PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA · Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 - 2023 dapat disusun dan...
Transcript of PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA · Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 - 2023 dapat disusun dan...
1
RENCANA STRATEGIS
BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH
Tahun 2019-2023
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA
UTARA
BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI
DAERAH
M E D A N
2019
2
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan sehingga
Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 - 2023 dapat disusun dan diselesaikan.
Penyusunan Renstra ini berpedoman pada RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun
2018 - 2023, guna penyelarasan gerak langkah Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah dalam mewujudkan visi misi Gubernur terpilih dan sebagai wujud
implementasi dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023 disusun dalam rangka
memenuhi Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara dan merupakan sebuah dokumen perencanaan yang
dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan B P P R D
pada jangka menengah tahun 2019 – 2023. Selain itu penyusunan perencanaan
bertujuan dalam upaya mempercepat pertumbuhan perekonomian, pengentasan
kemiskinan dan meningkatkan produktivitas masyarakat khususnya di Provinsi
Sumatera Utara.
Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) ini juga diharapkan dapat
memberikan arah dan pedoman kepada segenap ASN dan manajemen Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Kami menyadari bahwa Rencana Strategis (RENSTRA) ini masih belum
sempurna. Segala saran dan kritik demi penyempurnaan Rencana Strategis
(RENSTRA) ini akan diterima dengan senang hati.
KATA PENGANTAR
3
Medan, 2019
Plt. KEPALA BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
RISWAN, SE Pembina Tingkat I
NIP. 19640501 199303 1 005
4
Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................
1.2. Landasan Hukum ..............................................................
1.3. Maksud dan Tujuan ..........................................................
1.4. Sistematika .......................................................................
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH PROVINSI SUMATERA
UTARA ....................................................................................
2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi .................
2.2. Sumber Daya ...................................................................
2.3. Kinerja Pelayanan ............................................................
2.4. Tantangan dan Peluang Pelayanan .................................
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH ............................................................................
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan
Fungsi ..............................................................................
3.2. Telaahan Visi Misi Kepala Daerah ......................................
3.3. Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga ........................
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ......................
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ..............................................
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Visi dan Misi Daerah .........................................................
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah .........................
4.3. Strategi dan Kebijakan ......................................................
DAFTAR ISI
5
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ...................................
5.1. Rencana Program dan Kegiatan ......................................
5.2. Indikator Kinerja Program .................................................
5.3. Kelompok Sasaran ...........................................................
5.4. Pendanaan Indikatif ..........................................................
BAB VI
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SADARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF .....
BAB VII
BAB VIII
INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD........................................
PENUTUP ....................................................................
LAMPIRAN I
Tabel Pencapaian Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2013 - 2018 ..........................
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
Tabel Pencapaian Belanja Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun2013–2018 ..................................................
Keadaan SDM ASN BPPRD....................................
ASET BPPRD .........................................................
6
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perangkat Daerah yang
ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Sumatera Utara dan sebagai pelaksanaannya ditetapkan Peraturan
Gubernur Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan
Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2018 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera
Utara.
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan daerah
disusun secara berjangka meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) OPD untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun, dan Rencana Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Perangka Daerah (RKPD)
dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja OPD)
Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan langkah awal untuk
melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah, karena itu memerlukan keahlian
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu menjawab tuntutan
perkembangan zaman.
BAB - I
7
Seiring dengan dinamika dan tuntutan paradigma perubahan di segala
bidang, pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dituntut untuk mampu
memberikan kontribusi yang positif bagi segenap komponen kepemerintahan, baik
masyarakat, swasta dan komponen lainnya termasuk pemerintah itu sendiri.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, paradigma perubahan dan globalisasi,
maka pelaksanaan pemerintahan ke depan harus mampu mengimbangi
perkembangan dan percepatan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Untuk dapat
melaksanakan fungsi dan tugasnya, maka pemerintahan kedepan adalah
pemerintahan yang memiliki legitimasi, kapabilitas, akuntabilitas dan responsivitas
yang tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan serta tanggap terhadap
perubahan.
Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan
perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan suatu proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan dengan menganalisa lingkungan yang ada, baik internal maupun eksternal
untuk mengetahui tingkat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada.
Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera UtaraTahun 2019-2023 adalah dokumen perencanaan
tentang Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk periode tahun 2019
sampai dengan tahun 2023, berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu tertentu dan RPJMD Provinsi Sumatera Utara yang memuat tujuan,
dan strategi yang realistis.
Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah merupakan komitmen yang dibangun untuk digunakan sebagai tolak ukur
dan alat bantu bagi perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan khususnya
dalam kebijakan perencanaan pembangunan Provinsi Sumatera Utara. Selain itu
Renstra digunakan sebagai pedoman/acuan dalam mengembangkan dan
meningkatkan kinerja sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi BPPRD
8
dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang
dan ancaman yang dihadapi dalam rangka mendukung pencapaian visi-misi Provinsi
Sumatera Utara yakni “Sumatera Utara yang maju, Aman dan Bermartabat”
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Renstra ini adalah:
a) fokus pada upaya mengidentifikasi dan menangani isu-isu strategis yang
berkembang dengan sasaran yang dinamis dan berkelanjutan, dalam hal ini
berkaitan dengan penerimaan pendapatan daerah;
b) lebih berorientasi pada langkah-langkah program yang bersifat teknis,
sistematik dan akuntabel untuk merespon isu-isu strategis yang berkembang
terhadap optimalisasi pendapatan daerah untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan dalam mewujudkan Visi Sumatera Utara Tahun 2018-2023.
Gambar 1 Hubungan antar Dokumen Perencanaan di Daerah
9
2. Landasan Hukum
Dalam penyusunan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023, beberapa peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan, yakni:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Propinsi Daerah
Otonom Propinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
10
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan
kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4816);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4817);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
11
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4725);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan tata
Cara Pemungutan Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5950);
19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
20. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 6);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Ranperda tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan
RPJPD, RPJMD dan RKPD
23. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan daerah
Provinsi Sumatera Utara yang menjadi Kewenangannya (Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Nomor 6);
12
24. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun
2008 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun
2008 Nomor 12);
25. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1);
26. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 32)
27. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah (Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 44);
28. Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan
Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara (Berita Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2016 Nomor 40) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2018 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera
Utara (Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 Nomor 47);
1. 3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 - 2023 mempunyai maksud untuk
menggambarkan kondisi pembangunan yang ingin dicapai di lingkungan BPPRD
dan kondisi yang diinginkan lima tahun ke depan dalam rangka mendorong
pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang tertuang dalam
RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018-2023.
13
Hal lain juga yang diharapkan dalam penyusunan Rencana Strategis Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023
ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus pedoman bagi seluruh
aparatur Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
dalam membangun kesepahaman, kesepakatan dan komitmen bersama guna
mewujudkan visi dan misi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara secara berkesinambungan.
Adapun tujuan disusunnya Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023 adalah :
1. Merumuskan dan menetapkan tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan Badan Pengelolaan Pajak dan retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara untuk jangka waktu lima tahun ke depan sesuai tugas dan
fungsi;
2. Memberikan pedoman penyusunan rencana kerja (renja) selama 5 tahun Ke
depan;
3. Memberikan Instrumen pengendalian, evaluasi pelaksanaan Renstra Badan
Pengelolaan Pajak dan retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 –
2023;
4. Menjamin adanya konsistensi rencana dan pemilihan program dan
kegiatan prioritas Badan Pengelolaan Pajak dan retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara sesuai dengan kebutuhan dan visi-misi daerah;
5. Menetapkan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dan
perencanaan penganggaran;
6. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu
antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Unit Pelaksana Teknis
Pengelola Pendapatan Daerah serta Unit Pengelola Teknis Pusat Layanan
Operasional Pendapatan Daerah dan Unit Pengelola Teknis Penyuluhan.
14
1. 4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023 disusun berdasarkan sistematika sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta
sistematika penulisan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Menggambarkan tugas pokok dan fungsi, struktu organisasi,
sumberdaya, kinerja pelayanan, tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara.
BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tupoksi, telaahan visi,
misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah, telaahan
Renstra K/L dan Renstra Provinsi, telaahan rencana tata ruang
wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis, dan penentuan isu-isu
strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini berisi perumusan tujuan dan sasaran Perangkat Daerah
berdasarkan sasaran d a n indikator serta target kinerja dalam
rancangan awal RPJMD. Dokumen di dalamnya memuat matrik
tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Derah Provinsi Sumatera Utara
BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini berisi mengenai strategi dan arah kebijakan untuk
mencapai tujuan dan sasaran serta kinerja Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
15
BAB VI : RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASAEAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini berisi mengenai rencana program, kegiatan, indikator
kinerja, pagu indikatif berdasarkan strategi dan kebijakan Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
BAB VII
BAB VIII
: INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD
Bab ini berisi indikator kinerja perangkat daerah yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai perangkat daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
PENUTUP Bab ini berisi tentang kaidah pelaksanaan Renstra Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
16
GAMBARAN PELAYANAN
BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
2. 1. Tugas Pokok dan Fungsi dan Struktur Organisasi
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera
Utara; yang kemudian dirubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2018
tentang Perubahan Ketiga Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun
2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi
Sumatera Utara; yang selanjutnya dirinci dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
Dalam peraturan tersebut, dinyatakan Badan mempunyai tugas
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pajak dan retribusi daerah serta
pendapatan lainnya berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara,
menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah di bidang pengelolaan pajak dan retribusi
daerah;
b. penyelenggaraan pengolahan bahan/data untuk penyempurnaan dan
penyusunan kebijakan, sesuai standar dalam urusan pengelolaan pajak dan
retribusi daerah;
BAB - II
17
c. penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang pengelolaan
pajak dan retribusi daerah;
d. penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur, sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunanorganisasi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Kepala, Sekretaris yang membawahi 3 (tiga)
Kepala Sub Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang yang masing-masing membawahi 3
(tiga) Kepala Subbidang, dengan susunan sebagai berikut :
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik.
3. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah;
b. Sub Bidang Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah;
c. Sub Bidang Hukum dan Publikasi.
4. Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
terdiri dari :
a. Sub Bidang Teknis Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor;
b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Sub Bidang Bidang Pembukuan dan Pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor
dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
5. Bidang Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok,
terdiri dari :
a. Sub Bidang Teknis Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor dan Pajak Rokok;
b. b. Sub Bidang Keberatan Sengketa Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Rokok;
18
c. c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan Pajak Air Permukaan, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Rokok.
6. Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, terdiri dari :
a. Sub Bidang Retribusi;
b. Sub Bidang Pendapatan Lainnya;
c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lainnya
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun rincian tugas dari masing masing jabatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Badan mempunyai uraian rincian tugas :
a) menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Badan;
b) menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pengembangan
pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
c) menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis Badan sesuai dengan
kebijakan umum Pemerintah Daerah;
d) menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretariatan,
perencanaan dan pengembangan, pajak dan retribusi daerah serta
pendapatan lainnya, pengendalian dan pembinaan UPT;
e) menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi kepada
Gubernur mengenai pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya
dan pelayanan umum sebagai bahan penetapan kebijakan pemerintah
daerah;
f) menyelenggarakan koordinasi perangkat daerah yang berkaitan dengan
pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
g) menyelenggarakan pembinaan kesekretariatan, perencanaan dan
pengembangan, pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya dan
pembinaan, UPT dan menyelenggarakan pembinaan teknis fungsional pajak
dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
h) menyelenggarakan fasilitasi dan kerjasama dengan instansi, unit kerja,
swasta dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
Badan;
19
i) menyelenggarakan koordinasi penyusunan Rencana Strategis, Laporan
Kinerja (LK), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Badan;
j) menyelenggarakan tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi
kesekretariatan, perencanaan dan pengembangan pajak dan retribusi daerah
serta pendapatan lainnya, pengendalian dan pembinaan;
k) menyelenggarakan koordinasi dan membina UPT;
l) menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta unit kerja
terkait;
m) menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Sekretariat, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a) menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat;
b) menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;
c) menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;
d) menyelenggarakan pengelolaan administrasi program, akuntabilitas dan
informasi publik;
e) menyelenggarakan penatausahaan administrasi pendapatan dan belanja;
f) menyelenggarakan rumah tangga Badan;
g) menyelenggarakan administrasi perkantoran;
h) menyelenggarakan pengelolaan perlengkapan;
i) menyelenggarakan fasilitasi pemenuhan kebutuhan, pemeliharaan sarana
dan prasarana perkantoran;
j) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
k) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
l) menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
3. Bidang Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah
mempunyai uraian tugas :
a) menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pengembangan dan
Pengendalian;
20
b) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan perencanaan dan
pengembangan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya,
evaluasi dan pengendalian pengelolaan pajak dan retribusi daerah serta
pendapatan lainnya, hukum dan publikasi;
c) menyelenggarakan koordinasi pengkajian bahan kebijakan perencanaan dan
pengembangan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya,
evaluasi dan pengendalian pengelolaan pajak dan retribusi daerah serta
pendapatan lainnya, hukum dan publikasi;
d) menyelenggarakan fasilitasi evaluasi, pengendalian dan pembinaan pada
UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah meliputi kesekretariatan, pengelolaan
pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
e) menyelenggarakan penyusunan dan penetapan target penerimaan pajak dan
retribusi daerah, serta pendapatan lainnya;
f) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
g) menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang pengembangan
dan pengendalian;
h) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i) menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4. Bidang Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor mempunyai uraian tugas :
a) menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
b) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembuatan
rekapitulasi penetapan dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor
dan bea balik nama kendaraan bermotor;
c) menyelenggarakan pengkajian bahan penyelesaian keberatan dan sengketa
pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor;
d) menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan pelaporan pajak kendaraan
bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor;
e) menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan fasilitasi pembukuan
dan pelaporan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan
bermotor;
21
f) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
g) menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Pajak
Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
h) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i) menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
5. Bidang Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok,
mempunyai uraian tugas :
a) menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pajak Air Permukaan,
Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok;
b) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembuatan
rekapitulasi penetapan dan realisasi penerimaan pajak air permukaan, pajak
bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
c) menyelenggarakan pengkajian bahan penyelesaian keberatan dan sengketa
pajak air permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
d) menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan pelaporan pajak air
permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
e) menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan fasilitasi pembukuan
dan pelaporan pajak air permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak
rokok;
f) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
g) menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Pajak Air
Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok;
h) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i) menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
6. Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, mempunyai uraian tugas :
a) menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Retribusi dan
Pendapatan Lainnya;
b) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang retribusi
daerah dan pendapatan lainnya;
22
c) menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengelolaan retribusi
daerah, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan retribusi dan
pendapatan lainnya;
d) menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
retribusi daerah, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan retribusi
dan pendapatan lainnya;
e) menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan pelaporan, retribusi daerah
dan pendapatan lainnya;
f) menyelenggarakan konsultasi dan rekonsiliasi pengelolaan pemungutan
retribusi daerah, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan retribusi
dan pendapatan lainnya dengan Organisasi Perangkat Daerah, pengelola,
Instansi Pusat dan Kabupaten/Kota;
g) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
h) menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Retribusi dan
Pendapatan Lainnya;
i) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
j) menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
23
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2019
\
KEPALA BADAN
SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
PROGRAM,
AKUNTABILITAS DAN
INFORMASI PUBLIK
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM
DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG RETRIBUSI DAN
PENDAPATAN LAINNYA
BIDANG
PKB/BBNKB
BIDANG PENGEMBANGAN
DAN PENGENDALIAN
BIDANG
PAP, PBBKB DAN PAJAK
ROKOK
SUB BIDANG PERENCANAAN
DAN PENGEMBANGAN
PENDAPATAN DAERAH
SUB BIDANG EVALUASI
DAN PENGENDALIAN
PENDAPATAN DAERAH
SUB BIDANG HUKUM
DAN PUBLIKASI
SUB BIDANG TEKNIS
PKB DAN BBNKB
SUB BIDANG
KEBERATAN DAN SENGKETA
PKB/BBNKB
SUB BIDANG
PEMBUKUAN DAN
PELAPORAN PKB/BBNKB
SUB BIDANG
TEKNIS PAP, PBBKB DAN
PAJAK ROKOK
SUB BIDANG KEBERATAN
DAN SENGKETA PAP, PBBKB
DAN PAJAK ROKOK
SUB BIDANG PEMBUKUAN
DAN PELAPORAN PAP,
PBBKB DAN PAJAK ROKOK
SUB BIDANG
RETRIBUSI
SUB BIDANG PENDAPATAN
LAINNYA
SUB BIDANG PEMBUKUAN
DAN PELAPORAN RETRIBUSI
DAN PENDAPATAN LAINNYA
UPT PENGELOLAAN
PENDAPATAN DAERAH
UPT PUSAT DUKUNGAN
OPERASIONAL LAYANAN
PENDAPATAN DAERAH
UPT PENYULUHAN
24
Dalam upaya meningkatkan pelayanan langsung kepada masyarakat baik
dalam pelaksanaan teknis maupun mendukung pelaksanaan tugas, Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 (tiga puluh tiga) Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Pendapatan Daerah yang tersebar di seluruh
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara; 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat
Dukungan Operasional Layanan Pendapatan Daerah serta 1 (satu) Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Penyuluhan.
UPT Pengelola Pendapatan Daerah di lingkungan Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, terdiri dari, :
1. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Medan Utara, wilayah kerja Kota Medan dan
sekitarnya, berkedudukan di Medan, Type A;
2. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Medan Selatan, wilayah kerja Kota Medan
dan sekitarnya, berkedudukan di Medan, Type A;
3. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pangkalan Brandan, wilayah kerja
Kecamatan Gebang, Babalan, Sei Lepan, Pematang Jaya, Brandan Barat,
Pangkalan Susu dan Kecamatan Besitang, Kabupaten Lengkat, berkedudukan di
Pangkalan Brandan, Type A;
4. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Stabat, wilayah kerja Kabupaten Langkat,
berkedudukan di Stabat, Type A;
5. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Binjai, wilayah kerja Kota Binjai,
berkedudukan di Binjai, Type A;
6. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Lubuk Pakam, wilayah kerja Kabupaten Deli
Serdang, berkedudukan di Lubuk Pakam, Type A;
7. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sei Rampah, wilayah kerja Kabupaten
Serdang Bedagai, berkedudukan di Sei Rampah, Type A;
8. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tebing Tinggi, wilayah kerja Kota Tebing
Tinggi, berkedudukan di Tebing Tinggi, Type A;
9. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Lima Puluh,wilayah kerja Kabupaten
Batubara, berkedudukan di Lima Puluh, Type A;
10. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Perdagangan, wilayah kerja Kecamatan
Bandar, Pematang Bandar, Bosar Maligas, Ujung Padang, Bandar Haluan dan
Kecamatan Masilan, Kabupaten Simalungun, berkedudukan di Perdagangan, Type
A;
25
11. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kisaran, wilayah kerja Kabupaten Asahan,
berkedudukan di Kisaran, Type A;
12. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tanjung Balai, wilayah kerja Kota Tanjung
Balai, Type A;
13. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Aek Kanopan, wilayah kerja Kabupaten
Labuhanbatu Utara, berkedudukan di Aek Kanopan, Type A;
14. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Rantau Prapat, wilayah kerja Kabupaten
Labuhanbatu, berkedudukan di Rantau Prapat, Type A;
15. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Pinang, wilayah kerja Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, berkedudukan di Kota Pinang, Type A;
16. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sibuhuan, wilayah kerja Kabupaten Padang
Lawas, berkedudukan di Sibuhuan, Type A;
17. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Padang Sidempuan, wilayah kerja Kota
Padang Sidempuan, berkedudukan di Padang Sidempuan, Type A;
18. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sipirok, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli
Selatan, berkedudukan di Sipirok, Type A;
19. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Panyabungan, wilayah kerja Kabupaten
Mandailing Natal, berkedudukan di Panyabungan, Type A;
20. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sibolga, wilayah kerja Kota Sibolga,
berkedudukan di Sibolga, Type A;
21. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pandan, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli
Tengah, berkedudukan di Pandan, Type A;
22. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Tarutung, wilayah kerja Kabupaten Tapanuli
Utara, berkedudukan di Tarutung, Type A;
23. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Balige, wilayah kerja Kabupaten Toba
Samosir, berkedudukan di Balige, Type A;
24. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Siantar, wilayah kerja Kota Pematang
Siantar dan Kabupaten Simalungun, berkedudukan di Pematang Siantar, Type A;
25. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Dolok Sanggul, wilayah kerja Kabupaten
Humbang Hasundutan, berkedudukan di Dolok Sanggul, Type A;
26. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pangururan, wilayah kerja Kabupaten
Samosir, berkedudukan di Pangururan, Type A;
27. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Sidikalang, wilayah kerja Kabupaten Dairi,
berkedudukan di Sidikalang, Type A;
26
28. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabanjahe, wilayah kerja Kabupaten Karo,
berkedudukan di Kabanjahe, Type A;
29. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Gunungsitoli, wilayah kerja Kota
Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat,
berkedudukan di Gunungsitoli, Type A;
30. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Teluk Dalam, wilayah kerja Kabupaten Nias
Selatan, berkedudukan di Teluk Dalam, Type A;
31. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Gunung Tua, wilayah kerja Kabupaten
Padang Lawas Utara, berkedudukan di Gunung Tua, Type B;
32. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Natal, wilayah kerja Kecamatan Batang
Natal, Lingga Bayu, Natal, Muara Batang Gadis, Batahan, Sinunukan dan
Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Mandailing Natal, berkedudukan di Natal,
Type B;
33. UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Salak, wilayah kerja Kabupaten Pakpak
Bharat, berkedudukan di Salak, Type B;
Susunan Organisasi UPT Pengelola Pendapatan Daerah, terdiri dari :
1. Kepala UPT
2. Subbagian Tata Usaha
3. Seksi Pendataan dan Penetapan
4. Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan.
Adapun rincian tugas dari masing masing jabatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Kepala UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah, mempunyai uraian tugas : .
a) menyelenggarakan perumusan program kerja UPT Pengelolaan Pendapatan
Daerah;
b) menyelenggarakan koordinasi, memimpin, membina, dan mengendalikan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah;
c) menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan pengendalian,
evaluasi, pelaporan dan koordinasi pajak dan retribusi daerah;
d) menyelenggarakan pelayanan pajak dan retribusi daerah;
e) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan teknis operasional;
27
f) menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta unit kerja terkait;
g) menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugasnya Kepala UPT
Pengelolaan Pendapatan Daerah, dibantu :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Seksi Pendataan dan Penetapan;
c. Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai uraian tugas :
a) melaksanakan penyusunan program kerja UPT Pengelolaan Pendapatan
Daerah dan Sub Bagian Tata Usaha;
b) melaksanakan kehumasan dalam lingkup UPT Pengelolaan Pendapatan
Daerah;
c) melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
d) melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;
e) melaksanakan rekonsiliasi potensi pajak dan retribusi daerah;
f) melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
g) melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
h) melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf, sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
i) melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
j) melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja UPT Pengelolaan
Pendapatan Daerah dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha;
k) melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan, mempunyai uraian tugas :
a) melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pendataan dan Penetapan;
b) melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan pendataan dan
pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
28
c) melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi, pembukuan dan
pelaporan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
d) melaksanakan pelayanan pendataan, pendaftaran, dan penetapan, serta
keberatan dan banding Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
e) melaksanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan pendataan dan
pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
f) melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf, sebagai bahan kebijakan
teknis operasional;
g) melaksanakan koordinasi dengan kabupaten/kota serta unit kerja terkait;
h) melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Kepala Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan, mempunyai uraian tugas :
a) melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penagihan dan Pengelolaan
Tunggakan;
b) melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan penagihan dan
pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
c) melaksanakan pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau
tunggakan serta keberatan dan banding Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
d) melaksanakan koordinasi, pengendalian evaluasi pelaporan penagihan dan
pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
29
e) melaksanakan penyuluhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok;
f) melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf, sebagai bahan kebijakan
teknis operasional;
g) melaksanakan koordinasi dengan kabupaten/kota serta unit kerja terkait;
h) melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bagan struktur organisasi UPT Pengelola Pendapatan Daerah, adalah
sebagaimana pada gambar berikut :
KEPALA UPT
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENAGIHAN DAN PENGELOLAAN
TUNGGAKAN
SEKSI PENDATAAN DAN
PENETAPAN
30
Unit Pelaksana Teknis Pusat Dukungan Operasional Layanan Pendapatan
Daerah mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :
a. Kepala UPT
b. Subbagian Tata Usaha
c. Seksi Pengelolaan Data dan Aplikasi Pendapatan
d. Seksi Pengelolaan Infrastruktur Sistem Pendapatan; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun rincian tugas dari masing masing jabatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Kepala UPT mempunyai uraian tugas :
a. menyelenggarakan perumusan program kerja Pusat Dukungan Operasional
Layanan Pendapatan Daerah;
b. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Pusat Dukungan Operasional Layanan Pendapatan
Daerah;
c. menyelenggarakan pengendalian, evaluasi, pelaporan dan koordinasi di bidang
pengelolaan data informasi, aplikasi dan infrastruktur sistem pendapatan;
d. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan teknis operasional;
e. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; f. menyelenggarakan
tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan uraian tugas tersebut, Kepala UPT
Pusat Dukungan Operasional Layanan Pendapatan Daerah dibantu :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Seksi Pengelolaan Data dan Aplikasi Pendapatan;
c. Seksi Pengelolaan Infrastruktur Sistem Pendapatan.
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai uraian tugas :
a. melaksanakan penyusunan program kerja Pusat Dukungan Operasional Layanan
Pendapatan Daerah dan Sub Bagian Tata Usaha;
b. melaksanakan kehumasan dalam lingkup Pusat Dukungan Operasional Layanan
Pendapatan Daerah;
31
c. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
d. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;
e. melaksanakan pengelolaan, umum dan perlengkapan;
f. melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
g. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
h. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i. melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja Pusat Dukungan
Operasional Layanan Pendapatan Daerah dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha;
j. melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Kepala Seksi Pengelolaan Data dan Aplikasi Pendapatan, mempunyai uraian tugas
:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pengelolaan Data dan Aplikasi
Pendapatan;
b. melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan data dan aplikasi
pajak dan retribusi daerah;
c. melaksanakan pelayanan teknis pengelolaan data dan aplikasi di bidang pajak
dan retribusi daerah;
d. melaksanakan koordinasi, pengendalian, evaluasi dan pelaporan terhadap data
dan aplikasi pajak dan retribusi daerah;
e. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan teknis operasional;
f. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
g. melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Kepala Seksi Pengelolaan Infrastruktur Sistem Pendapatan mempunyai uraian
tugas :
a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pengelolaan Infrastruktur
Sistem Pendapatan;
b. melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan infrastruktur
sistem pajak dan retribusi daerah;
c. melaksanakan pelayanan teknis pengelolaan infrastruktur sistem pajak dan
retribusi daerah;
32
d. melaksanakan koordinasi, pengendalian, evaluasi dan pelaporan dalam
pengelolaan infrastruktur sistem pajak dan retribusi daerah;
e. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan teknis operasional;
f. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
g. melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bagan struktur organisasi Unit Pelaksana Teknis Pusat Dukungan
Operasional Layanan Pendapatan Daerah, adalah sebagaimana gambar berikut :
KEPALA UPT
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENGELOLAAN
INFRASTRUKTUR SISTEM PENDAPATAN
SEKSI PENGELOLAAN DATA
DAN APLIKASI
PENDAPATAN
33
Sedangkan Unit Pelaksana Teknis Penyuluhan mempunyai susunan
organisasi sebagai berikut :
1. Kepala UPT mempunyai uraian tugas :
a. menyelenggarakan perumusan program kerja Unit Pelaksana Teknis
Penyuluhan;
b. menyelenggarakan koordinasi, memimpin, pembinaan, dan pengendalian
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Penyuluhan;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan pengendalian,
evaluasi, pelaporan dan koordinasi penyuluhan dan penyebarluasan informasi di
bidang pajak dan retribusi daerah;
d. menyelenggarakan penyuluhan dan penyebarluasan informasi di bidang pajak
dan retribusi daerah;
e. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan teknis operasional;
f. menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta unit kerja terkait;
g. menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas tersebut Kepala UPT
Penyuluhan, dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dengan uraian tugas sebagai
berikut :
a. melaksanakan penyusunan program kerja UPT Penyuluhan;
b. melaksanakan kehumasan dalam lingkup UPT Penyuluhan;
c. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
d. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;
e. melaksanakan pengelolaan, umum dan perlengkapan;
f. melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
g. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
h. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i. melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja UPT Penyuluhan dan kegiatan
Sub Bagian Tata Usaha;
j. melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
34
2. 2. Sumber Daya
Sumber Daya yang dimiliki oleh Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya mencakup :
1. Sumber Daya Manusia
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional,
bermoral, bersih, bertanggung jawab serta beretika. Profesionalisme sangat terkait
dengan kompetensi ASN yang didalamnya terdapat tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan/keterampilan yang diperlukan oleh jabatan yang akan dan sedang
didudukinya.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sampai saat ini Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah memiliki sumber daya aparatur berdasarkan
pangkat dan golongan berjumlah 827 orang dan 851 orang tenaga administrasi
perkantoran.Jumlah ASN Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara berdasarkan jabatan dapat dilihat (pada lampiran tabel Daftar Urut
Kepangkatan PNS Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera
Utara)
2. Aset
Aset yang dimiliki Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara pada Tahun 2019, dapat dilihat dalam lampiran
3. Unit Pelayanan Operasional
Unit Pelayanan Operasional yang dikelola oleh Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan ke-SAMSAT-an pada Kantor UPPD,sebanyak 33 unit;
2. Pelayanan ke-SAMSAT-an pada Gerai SAMSAT, sebanyak 28 unit;
3. Pelayanan ke-SAMSAT-an pada SAMSAT Corner/Mall, sebanyak 2 unit;
4. Pelayanan ke-SAMSAT-an pada SAMSAT Drive Thru, sebanyak 2 unit;
5. Pelayanan ke-SAMSAT-an khusus hari Sabtu-Minggu, 1 unit;
35
6. Pelayanan ke-SAMSAT-an pada Bus Keliling, sebanyak 21 unit;
7. Pelayanan ke-SAMSAT-an pada SAMSAT Masuk Kampung, sebanyak 22 unit;
8. Unit Penyuluhan Pajak dan Retribusi Daerah, sebanyak 1 unit
9. e–SAMSAT yang tersebar pada seluruh ATM dan jaringan elektronik PT. Bank
SUMUT.
Seiring dengan tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik yang merata
di setiap Sentra Pelayanan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara berkeinginan untuk mewujudkan pemenuhan fasilitas pelayanan publik
secara bertahap dan memperbanyak jenis-jenis pelayanan tertentu yang dirasakan
dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan pelayanan publik.
Sumber daya lainnya yang dimiliki Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah berupa potensi objek pajak. Berdasarkan data
pada Pusat Dukungan Operasional Layanan Pendapatan Daerah sampai dengan
Desember 2018, potensi objek pajak kendaraan bermotor sebanyak 6.296.577 Unit;
terdiri dari kendaraan Roda 2 (dua) sebanyak 5.354.538 Unit, kendaraan roda3 (tiga)
sebanyak 53.561 unit; dan kendaraan Roda 4 (empat) atau lebih sebanyak 888.478 unit.
Sedangkan jumlah potensi wajib pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan
sebanyak 450 Wajib Pajak.
4. Evaluasi Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018
Untuk memaksimalkan pelaksanaan otonomi daerah dan meningkatkan
pembangunan, serta mengurangi sumbangan dari pemerintah pusat, maka
pemerintah daerah dituntut untuk lebih mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, disebutkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terdiri dari:
a) Pajak Daerah
b) Retribusi Daerah
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang terpisah, dan
d) Lain-lain PAD yang sah (meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah
36
terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).
Perkembangan Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara selama kurun
Tahun 2013-2018, dapat dilihat melalui tabel 1 berikut :
Tabel2.4
Perkembangan Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2013-2018
Mengingat bahwa kesejahteraan masyarakat akan banyak tergantung pada
pemerintah daerah sejak adanya otonomi daerah ini, maka pemerintah daerah dituntut
untuk mampu menggali semaksimal mungkin sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerahnya, dikarenakan PAD menjadi salah satu indikator dalam pengukur
keberhasilan dari penyelenggaraan otonomi daerah. Semakin tinggi PAD maka semakin
tinggi pula kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Hal
ini membuktikan bahwa pemerintah daerah telah berhasil menyelenggarakan otonomi
daerah. Demikian sebaliknya, jika PAD yang didapat pemerintah daerah semakin
sedikit atau mengalami penurunan, maka penyelenggaraan otonomi daerah belum
maksimal.
Perkembangan penerimaan Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam kurun
Tahun 2013-2018, adalah sebagaimana diagram berikut ini :
-
2,000,000,000,000
4,000,000,000,000
6,000,000,000,000
8,000,000,000,000
10,000,000,000,000
12,000,000,000,000
14,000,000,000,000
2013 2014 2015 2016 2017 2018
◼ TARGET ◼ REALISASI
37
Tabel 2.5
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2013-2018
Pajak bagi pemerintah daerah berperan sebagai sumber pendapatan (budgetary
function) yang utama dan juga sebagai alat pengatur (regulatory function). Pajak
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah, seperti membiayai administrasi pemerintahan,
membangun dan memperbaiki infrastruktur, menyediakan fasilitas pendidikan dan
kesehatan, membiayai anggota polisi, dan membiayai kegiatan pemerintah daerah
dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat disediakan oleh pihak
swasta yaitu berupa barang-barang publik.
Pajak Daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
sebagai perubahan dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan
pemerintahan daerah.
38
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian beberapa
kali disempurnakan dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999, yang
kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang lebih luas, nyata
dan bertanggung jawab kepada daerah. Kewenangan pungutan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah (BP2RD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun pungutan pajak yang
dikelola langsung oleh BP2RD Provinsi Sumatera Utara yang diatur melalui Perda
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah, adalah sebagai berikut:
1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB).
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan (P3AP).
5) Pajak Rokok.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian
besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Begitupun dengan daerah, seiring
dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka daerah juga memiliki tanggung jawab
sendiri untuk mengelola perpajakannya. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari
belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan.
Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah
sakit/puskesmas dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang
pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu daerah
menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan. Untuk mewujudkan penerimaan pajak yang maksimal,
melakukan perhitungan proyeksi penerimaan pajak untuk masa depan dan
merencanakan upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan merupakan hal yang sangat
39
penting juga. Mengingat besarnya peran pajak daerah sebagai salah satu sumber
utama penerimaan keuangan daerah dalam komponen PAD, sehingga membuatnya
menjadi bagian yang sangat vital.
Dalam kurun Tahun 2013-2018, target dan realisasi penerimaan pajak daerah di
Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2013-2018
Penerimaan Pajak Daerah dalam periode 2013-2018 senantiasa mengalami
peningkatan, tetapi peningkatan penerimaan tersebut tidak konsisten, kadang-kadang
kenaikannya tinggi dilain waktu penurunannya cukup tajam. Fluktuasi penerimaan pajak
daerah ini tentunya sangat tergantung pada penetapan targetnya. Ada realisasi
penerimaan jauh diatas target yang ditetapkan, tetapi ada juga sebaliknya targetnya
tidak tercapai. Tidak tercapainya target penerimaan ini bisa saja disebabkan masih
banyaknya wajib pajak yang tidak membayar pajak. Dalam upaya meningkatkan kerja
aparatur penagih pajak harus ada payung hukum yang kuat agar penagihan pajak
daerah dapat lebih intensif dan dapat memaksa wajib pajak untuk membayar pajak yang
terutang.
40
Pajak daerah dan retribusi daerah pada dasarnya merupakan salah satu bentuk
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pajak daerah dan
retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting dalam
rangka pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, maka beberapa permasalahan
dalam penagihan pajak daerah yang dapat diinventarisasi, meliputi :
a. Tingkat kesadaran masyarakat dalam perpajakan masih rendah. Untuk itu sangat
perlu ditingkatkan dan harus ditunjang dengan iklim yang mendukung peran aktif
masyarakat serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan
peraturan perundang- undangan perpajakan.
b. Penerimaan pajak daerah dalam periode 2013-2018 memang terlihat ada
peningkatan, tetapi peningkatan penerimaan tersebut sangat berfluktuasi. Adanya
fluktuasi penerimaan pajak daerah ini memang juga sangat tergantung pada target
yang ditetapkan. Kadang ada penerimaan pajak jauh diatas target, tetapi juga ada
penerimaan pajak dibawah target yang ditetapkan. Tidak tercapainya target
penerimaan pajak ini bisa juga disebabkan wajib pajak lalai/ tidak membayar pajak
terutangnya. Keadaan ini akan sangat mempengaruhi penerimaan pajak daerah.
c. Masih banyaknya warga yang belum membayar pajak terutang sudah seharusnya
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum
dalam surat ketetapan pajak atau sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
d. Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu kewaktu menunjukan jumlah
yang semakin besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini masih belum diimbangi
dengan peningkatan penagihannya.
e. Selama ini upaya penagihan pajak telah dilakukan, namun dalam pelaksanaannya
masih kurang memiliki daya paksa terhadap wajib pajak yang lalai memenuhi
kewajibannya, sehingga diperlukan Peraturan Daerah tentang Penagihan Pajak
Daerah dengan Surat Paksa. Surat Paksa yang dibuat harus mempunyai kekuatan
hukum eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai hukum tetap dan tidak dapat diajukan banding, sehingga
Surat Paksa langsung dapat dilaksanakan dan ditindaklanjuti sampai pelelangan
barang penanggung pajak.
41
2. 3. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Untuk pengembangan pelayanan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi
yaitu:
a) Masih terdapatnya sebagian masyarakat yang kurang mentaati ketentuan
pembayaran perpajakan daerah secara tepat waktu dan tepat prosedur;
b) Masih belum stabilnya kondisi perekonomian nasional dan internasional yang
berpeluang berdampak terhadap industri otomotif sebagai penopang utama
perpajakan daerah provinsi.
c) Akuntabilitas belanja pemerintah yang kurang terkelola baik dan konsisten dapat
mendorong penurunan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak secara tepat
waktu dan tepat prosedur.
d) Munculnya berbagai kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang makin
kompetitif dari beberapa provinsi lainnya yang secara tidak langsung menekan
ketercapaian target pendapatan sesuai asumsi yang direncanakan.
Di samping tantangan yang dihadapi terdapat pula beberapa peluang yang
dapat mengembangkan pelayanan pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu:
a) Tuntutan kualitas pelayanan yang semakin tinggi dari masyarakat
b) Adanya perkembangan perekonomian nasional yang semakin meningkat dan tingkat
distribusinya bagi perekonomian masyarakat yang terus membaik.
c) Perkembangan pemanfaatan teknologi informatika dalam sektor pelayanan publik
yang makin meningkat.
d) Masih tetap terbukanya pemanfaatkan potensi potensi pendapatan untuk
diintensifikasi maupun ekstensifikasi baik melalui instrument tarif maupun
pengembangan potensi baru.
42
Tabel 2.3.
Komparasi Capaian Sasaran Renstraterhadap Sasaran Renstra Badan
Pendapatan/BPRD/BPKD Kabupaten/Kotadan Renstra K/L
No.
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN RENSTRA OPD
PROVINSI
SASARAN PADA RENSTRA OPD
KAB/KOTA
SASARAN PADA RENSTRA K/L
1.
Proporsi kenaikan pendapatan daerah tiap-tiap tahun anggaran
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
Meninngkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tersusunnya kajian sebagai bahan masukan Revisi UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah &UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
2.
Proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
Meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
3.
Proporsi pertumbuhan jumlah potensi wajib pajak
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
Meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4.
Jumlah Wajib Retribusi
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
Meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
5.
Jumlah objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
Meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
6.
Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Meningkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7.
Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
8.
Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah yang dipungut
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
9.
Peningkatan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) antar tahun anggaran
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pengelolaan pendapatan daerah
Dimplementasikannya standar pelayanan minimum (SPM) di OPD
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
10.
Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap wajib pajak per hari yang dilayani antar tahun anggaran
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan
Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan aparatur dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal
43
pendapatan daerah
daerah (Renstra Kemendagri)
11.
Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap kebutuhan
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
Meningkatnya pelayanan
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
12.
Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan aparatur dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
13.
Tingkat gangguan jaringan dan system
Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
Berkurangnya titik kerusakan jaringan informasi
Transparansi informasi disertai pemanfaatan Teknologi Informasi di berbagai aspek
14.
Tingkat gangguan penggunaan perangkat keras Teknologi Informasi
Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
Terbangunnya system layanan berbasis teknologi informasi
Transparansi informasi disertai pemanfaatan Teknologi Informasi di berbagai aspek
15.
Proporsi kesesuaian hasil kesepakatan rapat koordinasi pendapatan dengan implementasinya
Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Tersusunnya Kebijakan umum strategis yang melibatkan stakeholder
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
16.
Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP
Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Dimplementasikannya standar pelayanan minimum (SPM) di SKPD
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
17.
Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan tepat data (bulanan triwulanan semesteran dan tahunan)
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Meningkatnya akuntabilitas Kinerja OPD
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
18.
Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun
Menurunnya jumlah temuan SPI
Meningkatnya akuntabilitas Kinerja OPD
19.
Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal pengawasan
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Terevaluasinya kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
20.
Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh Instansi penilai.
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Terevaluasinya kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
44
21.
Proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
Meningkatnya kualitas SDM
Meningkatnya Sumber daya Aparatur yang berkualitas
Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas keuangan;(Renstra Kemendagri)
22.
Proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
Meningkatnya kualitas SDM
Meningkatnya Sumber daya Aparatur yang berkualitas
23.
Proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
Meningkat nya kualitas SDM
45
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH
1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, tentu tidak terlepas dari permasalahan-
permasalahan yang dihadapi, baik dalam peningkatan kinerja pendapatan maupun
kinerja pelayanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan-permasalahan
tersebut, dapat dikategorikan dalam 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
dapat menjadi suatu kekuatan (strengthness) maupunkelemahan (weakness) dalam
organisasi. Unsur-unsur kekuatan yang dapat dijadikan sebagai peluang peningkatan
kinerja kedudukan dan peran Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, meliputi :
1. Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah merupakan OPD yang diberi
mandat pemerintah daerah untuk menyelenggarakan sebagian urusan
desentralisasi dibidang pengelolaan pendapatan daerah sebagai bagian integral dari
tata kelola keuangan daerah.
2. Tersedianya dukungan pimpinan daerah yang sangat kuat untuk menjalankan visi,
misi serta tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.
3. Terdapatnya Unit-unit Pelaksana Teknis yang tersebar luas di seluruh
Kabupaten/Kota se Sumatera Utara yang merupakan sub unit organisasi Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah disertai dengan sentra-sentra pelayanan
dalam menjalankan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah.
4. Adanya komitmen dan semangat bersama antara pimpinan dan staf di lingkungan
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara baik dan inovatif.
BAB - III
46
Disamping kekuatan yang dimiliki tersebut, masih terdapat sejumlah
kelemahan dalam lingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, yaitu:
1. Belum terstandarisasinya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang
menyelenggarakan fungsi fungsi pendapatan daerah yang sejalan dengan tata
kelola keuangan daerah.
2. Belum terstandarisasinya secara penuh keseluruhan dukungan sarana dan
prasarana kerja Unit-unit Pelaksana Teknis yang tersebar di seluruh kabupaten/kota
yang ada di Sumatera Utara;
3. Masih belum efektifnya forum koordinasi antar OPD Penghasil dalam melakukan
perhitungan potensi dan pengelolaan pemungutan sumber-sumber pendapatan
daerah.
4. Belum terbentuknya sistem informasi pengelolaan potensi pendapatan daerah yang
benar benar akurat dan teruji.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi dapat
menjadi suatu peluang (opportunities) maupun ancaman (threats) dalam organisasi.
Beberapa peluang yang dimiliki Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara, antara lain :
1. Tuntutan kualitas pelayanan yang semakin tinggi dari masyarakat
2. Adanya perkembangan perekonomian nasional yang semakin meningkat dan
tingkat distribusinya bagi perekonomian masyarakat yang terus membaik.
3. Perkembangan pemanfaatan teknologi informatika dalam sektor pelayanan publik
yang makin meningkat.
4. Masih tetap terbukanya pemanfaatkan potensi potensi pendapatan untuk
diintensifikasi maupun ekstensifikasi, baik melalui instrument tariff maupun
pengembangan potensi baru.
Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, adalah:
1. Masih terdapatnya sebagian masyarakat yang kurang mentaati ketentuan
pembayaran perpajakan daerah secara tepat waktu dan tepat prosedur;
2. Masih belum stabilnya kondisi perekonomian nasional dan internasional yang
berpeluang berdampak terhadap industri otomotif sebagai penopang utama
perpajakan daerah provinsi.
47
3. Akuntabilitas belanja pemerintah yang kurang terkelola baik dan konsisten, dapat
mendorong penurunan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak secara tepat
waktu dan tepat prosedur.
4. Munculnya berbagai kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang makin
kompetitif dari beberapa provinsi lainnya, yang dapat menekan ketercapaian target
pendapatan sesuai asumsi yang direncanakan.
Berbagai permasalahan secara internal dan eksternal yang berada dalam
lingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara,
pada akhirnya turut menentukan kondisi pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat
dalam pembentukan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Sesuai ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Peraturan
Gubernur Nomor 46 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan
Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara; yang selanjutnya dirinci dalam Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas
Dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera
Utara, dinyatakan bahwa Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai
tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pajak dan retribusi daerah
serta pendapatan lainnya berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
TUGAS POKOK
FUNGSI
MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
DI BIDANG PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SERTA
PENDAPATAN LAINNYA BERDASARKAN AZAS
OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN
A. PENYELENGGARAAN KOORDINASI,
FASILITASI, MONITORING, EVALUASI DAN
PENGENDALIAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
KEPALA DAERAH DI BIDANG PENGELOLAAN
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH;
B. PENYELENGGARAAN PENGOLAHAN BAHAN/
DATA UNTUK PENYEMPURNAAN DAN
PENYUSUNAN KEBIJAKAN, SESUAI STANDAR
DALAM URUSAN PENGELOLAAN PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH;
C. PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN TUGAS DALAM BIDANG
PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI
DAERAH;
D. PENYELENGGARAAN TUGAS LAIN YANG
DIBERIKAN GUBERNUR, SESUAI DENGAN
TUGAS DAN FUNGSINYA.
48
Dari analisis kondisi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut
di atas, terdapat sejumlah permasalahan yang dapat dideskripsikan sebagaimana pada
tabel berikut :
49
Tabel 3.1
Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN/ KONDISI SAAT
INI
STANDAR YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTERNAL
(KEWENANGAN OPD)
EKSTERNAL
PERMASALAHAN PELAYANAN OPD
Perumusan dan
penetapan Kebijakan
Teknis Pendapatan
Perumusan dan
penetapan Kebijakan
Teknis Pendapatan
1. Telah ditetapkannya
Perda yg mengatur
Pajak Daerah Retribusi
Daerah.
Jumlah Regulasi
▪ Pemahaman dan
kemampuan SDM
terhadap peraturan
per-Undang-
Undangan (aturan
formal)
▪ Penetapan Regulasi
nasional yang
mengatur pedoman
pengelolaan pajak &
retribusi serta
pendapatan daerah
lainnya
▪ Kuantitas dan
kualifikasi SDM legal
drafter belum
memadai
2. Penetapan Juklak
Perda, Pergub
Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi
Daerah
Jumlah Regulasi
▪ Pemahaman aturan
formal;
▪ Komitmen dan
motivasi
▪ Tuntutan masyarakat
terhadap kepastian
hukum
▪ Kuantitas dan
kualifikasi SDM legal
drafter belum
memadai
▪ Belum ada sertifikasi
kompetensi ASN
3. Penetapan Standard
Operasional Prosedure
dan Standard
Pelayanan
Manual Penugasan
▪ Pemahaman aturan
formal;
▪ Komitmen & motivasi
▪ Tuntutan masyarakat
terhadap kepastian
hukum
▪ Kuantitas dan
kualifikasi SDM legal
drafter belum
memadai
▪ Belum ada sertifikasi
kompetensi ASN
Penyelenggaraan Pendapatan dan Pelayanan Umum
1. Rerata pencapaian target pendapatan daerah melebihi target yang ditetapkan dalam RPJMD2013-2018
Tingkat Capaian pendapatan daerah per-tahun anggaran
Analisis perhitungan target berdasarkan akurasi data potensi
1. Kondisi makro ekonomi
2. Daya Beli dan preferensi konsumsi masyarakat
Akurasi penyusunan asumsi dan perhitungan target masih harus ditingkatkan
50
2. Pengukuran kapasitas layanan berdasarkan kepusaan masyarakat terus meningkat, setiap tahunnya
IndeksKepuasan Masyarakat (IKM)
1. Kecukupan sarana dan prasarana kerja
2. Komitmen dan motivasi
Kondisi tuntutan masyarakat terhadap kecepatan, kemudahan dan kepastian
• Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dalam metodenya
• Belum tersedianya instrumen persepsi mal-adminsitrasi/ KKN
3. Dukungan fasilitas kerja belum terpenuhi seluruhnya
Standarisasi Sarana dan Prasarana
Belum dibuat mapping kondisi kerja yang akurat
Kebijakan alokasi anggaran belanja unit pendapatan daerah
Belum ada ukuran penetapan BO-PO terhadap kebutuhan belanja unit penghasil sehingga standarinisasi sarna prasarana tdk terjamin
Pembinaan Pelaksanaan tugas-tugas pendapatan secara Internal
1. Rerata capaian penilaian LAKIP berada pada kisaran 75-79 selama 5 tahun
Penilaian LAKIP per tahun anggaran
1. Akurasi perencanaan kinerja sesuai Renstra masih belum optimal
2. Ketaatan pengelolaan kegiatan sesuai Perencanaan Dokumen Kinerja
1. Kecepatan proses pengadaan barang dan jasa;
2. Ketaatan pelaksanaan kinerja penyediaan barang dan jasa sesuai kontrak
Model smart planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada akurasi penyusunan LAKIP
2. Rerata tindak lanjut temuan aparat pengawas mencapai 100 %
Proporsi tindak lanjut temuan Auditor
1. Penegakan disiplin kinerja
2. Komitmen dan motivasi mengurangi kelalaian kerja
Kondisi tuntutan masyarakat terhadap kecepatan, kemudahan & kepastian
• Metode penerapan Standard Pengawasan Internal (SPI) perlu terus disesuaikan dgn kebutuhan;
• Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
Fasilitasi pelaksanaan tugas pendapatan daerah dan pelayanan umum
1. Pelaksanaan Rapat-rapat Koordinasi dalam perhitungan target dan monev capaian target berjalan secara rutin dan cukup efektif;
1. Tingkat efektivitas Rapat-rapat koordinasi
2. Tingkat akurasi perhitungan target patda pusat dan realisasi pada APBD
1. Akurasi perencanaan kinerja sesuai Renstra
2. Ketaatan pengelolaan kegiatan sesuai Perencanaan Dokumen Kinerja
1. Kecepatan proses pengadaan barang dan jasa;
2. Ketaatan pelaksanaan kinerja penyediaan barang dan jasa sesuai kontrak
Model smart planning belum konsisten diterapkan
51
2. Kordinasi dan konsultasi data perhitungan alokasi dana transfer dan lainnya terus dilaksanakan
Penyediaan dukungan sarana pelayanan untuk efektivitas ke-SAMSAT-an terus berjalan
Standarisasi sarana dan prasarana ke-SAMSAT-an
Prototipe baku untuk sarana layanan SAMSAT
Kebijakan nasional untuk prototipe sarana prasarana ke-SAMSAT-an
Ketiadaan prototipe standar sarana prasarana ke-SAMSAT-an mendorong adanya perbedaan kondisi layanan
52
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Dalam dokumen Peraturan Gubernur maupun Peraturan Daerah yang
menetapkan RPJMD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023, Visi
Pemerintah Provinsi Sumatera Utaraadalah ‘Sumatera Utara yang Maju, Aman dan
Bermatabat’
Untuk mencapai visi tersebut, telah dirumuskan 5 (lima) misi berikut :
1. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat dalam kehidupan
karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan yang cukup, rumah
yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang prima, mata pencaharian yang
menyenangkan, serta harga-harga yang terjangkau;
2. Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik dengan adanya
pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintahan yang baik, adil dan
terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan kebangsaan dan
memiliki kohesi sosial yang kuat serta harmonis;
3. Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pendidikan karena
masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif, berdaya saing dan
mandiri;
4. Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pergaulan karena
terbebas dari judi, narkoba, prostitusi dan penyeludupan, sehingga menjadi teladan
di Asia Tenggara dan Dunia;
5. Mewujudkan Sumatera Utara yang bermaratabat dalam lingkungan karena
ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah, penduduknya yang ramah,
berbudaya, berperikemanusiaan dan beradab
Sejalan dengan visi dan misinya, telah diindentifkasikan beberapa isu
stretagis daerah yang akan melandasi program program unggulan kepala daerah yang
telah menjadi komitmen politis serta diintegrasikan dalam perencanaan teknokratisnya.
Isu-isu strategis tersebut, meliputi :
1. KETIMPANGAN (Wilayah dan Pendapatan); Kondisi ketimpangan dilihat dari Indeks
Gini Sumatera Utara yang termasuk dalam kategori sedang selama kurun waktu
2013-2017 dan selalu dibawah angka nasional;
53
2. KEMISKINAN; persentase penduduk miskin di Sumut masih relatif tinggi (9,28%)
terhadp total penduduk;
3. PENGANGGURAN; masih tingginya tingkat pengangguran terbuka di Sumut
sebesar 5,60% pada Tahun 2017;
4. KESEHATAN; masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat dengan Usia
Harapan Hidup sebesar 68,37% Tahun;
5. PENDIDIKAN; rata-rata lama sekolah sebesar 9,12 Tahun
6. PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP; Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup Sumut yang sebesar 55,02 masuk dalam kategori tidak baik;
7. INFRASTRUKTUR; Belum optimalnya kualitas infrastruktur;
8. REFORMASI BIROKRASI; Kurang optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik
(good governanace) dan tata pemerintahan yang bersih (clean governance)
Berdasarkan isu-isu strategis tersebut, maka disusunlah Prioritas RPJMD
Provinsi Sumatera Utara, yang dirangkum dalam konsep “Membangun Desa, Menata
Kota”meliputi :
1. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha melalui penyediaan lapangan
pekerjaan;
2. Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan;
3. Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan;
4. Penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas;
5. Peningkatan daya saing melalui sektor agraris dan pariwisata.
Dengan memperhatikan rangkaian visi hingga program unggulan kepala
daerah di atas, serta dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah, dapat ditarik relevansi hubungannya sebagai berikut :
1. Secara umum, keberhasilan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah dalam
menjalankan tugas dan fungsinya akan berkonsekwensi terhadap kemampuannya
dalam menyediakan sumber daya keuangan daerah untuk membiayai keseluruhan
agenda agenda kepemimpinan daerah;
2. Secara teknis, peran Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah harus mampu
berkontribusi terhadap keberhasilan menjalankan misi ketiga, yakni : mewujudkan
Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik dengan adanya pemerintahan
yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintahan yang baik, adil dan terpercaya,
54
politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan kebangsaan dan memiliki
kohesi sosial yang kuat serta harmonis;
Dalam menjalankan relevansi hubungan antara Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah dan visi, misi, program unggulan kepala daerah hingga program-
program operasional dalam RPJMD yang terkait tugas pokok dan fungsi Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, pelaksanaan tugas tugas pengelolaan
pendapatan, akan ditopang oleh 2 (dua) kutub yang saling menekan antara faktor
penghambat dan faktor pendorong pelayanan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah.
Kedua faktor tersebut digambarkan pada tabel berikut :
55
Tabel 3.2
Faktor penghambat dan pendorong pelayanan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Terhadap pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : SUMATERA UTARA YANG MAJU, AMAN DAN BERMARTABAT
No.
MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH
PERMASALAHAN PELAYANAN BPPRD-SU
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
MISI ke – 2 : Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola
pemerintahan yang baik, adil dan terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan kebangsaan dan memiliki kohesi sosial yang kuat
serta harmonis;
1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Belum adanya Standard Anggaran Biaya(SAB) dalam mendukung pelayanan publik, telah menjadikan kebijakan alokasi berdasarkan pagu yang tersedia
Belum dibuatnya Analisis Standar Biaya Kegiatan
Telah terdapat kebijakan SPM,SOP dan SP serta pedoman standard biaya belanja daerah
2.
Program Pemeliharaan Sarana & Prasarana Aparatur
Belum ditetapkannya standar baku pemeliharaan Gedung Perkantoran menyebabkan pemeliharaan sarana kerja kurang optimal dan kurang terjadwal baik siklus pemeliharaannya
Belum dibuatnya Analisis Standar Biaya Kegiatan
Telah terdapat kebijakan SPM,SOP dan SP serta pedoman standar biaya belanja daerah
3.
Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
Belum terpenuhinya kebutuhan ASN pads sentra pelayanan, khusunya pada Kab/Kota yang terjauh dari Ibukota Provinsi
Masih rendahnya motivasi pelayanan
Adanya insentif pemungutan pajak daerah
4.
Program Pembinaan, Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Aparatur
Kompetensi penyelenggara layanan pendapatan belum terstandarisasi
Belum tersusunnya Standar baku kompetensi SDM di lingkungan BPPRD-SU
Adanya Penilaian IKM dan Pemeringkatan kualitas pelayanan publik secara Nasional
56
5.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan
Penyusunan LAKIP kurang ditunjang oleh ketegasan rencana kinerja, yang masih memuat kekaburan indikator kinerja dan duplikasi program rogram kegiatan penunjangnya sehingga berdampak pada penilaian LAKIP oleh Instansi Pembina
Penyusunan Rentra dan Renja belum sejalan dengan Pedoman SAKIP & Renstra baku
Telah diterbitkannya Permendagri 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP 8 Tahun 2008 sebagai acuan penyusunan dan pengendalian pelaksanaan Renja SKPD
6.
Program Peningkatan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Masih terbatasnya akses publik terhadap info layanan pendapatan
Belum efektifnya penerapan Rencana Induk & Road Map Sistem Informasi Patda
Berkembangnya Teknologi Informasi & semakin luasnya kepemilikan smart tools milik publik, seperti smartphone
7.
Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pendapatan Daerah
Masih terjadinya temuan berulang terhadap tata kelola pendapatan dan kinerja BPPRDSU dan UPT/UPPD
Kompetensi aparatur pengelola masih belum memadai
Pedoman Akuntansi Pemerintahan & Wasdal telah ditetapkan pusat
8.
Program Intensifikasi Pajak Kendaraan Bermotor
Belum optimalnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban pembayaran pajak kendaraan bermotor
Kurang tegasnya punisment terhadap wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban pembayaran pajak kendaraan bermotor
Tersedianya berbagai sentra pelayanan yang mudah, cepat dan akutabel
9.
Program Intensifikasi Pajak Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Belum optimalnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban pembayaran pajak kendaraan bermotor
Kurang tegasnya punisment terhadap wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban pembayaran pajak kendaraan bermotor
Tersedianya berbagai sentra pelayanan yang mudah, cepat dan akutabel
10.
Program Intensifikasi Pajak Rokok
Belum optimalnya penerimaan Pajak Rokok
Kurang akuratnya penetapan jumlah penduduk yang digunakan sebagai faktor penghitung penetapan jumlah pajak rokok yang diterima
Adanya instrumen data jumlah penduduk yang handal
11.
Program Peningkatan Retribusi Daerah dan Pendapatan Lainnya
Belum optimalnya penggalian potensi Retribusi Daerah dan Pendapatan Lainnya
Belum efektifnya pelaksanaan fungsi Koordinator Pendapatan Daerah pada BPPRDSU
Adanya insentif pemungutan Retribusi Daerah
12.
Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah
Desain Operasional Manajemen (DOM) BPPRD-SU belum dijalankan
Belum tersusunnya Desain Operasional Manajemen (DOM) BPPRD-SU
Adanya kebijakan Pemerintah Pusat untuk memberikan penghargaan berupa Citra Abdi Bhakti untuk manajemen
57
Pemerintahan Daerah yang baik
Selanjutnya, dikaitkan dengan dokumen renstra Kementerian/ Lembaga yang memiliki kaitan erat dengan penyusunan
renstra Dinas Pendapatan, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Permasalahan pelayanan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Renstra K/L beserta
faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya
No.
SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA KEMENDAGRI (K/L)
PERMASALAHAN PELAYANAN BPPRD-
SU
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
1.
Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, serta pemanfaatan APBD yang efisien
1. Belum tersedianya panduan nasional yang mengatur ketentuan umum perpajakan daerah, sebagai kelengkapan UU Nomor 28 Tahun 2009, sehingga prosedure pengelolaan perpajakan dan pendapatan daerah hanya bersandarkan pada regulasi lokal, tidak berstandard nasional
2. Belum adanya ketegasan peran dan fungsi BPPRDSU sebagai koordinator pendapatan daerah dalam penyusunan formulasi perhitungan dana perimbangan pusat ke daerah dan input data perhitungannya;
3. Perlu dirumuskannya keterlibatan BPPRDSU sebagai koordinator pendapatan daerah dalam setiap penyusunan regulasi investasi, guna perluasan kapasitas pendapatan daerah yang dapat tercipta dari setiap investasi yang ada di daerah maupun dilakukan pemerintah daerah
Belum ditetapkanya SOP koordinasi kelembagaan daerah dalam proses pengelolaan pendapatan daerah dari dana perimbangan dengan instansi pusat;
▪ Telah terbitnya PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
▪ Telah terbitnya PP Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tatacara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;
▪ Telah terbitnya PP Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun2009 tentang pelayanan Publik;
▪ Telah terbitnya PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS
▪ Dengan adanya kebijakan tersebut diberlukan standarisasi manajemen pendapatan daerah untuk memudahkan pengendalian nya;
58
2.
Tersusunnya kajian sebagai bahan masukan revisi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Belum terumuskannya secara integral terhadap masukan Unit Pengelola Pendapatan daerah terhadap rencana Revisi UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah;
Terdapatnya forum-forum perumusan kebijakan untuk antar kepala Daerah (APPSI) yang dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi untuk penyampaian masukan.
3.
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
Belum ditetapkannya SOP yang menunjukkan ketegasan peran BPPRDSU dalam proses investasi daerah;
Adanya ketentuan Peraturan MenPAN dan Reformasi Birokrasi No. 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOP, dapat dijadikan landasan untuk menyusun SOP investasi yang mempertegas kedudukan BPPRDSU dalam proses pengelolaan investasi daerah yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah.
59
3.3. Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Pelaksanaan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara tidak dapat dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara semata, akan tetapi perlu dukungan
dari stakeholders lainnya seperti lembaga legislatif, instansi vertikal yang ada di wilayah
Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta masyarakat termasuk
dunia usaha didalamnya yang berkewajiban untuk melaksanakan program-program
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018-2023
Berkaitan dengan hal tersebut, maka setiap OPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat
visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsinya sehingga terwujud sinergitas perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan pembangunan yang berkesinambungan sampai dengan
tahun 2023.
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
yang merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, didalam membuat
Rencana Strategis berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera UtaraTahun 2019-2023, sehingga di dalam
menentukan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan dapat selaras dengan apa yang hendak dicapai oleh Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
Untuk mampu menyelaraskan rencana strategisBadan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan RPJMD Provinsi Sumatera Utara,
perlu dideskripsikan terlebih dahulu permasalahan permasalahan dalam
penyelenggaraan layanannya yang berkaitan dengan penetapan sasaran yang ada
dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun 2018-2023.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
60
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan BPPRD-SU berdasarkan Sasaran RPJMD
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No.
SASARAN
RPJMD
PERMASALAHAN
PELAYANAN
BPPRD-SU
PENDORONG
PENGHAMBAT
PENDORONG
1.
Terwujudnya pemerintahan yang partisipatif, professional dan akuntabel dan modern
▪ Belum terstandarisasinya kompetensi aparatur pengelola pendapatan yang dapat disertifikasikan sesuai perundangan
▪ Belum dibuatnya ketentuan umum perpajakan daerah dan retribusi daerah sebagai acuan untuk standarisasi tatacara pengelolaan perpajakan/ restribusi daerah yang memenuhi kaidah kaidah Satndar Akuntansi pemeirntahan;
▪ Pengelolaan Pendapatan Daerah belum sepenuhnya memanfaatkan keunggulan teknologi informasi, terutama penyusunan aplikasi pendapatan yang disinkronkan dengan e-Keuangan
▪ Rekrutmen awal aparatur belum berdasarkan kompetensi khusus yang sesuai dengan tupoksi;
▪ Pemerintah Pusat belum menerbitkan ketentuan tentang KUP untuk pengelolaan PDRD yang relevan dengan terbitnya UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
▪ Masih terbatasnya aparatur yang berkompetensi di bidang akuntansi pemerintahan yang mampu mengintegrasikan tata kelola pendapatan dengan SIPKD
▪ Terbitnya ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS;
▪ Terbitnya Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
▪ Terbitnya Pergub Nomor 18 Tahun 2018 tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan bagi PNS dan PNS Pemprovsu;
▪ Adanya ketentuan UU 14/2009 tentang Informasi & Transaksi Elektornik serta UU yang melindungi hak Cipta Intelektual, dapat menjaid stimulus untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan aplikasi pendapatan ayng terintegrasikan dengan SIPKD.
Meningkatnya stabilitas tramtibun, kesadaran politik dan hukum
▪ Belum terbentuknya kesadaran para wajib pajak dan retribusi daerah yang kuat untuk pembentukan komunitas pemantau kewajiban dan pengelolaan perpajakan dan retribusi daerah
▪ Kepedulian para WP/WR untuk pembentukan komunitas pemantau pengelolaan pendapatan daerah sebagai mitra partisipasi penting bagi Dinas Pendapatan, masih belum terentuk baik
▪ Adanya UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; Adanya UU 25 Tahun 2009 tentang pelayanan Publik dan UU 17/2013 tentang Ormas dapat menjaid stimulus untuk menjadi dasar pembentukan wadah komunitas pemantau PDRD oleh masyarakat yang peduli
61
3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Tata ruang Provinsi Sumatera Utara merupakan wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang yang ditetapkan dan disesuaikan dengan visi dan misi Provinsi
Sumatera Utara, kondisi struktur ruang diuraikan dalam kondisi sistem kota-kota,
infrastruktur wilayah, dan kawasan andalan.
Penyelenggaraan tata ruang yang baik ditandai dengan adanya
pelaksanaan koordinasi dalam konteks pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang antar provinsi dengan kabupaten/kota. Perwujudan
struktur tata ruang Sumatera Utara ditandai dengan mulai terbentuknya sistem kota-kota
yang dicapai melalui pengembangan-pengembangan fungsi dan pusat kegiatan
nasional. Tata ruang tersebut tentu berkaitan dengan lingkungan hidup, karena setiap
rencana tata ruang harus mempunyai dampak ramah lingkungan sehingga tercipta
keseimbangan antara sumber daya alam dan pemanfaatannya serta terwujudnya
pemanfaatan ruang yang serasi dan berjalannya pengendalian pemanfaatan ruang
secara konsisten.
Dalam kajian lingkungan hidup, beberapa faktor yang menjadi perhatian
adalah mengenai polusi, baik itu polusi udara, air, maupun tanah. Hal yang secara tidak
langsung terkait pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah adalah terkait
dengan polusi udara yang dihadapi oleh wilayah Sumatera Utara. Dengan adanya
peningkatan jumlah kendaraan yang berada di wilayah Sumatera Utara, kontribusi pada
polusi udara akan semakin meningkat pula. Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara tidak mempunyai wewenang untuk membatasi jumlah
kendaraan, namun dapat membantu dengan cara pemberlakuan pajak progresif pada
kepemilikan kendaraan bermotor. Cara ini diharapkan dapat menekan pada kepemilikan
kendaraan berikutnya yang berdampak pada pengurangan polusi udara dan juga untuk
meningkatkan penerimaan pajak.
62
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan BPPRD-SU berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No.
RTRW PROVINSI SUMATERA UTARA
TERKAIT TUGAS DAN FUNGSI BPPRD-SU
PERMASALAHAN PELAYANAN
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
1.
Terwujudnya ruang investasi melalui dukungan infrastruktur strategis
Pengembangan potensi pendapatan daerah belum sepenuhnya mempertim-bangkan potensi pendapatan baru dari peluang investasi yang ada di wilayah Jabar
Adanya keterbatasan tenaga aparatur yang memiliki kompetensi sebagai analis pendapatan daerah serta kurang optimalnya akses terhadap informasi investasi daerah
▪ Makin meningkatnya kebutuhan pembiayaan pembangunan yang tidak seimbang dengan kapasitas pendapatan daerah yang sudah terolah baik ;
▪ Cukup stabilnya pertumbuhan ekonomi nasional dna regional, akan berpeluang terhadap meningkatnya daya beli masyarakat yang berdampak positif terhadap pemenuhan kewajiban pembayaran perpajakan daerah maupun jasa usaha daerah.
2.
Terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan dan perdesaan dalam system wilayah yang terintegrasi
Belum terintegrasinya konsep pengembangan kawasan dengan perancangan pengembangan sentra layanan pendapatan berorientasi pusat pusat aktivitas komunitas
Masih belum optimalnya pemahaman perencana pendapatan terhadap konsep RTRW yang terkait pengembangan layanan pendapatan daerah
Dengan terbentuknya kesepakatan masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 dan penyatuan kawasan pasar bersama di Asia Fasifik tahun 2020 serta perdagangan bebas lainnya dapat menjadi stimulus pengembangan potensi baru dalam pengelolaan pendapatan daerah.
63
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Penentuan isu isu strategis yang terkait tugas pokok dan fungsi Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, tidak bisa dilepaskan
dari lingkungan strategis, baik pada lingkungan eksternal maupun internalnya. Untuk
lingkungan ekternal, isu isu staregis akan dipengaruhi oleh kondisi yang tengah terjadi
atau diperkirakan akan tetap berlangsung pada skala internasional, nasional serta
regional/lokal provinsi.
Untuk isu isu strategis yang bersumber dari lingkungan ekternal, antara lain
meliputi :
1. Pengelolan pajak yang berkaitan dengan kendaraan bermotor, Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) maupun Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), selalu akan
berkaitan dengan kebijakan industri kendaraan bermotor yang erat kaitannya dengan
kondisi makro ekonomi internasional dan nasional, sebagai konsekwensi dari
kebijakan industri yang masih relative tergantung kepada pasokan mesin dan
beberapa suku cadang pabrikan merek merek kendaran di berbagai Negara maju
dunia.
2. Pengelolaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, sangat terkait dengan
produksi bahan bakar nasional yang mulai dipengaruhi oleh impor crude oil dari
Negara-negara penghasil maupun pasar BBM dunia, mengingat lifting migas nasional
semakin tidak seimbang dibandingkan kebutuhan pasar dalam negeri;
3. Pengelolaan Pajak Rokok, yang dimulai pada awal 2014 turut pula dipengaruhi
kebijakan intrenasional dan nasional terhadap standar kesehatan serta standar
internasional untuk kandungan bahan bahan adiktif yang harus memenuhi standar
industry dan kesehatan dunia;
4. Selain itu, sejalan dengan semangat untuk memperkuat kapasitas pendapatan di luar
sektor perpajakan, maka penggalian potensi potensi non-pajak dari pendayagunaan
asset-asset produktif serta perluasan basis usaha badan usaha milik daerah serta
sumber pendapatan lainnya, akan terkait dengan kebijakan yang perlu diambil serta
arah kebijakan keuangan nasional yang menyertai pengaturan tata kelola pendapatan
daerah di era otonomi dewasa ini.
64
Berangkat dari kondisi lingkungan strategis demikian, maka isu-isu strategis
pada lingkungan ekternal Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara dapat digambarkan pada table berikut ini :
Tabel 3.6
Identifikasi Isu-Isu Strategis Dinas Pendapatan
(Lingkungan Eksternal)
No.
ISU STRATEGIS
DINAMIKA INTERNASIONAL
DINAMIKA NASIONAL
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL
1.
Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco industry) sebagai manifestasi sustainability development
Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan dan muatan lokal dominan
Penetapan core bussines/ unggulan/tematik pemb antar kawasan berbasis potensi lokal
2.
Demokratisasi dan desentralisasi pemerintahan yang makin menguat
Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan UU Otonomi
Penetapan regulasi pelaksanaan UU Otda dan keuangan dan juklaknya yang sejalan dengan norma pusat
3.
Transparansi informasi disertai pemanfaatan Teknologi Informasi di berbagai aspek
Telah ditetapkannya Master Plan Teknologi Informasi Nasional dalam menopang administrasi pemerintahan
Penetapan Sumut Smart Province, telah mendorong komputerasi dlm manajemen barjas, perkantoran dan layanan publik
4.
Akses publik & kepastiaan hukum dalam pengelolaan Sumber Daya Pemerintahan yang makin terukur dan terstandarisasi
Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP dan SP di bidang pelayanan pbulik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya
Terdapat komitmen untuk menerapkan IKM, IPK dan Indeks Demokrasi dlm emngukur efektivitas manajemen pemda
Selanjutnya untuk menggambarkan isu isu strategis yang bersumber dari
lingan internal Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara,
dapat ungkapkan kondisi seperti tabel berikut :
65
Tabel 3.7
Identifikasi Isu-Isu Strategis BPPRD-SU (Lingkungan Internal)
No.
ISU STRATEGIS
1.
Kuantitas dan kualifikasi SDM legal drafter belum memadai
2.
Belum ada sertifikasi kompetensi untuk ASN BPPRDSU
3.
Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus ditingkatkan
4.
Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dalam metodenya
5.
Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN
6.
Belum ada ukuran penetapan BOPO (belanja operasional per pendapatan hasil operasional) terhadap kebutuhan belanja unit penghasil sehingga standarisasi sapras tidak terjamin, terutama terkait waktu penuntasannya secara keseluruhan
7.
Model Smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada akurasi penyusunan LAKIP
8.
Metode penerapan Sistem Pengendalian Intern perlu terus disesuaikan dengan kebutuhan;
9.
Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
Guna menentukan pemerinkatan atau prioritas penanganannya, maka akan
dilakukan analisisnya dengan menyusunan criteria pemilahan sebagai berikut :
Tabel 3.8
Skor kriteria penentuan isu-isu strategis
No.
KRITERIA
BOBOT
1.
Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L atau RPJMD Provinsi/ Kabupaten Kota
30
2.
Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD
30
3.
Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah
15
4.
Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani
25
TOTAL .......................
100
Untuk menentukan penilaian atas prioritas yang akan diambil dalam
melakukan penangannya, telah ditentukan parameter penilaian sebagai sebagai berikut:
• Nilai 1 untuk parameter tidak prioritas.
• Nilai 2 untuk parameter kurang prioritas.
• Nilai 3 untuk parameter cukup prioritas.
66
• Nilai 4 untuk parameter prioritas
• Nilai 5 untuk parameter sangat prioritas
Dengan memanfaatkan kriteria serta parameter penilaian, keseluruhan isu-isu
strategis yang berada dalam lingkungan kerja Dinas Pendapatan, diperoleh hasil
penilaiannya sebagai berikut :
67
Tabel 3.9
Penilaian Isu-Isu Strategis (lingkungan Internal)
No.
ISU STRATEGIS
NILAI SKALA KRITERIA KE-
TOTAL SKOR
RATA-RATA
SKOR
RANKING
1
2
3
4
5
1.
Kuantitas dan kualifikasi SDM legaldrafter belum memadai
-
-
7 (21)
23 (92)
10 (50)
163
32,6
III
2.
Belum ada sertifikasi kompetensi untuk ASN BPPRDSU
-
-
15 (45)
25 (100)
-
145
29
V
3.
Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus ditingkatkan
-
-
10 (30)
20 (80)
10 (50)
160
32
IV
4.
Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dlm metodenya
-
10 (20)
15 (45)
15 (60)
-
125
25
IX
5.
Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN
10 (10)
20 (40)
10 (30)
-
-
80
16
X
6.
Belum ada ukuran penetapan BOPO (belanja operasional per pendapatan sebagai hasil kinerja operasional) terhadap kebutuhan belanja unit penghasil sehingga standarisasi sapras tidak terjamin, terutama terkait waktu penuntasannya secara keseluruhan
-
-
20 (60)
15 (60)
5 (25)
145
29
VIII
7.
Model smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada akurasi penyusunan LAKIP
-
-
15 (45)
10 (40)
15 (75)
160
32
VI
8.
Metode penerapan SPI perlu terus disesuaikan dgn kebutuhan
-
-
20 (60)
15 (60)
5 (25)
145
29
VII
9.
Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
-
-
5 (15)
20 (80)
15 (75)
170
34
I
68
Berdasarkan hasil penilaian di atas maka urutan prioritas isu-isu strategis pada
aspek internal (paling tinggi rerata skornya) adalah :
1. Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
2. Kuantitas dan kualifikasi SDM legal drafter belum memadai;
3. Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus ditingkatkan
4. Belum ada sertifikasi kompetensi untuk ASN BPPRDSU;
5. Model Smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada
akurasi penyusunan LAKIP;
6. Metode penerapan SPI perlu terus disesuaikan dgn kebutuhan;
7. Belum ada ukuran penetapan BOPO (belanja operasional per pendapatan sebagai
hasil kinerja operasional) terhadap kebutuhan belanja unit penghasil sehingga
standarisasi sapras tidak terjamin, terutama terkait waktu penuntasannya secara
keseluruhan ;
8. Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dlm metodenya ;
9. Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN.
Selanjutnya untuk penilaian isu isu strategis yang bersumber dari lingkungan
eksternal, gambarannya sebagaimana table berikut :
69
Tabel 3.10
Penilaian Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
No.
ISU STRATEGIS
NILAI SKALA KRITERIA KE-
TOTAL SKOR
RATA-RATA SKOR
RANKING
1
2
3
4
5
1.
Tuntutan Industrialisasiberbasis ramah lingkungan (eco industry) sebagai manifestasi sustainability development
23 (23)
10 (20)
5 (15)
2 (8)
-
66
13,2
X
2.
Demokratisasi dan desentralisasi pemerintahan yang makin menguat
10 (10)
10 (20)
10 (30)
10 (40)
-
100
25
VI
3.
Transparansi informasi disertai pemanfaatan Teknologi Informasi di berbagai aspek
-
-
15 (45)
10 (40)
15 (75)
160
32
I
4.
Akses publik dan kepastiaan hukum dalam pengelolaan Sumber Daya Pemerintahan yang makin terukur dan terstandarisasi
-
-
15 (45)
15 (60)
10 (50)
155
31
II
5.
Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan dan muatan lokal dominan
20 (20)
13 (26)
4 (12)
3 (12)
-
70
14
IX
6.
Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan UU otonomi
-
-
20 (60)
15 (60)
5 (25)
145
29
V
7.
Telah ditetapkannya Master Plan Teknologi Informasi Nasional dalam menopang administrasi pemerintahan
-
10 (20)
25 (75)
5 (20)
-
115
23
VIII
8.
Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP dan SP di nidang pelayanan publik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya
-
-
15 (45)
23 (92)
2 (10)
147
29,4
IV
9.
Penetapan core bussines/unggulan/tematik pembangunan antar kawasan berbasis potensi lokal
5 (5)
6 (12)
17 (51)
12 (48)
-
116
23,2
VII
10.
Penetapan regulasi pelaksanaan UU Otda dan keuangan dan juklaknya yang sejalan dengan norma pusat
-
-
15 (45)
20 (80)
5 (25)
150
30
III
70
Dari perhitungan isu isu lingkungan strategis pada aspek eksternal sesuai
kriteria yang telah ditetapkan maka urutan isu strategis prioritas adalah sebagai berikut :
1. Transparansi informasi disertai pemanfaatan Tehnologi Informasi di berbagai aspek
2. Akses publik dan kepastiaan hukum dalam pengelolaan sumberdaya Pemerintahan
yg makin terukur dan terstandarisasi;
3. Penetapan regulasi pelaksanaan UU Otda, keuangan dan juklaknya yang sejalan
dengan norma pusat;
4. Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP dan SP dalam pelayanan publik
serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya;
5. Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan Undang-
undang Otonomi Daerah;
6. Demokratisasi dan Desentralisasi pemerintahan yg makin menguat ;
7. Penetapan core bussines/unggulan/tematik pembangunan antar kawasan berbasis
potensi lokal;
8. Telah ditetapkannya Master Plan Tehnologi Informasi Nasional dalam menopang
administrasi pemerintahan;
9. Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan dan muatan
lokal dominan;
10. Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco-industry) sebagai
manifestasi sustainability development;
Sedangkan urutan prioritas untuk isu-isu strategis yang datang dari
lingkungan internal Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera
Utara, meliputi :
1. Transparansi informasi disertai pemanfaatan tehnologi informasi di berbagai aspek
2. Akses publik dan kepastiaan hukum dalam pengelolaan sumber daya Pemerintahan
yang makin terukur dan terstandarisasi;
3. Penetapan regulasi pelaksanaan Undang-undang Otonomi Daerah, keuangan dan
juklaknya yang sejalan dengan norma pusat;
4. Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan Standard Operasional Prosedure dan
Standard Pelayanan publik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya;
5. Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan Undang-
undang Otonomi Daerah;
6. Demokratisasi dan desentralisasi pemerintahan yg makin menguat ;
71
7. Penetapan core bussines/ unggulan/ tematik pembangunan antar kawasan berbasis
potensi lokal;
8. Telah ditetapkannya Master Plan Teknologi Informasi Nasional dalam menopang
administrasi pemerintahan;
9. Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan dan muatan
lokal dominan;
10. Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco-industry) sebagai
manifestasi sustainability development;
72
TUJUAN DAN SASARAN
4. 1. Visi dan Misi
4.1.1. Visi
Visi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
merupakan ungkapan situasi dan kondisi yang diharapkan dapat terwujud dalam kurun
waktu 5 (lima tahun) ke depan yang mengikat seluruh komponen yang terlibat dalam
proses pengelolaan pendapatan daerah. Guna mewujudkannya diperlukan komitmen
yang kuat untuk saling berkontribusi dan bersinergi dalam mengelola berbagai
perubahan, baik dalam lingkungan strategis organisasi yang bersifat internal maupun
eksternal sehingga sumber daya organsisasi yang ada benar benar efektif mewujudkan
visi yang ditetapkan .
Mengacu pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu 2019-2023
tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga
untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa 5 (lima) tahun ke depan atau
selama kurun 2019-2023.
Berbagai isu dan permasalahan yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
diperlukan berbagai penguatan dalam kapasitas kompetensi aparatur Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara di berbagai lini,
disertai dengan penajaman penyediaan sarana dan prasarana kerja yang makin
terstandarisasi dan berbasis teknologi infomasi yang handal. Hal itu sebagai upaya
penyikapan terhadap menguatnya kesadaran masyarakat untuk menerima pelayanan
publik yang makin baik, serta adanya keinginan kuat untuk menjadi penyelenggaran
layanan pendapatan daerah yang makin unggul secara nasional maupun lebih tinggi
dari itu.
Setelah mempertimbangkan keterkaitan lingkungan strategis organisasi
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, secara
eksternal dan internal, keterkaitan dengan agenda-agenda kepemimpinan daerah yang
termuat dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023, rencana strategis
BAB - IV
73
kementrian/lembaga, terutama Kementerian Dalam Negeri hingga arah kebijakan
pemanfaatan ruang Provinsi Sumatera Utara sebagaimana tertuang dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara, maka melalui pembahasan bersama
dengan seluruh komponen Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara bersama mitra stakholdernya, telah dirumuskan Visi Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019-
2023 yaitu :“Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Profesional, Inovatif
dan Bermartabat”
Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019-2023, berorientasi pada peningkatan kenyamanan dalam
melakukan pelayanan yang cermat dan aman berbasis teknologi informasi handal,
penyediaan sarana dan prasarana yang makin terstandarisasi serta peningkatan
kompetensi segenap sumber daya, guna mencapai tingkat kepuasan pelayanan terbaik
bagi masyarakat Sumatera Utara.
4.1.2. Misi
Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utaraselanjutnya merumuskan Misi yang sejalan
dengan agenda utamanya (core business), sehingga dapat dijalankan secara lebih
fokus, jelas dan dapat diukur agregasi ketercapainnya berdasarkan indikator indikator
yang akan dituangkan dalam tujuan serta sasaran dari misi yang ditetapkan.
Dari pencermatan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagaiman diatur dalam peraturan
Gubernur Nomor 46 Tahun 2018, agenda utama yang dapat dipertimbangkan untuk
merumuskan misi guna menjalankan visi yang telah ditetapkan sebelumnya, adalah
sebagai berikut :
Selain agenda utama yang menjadi fokus kinerja yang tertuang dalam
rumusan tugas pokok, dalam indikator kinerja utama yang termuat dalam RPJMD
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023, termuat 2 (dua) indikator dalam
pelaksanaan misi kedua‘Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik
dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintahan yang
74
baik, adil dan terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan
kebangsaan dan memiliki kohesi sosial yang kuat serta harmonis’
Secara lebih lengkap, indikator dalam misi kedua RPJMD, yaitu :
75
Tabel 4.1.
Target Capaian Indikator Kinerja Misi dalam RPJMD
Tahun 2019-2023
No.
INDIKATOR
KINERJA
SATUAN
CAPAIAN KONDISI
AWAL TAHUN 2018
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2019
2020
2021
2022
2023
Sasaran 1 : Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik
1.
Rasio sistem pelayanan berbasis online
2.
Opini BPK terhadap laporan kinerja keuangan daerah
3.
Indeks Kepuasan Masyarakat
4.
Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK)
5.
Nilai Akuntabiitas Pemerintah (AKIP)
Sasaran 2 : Meningkatnya peran masyarakat dalam perencanaan pembangunan
1.
Persentase kehadiran dan partisipasi masyarakat
2.
Penjabaran konsistensi program RPJMD kedalam APBD
3.
Penjabaran konsistensi program
Sasaran 3 : Meningkatnya ketenteraman umum, keteriban umum dan perlindungan masyarakat
1.
Persentase Penegakan Perda
Berangkat dari pemahaman untuk mewujudkan tugas pokok, fungsi dan
indikakator kinerja utama yang telah tertuang dalam RPJMD Tahun 2019-2023, yang
telah menjadi komitmen kepala daerah yang harus dijalankan oleh seluruh organisasi
perangkat daerah di Sumatera Utara, serta pemilihan Visi Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka dirumuskan misi, sebagai berikut :
76
1. Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah yang Optimal;
2. Meningkatkan kualitas Pelayanan kepada Masyarakatmelalui berbagai Inovasi
4. 2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan yang akan ditetapkan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik
serta kemampuan sumber daya organisasi yang tersedia maupun perlu dikembangkan
selama kurun renstra Dinas Pendapatan yaitu antara tahun 2013-2018. Ketersediaan
tujuan ini akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan
dalam rangka merealisasikan misi.
Sementara itu, sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh
instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu
yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, yaitu
ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran secara kuantitatif untuk diwujudkan
pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat
capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam
kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang
ditetapkan dalam rencana strategik.
Setelah mempertimbangkan rumusan visi dan misi operasionalnya serta isu
isu strategik yang ada, maka tujuan dan sasaran Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk 5 (lima) tahun ke depan adalah
sebagai berikut :
Misi Pertama : Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah yang Optimal, tujuan
yang dirumuskan meliputi :
1. meningkatkan penerimaan daerah yang makin optimal, dengan sasaran :
tercapainya penerimaan pendapatan daerah, dengan indikatornya yaitu :
1. proposi kenaikan pendapatan daerah antar tahun anggaran
2. proporsi PAD terhadap pendapatan daerah (diluar Dana BOS)
77
2. Meningkatkan potensi penerimaan pendapatan daerah, dengan sasaran:
a. Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah, dengan indikatornya
yaitu :
1) Proporsi Pertumbuhan Jumlah Potensi Wajib Pajak ;
a) Pajak Kendaran Bermotor
b) Pajak Air Permukaan
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
2) Jumlah Wajib Retribusi;
3) Jumlah objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah.
b. Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah,
dengan indikatornya yaitu :
1) Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
2) Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
3) Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah yang
terpungut/ diterima
Misi Kedua : Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada masyarakat melalui
Berbagai Inovasi, tujuan yang dirumuskan meliputi :
1. Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya, dengan
sasaran : meningkatnya kualitas aparatur dengan indikatornya yaitu :
a. proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
b. proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
c. proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
2. Mewujudkan kepuasan pelayanan prima, dengan sasaran :
a. Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pengelolaan
pendapatan daerah, dengan indikatornya yaitu : Indek Kepuasan Masyarakat
(IKM) ;
b. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan
publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah, dengan indikatornya
yaitu :
1) Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap wajib pajak per
hari yang dilayani antar tahun anggaran ;
2) Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur terhadap kebutuhan ;
3) Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan ;
78
c. Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah dengan
indikatornya yaitu :
1) tingkat gangguan jaringan dan sistem ;
2) tingkat gangguan penggunaan perangkat keras Teknologi Informasi ;
Memantapkan kinerja organisasi, dengan sasaran :
a. Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah dengan
indikatornya yaitu :
1) Prosentase jumlah OPD penghasil yang melaksanakan hasil kesepakatan ;
b. Meningkatnya ketepatan dan keakuratan penyusunan pelaporan kinerja dengan
indikatornya yaitu :
1) Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP ;
2) Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan tepat data
(bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan) ;
3) Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun ;
4) Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal pengawasan
;
5) Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) oleh Instansi penilai.
Sesuai uraian tujuan dan sasaran tersebut, diproyeksikan pencapaian target
kinerjanya adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
79
Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Tahun 2019-2023
No.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN
2019
2020
2021
2022
2023
1.
Meningkatkan penerimaan daerah yang makin optimal
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
Proposi kenaikan pendapatan daerah antar tahun anggaran;
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
Proporsi PAD terhadap pendapatan daerah.
2.
Meningkatkan potensi penerimaan pendapatan daerah
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
1. Jumlah potensi wajib pajak : a) PKB b) PAP c) PBBKB
2. Jumlah Wajib Retribusi
3. Jumlah objek penerimaan di luar pajak daerah dan retribusi daerah
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah yang terpungut/ diterima
3.
Mewujudkan kepuasan pelayanan prima
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan
80
pengelolaan pendapatan daerah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap wajib pajak yang dilayani per hari kerja antar tahun anggaran
Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur terhadap kebutuhan
Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan
Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
Tingkat gangguan jaringan dan system
Tingkat gangguan penggunaan perangkat keras Teknologi Informasi
4.
Memantapkan Kinerja Organisasi
Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Prosentase jumlah OPD penghasil Kab/Kota yang melaksanakan hasil kesepakatan
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP
100
Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan tepat data (bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan)
Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun
Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal pengawasan
81
Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh Instansi penilai
5.
Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya
Meningkatnya kualitas SDM
proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
82
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1 Strategi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara, diperlukan strategi dan kebijakan operasional yang
tepat dan berkesinambungan. Dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal
dan eksternal organisasi serta analisis atas perkiraan perubahan lingkungan yang akan
terus berkembang salama kurun tahun 2019-2023, hingga kondisi sumber daya
organisasi yang tersedia, telah dirumuskan sejumlah strategi berikut :
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi objek pendapatan daerah dari sumber PAD yang
lebif efektif;
2. Optimalisasi pemungutan Dana Bagi Hasil;
3. Memperkuat kemampuan analisis yang makin akurat terhadap kondisi makro
ekonomi nasional dan regional untuk kepentingan penyusunan asumsi-asumsi
perhitungan pendapatan daerah;
4. Validasi potensi pendapatan secara berkesinambungan;
5. Optimalisasi pengelolaan asset dan keuangan daerah;
6. Peningkataan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian Dana Perimbangan;
7. Optimalisasi ruang koordinasi perhitungan Dana Perimbangan dengan unsur
pemerintah pusat;
8. Inisiasi sumber sumber pendapatan dari masyarakat;
9. Penegakkan regulasi perpajakan dan retribusi secara konsisten;
10. Optimalisasi seluruh perangkat pendapatan pada seluruh unit pengelola
pendapatan;
11. Memperkuat pelaksanaan koordinasi pemungutan dgn seluruh stakeholder;
12. Meningkatkan kompetensi pegawai yang makin kompetitif;
13. Memberlakukan system reward untuk pencapaian kinerja organisasi;
14. Menerapkan SOP yang makin teruji;
15. Melakukan standarisasi sapras pengelolaan pendapatan;
BAB - V
83
16. Meningkatkan penyediaan sentra sentra layanan pendapatan yang pusat pusat
komunitas publik;
17. Penerapan teknologi informasi yang relevan dengan peningkatan kinerja
organisasi;
18. Penerapan model dan metode koordinasi pendapatan yang makin efektif;
19. Mempertajam sistem pengendalian kinerja.
6.2 Arah Kebijakan
Untuk mengawal pelaksanaan misi, tujuan, sasaran serta strategi
pencapainnya, maka perlu disiapkan pula kebijakan operasionalnya, sebagai berikut :
1. Optimalisasi seluruh sumber daya organisasi unit pendapatan dalam meningkatkan
efektiviats kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan objek objek PAD;
2. Memperkuat kinerja pemungutan Dana Bagi Hasil melalui validasi subjek dan
objeknya, pengawasan & pengendalian serta sinkronisasi dgn instansi perpajakan
nasional;
3. Melanjutkan validasi potensi pendapatan asli daerah maupun potensi yang akan
berdampak terhadap tambahan pendapatan daerah secara berkesinambungan
yang kian sejalan dengan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi;
4. Meningkatkan pendayagunaan asset dan keuangan daerah;
5. Meningkatkan komunikasi yang efektif dalam forum-forum koordinasi perumusan
alokasi Dana Perimbangan;
6. Meningkatkan komunikasi pendapatan lainnya dengan masyarakat;
7. Melanjutkan penyempurnaan pedoman teknis pemungutan yang makin sejalan
dengan ketentuan perundangan dibidang perpajakan dan retribusi;
8. Memperkuat pengendalian kinerja seluruh perangkat pengelola pendapatan;
9. Mengembangkan model dan metode rapat koordinasi yang makin efektif;
10. Mengembangkan peluang kerjasama dan jejaring dengan berbagai pihak untuk
peningkatan potensi pendapatan daerah;
11. Mengembangkan standar kompetensi aparat pengelola pendapatan;
12. Memperkuat pembinaan teknis fungsional untuk seluruh OPD penghasil;
13. Menyempurnakan system reward pemungutan berbasis kinerja yang makin terukur
dan teruji;
84
14. Melanjutkan penyediaan prosedur pelayanan yang makin menjamin peningkatan
kenyamanan dan keamanan dalam dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
15. Menyempurnakan standarisasi sarana dan prasarana penunjang layanan
pendapatan daerah;
16. Mengembangkan pelayanan perpajakan berbasis transaksi elektronik(e– Samsat) ;
17. Memperkuat penerapan teknologi informasi yang handal sejak proses
perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan kinerja organisasi;
18. Melakukan penyempurnaan model dan metode penyelenggaraan rakor yang teruji;
19. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan Pemeirnta Pusat, OPD penghasil,
Kabupaten/Kota, Unsur Polri dan Jasa Raharja serta Perbankan daerah;
20. Mengembangkan dan menerapkan model model pengukuran kinerja organisasi
yang telah teruji.
Keterkaitan visi, misi hingga kebijakan operasionalnya sebagaimana telah
diuraikan di atas, dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
No.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
KEBIJAKAN
Visi : Menjadi Pengelola Pendapatan Daeerah yag Profesional, Inovatif dan Bermartabat
Misi kesatu : Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah Yang Optimal
1.
Meningkatkan penerimaan daerah yang makin optimal
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi objek pendapatan daerah dari sumber PAD yang lebif efektif
b. Revitalisasi peran dan skala usaha BUMD
c. Optimalisasi penerimaan Dana Bagi Hasil
a. Optimalisasi seluruh sumber daya organisasi unit pendapatan dalam meningkatkan efektivitas kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan objek objek PAD;.
b. Memperkuat kinerja pemungutan Dana Bagi Hasil melalui validasi subjek dan objek, pengawasan dan pengendalian serta sinkronisasi dengan instansi perpajakan nasional;
2.
Meningkatkan potensi penerimaan
a. Terdatanya potensi
pajak daerah dan
a. Validasi potensi
pendapatan secara
a. Melanjutkan validasi
potensi pendapatan
85
pendapatan daerah bukan pajak daerah; berkesinambungan;
b. Optimalisais pengelolaan asset dan keuangan daerah
c. Peningkataan akurasi data SDA sebagai dasar perhitungan pembagian Dana Perimbangan
d. Optimalisasi ruang koordinasi perhitungan Dana Perimbangan dgn unsur pemerintah pusat
e. Inisiasi sumber sumber pendapatan dari masyarakat
asli daerah maupun potensi yang akan berdampak terhadap tambahan pendapatan daerah secara berkesinambungan yang kian sejalan dengan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi;
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif dalam forum forum koordinasi perumusan alokasi Dana Perimbangan.
c. Meningkatkan komunikasi pendapatan lainnya dengan masyarakat
b. Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
a. Penegakkan regulasi perpajakan dan retribusi secara konsisten;
b. Optimalisasi seluruh perangkat pendapatan pada seluruh unit pengelola pendapatan
c. Memperkuat pelaksanaan koordinasi pemungutan dgn seluruh stakeholder
a. Melanjutkan penyempurnaan pedoman teknis pemungutan yang makin sejalan dengan ketentuan perundangan dibidang perpajakan dan retribusi
b. Memperkuat pengendalian kinerja seluruh perangkat pengelola pendapatan
c. Mengembangkan model dan metode rapat koordinasi yang makin efektif
d. Mengembangkan peluang kerjasama dan jejaring dengan berbagai pihak untuk peningkatan potensi pendapatan daerah
Misi kedua : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepada Masyarakat melalui berbagai Inovasi
3.
Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya
Meningkatnya kualitas SDM
a. Meningkatkan kompetensi pegawai yang makin kompetitif
b. Memberlakukan system reward untuk pencapaian kinerja organisasi
a. Mengembangkan standar kompetensi aparat pengelola pendapatan;
b. Memperkuat pembinaan teknis fungsional untuk seluruh OPD penghasil.
c. Menyempurnakan system reward pemungutan berbasis kinerja yang makin terukur dan teruji.
86
4.
Mewujudkan pelayanan prima
a. Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pengelolaan pendapatan daerah
b. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
c. Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
a. Menerapkan SOP yang makin teruji;
b. Melakukan standarisasi sapras pengelolaan pendapatan;
c. Meningkatkan penyediaan sentra sentra layanan pendapatan yang pusat pusat komunitas public
a. Melanjutkan penyediaan prosedur pelayanan yang makin menjamin peningkatan kenyamanan dan keamanan dalam dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Menyempurnakan standarisasi sarana dan prasarana penunjang layanan pendapatan daerah
Penerapan teknologi informasi yang relevan dengan peningkatan kinerja organisasi
a. Memperkuat penerapan teknologi informasi yang handal sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan kinerja organisasi;
b. Mengembangkan pelayanan perpajakan berbasis transaksi elektronik(e – Samsat) ;
c. Mendorong kesadaran taat bayar pajak melalui fasilitasi tabungan pajak komunitas
5.
Menigkatkan kinerja organisasi
a. Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Penerapan model dan metode koordinasi pendapatan yang makin efektif
a. Melakukan penyempurnaan model dan metode penyelenggaraan rakor yang teruji;
b. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan Pemerintah Pusat, OPD penghasil, Kabupaten/Kota, Unsur Polri dan Jasa Raharja serta Perbankan daerah
b. meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Mempertajam sistem pengendalian kinerja
Mengembangkan dan menerapkan model model pengukuran kinerja organisasi yang telah teruji
87
Dalam kerangka percepatan kinerja, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utaraakan menggulirkan Trikarsa BPPRD-SUyang memuat :
1) Penguatan soliditas aparatur;
2) Digitalisasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah;
3) Pengelolaan seluruh potensi pendapatan daerah yang makin rasional dan
terukur.
Ketiga karsa birokrasi BPPRD-SU tersebut, akan terus diperkuat dengan
penanaman spiritterhadap nilai nilai organisasi yang sekaligus menjadi kunci
kepemimpinan bersama, yang memuat: Komitmen (commitment),
Keunggulan (competitiveness), kejujuran (integrity), Keahlian (professional &
accountable), serta Gagasan (innovation).
88
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Perencanaan adalah suatu proses penetapan serangkaian tindakan yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang dengan mengalokasikan segala sumber daya
dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sedangkan program merupakan kumpulan
kegiatan-kegiatan yang sistematis dan terpadu guna mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sesuatu yang harus
dilaksanakan untuk merealisasikan program yang telah ditetapkan dan merupakan
cerminan dari strategi konkrit untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan yang sudah ditetapkan, maka Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara telah menyusun
berbagai program dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dimana
program tersebut mencakup kebijakan, mempertimbangkan sumber daya organisasi,
terinci dan sinkron dengan fungsi organisasi. Penjabaran dari program kerja ini dalam
bentuk kegiatan, yang disusun secara tahunan untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah ukuran
keberhasilan suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang secara
khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau
tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi, baik kinerja
input, process, outputs, outcomes maupun impacts sesuai dengan sasaran rencana
program dan kegiatan.
BAB - VI
89
5.1. Program dan Kegiatan
Adapun program prioritas Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utaraadalah:
a. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD);
b. Up-dating data potensi pajak daerah dan retribusi daerah serta pendapatan
lainnya;
c. Pendekatan sekaligus peningkatan kualitas pelayanan yang berbasis online
system;
d. Intensifikasi pemugutan disertai dengan pemberian punishment terhadap wajib
pajak dan retribusi yang menunggak
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini bertujuan sebagai media pendukung pelaksanaan seluruh
program dan kegiatan yang mana kebijakannya mengarah pada peningkatan kualitas
pelayanan prima bidang administrasi perkantoran.
Indikator hasil dari program ini adalah terwujudnya pelayanan administrasi
perkantoran yang sesuai dengan pelayanan prima dan peningkatan pengolahan
administrasi barang milik daerah. Kegiatan dari program ini merupakan kegiatan rutini
dengan rincian kegiatan yang terdiri dari :
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
4. Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran
5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6. Penyediaan Alat Tulis Kantor
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
9. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
90
10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
11. Penyediaan Makanan dan Minuman
12. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
13. Penyediaan Jasa Pengamanan
14. Penyediaan Kegiatan Pendukung Pengadaan Barang dan Jasa
15. Penyediaan Jasa Sewa Gedung dan Tempat
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Arahan kebijakan dari program ini adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana dalam penunjang pelayanan prima. Kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam program ini mengarah pada upaya mengoptimalkan sarana dan
prasarana yang ada dalam menunjang proses administrasi perkantoran, maka indikator
hasil yang diharapkan dari kegiatan ini terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utaradalam
menunjang operasional pelayanan administrasi perkantoran, dengan rincian kegiatan,
terdiri dari :
1. Pembangunan Gedung Kantor
2. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
3. Pengadaan Meubeleur
4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubeleur
7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman Kantor
8. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
c. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi proses perpindahan, kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala serta hal-hal yang berhubungan dengan kepegawaian
Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara. Indikator hasil dari program ini adalah terwujudnya tertib administrasi
kepegawaian, dan terpenuhinya kebutuhan ASN pada sentra-sentra pelayanan, dengan
kegiatan yang terdiri dari :.
91
1. Pemindahan Tugas PNS
2. Penyelesaian Kenaikan Pangkat dan Pensiun PNS
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Untuk mewujudkan suatu organisasi yang handal dan profesional, maka
dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu dan berkompeten dalam mengimbangi
tuntutan good governance and clean government dalam rangka mewujudkan visi dan
misi. Maka indikator hasil dari program ini diharapkan menghasilkan suatu organisasi
yang berdedikasi dan memiliki sumber daya manusia yang baik sebagai kekuatan
internal dalam menghadapi tuntutan dan tantangan kemajuan zaman, dengan kegiatan
yang terdiri dari :
1. Bimbingan Peningkatan Kualitas Rohani dan Jasmani;
2. Pelatihan Manajemen Pengembangan Diri PNS;
3. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah;
4. Penyertaan ASN pada Diklat Teknis/Fungsional;
5. Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standard Operasional dan Prosedure (SOP);
7. Bimtek Pelaporan, Penerimaan dan Pendistribusian Aset;
8. Bimtek Pelaporan Pelaksanaan Tugas ASN;
9. Bimtek Pelayanan Publik di Lingkungan BPPRDSU (ESQ);
10. Diklat Juru Sita Pajak;
11. Bimtek Pengembangan Sumber Daya Manusia.
e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Arahan kebijakan dari program ini adalah efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan OPD yang transparan dan bertanggungjawab yang tersaji dalam
suatu proses manajemen. Sesuai arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan,
maka indikator hasil yang diharapkan dari program ini adalah tersusunnya laporan-
laporan pelaksanaan seluruh kegiatan secara periodik yang terukur dan mampu
menggambarkan kondisi sebenarnya tentang indikator indikator keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan, meliputi kegiatan :
92
1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja OPD
2. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran;
3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun;
4. Penyusunan Laporan Kinerja (LK) dan Perjanjian Kinerja (PK);
5. Penyusunan RKA, DPA, RKAP dan DPPA APBD;
6. Penyusunan Renstra;
7. Penyusunan Rencana Kerja (RENJA);
8. Penyusunan Laporan Aset Tetap;
9. Penatausahaan Keuangan SKPD;
10. Pembuatan Profil SKPD;
11. Evaluasi dan Monitoring serta Verifikasi Pelaksanaan Pertanggungjawaban
Anggaran;
12. Pemeriksaan Intern Atas Pengelolaan Keuangan, Barang Kuasa, Berharga
Asset/Inventaris Kantor dan Kinerja Pelayanan Pada UPT BPPRDSU;
13. Kajian Banding Pelaksanaan Program/Kegiatan APBD;
14. Bimtek Penyusunan RKA/DPA/DPPA APBD;
15. Penyusunan Data Informasi Publik dan Survey Kepuasan Masyarakat;
16. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan APBD/PAPBD;
17. Sinkronisasi Data LKPJ dan LPPD;
18. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Urusan Kepegawaian;
f. Program Peningkatan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Program ini diarahkan untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan
pendapatan daerah, yang difokuskan pada upaya penyebaran informasi tentang
pengelolaan pendapatan daerah dan pemanfataan IT dalam pengelolaan pendapatan
daerah, dengan kegiatan yang terdiri dari :
1. Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Informasi dan Komunikasi;
2. Penyuluhan Pajak Daerah Provsu di Lingkungan UPT BPPRDSU;
3. Temu Pers di Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah;
4. Sosialisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
5. Penerbitan Buletin/Majalah Pengelolaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
6. Penyusunan Bahan-Bahan Ekspose Data dan Peraturan Lainnya di Bidang
Pengelolaan Pendapatan Daerah;
93
7. Pengelolaan Website Badan Pengelolaan Pajak da Retribusi Daerah;
8. Sosialisasi Promosi Pendapatan Daerah;
9. Survey Kepuasan Masyarakat
g. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pendapatan Daerah
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi pengendalian dan evaluasi kinerja
di lingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, dengan kegiatan yang
terdiri dari :
1. Rapat Evaluasi PAD di Lingkungan BPPRDSU;
2. Kajian Banding Pengelolaan Pendapatan Daerah ke Dinas Pendapatan Provinsi
Lainnya;
3. Monitoring Pelaksanaan Pungutan PAD dan Evaluasi Pemantauan Data di UPT
BPPRDSU;
4. Penyusunan Peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
5. Pendampingan terhadap Aparat Pemeriksa Internal dan Eksternal;
6. Koordinasi dan Analisa Tindaklanjut LHP Eksternal BPPRDSU
h. Program Intensifikasi Pajak Kendaraan Bermotor
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi sekaligus mendukung proses
pemungutan dimulai dari pendataan, pemungutan, penatausahaan, pembukuan hingga
penagihan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor, dengan
kegiatan yang terdiri dari :
1. Intensifikasi Pemungutan PKB/BBNKB;
2. Pembinaan dan Koordinasi Pemungutan PKB/BBNKB;
3. Operasional Samsat Gerai;
4. Peningkatan Kinerja Samsat Mall (Plaza);
5. Penyusunan dan Penggandaan Serta Implementasi NJKB;
6. Koordinasi Penerimaan PKB/BBNKB dengan Pihak Bank;
7. Peningkatan Kapasitas Kinerja Samsat se Sumatera Utara;
8. Rapat Kerja Terpadu Samsat Provsu;
9. Penatausahaan Sensus/Penelusuran KB- TMDU;
10. Pengelolaan Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor;
11. Launching e-Samsat Nasional;
94
12. Penyusunan Typologi Samsat Provsu;
13. Penatausahaan Piutang dan Tunggakan PKB/BBNKB;
14. Pendalaman Metode Pelayanan Kesamsatan bagi Kepala UPT BPPRDSU;
15. Bimbingan Teknis Pengelolaan Ke Samsatan;
16. Evaluasi dan Monitoring Sengketa dan Keberatan Pajak
i. Program Peningkatan Retribusi Daerah dan Pendapatan Lainnya
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi sekaligus mendukung proses
pengelolaan Retribusi Daerah dan pendataan lainnya, dimulai dari pendataan,
pemungutan, penatausahaan, pembukuan hingga pada pengkoordinasian dengan OPD
dan Badan/Instansi Penghasil, dengan kegiatan yang terdiri dari :
1. Konsultasi dan Konfirmasi Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumberdaya Alam serta
Pendapatan Lainnya;
2. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Pembukuan, Pelaporan Retribusi dan
Pendapatan Lainnya;
3. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Retribusi Daerah;
4. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Pendapatan Lainnya;
5. Bimbingan Teknis Pengelolaan Retribusi Daerah;
6. Bimbingan Teknis Pengelolaan Pembukuan, Pelaporan Retribusi dan Pendapatan
Lainnya;
7. Rapat Evaluasi Penerimaan Retribusi Daerah;
8. Penyusunan Sistem Aplikasi Retribusi Daerah;
9. Forum Retribusi Daerah
j. Program Peningkatan Pajak Air Permukaan
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi sekaligus mendukung proses
pemungutan dimulai dari pendataan, pemungutan, penatausahaan, pembukuan hingga
penagihan pajak air permukaan dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dengan
kegiatan yang terdiri dari :
95
1. Intensifikasi Pemungutan Pajak Air Permukaan;
2. Intensifikasi Pemungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
3. Pembinaan dan Koordinasi Wajib Pajak Air Permukaan, PBBKB dan Pajak Rokok;
4. Penyelesaian Sengketa dan Penagihan Tunggakan Pajak Air Permukaan dan
Pajak Lainnya;
5. Mapping Potensi Pajak Air
k. Program Peningkatan Pajak Rokok Daerah
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi pelaksanaan koordinasi pencairan
pajak rokok, serta penatausahaan hingga pendistrubusiannya ke kabupaten/kota,
dengan kegiatan yang terdiri dari :
1. Intensifikasi Penerimaan Pajak Rokok Daerah
l. Program Pemanfaatan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi upaya pengukuran terhadap
proses pelayanan yang telah dilakukan selama ini, sekaligus penyesuaian dengan
indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam mendukung pelaksanaan Otonomi
Daerah, dengan kegiatan yang terdiri dari :
1. Pendampingan, Implementasi dan Audit Sertifikasi ISO 9001 : 2015;
2. Penyusunan Standard Pelayanan BPPRDSU
5.2. Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Sedangkan untuk uraian target indikator kinerja program dan kegiatan serta
besaran pagu pendanaan indikatif tersebut diatas, dapat dilihat pada tabel 5.1
(terlampir).
96
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara
merupakan bagian integral dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai posisi
dan peran yang strategis dalam mengkoordinasikan dan mengelola pendapatan daerah
sehingga kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya dalam
pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, yakni : Sumatera Utara
yang Maju, Aman dan Bermartabat. Berkaitan dengan hal tersebut, posisi dan peran
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dititikberatkan
pada upaya meningkatkan kinerja pemerintahan, profesionalisme aparatur dan
perluasan partisipasi publik.
Dalam pelaksanaannya, keterkaitan rencana Strategis Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara, Indikator kinerja Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mengacu pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD dapat dilihat pada pelaksanaan Misi
Pertama, yaitu Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah yang Makin Optimal.
Terkait dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam
mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi dalam manajemen pemerintahan
dalam rangka meningkatkan birokrasi yang partisipan, professional dan akuntabel dalam
rangka peningkatan kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah, hal ini untuk
mewujudkan proporsi pencapaian realisasi terhadap target, optimalisasi penagihan
piutang, proporsi peningkatan jumlah wajib pajak dan wajib retribusi pemantapan kinerja
orgasisasi, tingkat kesepakatan perencanaan target OPD penghasil, proporsi
peningkatan jumlah Wajib Pajak/Wajib Retribusi (meningkatkan jumlah pendapatan,
BAB - VII
97
jumlah jenis pungutan), prosentase jumlah OPD penghasil yang melaksanakan hasil
kesepakatan.
Indikator kinerja Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara, yang mengacu pada Tujuan dan sasaran RPJMD juga dapat dilihat
pada pelaksanaan MisiKedua, yaitu Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada
Masyarakat melalui berbagai Inovasi. Terkait dengan kebijakan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dalam meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan berbasis IT dan
kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya, ketepatan dan keakuratan
pelaporan kinerja; hal ini untuk mewujudkan pengembangan kualitas setiap unit kerja
dalam pelayanan publik untuk mewujudkan clean government and good governance,
proposi SDM yang berkualifikasi pendidikan teknis dan subtantif, Indeks Kepuasan
Masyarakat (IMK), Indeks Presepsi Korupsi (IPK), jumlah sentra layanan, proposi SOP
dan SP terhadap kebutuhan, proposi penyelenggaraan layanan terhadap SOP dan SP,
tingkat gangguan jaringan dan sistem, tingkat jangkauan distribusi layanan tepat waktu
dan tepat data, proporsi penurunan temuan SPI antar tahun, proporsi tindak lanjut hasil
pemeriksaan eksternal dan internal, tingkat penilaian evaluasi LAKIP. Hal ini untuk
meningkatkan pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh
seluruh lapisan masyarakat.
98
Tabel 6.1
Indikator Kinerja yang mengacu pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD
No.
INDIKATOR
TAHUN
2019
2020
2021
2022
2023
1.
Proposi kenaikan pendapatan daerah antar tahun anggaran
≥10%
≥10%
≥10%
≥10%
≥10%
2.
Proporsi PAD terhadap pendapatan daerah
49%
51%
53%
55%
57%
3.
Proporsi pertumbuhan jumlah potensi / Wajib Pajak
1) Pajak Kendaraan Bermotor
6,2 juta
6,6 juta
7,0 juta
7,1 juta
7,0 juta
2) Pajak Air Permukaan
450 WP
470 WP
490 WP
510 WP
530 WP
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
5 Wapu
5 Wapu
6 Wapu
6 Wapu
7 Wapu
4.
Proporsi pertumbuhan jumlah potensi / Wajib Retribusi
116
124
132
140
148
5.
Jumlah objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah
31
31
31
31
31
6.
Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
≥ 35%
≥ 40%
≥ 45%
≥ 50%
≥ 55%
7.
Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
≥ 75%
≥ 75%
≥ 75%
≥ 75%
≥ 75%
8.
Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah yang terpungut/ diterima
100%
100%
100%
100%
100%
9.
Indek Kepuasan Masyarakat (IKM)
≥ 77,5%
≥ 82,5%
≥ 83%
≥ 84%
≥ 85%
10.
Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap wajib pajak per hari yang dilayani antar tahun anggaran
1 : 150
1 : 150
1 : 125
1 : 120
1 : 120
11.
Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap kebutuhan
80%
85%
90%
95%
100%
12.
Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan
80%
85%
90%
95%
100%
99
13.
Tingkat gangguan jaringan dan system
2%
1,8%
1,6%
1,4%
1,2%
14.
Tingkat gangguan penggunaan perangkat keras Teknologi Informasi
2%
1,8%
1,6%
1,4%
1,2%
15.
Prosentase sejumlah OPD penghasil yang melaksanakan hasil kesepakatan.
≥ 90%
≥ 90%
≥ 90%
≥ 90%
≥ 90%
16.
Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP
20%
15%
10%
5%
≤5%
17.
Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan tepat data (bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan)
90%
92%
94%
96%
98%
18.
Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun
20 temuan
15 temuan
10 temuan
5 temuan
≤5 temuan
19.
Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal pengawasan
90%
100%
100%
100%
100%
20.
Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh Instansi penilai.
77%
81%
83%
84%
≥ 84%
21.
Proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
15%
17%
22%
27%
30%
22.
Proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
≥ 20%
≥ 25%
≥ 40%
≥ 50%
≥ 60%
23.
Proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
3%
15%
30%
35%
40%
100
PENUTUP
Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019- 2023 berfungsi sebagai pedoman, penentu arah,
sasaran dan tujuan bagi aparatur Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi daerah
dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan, pelaksanaan pelayanan kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders) yang ada. Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
daerah Provinsi Sumatera UtaraTahun 2019-2023 merupakan kesatuan gerak dan
langkah aparatur perencana yang mengedepankan nilai-nilai profesional, partisipatif dan
berkualitas sehingga dapat melaksanakan tugas secara efesien dan efektif guna
menjamin eksistensi BPPRD di masa mendatang.
Sebagai upaya pencapaian Visi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun
2018-2023 yang hendak dicapai dalam tahapan Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Sumatera Utara 2005-2025 yakni:’Sumatera Utara yang Beriman, Maju,
Mandiri, Mapan dan Berkeadilan dalam Kebhinekaan’
Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019-2023, dijadikan pedoman dalam:
1. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Provinsi Sumatera Utara dan perencanaan pengganggaran;
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Unit-unit Pelaksana TeknisBadan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi se-Sumatera Utara
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Strategis Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023,
sangat tergantung dari kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama seluruh
komponen Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Dokumen RENSTRA secara normatif telah diupayakan memuat program- program
atau rencana kerja 5 (lima) tahun sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi kerja Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dan diharapkan
BAB - VIII
101
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Sumatera Utara dalam mendapat pelayanan
yang terbaik sebagi wajib pajak. Rencana Strategis BPPRD Provinsi Sumatera Utara
tahun 2019-2023 akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Rencana
Kerja (RENJA) BPPRD Provinsi Sumatera Utara Tahunan sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah dan berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Ranperda tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD
dan RKPD.
Akhir kata semoga Rencana Strategis BPPRD Provinsi Sumatera Utara ini dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan
secara konsisten dalam rangka mendukung terwujudnya Visi dan Misi Kepala Daerah
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara tahun 2018-2023
Plt. KEPALA BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
RISWAN, SE Pembina Tingkat I
NIP. 19640501 199303 1 005