PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point...

74
i WP/ 2 /2013 Working Paper PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN BERGERAK (MOBILE PAYMENT) DALAM SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA Untoro, R. Aria Trenggana, Komala Dewi Desember, 2013 Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan penulis dan bukan merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan resmi Bank Indonesia.

Transcript of PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point...

Page 1: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

i

WP/ 2 /2013

Working Paper

PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO

PEMBAYARAN BERGERAK (MOBILE PAYMENT)

DALAM SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

Untoro, R. Aria Trenggana, Komala Dewi

Desember, 2013

Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam

paper ini merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan penulis dan bukan

merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan resmi Bank Indonesia.

Page 2: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

1

PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN BERGERAK

(MOBILE PAYMENT) DALAM SISTEM PEMBAYARAN DI

INDONESIA

Untoro, R. Aria Trenggana, Komala Dewi

Abstrak

Kepemilikan telepon seluler yang telah meluas di kalangan

masyarakat, meski sebagian besar masyarakat tidak memiliki rekening di bank, membuka peluang pengembangan bagi mobile-payment (m-payment). Penyelenggaraan m-payment oleh operator telepon seluler akan membantu mempercepat program financial inclusion di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap pelaksana m-payment yang dilakukan oleh operator telepon bergerak, maupun pemetaan terhadap risiko yang terkandung dalam m-payment

Objek penelitian ini meliputi perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi. Pengumpulan data dilakukan antara bulan Februari 2013 hingga Mei 2013. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian terdiri atas 15 responden perwakilan dari 5 perusahaan Telco terbesar di Indonesia, 19 responden perwakilan dari bank, dan 20 responden perwakilan dari agen atau merchant. Dari penelitian ini diperoleh pemetaan mengenai layanan m-payment di Indonesia adalah sebagai berikut: (1) sebagian besar penduduk di Indonesia akrab dengan teknologi telepon seluler; (2) fasilitas yang paling diharapkan pada layanan m-payment adalah layanan setor uang, layanan informasi transaksi keuangan, layanan penarikan uang, layanan pembayaran tagihan, layanan pembayaran pada POS (point of sale), layanan isi ulang pulsa, dan layanan transfer daring (online) antarpenyedia (provider) dan interpenyedia; (3) kesiapan dan keandalan perusahaan telekomunikasi di Indonesia dalam mengelola layanan m-payment sudah cukup baik; (4) faktor yang menjadi perhatian pengguna layanan m-payment dan menjadi keunggulan layanan ini jika dibandingkan dengan layanan lain adalah faktor keamanan dalam bertransaksi, kecepatan dalam pemprosesan, kenyaman dalam menggunakan, serta kemudahan dan keamanan dalam mengakses; (5) faktor-faktor yang perlu ditingkatkan dalam layanan m-payment, yaitu perlunya terus meningkatkan faktor keamanan teknologi, meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional sehingga memperkecil biaya yang dibebankan kepada pengguna layanan, dan meningkatkan faktor keandalan dengan melengkapi fitur-fitur layanan dalam m-payment; dan (6) hambatan yang teridentifikasi dalam layanan m-payment dan perlu untuk segera dibenahi di antaranya adalah perlunya meningkatkan keandalan jaringan, perlunya meningkatkan kesadaran pengguna layanan dalam memahami kegunaan dari setiap fitur layanan, perlunya meningkatkan pengetahuan pelanggan terhadap penggunaan layanan, dan perlunya meningkatkan kesadaran bagi pengguna layanan untuk memberikan data-data pribadi

Page 3: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

2

yang dibutuhkan terkait dengan masalah privasi untuk mendukung pengawasan dan pengaturan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.

Dari kajian terpetakan risiko-risiko yang berpotensi terjadi pada m-payment dan yang membawa dampak negatif bagi pelaku utama, antara lain: (1) risiko tindak pidana pencucian uang (money laundering); (2) risiko penipuan atau kecurangan (fraud); (3) risiko kepatuhan; (4) risiko kredit; (5) risiko likuiditas; (6) risiko reputasi; dan (7) risiko teknologi.

Kata Kunci : mobile payment, sistem pembayaran, transaksi nontunai

Klasifikasi JEL: E 42, E 50

Page 4: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

3

I. PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia sangat pesat,

khususnya telekomunikasi nirkabel. Dengan pertumbuhan pengguna

mencapai rata-rata 21% per tahun sejak lima tahun terakhir dan dengan

fitur layanan yang terus berkembang, terbuka peluang bagi pemanfaatan

fitur layanan telepon seluler sebagai salah satu layanan sistem

pembayaran. Pada saat yang bersamaan industri perbankan di Indonesia

mengalami perkembangan yang signifikan dengan produk-produk

perbankan yang beragam. Dengan memanfaatkan perkembangan

telekomunikasi yang ada, industri perbankan dapat meningkatkan layanan

jasa perbankan kepada nasabahnya melalui layanan perbankan bergerak

atau mobile banking (m-banking) untuk berbagai keperluan, seperti kegiatan

transfer dana, sehingga memberikan nilai tambah bagi para nasabahnya.

Permasalahannya adalah tidak semua pemilik telepon seluler

memiliki rekening di bank. Namun, mereka sering melakukan kegiatan

ekonomi yang membutuhkan dukungan kegiatan transfer dana. Beberapa

operator telepon seluler di berbagai negara mencoba memanfaatkan

keadaaan ini untuk meningkatkan manfaat fasilitas telepon seluler yang

dimiliki dengan meningkatkan fasilitas untuk kegiatan transfer dana

dengan tanpa harus memiliki rekening tabungan di suatu bank, tetapi

cukup dengan memiliki deposit di pulsa telepon yang mereka miliki. Deposit

yang dimiliki oleh nasabah berfungsi selain sebagai pembayaran pulsa

telepon, berfungsi pula sebagai uang elektronik atau electronic money (e-

money), yang dapat dipergunakan tidak hanya sebagai kegiatan transfer

dana, tetapi dipergunakan pula sebagai alat pembayaran (mobile payment

atau m-payment).

Di Indonesia, sebagian besar penduduk memiliki sedikit atau tidak

ada akses ke layanan keuangan akibat letak geografis, infrastruktur, dan

hambatan biaya. Diperkirakan hanya 50--60 juta, dari total populasi 250

juta orang Indonesia, memiliki rekening. Jaringan telepon seluler memiliki

Page 5: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

4

potensi yang sangat besar untuk memberikan dan memperpanjang

penyediaan jasa keuangan. Selain itu, kesenjangan antara pemegang

rekening bank dan pelanggan mobile hanya akan meningkat selama

beberapa tahun ke depan sebagaimana pelanggan selular populasi terus

tumbuh. Saat ini diperkirakan ada sekitar 70 juta pemegang rekening bank

dan sekitar 150 juta mobile pelanggan pada tahun 2013.1 Meskipun m-

banking masih dalam pengembangan di Indonesia, sejumlah pemain telah

aktif terlibat dalam berbagai bentuk mobile banking dan mobile payment.

Pertumbuhan m-payment terutama ditopang oleh perkembangan sistem

pembayaran di sektor perbankan dan perkembangan industri

telekomunikasi, serta penyedia perangkat lunak.

Terdapat beberapa perbedaan antara m-banking dan m-payment

meskipun fasilitasnya sama, yaitu sebagai mobile money, mobile transfer,

dan mobile wallet. M-banking mengacu pada transaksi keuangan yang

dilakukan dengan menggunakan perangkat mobile terhadap rekening bank,

sedangkan m-payment dilakukan dari atau melalui perangkat mobile tanpa

memerlukan adanya rekening bank. Dalam kaitannya dengan program

Bank Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan (financial inclusion),

penerapan m-payment dapat menjadi salah satu alternatif untuk merangkul

lapisan masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan sistem

pembayaran dan keuangan (belum memiliki rekening di bank), khususnya

masyarakat yang berada di daerah terpencil, dengan memanfaatkan

jangkauan infrastruktur telekomunikasi yang saat ini sudah dapat

mencakup hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Mobile payment sedang diadopsi di seluruh dunia dengan cara yang

berbeda. Pasar gabungan untuk semua jenis mobile payment diperkirakan

akan mencapai lebih dari $600 milyar global pada tahun 2013. Sementara

pembayaran pasar ponsel untuk barang dan jasa, termasuk transaksi NFC

(near field comunicator) contactless dan transfer uang, diperkirakan akan

melebihi $300 milyar global pada tahun 2013. Keunggulan yang ditawarkan

m-payment jika dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional

meliputi aspek kenyamanan, biaya, keamanan, dan keunggulan lainnya,

Page 6: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

5

seperti kemampuan untuk menerima iklan dan pengecekan saldo dari

lokasi mana pun.

Terbukanya ruang pemanfaatan perkembangan teknologi telepon

seluler di Indonesia membuka peluang pengembangan bagi m-payment dan

membantu mempercepat program inklusi keuangan di Indonesia. Oleh

karena itu, untuk pengembangan m-payment dengan penyelenggara pihak

operator telepon perlu dilakukan pemetaan, baik pemetaan terhadap

pelaksanaan m-payment itu sendiri yang telah diselenggarakan oleh para

operator telepon maupun pemetaan terhadap risiko yang terkandung di

dalamnya.

1.2 Perumusan Masalah

Meskipun m-payment menawarkan berbagai keunggulan dan

manfaat, tetapi layanan ini perlu untuk diatur dan diawasi lebih baik lagi

agar segala fasilitas yang memberikan segala bentuk kemudahan tidak

disalahgunakan. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar perlunya

layanan ini untuk diatur dan diawasi lebih luas dan ketat di antaranya

adalah sebagai berikut.

1. Penyedia layanan mengambil fee keuntungan dari pengguna layanan

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi nirkabel. Perlu adanya

aturan yang jelas sehingga penyedia layanan tidak hanya terfokus pada

pencarian laba yang besar, tetapi juga memperhatikan tingkat

kenyamanan yang didapat oleh pelanggan sehingga tidak akan terdapat

pihak yang merasa dirugikan.

2. M-payment memiliki akses ke alat pembayaran rekening seperti transfer

uang, pembayaran I-Banking, transfer debit, dan penerimaan faktur

elektronik. Semakin fleksibelnya akses layanan pembayaran ke setiap

jaringan finansial menyebabkan semakin rentannya sistem jaringan

finansial terhadap risiko teknologi yang memungkinkan jaringan tersebut

diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Page 7: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

6

3. M-payment dapat berperan sebagai alat pembayaran yang bersaing

dengan uang tunai, cek, kartu kredit, dan kartu debit. Terindikasi adanya

risiko tindak pidana pencucian uang dan penggunaan akses secara ilegal.

Dengan melihat hal-hal yang memengaruhi perkembangan m-

payment tersebut, permasalahan penelitian yang muncul adalah sebagai

berikut.

a) Bagaimana peta m-payment di Indonesia?

b) Bagaimana peta risiko m-payment di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan persoalan yang dikemukakan tersebut, tujuan

penelitian ini adalah:

1. memperoleh gambaran mengenai peta penggunaan m-payment di

Indonesia

2. memperoleh gambaran mengenai peta risiko m-payment di Indonesia

Dengan demikian, penelitian ini akan dapat memberikan manfaat pada

Bank Indonesia dalam mengeluarkan peraturan mengenai penggunaan

produk mobile payment sebagai salah satu produk sistem pembayaran yang

berlaku di Indonesia, di samping mobile banking yang telah ada.

Page 8: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep M-Payment

Pada umumnya, m-payment dapat didefinisikan sebagai perangkat

yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran dengan

menggunakan perangkat mobile termasuk handset nirkabel, personal digital

assistant (PDA), perangkat frekuensi radio (RF), dan perangkat berbasis

komunikasi (Dewan dan Chen, 2005). M-payment dapat digunakan untuk

berbagai transaksi pembayaran termasuk transportasi, hotel, restoran, dan

bioskop. Salah satu kendala terkait dengan m-payment di pasar saat ini

adalah terbatasnya penjelasan dan definisi yang ada di dunia industri.

Sejauh ini, perbedaan definisi antara m-payment, m-banking, dan fungsi

pembayaran lainnya yang dapat dilakukan melalui telepon seluler masih

dirasa membingungkan. Terdapat beberapa jenis transaksi yang dapat

dilakukan melalui penggunaan ponsel sebagai berikut.

Mobile Order, yaitu transaksi dengan menggunakan ponsel untuk

melakukan pemesanan, tetapi tidak untuk melakukan pembayaran.

Mobile Payment, yaitu suatu pembayaran (transfer dana sebagai imbalan

atas barang atau jasa) dengan menggunakan ponsel untuk

melaksanakan dan mengonfirmasi pembayaran, serta dapat dilakukan di

berbagai lokasi.

Mobile Delivery, yaitu transaksi dengan menggunakan ponsel hanya

untuk menerima pengiriman barang atau jasa, misalnya tiket acara,

tetapi tidak untuk melakukan pembayaran.

Mobile Authentication, yaitu penggunaan ponsel untuk autentikasi

pengguna, baik sebagai bagian dari transaksi pembayaran maupun

untuk memberikan akses ke beberapa informasi atau fungsi.

Mobile Banking, yaitu akses ke fungsi perbankan (query + transaksi)

melalui ponsel, termasuk penyediaan sebagian atau seluruh fungsi

perbankan yang telah disediakan oleh bank melalui internet dalam

bentuk online banking.

Page 9: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

8

Beberapa contoh untuk memperjelas berbagai definisi di atas adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Kegiatan Utama Penggunaan Ponsel di Beberapa Negara

Kegiatan Mobile

Order

Mobile

Payment

Mobile

Delivery

Mobile

Authentic

a-tion

Mobile

Banking

Melakukan

pembayaran tagihan melalui m-banking/m-

Banxafe (Belgia)

Tidak Tidak Tidak Tidak Ya

Mentransfer dana

dengan mengajukan suatu instruksi

kepada bank melalui

bank yang

memberikan layanan m-banking/m-Banxafe (Belgia)

Tidak Tidak Tidak Tidak Ya

Pembayaran pada POS fisik/Paybox

(Austria)

Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

Pembelian nada

dering

ponsel/Jamster

(United Kingdom)

Ya (bisa

ponsel atau

internet)

Ya (Jika nada

dering ponsel

dipotong

atau dari

jumlah yang dibayarkan

atau ditagih

oleh MNO)

Ya Tidak Tidak

M-Parking Mobillzahlen Handyparken

(Jerman)

Ya (awal

dan akhir)

Ya Tidak Tidak Tidak

M-Ticketing Touch & Travel (Jerman)

Ya Tidak

(umumnya

pembayaran

tidak

menggunaka

n mobile)

Ya

(contohnya

tiket 2D atau

kode

reservasi)

Tidak Tidak

(bisa juga melalui

internet

atau

perangkat

lainnya)

M-Top Up Ya Tidak

(pembayaran hanya

menggunaka

n kas/kartu)

Ya (notifikasi

dan saldo diperbaharui)

Tidak Tidak

Vending Mobipay

(Spanyol)

Tidak Ya(inisiasi

dan

konfirmasi)

Tidak Tidak Tidak

Smart Billboard/tags people’s bank

(Georgia)

Ya Ya Ya Tidak Tidak

P2P Remmitance M-Pesa (Kenya)

Ya Ya

(konfirmasi)

Ya Tidak Tidak

Page 10: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

9

Kegiatan Mobile

Order

Mobile

Payment

Mobile

Delivery

Mobile

Authentic

a-tion

Mobile

Banking

Pembayaran internet (saluran/channel

lain) dengan

menggunakan ponsel

sebagai bagian dari

proses autentikasi/bank ID

(Norway)

Tidak Tidak

(inisiasi dan

konfirmasi

dari

pembayaran masih online)

Tidak Ya Tidak

(Sumber: Mobile Payment 2010, Market Analysis and Overview, Mobey Forum)

Dalam sebuah studi eksplorasi awal mengenai adopsi konsumen AS

mengenai m-payment, Dewan dan Chen (2005) menemukan bahwa

konsumen AS sangat menyadari manfaat m-payment termasuk transaksi

yang cepat dan nyaman untuk digunakan, tetapi terdapat kekhawatiran

mengenai isu-isu keamanan dan privasi. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa keberhasilan adopsi m-payment di AS sangat tergantung pada

masalah privasi dan keamanan.

2.2 Ekosistem Mobile Payment

Integrasi teknologi telekomunikasi (ponsel) dan pembayaran

merupakan sebuah proses yang kompleks dan mengharuskan adanya

koordinasi berbagai pemain dan pemangku kepentingan/stakeholder (Smart

Card Alliance, 2008), yang meliputi pelanggan, penyedia jasa

keuangan/financial service providers (FSPs), penyedia jasa

pembayaran/payment service providers (PSPs), merchant, jaringan transmisi,

perangkat seluler, regulator, standardisasi produk, trusted service

managers, dan pengembangan aplikasi (Tabel 2.3).

Page 11: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

10

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspective, Smart Card Alliance)

Gambar 1. Ekosistem Stakeholder M-Payment

2.3 Model M-Payment

Mengacu pada kategorisasi oleh Smart Card Alliance (2008), terdapat

empat skenario model m-payment yang potensial untuk diterapkan, yaitu

model operator sentris, model bank sentris, model peer to peer, dan model

kolaborasi.

2.3.1 Model Operator Sentris

Dalam model ini operator memegang peranan sentral dalam

penyelenggaraan m-payment. Operator selular secara independen

mendistribusikan (deployment) aplikasi m-payment ke ponsel. Aplikasi

tersebut dapat mendukung model prabayar (prepaid stored value) atau

mengintegrasikan tagihan yang muncul ke tagihan nirkabel pelanggan.

Skenario 1: Operator menyediakan agen dengan sistem POS nirkabel.

Skenario 2: Operator mengaktifkan reader pembayaran pada perangkat

mobile NFC agen.

Page 12: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

11

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder

Perspectives,Smart Card Alliance)

Gambar 2. Deskripsi Model Operator Sentris

Tabel 2. Pro dan Kontra untuk Pemangku Kepentingan Model Operator Sentris

Pemangku

Kepentingan Pro Kontra

Bank Tidak ada Disintermediasi dari rantai nilai m-payment

Mobile Operator Kontrol atas sebagian arus pendapatan

Asumsi tambahan risiko kredit nasabah

Pengaruh infrastruktur yang ada untuk tagihan

nasabah dan pembayaran agen

Asumsi biaya pencurian dan penipuan

Loyalitas nasabah Potensi penerimaan agen rendah pada pendekatan pembayaran baru dan keengganan untuk mengadopsi

mekanisme POS baru

Pengurangan turn over nasabah

Manajemen integrasi dengan beberapa emiten

Agen (Merchant) Pengurangan kas penanganan biaya, termasuk biaya

penyimpanan, pencurian,

penyusutan, dan uang

tunai

Biaya untuk pembayaran bernilai rendah

Peningkatan efisiensi dan kenyamanan

Penggantian (reimburse) tergantung pada

siklus pembayaran operator

(Keterlambatan dalam pembayaran)

Pengurangan paparan palsu

Paparan operator seluler dengan pengalaman pengolahan pembayaran

terbatas

Potensi untuk meningkatkan impulse

pengeluaran

Investasi yang dibutuhkan untuk mekanisme pembayaran baru

Nasabah (Customer)

Kenyamanan pelanggan Tagihan yang kompleks

Risiko keamanan

Page 13: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

12

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Sebagai pihak yang memiliki peran sentral dalam model operator

sentris, mobile operator menerima manfaat sekaligus risiko tertinggi. Bagi

pihak merchant (agen) dan customer (nasabah), manfaat dan risiko yang

diberikan oleh model operator sentris ini tergolong sedang, meskipun sedikit

lebih tinggi untuk pihak agen. Di pihak lain, karena bank memiliki

keterlibatan yang minim dalam model ini, manfaat dan risiko yang

ditanggung oleh bank rendah.

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 3. Peta Risiko dan Keuntungan untuk Pemangku Kepentingan pada Model

Operator Sentris

Deskripsi Model Bank Sentris

Dalam model bank sentris, pihak bank menyediakan aplikasi m-

payment atau perangkat kepada pelanggan dan memastikan agen memiliki

akses penerimaan point-of-sale (POS). Pembayaran diproses melalui jaringan

keuangan dengan sistem kredit dan debet ke rekening terkait. Model bank

sentris memungkinkan penggunaan kartu kredit melalui sistem ponsel.

Sebuah bank penerbit menyediakan token pembayaran berotorisasi kepada

nasabahnya selanjutnya nasabah bank tersebut mengaktifkan teknologi

NFC pada ponsel miliknya. Ketika terjadi transaksi keuangan pada POS,

mesin reader akan mengidentifikasi identitas pemilik ponsel tersebut dan

kemudian melakukan verifikasi dengan meminta otorisasi dari nomor PIN

Page 14: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

13

yang dihasilkan oleh token pembayaran tersebut untuk dilakukan proses

selanjutnya.

Sejauh mana bank mengambil tanggung jawab untuk peran ini bisa

bervariasi. Pada satu bank yang ekstrim benar-benar bisa memberikan

(atau menjual) fitur NFC penuh kepada klien, sementara pada ekstrim lain

hanya bisa penyediaan sebuah ponsel NFC yang ada dengan aplikasi

pembayaran yang sesuai.

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder

Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 4. Deskripsi Model Bank Sentris

Tabel 3. Pro dan Kontra untuk Pemangku Kepentingan Model Bank Sentris

Pemangku

Kepentingan

Pro Kontra

Bank

Capture aliran

pendapatan untuk

pembayaran mikro

Pengalaman terbatas dalam pendistribusian aplikasi atau

aksesoris telepon

Pengurangan uang tunai/cash handling

Penambahan biaya instalasi dan pengelolaan aplikasi mobile

untuk beberapa operator dengan

platform unik masing-masing

Potensi untuk mendapat biaya dari memasukkan

nilai tambah iklan kepada

pengecer (retailers)

Potensi untuk membayar biaya sewa untuk operator dan

operator dapat memblokir

penggunaannya

Potensi akuisisi pelanggan baru (termasuk unbanked)

Bentuk faktor persaingan pada kartu

Peningkatan fitur keamanan

Peningkatan nilai dari relasi dengan pelanggan

dan retensi

Mobile Operator

Kemungkinan peningkatan volume

transaksi data dan pendapatan

Operator dilewati rantai nilai m-payment

Page 15: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

14

Pemangku

Kepentingan

Pro Kontra

Potensi biaya insentif untuk memperkenalkan

pelanggan baru

Agen (Merchant)

Pengurangan kas penanganan biaya,

termasuk biaya

penyimpanan, pencurian,

penyusutan, dan uang

tunai

Komisi atau biaya transaksi pada transaksi yang bernilai rendah

Peningkatan efisiensi kasir dan antrean lebih pendek

Resistensi agen untuk meningkatkan transaksi berbasis kartu

Pengurangan pengungkapan palsu

Peningkatan pengeluaran impuls

Pembayaran yang cepat dan langsung pada agen

pembayaran

Nasabah (konsumen)

Kecepatan dan kemudahan

Terbatas untuk bank tertentu yang menawarkan layanan–

mungkin tidak diizinkan untuk

menambahkan aplikasi lain

Kurang mengganggu-menyediakan akses ke riwayat transaksi untuk

pembelian yang bernilai

rendah

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Pada Gambar 5, pada model bank sentris, bank memperoleh

manfaat tertinggi dengan risiko yang tergolong menengah. Kelebihan model

ini adalah potensi risiko untuk agen maupun nasabah cukup rendah.

Meskipun demikian, kelemahannya adalah manfaat yang diperoleh

nasabah tidak terlalu besar. Sementara itu, karena dalam model ini bank

memegang peranan yang dominan, baik manfaat maupun risiko yang

ditanggung oleh mobile operator tergolong rendah.

Page 16: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

15

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder

Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 5. Peta Risiko dan Keuntungan Model Bank Sentris

Pada model ini, risiko dan manfaat tertinggi ada pada industri

perbankan. Namun, manfaat untuk konsumen masih sangat terbatas. Oleh

karena itu, sebaiknya pada model ini perlu dilakukan penyesuaian dengan

lebih menyediakan fitur-fitur yang memberikan kemudahan bagi

konsumen.

2.3.3 Model Peer to Peer

Dalam model ini, penyedia layanan independen menyediakan m-

payment antarpelanggan atau antara pelanggan dan agen. Model peer to

peer adalah sebuah inovasi yang diciptakan oleh industri pembayaran

pendatang baru yang mencoba mencari cara untuk memproses pembayaran

tanpa menggunakan transfer kabel yang ada dan jaringan pengolahan kartu

bank.

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 6. Deskripsi Model Peer to Peer

Page 17: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

16

Skenario 1: Penyedia (provider) menyebarkan kartu contactless/perangkat

untuk pelanggan dan peralatan POS kepada agen dalam model loop

tertutup.

Skenario 2: Penyedia menyebarkan aplikasi m-payment untuk

mengaktifkan perangkat mobile NFC.

Skenario 3: Penyedia layanan peer to peer menggunakan aplikasi daring

(online) yang sudah ada (misalnya, PayPal Mobile). Tidak ada peralatan

POS diperlukan.

Tabel 4. Pro dan Kontra untuk Pemangku Kepentingan Model Peer to Peer

Pemangku

Kepentingan

Pro Kontra

Bank Penangkapan aliran pendapatan untuk

pembayaran mikro

Pengalaman terbatas dalam

pendistribusian aplikasi atau

aksesoris telepon

Pengurangan uang tunai/cash handling

Penambahan biaya instalasi dan

maintenance aplikasi mobile untuk

beberapa operator dengan masing-

masing platform unik

Potensi untuk mendapat biaya dari memasukkan

nilai tambah iklan kepada pengecer (retailers)

Potensi untuk membayar biaya sewa

untuk operator dan operator dapat

memblokir penggunaannya

Potensi akuisisi pelanggan baru (termasuk unbanked)

Bentuk faktor persaingan pada kartu

Peningkatan fitur keamanan

Peningkatan nilai dari relasi dengan pelanggan dan retensi

Mobile Operator Kemungkinan peningkatan volume transaksi data dan pendapatan

Potensi biaya insentif untuk memperkenalkan pelanggan

baru

Operator dilewati rantai nilai m-payment

Agen (Merchant) Mengurangi biaya penanganan kas dan meningkatkan kecepatan

pemrosesan

Berpotensi untuk meningkatkan transaksi

Kecepatan pembayaran

Akses untuk program loyalitas

Komisi untuk provider layanan peer to peer pada transaksi pembelian

yang bernilai rendah

Risiko kerugian jika terjadi sengketa

atau penipuan

Page 18: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

17

Pemangku

Kepentingan

Pro Kontra

Nasabah (Consumer)

Potensi lebih murah dalam pengiriman uang

(remitensi)/pilihan

pembayaran

Murah bahkan gratis

Perlu untuk mentransfer dana ke penyedia peer-to-peer (mengikat

dana)

Perlu untuk mengelola tagihan baru

Biaya potensial yang dibebankan oleh layanan provider

Kesulitan mengelola sengketa

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Peta risiko dan keuntungan pada model peer to peer, sebagaimana

terlihat padaGambar 7, P2P service provider sebagai penyedia layanan

independen menerima manfaat serta risiko yang relatif tinggi. Di sisi lain,

manfaat dan risiko yang ditanggung oleh pihak bank dan mobile operator

tergolong rendah. Seperti halnya model bank sentris, dalam model ini

potensi risiko bagi agen dan nasabah tergolong sedang, tetapi manfaat yang

diperoleh nasabah tidak terlalu besar.

(Sumber : Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 7. Peta Risiko dan Keuntungan Model Peer to Peer

Model ini secara signifikan berbeda dari model-model yang

menggunakan teknologi pembayaran contactless. Model peer-to-peer adalah

cara pembayaran yang terdiri atas terminal POS, ISO, dan acquirers yang

ditempatkan bersama prosesor dan rute jaringan pembayaran dalam

menyelesaikan transaksi.

Page 19: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

18

2.3.4 Model Kolaborasi

Model ini mengintegrasikan peran antara bank, operator seluler, dan

pemangku kepentingan lainnya dalam layanan m-payment termasuk pihak

ketiga yang berpotensi dapat mengontrol dan mengawasi penyebaran

aplikasi mobile. Pembayaran dengan model ini diproses melalui fasilitas

kredit dan debet ke rekening terkait. Model ini mencakup dua kemungkinan

skenario:

Skenario 1: Seorang mitra operator seluler dengan satu bank

berkolaborasi untuk menawarkan layanan m-payment pada bank tertentu

Skenario 2: Asosiasi Industri yang mewakili operator selular dan lembaga

keuangan bernegosiasi dan menetapkan standar untuk aplikasi yang

berada pada elemen aman di perangkat seluler yang memungkinkan

beberapa jenis kartu dari bank yang berbeda untuk dapat digunakan.

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 8. Deskripsi Model Kolaborasi

Tabel 5. Pro dan Kontra untuk Pemangku Kepentingan Model Kolaborasi

Pemangku

Kepentingan

Pro Kontra

Bank Alternatif channel Kurang perlu bagi pelanggan untuk menarik uang tunai dari

ATM sehingga menurunkan

pendapatan ATM

Penambahan pendapatan dari transaksi

Investasi membuat aplikasi dan pengaturan standar

Potensi untuk akuisisi pelanggan baru jika bermitra dengan

operator

Mobile Fokus pada kompetensi utama Kompleksitas (harga/waktu)

Page 20: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

19

Pemangku

Kepentingan

Pro Kontra

Operator Potensi untuk akuisisi pelanggan baru

pada negoisasi dengan bank atau

asosiasi

Pendapatan dari transaksi dan transmisi data

Trusted Service Manager

Potensi untuk transaksi baru berbasis model bisnis

Asumsi risiko dari pengelolaan data pelanggan sensitif dan

autentikasi

Potensi untuk menyediakan konten yang bernilai tambah (value added)

Kurangnya pengalaman dalam integrasi dan implementasi

Agen (Merchant)

Waktu transaksi cepat Biaya transaksi di tempat tunai

Pengurangan kas penanganan biaya dan antrean

Kepuasan konsumen

Target pemasaran dan program

loyalitas

Nasabah (Consumer)

Layanan perbankan tersedia dari bank preferred.

Perlu untuk menghasilkan dan mengaktifkan aplikasi bank yang

spesifik pada seluler Pengurangan waktu tunggu

Kenyamanan

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Berdasarkan Peta Risiko dan Keuntungan Model Kolaborasi

(sebagaimana terlihat pada Gambar 9.), jika dibandingkan dengan ketiga

model sebelumnya, model kolaborasi memberikan potensi manfaat terbesar

dengan potensi risiko paling minimal bagi customer selaku pengguna akhir.

Model ini juga menawarkan manfaat yang tergolong tinggi dan risiko yang

relatif rendah bagi pihak-pihak lainnya, seperti agen, mobile operator, bank,

dan service manager.

(Sumber: Proximity Mobile Payments Business Scenarios: Research Report on Stakeholder Perspectives, Smart Card Alliance)

Gambar 9. Peta Risiko dan Keuntungan Model Kolaborasi

Page 21: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

20

2.4 Perkembangan Teknologi dan Implikasi terhadap Risiko

Operasi dan keberhasilan m-payment terkait erat dengan teknologi.

Dalam konteks ini sangat penting untuk memahami sifat dan batas-batas

dari teknologi ini. Tiga teknologi inti yang digunakan dalam pengembangan

pembayaran melalui ponsel meliputi internet, SMS, dan NFC (near field

communication).

2.4.1 Perkembangan Teknologi Contactless

Teknologi contactless digunakan secara umum dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya, hampir seluruh kartu akses kantor menggunakan

teknologi contactless; pintu keamanan kantor ritel yang akan berbunyi jika

objek melewati mesin pemindai ketika tag keamanan masih terpasang.

Teknologi contactless ini dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Vicinity (Daerah Sekitar)

Teknologi ini menawarkan jarak pindai maksimum 1 sampai 1,5 meter (3

sampai 5

kaki). Contohnya, di daerah sekitar contactless yang memerlukan kontrol

akses, pengguna tidak diharuskan untuk mengambil perangkat akses

dari dompet, tas, ataupun media penyimpanan lainnya karena proses

pindai dapat dilakukan pada jarak yang jauh sekalipun tanpa harus

bersentuhan langsung.

2. Proximity (Kedekatan)

Teknologi ini memiliki jarak pindai jauh lebih kecil, biasanya hanya

sekitar 7,5

cm (3 inci) untuk kebanyakan kasus. Jarak pindai kecil pada teknologi

ini

digunakan dalam aplikasi sehari-hari seperti kartu akses kantor.

Identifikasi dengan menggunakan frekuensi radio atau RFID ini sangat

umum digunakan pada teknologi contactless. RFID digunakan secara

luas di berbagai bidang, seperti produk pelacakan, paspor, identifikasi

hewan, dan perpustakaan. Namun, kelemahan pada RFID ada pada

standar komunikasi dari kode untuk pembaca.

Page 22: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

21

Kelemahan ini telah diperbaiki pada tahun 1990 oleh Philips dan

Sony. Kedua perusahaan ini bersama-sama mengembangkan standar untuk

komunikasi dua arah contactless. Standar ini disebut near field

communication (NFC) yang diperkenalkan pada tahun 1990-an dan telah

disertifikasi oleh organisasi ISO pada tahun 2003. Sejak saat itu, NFC

menjadi sebuah standar umum untuk komunikasi dua arah menggunakan

teknologi contactless.

Penggunaan Teknologi NFC dalam M-Payment

Seiring dengan perkembangan komunikasi dua arah contactless,

terdapat teknologi terbaru mengenai transfer data dengan cepat dan aman,

yaitu melalui enkripsi. Hal terpenting dalam perkembangan komunikasi

dua arah adalah kecepatan transfer data yang cepat dan aman agar dapat

digunakan dalam pembayaran. Perkembangan teknologi ini menyebabkan

pertumbuhan yang besar dalam penggunaan teknologi contactless yang

digunakan untuk transaksi pembayaran. Namun, karena teknologi NFC

memerlukan komunikasi interaktif dua arah, diperlukan perangkat

komunikasi yang memungkinkan pengguna layanan dapat melakukan

komunikasi dua arah, yang dalam hal ini dapat diakomodasi oleh telepon

seluler.

NFC sering dibandingkan dengan bluetooth. Namun, NFC dinilai

lebih unggul daripada bluetooth untuk digunakan dalam layanan

pembayaran karena menawarkan jaringan yang lebih cepat

antarperangkat, memiliki jarak yang lebih pendek, dan membuatnya lebih

aman untuk digunakan di tempat umum. Selain itu, NFC tetap dapat

digunakan apabila baterai pada perangkat komunikasi tersebut habis atau

dimatikan, sementara bluetooth tidak dapat digunakan dalam kondisi

tersebut.

Masalah Keamanan NFC.

Beberapa permasalahan yang ditemukan oleh pengguna pada m-

payment yang berbasis NFC di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Gangguan terhadap proses pembayaran:

Page 23: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

22

Penyalahgunaan akses (reader attack), yaitu dengan memodifikasi telepon

seluler sehingga dapat mengakses sistem atau jaringan NFC pada ponsel

seseorang. Hal ini menginformasikan bahwa pihak yang tidak berwenang

dapat memiliki akses masuk ke ponsel pada periode waktu tertentu.

Karena jumlah aplikasi untuk ponsel NFC masih sangat terbatas, metode

penyalahgunaan ini belum secara luas digunakan dalam tindak

kejahatan.

2. Komunikasi NFC muncul dalam dua model:

Model komunikasi pasif, yaitu perangkat inisiator (label)

memungkinkan operator lapangan dan perangkat target untuk

menjawab (telepon) sesuai dengan prosedur lapangan yang ada. Dalam

model ini, perangkat target (ponsel) dapat menarik listrik pada saat

operasi, sedangkan label medan elektromagnetik memungkinkan

pembayaran NFC ketika sumber energi mesin pembaca habis.

Model komunikasi aktif, yaitu baik inisiator (label) maupun target

(ponsel) berinteraksi secara bergantian dan menghasilkan area mereka

sendiri. Keduanya, baik label maupun telepon, tetap membutuhkan

power supply.

Mulliner menemukan indikasi bahwa model komunikasi pasif sangat

rentan terhadap serangan. Temuan ini perlu menjadi perhatian utama

karena sebagian besar pesan yang dipertukarkan melalui NFC

menggunakan model komunikasi pasif. Hal ini disebabkan label yang

dibutuhkan tersedia dengan harga yang terjangkau dan juga transaksi

dapat dilakukan bahkan ketika perangkat target (ponsel) tidak memiliki

baterai (power supply).

Penggunaan Teknologi Short Messaging Service (SMS) dalam M-

Payment

SMS memiliki tiga karakteristik penting dalam aplikasi pembayaran,

yakni

Store and Forward: pesan teks dikirim dari ponsel pengirim untuk

operator. Ketika telepon penerima yang dimaksud tersedia untuk pesan

ini, pesan menjadi diterima, lalu operator mengirimkan pesan ini melalui

Page 24: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

23

penerima. Sering kali, ada maksimal waktu yang dibutuhkan operator

memegang pesan untuk pengiriman dalam kasus telepon penerima

dimatikan, baterai datar, atau telepon tidak memiliki jangkauan.

Kurangnya enkripsi: SMS dikirim sebagai teks saja.

Kurangnya bukti pengiriman: bukti pengiriman bukan merupakan bagian

dari SOP layanan SMS. Perlu disebutkan bahwa kebanyakan SMS dalam

mobile payment memberikan bukti pengiriman, meskipun ini

menyebabkan meningkatnya biaya dan tidak ekonomis jika ditransfer

dalam jumlah kecil.

Kombinasi dari ketiga faktor tersebut membuat SMS tidak cocok

untuk digunakan dalam pembayaran yang berbentuk aplikasi. SMS dapat

digunakan dan digunakan secara luas, tetapi hanya untuk mentransfer

inisiasi pesan untuk proses pembayaran.

Masalah Keamanan SMS

Short Message Service adalah layanan data yang paling populer

ditawarkan oleh operator jaringan selular dan paling banyak digunakan

untuk m-payment. Perangkat ponsel dapat saling bertukar data melalui

pusat layanan pesan singkat (SMSC) dengan mengirimkan dan menerima

pesan SMS standar yang diidentifikasi oleh mobile subscriber internasional

identity (IMSI). Untuk memenuhi sebuah sistem pembayaran yang aman,

ponsel harus memiliki karakteristik sebagai berikut.

Kerahasiaan: rahasia informasi harus diamankan dari pihak, proses,

atau perangkat yang tidak berwenang. Untuk SMS rahasia, informasi

disimpan di agen terakhir.

Autentikasi: menjamin pihak untuk dapat mengakses ke transaksi yang

tepercaya.

Untuk layanan informasi tagihan, SMS sangat rawan terhadap tindak

kejahatan karena jika perangkat mobile dicuri, pencuri dapat

menyalahgunakan informasi tagihan tersebut untuk kepentingannya,

sampai rekening tersebut diblokir.

Integritas: informasi dan sistem belum disesuaikan atau terjadi

kerusakan yang disebabkan oleh pihak luar. Memodifikasi pesan SMS

Page 25: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

24

sangat mungkin dilakukan, meskipun hal ini jarang dilakukan. Data

yang tidak dikirim secara enkripsi,membuat data mudah diketahui dan

terjadinya manipulasi data lebih mudah.

Otorisasi: verifikasi bahwa pengguna diperbolehkan untuk melakukan

transaksi yang diminta. Setelah penagihan SMS, selanjutnya diperlukan

proses otorisasi dengan PIN yang berbasis sistem pembayaran SMS.

Ketersediaan: sistem harus dapat diakses bagi pengguna yang memiliki

wewenang kapan pun dan di mana pun. Untuk sistem pembayaran

berbasis SMS, aspek ini baik untuk dilengkapi bahwa selama pengguna

menerima konfirmasi di telepon selulernya, seseorang dapat membayar

melalui SMS. Untuk pembayaran P2P, perangkat mobile dari penerima

harus memenuhi dua kriteria yang disebutkan sebelumnya, ditambah

kriteria bahwa penerima harus memiliki perangkat selular yang

diaktifkan untuk menyelesaikan transaksi (prinsip store-and-forward).

2.4.4 Unstructured Suplementary Service Data (USSD) sebagai

Teknologi yang Digunakan dalam M-Payment

USSD (unstructured suplementary service data) merupakan layanan

yang terkait dengan layanan telepon real-time atau pesan instan. USSD

merupakan standar untuk transmisi informasi melalui saluran sinyal GSM.

Saat ini, USSD banyak digunakan sebagai metode untuk mengetahui query

saldo dan layanan informasi serupa lainnya di layanan prabayar (prepaid)

GSM.

2.5 Strategi Antisipasi Risiko M-Payment

Transaksi m-payment dapat menimbulkan risiko ketika beberapa

pihak terlibat dalam melakukan pelayanan pembayaran secara bersama-

sama. Hal ini diperparah jika layanan yang diserahkan kepada pihak ketiga

ternyata berpotensi tidak diatur dengan pengaturan dan pengawasan yang

jelas. Hal itu menyebabkan lingkungan transaksi multipartai secara

kondusif dapat dieksploitasi oleh pihak tidak berwenang dengan

memanfaatkan kelemahan teknologi dan sosiologis jika mekanisme

Page 26: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

25

perlindungan yang sesuai dengan pengawasan yang tepat tidak diterapkan

pada ekosistem m-payment.

Financial, payment, and network service providers (FSPs, PSPs, NSPs)

harus menerapkan pengamanan yang memadai serta privasi dan keamanan

program pemerintah. Ada risiko yang muncul dari penyalahgunaan oleh

pengguna resmi seperti pencucian uang dan risiko penggunaan ilegal.

Risiko terakhir mungkin memerlukan dukungan dari undang-undang baru

yang akan berkembang untuk memastikan perlindungan telah berjalan

secara memadai.

Faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan adalah klasifikasi

data selama transmisi dan penyimpanan data. Organisasi terkait harus

mengidentifikasi data yang dianggap pribadi dan sensitif serta harus

memastikan pula bahwa mekanisme berfungsi pada tempatnya. Juga dalam

kasus data keuangan, sebuah aspek yang sangat penting (selain dari

enkripsi) adalah masalah integritas data sehingga organisasi terkait harus

mempertimbangkan hal ini.

Hal sama penting yang perlu dipertimbangkan adalah sistem POS

dalam kasus proximity payment. Organisasi terkait harus memastikan

bahwa pihak ketiga yang berinteraksi memiliki keamanan proyek tata kelola

yang kuat. Selain itu, perhatian tertentu juga harus diberikan kepada

trusted service manager (TSM), entitas yang bertindak sebagai "personal"

chip TSM kompatibel pada vendor yang disediakan perangkat seluler. Dalam

lingkungan platform lintas kolaboratif, program pengendalian risiko

organisasi harus memiliki fokus yang kuat pada pengelolaan layanan pihak

ketiga.

Akhirnya, perhatian tertentu harus diberikan pada perangkat

transaksi baik pelanggan selular dan pengguna. Pengguna harus dididik

untuk memahami risiko yang sesuai. Manufaktur perangkat selular

seharusnya tidak hanya bekerja sama dengan industri pembayaran untuk

pengembangan platform yang menjamin lingkungan yang aman untuk

melakukan transaksi mobile, tetapi juga untuk pengoperasian lintas antara

model telepon pintar (smartphone) yang berbeda oleh pengguna cenderung

Page 27: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

26

sering diubah atau diperbaharui. Ketentuan batas layanan interoperable

yang aman adalah sangat penting untuk keberhasilan m-payment.

Peraturan Bank Indonesia tentang M-Payment

Terkait dengan m-payment, di Indonesia mengacu pada Peraturan

Bank Indonesia tentang Uang Elektronik (E-Money) No. 11/12/PBI/2009

tanggal 13 April 2009. Dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa karena

perkembangan alat pembayaran berupa uang elektronik yang sebelumnya

diatur sebagai kartu prabayar tidak hanya diterbitkan dalam bentuk kartu,

tetapi juga telah berkembang dalam bentuk lainnya; dan karena

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, alat pembayaran

berupa uang elektronik yang diterbitkan oleh bank dan lembaga selain bank

saat ini semakin berkembang. Oleh karena itu, dikeluarkanlah peraturan

tentang e-money tersebut.

2.7 Kajian Sebelumnya

Pada tahun 2009, The International Finance Corporation dari grup

World Bank melakukan kajian mengenai mobile banking di Indonesia

dengan mengambil sampel penelitian di beberapa kota di Indonesia.

Temuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

a. Permintaan untuk layanan mobile banking dalam urutan peringkat

adalah sebagai berikut: top-up, pembayaran tagihan (bill payments),

transfer, pengiriman uang /remitansi (remittance), dan transaksi. Tiap-

tiap layanan dapat diaktifkan dengan atau tanpa rekening tabungan

sehingga permintaan untuk layanan tidak selalu diterjemahkan ke

dalam rekening tabungan tambahan.

b. Pembayaran tagihan (bill payment) paling banyak dilakukan, baik terkait

dengan tagihan bank maupun tagihan nonbank, dan dipandang sebagai

titik awal untuk masuk pada m-banking. M-transfer, sebagai contoh,

merupakan produk layanan yang telah banyak dipakai oleh masyarakat,

termasuk di antaranya terkait dengan kegiatan remitansi dari tenaga

kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Page 28: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

27

c. Partisipasi dalam kegiatan layanan m-transfer lebih banyak dilakukan

oleh lembaga keuangan nonformal jika dibanding dengan bank

komersial karena sepertiga penduduk di Indonesia tidak menyimpan

uang di bank. Sepertiga penduduk Indonesia tidak menyimpan sama

sekali tabungan di bank karena keterbatasan masyarakat terhadap

akses bank. Masyarakat lebih menekankan segi kepraktisan dalam

melakukan transfer dana daripada harus melakukan transaksi di bank

meskipun masyarakat memiliki deposit yang kecil dan harus membayar

fee yang lebih mahal. Namun, hal ini dipandang lebih dapat diterima

daripada masyarakat harus membayar fee tertentu di bank karena

jumlah deposit di bank mencapai jumlah minimum.

Pada tahun 2011, Bank Indonesia telah melakukan kajian internal

awal mengenai mobile banking/payment dengan hasil kesimpulan bahwa

berdasarkan faktor-faktor penunjang kesuksesan yang telah teridentifikasi

dari pengalaman beberapa negara dan kondisi yang ada di Indonesia,

terdapat beberapa isu terkait penyelenggaraan mobile financial services

(MFS) , yaitu know your customer/anti money laundering (KYC/AML) dan

pendanaan terorisme, keamanan, efisiensi, regulasi, edukasi, serta peran

bank dan lembaga nonbank. Adanya peraturan perundang-undangan yang

baru, antara lain transfer dana dan pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana pencucian uang, menambah beberapa isu dalam penyelenggaraan

MFS. Selanjutnya, isu yang mengemuka terkait m-banking/m-payment

meliputi:

a. tindak pidana pencucian uang (money laundering): direkomendasikan

pembatasan fungsi dan kapasitas dari instrumen, antara lain melalui

pembatasan transaksi, menghubungkan instrumen tersebut dengan

institusi finansial dan rekening bank, adanya standar pencatatan bagi

penyelenggara sehingga memungkinkan untuk diperiksa, adanya

dokumentasi yang memadai, dan registrasi bagi pemegang;

b. pengamanan: adanya upaya terus menerus untuk meningkatkan

keamanan, penggunaan teknologi STK, USSD;

Page 29: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

28

c. efisiensi: perlu dipertimbangkan untuk melakukan

interkoneksi/interoperability antarpenyelenggara agar layanan MFS

dapat menjangkau masyarakat luas dengan biaya murah;

d. regulasi: termasuk perlindungan konsumen, belum ada ketentuan yang

cukup memadai dalam pengaturan MFS, diperlukan koordinasi antara

lembaga terkait, a.l. antara BI dan Kemenkominfo untuk mengatur

pemain yang bukan bank, diperlukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan MFS;

e. edukasi: perlu dilakukan sosialisasi mengenai MFS terutama bagi

masyarakat yang belum mempunyai rekening di bank; dan

f. bank vs nonbank: diperlukan kerja sama untuk saling memanfaatkan

jaringan distribusi dan sistem yang ada antara bank dan nonbank.

Page 30: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

29

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan menggunakan

data primer yang diperoleh dari survei untuk dapat menjawab persoalan

penelitian. Di samping itu, untuk mendapatkan informasi yang

kemungkinan belum terungkap pada kuesioner, penelitian dilengkapi

dengan kegiatan focus group discussion (FGD). Data yang telah

dikumpulkan dari responden diolah dengan menggunakan pendekatan

statistik deskriptif. Berdasarkan hasil kajian statistik tersebut kemudian

diajukan saran cakupan peraturan terkait risiko m-payment.

Populasi, Sampel, dan Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di empat kota besar di Indonesia, yaitu

Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan dari bulan Februari hingga Mei

2013. Objek penelitian meliputi perusahaan telekomunikasi yang memiliki

atau berencana mengembangkan fasilitas m-payment. Kemudian,

perusahaan-perusahaan tersebut diwawancara langsung atau dikirimi

kuesioner. Total responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini

berjumlah 54 orang yang terdiri atas 15 responden dari lima perusahaan

telekomunikasi (telco) terbesar di Indonesia, 19 responden dari bank, dan

20 responden berasal dari agen, merchant, KADIN, dan UKM.

Kegiatan FGD juga dilakukan di empat wilayah yang sama dengan

survei. Kelompok responden dari kota yang ditunjuk dikumpulkan dalam

kelompok forum diskusi untuk mendapatkan penjelasan mengenai cakupan

kajian dan daftar pertanyaan yang akan diajukan, kemudian diminta untuk

mengisi daftar pertanyaan tersebut. Kelompok forum diskusi tersebut terdiri

atas gerai telkom, agen/subagen, merchant, serta institusi yang terkait

dengan tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang diperkirakan banyak

melakukan tindakan remitansi.

Page 31: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

30

3.3 Identifikasi Risiko M–Payment

Risiko dari perspektif mobile payment dapat dikategorikan sebagai

risiko tradisional, misalnya melibatkan penolakan atau pencurian layanan,

hilangnya pendapatan, reputasi, dan basis pelanggan, dan risiko yang

tergolong baru seperti melibatkan penggunaan mobile payment dalam

pencucian uang dan pendanaan teroris

Dengan diperkenalkannya media (mail, internet, dan telepon selular),

banyak hal yang berubah drastis. Pemesanan (order) yang dahulu melalui

pos, telepon, dan lalu internet saat ini dapat dilakukan melalui ponsel.

Perdagangan jarak jauh yang dipisahkan oleh waktu dan tempat ini dapat

memunculkan risiko dalam prosesnya.

3.3.1 Perbandingan Risiko M-Payment dengan Risiko pada Lembaga

Keuangan

M-payment memiliki risiko yang serupa dengan lembaga keuangan.

Seperti halnya lembaga keuangan, dalam penerapan m-payment harus

terdapat proses review dan persetujuan untuk memastikan kepatuhan

terhadap kebijakan internal dan peraturan perundangan yang berlaku.

Potensi risiko dalam penerapan m-payment, yaitu sebagai berikut.

Tabel 6 Risiko Mobile Payment

Kategori Risiko Risiko

Tindak pidana pencucian uang (Money Laundering)

Kegagalan untuk memenuhi pencatatan, penyaringan dan

persyaratan pelaporan dimaksudkan untuk mendeteksi

kejahatan keuangan, mencegah ilegal lintas batas

pembayaran dan mencegah pendanaan teroris.

Fraud Kegagalan untuk mencegah atau menghalangi transaksi yang tidak sah, intersepsi informasi rahasia, atau aktivitas

penipuan lainnya.

Compliance Kegagalan untuk mematuhi undang-undang perlindungan

konsumen yang berlaku, persyaratan pengungkapan,

pengawasan dan bimbingan.

Kredit/Likuiditas Kemungkinan kerugian dari kegagalan untuk menagih

kewajiban kredit atau memenuhi komitmen pembayaran-kontraktual yang terkait.

Teknologi Kegagalan untuk melindungi informasi keuangan rahasia.

Reputasi Pengalaman konsumen yang negatif dapat mencerminkan reputasi buruk bank atau menghindari penggunaan m-

payment

(Sumber : Nordlie Luke , Chahine Hicham, 2012, Mitigating the Risk in Mobile Banking: on the Website of ABA Banking Journal, www.ababj.com)

Page 32: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

31

1. Risiko Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)

Pencucian uang (money laundering) adalah suatu upaya perbuatan

untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang/dana atau

harta kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai transaksi keuangan

agar uang atau harta kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari

kegiatan yang sah/legal.

Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan

atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang merupakan hasil dari

tindak pidana dengan berbagai cara agar harta kekayaan hasil

kejahatannya sulit ditelusuri oleh aparat penegak hukum. Rekomendasi

dari isu tindak pidana pencucian uang (money laundering) adalah sebagai

berikut.

a. Pembatasan fungsi dan kapasitas dari instrumen, antara lain melalui

pembatasan transaksi, yaitu

- nilai transaksi untuk setiap kali bertransaksi

- nilai transaksi dalam suatu periode tertentu (harian,bulanan)

- nilai maksimum dana yang ada dalam instrumen

- nilai transaksi untuk tiap-tiap jenis transaksi (misalnya: transfer,

belanja)

b. Menghubungkan instrumen dengan institusi keuangan dan rekening

bank

c. Adanya standar pencatatan bagi penyelenggara sehingga memungkinkan

pemeriksaan

d. Adanya dokumentasi yang memadai

e. Registrasi bagi pemegang

2. Risiko Fraud

Fraud adalah penipuan terhadap pelanggan, misalnya muncul

transaksi yang tidak sah, intersepsi informasi rahasia, pencurian saldo

pelanggan melalui sarana teknis, atau aktivitas penipuan lainnya.

Rekomendasi untuk mengatasi risiko fraud adalah

Page 33: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

32

a. adanya upaya terus menerus untuk meningkatkan keamanan dan

b. pengawasan terhadap penyelenggaraan MFS.

3. Risiko Compliance

Risiko compliance muncul akibat pelanggaran dan ketidakpatuhan

bank terhadap hukum, peraturan, dan standar etika. Jika risiko ini

terealisasi, reputasi bank bisa jatuh, merugi, bahkan bisa berdampak pada

bisnis. Rekomendasi dari isu risiko compliance adalah sebagai berikut.

a. Untuk memitigasinya, bank dan perusahaan telekomunikasi harus betul-

betul paham dan mampu menginterprestasikan secara benar, khususnya

peraturan-peraturan seputar money payment, permasalahan agen, serta

pemisahan wallet untuk e-money dan remitansi.

b. Agen membantu memperluas akses masyarakat terhadap MFS.

c. Pembatasan nilai untuk transaksi remitansi perlu dilakukan. Transaksi

remitansi melalui MFS adalah untuk nilai kecil; untuk nilai yang lebih

besar adalah melalui perbankan.

d. Koordinasi antarlembaga terkait, a.l. BI dan Kemenkominfo untuk

mengatur pemain nonbank.

e. Ketentuan yang mengatur bahwa penerbit harus mengawasi agen

termasuk pemberian training dan pelatihan anti money laundering.

f. Pemisahan wallet untuk aktivitas remitansi dan payment tidak perlu

dilakukan untuk fleksibilitas penggunaan wallet oleh konsumen.

4. Risiko Kredit

Risiko kredit yakni risiko yang juga berpotensi meningkat karena

internet banking membuat para nasabah bisa mengajukan aplikasi kredit

dari mana pun di dunia ini. Bank-bank tentu akan sangat sulit

memverifikasi dan mengidentifikasi nasabah jika bank menawarkan kredit

melalui internet.

5. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas timbul karena transaksi m-payment sehingga para

nasabah menjadi lebih gampang menarik kas dan mentransfer kepada

Page 34: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

33

pihak ketiga. Sekalipun transfer dilakukan ke rekening penyelenggara m-

payment yang sama, ini bisa saja menimbulkan masalah karena pihak

ketiga bisa saja menariknya dalam bentuk kas atau mentransfernya ke

pesaing. Dengan penerapan m-payment, perlu disesuaikan manajemen

likuiditasnya.

6. Risiko Reputasi

Risiko reputasi biasanya berjalan seiring dengan risiko-risiko lain.

Sistem mobile payment yang down atau kecepatan sistem yang rendah

dapat membentuk pendapat negatif publik terhadap m-payment. Salah satu

cara untuk mengantisipasi risiko ini adalah perlu dipertimbangkan untuk

melakukan interkoneksi/interoperabilitas antarpenyelenggara agar layanan

MFS dapat menjangkau masyarakat luas dengan biaya yang lebih

terjangkau.

7. Risiko Teknologi

Penerapan penerapan teknologi di m-payment membawa risiko, baik

kepada penyelenggara m-payment maupun kepada nasabah. Namun, dari

semua risiko yang timbul, hampir seluruhnya diakibatkan oleh tindakan

manusia yang mencoba memanfaatkan teknologi infrastruktur m-payment

untuk tindakan fraud. Secara terperinci risiko ini dipaparkan dalam tabel

berikut.

Tabel 7. Risiko Teknologi dalam M-Payment

Risiko Kerentanan (Vulnerabilities) Risiko untuk

Bisnis

Risiko untuk

Nasabah

PIN lemah Pengguna menggunakan PIN

yang lemah

Rendah Tinggi

Kegagalan Proses PIN diset ulang oleh penipu Medium Tinggi

Pencurian Pencurian handset - Rendah

Spoofing SMS dan spoofing USSD

untuk permintaan phishing

PIN

Medium Medium

Credential reroute Pertukaran SIM (swap SIM) Medium Tinggi

Perpindahan Dana Perpindahan dana di luar penerima manfaat

Rendah Tinggi

Kegagalan

Channel

USSD, IVR, atau jaringan SMS

pada MFSP gagal

Tinggi Rendah

Panen Transaksi Pengamanan pada SMSC dan

link Pengamanan yang terbatas pada server Wireless Gateway

Rendah

Medium

Rendah

Rendah

Kompromi Kompromi skema kunci Rendah Rendah

Page 35: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

34

Risiko Kerentanan (Vulnerabilities) Risiko untuk

Bisnis

Risiko untuk

Nasabah

Keamanan Hardware

enkripsi di sim dan modul keamanan hardware

Smart Phones Terinfeksi oleh malware Medium Tinggi

(Sumber: Chatain, P.; et al.; “Integrity in Mobile Phone Financial Services—Measures for Mitigating Risks from Money Laundering and Terrorist Financing,” World Bank Working Paper No. 146, World Bank, Washington D.C., USA, 2008, http://siteresources.worldbank.org/INTAML/Resources/WP146_Web.pdf)

3.3.2 Risiko dalam Ekosistem M-Payment

Risiko bagi para peserta dalam ekosistem mobile payment tergantung

pada peran pengguna entitas, penyedia jaringan atau komunikasi, atau

penyedia layanan pembayaran. Beberapa entitas, seperti MNO (operator

nirkabel), mungkin memainkan dua peran tersebut secara bersamaan.

Berikut gambaran tentang jenis-jenis ancaman dan risiko yang ada di

lingkungan mobile payment.

Tabel 8. Jenis-Jenis Ancaman dan Risiko yang Ada di Lingkungan Mobile

Payment

Tipe

Target

Kerentanan Ancaman Risiko

Penyedia Layanan (Service Provider)

Over the air (OTA) transmission Antara phone and point of sale (POS) (NFC reader)

Interception of traffic Pencurian identitas, keterbukaan informasi, replay attacks

Penyedia

Layanan

Tidak adanya

autentikasi dua faktor

Pengguna menyamar Penipuan transaksi, kewajiban

penyedia

Penyedia

Layanan

Mengubah atau

mengganti ponsel

Konfigurasi dan

kompleksitas

pengaturan

Mengurangi adopsi teknologi,

"keamanan dengan

ketidakjelasan"

Penyedia Layanan

Smartphone Internet and geolocation Capabilities

Malware on mobile device;

miskin perlindungan

data kontrol pada merchant/ prosesor

pembayaran

Data pengungkapan dan privasi pelanggaran; profiling

perilaku pengguna

Penyedia

Layanan

Sistem POS

menerima

transmisi OTA

pihak tidak bertangung

jawab membanjiri

permintaan melalui sistem POS

Denial of Service (DoS)

Penyedia

Layanan

Perangkat POS

dipasang di tempat merchant.

Penyamaran

menyerang, merusak

POS

Pencurian pelayanan,

memodifikasi pesan

Page 36: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

35

Tipe

Target

Kerentanan Ancaman Risiko

Penyedia

Layanan

Kurangnya

manajemen hak

digital (DRM)

pada perangkat

mobile

Pengguna perangkat mobile secara ilegal

mendistribusikan

konten, misalnya,nada

dering, video, games

Pencurian Konten, pembajakan

digital, risiko penyedia atas

pelanggaran hak digital,

hilangnya pendapatan untuk

penyedia konten atau pedagang

Penyedia

Layanan

Kelemahan dari

enkripsi

Komunikasi Global System

Mobile (GSM)

untuk transmisi OTA, data SMS

dalam bentuk

teks pada

jaringan seluler

Memodifikasi Pesan,

replay transaksi,

penyelundupan kontrol

penipuan

Pencurian layanan atau

konten, hilangnya pendapatan,

transfer ilegal dana

(Sumber: Chatain, P.; et al.; “Integrity in Mobile Phone Financial Services—Measures for Mitigating Risks from Money Laundering and Terrorist Financing,” World Bank Working Paper No. 146, World Bank, Washington D.C., USA, 2008, http://siteresources.worldbank.org/INTAML/Resources/WP146_Web.pdf)

Page 37: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

36

IV. KAJIAN UMUM MOBILE PAYMENT

4.1 Gambaran Umum Mengenai Layanan M-Payment

Perangkat telepon seluler saat ini sudah banyak digunakan dalam

transaksi keuangan dan diperkirakan penggunaannya akan terus

meningkat. Layanan m-payment yang diintegrasikan dengan fungsi

perangkat telepon seluler merupakan hasil inovasi teknologi yang dapat

membawa perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat,

terutama dalam bidang usaha. Awalnya layanan m-payment selalu

melibatkan institusi keuangan seperti bank. Namun, beberapa tahun

belakangan terjadi pertumbuhan yang cukup besar terhadap sistem

pembayaran ritel yang ditawarkan oleh institusi nonbank. Dampak positif

dari kondisi ini adalah konsumen diuntungkan dengan bertambahnya

alternatif dalam melakukan pembayaran daring (online), meningkatnya

kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan dalam penggunaan layanan

pembayaran, serta semakin kompetitifnya usaha penyedia layanan

pembayaran.

Walaupun sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh institusi

nonbank memberikan dampak positif bagi dunia usaha, alur proses yang

didesain tergolong masih baru dan infastrukturnya sebagian besar dimiliki

oleh operator telekomunikasi dan penyedia layanan sehingga berdampak

pada penerapan aturan-aturan yang tidak dapat disamakan dengan aturan-

aturan sistem pembayaran yang diterapkan pada institusi perbankan. Oleh

karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan pengaturan

berdasarkan aspek prudensialnya dalam mengidentifikasi dan

mengantisipasi risiko-risiko yang berpotensi terjadi di kemudian hari pada

usaha ini.

4.1.1 Statistik Pemakai Layanan Mobile Telepon Seluler di Indonesia

Perkembangan industri seluler di Indonesia mengalami kemajuan

dari sisi kuantitasnya dan dari sisi kualitasnya, baik jumlah pelaku usaha

maupun produk.

Page 38: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

37

Tabel 9. Jumlah Pengguna Layanan Telepon Seluler di Indonesia

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Berdasarkan Tabel 4.1, jumlah pengguna telepon seluler di

Indonesia mencapai sekitar 422,5 juta pelanggan dengan perincian 99 juta

untuk pelanggan pascabayar dan 324 juta untuk pelanggan prabayar yang

terbagi dalam 5 perusahaan terbesar di Indonesia penyedia jasa

telekomunikasi. Untuk pengguna fasilitas layanan transaksi keuangan

berbasis teknologi mobile rata-rata setiap penyedia telah memiliki pelanggan

setia. Jumlah pengguna layanan m-banking di Indonesia berdasarkan hasil

survei mencapai 15 juta pelanggan, untuk pengguna layanan m-wallet

tercatat sebanyak 12 juta pelanggan, sedangkan untuk pengguna layanan

m-payment saat ini hanya mencapai 0,9 juta pelanggan. Sedikitnya

pengguna layanan m-payment karena penyedia layanan ini selain dari

institusi perbankan masih sangat terbatas dan juga sosialisasi atau bentuk

pemasaran mengenai layanan m-payment tidak terintegrasi dengan m-

banking sehingga belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal ini juga

tercermin pada hasil survei bahwa responden yang telah menggunakan m-

payment dengan yang tidak menggunakan m-payment menunjukkan jumlah

persentase yang hampir sama. Namun, dengan begitu, mayoritas responden

meyakini bahwa layanan m-payment ini akan berkembang pesat di

kemudian hari dan perlu terus dikembangkan mengikuti perkembangan

zaman dan pertumbuhan usaha supaya lebih mempermudah konsumen

dalam melakukan transaksi keuangan.

Untuk menambah daya saing perusahaan, rata-rata perusahaan

telekomunikasi telah menambahkan fasilitas transfer dana untuk

pembayaran tagihan ataupun pengiriman uang (remittance) dengan biaya

Page 39: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

38

yang terjangkau sehingga masyarakat tidak akan menemui kesulitan

apabila ingin melakukan transfer dana tanpa harus terkendala masalah

geografi, waktu, ataupun kecepatan proses pengiriman. Dengan

keunggulan-keunggulan yang ditawarkan, seperti kemudahan dalam

mengakses, tingkat keamanan yang baik, kecepatan proses bertransaksi,

dan luasnya area yang dapat dijangkau, dapat menjadi alasan pengguna

jaringan telekomunikasi untuk memanfaatkan teknologi berbasis telepon

seluler ini.

4.1.2 Statistik Fasilitas Layanan yang Diharapkan Pengguna Layanan

Telepon Seluler

Layanan terbaik menjadi kunci utama menghadapi persaingan

industri telekomunikasi yang semakin kompetitif. Saat ini perusahaan-

perusahaan telekomunikasi di Indonesia berusaha meningkatkan daya

saingnya dengan berlomba-lomba memberikan layanan terbaik demi

meningkatkan kepuasan konsumennya. Layanan yang diberikan tidak

hanya sebatas memberikan kemudahan dalam bidang komunikasi, tetapi

layanan tersebut juga harus memberikan kemudahan bagi penggunannya

dalam melakukan rutinitas kegiatan sehari-hari termasuk kemudahan

untuk melakukan transaksi keuangan.

Page 40: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

39

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 1. Fasilitas Layanan pada Telepon Seluler

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap responden pemangku

kepentingan pada usaha telekomunikasi yang terdiri atas penyedia jasa

telekomunikasi, bank, dan merchant ini, mayoritas responden mendukung

layanan yang telah disediakan oleh penyedia jasa telekomunikasi dan

mengharapkan terus dilakukan peningkatan terhadap layanan teknologi

Page 41: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

40

ponsel terkait dengan penggunaan transaksi keuangan yang telah ada,

terutama dari segi kenyamanan dan keamanannya. Berdasarkan responden

dari perusahaan telekomunikasi, terdapat beberapa layanan yang wajib

tersedia pada layanan m-payment dengan persentase sebesar 100%, yaitu

untuk layanan pembayaran pada point of sale (POS), pembayaran tagihan,

isi ulang pulsa, transfer online sesama penyedia, informasi data historis

transaksi keuangan, setoran uang, serta layanan untuk deposit uang dan

informasi saldo. Semua layanan ini dinilai akan menjadi kelebihan bagi

layanan m-payment untuk menarik calon konsumen. Layanan informasi

perbankan dan fasilitas kredit dinilai belum perlu untuk diterapkan agar

tidak terjadi benturan kepentingan dengan pihak perbankan karena

layanan ini telah tersedia pada layanan m-banking atau online banking yang

dioperasikan oleh pihak perbankan.

Untuk responden dari bank dan merchant, mayoritas menerima

setiap layanan yang disediakan pada m-payment selama layanan tersebut

membawa kemudahan-kemudahan yang akan berguna dalam aktivitas

sehari-hari. Layanan tersebut antara lain meliputi layanan yang

memungkinkan telepon seluler untuk dapat melakukan transaksi keuangan

langsung yang dilakukan pada merchant (point of sale) sehingga pengguna

layanan yang ingin melakukan transaksi keuangan pada tempat atau gerai

yang terdapat tanda khusus dapat melakukan transaksi jual beli tanpa

harus membawa uang secara tunai. Pengguna cukup menyentuhkan

ponselnya ke mesin pembaca dan secara otomatis mesin pembaca akan

mendebet sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada penjual.

Untuk layanan pembayaran tagihan, baik itu tagihan telepon, listrik,

maupun kartu kredit, dilakukan melalui telepon seluler sehingga pengguna

layanan dapat menghemat waktu tanpa perlu mendatangi bank atau gerai

pembayaran tagihan untuk membayar tagihan rutin. Selanjutnya, untuk

layanan isi ulang pulsa, pengguna layanan dapat mengisi ulang pulsanya

hanya dengan mengakses aplikasi isi ulang pulsa yang terdapat pada

ponselnya, bahkan saat ini penyedia jasa telekomunikasi telah melengkapi

layanan ini dengan layanan transfer atau berbagi pulsa dengan sesama

atau antarpenyedia jasa telekomunikasi.

Page 42: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

41

Lebih dari 80% responden dari pihak bank dan merchant

beranggapan perlu adanya layanan transfer online baik antarpenyedia

ataupun interpenyedia jasa telekomunikasi. Layanan ini melengkapi

layanan deposit uang dan layanan informasi saldo dengan lebih dari 80%

responden dari bank. Merchant menganggap perlu adanya layanan ini.

Dengan adanya layanan transfer online dan deposit uang, pengguna

layanan akan lebih mudah dalam melakukan transaksi keuangan, baik

transfer dana maupun menerima dana dan mengatur arus kasnya layaknya

mengatur arus kas yang ada pada rekening bank.

Tabel 10. Layanan yang Disediakan Penyedia Jasa Telekomunikasi

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Jika dilihat dari sisi kesiapan perusahaan telekomunikasi sebagai

penyedia jaringan dan infrastruktur telekomunikasi, untuk menyediakan

layanan berbasis teknologi telepon seluler bukanlah suatu hal yang sulit

karena secara infrastruktur dan teknologi mereka telah siap. Berdasarkan

survei terhadap lima perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia,

sebagian besar perusahaan telekomunikasi telah menyediakan layanan-

layanan berbasis teknologi telepon seluler sejak beberapa tahun lalu. Hanya

layanan informasi perbankan yang belum mereka sediakan karena belum

adanya momentum yang tepat untuk memfasilitasi layanan ini.

Page 43: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

42

4.2 Daya Tarik M-Payment

Pada hakikatnya sebuah produk akan menjadi laku di pasaran jika

diakui kegunaannya oleh pasar dan memiliki nilai tambah jika

dibandingkan dengan produk sejenis dari perusahaan berbeda. Begitu juga

dengan layanan m-payment yang sedang dikembangkan oleh perusahaan

telekomunikasi. Untuk bisa bersaing dengan fitur layanan berbasis

teknologi mobile lainnya, layanan m-payment harus mampu menarik calon

pengguna layanan dengan kelebihan-kelebihan yang ditawarkannya.

Mengacu pada survei yang telah dilakukan kepada pihak perusahaan

telekomunikasi dan merchant mengenai faktor-faktor yang harus dimiliki

pada layanan m-payment, didapat urutan berdasarkan derajat kepentingan

terhadap faktor-faktor tersebut (Grafik 4.2).

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 2. Faktor Utama yang Menjadi Perhatian Konsumen pada Layanan M-Payment

Berdasarkan grafik tersebut, responden dari perusahaan

telekomunikasi dan bank setuju bahwa keamanan adalah faktor utama

yang perlu diperhatikan dalam layanan m-payment, dengan persentase dari

Page 44: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

43

tiap-tiap responden secara berturut-turut adalah sebesar 20% dan 25%.

Faktor keamanan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

karena pihak penyedia jaringan terlibat langsung dalam mengelola dana

dari pengguna layanan yang disediakan oleh mereka sesuai dengan fasilitas

yang dipilih oleh pengguna layanan. Dengan demikian, faktor keamanan

dari jaringan, sistem, dan operasionalnya harus benar-benar dipastikan

aman untuk mendukung kelancaran proses dari fasilitas m-payment.

Menurut responden merchant dengan persentase sebesar 28%,

mereka percaya bahwa kecepatan menjadi faktor prioritas yang menjadi

perhatian utama oleh pengguna layanan. Hal ini disebabkan kepentingan

mereka dalam melakukan transaksi keuangan memerlukan proses yang

cepat untuk meminimalisasi terjadinya risiko gagal transaksi dan juga

untuk memperlancar kegiatan usaha dan rutinitas sehari-hari.

Faktor penting berikutnya menurut responden perusahaan

telekomunikasi, bank dan merchant adalah faktor kenyamanan, dengan

persentase secara berturut-turut sebanyak 18%, 16%, dan 21%. Pengguna

layanan mengharapkan kenyamanan dalam penggunaannya, baik itu

kenyamanan dari segi keamanan, kemudahan dalam mengakses, maupun

ketersediaan fitur-fitur tambahan yang lebih mempermudah dalam

bertransaksi. Kenyamanan juga dapat berarti biaya yang terjangkau dan

bersaing, serta kemudahan untuk mendapatkan layanan tersebut di mana

pun dan kapan pun. Masih banyak lagi faktor-faktor yang dapat menjadi

daya tarik bagi konsumen untuk menggunakan jenis layanan ini, tetapi

faktor-faktor tersebut tidak besar pengaruhnya dan hanya menjadi nilai

tambah bagi layanan ini untuk meningkatkan daya saing.

4.3 Strategi Pengembangan M-Payment

Untuk menghasilkan layanan yang aman dan dapat terus

diandalkan, layanan m-payment perlu untuk terus dikembangkan dan

ditingkatkan. Tidak hanya jaringan dan infrastruskturnya, tetapi juga

aspek-aspek pendukungnya perlu mendapatkan perhatian. Mengacu pada

survei mengenai aspek-aspek yang perlu dibenahi dalam layanan m-

payment sebagai strategi pengembangan layanan m-payment di masa

Page 45: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

44

depan, berikut adalah hasil dari survei yang dilakukan terhadap pelaku

utama pada usaha telekomunikasi dimaksud.

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 3,. Aspek-aspek yang Perlu Dikembangkan dalam Layanan M-

Payment

Berdasarkan hasil survei, berada pada urutan pertama dengan

persentase sebanyak 25% dari responden perusahaan telekomunikasi aspek

prioritas yang perlu dikembangkan adalah penyesuaian peraturan untuk

layanan m-payment. Hal ini agar perusahaan telekomunikasi dapat

menjalankan usahanya, merencanakan, dan menerapkan strategi usahanya

dengan pasti. Selain itu, perusahaan telekomunikasi berusaha untuk

meminimalisasi terjadinya risiko berbenturan dengan ketidakpastian

hukum yang akan berdampak buruk di kemudian hari.

Berbeda dengan responden dari perusahaan telekomunikasi,

responden dari pihak bank dan merchant dengan hasil persentase secara

berturut-turut sebesar 36% dan 44% menyatakan bahwa aspek keamanan

Page 46: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

45

teknologi adalah yang paling utama untuk dibenahi. Responden agen

beranggapan bahwa jika keamanan dalam layanan m-payment kurang dan

tidak dapat melindungi kepentingan pengguna layanan, pengguna layanan

akan meninggalkan layanan ini.

Aspek kompleksitas menjadi aspek prioritas urutan kedua yang

perlu diperhatikan dalam pengembangan layanan ini dengan mendapatkan

persentase sebanyak 23% dari responden perusahaan telekomunikasi.

Selanjutnya, sebanyak 18% dari responden perusahaan telekomunikasi

melihat bahwa aspek biaya turut ambil bagian dalam aspek-aspek yang

perlu diperhatikan karena dengan biaya yang dapat ditekan dan terjangkau

dapat menjadi salah satu strategi perusahaan untuk menarik konsumen

dan bagi konsumen dengan biaya yang rendah akan mengurangi beban

mereka dalam melakukan transaksi.

Sebanyak 18% responden dari pihak bank dan 16% responden dari

pihak merchant setuju untuk dibuat payung hukum dalam UU

telekomunikasi mengenai m-payment. Dengan adanya aturan-aturan yang

jelas, tindak kejahatan yang akan memanfaatkan kelemahan dalam layanan

ini akan dicegah dan diperkecil. Selain itu, porsi hak dan kewajiban

antarpemain yang terlibat dalam layanan ini menjadi lebih jelas

pembagiannya.

4.4 Manfaat Adanya Mobile Payment bagi Pelanggan

Secara garis besar, layanan m-payment telah memberikan banyak

kemudahan kepada masyarakat dalam menjalankan kegiatan

kesehariannya. Saat ini siapa pun dapat melakukan transaksi keuangan

tanpa harus terkendala waktu, keadaan geografi, jauh dekatnya lokasi, atau

keamanan. Dengan semakin mudahnya melakukan aktivitas transaksi

menggunakan teknologi ponsel seluler, diharapkan dapat mendorong

masyarakat untuk mampu berperan menciptakan kontribusi yang positif

dan berguna bagi lingkungannya.

Page 47: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

46

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 5. Manfaat dengan Adanya M-Payment

Menurut survei di atas, keuntungan terbesar dengan adanya m-

payment adalah pengguna layanan jadi lebih nyaman dalam melakukan

aktivitas kesehariannya yang dalam survei tersebut responden perusahaan

telekomunikasi memberikan persentase sebesar 29%. Dalam hal

kenyamanan, layanan ini memberikan kemudahan kepada pengguna

layanan, seperti pengguna layanan tidak perlu jauh-jauh ke bank hanya

untuk membayar sejumlah tagihan, pengguna layanan dapat menggunakan

ponsel selulernya sebagai alat tukar di merchant sehingga tidak perlu

membawa uang dalam jumlah banyak. Pengguna layanan juga dapat

melakukan transfer dana dan isi ulang pulsa tanpa harus ke agen isi ulang

ataupun ke bank.

Responden merchant dengan persentase sebanyak 38% berada pada

urutan pertama menyatakan bahwa menggunakan layanan m-payment

lebih aman karena pengguna layanan tidak perlu membawa uang tunai

dalam jumlah yang banyak sehingga menghindari risiko terjadinya tindak

pidana kejahatan. Selain itu, di dalam sistem keamanannya, terdapat

Page 48: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

47

proses otorisasi sehingga tidak semua pihak dapat mengakses m-payment

pihak lain atau dengan kata lain hanya pihak yang berwenang yang dapat

mengakses m-payment miliknya.

Lain halnya dengan responden dari pihak bank yang beranggapan

bahwa manfaat terpenting dari adanya layanan m-payment adalah lebih

mudah digunakan untuk membantu aktivitas mereka dengan persentase

sebesar 28%. Pengguna layanan hanya perlu mengakses pilihan fitur

transfer dana, bayar tagihan, atau beli pulsa yang ada pada layanan

tersebut dan beberapa saat kemudian transaksi tersebut akan memberikan

informasi apakah transaksi yang dipilih oleh pengguna layanan sukses atau

gagal.

Selanjutnya sebanyak 12% responden perusahaan telekomunikasi,

20% responden bank, dan 13% responden merchant setuju bahwa layanan

m-payment dapat mempersingkat waktu transaksi. Dalam proses

pengiriman dana, waktu yang dibutuhkan untuk proses pengiriman hanya

terjadi dalam hitungan menit. Selain itu, pembayaran tagihan dapat

dilakukan di mana pun dan kapan pun sehingga akan menghemat waktu.

M-payment juga memberikan keuntungan kesederhanaan dalam

menggunakan dan kemudahan dalam mengaksesnya. Fitur-fitur yang

terdapat dalam layanan ini cukup sederhana dan mudah untuk digunakan.

Pengguna layanan ini tidak perlu memiliki pendidikan khusus untuk

mengoperasikan layanan ini. Proses penggunaannya sudah diatur

sedemikian rupa sehingga setiap orang tidak sulit untuk menggunakannya.

Selain itu fitur-fitur di dalamnya tidak sulit untuk diakses. Asalkan

pengguna layanan telah memiliki otorisasi untuk mengakses, fitur-fitur

tersebut siap untuk digunakan di mana pun dan kapan pun.

4.5 Hambatan yang Dihadapi dalam Layanan Mobile Payment

Walaupun m-payment saat ini telah beroperasi dan mulai banyak

menarik perhatian calon konsumen, bukan berarti keberadaan dari layanan

ini akan selalu berjalan mulus. Ada banyak hal yang perlu dibenahi dan

dikembangkan agar selanjutnya layanan ini akan selalu dapat diandalkan

dengan memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunannya.

Page 49: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

48

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 6. Hambatan dalam M-Payment

Menurut responden perusahaan telekomunikasi dengan persentase

sebesar 100% dan sebagian besar responden lainnya, hambatan terbesar

dalam layanan m-payment adalah lemahnya pengetahuan pelanggan dan

kurangnya kesadaran pelanggan. Hambatan dalam layanan ini adalah

kurangnya pengetahuan pengguna layanan mengenai fitur-fitur layanan,

Page 50: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

49

kegunaan, cara penggunaannya, dan biaya yang dibebankan kepada

pengguna sehingga banyak permasalahan yang terjadi akibat kesalahan

yang dilakukan sendiri oleh pengguna, misalkan kesalahan dalam transfer

dana atau isi ulang pulsa, salah memasukkan nomor rekening pembayaran

tagihan, salah menggunakan fitur sehingga transaksi mengalami kegagalan.

Hambatan yang kedua adalah kurangnya kesadaran pengguna dalam

menjaga informasi atau keamanan yang terdapat pada layanan ini.

Misalkan, pengguna berbagi kata sandi (password) atau PIN untuk

mengakses layanan ini, tidak melakukan sign off setelah selesai

menggunakan layanan, atau melakukan pembelian online berbentuk

aplikasi dari sumber yang tidak jelas. Hal ini akan mengakibatkan

terjadinya risiko yang kemudian dapat merugikan pengguna atau bahkan

penyedia jaringan.

Responden merchant sebanyak 88% menyatakan bahwa hambatan

yang sering terjadi di lapangan adalah tidak handalnya jaringan yang

disediakan sehingga menimbulkan kekecewaan bagi pengguna layanan.

Permasalahan yang melibatkan jaringan antara lain dibajaknya jaringan

yang menimbulkan kerugian pengguna layanan, lambat atau crashed yang

menyebabkan gagalnya transaksi, kesalahan sistem yang mengakibatkan

kesalahan transfer dana atau pengisian pulsa. Selain itu, ketidaknyamanan

pelanggan dan keandalan jaringan menjadi satu kesatuan dalam layanan

ini karena saling mendukung satu sama lainnya. Pelanggan yang tidak

dapat menyesuaikan atau menggunakan layanan ini biasanya akan merasa

tidak nyaman dan beralih pada layanan lain yang memberikan kenyamanan

kepada pengguna. Terkadang ketidaknyamanan pelanggan juga disebabkan

oleh permasalahan jaringan yang tidak dapat diandalkan sehingga

keinginan pengguna layanan tidak dapat tercapai.

Masalah privasi data pribadi dari pengguna layanan juga menjadi

salah satu hambatan dalam layanan ini. Pengguna layanan terlalu menjaga

privasi mengenai data pribadinya sehingga perusahaan penyedia jasa

telekomunikasi sulit untuk mengawasi dan mengontrol setiap para

pengguna yang menggunakan layanan ini karena database yang terekam

tidak termutakhirkan setiap saat bahkan banyak pengguna layanan yang

Page 51: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

50

memberikan data pribadinya tidak sesuai dengan identitas yang

sebenarnya. Hambatan-hambatan lainnya yang teridentifikasi pada survei

ini tidak signifikan pengaruhnya atau bukan merupakan hambatan yang

pernah terjadi pada layanan ini. Hal ini terlihat pada survei yang

respondennya memberikan suara tidak berpengaruh di atas 50% pada

beberapa pilihan dalam survei.

Page 52: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

51

V. KAJIAN ATAS RISIKO MOBILE PAYMENT

Perkembangan industri telekomunikasi yang begitu pesat

menimbulkan implikasi risiko yang kompleks pada kegiatan usaha

telekomunikasi. Kecenderungan tersebut menempatkan fungsi dan peranan

manajemen risiko pada posisi yang strategis dan amat penting sehingga

keberadaan manajemen risiko pada organisasi telekomunikasi merupakan

keharusan yang tidak dapat dihindari. Fungsi dan peranan manajemen

risiko pada usaha telekomunikasi menjadi semakin penting dengan adanya

berbagai kejadian yang mengakibatkan kerugian yang berimbas kepada

pengguna layanan telekomunikasi. Hal ini disebabkan belum optimalnya

peran penerapan manajemen risiko pada perusahaan telekomunikasi

sebagai penyedia jaringan dan pemilik infrastruktur telekomunikasi,

pemerintah sebagai pengatur dan pengawas usaha telekomunikasi, dan

pengguna layanan sebagai pemakai produk telekomunikasi.

Penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan m-payment di

antaranya diimplementasikan melalui kemampuan para pemangku

kepentingan untuk memastikan keamanan database, jaringan dan

infrastruktur telekomunikasi, dan kepatuhan terhadap peraturan yang

berlaku sehingga risiko yang berpotensi terealisasi dapat dikontrol dan

diukur serta dimitigasi. Secara umum risiko yang mungkin terjadi dalam

layanan m-payment dapat dijelaskan berikut ini.

5.1 Risiko Tindak Pidana Pencucian Uang

Risiko yang terjadi karena kesulitan dalam membedakan transaksi

m-payment untuk pencucian uang (money laundering) guna

menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang/dana atau harta

kekayaan hasil tindak pidana dengan transaksi seolah-olah berasal dari

kegiatan yang sah/legal. Untuk risiko ini perlu dibuat aturan-aturan yang

jelas dan ketat guna menekan terjadinya risiko kejahatan ini. Selain itu

pihak penyedia jaringan dapat terkena imbasnya akibat dari kelalaian ini

karena mungkin saja dana yang dialirkan merupakan milik negara. Untuk

Page 53: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

52

meminimalisasi risiko tersebut perlu dilakukan hal-hal yang dapat

mengontrol risiko tersebut.

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 7. Tindakan Pencegahan Risiko Tindak Pidanan Pencucian Uang

Berdasarkan hasil survei, semua responden dari berbagai pihak

setuju bahwa pengguna layanan m-payment wajib untuk diregistrasikan

Page 54: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

53

dengan dokumentasi yang memadai, lengkap, dan dapat

dipertanggungjawabkan, dan juga perlunya pencatatan untuk semua pihak

penyelenggara atau penyedia layanan ini. Hal ini supaya mempermudah

proses pengawasan bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam

layanan ini. Selain itu, jika terindikasi terjadinya tindak kejahatan

pencucian uang, pihak berwajib dengan mudah dapat menelusuri dari asal

usul uang hingga muara aliran kejahatan tersebut terjadi.

Pengintegrasian instrumen layanan tersebut dengan layanan

perbankan dan pembatasan nominal dengan kategori tertentu juga juga

merupakan salah satu tindakan pencegahan terjadinya pencucian uang.

Dengan adanya integrasi layanan m-payment dan perbankan akan

mempermudah pihak terkait untuk menelurusi informasi dan identitas dari

pelanggan, sedangkan dengan adanya pembatasan nominal akan

mempersempit terjadinya risiko kehilangan dana dalam jumlah yang besar

dengan cara ditransfer.

5.2 Risiko Fraud

Risiko fraud adalah risiko yang terjadi dalam proses transaksi

sehingga menimbulkan kerugian bagi pengguna layanan. Risiko ini

umumnya memanfaatkan kelemahan dari jaringan dan sistem yang ada

sehingga dana ataupun data penting dapat dicuri oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab.

Page 55: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

54

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 8. Penyebab Terjadinya Risiko Fraud

Mengacu pada survei di atas, mayoritas responden menyetujui

bahwa penipuan transaksi harus diwaspadai dan perlu dibuat mitigasi

risikonya karena merugikan semua pihak. Risiko penipuan transaksi telah

mempunyai mitigasi risiko dan tingkat kerawanannya tidak terlalu besar.

Hal ini bisa dilihat dari hasil survei dengan responden tiap-tiap pihak tidak

memberikan suara signifikan, tetapi risiko ini sangat besar dampaknya

apabila disalahgunakan. Penggguna layanan akan tertipu oleh pelaku

kejahatan sehingga dana, informasi rahasianya akan bisa diakses oleh

pihak tidak berwenang. Selain itu, juga akan terdapat transaksi ilegal yang

mengatasnamakan pihak yang tidak melakukan transaksi tersebut.

5.3 Risiko Kepatuhan

Risiko ini muncul akibat pelanggaran dan ketidakpatuhan

perusahaan penyedia jasa layanan m-payment terhadap hukum, peraturan,

dan standar etika. Menurut survei di atas, rata-rata semua responden

setuju bahwa patuhnya penyedia layanan dengan aturan-aturan yang

berlaku akan berdampak pada reputasinya di pasar. Namun, berdasarkan

survei, pihak responden perusahaan telekomunikasi tidak setuju bahwa

banyak penyelenggara layanan berusaha untuk menyalahi aturan. Hal ini

berbeda dengan responden dari pihak merchant, walaupun dengan

Page 56: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

55

persentase yang tidak signifikan, yang menyatakan bahwa memungkinkan

penyedia layanan berusaha untuk menyalahi aturan yang berlaku.

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 9. Penyebab Terjadinya Risiko Kepatuhan

5.4 Risiko Kredit

Risiko kerugian ini terjadi disebabkan dalam melakukan transfer

dana ada kesulitan dalam memverifikasi dan/atau mengidentifikasi

pengirim dana, penerima dana, atau penyelenggara m-payment.

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Page 57: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

56

Grafik 10. Penyebab Terjadinya Risiko Kredit

Menurut survei responden perusahaan telekomunikasi mengenai

aktivitas memverifikasi dan mengidentifikasi yang dapat menyebabkan

risiko kredit saat ini sangat kecil peluangnya karena infrastruktur dan

teknologi yang dimiliki penyedia layanan tersebut sudah sangat baik. Begitu

juga pendapat yang diberikan oleh pihak-pihak lainnya yang menyatakan

bahwa tingkat terjadinya risiko kredit akibat ketidakmampuan penyedia

layanan untuk memverifikasi dan mengidentifikasi juga kecil. Hal ini

terlihat dengan persentase pilihan para responden yang seimbang antara

setuju dengan yang tidak.

5.5 Risiko Likuiditas

Risiko pencurian dana oleh pihak ketiga terjadi akibat semakin

mudahnya pengguna layanan m-payment dalam melakukan transaksi

keuangan. Sebanyak 60% responden perusahaan telekomunikasi menolak

bahwa risiko likuiditas terjadi karena semakin mudahnya pihak ketiga

menarik dan dan mentransfer ke pihak ketiga, sedangkan responden yang

lain memberikan penilaian yang tidak signifikan sehingga dapat

disimpulkan bahwa risiko likuiditas yang terjadi karena alasan ini tidak

cukup beralasan.

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 10. Penyebab Terjadinya Risiko Likuiditas

Page 58: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

57

5.6 Risiko Reputasi

Risiko hancurnya reputasi perusahaan akibat dari risiko-risiko yang

telah terjadi dan memengaruhi citra (image) perusahaan di pasar. Sebanyak

80% responden perusahaan telekomunikasi setuju bahwa risiko reputasi

jatuh karena pendapat negatif pasar terhadap suatu operator. Responden

dari pihak bank dan merchant meyakini bahwa yang menjatuhkan reputasi

suatu perusahaan adalah tidak mampunya perusahaan penyedia layanan

untuk mencegah terjadinya pencurian dan bocornya informasi serta

pengungkapan data dan profiling perilaku pengguna. Untuk mengetahui

penilaian setiap responden mengenai risiko reputasi dapat dilihat pada

hasil survei di bawah ini.

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Page 59: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

58

Grafik 11. Bentuk Pencegahan dari Risiko Reputasi

5.7 Risiko Teknologi

Risiko ini terkait dengan penggunaan teknologi sehingga

mengakibatkan kerugian bagi pengguna layanan dan penyedia jaringan,

seperti adopsi teknologi yang tidak jelas, spam, pencurian pelayanan,

pencurian pelayanan dan konten, dan pembajakan software. Sebanyak 80%

responden perusahaan telekomunikasi percaya bahwa risiko teknologi

terjadi karena pencurian konten dan pembajakan digital, terinfeksinya

jaringan dan sistem pada POS, dan pengadopsian teknologi yang tidak

kredibel. Mayoritas responden dengan persentase berkisar di atas 96%

menyatakan bahwa semua aspek-aspek di bawah ini memungkinkan

terjadinya risiko teknologi jika tidak diwaspadai.

Page 60: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

59

(Sumber: Hasil Survei Bank Indonesia Tahun 2013)

Grafik 12. Tindakan Pencegahan untuk Risiko Teknologi

5.8 Analisis Risiko yang Terjadi pada Layanan M-Payment

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan risiko-risiko

yang mungkin terjadi dalam business process pada layanan m-payment.

Risiko m-payment memberi dampak kepada pengguna layanan dan kepada

penyedia layanan. Jenis risiko yang terjadi meliputi risiko fraud, risiko

teknologi, risiko kredit, risiko reputasi, risiko pencucian uang, risiko

likuiditas, dan risiko kepatuhan terhadap ketentuan. Risiko tersebut timbul

karena kerentanan pada m-payment yang dapat menimbulkan ancaman

berupa pembajakan jaringan, pencurian data, infeksi virus, transaksi ilegal,

dan penyalahgunaan wewenang. Untuk menekan risiko yang timbul,

mitigasi risiko disesuaikan dengan sumber kerawanan yang terjadi.

Perincian analisis risiko yang dapat terjadi dalam m-payment dapat dilihat

pada Tabel 5.1 sebagai berikut.

Tabel 11. Analisa Risiko pada Layanan M-Payment

Objek Kerawanan Ancaman Dampak Jenis

Risiko Mitigasi Risiko

Pengguna Layanan

Melakukan transaksi

menggunakan fasilitas over the air

(menggunakan

Wifi, sinyal radio) antara

ponsel dengan near field communication

Dibajak/di-hijack jaringan

telekomunikasi

Transaksi gagal, data

tercuri,

informasi

bocor, dana

hilang/ berkurang

Fraud,

teknologi Enkripsi

Standarisasi pengamanan jaringan

Edukasi penggunaan

layanan yang

aman kepada

konsumen

Pelibatan pihak asuransi

Page 61: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

60

Objek Kerawanan Ancaman Dampak Jenis

Risiko Mitigasi Risiko

(NFC) reader di merchant.

Pengguna layanan

Mengunduh dan menginstal

aplikasi pada

telepon seluler

yang terinfeksi

oleh virus atau malware

Virus atau malware akan

menginfeksi

sistem

keamanan pada

jaringan ponsel

Transaksi gagal, data

tercuri,

informasi

bocor, dana

hilang/ berkurang

Fraud,

teknologi Sistem

autentikasi yang ketat (PIN,

password)

Edukasi penggunaan

layanan yang

aman kepada

konsumen

Mendorong pengguna untuk

menginstall software anti

virus

Pelibatan pihak asuransi

Pengguna

Layanan

Proses

autentikasi yang tidak ketat

dan tidak

berlapis

Adanya pihak

yang tidak berwenang

menggunakan

identitas

pengguna

layanan yang

terdaftar

Transaksi

palsu, pertanggung-

jawaban dari

penyedia

layanan

Fraud,

kredit Sistem

autentikasi yang ketat (PIN,

password),

Enkripsi

Penyedia Layanan

Kurangnya verifikasi dan

ketidaksesuaian

dalam

penerapan

prosedur kepada

konsumen yang

akan

melakukan

transaksi

keuangan dengan

menggunakan layanan M-Payment.

Dana yang digunakan

adalah hasil

dari tindak

pidana

Kerugian individu,

golongan

maupun

negara

Money Laundering,

reputasi

Kegiatan pelatihan untuk staf dalam

melakukan

verifikasi

pertanyaan

customer

Pengelolaan rekening bersama dengan

pihak

perbankan

Page 62: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

61

Objek Kerawanan Ancaman Dampak Jenis

Risiko Mitigasi Risiko

Pengguna Layanan

Mengganti atau kehilangan

ponsel

Rumit dan sulitnya

menyesuaikan

dan mengatur

konfigurasi

sistem antara sistem pada

ponsel dengan

sistem pada

jaringan

Gagal mengadopsi

dan

menyesuaikan

dengan sistem,

tidak dapat menggunakan layanan M-Payment

Teknologi Penyederhanaan sistem penghubung

dan teknologi

kepada

pengguna

layanan

Edukasi penggunaan layanan yang

aman kepada

konsumen

Pengguna

Layanan

Akses internet

dan fungsi geolocation

pada ponsel

Malware pada

ponsel,

kurangnya

pengawasan dan keamanan

terkait dengan

proteksi database di

merchant

Data tercuri

dan bocor,

pelanggaran privasi

Teknologi, fraud

Pengguna kontrol fitur geolocation yang

didukung

privasi kriptografi

Pemeriksaan POS pada

vendor secara

berkala oleh

pihak yang

berwenang

Penyedia

jaringan

Sistem point of

sale menerima

transmisi dari

OTA

Serangan malware atau

malicious code

Terjadi denial

of service / crash sehingga

pengguna

layanan tidak

dapat

mengakses atau

melanjutkan

transaksi

Fraud,

teknologi Melakukan

proses filterisasi pada mesin

reader

Pemeriksaan POS pada

vendor secara

berkala oleh pihak yang

berwenang

Penyedia

jaringan

Mesin POS yang

terpasang pada merchant diubah setting-

nya oleh pihak tidak

berwenang

Penyalahgunaan

wewenang oleh erchant,

modifikasi

mesin POS

Pencurian data

pelanggan dan

history dari

transaksi,

adanya transaksi

palsu

Kredit,

likuiditas,

reputasi

Pemeriksaan POS pada

vendor secara

berkala oleh

pihak yang

berwenang

Penguatan prosedur

kriptografi

protokol,

otentikator

pesan SMS,

enkripsi data

Penyedia

jaringan

Tidak

menerapkan

aturan terkait

dengan layanan

yang diwajibkan

oleh otoritas pengawas

(pemerintah)

dan tidak

Pencucian uang,

transaksi ilegal Menghilangkan

bukti tindak

kejahatan,

kerugian

materi

Kepatuhan,

reputasi, pencucian uang

Pemeriksaan

dan pengawasan

berkala kepada

pelaku utama

pada layanan

ini

Page 63: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

62

Objek Kerawanan Ancaman Dampak Jenis

Risiko Mitigasi Risiko

terlibat pengawasan

langsung dalam

transaksi data

Penyedia

jaringan dan

pengguna

layanan

Belum adanya

peraturan yang jelas mengenai

layanan ini bila

terjadi masalah

hukum pada

penyedia layanan dan

jaringan

Perusahaan

penyedia layanan dan

jaringan

dinyatakan

bangkrut dan

tidak menyelesaikan

kewajibannya

Dana hilang,

proses transaksi

gagal, tidak

adanya ganti

rugi

Reputasi,

kepatuhan Perancangan

UU

telekomunikasi yang mengatur

mengenai hak

dan kewajiban

bagi setiap

pelaku utama

Pelibatan pihak asuransi

(Sumber: Penulis)

5.9 Hasil Temuan FGD

Dalam kegiatan ini dilakukan wawancara dengan Kementerian

Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia dan International Finance

Corporation – World Bank Group, serta FGD dengan peserta dari perusahaan

telekomunikasi, agen, dan bank di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan

Medan. Adapun hasil dari pertemuan tersebut adalah sebagai berikut.

A. Manfaat M-Payment

Mobile payment merupakan salah satu produk yang akan

memudahkan para konsumen untuk melakukan berbagai jenis

pembayaran. Harapannya, m-payment akan semakin berkembang

dilihat dari sisi E-Commerce yang sekarang juga lagi berkembang pesat.

Mobile payment merupakan produk baru yang pasti akan menemukan

masalah ketika pengimplementasiannya di pasar. Jadi, tidak salah

kalau kita juga dapat mendengar dari sisi pengguna layanan.

Pihak pasar swalayan (merchant) menyambut baik adanya tools mobile

payment dan mobile banking karena dianggap sangat membantu dalam

hal penggunaan uang kecil. Hal ini mengingat saat ini, uang kecil

sangat sulit diperoleh sehingga pihak swalayan terkendala apabila

bertransaksi dengan pelanggan dan memerlukan uang kecil. Selain hal

Page 64: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

63

tersebut, risiko diperolehnya uang palsu dari transaksi yang terjadi

dengan pelanggan dapat diminimalisasi.

Keuntungan lain dengan penerapan m-payment adalah terhindar dari

keharusan memegang uang dalam jumlah besar.

Hadirnya penggunaan layanan m-banking dan m-payment sangatlah

mempermudah masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi

sehingga dapat memperluas akses baik untuk banked people maupun

unbanked people.

B. Regulasi Jaringan Komunikasi Telepon Seluler

Kementerian Kominfo telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Sistem dan Transaksi Elektronik.

Kementerian Kominfo tidak mengatur mengenai produk bisnis yang

dikeluarkan oleh tiap-tiap penyedia.

Pengaturan produk mobile banking mengenai segala macam

regulasinya diatur penuh oleh Bank Indonesia.

Kementerian Kominfo juga mengadakan uji publik terhadap

Rancangan Peraturan Menteri Kominfo tentang Persyaratan Teknis

Kartu Cerdas Nirkontak (Contactless Smart Card).

C. Model Pengembangan M-Payment

Diperlukan kolaborasi antara perusahaan telekomunikasi dan bank

dalam penerapan mobile payment. Di dalam branchless banking ada

dua model, yaitu telco led model, yakni perusahaan telekomunikasi

akan memimpin bank dan bank led model, yaitu bank memimpin

perusahan telekomunikasi. Dalam telco led model, perusahaan

telekomunikasi sebagai inisiator karena kemampuan teknologi dan

agen penjual pulsa yang sudah dimiliki yang penetrasi dan

jangkauannya sampai ke pelosok. Dalam hal ini, perbankan hanya

sebagai pendukung. Bahkan, tanpa melibatkan perbankan,

perusahaan telekomunikasi dapat memberikan jasa pelayanan. Model

ini sukses diterapkan pada Kenya.

Page 65: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

64

Sementara itu, dalam bank led model, bank yang menjadi pionir

melayani masyarakat dengan memanfaatkan dukungan perusahaan

telekomunikasi dan agen dan diperluas dengan merchant-merchant

yang lain. Model bisnis ini sukses diterapkan pada Brazil.

Dalam penerapan m-payment terkait dengan program financial

inclusion, perusahaan-perusahaan manufacture seperti Unilever,

Mayora, dan perusahaan sejenis lainnya dapat mendukung pula

financial inclusion melalui distributor, small retailer, dll.

D. Pengamanan M-Payment

Penerapan m-payment di perbankan telah ada pada m-banking.

Beberapa permasalahan yang berpotensi timbul di m-payment adalah

terkait belum adanya standarisasi teknologi yang digunakan

antarpenyedia. Oleh karena itu, perlu switching provider. Di samping

itu, karena Indonesia negara kepulauan, masalah persinyalan perlu

mendapat perhatian untuk menekan risiko gagal transaksi.

Proteksi bagi operasional m-payment diperlukan untuk melindungi

pelanggan dengan cara pelanggan harus memiliki rekening di bank.

Proteksi terhadap risiko pelanggan dapat dilakukan dengan melakukan

pembatasan nilai transaksi.

Selain keamanan, diperlukan adanya kenyamaan dalam bertransaksi

dengan menggunakan m-payment. Oleh karena itu, diusulkan nomor

telepon dijadikan pula nomer rekening bank. Untuk keamanan

transaksi m-payment diusulkan pula agar dilindungi dengan undang-

undang.

Nomor telepon seluler pada waktu yang akan datang dapat

dipergunakan untuk pengganti data di bank.

Harus ada lembaga yang mengawasi, atau misalnya Bank Indonesia

harus juga memiliki lembaga yang khusus untuk mengawasi, kegiatan

m-payment untuk menjamin operasional m-payment berjalan dengan

baik agar sisi compliance-nya, dapat fokus.

Page 66: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

65

Perlu ada kejelasan terkait peran tiap-tiap pihak yang terkait dengan

m-payment agar ada kemudahan dalam aturan mainnya. Hal ini untuk

menghindari overlapping peran antara perusahaan telekomunikasi dan

bank sehingga dapat menekan biaya operasional yang akhirnya

menjadi beban pelanggan.

Arsitektur mengenai mobile payment application service provider harus

diayomi oleh Bank Indonesia. Bank ingin perusahaan telekomunikasi

mandiri (independent), perusahaan telekomunikasi ingin bank mandiri.

Sebelumnya lintas pembayaran tutup, diambil alih Bank Indonesia,

Perbanas, Telkom memiliki saham juga. Karena interoperability masih

awam, hasil survei IFC, pemilik m-banking ingin memiliki bunga,

sedangkan hanya bank yang bisa memberikan bunga bukan

perusahaan telekomunikasi.

Terdapat usulan agar dilakukan pemisahan transaksi, antara transaksi

yang bersifat mobile payment dan transaksi yang bersifat mobile

banking. Contoh transaksi yang bersifat mobile payment adalah

pembayaran/pengisian pulsa telepon dan pembayaran tagihan kartu

kredit.

Diberlakukan pembatasan plafon transaksi. Penggunaan fitur

transaksi melalui ponsel dimungkinkan untuk dilakukan sebatas

plafon tertentu. Apabila melebihi plafon tersebut, yang bersangkutan

diwajibkan memiliki rekening di bank.

Dibutuhkan sistem pengamanan bagi dana nasabah dan atau

pengguna fitur tersebut, khususnya apabila terjadi kehilangan telepon

seluler.

Agar regulasi mengenai mobile payment dan mobile banking agar

berada dalam satu payung hukum atau satu peraturan.

Bank Indonesia selaku regulator agar mempertimbangkan keamanan

dana nasabah dan/atau pengguna fitur mobile payment dan mobile

banking, dengan memberikan sanksi bagi perusahaan telekomunikasi

yang nakal.

E. Lain lain

Page 67: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

66

PJTKI kesulitan dalam memanfaatkan m-payment untuk kegiatan

remitansi terjadi karena banyak juga para TKI yang mengirimkan dana

mereka melalui pengepul. TKI sulit keluar rumah hanya sekadar untuk

mengirim uang sehingga ada baiknya mereka mengirimkan uang

melalui m-payment sehingga uang dapat langsung dikirim ke rumah.

M-payment bagi Dinas KUMKM adalah sesuatu yang baru dan tidak

begitu banyak dibahas. Ada baiknya dilakukan hal serupa yang akan

difasilitasi oleh Dinas KUMKM untuk mengetahui apakah m-payment

dapat mendukung program pemerintah.

Di kalangan UKM masih ada resistensi dalam transaksi di luar

perbankan. Di samping itu, penempatan uang di bank akan

mendapatkan bunga, sedangkan di perusahaan telekomunikasi tidak

mendapatkan bunga. Bagi kalangan UKM, hal ini menjadi faktor yang

menghambat perkembangan m-payment, khususnya m-payment yang

unbanking.

Komponen biaya yang dikeluarkan core network (terkait VAS: Value

Added Service) adalah untuk layanan mobile payment, fee untuk agen.

Perusahaan telekomunikasi menyelenggarakannya dan bank yang

melakukan settlement. Bagi perusahaan telekomunikasi, agen

commission juga cukup besar, tergantung pada model bisnisnya sendiri

agar tidak merugikan nasabah dan juga perusahaan telekomunikasi.

Kalau tiap-tiap pihak bermain sendiri akan ada double paying, dan

untuk unbanked harusnya data berada di perusahaan telekomunikasi.

Sejauh ini, yang terlihat adalah bahwa dalam mengelola risiko, bank

dan perusahaan telekomunikasi belum menyerahkan kepada asuransi

agar risiko tetap dapat dihindari.

Perlu usaha besar untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang biasa

memegang uang tunai ke masyarakat tidak memegang uang

tunai/cashless (less cash society).

Page 68: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

67

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa di

satu sisi m-payment merupakan terobosan yang menawarkan segala bentuk

kemudahan dalam transaksi keuangan, tetapi di sisi lain dalam layanan ini

melekat banyak risiko karena kompleksnya sistem dan teknologi yang

diterapkan. Dalam layanan m-payment, setiap risiko harus dapat

diantisipasi karena sejumlah pihak terlibat di dalam penyediaan layanan

tersebut. Dalam praktiknya terdapat risiko dari penyalahgunaan wewenang,

seperti pencucian uang, pemakaian secara ilegal, dan ketidakjelasan aturan

pada beberapa bagian dalam usaha ini. Setiap organisasi yang terlibat

diharuskan menyediakan prosedur kontrol yang ketat untuk melindungi

data atau informasi yang terdapat pada pusat database dan memperkecil

terjadinya risiko yang mungkin terjadi pada layanan ini. Dalam menjawab

persoalan penelitian yang menjadi dasar utama dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

A. Hasil pemetaan beberapa indikator penting yang berpengaruh pada

kelangsungan usaha layanan m-payment di Indonesia adalah sebagai

berikut:

1. Hampir seluruh penduduk di Indonesia telah menggunakan ponsel

sehingga terbuka peluang yang besar bagi pengembangan m-payment.

Total pelanggan ponsel terbanyak berasal dari perusahaan

telekomunikasi Telkom dan Telkomsel dan rata-rata perusahaan

telekomunikasi telah menyediakan fasilitas transfer dana untuk

mempermudah konsumennya dalam melakukan transaksi keuangan.

2. Hasil survei menunjukkan bahwa fasilitas yang paling diharapkan

terdapat pada layanan m-payment adalah layanan setor uang, layanan

informasi transaksi keuangan, layanan penarikan uang, layanan

pembayaran tagihan, layanan pembayaran pada POS (point of sale),

layanan isi ulang pulsa, dan layanan transfer online antarpenyedia dan

interpenyedia.

Page 69: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

68

3. Dari segi jaringan dan infrastruktur, kesiapan dan keandalan

perusahaan telekomunikasi di Indonesia dalam mengelola layanan m-

payment sudah cukup baik. Bahkan, infrastruktur tersebut telah siap

untuk dikembangkan dan ditingkatkan seiring dengan kemajuan dan

perkembangan teknologi telekomunikasi ke depannya.

4. Beberapa faktor yang menjadi perhatian pengguna layanan dan

menjadi keunggulan layanan m-payment dibandingkan layanan

transaksi keuangan lainnya di antaranya adalah faktor keamanan

dalam bertransaksi, kecepatan dalam pemrosesan, kenyamanan dalam

menggunakan, serta kemudahan dan keamanan dalam mengakses.

5. Faktor-faktor yang perlu ditingkatkan dalam layanan m-payment, yaitu

faktor keamanan teknologi dalam transaksi keuangan dan akses

layanan seiring berkembangnya teknologi informasi; perlunya UU

telekomunikasi terkait dengan m-payment yang berperan sebagai

payung hukum demi kelancaran proses bisnis, meningkatkan efisiensi

dalam aktivitas operasional sehingga memperkecil biaya yang

dibebankan kepada pengguna layanan, dan meningkatkan faktor

keandalan dengan melengkapi fitur-fitur layanan dalam m-payment

agar semakin mempermudah pengguna layanan.

6. Manfaat terbesar yang dirasakan oleh pengguna layanan dengan

adanya m-payment adalah semakin mudahnya pengguna layanan

dalam melakukan transaksi keuangan, semakin amannya pengguna

layanan melakukan pembayaran tagihan dan transfer dana, semakin

nyamannya pengguna layanan dalam memenuhi kebutuhannya

dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia pada layanan m-

payment, dan semakin cepatnya pengguna layanan dalam melakukan

transaksi keuangan.

7. Hambatan yang teridentifikasi dalam layanan m-payment dan perlu

untuk segera dibenahi di antaranya adalah (1) perlunya meningkatkan

keandalan jaringan bagi pengguna layanan sehingga proses transaksi

dapat berjalan dengan lancar, (2) perlunya meningkatkan kesadaran

pengguna layanan dalam memahami kegunaan dari setiap fitur

layanan, risiko yang dapat terjadi, dan cara bertransaksi yang aman,

Page 70: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

69

(3) perlunya meningkatkan pengetahuan pelanggan terhadap

penggunaan layanan, dan (4) perlunya meningkatkan kesadaran bagi

pengguna layanan untuk memberikan data-data pribadi yang

dibutuhkan terkait dengan masalah privasi untuk mendukung

pengawasan dan pengaturan yang dilakukan oleh pihak yang

berwenang.

B. Pemetaan potensi risiko yang melekat pada m-payment, antara lain:

1. Risiko tindak pidana pencucian uang. Tindakan pencegahan yang

dapat dilakukan untuk mengantisipasi risiko ini adalah pembatasan

nominal setiap kali bertransaksi, pembatasan bertransaksi dalam

periode tertentu, standardisasi pencatatan oleh pihak penyedia

layanan, mengintegrasikan m-payment dengan rekening bank, serta

melakukan verifikasi dan dokumentasi yang lengkap terkait informasi

yang dibutuhkan dari pengguna layanan.

2. Risiko fraud. Berdasarkan hasil survei, risiko ini dapat terjadi di

antaranya karena penyalahgunaan pemakaian sehingga

mengakibatkan munculnya transaksi ilegal yang dilakukan oleh pihak

tidak berwenang, pencurian yang mengakibatkan saldo pengguna

layanan berkurang, serta kebocoran informasi rahasia terkait dengan

data pengguna layanan.

3. Risiko kepatuhan. Risiko ini dapat terjadi akibat pelanggaran dan

ketidakpatuhan perusahaan penyedia jasa layanan m-payment

terhadap hukum, peraturan, dan standar etika yang berlaku.

Berdasarkan hasil survei, perusahaan telekomunikasi berkeyakinan

bahwa mereka selalu berusaha mematuhi aturan dan standar yang

berlaku. Sementara itu, responden-responden lainnya berpendapat

bahwa ada kemungkinan pihak penyelenggara tidak mematuhi aturan

karena motif keuntungan.

4. Risiko kredit. Risiko ini berpotensi terjadi ini disebabkan sulitnya

memverifikasi atau mengidentifikasi pihak pengirim dana, penerima,

atau penyelenggara m-payment sehingga terjadi kerugian di kedua

belah pihak.

Page 71: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

70

5. Risiko likuiditas. Risiko ini dapat terjadi sebagai konsekuensi dari

semakin mudahnya pengguna layanan m-payment dalam melakukan

transaksi keuangan. Namun, menurut hasil survei, risiko ini tidak

selalu terjadi karena semakin mudahnya pengguna layanan menarik

dana dan mentransfer ke pihak ketiga.

6. Risiko reputasi. Potensi risiko ini dapat dicegah di antaranya dengan

meningkatkan kewaspadaan terhadap pencurian parameter autentikasi

dan penolakan transaksi, mewaspadai pencurian identitas,

keterbukaan informasi, atau replay attack, dan melakukan

interkoneksi/interoperabilitas antarpenyelenggara.

7. Risiko teknologi. Risiko ini terkait dengan kerentanan pada teknologi

sehingga dapat mengakibatkan kerugian bagi pengguna layanan dan

penyedia jaringan, seperti salah mengadopsi teknologi, serangan virus,

pembajakan software, dan pencurian konten. Survei menyatakan

bahwa risiko ini dapat dicegah dengan melakukan adopsi teknologi

yang tepat, meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan spam pada

mesin reader di POS, meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan

pencurian, pelayanan, dan penyebaran informasi yang telah diubah

melalui SMS.

Saran

Untuk lebih meningkatkan kinerja layanan m-payment berdasarkan

hasil dari analisis penelitian yang telah dijelaskan, hal-hal yang dapat

disarankan di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Perlunya melibatkan pihak asuransi dalam proses bisnis pada layanan

m-payment. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan

bertransaksi dan melindungi hak-hak pengguna layanan. Pihak

penyedia jaringan dapat bekerja sama dengan pihak asuransi untuk

mengantisipasi terjadinya dampak dari risiko fraud yang terjadi.

Dengan keterlibatan pihak asuransi tentunya akan meningkatkan

kenyamanan pengguna layanan dalam melakukan transaksi keuangan

menggunakan layanan m-payment.

Page 72: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

71

2. Perlunya edukasi penggunaan layanan yang aman kepada konsumen

untuk menghindari terjadinya risiko yang diakibatkan oleh kelalaian

pengguna layanan seperti risiko fraud, dan meningkatkan pengetahuan

pengguna layanan dalam menyesuaikan dan mengatur konfigurasi

sistem antarjaringan dan ponsel untuk menghindari terjadinya risiko

teknologi.

3. Perlunya suatu institusi sebagai trusted service manager (TSM) yang

berperan dalam mengatur dan mengelola alur proses dari layanan m-

payment, termasuk penerapan sistem keamanannya untuk mengakses

dalam bentuk kata sandi (password) atau PIN, serta dapat

menonaktifkan akun dari pengguna layanan ketika terjadi kejadian

yang tak terduga (force majeure), seperti ponsel hilang atau dicuri.

4. Untuk mempermudah pengawasan dan mengantisipasi terjadinya

tindak pidana pencucian uang, perlu diintegrasikan antara fungsi

perusahaan telekomunikasi sebagai penyedia jaringan dan layanan

dan fungsi institusi perbankan yang memiliki pengalaman dalam

mengelola dana dari nasabah, yaitu dengan cara membuat aturan yang

mengatur setiap pengguna layanan yang memiliki dana dalam jumlah

tertentu dalam layanan ini harus menempatkan dananya tersebut

pada rekening penyedia layanan yang terdapat pada bank tertentu

sehingga proses pengawasan dan pengaturannya sama dengan yang

berlaku pada institusi perbankan. Setiap pengguna layanan tersebut

akan diidentifikasi dan diverifikasi dengan saksama mengenai identitas

dan sumber dari dana tersebut sehingga memperkecil terjadinya risiko

pencucian uang.

5. Perlu adanya aturan-aturan yang jelas dan mempertegas hak dan

kewajiban antara penyedia layanan dengan konsumen jika suatu saat

nanti penyedia layanan dikatakan pailit oleh hukum yang berlaku

sehingga hal ini tidak akan menimbulkan kekacauan dan

ketidakpastian yang akan memengaruhi perkembangan usaha ini di

kemudian hari. Aturan-aturan ini diharapkan mampu menghindari

terjadinya risiko kepatuhan dan risiko reputasi.

Page 73: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

72

6. Diusulkan nomer telepon dijadikan pula nomer rekening bank dan

diusulkan agar keamanan bertransaksi dengan m-payment dilindungi

dengan undang-undang. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi

terjadinya risiko pencucian uang.

7. Perlu adanya standarisasi teknologi antarpenyedia agar semakin

mempermudah pengaturan dan pengawasan oleh pihak otoritas

sehingga risiko teknologi, risiko fraud, dan risiko pencucian uang

dapat diminimalisasi.

Page 74: PEMETAAN PRODUK DAN RISIKO PEMBAYARAN … Produk dan... · ... layanan pembayaran pada POS (point of sale), ... salah satu layanan sistem pembayaran. Pada saat yang bersamaan ...

73

DAFTAR PUSTAKA

Amendah, E. 2008. The Emergence of a Retail Payment System. Dissertation Submitted to the Faculty of Purdue University.

Crowe, M. 2012. Mobile Payments & Technology Landscape. NCUA IS&T SME Conference.

Darbellay, R. H. 2010. Legal Issues in Mobile Banking. Journal of Banking Regulation .Tomi Dahlberg, N. M. 2007. Past, present and future of

mobile payment research : A literature review. Electronic Commerce Research and Applications.

Emmanuel Mazars, G. W. 2005. Analysis, by Simulation, of The Impact of a Technical Default of A Payment System Participant. Financial Stability Review.

Gajda, B. 2011. Managing the Risks and Security Threats of Mobile Payments. Lydian Journal.

Hayashi, F. 2012. Mobile Payments: What’s in It for Consumers? Economic Review Federal Reserve Bank of Kansas City.

International Finance Corporation. 2012. Mobile Banking in Indonesia. Final Report. ISACA. 2011. Mobile Payments: Risk, Security and Assurance Issues. An ISACA Emerging Technology White Paper.

Jun Michelle, S.A. 2011. Closing the Gap Between Mobile Payment Systems and Consumer Protections. Consumers Union, the nonprofit publisher of Consumer Reports®.

Kar, C.S . 2009. Payment Systems :Risk and Risk Mitigation Measures. Cab Calling

KPMG. 2011. Mobile Payment Outlook. Mobile Payment Global Survey.

KPMG. 2007. Mobile Payment in Asia Pasific. Information, Communications and Entertaiment Working Paper.

Nordlie Luke , Chahine Hicham. 2012. Mitigating the Risk in Mobile Banking: on the website of ABA Banking Journal, www.ababj.com

Scott Freeman, P. H.-V. 2004. Default and Fragility in the Payments System.

Weil, I. M. 2011. Mobile Banking: The Impact of M-Pesa in Kenya. Nber Working Paper Series

Smart Card Alliiance. 2008. Proximity Mobile Payments Business Scenarios. Research Report on Stakeholder Perspectives .

Nordlie Luke , Chahine Hicham. 2012. Mitigating the risk in Mobile

Banking: on the website of ABA Banking Journal, www.ababj.com