Pemicu 1 Filtrasi Glomerulus, Mikturisi, Dan Hubungan Warna Urin

8
1. Filtrasi glomelurus Pembentukan urin melibatkan tiga proses. Pertama adalah filtrasi glomerular, yang terjadi di renal corpus(cle). Kedua dan ketiga adalah reabsorbsi tubular dan sekresi tubular, yang terjadi di renal tubule. Glomerular Filtrasi Dapat diingat bahwa filtrasi adalah proses dimana tekanan darah memaksa plasma dan materi larut keluar dari kapiler. Pada filtrasi glomerular, tekanan darah memaksa plasma, substansi larut dan protein kecil keluar dari glomeruli dan masuk ke kapsula bowman. Cairan ini bukan lagi disebut plasma akan tetapi disebut filtrasi renal. Tekanan darah didalam glomeruli, dibandingkan dengan pada kapiler lainnya, relatif tinggi, kira kira 60mmHg. Tekanan didalam kapsula bowman sangat rendah, dan didalamnya, lapisan podocyte sangat permeable, sehingga kira kira 20 sd 25% dari darah yang memasuki glomeruli menjadi filtrat renal di kapsula bowman. Sel darah dan protein yang besar terlalu besar untuk dipaksa keluar glomeruli, sehingga mereka tetap berada didarah. Produk limbah terlarut dalam plasma darah, sehinggga dapat masuk ke renal filtrate. Materi yang berguna seperti nutrient dan mineral juga terlarut dalam plasma dan juga terdapat dalam renal filtrate. Filtrasi tidak selektif terhadap fungsi dari material melainkan pada ukurannya. Oleh karna itu, filtrat renal (renal filtrat) mirip dengan plasma darah, kecuali pada jumlah proteinnya yang sedikit dan tak a

description

pe

Transcript of Pemicu 1 Filtrasi Glomerulus, Mikturisi, Dan Hubungan Warna Urin

1. Filtrasi glomelurus

Pembentukan urin melibatkan tiga proses. Pertama adalah filtrasi glomerular, yang terjadi di renal corpus(cle). Kedua dan ketiga adalah reabsorbsi tubular dan sekresi tubular, yang terjadi di renal tubule.Glomerular FiltrasiDapat diingat bahwa filtrasi adalah proses dimana tekanan darah memaksa plasma dan materi larut keluar dari kapiler. Pada filtrasi glomerular, tekanan darah memaksa plasma, substansi larut dan protein kecil keluar dari glomeruli dan masuk ke kapsula bowman. Cairan ini bukan lagi disebut plasma akan tetapi disebut filtrasi renal. Tekanan darah didalam glomeruli, dibandingkan dengan pada kapiler lainnya, relatif tinggi, kira kira 60mmHg. Tekanan didalam kapsula bowman sangat rendah, dan didalamnya, lapisan podocyte sangat permeable, sehingga kira kira 20 sd 25% dari darah yang memasuki glomeruli menjadi filtrat renal di kapsula bowman. Sel darah dan protein yang besar terlalu besar untuk dipaksa keluar glomeruli, sehingga mereka tetap berada didarah. Produk limbah terlarut dalam plasma darah, sehinggga dapat masuk ke renal filtrate. Materi yang berguna seperti nutrient dan mineral juga terlarut dalam plasma dan juga terdapat dalam renal filtrate. Filtrasi tidak selektif terhadap fungsi dari material melainkan pada ukurannya. Oleh karna itu, filtrat renal (renal filtrat) mirip dengan plasma darah, kecuali pada jumlah proteinnya yang sedikit dan tak a da sel darah. Glomerular Filtration Rate (GFR) adalah jumlah dari renal filtrat yang terbentuk oleh ginjal dalam 1 menit, dan rata rata 100 hingga 125 mL per menit. GFR dapat berubah jika rata rata aliran darah melalui ginjal berubah. Jika aliran darah naik, GFR meningkat dan filtrat semakin banyak terbentuk. Jika aliran lambat(mungkin akibat dari hemoragik dkk), GFR menurun, sedikit filtrat terbentuk, dan output urin turun.2. Mekanisme Mikturisi Mikturisi adalah proses pengosongan vesica urinaria setelah terisi penuh dengan urin. Mikturisi melibatkan dua tahap utama:1) Vesica urinaria terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas yang kemudian akan mencetuskan refleks kedua.2) Refleks mikturisi, yang akan mengosongkan vesica urinaria atau jika gagal, setidaknya akan menyebabkan keinginan berkemih yang disadari.Transpor Urin dari Ginjal Melalui Ureter Menuju Vesica UrinariaUrin mengalir dari duktus kolingentes menuju kaliks dan meningkatkan aktivitas pacemaker, yang kemudian akan memicu kontraksi peristaltic yang menyebar ke pelvis ginjal dan ke arah bawah di sepanjang ureter. Kontraksi peristaltik pada ureter diperkuat oleh rangsangan parasimpatis dan dihambat oleh rangsangan simpatis.Ureter memasuki vesica urinaria melalui otot detrusor di dalam area trigonum kandung kemih. Ureter akan berjalan miring sepanjang beberapa sentimeter ketika melewati dinding vesica urinaria. Tonus normal otot detrusor di dalam vesica urinaria cenderung akan menekan ureter, dengan demikian mencegah aliran balik urin dari vesica urinaria ketika terbentuk tekanan di dalam vesica urinaria selama mikturisi atau selama kompresi vesica urinaria. Setiap gelombang peristaltic di sepanjang ureter meningkatkan tekanan di dalam ureter sehingga daerah yang menuju vesica urinaria membuka dan memungkinkan aliran urin ke dalam vesica urinaria.RefleksMikturisi (Berkemih)Terjadinya reflex berkemih dapat dijelaskan oleh gambar berikut.

Gambar 1.Sistometogram normal, diperlihatkan gelombang tekanan akut (gelombang tajam yang terputus-putus) disebabkan oleh reflex berkemih.

Berdasarkan gambar di atas,dapat dilihat bahwa selama kandung kemih terisi, banyak yang menyertai kontraksiberkemihmulai tampak, seperti yang diperlihatkan oleh gelombang tajam dengan garis putus-putus. Keadaan ini disebabka oleh reflex peregangan yang dimulai dari reseptor-reseptor regang sensorik pada dinding kandung kemih, khususnya oleh reseptor pada uretra posterior ketika daerah ini mulai terisi urin pada tekanan kandung kemih yang lebih tinggi. Sinyal sensorik dari reseptor-reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sacral medulla spinalis melalui nervus pelvikus dan kemudian secara reflex kembali lagi ke kandung kemih melalui serat saraf parasimpatis melalui saraf yang sama ini.Ketika kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi berkemih ini biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung kemih terus terisi, reflex berkemih menjadi bertambah sering dan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat.Sekali reflex berkemih mulai timbul, reflex iniakan menghilang sendiri. Artinya, kontraksi awal kandung kemih selanjutnya akan mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan peningkatan selanjutnya pada impuls sensorik ke kandung kemih dan uretra posterior, yang menimbulkan peningkatan reflex kontraksi kandung kemih lebih lanjut; jadi, siklus ini berulang dan berulang lagi sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat. Kemudian, setelah beberapa detik sampai lebih dari semenit, reflek yang menghilang sendiri ini mulai melemah dan siklus regeneratif dan refleks miksi ini berhenti, menyebabkan kandung kemih berelaksasi.Jadi,reflex berkemihadalahsuatusiklustunggallengkapdari (1) pengingkatantekanan yang cepatdanprogresif, (2) periodetekanandipertahankan, dan (3) kembalinyatekananke tonus basal kandungkemih.Sekali refleks berkemih terjadi tetapi tidak berhasil mengosongkan kandung kemih, elemen saraf dari refleks ini biasanya tetap dalam keadaaan terinhibisi dalam beberapa menit sampai satu jam atau lebih sebelum refleks berkemih lainnya terjadi. Karena kandung kemih menjadi semakin terisi, refleks berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat.Sekali refleks berkemih menjadi cukup kuat, hal ini juga menimbulkan refleks lain, yang berjalan melalui nervus pudenda l ke sfingter eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak dari pada sinyal konstriktor volunteer ke sfingter eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika tidak, berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi lagi dan reflex berkemih menjadi semakin kuat.

Perangsangan atau Penghambatan Berkemih oleh OtakRefleks berkemih adalah refleks medulla spinalis yang seluruhnya bersifat autonomik, tetapi dapat di hambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat-pusat ini antara lain (1) pusat rangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di pons, dan (2) beberapa pusat yang terletak di korteks serebral yang terutama bekerja sebagai penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari berkemih seperti berikut:1) Pusat yang lebih tinggi menjadi secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki2) Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendaptkan waktu yang baik untuk berkemih3) Jika tiba waktu untuk berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih pun terjadi.Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut; Pertama, seseorang secara sadar mengkontraksikan otot-otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di bawah tekanan, shingga meregangkan dindingnya. Hal ini menstimulasi reseptor regang, yang merangsang refleks berkemih dan menghambat sfingter eksternus urethra secara stimulant. Biasanya, seluruh urin akan keluar, terkadang lebih dari 5 sampai 10 mililiter urin tertinggal di kandung kemih.

3. Hubungan Warna Volume Urin dengan Keseimbangan Cairan Tubuh

Proses Terjadinya Pengenceran dan Pemekatan UrineA. Proses Terjadinya Pengenceran UrinDi pengaruhi oleh ADH (anti duretik hormon) dan aldosteron. ADH dan aldosteron menyebabkan meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga akan meningkatkan reabsorsi air. Hal ini akan menyebabkan volume urin menurun.Apabila ADH jumlahnya menurun, maka reabsorsi air menurun akibatnya jumlah urin meningkat. Hal-hal yang menyebabkan ADH naik.:1) Meningkatkan asmolalitas plasma 2) Penurunan volume dan tekanan darahHal-hal yang menyebabkan ADH turun: 1) Penurunan asmolalitas plasma 2) Peningkatan volume dan tekanan darah Ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback pada jukstaglomerolus terutama pada makula densa di tubulus distal yang menimbulkan vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang akan mempertahankan laju filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160 mmHg. Namun perubahan tekanan darah akan menyebabkan produksi urin yang meningkat walaupun laju filtrasi tetap normal, karena adanya mekanisme reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.

B. Proses Terjadinya Pemekatan Urine Apabila permeabilitas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin, urin akan encer.Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan osmolalitas ekstrasel meningkat.Daftar Pustaka :Corwin, Elizabeth. 2000.Patofisiologi. Jakarta : EGCGanong, William. 2002.FisiologiKedokteran. Jakarta : EGC