PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

47
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Jalan Soekarno No. 4 Telp. (0381) 21303 Ende LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SAIL INDONESIA 2009 PROGRAM PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA

Transcript of PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

Page 1: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Jalan Soekarno No. 4 Telp. (0381) 21303 Ende

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN

SAIL INDONESIA 2009

PROGRAM

PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA

A. LATAR BELAKANG

Page 2: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan daerah sangat tergantung pada kesiapan daya tarik

wisata, sarana dan prasarana pendukung yang memadai, kesiapan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan

wisatawan serta penembangan jaringan pemasaran dan promosi yang luas jangkauannya dan tepat sasaran.

Salah satu pengembangan pemasaran pariwisata adalah sail Indonesia 2009 yaitu rally perahu layar

(yacht) internasional yang diikuti oleh 149 perahu layar dari 20 negara. Event ini mendukung sail Bunaken

2009 yang diselenggarakan oleh Pemerintah RI serangkaian dengan Konferensi Kelautan Dunia (World

Ocean Conference) di Sulawesi Utara.

Titik start rally ini adalah Darwin Harbour-Australia dan finish di Bangkai Belitung, Indonesia. Dalam

pelayaran, peserta sail menyinggahi berbagai destinasi ditanah air. Termasuk Kabupaten Ende yang Tahun

2009 ini menjadi pintu masuk untuk wilayah NTT.

Pantai Nanganio di Desa Watukamba, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, merupakan salah satu

titik singgah (destinasi) dari 17 destinasi yang tersebar di Indonesia. Jangka waktu persinggahan di lokasi ini

adalah tanggal 5 September 2009 s/d 9 September 2009.

Page 3: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

Selama 5 hari persinggahan itu, terdapat berbagai Daya Tarik Wisata yang dikunjungi peserta sail

yaitu Danau Tiga Warna Kelimutu, Waturaka untuk melihat kebun tomat, kampung tradisional Wolofeo

Desa Nualise, dan Kampung Woloare untuk melihat pembuatan tenun ikat, kerajinan ayaman bambu dan

aktifitas pandai besi serta menyaksikan atraksi seni budaya lokal.

B. TUJUAN1. Menjadikan Kabupaten Ende sebagai salah satu destinasi persinggahan wisata Bahari di Indonesia dan

dikenal luas di dunia Internasional.

2. Memberdayakan masyarakat untuk menghadapi dan memenfaatkan potensi alam dan budaya yang

dimiliki.

3. Membuka wawasan masyarakat pesisir dan kepulauan kecil.

4. Mempromosikan potensi wisata daerah secara langsung kepada wisatawan dan murah.

5. Mengembangkan potensi Daya Tarik Wisata Khususnya Desa Wisata dan Desa Wisata Bahari.

C. WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARA

Lokasi : Pantai Nanganio Desa Watukamba Kecamatan Maurole.

Waktu : 5 s/d 9 September 2009.

Page 4: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

EVALUASIPELAKSANAAN SAIL INDONESIA 2009

I. AREAL TITIK LABUHLokasi : pantai Nanganio

Areal ini dibagi dalam beberapa ruang peruntukan yakni:

1. Tempat Relax Wisatawan : selama kegiatan lokasi ini dimanfaatkan para

wisatawan untuk bersantai, menikmati minuman, menyaksikan hiburan music

dan tarian tradisional. Tempat ini juga dimanfaatkan untuk welcome dinner

pada tanggal 6 Agustus 2009.

2. Tempat jualan dan promosi kerajinan daerah : dimanfaatkan oleh beberapa

pedagang untuk menjual makanan dan minuman serta penjualan tenun ikat.

3. Pos keamanan: untuk petugas keamanan umum dan petugas keamanan

khusus.

Page 5: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

4. Pos kesehatan: dilayani para dokter dan petugas kesehatan dari puskesmas

Maurole.

5. Pusat informasi pariwisata: dimanfaatkan oleh Dinas Pariwisata dan para

guide untuk melayani seluruh kebutuhan informasi bagi para sailor.

6. Panggung pentas seni budaya: dimanfaatkan untuk pagelaran-pagelaran

kesenian dari siswa-siswa sekolah di Maurole dan oleh kelompok hiburan

lainnya.

II. JETI (FLOATING JETTY)

1. Memanfaatkan dermaga wisata yang ada di pantai Nanganio dengan

penambahan jeti didepanya untuk aktivitas nai turun para peserta sail.

Penambahan jeti dilakuakan karena ujung dermaga yang ada terlau tinggi

sehingga tidak memungkinkan dipakai untuk naik turun pesrta sail.

Page 6: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

2. Seluruhnya dikerjakan melalui koordinasi dengan Kimpraswil Kabupaten

Ende.

3. Terbangunya jeti bisa memberikan kesan bagus bagi para sailors. Ada

kemudahan bagi mereka untuk menuju ke pantai dan keamanan bagi sekoci

karet(dingy) mereka. Namun, tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh para

peserta. Ada dua alasan yaitua pertama, posisi jeti yang agak jau dari pusat

aktivitas menyebabkan mereka memilih turun langsung kepantai didepan

lokasi acara. Kedua, tangga naik dari jeti ke ujung dermaga masih cukup

tinggi bagi para peserta yang rata – rata diatass usia lima puluh tahun

III. WELCOM DINNER – Jamuan Selamat Datang Oleh Pemda Kab. Ende

1. WELCOME DINNER dilaksanakan pada tanggal 6 September 2009.

2. Hidangan yang disediakan berupa kombinasi sajian makanan trdisional dan

modern. Semuanya ditempatkan disamping tenda relaks di meja panjang.

Page 7: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

Posisinya sedikit menyulitkan para tamu karena kurang diarahkan saat

pengambilanya.

3. Welcome dinner diisi juga dengan penampilan beberapa tarian dan nyanyian.

Penampilan tarian dibagian awal acara terkesan menonton, hal ini terjadi

karena petugas acara menyesuaikan dengan pengisi acara yang seluruhnya

anak sekolah sehingga giliran tampilanya dibuat tiadak sampai larut malam.

Namun, kemasan acarah ini memberikan kesan terrsendiri bagi para tamu.

Dan para tamu juga ikut menari bahkan mereka menampilkan atraksi

4. Para undangan yang hadir mengenakan pakayan adat. Walaupun tidak

seluruhnya.

5. Secara umum welcome dinner berjalan cukup lancar kendati disana sini masih

banyak sekali kekurangan yang harus bisa di benahi pada penyelenggaraan

Page 8: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

kali berikut. Kekurangan itu antara lain set up (penataan dan alur

pengambilan).

IV. TOUR dan OUTING:

A. Minggu, 6 september 2009: Tour Ke Wolo Gai Tengah

1. Ini adalah kesempatan pertama yang diberikan kepada para sailor untuk

mengunjungi dan menikmati daya tarik wisata di Kbupaten Ende dalam

kemasan tour.

2. Para sailor mengunjungi Danau Kelimutu dengan waktu tempuh dari Maurole

samapai di Puncak Kelimutu sekitar 3 jam. Waktu tempuh ini menjadi

perhatian khusus karena terkait kenyamanan peserta. Sekaligus memberikan

gambaran bahwa akses melalui pantai utara bagi wisatawan yang

menggunakan kapal layar atau kapal pesiar sangatlah mungkin dikembangkan

Page 9: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

menjadi paket – paket wisata yang beragam dengan atraksi utama Danau

Kelimutu.

3. Selanjutnya para sailor mengunjungi Waturaka di Desa Koanara. Daya tarik

wisatanya adalah kampung waturaka dan kebun tomat dengan aktivitas

wisatawan memetik tomat. Tomat yang dipetik menjadi oleh – oleh bagi

mereka. Wadahnya dibuat dari anyaman daun kelapa ukuran I kg. wadah ini,

kiranya dikembangkan lagi sehingga menjadi kemasan khusus yang menarik

untuk dibeli wisatawan. Sebelumnya para sailor disambut dengan beberapa

tarian dan atraksi music sato. Serta menikmati sajian makanan ringan dari

pangan local . Beberapa tamu juga berkesempatan membeli sayur dan buah.

4. Selanjutnya para tamu diajak ke Liasembe untuk melakukan penanaman

Pohon Gaharu di lokasi yang sudah disiapkan oleh Camat Kelimutu. Anakan

gaharu yang ditanam sebanyak 11 anakan sesuai dengan kapal yang ikut

Page 10: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

dalam tour. Pohon Gaharu itu diberi nama sesuai dengan nama kapalnyan.

Dinas Kebudaya dan Pariwisata bersama camat dan kepala desa setempat akan

memantau perkembangan pohon gaharu itu dan secara berkala akan

mengirimkan foto perkembanganya kepada para sailor yang menanamnya. Ini

menjadi salah satu bentuk upaya membangun ikatan emosional daerah dan

para tamu yang berkunjung ke Kelimutu. Sekaligus sebagai partsipasi dalam

pelestrian lingkungan. Model penanaman pohon Gaharu oleh para tamu di

Keimutu atau di tempat lainnya bisa di kembangkan menjadi atraksi wisata

minat khusus. Impianya adalah kawasan sekitar Kelimutu akan ditumbuhi

pohon – pohon gaharu yang ditanami sendiri oleh wisatawan sebagai sebuah

memori indah. Manfaat ekonomisnya (dalam 9 tahun kedepan ) bisaaa

dinikmati oleh para pemilik lahan dengan bimbingan petugas kehutanan yang

sudah dilatih atau pihak lain yang memahami per-gaharu-an. Bukan tidak

Page 11: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

mungkin suatu saat duni juga akan mengenal dan mencari GAHARU

KELIMUTU. Pengembangan pemanfaatanya di masa datang juga bisa sampai

pada industry kecil aroma therapy Gaharu.

5. Kunjungan berikutnya ke kampung Woloweo Desa Nualise Kecamatan

Wolowaru. Para tamu dijemput di Gerbang masuk kampung dekat kantor desa

Woloweo. Karena jalan masuk ini terjal, maka atas inisiativ Kepala Desa dan

Sekertaris Desa, tiapa tmu bergandengan tangan dengan dua warga

masyarakat menuruni jalan masuk menuju lokasi acara. Bentuk penyambutan

ini memberikan kesan khusus bagi para tamu. Kemudian disambut juga

dengan Feko Genda dan tarian – tarian oleh masyarakat setempat. Di lokasi

para tamu menikmati makan siang aneka makanan tradisional yang

disesiapkan dan disugukan sendiri oleh masyarakat setempat. Untuk

menjamin kenyamanan para tamu, dilokasi ini juga dilakukan peningkatan

Page 12: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

kualitas sebuah MCK. Atas kesepakatan masyarakat setempat MCK dibangun

baru. Pemanfaatanya tidak hanya dalam rangka Sail Indonesia tetapi juga

untuk acara – acara lainya.

6. Selanjutnya kembali ke Maurole untuk mengikuti acara Welcome Dinner. Jam

8 malam peserta baru tiba di Maurole sehingga acara jamuan makanpun

menjadi terlamabat dimilai. Keterlambatan ini disebabakan dua hal. Pertama,

rencana semula berangkat dari Maurole jam 6 pagi, namun atas permintaan

tamu mundur ke jam 9 pagi. Kedua, acara di tiap lokasi outing berkembang

menyesuaikan dengan kondisi terutama permintaan tamu dan masyarakat.

7. Hal penting yang diperhatikan adalah Waturaka dan Wolofeo merupakan 2

kampung yang untuk pertama kalinya disinggahi oleh tamu sailor. Seluruh

proses dari persiapan lokasi dan pelaksaanya merupakan sebuah bentuk yang

bisa ditingkatkan lagi sebagai salah sati vaktor yang dapat mendukung

Page 13: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

keberadaan atau penetapan Desa – Desa wisata. Secara umum model

penyiapan lokasi kunjungan semacam ini, merupakan bentuk pengembangan

daya tarik wisata yang secara langsung menghdirkan wisatawan untuk

berkunjung dan menikmatinya. Pada saat yang sama seluruh unsur umum dari

konsep sadar wisata dibicarakan dengan masyarakat dan langsung

dipraktekan(learning by doing). Kenyataan ini menunjukan kegiatan Saail

Indonesia juga merupakan kegiatan pengembangan destinasi wisata.

8. Total penjualan tiket sebanyak Rp 8.200.000,-. Angka ini menjadi refrensi

bagi Tour Operator yang berminat untuk berpartisipasi pada penyelenggaraan

Sail Indonesia berikutnya.

B. Senin, 7 September 2009: Kunjungan ke Kota Ende dan Kampung Woloare

Kelurahan Rewarangga Kecamatan Ende Utara.

Page 14: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

1. Semula kunjungan ke Kota Ende di jadwalkan tanggal 8 September 2009,

namun atas permintaan sebagian besar peserta, dilakukan lebih awal yaitu

tanggal 7 September 2009. Permintaan ini karena mereka membutuh

penukaran uang dan jasa internet. Akibatnya jadwal pengunjungan ke

kampung Wologai Desa Wologai Tengah, Kampung Nuabela Desa

Watukamba, dan Kampung Otogedu, serta ke SMP Marsudirini Detusoko

ditunada ke hari berikutnya. Penundaan ini dikoordinasikan dengan pihak

terkait.

2. Dalam perjalanan menuju Ende para Sailor singgah di SDK Dile untuk

menyaksikan atraksi kesenian para Siswa dan menikmati sajian makanaan

ringan. Sejumlah atraksi tarian dan nyanyian ditampilkan Siswa Siswi dan

diakhiri dengan Gawi bersama dengan siswa dan para Guru. Sebuah bentuk

Page 15: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

interaksi lintas budaya sekaligus wadh ekspresi dan apresiasi seni budaya bagi

para murit dan Guru.

3. Setiba di Ende peserta diarahkan langsung ke Bank BNI Cabang Ende untuk

penukaran uang dan semua berjalan dengan lancar. Kemudian peserta dibagi

dua kelompok sesuai kebutuhannya. Satu kelompok menuju ke Woloare

satunya lagi ke jasa internet. Sebelumnya para sailors makan di restoran dan

berbelanja di Swalayan. Dalam kunjungan ini guide berusaha sebaik-baiknya

untuk mengantisipsi beragam kebutuhan para tamu.

4. Para sailor meninggalkan Kota Ende menuju ke Maurole jam 17:30 WITA.

Atas permintaan para sailor, bus berhenti beberapa kali untuk istirahat sambil

menikmati pemandangan dan aktifitas masyarakat. Kesempatan istirahat juga

di manfaatkan untuk membeli kebutuhan sayuran di Aekela Detusoko.

5. Tiba kembali di Maurole sekitar jam 19:30 WITA. Langsung menikmati

Page 16: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

C. Pembatalan kunjungan

Beberapa kunjungan yang sudah disiapkan dan dijadwalkan terpaksa dibatalkan

yaitu kunjungan ke Wologai Tengah, Otogedu, Nuabela, dan SMP Marsudirini

Detusoko. Pembatalan itu terjadi karena beberapa alasan:

1. Adanya permintaan para tamu untuk segera diantar ke Ende untuk

pengambilan uang cash dan kebutuhan jasa internet pada hari kedua (7

September 2009) menyebabkan perubahan jadwal, pada hal pada hari

kedua seharusnya berkunjung ke tempat yang kemudian dibatalkan.

2. Sekembali dari kunjungan ke Ende sampai jam 9 malam pada guide masih

membuka pendaftaran kunjungan dan berusaha menyampaikan kepada para

tamu tentang kunjungan yang telah disiapkan untuk mereka. Namun , para

tamu tidak mendaftarkan diri untuk kunjungan ke tempat-tempat yang

Page 17: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

disiapkan itu. Sehingga seksi outing dan tour membatalkan kunjungan itu

dan pembatalan itu disampaikan ke lokasi kunjungan.

3. Pola pelaksanaan tour ke berbagai daya tarik wisata di lakukan berdasarkan

referensi pelaksanaan 2 Tahun terakhir, namun karakteristik tamu yang

datang kali ini lebih menyukai aktifitas sosialisasi dengan masyarakat local

di lokasi sail. Hal ini, terbukti dengan permohonan para tamu untuk

bertemu dengan masyarakat setempat pada tanggal 9 September. Keinginan

itu disampaikan langsung kepada kepala Desa Maurole pada jam 8 malam.

D. Pertemuan Khusus dengan Masyarakat local

1. Para sailor yang berasal dari 7 yacht yang masih bertahan di Nanganio

sampai hari terakhir, shering berbagai informasi, keinginan dan kebutuhan,

saran dan kritik dengan masyarakat local dalam pertemuan pada tanggal 9

September di pagi hari.

Page 18: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

2. Inti gagasan yang mencuat saat itu antara lain menyangkut keinginan

mereka untuk lebih banyak memperoleh kesempatan berbagi keahlian

mereka dengan masyarakat setempat. Misalnya, yang berprofesi dokter bisa

berbagai pengelaman dan melakukan aksi nyata dengan dokter setempat.

Ahli pertukangan bisa bagi ilmu dengan para tukang local, guru dengan

guru local dll. Keinginan itu sempat di kerucutkan sampai pada langkah

nyata untuk bisa mewujudkannya pada penyelenggaraan sail mendatang.

Misalnya, gagasan untuk meminta panitia pusat agar lebih banyak

memberikan informasi yang akurat tentang destinasi yang akan disinggahi

kepada para sailor saat presentasi di Darwin. Juga kemungkinan antisipasi

yang bisa dilakukan panitia local untuk melaksanakan model sosialisasi

berbagi keahlian itu. Misalnya saat peserta tiba di hari pertama di lokasi

para guide sudah bisa mendata keahlian tipa sailor dan menawarkan

Page 19: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

kemungkinan berbagi keahllian itu dengan masyarakat local sekaligus

mengatur jadwalnya.

3. Fakta ini tentu menjadi informasi yang penting bagi kita. Penting untuk

mengatur langkah proaktif yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan

mendatang.

V. MCK

1. Pemilihan lokasi pembangunan MCK didasarkan pada beberapa

pertimbangan diantaranya: lokasi titik labuh dan tempat santai harian

(Nanganio), lokasi tempat makan siang dalam kunjungan (di Wolofeo Desa

Nualise Kecamatan Wolowaru).

2. Ada 4 unit MCK yang diperbaiki di Nanganio dan 1 unit dibangun baru di

Wolofeo Desa Nualise.

Page 20: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

3. Semula di rencanakan MCK di Nanganio dibangun baru namun karena ada

perbedaan persepsi antara pemanfaatan lokasinya khususnya terkait acara

Neka Tana, maka pembangunan baru tidak dilakukan diganti dengan

peningkatan kualitas MCK yang sudah ada di sekitar lokasi.

4. Sementara yang di Wolofeo, atas kesepakatan dan partisipasi masyarakat desa

setempat, MCK dibangun baru. Semula direncanakan hanya peningkatan

kualitas saja.

5. Seperti harapan dalam 2 Tahun penyelenggaraan sail, seluruh MCK yang

dibangun diharapkan bisa dirawat dan dimanfaatkan dengan baik untuk

berbagai kepentingan acara, bikan hanya untuk acara sail semata.

VI. TENAGA LOKAL; tenaga Yang Harus Digunakan

1. Semua petugas kebersihan, petugas keamanan jetty, enternainer saat relax

menggunakan tenaga local. Mereka memiliki kemauan dan kemampuan untuk

Page 21: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

itu. Pemanfaatan dengan pola ini pada gilirannya membangun rasa sense of

belonging. Begitu pula dengan jasa penyediaan solar dan bensin.

2. SDM yang terlibat langsung maupun tidak langsung: panitia, petugas

keamanan jetty, petugas welcome drinks, petugas kebersihan, entertainer,

kelompok-kelompok seni dari sekolah-sekolah, petugas transportasi, Guide,

masyarakat dilokasi outing dan tour.

VII. KEDATANGAN PARA PESERTA RALLY

1. Seperti pada 2 Tahun sebelumnya, ada kapal yang tiba lebih awal yakni 1 hari

sebelumnya yaitu pada tanggal 4 September 2009. Sebelumnya kapal ini

sempat lego jangkar selama sehari di perairan sekitar Ropa (Nanga Luju).

Tanggal 3 sore kapal ini lego jangkar di Mausambi. Hari berikutnya di pandu

panitia local merapat di Nanganio dan lego jangkar di depan jetty yang masih

Page 22: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

dalam proses finishing pada hari itu. Komunikasi dengan kapal yang tiba

pertama ini dibangun dengan cukup intens. Mereka memperoleh nomor

telepon genggam kontak person panitia local, sehingga mereka dengan muda

mengontak panitia untuk melayani kebutuhan awal mereka. Melalui peserta

pertama inilah dibangun komunikasi dengan peserta lainnya terkait informasi

posisi titik labuh dan areal sail secara keseluruhan. Sebuah bentuk kerja sama

yang efektif diantara panitia local dengan para peserta.

2. Komunikasi juga terbangun dengan masyarakat local sejak awal dengan

peserta pertama yang tiba yaitu yacht Kelebek. Masyarakat yang tengah

mempersiapkan lokasi mengajak peserta ini untuk menikmati makan siang

bersama sambil berbagi cerita, berseloro dan berkelakar. Sebelumnya ia

melayani permintaan masyarakat untuk naik ke kapalnya yang adalah

rumahnya. Karena itu, ia mengiakan permintaan masyarakat dengan

Page 23: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

mengatakan dengan senang hati menyambut kehadiran masyarakat

dirumahnya (“please, welcome to my home!”, katanya). Maka secara

bergantian ia menjemput masyarakat dipantai lalu mengantarkan ke kapalnya

dan mengajak mereka berkeliling di kapal sambil ngobrol dan menghidangkan

minuman untuk tamu terhormatnya. Lebih kurang 30-an orang masyarakat

yang naik dan menikmati kunjungan ke Kelebek siang itu. Sementara sore

harinya ia secara khusus mengajak kaum perempuan bertamu ke kapalnya.

Sebuah pengelaman pertama bagi masyarakat yang barangkali menjadi

memori indah yang sulit dilupakan. Sebuah bentuk sosialisasi yang

belakangan disadari menjadi sesuatu yang khas karakteristik peserta Tahun

ini.

Page 24: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

BAGIAN KEDUA

PERMASALAHAN YANG DIJUMPAI DI LAPANGAN

DAN URAIAN SINGAKATNYA

I. Persiapan secara umum tidak berjalan lancar.

Patut dicatat beberapa hal penting terkait persiapan Sail Indonesia Tahun 2009. Dari

sisi internal masih terdapat adanya perbedaan persepsi didinas teknis tentang

eksistensi kegiatan sail Indonesia dalam kerangka pengembangan wisata Bahari

Nasional dan wisata Bahari Lokal Kabupaten Ende. Sehingga sejak awal masih

terjadi tarik ulur di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tentang jadi atau tidaknya

pelaksanaan sail Indonesia

Persiapan lokasi melibatkan unsur pemangku adat di Desa Nanganio terutama

terkait pemanfaatan lahan untuk pusat kegiatan di pantai Nanganio. Kesepakatan

Page 25: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

pemanfaatan lokasi dan rencana pembangunan MCK di lokasi mengalami sedikit

kendala baik dalam hal kordinasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun

hal lain yang terjadi di tubuh pemangku adat setempat. Kondisi ini berpengaru pada

persiapan keseluruhan.

II. Jetty dan aksesibilitas ke lokasi sail kurang ditata.

Jetty dipasang di dermaga memanjang sekitar 5 meter ke depan. Jarak permukaan jetty

dan permukaan dermaga cukup tinggi. Di pasang tangga naik dengan pegangan samping

kiri dari bambu dan kurang kokoh. Akses ke lokasi sail ditata seadanya. Kondisi ini

sebetulnya tidak menyulitkan para sailor, namun dari sisi kenyamanan mestinya akses

dari jetty ke lokasi sail masih bisa ditata lebih baik lagi. Idealnya jetty menjadi tempat

naik dan turun para sailor. Namun terkadang para sailor tidak memanfaatkannya. Mereka

melabuhkan perhu karet (Dingy) di pantai lokasi sail kendatipun sudah diarahkan untuk

Page 26: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

menambatkannya di jetty. Barangkali karena kondisi jetty yang kurang nyaman dan akses

yang kurang ditata.

III. Welcome dinner

Welcome dinner adalah sebuah bentuk penyambutan dari pihak Pemda Kabupaten Ende

kepada para sailor. Pelaksanaannya Tahun ini berkordinasi dengan Tim Penggerak PKK

Kabupaten Ende (sama seperti penyelenggaraan di 2 tahun sebelumnya). Secara internal

pengaturannya, masih cukup banyak kekurangan. Kordinasi tenaga untuk persiapannya

masih kurang efektif. Sehingga beberapa hal masih berjalan tersendat-sendat. Penataan

makanan dan akses pengambilannya harus diakui belum berjalan mulus.

IV. Kunjungan ke lokasi daya tarik wisata yang dibatalkan

Kunjungan ke Wologai Tengah, Nuabela dan SMP Marsudirini dibatalkan karena tidak

ada peserta sail yang memilih ikut dalam kunjungan ini. Hal ini terjadi antara lain karena

adanya perubahan jaswal kunjungan di hari ke 2 tanggal 7 September 2009. Perubahan

Page 27: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

jadwal dilakukan mengantisipasi permintaan para tamu untuk menukarkan uangnya ke

mata uang Rupiah dan itu hanya bisa dilakukan di Bank di Ende. Serta kebutuhan para

tamu akan pemanfaatan jasa internet. Perubahan ini berdampak pada keputusan mereka

untuk mengikuti tour di hari berikutnya tanggal 8 September 2009. Terhadap kenyataan

ini, beberapa hal menjadi catatan panitia local terkait penyusunan jadwal tour dan

pengaturan item perjalanan terkait atraksi wisata yang ditawarkan.

V. Masalah eksternal dalam kerangka sail Bunaken

Fakta yang terjadi adalah terdapat 16 yacht yang hadir di Nanganio sesuai jadwal

kegiatan. Sebelumnya ada 6 yacht yang singga di Maurole sebelum jadwal resmi. Jadi

total kapal ada 22 buah atau sekitar 16% dari total peserta Sail Indonesia 135 kapal yang

masuk melalui entry port di Saumlaki. Pertanyaan besarnya adalah: mengapa hanya 16

kapal yang singga sesuai jadwal? Karena hal ini menyangkut hal yang terjadi di luar

control panitia local, malka jawabannya perlu kita dapatkan langsung dari panitia

Page 28: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

Nasional Sail Bunaken. Kita perlu mendapatkan penjelasan ini karena menyangkut

pertimbangan pengambilan keputusan kesediaan kita menjadi destinasi singgah Sail

Indonesia berikutnya. Sebagai referensi dikemukakan kondisi kehadiran kapal di

beberapa destinasi dan penyebarannya sebelum destinasi Ende. Saumlaki (pintu masuk)

135 kapal, Tual 8 kapal, Banda 60 kapal, Ambon 79 kapal, Kisar 3 kapal, Bitung (pusat

Sail Bunaken) 43 kapal dan 27 kapal diantaranya menuju sisi barat Sulawesi karena

cuaca, Wakatobi 11 kapal (yang sudah lewat 41 kapal).

Page 29: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009

BAGIAN V

PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan persinggahan Sail Indonesia 2009 di Nanganio

Desa Watukamba Kecamatan Maurole tanggal 5 s/d 9 september 2009.

Terimah kasih.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Ende

Dra. Anna Anny LabinaPembina Utama Muda

NIP: 19530915 198502 2 00

Page 30: PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE 2009