehingga ia memutuskan untuk

membubarkan parlemen dan memerintahkan pemerintahan baru.79

Ini tidak kontitusional, karena presiden hanya diberi wewenang dalam

kontitusi untuk membubarkan parlemen hanya bila terjadi sengketa antara dirinya

dan parlemen. Dan, bila pemungutan suara yang menyusulnya mendukung

pendapat presiden. Dalam peristiwa ini jauh dari terlibat sengketa dengan

presiden, parlemen dengan kelebihan timbangan suara yang besar justru

mendukung kebijaksanaannya. Tetapi tujuannya yang sesungsuhnya dengan

pembubaran itu adalah guna menutup kaum independen untuk selama-lamanya.80

Masih ada tiga jawatan yang dimaksudkan bertindak sebagai pengawas

atas nama masyarakat dan menikmati kebebasan cukup longgar. Yang pertama

adalah pengawas Administratif yang ditugasi mengawasi tindakan-tindakan

pemerintah dan dengan demikian merupakan bagian yang tepat untuk

memperhatikan transaksi yang mencurigakan dan yang liar. Badan ini pun

dibubarkan lewat dekrit presiden atas dasar bahwa ia sudah menjadi ganguan

birokrasi.

Badan pengawas kedua Kantor Akutansi Publik. Badan ini seharusnya

mengirimkan kepada parlemen laporan-laporan mengenai industri-industri yang

dinasionalisasikan mengeniai ekspor negara. Laporan-laporannya memang

memberikan kepada kelompok independen. Ini pun bernasib sama dengan badan

79Heikal, Anwar Sadat, h. 177. 80Heikal, Anwar Sadat, h. 178

Page 62: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxvii

Administratif yaitu mengalami penjegalan atas tugasnya yang dianggap

menghalangi kinerja pemerintahan Anwar Sadat.

Ketiga Dinas Intelegen Umum. Meskipun demikian badan ini mengatakan

mempunyai informasi tentang segala apa yang terjadi, badan ini juga tidak tahu

harus diapakan informasi itu. Badan ini sewaktu kepemimpinan Nasser telah di

setujui untuk dijadikan koran terbitan Al-Ahram. Tetapi di tahun (1974) Sadat

membatalkan pengaturan itu dan ketika ia mendirika majelis Keluarga (majlis el-

Shura) ia mendirikan apa yang dinamakan Dewan Pers Tertinggi, yang diketuai

oleh kaum majlis. Ini tentu saja mengindikasikan bahwa seluruh pers secara

efektif ada dibawah kontrol pemerintah, yang menyangkut semua pemimpin

redaksi.81

C. Kebijakan Pintu Terbuka (Infitah)

1. Ekonomi

Infitah adalah sebuah kata berbahasa Arab yang artinya “pintu terbuka”.

Kata ini merujuk pada Presiden Mesir Anwar Sadat: “membuka pintu” (opening

the door) untuk memprivatisasi penanaman modal (investasi) di Mesir. Pada

tahun-tahun setelah Perang Oktober dengan Israel pada 1973, Sadat membawa

sejumlah perbaikan bagi Mesir. Yang paling populer di antaranya, Mesir

merupakan negara Arab pertama yang mengakui kedaulatan Israel. Sadat juga

melakukan reformasi ekonomi yang mengakhiri dominasi ekonomi Mesir oleh

sektor publik dan mendorong baik investasi domestik maupun investasi asing

dalam sektor swasta, sebuah kebijakan yang dijuluki dengan nama “infitah”.

81Heikal, Anwar Sadat, h. 178

Page 63: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxviii

Pada tahun-tahun setelah “Perang Oktober,” ada tiga madzhab pemikiran

yang muncul di Mesir: kaum Marxis mendukung untuk meneruskan trend sosialis

yang sudah dibangun di Mesir di bawah pengaruh Uni Soviet, di saat yang sama

kelompok yang lebih kecil mendorong kapitalisme pasar bebas. Sebelum

pemilihan Sadat, kaum statis, pendukung ekonomi terpimpin (command economy)

dengan membatasi investasi swasta yang mendominasi kancah politik di Mesir.

Kebijakan infitah Sadat sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh “filsafat pasar

bebas” yang masih mempertahankan beberapa elemen yang sosialistik. Kebijakan

ini juga baik secara ideologis maupun politis dimotivasi oleh keinginan Sadat

untuk bersekutu dengan Barat dan anggota masyarakat Mesir sendiri yang kaya

dan kuat. Dengan cara ini Sadat membedakan dirinya dari era Nasser yang pada

saat yang sama melindungi dirinya berada dalam kekuasaan.82

Dengan demikian program Anwar Sadat ini adalah untuk menopang

investasi swasta di Mesir yang lebih sering disebut dengan “open door policy”.

Kebijakan ini dikumandangkan bersamaan dengan “Oktober Paper” 1974 yang

dimaksudkan untuk merelaksasi kontrol pemerintah yang diterapkan di bawah

Sosialisme Arab Gamal Abdel Nasser. Kebijakan ini juga sebenarnya sudah

dimulai pada 1971 sebagai sebuah usaha untuk menarik investasi oleh negara-

negara Arab lain untuk menyelamatkan ekonomi Mesir yang terpuruk. Kebijakan

ini juga merupakan kelanjutan dari perang Arab-Israel pada 1973 karena Mesir

membutuhkan dana asing untuk membiayai bahan pokok yang penting dan

bagian-bagian tertentu yang akan membawa ekonomi Mesir kembali pada

produksi secara maksimal. Mesir juga mengharapkan untuk mengubah hutang

82“Infitah,” artikel diakses tanggal 9 Mei 2007 dari http://wwww.en.wikipedia.org/wiki/I

nfitah.

Page 64: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxix

jangka pendeknya (short-term debt) menjadi utang jangka panjang (longer

indebtedness) dengan berkurangnya masa-masa yang berat. Oleh karena itu,

kebijakan ini bisa menarik investasi swasta untuk meningkatkan pendapatan

negara selanjutnya, pekerjaan, dan kurs asing.83

Foaktor-faktor dilakukanya kebijakan pintu terbuka (Infitah), terjadi

disinyalir selain dari penjabaran atas realitas terselenggaranya hasil undang-

undang kontitusi 1971 yakni dalam (pasal 4) “Dasar ekonomi dari Republik Arab

Mesir adalah sistem Demokrasi sosialis yang didasarkan pada kecukupan dan

keadilan dengan cara mencegah ekploitasi yang mengakibatkan penghapusan

perbedaan-perbedaan pendapatan, melindungi pendapatan yang sah, dan

menjamin persamaan distribusi kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab

masyarakat.”84

Dorongan lain akibat merosotnya prekonomian negara yaitu, terlibatnya

peperangan antara Mesir-Israel (1973). Peperangan ini menghabiskan biaya yang

tidak sedikit dengan keadaan prekonomian yang diwariskan Nasser pada Sadat.

Hal lain yaitu Sadat mengharap dapat dukungan ekonomi dan politik kepada

Amerika Serikat, dengan pemulihan hubungan dengan kultur Barat.

Pada dekade 1970-an di bawah presiden Anwar Sadat, rezim Mesir

kembali kepada sistem prekonomian campuran dan kembali kepada kebijakan

meningkatkan investasi swasta. Tahun 1974 hal ini menjadi kebijakan infitah

membuka pintu bagi investasi asing. Kebijakan baru ini sejalan dengan

persekutuan rezim Sadat dengan Amerika Serikat dan negara-negara Arab

konservatif. Meski banyak tergantung pada investasi asing, namun kesejahteraan

83“Infitah,” arikel diakses tanggal 9 Mei 2007 dari www.answers.com/topic/infitah 84Shireen T. Hunter, Politik Kebangkitan Islam, penerjemah Ajat S.U. (Yogyakarta:

Tiara Wacana Yogni, 2001), h. 40.

Page 65: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxx

rakyat terus-menerus bergantung pada ekspor minyak, pada sektor pariwisata, bea

terusan Suez, dan kiriman uang para pekerja di luar negeri. Demikianlah, hutang

Mesir luar negri Mesir berkembang semangkin besar.

Tokoh-tokoh Islam mencemooh dan menolak reformasi hukum ini karena

mereka dianggap sebagai hasil pengaruh Barat. Mereka menyebut undang-undang

Jihan, mengacu pada Jihan Sadat, yang ibunya berasal dari Inggris dan dia

dianggap sudah bertabrakan. Kebijakan ekonomi “pintu terbuka” (infitah) Sadat

dianggap sebagai ketergantungan ekonomi Mesir yang semangkin besar pada

Barat, dan mendorong penetrasi budaya Barat, dari pakaian dan perilaku hingga

televisi, musik dan video, yang menguntungkan kaum elit terbaratkan yang

menikmati hak istimewa dalam eklonomi, dengan demikian, mendorong

tumbuhnya suatu masyarakat yang di dalamnya yang kaya semangkin kaya dan

yang miskin semangkin miskin.85

Namun demikian, yang menjadi tantangan utama bagi pemerintahan Mesir

ialah pembangunan ekonomi dalam negeri. Sebab sekalipun sudah mendapat

sumber bantuan baru dari luar negeri dan pemutihan hutang luar negerinya, Mesir

masih harus berusaha untuk mencapai selekasnya tahap lepas landas bagi

pertumbuhan prekonomian, dengan memperlancar masuknya modal asing serta

mempercepat penyedian sarana dan prasarana pendukung proses industrialisasi.86

85John L. Elposito dan John D. Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim: Problem

dan Prospek. Penerjemah Rahmani Astuti (Bandung : Mizan, 1999), h. 238 86Riza Sihbudi, Profil Negara, h. 152.

Page 66: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxi

2. Reaksi Organisasi Kemahasiswaan

Dalam fanatisme agama para mahasiswa tidak sendirian sebagian dari

mereka yang menarik keuntungan dari kebijakan infitah secara lahiriah juga sama

bersemangatnya dalam pertunjukan agama mereka. Dimana-mana bermunculan

masjid baru yang dibiayai oleh pemerintah atau orang-orang kaya. Di gedung-

gedung apartemen mewah yang baru yang berkembang baik di Kairo dan

Iskandariah, biasa dijumpai masjid di lantai bawah tanahnya. Hal ini terjadi

karena masjid diperlakukan istimewa: bebas pajak.

Sadar atau tidak pemerintah tampaknya bertekad menguji diktum Marx

bahwa agama adalah candu bagi rakyat. Masalahnya ialah bahwa mereka tidak

tahu agama macam apa yang mereka hadapi. Sebenarnya, fundamentalisme

Muslim jenis baru yang digalakan secara nekat ini sebagian besar hanya di

permukaan menitikberatkan pada tanda-tanda agama yang kelihatan serta pada

huruf-huruf dalam hukum tetapi mengabaikan pelajaran sejarah yang sebenarnya.

Ini bukan usaha untuk memahami dan menggali kembali cita-cita tinggi Islam

pada masa awalnya, seperti yang dilakukan oleh Ibn Hambal dan Ibn Taimiah.

Tetapi usaha yang kasar dan siap untuk menyembunyikan masalah-masalah

politik dan sosial di balik Galabiyeh dan cadar. Fundamentalime dari jenis lain

bereaksi di tempat lain, tetapi tampak dan tidak terawasi oleh penguasa.

Pemerintah dan pendukugnya telah menciptakan suatu monster, dan suatu hari

nanti mungkin lebih cepat dari yang diduga.87

87Mohamed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan. Penerjemah Arwan Setiawan

(Jakarta: PT. Temprin, 1986), h.162.

Page 67: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxii

3. Sektor Pertanian

Kebijakan Sadat pada sektor pertanian adalah kompromi dengan berbagai

kepentingan pihak–pihak yang terlibat. Jumlah tanah diberikan dengan

perkongsian insinyur pertanian. Sejumlah tanah lainnya didistribusikan kepada

kaum petani yang telah terdaftar di lembaga-lembaga kerjasama pertanian.

Sejumlah tanah lainnya lagi dijual secara lelangkepada penawar tertinggi, yang

memungkinkan kalangan industrialis yang kaya menghimpun tanah agribisnis.

Secara umum, Mesire mempertahankan sistem prekonomia yang didominasi

negara yang sangat rentan terhadap berbagai pertimbangan politik pragmatis.

Perekonomian Mesir yang bercorak sosialis dan semi-sosialis

mengembangkan distribusi kekuasaan baru di tangan masyarakat Mesir. Elit tuan

tanah yang lama diganti oleh gerasi pejabat militer, birokrat, dan teknokrat,

sebaliknya kebijakan Infitah dekade 1970-an mendorong sejumlah perbankan

asing, perusahaan bersama dan melahirkan elit baru terdiri dari kalangan impor-

ekspor, kontraktor dan spekulan dalam usaha perumahan. Dengan perubahan

orientasi ekonomi tersebut, Mesir juga mengundurkan diri dari tujuan-tujuan

kemakmuran dan sosial tahun 1960-an dan memberlakukan sebuah distribusi

penghasilan yang kurang memadai yaitu dengan dibukanya kebijakan Infitah.

Undang-undang 43 (1974) menggerakan infitah dengan memberikan

insentif-insentif, seperti mengurangi pajak, tarif impor, dan jaminan-jaminan

terhadap nasionalisasi, bagi investor-investor Arab dan asing dalam industri,

reklamasi tanah, pariwisata, dan perbankan di Mesir. Beberapa penasehat Anwar

Sadat menginginkan untuk membatasi infitah dalam rangka mendorong investasi

asing dalam ekonomi Mesir. Yang lainnya menginginkan untuk menerapkan

Page 68: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxiii

norma-norma kapitalis untuk semua perusahaan-perusahaan domestik, baik itu

yang dimiliki oleh pihak investor swasta maupun oleh pihak investor pemerintah.

Sadat cenderung mengadopsi pandangan yang terakhir, yang menyebabkan

kemerosostan bagi perencanaan negara dan hukum-hukum mengenai pekerja.

Korupsi bertambah dalam sebuah kelompok wirausaha munfatihin

(mereka yang menjalankan kebijakan “pintu terbuka”), yang mengambil

keuntungan secara berlebihan dan konsumsi yang mencolok mata bertentangan

dengan kebanyakan masyarakat Mesir dari kelas menengah dan orang-orang

miskin. Demonstrasi protes dan pemogokan mereka meletus seketika menyusul

kebijakan “pintu terbuka” dilaksanakan. Usaha Sadat, di bawah tekanan Bank

Dunia, untuk memindahkan kontrol kurs dan mengurangi subsidi pemerintah

dalam bahan makanan pokok menggiring pada kerusuhan Januari 1977 (krisis

pangan), tetapi meskipun demikian infitah tetap diteruskan. Di bawah kekuasaan

Husni Mubarak, para mufatihin telah menjadi kelompok kepentingan yang

berbeda yang telah melawan usaha-usaha Mubarak untuk megurangi kesempatan

mereka (para mufatihin) untuk memperkaya diri atau memotong tingkat konsumsi

mereka. Kebijakan infitah menjadikan Mesir bergantung secara ekonomi pada

negara-negara Arab yang lebih kaya, Eropa, dan Amerika Serikat. Kebijakan ini

pula telah memperlebar jurang sosial dan ekonomi antara yang kaya dan miskin

yang secara potensial menjadi “bom waktu” bagi masa depan Mesir.

D. Anwar Sadat tidak Inkonsistensi: Sebuah Analisis

Jika kita memperhatikan bab-bab terdahulu, maka akan kita dapati

kebijakan Anwar Sadat yang inkonsistensi. Inkonsistenansi tersebut tercermin

dalam kebijakannnya semenjak ia berkuasa—sebagaimana telah dijelaskan dalam

Page 69: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxiv

bab III. Pada awal kekuasaannya ia membebaskan orang-orang yang dipenjara

dari kalangan Ikhwanul Muslimin dan kelompok Islam radikal yang dipenjara

semasa pemerintahan Nasser. Pada saat yang sama ia membuka ruang demokrasi

seluas-luasnya pada masa itu, Sadat menyebutnya “Sosialisme Demokrasi”

sebagai saingan bagi “Sosialisme Ilmiah” Naser.

Meski demikian, jika dilihat antara persamaan dan perbedaan dapat kita

jelaskan dalam beberapa hal. Dilihat dari persamaan, yang disebut-sebut

demokrasi menurut Anwar Sadat tidak jauh berbeda dengan apa yang di menjadi

prinsip oprasional demokrasi yunani dan Deklarasi Hak Azasi Manusia PBB

1966.Walaupun tidak semua dapat di jabarkan apa yang menjadi pilar-pilar

demokrasi. Akan adanya : Hak tau, peran pers bebas, ada oposisi, pembuatan UU

terbuka, pengadilan yang independen, batas kuasa presiden, hak minoritas dab

kaum marjinal dilindungi, pemerintahan tunduk kepada kontitusi, pemilu bebas

dan adil, pembagian kekuasaan, kontrol sipil atas militer.

Pilar-pilar ini akan menjadi tolak ukur persamaan dan perbedaan

demokrasi menurut Anwar Sadat dengan secara umum. Hak tahu, pada mulanya

hak tahu mempunyai tempat yang cukup bebas, diman publik mempunyai hak atas

apa-apa yang terjadi di Mesir tapi hak ini lambat laun mengalami pengekangan

oleh Anwar Sadat. Peran pers bebas, pers di mesir di era Sadat mendapat

dukungan yang lebih dengan di bentuknya UU tentang pers dan ini pula mendapat

kekangan dari Sadat sendiri. Pembuatan UU terbuka, ini tidak terjadi di mesir.

Pengadilan independen, telah di sebutkan dalam kontitusi 1971 pasal 3. Batas

kekuasaan presiden, ini telah di tentukan dalam UU pemerintahan Mesir, tetapi

Sadat dalam pelaksanaannya melakukan penyipangan. Hak minoritas dan kaum

Page 70: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxv

marjinal dilindungi, mendapat posisi di awal-awal kepemimpinannya walaupun

berubah dengan inkonsistensi. Pemerintahan tunduk pada kontitusi, Sadat

melakukan penyelewengan kekuasan di mana presiden melebihi parlemen. Pemilu

bebas dan adil, kemungkinan di Mesir ini belum terwujud walaupun UU telah

menyatakan. Kontrol sipil akan militer, berbeda dalam kenyataanya militer justru

dikomando oleh presiden.

Gagasan demokrasi Sadat seperti multi-partai, kebebasan pers, dan

ekonomi pintu terbuka, secara kronologis inkonsistensi dengan gagasan yang ia

usung. Dalam pelaksanaannya ketiga elemen demokrasi yang ia gagas

bertentangan dengan konsep yang ia cetuskan sendiri. Gagasan beliau dalam

multi-partai misalnya, pertama-pertama ia membuka ruang bagi tumbuhnya

partai-partai baru di mana pada masa Nasser hanya ada satu partai yaitu partai

ASU (Arab Socialist Union/Uni Sosialis Arab).

Pada masa awal pemerintahan, Sadat bertambah menjadi tiga partai politik

yaitu Uni Nasional Progresif (Hizb al-Tajammu al-Wathani al-Taqaddumi al-

Wahdawi—the Uni National Progresiive Party), dan Partai Sosialis Liberal (Hizb

al-Ahrar al-Isytirokiyah—the Liberal Sosialist Party). Tetapi, pada tahun 1978,

Sadat membuat parpol baru, yaitu Partai Nasional Demokratik (Hizb al-Wathani

al-Dimuqrati atau the Nasional Demokration Party NDP).88 Dengan munculnya

partai ini, Semua angota partai sosialis berpindah dan menjadi anggota NDP. Dan

partai lainpun akhirnya tersingkirkan secara otomatis, karena dalam mengatur

perpartaian ini Sadat sudah mengantisipati atas dilemahkannya lawan-lawan partai

politik berdirinya NDP ini berdasarkan UU No.40 th.1977 tentang parpol.

88Alfian dan Nazarudin, Masa Depan, h. 326

Page 71: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxvi

Dalam hal kebebasan pers Sadat memberikan peran yang sangat penting

bagi perkembangan pers di Mesir. Peran Sadat dalam hal ini adalah memberikan

masukan pada amandemen undang-undang 1971 di mana pers pada masa sebelum

Sadat tidak mendapat tempat dalam undang-undang meskipun pada masa itu pers

tumbuh menjamur yang merepresentasikan semua elemen di Mesir. Tetapi pada

tahun 1974 membatasi organisasi pers menjadi berada di bawah kontrol

pemerintah dan ini sangat jelas bertentangan dengan demokrasi.

Sedangkan dalam hal “infitah” (kebijakan ekonomi pintu terbuka)

Inkonsistensi Anwar Sadat tampak dalam konsep yang ia usung yaitu sosialisme

demokrasi tetapi dalam ideologi ekonominya Sadat lebih cenderung pada

kapitalisme murni. Ini tentunya bebeda dalam sistem ekonomi sosialisme

demdokrasi yang ia usung. Seharusnya Sadat memberikan ruang secara bebas

dalam ekonomi tetapi pemerintah memilki tanggung jawab dalam pemerataan dan

pendistribusian kebebasan maupun kekayaan negara. Dalam hal ini, bentuk

subsidi misalnya yang pada masa Sadat subsidi dikurangi. Ini juga bertentangan

dengan “sosialisme demokrasi” yang ia usung.

Memang posisi Sadat sangat dilematis. Bagaimana tidak ia berada dalam

tampuk kekuasaan yang dikepung oleh gerakan-gerakan yang radikal dan

fundamentalis baik dalam bentuk partai politik maupun organisasi-organisasi

keagamaan lainnya. Jika ruang demokrasi dibuka seluas-luasnya maka yang akan

terpilih nantinya adalah kelompok-kelompok yang anti-demokrasi. Dengan

demikian, pada akhirnya demokrasi hanya menjadi alat bagi tercapainya tujuan-

tujuan yang tidak demokratis sama sekali.

Page 72: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxvii

Keadaan di atas, belakangan dinarasikan dengan sangat cerdas oleh

Fareed Zakaria, seorang editor majalah Newsweek International. Ia

mengatakan:

“Suppose elections are free and fair and those elected are racist, fascist, separatist,” said the American diplomat Richard Holbrooke about Yugoslavia in the 1990s. “That is the dilemma.” Indeed, it is, and not merely in Yugoslavia’s past but in the world’s present. Consider, for example, the challenge we face across the Islamic word. We recognize the need for democracy in those often-repressive countries.”89

Ini, berlaku pada daerah Ketimur Tengahan dan tidak terlepas Mesir yang

di dalamnya nyata-nyata akan gerakan-gerakan radikal. Hal itu pula yang

belakangan dikhawatirkan oleh Presiden Husni Mubarak di Mesir dan Yaser

Arafat di Palestina.

Di atas semua itu, langkah politik yang dilakukan Anwar sadat, ada satu

langkah yang sangat mengecewakan bagi kelompok-kelompok radikal dan

fundamentalis yaitu dipenjarakannya tiga ribu aktivis-aktivis baik partai politik

maupun organisasi keagamaan. Ini menjadikan luka dan dendam yang mendalam

bagi simpatisan-simpatisan organisasi-organisasi dan partai politik yang

diberangus oleh Sadat. Dengan dendam yang menumbuhkan rencana pembunuhan

Anwar dan itu berhasil. Pada 6 Oktober 1981 Sadat terbunuh oleh simpatisan al-

Jihad yang menyusup kepada Angkatan Militer Mesir.

89Fareed Zakaria, The Future of Freedom: Illiberal Democracy at Home and Abroad, 1st ed., (New York: W.W. Norton & Company, Inc., 2003), p. 17

Page 73: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxviii

BAB V

PENUTUP

Setelah memperhatikan bab-bab sebelumnya, bagian ini merupakan

benang merah dari keseluruhan skripsi ini yang tertuang dalam batasan dan

rumusan masalah yang sudah ditentukan di bab I. Bagian ini merupakan jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan berikut: Pertama, faktor-faktor apa saja yang

membuat inkonsistensi demokrasi Anwar Sadat yang diusungnya semenjak ia

berkuasa? Kedua, apa saja implikasi dari inkonsistensi tersebut ? Dengan

demikian di bawah ini dipaparkan faktor-faktor Inkonsistensi dari segi multi

partai, kebebasan pers, dan kebijakan pintu terbuka sekaligus implikasinya bagi

Anwar Sadat. Terakhir adalah saran-saran yang mengajukan usulan setelah

ditemukannya ketidaksesuaian antara teori demokrasi yang diusung Sadat dengan

prakteknya yang diterapkan dalam sistem pemerintahan ketika itu. Saran-saran itu

tentu sangat berguna bagi pemerintahan sesudahnya yakni Husni Mubarak dan

sekaligus merupakan cermin bagi proses demokratisasi di Indonesia.

A. Kesimpulan

Foktor yang menyebabkan Anwar Sadat inkonsistensi adalah karena

Anwar Sadat merasa terancam atas lawan-lawan patrai politik dan organisasi-

organisasi yang radikal, yang merongrong pada kekuasaannya atas kebijakannya

yang demokratis. Seperti “Sosialisme demokrasi,” yang memiliki derivasi: multi

partai, kebebasan pers, kebijakan ekonomi pintu terbuka (infitah). Jika demokrasi

dibuka seluas-luasnya maka lawan-lawan politiknya yang notabene merupakan

Page 74: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxix

representasi dari kelompok radikal akan merongrong dan merebut kekuasaannya.

Maka apabila itu yang terjadi, yang berkuasa nanti adalah mereka yang

merupakan ancaman bagi demokrasi itu sendiri: radikalisme dan

Fundamentalisme. Inilah yang menjadi kata kunci mengapa Anwar Sadat

inkonsistensi.

Dalam hal partai politik, faktor yang menyebabkan Anwar Sadat

inkonsistensi karena ada ketakutan bahwa ia tidak dapat berkuasa pada priode

selanjutnya, maka ia mendirikan partai NDP (National Democratic Party), pada

saat yang sama partai “Wafd Baru” muncul dan mendapat dukungan yang luas

dari masyarakat. Sadat merasa terancam dengan keadaan semacam ini dan

akhirnya partai Wafd Baru dilarang.

Dalam hal pers, faktor yang menyebabkan Anwar Sadat inkonsistensi

menjamin hak-hak pers yang bebas adalah karena banyaknya kritikan terhadap

kekuasaan yang dijalankannya seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Sedangkan dalam kebijakan ekonomi “pintu terbuka,” ia cenderung

inkonsistensi dari “sosialisme demokrasi” yang kemudian mengadopsi “norma-

norma kapitalis”. Faktor ini disebabkan karena keinginannya memonopoli

kekuatan ekonomi dalam keluarga besarnya. Kenyataan ini bisa dilacak dengan

melihat cara Sadat merangkul kalangan masyarakat Mesir yang kaya dan kuat

yang pada akhirnya para munfatihin mengambil keuntungan secara berlebihan dan

konsumsi yang mencolok mata. Hal ini bertentangan dengan kebanyakan

masyarakat Mesir dari kelas menengah dan orang-orang miskin. Tiba-tiba saja

demonstrasi protes dan pemogokan masyarakat Mesir meletus seketika menyusul

kebijakan “pintu terbuka” dilaksanakan.

Page 75: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxx

Dengan faktor-faktor di atas Anwar Sadat melakukan langkah politik yang

ekstrim di mana ia memenjarakan lebih dari tiga ribu orang terhadap orang-orang

yang menurutnya membangkang pemerintah. Orang-orang yang dipenjara

merupakan representasi aktivis partai, pers, dan organisasi-organisasi keagamaan.

Tindakan Sadat tersebut memiliki implikasi yaitu membuat para aktivis tersebut

“dongkol”, sehingga pada 6 Oktober 1981 Sadat menuai jerih payahnya itu

dengan lebih kurang tujuh puluh peluru bersarang di tubuhnya, Sadat pun tewas.

Dengan demikian hipotesis skripsi ini bahwa “model demokrasi yang

diusung Anwar Sadat hanya demi kepentingan kekuasaanya” benar adanya

dengan inkonsistensi demokrasi yang ia cetuskan sendiri.

B. Saran-Saran

Jika Mesir menginginkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih

baik maka disarankan dua hal: pertama, bagi pemerintah yang sedang duduk di

tampuk kekuasaan disarankan menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara

konsisten. Demokrasi harus ditransformasikan secara luas kepada masyarakat

Mesir.

Kedua, bagi rakyat Mesir disarankan agar demokrasi tidak dijadikan untuk

mencapai tujuan yang tidak demokratis (undemocratic procedure) mengingat

bahwa Mesir memiliki banyak organisasi-organisasi kemasyarakatan yang

cenderung anti-demokrasi. Dengan demokrasi ini diharapkan semua persoalan

bangsa bisa diselesaikan dengan cara-cara damai dan rasional, sehingga

pembunuhan sebagaimana terjadi pada Sadat tidak terulang kembali.

Page 76: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxxi

BIBLIOGRAFI

Alfian dan Nazarudin Syamsudin, Masa Depan Kehidupan Politik Indonesia,

Jakarta: Rajawali, 1988. “Anwar Sadat” artikel diakses pada 24 April 2007 dari http://www.wikipedia.

com/. Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka

Utama, 2000. Basyar, Haman, ”Bagaimana Militer Menguasai Mesir?” jurnal Ilmu politik Vol.

3, No. 4 (Juli 1988): h.85-88. “Demokrasi.” Artikel diakses tanggal 27 April 2007 dari

http://www.demokrasiindonesia.com/5mklno/pengertiandemokrasimkljder/t//5%^321bagi56.

Page 77: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxxii

Esposito, John L. dan John D. Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim: Problem dan Prospek. Penerjemah Rahmani Astuti Bandung : Mizan, 1999.

Goldschmidt, Arthur JR., Historical Dictionary of Egypt, Lanham, MD., &

London: The Scarecrie Oressm Unc, 1994 Heikal, Mohamed, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan. Penerjemah Arwan

Setiawan Jakarta: PT. Temprin, 1986 “Hizbulahrar,” artikel diakses tanggal 15 Januari 2007 dari

http://www.supraptoe.Wordpress.com/2007/04/09/mesir-negeri-gudangilmu -danper adaban-2/ - 60k

Hunter, Shireen T., Politik Kebangkitan Islam, penerjemah Ajat S.U. Yogyakarta:

Tiara Wacana Yogni, 2001. Huntington, Samuel P., Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik

Dunia, Yogyakarta: Qolam, 2001. “Infitah,” arikel diakses tanggal 9 Mei 2007 dari www.answers.com/topic/infitah Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam, Penerjemah Ghufron A. Mas‘adi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Meyer, Thomas, Demokrasi: Sebuah Pengantar untuk Penerapan, Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung, 2002.

“Model Demoktasi di Mesir” Artikel di aksese pada tanggal 18 Januari 2007 dari

http://Islamlib.co/id/index.php? Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan,

Jakarta: Bulan Bintang, 1996. “Pengertian Infitah,” artikel diakses tanggal 9 Mei 2007 dari

http://wwww.en.wikipedia.or g/wiki /I nfitah. Rais, M. Amien, Demokrasi dan Proses Politik, Jakarta: LP3ES, 1986 El-Sadaty, Anwar, Mencari identitas: Sebuah Autobiografi, Jakarta : Tira Pustaka,

1983.

Sihbudi, Riza, dkk., Profil Negara-Negara Timur Tengah, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995

-------, dkk, Profil Negara-Negara di Timur Tengah, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,

1995 -------, dkk., Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah. Jakarta: PT. Eresco, 1993

Page 78: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

lxxxiii

-------, dan M Hamdan Basyar, Happy Bone Zulkarnain, Konflik dan Diplomasi di

Timur Tengah, Jakarta: PT Eresco, 1993 Thayib, Anshari dan Anas Sadaruan, Anwar Sadat Antara Pahlawan dan

Penghianat Surabaya: Bina Ilmu, 1982. Widiatmoko, Bambang, “Anwar Sadat” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia,

Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990. Zakaria, Fareed, The Future of Freedom: Illiberal Democracy at Home and

Abroad, 1st ed., New York: W.W. Norton & Company, Inc., 2003

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Indonesia Konsonan

ا b ب t ت ts ث j ج h ح kh خ d د r ر z ز s س sy ش

s ص d ض t ط z ظ ‘ ع g غ f ف q ق k ك l ل m م n ن w و h هـ ’ ء y ي

Page 79: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

84

Arab Indonesia Vokal

a ــَـ i ــِـ u ــُـ Vokal Panjang â ــا û ــو î ــي â ى â’ آ Difthong وـــ aw/au يـــ ay

Kata Sandang ...ا لـ al-

al-sy ا لشــ...وا لـ wa’l-

Lainnya ât ــات âh ــاة

Page 80: Pemikiran Anwar Sadat tentang Demokrasi”.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8494/1/ACHMAD... · INKONSISTENSI ANWAR SADAT TENTANG DEMOKRASI Oleh ACHMAD BAEHAKI NIM:

85