Pemetaan Bahasa Aceh, Gayo Dan Alas
-
Upload
i-love-gayo -
Category
Documents
-
view
2.008 -
download
2
description
Transcript of Pemetaan Bahasa Aceh, Gayo Dan Alas
imetaan Bahasa Aceh, Gayo, dan Alas
BIBLIOTHEEK KITLV
0050 6988
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
Pemetaan Bahasa Aceh, Gayo, dan Alas
. U o o
Pemetaan Bahasa Aceh, Gayo, dan Alas
Oleh Osra M. Akbar
Wamad Abdullah Surya Nola Latif Syech Ahmaddin
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1985
iii
nak cipta pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Naskah buku ini semula merupakan hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Istimewa Aceh 1982/1983, disunting dan diterbitkan dengan dana Proyek Penelitian Pusat.
Staf1 inti Proyek Pusat: Dra. Sri Sukesi Adiwimarta (Pemimpin), Drs. Hasjmi Dini (Bendaharawan), Drs. Lukman Hakim (Sekretaris).
Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
Alamat penerbit : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun Jakarta Timur.
iv
KATA PENGANTAR
Mulai tahun kedua Pembangunan Lima Tahun I, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa turut berperan di dalam berbagai kegiatan kebahasaan sejalan dengan garis kebijakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Masalah kebahasaan dan kesusastraan merupakan salah satu segi masalah kebudayaan nasional yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh dan berencana agar tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah — termasuk susastranya — tercapai. Tujuan akhir itu adalah kelengkapan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional yang baik bagi masyarakat luas serta pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar untuk berbagai tujuan oleh lapisan masyarakat bahasa Indonesia.
Untuk mencapai tujuan itu perlu dilakukan berjenis kegiatan seperti (1) pembakuan bahasa, (2) penyuluhan bahasa melalui berbagai sarana, (3) penerjemalian karya kebahasaan dan karya kesusastraan dari berbagai sumber ke dalam bahasa Indonesia, (4) pelipatgandaan informasi melalui penelitian bahasa dan susastra, dan (5) pengembangan tenaga kebahasaan dan jaringan informasi.
Sebagai tindak lanjut kebijakan tersebut, dibentuklah oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penelitian Bahasa'dan Sastra Indonesia dan Daerah, Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Daerah, di lingkungan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sejak tahun 1976, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Jakarta, sebagai Proyek Pusat, dibantu oleh sepuluh Proyek Pene-litian di daerah yang berkedudukan di propinsi (1) Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatra Barat, (3) Sumatra Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa
v
Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Selatan, (9) Sulawesi Utara, dan (10) Bali. Kemudian, pada tahun 1981 ditambahkan proyek penelitian bahasa di lima propinsi yang lain, yaitu (1) Sumatra Utara, (2) Kalimantan Barat, (3) Riau, (4) Sulawesi Tengah, dan (5) Maluku. Dua tahun kemudian, pada tahun 1983, Proyek Penelitian di daerah diperluas lagi dengan lima propinsi, yaitu (1) Jawa Tengah, (2) Lampung, (3) Kalimantan Tengah, (4) Irian Jaya, dan (5) Nusa Tenggara Timur. Maka pada saat ini, ada dua puluh proyek penelitian bahasa di daerah di samping proyek pusat yang berkedudukan di Jakarta.
Naskah laporan penelitian yang telah dinilai dan disunting diterbitkan sekarang agar dapat dimanfaatkan oleh para ahli dan anggota masyrakat luas. Naskah yang berjudul Pemetaan Bahasa Aceh, Gayo, dan Alas disusun oleh regu peneliti yang terdiri atas anggota-anggota : Oscar M. Akbar, Wamad Abdullah, Surya Nola Latif, dan Syech Ahmaddin yang mendapat bantuan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Istimewa Aceh tahun 1982/1983. Naskah itu disunting oleh Hermanoe Maulana dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kepada Pemimpin Proyek Penelitian dengan stafnya yang memungkinkan penerbitan buku ini, para peneliti, penilai, dan penyunting, saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, April 1985. Anton M. Moeliono Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
vi
PRAKAIA
Dengan jujur, tim mengakui bahwa hasil penelitian pemetaan bahasa Aceh, Gayo, dan Alas yang berbentuk buku laporan ini belum lagi memuaskan; namun, kami percaya bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan pegangan untuk penelitian berikutnya. Di samping kekurangan-kekurangan yang ter-dapat di dalamnya, kami yakin bahwa manfaatnya pun banyak pula yang dapat dipetik.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada: a. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pen-
dikan dan Kebudayaan, dan b. Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,
baik Pusat maupun Daerah Istimewa Aceh, atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untuk melaksanakan penelitian ini.
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kami sampaikan pula kepada: a. Dekan Fakultas Keguruan Universitas Syiah Kuala atas izin yang diberikan
kepada kami untuk melaksanakan penelitian atas nama Fakultas Keguruan, b. Semua Walikota/Bupati Kepala Daerah Tingkat II di dalam Propinsi
Daerah T«*fcw«n»a Aceh, c. Kepala Kantor Statistik Propinsi Daerah Istimewa Aceh, dan d. Para informan yang telah memberikan bantuan yang tidak ternilai harga-
nya. Tanna hantnan mp»to 'aporan ini tidak akan selesai disusun. ^ami mengharapKan semoga hasil penelitian ini ada manlaatnya bagi du-
nia kebahasaan Indonesia.
Darussalam, Banda Aceh, Januari 1983 Ketua Tim Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR v PRAKATA vü DAFTAR ISI ix DAFTARPETA xi DAFTAR TABEL xii i DAFTAR SINGKATAN XV PETA PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH xvii
Bab I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1 1.2 Tujuan dan Hasil yang Diperoleh 3 1.3 Kerangka Teori yang Dipakai sebagai Acuan 3 1.4 Metode dan Teknik 4 1.5 Populasi dan Sampel 5 1.6 Hambatan-hambatan dalam Penelitian 5
Bab II Bahasa Aceh 7 2.1 Latar Belakang Sosial Budaya 7 2.2 Lokasi Bahasa Aceh dan Dialek 8 2.2.1 Pemetaan Bahasa Aceh 9 2.2.2 Pemetaan Dialek-dialek Bahasa Aceh 15 2.2.2.1 Aspek Fonologi 16 2.3 Perkiraan Jumlah Penutur 18
Bab UI Bahasa Gayo 21 3.1 Latar Belakang Sosial Budaya 21
ix
3.2 Lokasi Bahasa Gayo dan Dialek 23 3.2.1 Pemetaan Bahasa Gayo 25 3.2.2 Pemetaan Dialek-dialek Bahasa Gayo 28 3.2.2.1 Aspek Fonologis 28 3.2.2.2 Aspek Sintaksis 34 3.2.2.3 Kesimpulan 37
Bab IV Bahasa Alas 38 4.1 Latar Belakang Sosial Budaya 38 4.2 Lokasi Bahasa Alas dan Dialek 40 4.2.1 Pemetaan Bahasa Alas 40 4.2.2 Pemetaan Dialek-dialek Bahasa Alas 42 4.2.2.1 Aspek Fonologi 42 4.2.2.2 Aspek Sintaksis 50 4.2.2.3 Kesimpulan 52
Bab V Kesimpulan dan Saran 54 5.1 Kesimpulan 54 5.1.1 Pemetaan Bahasa Aceh 54 5.1.2 Pemetaan Bahasa Gayo 54 5.1.3 Pemetaan Bahasa Alas 55 5.1.4 Pemetaan Ketiga Bahasa: Aceh, Gayo, dan Alas 55 5.2 Saran 56 DAFTAR PUSTAKA 58 LAMPIRAN 1 NAMA-NAM A KECAMATAN DALAM PROPINSI
DAERAH ISTIMEWA ACEH 60 LAMPIRAN 2 KABUPATEN ACEH TIMUR 63 LAMPIRAN 3 REKAMAN DATA 64 LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENELITIAN 117
x
DAFTAR PETA
Halaman
1. Peta Kabupaten-kabupaten dalam Propinsi Daerah Istimewa Aceh . 11 2. Peta Propinsi Daerah Istimewa Aceh dengan Nomor Kode Ke-
camatan 12 3. Peta Lokasi Penutur Bahasa Aceh 20 4. Peta Lokasi Dialek-dialek Bahasa Gayo 27 5. Peta Kabupaten Aceh Tenggara 41 6. Peta Lokasi Dialek-dialek Bahasa Alas 53 7. Peta Lokasi Bahasa-bahasa Aceh, Gayo, dan Alas 57
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Penutur Bahasa Aceh di Delapan Daerah Tingkat II 19 2. Nama-nama Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tengah dan Jum-
lah Penduduk 22 3. Nama-nama Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tenggara yang
Bertutur Dialek Gayo Lues 23 4. Jumlah Penutur Dialek-dialek Bahasa Gayo 25 5. Penduduk Kabupaten Aceh Tenggara Berdasarkan Sensus Nasional
1980 39 6. Perincian Penutur Bahasa Aceh, Gayo, dan Alas 55
xii i
DAFTAR SINGKATAN
IND - Indonesia
BA — Bahasa Aceh
BG — Bahasa Gayo
BAL — Bahasa Alas
GLA - Dialek Gayo Laut/Lut
GLU - Dialek Gayo Lues
GSJ - Dialek Gayo Serbajadi
XV
PETA DAERAH ISTIMEWA ACEH
UKURAN 1500.000
/
- .*_ ! \
A K ip ; rVt<5. '
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Daerah Istimewa Aceh, suatu propinsi yang berpenduduk 2.610.528 jiwa, terletak di paling ujung utara Pulau Sumatra. Wilayah ini terdiri dari dataran rendah di sepanjang pantai barat dan timur. Di bahagian tengah tanahnya berbukit-bukit dan berlembah-lembah. Letak geografis propinsi yang luasnya 55.390,00 km2 ini ialah 2° - 6° Lintang Utara dan 95° - 98° Bujur Timur, dan dengan tinggi rata-rata 125 meter di atas permukaan laut.
Propinsi ini, di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Sumatra/ Malaka, di sebelah barat dengan Samudera Indonesia/Hindia, dan di sebelah selatan dengan Propinsi Sumatra Utara.
Hingga sekarang propinsi istimewa ini terdiri dari 10 Daerah Tingkat II , yaitu: (1) Kotamadya Banda Aceh, 1 kecamatan; (2) Kotamadya Sabang, 2 kecamatan; (3) Kabupaten Aceh Besar, 14 kecamatan; (4) Kabupaten Pidie, 23 kecamatan; (5) Kabupaten Aceh Utara, 23 kecamatan; (6) Kabupaten Aceh Timur, 16 kecamatan; (7) Kabupaten Aceh Barat, 19 kecamatan; (8) Kabupaten Aceh Selatan, 18 kecamatan; (9) Kabupaten Aceh Tengah, 7 kecamatan; (10) Kabupaten Aceh Tenggara, 9 kecamatan.
Nama semua kecamatan adalah sebagai berikut (Lihat Lampiran 1). Wilayah Propinsi Aceh bukan saja kaya dengan hasil hutan dan bahan
mineral, melainkan juga dengan bahasa-bahasa daerah. Esser (1951:1) dalam
1
2
tulisannya mengenai bahasa-bahasa di kepulauan Nusantara menyebutkan hanya empat bahasa di Aceh, yaitu bahasa-bahasa Aceh, Gayo, Alas, dan Semalur. Voorhoeve (1955:5) bahkan tidak menyinggung adanya bahasa Alas. Menurutnya, hanya ada bahasa-bahasa Aceh, Gayo, Simalur, dan Sikhule.
Berdasarkan Lembaga Sejarah dan Purbakala Departemen P dan K (Hasan, 1980:12) terdapat sebelas suku bangsa di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, yaitu Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Singkel, Aneuk Jamee, Kuet, Pulau, Jawa, Batak, dan Campuran Aceh dan Aneuk Jamee. Dari sebelas suku bangsa ini, Jawa dan Batak adalah suku pendatang. Suku bangsa Pulau lebih dikenal dan resmi disebut "orang Pulo Banyak" yang berdomisili di Pulau-pulau Banyak. Hasan tidak menginventarisasi suku-suku di Pulau Simeulue, di pulau mana terdapat dua bahasa daerah, yaitu Defayan, yang dikenal sebagai bahasa Simeulue, dan bahasa Sigulai. Seperti diutarakan di atas, Voorhoeve menyebut kedua bahasa ini sebagai bahasa Simalur dan bahasa Sikhule.
Untuk sementara jelaslah, sebelum penelitian mengenai bahasa-bahasa daerah di wilayah Aceh terselesaikan, di daerah ini terdapat sepuluh bahasa daerah, yang dua diantaranya, yaitu bahasa Aneuk Jamee, yang oleh semen-tara ahli bahasa dianggap merupakan dialek bahasa Minangkabau, dan bahasa Tamiang, yang asalnya merupakan dialek dari bahasa Melayu Deli. Namun, bersama waktu yang terus berpacu, kedua bahasa ini menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa daerah yang bertetangga dengannya sehingga sifat kesamaan dengan bahasa induk sudah bertambah jauh.
Eksistensi bahasa seperti bahasa Kluet, Aneuk Jamee, dan Singkel senan-tiasa ditunjang oleh proses sejarah; maka, pelenyapannya pun akan "di-makan" oleh evolusi sejarah. Kemajuan teknologi yang lambat laun dirasakan sampai ke pelosok terpencil membuat insan Indonesia turut berpacu menik-matinya. Desa-desa terpencil telah dimasuki oleh kebutuhan hidup yang mutakhir. Pelbagai perbendaharaan kata baru menyusup ke dalam bahasa-bahasa daerah. Jelasnya, setiap kontak memerlukan suatu alat penyampai maksud, yaitu suatu bahasa yang saling dipahami oleh para penutur.
1.1.2 Masalah
Jika pemetaan suatu bahasa dilaksanakan 50 tahun yang lalu, hasilnya mungkin tidak akan sama dengan hasil pelaksanaan tahun ini. Juga mungkin hasilnya tidak akan sama jika dilaksanakan pada 50 tahun mendatang. Me-ngenai kondisi dialek pun akan berubah, semakin bertambah murni atau sema-kin pudar dari kepribadian masing-masing.
3
Hasan (1980:12) telah memetakan daerah kediaman asli suku-suku bangsa di Aceh berdasarkan sumber Lembaga Sejarah dan Purbakala Departemen P & K, tetapi tidak mengungkapkan kondisi dialek dan pemetaannya.
Di antara sepuluh bahasa itu, bahasa-bahasa Aceh, Gayo, dan Alas adalah bahasa yang lebih banyak pennuturnya. Inilah suatu alasan logis untuk men-dahulukan pemetaan ketiga bahasa itu.
1.2 Tujuan dan Hasil yang Diperoleh
Penelitian ini bertolak dari pembahasan latar belakang sosial budaya hing-ga penemuan lokasi bahasa dan dialek-dialek. Pembedaan antara satu dialek dengan yang lain di dalam satu bahasa didasarkan pada perbedaan kosa kata, pengucapan, dan struktur kalimat. Dari analisis data diperoleh hasil yang mendeskripsikan lokasi bahasa dan dialek-dialek itu.
Pemetaan masing-masing bahasa mula-mula dilakukan secara terpisah, kemudian disajikan dalam suatu peta. Dalam pemetaan ini dipergunakan mo-del peta wilayah Aceh yang diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pro-pinsi.
Setiap angka mengenai jumlah penduduk dan statistik lainnya diperoleh dari Kantor Statistik Propinsi Daerah Istimewa Aceh, dan setiap angka me-nyatakan hasil sensus penduduk tahun 1980.
Hasil yang diperoleh ialah suatu pemetaan yang relatif lengkap dan sem-purna, yang tentunya berbeda dengan hasil terdahulu, dan mungkin juga akan berbeda dengan hasil apabila tugas yang sama akan dilaksanakan dalam kurun waktu 10—15 tahun yang akan datang.
1.3 Kerangka Teori yang Dipakai sebagai Acuan
Pendapat Ayatrohaedi (1979:5) yang mengungkapkan bahwa penentuan batas-batas pemakaian suatu bahasa amat erat hubungannya dengan keadaan alam, (suku) bangsa, dan keadaan di daerah-daerah yang bersangkutan benar-benar merupakan suatu kenyataan. Perbedaan antara dua dialek yang letak geografis bertetangga tidak pernah tajam, bahkan jika kurang diperhatikan hampir tidak ada perbedaannya.
Suatu dialek akan terbina terus secara murni apabila tidak ada pendatang atau dalam kurun waktu yang panjang komunikasi tertutup dengan dunia luar. Sebaliknya, kemurnian dialek akan pudar apabila bercampur dengan pe-nutur pendatang dan dimasuki kemutakhiran teknologi.
Mengingat hampir 100% penduduk asli daerah Aceh atau "orang Aceh" beragama Islam, maka 100 kata Indonesia yang berasal dari bahasa Arab di-
4
kemukakan di dalam instrumen penelitian. Melalui kosa kata ini diperoleh informasi bahwa sebahagian besar kata-kata ini diterima tanpa perubahan atau hanya berbeda dalam variasi pengucapan masing-masing dialek.
Usaha untuk menjelaskan dua lingkungan yang berbeda dengan alat bantu isoglos atau watas kata tampaknya tidak terealisasi karena pada umumnya sebahagian besar perbedaan kosa kata antara dialek-dialek hanya terjadi pada pengucapan. Kalau pun terjadi pada perbedaan kata, kata yang berbeda itu sebenarnya juga dikenal atau dipakai pada dialek lain, atau sekurang-kurang-nya saling dipahami.
1.4 Metode dan Teknik
Pengumpulan data dilakukan melalui metode pupuan sinurat dan pupuan lisan. Dalam pelaksanaan pupuan sinurat diajukan 350 perkataan yang terdiri dari 200 kata bahasa Indonesia (Kelompok A), 100 kata serapan dari bahasa Arab (Kelompok B), dan masing-masing 25 kata sebagpi serapan dari bahasa Belanda (Kelompok C) dan bahasa asing lainnya (Kelompok D). Dalam hal ini, para pembahan menuliskan jawaban atas semua pertanyaan.
Dalam melaksanakan pupuan lisan diajukan pertanyaan yang sama. Metode ini bertujuan merekam ucapan para pembahan atau peneliti mencatat lang-sung ke dalam bentuk transkripsi fonemik.
Menimbang bahwa kosa kata bahasa Indonesia sendiri terdiri dari banyak unsur serapan pelbagai bahasa yang diteliti juga mengalami proses yang sama, maka kata-kata yang diajukan dikelompokkan seperti telah tersusun pada instrumen Penelitian. Juga, mengingat betapa sukarnya membedakan asal-usul kata-kata yang sudah menjadi baku di dalam bahasa Indonesia, maka semua kosa kata berikut dipandang sebagai bahasa Indonesia asli: (1) yang berasal dari rumpun Austronesia atau Melayu-Polinesia; (2) yang berasal dari Hindia Belakang termasuk Melayu Kontinental; (3) yang berasal dari bahasa Sanskerta yang diserap bersamaan dengan pe-
nyebaran agama Hindu dan Buddha; (4) yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang sebahagian besar juga bersum-
ber dari bahasa Sanskerta; (5) yang berasal dari bahasa Melayu.
Di samping itu, juga diinstrumenkan kata-kata yang berasal dari bahasa Arab, Belanda, dan Asing lainnya yang sudah umum dipakai di dalam masya-rakat.
5
1S Populasi dan Sampel
1.5.1 Populasi
Populasi penelitian adalah penutur-penutur asli bahasa-bahasa Aceh, Gayo, dan Alas yang berdomisili di seluruh wilayah tutur ketiga bahasa.
1.5.2 Sampel
Dalam usaha mengumpulkan data yang terpercaya, para peneliti berhasil memupu pembahan-pembahan yang memenuhi persyaratan. Dari para pem-bahan ini dapat diinventarisasi data primer selengkap mungkin.
Jumlah pembahan untuk masing-masing bahasa adalah sebagai berikut. (1) Bahasa Aceh 42 orang. Yang menjawab lengkap semua pertanyaan
hanya 16 orang. (2) Bahasa Gayo. 18 orang. Yang menjawab lengkap semua pertanyaan
hanya 7 orang. (3) Bahasa Alas 12 orang. Yang menjawab lengkap semua pertanyaan
6 orang.
Umumnya, para pembahan berusia antara 38—54 tahun; hanya seorang berpendidikan Sarjana Muda, selebihnya berpendidikan setinggi-tingginya SMTA. Kecuali pembahan lulusan SM, pembahan lainnya belum pernah be-pergian atau tinggal lebih dari 6 bulan di luar wilayah Aceh, bahkan ada yang tidak pernah meninggalkan desanya. Dengan demikian, kemungkinan adanya pengaruh dari luar sangat kecil.
Di dalam bahagian lampiran dari laporan penelitian ini hanya dicantum-kan nama 29 pembahan yang menjawab lengkap semua pertanyaan.
1.6 Hambatan-hambatan dalam Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian Pemetaan Bahasa Aceh, Gayo, dan Alas hingga selesai menyusun laporan, tim peneliti menghadapi hambatan. Ham-batan-hambatan yang mengganggu kelancaran penulisan laporan ini dan sekaligus mungkin akan mengurangi mutu yang diharapkan ialah, antara lain, sebagai berikut, a. Luasnya wilayah penelitian yang mencakup ketiga bahasa itu .
1) Wilayah pemakaian bahasa Aceh meliputi hampir seluruh Propinsi Daerah Istimewa Aceh yang luasnya 55.390 km2. Jarak lintas darat antara Banda Aceh dengan Kecamatan Trumon (yang berbahasa Aceh) di Kabupaten Aceh Selatan ialah 534 km, dan ditempuh dalam waktu 3 hari 2 malam. Bahkan, jarak Banda Aceh - Kutacane yang 590 km
6
juga memerlukan waktu yang sama. Namun, biasanya untuk sampai ke sana, pengunjung lebih suka lewat propinsi Sumatra Utara yang jaraknya menjadi 850 km.
2) Jalan kabupaten ke daerah sebahagian besar kecamatan cukup mem-prihatinkan sehingga banyak waktu terbuang di dalam perjalanan.
b. PeneUtian mengenai pemetaan bahasa Aceh, Gayo, dan Alas ini merupakan penelitian yang baru dan pertama bagi daerah Aceh sehingga kami harus mencari literatur yang memadai dan cocok untuk maksud itu.
c. Biaya yang tersedia sewajarnya hanya cukup untuk pemetaan satu bahasa Aceh saja dan lokasi penutur bahasa ini meliputi seluruh Propinsi Dae-rah Istimewa Aceh.
BAB H BAHASA ACEH
2.1 Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa Aceh adalah suatu bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa Austronesia. Daerah asal bahasa Aceh tidak diketahui dengan jelas karena tidak ada catatan atau bukti untuk itu.
Menurut perbandingan bahasa yang dilakukan oleh para ahli, mungkin bahasa Aceh berasal dari Hindia Belakang. Banyak kata atau bentuk kata yang dekat persamaannya dengan bahasa di Kerajaan Campa (Niemann, 1918:43). Persamaannya antara lain adalah sebagai berikut.
Indonesia turun diri tahun ruas menurunkan berharga
Aceh tron dro thon atot peutron meuyum
Campa trun drei thun atuk patron moyom
Dalam perkembangannya bahasa Aceh dipengaruhi oleh bahasa Arab, Belanda, Portugis, Spanyol, Cina, dan lain-lain. Pengaruh bahasa Arab sangat terasa karena seluruh "orang Aceh" beragama Islam. Sebelum Belanda menja-jah Indonesia, Kerajaan Aceh telah mengadakan hubungan perdagangan dan politik dengan Negara/Kerajaan Arab, Turki, Persia, Portugis, Cina, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan bahasa Aceh dipengaruhi oleh bahasa-bahasa itu.
Bahasa Aceh dewasa ini merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi dan dipelihara oleh penduduk yang mendiami daerah pesisir timur dan barat Daerah Istimewa Aceh. Bahasa ini masih tetap dipelihara
7
8
sebagai pendukung dan pengembang kebudayaan daerah serta merupakan pe-nunjang kebudayaan dan bahasa nasional.
2.2 Lokasi Bahasa Aceh dan Dialek
Bahasa Aceh adalah bahasa pertama atau bahasa ibu dari % penduduk Daerah Istimewa Aceh yang menempati wilayah pantai atau pesisir.
Hingga waktu ini telai banyak tulisan mengenai bahasa Aceh, baik sebagai hasil penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Buku-buku dan artikel-artikel yang telah diterbitkan sebelum dan sesudah Perang Dunia II , antara lain ialah sebagai berikut.
a. K.F.H. van Langen, Handleiding voor de Beoefening der Atjehsche Taal, X+158 hal. s'Gravenhage.
b. C. Snouck Hurgronje, Studien over Atjehsche Klank en Schrijfleer TBG 35 (1893) hal. 346—442.
c. C. Snouck Hurgronje, Atjehsche Taalstudiën. TBG 42 (1900). hal. 144— 262.
d. C. Hooykaas, Hulpmiddelen bij het Bestuderen van Atiehsche Taal. TBG 72 (1932). hal. 141—148.
e. G.K. Niemann, Bijdrage tot de Kennis der Verhouding van het Tjam tot de Mon-Khmer Talen. KBI 104 (1948). hal. 429—514.
f. Hoesein D)aj?idmingTa.t,Atjehsch-Nederlandsch Woorden-boek.
Di samping karya sarjana dan penulis asing ini, para sarjana dan ahli bahasa bangsa Indonesia juga telah menghasilkan tulisan-tulisan mengenai kebahasa-an Aceh. Karya penulis "tempo doeloe", waktu sekarang, dan masa menda-tang tentu akan berbeda hasilnya, tetapi sekurang-kurangnya sangat bernilai dan berguna untuk penulisan di masa yang akan datang. Namun, hasil peneli-tian yang dikelola oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Daerah Istimewa Aceh, sejak tahun 1975 belum memetakan lokasi bahasa Aceh yang relatif tepat. Masing-masing judul atau penyelesaian per-masalahan menentukan suatu dialek sebagai sampel dengan alasan dalil ter-tentu. Lebih tepatnya, lokasi yang disampelkan dipatokkan memiliki penutur asli bahasa Aceh, dan dianggap memakai dialek yang sama.
Penelitian Struktur Bahasa Aceh (1976), disusul Struktur Bahasa Aceh -Lanjutan (1977—1978) mengenai morfologi dan sintaksis menggunakan sampel bahasa Aceh dialek Peusangan yang terdiri dari 8 kecamatan dari 23 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara (Sulaiman, 1979:1).
9
Kedelapan kecamatan itu ialah: a. Samalanga — no. 42; penduduk 31.070 jiwa; b. Jeunieb — no. 43; penduduk 26.999 jiwa; c. Peudada — no. 44; penduduk 15.613 jiwa; d. Jeumpa — no. 45; penduduk 69.805 jiwa; e. Peusangan — no. 46; penduduk 64.379 jiwa; f. Ganda Pura - no. 48; penduduk 27.888 jiwa; g. Muara Baru — no. 49; penduduk 31.572 jiwa; h. Dewantara — no. 50; penduduk 37.572 jiwa.
Kedelapan kecamatan ini terletak mulai dari perbatasan wjlayah Kabupaten Pidie dan Aceh Utara hingga kecamatan Dewantara, tidak termasuk Kecamat-an Makmur (no. 47; berpenduduk 9.571 jiwa) yang terletak di dalam ling-kungan delapan kecamatan itu.
Tim Peneliti dari kedua penelitian itu mengutarakan bahwa penutur bahasa Aceh terdapat di 8 daerah tingkat II , yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, sebahagian Aceh Timur, Aceh Barat, sebahagian Aceh Selatan, Kotamadya Banda Aceh, dan Kotamadya Sabang (Pulau Weh).
Penelitian Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Aceh (1979/1980) memiuh sampel dialek Aceh Besar sebagai sumber data. Di samping itu, dilaporkan pula adanya dialek Pidie, Pasai, Peusangan, Aceh Timur, dan Aceh Barat (Ali dan kawan-kawan, 1980:6).
Penelitian Sistem perulangan Bahasa Aceh memilih sampel Kotamadya Banda Aceh sebagai sumber data (Ali dan kawan-kawan, 1981:7). Yang men-jadi dasar penunjukkan ialah pertimbangan sebagai berikut. 1) ... Kotamadya Banda Aceh merupakan tempat berkumpul berbagai lapis-
an/golongan masyarakat dari berbagai pelosok daerah Aceh. 2) Bahasa Aceh yang berkembang di Banda Aceh sudah merupakan bahasa
Aceh standar sebagai akibat hilangnya unsur-unsur dialek bagi penutur bahasa Aceh yang telah menetap di kotamadya itu.
Sulaiman (1979:4) dan AU dan kawan-kawan (1979/1980:6) menyatakan bahwa hanya ada dialek geografis Aceh Besar, Pidie, Peusangan, Pasai, Aceh Timur, dan Aceh Barat. Di sini, Aceh Utara diwakiU oleh dua dialek, yaitu Peusangan dan Pasai.
2.2.1 Pemetaan Bahasa Aceh
Bahasa Aceh dipakai di seluruh wilayah Daerah Istimewa Aceh, di mana saja berada orang Aceh. PeneUtian ini membedakan pengertian antara "penu-
10
tur" dan "berbahasa" Aceh dengan "memakai" dan "berbicara" bahasa Aceh. Dengan istilah "penutur" dan "berbahasa" Aceh diartikan orang-orang yang berbahasa ibu bahasa Aceh, sedangkan dengan istilah "memakai" dan "ber-bicara" bahasa Aceh dimaksudkan setiap orang yang berbicara bahasa Aceh, walau yang bersangkutan bukan suku Aceh.
n PETA 1 PETA KABUPATEN-KABUPATEN DALA M PROPINSI
DAERAH ISTIMEWA ACEH
11 Sabang
Banda Aceh
7% -v 'v r i UI .Sigli /
> , i " V \ . .J v iv-, >. W w \ ƒ t'/v -j r'/" W w - V «% " ' "^Tangas V>,'\ } Mj \\^pT\ U J < L V V
Seoleng / S"" "V Takon8<>" >C~5Laut"4aWarj' V1 N. / ..W
\ , t *v«_j ' i i S Lok°i>o -i Lan*M <£
Meulaboh> K
r X «' ' Takongon > c~5Laut.TaWarj
\Lokopo
4 .'_,>" I
J-S f~*/ V * LOPINS « / ' / \ * SUMATE
J N .'' Blangkejren \ , . ' V T ^ ' /Btang P i d i e '/ / *
V ' r i \ »
TapaktuanV VII I
t*-: KuUoane
yrromon /
SÙigki)
ukuran 1:500.000
12
PETA 2 PETA PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN NOMOR KODE KECAMATAN
ukuran 11SO0.00O tahun 1980 Pulau Banyak
13
Secara geografis, bahasa Aceh berlokasi di delapan daerah tingkat II , yaitu (PETA 1 dan PETA 2) :
a. Kotamadya Banda Aceh — no. I b. Kotamadya Sabang — no. II c. Kabupaten Aceh Besar - no. Il l d. Kabupaten Pidie — no. IV e. Kabupaten Aceh Utara - no. V f. Kabupaten Aceh Timur — no. VI (sebahagian) g. Kabupaten Aceh Barat —no. VII , h. Kabupaten Aceh Selatan —no. VII I (sebahagian)
a) Kotamadya Banda A ceh; penduduk 71,868 jiwa.
Banda Aceh adalah ibu kota Kotamadya Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Kabupaten ini dalam waktu dekat (kemungkinan tahun 1983) akan pindah ke ibu kota baru bernama Jantho yang terletak di Kecamatan Seulimeum.
Penduduk "asli" kotamadya ini sama dengan penduduk Kabupaten Aceh Besar. Hingga waktu ini jumlah pendatang, baik dari daerah Aceh lainnya maupun dari luar Aceh mencapai 50% dari jumlah penduduk. Sesuai dengan apa yang diutarakan Ali dan kawan-kawan (1981:7), bahasa Aceh yang berkembang di Banda Aceh sudah merupakan Bahasa Aceh umum yang mengarah kepada bahasa baku sebagai akibat hilangnya unsur-unsur dialektis. Hal ini jelas terlihat dari percakapan antara orang Aceh yang bertutur berba-gai dialek senantiasa berlangsung normal dan lancar. Namun, dalam kehi-dupan sehari-hari, bahasa Indonesia juga banyak dipergunakan, terutama di kantor-kantor dan sekolah-sekolah.
b) Kotamadya Sabang; penduduk 23.821 jiwa.
Kotamadya yang terdiri dari Pulau Weh dan beberapa pulau-pulau kecil terbagi atas 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Sukakarya dan Sukajaya. Ke-camatan Sukakarya, ibu kotanya Sabang, berpenduduk 14.737 jiwa, dan Kecamatan Sukajaya beribu kota Balohan.
Kurang lebih 90% dari jumlah penduduk kotamadya ini berdiam di Sabang dan sekitarnya. Pada umumnya, penduduk asli Sabang adalah suku Aceh, tetapi sudah bercampur dengan suku pendatang, baik pendatang dari Aceh daratan maupun dari luar Propinsi Aceh.
Sebagai kota pelabuhan dan dagang, 60% komunikasi lisan sehari-hari berlangsung dalam bahasa Indonesia. Bahasa Aceh praktis dipergunakan hanya antara sekelompok warga yang sebahasa ibu Aceh.
14
c) Kabupaten Aceh Besar; penduduk 236.254 jiwa.
Hanya sebahagian kecil penduduk kabupaten ini yang berdiam di Saree ( 80 km dari Banda Aceh, arah ke Sigli) berbahasa bukan bahasa Aceh. Mereka berbahasa Jawa, dan kapan kedatangannya ke daerah itu masih men-jadi problem sejarah.
d) Kabupaten Pidie; penduduk 343.530 jiwa.
Semua penduduk berbahasa Aceh. Di daerah ini hampir tidak ada penda-tang penetap, bahkan banyak warga dan terutama pemuda dari daerah ini pergi merantau ke daerah-daerah lain di Aceh atau ke luar Aceh.
e) Kabupaten A ceh Utara; penduduk 625.260 jiwa. Jumlah penduduk Aceh Utara tercatat 24% dari jumlah penduduk Pro-
pinsi Aceh. Hanya sebahagian kecil penduduk kabupaten ini yang berbahasa bukan bahasa Aceh, yaitu mereka yang tergolong kelompok pendatang yang bekerja di perusahaan-perusahaan negara dan swasta di sekitar Lhokseumawe, Lhoksukon, dan Cot Girek.
f) Kabupaten A ceh Timur; penduduk 423.362 jiwa. Tigapuluh empat persen penduduk kabupaten ini berdomisili di kecamatan
yang "tidak" berbahasa Aceh. Ketujuh kecamatan itu ialah (PETA 2) :
a. Tamiang Hulu — no. 75; penduduk 15.771 jiwa, b. Bendahara — no. 76; penduduk 19.156 jiwa, c. Karang Baru - no. 77; penduduk 23.642 jiwa, d. Kejuruan Muda — no. 78; penduduk 47.860 jiwa, e. Kota Kuala Simpang — no. 74; penduduk 16.420 jiwa, f. Seruway - no. 80; penduduk 13.398 jiwa, dan g. Serbejadi-Lokop - n o. 68;penduduk 7.384jiwa.
Enam kecamatan pertama mayoritas berbahasa Tamiang dan Kecamatan Serbejadi-Lokop (no. 68) berbahasa Gayo dialek Gayo Serbejadi. Dapat di-catat bahwa di Kecamatan Karang Baru dan Seruway hanya sebahagian kecil saja dari penduduk berbahasa Aceh.
g) Kabupaten Aceh Barat; penduduk 288.388 jiwa.
Diperkirakan 83% penduduk berbahasa Aceh, yaitu mereka yang menetap di wilayah daratan. Penduduk Pulau Simaulue yang terdiri dari lima kecamat-an berbahasa Defayan dan Sigulai (Sulaiman, 1979:1). Esser (1951:1) menye-but bahasa Defayan sebagai bahasa Semalur. Voorhoeve (1955:5) menyebut-nya sebagai bahasa Semalur, sedangkan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra
15
Indonesia dan Daerah menyebutnya bahasa Simeulue. Hanya sebahagian kecil warga kota Meulaboh berbahasa Aneuk Jamee.
h) Kabupaten Aceh Selatan; penduduk 275.458 jiwa.
Empat puluh persen penduduk kabupaten ini berbahasa Aceh, yaitu yang berdomisili di 8 dari 18 kecamatan. Kedelapan kecamatan itu ialah (PETA 2):
a. Sawang —no. 102;penduduk 10.462jiwa, b. Meukek —no. 103;penduduk 14.087jiwa, c. Manggeng — no. 105; penduduk 17.252 jiwa, d. Tangan-tangan-no. 106; penduduk 12.427 jiwa, e. Biang Pidie - n o. 107; penduduk 17.252 jiwa, f. Kuala Batee - no. 109; penduduk 19.922 jiwa, g. Bakongan —no. 112;penduduk 9.929 jiwa, dan h. Trumon —no. 114;penduduk 7.607jiwa.
Di Kecamatan Biang Pidie mayoritas penduduk menggunakan bahasa Aceh, sedangkan di Kecamatan Susoh (no. 108) sebaliknya, yaitu dwibahasa dengan mayoritas bahasa Aneuk Jamee, dan pada beberapa bagian perkam-pungan tertentu dipergunakan bahasa Aceh (Syamsuddin, 1977/1978:4).
Menarik untuk diperhatikan bahwa Kecamatan Kuala Batee (no. 109) yang terletak di perbatasan Aceh Barat terpisah dengan Kecamatan Tangan-tangan (no. 106) dan Manggeng (no. 105) oleh Kecamatan Susoh (no. 108) dan Blangpidie (no. 107). Susoh berbahasa Aneuk Jamee dan Blangpidie mayoritas berbahasa Aceh. Kecamatan Tangan-tangan dan Manggeng terpisah densan Kecamatan Meukek (no. 103) dan Sawang (no. 102) oleh Kecamatan Haji (no. 104) yang juga berbahasa Anuek Jamee. Kecamatan Meukek dan
Sawang terpisah dengan Kecamatan Bakongan (no. 112) dan Tromon (no. 114) oleh Kecamatan Samadua (no. 101), Tapaktuan (no. 100). Kluet Utara (no. 110), dan Kluet Selatan (no. 111). Penduduk Kecamatan Samudua dan Tapaktuan berbahasa Aneuk jamee, dan dua kecamatan lainnya berbahasa Kluet.
2.2.2 Pemetaan Dialek-dialek Bahasa Aceh
Suatu bahasa akan mempunyai berbagai ragam yang dikembangkan oleh pemakainya berdasarkan kebiasaan mereka. Bahasa yang dipakai oleh orang terdidik, kebiasaan pengembangannya berbeda dengan bahasa orang awam, dan bahasa kaum pria berbeda dengan bahasa kaum wanita. Demikian pula halnya dengan bahasa di dua daerah yang terpisah atau berjauhan letaknya
16
mengalami peristiwa yang tidak sama dalam kebiasaan penggunaan dan penge mb angannya.
Bahasa Aceh yang dipergunakan oleh masyarakat yang menghuni pesisir Aceh yang cukup luas mempunyai cukup banyak ragam penggunaan, baik ditinjau dari segi fonologis, morfologis, sintaksis, maupuan semantik.
Mengingat biaya penelitian yang agak terbatas, tim hanya mengumpulkan data dari enam daerah sebagai sampel yang dipandang sudah dapat mewakili seluruh dialek bahasa Aceh. Daerah-daerah itu ialah:
a. Aceh Utara, b. Pidie, c. Darussalam (kecamatan), d. Kuala Daya, e. Lam No, dan f. Lam Me.
Di wilayah Aceh Utara terdapat dua dialek, yaitu Peusangan dan Pasai, yang hampir sama. Perbedaannya hanya pada sistem variasi bunyi. Oleh sebab itu. daerah ini diwakili oleh dialek Aceh Utara.
Bahasa Aceh di wilayah Aceh Timur hampir mirip dengan bahasa Aceh di bagian timur Kabupaten Aceh Utara, dan masih merupakan satu dialek.
Dialek Pidie mewakili seluruh Kabupaten Pidie. Masyarakat Pidie masih bersifat homogen, belum banyak bercampur dengan suku pendatang. Oleh karena sedikitnya orang pendatang, maka mereka terus berasimilasi dengan masyarakat setempat.
Dialek Darussalam yang meliputi Kecamatan Darussalam diambil sebagai sampel mewakili Aceh Besar. Dialek lainnya sebenarnya bukan dialek, me-lainkan merupakan subdialek atau ragam, karena perbedaan satu dengan yang lain sangat kecil. Perbedaan hanya pada variasi bunyi.
Tiga dialek terakhir, yaitu Kuala Daya, Lam No., dan Lam Me berasal dari satu kecamatan, yaitu Kecamatan Jaya. Tim memilihnya sebagai sampel, ber-hubung dari ketiga dialek itu terdapat perbedaan, walaupun digunakan di daerah yang sangat berdekatan. Bahasa atau dialek Aceh yang dipakai di keca-matan lainnya di dalam wilayah kabupaten yang sama banyak persamaannya dengan salah satu dari ketiga dialek itu.
2.2.2.1 Aspek Fonologis
a) Perbedaan Bunyi Vokal
Dialek Pidie mempunyai perbedaan ucapan dengan banyak dialek lain da-
17
lam bunyi vokal 'ie' /i/ , 'u' /u/, 'eu' /ue/, dan 'o' /o/ kalau vokal-vokal itu terletak pada akhir kata atau diikuti oleh konsonan /17/ atau /n/. Contoh :
Bahasa Indonesia
apa bayar bulan hujan sungai harimau dagu kucing potong pinggang bambu adik isi
Bahasa Aceh
Dialek lain
peu bayeu buleun ujeun krung rimung keung mi si keuing tring ado aso
Dialek Pidie
peue bayeue buleuen ujeuen krueng rimueng keueng mie sie keuieng trieng adoe asoe
Bunyi /oh/ pada akhir kata di sebagian daerah Pidie diucapkan /oih/. Contoh :
Bahasa Indonesia
bungkus makan seratus
Bahasa Aceh
bungkoh pajoh sireutoh
Dialek Pidie
bungkoih pajoih sireutoih
Pada dialek-dialek di Kecamatan Jaya, perbedaan satu dengan yang lain ditandai dengan perbedaan bunyi vokal pada akhir kata. Contoh :
18
Bahasa Indonesia
dara gigi duri hari
Dialek
Kuala Daya
darei gigei durei
' ure
Lam No
dare gigai durai urai
Lam Me
dara gigo duro uro
b) Perbedaan Bunyi Konsonan
Dalam mengucapkan bunyi konsonan, banyak kesamaan antara dialek Aceh Utara dan Pidie. Sangat sulit untuk mencari perbedaannya jika hanya menggunakan telinga sebagai alat untuk menangkap suara.
Beberapa dialek di Aceh Besar, dialek Kuala Daya, Lam No, Lam Me, dialek Aceh Barat lainnya, dan dialek bahasa Aceh di Aceh Selatan mem-punyai konsonan /s/ dan /R/. Pada dialek itu, /s/ daucapkan sebagai konsonan dental frikatif, sedangkan pada dialek Aceh Utara dan Pidie diucapkan sebagai konsonan alveolar frikatif.
Konsonan /R/ di daerah Aceh Besar dan pantai sebelah barat diucapkan sebagai konsonan getar uvular, sedangkan di Aceh Utara sebagai konsonan getar alveolar.
2.3 Perkiraan Jumlah Penutur
Penutur bahasa Aceh atau penduduk yang berbahasa ibu bahasa Aceh di-perkirakan mencapai 75% dari jumlah 2.610.528 jiwa penduduk Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Sisanya 30% berbicara atau berbahasa 9 bahasa lain-nya, yang tidak ada hubungannya dengan bahasa Aceh.
Berikut ini ditabulasi perincian jumlah penutur bahasa Aceh berdasarkan letak geografis; jadi, bukan jumlah jiwa yang berbicara bahasa Aceh (TABEL 1). Oleh sebab itu, Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Tenggara tidak disertakan.
19
TABEL : 1 JUMLAH PENUTUR BAHASA ACEH DI DELAPAN DAERAH TINGKAT II
DAERAH TK II
a. Banda Aceh b. Sabang c. Aceh Besar d. Pidie e. Aceh Utara f. Aceh Timur g. Aceh Barat h. Aceh Selatan
Jumlah Penduduk
71.868 23.821
236.254 343.530 625.260 423.362 288.388 275.458
Jumlah Penutur Bahasa Aceh
70% 40% 97% 99% 95% 66% 83% 40%
Bahasa Lain
30% 60%
3% 1% 5%
34% 17% 60%
20
PETA J PETA LOKASI PENUTUR BAHASA ACEH
^ V - i Banda Aceh ^ 6
Biiiasj Aceh Pulau Banyak
ukui.tr) 1 500.000
BAB III BAHASA GAYO
3.1 Latar Belakang dan Sosial Budaya
Sebagai suatu bahasa yang hidup, bahasa Gayo merupakan alat komuni-kasi di dalam keluarga dan masyarakat. Di samping itu, bahasa Gayo merupa-kan lambang identitas dan kebanggan serta pendukung seni budaya yang hi-dup di dalam daerah-daerah berbahasa Gayo. Kecuali di kota-kota, baik kota kabupaten maupun kecamatan, bahasa Gayo dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan formal tingkat dasar, dari kelas 1 hingga 3, sedangkan pada dayah-dayah (pesantren) hingga di kelas-kelas tertinggi.
Jika dibandingkan penduduk kota yang berjumlah 12.043 jiwa (kota Takengon dan kota-kota kecil) dengan penduduk desa yang berjumlah 151.296 jiwa, maka jelas mayoritas penduduk Aceh Tengah berbahasa daerah Gayo setiap hari. Jumlah penduduk desa ini masih ditambah lagi dengan 40.926 jiwa yang bertutur dialek Gayo Lues dan berdomisili di bahagian Utara Kabupaten Aceh Tenggara (PETA 4).
Suku Gayo, yang menyebut dirinya "urang Gayo", yaitu orang Gayo, adalah penduduk asli yang bertempat tinggal di seluluh Kabupaten Aceh Tengah, di empat kecamatan (eks-kewedanaan Gayo Lues) yang termasuk wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, dan di Kecamatan Serbejadi Lokop, yang terletak di Kabupaten Aceh Timur.
Kabupaten Aceh Tengah terletak di tengah-tengah Propinsi Daerah Istime-wa Aceh. Luas daerah kabupaten ini diperkirakan 5.772,61 km2, ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, dan suhu 12°—23°C. Berdasarkan sensus penduduk 1980, penduduk Aceh Tengah berjumlah 163.339 jiwa dengan suku Jawa berjumlah sekitar 15.000 jiwa.
Kabupaten ini terdiri atas 7 kecamatan, yaitu sebagai berikut.
21
22
TABEL 2 NAMA-NAM A KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH TENGAH DAN JUMLAH PENDUDUK
Kecamatan
1. Kota Takengon 2. Bebesan 3. Bukit 4. Linge 5. Timang Gajah 6. Silih Nara 7. Bandar
Jumlah Penduduk
25.909 31.086 25.623 3.692
27.935 25.054 24.040
Luas Kecamatan (Km2 2)
585,14 207,00 172,92
2.262,00 299,00
1.260,53 986,02
Kepadatan Penduduk
44 150 148
2 93 20 24
Bekas Kewedanaan Gayo Lues terdiri atas 4 kecamatan yang tahun 1972 bersama bekas Kewedanaan Tanah Alas digabungkan menjadi kabupaten baru, yaitu Kabupaten Aceh Tenggara. Jumlah penduduk di empat kecamatan ini 40.926 jiwa, dengan perincian sebagai berikut (lihat TABEL 3).
Kecamatan Serbejadi-Lokop terletak di wilayah Kabupaten Aceh Timur. Luas kecamatan ini 3.108,44 km2, jumlah penduduk 7.384 jiwa, dan kepa-datan penduduk 2. Dibandingkan dengan 15 kecamatan lainnya di dalam ka-bupaten itu (LAMPIRAN 2), Serbejadi-Lokop adalah kecamatan yang terluas, tetapi dengan kepadatan penduduk yang terkecil.
Pada zaman Hindia Belanda, dengan tujuan mencari tanah permukiman dan perladangan baru, banyak penduduk Kecamatan Linge berpindah ke daerah Serbejadi (Hasan, 1980:25).
23
TABEL 3 NAMA-NAM A KECAMATAN DALAM KABUPATEN
ACEH TENGGARA YANG BERTUTUR DIALEK GAYO LUES
Kecamatan
1. Biang Kejren 2. Rikit Gaib 3. Kuta Panjang 4. Turangon
Jumlah Penduduk
19.830 4.766 9.521 6.890
Luas *) Kecamatan (Km )
67,27 480,00 49,12
1.047,83
Kepadatan Penduduk
295 10
194 6
Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda tidak terlalu mengurus oatas wila-yah kabupaten sehingga suku Gayo yang berpindah itu tidak pernah menya-dari bahwa mereka telah hidup di luar Kabupaten Aceh Tengah. Akan tetapi, sangat disayangkan kalau boleh dikatakan demikian, bahasa Gayo tidak me-milik i aksara sendiri sehingga selama ini bahasa itu dituliskan dengan huruf Latin tanpa suatu ejaan yang baku.
3.2 Lokasi Bahasa Gayo dan Dialek
Menurut daerah dan tempat tinggal, suku Gayo dapat dibagi menjadi empat wilayah (Gayo, dalam Kesenian Gayo dan perkembangannya, 1980: 19). a. Gayo Lut atau Gayo Laut, atau disebut juga Gayo Laut Tawar, yang men-
diami daerah sekitar Danau Laut Tawar, termasuk Kecamatan Kota Takengon, Bebesan, Bandar, Bukit, Timang Gajah, dan Silih Nara
b. Gayo Deret atau Gayo Linge, yang mendiami daerah sekitar Kecamatan Linge.
c. Gayo Luas, yang mendiami daerah sekitar bekas Kewedanaan Gayo Luas yang sekarang menjadi empat kecamatan di dalam wilayah Kabupaten Aceh Tenggara.
d. Gayo Serbejadi, yang mendiami daerah sekitar Kecamatan Serbejadi-Lokop, termasuk di dalam Kabupaten Aceh Timur.
*) Luas dimaksud ialah luas agraris, bukan luas geografis, yaitu tidak termasuk rawa-rawa, sungai, hutan lindung, hutan negara, taman, taman margasatwa, Lauser/KA PH dan lain-lain.
Dari segi dialek terdapat variasi dialektis sebanyak subsuku Gayo tersebut di atas (Baihaqie, 1977:2). Hasil-hasil penelitian terdahulu menggambarkan bahwa dialek Gayo Deret/Linge, Gayo Lues, dan Gayo Serbejadi dapat dikatakan sama atau sangat berdekatan. Kesamaan ini dapat dipahami apabila diketahui bahwa letak geografis Kecamatan Linge berdampingan dengan Kecamatan Turangon dan Rikit Gaib yang sebelum 1972 berada di dalam satu kabupaten, sedangkan Kejurun ) Abuk yang terletak di wilayah Serbejadi yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah didirikan atas inisiatif Raja Linge berhubung banyaknya penduduk Linge yang telah lama bermukim di daerah Serbejadi-Lokop (Gayo, 1980:25).
Dengan berputarnya waktu dan kemajuan teknologi, apa yang dikatakan sama atau sangat berdekatan dengan mengalami evolusi. Suku Gayo yang berdomisili di wilayah Aceh Tenggara berpusat pemerintahan ^ di Kutacane sebagai ibu kota kabupaten. Dengan membaiknya lalu lintas darat, mereka bepergian ke Medan lewat Kota Kutacane. Demikian pula suku Gayo yang berdiam di Kecamatan Serbejadi-Lokop berpusat pemerintahan di Langsa sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Timur. Mereka lebih banyak bergaul dengan penduduk Aceh Timur yang berbahasa Aceh dan dengan suku Jawa yang bermukim di sekitar Lokop dan Kecamatan Manyak Pait.
Berdasarkan pertimbangan ini, peneliti memisahkan rekaman data atas dialek Gayo Lues dan Gayo Serbejadi, sedangkan ragam Gayo Linge diwakili oleh Gayo Lues yang berbeda hanya sekitar 10% pada variasi Bunyi.
Menurut Baihaqie (1977:3) dialek (Gayo) Laut terdiri atas dua subdialek, yaitu Bukit dan Cik. Memperhatikan bahwa perbedaan antara kedua sub-dialek sangat kecil sehingga dapat dipandang merupakan ragam, maka ragam-ragam ini diwakili oleh dialek Laut. Berikut ini ditabulasi perbedaan antara ragam Bukit dan ragam Cik.
+) kejuruan = kerajaan kecil
25
Bahasa Indonesia
air amat apa dia di mana mana di sana sana ke mana ke sana mereka nanti tebu tidak penganun pria
Dialek Gayo Laut
Ragam Bukit
weh/wih pedi hana/sana we ihi/isi hi/isi iho/iso hö/sö kuhi/kusi ku ho/kuson pakea kahe/kasè tau/teu enggih
bai/bei
Ragam Cik
wes/wis pede sana we isi si ISO
so kusi kuson pakewa kasè tau/tu engih
bai
3.2.1 Pemetaan tfahasa Gayo
Dengan penjelasan di atas, pemetaan bahasa Gayo akan ditinjau dari tiga dialek, yaitu Gayo Laut, Gayo Lues, dan Gayo Serbejadi dengan jumlah penutur sebagai berikut (PETA 4).
TABEL 4 JUMLAH PENUTUR DIALEK-DIALE K BAHASA GAYO
Dialek
Laut
Kecamatan
1. Kota Takengon 2. Bebesan 3. Bukit 4. Timang Gajah 5. Silih Nara 6. Bandar
Jumlah Penduduk Kecamatan
25.909 31.086 25.623 37.935 25.054 24.040
Jumlah Penutur
169.647
26
TABEL 4 (LANJUTAN)
Dialek
Gayo Lues
Gayo Serbejadi
Kecamatan
1. Linge Isak 2. Biang Kejren 3. Rikit Gaib 4. Kuta Panjang 5. Turangon
1. Serbejadi
Jumlah Penduduk Kecamatan
3.692 19.830 4.766 9.521 6.809
7.384
Jumlah Penutur
44.618 7.384
Sudah tentu tidak seluruh jumlah di atas penutur bahasa Gayo. Angka-angka itu hanya diperlukan untuk mengetahui perbandingan jumlah penutur dari ketiga dialek.
27
PETA 4 PETA LOKASI DIALEK-DIALE K BAHASA CAYO
Dialek Gayo Lut
Dialek Gayo Lues
Dialek Gayo Serbejadi
ukuran 1:500.000
28
3.2.2 Pemetaan Dialek-dialek Bahasa Gayo
Variasi bunyi di dalam bahasa Gayo sama sekali tidak mengganggu kelan-caran berkomunikasi. Dari beberapa informan diperoleh penjelasan bahwa orang Gayo sangat mudah menyesuaikan diri dengan ragam dialek di tempat yang baru, baik sebagai tempat sementara maupun tempat menetap lama.
Tiap ragam dipengaruhi oleh bahasa daerah atau dialek yang bertetangga dekat, terutama pada umumnya pengaruh bahasa Indonesia. Antara bahasa Indonesia dan bahasa Gayo kadang-kadang hanya terjadi variasi bunyi, bah-kan sering tidak ada perbedaan sama sekali. Melalui penelitian, diketahui bahwa perbedaan antara dialek-dialek di dalam bahasa Gayo hanya terdapat pada dua aspek, yaitu aspek fonologis dan kosa kata, sedangkan pada aspek sintaksis tidak terdapat perbedaan.
3.2.2.1 Aspek Fonologis
1) Kosa Kata Kelompok A (Bahasa Indonesia)
Dari 200 kata di dalam kelompok A pada instrumen penelitian diperoleh hasil sebagai berikut. a) (i) Perbedaan antara dialek Gayo Laut (GLA) dengan Gayo Lues (GLU)
sebanyak 41 kata termasuk variasi bunyi 13 buah. (ii ) Perbedaan antara dialek GLA dengan Gayo Serbejadi (GSJ) seba-
nyak 63 kata termasuk variasi bunyi sebanvak 37 buah. (ih) Perbedaan antara dialek GLU dengan GSJ sebanyak 70 buah terma-
suk variasi bunyi 29 buah.
b) Perbedaan kosa kata 5 buah (ketiga kata berbeda). c) Kesamaan kosa kata 114 buah (semua kata sama).
(1) variasi Bunyi
Variasi bunyi pada umumnya terjadi pada bunyi vokal, dan perbedaan ini tidak menghambat kelancaran berkomunikasi. Perbedaan bunyi yang terbesar antara GLA dengan GSJ, dan yang terkecil antara GLA dengan GLU. Variasi ini terjadi pada vokal-vokal berikut.
(a) Antara vokal belakang /u/ dengan /o/ yang didasarkan pada ukuran tinggi rendah lidah, yang pertama tergolong vokal tinggi dan kedua vokal rendah. Juga antara vokal belakang /u/ dan /o/, di mana yang pertama tergolong vokal tinggi dan yang kedua vokal sedang.
(b) Antara vokal pusat-sedang /8/ dengan pusat-rendah /a/, dan antara vokal depan-tinggi /i/ dengan pusat-rendah /a/.
29 I
(c) Antara vokal pusat-sedang /3/ dengan depan-tinggi /i/ , dan antara vokal depan-sedang /* / dengan depan-tinggi /i/ .
Contoh:
Bahasa Indonesia
1
gunting dapur bawah kuku jantan betina wanita kurnia hidup itik kaki
Dialek
GLA
2
ganteng dapor toyoh kokot rawan hanan
kömie murep éték kédeng
GLU
3
ganteng dapör tuyuh kokot rawan banen
karunia murép itik këde'ng
GSJ
4
guntung dapur tuyuh kukut rawen benen
karunia murip itik kiding
Variasi Vokal
5
M - /u/ /o/ - /u/ /o/ - /u/ /o/ - /u/ /a/ - /3/ /a/ - /3/
/9/ - /a/ /e/ - /i/ /e/ - /i/ /e/ - /i/
(2) Perbedaan Kosa Kata Di antara ketiga dialek kadang-kadang dipakai kata-kata yang berbeda un-
tuk satu pengertian. Ketidaksamaan itu ialah: (a) 20% antara dialek GLA dengan GLU, yaitu sebanyak 41 kata, terma-
suk variasi bunyi 13 buah, (b) % antara dialek GLA dengan GSJ, yaitu sebanyak 63 kata, termasuk
variasi bunyi 37 buah, (c) 35% antara dialek GLU dengan GSJ, yaitu sebanyak 70 kata, antara
ketiga dialek, yaitu sebanyak 12 kata, masuk variasi bunyi 7 buah.
Catatan : Fonem-fonem berikut ditulis dalam lambang ortografi sebagai berikut :
1. fonem/a/ditulis a 5. fonem/o/ditulis o 2. fonem /e/ ditulis e 6. fonem /o/ ditulis o 3. fonem/e/ditulis I 7. fonem/u/ditulis u 4. fonem /3/ ditulis e 8. fonem /i/ ditulis i
Daftar kosa kata di bawah ini memperlihatkan ketidaksamaan itu.
Bahasa Indonesia
1. air 2. adik 3. apa 4. asal 5. bawa 6. bawah 7. bayar 8. benar 9. berapa
10. betina 11. bini 12. bodoh 13. bulan 14. buluh 15. cangkul 16. cari 17. celana 18. dahulu 19. dapur 20. dara 21. dekat 22. dua 23. duda 24. duka 25. duri 26. emas 27. gembira 28. guli 29. gunting 30. hapus 31. hidung 32. hidup 33. istri
Dialek
GLA
wëh/wës engi sana awalfmulö mayi/mah toyoh ber betöl/röh sidah bonan bonan ögöh ulen ines jelbangkenal/perah seniel tengaha/pudaha dapör derefberu rap rowa balu macëk ruwi emas galak kenëkër gontëng apos ëyöng murép banan
BLU
aeh ngi hana asal mah tuyuh ber benar
side benen inen pekak ulen oloh catök kenal sue tengahna dapör beru dekat rowa balu sedeh ruwi mas gure kelereng göntëng apos ëyöng murep inen
GSJ
waih ngi sana asal maji tuyuh beri betol sidah benen benen pekak buien uluh cangkul perah seniel öjaa depur sebeberu dekat roa jende sedeh mi mas senang guli guntung ösöpan qông murip benen
31
BI
34. itik 35. itu 36. jambang 37. janda 38. janggut 39. jantan 40. jari 41. jari kaki
42. jari tangan 43. kaki 44. kalah 45. kapur 46. karena 47. karunia 48. kepada 49. kereta 50. kuku 51. kumis 52. langit 53. lebih 54. lompat 55. makan 56. mentimun 57. perak 58. perempuan 59. pertama 60. putih 61. rajin 62. rambut 63. rendah 64. sana 65. sedikit 66. sepuluh 67. sisir 68. sungai
G LA
éték óyajsö siger balu jangot rawan jejari jejari ni kêding jejari ni pumu këdëng röyö kapör sebeb komie ku gerbak koköt gomis langit lebëh tanyor mangan temon pirak banan pertama pôtëh lësëk wok renah so têkëk sepbïöh rè wëh kol
GLU
itik öya jambang balu jangot rawan jejari jejari këdëng jejari pumu këdëng kalah kapor kena komia ku gerëta kokot gomis langet lebëh lumpet man cemon pirak benen mule pôtëh lësëk ök renah so tek sepoloh re aëh kol
GSJ
itik so siger jende janut rawen jari jari kiding
jari pumu kiding kalah kapur kerna karunia ken gerëta kukut gumis langit lebih lumpet man cemon perak benen pertama potëh Usik ok rendah kuso tekik sepuloh ri waih
32
BI
69. susu 70. takut 71. tangga 72. tambah 73. tanpa 74. tebal 75. telinga 76. tempat 77. tubuh 78. tujuh 79. uang 80. ubi 81. udara 82. wanita
GLA
kuwah/abën terèh kite tamah gère tebel kemérëng tön töbdh/beden pitu sen kepile/gadöng udara banan
GLU
Kuwah tereh kite tamah geh tebel kemëring ton beden pitu sen gadong kuju benen
GSJ
susu takut nite tambah gère tebal kemiring tempat beden putu duit ubi angin benen
(3) Kesamaan Kosa Kata
Dari 200 kata kelompok A, ketiga dialek memiliki 114 kata yang sama untuk menyatakan satu pengertian, berarti 57%. Kata-kata ini tidak didaftar-kan di dalam laporan, tetapi dapat dilihat pada rekaman data (lihat hal. 88) dengan tanda pengenal: kata-kata bahasa Indonesianya dicetak tebal.
2) Kosa Kata Kelompok B, C, dan D. Pengayaan melalui unsur serapan diterima di dalam dialek-dialek bahasa
Gayo melalui prosedur berikut.
a) Unsur Serapan Bahasa Arab (Kelompok B) Pada umumnya diterima dalam bentuk asli atau kadang-kadang mengalami
variasi bunyi dalam penyesuaian dengan pengucapan wilayah penuturan. Dari 100 kata yang dicantumkan di dalam Rekaman Data, 86% tergolong dalam katagori ini. Pada ke-14 kata lainnya, ada dialek yang memiliki kata sendiri, di samping dialek lainnya menyerap unsur serapan itu dengan variasi bunyi.
33
Contoh:
Bahasa Indonesia
1. akhir 2. asyik 3. awal 4. hamil 5. hayat 6. ikrar 7. kalbu 8. lezat 9. perlu
10. pikir 11. rukun 12. sahabat 13. takut 14. yakin
Dialek
GLA
ahëi/pemarén söngöh awal deras/misi morëp ijep atë sdep perlu/turah kekire damé sebet tereh percaya
GLU
aker söngöh awal kenyanyart morep janji atë sdep turah kekire damé pong terëh percaya
GSJ
puren söngöh pemulon nemah hayat ceraan ati sedep perlu pikir rukun sebet takud yakin
Keterangan:
Kata-kata yang dicetak miring menunjukkan ketidaksamaan dengan bahasa Indonesia.
b) Unsur Serapan Bahasa Belanda dan Bahasa Asing Lainnya (Kelompok C dan D)
Sama halnya seperti pada unsur serapan bahasa Arab, pengayaan melalui kata-kata bahasa Belanda dan asing lainnya diterima, baik dalam bentuk asli maupun dengan perubahan pada pengucapan (lihat rekaman data). Di sam-ping itu, terdapat pemakaian kata-kata, baik khas kedaerahan maupun yang berasal dari unsur serapan bahasa Indonesia.
34
Contoh :
( 1 ) Serapan dari bahasa Belanda
Bahasa Indonesia
1. arloji 2. disentri 3. kamar 4. lapor 5. martil 6. reken
Dialek
GLA
jem sakit tuke bëlëk/delem lapur tököl kirë
GLU
jem sakit tuke bëlëk berunger tököl kirë
GSJ
jem sakit tuke bëlëk berunger tököl kirë
(2) Serapan dari bahasa asing lainnya
Bahasa Indonesia
1. beranda 2. jendela 3. kawin 4. kuwe 5. lonceng
Dialek
GLA
serami rzMgfczp/jenela kerje panan tenteng
GLU
serami tingkep kerje penen lonceng
GSJ
serami tingkep kerje penen lonceng
3.2.2.2 Aspek Sintaksis
Dari kumpulan data dapat disimpulkan bahwa bentuk sintaksis antara ke-tiga dialek adalah sama.
a) Struktur Frase
Beberapa bentuk frase pada ketiga dialek adalah sebagai berikut.
1. IND : harta mereka A : retanipàkëa B : retanipàkëa C : reta nipakëa
IND : A : B : C :
IND : A : B : C :
IND : A : B : C :
IND : A : B : C :
IND : A : B :
cIND
A : B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
ikan apa gule sana iken hana ikan hana
bawa pulang ma i ulak mah ulak mayi ulak
duduk di bawah köriöl i toy oh kunul i tuyuh kunul i tuyuh
datang ke mari geh ku ini geh kini geh ku ini
tuangkan semua rerongen bë wëne tuwangen mëhne tuangan mëhne
selalu senang dor galak tetap gure dör regai
sangat bagus jeroh pedi jerah dih jeroh pedi
sakit kepala bise ulu sakët ulu
sakët ulu
si tolol si ogoh si pekak si ögöh
36
b) Struktur Kalimat
Beberapa bentuk kalimat pada ketiga dialek adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
Keterangan : IND -
A -B -C -
Ambillah! Uweten! Uweten! Uwetenl
Kakak pulang ke kota. Awan ulak ku ku te. Awan ulak ku kute. Awan ulak ku kute.
Bagaimana, sukarkah? Kune, nyanyake? Kune, ara geriet? Kune, ara geriet?
Saya dipanggil oleh Ayah. Aku italu ama. Aku italu ama. Aku italu ama.
Si Kamil memukul si Kamal. Kamel mudreni/meguwesni Kamal. Kamel muguwesni Kamal. Kamel muguwesni Kamal.
Si Kamal dipukul oleh si Kamil. Kamal idreni Kamel. Kamal iguwesni Kamel. Kamal iguwesni Kamel.
Siapa mendiami rumah itu? Sahan munewëni umah oya? Sa newëni umaha? Sa mewëni umah oya?
bahasa Indonesia dialek Gayo Laut (GLA) dialek Gayo Lues (GLU) dialek Gayo Serbejadi (GSJ)
37
IND A B C
IND A B C
IND A B C
Paman memberikan uang kepada kakak. Pon munosah sën ku aka. Ngah munosah sën ku aka. Ngah munosah sën ku aka.
Tidak maukah engkau kelapa muda? Gere merake kö karamel mude? Geh merake ko keramel mude? Gere merake kö keramel mude?
Bila kau kembalikan buku mereka? Selohen ulak ngkö buku nipakia? Selo ulak ngkökitep nipakia? Selohen ulak ngkö buku nipakia?
3.2.2.3 Kesimpulan
Berdasarkan data yang terkumpul, perbedaan antara dialek-dialek Gayo Laut, Gayo Lues, dan Gayo Serbejadi sangat kecil, dan perbedaan itu tidak merupakan hambatan bagi "urang Gayo" di daerah mana pun mereka berada untuk bertukar pikiran secara sempurna.
Walaupun ada kecenderungan untuk berpendapat bahwa ketiganya masing-masing tidak berdiri sebagai dialek, melainkan berciri sebagai ragam bahasa Gayo. Namun, mengingat bahwa masing-masing berada di dalam wilayah ka-bupaten yang berbeda, maka dalam pemetaan ketiganya dipisah berdasarkan letak geografis itu. (PETA 4).
BAB IV BAHASA ALAS
4.1 Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa Alas adalah bahasa daerah yang masih dipelihara dengan ba oleh warga masyarakat Alas yang mendiami sebahagian Kabupaten Aceh Tenggara. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi antarkeluarga dan antarmasyarakat, bahasa ini juga merupakan unsur pendukung serta pengembang kebudayaan daerah,' dan sekaligus menjadi unsur penunjang kebudayaan dan bahasa nasional.
Bahasa daerah ini masih digunakan sebagai bahasa pengantar di kelas 1 hingga kelas 3 terutama pada sekolah-sekolah dasar di daerah pedalaman. Volume penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat di daerah pedalaman dapat dikatakan hanya berkisar antara 1—5%. Perkiraan secara umum mengenai volume pemakaian bahasa Indonesia di dalam pergaulan masyarakat Alas tercatat sebagai berikut.
a. Pergaulan formal antara pejabat dengan masyarakat 80% menggunakan bahasa Indonesia, seperti kegiatan pidato, khotbah, dan ceramah.
b. Pergaulan sesama anggota masyarakat yang berbahasa ibu bahasa Alas atau non-Alas hanya sekitar 15—20%.
c. Pergaulan antarsuku (dari kalangan yang berlainan bahasa ibu) sekitar 80—90%.
Bahasa-bahasa daerah lain yang digunakan dalam berkomunikasi ialah Singkel, Gayo, dan Batak. Salah satu dari bahasa ini digunakan apabila penutur yang berkomunikasi berasal dari suku yang sama. Bahasa-bahasa daerah ini dimiliki oleh penduduk yang mendiami kabupaten-kabupaten tetangga, kecuali bahasa Gayo dialek Gayo Lues, yang juga menempati ham-pir setengah dari Kabupaten Aceh Tenggara.
38
39
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan kosa Kata banyak dipe-ngaruhi atau saling mempengaruhi antara bahasa-bahasa daerah bertetangga, terutama pengaruh dari suku non-Alas yang berdomisili di kabupaten itu. Tercatat hanya kurang lebih 55% dari penduduk kabupaten itu sendiri yang merupakan suku Alas. Berdasarkan sensus nasional tahun 1980, perincian jumlah warga suku di kabupaten itu adalah sebagai berikut.
TABEL 5 PENDUDUK KABUPATEN ACEH TENGGARA BERDASARKAN SENSUS NASIONAL 1980
Suku
Alas Gayo Singkel, Karo, Batak, dll
Jumlah Penduduk
87.586 40.926 30.736
%
55 25 20
Berdasarkan sejarah, saling mempengaruhi antara bahasa Alas dan Batak telah terjalin ratusan tahun yang lalu. Harahap (1958:36) menulis bahwa menurut tambo keturunan Siraja Batak, dari Samosir berserak orang Batak ke pelosok Tanah Batak, yaitu: orang Gayo, Alas, Karo, dan Simalungun ke utara danau itu.... Bahkan Siahaan (1964:113) berkesimpulan bahwa penga-ruh lingkungan menyebabkan kesadaran tergolong suku Batak semakin menipis. Suku Alas dan Gayo tidak bersedia menyebut dirinya Batak. Tetapi penyelidikan tentang sistem marga, hukum adat, dan bahasa dapat memberi kesimpulan bahwa banyak ciri yang sama antara ketiga suku itu, terutama antara suku Alas dan Batak.
Dari sudut struktur dan kosa kata terdapat banyak kesamaan dengan bahasa-bahasa Batak, yaitu Tapanuli Selatan (atau Mandailing dan Angkola), Toba, Dairi, Simalungun, dan Karo, tetapi bahasa Alas tidak memiliki aksara sebagaimana dimiliki oleh suku-suku Batak. Pernah seorang ahli sejarah berkebangsaan Barat yang mengadakan penelitian di Aceh mengemukakan pendapatnya bahwa kefanatikan suku Alas terhadap agama Islam berakibat-kan penuUsan bahasa itu dengan aksara Arab, atau lebih dikenal dengan huruf Jawi. Pada saat itu orang tidak pernah berpikir bahwa pemilikan aksara sendiri adalah suatu lambang identitas serta kebanggaan daerah.
40
4.2 Lokasi Bahasa Alas dan Dialek
Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari 9 kecamatan, yaitu 5 kecamatan di wilayah bekas Kewedanaan Tanah Luas (PETA 5).
1. Kecamatan Lawe Sigala-gala, no. 133 (34.203 jiwa) 2. Kecamatan Lawe Alas, no. 132 (14.834 jiwa) 3. Kecamatan Bambel, no. 130 (25.232 jiwa) 4. Kecamatan Babussalam, no. 129(25.751 jiwa) 5. Kecamatan Badar, no. 131 (18.302 jiwa)
dan 4 kecamatan di wilayah bekas Kewedanaan Gayo Luas (PETA 5) 6. Kecamatan Biang Kejren, no. 125 (19.830 jiwa) 7. Kecamatan Kuta Panjang, no. 127 ( 9.521 jiwa) 8. Kecamatan Rikit Gaib, no. 126 ( 4.766 jiwa) 9. Kecamatan Terangan. no. 128 ( 6.809 jiwa)
Kelima kecamatan pertama berbatasan dengan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
Meskipun kabupaten ini memiliki daerah yang cukup luas, yaitu 9.635 km2 (yang kedua terluas di Aceh), jumlah penduduknya hanya 159.248 jiwa. Wilayah pemakaian bahasa Alas hanya terpusat di lima kecamatan bekas kewedanan Tanah Alas.
4.2.1 Pemetaan Bahasa Alas
Berdasarkan hasil penelitian, bahasa Alas terbagi atas tiga variasi dialek, yaitu dialek Hulu, Tengah, dan Hilir . Dialek Tengah juga dikenal sebagai dialek Babussalam.
Wilayah tiap dialek adalah sebagai berikut. a. Dialek Huhi meliputi Kecamatan Badar dan sebahagian kecil wilayah
Kecamatan Lawe Alas. b. Dialek Tengah atau Babussalam meliputi Kecamatan Babussalam, sebagi-
an kecil wilayah Kecamatan Bambel, dan Kecamatan Lawe Alas.
c. Dialek Hilir meliputi Kecamatan Lawe Alas, Kecamatan Bambel, dan se-bahagian dari Kecamatan Lawe Sigala-gala. Di dalam kelima kecamatan ini terdapat pula penutur bahasa daerah lain-
nya, yaitu dialek Gayo Lues, bahasa Singkel, Karo, dan Batak. Di ibu kota Kutacane terdapat penutur bahasa campuran, yaitu bahasa Indonesia dan berbagai bahasa daerah yang terdapat di kabupaten itu.
41
PETA S PETA KABUPATEN ACEH TENGGARA
Ukuran 1:500.000
42
4.2.2 Pemetaan Dialek-dialek Bahasa Alas
Menurut kenyataan, perbatasan geografis antara dua dialek tidak pernah tajam (Langacker, 1968:45). Variasi berbahasa antara penutur pada daerah sepanjang perbatasan hampir tidak kentara. Perbedaan akan semakin jelas apabila semakin masuk ke daerah pedalaman.
Dasar untuk pembedaan pelbagai dialek suatu bahasa ialah bahwa sistem linguistik yang dipakai oleh penutur suatu dialek berbeda dalam hal tertentu dari sistem linguistik yang dipakai oleh penutur bahasa-bahasa yang lain. Pada bahasa Alas, perbedaan hanya terdapat pada dua aspek, yaitu aspek fonologis dan kosa kata. Dalam aspek sintaksis tidak terdapat perbedaan yang hakiki.
4.2.2.1 Aspek Fonologis
1) Kosa Kata Kelompok A (Bahasa Indonesia)
Perbedaan dalam aspek ini sama sekali tidak menghamba!, jalannya komu-nikasi antar penutur karena pada umumnya perbedaan dalam aspek ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kesamaan dalam aspek sintaksis.
Perbedaan dalam aspek fonologis terjadi pada suara vokal, diftong, kesepa-danan bunyi konsonan, dan ketidakhadiran semivokal /w/ dan / j / pada satu dialek, tetapi hadir pada dialek lainnya.
Dari daftar 200 di dalam kelompok A pada instrumen penelitian diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Perbedaan suara vokal - 11 buah b. Perbedaan suara diftong — 1 buah c. Kesepadanan bunyi konsonan — 3 buah d. Kehadiran dan ketidakhadiran
semivokal /w/ dan / j / - 4 buah e. Perbedaan kosa kata - 73 buah f. Kesamaan kosa kata - 108 buah
a) Perbedaan Bunyi Vokal.
Berikut ini diturunkan ke-I 1 buah kata yang berbeda pada bunyi vokal.
43
Bahasa Indonesia
1. air/sungai 2. berapa 3. bibir 4. duda 5. hilang 6. kertas 7. padi 8. pendek 9. sedikit
10. selatan 11. sisir
Dialek
Hulu
lawe sekae bibëR pakéR bene köRtas page pendek citek kenjahe siseR
Tengah
lawë sekae bibëR pakëR bene köRtas page pendôk sitok kenjahe siseR
Hili r
lawê sekaë bibeR pakeR bene keRtas page pendôk citok kenjahe siseR
Pada data di atas kelihatan perbedaan bunyi vokal pusat /9/ pada dialek Hulu dengan vokal depan /e/ pada dialek Tengah dan Hilir . Perbedaan ini terjadi pada suku kedua (lihat kata-kata nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 11). Pada kata nomor 6 terdapat perbedaan antara bunyi vokal belakang /o/ dengan vokal pusat /9/, dan pada nomor 8 antara vokal belakang /of dengan vokal depan /e/.
b) Perbedaan Suara Diftong.
Dari data yang tersedia hanya ditemukan perbedaan antara diftong /uy/
dengan vokal /i/ .
Contoh :
Bahasa Indonesia
1. Api
Dialek
Hulu
apui
Tengah
api
Hili r
api
Dalam laporan penelitian ini, fonem-fonem berikut ditulis dalam lambang ortografi sebagai berikut.
fonem /9/ ditulis e fonem /o/ ditulis o fonem /e/ ditulis e fonem /vy/ ditulis ui
44
c) Kesepadanan Bunyi
Mengenai hubungan yang tertentu antara fonem-fonem konsonan, hukum Van der Tuuk I, yaitu r — d — i, dan hukum Van der Tunk II , yaitu fonem r — g - h (Keraf, 1968:65) tidak berlaku di dalam bahasa Alas.
Bahasa Indonesia
1. bayar 2. cari 3. tali
Dialek
Hulu
gayaR daRam nali
Tengah
bayaR gaRam nali
Hili r
bayaR gaRam tali
d) Kehadiran dan Ketidakhadiran Semivokal /w/, dan / j /
Bahasa Indonesia
1. banyak 2. bawang 3. dia 4. dunia
Dialek
Hulu
mbawe piye iye duniye
Tengah
mbue pie ie dunie
Hili r
mbue pie ie dunie
Dari seluruh data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa di dalam dialek Hulu, diftong /u9/ dan /i9/ tidak pernah disuarakan secara bebas tanpa kehadiran semivokal /w/ untuk /u/ dan /9/, dan /y/ untuk /i/ dan /9/. Ber-beda dengan dialek Tengah dan Hilir , kedua diftong ini disuarakan dengan bebas.
e) Perbedaan Kosa Kata
Dari rekaman data diketahui bahwa ketiga dialek kadang-kadang meng-gunakan kata-kata yang berbeda untuk satu pengertian. Ketidaksamaan yang diperoleh ialah i
(1) 10% antara dialek Tengah dan Hilir , (2) 42% antara dialek Tengah dan Hulu, (3) 46% antara dialek Hulu dan Hilir , dan (4) hanya 5% antara ketiga dialek (ketiganya berbeda).
45
Daftar kosa kata berikut ini memperlihatkan ketidaksamaan itu
Bahasa Indonesia
1
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
abang adik apa api ayah banyak bawa bayar berapa beri besar betul bibir bicara bini bodoh bumi cangkul celana dada dahulu dekat dengan dengar dinding duga duka gembira gunung hapus harimau
Dialek
Hulu
2
abang enggek/kek kede apui awan mbuwe mbah gayaR/galaR sekae/pige beRe mbegah tahu bibeR cakap debeRu padel/del del tanoh gayamen seluaR dade ndube ndehdh Rut dengkohi dingding mangê/sok poRsah meRahe Rimbe lap Rahimau
Tengah
3
abang enggi kaê api uan mbuë babe bayaR sékaë Rë mbelin pënteR/tahu bibeR ceRôk beRu bodoh/pekak bumi cangkul seluaR tenten kalëjndubë ndôhôR Rut gë dinding
sök wasatë/sedih senang ate deleng apus/lap Rimou
Hili r
4
abung enggi kaê api uwök/apuk mbuë babe bayaR sekaë Rë mbelin tahu bibeR ceRök beRu pekak bumi cangkul suRat tenten kolë ndöhöR Ras gé dinding
sok sedih senang ate deleng opus Rimö
46
1
32. 33. 34. 35.
36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66.
hilang istri itu jantan
jari kamu karena kurnia kau kebun kereta kerja kertas laki lebih lihat lompat luar makan malas mati mulut negeri nyamuk obor omong ongkos orang pendek perempuan pertama pria putih rajin rusak
2
bene/hilep debeRu ënou/ëdi mböguh
jejaRi kendin/kandu keRana pemeRe kandu nembak leReng bahanen köRtas delaki UmpaR idah möRjang daRat man môRke madingken babah negeRi lentis suluh kate tambang jelme pendek nakbeRu tame/mule nak laki mbulan ceRimbit menase/Runtuk
3
bene beRu ëdi mböRguh jaRi/jejaRi kau keRane keRunie kau empus geRëte bahanen köRtas laki lebih atou lompat luaR mangan kisat mate babah nenggeRi namuk oboR. ceRok tambang jëme pendôk debeRu memule delaki mentaR tisik Rengep
4
bene beRu ~edi mboRguh
jaRi kau keRne keRnie kau empust geRëte dahin keRtas laki lebih atou lompat luaR mangan kisat mate bödoh nenggeRi agas öncöR cakap ongkos jëme pendok debeRu mule-mule delaki mentaR ncoRdik Rengep
47
1
67. 68. 69. 70. 71 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82.
sana sawah sedang sedikit suka takut tali tarik tebal tempat terima timbang tubuh uang waktu warna
2
hadeh bawan ketike/mase citek sikel/nangat meRadan nali sintak/tegu kapal bekas aloken dös/Rate daging duit/ketep ketike Rupe
3
hadih jume sedang sitok Rëte/pöt mbiaR nali taRik ngkapal kas teRime/alöken timbang tubuh sen waktu/ketike Rupe/Ragi
4
hadih jume sedang citök pot mbiaR talitar taRik ngkapal kas alöken timbang tubuh ketëp waktu Ragi
f) Kesamaan Kosa Kata
Sebagai anggota rumpun bahasa Alas, ketiga dialek memiliki banyak kosa kata yang sama untuk menyatakan satu objek atau pengertian. Dari 200 kata kelompok A tercatat 108 kata yang sama. Semua kata yang sama itu tidak didaftarkan di dalam laporan ini, tetapi dapat dilihat pada Rekaman Data (halaman 88 — 92 ) dengan tanda pengenal kata-kata bahasa Indo-nesia dicetak tebal.
2) Kosa Kata Kelompok B. C, dan D
Pengayaan melalui kata-kata serapan dari bahasa Arab (kelompok B), bahasa Belanda (kelompok C), dan bahasa asing lainnya (kelompok D) di-terima di dalam dialek-dialek bahasa Alas melalui prosedur berikut.
a) Diterima dalam bentuk ash (lihat Rekaman Data). Tanda pengenal: kata-kata bahasa Indonesianya dicetak tebal.
b) Diterima dengan perubahan pada pengucapan.
48
Contoh: (1 ) Kelompok B Serapan dari Bahasa Arab
Bahasa Indonesia
1. akhir 2. berkat 3. dakwa 4. fakir 5. hadir 6. hikmah 7. mufakat 8. takbir 9. takdir
10. uzur
Dialek
Hulu
ahëR böRkat daawe pape halëR hakemat mepakat tekebëR tekedëR ujuR
Tengah
ahëR bÔRkat deawe pape halëR hakemat mepakat tekebëR tekedëR bjöR
Hili r
ahëR bôRkat deawe pape halëR hakmat mesapat tekebëR tekedëR ujöR
(2) Kelompok C Serapan dari Bahasa Belanda
Bahasa Indonesia
1. dinas 2. kenek 3. listrik 4. martil 5. supir
Dialek
Hulu
dinis kenët lesteRik meRtël sepëR
Tengah
dinis kenët lesteRik moRtël sepëR
Hili r
dines kenët seteRik tetukul sepëR
49
(3) Kelompok D Serapan dari Bahasa Asing Lainnya
Bahasa Indonesia
1. jasa 2. kemeja 3. kue 4. sauaagar 5. tauco
Dialek
Hulu
jase kemëje kowëh sedagaR toco W
Tengah
jase kemëje kowëh saudagaR toco W
Hili r
jase kemëje kowëh sodagaR tocow
c) Di samping diterima dalam bentuk asli dan perubahan pada pengucapan, juga memiliki kosa kata sendiri.
(1 ) Kelompok B Serapan dari Bahasan Arab
Bahan Indonesia
1. asyik 2. hamil 3. hati 4. lezat 5. takut
Dialek
Hulu
galip mebaban atë ntaböh mbiaR
Tengah
galip metanggungen atë ntaböh mbiaR
Hili r
galip metanggungen atë ntaböh mbiaR
(2) Kelompok C Serapan dari Bahasa Belanda
Bahasa Indonesia
1. bangku 2. disentri
Dialek
Hulu
cedödöh cahaR
Tengah
bangku mulesen
Hili r
bangku mulesen
50
(3) Kelompok D Serapan dari Bahasa A sing Lainnya
Bahasa Indonesia
1. beranda 2. konflik 3. pesta 4. perahu 5. lonceng
Dialek
Hulu
Rambih selang pebahanken bungkui lonceng
Tengah
Rambih Rumbang pemohenken bungkui tëngtëng
Hili r
Rambih Rumbang pebahanken sampan tenteng
4.2.2.2 Aspek Sintaksis
Dari data yang terkumpul dapat diketahui bahwa bentuk sintaksis antara ketiga dialek adalah sama, atau kemungkinan adanya perbedaan yang sangat kecil.
a) Struktur Frase
Beberapa bentuk frase pada ketiga dialek adalah sebagai berikut.
1 -
Bahasa Indonesia
1. harta mereka 2. ikan apa 3. hari kedua 4. bawa pulang 5. datang kemari 6. selalu senang 7. sangat bagus
8. sakit kepala 9. si tolol
10. dari sawah
Dialek Hulu
milikne gulëkaë waRi keduur, babe mbalik töR bende senaR ntaboh mesemban
kelihen mesui takal sijel bawan aRi
Tengah
Rete kalak ikan kaë waRi kedue mbabembalik Röh bende sesenaR ntaboh mejele kelihen
mesuwe takal si deldel jume aRi
Hili r
ajang kalak ikan kaë waRi kedue mbabe mbalik Röh bende sesenaR ntaboh mejele kelihen
mesui takal si pedel jume aRi
51
b) Struktur kalimat
Beberapa bentuk kalimat pada ketiga dialek adalah sebagai berikut.
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
Ambillah! Ametken toR! Buetkenme! Bokkenme!
Kakek pulang ke kota. Nini mbalik ke bekan. Nini mbalik be kota. Nini mbalik be köta.
Bagaimana, ada sukar? Kune, seRik? Kurié, ntöhat? Kurte, ndeles?
Saya dipanggil oleh Ayah. Aku nitengou uwan. Aku nisidung uan. Aku nisidung uok.
Si Kamil memukul Si Kamal. Si Kamil mbaluR si Kamal. Si Kamil mokpdk si Kamal. Si Kamil mokpdk si Kamal.
Si Kamal dipukul oleh si Kamil. Si Kamal nibaluR si Kamil. Si Kamal nipdkpök si Kamil. Si Kamal nipökpök si Kamil.
Siapa mendiami rumah itu? he nginyani Rumah di? Isënginyami Rumah e~di? hê nginyami Rumah edi?
Paman memberikan uang kepada kakak. Mame meRëken duit be kake. Marne ngeRëken sen be kake. Mame ngeRëken ketëp be kake.
52
9 IND A B C
10. IND A B C
Tidak maukah engkau kelapa muda? Made kin kau sikel niweR belalu? Made kin kau ingin niweR belalu? Made kin kau pot niweR belalu?
Mau Tuan mempelajari bahasa Indonesia? Sikel kandu ngguRui ceRok Indonesia? Ingin kandu mplajaRi ceRok Indonesia? Pot kandu melajaRi cakap Indonesia?
Keterangan: IND - bahasa Indonesia
A - Dialek Hulu B - dialek Tengah C - dialek Hili r
4.2.2.3 Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas dan sesuai dengan pendapat Langecker (1968: 48) bahwa.... "two people speak different dialects if their linguistic systems differ with respect to at least one trait" (dua suku bangsa bertutur dalam dialek yang berbeda jika sistem linguistiknya berbeda dalam hal paling sedikit satu sifat). Dalam hal ini, sifat yang membedakan ialah aspek-aspek fonologis dan kosa kata.
Akan tetapi, oleh karena perbedaan kosa kata antara dialek Tengah dan Hili r hanya 10%, peneliti cenderung berkesimpulan bahwa hanya terdapat perbedaan ragam. Dengan demikian, dalam bahasa Alas terdapat dua dialek, yaitu dialek Hulu dan dialek Tengah/Hilir yang lazim disebut dialek Babus-salam. Peta berikut (PETA 6) memperjelas letak geografis kedua dialek (dialek Babussalam dipetakan terpisah).
53
PETA 6 PETA LOKASI DIALEK-DIALE K BAHASA ALAS
ACEH TENGAH
121
KETERANGAN
1. n. m. IV .
v. VI .
VI I VIII .
IX
kecamatan : Lawe Sigalagala Lawe Alas Bambel Babu ssalam
Blangkejren Kuta Panjang Rikit Gaib Terangun
Dialek Hulu
Dialek Tengah
Dialek Hili r
Jli 133
Ukuran 1:500.000
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai suatu kesatuan administratif mem-perlihatkan kemajemukan pemakaian bahasa daerah. Atas dasar kemajemukan ini mungkin timbul praduga bahwa bahasa-bahasa ini masih terpecah dalam dialek-dialek, dari dialek terpecah lagi menjadi subdialek, selanjutnya dalam ragam bahasa. Kebenaran pendapat umum bahwa di Aceh terdapat banyak dialek masih harus dibuktikan, antara lain, dengan meneliti kekhasan keba-hasaan di kabupaten-kabupaten, kemudian memperbandingkan antara satu dengan yang lain.
Penelitian ini bukan meneliti kekhasan kebahasaan tiap kabupaten. Jelas-nya, bukan meneliti dialek-dialek secara mendetail. Penelitian ini bersifat pemetaan bahasa, yaitu bahasa Aceh, Gayo, dan Alas.
Di dalam laporan ini, tim peneliti membedakan pengertian "penutur" ba-hasa dengan "pemakai" bahasa, dan pengertian "berbahasa" Aceh dengan 'berbicara" bahasa Aceh (lihat 2.2.1 halaman 14). Juga, sama halnya dengan
pengertian dalam pembahasan bahasa Gayo dan Alas.
5.1.1 Pemetaan Bahasa Aceh
Pemakai bahasa Aceh meliputi seluruh Propinsi Aceh. Akan tetapi, penu-tur bahasa Aceh atau penduduk yang berbahasa Aceh meliputi 8 daerah tingkat II (lihat 2.2 halaman 8, dan PETA 2).
5.1.2 Pemetaan Bahasa Gayo
Lokasi-lokasi yang berbahasa Gayo adalah (PETA 4): a) seluruh Kabupaten Aceh Tengah, terdiri dari 7 kecamatan (lihat TABEL 4,
halaman 25),
54
55
b) empat kecamatan di bahagian utara Kabupaten Aceh Tenggara (PETA 3), dan
c) Kecamatan Serbejadi-Lokop (no. 68) di Kabupaten Aceh Timur (PETA 4).
Berdasarkan hasil analisis, perbedaan antara satu dialek dengan yang lain tidak lebih dari 35%, bahkan perbedaan antara dialek Gayo Laut dan Gayo Luas adalah 1 20% dalam unsur fonologis. Angka ini memperlihatkan bahwa antara dialek-dialek itu sebenarnya terdapat perbedaan subdialek, atau mung-kin juga dapat digolongkan kepada perbedaan wicara (parler).
5.1.3 Pemetaan Bahasa Alas
Lokasi-lokasi yang berbahasa Alas adalah lima kecamatan di dalam ling-kungan Kabupaten Aceh Tenggara (PETA 6).
Berdasarkan analisis, perbedaan antara dialek Tengah dan Hili r tercatat 10% sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kedua dialek itu terdapat per-bedaan wicara (parler). Antara dialek Tengah dan Hulu tercatat 42%, dan antara HUlu dan Hili r 46% sehingga masih mungkin dikatakan terdapatnya perbedaan subdialek.
5.1.4 Pemetaan Ketiga Bahasa
Berdasarkan analisis data pada Bab II hingga Bab IV, ketiga bahasa dapat ditunggalpetakan sebagai berikut (PETA 7).
Tabel berikut menggambarkan persentase penutur masing-masing bahasa diperbandingkan dengan jumlah penduduk Propinsi Aceh.
TABEL 6 PERINCIAN PENUTUR BAHASA ACEH, GAYO, DAN ALAS
Bahasa
a. Aceh b. Gayo c. Alas d. Bahasa lainnya
Jumlah Penduduk Aceh
Jumlah Penutur
J i wa
1.852.058 221.649 87.586
449.235
2.610.528
%
70,94 8,49 3,35
17,22
100,00
56
5.2 Saran
Penelitian pemetaan ini adalah langkah pertama dalam usaha pemetaan, baik bahasa-bahasa daerah maupun dialek-dialek di daerah Aceh.
Penelitian ini sangat kecil dalam jumlah dana, tetapi sangat luas daerah penggarapannya, yaitu mencakup tiga bahasa. Jika tujuan peneUtian ini hanya memetakan bahasa, bukan memetakan dialek, maka hasil yang diharapkan mungkin sudah tercapai. Namun, jika pemetaan dialek harus menjadi dasar dari pemetaan bahasa, maka penelitian lanjutan pemetaan bahasa Aceh, Gayo, dan Alas masih diperlukan.
57
PETA 7 LOKASI BAHASA-BAHASA ACFH. CAYO DAN ALAS
CsASabang
V~S Bjndj Aceh
K 2 ? ,'C;-BIa'1PtcJran. .-* \ ƒ
y,- pr? X'.r.'-'. '/.' ^ P R O P I N SI
SI MATI RA ITARA
Tapaktuan
m Bahasa Acen
Bahasa Ca>o
ukuran 1 500.000
DAFTAR PUSTAKA
Ali , Zaini dkk. 1979/1980. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Aceh. Banda Aceh: Fakultas Keguruan Unsyiah.
1980/1981. Sistem Perulangan Bahasa Aceh. Banda Aceh: Fakultas Keguruan Unsyiah.
Ayatrohaedi. 1979. Dialektologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembang-an Bahasa, Departemen P dan K.
Baihaqie, AK dkk. 1976/1977. Struktur Bahasa Gayo. Banda Aceh: Fakultas Keguruan Unsyiah.
Belinger, D. 1968. Aspects of Language. New York: Harcourt Brace & World. Cowan, HKJ Tanpa tahun. Aanteekeningen Betreffende de Verhouding
van het Atjehsch tot de Mon-Khmer Talen. s'Gravenhave: Tanpa penerbit. Esser, S.J. 1951. Peta Bahasa-bahasa di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Harahap, E. St. 19 58. Perihal Bangsa Batak. Jakarta : Tanpa penerbit. Hasan, M. Affan dkk. 1980. Kesenian Gayo dan Perkembangannya. Jakarta:
Balai Pustaka. Langacker, Ronald W. 1968. Language and Its Structure. New York: Har-
court, Brace & World, Inc. Makam, Ibrahim dkk. 1977/1978. Struktur Bahasa Alas. Banda Aceh: Fakul-
tas Keguruan Unsyiah. Niemann, G.K. 1819. Bijdrage tot de Kennis der Verhouding van het Tjam tot
de Mon-Khmer Talen. KBI 104. Siahaan, N. 1964. Sedjarah Kebudajaan Batak. Medan: CV. Napitupulu &
Sons. Sulaiman, Budiman dkk. 1977/1978. Struktur Bahasa Aceh. Banda Aceh:
Fakultas Keguruan Unsyiah. 1979. Bahasa Aceh. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
58
59
Syamsuddin ZA, 1977/1978. Kedwibahasaan di Pesisir Selatan Aceh (Blang-pidie ke Tenggara). Banda Aceh: Fakultas Keguruan Unsyiah.
Tim Peneliti Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Daerah Istimewa Aceh. 1976. Struktur Bahasa Aceh. Banda Aceh: Tanpa penerbit.
Voorhoeve. P. 1955. Critical Survey of Studies on the Languages of Sumatra. s'Gravenhage: Martinus Nijhoff.
LAMPIRAN 1:
NAMA-NAM A KECAMATAN DALAM PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
No. Urut
1
No. Kode
2
N a m a
3
Kotamadya Banda Aceh (I) 1 2
1 2
Baiturrahman Kuta Alam
Kotamadya Sabang (II ) 1 2
3 4
Sukakarya Sukajaya
Kabupaten Aceh Besar (III ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14
5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Mesjid Raya Peukan Bada Darul Imarah Ingin Jaya Darussalam Kopelma Darussalam Kuta Baro Montasik Sukamakmur Lhoknga/Leupung Lhoong Indrapuri Seulimuem Gampong Jawa
No. Urut
1
Kode N a m a
2
Kabupaten 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
3
>idie (IV)
Kota Sigh Pidie Padang Tij i Muara Tiga Simpang Tiga Kembang Tanjong Bandar Baru Delima Indrajaya Mutiara Peukan Baro Glumpang Tiga Sakti Tiro/Teuseb Titeu/Keumala Mila Tangse Geumpang Meureudu Tringgading/P. Raja
60
61
1
21 22 23
1
39 40 41
3
Bandar Dua Ulim Batee
Kabupaten Aceh Utara (V) 1 42 Samalanea 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
Jeunieb Peudada Jeumpe Peusangan Makmur Gandapura Muara Batu Dewantara Muara Dua Banda Sakti Kuta Makmur Syamtalira B Samudera Meurah Mulia Tanah Pasir Syamtalira A Tanah Luas Matang Kuli Lhoksukon Seuneudon Baktiya Tn. Jamo Aye
Kabupaten Aceh Timur (VI) 1 2 3 4 5 6 7
65 66 67 68 69 70 71
Langsa Rantau Selamat Peureulak Serbejadi/Lokop Idi Rayeuk Nurussalam Darul Aman
i
8 9
10 11 12 13 14 15 16
2
72 73 74 75 76
77 78 79 80
Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Kabupaten
1 2 3 4 5
100 101 102 103 104
3
Julok Simpang Ulim Manyak Payed Tamiang Hulu Bendahara
Karang Baru Kejuruan Muda Kota Kuala Simpang Seruway
Aceh Barat (VII ) Johan Pahlawan Kaway XVI Sungai Mas Beutong Seunagan Kuala Darul Makmur Sama Tiga Wo y la Teunom Krueng Sabee Setia Bakti Sampoiniet Jaya Simeulue Timur Teupah Selatan Simeulue Tengah Simeulue Barat Salang
Aceh Selatan (VIII )
Tapaktuan Sama Dua Sa wang Meukek Labuhan Haji
62
1
6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18
2
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117
3
Manggeng Tangan-tangan Biang Pidie Susoh Kuala Batee Kluet Selatan Kluet Utara Bakongan Simpang Kanan Trumon Simpang Kiri
Singkil Pulau Banyak
1 2 3
Kabupaten Aceh Tengah (DC)
1 2 3 4 5 6 7
118 119 120 121 122 123 124
Kota Takengon Bebesan Bukit Linge Isak Timang Gajah Silih Nara Bandar
Kabupaten Aceh Tenggara (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
125 126 127 128 129 130 131 132 133
Biang Kejren Rikit Gaib Kuta Panjang Terangon Babussalam Bambel Badar Lawe Alas Lawe Sigala-gala
LAMPIRAN 2
KABUPATEN ACEH TIMUR (VI)
Kecamatan
1. Langsa 2. Rantau Selamat 3. Pereulak 4. Serbejadi/Lokop 5. Idi Rayeuk 6. Nurussalam 7. Darul Aman 8. Julok 9. Simpang Ulim
10. Manyak Payed 11. Tamiang Hulu 12. Bendahara 13. Karang Baru 14. Kejuruan Muda 15. Kota Kuala Simpang 16. Seruway
J u m l a h :
Nomor Kode
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Jumlah Penduduk
82.298 16.087 54.065
7.384 38.793 10.309
9.590 18.355 34.957 15.277 15.771 19.156 23.642 47.860 16.420 13.398
423.352
Luas Kecamatan (Km2)
515,26 369,50 709,52
3.108,44 433,80 179,47 131,50 323,41 557,89 267,11 202,39 180,50 238,81 349,85
4,48 188,49
7.760,42
Kepadatan Penduduk
160 44 76 2
89 57 73 57 63 57 78
106 99
137 3.665
71
55
63
LAMPINRAN 3
I . DAFTAR KOSAKATA: DIALEK-DIALE K BAHASA ACEH
Kelompok A Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
1
abang adik air akar aku
alu anak apa api asal atas ayah
Aceh Utara
2
bang adö i akeu Ion tuan;
ké ate aneuk peu apui asai ateuh
yah
Pidie
3
bang; lém
adöe ie akeue Ion; kèe
alèe aneuek
peue apui
asai ateueh yah
D i a
Darussalam
4
bang ado i
akeu kè; drö
aie aneuk
pu
apui
asai ateuh yah
ek
Kuala Daya
5
bang adk
ie uk"eu
kéi
atèi aneuk
peu
apui
ateuh
ayah
Lam No
6
lém adai
ie uk^eu i ikei
alèi aneuk
pui
apui
ateuh
ayah
65
r--
vo
1/1
*
m
(N
-
5 - o . S ä . o - c l S g . ^ . ^ . c , o , - a , S S - o - 5 ' 0 ' Q ö . - ö . 5 - S * >
* rs -~ s . £ J » 3
'O -~ 'u ^ S O S -« S b o O S 3 » 3
1 ^ * « « 'S'K ^ S l ^ ^ g ï § S S S § § 3 fc -o .Si -o -o fc fc .o -o û , . 2 , g S * - S * « Û , R , S * *
Î O a j 'U 5" ? 0 S »* ,<u bo O S 3 S 3
l ' s - ^ ^ s s - ^ s* 3 I ' S f c & S s S s S S s S a £ .5 .Sä .0 -o -o £ .0 -o Q , - £ . 8 2 - O . S - O - O Ö . C I . § . O . O
ma
no
k ba
jè
Ie
baro
ba
tè
ba
baro
h
baye
n
yo
pa
du
m
jok
raye
k
be
uso
in
ong
nyö
bi
bi
peug
ah
pe
uru
-m
oh
ba
ngai
b
ule
un
S ^ p - S 3 s a $ a s , - . - ~ S p 5 ' K È p p § K S O I S S S S S ^ ? S « 1 ; » S S ^ S S ö ' g w a £ -o .Sä .0 -o « fc »os? 0. -2. S - o - 5 . ? . o o , G L f c . o - o
lO S - S O g ^ l O b o S' p S 3
g -o -Sä -o -o -o S .0 £? -o o. -2, 2 * S ? « 6 , a , S * J s
e 2. * " - ^ 2. 1-, 2 — ^ 2 'n C S s ^ 3 3 > S « 2 « — S .^ .S a .a S — -g es > , c ? e 3 c s a j c s c s c s u o ( i u o) e «) a . a . 3 0 3 C S X > X > X > X > X > X > X > X > X> X) X> X> X> X I X> X> X I X 1 X 1
66
K O
I O -V *>
s ' l § 1 ^ »O o fc o "o -* 'o -3
H2 I . § I-f'l eu
I -3 -s 'O *
-K
'u «Sä -3 S 'O "O # 3
s
8
-K ,0 3
-O
I K° .-s
o S « 3 j ï S e u ' » S 0 05
IJ-s?! U s .§ § i
eu
; . * lO Ü
.t? -2 'S 'S C 3 3 ea fc «O * «j
S "O ! » -S E5 "O
I3
8 81 i - * *T3 .9
3 S t" ! 'f t
K S' oo S -K K 'O :s.
K 3 S -S
<*J . &0 -S S .g 'O -O 'O
-c !U 73
S
I
.K3
je
p lO -v s g» a 3 « 'g
-O ej fc
1= S - o ^ ' 0 ' S ' 0 ' o a , S - 2 s ? , o ' - = : . < 3 " S - o «
s
eu C
IP S 3 -O
oo S K te
§ s ^3 -S B 'O
I eu eu
Ai 'O
a*. 4! I M U
t-s 8 lo I ' l l « « J 3 8 Si §J 'o g»
: - -K IO ! S Sp _ «
P .8 5 i 8 S | | s | l |5 Lo «o -o o
i 'l I e
K° 'O ::
« S - .s
Ï , . § 'S S .8
'O p
3 |
X!
3 X)
3
s * X I O
e 3 es _ 00 S
„ t fi c -a o. cd cd cd Q cd cd cd o o
'O 'O 'O \^s 'O 'O 'O 'O 'O
g' e v-, oo oo S S .2 .i ^ 'O 'O T) 'O
3 C
es w es .31
o a u a 3 3 3 3 ^ 'O 'O 'O
1
duri ekor emas empat enak enam gerak gembira gigi guli gunting gunung guru hapus hari harimau hidung hidup hilang hujan ini istri iti k itu
2
duro iku meuh peut mangat nam
ria gigo guli gunteng gunong gure ft' uro rimung idong udép gadoh ujeun nyö inong itèk jéh
3
duroe ikue meuh peut mangat nam
ria gigoe guli gunteng gunong gurèe U ureo rimung idong udép gadoh ujeu nyoe inöng iték jéh
4
duro iku meuh peut mangat nam
ria gigo aneuk katok gunteng gunong gure ft' uro rimung idong udép gadoh ujeun nyö inong iték jéh
5
durei iku meuh peut mangat nam grak seunang gige aneuk katok gunténg gléi gure sampoh ure rimung idong udép gadöh ujeun nye peurumoh itèk jéh
6
durai iku meuh peut mangat nam grak seunang gigoi aneuk katok gunténg gléi gurèi sampoh urai rimung idong udep gadeh ujeun nyai peurumoh iték jéh
1
dure iku meuh put mangat nam grak seunang gigo aneuk katok gunténg gléi gure sampoh uro rimung idong udép gadöh ujeun nyöi peurumoh itèk jéh
1 2 3
jala jalan jambang janda janggut jantan jari jari kaki jari tangan kakak kaki kalah kami kampung kamu kapur karena karunia kau kayu kebun kepala kepada
jeu rôt
bale janggot agam jaro aneuk gaki aneuk jaro da gaki talo kamö gampong kah gapu seubab karonia kah kayè lampoh ulè keu
jeue rot
balèe janggot agam jaroe aneuk gaki aneuk jaro da akè taloe kamöe gampong kah gapue seubab karonea kah kayèe lampoih ulèe keu
1
5 6
jeu l'eue rot
balè janggot agam jarô aneuk ake aneuk jaro da ake talo kamö gampong kah gapu seubab karonia kah kayè lampoh ulè keu
rèt briwok balè janggot agam jare aneuk gaki aneuk jarè cutpo gaki talo käme gampong dreitah; dreikah gapu kareuna kaRonya dreikah kayè lampoh ulè keu
jeue
ret briwok balèi janggot
agam jarai aneuk ake aneuk jarai kak; cutpo akè talo kamai gampong kah gapu kareuna kaRonya kah kayei lempoh ulèi keu
jeue
rôt briwok balè
janggot
agam jarai, jarô aneuk aki aneuk jaro kak aki talo kamö, kamai gampong kah gapu kareuna kaRonya kah kaye lempoh ule keu
1
kereta kerja kertas kuda kuku kumis laki langit lebih lembu lihat lima lompat luar lutut makan malas mata mati mentimun minum muda mulut
2
geuritan but keureutah guda guke misé agam langet leubeh
. leumö nging; kalon limöng grop tua teuot pajoh beuö mata maté böh timön jèp muda babah
3
geuritan but keureutah guda gukee misée agam langet leubeh leumö nging; kalon limöng grop tua teuot pajoh beuö mata maté böh timön
jip muda babah
4
geuritan but keureutah guda ukè mise agam langet leubeh leumo nging; kaloi limöng grop lua teuot pajoh beuö mata maté böh timön jèp muda abah
5
gari keureujai keureutah guda gukè mise agam langet leubeh leumo nging; kalon limeöng grop lua teuot pajoh beuö mate maté böh timön jép mudè babah
6
gari keueujè keureutah guda kukei mise agam langet leubeh leumo nging; kalon limeueng grop lua teuot pajoh beue; malah mate maté böh timön jép mudè babah
7
gari keurja keureutah guda gukè mise agam langet leubeh leumo nging; kalon limeong grop lua teuot pajoh malah; beuö mata maté böh timön jèp muda babah
1
nama nasi negeri nyamuk nyiur orang padi pagar paha pahat pandai panjang pendek perempuar pertama perut pinggang pintu pipi pisang pria putih rajin
2
nan bu naggrö nyamök u ureung padè pageu pha pheut carong panyang paneuk inong phon prut keuing pinto ming pisang agam putèh jeumöt
3
nan bu nanggröe nyamök u ureung padee pageue pha pheut carong panyang paneuk inong phon prut keuing pinto mieng pisang agam puteh jeumöt
4
nan bu naggrö
nyamök u ureung pade pageu pha pheut carong panyang paneuk inong phon prut keuing pinto ming pisang agam putéh jeumöt
5
nan bu nangfe
jamök u ureung padè pageu phap pheuet carong; bako panyang paneuk; et inong phon pruet keuing pinto mieng pisang agam putih jeumeut
6
nan bu nangrai jamök u ureung pade' pageu phe pheut carong; bakö panyang paneuk ineu phon pruet keuing pinto mieng pisang agam puteh jeumeut
7
nan bu nangrai; nangrö jamök u ureung pade pageu pha pheut carong; bakö panyang paneuk; e~t ineong phon pruet keuing pinto mieng pisang agam putih feumeot
1
rambut rendah rumah
rumput rusak sabit sana sarung satu saudara sawah sedang (lagi) sedikit selatan sembilan sepuluh sini sisir situ suka sungai susu tali
2
ok miyup mmöh
naleung rusak sadeup keudèh sarong sa; saböh seidara biang teungöh bacut tunang sikureung siploh keurio sugot keudéh galak krung susu tala
3
ok miyup rumöh
naleung rusak sadeup keudeh sarong sa; saböh cedara biang teungöh bacut turiöng sikureueng siploih keuriö sugot keudéh galak krueng susu talöe
4
ok miyup rumöh
naleung rusak sadeup keudèh sarong sa; saböh cedara biang teungöh bacut tunang sikureueng siploh keuriö sugot keudéh galak krung susu talö
5
ok miyup Rumah naleung Reulöh sadeup keudèh saRong se cèdare umöng teungöh bacut; nit seulatan sikuReung siploh sine sugot keudeh galak kRueng susu tale
6
ok miyup Rumöh
naleung Reuleh sadeup keudèh saRong se cèdare umeung teungöh bacut; nit seulatan sikuReung siploh sinai sugot keudéh galak kRueng SUSU
talai
7
ok miyup Rumöh
naleung Reulöh sadeup keudéh saRong se cèdare umeong teungöh bacut; nit seulatan sikuReung siploh sinai sugot keudéh galak kRueng susu talai
1
tambah tamu tangan tangga tarik tebal tebu tempat terima tetapi tiga tikar timbang tinggi tubuh tujuh uang ubi udara untuk utara waktu wanita warna
2
tamah jamè jaro; sapai reunyeun tarék teubai teubè teumpat teurimöng teutapi Ihee tika timang manyang badan tujoh pèng ubi angèn keu baroh watèi inang warna
3
tamah jamèe jaro reunyeun tarék teubai teubèi teumpat teurimöng teutapi Ihee tika timang manyang badan tujoh pèing ubi angén keu baroh
inöng warna
4
tamah jame jaw reunyeun tarék teubai teube teumpat teurimöng teutapi Ihee tika timang manyang badan tujoh pèng ubi angén keu baroh watè inöng warna
5 6 7
tamah jamè jaRè; sapai Rinyeuen taRék teubai teubè teumpat teuRimoeng tapi Ihèi tika timang manyang badan tujoh pèng böh bi angëh keu tunong watèi inöng waRna
tamah jamè sapai; jaRai Rinyeuen taRék teubai teubèi teumpat teuRimeueng tapi Ihè tika timang manyang badan tujoh pèng böh bi angén keu tunong watèi inöng waRna
tamah jamè sapai; jaRöi Rinyeuen taRèk teubai teube teumpat teuRimoeng tapi Ihèe tika timang manyang badan tujoh pèng böh bi angén keu tunong watè inöng waRna
Kelompok B Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab
1
adil ahli akal akhir akibat alat alim amal aman asal asyik awal badan batin berkat dakwa faedah faham fakir fasih fatwa
2
adé ahli akai akhè akebat alat malem amai aman asai gadoh awai badan baten beureukat dawa paèdah pham pakei pasèh patwa
3
adé ahli akai akhé akebat alat malem amai aman asai gadoh awai badan baten beureukat dawa paèdah pham pakei pasèh patwa
4
ade ahli akai akhé akebat alat malém amai aman asai gadoh awai badan baten beureukat dawa paèdah pham pakei pasèh patwa
5
adé ahli akai akhé akebat alat malém amai aman asai gadoh awai badan bathén beureukat dawe paèdah pham pakei pasèh patwa
6
ade ahli akai akhé akebat alat malém amai aman asai gadoh awai badan bathen beureukat dawe paedah pham pakei pasèh patwa
7
adé ahli akai akhe akebat alat malém amai aman asai gadoh awai badan bathén baureukat dawa; dawt paèdah pham pakei pasèh patwa
1 2 3
fitnah hadir
hafal hak hakikat hakim hal hamil haram hasil hawa hayat hemat heran hikmah ikhlas ikhtisar ikrar ilmu insaf izin jihad jumlah
piteunah teuka
hapai hak hakekat hakim hai mumei hareum hasèi hawa
hemat hereun hikmah ikhlaih ikhtiyeu
ilme inseuh ijin jihat jumlah
piteunah teuka
hapai hak hakekat hakim hai mumei hareum hasèi hawa
hemat hireun hikmah ikhlaih ikhtiyeue
ilme inseuh ijin jihat jumlah
4
piteunah teuka
hapai hak hakekat hakim hai mumei hareum hasèi hawa
hemat hireun hikmah ikhlaih ikhtiyeu
ilme inseuh ijin jihat jumlah
5
fitnah teuka
hapai hak hakekat hakim hai mumei hareuem hase hawa
hemat hiReuen hikmah ikhlaih ihtieue
ileumèe inseueh izin jihat jumlah
6
fitnah teuka
hapai hak hakekat hakim hai mumei hareuem hase hawa
Hemat hiReuen hikmah ikhlaih ihtieue
ileumèe inseuh izin jihat jumlah
1
fitnah teuka
hapai hak hakekat hakim hai mumei hareuem hase hawa
hemat heReuen hikmah ikhlaih ihtieue
ileumèe inseuh izin jihat jumlah
1
kabar kadar
kafir kalbu karib 'khayal lezat maaf maklum maksud maut mufakat mustahil nasihat nikmat perlu 'pikir rakyat resmi riwayat roh rukun saat
2
haba koda
kaphé kalbu karip khayal leuzat meuah maklum meukeusut mawöt mupakat mustahé nasèhat nikmat peureulè pike rakyat reusmi riwayat röh rukon saat
3
haba kada
kaphèe kalbu karip khayal leuzat meuah maklum meukeusut mawöt mupakat mustahe nasèhat nikmat peureulè piké rakyat reusmi riwayat röh rukon saat
4
haba kada
kaphè kalbu karip khayal leuzat meuah maklum meukeusut mawöt mupakat mustahe' nasèhat nikmat peureulè piké rakyat reusmi riwayat röh rukon saat
5
haba kada
kapHè kalbu karip khayal lazat meuah maklum meukeusut mawöt meupakat mustahé nasèhat nékmat peureuleè piké rakyat resmi riwayat röh rukon saat
6
haba kada
kaphè kalbu karip khayal lazat meuah maklum meukeusut mawöt meupakat mustahé nasèhat rièkmat peureulèi pike rakyat resmi riwayat röh rukon saat
7
haba kada
kaphe kalbu karip khayal lazat meuah maklum meukeusut mawöt meupakat mustahe nasèhat rièkmat peureulèe piké rakyat resmi riwayat röh rukon saat
1
sabar sahabat sedekah sehat sifat sila p syair syarat taat tabiat tafsir takbir takdir takut tekad tertib tobat ulama umat umum umur usul uzur
2
saba sahabat seudeukah sehat sipeut silap syaer syarat taat tabiat tapser teukeubi teukeudi takot tekat teurtip teibat ulama umat umum umu usui uzo
3
saba sahabat seudeukah sehat sipeut silap syaer syarat taat tabiat tapsér teukeubi teukeudi takot tekat teurtip teibat ulama umat umum umu usui uzo
4
saba sahabat seudeukah sehat sipeut silap syaer syarat taat tabiat tapsér teukeubi teukeudi takot tekat teurtip teibat ulama umat umum umu usui UZO
5
saba sahabat
seudeukah sehat sipeut silap syair syarat taat tabiat tapse takeubi teukeudi takot tekat teurtip tobat ulama umat umum umu USlil
UZÖ
6
saba sahabat seudeukah sehat sipeut silap syair syarat taat tabiat tapsé takeubi teukeudi takot tekat teurtip tobat ulama umat umum umu usul uzo
1
saba sahabat seudeukah sehat sipeut silap syair syarat taat tabiat tapse takeubi teukeudi takot tekat teurtip tobat ulama umat umum umu usul uzo
1
wajib wakil waktu wasiat yakin yatim zakat zat
1
wajép waki watèi wasit yakin yatim jakeut zat
3
wajép waki watèi wasit yakin yatim jakeut zat
4
wajép waki watèi wasit yakin yatim jakeut zat
5
wajép waki watèe wasit yakin yatim zakeut zat
6
wajép
waki watèe wasit yakin yatim zakeut zat
7
wajep
waki watèi wasit yakin yatim zakeut zat
Kelompok C Kata-kata Serapan dari Bahasa Belanda ^
1
arloji bangku blangko buku dinas disentri faktor feodal kamar kelas
2
arloji bangku blangko buku dinaih diseuntri pakto piodal kama glah
3
arloji bangku blangko buku dinaih diseuntri pakto piodal kama glaih
4
arloji bangku blangko buku dinaih diseuntri pakto piodal kama glah
5
aRloji bangku blangko buku dinaih desen tri paktoR piodal kama glah
6
arloji bangku blangko buku dinaih desentri paktoR piodal kama glah
1
arloji
bangku blangko buku dinaih desentri paktoR piodal kama glah
1
kenek kopi lampu lapor listrik martil mobil obeng pas peran gko persen reken rokok supir teh
2
keuriet kupi lampu lapo léseutrék pale moto obeng phah peurangkö peureusen rikèn rukok seupe teh
3
Keuriet kupi lampu lapo le'seutrék patei moto obeng phaih peurangkö peureusen rikèn rukok supe tèh
4
keurièt kupi lampu lapo léseutrék palèi moto obèng phah peurangkö peureusen riken rukok seupe tèh
5
knèt kupi lampu lapor lestRek paie moto obèng pah pRangkö peuReusen Rikèn Rukök sipe tèh
6
knet
kupi lampu lapor, lestRèk pale moto obèng pah pRangkö peuReusen Rikèn Rukök sipé tèh
1
knet
kupi lampu lapor lestRek pale moto obèng pah pRangkö peuReusèn Rikèn Rukök sipe tèh
Kelompok D Kata-kata Serapan dari Bahasa Asing Lainnya
1
beranda blus cawan gaun
2
bluh cawan gaon
3
bluh cawan gaon
4
bluh cawan gaon
5
bluh cawan gaun
6
bluh cawan gaun
7
bluh cawan gaun
1
jam jasa jendela kawin kelenteng kemeja kenduri konflik kongsi kuwe modal perahu pesta pinggan roti saudagar sekolah tahu tauco toge lonceng
2
jeum jasa tingkap kawèn -keumèja kanduri
konsi ku wéh modai peuraho
pingan ruti sèdaga sikula tahu toco togé lunceng
3
jeuem jasa tingkap kawén — keumèja kanduri
konsi kuwéh modai peuraho
pingan ruti sèdaga sikula tahu toco toge' lunceng
4
jeum jasa tingkap kawén -keumèja kanduri
konsi kuwéh modai peuraho
pingan ruti sèdaga sikula tahu toco togé lunceng
5
jeuem jase tingkap kawén -keumèja kanduri komplik konsi kuwe; rumo) modal peuraho pesta pingan ruti saudagar sikula tahu coco doge lonceng
6
jeuem jase tingkap kawén -keumèja kanduri komplik konsi kuwè; rumok modal peuraho pesta pingan ruti saudagar sikula tahu coco doge lonceng
7
jeuem jase tingkap kawen -keumèja kanduri komplik konsi kuwè; rumok modal peuraho pesta pingan ruti saudagar sikula tahu coco doge lonceng
80
SINTAKSIS
Kelompok
1. IND A B C D E F
2. IND A B C D E F
3. IND A B C D E F
4. IND A B C D E F
Keterangan:
E Frase
kedai nasi warong bu warong bu warong bu warong bu warong bu warong bu
sungai dangkal krung deu krueng deue krung deu kRueng deue kRueng deue kRueng deue
harta mereka hareuta awaknyan hareuta awaknyan hareuta awaknyan haReuta awaknyan haReuta awaknyan haReuta gôpnyan
tikar itu tika nyan tika nyan tika nyan tika nyé tika nyai tika nyoi
IND bahasa Indonesia A : Aceh Utara B : Pidie C : Darussalam
5. IND A B C D E F
6. IND A B C D E F
7. IND A B C D E F
8. IND A B C D E F
D : E : F :
ikan apa pu eungkot pue eungkot pu eungkot puiungkot puiungkot peue ungkot
hari kedua urö keudua uröe keudua uro keudua uRèi keudua uRai keudue uRoi keudue
nasi goreng bu guréng bu guréng bu guréng bu geulheu
: bu geulheu : bu geulheu
gadis di luar : aneuk dara di lua : aneuk dara di lua : aneuk dara di lua : aneuk dare di lua : aneuk dare di lua : aneuk dare di lua
Kuala Daya Lam no Lam me
81
9. IND : AB C D ' E : F :
10. IND A B C D E F
11. IND A B C D E F
12. IND A B C D E F
13. IND A B C D E F
berjalan kaki jok ngon tapak jak ngon tapak jak ngon tapak jak ngon tapak jak ngeun akè jak ngeun aki
berdiri lurus dong beu cot dong b eue cot dong beu cót deong beu teupat deng beu teupat dong beu teupat
bawa pulang pu wo pue woe pu wo pu wôi pu wôi pu wôi
duduk di bawah duk di miyup duk di miyup duk di baroh duk di miyup duk di miyup duk di miyup
: datang kemari keunó kajak
: keunóe kajak : keunó kajak : keunei kajak : keunai kajak : keunó kajak
14. IND A B C D E F
15. IND A B C D E F
16. IND A B C D E F
17. IND A
B C D E F
18. IND A B C D E F
pulang besok wo singoh woi singöih wo singoh singöh woi w~ói singóh singóh woi
tuangkan semua boh mandum boih mandum boh bandum beh bandum beh bandum beoh bandum
kecil pendek bukrik bukrik bukrik bukRik bukRik bukRik
selalu senang sabe seunang sabei seunang sabe seunang seunang sabe seunang sabe
seunang sabe
sangat bagus : got that
get that got that
: get that : get that : geot that
82
19.
20.
21.
22.
IND : A : B : C : D : E : F :
IND : A : B : C : D : E : F :
IND A B C D E F
IND A B C D E F
sakit kepala sakét ulè sakét ulèi saket ulè sakét ulèi sakét ulèi sakét ulèi
si tolol si bangai a bangai si bangai a bangai si bangai si bangai
satu keranjang sabóh raga saböh raga saböh raga saböh Rage sabôh Rage saböh Rage
sehari dua a' uro dua a" uröe dua si um dua a' uRèi dua si uRai dua
: üuRödue
23. IND A B C D E F
24. IND A B C D E F
25. IND A B C D E F
sekali pukul sigö poh sigde poh sigö poh sigo poh sige poh sigeo poh
ke sungai u krung u krueng u krung ho kRung hokRung ho kRung
dari bawah rot di biang rot di utang rot di biang dari umöng dari Umeueng dari umeong
83
Kelompok
1. IND A B C D E F
2. IND A B C D E F
3. BSfD A B C D E F
4. IND A B C D E F
5. IND A B C D E F
F, Kalimat
Isilah! Paso! Pasöe! Pasô! Pasei! Posai! Pasai!
Ambillah! Cök keuh! Cök keuh! Cök keuh! Cök keuh! Cek keuh! Ceok keuh!
Gilinglah! Gileng keuh! Giléng keuh! Gileng keuh! Giaeng keuh! Gileing keuh! Giléng keuh!
Dia makan nasi Jih di pajoh bu. Jih di pajoih bu.
: Jih di pajoh bu Jih di pajoh bu Jih di pajoh bu.
. Jih di pajoh bu.
6.
7.
8.
9.
: Kakek pulang ke kota. 10. Yah chik neuwo u Yah chik geuwo u
: Yah chik geuwo u : Ayah chik geuwo : Ayah chik geuwo : Ayah chik geuwo
ku ta. ku ta. ku ta. ukuta. nokuta. no kuta.
IND : A : B : C : D : E : F :
IND : A : B : C : D : E : F :
IND : A : B : C : D : E . F
INDA : BC D E F
IND A B C
-D E F
Jangan lihat ke sana. Bek kalori keu dèh. Bek kalôn keu dèh. Bek kalön keu dèh. bek kaleon keu dèh. Bèk kaleon keu dèh. Bèk kaleon keu dèh.
Bagaimana, sukarkah? Pakriban, na meugrit? Pakriban, na meugrit? Pakreban, na meugrit? PakRiban, neue meunggRit PakRiban, neue meunggRit PakRiban, neue meunggRit?
Saya dipanggil oleh Ayah. Lon tuan geuhoi le ayah. Lon geuhoi le ayah. Lon geuhoi lé ayah. Kei geuhei le' ayah. Kei geuhei lé ayah. Kèi geuhei U ayah.
Si Kamil memukul si Kamal Si Kamil di poh si Kamal Si Kamu di pöh si Kamal Si Kamil di pöh si Kamal Si Kamil di pöh si Kamal Si Kamil di pöh a' Kamal. Si Kamil di pöh si Kamal.
Si Kamal dipukul si Kamil. Si Kamal dipöh le' si Kamil Si Kamal dipöh lé a' Kamil Si Kamal dipöh lé si Kamil Si Kamal dipöh le si Kamil Si Kamal dipöh lé si Kamil
: Si Kamal dipöh lé si Kamil
84
IND A B C D E F
IND A B C D E F
IND A B C D E F
IND A B C D E F
IND A B C D E F
Di mana buku kami? Pat buku kamö? Pat buku kamöe? Pat buku kamö? Pat buku kamei? Pat buku kamai? Pat buku kamö?
Siapa mendiami rumah itu? So duk di rumöh jèh? Soe duk di rumöh jèh? So duk di rumöh jêh? Sei duk di rumöh jèh? Sai duk di rumöh jèh? Soi duk di rumöh jeh?
Yang mana anak Tuan? Nyang töh aneuk dro neuh? Nyang töh aneuek dróe neueh? Nyang Ntöh aneuk dró neuh?
: Nyeung toh aneuk dReitah? Nyeung teh aneuk dRai tah?
: Nyeong teoh aneuk dRai tah?
Ke mana kau tidur semalam? Pat ka eh kah barö? Pat ka 'eh kah baróe? Pat ka èh kah barö? Pat ka 'eh kah boRe? Pat ka eh kah baRai? Patka'ehkahbaRcà?
Mengapa adiknya tidak suka makan nasi? Pakön adó jih hana galak pajoh bu ? Pakön adöe jih hana galak pajoh bu? Pakön adöjih hana galak pajoh bu? Pakeon add jih hana galak pajoh bu ? Paken adai jih hane galak pajoh bu? Pakeon adó jih hane galak pajoh bu ?
85
16. IND A B C D E F
17. IND A B C D E F
18. IND A B C D E F
Gedung itu atapnya putih. Geudongjeh bubongjeh put'eh. Geudong jéh bubongjeh putèh. Geudongjeh bubongjeh putèh. Geudongjeh bubong deh put'eh. Geudongjeh bubong dih puteh. Geudongjeh bubong dih putéh.
Si Aminah Si Aminah Si Aminah Si Aminah Si Aminah Si Aminah Si Aminah
ada di dapur. na di dapu. na di dapu. na bak dapu. na bak dapu. ne bak dapu. ne bak dapu.
Sekolah libur pada hari Minggu. Sikulai prd uro a leuhat. Sikulai prd uröe aleuhat. Sikulai prèi uro a leuhat. Sikulai prd urd lahat. Sikulai prd urai lahat. Sikulai prèi urai lahat.
19. IND : Dia datang dari Langsa. A : Jih diteuka dari Langsa. B : Jih diteuka dari Langsa. C : Jih diteuka dari Langsa. D : Jih teuka dari Langsa. E : Jih teuka dari Langsa. F : Jih teuka dari Langsa.
20. IND : Paman memberikan uang kepada Kakak. A : Ayah cut geujok péng keu da. B : Ayah cut geujok péng keu cut po. C : Ayah cut geujok péng keu po. D : Ayah cut geujok péng keu akak. E : Ayah cut geujok peng keu akak. F : Ayah cut geujok péng keu akak.
86
21. IND : Tidak maukah engkau kelapa muda? A : Han 'ek dikah böh u muda? B : Han ék dikah böh u muda? C : Han ék dikah böh u muda? D : Han ék dikah böh u mude? E : Han ék dikah böh u mude? F : Han ék dikah böh u mude?
22. IND A B C D E
23. IND A B C D E F
24. IND A B C D E F
Ibu mau pulang ke kampung. Mak geumeu wë u gampong. Mak geumeu wo u gampong. Mak geumeu wö u gampong. Mak geumeung wö hö gampong. Mak geumeung wö hö gampong. Mak geumeung wö hö gampong.
Bibi sudah pergi M acu t ka geujak Macut ka geujak Macut ka geujak Macut ke geujak Macut ke geujak Macut ke geujak
ke pasar. u peukan. u peukan. u peukan. u peukan. u peukan. u peukan.
Bila kau kembalikan Pajan kapulang buku Pajan kapulang buku Pajan kapulang buku Pajan kapulang buku Pajan kapulang buku Pajan kapulang buku
buku mereka? awaknyan? awaknyan? awaknyan? awaknye? awaknyai? awaknyo?
25. IND : Mau Tuan mempelajari bahasa Indonesia? A : Neutém meurunö basa Indonesia? B : Neutém meurunöe basa Indonesia? C : Nautém meuruno basa Indonesia? D : Tatém drei tah tameurunei basa Indonesia? E : Tatem draitah tameuRunai base Indonesia? F : Tatém draitah tameuRunai base Indonesia?
87
JAWABAN PERTANYAAN
B. Bahasa Gayo
1. Huruf yang dipakai jika menuliskan bahasa Gayo : a. Pada masa penjajahan digunakan huruf Arab atau yang lebih dikenal
oleh masyarakat Gayo tempo doeloe sebagai huruf Jawoi.
b. Sejak kemerdekaan digunakan tulisan Latin. Namun oleh orang-orang tua di pedesaan lebih disenangi memakai huruf Jawoi.
2. Bahasa Gayo belum memiliki sistem ejaan yang baru. 3. Mayoritas besar orang Gayo tinggal di desa. atau dibesarkan di desa.
Mereka masih sering memakai bahasa Gayo dalam berkomunikasi, wa-laupun mereka tinggal di kota. Demikian juga, mereka berbahasa daerah jika berbicara dengan para pejabat pemerintah sehingga mereka merasa hububngan dengan pejabat lebih dekat.
4. Bahasa Gayo masih digunakan secara aktif dalam berkomunikasi. 5. Bahasa daerah lain yang juga dipakai dalam berkomunikasi ialah bahasa
Aceh, itupun dipergunakan oleh para penutur suku Aceh. 6. Bahasa Gayo masih dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lem-
baga pendidikan formal tingkat dasar, dari kelas 1 hingga 3, terutama di desa-desa, sedangan para dayah-dayah (pesantren) hingga kelas-kelas tertinggi.
7. Volume pemakaian bahasa Indonesia dalam pergaulan antarmasyarakat : a. dalam kontak formal antara pejabat dengan anggota masyarakat
kota 80% menggunakan bahasa Indonesia; b. kontak dengan masyarakat desa 50%. Termasuk di dalam komuni-
kasi: pidato, ceramah, dan khotbah. 8. Lihat rekaman data mengenai ko sa kata! 9. Lihat rekaman data mengenai kosa kata!
10. Persentase kemudahan memahami percakapan antara para penutur dialek-dialek hampir mencapai 95%. Menurut pembahan (informan), akibat kemajuan dunia kependidikan, banyak kata-kata bahasa Indone-sia yang diserap oleh bahasa Gayo. Kata-kata dari suatu dialek tidak menyukarkan penutur dialek lainnya.
88
I. DAFTAR KOSA KATA DIALEK-DIALE K BAHASA GAYO
Kelompok A Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
1
abang air adik akar aku alu anak apa api asal atas ayah ayam baju banyak baru batu bawa bawah bayar benar berapa beri besar besi betina betul bibir bicara bini
Dialek
Laut
2
abang weh/wes engi ujet aku tutu anak sana rara awal/mulo atas ama korek baju dele ayu atu maji/mah tojoh ber betol/roh saidah osah kol besi banan betol beber cerak banan
Lues
3
abang aen ngi ujet aku tutu anak hana rara asal atas ama korek baju dele ayu atu mah tujuh ber benar side osah kol besi benen betol beber cerak inen
Serbejadi
4
abang waih ngi ujet aku tutu anak sana rara asal atas ama korek baju dele ayu atu maji tujuh beri betol sidah osah kol besi benen betol beber cerak benen
1 2 3 4
bodoh bulan buluh bumi cangkul cari celana dada dagu dahulu (di) dalam dapur dara datang dekat delapan dengan dengar dia dinding dua duda duga duka dunia duri ekor emas empat enak enam gerak gembira gigi guli
ogoh ulen ines bumi jelbang kenal/perah seruel dede dagu tengaha/'pudaha i wan/i was dapor d ere/beru geh rap waloh orom penge we/we rereng rowa balu sangka macek denie ruwi uki emas opat sdep onom gerak galak ipon keneker
pekak ulen oloh bumi catok kenal sue dede dagu tengahna iwas dapor beru geh dekat waloh orom penge we rereng rowa balu agak sedeh denie ruwi uki mas opat sdep onom gerak gure ipon kelereng
pekak bulen uluh bumi cangkul perah seruel dede dagu ojaa iwas depur seberu geh dekat waloh orom penge we rereng roa jende agak sedeh denie rui uki mas opat sedep onom gerak senang ipon guä
90
1
gunting gunung hapus hari harimau hidung hidup hilang
i
]
i
J J J J
'! .
ini stri tik tu ala ambang anda anggut
antan ari ari kaki
jari tangan kakak kaki kalah kampung kamu kapur karena karunia kau kebun kepada kepala kereta kerja kertas
2
gonteng bor apos lo kule eyong murep osop ini banan etek oya/so jele siger balu jangot
rawan jejari jejari ni kedeng jejari ni pumu aka kedeng royo kampong ko kapor sebeb kornia ko/ko empos ku ulu gerbak buet kertas
3
gonteng bor apos lo kule eyong murep osop ini inen itik oya jele jambang balu jangot
rawan jejari jejari kedeng jêjari pumu aka kedeng kalah kampong ko kapor kene kornia ko empos ku ulu gereta buet kertas
4
gonteng bor asopan lo kule ijong murip osop ini benen itik so jele siger jende j anut
rawan jari jari kiding jari pumu aka keding kalah kampong ko kapur kerne karunia ko empos ken ulu gereta buet kertas
91
1
kuda kuku kumis laki langit lebih lembu lihat lima lompat luar lutut makan malas mata mati menti man minum muda mulut nama nasi negeri nyamuk nyiur orang padi pagar paha pahat pandai pendek perak perempuan pertama
2
ku de kokot gomis rawan langet lebeh lemu engon/erah Ume tamor daret uku mangan merke mata mate temon minom mude awan gerai kero nenggeri lemes keramel jema rom pegerjjang awan pat pane konot pirak bonan pertama
3
kude kokot gomis rawan langet lebeh lemu engon Ume lumpet deret uku man merke mata mate cemon minom mude awah gerai kero nenggeri lemes keramel jema rom peger awan pat pane konot perak benen mule
4
kude kukut gomis rawan langit lebeh lemu engon Ume lumpet deret uku man merke mata mate cemon minom mude awah gerai kero nenggeri lemes keremel jema rom peger awan pot pane konot perak benen pertama
92
1
perut pinggang pintu pipi pisang pria putih rajin rambut rendah rumah rumput rusak sabit sana sarung satu saudara sawah sedang sedikit selatan sembilan sepuluh sini sisir suka sungai susu takut tali tambah tamu tangan tangga
2
tuke awak pintu pipi awal rawan poteh lesek wok renah umah kerpe remok/karam sedep so sarong sara sudere ume sedang/tengah tekek selatan siwah sepoloh kini re mera weh kol kuwah/aben tereh tali tamah jamu pumu/kumu kite
3
tuke awak pintu pipi awal rawan poteh lesek ok renah umah kerpe karam sedep so sarong sara sudere ume sedang tek selatan siwah sepoloh kini re mera aeh kol kuwah tereh tali tamah jamu pumu kite
4
tuke awak pintu pipi awal rawan poteh Usik ok rendah umah kerpt. karam sedep kuso sarong sara sudere ume sedang tikik selatan siwah sepuloh kini ri mera waih susu takut tali tambah jamu pumu nite
93
1
tanpa tanya tarik tebal tebu telinga tempat terima tetapi tiga tikar timbang tinggi tubuh tujuh uang ubi udara untuk utara waktu wanita warna
2
gere kune tegu/eyah tebel tu. kemereng ton terime tape tulu alas timang atas tuboh/beden pitu sen kepile/gadong udara ken utara waktu banan warna
3
geh kune eyat tebel tu kemereng ton terime tape tulu alas timang atas beden pitu sen gadong kuju ken uatara waktu benen warna
4
gere kune eyat tebel tu kemiring tempat terime tape tulu alas timang atas beden pitu duit ubi angin ken utara waktu benen warna
Kelompok B Kata-kata Serapan dari bahasa Arab
Bahasa Indonesia
1
adil ahli akal akhir
Dialek
Laut
2
Odel ahli akal aher/pamaren
Lues
3
adel ahli akal aker
Serbejadi 4
adel ahli akal puren
94
1
akibat alat alim amal aman asal asyik awal badan batin berkat dakwa faedah faham fakir fasih fatwa fitnah hadir hafal hak hakikat hakim hal hamil haram hasil hawa hayat hemat heran hikmah ikhlas ikhtiar ikrar ilmu
2
akibat alat malem amal aman asal songoh awal beden baten berkat dewe paedah mepon paker paseh patwa petenah geh apal hak hakikat akem hal deras/misi haram asel hewa morep emat jimat eran hikmah iklas ketier ijep ilmu
3
akibat alat malem amal aman asal songoh awal beden baten berkat dakwa paedah paham paker paseh patwa petenah geh apal hak hakikat akem hal kenyanyan haram hasel hawa morep jimat eran hikmah iklas ketier janyi ilmu
4
akibat alat malem amal aman asal songoh pemulo) beden batin berkat dewe paedepaham pakir paseh patwa petenah geh apal hak hakikat hakim hal memah haram hasil hawa hayal emat heran hikmah iklas ketier ceraan ilmu
95
1
insaf izin jihad jumlah kabar kafn kalbu karib khayal lezat maaf maklum maksud maut mufakat mustahil nasihat nikmat perlu pikir rakyat resmi riwayat roh rukun saat sabar sah sahabat sedekah sehat sifat silap syair syarat
2
insep ejen jihet jumlah keber kaper ate karep kayai sdep maap maklum makesut mot mupakat mustahel nasehat nikmat perlu/turah kekire rakyat resmi riweyet roh dame saat seber sah sehet sedekah sehat sipet silep saer sarat
3
insep ejen jihet jumlah keber kaper ate karep kayai sdep maap maklum makesut maut mupakat mustahel nasehat nikmat turah kekire rakyat resmi riweyet roh dame saat seber sah pong sedekah sehat sipet silep sair sarat
4
insep ijin jihet jumlah keber kapir ati karip kayai sedep maap maklum maksut mate mupakat mustahel nasehat nikmat perlu pikir rakyat resmi riweyet roh rukun saat seber sah sebet sedekah sehat sipet silep sair sarat
96
1
taat tabiat tafsir takbir takdir takut tekad tertib tobat ulama umat umum umur usul uzur wajib wakil waktu wasiat yakin yatim zakat zat
2
taat tabiet/tingkah tapser tekeber tekeder tereh tekat tertep tobat ulama umet omom omor osol ojor wajep wakil waktu wasiet pecaya yetem jakat jat
3
taat tingkah tepser takber takder tereh tekat tertep tobat ulama umet omom omor osol ojor wajep wakil waktu wasiet pecaya yetem jakat jat
4
taat tabiat tepsir takbir takder takut atekat tertip tobat ulama umet orom umur osol ujur wajip wakil waktu manat yakin yatim zakat zat
Kelompok C Kata-kata Serapan dari Bahasa Belanda
Bahasa Indonesia
arloji bangku blangko buku dinas disentri
Dialek
Laut
jem bangku belangko buku dines sakit tuke
Lues
jem bangku belangko kitep dines sakit tuke
Serbejadi
jem bangku belangk -buku dines sakit tuke J
97
1
faktor feodal kamar kelas kenek kopi lampu lapor listrik martil mobil obeng pas perangko persen reken rokok supir teh
2
paktor — belek/dalem kelas kenek kupi lampu lapur lestrik tokol motor obeng pas perengko persen kire rokok seper te
3
paktor — belek kelas kenek kupi lampu berunger lestrik tokol motor obeng pas perengko persen kire rokok seper teh
4
paktor — belek kelas kenek kupi lampu berunger lestrik tukul motor obeng pas perengko persen kire rokok supir teh
Kelompok D Kata-kata Serapan dari Bahasa Asing Lainnya
Bahasa Indonesia
beranda blus cawan gaun jam jasa jendela kawin kelenteng kemeja kenduri
Laut
serami baju cewan baju jem jasa tingkap/jenela kerje -kemeje kenduri
Lues
serami baju cewan baju jem jase tingkep kerje -kemeje kenduri
Serbejadi
serami baju mangkok baju jem jese tingkep kerje -kemeje kenduri
98
1
konflik kongsi kuwe lonceng modal perahu pesta pinggan roti saudagar sekolah tahu tauco toge
2
_
kungsi penan tenteng modal perau/pereu peste pingen ruti sedeger sekulah tahu toco toge
3
kungsi penen lonceng modal perau peste pingen ruti sudeger sekolah tahu toco toge
4
kungsi penen lonceng pokok prau peste pingen ruti sedeger sekulah tahu toco toge
II . SINTAKSIS
Kelompok E Frase
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
kedai nasi warong warong warong
tikar itu alas oja alas a alas oja
nasi goreng kero goreng kero goreng kero goreng
berjalan kaki remalan remalan remalan
2.
4.
6.
8.
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
IND: A: B: C
IND: A: B: C:
sungai dangkal weh kol engel aeh engel waih engel
hari kedua lo kerowa lo kerowa lokeroa
gadis di luar beberu i daret seberu i daret beberu i daret
berdiri lurus sesok sesok sesok
99
9.
11.
13.
15.
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
Kelompok
1. IND: A: B: C:
pulang besok ulak lang ulak lang ulak lang
satu keranjang sara keranyang sara keranyang sara keranyeng
sekali pukul ager dre/guwes segerguwes seger guwes
dari sawah ari ume ari ume ari ume
F Kalimat
Isilah! Esen! Esen! Esen!
10.
12.
14.
5.
IND : Dia makan nasi A: We mangan kero B : We mangan kero C : We man kero
IND: Di mana buku kami? A: Isihen buku ni kami? B : Isi bukung kami? C : Isihen buku ni kami?
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
IND: A: B: C:
kecil pendek kucak konot kucak konot kucak konot
sehari tiga serlo tulu serlo tulu serlo tulu
ke sungai ku weh kol kaeh ku waih
2. IND A B C
4. IND A B C
6. IND A B C
Gilinglah! Gelengen! Gelengen! N gelengen!
Jangan hhat ke sana Enti ngon kone/ku wone Enti ngon ku wone Enti engon ku sone
Yang mana anak Tuan? Sihen anak ni tuwen? Sesi anakmu? Sihen anak ni tuwen?
Keterangan: IND — bahasa Indonesia
A - dialek Laut (GLA) B - dialek Lues (GLU) C - dialek Serbejadi (GU)
100
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
Ke mana kau tidur kemarin? Kusihen ko nome mane? Kusi ko nome mane? Kusi ko numi mane?
Mengapa adiknya tidak suka makan nasi? Mukune kati ngie gere mere mangan kero? Hana kati ngiye geh mera man kero? Mukene kati ngie gere mere mangan kero?
Gedung itu atapnya putih. Umah so supue poteh. Umah a supue poteh-Umah so supue poteh.
Si Aminah ada di dapur. Aminah ara i dapor. Aminah ara i dapor. Aminah ara i dapor.
Sekolah libur pada hari Minggu. Sekolah pere lo Minggu. Sekulah pere lo Minggu. Sekulah pere lo Minggu.
Dia datang dari Langsa. We geh ari Langsa. We geh ari Langsa. We geh ari Langsa. Ibu mau pulang ke kampung. Ine male ulak ku kampong. Ine male ulak ku kampung. Ine male ulak ku kampong.
Bibi sudah pergi ke pasar. Ibinge beloh ku kede. Ibinge beloh ku kede. Ibinge beloh ku kede.
Mau Tuan mempelajari bahasa Indonesia? Meraka Tuwen mumplejeri basa Indonesia? Meraka ko mpelejeri basa Indonesia? Meraka Tuwen mumplejeri basa Indonesia?
101
JAWABAN PERTANYAAN
C. Bahasa Alas
1. Huruf yang lazim dipergunakan untuk menuliskan bahasa Alas. a. Pada masa penjajahan dengan tulisan Arab Melayu atau huruf Jawi. b. Sejak kemerdekaan berangsur berubah dengan menggunakan tu-
lisan Latin. Pada saat ini penggunaan tulisan Arab Melayu atau huruf Jawi sudah sangat langka.
2. Bahasa Alas belum mempunyai sistem ejaan yang permanen/baku.
3. Bahasa Alas masih sering dipakai dalam berkomunikasi antara para pe-jabat (yang berbahasa ibu bahasa Alas) dengan masyarakat. Dengan mempergunakan bahasa daerah, hubungan pejabat dengan masyarakat terasa lebih dekat. Terutama, bila pejabat berdialog dengan anggota masyarakat yang tinggal di daerah pelosok pedalaman.
4. Bahasa Alas masih digunakan secara aktif dalam berkomunikasi antar-masyarakat.
5. Bahasa daerah lain yang juga digunakan dalam berkomunikasi antar-masyarakat ialah bahasa Gayo (Lues), Karo, Batak, dan Singkel. Salah satu bahasa ini digunakan bila antarsuku yang berkomunikasi itu tidak menguasai bahasa Indonesia atau yang berkomunikasi itu berasal dari bahasa ibu yang sama.
6. Bahasa Alas juga digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah tingkat dasar kelas 1—3 di daerah pelosok pedalaman karena bahasa ibu si anak didik adalah bahasa daerah.
7. Ada tiga kategori volume pemakaian bahasa Indonesia dalam pergaulan antarmasyarakat.
a. Dalam kontak formal antara pejabat dengan masyarakat 80% meng-gunakan bahasa Indonesia. Termasuk di dalamnya pidato, ceramah, dan khotbah.
b. Dalam pergaulan antarsuku (dari kalangan yang berlainan bahasa ibu), 80—90% menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan sisanya menggu-nakan salah satu bahasa daerah.
c. Dalam pergaulan sesama masyarakat dari kalangan berbahasa ibu yang sama hanya sekitar 15-20% yang menggunakan bahasa Indonesia.
8. Lihat rekaman data mengenai kosa kata!
102
9. Lihat rekaman data mengenai kosa kata!
10. Persentase kemudahan memahami percakapan antara para penutur di-alek-dialek, hanya dapat diketahui setelah menganalisis rekaman data mengenai kosa kata.
103
I. DAFTAR KOSA KATA: DIALEK-DIALE K BAHASA ALAS
Kelompok A Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
1
abang air adik akar aku alu anak apa api asal atas ayah ayam baju banyak baru batu bawa bawah bawang bayar benar berapa beri besar besi betina betul bibir bicara
Dialek
Hulu 2
abang lawe enggek/kek uRat aku lalu anak/meRah kade apui asal datas uwan manuk baju mbuwe mbaRu batu mbah teRuh piye gayaR/galaR tahu sekaR/pige beRe mbegah besi beRu tuhu bibeR cakap
Tengah
3
abang lawe enggi uRat aku lalu anak kae
'api asal datas uan manuk baju mbue mbaRu batu babe teRuh pie bayaR tahu sekae Re mbelin besi beRu penteR/tuhu bibeR ceRok
Hili r 4
abung lawe enggi uRat aku lalu anak kae api asal datas uwok/apuk manuk baju mbue mbaRu batu babe teRuh pie bayaR tahu sekae Re mbelin besi beRu tuhu bibeR ceRok
104
I
bini bodoh bulan buluh bumi cangkul cari celana dada dagu dahulu (di) dalam dapur dara datang dekat delapan dengan dengar dia dinding dua duda duga duka dunia duri ekor emas empat enak enam gembira gerak gigi
2
debeRu padel/deldel bulan buluh tanoh gayamen daRam/idahken -dade isang ndube (ni) bagas dapuR bujang Roh udenoh waluh Rut dengkohi iye dingding due pakeR mange/sok poRsah dunie duRi lawi mas empat ntoboh enem meRahe geRok ipen
3
beRu bodoh/pekak bulan buluh bumi cangkul gaRam seluaR tenten isang kale/ndube (ni) bagas dapuR bujang Roh ndehoR waluh Rut ge ie dinding due pakeR sok wasate/sedih dunie duRi lawi mas empat ntaboh enem senang ate geRok ipen
4
beRu pekak bulan buluh bumi cangkul gaRam suRal tenten isang kale (ni) bagas dapuR bujang Roh ndohoR waluh Ras ge ie dinding due pakeR sok sedih dunie duRi lawi mas empat ntaboh enem senang ate geRok ipen
105
1
guli gunting gunung guru hapus hari harimau hidung hidup hilang hujan ini istri iti k itu jala jalan jambang janda janggut jantan jari jari kaki jari tangan kakak kalah kampung kamu kapur karena kau kebun kepada kepala kereta kerja
2
peluR gunting Rimbe guRu lap waRi Rahimau igung nggeluh benejhilep udan ende debeRu itik enou/edi jale dalan sagup balu janggut mboguh jejaRi jaRi kiding jaRi tangan kake talu kute kandu/kandin kapuR keRane kandu nembak tebe takal leReng bahanen
3
peluR gunting deleng guRu/tengku apus/lap waRi Rimou igung nggeluh bene udan ende beRu itik edi jale dalan sagup balu janggut mboRguh jaRi/jejaRi jaRi kiding jaRi tangan kake talu kute kau kapuR keRane kau empus tebe takal geReta bahanen
4
peluR gunting deleng guRu apus waRi Rimo igung nggeluh bene udan ende beRu itik edi jale dalan sagup balu janggut mboRguh jaRi jaRi kiding jaRi tangan kake talu kute kau kapuR keRne kau empus tebe takal geRete dahin
106
1
kertas kuda kuku kumis kurnia laki langit lebih lembu lihat lima lompat luar lutut makan malas mata mati mentimun minum muda mulut nama nasi negeri nyamuk nyiur obor omong ongkos orang padi pagar paha pahat
2
koRtas kude seliwen gumis pemeRe delaki langit limpaR lembu idah lime moRjang daRat tiwen man moRke mate madingken cimun minum mude babah gelaR nakan negeRi lemis niweR suluh kate tambang jelme page pagaR pake pahat
3
koRtas kude seliwen gumis keRunie laki langit lebih lembu atou lime lompat luar tiwen mangan kisat mate mate cimun minum mude babah gelaR nakan nenggeRi namuk niweR oboR ceRok tambang jeme page pagaR pahe pahat
4
keRtas kude seliwen gumis keRnie laki langit lebih lembu atou lime lompat luaR tiwen mangan kisat mate mate cimun minum mude bodoh gelaR nakan nenggeRi agas niweR oncoR cakap ongkos jeme page pagaR pahe pahat
107
1
pandai panjang pendek perak perempuan pertama perut pinggang pintu Pipi pisang pria putih rajin rambut rendah rumah rumput rusak sabit sana sarung satu saudara sawah sedang sedikit selatan sembilan sepuluh sini sisir situ suka susu tangan
2
uRok nggedang pendek piRok nakbeRu tame mule tuke awak pintu kuRum galuh nak laki mbulan ceRimbit buk teteRuh Rumah dukut menase/Runtuk sadap hadeh sembung sade senine bawan ketike/mase citek kenjahe siwah sepuluh hande siseR hadi sikel/nangat susu tangan
3
uRok nggedang pendok piRok debeRu memule tuke awak pintu kuRum galuh delaki menteR Usik buk teteRuh Rumah dukut Rengep sadap hadih sembung sade senine jume sedang sitok kenjahe siwah sepuluh hande siseR hadi Rete/pot susu tangan
4
uRok nggedang pendok piRok debeRu mule mule tuke awak pintu kuRum galuh delaki menteR ncoRdik buk teteRuh Rumah dukut Rengep sadap hadih sembung sade senine jume sedang citok kenjahe siwah sepuluh hande siseR hadi pot susu tangan
108
1
takut tali tambah tamu tangga tanya tebu telinga tapi tarik tempat tiga tikar timbang tubuh tujuh uang ubi udara untuk utara waktu wanita warna
2
maRadan nali tambah jamu tangge sungkun tebu cuping tapi tegu/sintak bekas telu amak dos/Rate daging pitu duit/ketep gadung angin tebe kenjulu ketike debeRu Rupe
3
mbiaR nali tambah jamu tangge sungkun tebu cuping tapi taRik kas telu amak timbang tubuh pitu sen gadung angin tebe kenjulu waktu/ketike debeRu Rupe/Ragi
4
mbiaR tali tambah jamu tangge sungkun tebu cuping tapi taRik kas telu amak ndatas tubuh pitu ketep gadung angin tebe kenjulu waktu debeRu Ragi
Kelompok B Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab
Bahasa Indonesia
1
adil ahli akal akhir
Dialek Hulu
2
adil maheR akal aheR
Tengah
3
adil maheR akal aheR
Hili r 4
adil maheR akal aheR
109
1
akibat alat ahm amal aman asal asyik awal badan batin dakwa faedah faham fakir fasih fatwa fitnah hadir hafal hak hakikat hakim hal hamil haram hasil hawa hayat hemat heran hikmah ikhlas ikhtiar ikrar ilmu insaf
2
akibat pekakas malim amal aman/Rede asal galip bene daging boRkat daawe paedah paham pape paseh pengajar penjalu haleR hapal hak hakikat hakim hal mebaban haRam u Uh hawe hayat himat bengap/jengang hakemat suke usahe ekRaR elmu insap
3
akibat alat malim amal aman asal galip bene daging boRkat deawe paedah paham pape paseh suRah petenah haleR hapal hak hakikat hakim hal metangngungen haRam hasil hawe hayat/geluh himat heRan hakemat ihlas ihtiaR ekRaR emu insap
4
akibat pekakas malim amal aman asal galip bene daging boRkat deawe paedah paham pape paseh suRah petenah haleR hapal hak hakekat akim hal metanggungen haRam hasil hawe geluh himat heRan hakmat ihlas istiaR ekRaR emu insap
izin jihad jumlah kabar kadar kafir kalbu karib khayal lezat maaf maklum maksud maut mufakat mustahil nasihat nikmat perlu pikir rakyat resmi roh rukun riwayat saat sabar sah sahabat sedekah sehat sifat sila p syair syarat taat
2
ijin jihad jumlah beRita kadaR kapeR ate kaRip/leket angen-angen ntaboh maap maklum sikel maut mepakat mestahil nasehat nikmat poRlu pikeR Rakyat Resmi Ruh Rukun Riwayat saat sabaR sah sehabat sedekah sihat sipat silap saeR saRat taat
3
ijin jihad jenelah kabaR kadaR kapeR ate kaRip angan-angen ntaboh maap maklum makesut maut mepakat mestahil nasehat nekmat poRlu pikeR Rakyat Resmi Ruh Rukun Rewayat saat sabaR sah sehabat sedekah sehat sipat silap saeR saRat taat
4
ijin jihad jemelah kabaR kadaR kapeR ate kaRip angan-angen ntaboh maaf maklum makesut maut mesapat mestahil nasehat nekmat peRlu pikeR Rakyat Resmi Ruh Rukun Rewayat saat sabaR sah sahabat sedekah sehat sipat lupe saeR saRat taat
111
1
tabiat tafsir takbir takdir takut tekad tertib tobat ulama umat umum umur usul uzur wajib wakil waktu wasiat yakin yatim zakat zat
2
tabiat takceR tekebeR tekedeR mbiaR tekat toRtip tobat ulame umat umum umuR usul ujuR wajib wakil waktu wasiat akin atim jakat jat
3
tabiat tapseR tekebeR tekedeR mbiaR tekat toRtip tobat ulame umat umum umuR usul ojoR wajib wakil waktu wasiat yakin yatim jakat jat
4
tabiat tapseR tekebeR tekedeR mbiaR tekat toRtib tobat ulame umat sinteRem usie usul ujoR wajib wakil waktu wasiat yakin yatim jakat jat
Kelompok C. Kata-kata Serapan dari Bahasa Belanda
Bahasa Indonesia
1
arioji bangku blangko buku dinas
Dialek
Hulu
2
loji cedodon
buku dinis
Tengah
3
loji bangku
buku dinis
Hili r
4
loji bangku
buku dines
112
1
disentri faktor feodal kamar kelas kenek kopi lampu lapor listrik martil mobil obeng pas
perangko persen reken rokok supir teh
2
cahaR
Ruang kelas kenet kopi peltte lapuR lesteRik meRtel motoR obeng pas
peRangko peRsen Reken Rokok sepeR teh
3
mulesen
kamaR/Ruang
kelas kenet kopi petite lapuR lesteRik moRtel motoR obeng pas
peRangko poRsen Reken Rokok/isap sepeR teh
4
mulesen
kamaR kelas kenet kopi petite lapuR seteRik tetukul motoR obeng pas
peRangko poRsen Reken Rokok sepeR teh
Kelompok D Kata-kata Serapan dari Bahasa Asing Lainnya
Bahasa Indonesia
1
beranda blus cawan gaun jam jasa
Dialek
Hulu
2
Rambih baju cawan baju jam jase
Tengah
3
rambih baju cawan baju jam jase
Hili r
4
Rambih baju cawan baju jam jase
113
1
jendela
kawin kelenteng kemeja kenduri konflik kongsi kue lonceng modal perahu pesta pinggang roti saudagar sekolah tahu tauco toge
2
tingkap
kawin
kemeja kenduRi selang kongsi koweh lonceng modal bungkui pebahanken pinggan Roti sedagaR sekulah tahu tocow toge
3
tingkap/ jendele
kawin
kemeja kenduRi Rumbang kongsi koweh tengteng modal bungki pebahanken pinggan Roti sudagaR sekolah tahu tocow toge
4
jendele
kawin
kemeja kenduRi Rumbang kongsi kuweh tenteng pokok sampan pebahanken pinggan Roti sodagaR sekolah tahu tocow toge
114
f.!
.el
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5INTAKSIS
ompok
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
E Frase
kedai nasi pajak kede nakan kede nasi
sungai dangkal lawe mbabo lawe mbabo lawe mbabo
tikar itu amak edi amak edi amak edi
nasi goreng nakan sahuk nakan sahuk nakan sahuk
gadis di luar bujang ni luaR bujang ni luaR bujang ni luaR
berjalan kaki medalan kiding medalan kiding medalan kiding
berdiri lurus cindeR pinteR cindeR pinteR cindeR pinteR
duduk di bawah tandok ni teRuh tandok ni teRuh tandok ni teRuh
9.
10.
U.
12.
13.
14.
15.
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
pulang besok mbalik pagi mbalek pagi mbalik pagi
tuangkan semua tuangken keRine tuangken keRine tuangken keRine
kecil pendek pendok cecut pendok cecut pendok cecut
satu keranjang seRage sekeRanjang sekeRanjang
tiga sehari teki sewaRi teh sewaRi teh. sewaRi
sekali pukul sekali pokpok sekali pokpok sekali pokpok
ke sungai be lawe be lawe be lawe
115
Kelompok F Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
Keterangan
IND A B C
Isilah! isitoRf isime! isime!
Gilinglah! giling toR! gilingme! tijikme!
Dia makan nasi. iye mangan. iye mangan nakan. iye mangan nakan.
Jangan lihat ke sana. ulang ato bedih. ulang ato bedih. ulang ato bedih.
Di mana buku kami? nidape buku kami? nidape buku kami? nidape buku kami?
Yang mana anak Tuan? apahen anakndu? apahen anak ndu? siapahen anak ndu?
Ke mana kau tidur kemarin? ndape kau medem bone? ndape kau medem bone? ndape kau medem bone?
- bahasa Indonesia - dialek Hulu
: - dialek Tengah - dialek Hili r
116
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
IND A B C .
IND A B C
IND A B C
IND A B : C :
IND A B C
IND A B C
IND A B C
IND A B C
Catatan:
Mengapa adiknya tidak suka makan nasi? kae kase enggine mapot man? kae kane anggine mapot mangan nakan? kae kane enggine mapot mangan nakan?
Gedung itu atapnya putih. Rumah di sahungne mentaR. gedung edi sahungne mentaR. gedung edi sahungne mentaR.
Si Aminah ada di dapur. si Aminah sedang ni dapuR. si Aminah ni dapuR. si Aminah nidapuR.
Sekolah libur pada hari Minggu. sekolah peRe ni waRi ehad. sekolah peRe ni waRi minggu (ahad), sekolah peRe ni waRi ehad.
Dia datang dari Langsa. iye Roh Langsa aRi. iye Roh Langsa aRi. ie Roh Langsa aRi.
Ibu mau pulang ke kampung. ame sikel mbalik be ku te. ame sikel mbalik be ku te. ame sikel mbalik be ku te.
Bibi sudah pergi ke p :sar. Bibi enggow be pekan. Bibi enggow laus be pekan. Bibi enggow laus be pekan.
Bila kau kembalikan buku mereka? ndigan kau balihken buku kalake? ndigan kau utihken buku kalake? Pigan kau utihken buku kalake?
Kalimat yang dipakai sebagai contoh dalam analisis tidak dicantumkan di atas.
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENELITIAN PEMETAAN BAHASA ACEH, GAYO, DAN ALAS
Keterangan:
Pertanyaan-pertanyaan berikut diajukan secara terpisah kepada para informan ketiga bahasa: Aceh, Gayo, dan Alas. Tanda titik-titi k supaya digan-tikan dengan masing-masing bahasa itu.
Pertanyaan: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, kemudian tulislah pada kolom
yang tersedia (atau jelaskan kepada penanya). 1. Tulisan (huruf) apakah yang lazim digunakan untuk menuliskan bahasa...? 2. Apakah bahasa... sudah mempunyai ejaan yang permanen?
3. Apakah bahasa ... sering digunakan dalam berkomunikasi antara pejabat dengan anggota masyarakat? Jika ya, mengapa demikian?
4. Apakah hahasa... masih digunakan secara aktif dalam berkomunikasi antarmasyarakat?
5. Bahasa (daerah) lain apakah yang juga digunakan dalam berkomunikasi antarmasyarakat?
6. Apakah bahasa... juga digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah? Di sekolah/tingkat apa? Apa sebabnya?
7. Bagaimana volume pemakaian bahasa Indonesia dalam pergaulan masya-rakat?
8. Sebutkan beberaoa kata di dalam bahasa... yang serupa atau hampir serupa, tetapi berbeda ucapan dan mengandung makna yang sama. (Kata kata yang Saudara berikan supaya disesuaikan dengan daftar kosa kata terlampir).
117
118
10. Bagaimana persentase kemudahan memahami percakapan dengan para penutur dialek-dialek lainnya?
Contoh jawaban:
Dialek A Dialek B Dialek C Dialek...
Informan %... %.... Informan %... %....
Cara menjawab:
a) paham di atas 50% b) paham di bawah 50%
119
I. Daftar kosa kata
Jawablah/tulislah makna kata-kata berikut di dalam bahasa/dialek....
Contoh :
Bahasa Indonesia
abang adik air akar aku dst.
Bahasa Daerah... Dialek Dialek
Daftar kata-kata yang ditanyakan:
Kelompok A Bahasa Indonesia
abang adik air akar aku alu anak apa api asal atas ayah ayam baju banyak baru batu bawa bawah
bayar benar berapa beri besar besi betina betul bibir bicara bini bodoh bulan buluh bumi cangkul cari celana dada
dagu dahulu (di) dalam dapur dara datang dekat delapan dengar. dengar dia dinding dua duda duga duka dunia duti ekor
emas empat enak enam gembira gerak gigi guli gunting gunung guru hapus hari harimau hidung hidup hilang hujan ini
^ m ^
120
istri itik itu jala jalan jambang janda janggut jantan jari jari kaki jari tangan kakak kaki kalah kami kampung kamu kapur karena karunia kau kayu kebun kepada kepala kereta kerja kertas kuda kuku
kumis laki langit lebih lembu lihat lima lompat luar lutut makan malas mata mati mentimun minum muda mulut nama nasi negeri nyamuk nyiur orang padi pagar paha pahat pandai panjang pendek
perak perempuan pertama perut pinggang pintu Pipi pisang pria putih rajin rambut rendah rumah rumput rusak sabit sana sarung satu saudara sawah sedang sedikit selatan sembilan sepuluh sini sisir situ suka
sungai susu takut tali tambah tamu tangan tangga tanpa tanya tarik tebal tebu telinga tempat terima tetapi tiga tikar timbang tinggi tubuh tujuh uang ubi udara untuk utara waktu wanita warna
Kelompok B Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab
adil akibat amari badan ahli alat asal batin akal alim asyik berkat akhir amal awal dakwa
121
faedah faham fakir fasih fatwa fitnah hadir hafal hak hakikat hakim hal hamil haram hasil hawa hayat hemat heran hikmah ikhlas
Kelompok
arloji bangku blangko buku dinas
disentri faktor
Kelompok
beranda blus cawan gaun jam
ikhtiar ikrar ilmu insaf izin jihad jumlah kabar kadar kafir kalbu karib khayal lezat maaf maklum maksud maut mufakat mustahil nasihat
C Kata-kata Serapan
feodal kamar kelas kenek kopi lampu lapor
nikmat perlu pikir rakyat resmi
riwayat roh rukun saat sabar sah sahabat sedekah sehat sifat silap
syair syarat taat tabiat
dari Bahasa Belanda
listrik martil mobil obeng pas perangko persen
tafsir takbir takdir takut tekad tertib tobat ulama umat umum umur usul uzur wajib wakil waktu wasiat yakin yatim zakat zat
reken
rokok supir teh
D Kata-kata Serapan dari Bahasa Asing Lainnya
-(Por) -(Ing) -(Chi) - (Ing) -(Par)
kue modal pinggan perahu pesta
-(Chi) -(Bel) -(Chi) -(Chi) - (Por)
122
jasa jendela kawin kelenteng kemeja kenduri konflik kongsi
II . Kelompok E
kedai nasi sungai dangkal harta mereka tikar itu ikan apa hari kedua nasi goreng gadis di luar berjalan kaki berdiri lurus bawa pulang duduk di bawah datang ke mari
III . Kelompok
1. Isilah! 2. Ambillah! 3. Gilinglah!
- (Chi) - (Por) -(Par) - (Chi) - (Por) - (Par) - (Ing) - (Ing)
Frase
F Kalimat
4. Dia makan nasi.
roti sekolah saudagar tauco tahu toge lonceng
pulang besok tuangkan semua kecil pendek selalu senang sangat bagus sakit kepala si tolol satu keranjang sehari tiga sekali pukul ke sungai dari sawah
-(Por) -(Por) - (Par) - (Chi) - (Chi) - (Chi) -(Chi)
5. Kakek pulang ke kota. 6. Jangan lihat ke sana. 7. Bagaimana, sukarkah? 8. Saya dipanggil oleh ayah. 9. Si Kamil memukul si Kamal.
1U. Si Kamal dipukul oleh si Kamil. 11. Di mana buku kami? 12. Siapa mendiami rumah itu?
123
13. Yang mana anak Tuan? 14. Ke mana kau tidur kemarin? 15. Mengapa adiknya tidak suka makan nasi? 16. Gedung itu atapnya putih. 17. Si Aminah ada di dapur. 18. Sekolah libur pada hari Minggu 19. Dia datang dari Langsa. 20. Paman memberikan uang kepada Kakak. 21. Tidak maukah engkau kelapa muda? 22. Ibu mau pulang ke kampung. 23. Bibi sudah pergi ke pasar. 24. Bila kaukembalikan buku mereka? 25. Mau Tuan mempelajari bahasa Indonesia?
fr 6
^ M SKALA INDAH