Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

13
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519 Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 90 Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah Suyono 1*) , Supriharyono 2) , Boedi Hendrarto 2) dan Ocky Karna Radjasa 2) 1*) Mahasiswa Program Doktor Manajemen Sumber daya Pantai Universitas Diponegoro Semarang, Jl. Imam Bardjo, S.H. No.5 Semarang Indonesia Telp (024)8445436,70775256 Fax. (024) 8452771; HP : 0819802972, E-mail : [email protected] 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang, Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang 50275 Indonesia, Telp. : +62-24-7460047, Faks. : +62- 24-7460039 Abstrak Issu degradasi mangrove dan abrasi pantai secara ekologis, sosial, ekonomis senantiasa aktual . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove dan tingkat abrasi pantai di wilayah Kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System) dan inderaja melalui interpretasi dan analisis citra satelit Landsat 7 TM. Penentuan model keeratan hubungan dinamika faktor ekologis dengan degradasi mangrove dan abrasi pantai dilakukan melalui analisis system dinamis dengan bantuan soft ware Power Sim 2.0. Hasil intepretasi data satelit menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index)menunjukan bahwa luasan mangrove di wilayah pantai Kabupaten Brebes tinggal 243.20 hektar tersebar di wilayah pantai Kecamatan Losari 26.56 ha., di Kecamatan Tanjung 5.60 ha., di Kecamatan Bulakamba 35.42 ha., di Kecamatan Wanasari 14.31 ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.. Nilai kerapatan vegetasi mangrove secara total untuk Kecamtan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Kecamatan Brebes (Kaliwlingi dan Randusanga Wetan) berturut-turut 10.79 ; 19.46 ; 18.50 ; 13.03 ; 36.43 dan 22.79 individu/ha. dengan kategori berturut-turut : sangat jarang, jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang. Di wilayah penelitian dijumpai tiga jenis vegetasi mangrove dalam jumlah layak hitung yakni : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata , Avicennia marina dimana Rhizophora mucronata memiliki kepadatan paling tinggi (35.73 individu/ha). di Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.Degradasi mangrove dan abrasi di wilayah pantai Kabupaten Brebes masing-masing 68 ha./tahun dan 63 ha./tahun Kata Kunci : Degradasi, mangrove, abrasi, NDVI, Rhizophora Abstract The issue of degradation of mangrove and coastal erosion are always actual . This study aims to determine the condition of mangrove vegetation and coastal erosion rate in the Brebes Regency. Research using GIS technology ( Geographic Information System ) and remote sensing through satellite imagery interpretation and analysis of Landsat 7 TM . Determination of the relationship model of the dynamics of ecological factors in the degradation of mangroves and coastal erosion is done through the analysis of a dynamic system with the help of soft ware Power Sim 2.0 . The results of the interpretation of satellite data using NDVI ( Normalized Difference Vegetation Index ) shows that the extent of mangroves in the Brebes coastal area 243.20 hectares live scattered in the Sub District of Losari 26.56 hectares , in the Sub District of Tanjung 5.60 hectares, 35.42 hectares in Sub District Bulakamba , in Sub District Wanasari 14.31 hectares and 161.31 hectares in Brebes Sub District . Mangrove vegetation density value in total for the Sub District of Losari , Tanjung , Bulakamba , Wanasari and Brebes District ( Kaliwlingi and Randusanga Wetan ) row 10.792 ; 19.466 ; 18,500 ; 13.034 ; 36.431 and 22.797 individuals per hectare with NDVI in a row : 0.096367 ; 0.173824 ; 0.165197 ; 0.116388 ; 0.295315 and 0.203568 with successive categories : very rare , rare , rare , rare , medium and rare . Furthermore, in the coastal region Brebes obtained 4 groups namely mangrove

Transcript of Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Page 1: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 90

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai BerbasisGeographic Information System di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah

Suyono 1*), Supriharyono 2), Boedi Hendrarto 2) dan Ocky Karna Radjasa 2)

1*) Mahasiswa Program Doktor Manajemen Sumber daya Pantai Universitas DiponegoroSemarang, Jl. Imam Bardjo, S.H. No.5 Semarang Indonesia Telp (024)8445436,70775256

Fax. (024) 8452771; HP : 0819802972, E-mail : [email protected]) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang, Jl. Prof.

Soedarto, SH., Tembalang, Semarang 50275 Indonesia, Telp. : +62-24-7460047, Faks. : +62-24-7460039

Abstrak

Issu degradasi mangrove dan abrasi pantai secara ekologis, sosial, ekonomis senantiasa aktual .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove dan tingkat abrasi pantai diwilayah Kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System)dan inderaja melalui interpretasi dan analisis citra satelit Landsat 7 TM. Penentuan model keeratanhubungan dinamika faktor ekologis dengan degradasi mangrove dan abrasi pantai dilakukan melaluianalisis system dinamis dengan bantuan soft ware Power Sim 2.0. Hasil intepretasi data satelitmenggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menunjukan bahwa luasanmangrove di wilayah pantai Kabupaten Brebes tinggal 243.20 hektar tersebar di wilayah pantaiKecamatan Losari 26.56 ha., di Kecamatan Tanjung 5.60 ha., di Kecamatan Bulakamba 35.42 ha., diKecamatan Wanasari 14.31 ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.. Nilai kerapatan vegetasimangrove secara total untuk Kecamtan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Kecamatan Brebes(Kaliwlingi dan Randusanga Wetan) berturut-turut 10.79 ; 19.46 ; 18.50 ; 13.03 ; 36.43 dan 22.79individu/ha. dengan kategori berturut-turut : sangat jarang, jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang.Di wilayah penelitian dijumpai tiga jenis vegetasi mangrove dalam jumlah layak hitung yakni :Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata , Avicennia marina dimana Rhizophora mucronatamemiliki kepadatan paling tinggi (35.73 individu/ha). di Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.Degradasimangrove dan abrasi di wilayah pantai Kabupaten Brebes masing-masing 68 ha./tahun dan 63ha./tahun

Kata Kunci : Degradasi, mangrove, abrasi, NDVI, Rhizophora

Abstract

The issue of degradation of mangrove and coastal erosion are always actual . This study aims todetermine the condition of mangrove vegetation and coastal erosion rate in the Brebes Regency.Research using GIS technology ( Geographic Information System ) and remote sensing through satelliteimagery interpretation and analysis of Landsat 7 TM . Determination of the relationship model of thedynamics of ecological factors in the degradation of mangroves and coastal erosion is done throughthe analysis of a dynamic system with the help of soft ware Power Sim 2.0 . The results of theinterpretation of satellite data using NDVI ( Normalized Difference Vegetation Index ) shows that theextent of mangroves in the Brebes coastal area 243.20 hectares live scattered in the Sub District ofLosari 26.56 hectares , in the Sub District of Tanjung 5.60 hectares, 35.42 hectares in Sub DistrictBulakamba , in Sub District Wanasari 14.31 hectares and 161.31 hectares in Brebes Sub District .Mangrove vegetation density value in total for the Sub District of Losari , Tanjung , Bulakamba ,Wanasari and Brebes District ( Kaliwlingi and Randusanga Wetan ) row 10.792 ; 19.466 ; 18,500 ;13.034 ; 36.431 and 22.797 individuals per hectare with NDVI in a row : 0.096367 ; 0.173824 ;0.165197 ; 0.116388 ; 0.295315 and 0.203568 with successive categories : very rare , rare , rare , rare, medium and rare . Furthermore, in the coastal region Brebes obtained 4 groups namely mangrove

Page 2: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 91

vegetation density : 0.1 ˂ NDVI ( vegetation is very rare ) : 60.80 acres , 0.1 ≤ NDVI ˂ 0.2 ( rare ) : 80.34 acres , 0 , 2 ˂ NDVI ≤ 0.3 ( moderate ) : 72.92 acres and 0.3 ≤ NDVI ˂ 0.4 ( meetings ) : 29.16 hectares . In general, there is harmony between the NDVI data obtained from field observations at eachstation . In the area of research found three types of mangrove vegetation in the number of viable count: Rhizophora mucronata , Rhizophora apiculata , Avicennia marina and overall Rhizophora mucronatahas the highest density of 35 731 individuals / ha . at station 5 ( Kaliwlingi , Brebes Sub District ).Mangrove degradation and coastal erosion in the area Brebes each 68 ha . / year and 63 ha . / year.

Keywords : degradation , mangrove , abrasion , NDVI , Rhizophora

PendahuluanSecara ekologis, ekosistem

mangrove berperan sebagai pelindung pantaidari bahaya tsunami, sebagai penahanabrasi, pendaur hara, penjaga produktivitasperikanan pantai dan keaneka ragamanhayati, peredam laju intrusi air laut,penyangga kesehatan dan penopangekosistem pesisir lainnya (Tuwo, 2011).Pemanfaatan hutan mangrove yangberlebihan seperti untuk pembuatan bahanpengawet jaring dan pengambilan olehmasyarakat tertentu untuk dijual yangdilakukan telah berdampak pada kondisihutan mangrove yang semakin menurunkualitasnya dan mengecil arealnya yangberdampak menurunnya kualitassumberdaya pantai termasuk habitatnya.

Wilayah pantai Kabupaten BrebesPropinsi Jawa Tengah sepanjang 65.48 km,pada tahun 1983 ditumbuhi vegetasimangrove seluas 2,327 ha. (Anomimus,2001). Pada tahun 2008 luasan mangrovetersebut tinggal 257.11 ha. Sampai dengantahun 2000 abrasi pantai Kabupaten Brebesseluas 789 ha. sedangkan akresinya seluas310 ha. Selanjutnya dari tahun 2000 sampaidengan tahun 2008, abrasi pantai diKabupaten Brebes mencapai 640,45 ha.dengan panjang garis pantai 27.04 kmsedangkan akresi yang terjadi 815.76ha.dengan panjang garis pantai 27.14 km.(Dinas Perikanan dan Kelautan KabupatenBrebes, 2008).

Berkurangnya hutan mangrove akanmemicu timbulnya abrasi pantai dansebaliknya abrasi pantai berperan pentingdalam pengurangan luasan mangrove yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologis,sosial, ekonomi dan budaya masyarakatsetempat. Untuk itu model sistem dinamikketerkaitan faktor-faktor tersebut perluuntuk dikaji sebagai landasanmetode/kebijakan penanganan kerusakanekosistem mangrove dan abrasi pantai.Berdasarkan identifikasi permasalahantersebut, permasalahan yang dirumuskanadalah bagaimana kondisi vegetasimangrove dan abrasi pantai di wilayahpantai Kabupaten Brebes. Penelitian inisecara akademis diharapkan memberimanfaat di bidang keilmuan dalammengembangkan metode penanganandegradasi mangrove dan abrasi pantai dansecara praktis dapat menghasilkanrekomendasi bagi pemerintah daerah danmasyarakat Kabupaten Brebes dalammenangani degradasi mangrove dan abrasipantai di wilayahnya.

Materi dan metodePenelitian ini dilakukan di di wilayah

pantai Kabupaten Brebes Jawa Tengahselama 7 bulan pada bulan Mei - Nopembertahun 2013. Tahap pertama dilakukanpenilaian dengan menggunakan teknologiGIS (Geographic Information System) daninderaja (citra satelit) dari kawasanmangrove yang akan diinventarisasi,kemudian dilakukan tahap pengecekanlapangan terhadap hasil interpretasi dananalisis citra satelit. Data citra satelitLandsat TM diambil pada tanggal 31 Mei2013 dan pengamatan langsung di lapangandilakukan pada bulan Mei – Juli 2013.Stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan

Page 3: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 92

jumlah kecamatan yang memiliki vegetasihutan mangrove secara purposiveberdasarkan kondisi ekosistem mangrove,dan diperoleh 5 stasiun berurutan dari baratke timur yaitu: Kecamatan Losari (Desa

Karangdempel), Tanjung (Desa Krakahan),Bulakamba (Desa Grinting), Wanasari(Desa Sawojajar) serta Kecamatan Brebes(Desa Kaliwlingi dan Randusanga Wetan).

Gambar 1. Lokasi Stasiun Pengamatan Penelitian

Data-data yang diperoleh baik daripengamatan langsung di lapangan maupundata citrasatelit Landsat TM diolah untukmendapatkan struktur komunitas mangrove.Input data Landsat yang diperoleh dariLAPAN dilakukan konversi format data,pillihan citra, klasifikasi, analisis indeksvegetasi dan penggabungan hasil klasifikasidengan Normalized Difference VegetationIndex (NDVI). Pengambilan data ekosistemmangrove di lapangan dengan metodetransek sepanjang 100 meter atau 500 meterdengan lebar 10 meter sampai 20 meter,pada setiap transek yang telah dibentuk padamasing–masing stasiun pengamatan,selanjutnya dibuat plot ukuran bertingkatmasing - masing 10 m x 10 m untuk tingkatpohon; 5 m x 5 m untuk tingkatpancang/anakan ; dan 1 m x 1 m untuktingkat semaian, kemudian dicatat seluruhjenis dan jumlah pohon mangrove dalamluasan plot tersebut (Kusmana 2005).Pengolahan data lapangan dilakukan dengan

menggunakan Microsoft Excel yang terdiridari penghitungan kerapatan jenismangrove, frekuensi jenis, penutupan relatifjenis dan indeks nilai penting mangrove(Bengen, 2002). Analisis sistem dinamikfaktor ekologis dilakukan dengan bantuansoft ware Power Sim 2,0 versi student.Langkah-langkah analisis sistem dinamiksebagaimana dinyatakan oleh Muhamadi,dkk. (2001).

Hasil dan PembahasanKarakteristik Pantai Kabupaten Brebes

Perairan pantai Brebes merupakanpantai dangkal dan merupakan dataranalluvial akibat beberapa aktivitas sungaibesar dan kecil yang bermuara di perairantersebut. Sedimentasi dan abrasi yangterjadi di sepanjang pantai Brebesdipengaruhi oleh perubahan sifat sungai danmuaranya. Kondisi perairan pantai Brebeswilayah Barat relatif lebih dangkal dimanauntuk mencapai kedalaman 5 meter berjarak

Page 4: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 93

lebih kurang 2.25 km dari garis pantaikarena tingkat sedimentasi di perairan pantaiBrebes bagian Barat lebih tinggidibandingkan bagian Timur.

Menurut Hakim (2004), wilayahpantai Kabupaten Brebes terbagi menjadidua jenis pantai. Jenis pantai pertamatersebar mulai dari pantai Losari hinggasekitar muara Kawad, Desa Pulogading,Kecamatan Bulakamba. Pada tipe jenispantai ini banyak dijumpai vegetasi bakaupada garis pantainya. Bagian pantainyatersusun dari endapan dengan alluviumrelief rendah. Karakteristik pantai umumnyaberupa dataran lumpur berselingan dengantumbuhan mangrove dan terdapat juga pasir.Dataran lumpur di daerah Losarimenunjukkan majunya garis pantai yangsangat intensif, yang disebabkan oleh prosessedimentasi yang sangat aktif dari sungai diLosari. Demikian pula dengan di sekitarmuara Kali Kluwut, pantainya mengalamiproses akresi yang ditunjukkan oleh adanyatumbuhan mangrove yang terus bertambahke arah laut.

Jenis pantai yang kedua tersebarmulai dari sekitar muara Kawad sampaisekitar muara Kaligangsa di KecamatanBrebes. Jenis pantai ini dicirikan olehendapan pantai berupa endapan alluviumserta relief dataran pantai. Pantai berpasirditemukan di beberapa tempat pantaiRandusanga, Kaliwlingi, Sawojajar,Krakahan dan Karang Dempel.Pantai inidicirikan oleh pasir pantai sebagai bataspesisir. Pasir berukuran halus, warnakecoklatan, lebar paras pantai bervariasi dari5 – 50 meter dan kemiringan (beach slope)sekitar 4º C – 14º C. Ciri yang menonjol darijenis pantai ini adalah terdapatnyapasir/gosong pasir seperti gosong pasir dimuara Kali Pemali yang menjorok ke arahBarat Daya - Timur Laut dan gosong pasir diKarang Dempel Kecamatan Losari. Gosongpasir di wilayah Dukuh Pandansari Desa

Kaliwlingi dan di Karang DempelKecamatan Losari dan berbatasan langsungdengan wtilayah Cirebon, Jawa Baratmerupakan akresi/gundukan pasir yangmuncul di pairan yang berjarak sekitar 1-2km dari pantai dengan lebar sekitar 15 metermemanjang sejauh sekitar 5 km.. Keduagosong pasir tersebut dapat dijangkaumenggunakan perahu bermesin tempelsekitar 30 menit dari pantai.

Di bagian Timur muara Kali Pemali(Kecamatan Brebes), di Krakahan(Kecamatan Tanjung) dan di KarangDempel (Kecamatan Losari) garis pantaimengalami abrasi. Abrasi ini menjadikanberkurangnya areal pantai ataupunhilangnya areal/petak pertambakan sehinggakegiatan budidaya tambak tidak dapatdilaksanakan lagi. Beberapa petambakmencoba menyiasatinya dengan membuatsekat di pematang tambak menggunakanjaring/waring/bambu.

Vegetasi pantai di wilayah pantaiRandusanga, Kaliwlingi, Sawojajar,Krakahan dan Karangdempel terdiri atasberbagai jenis tumbuhan baik tumbuhanspesifik pantai maupun terestrial (daratan).Jenis tumbuhan spesifik pantai yang banyakdijumpai di pantai Randusanga antara lainwaru dan cemara laut. Komunitas mangrovebanyak dijumpai di sepanjang pantaiRandusanga hingga beberapa titik disepanjang pantai sampai Karang Dempel.

Perubahan Kondisi MangrovePerubahan luasan mangrove di

wilayah pantai Kabupaten Brebes dari tahun1983 sampai dengan 2013 disajikan padaTabel 1. Kecenderungan penurunan luasanmangrove (Y) di wilayah pantai KabupatenBrebes dengan tahun 1983 sebagaiperhitungan tahun ke nol (X0) mengikutipersamaan regresi Y = 2,019.08 – 68.46 Xdengan R2 = 84.50 %.

Page 5: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 94

Tabel 1. Perkembangan Kondisi Mangrove di Wilayah Pantai Kabupaten Brebes

Sumber : Anonimus (2001), Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes (2008), BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Propinsi JawaTengah (2012), dan Hasil penelitian(2013)

Kerapatan jenis dan luas hutan mangroveKerapatan jenis mangrove yaitu

jumlah total tegakan dari suatu jenismangrove tertentu per satuan area.Rhizophora mucronata merniliki kerapatanpaling tinggi pada stasiun 5 yaitu 35.731individu/aa dan paling rendah pada stasiun 1yaitu 10.162 individu/ha. R. apiculatamemiliki kerapatan paling tinggi yaitu pada

stasiun 6 yaitu 420 individu/ha dan relatiftidak ditemukan pada stasiun 3 dan 4.Tingkat kerapatan Avicennia marina palingtinggi yaitu pada stasiun 5 dengan nilai 500individu/ha dan tidak dapat dijumpai padastasiun 4. Kerapatan jenis pohon, anakan dansemai di masing-masing stasiun disajikanpada Tabel 2.

Tabel 2. Kerapatan Jenis Pohon, Anakan dan Semai di Masing-Masing Stasiun

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Kerapatan mangrove menurut citrasatelit dapat diketahui dari hasil analisismenggunakan normalized differencevegetation index (NDVI). NDVI merupakansuatu formula yang dapat memisahkan objekvegetasi dengan non vegetasi. Untukmembedakan antara vegetasi mangrovedengan vegetasi lainnya (darat) adalahdengan melihat jarak vegetasi tersebutdengan pantai. Vegetasi yang terdapat disekitar pantai diasumsikan sebagai vegetasi

mangrove (Fiazia, 2006). Dari hasil analisadengan menggunakan NDVI di wilayahpantai Kabupaten Brebes diperoleh 4kelompok kerapatan vegetasi mangroveseperti yang tercantum pada Tabel 3. Luasvegetasi mangrove yang paling besar adalahpada tingkat kerapatan jarang yaitu 80,34 ha.dan luas yang paling kecil adalah mangrovedengan kerapatan rapat yaitu 29,16 ha.

Page 6: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 95

Gambar 1. Peta Citra Satelit Landsat luasan mangrove di wilayah pantaiKabupaten Brebes menggunakan komposit warna RGB (red, green, blue).

Tabel 3 Luas vegetasi mangrove berdasarkan tingkat kerapatannya.

Sumber : Hasil penelitian (2013)

Vegetasi mangrove di pantaiKecamatan Brebes memiliki luas palingbesar untuk semua kategori tingkatkerapatan. Perbandingan antara hasilpengolahan citra dengan hasil perhitungandata di lapangan disajikan pada Tabel 4.

Kategori tingkat kerapatan mangrove padastasiun-stasiun yang diamati hanya terdiridari tiga kategori, yaitu kategori mangrovedengan tingkat kerapatan sangat jarang,jarang dan kerapatan sedang.

Page 7: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 96

Tabel 4. Kerapatan mangrove dan nilai NDVInya pada citra untuk tiap stasiun

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2013)

Kategori tingkat kerapatan mangrove sangatjarang yaitu pada stasiun 1, kategori jarangpada stasiun 2, 3, 4 dan 6, sedangkan tingkatkerapatan sedang dapat ditemui pada stasiun5. Secara umum nilai NDVI dengan nilaikerapatan vegetasi mangrove berbandinglurus.

Frekuensi jenis vegetasi mangrove (Fi)Nilai frekuensi jenis menunjukkan

peluang ditemukannya jenis tertentu padaplot dalam stasiun pengamatan (Bengen,2002). Jumlah plot dalam setiap stasiunpengamatan adalah 3 plot sehingga jenisyang memiliki nilai Fi sama dengan 1.00;artinya jenis tersebut dapat ditemui padaketiga plot contoh stasiun pengamatan,contohnya R. mucronata pada stasiun 3, 5dan 6. Nilai Fi sama dengan 0.6667menunjukkan bahwa jenis tersebutditemukan pada dua plot contoh dalam satustasiun, contohnya R. mucronata padastasiun 1, 2 dan 4. Nilai Fi sebesar 0.3333menunjukkan bahwa jenis mangrovetersebut hanya ditemukan pada salah satuplot contoh dalam satu stasiun pengamatan,contohnya R. Apiculata pada stasiun l, 2, 5dan 6 serta A. marina pada stasiun 2, 3, 5dan 6. Untuk Fi sama dengan 0 artinya tidakditemukan spesies yang bersangkutan padake-tiga plot yang ada, contohnya R.

Apiculata pada stasiun 3 dan 4 serta A.marina pada stasiun 1 dan 4.

Penutupan jenis vegetasi mangrove (Ci)Penutupan jenis mangrove adalah luasbatang/basal mangrove dalam suatukawasan tertentu. Berdasarkan hasil analisisdata lapangan, penutupan jenis mangrove diwilayah pantai Kabupaten Brebes yangtertinggi adalah Rhizophora mucronata distasiun 5 sebesar 11,61. Penutupan jenismangrove dapat juga digambarkan daridiameter tegakan vegetasi mangrove.

Indeks Nilai Penting (INP)INP (indeks nilai penting)

menunjukkan peranan atau pengaruhkeberadaan suatu jenis vegetasi mangrovedalam komunitasnya. Kisaran INP adalah 1- 300. Secara umum Rhizophora mucronatamemiliki INP terbesar pada semua stasiun.Dari semua stasiun yang ada Rhizophoramucronata pada stasiun 4 memiliki INPtertinggi dengan nilai 300 dan yang terendahadalah Rhizophora apiculata pada stasiun 3dan 4 serta Avicennia marina pada stasiun 4dengan nilai 0.Dengan demikian klasifikasi untuk melihatperanan penting setiap jenis mangrovedalam komunitasnya adalah : 0 ≤INP<100:rendah; 100≤INP>204.3159 :sedang dan204.3I59≤INP≤ 300: tinggi. Berdasarkan

Page 8: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 97

pengklasifikasian diatas dapat dijelaskanbahwa pada stasiun yang memiliki perananrendah terhadap komunitas tersebut adalah:R. apculat dan A. marina sedangkanRhizophora mucronata memiliki peranantinggi pada ham[pir semua stasiun kecualipada stasiun 1 yang INP-nya masuk kategorisedang. NDVI dengan nilai < 0.1 didominasioleh jenis R. mucronata dan A. marina ; 0.1– 0,4 didominasi oleh R. mucronata.Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,terdapat 3 jenis vegetasi mangrove yangdapat ditemui di wilayah pantai KabupatenBrebes yaitu: Rhizophora mucronata,Rhizophora apiculata, dan Avicenniamarina. Jenis Rhizophora mucronata yangoleh penduduk setempat disebut bangka dantersebar hampir merata dan mendominasi disepanjang pantai, saluran air dan pematangtambak di Kabupaten Brebes sertaRhizophora apiculata, dan Avicenniamarina yang tidak selalu ditemui di setiapstasiun pngamatan. Avicennia marinamerupakan pionir dalam komunitasmangrove dan ditemukan pada zona garispantai terluar dari suatu daratan. Hal inidisebabkanaa oleh sistem perakaranAvicennia mampu memerangkap sedimensebagai media hidupnya sehingga dapatmembentuk daratan. Penyebaran vegetasimangrove berdasarkan jenis substrat tempathidupnya menurut Bengen (2002),Rhizophora spp. dapat tumbuh dengan baikpada subtrat yang berlumpur dan dapatmentolerir tanah lumpur – berpasir sdangkanAvicennia spp. dapat tumbuh dengan baik

pada subtrat pasir berlumpur. Hal ini sesuaidengan hasil pengamatan di lapangan.

Abrasi dan AkresiAbrasi terjadi apabila jumlah

sedimen yang diangkut oleh laut lebih besardaripada jumlah sedimen yang diendapkansehingga garis pantai akan menjadi semakinmundur. Abrasi dapat terjadi karenapelapukan tebing atau karena peningkatanenergi gelombang, atau karena penuranandaya tahan tebing oleh pelapukan kimiawi,fisik ataupun biologis (Bengen, 2001).Sementara itu, akresi terjadi bila jumlahsedimen yang diendapkan lebih besardaripada kemampuan laut mengangkutsedimen tersebut, sehingga daratan pantaiakan bertambah (pantai maju).

Sampai tahun 2000, abrasi pantaiKabupaten Brebes seluas 789 hektarsedangkan akresinya seluas 310 hektar.sebagaimana dinyatakan oleh KantorLingkungan Hidup Kabupaten Brebes(2003). Dari tahun 2000 sampai dengantahun 2008, abrasi pantai di KabupatenBrebes mencapai 640,45 hektar denganpanjang garis pantai 27,043 km yang berartirata-rata pengikisan pantai dari pantai kearah darat sejauh 236,83 m dalam kurunwaktu 8 tahun atau 29,60 m per tahun,sementara akresi yang terjadi seluas 815,76hektar dengan panjang garis pantai 27,147km ( Dinas Perikanan dan KelautanKabupaten Brebes, 2008). Luasan abrasi danakresi sampai dengan tahun 2008 disajikanpada Tabel 5.

Page 9: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 98

Tabel 5. Abrasi dan akresi di wilayah pantai Kabupaten Brebes (Ha)

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes, 2003, dan DinasPerikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes, 2008.

Pengurangan luasan mangrove jugasangat dipengaruhi oleh kegiatanperekonomian masyarakat khususnyapembukaan lahan pertambakan. Disampingakresi juga muncul tanah timbul dengan luastotal 64,147 ha dan keliling total 12.185,78m tersebar di empat tempat, yakni diKecamatan Wanasari sejumlah 3 buahmasing-masing 13,653 ha dengan keliling2.137,15 m dan 6,968 dengan keliling1.270,67 m di Desa Sawojajar serta 35,309ha dengan keliling 6.927,81 m di desaSawojajar/Kaliwlingi, disamping ditemuijuga seluas 8,217 ha dengan keliling1.850,15 m di Desa Kaliwlingi KecamatanBrebes ( Dinas Perikanan dan KelautanKabupaten Brebes, 2008). Berkurangnyahutan mangrove akan memicu timbulnyaabrasi pantai dan sebaliknya abrasi pantaiberperan penting dalam pengurangan luasan

mangrove. Sampai dengan tahun 2000 abrasipantai Kabupaten Brebes seluas 789 ha.sedangkan akresinya seluas 310 ha.Selanjutnya dari tahun 2000 sampai dengantahun 2008, abrasi pantai di KabupatenBrebes mencapai 640,45 ha. dengan panjanggaris pantai 27,043 km yang berarti rata-ratapengikisan pantai dari pantai ke arah daratsejauh 236,83 m dalam kurun waktu 8 tahunatau 29,60 m per tahun, sementara akresiyang terjadi 815,76 hektar dengan panjanggaris pantai 27,147 km. Berdasarkanpengamatan langsung di lapangan padadaerah-daerah yang mengalami abrasiseperti sekitar muara Kali Gangsaditunjukkan oleh adanya batang pohon yangtumbang dan proteksi pantai (pagar) yangdibangun oleh masyarakat. Gejala akresi dipesisir Brebes dapat terlihat adanya gosong-gosong pasir dan hamparan lumpur yang

Page 10: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 99

ditumbuhi oleh semai vegetasi mangroveseperti yang terlihat di muara KaliKabuyutan. Ardani (2004) menyatakanbahwa selama periode tahun 1991 - 2002,abrasi yang terjadi di pesisir Brebes seluas696,848 Ha atau lebih kurang 63,350 Ha. pertahun dan akresi seluas 1 115.847 Ha atau101 441 Ha per tahun serta terdapat 38,09Ha/tahun sedimen yang berasal dari aliransungai yang membawa muatan tersuspensidan massa sedimen yang berasal wilayahsekitarnya. Wilayah yang mengalami abrasiantara lain : sebelah barat muara sungaiPemali hingga Kecamatan Wanasari, bagiantimur muara sungai Pemali dan sekitarmuara Kali Gangsa. Akresi terjadi di muarasungai Cisanggarung, teluk di KecamatanBulakamba, muara sungai Pemali dan dipantai Randusanga.

Rehabilitasi Hutan MangroveKegiatan rehabilitasi hutan

mangrove di wilayah pantai KabupatenBrebes dilakukan dan dikoordinasi olehDinas Pertanian, Kehutanan dan KonservasiTanah Kabupaten Brebes yangdirealisasikan sejak tahun 2004. Sampaibulan Desember 2004 telah dilakukanpenanaman mangrove di sepanjang pantaipesisir Brebes seluas 500 Ha. Lahan yangsudah ditanam kembali ini terdiri darihamparan seluas 325 Ha dan pematangtambak seluas 175 Ha di 13 desa di limakecamatan yang ada di pesisir Brebes(Fiazia, 2006). Jenis mangrove yangditanam adalah Rhizophora muicronatadengan jarak tanam l x l meter. Satu hektarlahan ditanami ± 2000 batang semaiR.mucronata. Berdasarkan hasil delineasicitra satelit 31 Mei 2013, diperoleh panjangpantai Brebes adalah :56.68 Km.Berdasarkan Surat Keputusan BersamaMenteri Pertanian dan Menteri KehutananNomor KB.550/264/kpts/4/1984 dan Nomor082/Kpts-H/1984, tanggal 30 April 1984,lebar sabuk hijau hutan mangrove adalah200 meter, sehingga pesisir Brebesseharusnya memiliki sabuk hutan mangrove

seluas 113.36 km atau 1133.60 ha. Luashutan mangrove yang ada di wilayah pantaiKabupaten Brebes berdasarkan analisis citraLandsat TM tanggal 31 Mei 2013 sebesar243.20 ha. dan hasil kegiatan rehabilitasiyang dilakukan sejak tahun 2004 adalah746.24 ha, sehingga perlu dilakukanpenambahan kegiatan rehabilitasi mangroveseluas 387.36 Ha lagi.

Berdasarkan jenis subtrat dankondisi pantai (akresi atau abrasi), makajenis mangrove yang dapat ditanam untukkegiatan rehabilitasi mangrove diKecamatan Losari sampai Wanasari jenisRhizophora spp. dan Avicennia spp.Sedangkan di sekitar muara Kali Gangsajenis Rhizophora spp. Menurut Bengen(2002), jenis mangrove yang ditanam untukpenahan abrasi pantai adalah Rhizophoraspp. dan bila untuk penghijauan saja tanamijenis Avicennia spp.

Analisis Sistem DinamisBerdasarkan data dan pembahasan

terdahulu maka dapat dirancang pemodelansistem dinamis dari faktor-faktor ekologis(dan ekonomi-sosial) yang mempengaruhikondisi vegetasi mangrove di wilayah pantaiKabupaten Brebes. Secara umum kondisivegetasi mangrove dipengaruhi olehpenambahan dan pengurangan luasanmangrove. Penambahan luasan mangrovedipengaruhi oleh beberapa faktor yaknipertumbuhan baru dan reboisasi mangrove.Pengurangan luasan mangrove dipengaruhioleh abrasi pantai sebagai faktor alam yangdiakibatkan oleh pengaruh arus gelombanglaut serta penebangan liar oleh masyarakatmaupun pihak lain yang terkait. Modeltersebut belum dapat disimulasikan karenavolume penebangan liar beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya (faktorsosial-ekonomi-budaya masyarakat dankebijakan/peraturan pemerintah) baru akandikaji pada penelitian tahap 2 (tahun kedua).Kerangka model dinamis kondisi vegetasimangrove di wilayah pantai KabupatenBrebes disajikan pada Gambar 2.

Page 11: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 100

Gambar 2. Model Dinamis Proses Ekologis yang Mempengaruhi Keberadaan Mangrovedi Wilayah Pantai Kabupaten Brebes

Dari kerangka model dinamis di atasterlihat bahwa keberadaan mangrove diwilayah pantai Kabupaten Brebesdipengaruhi oleh penambahan (reboisasi danpertumbuhan baru) dan penguranganmangrove (abrasi pantai dan penebanganliar). Dari data-data yang diperoleh padapenelitian tahap (tahun) pertama baru dapatdisusun kerangka model dinamis prosesekologis terkait dengan keberadaan vegetasimangrove di wilayah pantai KabupatenBrebes. Untuk dapat menyusun strategi danmetode penanganan kerusakan mangrove diwilayah pantai Kabupaten Brebes masihdiperlukan penelitian terkait dengan faktorsosial-ekonomis dengan degradasimangrove dan abrasi pantai.

Tata Ruang Areal MangroveArahan pemanfaatan ruang pantai

Kabupaten Brebes tahun 2012 memberikantitik berat reboisasi hutan mangrove diKecamatan Wanasari, Bulakamba dan

Tanjung. Daerah usulan penanamanmangrove terdapat di tiga wilayah, yaitu dimuara Sungai Cisanggarung KecamatanLosari, muara Sungai Kluwut KecamatanBulakamba, dan di sebelah Timur muaraSungai Pemali Kecamatan Brebes.

KesimpulanLuasan mangrove di wilayah pantai

Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2013tinggal 243.20 ha. tersebar di wilayah pantaiKecamatan Losari 26.56 ha., Tanjung 5.60ha., Bulakamba 35.42 ha., Wanasari 14.31ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.dengan kategori tingkat kerapatan vegetasimangrove berturut-turut : sangat jarang,jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang. Diwilayah penelitian dijumpai tiga jenisvegetasi mangrove dalam jumlah layakhitung yakni : Rhizophora mucronata,Rhizophora apiculata , Avicennia marin.dan secara keseluruhan Rhizophoramucronata memiliki kepadatan paling

Page 12: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 101

tinggi yaitu 35.731 individu/ha. di stasiun 5(Kaliwlingi, Kecamatan Brebes). Selamaperiode tahun 1991 - 2002, abrasi yangterjadi di wilayah pantai Kabupaten Brebesseluas 696,848 ha.. Wilayah yangmengalami abrasi antara lain : sebelah baratmuara sungai Pemali hingga KecamatanWanasari, bagian timur muara sungai Pemalidan sekitar muara Kali Gangsa. Selanjutnyadari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008,abrasi pantai di Kabupaten Brebes mencapai640,45 ha. Jaju degradasi mangrove danabrasi pantai di wilayah pantai KabupatenBrebes, masing masing 68.46 ha./tahun dan63.35 Ha./tahun. Untuk memenuhiketentuan lebar sabuk hijau hutan mangrove200 meter perlu dilakukan penambahankegiatan rehabilitasi mangrove seluas144,16 ha. lagi. Jenis mangrove yangdisarankan ditanam untuk kegiatanrehabilitasi mangrove adalah jenisRhizophora dan Avicennia.Ucapan Terima KasihArtikel ilmiah ini merupakan bagian dariDisertasi penulis utama sebagai salah satupemenuhan persyaratan tugas akhir diProgram Doktor Manajemen Sumber DayaPantai Universitas Diponegoro Semarang.Untuk itu penulis utama menyampaikanterima kasih kepada Rektor UniversitasDiponegoro, Dekan Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Diponegoro,Ketua, Sekretaris dan segenap PengajarProgram Doktor Manajemen Sumber DayaPantai Universitas Diponegoro, Promotordan Co-Promotor beserta segenap Pengujitugas akhir.

Daftar PustakaAnonimus. 2001. Perkembangan Tutupan

Lahan dan Penggunaan LahanDaerah Brebes, Jawa Tengah.Teknologi Inventarisasi SumberdayaAlam. Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi. Jakarta.

Ardani, B.. 2004. Pemantauan DinamikaPesisir dengan Memanfaatkan CitraSatelit. Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor.

Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPropinsi Jawa Tengah. 2012.Penyusunan Model Pengelolaan danPengembangan Mangrove PropinsiJawa Tengah.

Bengen, D.G.. 2001. Proseding PelatihanPengelolaan Wilayah PesisirTerpadu. Pusat Studi Pesisir danLaut. Insstitut Pertanian Bogor.

Bengen, D.G.. 2002. Pedoman TeknisPengenalan dan Pengelolaan HutanMangrove. PKSPLIPB. Bogor.

Dinas Perikanan dan Kelautan KabupatenBrebes. 2008. Penyusunan RencanaTata Ruang Pesisir KabupatenBrebes. 56 p.

Fiazia, N.A.. 2006. Struktur KomunitasMangrove dan Implikasinya padaKegiatan Rehabilitasi di PesisirBrebes Jawa Tengah. Skripsi,Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Institut Pertanian Bogor.

Hakim, W.I.. 2004. Penentuan LokasiSentra Pengumpulan Hasil Tambakdi Kabupaten Brebes Jawa Tengah.Sekolah Pasca Sarjana. InstitutPertanian Bogor.

Kantor Lingkungan Hidup KabupatenBrebes. 2003. Neraca KualitasLingkungan Hidup DaerahKabupaten Brebes Tahun 2003. 58 p.

Kusmana, C.. 2005. Mangrove dalamUpaya Menangani Abrasi danPengelolaan Pantai. SemilokaProgram Mitra Bahari (PBM) subRC Kalimantan Barat, Pontianak, 15Nov. 2005.

Muhamadi, E. Aminullah dan B.Soesilo.2001. Analisis Sistem DinamisLingkungan Hidup, Sosial, Ekonomidan Manajemen. Pusat StudiKebijakan dan Dinamika Sistem-Penerbit UMJ Press. Jakarta. 415 p.

Page 13: Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai ...

Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 102

Syaefudin. 2003. Karakteristik PantaiKabupaten Brebes dan ZonasiPeruntukannya. Prosiding SeminarTeknologi untuk Negeri 2003, Vol.4, hal. 144-148/HUMASBPPT/ANY.