Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau...

460
Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016

Transcript of Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau...

Page 1: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

Pemerintah Kota Kota BatamTahun 2016

Page 2: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

WALIKOTA BATAM

PROPINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 8 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BATAM TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam untuk kurun waktu 5 (lima)

tahun yang merupakan penjabaran visi, misi dan program Walikota terpilih;

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 264

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan dengan Peraturan Daerah dalam kurun waktu paling lama 6 (enam) bulan

setelah Kepala Daerah terpilih dilantik;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kota Batam tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Batam Tahun 2016-2021;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Page 3: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten

Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

Page 4: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2);

12. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 100);

Page 5: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATAM

Dan

WALIKOTA BATAM

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BATAM TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BATAM TAHUN 2016-2021.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Batam.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.

3. Walikota adalah Walikota Batam.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batam;

5. Pemerintah Pusat, yang disebut Pemerintah

adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beserta Kementerian dan

Lembaga Pemerintah Non Kementerian.

6. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, yang selajutnya

disebut Badan Pengusahaan adalah Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota

Batam.

Page 6: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

8. Perangkat Daerah yang untuk selanjutnya

disingkat PD adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

9. Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia di daerah untuk

mewujudkan visi daerah.

10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disingkat

RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk periode 20 (dua

puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Batam Tahun 2016-2021 yang selanjutnya disingkat RPJMD Tahun 2016-2021

adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan terhitung sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.

12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode

1 (satu ) tahun.

13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan

yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi.

15. Pagu Indikatif adalah merupakan pagu anggaran

bersifat perkiraan, yang diberikan kepada kementerian/lembaga/dinas/PD untuk setiap program kegiatan.

Page 7: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

BAB II

RUANG LINGKUP RPJMD TAHUN 2016-2021

Pasal 2

(1) RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan rencana

5 (lima) tahun yang menggambarkan :

a. visi, misi, dan program Walikota sebagai

Kepala Daerah;

b. berisikan arah kebijakan pembangunan, kebijakan umum, keuangan daerah, dan

program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh PD, disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

dan

c. berisikan program yang menggambarkan

keterlibatan dunia usaha, masyarakat dan juga Pemerintah yang mendukung perwujudan visi, misi dan program Walikota.

(2) RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam

penyusunan Rencana Strategis PD dan RKPD.

BAB III

SISTEMATIKA RPJMD TAHUN 2016-2021

Pasal 3

Sistematika RPJMD Tahun 2016–2021 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH

Page 8: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM

PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

DAERAH

BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH

PELAKSANA

Pasal 4

RPJMD Tahun 2016–2021 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 5

RPJMD Tahun 2016–2021 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan pedoman dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik.

BAB IV SUMBER PEMBIAYAAN

Pasal 6

(1) Pelaksanaan RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dibiayai dengan dana yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016-2021 dan sumber-sumber pembiayaan lainnya.

(2) Sumber-sumber pembiayaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Anggaran

Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Anggaran Badan Pengusahaan serta sumber-

sumber pembiayaan lainnya yang sah sesuai peraturan perundang-undangan.

Page 9: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

(3) Dalam Pelaksanaan RPJMD Tahun 2016-2021

sebagaimana dimaksud ayat (1), Walikota hanya yang bertanggungjawab terhadap pendanaan yang

bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

BAB V PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 7

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan RPJMD Tahun 2016-2021.

(2) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

Penilaian atas evaluasi pencapaian kinerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan RPJMD Tahun 2016-2021,

dilakukan hanya terhadap seluruh program dan kerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dengan sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 9

(1) RPJMD Tahun 2016-2021 dapat diubah apabila

hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan keadaan atau karena penyesuaian

terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(2) Dalam hal perubahan RPJMD yang akan dilakukan berupa perubahan capaian sasaran

tahunan, tetapi tidak mengubah target pencapaian target sasaran akhir pembangunan jangka menengah, maka perubahan RPJMD

Tahun 2016-2021 ditetapkan dengan Peraturan Walikota setelah dibahas dengan DPRD.

Page 10: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

(3) Dalam hal perubahan RPJMD yang akan

dilakukan karena terjadinya perubahan yang mendasar, mencakup antara lain; terjadinya

bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, dan/atau perubahan

kebijakan nasional, sehingga dapat berakibat berubahnya target pencapaian sasaran akhir

pembangunan jangka menengah, maka penetapan perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Batam.

Ditetapkan di Batam

pada tanggal 26 Oktober 2016

WALIKOTA BATAM,

dto

MUHAMMAD RUDI

Diundangkan di Batam pada tanggal 26 Oktober 2016

SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM,

dto

AGUSSAHIMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM TAHUN 2016 NOMOR 8 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU : (6/45/2016)

Page 11: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM

NOMOR 8 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

DAERAH (RPJMD) TAHUN 2016-2021

I. UMUM

Bahwa dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan Daerah sesuai dengan Visi, Misi Kepala Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan perubahannya, perlu di susun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kurun waktu 5 Tahun mendatang.

RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Walikota yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang

memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional.

Penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021 dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan serta mengacu kepada ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Page 12: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 107

Page 13: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

LAMPIRAN

PERDA RPJMD

KOTA BATAM

TAHUN 2016-2021

Page 14: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ I

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ V

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ VII

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... I-2

1.2 Dasar Hukum ..................................................................................................................... I-4

1.3 Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup ................................................................................... I-6

1.3.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJMD .................................................................. I-6

1.4 Proses Penyusunan RPJMD………………………………………………………………………………………………. I-7

1.5 Hubungan Antar Dokumen .................................................................................................. I-9

1.5.1 Hubungan RPJMN dengan RPJMD ............................................................................. I-10

1.5.2 Hubungan RPJMD dengan RPJPD .............................................................................. I-11

1.5.3 Hubungan RPJMD dengan RTRW .............................................................................. I-11

1.5.4 Hubungan RPJMD dengan Renstra PD ...................................................................... I-11

1.5.5 Hubungan RPJMD dengan RKPD ............................................................................... I-12

1.5.6 Hubungan RPJMD Kota Batam dengan RPJMD Kota/Kabupaten Tetangga… ........... I-12

1.6 Sistematika Laporan ............................................................................................................. I-15

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Sejarah Singkat Kota Batam ...................................................................................................... II-2

2.2 Aspek Geografi dan Demografi ................................................................................................. II-6

2.2.1 Karakteristik Wilayah ...................................................................................................... II-6

2.2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi .................................................................... II-6

2.2.1.2 Letak dan Kondisi Geografis ................................................................................... II-8

2.2.1.3 Topografi dan Kemiringan Lereng ........................................................................ II-11

2.2.1.4 Geologi ................................................................................................................. II-14

2.2.1.5 Hidrologi ............................................................................................................... II-16

2.2.1.6 Klimatologi ........................................................................................................... II-18

2.2.1.7 Penggunaan Lahan ............................................................................................... II-19

2.2.2 Potensi Pengembangan Wilayah .................................................................................. II-20

2.2.2.1 Struktur Ruang Wilayah ....................................................................................... II-20

2.2.2.2 Pola Ruang Wilayah ............................................................................................... II-24

2.2.3 Wilayah Rawan Bencana .............................................................................................. II-23

2.2.4 Demografi ..................................................................................................................... II-28

2.3 Indikator Kinerja Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah ................................................... II-36

2.3.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ................................................................................ II-38

2.3.1.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ................................................. II-38

2.3.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat ................................................................................. II-46

2.3.2.1 Pendidikan ............................................................................................................ II-46

2.3.2.2 Kesehatan ............................................................................................................. II-51

2.3.2.3 Tenaga Kerja ......................................................................................................... II-55

2.3.2.4 IPM ....................................................................................................................... II-56

Page 15: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II

2.3.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ................................................................................. II-66

2.4 Aspek Pelayanan Umum.......................................................................................................... II-66

2.4.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib .................................................................................... II-66

2.4.1.1 Pendidikan ............................................................................................................ II-66

2.4.1.2 Kesehatan ............................................................................................................. II-73

2.4.1.3 Pekerjaan Umum .................................................................................................. II-85

2.4.1.4 Perumahan ........................................................................................................... II-91

2.4.1.5 Perencanaan Pembangunan ................................................................................ II-95

2.4.1.6 Perhubungan ........................................................................................................ II-96

2.4.1.7 Lingkungan Hidup................................................................................................. II-99

2.4.1.8 Kependudukan dan Catatan Sipil ....................................................................... II-102

2.4.1.9 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ......................................... II-104

2.4.1.10 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ..................................................... II-106

2.4.1.11 Sosial .................................................................................................................. II-107

2.4.1.12 Ketenagakerjaan ................................................................................................ II-110

2.4.1.13 Koperasi Usaha Kecil atau Menengah ............................................................... II-111

2.4.1.14 Penanaman Modal ............................................................................................. II-113

2.4.1.15 Kebudayaan ....................................................................................................... II-116

2.4.1.16 Kepemudaan dan Olahraga ............................................................................... II-116

2.4.1.17 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ....................................................... II-117

2.4.1.18 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian............................................. II-118

2.4.1.19 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ............................................................... II-120

2.4.1.20 Statistik .............................................................................................................. II-122

2.4.1.21 Kearsipan ........................................................................................................... II-122

2.4.1.22 Komunikasi dan Informatika .............................................................................. II-123

2.4.1.23 Perpustakaan ..................................................................................................... II-125

2.3.1.24 Pertanahan........................................................................................................ II-125

2.4.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan .................................................................................... II-130

2.4.2.1 Pertanian ............................................................................................................ II-130

2.4.2.2 Kehutanan .......................................................................................................... II-131

2.4.2.3 Energi dan Sumber Daya Mineral ...................................................................... II-132

2.4.2.4 Pariwisata ........................................................................................................... II-133

2.4.2.5 Kelautan dan Perikanan ..................................................................................... II-134

2.4.2.6 Perdagangan ...................................................................................................... II-137

2.4.2.7 Perindustrian ...................................................................................................... II-137

2.5 Aspek Daya Saing Daerah ..................................................................................................... II-139

2.5.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ......................................................................... II-139

2.5.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ............................................. II-139

2.5.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ......................................................................... II-140

2.5.2.1 Perhubungan ...................................................................................................... II-140

2.5.2.2 Penataan Ruang ................................................................................................. II-141

2.5.2.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ............................................. II-143

Page 16: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III

2.5.2.4 Komunikasi dan Informatika .............................................................................. II-145

2.5.3 Fokus Iklim Berinvestasi ............................................................................................. II-146

2.5.4 Fokus Sumber Daya Manusia ..................................................................................... II-147

2.5.4.1 Ketenagakerjaan ............................................................................................... II-147

2.6 Aspek Lingkungan .................................................................................................................. II-149

2.6.1 Kualitas Air .................................................................................................................. II-149

2.6.1 Kualitas Udara............................................................................................................. II-153

2.7 Gambaran Umum Peran, Strategi, dan Kegiatan BP Batam Tahun 2015-2019 .................... II-155

BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Daerah ......................................................................................................... III-2

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ............................................................................................. III-3

3.1.2 Neraca Daerah ............................................................................................................. III-18

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Periode 2012-2015 ........................................................... III-28

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ................................................................................. III-28

3.2.2 Analisis Pembiayaan .................................................................................................... III-29

3.3 Kerangka Pendanaan .............................................................................................................. III-33

3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama ................ III-33

3.3.2 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat Serta

Prioritas Utama ..................................................................................................................... III-35

3.3.3 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016-2021 ......................................................... III-36

3.3.4 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah ............................................................. III-41

BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah Kota Batam .................................................................. IV-3

4.2 Dualisme Sistem Birokrasi Pemerintahan di Kota Batam ...................................................... IV-27

4.2.1 Pengembangan KPBPB menjadi KEK ........................................................................... IV-27

4.3 Penelaahan RPJPD Kota Batam 2005-2025 ............................................................................ IV-31

4.4 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Batam ................................................................... IV-34

4.5 Kajian Kebijakan Pembangunan Nasional dan Agenda Pembangunan Internasional/

Isu Global ............................................................................................................................... IV-40

4.5.1 Kebijakan Pembangunan Nasional .............................................................................. IV-41

4.5.1.1 Penelaahan RPJMN 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Kepri 2015-2021............. . IV-41

4.5.2 Agenda Pembangunan Internasional/ Isu Global ........................................................ IV-46

4.5.2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN ............................................................................... IV-46

4.5.2.2 Perubahan Iklim .................................................................................................. IV-49

4.5.2.3 Terorisme Global ................................................................................................. IV-51

4.5.2.4 Trafficking ............................................................................................................ IV-52

4.5.2.5 Penularan HIV dan Peredaran Narkoba di Kota Batam ...................................... IV-53

4.5.2.5 Sustainable Development Goals ......................................................................... IV-56

4.6 Penetapan Isu-isu Strategis Kota Batam Tahun 2016-2021 ................................................... IV-59

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1 Visi ............................................................................................................................................. V-3

5.2 Misi ............................................................................................................................................ V-4

Page 17: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV

5.2.1 Hubungan Visi dan Misi RPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025 dengan Visi dan Misi

RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021 ............................................................................ V-7

5.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................... V-9

5.4 Keselarasan Visi, Misi RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021 dengan Visi, Misi RPJMN

Tahun 2015-2019 .................................................................................................................... V-22

BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1 Lingkungan Strategis ................................................................................................................ VI-3

6.1.1 Lingkungan Internal ....................................................................................................... VI-3

6.1.2 Lingkungan Eksternal ..................................................................................................... VI-6

BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH……………………….. ...... VII-2

BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN ................................................................................... VIII-2

BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ............................................................... IX-1

BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...................................................... X-1

Page 18: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ........................... I-10

Gambar 2.1 Peta Pola Ruang Ranperda RTRW Kota Batam 2011-2031 ......................... II-7

Gambar 2.2 Peta Topografi Kawasan Batam................................................................... II-12

Gambar 2.3 Peta Struktur Ruang .................................................................................... II-23

Gambar 2.4 Peta Pola Ruang Kota Batam ....................................................................... II-25

Gambar 2.5 Peta Rawan Bencana ................................................................................... II-28

Gambar 2.6 Komponen Pembentuk Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Kota Batam .................................................................................................. II-37

Gambar 2.7 Laju Pertumbuhan PDRD ADHK 2010 Kota Batam ...................................... II-39

Gambar 2.8 Persentase Kontribusi Sektor terhadap PDRB Kota Batam Atas Dasar Harga

Konstan (ADHK) 2010 .................................................................................. II-40

Gambar 2.9 Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam ............................................................ II-41

Gambar 2.10 Laju Inflasi Kota Batam, Tanjung Pinang, dan Target Inflasi Nasional ......... II-42

Gambar 2.11 PDRB per Kapita Kota Batam ....................................................................... II-43

Gambar 2.12 Indeks Gini Kota Batam, Kepri, dan Nasional .............................................. II-44

Gambar 2.13 Persentase Penduduk Miskin Kota Batam .................................................. II-46

Gambar 2.14 Angka Partisipasi Kasar Pendidikan di Kota Batam ..................................... II-50

Gambar 2.15 Angka Partisipasi Murni Pendidikan di Kota Batam .................................... II-50

Gambar 2.16 Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Batam ................................................ II-52

Gambar 2.17 Angka Kematian Bayi di Kota Batam ........................................................... II-53

Gambar 2.18 Angka Kematian Ibu di Kota Batam ............................................................. II-54

Gambar 2.19 Perkembangan IPM Kota Batam (Metode Lama dan Metode Baru) .......... II-60

Gambar 2.20 Perkembangan Peringkat IPM Kota Batam Tahun 2009-2014 .................... II-61

Gambar 2.21 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tertangani di Kota Batam ................ II-77

Gambar 2.22 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Batam ......................................... II-77

Gambar 2.23 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

di Kota Batam .............................................................................................. II-78

Gambar 2.24 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan di Kota Batam ....... II-79

Gambar 2.25 Angka Kesembuhan Program DOTs TB. Paru .............................................. II-79

Gambar 2.26 Prevalensi TB. Paru per 100.000 Penduduk di Kota Batam ......................... II-80

Gambar 2.27 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

di Kota Batam .............................................................................................. II-81

Gambar 2.28 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin ...................... II-82

Gambar 2.29 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Batam ..................................................... II-83

Gambar 2.30 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kota Batam ..................................................... II-84

Gambar 2.31 Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik di Kota Batam ........... II-85

Gambar 2.32 Persentase Penanganan Sampah di Kota Batam......................................... II-99

Gambar 2.33 Persentase Pemantauan Pencemaran dan Status Mutu Air di Kota Batam II-100

Gambar 2.34 Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL di Kota Batam ........ II-101

Gambar 2.35 Persentase Penegakan Hukum Lingkungan di Kota Batam ......................... II-101

Gambar 2.36 Persentase Tingkat Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Limbah

Page 19: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI

di Kota Batam .............................................................................................. II-102

Gambar 2.37 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kota Batam ... II-104

Gambar 2.38 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Kota Batam .......... II-105

Gambar 2.39 Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kota Batam ............................... II-106

Gambar 2.40 Cakupan Peserta KB Aktif di Kota Batam .................................................... II-107

Gambar 2.41 Jumlah Program Keluarga Harapan yang Direalisasikan di Kota Batam ..... II-109

Gambar 2.42 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin dengan Laju Pertumbuhan

Ekonomi Kota Batam ................................................................................... II-120

Gambar 2.43 Perkembangan Perhotelan di Kota Batam .................................................. II-145

Gambar 3.1 Persentase Komponen Pendapatan Daerah Kota Batam .......................... III-10

Gambar 3.2 Persentase Komponen Pembentuk PAD Kota Batam ............................... III-11

Gambar 3.3 Derajat Kemandirian dan Rasio Ketergantungan Daerah Kota Batam ...... III-12

Gambar 3.4 Proporsi Belanja Langsung dan Tidak Langsung terhadap Total Belanja

Daerah Kota Batam ................................................................................... III-14

Gambar 3.5 Persentase Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja Daerah

Kota Batam ................................................................................................ III-15

Gambar 3.6 Persentase Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah ............. III-15

Gambar 4.1 Skema Pembahasan Bab 4 ........................................................................ IV-3

Gambar 5.1 Keterkaitan Visi dan Misi RPJPDdengan Visi dan Misi RPJMD.................. V-9

Gambar 5.2 Keterkaitan Visi RPJPN, RPJMN dan RPJMD .............................................. V-23

Gambar 5.3 Keterkaitan Misi RPJPN, RPJMN dan RPJMD ............................................. V-24

Gambar 8.1 Keterkaitan Misi RPJPN, RPJMN dan RPJMD…………………………………….… .. VIII-3

Page 20: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Batam ............................................ II-7

Tabel 2.2 Luas Kawasan Batam pada Tiap Kelas Kemiringan Lereng .......................... II-13

Tabel 2.3 Luas dan Prosentase Jenis Geologi di Kawasan Batam ............................... II-15

Tabel 2.4 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Batam .................................... II-17

Tabel 2.5 Penggunaan Lahan Berdasarkan Pola Ruang Kota Batam ........................... II-19

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk dan Distribusi Penduduk Kota Batam ............................ II-31

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Kota Batam Menurut Kelompok Umur .......................... II-32

Tabel 2.8 Persentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2011-2015 ......................... II-33

Tabel 2.9 Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2011-2015 ........ II-34

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Jenjang PendidikanTahun 2011-2015 ............ II-35

Tabel 2.11 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam Menurut Kecamatan 2010-2020.. II-35

Tabel 2.12 PDRB Kota Batam ........................................................................................ II-38

Tabel 2.13 Indeks Gini dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan Kota Batam Tahun

2011-2015 ................................................................................................... II-45

Tabel 2.14 Angka Melek Huruf Kota Batam Tahun 2009-2013 ..................................... II-47

Tabel 2.15 Harapan Lama Sekolah Kota Batam Tahun 2011-2015 ............................... II-48

Tabel 2.16 Rata-rata Lama Sekolah di Kota Batam ....................................................... II-48

Tabel 2.17 Angka usia harapan hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kep. Riau .............. II-51

Tabel 2.18 Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Batam .............................................. II-55

Tabel 2.19 Perkembangan indikator Komponen IPM Kota Batam Tahun 2010-2015 .. II-58

Tabel 2.20 Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun 2010-2015 ...... II-59

Tabel 2.21 Perkembangan IPM Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2011-2015 ........................................................................................ II-62

Tabel 2.22 IPM Kota Batam dan Beberapa Kota-kota Besar Lainnya di Sumatera,

Tahun 2013-2014 ........................................................................................ II-64

Tabel 2.23 IPM Kota Batam dan Beberapa Kota-kota Besar Lainnya di Luar Sumatera,

Tahun 2013-2014 ........................................................................................ II-65

Tabel 2.24 Perkembangan Kepemudaan Dan Olahraga Di Kota Batam ....................... II-66

Tabel 2.25 Hasil Kinerja Indikator Bidang Pendidikan Kota Batam Tahun 2009-2014 . II-68

Tabel 2.26 Rasio Posyandu/Polindes per Satuan Balita di Kota Batam ........................ II-73

Tabel 2.27 Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per Satuan Penduduk

di Kota Batam .............................................................................................. II-74

Tabel 2.28 Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk di Kota Batam ............................ II-75

Tabel 2.29 Rasio Dokter dan Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk

di Kota Batam .............................................................................................. II-75

Tabel 2.30 Cakupan Puskesmas di Kota Batam ............................................................. II-83

Tabel 2.31 Cakupan Puskesmas Pembantu di Kota Batam ........................................... II-84

Tabel 2.32 Ruas Jalan Arteri Primer (JAP) di Kota Batam.............................................. II-86

Tabel 2.33 Ruas Jalan Kolektor Primer 1 (JKP-1) di Kota Batam ................................... II-87

Tabel 2.34 Ruas Jalan Kolektor Primer (JKP) di Kota Batam ......................................... II-87

Tabel 2.35 Indikator Keluaran Kegiatan Dinas PU Kota Batam ..................................... II-90

Page 21: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII

Tabel 2.36 Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Batam .................................. II-92

Tabel 2.37 Jumlah Rusun di Kota Batam s/d Tahun 2016 ............................................. II-93

Tabel 2.38 Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kota Batam ....................... II-95

Tabel 2.39 Hasil Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah

Kota BatamPeriode 2011-2015 ................................................................... II-96

Tabel 2.40 Jumlah Arus Penumpang Pada Pelabuhan Laut dan Udara di Kota Batam . II-97

Tabel 2.41 Rasio Ijin Trayek di Kota Batam ................................................................... II-98

Tabel 2.42 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum di Kota Batam .......................................... II-99

Tabel 2.43 Penduduk Menurut Wajib dan Kepemilikan KTP Tahun 2011-2015 ........... II-103

Tabel 2.44 Jumlah Pasangan yang Memiliki Akta Nikah ............................................... II-103

Tabel 2.45 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kota Batam .... II-108

Tabel 2.46 Hasil Kinerja Urusan Ketenagakerjaan di Kota Batam ................................. II-110

Tabel 2.47 Hasil Kinerja Urusan KUMKM Kota Batam .................................................. II-113

Tabel 2.48 Hasil Kinerja Penanaman Modal di Kota Batam .......................................... II-115

Tabel 2.49 Hasil Kinerja Urusan Kebudayaan Kota Batam ............................................ II-116

Tabel 2.50 Hasil Kinerja Urusan Kepemudaan dan OlahragaPemerintah Daerah Kota

Batam Periode 2011-2015 ........................................................................... II-117

Tabel 2.51 Hasil Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota

Batam Periode 2011-2015 ........................................................................... II-118

Tabel 2.52 Hasil Kinerja Urusan Perangkat Daerah Satpol PPPemerintah Daerah

Kota Batam Periode 2011-2015 .................................................................. II-119

Tabel 2.53 Hasil Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan DesaPemerintah

Daerah Kota Batam 2011-2015 ................................................................... II-121

Tabel 2.54 Hasil Kinerja Urusan Statistik Pemerintah Daerah Kota Batam Periode

2011-2015 ................................................................................................... II-122

Tabel 2.55 Hasil Kinerja Urusan Kearsipan Pemerintah Daerah Kota Batam Periode

2011-2015 ................................................................................................... II-123

Tabel 2.56 Hasil Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Pemerintah Daerah

Kota Batam Periode 2011-2015 .................................................................. II-124

Tabel 2.57 Hasil Kinerja Urusan Perpustakaan Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015 ...................................................................................... II-125

Tabel 2.58 Kampung Tua Kota Batam ........................................................................... II-128

Tabel 2.59 Hasil Kinerja Urusan Pertanian Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015 ...................................................................................... II-130

Tabel 2.60 Hasil Kinerja Urusan KehutananPemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015 ...................................................................................... II-131

Tabel 2.61 Hasil Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya MineralPemerintah

Daerah Kota BatamPeriode 2011-2015 ....................................................... II-132

Tabel 2.62 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2011 – 2015 ................. II-133

Tabel 2.63 Hasil Kinerja Urusan Pariwisata Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015 ...................................................................................... II-134

Tabel 2.64 Hasil Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah

Kota Batam Periode 2011-2015 .................................................................. II-135

Tabel 2.65 Hasil Kinerja Urusan Perdagangan Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015 ...................................................................................... II-137

Page 22: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX

Tabel 2.66 Hasil Kinerja Urusan Perindustrian Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015 ...................................................................................... II-138

Tabel 2.67 Rasio Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Tahun 2011-2015 .................... II-140

Tabel 2.68 Lalu Lintas Orang dan Barang Pada Pelabuhan Laut dan Bandar Udara

Kota Batam .................................................................................................. II-141

Tabel 2.69 Informasi Luas Wilayah Penataan Ruang Kota Batam ................................ II-142

Tabel 2.70 Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang di Kota Batam Tahun 2011-2015 ........ II-143

Tabel 2.71 Indikator Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral .................................... II-145

Tabel 2.72 Angka Kriminalitas dan Demo di Kota Batam .............................................. II-146

Tabel 2.73 Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kota Batam Tahun 2011-2015 .............................. II-147

Tabel 2.74 Rasio Ketergantungan Kota Batam Tahun 2011-2015 ................................ II-148

Tabel 2.75 Waduk yang berada di Kota Batam ............................................................. II-150

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Batam ................................ III-3

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Batam........................................ III-3

Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Batam Tahun

Anggaran 2011 – 2015 ................................................................................. III-5

Tabel 3.4 Nilai Belanja Daerah Kota Batam Periode 2013 – 2015 .............................. III-9

Tabel 3.5 Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kota Batam ............................. III-12

Tabel 3.6 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kota Batam ............................. III-12

Tabel 3.7 Neraca Daerah Kota Batam Tahun 2011-2015 ............................................ III-15

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Neraca Daerah Kota Batam ............................................ III-18

Tabel 3.9 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Batam ... III-20

Tabel 3.10 Analisis Defisit Riil Anggaran Kota Batam.................................................... III-20

Tabel 3.11 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Batam ....................... III-21

Tabel 3.12 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama III-23

Tabel 3.13 Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat

Serta Prioritas Utama .................................................................................. III-24

Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Batam 2016-2021 ................................ III-25

Tabel 3.15 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota Batam untuk

Mendanai Pembangunan Daerah................................................................ III-27

Tabel 4.1 Permasalahan dan Faktor Penentu Keberhasilan Berdasarkan Bidang/

Urusan ......................................................................................................... IV-4

Tabel 4.2 Sasaran Pokok RPJMD Kota Batam 2016-2021 (ke-3)Berdasarkan

RPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025 .......................................................... IV-31

Tabel 4.3 Identifikasi Kebijakan dalam RPJMN dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2016-2021 ........................................................................................ IV-38

Tabel 4.4 Jumlah Kamar Hotal dan Rata-rata Tingkat Hunian .................................... IV-55

Tabel 4.5 Obyek Wisata Belanja Kota Batam .............................................................. IV-55

Tabel 5.1 Tabel Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja ...................................... V-1

Tabel 5.2 Hubungan Antara Misi RPJMD Kota Batam 2016-2021 dengan Misi

dan Agenda Prioritas RPJMN 2015-2019 .................................................... V-22

Tabel 6.1 Analisis SWOT Kota Batam .......................................................................... VI-6

Tabel 6.2 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kota Batam ............................ VI-8

Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota Batam ....................... VII-3

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan . VIII-4

Page 23: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

DAFTAR ISI

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 X

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Makro Daerah............................................................ IX-1 Tabel 9.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah............................................................. IX-3

Page 24: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-1

BAB I PENDAHULUAN

Page 25: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-2

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2016, penyelenggaraan Pemilihan

Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Batam bertujuan

untuk menetapkan Walikota dan Wakil Walikota

Batam periode 2016-2021. Sesuai amanat

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Kota

Batam perlu menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk

periode 2016-2021.

Dalam pasal 263 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 dijelaskan bahwa RPJMD merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program kepala

RPJMD Kota

Batam disusun

dengan

menggunakan

empat

pendekatan

perencanaan

pembangunan,

meliputi

pendekatan

teknokratik,

partisipatif,

politik, serta

atas-bawah

dan bawah-

atas

Page 26: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-3

daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan

pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat

Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan indikasi

kerangka pendanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Selain itu,

Pasal 264 menyebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Perda dalam

kurun waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih

dilantik.

Sesuai dengan amanah Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, RPJMD

Kota Batam disusun dengan menggunakan empat pendekatan

perencanaan pembangunan, meliputi pendekatan teknokratik,

partisipatif, politik, serta atas-bawah dan bawah-atas. Pendekatan

teknokratik dimaksudkan dalam penyusunan RPJMD menggunakan

metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan Daerah. Pendekatan partisipatif dilaksanakan

dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, yang tercermin

dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

(Musrenbang) RPJMD. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas

dimaksudkan bahwa RPJMD disusun dengan memperhatikan harapan

masyarakat di seluruh kabupaten/kota, mengarah pada percepatan

pembangunan daerah tertinggal, dan memperhatikan kebijakan

Pemerintah Pusat. Adapun pendekatan politis dilaksanakan dengan

menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen

perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama

dengan DPRD.

Page 27: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-4

Penyusunan RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021 berpedoman pada

ketentuan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah. Tahapan yang dilakukan dalam penyusunan

RPJMD meliputi: tahap perumusan rancangan awal RPJMD, penyusunan

rancangan RPJMD; pelaksanaan Musrenbang RPJMD, perumusan

rancangan akhir RPJMD, dan penetapan Peraturan Daerah tentang

RPJMD.

1.2 Dasar Hukum

Landasan hukum sebagai dasar dalam penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun

2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan

Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana terakhir

diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang

Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999

tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan

Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,

Page 28: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-5

Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Page 29: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-6

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Tahun 2005-2025;

12. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pokok-

Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam

Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam

Nomor 100).

1.3 Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup

1.3.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJMD

Maksud dari penyusunan RPJMD Kota Batam tahun 2016-2021adalah

untuk menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam

perencanaan lima tahun, guna memberikan arah dalam melaksanakan

Page 30: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-7

pembangunan daerah bagi seluruh pemangku kepentingan, baik

pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun

masyarakat umum.

Adapun tujuan penyusunan Dokumen RPJMD Kota Batam Tahun 2016-

2021 yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan gambaran tentang kondisi umum daerah,

permasalahan dan isu strategis, sekaligus menjelaskan strategi dan

arah untuk mencapai tujuan dan sasaran guna mewujudkan visi

dan misi kepala daerah;

b. Memberikan arah pembangunan jangka menengah daerah sebagai

acuan resmi bagi pemerintah daerah dalam penyusunan Renstra

PD sebagai dokumen perencanaan lima tahunan PD, dan RKPD

sebagai dokumen perencanaan daerah tahunan;

c. Memberikan tolok ukur dan instrumen bagi pemerintah daerah,

DPRD dan masyarakat dalam melakukan evaluasi kinerja

pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah; dan

d. Memberi arahan keterkaitan perencanaan dan penganggaran,

pelaksanaan serta pengendalian dan evaluasi rencana

pembangunan daerah agar sinergis, terpadu dan

berkesinambungan.

1.4 Proses Penyusunan RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021

Proses penyusunan RPJMD melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan penyusunan RPJMD meliputi:

Page 31: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-8

Penyusunan keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim

penyusun RPJMD;

Orientasi mengenai RPJMD;

Penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD;

Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan

daerah.

2. Penyusunan rancangan awal RPJMD meliputi:

Pengolahan data dan informasi;

Analisis gambaran umum Kota Batam;

Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan;

Perumusan permasalahan pembangunan daerah;

Perumusan isu strategis dan analisa SWOT.

Perumusan penjelasan visi misi, tujuan dan sasaran.

Perumusan strategi dan arah kebijakan selama lima tahun.

Perumusan rencana indikasi program prioritas yang disertai

pendanaan.

Penetapan indikator kinerja daerah.

Pelaksanaan forum konsultasi publik untuk mendapatkan

masukan dari masyarakat.

Pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan

saran yang diwujudkan dengan Nota Kesepakatan Kebijakan

Umum dan Program Prioritas.

3. Penyusunan rancangan RPJMD meliputi:

Penyusunan surat edaran Walikota tentang penyusunan

rancangan Renstra PD.

Page 32: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-9

Verifikasi rancangan Renstra PD.

Rancangan Renstra PD digunakan sebagai bahan penyempurnaan

rancangan RPJMD.

Pelaksanaan Musrenbang RPJMD; Musrenbang RPJMD

dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan

kesepakatan terhadap rancangan RPJMD. Hasil Musrenbang

RPJMD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan

ditandatangani oleh yang mewakili setiap unsur pemangku

kepentingan yang menghadiri Musrenbang.

4. Perumusan rancangan akhir RPJMD meliputi :

Penyusunan rancangan akhir RPJMD dengan memperhatikan

hasil Musrenbang RPJMD

Penyempurnaan rancangan Akhir RPJMD sesuai hasil konsultasi.

5. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD melalui :

Penyusunan Ranperda

Pembahasan pansus DPRD Kota Batam

Konsultasi rancangan akhir RPJMD ke Provinsi Kepulauan Riau

Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD

1.5 Hubungan Antar Dokumen

Dokumen RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021 merupakan bagian dari

kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional yang terdiri dari

unsur-unsur perencanaan keuangan dan perencanaan pembangunan

lain yang berkaitan dengan RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021.

Adapun gambaran hubungan antara dokumen RPJMD dengan dokumen

perencanaan lainnya ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini.

Page 33: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-10

Gambar 1.1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.5.1. Hubungan RPJMD dengan RPJMN

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJMD

harus mengacu dan selaras dengan RPJP dan RPJM Nasional, karena

keberhasilan pembangunan di daerah seperti yang direncanakan akan

menjadi bagian dari keberhasilan pembangunan nasional.

Rencana Pembangunan Nasional dalam kurun waktu 5 tahun (2015-

2019) yang tertuang dalam RPJM Nasional menjadi perhatian

Pemerintah Kota Batam dalam merancang pembangunan di daerah

sesuai kondisi daerah. Substansi tujuan pembangunan nasional lima

tahunan untuk kesejahteraan rakyat menjadi inti dari rencana

pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2016-2021

Page 34: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-11

yang selanjutnya dirinci dalam rencana tahunan dalam RKPD.

1.5.2. Hubungan RPJMD dengan RPJPD

RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan RPJMD Ketiga dari tahapan

pelaksanaan RPJPD Tahun 2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan

RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah

periode Tahun 2016-2021, juga berpedoman pada visi, misi dan arah

kebijakan yang termuat dalam RPJPD Tahun 2005-2025.

1.5.3. Hubungan RPJMD dan RTRW

Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan struktur

dan pola penataan ruang yang sesuai Perpes Nomor 87 Tahun 2011 dan

Ranperda RTRW Kota Batam sebagai dasar untuk menetapkan lokasi

program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang

daerah di Kota Batam.

1.5.4. Hubungan RPJMD dengan Renstra PD

RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra PD. Renstra PD

merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen

perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan

serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau

fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun

oleh setiap PD di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bappeda) Kota Batam.

Page 35: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-12

1.5.5. Hubungan RPJMD dengan RKPD

Pelaksanaan RPJMD Tahun 2016-2021 setiap

tahun dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu

dokumen perencanaan tahunan daerah yang

memuat prioritas program dan kegiatan dari

Rencana Kerja PD. RKPD menjadi acuan dalam

pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan

secara berjenjang mulai dari tingkat kelurahan,

kecamatan, dan kabupaten/kota. Selanjutnya PD

dengan berpedoman pada Renstra PD dan RKPD

menyusun rencana kerja tahunan berupa

Rencana Kerja (Renja) PD.

1.5.6. Hubungan RPJMD Kota Batam dengan RPJMD Kota/Kabupaten Tetangga

Kedekatan letak geografis Kota Batam terhadap

beberapa kota/kabupaten yang ada di Provinsi

Kepulauan Riau yaitu: Kabupaten Bintan, Kota

Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun dan

Kabupaten Lingga meskipun dibatasi oleh

perairan namun masih dapat memberikan

dampak satu sama lain baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Sistematika laporan terdiri dari: Bab I. Pendahuluan Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Bab IV. Analisis Isu-isu Strategis Bab V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Page 36: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-13

Kabupaten Bintan:

Dengan mengusung visi Kabupaten Bintan 2016-2021 ‘Terwujudnya

Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera Melalui Pencapaian

Bintan Gemilang 2025 (Gerakan Melangkah Maju di Bidang Kelautan,

Pariwisata, dan Kebudayaan)”, Bintan memiliki beberapa isu utama

dalam menuju “Bintan Gemilang 2025” yang dapat memberikan

dampak dan potensi kerjasama dengan Kota Batam, adapun 3 (tiga)

bidang dimaksud yaitu: kelautan, pariwisata dan kebudayaan. Hal ini

dapat menjadi peluang bagi pengembangan dunia kepariwisataan kota

Batam dengan menjalin kerjasama aktif dan saling mendukung antara

kedua kota/kabupaten, dan selama ini sudah diinisiasi namun perlu

dioptimalkan lagi kedepannya. Pelaksanaan kegiatan bersama dalam

mendongkrak jumlah kunjungan pariwisata yang telah berjalan selama

ini cukup berhasil dan diharapkan akan lebih banyak lagi kerjasama

sinergi destinasi wisata seperti Lagoi-industri Lobam dan lainnya.

Kabupaten Karimun:

Kabupaten Karimun yang berjarak sekitar hampir 2 jam perjalanan laut

dari Kota Batam mencanangkan Visi dalam RPJMD 2016-2021 yakni

“Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang

Sejahtera, Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di Bidang

Maritim” dan dijabarkan dalam 9 (sembilan) misi pembangunan.

Terdapat 3 (tiga) misi yang sangat berkaitan erat dengan misi yang

diusung juga oleh Kota Batam yakni: pengembangan ekonomi berbasis

maritim, pariwisata, pertanian untuk mendukung percepatan

pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah

Page 37: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-14

serta meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan iklim ekonomi

kondusif bagi kegiatan penanaman modal (investasi) dan

pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dan meneruskan

pengembangan ekonomi berbasis industri dan perdagangan dengan

memanfaatkan bahan baku lokal. Kesamaan fokus sektor

pengembangan tersebut membuka peluang bagi kerjasama yang saling

menguntungkan antara Kota Batam dengan Kabupaten Karimun bagi

percepatan pembangunan menuju pencapaian visi misi kedua kepala

daerah.

Kabupaten Lingga

Kabupaten Lingga yang berada di sebelah selatan Kota Batam,

mempunyai luas wilayah daratan dan lautan mencapai 211,772 km2

dengan luas daratan 2.117,72 km2 (1 %) dan lautan 209,654 km2

(99%) (RPJMD Kab Lingga 2016-2021).Dengan mencanangkan Visi

“Menjadikan Lingga Sebagai Pusat Sumber Daya Kelautan Menuju

Masyarakat Maju, Sejahtera, Agama Dan Berbudaya”, membuka

peluang dan kesempatan untuk menjalin kerjasama aktif dengan Batam.

Pada penjabaran Visi di Misi 5 yaitu: Meningkatkan sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi dari jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif serta

transportasi, ini sejalan sektor ekonomi yang dominan di Kota Batam

yaitu jasa dan pariwisata. Hubungan kerjasama pembangunan dari sisi

birokrasi memang belum optimal selama ini, lebih kepada hubungan

ekonomi antar pihak swasta yang bergerak sendiri. Namun dengan

pencanangan Visi-Misi 2016-2021 Kota Batam dan Kabupaten Lingga,

menjadi potensi dan peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya

Page 38: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-15

kerjasama yang saling menguntungkan antar keduanya baik dari sisi

pemerintahan maupun peningkatan kerjasama dari sisi swasta.

1.6 Sistematika Laporan

Bab I. Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, maksud dan

tujuan, ruang lingkup, dan sistematika laporan.

Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah, berisi tentang gambaran

kondisi daerah dilihat dari Aspek Geografis dan Administratif,

Aspek Pelayanan Umum, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, dan

Aspek Daya Saing.

Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka

Pendanaan, berisi tentang penjabaran mengenai kinerja

keuangan masa lalu, neraca daerah, kebijakan pengelolaan

keuangan masa lalu, serta kerangka pendanaan, analisis

permasalahan, isu strategis daerah, kebijakan prioritas

pembangunan, Program Prioritas serta indikator kinerja RPJMD

per urusan.

Bab IV. Analisis Isu—isu Strategis, berisi tentang analisis permasalahan

pembangunan daerah, arahan RPJPD Kota Batam pada RPJMD

tahun ke-3; Arahan Pengembangan Wilayah Sesuai RTRW Kota

Batam; Arahan RPJMN Tahun 2015-2019; dan sasaran pokok

pembangunan daerah tahun 2016-2021, serta rumusan isu

strategis pembangunan Kota Batam 2016 – 2021.

Bab V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, berisi tentang Visi dan Misi

Kepala Daerah terpilih, serta tujuan dan sasaran pembangunan

Kota Batam 2016 – 2021.

Page 39: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 I-16

Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan, berisi tentang strategi dalam

mencapai tujuan dan sasaran pembangunan serta arah

kebijakan dari tiap strategi.

Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, berisi

tentang hubungan antara kebijakan umum pembangunan

berupa strategi dan arah kebijakan dengan target pencapaian

pembangunan berupa indikator kinerja pembangunan, serta

program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai

target kinerja pembangunan.

Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan

Pendanaan, berisi tentang hubungan urusan pemerintah

dengan PD terkait disertai program yang menjadi tanggung

jawab PD. Selain itu disajikan pula pencapaian target indikator

kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan

dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode

perencanaan beserta kebutuhan pendanaannya.

Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah, berisi tentang ukuran

keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil

kepala daerah pada akhir periode masa jabatan.

Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, berisi pedoman

menyelesaikan masalah-masalah pembangunan beserta kaidah

pelaksanaannya.

Page 40: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 1

BAB II GAMBARAN UMUM

KONDISI DAERAH

Page 41: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 2

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pemerintah

Indonesia

membentuk Otorita

Pengembangan

Daerah Industri

Pulau Batam

(OBDIPB) guna

pemantapan

pengembangan

fungsi Pulau Batam

menjadi daerah

industri dan

perdagangan, alih

kapal, penumpukan

dan basis logistik

serta pariwisata

2.1. SEJARAH SINGKAT KOTA BATAM

Pada tahun 1969 Pemerintah Indonesia

mengembangkan Wilayah Batam sebagai

pangkalan logistik dan operasional yang

berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi

minyak lepas pantai PN Pertamina. Seiring

dengan perkembangan Wilayah tersebut,

Pemerintah Indonesia membentuk Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam

(OPDIPB) guna pemantapan pengembangan

fungsi Pulau Batam menjadi daerah industri dan

perdagangan, alih kapal, penumpukan dan basis

logistik serta pariwisata.

Pada periode pertama (1969-1975) Otorita

Batam diketuai oleh Dr. Ibnu Sutowo. Periode

ini merupakan periode persiapan dan

permulaan pengembangan yang ditujukan

untuk menunjang kegiatan pertanian dan

pencarian minyak lepas pantai. Kemudian

periode kedua (1975-1978) terjadi pergantian

Ketua Otorita Batam menjadi Prof. Dr. JB

Soemarlin, pada periode ini dititikberatkan

Page 42: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 3

Sejalan dengan

perkembangan

Wilayah Batam,

dibentuklah

Kotamadya Batam

berdasarkan

Peraturan Pemerintah

Nomor 34 Tahun

1983 dan diresmikan

pada tanggal 24

Desember 1983

untuk konsolidasi dan pemeliharaan prasarana-

prasarana dan aset-aset yang telah terbangun.

Beranjak pada periode ketiga (1978-1983)

Otorita Batam diketuai oleh Prof. Dr. Ing. BJ.

Habibie yang menitikberatkan pada

pemantapan rencana dan lanjutan

pembangunan prasarana utama, termasuk

penanaman modal dan industrialisasi. Sejak

periode ketiga tersebut, daerah industri Pulau

Batam mulai dipasarkan dan secara nyata

sudah menunjukkan hasil serta

perkembangannya.

Sejalan dengan perkembangan Wilayah Batam,

dibentuklah Kotamadya Batam berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1983

dan diresmikan pada tanggal 24 Desember

1983. Secara administratif Pemerintah

Kotamadya Batam dipimpin oleh seorang

Walikotamadya yang berkedudukan setingkat

dengan

pemimpin kabupaten/ kotamadya daerah tingkat II lainnya dan

bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Kepala Daerah Provinsi

Tingkat I Riau.

Pembentukan Kotamadya Batam merupakan implementasi dari asas

dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5

Page 43: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 4

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah. Tujuan

dibentuknya Kotamadya Batam adalah untuk mewujudkan peningkatan

pelayanan masyarakat dan pembangunan wilayah tersebut, sebagai

akibat dari pengembangan Pulau Batam menjadi kawasan Industri,

Perdagangan, Alih kapal dan Pariwisata. Konsekuensi logis dari hal ini

adalah meningkatnya status Kecamatan Batam yang semula masuk

dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kepulauan Riau menjadi

wilayah tersendiri dalam bentuk Pemerintahan Kotamadya

Administratif Batam yang terdiri atas 3 (tiga) Kecamatan.

Adapun tata cara penyelenggaraan pemerintahan dijabarkan dalam

KEPRES No.7 Tahun 1984 yang mengatur hubungan kerja antara

Kotamadya Batam dengan Otorita Pengembangan Daerah Industri

Pulau Batam. Dalam KEPRES tersebut diatur koordinasi sebagai berikut;

Pasal 2 menyebutkan “Walikotamadya Batam, sebagai Kepala Wilayah

adalah penguasa tunggal di bidang pemerintahan dalam arti memimpin

pemerintahan membina kehidupan masyarakat Kotamadya Batam di

semua bidang dan mengkoordinasikan bantuan dan dukungan

pembangunan daerah industri Pulau Batam”. Pasal 3 huruf F

menyebutkan “Walikotamadya Batam bersama Otorita Pengembangan

Daerah Industri Pulau Batam secara periodik mengadakan rapat

koordinasi dengan instansi-instansi pemerintahan lainnya, guna

mewujudkan sinkronisasi program diantara mereka dan sejauh mana

mengenai pelaksanaan pembangunan, sarana, prasarana dan fasilitas

lainnya yang diperlukan dalam rangka pengembangan Daerah Industri

Pulau Batam”.

Page 44: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 5

Kota Batam

ditetapkan sebagai

Kawasan

Perdagangan Bebas

dan Pelabuhan

Bebas (Free Trade

Zone) berdasarkan

PP Nomor 46 Tahun

2007 Tentang

Kawasan

Perdagangan Bebas

Dan Pelabuhan

Bebas Batam

Seiring dengan peristiwa reformasi yang

mencetuskan semangat otonomi daerah, maka

dibentuk Undang-Undang Nomor 53 Tahun

1999 yang menetapkan perubahan Kotamadya

Administratif Batam menjadi Daerah Otonom

Kota Batam yang membawahi 8 kecamatan dan

35 kelurahan serta 16 desa. Kemudian dengan

berlakunya Peraturan Daerah Kota Batam

Nomor 4 Tahun 2002 tentang perubahan status

desa menjadi kelurahan, maka wilayah

administrasi Kota Batam membawahi 8

kecamatan dan 51 kelurahan. Pada bulan Juni

tahun 2006 Pemerintah Kota Batam

memberlakukan Peraturan Daerah Kota Batam

Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pemekaran

Perubahan dan Pembentukan Kecamatan dan

Kelurahan dalam Daerah Kota Batam, sehingga

jumlah kecamatan di Kota Batam yang semula 8

Kecamatan berubah menjadi 12 kecamatan dan

jumlah kelurahan dari 51 menjadi 64 kelurahan.

Selanjutnya pada tahun 2007 Kota Batam

ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone)

berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2007 Tentang

Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan

Page 45: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 6

Bebas Batam. Pada PP tersebut disebutkan

bahwa Otorita Pengembangan Daerah Industri

Pulau Batam (OPDIPB) berubah menjadi Badan

Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam)

dengan beberapa perubahan yang diatur dalam

PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Batam.

2.2. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.2.1. Karakteristik Wilayah

2.2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas Wilayah Kota Batam adalah 426.447,06 Ha, yang terdiri dari

108.778,09 Ha wilayah darat dan 317.668,97 Ha wilayah perairan/laut.

Kota Batam meliputi lebih dari 370 pulau dan beberapa diantaranya

berstatus sebagai pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan negara.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa Kota Batam

memiliki 12 kecamatan dan 64 kelurahan. Kecamatan dengan wilayah

paling luas adalah Kecamatan Galang (220.932,18 Ha) dan yang paling

sempit adalah Kecamatan Bengkong (1.942,49 Ha). Kecamatan dengan

kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Galang (8 kelurahan),

sedangkan Kecamatan dengan kelurahan paling sedikit (4 kelurahan)

meliputi Kecamatan Sei Beduk, Nongsa, Batu Ampar, Batu Aji dan

Bengkong. Lebih lanjut pembagian wilayah administrasi Kota Batam

Page 46: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 7

disajikan dalam Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kota Batam

No Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

Darat Laut Total 1. Belakang Padang 6 7.004,62 68.790 75.794,29 2. Bulang 6 15.911,73 30.101 46.013,20 3. Galang 8 35.783,60 185.149 220.932,18

4. Sungai Beduk 4 10.611,66 1.496 12.107,66

5. Nongsa 4 11.806,92 20.718 32.525,31

6. Sekupang 7 7.584,09 3.138 10.721,69

7. Lubuk Baja 5 1.714,22 2.245 3.959,56 8. Batu Ampar 4 1.425,05 3.119 4.543,79

9. Batam Kota 6 4.455,79 229 4.684,74 10. Sagulung 6 6.341,80 643 6.985,06 11. Batu Aji 4 4.568,43 1.669 6.237,09

12. Bengkong 4 1.570,18 372 1.942,49 Jumlah 64 108.778,09 317.668,97 426.447.06

Gambar 2.1. Peta Pola Ruang Ranperda RTRW Kota Batam 2011 – 2031 SK.76/MenLHK-II/2015

Page 47: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 8

2.2.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

A. Posisi Astronomis

Secara geografis wilayah Kota Batam terletak antara 0°25’29”-1°15'00”

Lintang Utara dan 103°34'35”-104°26'04” Bujur timur. Di sebelah utara

wilayah Kota Batam berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, di

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga, di sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Karimun dan Laut Internasional,

kemudian di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bintan serta

Kota Tanjung Pinang. Letak Kota Batam yang berdekatan dengan

negara-negara tetangga dan laut internasional menjadikan posisi Kota

Batam sangat strategis. Waktu tempuh dari Kota Batam menuju

Singapura dengan menggunakan transportasi laut hanya 40 menit

dengan jarak sekitar 25 Km. Sedangkan waktu tempuh dari Kota Batam

ke Pelabuhan Johor Malaysia melalui transportasi laut hanya 1 jam 45

menit dengan jarak sekitar 50 Km. Kondisi tersebut menjadi keunggulan

kompetitif bagi Kota Batam.

B. Posisi Geostrategik

Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa letak Kota Batam

berbatasan langsung dengan dua negara tetangga dan daerah-daerah

yang menjadi lalu lintas perdagangan internasional, hal ini tentu

berimplikasi positif pada posisi geostrategik Kota Batam. Dalam

perspektif ekonomi, Wilayah Batam menjadi daya tarik bagi negara

tetangga untuk merelokasikan aktivitas ekonomi mereka ke Batam,

Page 48: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 9

mulai dari aktivitas industri, perdagangan maupun jasa. Hal ini

dikarenakan ketersediaan lahan dan tenaga kerja yang cukup serta

adanya kemudahan investasi yang diberikan.

Lebih jauh lagi, bentuk Wilayah Batam yang terdiri atas gugusan

kepulauan sangat berpotensi untuk membangun industri maritim.

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2015-2019 bahwa pengembangan sektor kemaritiman

dilaksanakan melalui pendekatan kewilayahan terpadu. Pendekatan ini

memandang wilayah laut Indonesia atas dua fungsi: (i) sebagai perekat

integrasi kegiatan perekonomian antarwilayah, dan (ii) sebagai

pendukung pengembangan potensi setiap wilayah. Dari laut, tersedia

beragam potensi untuk membangun industri maritim yang sangat

beragam, misalnya untuk bidang pangan, kosmetik, farmasi, energi,

transportasi, turisme, riset ilmiah dan jasa. Kondisi ini menjadi magnet

Kota Batam untuk menarik investasi dalam bidang-bidang tersebut.

Dalam perspektif keamanan dan pertahanan Nasional, Batam sebagai

wilayah kepulauan yang berbatasan dengan negara tetangga, sekaligus

sebagai pintu masuk kunjungan wisman terbesar setelah Jakarta dan

Bali memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan Negara.

Konsekuensi logis dari hal tersebut, segala aspek yang berpotensi

mengganggu keamanan dan pertahanan di Wilayah Batam menjadi

prioritas di tingkat nasional. Hal ini semakin memantapkan Kota Batam

sebagai kota yang kondusif, aman dan nyaman.

Page 49: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 10

C. Kondisi Kawasan

Wilayah Kota Batam secara geografis berada di perairan laut dangkal,

dengan wilayah pesisir seluas 108.778,09 Ha dan laut seluas 317.668,97

Ha dari luas total 426.447,06 Ha (sumber: Ranperda RTRW Kota Batam

Tahun 2011-2031). Terdapat 370 buah pulau besar dan kecil (sumber:

hasil verifikasi BIG tahun 2012). Pulau-pulau tersebut pada umumnya

merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersier yang

membentang dari Semenanjung Malaysia di bagian utara sampai

dengan Pulau Moro, Kundur, serta Karimun di bagian selatan. Adapun

urutan beberapa pulau dari yang besar sampai terkecil antara lain di

Kecamatan Bulan terdapat Pulau Buluh, di Kecamatan Galang terdapat

Pulau Karas, Pulau Galang Baru, Pulau Rempang, Pulau Air Raja, Pulau

Subang Mas dan Pulau Abang.

Sementara itu di Kecamatan Belakang Padang terdapat 55 pulau-pulau

kecil yang masuk dalam wilayah kecamatan Belakang Padang: 1) Pulau

Belakang Padang; 2) Pulau Sambu; 3) Pulau Dendang; 4) Pulau

Lengkana; 5) Pulau Meriam; 6) Pulau Tolop; 7) Pulau Suwe; 8) Pulau Air

Manis; 9) Pulau Jagung; 10) Pulau Sekilak; 11) Pulau Leroi; 12) Pulau

Layang Besar; 13) Pulau Tapung; 14) Pulau Suba; 15) Pulau Nirup; 16)

Pulau Mercan Besar; 17) Pulau Sarang; 18) Pulau Semakau; 19) Pulau

Serapat; 20) Pulau Negeri; 21) Pulau Penyalang; 22) Pulau Bertam; 23)

Pulau Lingke; 24) Pulau Padi; 25) Pulau Bakau; 26) Pulau Pemping; 27)

Pulau Labum Besar; 28) Pulau Labum Kecil; 29) Pulau Kasu; 30) Pulau

Batu Ampar; 31) Pulau Lumba; 32) Pulau Sei Cudung; 33) Pulau Pelangi;

Page 50: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 11

34) Pulau Ketapah; 35) Pulau Katung; 36) Pulau Buntung; 37) Pulau

Tandut; 38) Pulau Panjang; 39) Pulau Sali; 40) Pulau Kepala Jeri 41)

Pulau Ladang; 42) Pulau Pecung; 43) Pulau Dandan; 44) Pulau Cumin;

45) Pulau Semukir; 46) Pulau Santo; 47) Pulau Bayan; 48) Pulau Paloi

Kecil; 49) Pulau Paloi Besar; 50) Pulau Terong; 51) Pulau Teluk Bakau;

52) Pulau Telan; 53) Pulau Ketumbar; 54) Pulau Kepala Gading; dan 55)

Pulau Geranting dan pulau-pulau kecil lainnya.

Karakteristik kepulauan di Kota Batam memiliki keunikan tersendiri,

dengan hamparan pulau-pulau yang banyak dan bentangan pantai yang

cukup panjang. Sehingga dalam perspektif ke depan, Kota Batam dapat

mengembangkan sumberdaya kelautan dengan berbagai upaya

intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pesisir dan wilayah

perairan laut.

2.2.1.3. Topografi dan Kemiringan Lereng

Wilayah Kota Batam memiliki kontur permukaan relatif datar dengan

variasi berbukit-bukit di tengah pulau dengan ketinggian antara 7 meter

hingga 160 meter di atas permukaan laut (m dpl). Wilayah yang

memiliki ketinggian 0 sampai 7 m dpl terdapat di pantai utara dan

pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta

sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang.

Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara

dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta

sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau

Page 51: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 12

kecil lainnya, sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove.

Wilayah yang memiliki ketinggian sampai 100 m dpl dengan topografi

berbukit-bukit, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam,

Rempang dan Galang serta Galang Baru. Wilayah tersebut sangat sesuai

untuk kawasan resapan air dan cadangan air baku. Berdasarkan hasil

interpretasi peta topografi skala 1:50.000, informasi kemiringan lereng

di Kota Batam diklasifikasikan dalam Tabel 2.2.

Gambar 2.2. Peta Topografi Kawasan Batam

Page 52: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 13

Tabel 2.2. Luas Kawasan Batam pada Tiap Kelas Kemiringan Lereng

% Kemiringan Luas Kemiringan lereng (Ha)

0 – 2 % 55.481,405 2 – 5 % 13.631,615

5 – 15 % 18.062,410 15 – 40 % 6.414,213

>40 % 980,721

Sumber : Kajian Daya Dukung Lingkungan Hidup Kota Batam Tahun

2011

Kemiringan Lereng 0-2%, merupakan kelas kemiringan yang

mendominasi sebagian besar kawasan sebesar 60,60% dari luas

total wilayah. Kemiringan lereng ini ditandai dengan morfologi

wilayah yang datar sehingga cocok dikembangkan untuk semua

jenis kegiatan. Adapun sebarannya terutama di kawasan pesisir.

Kemiringan Lereng 2-5%, merupakan kelas kemiringan dari landai

sampai dengan berombak yang tersebar di seluruh kawasan secara

terpencar-terpencar dalam bentuk kawasan-kawasan kecil. Kawasan

dengan kelas kemiringan lereng ini relatif dapat dikembangkan

untuk semua jenis kegiatan.

Kemiringan Lereng 5-15%, merupakan kelas kemiringan yang

ditunjukkan dengan morfologi agak miring atau bergelombang.

Kawasan dengan kelas kemiringan ini masih dapat dikembangkan

untuk semua jenis kegiatan, namun masih harus dilakukan dengan

rekayasa konstruksi. Kawasan dengan kelas kemiringan ini terdapat

di Pulau Batam dan Pulau Rempang.

Kemiringan Lereng 15-40%, merupakan kelas kemiringan dengan

Page 53: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 14

morfologi berbukit sampai dengan agak curam. Kawasan dengan

kelas kemiringan ini dapat digunakan untuk kegiatan konstruksi

terbatas dengan berbagai persyaratan teknis, antara lain seperti

KDB yang rendah dan KDH yang tinggi, itupun hanya pada morfologi

berbukit. Kawasan dengan kelas kemiringan ini tersebar di daerah

perbukitan Sekupang dan Pulau Rempang.

Kemiringan Lereng > 40%, merupakan kelas kemiringan dengan

morfologi sangat curam yang hanya dapat digunakan untuk

kawasan konservasi (hutan lindung). Kawasan dengan kelas

kemiringan ini terdapat di tengah pulau Batam.

2.2.1.4. Geologi

Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau,

juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang

tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan

daratan protersier yang membentang dari Semenanjung

Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan Pulau Moro dan

Kundur serta Karimun di bagian selatan.

Wilayah Kota Batam merupakan bagian dari daerah Paparan Sunda

yang secara stratigrafi merupakan daerah yang berpotensi endapan

plases bawah laut. Berdasarkan interpretasi rekaman seismic,

dinyatakan bahwa struktur bentang geologi yang terdapat di dasar laut

perairan Kepulauan Riau merupakan patahan dengan pola Barat Laut-

Tenggara di bagian Barat perairan dan pola Barat-Timur di bagian Timur

perairan hingga semuanya berkembang mengikuti tingkat kesuburan

perairan yang tinggi, sehingga menjadikan perairan Kota Batam sebagai

Page 54: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 15

wilayah yang memiliki potensi sumberdaya perikanan besar (baik

jumlah maupun keragaman). Di samping itu, perairan Kota Batam juga

kaya akan kelimpahan tutupan atau spesies terumbu karang (coral reef)

dan berbagai jenis ikan karang (demersal) maupun ikan hias

(ornamental fish).

Pembentukan struktur geologi di Pulau Batam terdiri dari kelurusan-

kelurusan berarah timur laut- barat daya yang oleh Katili (1977)

dimasukkan ke dalam Lajut Karimata yang berada di sebelah timur lajur

timur. Selain itu terbentuk sesar normal (Kusnama, dkk., 1994). Seperti

pulau-pulau kecil yang berada di garis khatulistiwa, kepulauan Kota

Batam dan sekitar mempunyai kekhasan/ karakteristik hidrogeologi

dengan air permukaan melimpah dan air tanah dangkal. Adapun

informasi mengenai luas dan persentase jenis geologi di Kawasan Batam

disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. Luas dan Persentase Jenis Geologi di Kawasan Batam

No. Jenis Geologi Luas (Ha) Persenta

se 1. Aluvium 87.406 0,09

2. Andesit 0 0 3. Endapan Permukaan 0 0

4. Endapan Permukaan Tua

0 0

5. Formasi Duriangkang 536.36 0,55

6. Formasi Goungon 387.80 39,48 7. Formasi Pulau Panjang 555.42 0,57

8. Formasi Tanjung Kerontang

161.95 16,49

9. Granit 944.93 9,62 10. Lainnya 326.33 33,22

Sumber : Kajian Daya Dukung Lingkungan Hidup Kota Batam 2011

Page 55: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 16

Oleh karena merupakan gugusan kepulauan yang secara geografis

keberadaannya di perairan laut dangkal, maka wilayah Kota Batam yang

sangat potensial untuk tumbuh kembang terumbu karang. Namun

karena aktivitas antropogenik yang intensif, menjadikan kehidupan

terumbu karang di wilayah Indonesia Barat hanya 5% luasan yang baik.

Dalam perspektif ke depan, kiranya perlu dilakukan upaya pelestarian

terhadap sumber daya alam bawah laut di wilayah Batam.

2.2.1.5. Hidrologi

Kondisi hidrologi di Kota Batam dapat dilihat dari dua jenis, yaitu air

bawah tanah/air tanah dan air permukaan. Untuk jenis air tanah

tersebar di 2 wilayah, yaitu:

1. Perbukitan lipatan yang terdapat hampir di sebagian wilayah.

Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan batuan

penyusun berupa batu pasir, batu lempung, fillit, dan kuarsit yang

bersifat padu. Umumnya, air tanah tersimpan dalam aquafir berupa

rekahan atau secah, serta pada material rombakan hasil lapukan

batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan dangkal.

2. Air tanah yang terdapat di daerah batuan beku.

Jenis air tanah ini terdapat di bagian timur Pulau Batam yang

tersusun oleh granit dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan beku di

wilayah Kota Batam terdapat di Pulau Buluh, Pulau Bulan Lintang,

Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau Mekawa, Pulau Dendang, dan

Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada daerah batuan

beku berupa batu pasir dan batu lempung keras dan bersifat kedap

air.

Page 56: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 17

Sedangkan untuk jenis air permukaan di Kota Batam terdapat pada

Waduk Sei Baloi, Waduk Sei Ladi, Waduk Sei Harapan, Waduk Nongsa,

Waduk Muka Kuning, Waduk Duriangkang, Waduk Sungai Rempang,

Waduk Sekanak I, Waduk Sekanak II, Waduk Pulau Pemping, Waduk

Pulau Bulan Lintang, Waduk Pulau Bulan, serta air permukaan lainnya

yang bersumber dari Daerah Aliran Sungai (DAS)/waduk/mata air

Bengkong Mahkota, Bengkong Laut, Jodoh, Sagulung, Batu Aji, Sei

Panas, Tiban dan Pulau Galang. Masing-masing waduk dilengkapi

dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) sehingga waduk tersebut

berfungsi sebagai penampung air baku untuk penyediaan air bersih di

Kota Batam. Adapun informasi mengenai DAS beserta luasannya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Batam

No. Nama DAS Luas (Ha) 1. DAS Abang Besar 2.920,34 2. DAS Balo 3.270,92 3. DAS Bukit Jodoh 4.700,14 4. DAS Gading 10.800,46 5. DAS Galang 8.828,91 6. DAS Galang Baru 3.502,98 7. DAS Gata 6.577,15 8. DAS Kangka 4.810,91 9. DAS Ladi 4.840,67

10. DAS Nongsa 6.751,71 11. DAS Penatu 7.190,77 12. DAS Pesung 4.941,22 13. DAS Sembulang 4.175,20

14. DAS Seraya Cundung

1.523,63

15. DAS Terong 2.636,03 16. DAS Tiban Lama 7.165,71

Sumber: Peta Ranperda RTRW Kota Batam 2011-2031

Page 57: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 18

2.2.1.6. Klimatologi

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu minimum tahun 2015 berkisar

antara 22oC hingga 25oC dan suhu maksimum antara 32oC hingga 34oC.

Suhu rata-rata minimum sepanjang tahun 2015 adalah 22oC dan suhu

rata-rata maksimum adalah 34oC . Tekanan udara minimum per bulan

berkisar antara 1.005 sampai 1.009 mb (milibar) dan tekanan maksimun

per bulan berkisar antara 1.015 sampai dengan 1.017 mb. Rata-rata

tekanan udara minimum pada tahun 2015 sebesar 1.005 mb dan rata-

rata tekanan maksimum sebesar 1017 mb. Kelembaban udara rata-rata

berkisar antara 77 persen hingga 84 persen. Kecepatan angin

maksimum berkisar antara 16 sampai 29 knot dengan rata-rata

kecepatan maksimum 29 knot sedangkan rata-rata kecepatan minimum

sebesar 6 knot. Banyaknya hari hujan di Kota Batam pada tahun 2015

adalah 112 hari dengan curah hujan sebanyak 1.344,5 mm. Jika

dibandingkan dengan keadaan tahun 2014 banyaknya hari hujan

berkurang sebanyak 59 hari atau 52,68 persen sedangkan curah hujan

berkurang sebanyak 681,40 mm atau 50,68 persen. Adapun banyaknya

hari hujan pada tahun 2014 adalah 171 hari dengan curah hujan

sebanyak 2.025,9 mm. Sehingga mengakibatkan persediaan air baku

pada waduk-waduk yang ada di Kota Batam debitnya menurun drastis

dan distribusi pasokan air bersih ke rumah tangga sangat

mengkhawatirkan. PT. ATB selaku perusahaan pengelola air bersih di

Kota Batam harus melakukan penjatahan (rationing) air bersih kepada

pelanggan.

Page 58: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 19

2.2.1.7. Penggunaan Lahan

Rencana penggunaan lahan di Kota Batam dilihat dari rencana pola

ruang Kota Batam, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.5. Penggunaan Lahan Berdasarkan Pola Ruang Kota Batam

Peruntukan Luas (Ha)

Fasilitas Pelabuhan 2.622

Fasilitas Umum 834 Industri 10.103

Jasa 3.745 Perikanan 37

Pertahanan 334

Pertanian/ Peternakan 10.822 Perumahan 15.731

Pusat Pemerintahan 60 RTH 9.665

Waduk/ Tubuh Air 3.229

Wisata 7.709

Total 64.891

Kawasan Hutan Luas (Ha) Hutan Produksi yang dapat dikonversi

3.799

Hutan Produksi Terbatas 4.515

Hutan Bakau 331 Hutan Lindung 20.152

Hutan Produksi 3.341

Kawasan Lindung 1.186 Kawasan Suaka Alam 8.070

Kawasan Suaka Alam/ Taman Buru

2.493

Total 43.887

Peruntukan + Kawasan Hutan 108.778

Sumber: Peta Pola Ruang Ranperda RTRW Kota Batam 2011 – 2031

Page 59: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 20

2.2.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun

2011-2031 yang telah mendapatkan persetujuan substansi dari

Kementerian Pekerjaan Umum, dalam kurun waktu perencanaan

tersebut pengembangan wilayah, dapat diuraikan sebagai berikut:

2.2.2.1 Struktur Ruang Wilayah

1. Sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di Kota

Batam sebagai komponen pembentuk struktur ruang wilayah

kota dikembangkan dengan Sistem Pusat Kota, Sub Pusat Kota

dan Pusat Lingkungan, yang melayani tidak hanya internal Kota

Batam dan kawasan perbatasan, namun juga lingkup regional,

nasional, dan internasional. Sesuai arahan RTRWN dan

penetapan Batam sebagai Kawasan Strategis Nasional di

bidang ekonomi dan tujuan investasi sebagai Kawasan

Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas (KPBPB) yang

direncanakan akan bertransformasi menjadi Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK).

2. Sistem pusat-pusat pelayanan kota di Kota Batam yang

dilandaskan pada layanan langsung kebutuhan masyarakat dan

layanan pendukung pengembangan kegiatan-kegiatan usaha

produktif, berdasarkan hirarki dan skala pelayanannya

dibedakan atas:

Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 1

(satu) untuk pelayanan lokal seluruh kota, regional, nasional,

Page 60: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 21

dan internasional;

Sub Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke

2 (dua) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kecamatan;

dan

Pusat Lingkungan (Neighbourhood Services Center), yang

merupakan pusat pelayanan hirarki ke 3 (tiga) untuk

pelayanan lokal setingkat wilayah kelurahan atau setingkat

satuan lingkungan permukiman (neighbourhood unit).

3. Dalam jangka waktu tahun 2011–2031, Batam Center

merupakan pusat kota dalam sistem pusat pelayanan kota,

yang berperan sebagai pusat pelayanan pemerintahan,

perdagangan, jasa, dan industri. Sub pusat kota tersebar di

beberapa wilayah kota di Pulau Batam termasuk

pengembangannya di Pulau Rempang, Pulau Galang, Pulau

Belakang Padang, dan Pulau Buluh dengan peran masing-

masing baik sebagai sub pusat pelayanan industri,

perdagangan, jasa, dan pariwisata.

4. Pada Pusat Kota dialokasikan kegiatan-kegiatan pelayanan

perkotaan untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi

utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan, jasa,

industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain)

serta kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu yang dibutuhkan

oleh Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang

nantinya akan bertransformasi menjadi Kawasan Ekonomi

Khusus yang didukung dengan infrastruktur yang memadai.

Page 61: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 22

5. Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota

Batam di era persaingan global, struktur ruang wilayah kota

dimantapkan melalui peningkatan kualitas layanan dan

pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa

bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan untuk

menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang

lebih berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing.

6. Arahan RTRWN untuk pengembangan Pelabuhan Internasional

Batam sesuai kondisi realistik setempat diterjemahkan sebagai

sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional

dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu

Ampar dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk

ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan internasional hub”

(hub international port).

7. Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan

barang nasional serta internasional masih akan dilayani oleh

pelabuhan nasional dan internasional yang ada di Pulau Batam,

namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru

pada lokasi yang strategis.

8. Untuk menciptakan aksesibilitas yang tinggi antar Pusat Kota

dan dengan Sub Pusat Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet)

utama transportasi (Kawasan Primer), serta ke/dari kawasan-

kawasan sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat

Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain)

dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas (flyover), simpang

Page 62: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 23

susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan

jaringan transportasi massal (MRT/LRT/BRT) yang dapat berada

di atas dan/atau di bawah permukaan tanah/air.

9. Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan

kehidupan kota, selain sistem jaringan transportasi juga

ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan

sarana yang lain yaitu : jaringan energi, jaringan

telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan penyehatan

lingkungan permukiman.

Gambar 2.3. Peta Struktur Ruang

Page 63: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 24

2.2.2.2 Pola Ruang Wilayah

1. Pola ruang wilayah Kota Batam dikembangkan secara serasi,

selaras dan terpadu dengan struktur ruang wilayah kota,

mencakup kawasan-kawasan lindung dan kawasan-kawasan

budidaya untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi dan

kelestarian lingkungan hidup di wilayah darat dan laut;

2. Mengembangkan ragam Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung,

hutan kota, jalur hijau, taman median jalan, taman kota, taman

lingkungan, bumi perkemahan, dll) dalam rangka mewujudkan

tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat kota, untuk

meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air,

pengaturan iklim mikro, dan estetika kota;

3. Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi,

potensi, serta karakteristik sumber daya alam dan lahan

berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan standar teknik

pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundang-undangan;

4. Menciptakan keseimbangan perkembangan dan pemerataan

pembangunan antara wilayah yang ditetapkan sebagai Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang nantinya akan

bertransformasi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus dengan pulau-

pulau sekitar yang dapat dikembangkan juga sebagai Kawasan

Strategis, Kawasan Cepat Tumbuh, dan Kawasan-kawasan Prioritas

atau melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK);

5. Memanfaatkan secara optimal areal lahan yang diserahkan

Page 64: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 25

pengembang kepada Pemerintah Kota untuk peningkatan fasilitas

pelayanan umum dan bangunan pemerintah, secara serasi dan

selaras dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan

perkotaan dan ruang terbuka hijau kota;

6. Mengintensifkan pemanfaatan ruang pada kawasan-kawasan

budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Pulau Batam, Pulau

Rempang dan pulau-pulau yang lain dengan mengarahkan

pembangunan secara vertikal;

7. Mengendalikan kegiatan reklamasi di kawasan-kawasan

pengembangan pantai untuk mengurangi tekanan dan tingkat

kerusakan kawasan bukit dan perbukitan di Pulau Batam, dan

melakukan substitusi bahan timbun dengan pasir darat dan/atau

pasir laut; dan

8. Mengembangkan pemanfaatan ruang di wilayah laut secara

terpadu dengan wilayah darat dan pesisir untuk meningkatkan

keserasian, keselarasan, dan untuk menghindarkan dampak negatif

tak diinginkan terhadap lingkungan laut.

Page 65: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 26

Gambar 2.4. Peta Pola Ruang Kota Batam

2.2.3. Wilayah Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:

Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan

berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh

alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada

dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta pada kawasan-

kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;

Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering

dan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yang

disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak

langsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan

Page 66: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 27

struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;

Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan

berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkan oleh

alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada

kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan struktur geologi

pantai cenderung curam dan rentan, terutama pada kawasan-

kawasan pesisir yang menghadap secara langsung ke Selat Malaka

dan Laut Cina Selatan; dan

Kawasan Rawan Gerakan Tanah, yaitu kawasan pada jalur-jalur sesar

geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan dan atau

gempa bumi, yaitu di Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau

Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagi perlindungannya

diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter di kiri-kanan garis

sesar.

Kawasan Rawan Gelombang Pasang, yaitu kawasan yang berada

pesisir pantai yang terutama yang menghadap langsung ke Selat

Malaka dan Laut Cina Selatan pada musim-musim tertentu rawan

gelombang pasang.

Page 67: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 28

Gambar 2.5. Peta Rawan Bencana

pada tahun

2014

pertumbuhan

penduduk

Batam

mengalami

penurunan

9,24% dan

mengalami

peningkatan di

tahun 2015

2.2.4. Demografi

Dalam perencanaan pembangunan, kondisi,

dan perkembangan demografi berperan sangat

penting. Penduduk merupakan modal dasar

keberhasilan pembangunan suatu wilayah.

Besaran, komposisi, distribusi serta kompetensi

penduduk akan mempengaruhi struktur ruang,

kegiatan sosial, dan ekonomi masyarakat.

Seluruh aspek pembangunan memiliki korelasi

dan interaksi dengan kondisi kependudukan

yang ada, sehingga informasi demografi

Page 68: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 29

sebesar 0,65% memiliki kedudukan strategis dalam

perumusan kebijakan.

Penduduk Kota Batam bersifat heterogen

terdiri dari berbagai suku yang ada di

Indonesia, dengan penduduk aslinya adalah

suku Melayu. Pada tahun 2010 pertumbuhan

penduduk Kota Batam sebesar 6,89%,

kemudian naik menjadi 7,68% di tahun 2011.

Pada tahun 2012 masih mengalami kenaikan

menjadi 8,59%, sementara itu pada tahun 2013

pertumbuhan penduduk mengalami penurunan

menjadi 8,11% dan kembali menurun di tahun

2014 sebesar 9,24% dan pada tahun 2015

pertumbuhan penduduk Kota Batam

mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar

0,65%.

Terjadinya penurunan penduduk sejak tahun

2013 tersebut dikarenakan telah diadakan

pembersihan data ganda nasional oleh Tim

Pengolah Data Administrasi Kependudukan

Kementerian Dalam Negeri. Secara teknis data

ganda dan perekaman KTP-elektronik yang

terekam ganda akan dibersihkan atau dihapus

dari database kependudukan Kota Batam,

sehingga mengakibatkan terjadi penurunan

Page 69: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 30

jumlah penduduk.

Jika dilihat dari penyebaran penduduk pada

tahun 2015, maka penduduk Kota Batam masih

lebih dominan berada di wilayah Kecamatan

mainland yaitu Kecamatan Sagulung dan Batam

Kota sedangkan yang terendah berada pada

wilayah Kecamatan hinterland yaitu Kecamatan

Bulang dan Galang. Sedangkan jika dilihat dari

komposisi penduduk Kota Batam pada tahun

2015,

maka rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah 107, hal ini bermakna setiap

107 orang penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk

perempuan. Dengan perkataan lain, jumlah penduduk laki-laki lebih

banyak dibanding penduduk perempuan. Secara rinci penjelasan

mengenai jumlah dan pertumbuhan penduduk, serta distribusinya

dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Page 70: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 31

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk dan Distribusi Penduduk Kota Batam

No. Kecamatan

Luas (Daratan)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Distribusi Penduduk

Kepadatan Penduduk

(Km2) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 (%) (Jiwa/Km2

)

1 BELAKANG PADANG

69.12 24,527 23,953 24,469 25,184 24,137 21,608 21,836 2.10 313

2 BATU AMPAR 11.19 91,619 93,914 97,465 101,035 86,986 73,443 76,212 7.13 6,565

3 SEKUPANG 68.30 119,926 126,008 136,579 148,927 137,472 123,972 127,288 12.03 1,815

4 NONGSA 114.55 50,145 56,182 61,737 66,150 62,140 57,601 59,844 5.59 503

5 BULANG 158.75 11,921 11,905 12,223 12,687 11,299 11,484 11,625 1.11 72

6 LUBUK BAJA 11.43 97,565 102,823 109,438 114,093 105,114 94,249 93,868 9.15 8,249

7 SUNGAI BEDUK 106.45 109,046 115,468 123,189 126,697 107,928 88,858 89,648 8.62 835

8 GALANG 350.76 19,880 15,192 15,842 17,468 16,419 16,955 16,585 1.65 48

9 BENGKONG 13.21 98,214 110,740 120,639 127,744 115,912 104,398 105,301 10.13 7,901

10 BATAM KOTA 38.96 121,309 136,082 152,976 175,515 165,271 152,737 155,077 14.82 3,920

11 SAGULUNG 54.78 142,526 156,459 170,238 188,317 176,491 165,517 163,750 16.06 3,021

12 BATU AJI 41.34 101,942 107,975 113,099 131,834 126,243 119,706 116,153 11.62 2,896

KOTA BATAM 1,038.84 988,620 1,056,701 1,137,894 1,235,651 1,135,412 1,030,528 1,037,187 100 992

Sumber : Profil Kota Batam

Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 2.6., dapat diketahui bahwa

terdapat 3 (tiga) kecamatan yang memiliki luas wilayah daratan yang

relatif kecil dengan kepadatan penduduk tinggi, yakni Kecamatan Batu

Ampar, Kecamatan Lubuk Baja, dan Kecamatan Bengkong. Sedangkan

terdapat 4 (empat) kecamatan yang memiliki luas wilayah daratan yang

besar dengan kepadatan penduduk yang relatif rendah, yakni

Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Bulang,

dan Kecamatan Galang. Proporsi luas wilayah daratan dengan tingkat

kepadatan penduduk di suatu wilayah seyogyanya memiliki proporsi

yang seimbang. Hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas pelayanan

kepada masyarakat. Sehingga langkah perluasan wilayah kecamatan

dapat menjadi solusi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara lebih optimal.

Page 71: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 32

Selanjutnya penduduk di Kota Batam dapat dianalisis berdasarkan

struktur umurnya, sebagai informasi yang penting karena berkaitan

dengan resiko dan kebutuhan pelayanan yang berbeda-beda pada

setiap kelompok umur. Jika dilihat dari struktur usia penduduk, selama

tahun 2011-2015 Kota Batam didominasi penduduk usia 30-34 tahun.

Dengan demikian jumlah penduduk usia produktif di Kota Batam relatif

sangat besar. Kemudian jumlah balita dalam tahun yang sama

cenderung meningkat, artinya penduduk yang akan mengenyam

pendidikan dasar dan menengah dalam 5-10 tahun mendatang akan

meningkat. Secara rinci jumlah penduduk menurut kelompok umur

disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kota Batam Menurut Kelompok Umur

Tahun 2011-2015

Kelompok Umur

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 0-4 74.838 72.947 63.629 68.361 81.190 5-9 117.854 129.289 118.799 111.985 111.027

10-14 77.154 89.657 89.734 91.980 96.123 15-19 61.711 67.032 63.669 64.340 66.674 20-24 134.819 131.971 108.415 85.370 82.549 25-29 189.447 198.308 166.550 126.608 115.286 30-34 169.491 188.318 170.423 142.899 134.506 35-39 124.126 138.053 132.544 123.806 124.220 40-44 79.747 94.038 92.604 88.363 90.181 45-49 44.687 51.290 53.403 54.244 58.023 50-54 26.689 31.093 31.003 30.602 32.711 55-59 16.801 19.418 19.583 18.701 20.087 60-64 9.484 11.649 11.930 11.359 11.680 65-69 5.097 6.064 6.254 5.865 6.408 70-74 2.721 3.722 3.825 3.290 3.430 >75 2.126 2.802 3.047 2.755 3.092

Page 72: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 33

Kelompok Umur

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6

Jumlah 1.137.89

4

1.235.651

1.135.412

1.030.528

1.037.187

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam

Penduduk Kota Batam jika dianalisis menurut agama sebagian besar

atau rata-rata sebesar 71 persen beragama Islam, 18 persen beragama

Kristen Protestan, sebanyak 7 persen beragama Budha dan 3 persen

beragama Kristen Khatolik, sisanya beragama Hindu, Khonghucu dan

aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Persentase penduduk

menurut agama tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.8. Persentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2011-2015

Tahun Penduduk Menurut Agama

Islam Protest

an Khatoli

k Hindu Budha

Khonghucu

AK

2011 Jumlah 820.583 205.054 36.717 1.355 72.881 1.143 161 % 72,11 18,02 3,23 0,12 6,40 0,10 0,01

2012 Jumlah 890.450 223.785 40.438 1.419 78.149 1.200 210

% 72,06 18,11 3,27 0,11 6,32 0,10 0,02 2013 Jumlah 803.532 215.556 38.962 1.190 74.849 1.131 192

% 70,77 18,98 3,43 0,10 6,59 0,10 0,02 2014 Jumlah 732.166 190.983 35.649 925 69.548 1.099 158

% 71,05 18,53 3,46 0,09 6,75 0,11 0,02 2015 Jumlah 737.902 191.941 34.476 854 70.700 1.123 191

% 71,14 18,51 3,32 0,08 6,82 0,11 0,02

Ket : AK : Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam

Penduduk Kota Batam jika dilihat menurut jenis kelamin rata-rata sejak

Page 73: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 34

tahun 2011-2015 sebesar 52 persen adalah berjenis kelamin laki-laki

dan sebesar 48 persen berjenis kelamin perempuan, secara rinci

penduduk menurut jenis kelamin per kecamatan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.9. Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun

2011-2015

Kec

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Laki-Laki Perempu

an Laki-Laki

Perempuan

Laki-Laki Perempu

an Laki-Laki

Perempuan

Laki-Laki Perempu

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

BELAKANG PADANG

12.463 12.006 12.811 12.373 12.353 11.784 10.933 10.675 11.111 10.725

BATU AMPAR 52.017 45.448 53.832 47.203 46.575 40.411 38.580 34.863 40.522 35.690

SEKUPANG 71.277 65.302 77.610 71.317 71.962 65.510 64.019 59.953 65.881 61.407

NONGSA 33.086 28.651 35.415 30.735 33.403 28.737 30.372 27.229 31.686 28.158

BULANG 6.361 5.862 6.608 6.076 5.886 5.413 5.931 5.553 6.045 5.580

LUBUK BAJA 55.737 53.701 58.129 55.964 53.789 51.325 47.565 46.684 47.695 46.173

SUNGAI BEDUK 58.347 64.842 60.345 66.352 52.890 55.038 43.875 44.983 45.102 44.546

GALANG 8.325 7.517 9.208 8.260 8.785 7.634 9.053 7.902 8.857 7.728

BENGKONG 62.134 58.505 65.769 61.975 60.183 55.729 53.455 50.943 54.196 51.105

BATAM KOTA 78.955 74.021 90.147 85.368 85.302 79.969 77.753 74.984 78.753 76.324

SAGULUNG 91.038 79.200 100.276 88.041 94.216 82.275 86.612 78.905 85.580 78.170

BATU AJI 58.816 54.283 68.254 63.580 65.836 60.407 61.597 58.109 59.719 56.434

Jumlah 1.137.894 1.235.651 1.135.412 1.030.528 1.037.187

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam

Selanjutnya struktur penduduk juga dapat dilihat dari aspek kualitas

tingkat pendidikan 12 tahun, selama periode 2011-2015 tingkat

pendidikan di Kota Batam sebenarnya mengalami peningkatan namun

berdasarkan data kependudukan cenderung mengalami tren

penurunan, hal ini lebih disebabkan karena berkaitan dengan adanya

pembersihan data ganda nasional oleh tim pengolah data administrasi

Kependudukan Kementerian Dalam Negeri.

Page 74: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 35

Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2011-2015

No Keterangan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tdk/Blm Sekolah 293.785 322.302 305.757 305.257 324.439

2 Blm Tamat SD/Sederajat 86.032 96.286 92.512 92.270 94.213

3 Tamat SD/ Sederajat 83.808 91.842 86.143 80.054 76.800

4 SLTP/Sederajat 98.686 107.536 98.743 89.412 86.312

5 SLTA /Sederajat 508.365 545.787 487.651 406.808 398.142

6 DI/II 6.251 6.441 5.515 4.790 4.422

7 Akademi/DIII/Sarjana Muda

21.853 23.266 20.800 18.294 18.191

8 DIV/S1 37.623 40.315 36.603 32.267 33.277

9 S2 1.374 1.679 1.528 1.256 1.288

10 S3 117 197 160 120 103

Jumlah 1.137.894 1.235.651 1.135.412 1.030.528 1.037.187

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam Sedangkan proyeksi jumlah penduduk di Kota Batam tahun 2010-2020

dengan proyeksi peningkatan tertinggi ada pada Kecamatan Sagulung,

kemudian peningkatan penduduk kedua tertinggi berada pada

Kecamatan Batam Kota. Lebih lanjut penjelasan mengenai hal ini dapat

dilihat pada Tabel 2.11. di bawah ini.

Tabel 2.11. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam Menurut Kecamatan

Tahun 2010-2020

Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kode Nama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

71 B A T A M 954.450 1.000.661 1.047.534 1.094.623 1.141.816 1.188.985

010 BELAKANG PADANG

18.598 18.723 18.837 18.944 19.043 19.137

020 BULANG 9.576 9.646 9.708 9.767 9.822 9.873

030 GALANG 15.070 15.215 15.344 15.458 15.559 15.647

040 SEI BEDUK 80.903 82.065 83.157 84.160 85.079 85.919

041 SAGULUNG 152.091 165.870 180.269 195.155 210.480 226.188

050 NONGSA 50.339 52.558 54.757 56.917 59.034 61.101

Page 75: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 36

Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kode Nama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

051 BATAM KOTA 164.553 177.110 190.052 203.243 216.636 230.187

60 SEKUPANG 101.090 105.144 109.141 113.045 116.851 120.549

061 BATU AJI 128.974 136.384 143.859 151.323 158.753 166.125

070 LUBUK BAJA 81.296 82.313 83.249 84.100 84.871 85.565

080 BATU AMPAR 59.172 60.359 61.486 62.544 63.535 64.463

081 BENGKONG 92.788 95.274 97.675 99.967 102.153 104.231

Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020

Kode Nama

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13)

71 B A T A M 1.236.399 1.283.196 1.329.773 1.376.009 1.421.961

010 BELAKANG PADANG

19.229 19.311 19.387 19.461 19.529

020 BULANG 9.924 9.969 10.012 10.052 10.088

030 GALANG 15.723 15.788 15.843 15.889 15.927

040 SEI BEDUK 86.691 87.386 88.018 88.590 89.108

041 SAGULUNG 242.355 258.674 275.259 292.044 309.036

050 NONGSA 63.133 65.094 67.002 68.854 70.657

051 BATAM KOTA 243.952 257.674 271.454 285.248 299.057

060 SEKUPANG 124.165 127.637 131.001 134.252 137.401

061 BATU AJI 173.479 180.680 187.788 194.785 201.681

070 LUBUK BAJA 86.193 86.751 87.249 87.692 88.085

080 BATU AMPAR 65.335 66.141 66.894 67.594 68.247

081 BENGKONG 106.220 108.091 109.866 111.548 113.145

Sumber : BPS Kota Batam

2.3 INDIKATOR KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DAERAH

Pada bagian ini dijabarkan indikator kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah Kota Batam tahun 2011-2015 sesuai amanat

Permendagri No. 54 Tahun 2010. Adapun skema pembahasan meliputi

indikator/urusan yang tertera pada Gambar 2.6. di bawah ini.

Page 76: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 37

Gambar 2.6. Komponen Pembentuk Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kota Batam

X. Pertanahan

Page 77: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 38

2.3.1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.3.1.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan

tujuan yang ingin dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat tersebut

harus juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan kata lain,

aspek pemerataan juga menjadi pertimbangan penting dalam

keberhasilan pembangunan. Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa

indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemerataan

ekonomi Kota Batam.

A. Pertumbuhan PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian

secara makro adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB yaitu atas dasar harga berlaku

dan atas dasar harga konstan. Selain menjadi bahan dalam penyusunan

perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-

hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Tabel 2.12. PDRB Kota Batam

Tahun PDRB ADHB (Juta Rupiah) PDRB ADHK Tahun 2010

(Juta Rupiah)

2011 74.181.300,3 68.621.399,0

2012 83.751.112,9 73.698.072,7

2013* 96.661.045,0 78.991.102,5

2014* 107.213.021,3 84.677.310,4

2015** 121.130.808,7 90.397.099,2

Sumber: BPS Kota Batam

* Angka Perbaikan

** Angka Sementara

Page 78: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 39

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa PDRB Kota Batam terus

mengalami kenaikan. Dari Tabel 2.12. terlihat bahwa PDRB ADHB pada

tahun 2011 semula Rp 74.181.300,3 triliun menjadi Rp 107.213.021,3

triliun pada tahun 2014 (ADHB) dan pada tahun 2015 menjadi Rp

121.130.808,7 triliun. Sedangkan berdasarkan ADHK tahun 2000 PDRB

Kota Batam juga mengalami kenaikan yaitu yang semula Rp

68.621.399,0 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 90.397.099,2 triliun

pada tahun 2015. Apabila dilihat dari laju pertumbuhan PDRB, maka

terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB Kota Batam atas dasar harga

konstan cenderung mengalami perlambatan. Hal ini dapat dilihat pada

Gambar2.7.

Gambar 2.7. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Kota Batam

Sumber : BPS Kota Batam

Dari Gambar 2.7. terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB ADHK terus

mengalami perlambatan sejak tahun 2011, yaitu yang semula 7,83

persen menjadi 6,75 persen pada tahun 2015. Apabila dilihat dari

kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB, terlihat bahwa sektor

industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar terhadap

Page 79: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 40

PDRB Kota Batam juga mengalami penurunan nilai kontribusi. Sektor

ekonomi yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor

konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, serta

sektor informasi dan komunikasi. Adapun sektor lainnya memberikan

nilai kontribusi yang stabil dan tidak terlalu berfluktuatif. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Persentase Kontribusi Sektor terhadap PDRB Kota Batam

Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010

Sumber : BPS Kota Batam

Gambar 2.8. juga memperlihatkan struktur ekonomi Kota Batam,

dimana ekonomi Kota Batam lebih banyak dikontribusi oleh sektor

industri pengolahan, lalu kemudian sektor konstruksi, sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Hal

ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi Kota Batam terletak pada

ketiga sektor tersebut. Dengan demikian, strategi dan kebijakan

Page 80: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 41

pembangunan ekonomi Kota Batam khususnya oleh Badan

Pengusahaan (BP) Kawasan Batam lebih diarahkan untuk menunjang

kegiatan ekonomi ketiga sektor tersebut, sedangkan strategi dan

kebijakan Pemerintah Kota Batam melakukan dukungan terhadap

sektor–sektor tersebut.

B. Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi

Pertumbuhan ekonomi Kota Batam memiliki kecenderungan menurun

sejak tahun 2011, yaitu yang semula 7,83 persen pada tahun 2011

melambat menjadi 6,75 persen pada tahun 2015.

Gambar 2.9. Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam

Sumber : BPS Kota Batam

Adapun laju inflasi Kota Batam mengalami fluktuasi antara tahun 2011

hingga 2015 (Gambar 2.10). Inflasi terendah di Kota Batam terjadi pada

tahun 2012 yaitu sebesar 2,02 persen (yoy) dan tertinggi terjadi pada

tahun 2013 yaitu sebesar 7,81 persen (yoy). Penurunan laju inflasi di

Kota Batam terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 7,49 persen menurun

Page 81: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 42

hingga menjadi 4,73 persen pada tahun 2015.

Laju inflasi yang bersifat fluktuatif menunjukkan bahwa laju inflasi di

Kota Batam tidak stabil sehingga menyebabkan ekspektasi pasar

cenderung pesimis. Adanya pesimisme pasar diduga menjadi penyebab

menurunnya pertumbuhan ekonomi Kota Batam. Selain itu, laju inflasi

Kota Batam pada tahun 2011 dan 2015 berada dibawah laju inflasi

nasional. Meski demikian, laju inflasi Kota Batam pada tahun 2015 lebih

tinggi daripada laju inflasi yang terjadi di Kota Tanjung Pinang.

Gambar 2.10. Laju Inflasi Kota Batam, Tanjung Pinang, dan

Target Inflasi Nasional

Sumber : BPS Kota Batam

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Batam dan fluktuasi laju

inflasi Kota Batam diduga menjadi penyebab menurunnya PDRB Kota

Batam. Laju inflasi yang fluktuatif dapat menyebabkan lesunya aktivitas

ekonomi masyarakat Kota Batam sehingga berdampak pada

pertumbuhan ekonomi yang juga berpengaruh terhadap PDRB Kota

Batam.

Page 82: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 43

C. PDRB per Kapita

PDRB per kapita Kota Batam cenderung meningkat (Gambar 2.11). Hal

ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota

Batam. Pada tahun 2011, PDRB per kapita Kota Batam atas dasar harga

konstan sebesar Rp 68,57 juta meningkat menjadi Rp 76,03 juta pada

tahun 2015. Adanya peningkatan PDRB per kapita ini diiringi juga

dengan peningkatan jumlah penduduk Kota Batam. Hal ini berarti

pertumbuhan pendapatan per kapita juga terjadi secara kualitas.

Namun demikian, PDRB per kapita belum menggambarkan pendapatan

masyarakat secara riil, karena PDRB per kapita belum

memperhitungkan pendapatan yang masuk dan keluar wilayah Kota

Batam (Net Factor Income from Abroad) sehingga PDRB per kapita ini

hanya merupakan indikator untuk mengukur rata-rata pendapatan per

kapita penduduk.

Gambar 2.11. PDRB per Kapita Kota Batam

Sumber : BPS Kota Batam

Page 83: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 44

D. Indeks Gini

Indeks Gini adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan

untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh.

Indeks Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva

pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu

variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform

(seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Ukuran kesenjangan Indeks Gini berada pada besaran 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai 0 (nol) pada Indeks Gini menunjukkan tingkat pemerataan

yang sempurna, dan semakin besar nilai gini maka semakin tidak

sempurna tingkat pemerataan pendapatan atau semakin tinggi pula

tingkat ketimpangan pengeluaran antar kelompok penduduk

berdasarkan golongan pengeluaran. Dengan demikian, Indeks Gini

bernilai 0 (nol) berarti terjadinya pemerataan sempurna, sementara

Indeks Gini bernilai 1 (satu) berarti terjadinya ketimpangan sempurna.

Gambar 2.12. Indeks Gini Kota Batam, Kepri, dan Nasional

Sumber : BPS Kota Batam

Page 84: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 45

Gambar 2.12 memperlihatkan perbandingan Indeks Gini Kota Batam,

Provinsi Kep. Riau, dan Nasional. Dari gambar tersebut terlihat bahwa

Indeks Gini Kota Batam pada tahun 2011 dan tahun 2012 berada di atas

Indeks Gini Provinsi Kep. Riau. Sementara itu pada tahun 2013 dan 2014

Indeks Gini Kota Batam berada di bawah Indeks Gini Provinsi Kep. Riau

dan Nasional, kemudian memasuki tahun 2015 Indeks Gini Kota Batam

kembali berada di atas Indeks Gini Provinsi Kep. Riau namun di bawah

Nasional. Tren perkembangan angka Indeks Gini Kota Batam tersebut

menunjukkan bahwa distribusi kesejahteraan di Kota Batam masih lebih

baik daripada pemerataan kesejahteraan di tingkat Provinsi maupun

Nasional. Lebih lanjut, uraian Indeks Gini Kota Batam secara rinci

disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.13. Indeks Gini dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan Kota

Batam Tahun 2011-2015

Tahun Indeks

Gini Tingkat

Ketimpangan

Kelompok Penduduk 40%

Terendah 40%

Menengah 20% Teratas

2011 0,351 Sedang 19,39 37,11 43,50 2012 0,381 Sedang 18,05 36,09 45,85 2013 0,339 Sedang 19,08 38,92 42,00 2014 0,396 Sedang 16,20 36,41 47,39

2015* 0,390 Sedang 16,04 37,32 46,64 Keterangan :

*Angka Sementara

E. Tingkat Kemiskinan

Persentase penduduk miskin di Kota Batam terus mengalami penurunan

(Gambar 2.13). Hal ini sesuai dengan capaian Indeks Gini Kota Batam

Page 85: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 46

yang juga rendah. Dengan demikian, pemerataan kesejahteraan juga

dinikmati oleh masyarakat miskin di Kota Batam sehingga

persentasenya menurun. Pada tahun 2011, penduduk miskin di Kota

Batam sebesar 6,11% dari total penduduk, dan menurun hingga 4,97%

dari total penduduk Kota Batam pada tahun 2015 (hasil PBDT 2015).

Gambar 2.13. Persentase Penduduk Miskin Kota Batam

Sumber : BPS Kota Batam

2.3.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat

2.3.2.1 Pendidikan

Aspek yang dilihat dari fokus kesejahteraan masyarakat untuk bidang

pendidikan adalah angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, angka

partisipasi kasar, dan angka partisipasi murni.

A. Angka Melek Huruf

Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas

yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Dari

Tabel 2.14 terlihat bahwa angka melek huruf di Kota Batam merupakan

yang tertinggi di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kep. Riau. Meski

demikian, angka tersebut masih belum ideal yaitu 100%. Hal ini

dikarenakan adanya penduduk lanjut usia yang masih buta huruf

Page 86: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 47

(0,39%) dan tidak dapat belajar baca tulis. Angka ini sulit untuk

diturunkan dan akan menurun secara alamiah jika penduduk yang buta

huruf tersebut meninggal dunia.

Tabel 2.14. Angka Melek Huruf Kota Batam Tahun 2011-20115

No Kab/ Kota Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Karimun 96,36 96,83 97,35 98,65 97,36

2 Bintan 96,14 96,92 97,32 98,50 98,22

3 Natuna 96,63 96,82 97,22 98,78 98,97

4 Lingga 91,79 91,79 91,86 89,03 94,04

5 Kepulauan Anambas

91,87 91,87 92,14 92,98 96,06

6 Kota Batam 98,97 99,29 99,30 99,65 99,61

7 Kota Tanjung Pinang

98,70 98,70 98,74 98,71 98,79

Sumber : BPS Kota Batam

Mulai tahun 2014 indikator Angka Melek Huruf (AMH) diganti dengan

Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS). Adapun penyebab penggantian

indikator AMH karena indikator tersebut sudah tidak relevan lagi dalam

mengukur pendidikan secara utuh dan tidak dapat menggambarkan

kualitas pendidikan. Adapun jika AMH Kota Batam dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainnya di Provinsi Kepri maka angkanya sudah cukup

tinggi.

Page 87: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 48

Tabel 2.15. Harapan Lama Sekolah Kota Batam Tahun 2011-2015

No Kab/Kota Harapan Lama Sekolah

2011 2012 2013 2014 2015

1 Karimun N/A 11,74 11,80 11,86 11,87 2 Bintan N/A N/A N/A 11,80 11,98

3 Natuna N/A N/A N/A 13,84 13,85 4 Lingga N/A N/A N/A 11,59 11,78

5 Kepulauan Anambas

11,75 12,12 12,23

11,62 11,63

6 Kota Batam 11,37 11,75 12,23 12,62 12,65

7 Kota Tanjung Pinang

N/A N/A N/A

14,03 14,05

8 Provinsi Kepri 11,61 11,90 12,26 12,51 12,60 Sumber : BPS Kota Batam

B. Rata-rata Lama Sekolah

Angka rata-rata lama sekolah di Kota Batam masih berada di bawah

angka yang diharapkan yaitu dikisaran 10 tahun, sedangkan angka ideal

menurut Kemendikbud yaitu 12,35 tahun (Tabel 2.16).

Dari Tabel 2.16 di bawah ini terlihat bahwa rata-rata lama sekolah di

Kota Batam lebih tinggi daripada kota/kabupaten lainnya di Provinsi

Kep. Riau. Meski demikian, data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata

penduduk Kota Batam menempuh pendidikan hanya sampai tingkat

SMA kelas 1.

Tabel 2.16. Rata-rata Lama Sekolah di Kota Batam

No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

1 Karimun 8,14 8,16 8,22 7,73 7,74

2 Bintan 8,91 8,95 9,01 8,30 8,32

3 Natuna 7,64 7,78 7,94 8,07 8,45

4 Lingga 7,24 7,27 7,31 5,53 5,54

5 Kepulauan 6,38 6,67 6,68 6,16 6,62

Page 88: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 49

No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

Anambas

6 Kota Batam 10,78 10,84 10,90 10,80 10,81

7 Kota Tanjung Pinang

9,68 10,18 10,18 9,94 9,95

8 Provinsi Kepri 9,46 9,58 9,63 9,64 9,65

Sumber : BPS Kota Batam

C. Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK SD di Kota Batam melebihi 100% menunjukkan jumlah murid yang

menempuh pendidikan SD melebihi jumlah penduduk pada usia 7-12

tahun (Gambar 2.14). Hal ini dapat terjadi karena adanya pengulangan

kelas, penambahan murid dari daerah lain, atau adanya paket

penyetaraan.

Adapun APK SMA jauh di bawah 100% menunjukkan partisipasi

penduduk untuk menempuh pendidikan SMA rendah (Gambar 2.-14).

Ini bisa juga berarti pendidikan SMA di Kota Batam kurang diminati oleh

warga Kota Batam, karena permintaan tenaga kerja pendidikan SMA

sedikit. Hal ini dapat dilihat dari angka pengangguran SMA yang lebih

besar dibandingkan dengan pengangguran SD dan SMP dalam dokumen

Rencana Tenaga Kerja Batam 2015-2019.

Page 89: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 50

Gambar 2.14. Angka Partisipasi Kasar Pendidikan di Kota Batam Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam

D. Angka Partisipasi Murni (APM)

APM SD/sederajat dan SMP/sederajat di Kota Batam mendekati 100%

menunjukkan hampir seluruh penduduk pada usia sekolah

bersangkutan berpartisipasi dalam menempuh pendidikan sesuai usia

sekolah (Gambar 2.15). APM SMA/sederajat berada jauh di bawah nilai

ideal 100% menunjukkan rendahnya partisipasi penduduk pada usia

sekolah SMA untuk menempuh pendidikan SMA/sederajat.

Gambar 2.15. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di Kota Batam Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam

98.36

103.77107.56 107.89 108.32

102.3397.96

95.33 93.43 93.29

72.20 72.1175.88

73.54 74.76

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

2011 2012 2013 2014 2015

APK SD

APK SMP

APK SMA

91.20 94.2397.85 98.42 98.80

80.86 82.50

90.5386.95 84.62

53.44

63.9268.69 70.49 71.09

40.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00110.00

2011 2012 2013 2014 2015

APM SD

APM SMP

APM SMA

Page 90: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 51

2.3.2.2 Kesehatan

Kinerja fokus kesejahteraan masyarakat untuk bidang kesehatan

ditunjukkan oleh indikator angka usia harapan hidup, persentase balita

gizi buruk, angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian ibu (AKI).

A. Angka Usia Harapan Hidup

Angka usia harapan hidup penduduk kota Batam berada pada kisaran

70 tahun (Tabel 2.17.), namun belum mencapai standar nasional. Angka

usia harapan hidup standar nasional adalah 71 Tahun (WHO, 2014). Hal

ini berarti kesehatan penduduk Kota Batam hampir memenuhi standar

nasional.

Tabel 2.17. Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kep.

Riau

No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 1 Karimun 69,93 69,94 70,11 69,01 69,71

2 Bintan 69,76 69,80 69,91 69,91 69,92 3 Natuna 68,37 68,43 68,57 63,24 63,64

4 Lingga 70,26 70,37 70,84 59,47 59,77 5 Kepulauan Anambas 67,53 67,66 67,80 66,23 66,33

6 Kota Batam 70,86 70,91 70,96 72,80 73,00

7 Kota Tanjung Pinang 69,67 69,72 69,75 71,55 71,65 8 Provinsi Kepri 68,63 68,85 69,05 69,15 69,41

Sumber : BPS Kota Batam

B. Persentase Balita Gizi Buruk

Persentase balita gizi buruk mengalami tren menurun. Hal ini dapat

dilihat pada gambar 2.16. Persentase balita gizi buruk tertinggi hanya

terjadi pada tahun 2010 sebesar 3,07%. Persentase gizi buruk pada

Page 91: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 52

tahun 2010 tergolong tinggi, hal ini antara lain disebabkan oleh kurang

memadai dana pengentasan kemiskinan untuk pemberian makanan

tambahan pada balita sehingga sasarannya tidak tercapai. Namun pada

tahun-tahun selanjutnya penyuluhan dilakukan dengan gencar oleh

dinas kesehatan untuk meningkatkan status gizi balita serta mencapai

target MDG’s. Target MDG’s tahun 2015 adalah sebesar 3,60%. Dengan

adanya dukungan dari semua stakeholder di luar dinas kesehatan maka

pada tahun 2015 persentase balita gizi buruk di Kota Batam dapat

ditekan. Upaya ini terbukti berhasil, yakni pada tahun 2011 persentase

balita gizi buruk di Kota Batam sebesar 0,55 % dan pada tahun 2015

turun menjadi sebesar 0,28%.

Gambar 2.16. Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

C. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi di Kota Batam mengalami fluktuasi, yaitu yang

semula sebesar 6,29/1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2010

menjadi 3,2/1.000 KH pada tahun 2012, kemudian meningkat lagi

menjadi 8,7/1.000 KH pada tahun 2014 (Gambar 2.17) dan menurun

Page 92: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 53

pada tahun 2015 menjadi 8,1/1.000 KH. Angka kematian bayi pada

tahun 2013 mengalami lonjakan yang tinggi, terjadinya peningkatan ini

antara lain disebabkan oleh keterbatasan alat di rumah sakit (ruang

Neonatal Intensive Care Unit/NICU)serta faktor kesehatan ibuhamil

seperti menderita anemia, gizi kurang dan komplikasi pada kehamilan.

Namun, secara keseluruhan pencapaian indikator ini melampaui target

yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Batam yaitu

sebesar 13/1.000 KH dan juga target MDGs sebesar 32/1.000 KH. Dari

Gambar 2.17 terlihatbahwa AKB Kota Batam berfluktuasi dan

menunjukkan tren meningkat sehingga perlu diwaspadai serta

diantisipasi agar tidak terus terjadi peningkatan.

Gambar 2.17. Angka Kematian Bayi di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

D. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian ibu di Kota Batam mengalami fluktuasi namun

menunjukkan tren yang meningkat (Gambar 2.18). Hal ini perlu

diantisipasi agar angka kematian ibu tidak terus meningkat. Pada tahun

2014, angka kematian ibu mengalami lonjakan dua kali lipat

dibandingkan dengan tahun 2013. Peningkatan AKI ini antara lain

disebabkan oleh:

Page 93: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 54

1. Penapisan kehamilan resiko tinggi kehamilan trimester 1,2,3 belum

berjalan baik.

2. Adanya faktor 3T (tiga terlambat), yaitu: terlambat mengambil

keputusan dalam menyetujui tindakan dari pihak keluarga; terlambat

merujuk dari Proporsi Pertolongan Kelahiran (PPK) I ke rumah sakit;

terlambat penanganan adekuat di tempat rujukan.

3. Adanya perubahan sistem jaminan kesehatan dari Jaminan Persalinan

(Jampersal) ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

4. Pengetahuan masyarakat terhadap tanda bahaya pada kehamilan

belum optimal.

Meski demikian, secara umum pencapaian AKI di Kota Batam

melampaui Target MDG’s yaitu 112/100.000 KH. Pencapaian AKI di

bawah target MDG’s di Kota Batam untuk periode tahun 2011-2015

terjadi selama tiga tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2011, 2012

dan 2013. Namun pada tahun 2014 dan 2015, AKI Kota Batam sudah

berada di atas target MDG’s.

Gambar 2.18. Angka Kematian Ibu di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

Page 94: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 55

2.3.2.3 Tenaga Kerja

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap

orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat. Berdasarkan Tabel 2.18, rasio penduduk yang bekerja di

Kota Batam pada tahun 2011 sebesar 96%, tahun 2012 sebesar 95%,

tahun 2013 sebesar 94% dan pada tahun 2015 sebesar 94%. Rasio

penduduk yang bekerja persentasenya berfluktuasi. Berdasarkan Tabel

2.18., dapat dianalisis bahwa jumlah penduduk yang tidak bekerja atau

menganggur berkisar antara 4 sampai 7 persen, angka ini tergolong

tinggi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang ideal adalah berkisar

antara 2-3 persen. Untuk bisa berada dalam TPT yang ideal perlu

ditopang dengan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 8-10 persen.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batam selama 5 tahun terakhir cenderung

mengalami perlambatan sehingga mempengaruhi rasio penduduk yang

bekerja di Kota Batam.

Tabel 2.18. Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Batam

Tahun Penduduk yang

bekerja Angkatan

kerja Rasio Penduduk yang

bekerja (%) 2011 457.150 477.011 96 2012 493.252 518.643 95

2013 493.539 525.570 94 2014 502.179 537.914 93

2015 524.046 558.038 94

Sumber : BPS Kota Batam

Page 95: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 56

2.3.2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM adalah indeks komposit yang memadukan ukuran usia harapan

hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan suatu daerah dalam satu

angka tunggal. Dengan kata lain, IPM merupakan indeks yang mengukur

pencapaian keseluruhan pembangunan non fisik suatu daerah yang

direpresentasikan oleh tiga dimensi, yakni umur panjang dan sehat,

pengetahuan, dan kualitas hidup yang layak.

Representasi dari dimensi umur yang panjang adalah angka harapan

hidup. Angka tersebut menggambarkan seberapa lama peluang

seseorang untuk bertahan hidup. Semakin tinggi indikator harapan

hidup mencerminkan semakin tingginya derajat kesehatan di suatu

daerah karena seseorang yang hidupnya panjang cenderung didukung

dengan kondisi kesehatan yang baik. Perkembangan angka harapan

hidup Kota Batam dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan

yang pelan, tapi pasti. Dari angka 72,56 tahun pada tahun 2011,

meningkat menjadi 73,00 pada tahun 2015. Lambatnya kenaikan angka

harapan hidup ini menggambarkan bahwa tidak mudah meningkatkan

angka harapan hidup dalam jangka waktu satu tahun, karena harapan

hidup seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal yang kompleks, antara

lain terkait dengan sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia,

jumlah tenaga media dan paramedis yang tersedia, sertakebiasaan

seseorang dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga, perlu

upaya keras di bidang pelayanan kesehatan, dan pelayanan lainnya

yang terkait untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat

dari semua kalangan umur mulai dari seseorang masih dalam

Page 96: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 57

kandungan, balita, remaja sampai menjadi lansia.

Sementara itu, dimensi pengetahuan diukur dengan indikator harapan

lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Harapan lama sekolah

menunjukkan berapa tahun penduduk usia 7 tahun ke atas diharapkan

dapat mengenyam pendidikan di sekolah, sedangkan rata-rata lama

sekolah menunjukkan berapa tahun penduduk yang berusia 25 tahun ke

atas rata-rata menduduki bangku sekolah. Harapan lama sekolah

berkembang lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah.

Dalam kurun waktu lima tahun, harapan lama sekolah di Kota Batam

berkembang dari 11,75 tahun pada tahun 2011 menjadi 12,65 tahun

pada tahun 2015, sedangkan rata-rata lama sekolah perubahannya

hanya dari 10,74 tahun pada tahun 2011 menjadi 10,81 tahun pada

tahun 2015. Dengan kata lain, pada tahun 2015 penduduk berusia 7

tahun ke atas di Kota Batam secara rata-rata diharapkan dapat

bersekolah hingga kelas 3 SLTA. Adapun rata-rata lama sekolah yang

dijalani oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas pada tahun 2015

adalah hingga kelas 2 SLTA. Sulitnya menggeser angka rata-rata lama

sekolah ini disebabkan karena penduduk yang tidak bersekolah lagi

cenderung akan tetap seperti itu dan akan terus diperhitungkan selama

penduduk itu masih ada.

Indikator komponen IPM lainnya yaitu konsumsi rill per kapita yang

disesuaikan. Indikator ini memberikan gambaran mengenai keadaan

perekonomian penduduk. Dalam konteks ini, satu rupiah di Kota Batam

akan memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di Jakarta. Pada

tahun 2015, konsumsi rill per kapita Kota Batam mencapai 16,826 juta

rupiah per tahun. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun

Page 97: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 58

sebelumnya, terdapat peningkatan sekitar 90 ribu rupiah. Namun jika

dibandingkan dengan kondisi lima tahun yang lalu, peningkatannya

sekitar 748 ribu rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian

penduduk semakin membaik yang ditandai dengan meningkatnya daya

beli. Secara rinci uraian perkembangan indikator komponen IPM Kota

Batam Tahun 2010-2015 disajikan pada Tabel2.19.

Tabel 2.19. Perkembangan indikator Komponen IPM Kota Batam Tahun

2010-2015

Tahun Angka

Harapan Hidup (tahun)

Harapan Lama Sekolah (tahun)

Rata-rata Lama Sekolah

(tahun)

Konsumsi Rill per Kapita

disesuaikan (ribu Rp)

2010 72,53 11,37 10,53 16,078 2011 72,63 11,75 10,74 16,290 2012 72,71 12,12 10,77 16,479 2013 72,77 12,23 10,79 16,639 2014 72,80 12,62 10,80 16,735 2015 73,00 12,65 10,81 16,825

Sumber : BPS Kota Batam

Sebelum menjadi angka IPM, indikator-indikator komponen IPM di atas

dikonversi terlebih dahulu menjadi indeks komponen IPM, yang

perkembangannya disajikan dalam tabel 2.20. Dengan diterjemahkan ke

dalam indeks, posisi setiap dimensi komponen IPM lebih jelas terlihat

karena skalanya sama, yakni dari 0 hingga 100.

Page 98: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 59

Tabel 2.20. Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun

2010-2015

Tahun Indeks

Harapan Hidup

Indeks Pengetahuan

Indeks Daya Beli

IPM

2010 80,82 66,68 84,65 76,98 2011 80,97 68,44 85,05 77,82 2012 81,09 69,57 85,40 78,39 2013 81,18 69,94 85,70 78,65 2014 81,23 71,06 85,87 79,13 2015 81,54 71,19 86,04 79,34

Sumber : BPS Kota Batam

Selama lima tahun terakhir, indeks pengeluaran merupakan yang

tertinggi nilainya, sedangkan indeks pengetahuan merupakan indeks

yang paling rendah di antara ketiga indeks tersebut. Kondisi terakhir

(tahun 2015) menunjukkan bahwa indeks pengetahuan sebesar 71,19%,

indeks kesehatan sebesar 81,54%, dan indeks pengeluaran sebesar

86,04%. Untuk meningkatkan IPM, bisa ditinjau dari ketiga indeks

tersebut. Indeks yang masih tergolong rendah berarti lebih memiliki

ruang untuk ditingkatkan.

Namun demikian, meskipun indeks pengetahuan lebih memiliki potensi

untuk meningkat dari segi pencapaian nilai indeks, indeks pengetahuan

ini ternyata paling sulit ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

kenaikan indeks per tahun selama 5 tahun terakhir, indeks ini memiliki

rata- rata peningkatan paling kecil, yaitu sebesar 0,10 per tahun.

Sebaliknya, indeks pengeluaran yang menjadi indeks dengan nilai

tertinggi justru mempunyai rata-rata kenaikan nilai indeks terbesar,

yaitu sebesar 1,09.

Page 99: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 60

Dinamika penghitungan IPM di Indonesia mengalami perubahan

metode pada tahun 2014, perhitungan tersebut dilakukan dari tahun

2010. sejak dihitungnya IPM pada tahun 2004 (metode lama), Kota

Batam memiliki IPM sebesar 75,80 dan terakhir di tahun 2013 angka

IPM mencapai 78,68. Ketika IPM dihitung ulang dengan menggunakan

metode baru, maka IPM Kota Batam pada tahun 2010 sebesar 76,98

dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 79,13, sedangkan pada tahun

2015 (angka sementara) sebesar 79,34. Capaian IPM pada kedua

metode sama-sama menunjukkan tren IPM yang selalu meningkat.

Namun, capaian IPM dengan metode baru menunjukkan peningkatan

yang lebih signifikan. Artinya, perubahan beberapa indikator dan

metode agregasi ternyata lebih bisa menunjukkan upaya yang telah

dilakukan dalam pembangunan manusia di daerah. Terlepas dari

perubahan metode, capaian IPM Kota Batam pada tahun 2015

tergolong tinggi dan mendekati pada kategori sangat tinggi. Hal ini

menunjukkan upaya yang serius dari Pemerintah Kota Batam dalam

pembangunan manusia. Adapun perkembangan IPM Kota Batam dari

tahun ke tahun disajikan pada Gambar 2.19 berikut ini.

Gambar 2.19 Perkembangan IPM Kota Batam (Metode Lama dan

Metode Baru)

Page 100: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 61

Sumber : BPS Kota Batam

Kemajuan pencapaian IPM suatu daerah juga dapat dilihat dari

perkembangan peringkat IPM secara nasional. Perubahan peringkat

dapat diartikan bahwa terdapat daerah lain yang upaya pembangunan

manusianya lebih cepat atau lebih lambat. Sejak tahun 2004, dengan

IPM sebesar 75,80 Kota Batam menempati peringkat ke-8 secara

nasional. Setelah itu, peringkat IPM KotaBatam semakin menurun,

hingga keluar dari 20 besar nasional. IPM Kota Batam tergolong dalam

kategori tinggi (< 80), sedangkan jika IPM > 80 maka tergolong dalam

kategori sangat tinggi. Secara rinci diuraikan dalam Gambar 2.20.

berikut ini.

Gambar 2.20. Perkembangan Peringkat IPM Kota Batam Tahun 2009-

2015

Sumber : BPS Kota Batam

Ketika terjadi perubahan metode penghitungan IPM dan dilakukan

penghitungan mundur mulai dari tahun 2010, terjadi pula perubahan

peringkat IPM karena indikator yang digunakan berubah dan setiap

Page 101: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 62

daerah berbeda-beda pula kondisinya. Dengan menggunakan metode

baru tersebut, peringkat IPM Kota Batam pada tahun 2010 berada pada

posisi 18, kemudian meningkat ke peringkat 15 dan 13 pada dua tahun

berikutnya, lalu turun lagi ke peringkat 16, dan akhirnya pada tahun

2014, IPM Kota Batam menempati peringkat ke-15 dan tahun 2015

menempati peringkat 22 di antara seluruh kabupaten/kota secara

nasional. Penurunan peringkat IPM dari tahun ke tahun bukan berarti

nilai IPM-nya menurun, melainkan peningkatan IPM daerah lainnya yang

lebih cepat. Adapun perkembangan peringkat IPM secara rinci

disampaikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.21. Perkembangan IPM Provinsi Kepulauan Riau menurut

Kabupaten/Kota

Tahun 2011-2015

Kabupaten/Kota IPM Peringkat

IPM 2015 2011 2012 2013 2014 2015

01. Karimun 66,82 67,67 68,52 68,72 69,21 173

02. Bintan 70,74 71,01 71,31 71,65 71,92 99

03. Natuna 67,76 68,80 69,39 70,06 70,87 120

04. Lingga 58,51 59,38 60,13 60,75 61,28 452

05. Kep. Anambas

63,71 64,32 64,86 65,12 65,86 296

71. BATAM 77,82 78,39 78,65 79,13 79,34 22

72. Tanjung Pinang

74,86 75,91 76,70 77,29 77,57 38

Provinsi KEPRI 71,61 72,36 73,02 73,40 73,75 4

Sumber : BPS Kota Batam

Page 102: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 63

Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan

Riau, IPM Kota Batam selalu menduduki peringkat pertama. Peringkat

IPM kabupaten/kota lainnya di Kepulauan Riau yang paling mendekati

peringkat IPM Kota Batam adalah peringkat 38 yaitu Kota

Tanjungpinang, dan yang paling jauh adalah peringkat 452 yakni

Kabupaten Lingga. Apabila dilihat dari angkanya, nilainya selalu berada

diatas 75 dan semakin mendekati 80 dalam kurun waktu empat tahun

terakhir, seperti yang diuraikan dalam Tabel2.21. Hal ini

menggambarkan pembangunan manusia di Kota Batam selama periode

2011-2015 cukup berhasil di Kepulauan Riau.

Pada tahun 2013, di tingkat Pulau Sumatera, Kota Batam merupakan

salah satu dari sedikit yang memiliki IPM di angka 78. Hal ini

menggambarkan bahwa status pembangunan manusia di Kota Batam

termasuk salah satu yang terbaik di antara kabupaten/kota di Pulau

Sumatera. Pada tahun 2015, kondisi pembangunan manusia di Kota

Batam semakin membaik, capaian IPM Kota Batam saat itu telah

berhasil mencapai angka 79. Meskipun peringkatnya turun dari

peringkat ke15 menjadi peringkat ke-22. Daerah yang merupakan

ibukota provinsi di Pulau Sumatera dengan pencapaian IPM sebesar 79

atau di atasnya hanya Kota Banda Aceh (82,22) dan Kota Padang

(79,83). Secara nasional, kedua kota ini berada pada peringkat ke-3 dan

ke-9 (dapat dilihat pada tabel di bawah ini).

Page 103: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 64

Tabel 2.22. IPM Kota Batam dan Beberapa Kota-kota Besar Lainnya di Sumatera,

Tahun 2013-2015

Kabupaten/Kota Nilai IPM

2013 2014 2015

Kota Banda Aceh 81,84 (3) 82,22 (3) N/A

Kota Padang 79,23 (9) 79,83 (9) N/A

Kota Batam 78,65 (16) 79,13 (15) N/A

Kota Pekanbaru 78,16 (26) 78,42 (27) N/A

Kota Medan 78,00 (28) 78,26 (29) N/A

Kota Bengkulu 76,16 (43) 76,49 (44) N/A

Kota Pangkal Pinang 76,14 (44) 76,28 (45) N/A

Kota Palembang 75,49 (48) 76,02 (48) N/A

Kota Jambi 74,21 (63) 74,86 (62) N/A

Kota Bandar Lampung 73,93 (67) 74,34 (67) N/A

Sumber : BPS RI

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan peringkat

IPM Kota Batam yang berada dalam peringkat 20 besar membuat Kota

Batam menjadi kota yang layak disejajarkan dengan kota-kota besar

lainnya dalam hal pembangunan manusia. Apabila IPM Kota Batam

disandingkan dengan IPM beberapa kota besar lainnya di Indonesia,

status pembangunan manusia Kota Batam bisa dikatakan termasuk

dalam jajaran atas nasional, karena nilai IPM Kota Batam bersaing

dengan kota-kota tersebut, bahkan bisa di atas kota-kota besar lainnya,

seperti Jakarta Pusat, Bandung, Surabaya, Depok, Balikpapan dan

Jakarta Utara (lihat tabel di bawah ini), dimana kota-kota tersebut

secara karakteristik juga memiliki kemiripan dengan Kota Batam.

Page 104: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 65

Namun demikian, status pembangunan manusia Kota Batam tetap perlu

terus ditingkatkan agar bisa sejajar dengan daerah seperti Yogyakarta,

Jakarta Selatan dan Denpasar.

Tabel 2.23. IPM Kota Batam dan Beberapa Kota-kota Besar Lainnya di Luar Sumatera,

Tahun 2013-2015

Kabupaten/Kota Nilai IPM

2013 2014 2015

Kota Yogyakarta 83,61 (1) 83,78 (1) N/A

Kota Jakarta Selatan 82,72 (2) 82,94 (2) N/A

Kota Denpasar 81,32 (4) 81,65 (4) N/A

Kota Jakarta Timur 79,88 (7) 80,40 (7) N/A

Kota Surakarta 78,89 (8) 79,34 (8) N/A

Kota Jakarta Barat 78,79 (13) 79,38 (10) N/A

Kota Makassar 78,98 (10) 79, 35 (11) N/A

Kota Semarang 78,68 (14) 79,24 (13) N/A

Kota Batam 78,65 (16) 79,13 (15) N/A

Kota Jakarta Pusat 78,81 (12) 79,03 (18) N/A

Kota Bandung 78,55 (19) 78,98 (19) N/A

Kota Surabaya 78,51 (20) 78,87 (21) N/A

Kota Bekasi 78,63 (18) 78,84 (22) N/A

Kota Depok 78,27 (24) 78,58 (24) N/A

Kota Balikpapan 77,53 (32) 77,93 (32) N/A

Kota Jakarta Utara 77,16 (35) 77,29 (37) N/A

Sumber : BPS RI

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan peringkat

Data 2015 Belum tersedia

Page 105: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 66

2.3.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Terkait bidang olahraga, Pemerintah Kota Batam telah membina

sejumlah klub olahraga di Kota Batam dan membangun 1 gedung

olahraga yang dibangun pada tahun 2014 (Tabel 2.24). Dari tabel

tersebut terlihat bahwa klub olahraga yang ada belum mencapai rasio 1

klub per 10.000 penduduk. Hal ini disebabkan oleh minat olahraga

penduduk Batam yang belum tinggi atau persebaran penduduk Batam

yang tersebar di beberapa pulau dan kecamatan sehingga keberadaan

klub olahraga hanya terpusat di beberapa kecamatan saja.

Tabel 2.24. Perkembangan Kepemudaan Dan Olahraga Di Kota Batam

No. Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah klub olahraga (per 10.000 penduduk 0,40 0,36 0,49 0,54 0,56

2 Jumlah gedung olahraga (per 10.000 penduduk) 0,00 0,00 0,00 0,01 0,021

Sumber : Kanpora Kota Batam

2.4 ASPEK PELAYANAN UMUM

2.4.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib

2.4.1.1 Pendidikan

Penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan telah banyak

dilakukan perbaikan baik dalam peningkatan kualitas maupun dalam

peningkatan prasarana dan sarana. Hal ini salah satunya dapat dilihat

dari angka partisipasi sekolah pendidikan dasar. Pada tahun 2011 angka

Page 106: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 67

partisipasi sekolah untuk jenjang pendidikan dasar (SD-SMP) sebesar

777,24 dimana hal ini bermakna terdapat 777,24 murid usia 7-15 tahun

yang bersekolah di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP) dari 1.000

penduduk usia 7-15 tahun (Tabel 2.25). Selain itu, tren angka partisipasi

sekolah pendidikan dasar menunjukkan adanya penurunan. Pada tahun

2012, angka partisipasi sekolah pendidikan dasar di Kota Batam sebesar

728,43 per 1.000 penduduk usia 7-15 tahun, dan pada tahun 2015

menurun menjadi 685,63 murid per 1.000 penduduk usia 7-15 tahun.

Angka rasio guru terhadap murid menunjukkan jumlah guru per 10.000

murid, dimana rasio ideal adalah 500 guru per 10.000 murid. Pada

tahun 2011, rasio guru terhadap murid sebesar 771,51 pada tahun 2012

meningkat menjadi 786,29 namun mulai tahun 2013 rasio guru

terhadap murid di Kota Batam untuk jenjang pendidikan dasar

mengalami penurunan dan menjadi 429,03 (Tabel 2.25). Hal ini

menunjukkan bahwa Kota Batam membutuhkan tenaga tambahan guru

untuk jenjang pendidikan dasar. Kebutuhan tersebut juga terlihat dari

rasio guru/murid per kelas rata-rata yang terus menurun sejak tahun

2012. Pada tahun 2011 rasio guru/murid per kelas rata-rata sebesar

0,17 dan pada tahun 2015 menurun menjadi 0,04.

Page 107: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 68

Tabel 2.25. Hasil Kinerja Indikator Bidang Pendidikan Kota Batam Tahun

2011-2015

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pendidikan Dasar

i. Angka partisipasi sekolah

777,64 728,43 774,07 685,63 685,63

ii. Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah

26,47 21,84 31,98 19,97 19,97

iii. Rasio guru/ murid 771,51 786,29 612,53 429,03 429,03

iv Rasio guru/ murid per kelas rata-rata

0,17 0,09 0,01 0,08 0,04

2 Pendidikan Menengah

i. Angka partisipasi sekolah

773,22 872,55 666,17 678,74 678,74

ii.

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

30,45 31,53 29,96 29,67 31,38

iii. Rasio guru terhadap murid

831,37 651,72 345,59 628,47 728,47

iv. Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata

1,06 0,57 0,15 0,50 0,70

3 Fasilitas Pendidikan

i. Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik (%)

91,38 100 84,06 53,07 43,07

ii.

Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik (%)

94,2 97,65 93,82 78,04 68,04

4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (%)

25,33 18,11 24,45 24,34 24,02

5 Angka Putus Sekolah

Page 108: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 69

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

2011 2012 2013 2014 2015

i. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI (%)

0,75 0,70 0,67 0,13 0,03

ii. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs (%)

1,50 1,43 1,38 0,63 0,13

iii. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA (%)

1,50 1,45 1,43 0,30 0,10

6 Angka Kelulusan

i. Angka Kelulusan (AL) SD/MI

100,00% 100,00% 100,00% 99,67% 100,00%

ii. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

99,33% 99,48% 99,64% 99,35% 100,00%

iii. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

98,84% 98,93% 99,15% 100,00% 100,00%

iv. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

94,57% 94,58% 128,77% 97,10% 99,10%

v. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

94,68% 92,19% 96,16% 87,64% 97,64%

vi. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

64,07% 65,17% 81,59% 81,60% 84,70%

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam (data diolah)

Tren rasio ketersediaan sekolah pada jenjang pendidikan dasar

terhadap penduduk usia jenjang pendidikan SD-SMP mengalami

penurunan. Pada tahun 2011, nilai rasio ketersediaan sekolah

pendidikan dasar terhadap penduduk usia pendidikan dasar sebesar

26,47 per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar, dan menurun

menjadi 19,97 per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar pada tahun

2015 (tabel 2.25). Hal ini diakibatkan karena penambahan jumlah

Page 109: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 70

gedung sekolah SD-SMP tidak seimbang dengan pertambahan

penduduk usia 7-15 tahun.

Angka partisipasi sekolah untuk jenjang pendidikan menengah

(SMA/SMK/MA) menunjukkan tren menurun sejak tahun 2012. Pada

tahun 2011 angka partisipasi sekolah untuk jenjang pendidikan

menengah sebesar 773,22 pada tahun 2012 meningkat menjadi

872,55. Namun pada tahun 2015 menurun menjadi 678,74.

Adapun rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

pada jenjang pendidikan menengah menunjukkan tren meningkat. Pada

tahun 2011, rasio ketersediaan sekolah pendidikan menengah terhadap

penduduk usia sekolah pendidikan menengah sebesar 30,45 dan pada

tahun 2015 meningkat menjadi 31,38.

Rasio guru terhadap murid untuk jenjang pendidikan menengah

menunjukkan tren menurun, pada tahun 2011 sebesar 831 per 10.000

murid namun pada tahun 2015 menjadi 728,47 per 10.000 murid.

Penurunan ini juga terlihat dari rasio guru/murid per kelas rata-rata

yang juga menurun yaitu yang semula sebesar 1,06 pada tahun 2011

menurun menjadi 0,70 pada tahun 2015. Hal ini perlu diantisipasi agar

Kota Batam tidak mengalami kekurangan guru untuk jenjang pendidikan

menengah.

Sarana pendidikan berupa gedung sekolah yang berada pada kondisi

baik di Kota Batam juga menunjukkan tren menurun. Untuk gedung

sekolah SD/MI, jumlah gedung yang berada pada kondisi baik pada

tahun 2011 sebesar 91,38%, dan pada tahun 2015 menjadi sebesar

43,07%. Hal ini tentunya membutuhkan anggaran yang besar untuk

Page 110: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 71

merehabilitasi kondisi sekolah yang sudah dalam kondisi rusak berat.

Pada level pendidikan pra sekolah, perkembangan angka partisipasi

pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Batam selama periode 2011-

2015 juga menunjukkan tren menurun, pada tahun 2011 angka

partisipasi PAUD sebesar 25,33%, pada tahun 2015 menjadi 24,02%. Hal

ini terjadi disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan pra sekolah.

Penyebab lainnya kemungkinan adalah jumlah sekolah PAUD tidak

memadai untuk melayani seluruh anak usia pra sekolah.

angka putus

sekolah di Kota

Batam

mengalami tren

menurun selama

periode 2011-

2015 pada semua

jenjang

pendidikan

Adapun angka putus sekolah di Kota Batam

mengalami tren menurun selama periode 2011-2015

pada semua jenjang pendidikan. Angka putus

sekolah pada jenjang SD pada tahun 2011 sebesar

0,75% kemudian menurun hingga 0,03% pada tahun

2015. Pada jenjang SMP, juga mengalami penurunan

tren sejak tahun 2011. Angka putus sekolah jenjang

SMP pada tahun 2011 sebesar 1,50% dan turun

menjadi 0,13% pada tahun 2015. Adapun pada

jenjang SMA juga mengalami hal yang sama yaitu

terjadinya penurunan tren sejak tahun 2011, yaitu

sebesar 1,50% menurun menjadi 0,10% pada tahun

2015.

Angka melanjutkan sekolah dari SD/MI ke SMP/MTs

cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada tahun

2011, persentase murid yang melanjutkan sekolah

Page 111: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 72

angka

melanjutkan

sekolah dari

pendidikan SD/MI

ke SMP/MTs

meningkat

trennya

dari SD/MI ke SMP/MTs sebesar 94,57% meningkat

menjadi 99,10% pada tahun 2015. Hal ini

menunjukkan minat murid SD/MI di Kota Batam

untuk melanjutkan studi ke tingkat selanjutnya

semakin tinggi. Adapun angka melanjutkan sekolah

dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA mengalami tren

fluktuatif, pada tahun 2012 angka melanjutkan

sekolah dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA sebesar

92,19% mengalami penurunan sebesar 2,49% dari

tahun 2011, besar angka melanjutkan sekolah dari

SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2011 adalah

94,68%. Pada tahun 2015 angka melanjutkan

sekolah dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA meningkat

menjadi 97,64%. Tersedianya lapangan pekerjaan

yang lebih banyak untuk lulusan SMP daripada SMA

diduga menjadi penyebab menurunnya minat murid

SMP/MTs di Kota Batam untuk melanjutkan

pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Di sisi SDM guru, persentase guru yang memenuhi

kualifikasi S-1 atau D-IV di Kota Batam mengalami

peningkatan setiap tahunnya selama periode 2011-

2015. Pada tahun 2011, persentase guru yang

memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV sebanyak 64,07%

dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 84,70%.

Page 112: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 73

2.4.1.2 Kesehatan

Pembangunan sektor kesehatan merupakan salah satu pembangunan

yang sangat strategis untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Secara umum pembangunan kesehatan di Kota Batam telah

menunjukkan pencapaian yang positif, walaupun di beberapa indikator

masih belum mencapai hasil yang optimal.

A. Rasio Posyandu/Polindes per satuan balita

Pemerintah Kota Batam telah menyediakan Polindes untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan balita. Meski demikian, jumlah Polindes di Kota

Batam dirasakan masih sangat kurang. Idealnya Rasio

Posyandu/Polindes per satuan balita adalah 1:50, adapun hingga pada

tahun 2015 rasio Polindes per satuan balita di Kota Batam baru

mencapai 1:5.014 (Tabel 2.26).

Tabel 2.26. Rasio Posyandu/ Polindes per Satuan Balita di Kota Batam

Tahun Jumlah Balita (0-4

thn) Jumlah Polindes

Rasio Pemerintah Swasta

2009 49.120 23 7 1:1.637

2010 113.718 27 3 1:3.791 2011 84.067 23 7 1:2.802

2012 65.341 0 34 1:1.923 2013 72.947 38 0 1:1.920

2014 134.206 29 0 1:4.628

2015 145.413 29 0 1:5.014 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

B. Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per Satuan Penduduk

Rasio Ideal Puskesmas adalah 1:30.000 jiwa, sementara itu rasio

Page 113: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 74

puskesmas di Kota Batam sampai pada tahun 2015 mencapai 1:61.011

jiwa (Tabel 2.27). Kondisi tersebut diimbangi dengan adanya Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling yang pada tahun 2015 masing-

masing memiliki rasio 1:18.196 dan 1:23.572, sehingga dapat dikatakan

mencukupi untuk memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat

Kota Batam.

Tabel 2.27. Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per Satuan Penduduk

di Kota Batam

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Penduduk 992.095 1.056.70

1 1.137.89

4 1.235.65

1 1.135.41

2 1.030.52

8 1.037.18

7

2 Puskesmas 13 14 15 16 16 17 17

2.1 Rasio Puskesmas

1:76.315

1:75.479

1:75.860

1:77.228

1:70.963

1:60619 1:61.01

1

3 Puskesmas Pembantu

49 50 50 54 55 57 57

3.1 Rasio Pustu 1:20.24

7 1:21.13

4 1:22.75

8 1:22.88

2 1:20.64

4 1:18.07

9 1:18.19

6

4 Puskesmas Keliling

35 35 35 32 38 38 44

4.1 Rasio Puskesmas Kel

1:28.346

1:30.191

1:32.511

1:38.614

1:29.879

1:27.119

1:23.572

5 Poliklinik Pemerintah

N/A N/A N/A 2 2 2 3

5.1 Poliklinik Swasta 180 191 189 166 164 182 182 5.2 Rasio Poliklinik 1:5.512 1:5.532 1:6.021 1:7.355 1:6.840 1:5.601 1:5.606

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam (data diolah)

C. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

Sampai pada tahun 2015, rasio rumah sakit per satuan penduduk di

Kota Batam sebesar 1:69.146 penduduk (Tabel 2.28). Jika dibandingkan

Page 114: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 75

dengan rasio ideal rumah sakit, yakni 1:100.000 penduduk, maka

ketersediaan rumah sakit di Kota Batam masuk dalam kategori

mencukupi.

Tabel 2.28. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk di Kota Batam

Tahun Jumlah Rumah Sakit/Rumah Sakit Khusus

Jumlah Penduduk

Rasio Pemerintah Swasta

2009 2 12 992.095 1:70.864 2010 2 12 1.056.701 1:75.479 2011 2 12 1.137.894 1:81.278 2012 8 6 1.235.651 1:88.261 2013 8 6 1.135.412 1:81.101 2014 2 13 1.030.528 1:68.702 2015 2 13 1.037.187 1:69.146

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam (data diolah)

D. Rasio Dokter dan Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk

Jika dilihat rasio dokter dan rasio tenaga medis per satuan penduduk di

Kota Batam, maka dapat diketahui bahwa sampai pada tahun 2015 rasio

dokter umum adalah 1:2.418, rasio dokter spesialis adalah 1:4.165, rasio

dokter gigi adalah 1:7.356, dan rasio perawat adalah 1:624, serta rasio

farmasi/apoteker adalah 1:3.870 (Tabel 2.29). Adapun rasio ideal dokter

per satuan penduduk adalah 1:2.500, sedangkan rasio ideal tenaga

keperawatan adalah 1:1.250, kemudian rasio ideal apoteker/farmasi

adalah 1:4.000. Dengan demikian Kota Batam masih kekurangan jumlah

dokter spesialis, dokter gigi, dan farmasi/ apoteker.

Tabel 2.29. Rasio Dokter dan Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk

di Kota Batam

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Penduduk

992,095

1,056,701

1,137,894

1,187,574

1,135,412

1.030.528

1.037.187

Page 115: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 76

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

2 Dokter Umum 411 152 586 210 594 233 429

2.1 Rasio Dokter Umum

1:2.414 1:6.952 1:1.942 1:5.655 1:1.911 1:4.422 1:2.418

3 Dokter Spesialis

94 95 115 97 160 199 249

3.1 Rasio Dokter Spesialis

1:10.554

1:11.123

1:9.895 1:12.24

3 1:7.096 1:5.178 1:4.165

4 Dokter Gigi 71 32 120 57 134 62 141

4.1 Rasio Dokter Gigi

1:13.973

1:33.022

1:9.482 1:20.83

5 1:8.473

1:16.621

1:7.356

5 Perawat 1.679 1.442 1.744 1.249 1.589 1.475 1.662

5.1 Rasio Perawat 1:591 1:733 1:652 1:951 1:715 1:766 1:624 6 Farmasi 479 384 312 134 196 229 268

6.1 Rasio Farmasi 1:2.071 1:2.752 1:3.647 1:8.862 1:5.793 1:4.500 1:3.870

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam (data diolah)

E. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tertangani

Cakupan komplikasi kebidanan yang tertangani di Kota Batam dari

periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 belum mencapai 100%,

artinya bahwa semua ibu hamil dengan komplikasi yang datang ke

sarana kesehatan atau ditemukan oleh tenaga kesehatan belum

tertangani seluruhnya (Gambar 2.21). Hal ini terjadi karena kurangnya

tenaga kebidanan.

Page 116: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 77

Gambar 2.21. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tertangani di Kota

Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

F. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di Kota Batam dari periode tahun 2012, 2013,

2014 belum mencapai 100% (Gambar 2.22), artinya bahwa proses

persalinan di Kota Batam belum seluruhnya ditangani oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Hal ini terjadi karena

kurangnya tenaga kebidanan.

Gambar 2.22. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Batam Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

Page 117: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 78

G. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Perkembangan cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) di Kota Batam selama periode 2011-2015 belum mencapai 100%

(Gambar 2.23). Hal ini berarti masih terdapat bayi yang belum

mendapat imunisasi dasar lengkap di setiap kelurahan dalam waktu

satu tahun.

Gambar 2.23. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

H. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Perkembangan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan di

Kota Batam selama periode 2011-2015 sudah mencapai 100% (Gambar

2.24). Hal ini menunjukkan bahwa kasus balita gizi buruk sudah

tertangani seluruhnya.

Page 118: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 79

Gambar 2.24. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan di

Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

I. Angka Kesembuhan TB. Paru

Angka Kesembuhan TB. Paru adalah angka persentase pasien baru TB

paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan,

diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Perkembangan

Angka Kesembuhan TB. Paru di Kota Batam selama periode 2011-2015

mengalami peningkatan (Gambar 2.25), namun masih kurang jika

dibandingkan dengan standar angka kesembuhan TB. Paru, yakni 85%.

Gambar 2.25. Angka Kesembuhan Program DOTs TB. Paru

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

Page 119: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 80

J. Prevalensi TB. Paru per 100.000 penduduk

Prevalensi TB. Paru per 100.000 penduduk adalah angka yang

menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat di

antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. PrevalensiTB. Paru

di Kota Batam pada tahun 2013 menurun drastis menjadi 38,4 per

100.000 penduduk namun setelah periode tersebut prevalensi TB. Paru

di Kota Batam terus meningkat menjadi 160 per 100.000 penduduk

(Gambar 2.26). Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius karena

penyakit ini merupakan penyakit yang menular. Oleh karena itu,

penderita perlu ditanggani secara kontinyu dalam jangka waktu yang

relatif panjang serta diperlukan tindakan preventif untuk mendeteksi

penderita penyakit ini dan penanganan yang tepat agar tidak

menularkan kepada orang lain.

Gambar 2.26. Prevalensi TB. Paru per 100.000 Penduduk di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

Page 120: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 81

K. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD)

Perkembangan cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

DBD di Kota Batam selama periode 2011-2014 sudah mencapai 100%

(Gambar 2.27). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh kasus DBD telah

tertangani dengan baik.

Gambar 2.27. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

DBD di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

L. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin

Menurut SPM Kementrian Kesehatan, cakupan pelayanan kesehatan

rujukan masyarakat miskin ditetapkan sebesar 100% pada tahun 2015.

Jika melihat tren pada Gambar 2.28 maka terlihat bahwa sampai

dengan pada tahun 2015, Kota Batam sudah seluruhnya memberikan

pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

Page 121: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 82

Gambar 2.28. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat

Miskin

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

M. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kesehatan oleh dokter,

bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling

sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Menurut

SPM Kementerian Kesehatan, cakupan kunjungan bayi ditetapkan

sebesar 90% pada tahun 2010.

Cakupan kunjungan bayi di Kota Batam mengalami tren menurun

dimana pada tahun 2012 cakupan kunjungan bayi sebesar 59,1%

menurun menjadi 33% pada tahun 2013 dan kembali meningkat pada

tahun 2014 dan 2015. Dengan demikian, cakupan kunjungan bayi di

Kota Batam selama periode 2011-2015 belum memenuhi SPM

Kementerian Kesehatan.

Page 122: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 83

Gambar 2.29. Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

N. Cakupan Puskesmas

Dari perbandingan jumlah Puskesmas dengan jumlah Kecamatan yang

ada di wilayah Kota Batam, maka diperoleh persentase cakupan

puskesmas di Kota Batam. Pada Tabel 2.30 dapat diketahui bahwa

jumlah puskesmas terus bertambah setiap tahunnya, dimana pada

tahun 2011 cakupan puskesmas sebesar 125% meningkat menjadi 142%

pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap kecamatan

terdapat lebih dari satu Puskesmas.

Tabel 2.30. Cakupan Puskesmas di Kota Batam

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Puskesmas 15 16 16 17 17

Jumlah Kecamatan 12 12 12 12 12

Cakupan Puskesmas (%) 125 133 133 142 142

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

O. Cakupan Puskesmas Pembantu

Dari data pada Tabel 2.31 diketahui bahwa tren cakupan Puskesmas

pembantu di Kota Batam meningkat setiap tahunnya. Data di tabel

tersebut juga menunjukkan bahwa pada setiap kecamatan terdapat

Page 123: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 84

lebih dari satu puskesmas pembantu. Secara umum cakupan puskesmas

pembantu sudah mencukupi untuk Kota Batam.

Tabel 2.31. Cakupan Puskesmas Pembantu di Kota Batam

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Puskesmas Pembantu 50 54 55 75 57

Jumlah Kecamatan 12 12 12 12 12

Cakupan Puskesmas Pembantu (%)

417 450 458 625 475

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

P. Cakupan Desa Siaga Aktif

Kementerian Kesehatan menetapkan SPM desa siaga aktif sebesar 100%

pada tahun 2015. Dari data pada Gambar 2.30 terlihat bahwa

persentase desa siaga aktif Kota Batam tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015 telah mencapai SPM yang ditetapkan.

Gambar 2.30. Cakupan Desa Siaga Aktif di Kota Batam

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam

Page 124: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 85

2.4.1.3 Pekerjaan Umum

A. Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik

Secara umum tren panjang jaringan jalan dalam kondisi baik mengalami

penurunan (Gambar 2.31). Pada 2011, proporsi panjang jaringan jalan

dengan kondisi baik sebesar 60,72% dari total panjang jalan

keseluruhan. Kondisi ini masih menunjukkan penurunan sampai dengan

tahun 2014 dan 2015 dengan proporsi masing-masing sebesar 67,13%

dan 68,57%.

Gambar 2.31. Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik di

Kota Batam

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam

Page 125: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 86

Tabel 2.32. Ruas Jalan Arteri Primer (JAP) di Kota Batam berdasarkan Kepmen PUPR Nomor 248/KPTS/M/2015

No Nama Ruas Panjang

Ruas (Km)

Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11

12 13 14 15 16 17

Batam Centre – Sp. Franky (Jl. A. Yani) Sp. Frangky – Sp. Kabil (Jl. A. Yani) Sp. Kabil – Muka Kuning (Jl. A. Yani) Muka Kuning – Tembesi (Jl. Letjen Suprapto) Tembesi – Tanjung Berikat Sp. Kabil – Sp. Jam (Jl, Jend Sudirman) Sp. Jam – Sei Harapan (Jl. Gajah Mada) Sei Harapan – Sekupang (Jl. RE Martadinata) Sp. Kabil – Sp. Punggur (Jl. Jend. Sudirman) Sp. Punggur – Batu Besar (Jl. Hang Tuah) Batu Besar – Nongsa (Jl. Hang Jebat, Jl. Hang Lekiu) Sp. Punggur – Telaga Punggur (Jl. Hasanuddin) Tembesi – Batu Aji (Jl. Letjen Suprapto) Batu Aji – Tanjung uncang (Jl. Brigjrn Katamso) Jl. Diponegoro (Sp. Sei Harapan – Sp. Basecamp Batu Aji) Jl. Duyung (Pel. Batu Ampar – Sp.

1,72 1,93 3,82 4,91 7,76 3,39 8,67 3,92 6,27 7,04

15,03

11,64 5,65 9,09 8,00

3,90 1,60

Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam

Page 126: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 87

No Nama Ruas Panjang

Ruas (Km)

Lokasi

Baloi Centre) Baloi Centre – Sp. Sei Ladi (UIB)

TOTAL 104,34 Kota Batam

Sumber : Kepmen PUPR Nomor 248/KPTS/M/2015

Tabel 2.33. Ruas Jalan Kolektor Primer 1 (JKP-1) di Prov Kepulauan Riau (Kota Batam) Kepmen PUPR Nomor 248/KPTS/M/2015

No Nama Ruas Panjang

Ruas (Km) Lokasi

1 2

Tanjung Berikat – Sp. Sembulang Sp. Sembulang – Pel. Galang

25,83 30,03

Kota Batam Kota Batam

TOTAL 55,86 Kota Batam

Sumber : Kepmen PUPR Nomor 248/KPTS/M/2015

Tabel 2.34. Ruas Jalan Kolektor Primer (JKP) di Provinsi Kepulauan Riau (Kota Batam) SK Gubernur No 1863 Tahun 2016

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

Lokasi

1. 2. 3.

4.

5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

Simp. Muka Kuning – Tanjung piayu (Jl. S. Parman) Simp.Sei Harapan – Sei Temiang (Kh. Ahmad Dahlan) Simp. Kalista - Simp. Frangky - Simp. Underpass Pelita (Jln. Laksamana Bintan) - Simp. Telkom (Jln. Sriwijaya) Simp. Patung KudaSei. Panas - Simp. Bengkong Seken (Jl. Raya Sei Panas) Simp. Garama - Golden Prawn (Jl. Yos Sudarso, Jl. Sumatera) Simp. Marina City - Simp. Base Camp Pelabuhan Sagulung - Simp. Polsek

13,70 8,90 6,50

2,70

2,70 6,60 3,30 8,20 4,40 6,60 2,80

Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota

Page 127: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 88

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

Lokasi

12. 13. 14.

15. 16.

17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Tanjung Uncang Simp. Industri Taiwan - Simp. Batu Besar (Jl. Hang Kesturi) Simp. Jam - Simp. Masjid Raya Batam Centre (Jl. Raja Haji Fisabililah) Simp. Jam – Batu Ampar (Jl. YosSudarso) Simp. Kalista - Simp. Kantor Camat Batam Kota (Jl. Orchad Boulevard) Simp. Trakindo/BintangIndustri - Tj. Sengkuang (Jl. Kerapu) Simp. Bundaran Ob - Simp. Baru Ocarina (Jl. Ibnu Sutowo) Simp. Arteri Kda - Simp. Bi - Bundaran Ob (Jl. Raja Isa, Jl. Engku Putri Timur, Jl. Engku Putri Utara) Simp. KDA - Simp. ArteriDotamana (Jl. Selasih, Jl. Raja M. Saleh) Simp. Dotamana - Simp. Sman 3 - Simp. Bandara (Jl. Tengku Sulung, Jl. Hang Nadim) Bundaran Tuah Madani – Ocarina Simp. Kawasan Industri - Indah Puri (Patam Lestari) Simp. Trans Barelang - Kantor Camat Sembulang (Jl. Batin Limat) Simp. Tobing - Simp. Taman Makam Pahlawan Simp. Unrika - Simp. Mkgr Batuaji Simp. Mitra Mall - Simp. Hidayatullah Batuaji Simp. Pertamina Tongkang - Kaw. Industri Bosowa Kabil Jalan Lingkar Kawasan Industri Batamex Tanjung Uncang Sp. Indomobil – Sp. Baloi Center (Jl. Bunga Raya)

3,20 1,10 5,10

3,70 2,70

2,10 3,50

11,80 1,70 2,00 1,95 3,30 2,40 1,40

Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota

Page 128: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 89

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

Lokasi

Batam Kota Batam Kota Batam

TOTAL 112,35 Sumber : SK Gubernur Kepri No 1863 Tahun 2016

B. Drainase

Saluran drainase di Kota Batam pada umumnya memanfaatkan sungai-

sungai kecil yang ada sebagai saluran primer, yang mengalir secara

gravitasi. Selain itu, tidak ditemui pompa di sekitar saluran primer yang

biasanya digunakan untuk memompa air saat hujan besar. Dengan

kondisi topografi yang berbukit, genangan yang terjadi tidak lama dan

tidak luas, jika dibandingkan dengan yang terjadi di tanah berkontur

datar. Adapun permasalahan dalam penanggulangan banjir di Kota

Batam antara lain adalah :

a. Jaringan drainase yang masih berbentuk saluran alam dan kapasitas

drainase yang kurang memadai serta belum optimalnya sistem

saluran drainase eksisting.

b. Lokasi/kawasan yang sudah terbangun memiliki elevasi tidak

memadai sehingga selalu menjadi lokasi/kawasan yang rentan

terjadi genangan/banjir.

c. Adanya perubahan bentang alam (daerah tangkapan air) sehingga

menyebabkan genangan air saat adanya curah hujan dengan

intensitas tinggi dan berdurasi lama.

Page 129: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 90

d. Belum terintegrasi dengan maksimal pola pembangunan drainase

dan adanya kegiatan cut and fill (grading plan).

Tabel 2.35. Indikator Keluaran Kegiatan Dinas PU Kota Batam

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Panjang saluran drainase yang dipelihara (m)

40.000 45000 40.000 40.000 40.000

2 Panjang saluran drainase yang dibangun/ ditingkatkan (m)

0 107 1.105 4.4745 3.595

3 Panjang jalan yang dipelihara

35 Km 35 Km 35 Km 35 Km 35 Km

4 Terbangunnya lampu PJU (titik)

75 60 266 250 214

5 Terpeliharanya lampu PJU (titik)

9.423 9.498 9.767 10.253 10.553

6. Terbangunnya sarana sanitasi limbah domestik (unit)

2 4 - - 2

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam

Terdapat 2 (dua) kewenangan untuk urusan pekerjaan umum di Kota

Batam, yakni Dinas PU dan BP Batam. Oleh karena itu, perlu koordinasi

yang intens antara kedua instansi tersebut, khususnya dalam

memperjelas kewenangannya untuk urusan pekerjaan umum. Sehingga

tercipta sinergi positif untuk menghasilkan insfrastruktur yang handal di

Kota Batam. Adapun indikator keluaran kegiatan Dinas PU Kota Batam

periode 2011-2015 disampaikan dalam Tabel 2.35. berikut.

Page 130: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 91

2.4.1.4 Perumahan dan Permukiman

Tingginya mobilitas pendatang dan pertumbuhan penduduk telah

berdampak kepada permasalahan sosial dan kerusakan lingkungan di

Kota Batam. Hal tersebut terlihat dari menjamurnya rumah bermasalah

dan kios-kios yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan.

Permasalahan umum kawasan permukiman terutama pada kawasan

yang dikategorikan dalam kawasan permukiman kumuh adalah

infrastruktur permukiman yang buruk seperti jaringan jalan lingkungan,

jaringan drainase, jaringan persampahan, dan jaringan air bersih.

Jaringan jalan pada kawasan permukiman sebagian besar masih berupa

jalan tanah dan belum dilakukan peningkatan konstruksi. Pada saat

hujan menjadi becek dan berlumpur sehingga mengganggu aksesibilitas

internal kawasan.

Permasalahan jaringan drainase lebih kepada belum adanya

pembangunan jaringan dengan konstruksi permanen sehingga

mempermudah terjadinya sedimentasi. Kondisi ini diperburuk dengan

minimnya kegiatan perawatan terhadap jaringan yang sudah ada.

Jaringan persampahan secara umum dapat dikatakan kurang terlayani

dengan baik, serta tidak terdapat fasilitas pendukung dan manajemen

persampahan. Hal ini dipengaruhi juga oleh aksesibilitas internal

kawasan yang buruk sehingga menghambat pengangkutan sampah dari

rumah tangga menuju TPS.

Jaringan air bersih sudah dapat melayani seluruh kawasan. Selain itu,

debit air bersih juga sudah cukup untuk melayani kawasan.

Page 131: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 92

Permasalahan yang ada yaitu tekanan pada Sambungan Rumah (SR)

yang lemah terutama pada saat peak hour.

Permasalahan penyediaan infrastruktur masih menjadi permasalahan

yang belum terpecahkan sampai saat ini. Masyarakat yang sebagian

besar adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak mampu

secara swadaya untuk menyediakan infrastruktur dasar. Selain

infrastruktur dasar yang menjadi kendala adalah kualitas fisik hunian

yang cenderung rendah (masih terdapat hunian tanpa finishing pada

dinding rumah). Kondisi ini disebabkan oleh tingkat kemampuan

masyarakat yang rendah. Permasalahan infrastruktur dan kualitas

hunian tidak hanya bisa dipandang sebagai dampak dari pembangunan

sektor infrastruktur dan rumah yang masih kurang, akan tetapi juga

harus dilihat dari sisi kebijakan dan regulasi yang mengatur

pembangunan infrastruktur permukiman dan skema pembiayaan

perumahan.

Berdasarkan SK Walikota Batam Nomor 68/HK/I/2015, luasan kawasan

kumuh yang ada di Kota Batam adalah seluas 178 Ha, yang tersebar di

10 Kelurahan yaitu sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 2.36 berikut.

Tabel 2.36. Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Batam

NO KAWASAN LUAS

(Ha)

KELURAHAN TINGKAT

KEKUMUHAN

1. Tanjung Piayu 10.15 Tanjung Piayu Sedang

2. Mangsang 34 Mangsang Sedang

3.

Nusa Jaya - Bukit

Berbunga 5.37 Duriangkang Sedang

Page 132: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 93

4. KSB Sei. Lekop 11 Sei. Lekop Sedang

5. KSB Sei. Pelunggut 56.47 Sei. Pelunggut Sedang

6. KSB Kabil 28 Kabil Sedang

7. Tiban Kampung 10 Tiban Lama Sedang

8. Bengkong Palapa 6.5 Tanjung Buntung Sedang

9. Bengkong Sadai 10 Sadai Sedang

10. Tanjung Sengkuang 6.5

Tanjung

Sengkuang Sedang

TOTAL 178

Penyediaan perumahan murah yang layak dalam bentuk rumah susun

merupakan salah satu upaya mengatasi kebutuhan rumah bagi

masyarakat yang berpenghasilan rendah terutama tenaga kerja. Rumah

susun yang tersedia di Kota Batam sampai saat ini sebanyak 76 (tujuh

puluh enam) twin blok terdiri dari 7.117 unit. Pembangunan rumah

susun tersebut dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota

Batam, Otorita Batam, Perumnas dan Jamsostek.

Tabel 2.37. Jumlah Rusun Di Kota Batam s/d Tahun 2016

NO PENGELOLA JUMLAH

BLOK TYPE UNIT LOKASI

TAHUN

PEMBANGUNAN

1 PERUMNAS 4 TB 21 384 TJ PIAYU 2001s/d2002

2 PERUMNAS 1 TB 21 96 TJ PIAYU 2007 s/d 2009

3 BPJS 6 TB 21 576 BT AMPAR 2001 s/d 2003

4 BPJS 1 TB 21 96 MK KUNING 2008 s/d 2009

5 BPJS 10 TB 27 1000 KABIL 2009 s/d 2011

Page 133: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 94

6 BP 4 TB 21 384 BT AMPAR 2003 s/d 2004

7 BP 9 TB 21 864 MK KUNING 2004

8 BP 4 TB 21 384 SEKUPANG 2004 s/d 2006

9 BP 2 TB 27 160 KABIL 2009

10 BP 2 TB 27 170 KABIL 2010 s/d 2011

11 BP 1 TB 27 80 KABIL 2009

12 PEMKO 2 TB 27 160 MK KUNING 2004 s/d 2005

13 PEMKO 2 TB 27 160 MK KUNING 2009

14 PEMKO 2 TB 27 160 TJ UNCANG 2009 s/d 2010

15 PEMKO 2 TB 27 178 TJ UNCANG 2010 s/d 2011

16 PEMKO 1 TB 27 80 MK KUNING 2006 s/d 2007

17 PEMKO 4 TB 24 384 TJ UNCANG 2010 s/d 2011

18 PEMKO 2 TB 24 192 MK KUNING 2008 s/d 2009

19 PEMKO 4 TB 24 384 SEKUPANG 2008 s/d 2009

20 PEMKO 2 TB 27 160 TJ UNCANG 2009 s/d 2010

21 PEMKO 4 TB 24 384 TJ UNCANG 2011 s/d 2012

22 PEMKO 2 TB 24 192 TEMBESI 2012 s/d 2013

23 PEMKO 3 TB 24 297 MK KUNING 2013 S/D 2014

24 REI 2 TB

21 &

36 192

BTM

CENTRE 2008 s/d 2009

JUMLAH 76 TB

7,117

Tren persentase rumah tangga (RT) pengguna listrik di Kota Batam

periode 2011 sampai 2015 mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat

Page 134: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 95

dari persentase RT pengguna listrik pada tahun 2011 sebanyak 37,72%

dari total RT di Kota Batam, kemudian meningkat pada tahun 2014

menjadi 44,72% dan menurun menjadi 45,11% pada tahun 2015.

Meskipun demikian, bila dilihat dari jumlah pelanggan listrik RT dan

jumlah RT terlihat adanya peningkatan. Hal ini bermakna rumah tangga

pengguna listrik bisa melakukan penghematan pemakaian listrik

meskipun jumlah RT bertambah namun persentase pengguna listrik

mengalami penurunan.

Tabel 2.38. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kota Batam

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah pelanggan listrik RT

196.294

194.351

192.580

191.766

190.667

Jumlah RT 520.31

0 545.24

9 524.14

3 428.78

7 422.70

9

RT pengguna listrik (%)

37,72 35,64 36,74 44,72 45,11

Sumber : PLN Batam

2.4.1.5 Perencanaan Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batam

telah disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda), yaitu melalui

Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 02 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batam Tahun 2005-

2025. Ini berarti selama periode 2011-2014 telah ada dokumen

perencanaan pembangunan jangka panjang yang dapat diacu dan

terlegitimasi (Tabel 2.39).

RPJMD Kota Batam juga sudah ditetapkan menjadi Perda melalui

Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 06 Tahun 2011 tentang Rencana

Page 135: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 96

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Batam Tahun 2011-2016.

Selain itu, selama periode 2011-2014 dokumen Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahunnya telah ditetapkan dengan

Peraturan Walikota (Perwal).

Tabel 2.39. Hasil Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015

No.

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

A. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA

- - ada ada ada

B. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA

ada - - - -

C. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA

ada ada ada ada ada

D. Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD

ada ada ada ada ada

Sumber : Lakip 2015

2.4.1.6 Perhubungan

Penyelenggaraan pelayanan perhubungan kota merupakan aspek

strategis yang berdampak lintas sektoral. Secara umum, jumlah arus

penumpang yang menggunakan transportasi laut dan udara

menunjukkan tren yang meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2011,

jumlah orang yang berkunjung ke Batam sejumlah 6,983 juta orang

melalui pelabuhan laut dan sejumlah 2,336 juta orang berkunjung

melalui pelabuhan udara. Kondisi ini terus meningkat hingga pada

Page 136: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 97

tahun 2015 sejumlah 8,778 juta orang berkunjung ke Batam melalui

pelabuhan laut serta sejumlah 5,031 juta orang berkunjung melalui

pelabuhan udara. Hal ini bermakna Kota Batam memiliki daya tarik

untuk dikunjungi wisatawan, meskipun kunjungan bersifat

sementara/hanya transit. Kondisi ini dapat diketahui dari rendahnya

tingkat hunian kamar hotel berbintang/non berbintang.

Tabel 2.40. Jumlah Arus Penumpang Pada Pelabuhan Laut dan Udara di

Kota Batam

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Orang Orang Orang Orang Orang

1 Pelabuhan Laut

4.647.093

7.708.012

8.229.844

8.717.652

8.777.919

2 Bandara 2.336.10

8 3.762.35

2 4.213.41

2 4.772.87

3 5.030.76

5

3 Jumlah 6.983.20

1 11.470.3

64 12.443.2

56 13.490.5

25 13.808.6

84

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Batam

Sementara itu dilihat dari ijin trayek yang dikeluarkan oleh Dinas

Perhubungan Kota Batam (Tabel 2.41), terlihat bahwa jenis kendaraan

taksi paling banyak beroperasi di kawasan Kota Batam. Sebanyak 2.299

ijin trayek untuk taksi telah dikeluarkan selama periode 2011–2015.

Sementara itu sebanyak 1.772 ijin trayek cabang telah dikeluarkan

selama periode 2011– 2015. Meski demikian, apabila dilihat dari rasio

ijin trayek terlihat bahwa angkutan umum di Kota Batam masih kecil.

Rasio ijin trayek untuk taksi pada tahun 2011 hanya sebesar 0,00202

dan pada tahun 2015 hanya sebesar 0,00223. Hal ini berarti terdapat

2,02 taksi untuk setiap 1.000 penduduk Kota Batam pada tahun 2011,

Page 137: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 98

dan sebanyak 2,23 taksi setiap 1.000 penduduk Kota Batam pada tahun

2015.

Tabel 2.41. Rasio Ijin Trayek di Kota Batam

No.

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah penduduk

1.056.701

1.137.894

1.187.574

1.135.412

1.030.528

1.030.528

2 Jumlah izin trayek: Taksi 2.299 2.299 2.299 2.299 2.299 2.299 trayek utama 631 631 631 631 631 631 trayek cabang 1.772 1.772 1.772 1.772 1.772 1.772 trayek ranting 101 101 101 101 101 101 angkutan karyawan

271 271 281 281 301 301

angkutan pariwisata

83 83 98 98 105 105

3 Rasio izin trayek: Taksi 0,00218 0,00202 0,00194 0,00202 0,00223 0,00223 trayek utama 0,00060 0,00055 0,00053 0,00056 0,00061 0,00061 trayek cabang 0,00168 0,00156 0,00149 0,00156 0,00172 0,00172 trayek ranting 0,00010 0,00009 0,00009 0,00009 0,00010 0,00010 angkutan karyawan

0,00026 0,00024 0,00024 0,00025 0,00029 0,00029

angkutan pariwisata

0,00008 0,00007 0,00008 0,00009 0,00010 0,00010

Terkait uji KIR angkutan umum, dari tabel 2.42 terlihat bahwa truk dan

mobil angkutan barang merupakan jenis kendaraan yang paling banyak

melakukan uji KIR. Hal ini sesuai dengan fungsi Kota Batam sebagai

Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang diarahkan sebagai kota industri

dan perdagangan.

Page 138: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 99

Tabel 2.42. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum di Kota Batam

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 A Jumlah uji KIR angkutan umum:

1 Taksi 3.221 2.299 2.395 2.507 2.507 2.507 2 Oplet 1.653 1.657 1.667 1.737 1.737 1.737

3 Bis 2.566 2.618 2.660 2.763 2.897 3.004

4 Truk 13.78

3

14.622

15.400 17.122 18.92

1 20.81

8 5 truk tempel 645 673 722 775 840 856

2.4.1.7 Lingkungan Hidup

Penanganan sampah di Kota Batam masih belum terlaksana secara

optimal. Hal ini terlihat dari persentase penanganan sampah di Kota

Batam yang belum 100% (Gambar 2.32). Timbulan sampah di Kota

Batam dari tahun 2011 sebanyak 332.624 ton terus meningkat setiap

tahunnya sehingga mencapai 432.264 ton pada tahun 2015. Meski

demikian, persentase sampah yang tertangani berfluktuasi tiap

tahunnya.

Gambar 2.32. Persentase Penanganan Sampah di Kota Batam

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam

Terkait pencemaran air, sepanjang tahun 2013-2015 Pemerintah Kota

Page 139: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 100

Batam telah melaksanakan pemantauan pencemaran dan status mutu

air di seluruh kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air

(Gambar 2.33). Sedangkan pada tahun 2011-2012, pemantauan hanya

terlaksana sebanyak 80% dari keseluruhan kawasan pemukiman atau

industri dan sumber mata air. Hal ini menunjukkan adanya

pengendalian terhadap pencemaran sumber air yang lebih baik

dibandingkan dengan tahun 2011-2012.

Gambar 2.33. Persentase Pemantauan Pencemaran dan Status Mutu Air

di Kota Batam

Sumber : Bapedalda Kota Batam

Adapun pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL masih belum

terlaksana 100% mengingat terbatasnya kemampuan SDM Pemerintah

Kota Batam dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan wajib

AMDAL. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL pada

tahun 2015 hanya sebanyak 60% dari seluruh perusahaan wajib AMDAL

(Gambar 2.34). Meski demikian, capaian tersebut mengalami

peningkatan dari tahun 2011 yang hanya sebanyak 25% dari seluruh

perusahaan wajib AMDAL.

Page 140: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 101

Gambar 2.34. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL di

Kota Batam

Sumber : Bapedalda Kota Batam

Adapun penegakan hukum lingkungan di Kota Batam pada periode

2011-2015 telah berhasil melampaui target yang ditetapkan dalam

RPJMD Kota Batam periode 2011-2016 (Gambar 2.35). Sampai pada

tahun 2015, pencapaian kinerja penegakan hukum lingkungan telah

mencapai 100%. Hal ini bermakna Pemerintah Kota Batam mampu

menyelesaikan kasus lingkungan yang terjadi.

Gambar 2.35. Persentase Penegakan Hukum Lingkungan di Kota Batam

Sumber : Dinas Bapedalda Kota Batam

Adapun persentase tingkat pengawasan pengendalian pencemaran air

limbah (%) di Kota Batam pada periode 2011 hingga 2015 mengalami

kenaikan tren (Gambar 2.36). Pada tahun 2012 hingga 2015 realisasinya

Page 141: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 102

berhasil melampaui target yang telah ditentukan dalam RPJMD 2011-

2016, yaitu masing-masing sebesar 28%, 46%, dan 72%. Terjadinya

pencemaran lingkungan berpengaruh terhadap air tanah dangkal,

sehingga pengawasan dan pengendalian pencemaran air limbah perlu

ditingkatkan.

Gambar 2.36. Persentase Tingkat Pengawasan dan Pengendalian

Pencemaran Limbah di Kota Batam

Sumber : Bapedalda Kota Batam

2.4.1.8 Kependudukan dan Catatan Sipil

Persentase kepemilikan akta kelahiran penduduk Kota Batam baru

mencapai pada tahun 2015 baru sebesar 70,9%. Pencapaian tersebut

masih dibawah SPM yaitu 100%. Lemahnya kesadaran masyarakat

untuk mendaftarkan bayi yang baru lahir secara administrasi

kependudukan dan adanya warga masyarakat berusia lanjut yang tidak

memiliki akta lahir diduga menjadi penyebab masih adanya penduduk

yang tidak memiliki akta lahir.

Begitu juga dengan persentase kepemilikan KTP penduduk Kota Batam

masih belum memenuhi SPM yaitu 100%. Persentase kepemilikan KTP

pada tahun 2011 sebanyak 72,44%, tahun 2012 hanya sebanyak 75,85%

Page 142: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 103

dari total penduduk, dan pada tahun 2013 sebanyak 78,79% dan sampai

dengan tahun 2015 persentase penduduk yang memiliki KTP sebanyak

84,99%. Belum tercapainya target 100%, disebabkan karena banyaknya

warga masyarakat yang merupakan pendatang tanpa memiliki

kelengkapan administrasi kependudukan.

Tabel 2.43. Penduduk Menurut Wajib dan Kepemilikan KTP Tahun 2011-

2015

Tahun Wajib KTP Kepemilikan KTP

% LK PR

Jumlah

LK PR Jumla

h

2010 299.90

1 376.18

1 776.08

2 278.83

5 254.75

7 533.59

2 68,75

1. 2011

437.180

408.622

845.802

320.655

292.043

612.698

72,44

2. 2012

473.912

444.515

918.427

362.536

334.054

696.590

75,85

3. 2013

437.763

401.231

838.994

346.269

314.779

661.048

78,79

4. 2014

375.664

357.318

732.982

309.547

300.592

610.139

83,24

5. 2015

370.815

348.958

719.772

312.459

299.299

611.758

84,99

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam

Sedangkan jumlah pasangan yang memiliki akte nikah dari tahun ke

tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 jumlah

pasangan yang memiliki akte nikah sebanyak 2.057 pasang dan

meningkat menjadi 4.534 pasangan pada tahun 2015.

Tabel 2.44. Jumlah Pasangan yang Memiliki Akte Nikah

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Pasangan Memiliki Akte

Nikah

Page 143: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 104

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Pasangan Memiliki Akte

Nikah

2011 1.137.894 2.057 2012 1.235.651 1.648

2013 1.135.412 6.607

2014 1.030.528 3.426 2015 1.037.187 4.534

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam

2.4.1.9 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dalam konteks ketenagakerjaan, tingkat partisipasi angkatan kerja

wanita pada umumnya dipengaruhi oleh perubahan dalam struktur

ekonomi yang terjadi dalam proses pembangunan. Jika dilihat

perkembangannya, persentase partisipasi perempuan di lembaga

pemerintah cenderung menurun. Selama kurun waktu tahun 2010-

2013, angkatan kerja perempuan yang bekerja di lembaga pemerintah

sebesar 15,8% (Gambar 2.37). Kondisi tersebut kemudian menurun

pada tahun 2015 menjadi 8,23%. Sedangkan target yang ditetapkan

Pemerintah Kota Batam dalam RPJMD 2011-2016 sebesar 30%. Hal ini

bermakna bahwa terdapat perbedaan peluang dan tingkat partisipasi

antara perempuan dan laki laki dalam berkarir dalam lingkungan

pemerintahan.

Gambar 2.37. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga

Page 144: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 105

Pemerintah Kota Batam

Sumber : BPPPA KB Kota Batam

Adapun persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta Kota

Batam pada periode 2011 hingga 2015 masih belum mencapai target

yang ditetapkan Pemerintah Kota Batam dalam RPJMD 2011-2016

sebesar 30% (Gambar 2.38). Kondisi ini diduga disebabkan oleh

rendahnya kualitas pendidikan atau keterampilan perempuan pencari

kerja sehingga sulit untuk bersaing dengan laki-laki dalam memperoleh

pekerjaan. Hal ini bermakna bahwa terdapat kesenjangan antara

perempuan dan laki laki dalam berpartisipasi di dalam lingkungan

swasta.

Gambar 2.38. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Kota Batam

Sumber : BPPPA KB Kota Batam

Menurut target yang ditetapkan dalam MDG’s tentang partisipasi

angkatan kerja perempuan, kontribusi perempuan dalam pekerjaan

diharapkan ada peningkatan. Namun kondisi saat ini menunjukkan

bahwa partisipasi angkatan kerja perempuan dalam pekerjaan di Kota

Batam cenderung menurun.

Page 145: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 106

Gambar 2.39. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kota Batam

Sumber: BPPPAKB Kota Batam

Kondisi perempuan di Kota Batam relatif terlindungi. Hal ini dapat

dilihat dari rasio KDRT di Kota Batam (Gambar 2.39) relatif rendah dan

terus menurun sejak tahun 2011 yang sebesar 0,08 menjadi 0,03 pada

tahun 2015.

2.4.1.10 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif adalah jumlah peserta

KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di

suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jika dilihat

perkembangannya, cakupan peserta KB di Kota Batam mengalami

peningkatan. Realisasi cakupan peserta KB aktif di Kota Batam pada

tahun 2012, 2013 dan 2015 sudah berhasil melampaui target SPM yang

ditentukan yaitu masing-masing sebanyak 73,6%, 72,7%, dan 71,94%

(Gambar 2.40). Pencapaian ini berindikasi positif terhadap pengendalian

laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam.

Page 146: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 107

Gambar 2.40. Cakupan Peserta KB Aktif di Kota Batam

Sumber : BPPPA KB Kota Batam

2.4.1.11 Sosial

Ketersediaan sarana sosial bagi kelompok masyarakat yang

membutuhkan merupakan salah satu pelayanan yang wajib disediakan

oleh pemerintah daerah. Pemerintah Kota Batam beserta masyarakat

telah menyediakan sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan

panti rehabilitasi Nilam Suri. Sampai dengan tahun 2015 jumlah panti

asuhan yang ada di Kota Batam ada sebanyak 71 panti, 1 unit panti

jompo dan 1 unit panti rehabilitasi. Jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memperoleh bantuan sosial

berfluktuasi, pada tahun 2011 jumlah bantuan yang diberikan sebanyak

1.213 orang, sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 3.755

orang yang terdiri dari bantuan untuk pekerja migran dan korban

bencana. Jumlah PMKS yang ada di Kota Batam tahun 2011-2015

cenderung meningkat namun penanganannya belum bisa 100%

dilakukan. Persentase penanganan PMKS yang dilakukan selama tahun

2011-2015 berfluktuasi. Pada tahun 2011, PMKS yang ditangani

Page 147: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 108

sebanyak 14,60%, tahun 2012 meningkat menjadi 18,50%, tahun 2013

turun menjadi 6,43% dan tahun 2014 meningkat menjadi 54,66%

kemudian turun menjadi 37,58% pada tahun 2015.

Tabel 2.45. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di

Kota Batam

Jumlah PMKS yang ada 2011 2012 2013 2014 2015

A Wanita Tuna Susila 2676 2621 2621 1867 2157

B Waria 536 522 522 483 266

C Paca 566 566 324 809 809

C.1 Paca yang diberi bantuan N/A 60 56 0 0

D Eks Paca Kronis 0 0 0 0 0

E Pekerja Migran 233 312 118 0 0

E.1 Pekerja Migran yang diberi bantuan 63 125 118 118 139

F Keluarga Veteran 29 29 19 19 0

G Anak Terlantar 0 1943 208 208 109

G.1 Anak Terlantar yang diberi bantuan N/A N/A N/A N/A N/A

H Orang Gila 37 50 0 0 50

I Lansia/Miskin 936 600 600 600 600

J Gepeng 261 250 50 250 150

K Korban Bencana 52 0 94 170 315

K.1 Korban Bencana yang diberi bantuan 1150 650 1000 3286 1800

L Koms Adat Terpencil 612 0 612 7 7

M Rumah Tak Layak Huni 3000 696 696 1714 898

M.1 RTHS yang direnovasi 100 300 696 816 747

N Eks Korban Napza 0 0 0 0 0

O Eks Napi 0 92 0 0 0

P Wanita Rawan Sosial 286 286 539 0 0

Jumlah Total PMKS yang ada 8991 6135 29074 10918 8028

Jumlah Total PMKS yang tertangani 1313 1135 1870 5968 3017

Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

14.60 18.50 6.43 54.66 37.58

Sumber : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam

Selain masalah PMKS, Dinas Sosial Kota Batam juga menangani Program

Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program perlindungan sosial yang

Page 148: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 109

memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin

(RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan

persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Tujuan program ini

adalah untuk mendukung upaya pencapaian tujuan pembangunan

millennium. Adapun tujuan dalam jangka pendek adalah untuk

memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi

berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan. Program ini

membantu mewujudkan 5 komponen tujuan MDG’s, yaitu:

Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan; Pendidikan Dasar;

Kesetaraan Gender; Pengurangan angka kematian bayi dan balita; serta

Pengurangan kematian ibu melahirkan.

Realisasi Program Keluarga Harapan di Kota Batam pada periode 2011

hingga 2014 telah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kota

Batam tahun 2011-2016 (Gambar 2.41). Pencapaian tersebut

menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Batam untuk mewujudkan

tujuan MDG’s dan memutus rantai kemiskinan di Kota Batam.

Gambar 2.41. Jumlah Program Keluarga Harapan yang Direalisasikan di

Kota Batam

Sumber : Dinas Sosial Kota Batam

Page 149: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 110

2.4.1.12 Ketenagakerjaan

Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga

kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja, dan tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan pekerja/buruh adalah

setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam

bentuk lain. Yang masuk ke dalam kelompok tenaga kerja yaitu mereka

yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Di Kota Batam,

hasil kinerja urusan ketenagakerjaan memperlihatkan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan angkatan kerja yang ditempatkan

menunjukkan tren menurun. Pada tahun 2011, TPAK Kota Batam

sebesar 68,10% dan pada tahun 2015 menurun menjadi 67,46%.

Persentase pencari kerja yang ditempatkan juga menunjukkan tren

meningkat, dari sebesar 43,56% pada tahun 2011 meningkat menjadi

47,66% di tahun 2015.

Tabel 2.46. Hasil Kinerja Urusan Ketenagakerjaan di Kota Batam

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 A Angka Sengketa Pengusaha -

Pekerja Per Tahun 186 107 172 243 280

B Angka Partisipasi Angkatan Kerja

484.678

518.643

525.57 537.914

558.038

C Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

68,10 70,77 68,68 67,63 67,46

D Pencari Kerja yang Ditempatkan (%)

43,56 41,27 33,63 34,62 47,66

Page 150: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 111

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 E Tingkat Pengangguran

Terbuka (%) 4,16 4,90 6,09 6,64 6,09

F Keselamatan dan perlindungan

N/A 5.952 5.444 4.854 4.798

G Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

24 19 34 42 -

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

Angka sengketa antara pengusaha dan pekerja per tahun menunjukkan

tren meningkat. Pada tahun 2011 terjadi 186 sengketa dan pada tahun

2015 meningkat menjadi 280 sengketa. Hal ini harus menjadi perhatian

pemerintah Kota Batam, untuk terus mengurangi angka sengketa agar

iklim ketenagakerjaan di Kota Batam dalam kondisi kondusif. Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) berfluktuasi dan cenderung meningkat,

namun pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan tren menurun, dimana

pada tahun 2014 sebesar 6,64 persen menjadi 6,09 persen di tahun

2015. Hal ini bermakna jumlah pengangguran terbuka di Kota Batam

menurun pada akhir periode RPJMD. Selanjutnya secara rinci hasil

kinerja urusan ketenagakerjaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.46.

2.4.1.13 Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Pembangunan urusan koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah

dimaksudkan untuk memberdayakan koperasi dan usaha kecil

menengah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kontribusinya bagi perekonomian daerah memegang peran strategis

Page 151: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 112

dan memberikan peluang yang sangat besar dalam penyerapan tenaga

kerja. Secara umum, persentase aktif rata-rata di kota Batam di bawah

50% dari keseluruhan koperasi yang ada di Kota Batam. Hal tersebut

menunjukkan bahwa keaktifan koperasi di Kota Batam masih rendah,

meskipun trennya meningkat. Hal ini terjadi karena minat masyarakat

untuk menggunakan hasil produksi koperasi rendah atau kemampuan

manajemen koperasi belum dapat mengelola sumberdaya secara

optimal. Selain koperasi, usaha mikro dan kecil merupakan potensi

ekonomi yang besar karena dapat menyerap tenaga kerjanya yang

cukup banyak, serta memiliki resistensi terhadap gejolak eksternal.

Persentase jumlah usaha mikro dan kecil mengalami penurunan selama

kurun waktu 2011-2015. Pada tahun 2011, jumlah usaha mikro dan kecil

sebanyak 93,27% dari seluruh KUMKM di Kota Batam mengalami

penurunan yang signifikan menjadi 23% pada tahun 2015. Kondisi ini

menunjukkan penurunan yang tajam terhadap usaha mikro dan usaha

kecil di Kota Batam sehingga diperlukan upaya yang sungguh-sungguh

untuk menggairahkan kembali usaha-usaha tersebut ke depan.

Tentunya diharapkan usaha mikro dan kecil ini akan menjadi penopang

usaha menengah dan dapat memberikan kontribusi dalam penyerapan

tenaga kerja.

Persentase UKM non-BPR juga mengalami penurunan, dimana

persentase UKM non-BPR/LKM pada tahun 2011 sebanyak 89,10%

menurun hingga menjadi 23,14% pada tahun 2015. Kondisi ini

menunjukkan adanya penurunan penyerapan kredit untuk UMK

sehingga perlu upaya untuk meningkatkan penyerapannya dapat

mendorong aktivitas ekonomi UKM di Kota Batam.

Page 152: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 113

Tabel 2.47. Hasil Kinerja Urusan KUMKM Kota Batam

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1 Persentase Usaha Mikro

dan Kecil 93,27% 95,27% 95,48% 85,40% 23%

2 Persentase Koperasi aktif 41,90% 43,20% 47,80% 47,80% 63% 3 Persentase UKM non

BPR/LKM

89,10% 65,31% 65,90% 64,03% 23,14%

Sumber : Dinas PMPKUKM Kota Batam

2.4.1.14 Penanaman Modal

Jumlah nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berskala

nasional di Kota Batam pada tahun 2011 mencapai Rp 112,987 milyar.

Nilai investasi tersebut mengalami peningkatan hingga mencapai Rp

143,995 milyar pada tahun 2012, dan Rp 251,326 milyar pada tahun

2013. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan membaiknya kondisi

perekonomian nasional dan global. Pada tahun 2015 mengalami

penurunan menjadi Rp 245,352 milyar (Tabel 2.48). Target investasi

yang dibuat oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (BPM PTSP) selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah

sebesar Rp 4,7 triliun. Dari target tersebut terealisasi sebesar Rp

865.846.000.000 atau sebesar 18,24%. Secara umum perolehan nilai

investasi PMDN di Kota Batam tidak mencapai target yang ditetapkan

oleh BPM PTSP Kota Batam. Target investasi tersebut tidak dapat

terealisasi karena asumsi yang menjadi penetapan nilai target adalah

rencana investasi berdasarkan izin prinsip yang diterbitkan oleh BPM

PTSP pada tahun berjalan, sementara masa berlaku izin prinsip adalah

Page 153: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 II - 114

1-5 tahun berdasarkan karakteristik bidang usahanya, sehingga investor

tidak dapat dipastikan akan merealisasikan investasinya pada tahun

yang sama dengan penetapan izin prinsipnya.

Selain itu, nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA)

berskala nasional di Kota Batam mengalami fluktuasi. Nilai investasi

terbesar terjadi pada tahun 2015 dengan nilai investasi mencapai US$

460,225 juta. Adapun nilai investasi terendah terjadi pada tahun 2012

dengan nilai investasi mencapai US$ 133,69 juta.

Apabila dilihat dari rasio daya serap tenaga kerja, maka dapat dilihat

bahwa penyerapan tenaga kerja terbesar ada pada PMA. Meski

demikian, apabila melihat trennya maka dapat diketahui bahwa rasio

daya serap tenaga kerja pada PMA menunjukkan tren yang menurun,

sedangkan pada PMDN menunjukkan tren yang meningkat (Tabel 2.48).

Page 154: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 115

Tabel 2.48. Hasil Kinerja Penanaman Modal di Kota Batam

No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Terdaftar Realisasi Terdaftar Realisasi Terdaftar Realisasi Terdaftar Realisasi Terdaftar Realisasi

1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

A. PMDN 65 2 201 4 106 22 48 25 38 19

B. PMA 99 90 94 53 79 31 147 128 164 58

2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

A. PMDN (Juta Rp)

112.235,27 112.987,93 603.936,11 143.955,05 2.589.496,04

251.326,27 220,42 112.225,60 2.450.443 245.352

B. PMA (Juta US $)

N/A 167,10 N/A 133,69 351,23 10.146,50 968,11 281,73 1.987.196.664

460.225.794

3. Rasio daya serap tenaga kerja

A. PMDN 1.067 316 201 286 1708 582 1699 870 832

B. PMA 12016 9861 7205 8303 8303 2952 N/A N/A 3.040

4. Kenaikan/ penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

N/A 752,66 N/A -459.981 N/A -2.338.169 N/A -108.193 133.126

Sumber : BPM dan PTSP

Page 155: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 116

2.4.1.15 Kebudayaan

Pada tahun 2011, penyelenggaraan festival seni dan budaya yang diadakan

di Kota Batam hanya terjadi satu kali, dan meningkat hingga 10 festival pada

tahun 2014, namun menurun menjadi 7 festival di tahun 2015. Festival

diselenggarakan sebagai wahana untuk dapat melestarikan seni dan budaya

yang ada di masyarakat Kota Batam. Selain itu, festival seni dan budaya

dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk menginap di Kota Batam

mengingat Kota Batam banyak dikunjungi wisatawan dari sejumlah negara.

Namun banyaknya kunjungan wisatawan tidak disertai dengan

meningkatnya tingkat hunian hotel di Kota Batam.

Tabel 2.49. Hasil Kinerja Urusan Kebudayaan Kota Batam

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya

1 7 4 10 7

2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

0 0 0 0 0

3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

0 0 0 0 0

Sumber : Disparbud Kota Batam

2.4.1.16 Kepemudaan dan Olahraga

Kepemudaan dan olahraga sangat terkait erat dengan kualitas hidup

manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran pencapaian

pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya dan beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang

berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.

Hasil kinerja urusan kepemudaan dan olahraga di Kota Batam dapat dilihat

Page 156: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 117

dari penyelenggaraan kegiatan kepemudaan dan olahraga yang

diselenggarakan dari tahun 2011 sampai 2015. Untuk jumlah organisasi

pemuda pada tahun 2015 tercatat sebanyak 56 organisasi, kemudian untuk

jumlah organisasi olahraga sebanyak 29 organisasi. Sedangkan fasilitas

gelanggang/balai remaja selama periode 2011-2015 tidak terdapat

penambahan yakni hanya memiliki 1 buah, kemudian fasilitas lapangan

olahraga pada tahun 2015 tercatat 11 lapangan. Ketersediaan fasilitas

olahraga dan balai remaja ini sangat penting sebagai pusat aktivitas dari

organisasi kepemudaan dan olahraga untuk penyelenggaraan kegiatan

organisasi dalam rangka meningkatkan kemampuan para atlet dan

kreativitas para pemuda. Dalam konteks ini, penambahan fasilitas penunjang

organisasi kepemudaan dan olahraga menjadi sangat penting.

Tabel 2.50. Hasil Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga Pemerintah Daerah

Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah organisasi pemuda N/A N/A N/A 53 56

2 Jumlah organisasi olahraga 28 28 29 29 29 3 Jumlah kegiatan

kepemudaan 6 8 9 13 13

4 Jumlah kegiatan olahraga 2 3 8 10 10

5 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)

1 1 1 1 1

6 Lapangan olahraga N/A 10 11 11 11 Sumber : Kanpora Kota Batam

2.4.1.17 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Pada Tabel 2.51, dapat diketahui bahwa kegiatan pembinaan terhadap LSM,

Ormas dan OKP serta kegiatan pembinaan politik daerah tidak mengalami

Page 157: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 118

peningkatan sejak tahun 2012 sampai dengan 2015. Padahal jumlah ormas di

Kota Batam cukup banyak bahkan mencapai 328 ormas pada tahun 2014,

walaupun di tahun 2013 dan 2015 mengalami penurunan. Sedikitnya

kegiatan pembinaan ini berdampak pada sedikitnya kegiatan kampanye dan

sosialisasi ketahanan bangsa yang diselenggarakan. Bahkan, pada pemilu

tahun 2014, tingkat partisipasi masyarakat hanya sebesar 48%.

Tabel 2.51. Hasil Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

N/A 1 1 1 1

2 Kegiatan pembinaan politik daerah

1 2 2 2 2

3 Jumlah kampanye dan sosialisasi ketahanan bangsa

1 3 3 3 4

4 Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu

N/A N/A N/A 48 N/A

5 Jumlah Ormas di Kota Batam N/A 139 32 328 56

Sumber : Kesbangpol Kota Batam

2.4.1.18 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

A. Rasio Jumlah Satpol PP dan Cakupan Patroli Petugas Satpol PP

Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk pada periode 2011-

2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, rasio jumlah Polisi Pamong

Praja per 10.000 penduduk sebesar 310, pada tahun 2015 meningkat

menjadi 795 per 10.000 penduduk. Kondisi ini juga disertai dengan

meningkatnya cakupan patroli petugas Satpol PP, dari 200 cakupan patrol

pada tahun 2011 menjadi 240 cakupan patroli pada tahun 2015. Meskipun

Page 158: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 119

demikian, berdasarkan SPM cakupan patroli petugas Satpol PP adalah

sebanyak 3 kali dalam 24 jam, yang berarti sebanyak 1.080 kali dalam satu

tahun. Dengan demikian, cakupan patroli petugas Satpol PP di Kota Batam

belum mencapai standar. Untuk mengejar standar tersebut perlu adanya

peningkatan cakupan jumlah patroli oleh petugas Satpol PP dengan cara

melalui perekrutan personil baru 310 orang Satpol PP untuk 10.000

penduduk. Data mengenai rasio jumlah Satpol PP dan cakupan patroli

disajikan dalam Tabel 2.52.

Tabel 2.52. Hasil Kinerja Urusan Perangkat Daerah Satpol PP Pemerintah Daerah Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 penduduk

310 310 316 544 795

2 Cakupan Patroli petugas Satpol PP 200 200 210 220 240

Sumber : Satpol PP Kota Batam

B. Persentase Penduduk Miskin

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,

kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari

sisi pengeluaran. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Persentase

penduduk miskin di Kota Batam selama periode 2010-2015 mengalami

penurunan, pada tahun 2011 persentase penduduk miskin sebesar 6,11%

dan pada tahun 2015 menjadi 4,97%. Meskipun kondisi pertumbuhan

Page 159: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 120

ekonomi Kota Batam mengalami perlambatan.

Gambar 2.42. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin dengan Laju

Pertumbuhan Ekonomi

Kota Batam

Sumber : BPS Kota Batam

2.4.1.19 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat dan desa adalah upaya mengembangkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta

memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,

kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan

prioritas kebutuhan. Dalam pemberdayaan masyarakat diperlukan inisiatif

dari masyarakat untuk memulai proses kegiatan sosial dalam memperbaiki

situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat dan desa hanya

bisa terjadi apabila masyarakatnya ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

Pada Tabel 2.53. dapat dilihat bahwa jumlah kelompok binaan Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

berprestasi dan PKK aktif dari tahun 2011 hingga 2015 tidak mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya administrasi

Page 160: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 121

pencatatan yang dilakukan pada tingkat PKK kelurahan dan kecamatan atau

usaha pembinaan yang dilakukan oleh kader-kader PKK di lingkungan

wilayah kerja masing-masing masih belum maksimal. Untuk itu upaya

pendidikan danlatihan, pembinaan, sosialisasi serta monitoring dengan

melibatkan kader-kader PKK di semua jenjang perlu terus dilakukan agar

tercipta kader-kader PKK yang punya motivasi tinggi serta profesional dalam

menjalankan perannya.

Tabel 2.53. Hasil Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Daerah

Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1 Rata-rata jumlah

kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

N/A N/A N/A N/A N/A

2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

44 44 44 44 44

3 Jumlah LSM N/A N/A N/A N/A N/A

4 LPM Berprestasi 3 3 3 3 3 5 PKK aktif 64 64 64 64 64

6 Posyandu aktif 30 34 38 N/A N/A 7 Swadaya Masyarakat

terhadap Program pemberdayaan masyarakat

N/A N/A N/A N/A N/A

8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat

N/A N/A N/A N/A N/A

Sumber : PMPKUKM Kota Batam dan BPPPA-KB

Page 161: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 122

2.4.1.20 Statistik

Buku Kota Batam Dalam Angka selama periode 2011-2015 selalu tersedia

setiap tahunnya. Jenis data yang ditampilkan meliputi sektor pemerintahan,

kependudukan, dan tenaga kerja, kesejahteraan, pertanian, industri serta

ekonomi dan keuangan. Buku ini merupakan sumber data dan informasi

terkait Kota Batam yang dapat digunakan baik oleh pemerintah maupun

swasta dan masyarakat sebagai bahan informasi yang akurat dan acuan

dalam perencanaan. Demikian juga ketersediaan Buku PDRB Kota Batam

selama periode 2011-2015 yang dapat memberikan gambaran tentang

kondisi makro hasil pembangunan ekonomi di Kota Batam. Informasi lebih

lanjut dapat disimak dalam Tabel2.54.

Tabel 2.54. Hasil Kinerja Urusan Statistik Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Buku Batam Dalam Angka

Ada ada ada ada ada

2 Buku PDRB Batam Ada ada ada ada ada

Sumber : Bapppeda Kota Batam

2.4.1.21 Kearsipan

Pengelolaan arsip yang baik harus dapat menjamin ketersediaan arsip yang

memberikan kepuasan bagi pengguna, serta menjamin keselamatan arsip itu

sendiri. Perkembangan penerapan pengelolaan arsip secara baku di Kota

Batam pada tahun 2011 sudah mencapai 100%. Meskipun demikian, dalam

perspektif ke depan, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola

Page 162: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 123

kearsipan yang handal dan profesional perlu terus ditingkatkan agar kualitas

pengelolaan arsip selalu terjaga. Selama tahun 2011-2015 tidak terdapat

kegiatan dalam peningkatan SDM pengelola kearsipan, namun kegiatan

tersebut pernah dilakukan pada tahun 2009. Lebih lanjut informasi mengenai

kearsipan dapat dilihat dalam Tabel2.55.

Tabel 2.55. Hasil Kinerja Urusan Kearsipan Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pengelolaan arsip secara baku (%)

100 100 100 100 100

2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan

- - - - -

Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Batam

2.4.1.22 Komunikasi dan Informatika

Sistem komunikasi, informasi dan media massa di Kota Batam ditunjang

melalui pengembangan jaringan komunikasi, kondisi perkembangan

wartel/warnet di masyarakat, perkembangan jumlah surat kabar

nasional/lokal, pengembangan informasi dan komunikasi melalui penyiaran

radio/TV lokal serta pembangunan website pemerintah daerah.

Penerapan teknologi informasi melalui media online dalam hal ini website

telah menjadi kebutuhan yang wajib dan sebagai salah satu pelayanan yang

disediakan oleh pemerintah daerah bagi masyarakat luas. Pada tahun 2015

Pemerintah Kota Batam memiliki 54 website, salah satunya adalah

http://www.batamkota.go.id/. Dalam website tersebut terdapat berbagai

informasi terkait Kota Batam yang dapat secara mudah diakses oleh

masyarakat.

Page 163: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 124

Lebih jauh lagi, transparansi penyelenggaraan pemerintahan Kota Batam

menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi. Terbukanya akses informasi

pelayanan kepada masyarakat baik mengenai anggaran, pengadaan barang

dan jasa, bantuan sosial, layanan perizinan, layanan KTP, Kartu Keluarga (KK),

dan surat keterangan lainnya menjadi sebuah keharusan. Adanya

kemudahan akses yang diimbangi dengan integritas jajaran pengelola

pemerintah kota diharapkan akan menghasilkan percepatan pembangunan

Kota Batam dan meningkatkan kepercayaan publik kepada birokrasi.

Kebutuhan akan kemudahan akses internet bagi masyarakat Kota Batam

sudah dirasa cukup besar, hal ini sebagai implikasi dari perkembangan Kota

Batam sebagai pusat jasa dan industri modern. Sehingga pembangunan

jaringan internet yang dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Batam

menjadi pilihan strategis yang dapat dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan akses internet bagi masyarakat, dengan tetap mengedepankan

prinsip internet sehat. Informasi mengenai kinerja urusan komunikasi dan

informatika dapat dilihat pada Tabel2.56.

Tabel 2.56. Hasil Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Pemerintah Daerah Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

0,054 0,061 0,077 0,025 0,128

2 Jumlah surat kabar nasional/lokal

19 26 37 6 6

3 Jumlah penyiaran radio/TV lokal

16 15 15 11 11

4 Web site milik pemerintah daerah

54 54 55 54 54

Sumber : Badan Kominfo Kota Batam

Page 164: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 125

2.4.1.23 Perpustakaan

Ketersediaan perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan

masyarakat serta sebagai penunjang kelangsungan pendidikan. Berdasarkan

tren, jumlah pengunjung perpustakaan dalam kurun waktu 2011-2015

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Rata-rata pengunjung per hari lebih

dari 100 orang, hal ini menandakan animo masyarakat dalam membaca

cukup tinggi. Saat ini di Kota Batam hanya terdapat 1 perpustakaan, namun

demikian ada penambahan layanan perpustakaan keliling dengan 2 unit

mobil dan terdapat 8 pos perpustakaan yang tersebar di 5 kecamatan. Dalam

perspektif ke depan, fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi dan

sumber ilmu pengetahuan untuk mencerdaskan masyarakat harus terus

ditingkatkan. Informasi mengenai kinerja urusan perpustakaan dapat dilihat

pada Tabel2.57.

Tabel 2.57. Hasil Kinerja Urusan Perpustakaan Pemerintah Daerah Kota

Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Perpustakaan 1 1 1 1 1

2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang)

54.720 57.600 57.600 60.480 60.810

3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (eksemplar)

32.463 33.010 34.261 35.674 36.524

Sumber : Arsip dan Perpustakaan Kota Batam

2.4.1.24 Pertanahan

Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di

Bidang Pertanahan merupakan wahana atau landasan dalam menciptakan

Page 165: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 126

Sistem Pengelolaan Pertanahan Nasional yang mencakup konsepsi, kebijakan

dan sistem Pertanahan Nasional. Namun di sisi lain landasan pengelolaan

penatagunaan tanah yang ada di Pulau Batam masih mengacu pada

Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun 1973 tentang Daerah Industri Pulau

Batam, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1977 tentang

Pengelolaan dan Penggunaan Tanah di daerah Industri Pulau Batam telah

menetapkan memberikan hak pengelolaan kepada Otorita Pengembangan

Daerah Industri Pulau Batam terhadap seluruh areal tanah yang terletak di

Pulau Batam termasuk areal tanah di gugusan Pulau Janda Berhias, Tanjung

Sauh, Ngenang dan Pulau Kasam sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan, dan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun

2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam,

Peraturan Presiden No 5 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas

Dan Pelabuhan Bebas Batam.

Keberadaan kampung tua merupakan sejarah panjang bagi Batam (Tanah

Melayu) yang diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu, namun

dengan semakin berkembangnya pembangunan di Kota Batam membuat

semakin meningkatnya kebutuhan akan lahan, di samping memunculkan

konflik di lapangan tentang permasalahan di bidang pertanahan. Keberadaan

perkampungan tua di Kota Batam terus mengalami penggusuran, hal

tersebut dikarenakan batas-batasnya tidak jelas dan tidak

terdokumentasikan secara tertulis.

Dalam upaya melestarikan dan mempertahankan kelestarian budaya

melayu, telah dikeluarkan Keputusan Walikota Batam Nomor

105/HK/III/2004 tanggal 23 Maret 2004, tentang Penetapan Wilayah

Perkampungan Lama/Tua di Kota Batam, yang kemudian ditindaklanjuti oleh

Page 166: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 127

Pemerintah Kota Batam dengan melakukan pengukuran dan pemetaan

kampung tua yang ada di Kota Batam, dimana kegiatan ini telah dimulai sejak

tahun 2006 dan telah selesai dilakukan pada tahun 2011. Maksud dan tujuan

dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan kampung tua yang bernuansa

Melayu dan perlindungan hak masyarakat melayu.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengukuran dan pemetaan kampung tua,

telah dikeluarkan Keputusan Bersama Walikota Batam dan Kepala BP

Kawasan Batam Nomor Kpts 41/SKB/HK/I/2012 – Nomor 03/SKB/2011

tanggal 19 Agustus 2011 tentang Tim Penyelesaian Kampung Tua di Kota

Batam. Mulai tahun 2012-2014 telah dilakukan (1) kegiatan verifikasi

kampung tua di 33 lokasi kampung tua yang dilakukan oleh Tim Verifikasi

yang beranggotakan unsur-unsur BP Kawasan, RKWB (Rumpun Khasanah

Warisan Budaya), dan Pemko Batam, (2) kegiatan pemasangan patok batas

di 12 lokasi kampung tua (2014-2015) dan 21 lokasi kampung tua (rencana

tahun 2016), dan dilanjutkan dengan (3) kegiatan inventarisasi lahan

masyarakat perkampungan tua pada tahun 2015 di 13 lokasi kampung tua

dan pada tahun 2016 direncanakan dilaksanakan di 20 lokasi kampung tua.

Sampai dengan tahun 2015, progres penyelesaian kampung tua di Kota

Batam telah dilakukan penandatanganan Berita Acara Kesepakatan dan telah

ditetapkan Penetapan Lokasi (PL) Kampung Tua oleh BP Batam pada 7

(tujuh) lokasi, yaitu Kampung Tua Nongsa Pantai, Batu Besar, Kampung

Panau, Tanjung Riau, Cunting, Sei Binti, dan Sei Lekop. Dari 7 (tujuh) PL

Kampung Tua yang telah diterbitkan, ada 2 (dua) PL yang tidak sesuai

luasannya dengan usulan Tim dan Hasil Kesepakatan antara Walikota Batam

dan Ketua BP Kawasan Batam yang difasilitasi oleh Gubernur Kepri, yaitu

kampung tua Batu Besar dan kampung tua Kampung Panau.

Page 167: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 128

Penyelesaian kampung tua memerlukan kesungguhan, keseriusan, dan

komitmen pihak-pihak terkait terutama BP Kawasan Batam, sehingga

pengakuan hak masyarakat perkampungan tua dapat segera terwujud, serta

terjadinya peningkatan pemberdayaan masyarakat kampung tua.

Selanjutnya dilakukan pemberdayaan terhadap kampung tua tersebut

melalui legalitas lahan, penataan kampung tua, dan peningkatan

infrastruktur pendukung kemajuan kampung tua di berbagai bidang.

Tabel 2.58. Kampung Tua Kota Batam

No Nama

Kampung

Luas Verifikasi (Ha) Kesepakatan TIM

PL BP Tahun Verifik

asi

Tahun Inventa

risasi Keterangan

Pemko Masy BP

1 Nongsa Pantai

46,47 17,58 17,58 17,58 17,58 2012 2015 Sepakat

2 Batu Besar 118,58 102,10 59,75 98,65 59,75 2012 2015 Sepakat dengan catatan

3 Kampung Panau

89,38 22,00 17,43 22,00 17,43 2012 2015 Sepakat dengan catatan

4 Tanjung Riau 16,44 43,40 23,80 23,80 23,01 2012 2015 Sepakat

5 Cunting 8,01 8,01 6,98 6,98 6,98 2012 2015 Sepakat 6 Sei Binti 10,86 10,86 6,01 6,01 6,01 2013 2015 Sepakat

7 Sei Lekop 3,58 3,58 1,90 1,90 1,90 2013 2015 Sepakat

8 Tiawangkang 10,17 9,84 9,84 9,84 - 2013 2015 Sepakat 9 Bakau Serip 7,06 2,74 2,74 2,74 - 2013 2015 Sepakat

10 Kampung Tereh

17,01 9,76 9,76 9,76 - 2013 2015 Sepakat

11 Tanjung Gundap

117,39 14,88 8,88 14,88 - 2013 2015 Sepakat dengan catatan

12 Teluk Lengung

30,98 37,98 30,98 37,98 - 2013 2015 Sepakat dengan catatan

13 Setengar 70,73 70,73 70,73 70,73 - 2014 2016 Sepakat 14 Bagan 100,58 100,58 35,42 100,58 - 2014 2016 Sepakat

dengan

Page 168: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 129

No Nama

Kampung

Luas Verifikasi (Ha) Kesepakatan TIM

PL BP Tahun Verifik

asi

Tahun Inventa

risasi Keterangan

Pemko Masy BP

catatan

15 Piayu Laut 93,82 93,82 14,38 14,38 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

16 Patam Lestari

13,58 23,58 5,03 23,58 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

17 Tembesi 23,05 23,05 10,65 23,05 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

18 Telaga Punggur

11,54 6,37 5,37 6,37 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

19 Batu Merah 68,58 68,58 9,00 68,58 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

20 Sei Tering 54,25 54,25 1,90 1,90 - 2014 2016 Sepakat

21 Teluk Mata Ikan

77,67 77,67 8,95 36,52 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

22 Dapur 12 10,79 10,03 5,53 10,03 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

23 Kampung Melayu

96,85 135,60 - 96,85 - 2014 2016 Verifikasi BP

24 Kampung Tengah

180,33 50,78 - 50,78 - 2014 2016 Verifikasi BP

25 Kampung Jabi

110,81 110,81 - 110,81 - 2014 2016 Verifikasi BP

26 Tanjung Bemban

165,46 68,22 - 68,22 - 2014 2016 Verifikasi BP

27 Bengkong Sadai

38,42 38,42 - 38,42 - 2014 2016 Verifikasi BP

28 Tanjung Sengkuang

32,50 34,00 - 32,50 - 2014 2016 Verifikasi BP

29 Belian 20,71 20,71 0,30 20,71 - 2014 2016 Belum Sepakat

Page 169: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 130

No Nama

Kampung

Luas Verifikasi (Ha) Kesepakatan TIM

PL BP Tahun Verifik

asi

Tahun Inventa

risasi Keterangan

Pemko Masy BP

30 Tanjung Uma

55,82 80,00 60,80 80,00 - 2014 2016 Belum Sepakat

31 Panglong 4,05 34,40 4,05 34,40 - 2014 2016 Sepakat dengan catatan

32 Tanjung Buntung

20,39 20,43 - 20,39 - 2014 2016 Verifikasi BP

33 Teluk Nipah 9,41 9,41 - 9,41 - 2014 2016 Verifikasi BP 34 Bengkong

Laut 43,90 43,90 - 43,90 - 2014 2016 Verifikasi BP

2.4.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan

2.4.2.1 Pertanian

Meskipun Kota Batam bukan merupakan wilayah pertanian, namun terdapat

beberapa kawasan yang digunakan oleh masyarakat untuk aktivitas

pertanian palawija dan perkebunan. Adapun kontribusi sektor pertanian di

Kota Batam terhadap PDRB cenderung mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Hal ini menandakan adanya peningkatan produktivitas sektor

pertanian dan perkebunan selama periode 2011-2013. Pada periode yang

sama, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian tanaman pangan

turut meningkat. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.59.

Tabel 2.59. Hasil Kinerja Urusan Pertanian Pemerintah Daerah Kota Batam Periode 2011-2015

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku (ADHB)

1,110.58 1,214.15 1,333.99 N/A N/A

Page 170: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 131

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

B. Atas dasar harga konstan (ADHK)

597.50 603.53 614.27 N/A N/A

2 Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku (ADHB)

22,992.93

24,954.05

27,105.09

N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan (ADHK)

11,843.42

11,962.55

12,127.63

N/A N/A

3 Penduduk yang Bekerja di Sektor Pertanian Tanaman Pangan

Jumlah 5,737 5,900 6,846 9,328 6,418

Sumber : BPS Kota Batam dan Dinas KP2K

2.4.2.2 Kehutanan

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya kehutanan meliputi kegiatan

penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-

getahan serta akar-akaran, termasuk juga kegiatan perburuan. Komoditi hasil

kehutanan diantaranya adalah; kayu gelondongan (baik yang berasal dari

hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, arang, bambu,

terpentin, kopal, menjangan, babi hutan serta hasil hutan lainnya.

Tabel 2.60. Hasil Kinerja Urusan Kehutanan Pemerintah Daerah

Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku

4,048.33 4,283.26 4,515.41 N/A N/A

Page 171: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 132

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

B. Atas dasar harga konstan

1,761.22 1,762.13 1,762.66 N/A N/A

Sumber : BPS Kota Batam

Adapun kontribusi sektor kehutanan di Kota Batam terhadap PDRB

cenderung mengalami peningkatan dilihat dari harga konstan (Tabel 2.60).

Hal ini dapat bermakna adanya peningkatan produktivitas sektor kehutanan

selama periode 2011-2013.

2.4.2.3 Energi dan Sumber Daya Mineral

Aktivitas pertambangan di Kota Batam berupa penggalian dan pemotongan

lahan (cut and fill) untuk keperluan pembangunan jalan, perumahan, dan

infrastruktur lainnya. Adapun kontribusi sektor pertambangan di Kota Batam

terhadap PDRB pada periode 2011-2013 mengalami peningkatan setiap

tahunnya (Tabel 2.61). Hal ini bermakna adanya peningkatan produktivitas

sektor pertambangan selama periode tersebut.

Tabel 2.61. Hasil Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah Kota Batam Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku

57,337.00

64,584.40

72,160.15

N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan

39,137.46

39,532.75

39,856.92

N/A N/A

Sumber : BPS Kota Batam

Page 172: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 133

2.4.2.4 Pariwisata

Kota Batam merupakan salah satu kota destinasi wisata unggulan Provinsi

Kepulauan Riau, nasional bahkan internasional. Kota Batam menempati

urutan ke 3 dengan jumlah kunjungan wisatawan terbanyak setelah Bali dan

Jakarta. Pada tahun 2015, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batam

sebanyak 1,5 juta jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 62. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2011 – 2015

(orang)

Periode 2011 2012 2013 2014 2015

Januari 77,925 102,630 89,250 119,054 114,478

Februari 86,318 83,089 105,380 97,445 119,642

Maret 87,776 103,626 120,271 122,019 124,019

April 92,055 93,813 93,163 111,929 125,816

Mei 96,206 94,117 109,335 115,323 148,920

Juni 111,619 117,049 126,277 140,218 132,569

Juli 108,383 92,636 91,056 101,996 109,931

Agustus 84,918 95,725 112,340 111,455 134,540

September 90,569 95,423 108,215 113,090 117,089

Oktober 95,250 102,251 103,511 126,169 123,750

November 100,404 101,881 123,835 123,505 124,983

Desember 130,158 137,368 153,797 171,907 170,081

Januari-

Desember

1,161,581 1,219,608 1,336,430 1,454,110 1,545,818

Jumlah kunjungan wisman ini secara langsung akan meningkatkan nilai

tambah pada sektor perdagangan, hotel, restoran, transportasi, hiburan dan

rekreasi yang pada akhirnya akan meningkatkan PDRB Kota Batam. Adapun

Page 173: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 134

kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Kota Batam periode 2011-2015

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 2.63 di bawah ini.

Tabel 2.63. Hasil Kinerja Urusan Pariwisata Pemerintah Daerah Kota Batam

Periode 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2014 2014 2015

1 Kunjungan wisata

Jumlah (jiwa) 1,161,581

1,219,608

1,336,430

1,454,110

1.545.818

2 Kontribusi hiburan dan rekreasi terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku (ADHB)

86,680.96

97,697.55

110,241.91

N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan (ADHK)

47,582.92

49,131.96

51,067.76

N/A N/A

3 Kontribusi hotel terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku (ADHB)

615,889.97

710,860.20

822,820.69

N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan (ADHK)

347,448.69

375,661.52

402,504.98

N/A N/A

4 Kontribusi restoran terhadap PDRB (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku (ADHB)

597,238.75

687,899.59

801,678.19

N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan (ADHK)

137,601.31

150,824.80

183,041.25

N/A N/A

Sumber : BPS Kota Batam

2.4.2.5 Kelautan dan Perikanan

Kegiatan sektor kelautan dan perikanan di Kota Batam meliputi semua

kegiatan penangkapan, pembenihan dan budidaya segala jenis ikan dan

biota air lainnya, baik yang berada di air tawar maupun air asin. Komoditi

perikanan mencakup berbagai jenis ikan, antara lain :

Page 174: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 135

Kelompok pelagis (ikan tongkol krai dan tenggiri),

Kelompok pelagis kecil (ikan teri, selar, kembung, tembang dan gulamah),

Kelompok ikan demersal (manyung, bawal putih, bawal hitam, belanak,

dan kakap putih),

Kelompok ikan karang (kakap merah/ bambangan, ekor kuning/ pisang-

pisang, kerapu karang, ikan baronang dan lencam),

Kelompok crustacea (udang putih, kepiting dan rajungan),

Kelompok moluska (cumi-cumi dan sotong).

Jumlah produksi perikanan di Kota Batam mengalami peningkatan, tahun

2011 sebesar 28.440 ton, meningkat menjadi 32.838,36 ton pada tahun

2015. Hal ini juga diikuti dengan pertambahan jumlah Rumah Tangga

Perikanan (RTP) baik perikanan tangkap, maupun perikanan budidaya. Dalam

konteks ini, peningkatan produksi perikanan perlu didukung dengan usaha

pengolahan dan pemasaran yang baik agar dapat meningkatkan nilai tambah

bagi pendapatan RTP. Selain itu, kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB

Kota Batam pun mengalami peningkatan pada periode 2009-2013. Adapun

informasi lebih spesifik dapat dilihat pada Tabel 2.64 di bawah ini.

Tabel 2.64. Hasil Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah Kota Batam Periode 2011-2015

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Produksi perikanan(ton)

28.440,00 28.533,00 30.249,0

0 32.513,2

3 32.838,36

A. Perikanan Tangkap

26.220,00 26.293,00 27.897,00

30.095,61

30.396,56

B. Perikanan Budidaya

2.220,00 2.240,00 2.352,00 2.417,62 2.441,80

2. Jumlah rumah tangga perikanan

A. Perikanan 9.492 9.501 14.134 14.155 14.297

Page 175: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 136

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 Tangkap

B. Perikanan Budidaya

2.717 2.732 5.292 5.436 5.590

3 Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB (Juta Rupiah) A. Atas dasar harga berlaku (ADHB)

241.031,65

254.384,80 276.592,60

N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan (ADHK)

150.738,07

151.230,99 153.590,19

N/A N/A

Sumber : BPS Kota Batam dan Dinas KP2K

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia Nomor KEP.39/MEN/2011 Tentang Perubahan Atas Keputusan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010 Tentang

Penetapan Kawasan Minapolitan, Kota Batam merupakan salah satu Kota

yang ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan dari 223 Kabupaten/Kota di

Indonesia.

Berdasarkan kajian teknis, pusat minapolis di Kota Batam terletak di

Pulau Galang Baru, sedangkan pada hirarki II berada pada Pulau Karas Besar

dan Pulau Abang Kecil sebagai penunjang dari sarana dan prasarana sub

pusat minapolis dan hirarki III berada pada Pulau Nguan, Pulau Sembur dan

Pulau Mubut laut sebagai sentra penghasil produk perikanan. Pada awalnya

penerapan kawasan minapolitan di Kota Batam sampai saat ini belum bisa

dilaksanakan karena terkendala belum adanya Rencana Zonasi Wilayah

Pulau-Pulau (RZWP) Kecil dan Daerah Pesisir, namun pada tahun 2015 ini

RZWP ini sedang dalam pengerjaan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Kepulauan Riau bekerjasama dengan BSPL Padang. Diharapkan

dengan adanya RZWP ini nantinya program minapolitan di Kota Batam dapat

dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan produksi sektor perikanan di

Kota Batam.

Page 176: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 137

2.4.2.6 Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor unggulan Kota Batam dan

terus menunjukkan tren meningkat. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya

kontribusi sektor ini terhadap perekonomian Kota Batam. Jika pada tahun

2011 kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB (ADHB) mencapai 25,23

%, maka di tahun 2013 kontribusinya meningkat menjadi 26,69 %. Ekspor

bersih perdagangan Kota Batam menunjukkan peningkatan volume selama

periode 2011-2015. Informasi lebih lanjut dapat disimak dalam Tabel2.65.

Tabel 2.65. Hasil Kinerja Urusan Perdagangan Pemerintah Daerah Kota

Batam Periode 2011-2015

No.

Indikator

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

1 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB

A. Atas dasar harga berlaku

13.277.399,69

25,23

14.907.864,37

25,86

17.494.378,83

26,69

N/A N/A N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan

7.265.289,04

24,11

8.008.528,11

24,89

8.763.732,31

25,74

N/A N/A N/A N/A

2 Ekspor Bersih Perdagangan (berat bersih; Kg)

Jumlah 4.865.067.078 4.939.779.716 5.823.077.945 5.412.016.814

6.730.694.968

Sumber : BPS Kota Batam

2.4.2.7 Perindustrian

Sektor perindustrian merupakan sektor yang berkontribusi paling besar

terhadap perekonomian Kota Batam. Namun pada periode 2011-2013

kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Batam mulai mengalami

Page 177: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 138

sedikit perlambatan. Tahun 2011 tercatat kontribusi sektor perindustian

sebesar 57,85%, pada tahun 2013 menurun menjadi 55,65%. Hal ini dapat

dikarenakan relatif lebih tingginya pertumbuhan sektor lain terhadap PDRB

mengakibatkan kontribusi sektor industri mengalami penurunan. Sementara

itu kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB Kota Batam juga

mengalami perlambatan dari tahun 2011-2013. Informasi lebih lanjut dapat

dilihat dalam Tabel2.66.

Tabel 2.66. Hasil Kinerja Urusan Perindustrian Pemerintah Daerah Kota

Batam

Periode 2011-2015

No.

Indikator

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Rp % Rp % RP % RP % RP %

1 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

A. Atas dasar harga berlaku

30.445.651,54

57,85

32.639.824,07

56,62

36.480.590,19

55,65

N/A N/A N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan

18.285.883,65

60,69

19.278.915,85

59,92

20.087.875,16

58,99

N/A N/A N/A N/A

2 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri (Juta Rupiah)

A. Atas dasar harga berlaku

1.942.896,31 2.030.715,23 2.253.484,69 N/A N/A

B. Atas dasar harga konstan

1.041.162,70 1.071.939,47 1.110.743,67 N/A N/A

Sumber : BPS Kota Batam

Page 178: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 139

2.5 ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.5.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah

adalah kapasitas untuk menarik pelaku ekonomi baik di dalam maupun di

luar Kota Batam untuk melakukan aktivitas ekonomi di Kota Batam yang

dapat menciptakan multiplier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Ada

beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan daya saing

daerah, yaitu iklim yang kondusif, keunggulan komparatif dan keunggulan

kompetitif. Di samping itu, untuk meningkatkan daya saing, beberapa

indikator yang perlu diperhatikan antara lain kondisi makroekonomi, di mana

indikator daya saing dilihat dari beberapa aspek seperti pertumbuhan

ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan

neraca antara ekspor dan impor serta tersedianya fasilitas dan kualitas

infrastruktur yang mencukupi.

2.5.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian

A. Rasio Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Salah satu indikator yang dapat menggambarkan aspek kemampuan

ekonomi daerah dalam peranannya sebagai pendorong daya saing daerah

adalah indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Indikator

ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang

menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin

besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan

kemampuan ekonomi daerah. Adapun rasio pengeluaran konsumsi rumah

tangga per kapita di Kota Batam pada periode 2011-2015 menunjukkan tren

Page 179: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 140

yang meningkat. Pada tahun 2012, rasio pengeluaran konsumsi RT per kapita

sebesar 14,62 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 18,41. Begitu juga

dengan rasio pengeluaran konsumsi non pangan per kapita menunjukkan

tren yang meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran konsumsi

rumah tangga di Kota Batam lebih banyak digunakan untuk memenuhi

kebutuhan non pangan, dengan kata lain secara umum masyarakat kota

kesejahteraannya semakin meningkat. Rasio konsumsi rumah tangga per

kapita dapat dilihat pada tabel 2.67.

Tabel 2.67. Rasio Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Tahun 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Rasio Pengeluaran Konsumsi RT Per Kapita

N/A 14,62 15,79 18,84 18,41

2 Rasio Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per kapita

N/A 8,72 8,91 7,66 10,49

Sumber : BPS, Susenas 2012-2015 (dikutip dari buku indikator sosial

Kepulauan Riau 2011-2015) diolah

2.5.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur

Fasilitas wilayah/infrastruktur adalah penunjang daya saing daerah dalam

hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung

aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.

Semakin lengkap ketersediaan wilayah/infrastruktur, semakin kuat dalam

menghadapi daya saing daerah.

2.5.2.1 Perhubungan

Salah satu indikator perhubungan terkait dengan daya saing adalah

pergerakan lalu lintas barang dan jasa. Di Kota Batam, pergerakan lalu lintas

orang dan barang diukur dari aktivitas di Bandar udara dan pelabuhan.

Aktivitas pergerakan lalu lintas orang dan barang pada bandar udara periode

Page 180: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 141

2011-2015 Kota Batam mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah

penumpang yang datang, berangkat dan transit sebanyak 2.336.108 orang

dan pada tahun 2015 telah terjadi peningkatan sehingga menjadi sebanyak

5.030.785 orang. Begitu juga dengan lalu lintas barang. Jumlah barang yang

muat dan bongkar pada tahun 2011 hanya sebanyak 20.045 ton, pada tahun

2015 telah meningkat menjadi 38.335 ton.

Lalu lintas orang dan barang juga terjadi melalui pelabuhan laut. Pada tahun

2011 jumlah penumpang antar pulau (interinsulir) dan penumpang luar

negeri pada pelabuhan laut hanya sebanyak 4.647.093 orang dan lalu lintas

barang melalui kapal laut hanya sebesar 10.052 ton tetapi pada tahun 2015

lalu lintas orang melalui kapal laut telah meningkat menjadi 8.777.919 orang

dan lalu lintas barang telah meningkat menjadi 11.250 ton. Secara lebih rinci

dapat dilihat pada Tabel 2.68.

Tabel 2.68. Lalu Lintas Orang dan Barang

Pada Pelabuhan Laut dan Bandar Udara Kota Batam

No. Uraian

2011 2012 2013 2014 2015

Orang barang

(ton) Orang

barang

(ton) Orang

barang

(ton) Orang

barang

(ton) Orang

barang

(ton)

1 Pelabuhan Laut

4.647.093

10.052

7.708.012

10.329

8.229.844

12.080

8.717.652

11.250

8.777.919

11.250

2 Bandara 2.336.108

20.045

3.762.352

35.529

4.213.412

35.434

4.772.873

33.116

5.030.765

38.335

3 Jumlah 6.983.201

30.097

11.470.364

45.858

12.443.256

47.514

13.490.525

44.366

13.808.684

49.585

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Batam dan BPP Laut BP : BDinas atam

Dalam Angka

2.5.2.2 Penataan Ruang

Penataan ruang di daerah sangat penting untuk mewujudkan keterpaduan

pembangunan dalam wilayah kota maupun keserasian dengan wilayah di

Page 181: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 142

sekitarnya. Pola ruang dan struktur ruang Kota Batam juga membutuhkan

pembenahan secara matang dan holistik agar mampu menopang

perkembangan kehidupan masyarakat. Suatu kota harus mampu berfungsi

sebagai tempat untuk hidup (to live), bekerja (to work), dan bermain (to

play), sehingga kelancaran mobilitas masyarakat yang tinggal di kota

tersebut harus menjadi perhatian dan ketersediaan infrastruktur yang

berkualitas baik menjadi hal yang utama. Oleh karena itu, diperlukan

perencanaan dan pengendalian yang komprehensif dalam pemanfaatan

ruang kota.

Kegiatan penataan ruang yang mencakup aspek perencanaan, pemanfaatan

maupun pengendalian, salah satunya berfokus pada ketersediaan dokumen

bidang penataan ruang yang akan dijadikan pedoman dalam proses

pembangunan secara umum. Indikator tersedianya dokumen perencanaan

tata ruang ialah adanya Peraturan Daerah mengenai Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW). Pengaturan mengenai RTRW Kota Batam sampai dengan

tahun 2015 belum ditetapkan. Meskipun demikian Kota Batam telah

menyusun draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam tahun 2011-2031.

Adapun informasi luas wilayah penataan ruang Kota Batam disajikan dalam

Tabel 2.69.

Tabel 2.69. Informasi Luas Wilayah Penataan Ruang Kota Batam

No.

Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas hutan yang Dapat di Konversikan (Ha)

30.537 30.537 22.028 22.004 4.116

2 Luas Hutan Produksi (HP & HPT)

14.205 14.205 14.038 14.037 11.619

3 Luas hutan Lindung (Ha)

13.643 13.643 18.258 14.846 20.944

4 Luas Wilayah Industri 7.249 7.249 7.249 7.249 7.249

Page 182: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 143

No.

Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

(Ha)

5 Luas Wilayah Perkotaan

21.550 21.550 21.976 26.302 26.046

Sumber : Bappeda Kota Batam

2.5.2.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

A. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang

Perekonomian daerah sangat tergantung dari ketersediaan fasilitas jasa

perbankan yang digunakan untuk transaksi ekonomi antar pelaku usaha.

Jumlah kantor bank di Kota Batam mengalami peningkatan pada periode

2011-2015. Hal ini diketahui dari pertambahan jumlah bank beserta kantor

cabangnya. Tahun 2011, terdapat 60 bank dengan 188 kantor cabang

danpada tahun 2015 jumlah bank meningkat menjadi 70 dengan 236 kantor

cabang (Tabel 2.70).

Tabel 2.70. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang di Kota Batam Tahun 2011-2015

No. Deskripsi 2011 2012 2013 2014 2015

Bank

Cabang

Bank

Cabang

Bank

Cabang

Bank

Cabang

Bank

Cabang

I. Bank Umum 31 145 32 220 32 138 39 155 41 191

1 Bank Persero 4 65 5 112 4 61 4 61 4 91

2 Bank Devisa 22 67 22 81 18 55 25 72 28 79

3 Bank non Devisa

1 3 1 5 2 7 2 7 3 5

4 Bank Pembangunan Daerah

2 8 2 20 3 8 3 8 2 12

5 Bank Asing&Campuran

2 2 2 2 5 7 5 7 4 4

Page 183: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 144

No. Deskripsi 2011 2012 2013 2014 2015

Bank

Cabang

Bank

Cabang

Bank

Cabang

Bank

Cabang

Bank

Cabang

II. Bank Perkreditan Rakyat

27 40 40 58 40 68 42 71 29 45

1. Konvensional 29 43 42 61 42 71 40 68 27 43

2. Syariah 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2

Jumlah Total 60 188 74 281 74 209 81 226 70 236

Sumber : Bank Indonesia

B. Jumlah Kamar Hotel Dan Rata-Rata Hunian Kamar

Pada tahun 2011, jumlah kamar hotel di Kota Batam tercatat sebanyak 9.317

kamar, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 12.548 kamar. Sementara

itu, selama periode 2011-2015, rata-rata tingkat hunian kamar hotel

berbintang sedang yaitu 51,7 persen. Tingkat hunian kamar tertinggi terjadi

pada tahun 2014 dengan tingkat hunian kamar hotel sebesar 57 persen,

dengan kata lain terdapat 4.721 kamar hotel yang tidak dihuni dari 10.980

kamar. Informasi perkembangan perhotelan dalam grafik dapat dilihat pada

Gambar 2.43.

Page 184: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 145

Gambar 2.43. Perkembangan Perhotelan di Kota Batam

Sumber : Dispenda Kota Batam

2.5.2.4 Komunikasi dan Informatika

Jumlah pelanggan RT yang tersambung listrik, daya tersambung, dan jumlah

penjualan daya listrik menunjukkan tren meningkat selama periode 2011-

2015 (Tabel 2.71). Hal ini berpengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi

penduduk Kota Batam, karena listrik merupakan elemen dasar yang

mendukung aktivitas manusia.

Tabel 2.71. Indikator Urusan Sarana Kelistrikan

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah pelanggan Rumah Tangga

189,069 194,351 192,580 191,766 190,667

2 Daya Tersambung (KVA) Rumah Tangga

317,222 335,990 338,458 341,182 343,412

Page 185: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 146

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

3 Jumlah Penjualan (MWA) Rumah Tangga

419,983 493,957 539,488 582,735 603,858

Sumber : PT. PLN Batam

2.5.3 Fokus Iklim Berinvestasi

Iklim investasi di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh tingkat keamanan

dan ketertiban yang ada, sehingga upaya menjaga keamanan dan ketertiban,

seperti tindakan penanggulangan kriminalitas, serta upaya mengurangi

demonstrasi merupakan salah satu aspek strategis yang perlu dilakukan

untuk mewujudkan stabilitas daerah. Angka kriminalitas di Kota Batam pada

tahun 2012 sebesar 467 kasus dan meningkat menjadi 1.167 pada tahun

2015. Peningkatan ini disebabkan kondisi perekonomian yang terus

menurun, ditambah dengan banyaknya pengurangan tenaga kerja dan

pencari kerja baru yang datang dari luar Kota Batam yang bila tidak

tertampung berpotensi menjadi pengangguran. Selain itu, jumlah aksi

demonstrasi mengalami peningkatan dari 29 pada tahun 2012, menjadi 40 di

tahun 2015. Jumlah demo di Kota Batam biasanya berkaitan dengan aspirasi

buruh untuk penyesuaian Upah Minimum Kota Batam, dan beberapa kasus

berkaitan dengan lahan serta kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah. Informasi lebih lanjut dapat dilihat dalam Tabel 2.72.

Tabel 2.72. Tindak Pidana dan Demontrasi di Kota Batam

No.

Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015

1 Tindak Pidana 467 690 862 1.167

Page 186: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 147

No.

Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015

2 Jumlah demontrasi 29 48 65 40

Sumber : Poltabes Barelang dan Satpol PP Kota Batam

2.5.4 Fokus Sumberdaya Manusia

2.5.4.1 Ketenagakerjaan

A. Kualitas Tenaga Kerja

Salah satu faktor penting dalam kerangka pembangunan daerah adalah

menyangkut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat

pendidikan yang ditamatkan, maka kualitas SDM dapat semakin baik.

Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia

untuk mengisi kesempatan kerja di Kota Batam. Kualitas tenaga kerja pada

suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah

menyelesaikan S1, S2 dan S3.

Perkembangan rasio lulusan S1/S2/S3 selama periode 2011-2015 cukup

berfluktuasi. Pada tahun 2011, rasio lulusan S1/S2/S3 Kota Batam mencapai

3,44. Pada tahun tahun 2012, rasio lulusan S1/S2/S3 merupakan rasio

lulusan tertinggi yaitu sebesar 3,55. Pada tahun 2013, rasio lulusan S1/S2/S3

mengalami sedikit penurunan menjadi 3,37. Pada tahun 2015, rasio lulusan

S1/S2/S3 Kota Batam sebesar 3,34. Hal ini bermakna bahwa terdapat 334

orang lulusan S1/S2/S3 dari 10.000 penduduk Kota Batam.

Tabel 2.73. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kota Batam Tahun 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah lulusan S1/S2/S3

39.114 42.191 38.291 33.643 34.668

2 Jumlah Penduduk 1.137.894

1.187.574

1.135.412

1.030.528

1.037.187

Page 187: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 148

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

3 Rasio lulusan S1/S2/S3

3,44 3,55 3,37 3,26 3,34

Sumber : Disnaker Kota Batam (data diolah)

B. Tingkat Ketergantungan

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan untuk melihat

apakah suatu daerah merupakan kategori daerah maju (produktivitas

penduduk yang tinggi) atau daerah berkembang (produktivitas penduduk

yang rendah). Rasio ini merupakan indikator demografi yang sangat penting.

Semakin tinggi angka rasio ketergantungan menunjukkan semakin tinggi

beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai

hidup penduduk yang belum produktif/tidak produktif lagi. Sementara itu,

semakin rendah angka rasio menunjukkan semakin rendah beban yang

ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk yang belum

produktif/tidak produktif lagi.

Usia ketergantungan penduduk di Kota Batam dibagi ke dalam 2 (dua)

kelompok, yakni kelompok usia produktif (usia 15-64 tahun) dan penduduk

usia tidak produktif (usia <15 tahun dan >64 tahun). Pada periode 2011-

2015, rasio ketergantungan di Kota Batam mengalami peningkatan. Hal ini

dapat diketahui dari rasio tahun 2011 sebesar 32,19 menjadi 46,21 di tahun

2015 (Tabel 2.74). Dengan demikian, setiap 100 orang penduduk produktif

mempunyai tanggungan sebanyak 32 orang pada tahun 2011, sementara

100 orang di tahun 2015 mempunyai tanggungan 46 orang.

Tabel 2.74. Rasio Ketergantungan Kota Batam Tahun 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Page 188: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 149

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Penduduk Usia tidak produktif (Usia <15 tahun + Usia >64 tahun)

276.241 291.343 285.288 284.236 375.754

2 Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 thn)

858.261 896.231 850.124 746.292 813.231

3 Rasio Ketergantungan 32,19 32,51 33,56 38,09 46,21

Sumber : Rencana Tenaga Kerja Kota Batam 2015-2019 (data diolah)

2.6 ASPEK LINGKUNGAN

2.6.1 Kualitas Air

Air sebagai salah satu komponen lingkungan hidup sangat penting bagi

kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Sebagai salah satu

sumber daya alam yang sangat dibutuhkan, maka fungsi air tersebut harus

dilestarikan agar tetap berada pada kondisi yang dapat memenuhi standar

yang diperlukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelestarian dan

pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara

fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah.

Pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia yang dapat menunjang kesejahteraan dan kesehatan.

Pengembangan jaringan penyediaan air bersih diarahkan untuk mendukung

kegiatan budidaya dan kegiatan sosial-ekonomi penduduk. Pengadaan

sistem penyediaan air bersih harus memenuhi standar yang telah

ditentukan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Seiring dengan

keberhasilan pembangunan dan pengembangan Kota Batam sebagai daerah

industri, maka kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Pengelola dan

penyedia kebutuhan air bersih di Kota Batam adalah Badan Pengusahaan

Page 189: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 150

Kawasan (Otorita) Batam bekerjasama dengan pihak swasta PT. Adhya Tirta

Batam (ATB), dimana sumber air bersih berasal dari air hujan yang

ditampung di waduk-waduk yang ada di Kota Batam.

Penduduk yang belum terlayani air bersih oleh Perusahaan Air Minum

(PAM), memenuhi kebutuhan air bersihnya melalui penampungan air hujan.

Sedangkan bagi penduduk yang tinggal di pulau-pulau yang di wilayahnya

terdapat sumber air tanah memenuhi kebutuhan air bersih melalui

pembuatan sumur-sumur, baik yang dikelola secara individu maupun secara

komunal. Adapun pulau-pulau yang terdapat sumber air tanah, diantaranya

terdapat di Pulau Buluh dengan kedalaman sumur antara 6 hingga 90 meter,

Pulau Bulan Lintang dengan kedalaman sumur antara 2 hingga 70 meter,

Pulau Pemping serta di Daerah Belakang Padang yang mempunyai struktur

batuan lulus air sehingga berfungsi sebagai akuifer tempat air tanah

tersimpan, seperti Pulau Lengkana dengan kedalaman sumur antara 2,8–10

meter, Pulau Sekanak dan Pulau Melawa dengan kedalaman sumur bor

antara 6–32 meter, Daerah Perigi Papan yang mempunyai mata air dengan

debit 1 lt/dt, Pulau Denfang dan Pulau Air Asam Melawa dengan debit air

antara 0,2–1 lt/dt, serta pulau-pulau lainnya.

Untuk pemenuhan kebutuhan air di Pulau Batam dan sekitarnya, telah

dilakukan pembangunan sebanyak 7 (tujuh) DAM atau Waduk yang tersebar

di Kota Batam. Luas dan volume air masing-masing DAM dapat dilihat pada

Tabel 2.75 berikut:

Tabel 2.75. Waduk yang berada di Kota Batam

No Nama Luas (Ha) Volume (m3) 1 Waduk Duriangkang 1.692,92 78.180.000 2 Muka Kuning 151,67 12.720.000 3 Sei Harapan 87,17 3.600.000

Page 190: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 151

4 Sei Baloi 8,99 270.000 5 Sei Ladi 120,03 9.490.000 6 Sei Nongsa 23,18 720.000 7 Tembesi - 41.876.000

Sumber : BP Batam,2011

Kualitas air yang jelek akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi

buruk, sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan

manusia dan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas dan kuantitas air

akan menurunkan daya guna dan manfaat air. Produktivitas akan

menurunkan kekayaan sumber daya alam. Dampak negatif pencemaran air

menurunkan nilai ekonomis, di samping nilai ekologis dan sosial budaya.

Upaya pemulihan kondisi air tercemar jelas akan membutuhkan biaya yang

lebih besar dibandingkan dengan nilai manfaat finansial dari kegiatan yang

menimbulkan pencemaran. Demikian pula kondisi air yang tercemar akan

menimbulkan biaya untuk menanggulangi akibat atau dampak negatif yang

ditimbulkan dari air tercemar. Parameter Chemical Oxygen Demand (COD)

sebagai salah satu parameter dalam kualitas air di dam-dam yang ada di Kota

Batam seperti tertera pada Gambar 2.44

Page 191: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 152

Gambar 2.44. Parameter COD sebagai Salah Satu Parameter Kualitas Air

Dam Kota Batam Tahun 2013-2015

Sumber: Bapedal Kota Batam, 2016

Grafik di atas menunjukkan parameter COD di DAM Sei Harapan dan

Duriangkang telah melewati baku mutu lingkungan. Penyebab tingginya COD

di DAM Duriangkang diprediksi berasal dari kegiatan industri, perumahan

liar, dan kegiatan perikanan dan pertanian di sekitar DAM. Adapunpenyebab

tingginya COD di DAM Sei Harapan diduga karena berdekatan dengan

daerah perbengkelan dan pemukiman.

Untuk menjamin kualitas air baku, maka pemantauan kualitas air baku (air

dam) dengan melakukan sampling adalah hal yang penting secara rutin

dilakukan. Pengambilan sampling dilakukan terhadap 16 (enam belas) titik

pemantauan dengan masing-masing frekuensi pemantauan 2 (dua) kali, yaitu

pada musim hujan (basah) dan musim kemarau (kering). Pemantauan

dilakukan pada 5 (lima) waduk, kecuali Dam Baloi dan Dam Tembesi.

Page 192: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 153

Adapun parameter yang diukur sesuai dengan persyaratan dalam PP Nomor

82 Tahun 2001 atau perundang-undangan yang berlaku dalam pemantauan

air baku untuk air bersih.

Tingkat persentase kualitas air dalam RPJMD Kota Batam adalah banyaknya

parameter uji yang memenuhi persyaratan baku mutu dari kualitas air baku

dari keseluruhan titik dibagi dengan parameter total yang dipersyaratkan

dikali seratus persen.

2.6.2 Kualitas Udara

Konsekuensi adanya proses transformasi masyarakat agraris ke masyarakat

industri, terutama di daerah perkotaan dan sub perkotaan, adalah terjadinva

peningkatan pencemaran/polusi lingkungan. Polusi udara sebagai dampak

adanya aktivitas industri dan transportasi menjadi sangat penting untuk

diperhatikan, sehingga sangat diperlukan adanya suatu informasi yang cepat

tentang pengembalian tingkat polusi udara terhadap waktu, terutama pada

daerah pusat perkotaan. Informasi ini perlu dibuat secara sederhana

sehingga masyarakat awam yang tidak mengetahui bcml tentang bahasa

polusi udara dapat mengerti dengan mudah dan jelas tentang polusi udara.

Banyak cara untuk menyebarkan pengertian tentang kualitas udara, dari

bentuk informasi yang terintegrasi sampai dengan bentuk secara rinci dari

konsentrasi tiap-tiap individu polutan. Tentunya hal ini perlu dibuat bentuk

informasi yang mudah dimengerti bagi masyarakat awam, atau bentuk

gabungan yang dapat menginformasikan arti konsentrasi suatu polutan yang

mengarah pada dampaknya. Indeks Kualitas Udara sebagai bentuk ballast

Page 193: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 154

polusi udara dapat dipergunakan untuk menjembatani pemberian informasi

tentang kualitas udara suatu perkotaan kepada komunitas masyarakat awam

yang tidak mengenal betul tentang polusi udara. Indeks Kualitas Udara

merupakan salah satu metode tidak langsung yang digunakan untuk

menginformasikan kondisi kualitas udara suatu perkotaan kepada

masyarakat awam.

Kualitas udara setempat adalah masalah penting untuk masyarakat. Emisi

dari nitrogen oksida (NOx), senyawa organik yang mudah menguap , karbon

monoksida (CO), dan bahan partikel (PM) umumnya dianggap penyebab

terpenting masalah kualitas udara. Beberapa pemantauan yang dilakukan

untuk kualitas udara seperti Uji Petik Emisi Kendaraan Bermotor,

Pemantauan Kualitas udara jalan raya “roadside monitoring”, Pemantauan

kinerja lalu lintas “Kecepatan dan Kerapatan”, Pemantauan Kualitas Bahan

Bakar dan Pemantauan Kualitas Udara Ambien. Untuk pemantauan kualitas

udara ambien telah rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun sebanyak 19

titik lokasi yang tersebar di setiap kecamatan di Kota Batam.

Indeks kualitas udara didefinisikan sebagai gambaran atau nilai hasil

tranformasi parameter-parameter (indikator) individual polusi udara yang

saling berhubungan, seperti konsentrasi S02, NOx, SPM, Ox, CO menjadi satu

nilai atau satu set nilai sehingga mudah dimengerti bagi masyarakat awam.

Sebagai hasilnya diperoleh suatu persamaan transformasi nilai parameter

yang dapat mentransformasikan nilai-nilai parameter polusi udara seperti

tersebut di atas menjadi satu nilai yang informan dan tak berdimensi.

Bagaimanapun juga hal ini menunjukkan gambaran begitu kompleknya

permasalahan polusi udara di dalam mengartikan kondisi lingkungan yang

sebenarnya. Secara umum parameter-parameter yang dipergunakan dalam

perhitungan indeks kualitas udara adalah SPM (Suspended Particulate

Page 194: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 155

Matter) atau TSP (Total Suspended Particulate), S02 (Sulfur dioxide), CO

(Carbon monoxide), Ox (dalam hal ini ozon), hidrokarbon dan visibilitas atau

jarak pandang juga dapat diambil sebagai pertimbangan dalam penentuan

indeks kualitas udara.

Data Indeks Standar Pencemar Udara diperoleh dari pengoperasian Stasiun

Pemantauan Kualitas Udara Ambien Otomatis. Sedangkan Parameter Indeks

Standar Pencemar Udara meliputi :

a. Partikulat (PM10)

b. Karbondioksida (CO)

c. Sulfur dioksida (SO2).

d. Nitrogen dioksida (NO2).

e. Ozon (O3)

Perhitungan dan pelaporan serta informasi Indeks Standar Pencemar Udara

ditetapkan oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, yaitu

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107 Tahun

1997 Tanggal 21 November 1997.

Tingkat persentase kualitas udara dalam RPJMD Kota Batam adalah

banyaknya parameter uji yang memenuhi persyaratan baku mutu dari

kualitas air baku dari keseluruhan titik dibagi dengan parameter total yang

dipersyaratkan dikali seratus persen.

2.7 Gambaran Umum Peran, Strategi, dan Kegiatan BP Batam Tahun 2015-2019 Sebagaimana penjelasan pada awal Bab II, diketahui bahwa terdapat dua

birokrasi pemerintahan di Wilayah Batam, yakni Pemerintah Kota Batam dan

BP Batam. Dengan demikian penjabaran umum mengenai Renstra BP Batam

untuk periode 2015-2019 menjadi penting untuk disertakan dalam

rancangan awal RPJMD Batam Tahun 2016-2021.

Page 195: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RPJM KOTA BATAM 2016-2021 II - 156

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 disebutkan bahwa BP

Batam mempunyai tugas dan fungsi untuk mengembangkan daerah Batam

dalam bidang ekonomi yang meliputi sektor Perhubungan, Perdagangan,

Industri, Maritim, Pariwisata, Perbankan dan sektor lainnya. Adapun peran

BP Batam dalam 5 (lima) tahun kedepan berdasarkan Renstra BP Batam

Tahun 2015-2019 adalah :

1. Pemantapan dalam manajemen pengelolaan kawasan perdagangan

bebas dan pelabuhan bebas Batam (KPBPB-Batam), melalui penciptaan

peraturan dan regulasi yang mendukung iklim investasi yang sehat serta

peningkatan profesionalisme sumber daya pengelola KPBPB-Batam;

2. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melalui pengelolaan dan

penyelenggaraan pertanahan di kawasan PBPB–Batam, serta

pengelolaan pengamanan lahan dan asset investasi;

3. Percepatan pembangunan konektivitas, melalui pengelolaan dan

penyelenggaraan pelabuhan laut, Bandar udara serta transportasi darat;

4. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha, melalui pelayanan lalu

lintas barang serta pelayanan investasi dan pemasaran;

5. Membangun kontinuitas jaringan teknologi informasi nasional, melalui

pembangunan fasilitas pusat data/data centre dan pemulihan data/data

recovery centre;

6. Membangun infrastruktur prasarana dasar, meliputi pengelolaan dan

penyelengaraan air dan lingkungan serta pemukiman dan perumahan

pekerja;

7. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan rujukan yang berkualitas,

melalui pengelolaan dan penyelenggaraan fasilitas kesehatan umum.

Page 196: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-1

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Page 197: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-2

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Oleh karena itu, untuk dapat

melakukan analisis pengelolaan keuangan daerah diperlukan analisis

pelaksanaan APBD selama 5 (lima) tahun, yang dimaksudkan untuk

menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan

daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.

APBD terdiri atas Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan

Daerah. Dengan demikian dalam menganalisis pengelolaan keuangan

daerah, terlebih dahulu harus memahami jenis obyek Pendapatan Daerah,

Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah sesuai dengan kewenangan daerah.

Analisis tersebut diperlukan sebagai dasar untuk menentukan kerangka

pendanaan di masa yang akan datang, dengan mempertimbangkan peluang

dan hambatan yang dihadapi.

Gambaran kinerja keuangan Kota Batam aktiva, secara umum disajikan

untuk periode tahun 2011-2015, penghitungan rata-rata pertumbuhan

penyajian datanya diuraikan mulai tahun 2009 sebagai data dasar atau

kondisi eksisting periode tahun 2011-2015. Data kinerja keuangan tahun

2011 sampai dengan tahun 2015 diperoleh dari Laporan Realisasi APBD Kota

Batam Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015. Adapun

Page 198: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-3

data kinerja keuangan tahun 2011-2015 diperoleh dari LKPJ Akhir Masa

Jabatan Periode 2011 – 2015.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Secara umum komponen APBD Kota Batam terdiri atas: (1) Komponen

Pendapatan Daerah, yang di dalamnya terdapat Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah; (2)

Komponen Belanja Daerah, yang di dalamnya terdapat Belanja Langsung dan

Belanja Tidak Langsung; dan (3) Komponen Pembiayaan Daerah, yang di

dalamnya terdapat Penerimaan Pembiayaan Daerah, Pengeluaran

Pembiayaan Daerah, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan.

Kinerja APBD Kota Batam secara keseluruhan menunjukkan hasil yang positif.

Hal ini dilihat dari pencapaian realisasi pendapatan daerah yang melampaui

target pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014(Tabel 3.1); dengan

catatan pada tahun 2015 realisasi pendapatan hanya sebesar 91,99% dari

targetnya. Sedangkan realisasi belanja daerah Kota Batam menunjukkan

keberhasilan upaya-upaya penghematan belanja daerah Kota Batam; yang

ditandai dengan realisasi belanja daerah di bawah targetnya.

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Batam

Tahu

n Target Realisasi %

Bertambah/Berku

rang

2012

1.400.898.812.6

47,63

1.490.029.364.33

8,29 106,36 89.130.551.690,66

2013

1.665.079.927.0

19,00

1.749.105.595.93

3,83 105,05 84.025.668.914,83

Page 199: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-4

2014

1.949.038.435.2

13,34

2.021.540.370.49

4,82 103,72 72.501.935.281,48

2015

2.104.943.277.1

15,23

1.936.406.807.57

9,72 91,99

-

168,536,469,535.5

1

Tabel 3.2. Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Batam

Tahu

n Target Realisasi %

Bertambah/Berkur

ang

2012

1.480.722.555.165

,34

1.378.395.207.767

,42

92,9

7

-

102.327.347.397,92

2013

1.808.648.575.640

,04

1.675.134.478.242

,67

92,6

2

-

133.514.097.397,37

2014

2.168.207.401.217

,08

1.967.612.947.196

,65

90,7

5

-

200.594.454.020,43

2015

2.377.621.224.007

,14

2.154.059.184.726

,10

90,6

0

-

223.562.039.281,04

A). Komponen Pendapatan

Pendapatan Daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih. Akun pendapatan daerah terdiri atas 3

kelompok, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-

lain Pendapatan Daerah yang sah.

PAD terdiri atas:

- Penerimaan pajak daerah

- Penerimaan retribusi daerah

- Penerimaan hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

Page 200: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-5

- Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Adapun pendapatan dari Dana perimbangan terdiri atas:

- Bagi hasil pajak

- Bagi hasil sumber daya alam

- Dana alokasi umum

- Dana alokasi khusus

Sedangkan pendapatan dari Lain-lain Pendapatan yang sah bersumber dari:

- Bantuan/Hibah

- Dana Penyesuaian

- Dana Darurat

Analisis Pendapatan Daerah menggunakan angka rata-rata pertumbuhan

Pendapatan Daerah yang menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah

dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan Pendapatan Daerah,

sekaligus digunakan sebagai salah satu dasar dalam merencanakan

Pendapatan Daerah di masa yang akan datang.

Kinerja pendapatan daerah Kota Batam menunjukkan peningkatan sejak

tahun 2011 dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 17,29%.

Pada tahun 2011, pendapatan Kota Batam sebesar Rp 1.279.229.000

meningkat menjadi Rp 2.021.540pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun

2015, menurun menjadi Rp 1.936.406. Sumber pendapatan terbesar berasal

dari Dana Perimbangan Pemerintah Pusat dengan rata-rata pertumbuhan

sebesar 7,89%. Meski demikian, Pendapatan Asli Daerah Kota Batam

menunjukkan pertumbuhan yang signifikan yaitu sebesar rata-rata 41,96%.

Adapun komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah juga menunjukkan

pertumbuhan yang positif yaitu sebesar rata-rata 39,39%.

Page 201: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-6

Jika melihat Tabel 3.3, keseluruhan komponen pendapatan Kota Batam

menunjukkan nilai pertumbuhan yang positif, kecuali komponen transfer

Pemerintah Pusat–Dana bagi hasil pajak yang menunjukkan nilai

pertumbuhan negatif. Hal ini mungkin disebabkan oleh penerimaan pajak

nasional yang juga menurun.

Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kota Batam untuk

Tahun Anggaran 2011–2015 disajikan sebagai berikut:

Page 202: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-7

Tabel 3.3. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2011-2015

No Uraian

2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata

(Juta

Rp)

(Juta

Rp)

(Juta

Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

Pertumbuh

an (%)

1 PENDAPATAN

1.279.2

29

1.490.0

29

1.749.1

05

2.021.54

0

1.936.406 17,29

1.1 Pendapatan Asli Daerah

324.57

9

413.17

8

606.34

0 779.944

836.713 41,96

1.1.

1 Pajak daerah

280.37

0

335.21

6

475.17

2 580.864

614.910 43,14

1.1.

2 Retribusi daerah 25.467 41.388 71.027 86.504

84.459 37,55

1.1.

3

Hasil pengelolaan

keuangan daerah yang

dipisahkan

1.749 1.492 1.960 2.622 3.200 7,40

1.1. Lain-lain PAD yang sah 16.992 35.081 58.179 109.953 134.143 52,46

Page 203: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-8

4

1.2 Dana Perimbangan

731.72

1

939.58

7

980.40

5 969.923 849.850 7,89

1.2.

1

Transfer pemerintah

pusat-Dana bagi hasil

pajak

173.08

3

176.42

3

122.25

9 130.571 103.432 -7,46

1.2.

2

Dana bagi hasil bukan

pajak/SDA

202.85

4

287.02

9

269.87

2 223.560 103.650 12,95

1.2.

3 Dana alokasi umum

316.62

7

429.67

2

528.83

9 559.103 529.988 16,87

1.2.

4 Dana alokasi khusus 39.157 46.462 59.434 56.687 112.778 11,04

1.3

Lain-lain Pendapatan

Daerah Yang Sah

222.92

8

137.26

3

162.35

9 271.671 249.841 39,39

1.3.

1 Hibah 2.118 765 1.062 1.565 4.952 82,98

Page 204: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-9

1.3.

2 Dana darurat

1.3.

3

Dana bagi hasil pajak dari

provinsi

113.94

4 89.371 68.972 142.590 137.085 26,90

1.3.

4 Pendapatan lainnya

106.86

5 47.126 92.324 127.516 107.804 184,25

Page 205: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-10

Jika dilihat dari tren persentase masing-masing komponen pendapatan

daerah Kota Batam (Gambar 3.1), dapat diketahui bahwa sumber

pendapatan dari Dana Perimbangan mengalami penurunan tren dan sumber

pendapatan dari PAD mengalami peningkatan tren. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja keuangan Kota Batam relatif mulai cukup membaik dan

mengarah pada kemandirian pendapatan daerah.

Gambar 3.1. Persentase Komponen Pendapatan Daerah Kota Batam

Apabila dilihat dari proporsi komponen pembentuk PAD (Gambar 3.2),

terlihat bahwa pendapatan dari Pajak Daerah merupakan komponen yang

memberikan kontribusi terbesar terhadapPAD. Adapun Hasil pengelolaan

keuangan daerah yang dipisahkan memberikan kontribusi terkecil terhadap

PAD Kota Batam.

Meski demikian, persentase proporsi dari pajak daerah dan retribusi daerah

mengalami penurunan tren proporsi. Persentase proporsi Pajak Daerah

mengalami penurunan dari yang semula tumbuh mencapai 86,38% pada

tahun 2011 menjadi 73,81% pada tahun 2015. Hal ini berarti proporsi PAD

dari komponen lain mengalami peningkatan, terutama yang bersumber dari

Lain-lain PAD yang sah yang semula 5,24% pada tahun 2011 menjadi 15,77%

pada tahun 2015.

Page 206: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-11

Gambar 3.2. Persentase Komponen Pembentuk PAD Kota Batam

Rasio ketergantungan daerah menggambarkan tingkat ketergantungan suatu

daerah terhadap bantuan pihak eksternal, baik Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Daerah lain. Derajat Kemandirian Daerah ditunjukkan oleh

proporsi PAD terhadap total pendapatan, sedangkan Rasio Ketergantungan

Daerah ditunjukkan dari proporsi dana perimbangan dan lain-lain

pendapatan yang sah terhadap total pendapatan. Rasio PAD terhadap total

pendapatan memiliki makna yang berkebalikan dengan rasio dana

perimbangan terhadap total pendapatan. Semakin besar angka proporsi PAD

maka ketergantungan daerah semakin kecil. Sebaliknya, semakin besar

angka proporsi dana perimbangan dan lain-lain pendapatan, maka semakin

besar tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal.

Dengan demikian, daerah yang memiliki tingkat ketergantungan yang rendah

adalah daerah yang memiliki proporsi PAD yang tinggi sekaligus proporsi

dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang rendah.

Perkembangan derajat kemandirian Kota Batam menunjukkan tren

meningkat yang semula sebesar 25,37 pada tahun 2011 menjadi 43,50 pada

tahun 2015. Sedangkan rasio ketergantungan daerah Kota Batam

Page 207: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-12

menunjukkan tren menurun yang semula sebesar 74,63 pada tahun 2011

menjadi 56,50 pada tahun 2015. Meskipun ketergantungan Pemerintah Kota

Batam terhadap dana transfer dari Pemerintah Pusat atau Daerah lainnya

masih cukup tinggi, namun dengan perkembangan derajat kemandirian yang

terus meningkat menunjukkan kinerja keuangan Pemerintah Kota Batam

relatif cukup baik. Apabila kinerja ini dipertahankan, maka keuangan

Pemerintah Kota Batam dapat mengarah pada kemandirian daerah.

Gambar 3.3. Derajat Kemandirian dan Rasio Ketergantungan Daerah Kota

Batam

B). Komponen Belanja

Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan. Belanja daerah dikelompokkan menjadi belanja tidak

langsung dan belanja langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan

belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan. Sedangkan kelompok belanja langsung merupakan

belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan

Page 208: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-13

program dan kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri atas Belanja Pegawai;

Belanja Hibah dan Bantuan Sosial; Belanja Bantuan Keuangan; dan Belanja

Tidak Terduga. Sementara itu belanja langsung terdiri atas belanja pegawai;

belanja barang dan jasa; dan belanja modal.

Analisis Belanja Daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi

dari kebijakan pembelanjaan pada periode tahun 2013 -2015 yang

digunakan sebagai bahan untuk menentukan rencana Belanja Daerah di

masa yang akan datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan

pembangunan daerah.

Perkembangan belanja daerah Kota Batam menunjukkan peningkatan yaitu

sebesar Rp 1.675.134.478.242,67 pada tahun 2013 menjadi Rp

1.967.612.947.196,65 pada tahun 2014 dan Rp 2.154.059.184.726,10 pada

tahun 2015 (Tabel 3.4).

Tabel 3.4. Nilai Belanja Daerah Kota Batam Periode 2013 – 2015

No. Uraian 2013 2014 2015

I. BELANJA TIDAK

LANGSUNG 633.523.824.789,04 687.875.592.969,04 717.620.276.199,00

I.1 Belanja Pegawai 579.633.522.769,00 628.563.915.977,00 670.989.832.650,00

I.2 Belanja Hibah 30.216.267.497,10 26.767.500.000,00 40.349.299.300,00

I.3

Belanja Bantuan

Sosial 20.438.760.000,00 31.434.453.000,00 4.619.860.000,00

I.4

Belanja Bantuan

Keuangan Kepada

Pemerintah Desa dan

Partai Politik

835.789.362,59 1.097.045.392,04 1.378.252.449.00

I.5 Belanja Tidak Terduga 2.399.485.160,35 12.678.600,00 283.031.800,00

Page 209: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-14

II. BELANJA LANGSUNG 1.041.610.653.453,63 1.279.737.354.227,61 1.436.438.908.527,10

II. 1 Belanja Pegawai 234.484.566.752,00 289.226.276.805,18 398.761.685.239,45

II. 2 Belanja Barang dan

Jasa 453.251.447.828,36 497.763.393.671,13 513.344.691.519,85

II. 3 Belanja Modal 353.874.638.873,27 492.747.683.751,30 524.332.531.767,80

TOTAL 1.675.134.478.242,67 1.967.612.947.196,65 2.154.059.184.726,10

Penggunaan terbesar dari belanja daerah ada pada Belanja Langsung yaitu

sebesar 56,56% pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 66,69% pada

tahun 2015 (Gambar 3.4).

Meski nilai Belanja Langsung mengalami peningkatan namun tidak sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang mengalami perlambatan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh karena alokasi anggaran belanja Kota

Batam tidak diarahkan pada sektor-sektor yang mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi Kota Batam.

Gambar 3.4. Proporsi Belanja Langsung dan Tidak Langsung terhadap Total

Belanja Daerah Kota Batam.

Apabila dilihat dari rasio belanja pegawai terhadap total belanja daerah Kota

Batam, terlihat adanya kecenderungan menurun sejak tahun 2012 hingga

2014 tetapi mengalami kenaikan pada tahun 2015 hal ini disebabkan adanya

Page 210: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-15

tambahan tunjangan hari raya dari pemerintah pusat (Gambar 3.5). Adapun

rasio belanja modal terhadap total belanja daerah Kota Batam terlihat

adanya peningkatan sejak tahun 2012 hingga 2015 (Gambar 3.6). Dengan

adanya gambaran kondisi tersebut, terlihat adanya komitmen Pemerintah

Kota Batam untuk mengalokasikan prioritas belanja daerah kepada pos-pos

anggaran pembangunan Kota Batam.

Gambar 3.5. Persentase Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja

Daerah Kota Batam

Gambar 3.6. Persentase Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah

Page 211: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-16

C). Komponen Pembiayaan

Pembiayaan Daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan Pembiayaan daerah, terdiri atas: Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya; Pencairan Dana Cadangan; Hasil

Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; Penerimaan Pinjaman Daerah;

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman; dan Penerimaan Piutang Daerah.

Sementara itu Pengeluaran Pembiayaan daerah terdiri atas: Pembentukan

Dana Cadangan; Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah;

Pembayaran Pokok Utang; dan Pemberian Pinjaman Daerah.

Penerimaan pembiayaan daerah Kota Batam untuk periode 2012-2015

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kota Batam

Tahun Penerimaan Pembiayaan

Penggunaan SILPA Tahun Lalu

Pembiayaan Netto Penerimaan

Kembali Pinjaman

2012 88.152.954.948,59 88.152.954.948,59 79.474.730.093,71 0,00

2013 202.015.219.662,58 191.108.886.664,58 184.866.219.662,58 10.906.332.998,00

2014 269.651.846.317,74 258.837.337.353,74 212.750.523.593,74 10.814.508.964,00

2015 264.969.086.841,91 264.969.086.841,91 263.969.086.841,91 0

Dari data di atas terlihat bahwa penerimaan pembiayaan daerah Kota Batam

semakin meningkat setiap tahunnya, dimana SILPA memberikan kontribusi

terbesar terhadap penerimaan pembiayaan daerah. Khusus tahun 2014,

terdapat penerimaan kembali pinjaman yang berasal dari penerimaan

kembali pinjaman kepada Pemda lainnya yaitu sebesar Rp

10.814.508.964,00.

Page 212: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-17

Adapun dari sisi pengeluaran pembiayaan daerah Kota Batam, terlihat

adanya peningkatan pembiayaan netto yang semula Rp 79.474.730.093,71

pada tahun 2012 menjadi Rp 263.969.086.841,91 pada tahun 2015.

Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah Kota Batam semakin meningkat

sejak tahun 2012 dari sebesar Rp. 8.678.224.854,88 menjadi Rp.

56.901.322.724,00 di tahun 2014. Namun, pada tahun 2015 turun drastis

hingga menjadi sebesar Rp. 1.000.000.000,00 disebabkan anggaran lebih

diperuntukan untuk penyertaan modal pemerintah daerah. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 3.6. berikut.

Tabel 3.6. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kota Batam

No

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015

1 Pembentukan Dana Cadangan

- - -

-

2

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

-

2.000.000.0

00,00

42.940.400.0

00,00

-

3

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri – Pemda Lainnya

-

-

174.922.724,

00

-

4

Pembayaran hutang kegiatan tahun sebelumnya

5.678.224.8

54,88

-

-

5 Pemberian Pinjaman kepada

-

-

-

-

Page 213: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-18

Perusahaan Negara

6

Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

-

15.149.000.

000,00

13.786.000.0

00,00

-

7 Pemberian Pinjaman dana bergulir

3.000.000.000,00

- - 1.000.000

.000,00

JUMLAH 8.678.224.8

54,88 17.149.000.

000,00 56.901.322.7

24,00 1.000.000

.000,00

3.1.2 Neraca Daerah

Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah yang

meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan

neraca daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen

pemerintahan daerah, pihak legislatif daerah maupun para kreditur/pemberi

pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau

keadaan kekayaan atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana

pada tanggal tertentu.

Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai

oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan

sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter.

Aset terdiri dari (1) aset lancar, (2) investasi jangka panjang, (3) aset tetap,

(4) dana cadangan, dan (5) aset lainnya.

Pada tahun 2011, Kota Batam memiliki aset senilai Rp. 2,57 triliun (Tabel 3.7)

dengan tingkat pertumbuhan 15,85% per tahun, sehingga menjadikan aset

Page 214: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-19

Kota Batam senilai Rp 3,43 triliun pada tahun 2015 karena adanya

penyisihan piutang, Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Akumulasi

Amortisasi Aset Tidak Berwujud. Jumlah aset terbesar adalah berupa aset

tetap, yang pada tahun 2011 senilai Rp. 2,44 triliun meningkat menjadi Rp

2,86 triliun pada tahun 2015 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,29%

per tahun setelah diperhitungkan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap. Aset

tetap ini meliputi 83,41% dari seluruh aset Pemerintah Kota Batam.

Adapun jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Batam hanya berupa kewajiban jangka pendek, yaitu pada tahun 2011

sebesar Rp. 7,32 milyar. Dari tahun 2011 hingga 2015, jumlah kewajiban

Pemerintah Kota Batam relatif fluktuatif, yaitu terendah tahun 2012 dan

tertinggi tahun 2015. Pada tahun 2015 kewajiban jangka pendek Pemerintah

Kota Batam sebesar Rp 27,07 milyar. Oleh karena itu nilai pertumbuhan

tidak merefleksikan kecenderungannya.

Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah

daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2) Ekuitas Dana

Investasi, dan (3) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih

antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi

merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan

aset lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang

jangka panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan pemerintah

daerah yang diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di

masa mendatang. Nilai ekuitas dana Kota Batam tahun 2011 senilai Rp. 2,57

triliun meningkat hingga senilai Rp 4,19 triliun pada tahun 2014, sedangkan

Page 215: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-20

pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi Rp 3,43 triliun. Dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar 8,72 % per tahun.

Neraca daerah Kota Batam ditunjukkan pada Tabel 3.7 berikut ini:

Page 216: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-21

Tabel 3.7. Neraca Daerah Kota Batam Tahun 2010-2014

No.

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 RERATA

PERTUMBUHAN

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

I ASET 2,576,719.0

0 2,933,416.0

0 3,542,909.0

0 4,191,642.9

8 3,434,803.4

8 8,72

A ASET LANCAR 110,082.00 245,969.00 592,012.00 698,801.37 405,854.82 60,60 1 Kas di Kas Daerah 83,444.00 188,395.00 248,966.00 250,736.26 29,759.12 17,63

2 Kas di Badan Layanan Umum Daerah

936.00 955.00 5,159.00 9,332.10 6,151.28 122,26

3 Kas di Bendahara Kapitasi 0.00 0.00 0.00 3,598.29 0.00 -

4 Kas di Bendahara Pengeluaran

3,774.00 1,757.00 4,712.00 3,080.78 9,550.09

72,53

5 Kas di Bendahara Penerimaan

219.00 0.16 20.00 38.79 21.82 -

6 Kas Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 1,580.74

7 Piutang Pajak 1,222.00 362.00 192,308.00 245,838.84 275,741.90 - 8 Piutang retribusi 646.00 1,240.00 3,040.00 971.28 1,032.12 43,83

9 Penyisihan Piutang 0.00 0.00 0.00 0.00 (260,150.79

) -

10 Bagian Lancar tuntutan Perbendaharaan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

11 Bagian Lancar tuntutan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

Page 217: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-22

No.

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 RERATA

PERTUMBUHAN

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

Ganti Rugi

12 Piutang Lainnya 12,960.00 40,880.00 125,789.00 173,256.85 320,175.56 136,42 13 Beban Dibayar Dimuka 0.00 0.00 0.00 0.00 9.26

14 Persediaan 6,878.00 12,376.00 12,015.00 11,948.18 21,983.70 40,11

B INVESTASI JANGKA PANJANG

18,857.00 21,794.00 31,659.00 80,901.40 88,937.87 56,68

1 Investasi Non Permanen 9,721.00 12,721.00 18,721.00 21,221.93 22,221.93 24,02

a Investasi Non Permanen Lainnya

9,721.00 12,721.00 18,721.00 21,221.93 22,221.93

24,02

b Dana Bergulir Diragukan tertagih

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

2 Investasi Permanen 9,135.00 9,072.00 12,937.00 59,679.47 66,715.94 -

a Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

9,135.00 9,072.00 12,937.00 59,679.47 66,715.94

103,75

C ASET TETAP 2,444,756.0

0 2,657,083.0

0 2,875,150.0

0 3,344,597.8

2 2,865,028.9

5 4,72

1 Tanah 812,579.00 812,579.00 749,870.00 690,111.38 698,096.30

(3,63)

2 Peralatan dan Mesin 290,167.00 374,188.00 377,436.00 463,040.83 523,416.26 16,39

3 Gedung dan Bangunan 595,049.00 659,219.00 802,632.00 1,040,468.4

5 1,204,654.9

0

19,49 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 732,271.00 792,845.00 921,806.00 1,111,972.8 1,355,910.3 16,78

Page 218: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-23

No.

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 RERATA

PERTUMBUHAN

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

5 7

5 Aset tetap Lainnya 14,688.00 15,227.00 22,221.00 28,567.60 38,096.51

27,88

6 Konstruksi dalam Pengerjaan

0.00 3,024.00 1,182.00 10,436.71 6,626.92 -

7 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

0.00 0.00 0.00 0.00 (961,772.32

)

D DANA CADANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - E ASET LAINNYA 3,024.00 8,570.00 44,088.00 67,342.39 74,981.83 165,48

1 Aset Tidak Berwujud 3,024.00 8,570.00 15,270.00 20,411.16 31,319.71 87,17

2 Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud

0.00 0.00 0.00 0.00 (18,820.27)

3 Aset Lain-lain 0.00 0.00 28,817.00 46,931.22 62,482.39 -

JUMLAH ASET 2,576,719.0

0 2,933,416.0

0 3,542,909.0

0 4,191,642.9

8 3,434,803.4

8 8, 72

II KEWAJIBAN 7,328.00 2,167.00 8,357.00 11,049.62 27,074.18 98,12

A KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

7,328.00 2,167.00 8,357.00 11,049.62 27,074.18 98,12

1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

3.00 0.00 1.00 69.48 431.13 -

2 Utang Jangka Pendek Lainnya

7,325.00 2,167.00 8,356.00 10,980.14 26,643.05

97,31

Page 219: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-24

No.

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 RERATA

PERTUMBUHAN

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

III EKUITAS DANA 2,569,391.0

0 2,931,249.0

0 3,534,552.0

0 4,180,593.3

6 0.00 (11,76)

A EKUITAS DANA LANCAR 102,752.00 243,800.00 583,654.00 687,751.75 0.00

48,63

1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

88,151.00 191,108.00 258,837.00 266,677.95 0.00 13,82

2 Pendapatan yang ditangguhkan

219.00 0.16 20.00 38.79 0.00 3,073

3 Cadangan untuk piutang 14,829.00 42,483.00 321,138.00 420,066.97 0.00

193,30

4 Cadangan untuk persediaan

6,878.00 12,376.00 12,015.00 11,948.18 0.00 (5,88)

5

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek

(7,325.00) (2,167.00) (8,356.00) (10,980.14) 0.00

36,65

B EKUITAS DANA INVESTASI

2,466,639.00

2,687,449.00

2,950,897.00

3,492,841.61

0.00

(15,72)

1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

18,857.00 21,794.00 31,658.00 80,901.40 29,10

2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap

2,444,756.00

2,657,083.00

2,875,150.00

3,344,597.82

(16,70)

Page 220: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-25

No.

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 RERATA

PERTUMBUHAN

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

3

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak Termasuk Dana Cadangan)

3,024.00 8,570.00 44,088.00 67,342.39 137,65

C EKUITAS DANA CADANGAN

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

IV EKUITAS 0.00 0.00 0.00 0.00 3,407,729.3

0

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

2,576,719.00

2,933,416.00

3,542,909.00

4,191,642.98

3,434,803.48

8,72

Page 221: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-26

Berdasarkan neraca tersebut, kemudian dianalisis kemampuan

keuangan pemerintah daerah yang dapat dilakukan melalui perhitungan

rasio (Tabel 3.8). Rasio keuangan yang dianalisis yaitu Rasio Likuiditas

dan Rasio Solvabilitas (Leverage). Rasio Likuiditas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Rasio Likuiditas yang digunakan dalam analisis ini

yaitu:

1. Current Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam membayar kewajiban

jangka pendeknya menggunakan kas yang dimilikinya. Dari Tabel 3.8

dapat ketahui bahwa Rasio lancar Pemerintah Kota Batam berada di

atas angka 1, menunjukkan bahwa kemampuan keuangan pemerintah

Kota Batam dalam membayar kewajiban jangka pendeknya

menggunakan kas yang dimilikinya tergolong tinggi.

2. Quick Ratio, yaitu ukuran kemampuan Pemerintah Daerah dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset

lancar yang lebih likuid, dimana Persediaan merupakan unsur aset

lancar yang paling tidak likuid sehingga harus dikeluarkan dari

perhitungan. Dengan melihat Tabel 3.8, Rasio Cair Pemerintah Kota

Batam capaiannya lebih dari 1, artinya Pemerintah Daerah memiliki

kemampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek

menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan

kelebihan kas dan piutang untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Page 222: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-27

Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Neraca Daerah Kota Batam

Tahun Rasio Lancar Rasio Cair Rasio Hutang

Terhadap Aset

Rasio Hutang

Terhadap

Modal

2012 88,19 107,79 0,0007 0,0007

2013 30,97 69,40 0,0024 0,0024

2014 24,29 61,81 0,0026 0,0026

2015 1.74 14,18 0.0079 0.0079

Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang, yang sekaligus

menunjukkan indikasi tingkat keamanan bagi para pemberi pinjaman.

Rasio yang digunakan yaitu:

1. Rasio total hutang terhadap total aset, adalah rasio untuk

mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka panjangnya menggunakan aset yang

dimilikinya yang menunjukkan seberapa besar pengaruh hutang

terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan semakin

besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan, juga

menandakan informasi semakin besar resiko yang dihadapi oleh

kreditur. Pengaruh hutang terhadap aktiva Pemerintah Kota

Batam tergolong kecil, yaitu hanya 0,0007 pada tahun 2012 dan

0,0079 pada tahun 2015. Hal ini berarti kewajiban-kewajiban

jangka panjang pemerintah daerah sangat kecil dibandingkan

aset yang dimilikinya. Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan

Page 223: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-28

aset yang dimilikinya, pemerintah akan mampu membayar

kewajiban jangka panjangnya.

2. Rasio hutang terhadap modal digunakan untuk mengukur

seberapa perlunya hutang jika dibandingkan dengan kemampuan

modal yang dimiliki, dimana semakin kecil nilainya berarti

semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari kreditur. Dari

Tabel 3.8 diketahui bahwa rasio hutang terhadap modal

Pemerintah Kota Batam tergolong baik dengan nilai rasio 0,0007

pada tahun 2012 dan 0,0079 pada tahun 2015.

Hasil analisis terhadap current ratio dan quick ratio atas keuangan

Pemerintah Kota Batam adalah tergolong kuat. Termasuk rasio total

hutang terhadap aset juga sangat kecil, seperti terlihat pada Tabel 3.8.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kapabilitas keuangan Pemerintah

Kota Batam relatif kuat dalam pelunasan kewajiban-kewajibannya.

Bahkan sebenarnya kapasitas keuangannya masih relatif besar bila akan

dilakukan peminjaman dana untuk pembangunan-pembangunan,

terlebih yang bersifat jangka panjang. Hal ini merupakan peluang baik

yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pelayanan kepada publik.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Periode 2012–2015

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran

Proporsi belanja yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan aparatur

cenderung menurun. Pada tahun 2012, proporsi belanja aparatur

terhadap total pengeluaran mencapai 64,83%, menurun menjadi

59,68% pada tahun 2013, 57,11% pada tahun 2014, dan 34.21% di

Page 224: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-29

tahun 2015 (Tabel 3.9). Dengan menurunnya penggunaan belanja

untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, diharapkan proporsi

penggunaan belanja untuk pembangunan cukup besar sehingga dapat

memberikan dampak terhadap peningkatan pelayanan publik.

Tabel 3.9. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kota Batam

Tahun Anggaran

Total Belanja untuk Pemenuhan

Kebutuhan Aparatur

Total pengeluaran (Belanja +

Pembiayaan Pengeluaran)

Proporsi

1 2 3 4=(2/3) x

100%

2012 893.593.781.083,00 1.378.395.207.767,42 64,83%

2013 999.770.638.858,47 1.675.134.478.242,67 59,68%

2014 1.123.673.224.380,77 1.967.617.828.158,85 57,11%

2015 708.343.147.999,00 2.070.361.420.977,10 34,21%

3.2.2 Analisis Pembiayaan

Untuk menyalurkan surplus dan menutup defisit, dalam penganggaran

dikenal pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah adalah semua

penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang

akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Analisis pembiayaan

daerah dilakukan dengan terlebih dahulu mencari besarnya defisit riil

anggaran, sekaligus mencari penutup defisit riil anggaran tersebut.

Defisit riil anggaran Kota Batam disajikan pada Tabel 3.10 sebagai

berikut:

Page 225: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-30

Tabel 3.10. Analisis Defisit Riil Anggaran Kota Batam

NO.

Uraian 2013 2014 2015 (Rp) (Rp) (Rp)

1. Realisasi Pendapatan Daerah

1.749.105.595.933,83

2.021.540.370.494,82

1.936.406.807.579,72

2. Belanja Daerah

1.675.134.478.242,67

1.967.612.947.196,65

2.154.059.184.726,10

3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

17.149.000.000,00

56.901.322.724,00

1.000.000.000,00

Surplus/Defisit riil

56.822.117.691,16

-2.973.899.425,8

3

- 218.652.377.146,38

Berdasarkan Tabel 3.10 ini selama kurun waktu 2013, APBD Kota Batam

mengalami surplus yang berarti realisasi pendapatan daerah melebihi

realisasi belanja daerah. Namun pada tahun 2015 mengalami defisit,

yang artinya realisasi pendapatan daerah kurang dari realisasi belanja

daerah yakni sebesar Rp. 218.652.377.146,38. Kemampuan untuk

menutup defisit riil dapat dilihat dari hasil analisis sumber penutup

defisit riil pada tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Batam

No.

Uraian 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1.

Realisasi Pendapatan Daerah

1.490.029.364.338,29

1.749.105.595.933,83

2.021.540.370.494,82

1.936.406.

807.579,72

Dikurangi

Page 226: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-31

No.

Uraian 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

realisasi:

2. Belanja Daerah

1.378.395.207.767,42

1.675.134.478.242,67

1.967.612.947.196,65

2.154.059.184.726,10

3.

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

8.678.224.854,88

17.149.000.000,00

56.901.322.724,00

1.000.000.

000,00

A Surplus/Defisit riil

102.955.931

.715,99

56.822.117.691,16

-2.973.899.42

5,83

-

218.652.377.146,38

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:

4.

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

88.152.954.948,59

191.108.886.664,58

258.837.337.353,74

264.969.086.841.91

5.

Pencairan Dana Cadangan

-

-

-

6.

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

-

-

-

7. Penerimaan

-

-

Page 227: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-32

No.

Uraian 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Pinjaman Daerah

8.

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

-

10.906.332.9

98,00

10.814.508.9

64,00

9.

Penerimaan Piutang Daerah

-

-

-

B

Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah

88.152.954.

948,59

202.015.219.

662,58

269.651.846.

317,74

264.969.086.841.91

A-B

Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

191.108.88

6.664,58

258.837.337.

353,74

266.677.946.

891,91

46.316.709.695,53

KOREKSI SILPA

-1.501.690.

249,00

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun

44.815.019

.446,53

Page 228: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-33

No.

Uraian 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

berkenaan setelah Koreksi

Dari Tabel 3.11 terlihat bahwa pada tahun 2012-2013 Pemerintah Kota

Batam mempunyai surplus riil yang cukup besar sebagai akumulasi dari

surplus ditambah penerimaan pembiayaan yang relatif besar sementara

pengeluaran pembiayaan lebih kecil. Kondisi demikian menggambarkan

kemampuan keuangan Pemerintah Kota Batam cukup kuat untuk

membiayai belanja langsung dan belanja tidak langsung.

3.3 Kerangka Pendanaan

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

kemampuan keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan

program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun

ke depan.

3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta

Prioritas Utama

Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat ditujukan

untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran

pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu

tahun anggaran. Belanja periodik wajib dan mengikat adalah

pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda

pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Kota Batam.

Page 229: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-34

Komponen belanja periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama

dalam Belanja Tidak Langsung seperti gaji dan tunjangan pegawai serta

anggota Dewan, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, belanja

bunga, dan belanja bagi hasil. Adapun komponen belanja periodik wajib

dan mengikat serta prioritas utama dalam Belanja Langsung seperti

belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis, belanja

beasiswa pendidikan PNS, belanja jasa kantor (khusus tagihan bulanan),

belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka

panjangnya), serta belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor.

Sedangkan komponen belanja periodik wajib dan mengikat serta

prioritas utama dalam Pembiayaan Pengeluaran meliputi pembentukan

dana cadangan dan pembayaran pokok utang. Analisis pengeluaran

periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama disajikan dalam Tabel

3.12 berikut:

Tabel 3.12. Analisis Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta

Prioritas Utama

No Uraian 2012 2013 2014 2015 Rata-rata

Pertumbuhan

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (%)

A Belanja Langsung 104.451 138.964 176.076 260.691 75,77

B Belanja Tidak Langsung 295.344 324.427 303.946 329.040 6,29

C Pembiayaan Pengeluaran

8.678 15.149 13.960 1.000

35,78

TOTAL 408.474 478.541 493.983 590.731 26,91

Dari Tabel 3.12 terlihat bahwa jenis belanja dengan nilai pengeluaran

wajib dan mengikat yang paling besar ada pada jenis belanja tidak

langsung. Meski demikian, rata-rata pertumbuhan untuk pengeluaran

Page 230: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-35

periodik wajib dan mengikat pada belanja tidak langsung mengalami

pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,77% per tahun, sedangkan

terhadap belanja langsung mengalami pertumbuhan sebesar 29,87%

per tahun. Komponen belanja tidak langsung terbesar yang merupakan

periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah komponen

belanja gaji dan tunjangan.

Adapun pembiayaan pengeluaran mengalami pertumbuhan yang sangat

signifikan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran pembiayaan pada tahun

2013 sebesar Rp 15,149 milyar yang dialokasikan untuk penyertaan

modal pemerintah daerah Kota Batam, pembayaran pinjaman dalam

negeri kepada Pemda lainnya, serta pemberian pinjaman kepada

perusahaan daerah. Hal ini berarti pengeluaran pembiayaan Kota

Batam bersifat insidental. Walaupun begitu, secara keseluruhan

pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Batam

mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 10,19% per tahun.

3.3.2 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan

Mengikat serta Prioritas Utama

Alokasi anggaran untuk belanja dan pengeluaran pembiayaan yang

wajib dan mengikat serta prioritas utama diproyeksikan mengalami

peningkatan selama periode 2016-2021. Belanja tidak langsung

merupakan komponen terbesar dari belanja wajib dan mengikat serta

prioritas utama. Proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang

wajib dan mengikat serta prioritas utama untuk periode 2016 – 2021

disajikan dalam Tabel 3.13 berikut:

Page 231: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-36

Tabel 3.13. Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama

No. Uraian

Data

Tahun

Dasar*

Tingkat

pertumbuhan

Proyeksi

2016 2017

(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (Juta Rp)

A Belanja Langsung 176.076 19,22 322.803 367.076

B

Belanja Tidak

Langsung 303.946 14,53 215.201 244.717

C Pembiayaan

Pengeluaran 13.960 33,36 18.618 24.829

TOTAL 493.983 556.622 636.622

No. Uraian

Proyeksi

2018 2019 2020 2021

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Rp)

A Belanja Langsung 423.653 496.192 589.446 709.583

B

Belanja Tidak

Langsung 282.435 330.794 392.963 473.055

C Pembiayaan

Pengeluaran 33.112 44.159 58.890 78.537

TOTAL 739.200 871.145 1.041.299 1.261.175

Ket.: Data Tahun Dasar* = data tahun dasar diasumsikan data tahun

2014

3.3.3 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016-2021

Dengan melihat performa Pendapatan Daerah Kota Batam tahun 2012-

2014, pada masa yang akan datang pendapatan daerah diharapkan

dapat meningkat lebih tinggi lagi, yang diikuti dengan berbagai upaya-

Page 232: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-37

upaya untuk dapat mencapainya. Dalam hal proyeksi pendapatan

dilakukan berdasarkan pertumbuhan rata-rata pendapatan selama

periode tahun 2009–2014, yang kemudian disesuaikan dengan

perkiraan inflasi dan kondisi perekonomian nasional. Proyeksi

pendapatan daerah Kota Batam disajikan dalam Tabel 3.14 berikut:

Tabel 3.14. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Batam 2016-2021

No. Uraian

Data

Tahun

Dasar*

Tingkat

pertumbuha

n

Proyeksi

2016 2017

(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (Juta Rp)

1 PENDAPATAN

2.104.94

3 10,75

2.399.91

1

2.452.59

8

2

Pendapatan Asli

Daerah 812.739 14,43 891.918

1.149.79

1

3

Dana

Perimbangan 936.414 13,31

1.011.50

2

1.011.50

2

4

Lain-lain

Pendapatan

Daerah Yang Sah

355.789 -1,9 496.490 200.856

No. Uraian

Proyeksi

2018 2019 2020 2021

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Rp)

1 PENDAPATAN

2.752.19

6 3.021.110

3.323.25

5

3.643.21

4

Page 233: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-38

No. Uraian

Data

Tahun

Dasar*

Tingkat

pertumbuha

n

Proyeksi

2016 2017

(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (Juta Rp)

2

Pendapatan Asli

Daerah

1.285.29

0 1.425.670

1.565.63

3

1.718.40

7

3

Dana

Perimbangan

1.205.55

8 1.321.998

1.449.87

7

1.590.32

7

4

Lain-lain

Pendapatan

Daerah Yang Sah 261.347 283.441 307.745 334.479

Ket: *= data tahun dasar diasumsikan sama dengan realisasi tahun

2015

Berdasarkan penghitungan tersebut, proyeksi pendapatan untuk tahun

2016 diperkirakan sebesar Rp. 2,399 triliun, dan meningkat menjadi Rp.

2,452 triliun pada tahun 2017. Diproyeksikan pada akhir periode RPJMD

2016-2021, pendapatan daerah Kota Batam akan menjadi Rp. 3,643.214

triliun. Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar

diproyeksikan dari Pendapatan Asli Daerah Kota Batam. Proyeksi

pendapatan ini merupakan sekumpulan angka-angka perkiraan yang

dapat berubah dan atau berbeda atau bersifat indikatif sepanjang

faktor-faktor penghitungnya atau asumsi-asumsinya tidak mengalami

perubahan.

Page 234: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-39

Adapun beberapa asumsi yang digunakan antara lain :

1. Target Pertumbuhan ekonomi dalam periode 2016 sampai

dengan tahun 2021 diasumsikan sebesar 7 persen sampai dengan

7,5 persen. Sedangkan untuk menghitung proyeksi pajak daerah

selain mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi juga

mempertimbangkan pertumbuhan riil (PDRB ADHB) sektor

Industri Pengolahan serta sektor Perdagangan, Hotel Dan

Restoran yang diproyeksikan pertumbuhannya rata-rata tumbuh

di atas 14,88 persen per tahun.

2. Laju inflasi diperkirakan antara 5,0 persen sampai dengan 6,0

persen.

3. Perkiraan perkembangan dana perimbangan, utamanya berasal

dari Dana Alokasi Umum untuk Tahun Anggaran 2016 dan

seterusnya diestimasikan akan mengalami peningkatan

mengingat di tahun-tahun sebelumnya sering mengalami

kenaikan yang cukup signifikan dengan adanya kebijakan

pemerintah pusat mengenai Dana Alokasi Umum sesuai dengan

pertumbuhan ekonomi nasional kebijakan kenaikan gaji pegawai

negeri sipil.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk

meningkatkan pendapatan daerah adalah melalui pola intensifikasi dan

ekstensifikasi, dengan cara:

Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan

ekstensifikasi;

Menerapkan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak

Page 235: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-40

daerah;

Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan

Daerah dengan Pemerintah Pusat, OPD Penghasil,

Kabupaten/Kota, POLRI;

Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya

peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan

Daerah;

Meningkatkan peran dan fungsi UPT, Cabang Pelayanan, dan

Balai Penghasil dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan;

Meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan asset dan

keuangan daerah;

Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui

penyempurnaan sistem administrasi dan efisiensi pengunaan

anggaran daerah.

Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan

sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai

berikut :

1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi

pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh

OPDN)dan PPh Pasal 21;

2. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar

perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan;

3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi

dalam pelaksanaan Dana Perimbangan.

Page 236: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-41

3.3.4 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

Berdasarkan proyeksi pendapatan daerah dan belanja dan pengeluaran

pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, maka dapat

diproyeksikan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kota Batam

yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan untuk

periode 2016–2021. Proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan

daerah Kota Batam disajikan dalam Tabel 3.15 berikut:

Tabel 3.15. Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota

Batam untuk Mendanai Pembangunan Daerah

No. Uraian

Proyeksi

2016 2017

(Juta Rp) (Juta Rp)

1. Pendapatan 2.399.911 2.552.598

2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)

3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 181.949 45.000

Total penerimaan 2.581.860 2.597.598

Dikurangi:

4.

Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan

yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas

Utama 556.622 636.622

Kapasitas riil kemampuan keuangan 2.025.239 1.960.976

No Uraian Proyeksi

2018 2019 2021 2021

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)

1. Pendapatan 2.752.196 3.021.110 3.323.255 3.643.214

2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)

3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 40.000 35.000 30.000 25.000

Total penerimaan 2.792.196

3.403.473 3.719.424 3.668.214

Dikurangi:

Page 237: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 III-42

No. Uraian

Proyeksi

2016 2017

(Juta Rp) (Juta Rp)

4.

Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan

yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas

Utama 739.200 871.145 1.041.299 1.261.175

Kapasitas riil kemampuan keuangan 2.052.996 2.181965 2.311.956 2.407.039

Proyeksi sisa lebih riil perhitungan anggaran didasarkan pada hasil

penghitungan komponen sisa lebih pembiayaan anggaran tahun

berkenan (Tabel 3.15) dengan laju pertumbuhan sebesar -12,75%. Hal

ini di satu sisi menunjukkan adanya inefisiensi anggaran, namun di sisi

lain menunjukkan adanya potensi surplus penerimaan daerah. Kondisi

ini memberikan dampak positif terhadap pembiayaan pembangunan

daerah.

Dari tabel di atas terlihat bahwa kapasitas riil kemampuan keuangan

daerah Kota Batam relatif cukup besar. Biaya yang dapat dialokasikan

untuk pembangunan Kota Batam pada tahun 2016 sebesar Rp 2,025

triliun meningkat hingga menjadi Rp 2,407 triliun pada tahun 2021.

Meski demikian, proyeksi kapasitas kemampuan daerah disajikan secara

indikatif, yaitu tidak kaku dan dapat disesuaikan dengan kondisi dan

informasi terbaru pada saat perencanaan dan penganggaran setiap

tahunnya.

Page 238: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 1

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Page 239: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 2

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini menguraikan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Kota Batam. Isu-isu

strategis ini berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pokok yang

dihadapi dalam pembangunan Kota Batam. Dalam perspektif perencanaan,

pembangunan daerah dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan

perencanaan pembangunan nasional maupun regional, bahkan bersifat

adaptif terhadap dinamika global.

Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan pembangunan daerah dimulai

dengan melakukan analisis terhadap hasil pembangunan, serta

permasalahan dan faktor penentu keberhasilannya. Selanjutnya dilakukan

telaah terhadap arah pembangunan daerah dalam dokumen RPJPD Kota

Batam Tahun 2005-2025 dan dokumen RPJMD Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2015-2021, serta melakukan telaah terhadap aspirasi dari stakeholder

lokal. Setelah itu dilakukan telaah arah kebijakan pembangunan nasional

dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dan juga dilakukan telaah terhadap agenda

pembangunan internasional/isu yang bersifat global. Dari hasil penelaahan

tersebut kemudian dirumuskan isu-isu strategis pembangunan Kota Batam

Tahun 2016-2021. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar perencanaan

pembangunan daerah dapat bersinergi dan berkontribusi dalam pemecahan

permasalahan pembangunan baik di daerah, regional, maupun tingkat

nasional. Adapun penjelasan dalam bentuk skematik dapat dilihat dalam

Gambar 4.1 di bawah ini.

Page 240: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 3

Gambar 4.1 Skema Pembahasan Bab 4

4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah Kota Batam

Permasalahan pembangunan adalah perbedaan/ kesenjangan (gap)

pencapaian antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang

direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan

kondisi saat ini. Perbedaan tersebut diperoleh berdasarkan perbandingan

capaian setiap indikator kinerja pembangunan dengan standar (SPM/

MDG’s/ Standar Nasional/ target tahunan di dalam RPJMD), sebagaimana

telah dibahas pada bagian Analisis Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Bab II). Dalam pembahasan ini, permasalahan pembangunan yang

dijabarkan ialah indikator kinerja di setiap bidang/ urusan yang belum

mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan perbandingan dengan standar

(SPM/ MDG’s/ Standar Nasional/ dengan target tahunan di dalam RPJMD).

Adapun penjabaran lebih lanjut disajikan dalam Tabel 4.1.

Page 241: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 4

Tabel 4.1 Permasalahan dan Faktor Penentu Keberhasilan Berdasarkan Bidang/ Urusan

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

I. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

A FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

1.

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan

pertumbuhan PDRB disebabkan oleh:

1. Sektor industri merupakan penopang terbesar PDRB,

sehingga ketika sektor industri mengalami perlambatan,

maka akselerasi pertumbuhan ekonomi dan PDRB turut

melambat.

2. Laju inflasi nasional berdampak negatif terhadap

sentimen pasar di Kota Batam.

1. Perlu meningkatkan pertumbuhan sektor non industri,

sehingga ketika sektor industri mengalami perlambatan,

sektor non industri dapat berperan sebagai back up

untuk meng-akselerasi pertumbuhan ekonomi dan PDRB.

2. Stabilnya laju inflasi Kota Batam

B. FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1. Pendidikan

Angka melek huruf di Kota Batam belum mencapai sasaran

nasional (100%), hal ini dikarenakan :

1. Belum meratanya keberadaan sekolah terutama di

daerah hinterland (terpencil)

2. Terbatasnya jumlah guru

3. Minimnya kesadaran masyarakat daerah hinterland

terhadap pentingnya pendidikan

4. Masalah Usia Lanjut

5. Sosial Budaya Masyarakat (paradigma masyarakat yang

1. Dibentuknya UPTD Cabang Dinas pada seluruh

kecamatan hinterland untuk memperpendek rentang

kendali sekolah di daerah hinterland

2. Dilakukan sekolah pola lokal/ kelas jauh

3. Guru-guru dan Kepala Sekolah yang ada di daerah

hinterland melakukan jemput bola door to door untuk

mengajak anak-anak usia sekolah agar dapat bersekolah

sesuai dengan jenjang pendidikannya

4. Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Pendidikan Kota

Page 242: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 5

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

mengutamakan anaknya untuk bekerja sebagai nelayan/

petani dibandingkan bersekolah)

6. Minimnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat

terhadap pentingnya pendidikan bagi kehidupan

Batam membentuk Sanggar Kegiatan Belajar untuk

memfasilitasi masyarakat tidak mampu

5. Pemerintah Kota Batam melalui UPTD-UPTD di

Kecamatan Hinterland melakukan sosialisasi kepada

masyarakat di daerah hinterland

Angka rata-rata lama sekolah di Kota Batam belum

mencapai sasaran Kemendikbud, hal ini karena :

1. Sosial Budaya Masyarakat (paradigma masyarakat yang

mengutamakan anaknya untuk bekerja sebagai nelayan/

petani dibandingkan bersekolah)

2. Minimnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat

tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan

3. Kinerja Mutu Satuan Pendidikan masih rendah, terdiri

atas :

% Guru Layak (guru kurang mampu melakoni

perannya selaku pendidik di daerah hinterland)

% RKB (biaya pembangunan RKB lebih besar

dibandingkan biaya pembangunan di daerah

mainland) % Perpustakaan (minimnya jumlah

perpustakaan dan ketersediaan buku pengayaan)

1. Peningkatan Mutu Guru

2. Kualifikasi Penerimaan Guru

3. Pembangunan RKB

4. Pembangunan Perpustakaan

APK SMA/SMK/MA Paket C di Kota Batam masih rendah, hal

ini dikarenakan :

1. Pembangunan GSB/ USB

2. Pembangunan RKB

Page 243: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 6

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

1. Ketersediaan Ruang Kelas tidak sesuai dengan

Pertumbuhan Jumlah Penduduk Usia Sekolah (1 : 45)

2. Tingginya tingkat trend pendidikan dimasyarakat yang

selalu mengedepankan sekolah negeri daripada sekolah

swasta sehingga tingkat kekurangan ruang sangat tinggi

di sekolah negeri.

3. Minimnya jumlah lahan yang memenuhi syarat untuk

pembangunan sekolah terutama dari luasan minimal

3. Melakukan rehabilitasi ringan dan berat sarana dan

prasarana

4. Melakukan revitalisasi bangunan gedung lama termasuk

sarana penunjang yang telah dihapuskan untuk

meningkatkan kemampuan daya tampung

5. Perlunya dilakukan koordinasi yang baik antara

kewenangan BP Kawasan dan Pemerintah Kota Batam

2. Kesehatan

Banyaknya masyarakat hinterland yang belum

memanfaatkan fasilitas Posyandu, Polindes dan Puskesmas

keliling, terbatasnya tenaga kerja kebidanan dan dokter

spesialis.

1. Tingginya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti

Polindes dan Posyandu

2. Tercukupinya kebutuhan tenaga kebidanan dan dokter di

daerah-daerah hinterland.

C FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA

1. Kebudayaan

Jumlah grup kesenian di Kota Batam masih rendah, hal ini

dikarenakan :

1. Kelompok sanggar tidak bertahan lama, disebabkan

masyarakat yang harus bekerja, sehingga tidak fokus dan

sepenuh hati mengurus sanggar

2. Kurangnya minat masyarakat

3. Sanggar di Batam rata-rata berlokasi di perumahan dan

tidak memiliki pangggung pentas latihan

1. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan Sanggar

Sanggar Kota

2. Meningkatkan aktifitas sanggar dan kelompok seni

dengan pelaksanaan even, lomba seni dan budaya dan

minat bakat

3. Memberikan bantuan alat musik tradisional

Page 244: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 7

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

Jumlah panggung seni di Kota Batam masih rendah, hal ini

dikarenakan :

1. Dinas Pariwisata tidak membangun fisik panggung seni.

Pembangunan fisik selama ini diajukan ke Dinas Tata

Kota

2. Lahan yang terbatas; lahan fasum yang disediakan oleh

developer perumahan pada umumnya adalah fasum

umum olahraga dan bukan untuk panggung seni

3. Tidak masuk kedalam target kinerja pada renstra dan

renja

1. Melaksanakan pembangunan panggung seni disetiap

kelurahan (Kelurahan minimal mempunyai 2 panggung

seni)

Jumlah gedung kesenian di Kota Batam masih kurang, hal ini

dikarenakan :

1. Dinas Pariwisata tidak membangun fisik gedung.

Pembangunan fisik selama ini diajukan ke Dinas Tata

Kota

2. Wewenang lahan berada di BP Kawasan Batam bukan di

Pemko Batam

1. Melaksanakan pembangunan gedung

2. Setiap kecamatan mempunyai 1 gedung kesenian

3. Kota Batam mempunyai 1 gedung kesenian yang

representatif

II ASPEK PELAYANAN UMUM

A FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB

1 Ketenagakerjaan Bertambahnya jumlah penduduk usia kerja mengakibatkan

penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Meningkatkan peluang kerja bagi Penduduk usia kerja

Page 245: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 8

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

Bertambahnya kualitas pencari kerja dan banyaknya arus

pendatang dari luar daerah yang tidak bisa diatasi oleh

disduk mendorong penurunan jumlah pencari kerja yang

ditempatkan.

Meningkatnya jumlah lowongan pekerjaan di perusahaan

dan adanya kegiatan bursa kerja (job fair) Disnaker.

Meningkatnya dana pelatihan pencari kerja.

Adanya solusi dari kependudukan dalam mengatasi

pertambahan penduduk

Masih tingginya perselisihan buruh dan pengusaha terhadap

kebijakan pemerintah daerah, antara lain diakibatkan oleh :

1. Kenaikan upah yang belum memadai dan masih ada

upah yang dibawah UMK

2. PUK yang tidak melalui mekanisme UU No. 2/2004

3. Pelaksanaan outsourcing yang tidak sesuai permenaker

2012

1. Meningkatnya sejumlah pengusaha yang tidak

melaksanakan ketentuan kenaikan upah berdasarkan

upah berdasarkan struktur dan skala upah yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

2. Meningkatnya pemahaman pengusaha tentang

mekanisme penyelesaian hubungan kerja (PHKyang telah

mengacu pada UU No. 2/2004

3. Meningkatnya pengusaha yang telah menjalankan

pelaksanaan outsourcing yang sesuai dengan UU No.

19/2012

Masih tingginya angka pengangguran terbuka diakibatkan

oleh banyaknya penutupan/ perpindahan perusahaan ke

luar negara.

Meningkatkan iklim usaha yang kondusif agar tercipta

ketenangan berusaha bagi investor

2 Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

Komitmen partai politik pengusung caleg dan pimpinan

Pemko/ Baperjakat yang belum berperspektif gender dalam

konteks memberi kesempatan perempuan untuk menduduki

posisi strategis di eksekutif dan legislatif sangat berpengaruh

Komitmen yang kuat dan pemahaman parpol/ pengambil

kebijakan di eksekutif maupun legislatif terhadap

pengarusutamaan gender yang dituangkan dalam

peraturan/ surat keputusan/ dokumen lainnya sesuai

Page 246: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 9

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

terhadap kecilnya persentase partisipasi perempuan di

lembaga-lembaga pemerintah.

dengan pedoman administrasi pemerintahan

Kurangnya kesempatan kerja dan kapasitas SDM yang belum

merata, serta lemahnya tingkat keakuratan data yang bisa

diakses mendorong rendahnya partisipasi perempuan di

lembaga swasta.

Perluasan kesempatan kerja dan penguatan kapasitas SDM

bagi perempuan agar persentase partisipasi perempuan di

lembaga swasta meningkat, akurasi data yang disajikan oleh

institusi yang berkompeten yang mudah diakses

Belum meratanya kesempatan kerja dan kapasitas SDM,

serta erta lemahnya tingkat keakuratan data yang bisa

diakses berkontribusi terhadap rendahnya partisipasi

angkatan kerja perempuan.

Perluasan kesempatan kerja dan penguatan kapasitas SDM

bagi perempuan agar persentase partisipasi perempuan di

lembaga swasta meningkat, akurasi data yang disajikan oleh

institusi yang berkompeten yang mudah diakses

3 Kebudayaan

Terdapat situs budaya yang tidak terpelihara dan

terlestarikan, karena :

1. Letak situs budaya yang terisolir dengan jarak tempuh

yang cukup jauh.

2. Sengketa lahan Nong Isa (merupakan ikon Hari Jadi Kota

Batam)

3. Memorial of Galang merupakan wilayah wewenang BP

Batam

4. Tidak masuk kedalam target kinerja pada renstra dan

renja

1. Pemugaran Situs dan Cagar Budaya

2. Pembuatan penanda situs sebagai identitas

3. Pemeliharaan rutin Situs dan Cagar Budaya

4. Menjadikan daya tarik budaya wisata

4 Lingkungan Hidup Persentase penanganan sampah di Kota Batam masih

rendah, hal ini diakibatkan oleh :

1. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam

pengelolaan persampahan melalui upaya pengurangan

Page 247: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 10

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

1. Penanganan sampah masih terfokus pada penanganan

timbulan sampah dan belum melakukan upaya

pengurangan volumen sampah dari tahun 2011 s.d.

2014.

2. Masih terbatasnya armada pengangkutan sampah

3. Manajemen penanganan satgas yang masih belum

optimal

4. Sampai tahun 2014 belum ada data terkait pengurangan

sampah. Pada tahun 2015 baru mulai dilaksanakan

kegiatan pengurangan sampah melalui pembentukan

Bank Sampah dan Pengomposan

timbulan sampah 3 R

2. Mengadakan yustisi

3. Peningkatan manajemen penanganan satgas

5 Kesehatan

Rasio Posyandu per satuan balita di Kota Batam masih

rendah, hal ini diakibatkan oleh :

1. Pada awalnya Posyandu tidak dibangun oleh pemerintah,

tetapi merupakan UKBM murni yang diupayakan oleh

masyarakat sehingga pertumbuhannya sangat lambat.

2. Empat tahun terakhir ini baru dibangun oleh Dinas

Kesehatan fisik Posyandu tersebut namun secara

bertahap tetapi perlengkapannya belum tersedia.

3. Pertumbuhan penduduk (bayi) di Kota Batam cukup

tinggi

1. Peran stake holder yang terkait kesehatan di Posyandu

baik pemerintah,swasta dan layanan non pemerintah

2. Peningkatan aktifitas di Posyandu yang dapat menarik

perhatian ibu yang punya bayi

3. Pembatasan pertumbuhan penduduk

Page 248: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 11

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

4. Peran Kecamatan dan Kelurahan sebagai mitra

Kesehatan dalam mengaktifkan Posyandu dan

menggerakkan Peran Serta Masyarakat cenderung masih

kurang

5. Peran stake holder (masyarakat, swasta, pelayanan

kesehatan non pemerintah) kurang aktif dalam

Posyandu.

6. Ketertarikan masyarakat datang ke Posyandu masih

kurang dimana aktifitas di Posyandu hanya imunisasi,

penimbangan.

Rasio dokter per satuan penduduk di Kota Batam masih

rendah, hal ini diakibatkan oleh :

1. Kurangnya pemerataan tenaga dokter di pelayanan

kesehatan

2. Kurangnya minat tenaga dokter untuk ditempatkan di

daerah hinterland kepulauan

3. Pertumbuhan penduduk Batam jauh melampaui

penambahan dokter oleh karena adanya moratorium

penerimaan PNS

4. Penerimaan tenaga medis paramedis honorer tidak rutin

setiap tahunnya, apakah dengan alasan anggaran atau

tenaga yang belum mendukung.

1. Meningkatkan Penerimanaan CPNS Kesehatan

2. Dukungan dana untuk gaji/ honor tenaga medis di

daerah

3. Penyediaan tenaga medis dari Dinkes Provinsi

Page 249: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 12

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Batam

masih rendah, hal ini diakibatkan oleh :

1. Penanganan komplikasi kebidanan sebagian besar

dilakukan di rumah sakit

2. Puskesmas yang ada dikota Batam tidak melayani kasus

emergensi sehingga apabila ada komplikasi langsung di

rujuk ke rumah sakit.

3. Data penanganan komplikasi kebidanan di rumah sakit

tidak optimal di dapatkan oleh dinas kesehatan

1. Data penanganan komplikasi di Rumah Sakit bisa optimal

di dapatkan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Batam masih

rendah, hal ini diakibatkan oleh :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di kota

batam banyak dilakukan di rumah sakit dan klinik swasta

(75 %)

2. Data persalinan dirumah sakit belum optimal di dapat

oleh dinas kesehatan

3. Masih ada pertolongan persalinan yang dilakukan oleh

dukun terutama di daerah hinterland

Data pertolongan persalinan oleh rumah sakit dan klinik

swasta optimal didapatkan.

Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) di Kota Batam masih rendah, hal ini diakibatkan

karena:

1. Melaksanakan pelatihan/ refreshing program imunisasi

disetiap jenjang pelayanan (OJT)

2. Meningkatkan supervisi suportif secara berkala disetiap

Page 250: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 13

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

1. Masih ditemukan penolakan imunisasi di masyarakat

(agama, KIPI)

2. Penentuan target belum sesuai dengan sasaran yang ada

(sasaran riil)

3. Sistim pencatatan dan pelaporan dari UPS yang belum

optimal (belum rutin melapor

4. Pemegang program imunisasi yang sering berganti

5. Beban kerja petugas pemegang program imunisasi yang

tinggi (rangkap pekerjaan)

6. Pembinaan dan pengawasan pelayanan imunisasi oleh

institusi swasta belum optimal

7. Belum optimalnya KIE dan mobilisasi masyarakat untuk

Imunisasi

jenjang

3. Pendekatan masyarakat melalui tokoh agama

4. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Unit

Pelayanan Swasta dalam sistem pencatatan dan

pelaporan

5. Melakukan pendataan atau validasi data sasaran dalam

menentukan target

6. Melakukan validasi dan akurasi hasil cakupan setiap

triwulan

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

TBC BTA di Kota Batam masih tinggi, hal ini dikarenakan :

1. Belum semua fasyankes melakukan pencatatan/

pelaporan sesuai sistem DOTS

2. Masih banyak dokter mendiagnosa TB tanpa

pemeriksaan Sputum

3. Pencatatan dan pelaporan rumit (online/ offline)

memerlukan PC/ Laptop dan tenaga khusus RR.

4. Target sesuai jumlah penduduk yang disamaratakan

1. Ketegasan menjalankan Penanggulangan TB sesuai Sitem

DOTS

2. Pelibatan Bidang P2PL bagi Akreditasi Rumah Sakit

3. Kebijakan penanganan TB harus sesuai DOTS, bila

dokter/ RR belum dilatih agar dirujuk ke Fasyankes yang

telah menjalankan DOTS TB

4. Pelatihan/ OJT bagi tenaga Pencatatan pelaporan TB

sesuai DOTS bagi Fasyankes

5. Target disesuaikan dengan kondisi riil sosial ekonomi di

Page 251: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 14

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

untuk wilayah se-Sumatera 160/ 100.000 pddk,

Pertumbuhan penduduk Batam yang tinggi membuat

Target jg tinggi.

5. Pada sistem DOTS, Diagnosa utama adalah pemeriksaan

sputum BTA (minimal 2X), Tidak semua Fasyankes

memiliki fasilitas Laboratorium Pemeriksaan sputum

6. Pengobatan yang lama (minimal 6 bulan) menyebabkan

banyak pasien putus berobat dengan alasan sudah

merasa sehat, bosan, mual, dll

7. Belum ada dokter praktek swasta yang melaporkan

penanganan TB sesuai DOTS

Batam dan jumlah riil penduduk

6. Ketegasan Kebijakan, bila tidak ada Lab sputum BTA agar

suspek TB dirujuk ke Layanan yang mempunyai fasilitas

lab TB

7. Penguatan kapasitas PMO dengan Pelatihan.

8. Kerjasama dengan IDI agar ada aturan sehingga hanya

dokter yang telah dilatih DOTS TB dapat menangani

pasien TB

Cakupan kunjungan bayi di Kota Batam masih rendah, hal ini

dikarenakan :

1. Memakai definisi operasional kunjungan bayi: bayi

ditimbang minimal 8 kali, imunisasi lengkap, pemantauan

tumbuh kembang bayi (SDIDTK) dilakukan 4 kali (setiap 3

bulan),

2. Data kunjungan bayi hanya dari puskesmas data dari

swasta belum termasuk, sehingga data kunjungan bayi

masih rendah.

1. Defenisi operasional (DO) tidak digabung dengan

pelayanan kesehatan yang lain.

2. Kunjungan SDIDTK tidak masuk dalam DO kunjungan

bayi.

6 Pendidikan Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SD di

Kota Batam masih rendah, hal ini dikarenakan :

1. Pembangunan GSB/ USB

2. Pembangunan RKB

Page 252: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 15

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

1. Faktor Ketersediaan Gedung Sekolah Terhadap

Pertumbuhan Jumlah Penduduk Usia Sekolah

2. Tingginya tingkat trend pendidikan dimasyarakat yang

selalu mengedepankan sekolah negeri daripada sekolah

swasta sehingga tingkat kekurangan ruang sangat tinggi

di sekolah negeri.

3. Tingkat ketimpangan biaya pendidikan/ sekolah antara

sekolah negeri dan swasta yang cukup tinggi

3. Melakukan perubahan paradigma di masyarakat terkait

peranan sekolah swasta terhadap pendidikan di Kota

Batam

Rasio guru/ murid SD di Kota Batam masih rendah, hal ini

dikarenakan :

1. Kekurangan tenaga pendidik, karena terbatasnya

penerimaan guru PNS/ non PNS namun terdapat

peningkatan jumlah rombel di sekolah.

2. Meningkatnya jumlah siswa baik yang berasal dari Kota

Batam maupun dari luar Kota Batam.

1. Penerimaan guru PNS

Rasio guru SD-SMP/ murid SD-SMP per kelas rata-rata masih

rendah, hal ini dikarenakan :

1. Kekurangan tenaga pendidik, karena terbatasnya

penerimaan guru PNS

1. Penerimaan guru PNS

Sekolah pendidikan SD/ MI kondisi bangunan baik di Kota

Batam masih rendah, hal ini dikarenakan :

1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kurang Sehingga Penggunaan

1. Rehab ringan maupun berat oleh Dinas Pendidikan

2. Pembangunan RKB

3. Perlu dilakukan intervensi dalam bentuk anggaran

Page 253: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 16

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

Ruang Melebihi Kapasitas/ Jumlah Murid melebihi

kapasitas sekolah

2. Kemampuan swasta yang rendah dalam melakukan

perbaikan sarana dan prasarana yang dimiliki karena

terbatasnya kemampuan anggaran

(insentif) dalam penyediaan sarana dan prasarana yang

layak

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Batam masih

rendah, hal ini dikarenakan :

1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kurang Sehingga Penggunaan

Ruang Melebihi Kapasitas/ Jumlah Murid melebihi

kapasitas sekolah

1. Rehab ringan maupun berat oleh Dinas Pendidikan

2. Pembangunan RKB

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA di

Kota Batam masih rendah, hal ini dikarenakan :

1. Masalah keterbatasan ekonomi keluarga siswa

1. Program beasiswa dan jaminan sosial pengentasan

kemiskinan

2. Sosialisasi bantuan pendidikan

7 Koperasi Usaha Kecil Dan

Menengah

Masih terbatasnya alokasi dana untuk pembinaan dan

pengembangan koperasi berpengaruh terhadap rendahnya

persentase koperasi aktif.

Perlu adanya kebijakan pimpinan daerah untuk lebih

meningkatkan alokasi dana untuk pembinaan dan

pengembangan perkoperasian

Usaha mikro dan kecil di Kota Batam masih rendah, hal ini

dikarenakan :

1. Keterbatasan akses pemasaran

2. Keterbatasan bahan baku

3. Keterbatasan akses permodalan

4. Tidak tersedianya rumah packing

1. Tersedianya akses pemasatan dengan penambahan

outlet

2. Tersedianya bahan baku lokal

3. Mempermudah akses permodalan

4. Tersedianya rumah packing

5. Dapat bersaing baik dari segi mutu dan harga

Page 254: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 17

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

5. Masih rendahnya daya saing

6. Masih rendahnya mutu produk

7. Belum tersedianya sistim aplikasi data base UMKM

6. Memperbaiki mutu produk

7. Tersedianya sistim aplikasi data base

8 Kependudukan dan Catatan Sipil

Tingginya mobilitas penduduk mengakibatkan rendahnya

rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk

1. Optimalisasi penggunaan TI (Aplikasi SIAK) dalam

pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

kepada masyarakat.

2. Harus tersedianya jaringan, sarana dan prasarana

komunikasi transaksi data SIAK untuk pelayanan

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil yang cukup

reprsentatif antara Instansi Pelaksana dengan Kecamatan

dan Kelurahan.

Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi

untuk melaporkan peristiwa kependudukan dan pencatatan

sipil yang dialaminya tepat waktu ke Instansi Pelaksana. Hal

ini menyebabkan rendahnya rasio bayi ber Akta kelahiran,

rasio pasangan ber Akta nikah non muslim, dan rasio

penduduk ber KTP per satuan penduduk.

Terdapat kecamatan yang memiliki luas relatif kecil namun

memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, hal ini

dapat berimplikasi terhadap kurang optimalnya pelayanan

kepada masyarakat.

Perlu dilakukan upaya pemekaran kecamatan dalam konteks

lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

9 Penanaman Modal

Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) dan rasio

daya serap tenaga kerja di Kota Batam masih rendah, hal ini

dikarenakan :

1. Kurang optimalnya Promosi Peluang Investasi.

2. Kurang optimalnya Pelayanan Perizinan secara terpadu

3. Kurang optimalnya Pengawasan dan Pengendalian

Investasi.

1. Meningkatkan Promosi Peluang Investasi.

2. Meningkatkan Pelayanan Perizinan secara terpadu.

3. Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian.

4. Meningkatkan Evaluasi Perencanaan kegiatan dan

Investasiserta sistim data imformasi.

5. Meningkatkan Pengembangan, Pembinaan kerjasama

Penanaman Modal dan Investasi.

Page 255: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 18

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

4. Kurang optimalnya Evaluasi Perencanaan Kegiatan dan

Investasi serta sistim data imformasi.

5. Kurang optimalnya Pengembangan, pembinaan

Kerjasama Penanaman Modal dan Investasi.

6. Kurang optimalnya Penggunaan Aset dan Aparatur.

6. Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Aset dan

Aparatur.

10 Pekerjaan Umum

Konsistensi anggaran pertahun karena perbedaan

kepentingan antara eksekutif dan legislatif.

Penguatan sistem kontrol dalam PD

Koordinasi antar bagian/ bidang dalam internal dinas/ PD

sehingga pengelolaan data tidak dapat memenuhi

kebutuhan perencanaan.

11 Sosial

Arus Urbanisasi dengan tujuan mencari pekerjaan dan

penghidupan yang layak, juga merupakan salah satu pemicu

pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara para pencari

kerja banyak yang tidak memiliki kemampuan (skill) yang

memadai, sehingga berdampak masih Tingginya Angka

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota

Batam.

1. Melakukan Penyuluhan Sosial kepada Warga masyarakat

agar mengetahui tentang PMKS maupun PSKS.

2. Melakukan pengendalian terhadap PMKS yang terdiri

dari:

a. Anak Jalanan (anak punk)

b. Tuna Sosial (Gelandangan, Pengemis, Waria, dan

Wanita Tuna Susila)

3. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial terhadap PMKS

yang meliputi:

a. Rehabilitasi Sosial;

b. Jaminan Sosial;

c. Pemberdayaan Sosial; dan

Page 256: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 19

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

d. Perlindungan sosial.

4. Pemberdayaan terhadap Potensi Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS) sebagai wadah transfer knowledge untuk

meningkatkan partisipasi dalam penanganan PMKS

12 Kepemudaan dan Olahraga

Perkembangan club olahraga dan aktivitas kompetisi

olahraga di Kota Batam sangat tinggi dikarenakan pesatnya

pertumbuhan penduduk sehingga terbentuk club –club

olahraga baru yang membuthkan pembinaan

Menjalin kemitraan dengan sektor swasta yang membantu

pembinaan club olahraga / cabang olahraga dalam kegiatan

lomba/ kompetisi.

Kurangnya pemahaman organisasi kepemudaan terhadap

wawasan kebangsaan dapat memunculkan potensi kegiatan

organisasi kepemudaan mengarah ke arah yang berlawanan

dengan ideologi Pancasila dan tujuan bernegara.

Melakukan pembinaan wawasan kebangsaan dan bela

negara kepada organisasi kepemudaan di Kota Batam.

Manajemen data (ketersediaan data dan keakuratan data)

kepemudaan dan olahraga di Kota Batam masih lemah. Hal

ini berpengaruh terhdap perencanaan program terkait

kepemudaan dan olahraga.

Memperkuat manajemen data dan membangun database

yang memuat data Kanpora dan club olahraga.

13

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Cakupan Patroli Satpol PP di Kota Batam masih rendah, hal

ini dikarenakan :

1. Belum mengimplementasikan SPM Satpol PP secara

komprehensif

2. Keterbatasan armada untuk melakukan patroli

3. Keterbatasan infrastruktur pendukung (pos di setiap

1. Meningkatkan jumlah personi Satpol PP

2. Melengkapi infrastruktur pendukung (pos di setiap

kecamatan

3. Mengimplentasikan target SPM Satpol PP

Page 257: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 20

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

kecamatan)

14 Penataan Ruang

Rendahnya luasan RTH Kota Batam disebabkan karena

Kurangnya lahan untuk membangun RTH, dimana

kewenangan peruntukan lahan ada di BP Batam.

1. Pembagian kewenangan lahan yang jelas antara BP

Batam dan Pemko Batam

2. Peningkatan luas RTH

15 Perumahan

Tidak tersedianya data terkait urusan perumahan antara

lain:

1. RT pengguna air bersih

2. RT ber-sanitasi

3. Lingkungan pemukiman kumuh

4. Rumah layak huni

5. Urusan perumahan belum menjadi perhatian

Pemerintah Kota Batam

1. Peningkatan kemampuan pegawai Pemerintah Kota

Batam dalam melakukan pengumpulan data terkait

urusan perumahan

2. Peningkatan peran dan perhatian Pemerintah Kota

Batam terkait urusan perumahan

Ketersediaan pasokan listrik dan air bersih belum mencukupi

untuk mencakup pertumbuhan rumah tangga baru

1. Adanya pasokan listrik yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhan rumah tangga baru

2. Adanya pasokan air bersih yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhan rumah tangga baru

16 Perencanaan Pembangunan Belum optimalnya sinergitas kebijakan pembangunan antara

Pemerintah Kota Batam dengan BP Batam

Adanya pembagian kewenangan yang jelas dan terukur

antara Pemerintah Kota Batam dengan BP batam

17 Komunikasi dan Informatika

1. Kurangnya tenaga SDM yang kompeten dalam

membangun/ memelihara sistem ICT di lingkungan

Pemerintah Kota Batam

1. Penyediaan SDM yang tetap dan kompeten dalam

membangun/ memelihara sistem ICT di lingkungan

Pemerintah Kota Batam

Page 258: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 21

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

2. Rendahnya akses informasi di kawasan hinterland

3. Belum tersedianya jaringan komunikasi dan ICT yang

handal di lingkungan Pemerintah Kota Batam

2. Peningkatan akses terhadap informasi bagi masyarakat di

kawasan hinterland

3. Penyediaan jaringan komunikasi dan ICT yang handal di

lingkungan Pemerintah Kota Batam untuk mendukung

aspek transparansi pemerintahan

18 Perhubungan

Setiap tahunnya terjadi pengurangan jumlah armada

angkutan umum, dan rasio ijin trayek dalam kurun waktu

2011/ 2014 hanya dikeluarkan 1 ke badan usaha, hal ini

dikarenakan :

1. Keterbatasan modal dari masing-masing pemilik

angkutan umum untuk melakukan peremajaan.

2. Armada dimiliki secara perorangan oleh operator

angkutan bukan Dimiliki oleh Badan Usaha

3. Managemen Badan Usaha angkutan kurang baik

1. Setiap Badan Usaha harus memiliki kemampuan dan

managemen keuangan yang bagus untuk menyediakan

armada angkutan dan pengelolaan perusahaan

2. Harus adanya pengawasan khusus dan keseriusan Dinas

Perhubungan untuk melakukan inovasi pengembangan

jaringan dengan studi dan analisa dengan pertumbuhan

kebutuhan transportasi

1. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

infrastruktur baik jalan maupun wilayah lainnya sehingga

Kebutuhan rambu jalan masih sangat kurang.

1. Pendataan jumlah kebutuhan rambu jalan dan

penambahan rambu jalan.

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) masih

belum memenuhi standar, hal ini dikarenakan oleh :

1. Terjadinya kendala kerusakan beberapa alat uji pada saat

uji keur berlangsung sehingga menghambat proses

pengujian kendaraan

1. Perlunya pemeliharaan rutin secara berkala terhadap

alat uji kendaraan bermotor.

2. Perlunya penegasan dan sanksi tegas pengurusan yang

tidak melalui prosedur yang berlaku.

3. Peningkatan/ penggantian sarana dan prasarana alat uji

Page 259: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 22

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

2. Masih adanya oknum dari masyarakat dan pengurus

yang melakukan pengujian kendaraan yang tidak melalui

prosedur, sehingga sering menjadi kendala soal lamanya

waktu pengurusan uji kir.

3. Masih ada beberapa komponen alat uji keur yang belum

ada

kendaraan bermotor.

Angkutan umum yang memiliki Kir di Kota Batam masih

rendah, hal ini dikarenakan oleh :

1. Banyaknya angkutan umum yang tidak melakukan uji

keur kendaraan yang disebabkan oleh berbagai hal

diantaranya kendaraan yang sudah tidak laik pakai

(sudah tua) dan tidak diremajakan.

2. Masih belum maksimalnya pengawasan dan razia

angkutan umum serta masih kurangngnya sarana dan

prasarana dikarenakan keterbatasan anggaran.

3. Banyaknya operator angkutan yang tidak melaksanakan

kewajiban bayar pajak kendaraan sehingga enggan

melakukan uji keur.

1. Peningkatan pengawasan dan razia terhadap angkutan

umum secara rutin dan berkala baik on the spot maupun

Hunting

2. Pendataan ulang angkutan umum yang wajib uji keur dan

melakukan tindakan.

3. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana penunjang

pengawasan seperti mobil pengawasan, dll.

4. Sosialisasi kepada operator dan badan usaha angkutan

umum

19 Pertanahan

1. Administrasi pertanahan belum tertib

2. Belum adanya sistem informasi pertanahan

3. Masih banyaknya aset Pemerintah Kota Batam yang

belum memiliki dokumen legalitas

1. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait, yaitu

BPN dan BP Batam

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang

pertanahan

Page 260: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 23

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

4. Masih rendahnya kepemilikan dokumen legalitas tanah

(masyarakat)

5. Masih kurangnya penataan kawasan tertentu (kampung

tua)

6. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM (aparatur)

bidang pertanahan, sehingga kurangnya kinerja

pelayanan pertanahan karena masyarakat

3. Peningkatan peran serta masyarakat

B Fokus Layanan Urusan Pilihan

1 Pertanian

Masih rendahnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

antara lain disebabkan oleh:

1. Rendahnya hasil produksi

2. Terbatasnya jumlah petugas penyuluh lapangan

3. Terbatasnya lahan usaha

4. Rendahnya kualitas hasil pertanian

1. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi pertanian

terpadu dan ramah lingkungan

2. Penambahan jumlah petugas penyuluh lapangan

3. Adanya kepastian lahan usaha pertanian

2 Pariwisata

Tingginya kunjungan wisatawan ke Kota Batam disertai

dengan masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat hunian wisatawan di Kota Batam

2. Terbatasnya atraksi dan destinasi wisata di Kota Batam

1. Perwujudan sapta pesona yang memberikan

kenyamanan kepada wisatawan mancanegara

2. Koordinasi dan kesamaan persepsi antara front liner

dengan CIQP (Customs, Imigration, Qurantine, Port)

3. Promosi yang dilakukan berkesinambungan,

berkelanjutan dan perluasan pangsa pasar baru ;

Promosi fokus kepada penyumbang pengunjung yang

dominan (singapura, Malaysia dan Korea) dan promosi

Page 261: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 24

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

ke pangsa pasar baru China dan Timur Tengah)

4. Atraksi dan pelaksanaan even pariwisata yang terjadwal

dan berkelanjutan

5. Memberikan peningkatan pelayanan kepada wisatawan

mancanegara seperti penyediaan transport dan itensif

pada even yang dilaksanakan

3 Kelautan dan Perikanan

Hasil produksi perikanan masih dibawah target Pemko

Batam antara lain disebabkan oleh:

1. Terbatasnya jumlah armada tangkap dan alat tangkap

ikan yang ramah lingkungan

2. Kurangnya SDM penyuluh perikanan yang kompeten

3. Rendahnya kualitas hasil ikan olahan

1. Tersedianya jumlah armada tangkap dan alat tangkap

yang ramah lingkungan yang cukup

2. Tercukupinya kebutuhan SDM penyuluh perikanan yang

kompeten

3. Adanya fasilitas pengembangan modal usaha bagi

pembudidaya dan pengolah hasil perikanan

III Aspek Daya Saing Daerah

A Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

1

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Lemahnya kemampuan pengumpulan data terkait

pengeluaran konsumsi RT non-pangan dan produktivitas

total daerah

1. Peningkatan peran fasilitasi Pemerintah Kota Batam

dalam mendorong konsumsi RT non-pangan

2. Peningkatan kemampuan pegawai Pemerintah Kota

Batam dalam melakukan pengumpulan data

B Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur

1 Penataan Ruang 1. Banyak nya perambahan yang dilakukan oknum-oknum

yang tidak bertanggung jawab dalam kawasan hutan

1. Melaksanakan Sosialisasi kepada masyarakat disekitar

hutan akan fungsi dan manfaat hutan

Page 262: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 25

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

maupun dalam Hutan Lindung sebagai Daerah

Tangkapan Air (DTA)

2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat disekitar kawasan

hutan akan fungsi dan manfaat hutan bagi kelestarian

sumber daya alam untuk mendukung kehidupan

masyarakat

2. Perlu adanya penambahan Kendaraan Operasional

Pengamanan dan Pengawasan Hutan

3. Memberikan Pelatihan dan Pendidikan terhadap Tenaga

Polisi Kehutanan

2 Perencanaan Pembangunan

(Perbatasan)

1. Kurangnya koordinasi antar instansi dan fasilitasi

program/ kegiatan dalam pengelolaan perbatasan

2. Masih rendahnya kerjasama antar sektor dan antar

daerah di kawasan perbatasan.

3. Masih kurangnya data potensi dan pengelolaan potensi

kawasan perbatasan

4. Masih lemahnya pengamanan batas wilayah di kawasan

perbatasan Negara.

5. Masih rendahnya peran aktif masyarakat dalam

mengamankan batas dan kedaulatan Negara.

1. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait baik

vertikal maupun horizontal

2. Peningkatan peran serta masyarakat

3

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Terbatasnya jumlah Perbankan Syariah di Kota Batam Peningkatan peran Pemerintah Kota Batam dalam

memfasilitasi pengembangan perbankan syariah

4 Perhubungan Tingginya lalu lintas orang dan barang yang melalui

pelabuhan udara dan laut belum menjadi perhatian

Peningkatan peran Pemerintah Kota Batam dalam

peningkatan layanan di pelabuhan udara, darat dan laut

Page 263: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 26

No. Urusan/ Indikator Permasalahan Faktor Penentu Keberhasilan

Pemerintah Kota Batam dalam mendorong peningkatan

pertumbuhan ekonomi Kota Batam

C Fokus Iklim Berinvestasi

1

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Meningkatnya angka kriminalitas dan jumlah demo di Kota

Batam disebabkan antara lain:

1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya

menjaga ketertiban dan keamanan umum

2. Belum maksimalnya sarana saluran aspirasi masyarakat

yang benar dan konstitusional

1. Peningkatan peran masyarakat untuk ikut menjaga

ketertiban dan keamanan di masyarakat

2. Peningkatan kualitas saluran aspirasi bagi masyarakat

kepada Pemerintah Kota Batam

D Fokus Sumber Daya Manusia

1 Ketenagakerjaan

Meningkatnya rasio ketergantungan di Kota Batam antara

lain disebabkan oleh:

1. Rendahnya penyerapan tenaga kerja 2. Tingginya jumlah

masyarakat yang tidak produktif lagi

1. Peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan

2. Peningkatan peran Pemerintah Kota Batam dalam

memfasilitasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan kewirausahaan dan padat karya serta

peningktan sertifikasi kompetensi bagi para pekerja

Page 264: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 27

4.2 Dualisme Sistem Birokrasi Pemerintahan di Kota Batam

Penyelenggaraan pembangunan daerah di Batam saat ini dinakhodai oleh

dua lembaga pemerintah yaitu Pemerintah Kota Batam dan Badan

Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)

Batam. Kedua lembaga pemerintah ini hingga saat sekarang hanya

diintegrasikan dengan hubungan koordinasi, bukan hubungan subordinasi.

Kondisi kedua lembaga memiliki tupoksi yang sama (beririsan)dengan

wilayah kerja berhimpitan (overlapping). Dengan kondisi hubungan antar-

lembaga yang hanya mengandalkan pendekatan koordinatif, maka realitas

tupoksi beririsan, wilayah kerja yang berhimpitan, sama-sama memiliki dasar

hukum undang-undang, dan sama-sama dibawah gubernur, maka tidak

dapat dielakkan keadaan ini telah menimbulkan berbagai kerumitan dan

persoalan-persoalan dalam penyelenggaraan pembangunan dan

pemerintahan di daerah.

Meskipun selama ini Pemerintah Kota Batam selalu bersinergi bersama BP

Batam dalam melaksanakan pembangunan di Wilayah Batam, namun

ketiadaan peraturan yang mengatur hubungan subordinasi keduanya

menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan Kota Batam yang tidak

dialami oleh daerah lain di Indonesia.

4.2.1 Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

(KPBPB) Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Untuk meningkatkan daya saing Kota Batam sebagai kawasan investasi

unggulan di Indonesia yang mampu bersaing dengan kawasan sejenis

khususnya di kawasan regional Asia Timur dan Tenggara, dibutuhkan

perubahan dan perbaikan dalam pengelolaannya baik secara internal

Page 265: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 28

maupun eksternal. Keunggulan Batam yang selama ini hanya terletak pada

insentif fiskal dengan memberikan pembebasan bea masuk dan pembebasan

pada beberapa jenis pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Impor bahan baku produksi,

dan bea cukai, dirasa akan kurang menarik di saat telah diberlakukannya

Masarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Asean Free Trade Area (AFTA) yang

dimulai pada tahun 2015.

Kebijakan Free Trade Zone (FTZ) saat ini mulai ditinggalkan oleh negara-

negara di kawasan regional Asia Timur dan Asia Tenggara, dan beralih

mengembangkan Special Economic Zone (SEZ) atau pengembangan

yang lebih spesifik bagi pengembangan perdagangan sesperti Export

Processing Zone (EPZ) atau Bonded Logistic Center. Oleh karena itu

Batam harus memikirkan langkah perubahan untuk mengejar

ketertinggalan dari kawasan-kawasan sejenis seperti kemajuan Iskandar

Regional Development dan SEZ Shenzen yang pengembangan

wilayahnya dilakukan jauh setelah pengembangan Batam, termasuk

menghadapi persaingan dengan Thailand dan Myanmar yang saat ini

aktif mengembangkan kawasan-kawasan ekonomi khusus baru.

Disamping faktor eksternal sebagaimana disebutkan di atas, secara

internal terdapat beberapa permasalahan pokok dan yang dihadapi

oleh Batam yang harus segera dibenahi, antara lain:

1. Isu adanya dualisme pengelolaan wilayah dan tumpang tindih

kewenangan antara Pemerintah Kota Batam dengan Badan

Pengusahaan Batam, yang menimbulkan persepsi negatif terhadap

kepastian hukum bagi investor, perizinan, ketenagakerjaan, birokrasi,

Page 266: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 29

pengelolaan tanah dan aset, serta penyediaan fasilitas umum dan

sosial.

2. Penyediaan infrastruktur yang belum memenuhi standar

internasional.

3. Terjadinya perubahan struktur industri manufaktur dan menurunnya

ekspor.

4. Ledakan pertumbuhan penduduk, urbanisasi tak terkendali, tenaga

kerja yang kurang produktif, tumbuhnya permukiman kumuh dan

hal-hal lain yang menyebabkan menurunnya kualitas kota.

5. Sulitnya pengawasan barang yang masuk ke Batam maupun barang

yang keluar ke wilayah pabeanan lain di Indonesia, sehingga disinyalir

banyak terjadi penyelundupan.

Dalam rangka melakukan pembenahan secara substansial, perlu dilakukan

terobosan dengan melakukan langkah diluar pola business as usual untuk

meningkatkan daya saing Batam. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah

dan terobosan yang dapat memberikan insentif yang lebih besar kepada

Kawasan Batam dan langkah yang diambil oleh Pemerintah yaitu

mempersiapkan perubahan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

bebas (KPBPB) Batam menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam, yang

dalam jangka panjang perubahan ini dianggap dapat memberikan labih

banyak peluang untuk meningkatkan daya saing Batam. Perubahan KPBPB

Batam menjadi KEK ini juga telah memiliki landasan pijakan di dalam

Undang-Undang 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

Sebagai langkah awal dalam upaya pembenahan Kawasan Batam, telah

dilakukan perubahan Dewan Kawasan (DK) PBPB Batam yang semula

diketuai oleh Gubernur Kepulauan Riau menjadi langsung dikomandoi oleh

Page 267: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 30

Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 8 Tahun 2016. Selanjutnya juga telah dilakukan perubahan personel

Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan Pengusahaan KPBPB Batam yang

dilantik pada tanggal 5 April 2016, untuk mempercepat proses perubahan

dan pelaksanaan tugas pada masa transisi sebelum KEK diberlakukan. Pada

saat yang bersamaan juga teah dilakukan audit pelaksanaan pembangunan

untuk mengevaluasi kinerja BP Batam, dalam upaya mendorong perbaikan

pengelolaan di masa yang akan datang.

Isu dualisme kepemimpinan di Batam menjadi salah satu hal yang harus

dicarikan solusinya, dalam upaya meningkatkan daya saing kawasan. Untuk

itu saat ini sedang dilakukan langkah-langkah lanjutan bagi penataan dan

harmonisasi antara Pemerintah Kota Batam dan BP Batam. Beberapa hal

yang menjadi point penting yang diharapkan dapat segera dibenahi antara

lain:

1. Perbaikan sistem pelayanan perizinan melalui Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) yang dikelola secara bersama untuk menghilangkan

tumpang tindih perizinan;

2. Pembagian antara wilayah kegiatan ekonomi (industri dan

pelabuhan) dengan wilayah permukiman untuk menentukan wilayah

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Batam;

3. Pengelolaan lahan yang lebih terbuka dan transparan;

4. Penghapusan/ Evaluasi Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) untuk

lahan bagi perumahan masyarakat (agar tidak terjadi penarikan

pungutan ganda, karena telah ada PBB);

Page 268: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 31

5. Percepatan penyelesaian Rencana Tata Ruang Kawasan dan

penyelesaian kawasan hutan khususnya yang masih memiliki status

Dampak Penting Cakupan Luas dan bernilai Strategis (DPCLS);

6. Pengelolaan aset yang lebih baik, termasuk penyerahan aset bagi

kepentingan umum dan sosial kepada Pemerintah Kota Batam;

7. Perbaikan infrastruktur dan pengelolaan pelabuhan dan bandara.

Sebelum diberlakukannya Kawasan Ekonomi Khusus di Batam, Pemerintah

akan mempersiapkan diberlakukannya masa transisi sebagai persiapan

perubahan dari KPBPB Batam menjadi KEK Batam. Sedangkan setelah

terbentuknya KEK, pemerintah akan mempersiapkan insentif bagi investasi

baru berupa insentif dan ketentuan di bidang perpajakan, kepabeanan,

properti, pariwisata, ketenagakerjaan, keimigrasian, pertanahan dan

perizinan yang lebih kompetitif dan menarik di wilayah KEK.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Wilayah Batam hingga saat ini

memiliki dua institusi yang mengatur proses pembangunan di dalamnya,

yakni BP Batam dan Pemerintah Kota Batam. Keduanya saling bersinergi

dalam memajukan Kota Batam menjadi Kota yang maju dan mampu

berkontribusi positif untuk pembangunan nasional.

4.3 Penelaahan RPJPD Kota Batam 2005-2025

Dalam RPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025 tercantum arahan mengenai

sasaran pokok pembangunan RPJMD ke-3 Kota Batam Tahun 2016-2021.

Adapun penjabaran sasaran pokok untuk RPJMD Kota Batam Tahun 2016-

2021 dijabarkan dalam Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Sasaran Pokok RPJMD Kota Batam 2016-2021 (ke-3)

Page 269: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 32

Berdasarkan RPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025

Visi RPJPD Kota Batam 2005-2021 : “Terwujudnya Batam Sebagai Bandar Dunia Yang Madani”

No Misi Sasaran Pokok RPJMD Kota Batam 2016-2021 (ke-3)

1. Mewujudkan

Batam sebagai

Bandar Berstandar

Internasional

a. Meningkatnya daya saing Kota Batam dalam melaksanakan

pembangunan menuju Bandar Berstandar Internasional untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat;

b. Meningkatnya jaminan kualitas dan kesinambungan

operasionalisasi serta promosi Bandar Internasional.

c. Terlaksananya pembangunan dengan berpedoman kepada

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam dan Rencana

Tata Ruang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

d. Meningkatnya dukungan ekosistem untuk menjamin

keberlanjutan lingkungan hidup.

2. Menciptakan

Batam sebagai

salah satu Pusat

Pertumbuhan

Ekonomi Nasional

a. Meningkatnya peranan Pemerintah Kota Batam dan Badan

Pengusahaan Batam menjalankan peran dan fungsi Batam

sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

Batam.

b. Meningkatnya pemerataan pertumbuhan ekonomi untuk

menghindari terjadinya ketimpangan antar wilayah dan

golongan pendapatan.

c. Meningkatnya pengembangan kegiatan sektor ekonomi yang

didukung oleh komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi Kepulauan Riau dalam mengembangkan Batam

sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

d. Meningkatnya kegiatan ekonomi berbasis kelautan dan

kegiatan ekonomi di wilayah pulau-pulau termasuk pulau

terluar.

e. Meningkatnya dukungan atas gerakan pemberdayaan ekonomi

masyarakat yang mandiri dengan jiwa kewirausahaan yang

tinggi melalui pemberdayaan usaha kecil dan menengah serta

revitalisasi peran koperasi sebagai pondasi dasar ekonomi

kerakyatan Kota Batam.

f. Terciptanya iklim investasi dan usaha melalui pelayanan handal,

Page 270: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 33

Visi RPJPD Kota Batam 2005-2021 : “Terwujudnya Batam Sebagai Bandar Dunia Yang Madani”

No Misi Sasaran Pokok RPJMD Kota Batam 2016-2021 (ke-3)

jaminan hukum, keamanan dan insentif yang menarik serta

promosi daerah.

g. Menciptakan pasar tenaga kerja dan pengembangan SDM

untuk mendukung kebutuhan sektor ekonomi.

h. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sarana

transportasi, energi, air bersih, teknologi komunikasi dan

informasi, persampahan dan fasilitas umum lainnya yang

mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan

berkualitas serta prasarana lainnya.

3. Menciptakan

Masyarakat

Sejahtera

a. Meningkatnya keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah

mainland dengan kegiatan ekonomi di wilayah hinterland.

b. Meningkatkan daya jangkau/ pemerataan dan kualitas

pelayanan pendidikan dan meningkatkan nilai strategis bidang

pendidikan yang relevan dengan pembangunan Kota Batam

melalui penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat

c. Meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan

serta penguatan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam

bidang kesehatan.

d. Tersedianya kebutuhan dasar masyarakat seperti perumahan,

listrik, air bersih, angkutan, pengelolaan sampah perkotaan, dan

sanitasi lingkungan serta kebutuhan bahan pokok (sembako)

dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha dan kualitas

kehidupan masyarakat.

e. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, pendapatan

penduduk, distribusi pendapatan dan penurunan angka

kemiskinan serta tingkat pengangguran.

f. Meningkatkan tingkat kehidupan agama, sosial dan budaya

umum penduduk.

g. Meningkatkan kegiatan sosial dan pemberdayaan bagi

kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial

h. Terwujudnya kelestarian sumber daya hayati dan lingkungan

Page 271: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 34

Visi RPJPD Kota Batam 2005-2021 : “Terwujudnya Batam Sebagai Bandar Dunia Yang Madani”

No Misi Sasaran Pokok RPJMD Kota Batam 2016-2021 (ke-3)

bagi kelangsungan hidup dan kehidupan penduduk.

i. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi penduduk baik dari sisi

keamanan, keselamatan, dan ancaman serta bencana alam.

4. Menciptakan

Pemerintah,

Swasta dan

Masyarakat yang

Madani

a. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

pemerintahan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan

yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggung jawab serta

profesional termasuk meningkatnya pengelolaan keuangan

daerah yang akuntabel yang mampu mendukung pembangunan

Kota Batam.

b. Meningkatnya kerjasama dan koordinasi Pemerintah Daerah,

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Badan Pengusahaan

Batam dan Instansi Vertikal dalam rangka pembangunan Kota

Batam.

c. Meningkatkan penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam

penerapan prinsip good corporate governance.

Sumber : RPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025

4.4 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Batam

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah serangkaian analisis yang

sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa kaidah

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam

pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan atau

program. KLHS menjadi pondasi dasar dalam upaya penjaminan lingkungan

hidup masa depan sehingga pembangunan akan berkelanjutan.

KLHS berdasarkan Pasal 63 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa

“Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah

Page 272: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 35

kabupaten/kota bertugas dan berwenang menetapkan dan melaksanakan

KLHS tingkat kabupaten/kota”. KLHS Kota Batam telah disusun pada Tahun

2015. KLHS ini memiliki peran strategis dalam menentukan arah pola

pembangunan. Mengingat kompleksitas kegiatan yang berada pada wilayah

Kota Batam yang relatif membutuhkan pengkajian, perumusan alternatif,

dan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan kebijakan, rencana,

dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan

berkelanjutan.

Berkenaan identifikasi isu-isu tersebut di atas yang didukung oleh hasil-hasil

diskusi group terfokus (FGD) dengan segenap stakeholder, maka berdasarkan

KLHS terdapat empat isu pokok yang sangat strategis di Kota Batam, yaitu:

1) Isu penggunaan ruang yang terus mengalami perubahan sebagai akibat

dari pembangunan ekonomi yang disertai dengan pertumbuhan

demografi.

2) Isu ketersediaan, kecukupan dan kualitas sumberdaya air

3) Isu kecukupan ruang terbuka hijau

4) Kependudukan

Berdasarkan hasil KLHS yang telah dilakukan, berikut beberapa rekomendasi

yang dirumuskan, meliputi:

1.1. Rekomendasi Tata Ruang

Penyusunan RPJMD sebaiknya memuat hal-hal sebagai berikut: (1)

Perlunya revisi RTRW Kota Batam dengan ketentuan zonasi lebih ketat;

(2) Perlunya program atau kebijakan mengatasi status quo Pulau

Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setokok, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan

Pulau Galang Baru; (3) Perlunya media koordinasi rutin untuk mengatasi

Page 273: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 36

kesulitan investor dalam mendapatkan lahan atau PL; (4) Perlunya

menyusun roadmap peningkatan jaringan sarana – prasarana

berstandar internasional; (5) Perlunya kebijakan tegas untuk

mempertahankan kawasan lindung dan meningkatkan kualitasnya; dan

(6) Perlunya memperkuat institusi pengendalian pemanfaatan ruang.

1.2. Rekomendasi Daya Dukung Air

Pendekatan aktivasi internal dipandang sebagai metoda yang

mempunyai keunggulan ganda terkait dengan aspek pengelolaan

pembangunan Pulau Batam berbasis ekologis. Beberapa kegiatan yang

direkomendasikan terkait daya dukung air adalah :

1) Revitalisasi waduk melalui pendalaman

2) Mengendalikan koversi penggunaan lahan khususnya wilayah

catchment area.

3) Pelarangan terhadap pemanfaatan lahan catchment area untuk

permukiman liar.

4) Melalukan pre-treatment terhadap aliran masuk khususnya saluran

yang besar dan mempunyai potensi bercampur dengan drainase

perkotaan.

5) Pengaturan aliran limpasan air yang menuju catchment area dan

area waduk melalui perencanaan program pengaturan drainase

secara terpadu.

1.3. Rekomendasi Ruang Terbuka Hijau

Terkait dengan RTH, RPJMD hendaknya memuat revisi atau perbaikan

terhadap aspek-aspek berikut:

Page 274: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 37

a) Perlunya menyusun rencana memaksimalkan ketersediaan ruang

terbuka hijau dengan melakukan beberapa alternatrive program

sebagai berikut:

1) RPJMD perlu memuat rencana dan program untuk menjaga

kondisi hutan bakau, taman buru, hutan kota, hutan wisata dan

ruang terbuka hijau mulai tahun 2015. Jika mulai tahun 2015

diterapkan arahan pola RTRW dengan mengalokasikan kawasan

hutan seluas hanya 31.809,4 Ha maka masih ada surplus seluas

11.800,4 Ha.

2) RPJMD perlu memuat Program penguatan status hutan yang

tersisa sehingga benar-benar berfungsi sebagai pengatur hidro-

orologis dan pereduksi GRK secara optimal. Pada tahun 2020

perlu menyusun rencana dan program menjaga semua kawasan

hutan dalam kondisi tidak terganggu serta dan menjaga agar

pertanian lahan kering (PLKC) bervegetasi kayu minimal 50%

dari luas areal. Jika dengan pola RTRW diterapkan dengan luas

hutan seluas 31.809,4 Ha ditambah dengan 50% lahan pertanian

lahan keringnya bervegetasi berkayu maka akan diperoleh

luasan areal bervegetasi berkayu sekitar 38.641,2 Ha. Pada

skenario ini maka akan ada surplus sekitar 10.459,8 Ha

3) RPJMD perlu memuat program Pada tahun 2025, untuk menjaga

semua kawasan hutan dan mempertahankan agar 50%

pertanian lahan kering (PLKC) bervegetasi kayu serta membuat

program revegetasi seluas 20% untuk semua fasilitas umum.

Pada skenario ini akan diperoleh lahan bervegetasi berkayu

Page 275: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 38

seluas 43.388,9 Ha. Dengan kebutuhan seluas 36.468,0 Ha maka

akan ada surplus seluas 6.920,9 Ha

b) Dalam jangka panjang, perlu menyusun kebijakan pengendalikan

sumber emiter CO2.

RPJMD perlu memuat program mengendalikan sumber emiter CO2,

dengan mengendalikan laju pertumbuhan kendaraan bermotor,

khususnya sepeda motor, melalui konversi bahan bakar beremisi

rendah CO2, atau membangun transportasi masal sehingga

masyarakat beralih menggunakan transportasi masal. Program ini

bisa dilaksanakan pada tahun 2031, yaitu dengan tetap melanjutkan

skenario pada poin sebelumnya ditambah dengan penurunan

jumlah sepeda motor sebesar 20% dari prediksi pada tahun 2031.

Dengan penurunan ini ada penurunan kebutuhan sebesar 9.756,5

Ha dari sebelumnya sebesar 46.582,7 Ha, sehingga total kebutuhan

Kota Batam sebesar 36.826,3 Ha. Program yang dapat dilakukan

dalam jangka pendek:

1) Program penyuluhan penghematan penggunaan energi kepada

masyarakat yang dapat mengurangi emisi non-metabolisme

masyarakat melalui penghematan penggunaan energi berbasis

fosil, pengurangan sampah organik dan perubahan gaya hidup

berbasis hemat energi fosil.

2) Program alih sarana transportasi dari yang berbahan fosil ke

sarana berbahan bakar dengan emisi GRK rendah misalnya

penggunaan sepeda motor dengan battery.

Page 276: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 39

3) Program green development melalui penggunaan energi surya.

4) Program kota bersih guna mengurangi emisi antropogenik dari

sampah-sampah rumah tangga.

1.4. Rekomendasi Kependudukan

a) Rekomendasi Dampak Migrasi:

1) Pengelolaan untuk kepastian penyerapan kerja terhadap migrasi

yang sudah masuk

2) Pembatasan migrasi masuk dengan aturan dan syarat-syarat

khusus yang diselaraskan dengan kebutuhan pembangunan kota.

3) Penguatan kelembagaan sosial dan pagelaran kebudayaan regular

lintas suku dan etnisitas.

b) Rekomendasi Peningkatan Kebutuhan Dasar Layanan Publik

1) Tata kelola peruntukan khusus perumahan dengan beragam

kelas.

2) Publikasi lahan yang tidak boleh untuk perumahan dan

pembangunan beserta sanksinya khususnya di sekitar waduk dan

sumber mata air.

3) Perbaikan sistem sarana sanitasi yang efektif dan murah.

4) Penambahan unit dan pusat kesehatan yang yang terjangkau

publik luas.

c) Rekomendasi Potensi Pengangguran dan Kemiskinan Kota (dan

Masyarakat Pesisir).

Page 277: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 40

1) Penyiapan skema penanggulanan kemiskinan dan pengangguran

yang terintegrasi dengan rencana pembangunan

2) Penyusunan peta dan baseline kelompok miskin dan

pengangguran

3) Penaggulangan bertahap dan skala prioritas kelompok miskin dan

pengangguran

4) Penindakan hukum yang tegas bagi kejahatan dan kriminalisasi

5) Melakukan penyuluhan yang terus menerus tentang ketahanan

sosial dan kerukunan bersama masyarakat.

d) Rekomendasi Potensi Penyempitan Ruang Publik Terbuka

1) Mengalokasikan pembangunan ruang publik sebagai keharusan

dalam skema tata ruang kota.

2) Menjaga kelestarian fungsi ruang terbuka publik sebagai wadah

interkasi sosial yang konstrultif dan kondusif

3) Mempublikasikan lokasi lahan yang tidak boleh digunakan untuk

pembangunan beserta sangsi bagi pelanggarnya

4.5 Kajian Kebijakan Pembangunan Nasional dan Agenda Pembangunan

Internasional/ Isu Global

Melakukan review terhadap kebijakan pembangunan nasional dan agenda

pembangunan internasional/ Isu Global yang relevan merupakan langkah

yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses menetapkan isu-isu strategis

Kota Batam tahun 2016-2021. Uraian lebih lanjut dijabarkan dalam sub bab

di bawah ini.

Page 278: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 41

4.5.1 Kebijakan Pembangunan Nasional

4.5.1.1 Penelaahan RPJMN 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Kepri 2015-2021

Tabel 4.3 Identifikasi Kebijakan dalam RPJMN dan RPJMD Provinsi Kepulauan

Riau

Tahun 2016-2021

No.

Kebijakan Nasional

RPJMN (Buku 3 RPJMN) RPJMD Provinsi

(1) (2) (3)

1.

Mengembangkan industri manufaktur

unggulan kawasan berorientasi ekspor

diKawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Batam

Meningkatkan kehidupan berkesenian

melalui penampilan dalam event-event

kebudayaan sehingga penghargaan terhadap

budaya Melayu semakin muncul dikalangan

masyarakat dan sekaligus menumbuhkan

rasamemiliki dan cinta akan budaya Melayu

2.

Peningkatan konektivitas antara pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi dengan

kawasan-kawasan penyangga sekitarnya

meliputi pengembangan dan

pembangunan Pelabuhan Batu Ampar

dan Pelabuhan Tanjung Sauh di Batam

Pengembangan wisata unggulan daerah

Batam, Bintan dan Karimun melalui kegiatan

atau event MICES terpadu dan berkelanjutan

3.

Mengembangkan pusat pelayanan

kepabeanan, imigrasi, karantina, dan

keamanan terpadu (satu atap) PKSN

Batam

Bidang Infrastruktur

Target Penyelesaian : Peningkatan Jalan dan

Jembatan untuk mendukung Kawasan

Strategis Nasional (Kota Batam, Kota Tanjung

Pinang, Kabupaten Bintan, Kabupaten

Karimun dan 19 Pulau Terluar)

Lokus : Jalan di kawasan Industri Kota Batam

4.

Pembangunan ekowisata bahari dengan

mencakup pembangunan titik labuh pada

jalur pelayaran Laut China Selatan –

Anambas – Batam – Pulau Lingga

Page 279: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 42

No.

Kebijakan Nasional

RPJMN (Buku 3 RPJMN) RPJMD Provinsi

5. PembangunanScience Park dan Techno

Park di Kota Batam

6.

Perkeretaapian bagi Penumpang dan

Angkutan Barang :

Pembangunan Jalur KA Batu Ampar –

Bandara Hang Nadim

Pembangunan Jalur KA Tanjung

Uncang – Batam Center

7. Perhubungan Darat : Pengembangan

Sistem Transit dan semi BRT Kota Batam

8.

Perhubungan Laut :

Pengembangan Pelabuhan Kabil

(Tanjung Sauh)

Pengembangan Pelabuhan Kontainer

Batu Ampar Batam

Pembangunan Pelabuhan Subang Mas

Pembangunan Pelabuhan Punggur

Kabil

Pembangunan Pelabuhan Belakang

Padang

Pembangunan dan Peningkatan

Pelabuhan Sekupang

Pengembangan dan Pembangunan

Balai Diklat Perhubungan di Jalur

Trans Barelang

9.

Jalan :

Pembangunan Jalan Simpang Jam –

Batu Ampar

Pembangunan Jalan Tol Batu Ampar –

Muka Kuning – Hang Nadim

Page 280: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 43

No.

Kebijakan Nasional

RPJMN (Buku 3 RPJMN) RPJMD Provinsi

Pembangunan Fly over Sp. Kabil dan

Sp. Jam

10.

Ketenagalistrikan :

Penambahan Kapasitas Interkoneksi

Batam-Bintan 150 KVA

11.

Sumberdaya Air :

Pembangunan Estuari Dam Sei Gong

Kota Batam

Pembangunan Estuari Dam Rempang

Utara Kota Batam

Pembangunan Estuari Dam Teluk

Nongsa Kota Batam

Pembangunan Estuari Dam Pulau

Kepala Jeri Kota Batam

12. Sanitasi : Pengelolaan Sampah Kota

Batam

13. Pengembangan Rumah Sakit Khusus Jiwa

di Kota Batam

14.

Rencana Jaringan Jalan Tol non Trans

Sumatera : Ruas Batu Ampar – Muka

Kuning – Bandara Hang Nadim (25 Km)

15.

Rencana Jaringan Jalan ASDP (Kep Riau) :

Telaga Punggur – Penarik (sumber :

Setkab)

16.

Rencana Jaringan Jalan Nasional :

Jl. Diponegoro (Sp Sei Harapan – Sp.

Basecamp Batuaji)

Jl. Duyung (Pelabuhan Batuampar –

Sp. Baloi Center)

Baloi Center – SP Sei Ladi (UIB)

Page 281: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 44

No.

Kebijakan Nasional

RPJMN (Buku 3 RPJMN) RPJMD Provinsi

(sumber : SK Menteri)

17. Pelabuhan Batam (feeder)

18. Rencana Pembangunan bendungan Sei

Gong di Batam

19.

Bencana

Tanah Longsor/ Gerakan Tanah

Tersebar di seluruh Kabupaten dengan

tingkat bahaya sedang

Puting Beliung

Tersebar di seluruh Kabupaten dengan

tingkat bahaya sedang

Gempa Bumi

Tersebar di seluruh Kabupaten dengan

tingkat bahaya rendah

(sumber : BNPB)

20.

Kawasan Hutan

Hutan Lindung : Pulau Batam (Kota

Batam, Pulau Rempang (Kota Batam)

(sumber : kehutanan)

Kota Batam menurut RPJMN 2015-2019 termasuk dalam kawasan strategis

perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Kebijakan pembangunan nasional

di kawasan ini diarahkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang

memiliki skala ekonomi dengan orientasi daya saing nasional dan

internasional berbasis produksi dan pengolahan hasil bumi serta menjadi

lumbung energi nasional.

Page 282: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 45

Percepatan pembangunan kawasan strategis Batam

dilakukan melaluistrategi pengembangan industri

manufaktur unggulan kawasan berorientasi ekspor

di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas Batam. Selain itu dilakukan juga Peningkatan

konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga

sekitarnya meliputi pengembangan dan

pembangunan pelabuhan Batu Ampar dan

Pelabuhan Tanjung Sauh di Batam.

Arah kebijakan pengembangan Kawasan Perbatasan

di Wilayah Sumatera difokuskan untuk

meningkatkan peran sebagai halaman depan negara

yang maju dan berdaulat dengan negara Malaysia,

Singapura, Thailand, India, Vietnam. Fokus

Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah

Sumatera diarahkan pada pengembangan Pusat

Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah

Sumatera, yaitu PKSN Sabang, PKSN Ranai, PKSN

Batam, PKSN Dumai, PKSN Lhokseumawe, PKSN

Medan, PKSN Terempa, dan PKSN Bengkalis.

Strategi pengembangan kawasan perbatasan

diarahkan untuk mewujudkan kemudahan aktivitas

masyarakat kawasan perbatasan dalam

berhubungan dengan negara tetangga dan

pengelolaan sumberdaya darat dan laut untuk

menciptakan kawasan perbatasan yang berdaulat.

tiga pilar di dalam

ASEAN Vision 2021,

yakni:

keamanan politik

(ASEAN Political-

Security Community),

ekonomi (ASEAN-

Security Community

sosial budaya (ASEAN

Socio-Culture

Community).

Page 283: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 46

Strategi tersebut diantaranya yaitu dengan mengembangkan pusat

pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu (satu

atap) di PKSN Batam.

Untuk arah kebijakan dan strategi pembangunan di bidang IPTEK, di Kota

Batam akan dibangun Science Park dan Techno Park oleh Kementrian

Perindustrian dan Perdagangan RI. Taman ini berfungsi sebagai pusat

penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan

pengolahan hasil (pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan

jasa-jasa lainnya yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta,

perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala ekonomi. Selain itu taman ini

juga akan berfungsi sebagai tempat pelatihan, pemagangan, pusat

disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas.

4.5.2 Agenda Pembangunan Internasional/ Isu Global

4.5.2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN

KTT Asean ke 9 di Bali pada tahun 2003 menghasilkan kesepakatan Concord

yang menyepakati pembentukan ASEAN Community untuk mempererat

integrasi ASEAN. Dari kesepakatan tersebut terbentuk tiga komunitas dalam

ASEAN Community yang disesuaikan ke dalam tiga pilar di dalam ASEAN

Vision 2021, yakni bidang keamanan politik (ASEAN Political-Security

Community), ekonomi (ASEAN-Security Community, dan sosial budaya

(ASEAN Socio-Culture Community). MEA adalah tujuan akhir integrasi

ekonomi seperti yang dicanangkan dalam ASEAN Vision 2021.

Page 284: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 47

Untuk membantu terwujudnya integrasi ASEAN

melalui MEA, maka disusun Blue Print MEA yang

terdiri dari 4 pilar utama, yaitu : (1) ASEAN sebagai

pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang

didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa,

investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal

yang lebih bebas; (2) ASEAN sebagai kawasan

dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen

peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak

atas kekayaan intelektual, pengembangan

infrastruktur, dan e-commerce; (3) ASEAN sebagai

kawasan dengan pengembangan ekonomi yang

merata dengan elemen pengembangan usaha kecil,

dan menengah; (4) ASEAN sebagai kawasan yang

terintegrasi secara penuh dengan perekonomian

global dengan elemen pendekatan yang koheren

dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan

meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi

global.

Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah,

Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah

penduduk terbesar di kawasan ASEAN akan

menjadi pasar terbukadan kesatuan yang berbasis

produksi; serta mobilitas arus barang, jasa,

investasi, modal, dan tenaga kerja akan bergerak

bebas. Secara umum, tantangan Pemerintah

Indonesia dalam menghadapi MEA antara lain

lima strategi untuk

menghadapi MEA:

1. Meningkatkan

daya saing produk

unggulan daerah

2. Mendorong

investasi daerah

3. Meningkatkan

daya saing

sumber daya

manusia daerah

4. Meningkatkan

ketersediaan

infrastruktur

daerah

5. Meningkatkan

sinkronisasi

kebijakan pusat

dan daerah

Page 285: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 48

adalah meningkatkan daya saing produk dan sumberdaya manusia

Indonesia. Indonesia masih harus mengembangkan industri yang berbasis

nilai tambah. Oleh karena itu Indonesia perlu kerja keras melakukan hilirisasi

produk. Dari sisi hulu, Indonesia sudah menjadi produsen yang dapat

diandalkan mulai dari pertanian, kelautan dan perkebunan. Tetapi semua

produk tersebut belum sampai ke hilir untuk mengurangi impor barang jadi,

karena Indonesia telah memiliki bahan baku yang cukup.

Secara khusus, tantangan daerah dalam menghadapi MEA dapat dituangkan

kedalam 5 (lima) strategi, yakni :

Strategi 1 : Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah. Strategi ini

dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas dan nilai tambah

produk-produk unggulan daerah, melalui (1) menjalin kerjasama riset

dengan universitas, (2) mendukung UKM dalam pengembangan produk dan

kemasan, (3) mengembangkan produk daerah yang berorientasi ekspor.

Kemudian dapat pula dilakukan dengan upaya mendorong ekspansi dan

promosi produk unggulan baik barang maupun jasa, melalui (1) memfasilitasi

dan mendorong eksportir untuk mengembangkan pasar di ASEAN, (2)

memberikan fasilitas promosi bagi UKM, (3) meningkatkan jaringan

kerjasama dan mitra usaha dengan negara ASEAN.

Strategi 2 : Mendorong investasi daerah. Strategi ini dapat dilakukan melalui

(1) menyederhanakan prosedur, mempersingkat waktu, serta transparansi

proses perijinan investasi/ memulai usaha, (2) menciptakan iklim investasi

yang kondusif di daerah melalui tata kelola investasi, kualitas sumberdaya

manusia dan kualitas pelayanan dan perizinan, (3) mengoptimalkan kinerja

dan efektivitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), (4) meningkatkan

promosi sektor unggulan yang belum menjadi target investasi.

Page 286: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 49

Strategi 3 : Meningkatkan daya saing sumber daya manusia daerah. Strategi

ini dapat dilakukan dengan cara (1) meningkatkan utilisasi balai pelatihan

tenaga kerja daerah, (2) bekerjasama dengan lembaga sertifikasi di daerah

untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pekerja sehingga diakui di

dunia internasional.

Strategi 4 : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur daerah. Strategi ini

dapat dilakukan dengan cara (1) meningkatkan proporsi anggaran daerah

untuk pembangunan sistem transportasi dan infrastruktur yang terintegrasi,

yaitu jalan raya, pelabuhan, dan bandara, serta ketersediaan pasokan energi

dan listrik untuk mendukung keterhubungan antar provinsi di Indonesia, (2)

mengoptimalkan peran dan kerjasama dengan swasta dalam pengembangan

infrastruktur melalui mekanisme Public-Private Partnership (PPP).

Strategi 5 : Meningkatkan sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah. Strategi

ini dapat dilakukan melalui sinkronisasi kerangka regulasi kebijakan dan

program pusat dan daerah dalam menghadapi MEA.

Jika seluruh daerah mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi

MEA yang mulai diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015, maka

Indonesia berpeluang besar menjadi poros pertumbuhan ekonomi di

kawasan ASEAN.

4.5.2.2 Perubahan Iklim

Paradigma pembangunan berkelanjutan menyebutkan bahwa permasalahan

lingkungan global sangat dipengaruhi oleh aktivitas pemanfaatan dan

eksploitasi sumberdaya alam yang tidak memperhatikan daya dukung

lingkungan. Sehingga timbul fenomena efek rumah kaca serta pemanasan

global yang berdampak pada perubahan iklim yang mencakup perubahan

Page 287: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 50

temperatur, curah hujan, kelembapan, tekanan udara, peningkatan

permukaan air laut, dsb.Fenomena tersebut hanyalah sebagian dari sekian

banyak fenomena lingkungan yang bersifat lokal namun berdampak global.

Saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan besar dimana model

pembangunan ekonomi yang dikembangkan masih bersifat natural resource

based development. Model pembangunan ini telah menggerakan

pembangunan ekonomi yang cenderung ekstraktif atau mengandalkan

eksploitasi sumberdaya alam secara langsung.

Penyebab pemanasan global dan perubahan iklim ini cukup kompleks,

meliputi meningkatnya gas rumah kaca CO2 dan metana yang berasal dari

kegiatan industri, kendaraan bermotor, dan mahkluk hidup penghasil

metana alamiah seperti bakteri. Selain itu juga terjadinya kerusakan hutan

alami akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman, industri, pertanian dan

fungsi lainnya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya fungsi hutan sebagai

paru-paru dunia. Pada satu sisi pemanfaatan/eksploitasi sumberdaya alam

ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun disisi lain

kegiatan rehabilitasi dan penanggulangan kerusakan lingkungan kurang

begitu diperhatikan.

Dalam perspektif tata ruang kota, untuk meminimalkan timbulnya fenomena

perubahan iklim, maka keberadaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) menjadi hal

penting yang harus diperhatikan. Keberadaan RTH diwilayah perkotaan

adalah untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan

system hidrologi dan system mikroklimat, maupun sistem Ekologis lain. RTH

sangat diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan air dan udara bersih

bagi masyarakat serta menciptakan estetika kota. Luas RTH di wilayah

perkotaan agar dapat menjalankan proses-proses ekologis tersebut minimal

Page 288: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 51

30% dari total luas wilayah kota, terdiri atas RTH publik 20% dan RTH privat

10%.

4.5.2.3 Terorisme Global

Saat ini aksi-aksi terorisme di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia

masih menjadi ancaman dan tantangan besar bagi pelaksanaan

pembangunan nasional. Jika berbicara masalah terorisme, maka tidak dapat

dipisahkan dari faham radikalisme dan fenomena kemiskinan. Karena itu,

penanganan terorisme bukan hanya perkara penguatan fungsi militer dan

kepolisian, melainkan harus menyentuh penanganan permasalahan-

permasalahan kesejahteraan, peningkatan akses kehidupan yang lebih baik

dan penyelenggaraan dialog-dialog antaragama yang konstruktif. Dengan

demikian penangangan masalah terorisme nasional harus melibatkan

seluruh unsur masyarakat. Dalam konteks penanganan teorisme

internasional, Indonesia terus dituntut untuk meningkatkan kerjasama

dengan berbagai negara seperti Amerika, Jepang, Australia dan negara-

negara Asia Tenggara lainnya untuk meningkatkan kemampuan aparatur

negara dalam memerangi terorisme internasional.

Lebih jauh lagi, posisi geografis Indonesia yang strategis berpotensi

menimbulkan ancaman bagi berkembangnya jenis-jenis kejahatan lintas

batas lainnya, seperti kejahatan penyelundupan manusia. Oleh karena itu

Indonesia juga harus meningkatkan upaya-upaya dalam menekan

permasalahan lintas batas melalui format kerjasama dengan negara-negara

tetangga secara komprehensif.

Page 289: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 52

4.5.2.4 Trafficking

Kasus tindak pidana perdagangan orang saat ini terus terjadi, dimana Negara

Indonesia menjadi bagian dari praktek ini. Tindak kejahatan terhadap

kemanusiaan ini terjadi sejak di daerah atau negara asal, daerah transit

hingga ke daerah negara tujuan. Keterbatasan ekonomi, minimnya tingkat

pendidikan sering kali menjadi dasar alasan kelompok ini terjerat dalam

human traficking. Beragam cara dipakai pelaku untuk menarik dan

mengontrol korban diantaranya janji pekerjaan bergaji tinggi, hingga

ancaman kekerasan. Hal tersebut banyak terjadi karena adanya masalah

ketidakseimbangan hubungan negara-negara maju dengan negara-negara

berkembang khususnya dalam konteks hubungan perdagangan dan

ekonomi. Sebagai perbandingan bahwa perdagangan orang dan

pennyelundupan manusia merupakan kejahatan dengan nilai keuntungan

terbesar ke-3 (tiga) setelah kejahatan penyelundupan senjata dan peredaran

narkoba.

Di Indonesia praktek ini dapat terjadi dengan modus pengiriman tenaga kerja

ke luar negeri, dimana dua komponen yang saling memperkuat yakni antara

kurangnya lapangan kerja yang tersedia dan rendahnya keterampilan yang

dimiliki. Kota Batam dapat mengambil peran dalam mengurangi dampak dari

hal ini dengan upaya penciptaan lapangan tenaga kerja dan peningkatan

keterampilan tenaga kerja.

Page 290: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 53

4.5.2.5 Penularan HIV dan Peredaran Narkoba Di Kota Batam

A. HIV di Kota Batam

Setiap tahun jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)

dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Batam terus meningkat,

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 4.4 Kasus HIV dan Aids Adapun jumlah penderita HIV dan AIDS di

Kota Batam

Uraian Tahun

2013

% Tahun

2014

% Tahun

2015

% keterangan

Tes 9.848 11.135 12.006 Meningkat

HIV positif 546 5,5 587 5,2 638 5,3 Meningkat

AIDS 198 36 289 49 253 40 Menurun

Meninggal 51 9,3 82 14 81 13 Menurun

Berdasarkan data Dinkes hingga 2015 penderita HIV/AIDS datang dari

kalangan pekerja dengan jumlah penderita 163 orang, yang kedua ibu rumah

tangga sebanyak 114 orang, ketiga wanita pekerja seks 87 orang, pekerja

salon atau pijit 50 orang tenaga kerja indonesi (TKI) tiga orang dan

mahasiswa dua orang. Sedangkan untuk penderita HIV + berdasarkan

kelompok umur, disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Penderita HIV + berdarkan kelompok umur (Tahun 2015)

Kelompok

umur (tahun)

<4 5-14 15 -

19

20 -

24

25 –

49

>50

Penderita

(orang)

30 6 2 50 512 38

Page 291: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 54

Dari tabel diatas, terlihat bahwa penderita HIV + terbanyak adalah pada

masyarakat usia produktif, dimana struktur penduduk Kota Batam juga

mayoritas usia produktif dan pekerja.

Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran kasus ini, pemerintah

mengeluarkan Permendagri Nomor 20 tahun 2007 dimana pasal 4

mengisyaratkan bahawa Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten/ Kota

bertugas menetapkan kebijakan dan rencana strategis daerah serta pedoman

pelaksanaan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan AIDS. Sejalan

dengan hal tersebut Pemerintah Kota Batam juga mengeluarkan Surat

keputusan melalui SK Walikota Batam Nomor. KPTS. 89/HK/II/ 2015 tentang

Pembentukan Penngurus Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Batam periode

2015 -2019. Selain itu Kebijakan / peraturan terkait Program Pencegahan

Penularan HIV melalui Transmisi Seksual (PMTS) juga diatur dalam SK

Walikota Batam Nomor. 40 Tahun 2013 tentang Pembentukan Tim

Pencegahan HIV melalui transmisi seksual (PMTS) paripurna dengan Ketua

Tim PMTS yaitu Kadisnaker Kota Batam.

Adapun kegiatan penguatan Program HIV dan AIDS bagi remaja yang

telah dilakukan di Kota Batam antara lain adalah :

1. Pelatihan pendekatan pendidik sebaya bersama bagi siswa dan guru

2. Menyampaikan pesan tentang rokok, Napza dan HIV AIDS pada ospek

mahasiswa baru dan MOS di sekolah

3. Melakukan survei cepat pengetahuan tentang HIV dan AIDS di kalangan

remaja (15-24 tahun).

B. Narkoba

Letak Kota Batam yang strategis dan berhadapan langsung dengan

Page 292: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 55

Negara lain, sangat berpotensi terhadap masuknya peredaran narkoba

dengan mudah. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat hingga akhir 2015,

pengguna narkotika di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebanyak 41.767 jiwa

atau mencapai 2,94 persen dari 1,5 juta penduduk setempat. Sepanjang

rentang tahun 2016, pengguna Narkoba di Kota Batam sekitar 0,2 persen di

Batam, maka perlu dilakukan sosialisasi bahaya nya kepada masyarakat.

Tahun 2015 Badan Narkotika Nasional telah melakukan Re-strukturisasi

Organisasi yaitu dengan menambahkan bidang rehabilitasi sesuai dengan

Perka BNN nomor : 03 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNN

Provinsi dan BNN kab/kota. Sehingga dalam pelaksanaaan tugas pokok dan

fungsinya dalam program Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan

Dan Peredaran Gelap Narkoba BNN Kota Batam terdapat empat pilar yang

saling bersinergi untuk mensukseskan program tersebut yaitu Sub Bagian

Umum, Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat, Seksi Rehabilitasi

dan Seksi Pemberantasan. Sub Bagian Umum melaksanakan tugas tata kelola

administrasi, pengelolaan keuangan, kehumasan, hukum dan kerjasama,

operasional serta tata kelola kepegawaian dan organisasi. Seksi Pencegahan

dan Pemberdayaan Masyarakat melaksanakan tugas diseminasi informasi

P4GN, advokasi tentang kebijakan P4GN, pengembangan kapasitas dalam

upaya P4GN, pemberdayaan fasilitator aktif dalam upaya P4GN, damping

jangkau terhadap penyalahguna/pecandu narkoba. Seksi Pemberantasan

melaksanakan tugas pemetaan jaringan narkoba. Seksi Rehabilitasi

melaksanakan tugas pelayanan terhadap residen untuk direhabilitasi seperti

asesmen dan konseling.

Saat ini, Badan Narkotika Nasional Kota Batam memiliki 24 personil.

Jumlah ini jauh dari standar Daftar Susunan Pegawai (DSP) yang seharusnya

berjumlah 67 orang. 24 personil tersebut terdiri dari 2 tenaga POLRI, 13

Page 293: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 56

tenaga PNS dan 9 tenaga kontrak karya. Jumlah sarana dan prasarana yang

dimiliki untuk mendukung kelancaran pelaksanan tugas Pencegahan Dan

Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba juga masih

sangat minim.

Kebijakan Pemerintah Kota Batam dalam memerangi Narkoba tertuang

dalam Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Pencegahan, Penanggulangan, dan Pemberantasan Penyalahgunaan

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya.

Selain itu diperkuat dengan adanya Permendagri Nomor 21 Tahun 2013 yang

isinya bahwa pemda wajib bertanggung jawab melindungi masyarakat dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui fasilitasi pencegahan

penyalahgunaan narkotika.

Dalam upaya penanggulangan permasalahan narkoba yang ada di

wilayah Kota Batam, Badan Narkotika Nasional Kota Batam bertugas untuk

melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba di wilayah Kota Batam. Dalam pelaksanaan

tugasnya Badan Narkotika Nasional Kota Batam bekerjasama dengan instansi

terkait baik instansi pemerintah maupun institusi swasta, para stakeholder,

LSM dan kelompok masyarakat untuk bersama-sama memerangi masalah

narkoba yang mengancam generasi muda Kota Batam.

4.5.2.6 Sustainable Development Goals

Seiring dengan berakhirnya MDGs pada tahun 2015, diskusi mengenai

kerangka kerja pembangunan internasional pasca 2015 dimulai. Pada

pertemuan Rio +20 Summit, 192 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

memulai proses perancangan tujuan pembangunan berkelanjutan

(sustainable development goals) yang berorientasi pada aksi, ringkas dan

Page 294: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 57

mudah dikomunikasikan, jumlah terbatas, aspiratif, bersifat global secara

alamiah dan dapat diterapkan pada semua negara dengan memperhatikan

perbedaan kenyataan, kapasitas dan tingkat pembangunan sebuah negara

dan menghargai kebijakan dan prioritas nasional.

Pada tanggal 30 Mei 2013, High Level Panel on the Post-2015 Development

Agenda mengeluarkan “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and

Transform Economies through Sustainable Development,” sebuah laporan

yang menetapkan agenda universal untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim

dari muka bumi pada tahun 2030, dan mewujudkan janji pembangunan

berkelanjutan. Laporan ini mengajak seluruh warga dunia untuk bekerjasama

dalam sebuah kemitraan global baru (New Global Partnership) yang

menawarkan harapan dan peran bagi setiap orang.

Dalam laporan tersebut, High Level Panel yang salah satu ketuanya adalah

Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono mendorong

tujuan pembangunan pasca 2015 untuk melakukan 5 (lima) pergeseran

transformasi utama, yaitu:

1. Tidak meninggalkan siapapun di belakang Setelah tahun 2015 dunia

harus bergerak dari mengurangi kemiskinan ke mengakhiri kemiskinan

ekstrim, dalam segala bentuknya. Dunia perlu memastikan bahwa tidak

ada satu orangpun-apapun etnis, gender, geografi, disabilitas, ras dan

status lainnya yang tidak mendapatkan kesempatan ekonomi dasar dan

hak asasi.

2. Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai inti Dunia harus

mengintegrasikan dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan dari

keberlanjutan. Dunia harus bertindak sekarang untuk mengurangi laju

Page 295: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 58

perubahan iklim dan degradasi lingkungan, yang menimbulkan ancaman

yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi manusia.

3. Transformasi ekonomi untuk penyediaan pekerjaan dan pembangunan

yang inklusif. Transformasi ekonomi yang mendalam dapat mengakhiri

kemiskinan ekstrim dan meningkatkan mata pencaharian, dengan

memanfaatkan inovasi, teknologi dan potensi bisnis. Semakin beragam

kegiatan ekonomi, dan dengan kesempatan yang sama bagi semua

orang, akan mewujudkan iklusi sosial, terutama bagi generasi muda,

dan mendorong pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

4. Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif, terbuka dan

akuntabel bagi semua Kebebasan dari konflik dan kekerasan adalah

hak manusia yang paling mendasar, dan merupakan fondasi paling

penting dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Pada

waktu yang bersamaan, masyarakat di seluruh dunia berharap

pemerintah bersikap jujur, akuntabel dan responsif terhadap

permintaan mereka. Dunia mendesak sebuah pergeseran fundamental

yang menempatkan perdamaian dan tata kelola pemerintahan yang

baik sebagai elemen inti kesejahteraan, bukan sebuah pilihan ekstra.

5. Membina kemitraan global baru Semangat kebersamaan, kerjasama

dan akuntabilitas antar pihak harus menyokong agenda pembangunan

pasca 2015. Kemitraan baru harus dilandaskan pada pemahaman

bersama akan perikemanusiaan, berbasis pada pengertian dan manfaat

antar pihak. Hal tersebut harus berada di tengah-tengah masyarakat,

termasuk mereka yang terdampak oleh kemiskinan dan terpinggirkan,

perempuan, remaja, lansia, penyandang cacat dan penduduk lokal/

indigenous. Kemitraan tersebut harus melibatkan organisasi

Page 296: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 59

masyarakat, institusi multilateral, pemerintah daerah dan pusat,

komunitas sains dan akademis, pelaku bisnis dan filantropi.

4.6 Penetapan Isu-Isu Strategis Kota Batam Tahun 2016-2021

Suatu isu strategis dapat memuat beberapa fokus isu yang terkait dengan

suatu bidang/ urusan yang menjadi landasan dalam perumusan arah

kebijakan pada Bab VI. Berdasarkan hasil telaah terhadap permasalahan

pembangunan daerah Kota Batam, agenda pembangunan daerah (RPJPD

Kota Batam Tahun 2005-2025), agenda pembangunan nasional (RPJMN

2014-2019 dan RPJMD Provinsi Kepri Tahun 2015-2021) serta agenda

pembangunan internasional/ isu-isu global, dilakukan penetapan isu-isu

strategis Kota Batam untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun

waktu 5 (lima) tahun mendatang (2016-2021). Dalam menetapkan isu-isu

strategis, digunakan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan nasional;

2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;

3. Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan

masyarakat;

4. Memiliki daya ungkit yang siginifikan terhadap pembangunan daerah;

5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan

6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Adapun isu-isu strategis Kota Batam Tahun 2016-2021 meliputi :

1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

Reformasi birokrasi mencakup pembenahan struktural, prosedural, kultural

Page 297: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 60

dan etika birokrasi. Terdapat tiga elemen utama yang melekat pada

reformasi birokrasi yaitu, pertama reformasi keuangan daerah yang berfokus

pada mekanisme penganggaran yang tepat sasaran dan langsung menyentuh

kepentingan masyarakat luas, hal ini menuntun pada penyempurnaan proses

kerja pemerintahan dalam hal penetapan tenggat waktu, indikator serta

target yang tepat. Kedua, reformasi sumber daya aparatur daerah, yakni

berkaitan dengan kualitas implementasi dari sebuah program kerja dan

memusatkan perhatian kepada kesiapan sumberdaya manusia. Ketiga,

reformasi pelayanan publik yakni kondisi pelayanan yang baik sebagai hasil

dari reformasi keuangan dan sumberdaya aparatur.

Dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi, Pemerintah Kota Batam telah

menerbitkan Peraturan Walikota (Perwako) Batam Nomor 41 tahun 2013

tentang Pedoman Reformasi Birokrasi dilingkungan Pemerintah Kota Batam,

dimana tujuan dari Perwako ini adalah sebagai pedoman Pemerintah Kota

Batam untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi dalam rangka menciptakan

birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif,

berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani

publik, netral, sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai – nilai dasar

dan kode etik aparatur negara. Untuk melaksanakan program dimaksud

disusunlah Roadmap Reformasi pemerintah daerah yang bertujuan untuk

memberikan arah pelaksanaan Reformasi berjalan secara efektif, efisien,

terukur, konsisten, terintegrasi dan berkelanjutan.

Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan kerjasama yang sangat terorganisir

dan efektif antar komponen internal Pemerintah Kota Batam, maupun

komponen eksternal, yakni BP Batam. Selain itu, upaya penguatan mutu

aparatur daerah harus terus dilakukan, sehingga dapat terbentuk aparatur

yang profesional melayani masyarakat. Melalui tata kelola pemerintahan

Page 298: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 61

yang tepat (ketepatan anggaran, profil aparat yang tepat, konfigurasi

struktur birokrasi yang tepat) maka pelayanan yang ideal kepada masyarakat

di Kota Batam dapat diwujudkan dari waktu ke waktu sesuai dengan

tuntutan masyarakat tentang standar layanan yang diinginkan. Adapun fokus

isu dalam isu “Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan” adalah (1)

Menghadirkan Clean Government, (2) Meningkatkan akuntabilitas,

transparansi dan integritas aparatur pemerintahan, (3) Meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pelayanan.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah telah mencanangkan kebijakan

untuk mencapai target terwujudnya SMART ASN pada tahun 2019. Smart

ASN merupakan karakteristik ASN yang berwawasan global, menguasai

teknologi informasi dan bahasa asing, memiliki jejaring yang luas dan tinggi,

multi tasking. Hal ini diusung karena kebutuhan masyarakat yang kian

kompleks, dan untuk itu perlu didukung dengan adanya aparatur yang

profesional, berkualitas dan berintegritas agar tata kelola pemerintah

berkelas dunia dapat segera terwujud.

2. Peningkatan kualitas, pengembangan dan pembangunan infrastruktur

wilayah

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Infrastruktur merupakan

bagian yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat.

Keberadaan infrastruktur yang memadai baik secara kuantitas maupun

kualitas sangat diperlukan. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital

guna mendukung berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri

dan kegiatan sosial di masyarakat dan pemerintahan.

Adapun fokus isu dalam isu “Peningkatan kualitas, pengembangan dan

Page 299: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 62

pembangunan infrastruktur wilayah” adalah (1) Penanganan ruas jalan

strategis nasional dan provinsi, jalan-jalan di kawasan pemukiman maupun

ruas jalan non status yang mempunyai nilai strategis dan ekonomi, (2)

Penanganan perumahan kumuh, penyediaan rumah murah dan Rusun, serta

Peningkatan sarana dan prasarana utilitas kawasan pemukiman, (3)

penyediaan transportasi massal darat dan laut yang murah dan refresentatif

guna meningkatkan aksesibilitas antar wilayah perkotaan dan hinterland, (4)

penanggulangan banjir, adapun lokasi banjir eksisting sebagai berikut : 1. Sei

Tering, 2. SPBU Jodoh (Belakang BCA), 3. Perumahan Marina Park (Hotel 89

menuju DC Mall), 4. Perum Happy Garden Nagoya, 5. Jl. Imam Bonjol Nagoya

(Depan Notaris Suhendro Gautama), 6. Jl. Jend. Sudirman (Simpang Jam), 7.

Kawasan Bengkong Indah/ Bengkong Swadebi, 8. Jalan Masuk ke Perumahan

Dotamana dan Family Dream, 9. Jalan Hang Tuah (Simpang Empat Bandara

Hang Nadim), 10. Jl. Simpang Frengki – Rosedale (4 titik) yaitu : Cekungan

Belakang Rosedale, Depan Marchelia, Nursery Yuyun Mitra Raya, dan antara

Toko Sharp – Lahan RS, 11. Jl. Arah Ocarina (depan Ruko Subhan) 2 titik, 12.

Jalan di Depan Rumah Makan Saung Sunda Sawargi, 13. Jl. Letjen R.

Soeprapto (depan Plaza Panbil), 14. Jl. S. Parman (depan Perum Bida Ayu dan

Bukit Kemuning), 15. Perum Kodim Batu Aji, 16. Perum Sierra dan Masyeba

Batu Aji, 17. Jl. Letjen R. Soeprapto Depan SP Plaza, 18. Jl. Diponegoro

(Depan Perumahan Permata Hijau dan Villa Paradise), 19. SPBU Simpang

Base Camp, 20. Jl. Letjen R. Soeprapto (Depan Buana Raya Batu Aji), 21. Jl.

Letjen R. Soeprapto (Depan Pasar Melayu Batu Aji), 22. Jalan Menuju

Pelabuhan Rakyat Sagulung, 23. Jl. Gajah Mada (Depan Perum Tiban Ayu),

24. Perumahan Taman Laguna Indah Marina dan Perumahan Ricci, 25.

Perumahan Devin Premier Marina, 26. Tiban Centre dan Tiban Indah Kel.

Tiban Indah, 27. Kawasan Industri Sekupang, 28. Perumahan Kartini Raya dan

Page 300: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 63

Pondok Pratiwi, 29. Komplek Rusunawa Tanjung Piayu, 30. Jalan Hang

Kesturi (Depan Industri Taiwan), (5) Pembangunan dan jembatan dan

pelantar beton di wilayah hinterland.

3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar Masyarakat yang Berdaya Saing

Sedikitnya terdapat dua paradigma pembangunan yang harus digunakan

sebagai pijakan dalam pembangunan pelayanan dasar masyarakat

perkotaan. Paradigma pertama adalah paradigma pembangunan yang

berfokus pada sumberdaya manusia (people centered paradigm), dimana

dalam konteks ini manusia ditempatkan sebagai fokus utama dalam

pembangunan. Pendekatan yang digunakan adalah meningkatkan kapasitas

manusia dengan jalur penyediaan layanan pendidikan yang baik, unggul dan

terjangkau, serta layanan kesehatan yang prima, terjangkau dan merata,

sehingga tercipta manusia yang memiliki kompetensi, berdaya dan produktif.

Paradigma kedua adalah paradigma pembangunan yang berfokus pada

kesejahteraan (welfare paradigm), dimana paradigma ini berfokus pada

upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

masih miskin/ memiliki kekurangan dalam pemenuhan sandang, pangan dan

papan. Melalui pemberdayaan masyarakat miskin, angka kemiskinan yang

notabene terus bertambah seiring pertambahan penduduk dengan

pertumbuhan ekonomi Kota Batam dapat diantisipasi. Pemberdayaan ini

berkaitan dengan meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin untuk

mengakses sumberdaya dan mampu ikut serta dalam aktivitas

perekonomian.

Saat ini di Kota Batam, tingkat kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan

harus terus ditingkatkan, terutama di daerah hinterland yang masih

terkendala infrastruktur dan akses transportasi. Dalam bidang pendidikan,

Page 301: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 64

karakteristik penduduk Kota Batam yang terus mengalami dinamika,

menuntut adanya penyesuaian antara pendidikan dan keterampilan

penduduk dengan tuntutan dunia kerja. Hal ini sesuai dengan tantangan

dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, sehingga masyarakat Kota

Batam dapat turut berkolaborasi dalam konstelasi masyarakat Asean dan

bukan hanya sebagai penonton dalam aktifitas ekonomi Asean. Sedangkan

dalam bidang kesehatan, ketersediaan dan pemerataan tenaga medis serta

sarana prasarana kesehatan di daerah hinterland perlu ditingkatkan

prioritasnya.

Adapun fokus isu dalam isu “Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar

Masyarakat adalah (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan

pendidikan, (2) meningkatkan kualitas pelayanan dan jangkauan Kesehatan

masyarakat, (3) Pengentasan dan pemberdayaan masyarakat miskin, (4)

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial,

4. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kesepakatan yang dibangun oleh masyarakat dunia dalam Sustainable

Development Goals antara lain pembangunan harus memperhatikan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan demikian

pembangunan di Kota Batam harus dilaksanakan dengan memperhatikan hal

tersebut. Pembangunan yang berwawasan lingkungan meliputi aspek

pengendalian pencemaran lingkungan (persampahan, pengelolaan air limbah

dan penanganan polusi udara) serta perlindungan kawasan lindung dan

konservasi. Keberadaan luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 %

harus dapat diwujudkan karena RTH memiki peran dalam menyediakan

udara sehat, pengolahan sampah rumah tangga maupun sampah industri

Page 302: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 65

mendorong ketahanan ekosistem lingkungan dan sumberdaya air, yang

bermuara pada terjaminnya kelangsungan hidup masyarakat perkotaan.

Selain itu kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan selaras dengan alam

(eco living) harus terus diusahakan dalam mencapai kondisi lingkungan hidup

perkotaan yang baik. Adapun fokus isu dalam isu “Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup” adalah (1) Pemenuhan standar ruang

terbuka hijau, (2) Pengelolaan persampahan, (3) Pengelolaan sumberdaya

air, (4) Pengelolaan limbah secara terpadu, (5) Pengurangan efek rumah

kaca, (6) Penanggulangan potensi resiko kekeringan.

Dalam rangka implementasi Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011

tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah kaca sampai

tahun 2020 dan Surat edaran bersama Menteri Dalam Negeri RI Nomor 660/

95/ SJ/ 2012 , Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 0005/

M.PPN/ 01/ 2012 dan Menteri lingkungan Hidup RI Nomor 01/ MENLH/ 01/

2012 perihal Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah

Kaca (RAD-GRK) tanggal 11 Januari 2012, terkait RAN-GRK maka diharapkan

para Gubernur menyusun RAD-GRK berpedoman pada RAN-GRK dan

kebijakan perencanaan pembangunan daerah yang ditetapkan melalui

peraturan Gubernur paling lambat akhir september 2012 yang dilakukan

secara partisipatif sesuai dengan karakteristik, potensi dan kewenangan

daerah serta terintegrasi dengan rencana pembangunan daerah seperti

RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan APBD.

Kota Batam mempunyai sejumlah industri besar yang masing-masing

industri ini merupakan sumber emisi GRK. Sebagai catatan untuk Indonesia,

tahun 2005 sektor energi yang di dalamnya termasuk industri merupakan

salah satu penyumbang utama emisi GRK. Menurut catatan ICCSR (2010),

sektor energi menyumbang emisi nasional sebesar 23% dari total emisi CO2.

Page 303: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 66

Sementara pada sektor industri sendiri emisi terbesar dihasilkan oleh

industri semen dengan 9% berasal dari pembakaran bahan bakar dan 32%

emisi yang dilepas dari proses produksi semen. Dengan kata kalian industri

semen sendiri menyumbang 41% dari total emisi GRK industri Indonesia.

Sementara sisanya 26% berasal dari penggunaan energi di industri

manufaktur dan 7% berasal emisi proses produksi industri manufaktur. Yang

termasuk ke dalam industri manufaktur ini antara lain industri besi dan baja,

industri bubur kertas (Pulp and Paper), industri tekstil, industri pupuk dan

kimia lainnya.

Untuk penyediaan air bersih, Kota Batam melalui Badan Pengusahaan

Kawasan Batam bekerjasama dengan pihak swasta yaitu PT. Adhya Tirta

Batam (ATB) dimana air bersih di Kota Batam hanya mengandalkan air hujan

sebagai sumber air baku yang ditampung di tujuh dam – Dam Nongsa, Dam

Mukakuning, Dam Duriangkang, Dam Sei Ladi dan Dam Sei Harapan Dam

Baloi dan Dam Tembesi. Adanya kasus El Nino yang terjadi beberapa waktu

yang lalu menyebabkan kekeringan berkepanjangan . Berdasarkan data yang

dihimpun ATB, sejak lima tahun lalu air baku di seluruh dam Pulau Batam

sudah jarang meluber. Dalam rentang waktu tersebut, air baku lima dam

juga pernah menyusut cukup signifikan, hanya saja penyusutan tersebut

belum separah penyusutan yang terjadi di 2015. Berdasarkan data air baku

yag kerap disajikan ATB dalam berbagai kesempatan – kecuali Dam Sei Ladi –

sejak 2015 air baku di lima dam bahkan tidak pernah lagi berada di titik nol

atau titik dimana air baku berada di level maksimal. Memasuki 2015, air baku

di Dam Nongsa sudah menyusut 3 meter dan kini penyusutannya sudah

berada di level 4,03 meter; Begitupula dengan Dam Harapan yang sejak awal

tahun sudah menyusut 0,69 dan kini sudah menyusut 3,82 meter; Januari

2015, air baku Dam Mukakuning sudah menyusut 0,5 meter dan kini

Page 304: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 67

penyusutan berada di level 2,98 meter; bahkan dam yang menjadi urat nadi

Pulau Batam juga sejak Januari 2015 air bakunya menyusut 0,16 meter dan

terus menyusut hingga 2,2 meter.

Seperti yang sudah didengung-dengungkan banyak pihak, otoritas

penyedia air baku di Pulau Batam harus segera melakukan revitalisasi

seluruh dam yang masih aktif digunakan dengan cara pengerukan,

pembersihan eceng gondok atau tanaman lain yang menyebabkan

pendangkalan, hingga penertiban seluruh aktivitas yang mengurangi

kehandalan dam. Salah satu upaya BP Batam untuk terus menjaga

ketersediaan air bersih di Pulau Batam adalah dengan cara mengolah limbah

rumah tangga menjadi air layak konsumsi. Saat ini mereka sedang

mengembangkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mengolah air

limbah domestik menjadi air minum. Kedepan BP Batam akan membuat

jaringan pipa ke rumah-rumah sehingga air buangan rumah tangga dapat

diolah menjadi air yang lebih bermanfaat. BP Batam juga sudah membangun

dam baru – Dam Tembesi, yang bila sudah dioperasikan dapat menambah

cadangan air baku hingga 600 liter/detik.

Dalam cakupan pelayanan air bersih bagi masyarakat

terdapat disparitas (kesenjangan) pelayanan air bersih antara

daerah Pulau Batam (mainland) dan Pulau-pulau sekitarnya

(hinterland). Cakupan pelayanan air bersih di Pulau Batam

(mainland) sebesar 95 % melebihi target MDGs 2015 sebesar 68

%, sedangkan cakupan pelayanan air bersih di wilayah hinterland

baru mencapai 27%.

Masalah utama di wilayah hinterland yaitu tidak memiliki

sumber air baku dan sumber air alternatif yang bisa dijadikan

sebagai sumber air bersih. Sumber air baku air minum yang biasa atau

Page 305: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 68

umum digunakan oleh penduduk luar Pulau Batam adalah berupa air hujan

dengan menggunakan Penampung Air Hujan (PAH), air tanah dangkal yang

diabstraksi dengan sumur gali (SG) atau sumur bor pantek, dan sebagian

membeli atau ambil air dari lokasi / pulau lain. Air minum perpipaan sudah

ada di sebagian kelurahan, berupa SPAM Perdesaan dan SPAM IKK

(Ibukota Kecamatan) dan ada juga air minum “perpipaan swadaya

masyarakat”, dimana airnya dialirkan begitu saja menggunakan pipa ke

rumah-rumah tanpa adanya pengolahan, sehingga Air hujan banyak

digunakan terutama di wilayah pedataran pantai, dimana sumber lain

berupa mata air tidak didapatkan, air tanah dangkal (sumur gali) banyak

yang keruh dan kering diwaktu kemarau panjang, bahkan airnya payau;

sedang air sungai banyak yang payau dan kering pada musim kemarau

(sungai intermiten). Penampung air hujan ada yang terbuat dari fiberglas,

aluminium, dan beton dengan berbagai ukuran. Penggunaan air tanah

dangkal dengan menggunakan sumur gali atau sumur bor pantek banyak

dimanfaatkan penduduk luar Pulau Batam, yaitu di 3 (tiga) kecamatan yang

merupakan hinterlandnya Pulau Batam. Kedalaman sumur gali umunya

berkisar dari 1 – 5 meter dibawah muka tanah setempat, dengan muka air

tanah berkisar dari 0,5 – 4 meter di bawah muka tanah setempat,

sedangkan sumur bor pantek umumnya hingga kedalaman 30 m dibawah

muka tanah setempat. Kualitas air tanah beragam dari yang jernih hingga

keruh bahkan kemerah-merahan, sebagian besar airnya tawar dan banyak

pula ditemukan airnya payau apalagi dimusim kemarau. Pada musim

kemarau sebagian sumur gali banyak yang susut bahkan kering, bahkan di

daerah dekat garis pantai airnya menjadi payau.

Selama ini pelayanan air bersih untuk wilayah hinterland

dilaksanakan dengan cara sistem distribusi menggunakan

Page 306: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 69

transportasi boat air dari sumber air ke wilayah pelayanan

sehingga hal ini memiliki kelemahan antara lain; kesulitan akses

terhadap sumber air bagi pelanggan (jauh dari persil /rumah

warga, distribusi menggunakan slang air dari boat air ke

penampungan di rumah warga), pelayanan tidak kontinyu

(jadwal menyesuaikan kedatangan kapal penjual air ± 2 kali

dalam seminggu).

Kontinuitas pelayanan air bersih yang dikelola oleh UPT Air

Bersih Kota Batam terhadap pelanggan tidak dapat dilayani

selama 24 jam, disebabkan tidak seimbangnya antara

ketersediaan air yang ada dengan cakupan pelayanan yang

semakin meningkat.

Adapun upaya peningkatan cakupan pelayanan kepada masyarakat

adalah:

1. Membangun sistem distribusi air bersih antara pulau dengan

cara interkoneksi jaringan pipa air bersih bawah laut dari

sumber air bersih ke wilayah pelayanan.

2. Pembangunan sumber air baku baru bagi pemenuhan kebutuhan air

bersih bagi masyarakat.

3. Pembangunan IPA baru beserta jaringan pipa transmisi dan distribusi,

meningkatkan pengembangan kapasitas instalasi pengolahan, sistem

distribusi pelayanan, dan mewujudkan sistem produksi air bersih siap

minum untuk melayani seluruh wilayah Kota Batam

5. Pengurangan Ketimpangan Ekonomi dan Perluasan Kesempatan Kerja

Page 307: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 70

Pembangunan daerah pada hakikatnya ditujukan untuk menciptakan

masyarakat yang sejahtera. Untuk itu pembangunan ekonomi diarahkan

pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja,

pemerataan pendapatan dan pengendalian stabilitas harga kebutuhan

pokok. Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi harus dilakukan melalui

prinsip pengembangan ekonomi yang seimbang dengan menerapkan konsep

konsep pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment dengan

memperhatikan community empowerment.

Keterbatasan akses daerah hinterland Kota Batam menjadikan stabilitas

harga kebutuhan pokok sulit dikendalikan, serta mengurangi kesempatan

masyarakat daerah hinterland untuk dapat memperoleh kehidupan dan

penghidupan yang sesuai dengan prinsip masyarakat sejahtera. Dalam

konteks ini pemerataan akses transportasi dapat menjadi lokomotif bagi

peningkatan akses pelayanan dasar lainnya. Selain itu dalam upaya

mengurangi ketimpangan ekonomi masyarakat Kota Batam, diperlukan

keberpihakan pada usaha mikro kecil dan menengah termasuk

pekerja/pedagang informal, hal ini dapat dilakukan melalui (1) kebijakan-

kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan standar kualitas produk

UMKM dan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan

sinergitas umkm dengan industri strategis di Kota Batam, (2) atau dengan

menyediakan fasilitas dan modal kerja bagi umkm dan enterpreneur muda.

Adapun fokus isu dalam isu “Pengurangan Ketimpangan Ekonomi dan

Perluasan Kesempatan Kerja” adalah (1) Kualitas dan daya saing tenaga

kerja, (2) Kualitas transportasi publik untuk meningkatkan mobilitas

masyarakat dalam melakukan tindakan ekonomi, (3) Akses permodalan,

kualitas produk dan akses pemasaran produk UMKM.

Page 308: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 71

6.Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi diartikan sebagai teknologi yang berhubungan dengan

pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan penyebaran informasi.

Teknologi informasi terdiri dari hardware dan software. Hardware dapat

berupa komputer, laptop/ notebook dilengkapi dengan perangkat

pendukungnya seperti printer, jaringan, infokus, modem, LAN, dan lain-lain.

Sementara software adalah aplikasi-aplikasi dan sistem yang digunakan.

Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting untuk

mendukung kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada

organisasi pemerintah secara umum bertujuan untuk memecahkan masalah,

membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam

melakukan pekerjaan. Electronic Government (E-Government), menurut

Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan e- Government merupakan proses transformasi

dimana pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi

informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat birokrasi organisasi, serta

membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang

memungkinkan instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk

menyederhanakan akses dan transparansi ke semua informasi dan layanan

publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Seluruh lembaga negara,

masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat

setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal

melalui e-government.

Dari sisi masyarakat, penggunanaan teknologi informasi dapat meningkatkan

kualitas pelayanan publik karena syarat utama penggunaaan teknologi

informasi untuk proses kerja dan pelayanan publik adalah untuk prosedur

pelayanan yang baku dan standar yang jelas dari sisi waktu penyelesaian

Page 309: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 72

maupun biaya yang harus dikeluarkan. Dari sisi pemerintah, dapat

meningkatkan transparansi yang pada gilirannya akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan terutama

dalam pengelolaan keuangan. Berdasarkan Inpres No. 3/2003, tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government

mengamanatkan kepada setiap Gubernur dan Bupati/ Walikota untuk

mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan

kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-

government secara nasional. Dalam konteks ini, Pemerintah Kota Batam

perlu meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien demi

terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima. Adapun fokus isu dalam isu

“Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi” adalah (1)

Pengembangan konsep Kota Pintar (Smart city), (2) Meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelaksanaan pembangunan, (3) Meningkatkan kualitas

pengelolaan data pembangunan.

7. Peningkatan Kualitas Produk Kepariwisataan (Jasa dan Perdagangan

sebagai Unggulan Kota Batam)

Selain terkenal dengan industrinya, Kota Batam juga terkenal dengan potensi

wisatanya. Hal ini lah yang menjadikan Batam sebagai kota ke-3 tersebsar

dalam jumlah tingkat kunjungan Wisatawan Mancanegara setelah Jakarta

dan Bali. Adapun potensi wisata tersebut terdiri atas :

1. Wisata Budaya (Culture toruism)

2. Wisata Bahari (Marine tourism)

3. Wisata Olahraga (Sport tourism)

4. Wisata Belanja (Shopping tourism)

Page 310: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 73

5. Wisata Sejarah (History tourism)

6. Wisata Kuliner (Culinary Tourism)

7. Wisata Religi (Relgious Tourism)

8. Ekowisata & Wisata Perkebunan (Ecotourism & Agrotourism)

9. Wisata MICE (Meeting Insentif Convention Exhibition Tourism)

Tingginya kunjungan wisatawan ke Kota Batam, sangat berpengaruh besar

terhadap sektor penerimaan (PAD) Kota Batam yakni dari segi hotel, restoran

dan hiburan. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD Kota Batam untuk

Tahun 2015 sebesar 17,56%.

Selama periode 2009-2013, jumlah arus penumpang dari jalur laut dan udara

ke Kota Batam menunjukkan tren meningkat (tahun 2009 sebesar 8.535.339

orang, meningkat menjadi 12.443.256 orang pada tahun 2013). Berdasarkan

data tersebut dapat diketahui bahwa Kota Batam memiliki daya tarik untuk

dikunjungi, namun demikian kunjungan wisatawan ini bersifat sementara/

hanya melakukan transit di Kota Batam. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya

rata-rata tingkat hunian kamar hotel berbintang/ non bintang dibandingkan

dengan jumlah kamar hotel yang tersedia.

Tabel 4.4. Jumlah Kamar Hotal dan Rata-rata Tingkat Hunian

Tahun Jumlah Kamar

Hotel (Kamar)

Rata-rata tingkat hunian (%)

Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke

Batam (orang)

2009 6.544 47,16 8.535.339

2010 9.211 48,42 9.760.405 2011 9.317 48,21 6.983.201

2012 9.630 49,79 11.470.364

2013 10.570 49,49 12.443.256 2014 10.980

Page 311: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 74

2015 12.468

Kondisi demikian menuntut Pemerintah melakukan upaya-upaya agar para

wisatawan tertarik lebih lama menikmati Kota Batam. Dalam konteks ini,

peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya lokal yang potensial perlu

terus di lakukan, antara lain dengan mengembangkan sektor pariwisata

sebagai potensi unggulan Kota Batam. Bentuk geografis Batam yang terdiri

dari hamparan pulau-pulau dan berbatasan dengan Singapura dan Malaysia

sangat mendukung untuk dikembangkan kegiatan ekowisata pesisir dan

wisata belanja (wisata modern).Disamping itu keanekaragaman suku dan

budaya di Kota Batam mendukung dikembangkannya wisata religi, budaya

dan wisata kuliner. Terdapat 4 (empat) fokus isu dalam isu “Peningkatan

Kualitas Produk Kepariwisataan (Jasa dan Perdagangan sebagai Unggulan

Kota Batam)”, fokus isu tersebut adalah (1) Ekowisata bahari, (2) Pusat

wisata kuliner, (3) Wisata historis dan budaya, (4) Investasi pariwisata, (5)

Promosi pariwisata.

7.1. Ekowisata Bahari

Beberapa wisata bahari yang ada di Pulau Batam antara lain sebagai

berikut :

7.1.1 Pulau Abang

Pulau Abang merupakan salah satu daya tarik bahari terkemuka di

Batam. Pulau Abang merupakan sebuah pulau kecil yang berada disisi

paling selatan Pulau Batam dan merupakan bagian dari kecamatan

Galang. Pulau Abang merupakan surga bagi wisatawan pecinta diving,

snorkeling, island hopping, fishing dan berbagai aktivitas olahraga air.

Taman laut di Pulau Abang ditumbuhi rupa-rupa terumbu karang yang

Page 312: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 75

masih terjaga kealamiannya, tak kalah bahkan setara dengan Bunaken.

7.1.2 Pantai Melur

Pantai melur berlokasi di Galang, merupakan destinasi favorit bagi

warga lokal di setiap penghujung tahun, libur akhir pekan dan hari libur

nasional. Dipantai ini wisatawan dapat menikmati deburan ombak,

sapuan angin dan keindahan alam pada saat sunset. Terdapat bagi

fasilitas bagi pengunjung berupa kamar mandi untuk bilas, tempat

peribadatan, tempat menyewa tikar dan ban.

7.1.3. Pulau Putri

Pulau Putri merupakan salah satu destinasi favorit bagi para

pengunjung. Di pulau ini pengunjung dapat melihat negeri jiran

Singapura dengan lampu kerlap-kerlipnya seperti berada di halaman

depan pulau ini. Taburan cahaya yang dipantulkan dari gedung-gedung

menjulang itu menyemburatkan kilaian kuning, jingga dan kemerah-

merahan, menjadikan langit di atasnya tampak begitu benderang.

7.1.4. Jembatan Barelang/ Pantai Dendang Melayu

Jembatan Barelang adalah ikon wisata Batam. Wisatawan yang

berkunjung ke Batam belum dianggap ke Batam bila belum

menyinggahi jembatan ini. Jembatan ini dibangun di era BJ Habibie

memimpin otorita Batam untuk menghubungkan Batam dengan

Rempang dan Galang. Jembatan ini memiliki panjang 644 m dengan

bentang jembatan 530 m dan lebar jembatan 21,5 m. keindahan dan

kemegahan jembatan Barelang terlihat dari sudut manapun.

Page 313: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 76

7.1.5. Belakang Padang

Belakang Padang merupakan destinasi yang dapat digunakan bagi

warga lokal maupun pengunjung yang bosan dengan hiruk pikuk

perkotaan karena suasana pulau yang tenang, jauh dari hingar bingar

aktivias industri, kebisingan knalpot kendaraan serta polusi asap pabrik.

Belakang padang adalah sebuah contoh pulau yang dulunya dihuni oleh

komunitas melayu, namun seiring perkembangan zaman Belakang

Padang tumbuh menjadi perkampungan besar yang terdiri atas

beragam komunitas. Di Belakang Padang terdapat event berskala

internasional yang diadakan tiap tahunnya, yaitu internasional Sea

Eagle Boat Race yang diikuti oleh berbagai negara termasuk negeri jiran

Singapura dan Malaysia.

7.1.6 Kebun BUah Naga

Kebun Buah Naga terletak di daerah Galang, dimana di lokasi tersebut

wisatawan dapat mengitari setiap sudut kebun dan kita dapat melihat

bagaimana buah naga dikembangbiakan, cara memelihara, menyebar

bibit, sampai bagaimana menanam buah tersebut dengan baik jarak

satu bibit dengan yang lain, semua dapat kita lihat dan pelajari. Jika kita

tepat datang saat panen maka akan jauh lebih menyenangkan karena

kita akan ikut memanen dan memetik buah tersebut, kita pun akan

disuguhi dengan minuman segar yang berasal dari buah merah pekat

tersebut. Kesgaran tiada ternilai yang akan kita rasakan ketika satu hari

menjelajahi kebun yang terkenal akan khasiatnya.

7.1.7 BUnga Rosella

Bunga Rosella merupakan tanaman bunga yang berasal dari India yang

Page 314: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 77

telah banyak dibudidayakan di wilayah Nusantara khususnya di Kota

Batam. Sebutan lain dari bunnga ini, ialah Teh Merah. Produksi dari teh

ini, memiliki banyak keunggulan khususnya bagi kesehatan tubuh

manusia. Jika inging melihat bagaimana pertumbuhan Bunga tersebut

kita dapat menjumpainya di Kawasan Perkebunan Sei Temiang.

7.2. Pusat Wisata Kuliner

Kota Batam dengan penduduknya yang dinamis menawarkan berbagai

sajian masakan, antara lain :

7.2.1 Kuliner Khas Melayu

Kota Batam yang merupakan daerah kepulauan dan tanah melayu,

memiliki kekhasan tersendiri dalam wisata kulinernya, seperti Seafood

atau makanan sajian laut berupa gonggong, kepiting dan udang yang

dimasak dengan aneka rasa, sup ikan batam, otak-otak, nasi lemak, teh

obeng/ teh manis serta teh tarik.

7.2.2 Kuliner Ala Barat

Batam sebagai destinasi yang menjadi 3 besar sebagai destinasi yang

banyak dikunjungi wisatawan mancanegara melalui pintu masuk setelah

Bali dan Jakarta membuat Batam menawarkan berbagai kuliner yang

dapat dinikmati oleh pengunjung ketika berkunjung ke Batam. Batam

menawarkan kuliner ala Barat bagi pengunjung yang memiliki kesukaan

makanan barat atau ala eropa. Pengunjung dapat temukan di Hotel-

hotel berbintang, resort maupun restorant yang menyediakan kuliner

ala Eropa seperti di hotel Goodway, Planet Holiday, I hotel dan hotel

novotel.

Page 315: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 78

7.2.3 Kuliner Ala Asia (seperti Jepang dan Korea)

Batam tidak hanya menawarkan kuliner khas Batam, seafood dan ala

Eropa. Batam menyediakan kuliner khas Asia seperti kuliner dari negeri

Ginseng Korea dan kuliner asal dari Negeri Matahari Terbit Jepang.

Pengunjung dapat menemukan kuliner ala Asia di Hotel-hotel yang

menyediakan makananan khas Asia atau di restaurant-restaurant yang

menyediakan makanan ala Asia. Untuk kuliner Jepang pengunjung

dapat temukan di Hotel Goodway, Hotel Harmoni, Mercure Hotel dan

Panorama Regency. Selain hotel makanan dari Jepang dapat ditemukan

pengunjung di restaurant-restaurant seperti di Garo Japanese restorant

yang terletak di kawasan Batamindo Industrial Park Muka Kuning, Kazu

Japanese Restorant di raden Patah, Nagoya dan Iseya Japanese

Restoran di taman kota Baloi. Untuk pengunjung yang menyukai

makanan atau kuliner dari Korea dapat ditemukan di hotel Planet

Holiday dan restoran Soul di Jodoh.

7.3. Wisata historis dan budaya

7.3.1 Rumah Melayu Linmas Potong

Rumah Melayu Linmas Potong merupakan salah satu asset budaya

melayu yang ada di Batam berlokasi ditengah-tengah perkampungan

tua yakni kampung Melayu Batu Bear, Kecamatan Nongsa. Rumah ini

adalah salah satu bentuk rumah tradisional melayu Kepulauan Riau

yang dikenal memiliki bentuk dan arsitektur yang khas, dengan tinggi

sekitar 1, 5m dari atas permukaan tanah. Struktur rumah melayu

Linmas Potong memiliki sisi depan yang terdapat balkon setinggi kurang

lebih satu setengah meter yang dihubungkan dengan tangga. Sisi atas

rumah melayu ini terpampan profil “ Lebah Bergayut” khas melayu,

Page 316: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 79

yang terbuat dari kayu pilihan. Diatas pintu utama terdapat tarikh 11-

1959 yang menunjukkan tahun pembuatannya.

7.3.2 Makam Nong Isa

Makam Nong Isa merupakan komplek makam yang paling bersejarah di

Pulau Batam. Menurut catatan sejarah, Nong Isa arau Raja Isa bin Raja

Ali adalah penguasa pertama pulau batam. Pada tahun 1892, beliau

memperoleh mandat dari Sultan Riau dan Yang Dipertuan Muda Riau VI

untuk memerintah kawasan nongsa dan sekitarnya. Kawasan Nongsa

dan sekitarnya adalah Pulau Batam. Surat mandat Nong Isa tersebut

dikeluarkan pada 22 Jumadil akhir 1245 atau bertepatan dengan 18

desember 1829. Tanggal tersebut kini ditetapkan sebagai hari jadi Kota

Batam. Komplek makam zuriyat Nong Isa terletak diatas sebuah bukit

kecil di kampung Nongsa pantai, Kelurahan Sambau, Kecamatan

Nongsa, Batam. Wisatawan yang ingin berkunjung ke wisata sejarah ini

dapat menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.

7.4. Investasi pariwisata

Tingginya kunjungan wisatawan ke Kota Batam, sangat berpengaruh

besar terhadap sektor penerimaan (PAD) Kota Batam yakni dari segi

hotel, restoran dan hiburan. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD

Kota Batam untuk Tahun 2015 sebesar 17,56%. Dengan even-even yang

rutin dilaksanakan diharapkan wisatawan akan terus meningkat. Selain

itu investasi dari pihak swasta juga sangat diharapkan mengingat

kondisi pariwisata Kota Batam yang sangat menjanjikan.

7.5. Promosi pariwisata.

Page 317: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IV - 80

Untuk meingkatkan kunjungan kepariwisataan, kegiatan promosi terus

dilakukan. Letak Kota Batam yang berdampingan dengan Negara

Malaysia dan Singapura lebih memudahkan kegiatan promosi

pariwisata di Kota Batam. Hampir setiap akhir pekan, pameran -

pameran serta even – even kepariwisataan dilaksanakan di Mall-Mall

ataupun diruangan terbuka seperti Engku Putri dan kawasan lainnya.

Kegiatan ini efektif dilaksanakan mengingat pada saat akhir pekan,

warga Singapura, Malaysia, Korea dan wisatawan mancanegara lainnya

berkunjung ke Batam.

Page 318: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Page 319: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 2

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Pada bagian ini disajikan visi, misi, tujuan dan

sasaran untuk pembangunan Kota Batam tahun

2016-2021. Visi, misi dalam konteks ini merupakan

perwujudan dari visi misi pasangan Muhammad

Rudi – AmsakarAchmad yang telah memenangkan

pemilihan umum Walikota dan Wakil Walikota

Batam secara langsung pada bulanDesember 2015.

Lebih lanjut, RPJMD Kota Batam tahun 2016-2021

merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari

visi, misi ini.

Sedangkan tujuan merupakan penjabaran atau

implementasi dari pernyataan misi, dan hasil akhir

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu kepemimpinan Walikota bersama Wakil

Walikota Batam.Sasaran adalah penjabaran dari

tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka

waktu tahunan, semesteran, triwulanan, atau

bulanan. Dalam hal ini sasaran diusahakan dalam

bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran

ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau

proses kegiatan dalam mencapai tujuan dapat

berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.

Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur

Page 320: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 3

5.1 Visi

Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan,

tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis, dirumuskan visi, misi, tujuan

dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah maka disusunlah Visi

Kota Batam Tahun 2016-2021. Adapun Visi yang tersebut adalah :

”Terwujudnya Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Berdaya Saing,

Maju, Sejahtera, dan Bermartabat”

Penjabaran visi di atas adalah sebagai berikut :

Batam : Meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Batam dan seluruh

warga-nya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batastertentu

yang berkembang sejak 1970 hingga sekarang.

Bandar Dunia : Mengarahkan pengembangan dan pembangunan Kota

Batam sebagai kota industri, perdagangan, pariwisata dan alih kapal yang

kompetitif dan dinamis di kawasan regional AsiaTenggara, serta atraktif bagi

pelaku bisnis dalam dan luar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batam

diupayakan menjadi suatu kota jasa yang menjadi "center of excellences",

dengan melakukan pendalaman pada fungsi-fungsi yang sudah ada yang

ramah lingkungan dengan sentuhan teknologi yang terus berkembang.

Madani : Mengarahkan masyarakat Kota Batam ke dalam bentuk

masyarakat yang sopan, santun, disiplin dan beradab serta berbudaya tinggi

(civilized). Tatanan masyarakat terwujud dalam sopan santun dan beradab

dalam mencari jalan keluar melalui musyawarah dalam menghadapi

berbagai permasalahan.

Page 321: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 4

Berdaya Saing : Mengarahkan masyarakat Kota Batam untuk mampu

melihat peluang dengan memanfaatkan keunggulan komparatif secara

efektif dan mampu menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat

bersaing secara sehat dengan lingkungan lokal, regional dan internasional.

Maju : Adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing

dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan

sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap

dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta

kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial.

Sejahtera : Bermakna kondisi yang utuh menyangkut lahir dan batin.

Kesejahteraan lahir meliputi kondisi yang lebih baik pada tingkat pendidikan,

kesehatan dan pendapatan penduduk. Kesejahteraan batin meliputi rasa

aman, merdeka dan mampu mengaktualisasikan seluruh potensi yang

dimiliki. Kondisi kesejahteraan yang lebih baik akan memberikan peluang

lebih besar pada kesejahteraan pada tingkat yang lebih tinggi dan

kesejahteraan antar generasi.

Bermartabat : Mengarahkan masyarakat Kota Batam ke dalam kondisi

masyarakat yang memiliki harga diri, jati diri dan menjadikan Kota Batam

sebagai kebanggaan bagi seluruh warganya, serta memiliki aparatur

pemerintahan yang bersih melalui pelayanan prima tanpa membedakan

status.

5.2 MISI

Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang

akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas.

Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan

Page 322: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 5

menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Misi juga akan

memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena

itu, untuk mewujudkan visi yang telah diuraikan di atas, akan ditempuh

melalui enam misi pembangunan daerah sebagai berikut:

Misi Pertama : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,

transparan, akuntabel, dan mengayomi. Misi ini dimaksudkan untuk

mewujudkan pelayanan birokrasi pemerintah Kota Batam yang prima,

dimana pelayanan yang diberikan harus dapat melebihi standar pelayanan

yang sudah ada. Dimana kondisi demikian menuntut setiap individu dari

birokrat harus akuntabel, yakni bekerja sesuai prosedur, memiliki integritas

dan tanggungjawab dalam melakukan setiap pekerjaan, serta tidak

membedakan status dari warga-nya. Selain itu sifat transparan harus

melekat dalam sistem birokrasi, dimana seluruh penyelenggara

pemerintahan daerah harus membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas

hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

Misi Kedua : Mewujudkan SDM Daerah yang bertaqwa, berdayasaing dan

masyarakat yang sejahtera. Misi ini dimaksudkan untuk menciptakan

manusia Kota Batam yang agamis, berakhlak mulia, bermoral, sehat, cerdas,

siap bersinergi dan berkompetisi di dalam konstelasi Masyarakat Ekonomi

Asean. Sehingga tercipta kehidupan kota dengan masyarakat yang lebih

mandiri dan berbudaya.

Misi Ketiga : Mewujudkan tata ruang kota yang berwawasan lingkungan,

infrastruktur kota yang modern, serta penataan permukiman yang ramah,

asri dan nyaman sesuai nilai budaya bangsa. Misi ini dimaksudkan untuk

Page 323: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 6

meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pembangunan infrastruktur

yang berkualitas dengan memperhatikan daya tampung dan daya dukung

lingkungan sesuai dengan tata ruang Kota Batam, sehingga tercipta

kenyamanan bagi seluruh entitas masyarakat yang berada di Kota Batam.

Misi Keempat : Mewujudkan penguatan sektor industri dan peningkatan

peran sektor jasa, perdagangan, pariwisata, alihkapal, maritim dan

pertanian/ perikanan dalam menopang perekonomian daerah. Misi ini

dimaksudkan untuk mengoptimalkan pendayagunaan keunggulan kompetitif

yang dimiliki oleh Kota Batam, yakni wilayah yang berbentuk kepulauan,

serta letak geografis yang strategis karena terletak di jalur perdagangan

internasional. Oleh karena itu Pemerintah Kota Batam memberikan

perhatian khusus dalam konteks jaminan iklim usaha yang kondusif, melalui

penyediaan tenaga kerja terampil, kemudahan investasi dan pelayanan yang

prima, serta peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang

kegiatan ekonomi. Dalam konteks wilayah Batam sebagai kepulauan,

penguatan tata kelola ekonomi wilayah pesisir dan laut dapat memberikan

value added terhadap jasa dan produk yang dihasilkan dari pengolahan

sumberdaya pesisir dan laut.

Misi Kelima : Mewujudkan penguatan ekonomi kerakyatan berbasis UMKM

dan Koperasi yang bersinergi dengan kebutuhan industri dan pasar

domestik. Misi ini dimaksudkan untuk menciptakan konektivitas sektor

UMKM dan Koperasi dengan kegiatan industri di Kota Batam, sehingga

UMKM dan Koperasi memiliki akses yang lebih luas terhadap pilihan jenis

komoditas yang akan dijual, permodalan, dan kepastian dalam hal

sustainability businesses. Hal tersebut dapat menjadi stimulus kepada warga

Kota Batam untuk memulai usaha UMKM dan memanfaatkan Koperasi

Page 324: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 7

sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Dengan demikian, diharapkan

tingkat pengangguran dapat diminimalkan seraya diiringi dengan

peningkatan produktivitas masyarakat Kota Batam. Hal tersebut bermuara

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Batam.

Misi Keenam : Mewujudkan percepatan pembangunan di daerah hinterland

sebagai penopang dan penyangga perekonomian Kota Batam. Misi ini

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana di wilayah hinterland, sehingga masyarakat di wilayah tersebut

memiliki akses yang lebih luas dalam menjangkau informasi dan mengolah

sumberdaya ekonomi. Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan dasar di

wilayah hinterland menjadi perhatian Pemerintah Kota Batam dalam konteks

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat demi terciptanya pemerataan

kesejahteraan masyarakat hingga wilayah hinterland.

5.2.1 Hubungan Visi dan Misi RPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025 dengan

Visi dan Misi RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021

Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah tidak terlepas dari

Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Visi Jangka Menengah

adalah bentuk dari sebuah visi antara menuju visi jangka panjang. Misi yang

dibawa/ diemban dalam jangka menengah adalah misi antara yang

mendukung misi jangka panjang. Visi jangka panjang Kota Batam adalah

“Terwujudnya Batam Sebagai Bandar Dunia Yang Madani”, diwujudkan

melalui Visi jangka menengah yaitu “Terwujudnya Batam Sebagai Bandar

Dunia Madani Yang Berdaya Saing, Maju, Sejahtera, dan Bermartabat”.

Adapun Misi 1 jangka panjang (Mewujudkan Kota Batam Sebagai Bandar

Berstandar Internasional) diwujudkan melalui Misi jangka menengah (Misi 3

Page 325: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 8

: Mewujudkan Tata Ruang Kota Yang Berwawasan Lingkungan Dengan

Infrastruktur Perkotaan Yang Modern Serta Penataan Permukiman Yang

Ramah, Asri Dan Nyaman), Misi 2 jangka panjang (Menciptakan Batam

Sebagai Salah Satu Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional) diwujudkan

melalui misi jangka menengah (Misi 4 : Mewujudkan Penguatan Sektor

Industri Dan Mendorong Peningkatan Peran Sektor Jasa, Perdagangan,

Pariwisata, Alih Kapal, Maritim Dan Pertanian/ Perikanan Dalam Menopang

Perekonomian Daerah), kemudian Misi 3 jangka panjang (Menciptakan

Masyarakat Sejahtera) diwujudkan melalui Misi jangka menengah (Misi 2 :

Mewujudkan SDM Daerah Yang Bertaqwa, Berdayasaing Dan Masyarakat

Yang Sejahtera, serta Misi 5 : Mewujudkan Penguatan Ekonomi Kerakyatan

Berbasis UMKM Dan Koperasi Yang Bersinergi Dengan Kebutuhan Industri

Dan Pasar Domestik), sedangkan Misi 4 jangka menengah (Menciptakan

Pemerintah Swasta Dan Masyarakat Yang Madani) diwujudkan melalui Misi

jangka menengah (Misi 1 : Menghadirkan Tata Kelola Pemerintahan Yang

Baik, Bersih, Transparan, Akuntabel, Dan Mengayomi, dan Misi 2 :

Mewujudkan SDM Daerah Yang Bertaqwa, Berdayasaing Dan Masyarakat

Yang Sejahtera). Lebih lanjut uraian mengenai hal ini dapat disimak pada

Gambar di bawah ini.

Page 326: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 9

Gambar 5.1 Keterkaitan Visi dan Misi RPJPD dengan Visi dan Misi RPJMD

5.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang

selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan

daerah secara keseluruhan. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan

dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-

isu analisis strategis. Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada,

maka ditetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun

waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:

Page 327: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 10

Tabel 5.1 Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Misi 1 : MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK, BERSIH, TRANSPARAN, AKUNTABEL, DAN MENGAYOMI

1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, akuntabel, bersih, dan transparan

1.Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang efektif, efisien dan berkualitas

Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan pengelolaan keuangan daerah

Nilai dan Ranking dari

K/L

Nilai Lakip C CC B BB BB BB A Nilai Lakip A

Opini BPK WTP

WTP WTP WTP WTP WTP WTP Opini BPK WTP

LPPD rank 3 seprovinsi

3 2 1 1 1 1 ranking 1 se provinsi

LPPD rank 40 nasional

40 besar 30 besar 20 besar 10 besar 10 besar 10 besar ranking 10 besar nasional

2. Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan.

Persentase Aspirasi masyarakat yang diakomodir melalui dana pemerintah

persentase 10 % 15 % 20 % 25 % 30 % 35 % 35 % 35 %

Persentase Perusahaan yang berperan dalam pembangunan masyarakat melalui dana CSR

Persentase dari PMA,

PMDN, Perbankan

dan lembaga lainnya

0 % 0 % 10 % 30 % 50 % 60 % 80 % 80 %

2

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik yang Prima

Meningkatnya pelayanan publik yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan

Sistem Pelayanan pemerintahan dan pelayanan publik Secara Online

Persentase

Sistem pelayanan di

kantor kelurahan dan

kecamatan masih bersifat

Manual

Online (29%)

Online (52%)

Online (68%)

Online (84%)

Online (100%)

Online (100%)

Page 328: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 11

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

teknologi informasi

manual

Sistem Pelayanan

public Masih bersifat Kantor

- Sistem pelayanan informasi

terintegrasi 31 data

Tingkat kepuasan

masyarakat 66,75%

IKM 70% IKM 75% IKM 80% IKM 85% IKM 90% IKM 90% Tingkat kepuasan

masyarakat 90%

3 Meningkatkan peranan pemerintah dalam mengayomi kehidupan bermasyarakat

Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban

Partisipasi Linmas dalam Ketertiban Umum

orang 120 orang 60 222 222 222 222 222 1170

Misi 2 : MEWUJUDKAN SDM DAERAH YANG BERTAQWA, BERDAYA SAING DAN MASYARAKAT SEJAHTERA

1. Mewujudkan pelayanan pendidikan yang unggul, merata, terbuka, terjangkau dan agamis dan bertaqwa

Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang baik

1. Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS)

Tahun 10,8 Tahun 10,9 11 11,2 11,4 11,6 12 12 tahun

2. Persentase yang melanjutkan kependidikan menengah

Persentase (%)

APK 73,20% APK 73,2% APK 75,31% APK 77,42% APK 79,53% APK 81,64% APK 83,75% APK 83,75%

APM 62,95% APM 62,95%

APM 65,93%

APM 68,92%

APM 71,9% APM 74,89%

APM 77,88%

APM 77,88%

3. Bantuan Beasiswa Mahasiswa jalur undangan pada 5 PTN teratas di Indonesia

orang 0 Mahasiswa S1

60 65 70 75 80 85 85 Mahasiswa

S1

Page 329: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 12

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2 Meningkatkan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan

1. Meningkatkan aksesibilitas kualitas layanan kesehatan masyarakat yang terjangkau dan merata

1. Angka Harapan Hidup

Tahun 72,80 tahun 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,9 72,90 tahun

2. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup (KH)

per 1.000 KH 21 21 20 19 18 17 16 16

3. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH)

per 100.000 KH

163 160 157 155 152 148 148 148

Cakupan Imunisasi dasar lengkap pada bayi umur 0 – 11 bulan

% 93,5 91,5 92 92,5 93 93,5 94 94

Puskesmas Rawat Inap

persentase 35,30 35,30 47 58,80 70,60 82,40 100 100

3

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

1. Meningkatkan Kualitas Ketahanan Keluarga

IPG (Indeks Pembangunan Gender)

angka 94,45 94,46 94,48 94,5 94,52 94,53 94,54 94,54

IDG (Indeks Pendayagunaan Gender)

angka 54,31 54,7 55 56 57 59 61,05 61,05

2. Peningkatan Kualitas Hidup Sosial Kemasyarakatan

Bantuan yang diberikan

% Rumah Tangga

Sasaran (RTS) dan Jumlah

PMKS

100% dari Data PPLS

2011 (36.103 RTS) dan

8197 PMKS

100% dari Data PPLS dan 8197

PMKS

100% dari Data BDT (39.903

RTS) dan 12.082 PMKS

100% dari Data

BDTdan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT

dan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT

dan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT

dan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT dan 12.082 PMKS

Jumlah Lembaga/ Pemberdayaan

lembaga 4 2 2 2 2 2 2 16

Page 330: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 13

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Masyarakat berprestasi level provinsi dan nasional

3. Terkendalinya pertumbuhan penduduk

Persentase Laju Pertumbuhan penduduk (LPP)

persentase 4.13 3.99 3.78 3.63 3.48 3.34 3.13 3.13

Kelengkapan Administrasi Kependudukan

KTP 85 87 98 100 100 100 100 100%

Akte Kelahiran

75 77 80 82.5 85 96 100 100%

Persentasepemilik KK

84,17 89 98 100 100 100 100 100 %

4. Meningkatnya Kesadaran/ Toleransi dalam berdemokrasi, beragama dan bersuku bangsa.

Persentase tingkat pemahaman masyarakat terhadap konsep wawasan kebangsaan

persentase 30 35 40 45 50 55 60 60

Jumlah Konflik Sosial di Masyarakat

Jumlahkasus 0 Kasus 0 0 0 0 0 0 Kasus

5. Meningkatnya peran olahraga dan kepemudaan dalam pembangunan kualitas kehidupan

Sarana Prasarana pendukung prestasi Kepemudaan dan Olahraga : GOR Mini, Stadion, Tribun, Lapangan

Jumlah Sarana

Prasarana Olahraga

1 GOR Mini - - 1 GOR Mini - - 2 GOR Mini

1 Stadion - - - 1 Stadion 2 Stadion

0 1 tribun 1 tribun

Page 331: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 14

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

masyarakat Olahraga di Lingkungan masyarakat

0 5 lap 5 lap 5 lap 5 lap 5 lap 25 lap

4 Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, pendapatan penduduk, distribusi pendapatan dan penurunan angka kemiskinan serta tingkat pengangguran

Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha dalam mendorong penguatan perekonomian daerah

Tingkat pengangguran terbuka

persentase 6,64 6,5 6,4 6,3 6,2 6,1 6 6

Serapan Dana IMTA untuk pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja

Persentase 30 50 100 100 100 100 100 100

Misi 3 : MEWUJUDKAN TATA RUANG KOTA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN, INFRASTRUKTUR KOTA YANG MODERN, SERTA PENATAAN PEMUKIMAN YANG RAMAH, ASRI DAN NYAMAN SESUAI NILAI BUDAYA BANGSA

1 Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan

1. Tersedianya rencana tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Tersedianya Dokumen RTRW Kota Batam dan Tersedianya Rencana Rinci Tata Ruang Kota Batam

dokumen Ranperda RTRW Kota

Batam

- RTRW RTRW RDTR RTRW RDTR RTRW RDTR RTRW RDTR Perda RTRW Kota Batam

Rencana Rinci Tata Ruang Belum Ada

- - RDTR Zonasi Zonasi Zoning

Kawasan Berkembang

Cepat

Zonasi Perda Rencana Rinci

Tata Ruang (RDTR, Zonasi)

Zoning Kawasan

berkembang Cepat

2. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten

Sistem pengendalian

GIS RTRW Kota Batam 2004 - 2014

berbasis Web

Persiapan GIS RTRW

baru

GIS RTRW Berbasis

Web

GIS RTRW Berbasis

Web, Android, IOS

Sinkronisasi dengan Sistem Online lainnya

Peningkatan Sistem

Peningkatan Sistem

Peningkatan Pengembangan

GIS RTRW Kota Batam 2016 - 2036

Berbasis Web

Page 332: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 15

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2

Mewujudkan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup berkelanjutan

1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung

Luasan Ruang Terbuka hijau

Persentase 23% 23,5 23,8 24 24,5 24,7 25 25%

Terkelolanya kawasan konservasi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai penopang usaha perikanan dan jasa kelautan secara berkelanjutan

Ha 66000 Ha 66000 66000 66000 66000 66000 66000 Ha

KUalitas air Kualitas Udara

Persentase 90% 90,5 91 91,5 92 92,5 93 Kualitas Air 93%

92 % 92,5 93 93,5 94 94,5 95 Kualitas Udara 95 %

2. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana

Hydrant unit 55 - 10 10 10 10 10 105

Tingkat waktu tanggap (Respone Time Rate)< 15 menit Daerah Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

persen 60 60 70 70 75 75 75 75

Tim Reaksi Cepat (TRC)

orang 10 10 15 30 45 60 75 75

3

Menyediakan infrastruktur kota yang berkualitas

1. Tersedianya sistem transportasi

Meningkatnya Jumlah pengguna transportasi

Jumlah Penumpang Trans Batam

0,97 jt penumpang

1,095 jt 1,476 jt 1,857 jt 2,238 jt 2,619 jt 3 jt 3 jt penumpang

Page 333: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 16

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

untuk mengatasi masalah perkotaan

perkotaan yang terpadu dan nyaman

umum per tahun

Panjang Lintasan Trans

Batam

94 KM (5 koridor)

94 km (5 koridor)

163 km (7 koridor)

233 km (9 koridor)

233 km (9 koridor)

233 km (9 koridor)

233 (9 koridor)

233 KM (9 koridor)

Meningkatnya Sarana Prasarana Keselamatan dan kelancaran Transportasi

persentase 33% 35 45 55 65 65 65 65%

Pembuatan jalur sepeda

km 0 0 2 3,5 5,5 9 9 km

2. Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap dan dalam kondisi baik

Persentase panjang jalan dalam kondisi baik

persentase 68% 70 72 74 76 78 81 81%

Persentase jalan utama dengan PJU

persentase 85% 87 88 90 92 94 96 96%

3. Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam rangka pengendalian banjir.

Jumlah titik genangan air/ banjir

Titik genangan air/ banjir

30 Titik genangan air/

Banjir (Baseline)

27 24 21 18 15 11 11 Titik genangan air/

Banjir

4. Tersedianya pengelolaan sampah pada tingkat kota dan kecamatan yang berwawasan lingkungan

Pengelolaan persampahan berwawasan lingkungan

Persentase 65,00% 65 80 100 100 100 100 100

pengurangan timbulan sampah disumber

Persentase 2% 3 4 6 8 10 14 14%

Page 334: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 17

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

4 Menyediakan hunian/ permukiman yang layak dan terjangkau serta fasilitas publik dengan konsep Maju, Hijau dan Manusiawi

1. Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman yang layak dan terjangkau serta fasilitas publik yang berkualitas bagi masyarakat

Jumlah twin block Rusunawa dan Rusunami

twin block 25 TB Rusunawa

25 30 35 40 45 55 55 TB Rusunawa

Mesjid Agung gedung 0 - - - - 1 1 1 Mesjid Agung

BLK gedung 0 1 1 1

5

Terwujudnya kualitas pengelolaan pertanahan Kota Batam

1. Meningkatnya kualitas manajemen pertanahan berupa penguatan administrasi atas tanah aset pemko Batam dan tanah masyarakat serta pengadaan aset lahan untuk kepentingan pemko batam dalam meningkatkan pelayanan publik

Persentase ketersediaan informasi lahan dan pengadaan lahan Pemerintah Kota Batam untuk pembangunan kantor camat dan lurah pemekaran dan fasilitas pemerintah lainnya seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan Pemakaman serta kawasan fasum dan jaringan jalan di daerah perumahan

Sertifikat Lahan Pemko

Batam

Pemko memiliki 630 Persil Lahan yang sudah

sertipikat 197 Persil

berbentuk PL 188 Persil 245 Persil belum

memiliki dokumen

197 50 75 100 100 108 188 Persil bentuk PL menjadi

sertipikat 245 Persil yang

belum memiliki dokumen menjadi

sertipikat

Pengadaan Persil Lahan

119 90 78 77 44 Persil Kec/ Kel, 13 Persil

Puskesmas, 15 SD, 10 SMP,

10 SMA/ SMK, 3 lapangan

bola, 1 centra industri, 1

GOR, 240 TPS, 2 TPU, 3

Damkar, 1 BLK, 100

rusunawa (twin block), 1

Page 335: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 18

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

kantor Disnaker

Jumlah fasos, fasum dan

jaringan jalan di daerah

perumahan

Fasos dan Fasum sudah dalam bentuk PL an. Pemko

Batam 27 Persil, dan yang baru

memiliki akta hibah 5 persil

27 5 27 persil fasos fasum yang

memiliki dokumen PL

menjadi sertifikat, dan 5 persil fasos fasum yang

memiliki dokumen

hibah menjadi sertifikat

Sertifikasi tanah masyarakat (Porda)

Sertifikat tanah

masyarakat

0 persil 100 100 100 100 100 500 Persil

2. Terwujudnya penyelesaian Kampung tua Kota Batam

Jumlah penyelesaian Kampung Tua Kota Batam

Jumlah PL KampungTua

7 PL KampungTua

7 8 9 10 0 0 34 PL Kampung Tua

Misi 4 : MEWUJUDKAN PENGUATAN SEKTOR INDUSTRI DAN PENINGKATAN PERAN SEKTOR JASA, PERDAGANGAN, PARIWISATA, ALIH KAPAL, MARITIM DAN PERTANIAN/ PERIKANAN DALAM MENOPANG PEREKONOMIAN DAERAH

1 Mengoptimalkan peran Pemerintah Kota Batam dalam mendukung kegiatan pariwisata, industri dan perdagangan, serta peningkatan sektor perikanan

Terwujudnya Optimalisasi Kota Batam sebagai kota tujuan pariwisata, investasi di sektor industri, jasa, perdagangan,maritim, perikanan dan pertanian

Meningkatnya jumlah penyelesaian kasus hubungan industrial

persentase 84 85 86 88 90 92 94 94

Kunjungan Wisman

orang 1.545.818 1.612.000 1.708.720 1.811.243 1.919.917 2.035.112 2.157.219 2.157.219

Lama kunjungan wisatawan (length

hari 1,9 1,93 1,97 2,01 2,05 2,09 2,13 2,13

Page 336: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 19

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

dan pertanian yang berdaya saing dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

of stay)

kontribusi sektor pertanian/ perikanan dalam PDRB Kota Batam

persen 1,04% 1,04 1,05 1,06 1,09 1,13 1,14 1,14%

Persentase pertumbuhan investasi Kota Batam

Persen 15,89% (154.773 Juta

Rupiah)

19 20 21,5 22 22,2 22,5 22,5% (412.118 Juta

Rupiah)

Misi 5 : MEWUJUDKAN PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS UMKM DAN KOPERASI YANG BERSINERGI DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DAN PASAR DOMESTIK

1. 1. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang tangguh & mandiri dengan jiwa kewirausahaan yang tinggi melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta sektor informal lainnya

1. Berkembangnya sentra industri potensial, industri kreatif, indutri kecil menengah dan UMKM serta terjaganya stabilitas harga dan ketersediaan pangan

Jumlah Pelaku ekonomi yang mendapatkan HKI dan Standarisasi internasional dalam produksi

Jumlah pelaku ekonomi

126 Unit Usaha (115

Merek Dagang, 11 Hak Cipta)

20 40 20 20 20 20 256 Unit Usaha

Jumlah Wirausaha Pemula

Jumlah Pelaku Usaha

1011 pelaku usaha

100 100 250 300 300 350 2411

Jumlah koperasi cukup berkualitas dan berkualitas

Jumlah Koperasi

103 koperasi 10 20 20 25 20 30 228

2. Terpenuhinya Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan

Meningkatnya Ketahanan pangan dan kelancaran distribusi pangan

persentase 30% 30 32 34 36 38 40 40%

3. Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan tertentu

Jumlah gedung/ kantor/ komersial yang menyediakan ruang untuk

lokasi 3 lokasi 0 1 2 3 4 4 4 lokasi

Page 337: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 20

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

pedagang informal (tidak permanen), Penyiapan kawasan PKL dan Pasar Induk

Misi 6 : PERCEPATAN PEMBANGUNAN WILAYAH HINTERLAND SEBAGAI PENOPANG PEREKONOMIAN KOTA BATAM

1. Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar dan memperluas akses komunikasi di hinterland

1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrastruktur di Hinterland

Panjang jalan yang dibangun/ ditingkatkan di wilayah hinterland

KM 4,2 KM 1 2 2 2 2 2 15,2 KM

Panjang jembatan/ pelantar yang dibangun/ ditingkatkan di wilayah hinterland

M 903 M 250 250 250 250 250 250 2.403 M

Jumlah titik PJU yang terpasang di wilayah hinterland

titik 379 titik 18 30 30 30 30 30 547 titik

2.Tersedianya infrastruktur air bersih dan sanitasi secara di hinterland

Tingkat Cakupan pelayanan air minum di kawasan non ATB/ Swasta

persentase 27,5% 29 31 33 35 37 39 39%

3. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman di hinterland

Panjang jalan lingkungan, Panjang Drainase/ saluran lingkungan, Panjang Turap/ Talud/ Bronjong

meter 3.970 3.970 4.795 6.795 8.795 10.795 12.795 47.945 m

Page 338: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 21

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Kinerja Pada Awal RPJMD

Target Kinerja Sasaran Target Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

4. Meningkatnya konektivitas transpotasi di hinterland

Jumlah Dermaga/ Pelantar/ Jetti

Unit 25 Unit 4 (aweng, sunti,

punggur)

3 3 3 3 3 41 Unit

Jumlah Sarana Transportasi Laut

Kapal 4 4 4 3 3 18

Page 339: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 22

5.4 Keselarasan Visi, Misi RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021

dengan Visi, Misi RPJMN Tahun 2015-2019

Visi Pembangunan Nasional Republik Indonesia pada periode tahun

2005-2025 adalah: “Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur”.

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) 2005-2025, proses pencapaian visi dan misi nasional dilakukan

melalui pentahapan lima tahunan. Dalam proses tersebut, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 ini

adalah merupakan tahapan ketiga dengan Visi“Mewujudkan Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong

Royong”. Dokumen ini telah ditetapkan pemerintah dengan Peraturan

Presiden No. 2 Tahun 2015.

Untuk menuju sasaran jangka panjang dan tujuan hakiki dalam

membangun, pembangunan Nasional Indonesia lima tahun ke depan

perlu memprioritaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan,

kecukupan energi dan pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan.

Seiring dengan itu, pembangunan lima tahun ke depan juga harus

makin mengarah kepada kondisi peningkatan kesejahteraan

berkelanjutan, warganya berkepribadian dan berjiwa gotong royong,

dan masyarakatnya memiliki keharmonisan antarkelompok sosial, dan

postur perekonomian makin mencerminkan pertumbuhan yang

berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan

keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan iptek sambil

bergerak menuju kepada keseimbangan antarsektor ekonomi dan

antarwilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara

manusia dan lingkungan.

Page 340: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 23

Gambar 5.2 Keterkaitan Visi RPJPN, RPJMN dan RPJMD

Visi Pembangunan Kota Batam lima tahun mendatang (2016-2021) yaitu

“Terwujudnya Batam Sebagai Bandar Dunia Madani Yang Berdaya

Saing, Maju, Sejahtera Dan Bermartabat”, selaras dengan Visi RPJMN

2015-2019 yang bertujuan mewujudkan Indonesia yang berdaulat,

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dalam hal

menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang

berlandaskan pada pemberdayaan sumber daya manusia.

Lebih lanjut, uraian keterkaitan antara Misi RPJPN Tahun 2005-2025,

Misi RPJMN 2015-2019 dan Misi RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021

dijabarkan dalam skema di bawah ini.

Page 341: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 24

Gambar 5.3 Keterkaitan Misi RPJPN, RPJMN dan RPJMD

Selanjutanya matrik hubungan antara RPJMD Kota Batam Tahun 2016-

2021 dengan Misi, serta Agenda Prioritas RPJMN 2014-2019 disajikan

dalam tabel berikut ini:

Page 342: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 25

Tabel 5.2 Hubungan Antara Misi RPJMD Kota Batam 2016-2021 dengan

Misi dan Agenda Prioritas RPJMN 2015-2019

Misi RPJMD Misi RPJMN Agenda Prioritas RPJMN

(Nawacita) 1. Mewujudkan Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Mengayomi

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

2. Mewujudkan SDM Daerah yang Bertaqwa, Berdayasaing dan Masyarakat yang Sejahtera

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

8. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

3. Mewujudkan Tata Ruang Kota yang Berwawasan Lingkungan dengan Infra-Struktur Perkotaan yang Modern serta Penataan Permukiman yang Ramah, Asri, dan Nyaman

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

4. Mewujudkan Penguatan Sektor Industri Dan Mendorong Peningkatan Peran Sektor Jasa, Perdagangan, Pariwisata, Alihkapal, Maritim Dan Pertanian/ Perikanan Dalam Menopang Perekono-mian Daerah

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

5. Mewujudkan Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Umkm dan

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga

Page 343: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 V - 26

Misi RPJMD Misi RPJMN Agenda Prioritas RPJMN

(Nawacita) Koperasi yang Bersinergi dengan Kebutuhan Industri Dan Pasar Domestik

bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

6. Percepatan Pembangunan Wilayah Hinterland Sebagai Penopang Perekonomian Kota Batam

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

Page 344: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 1

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Page 345: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 2

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini berisi uraian tentang strategi dan arah

kebijakan pembangunan daerah Kota Batam tahun

2016-2021. Penyusunan strategi dan arah kebijakan

ini selaras dengan misi, sasaran dan tujuan yang

ingin dicapai sebagaimana telah di jelaskan dalam

bab sebelumnya. Untuk mengetahui permasalahan

pembangunan Kota Batam, terlebih dahulu akan

dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.

Analisis ini berfokus pada kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan

tantangan atau ancaman (threat) secara bersama-

sama.

Pada intinya, analisis SWOT merupakan analisis

mengenai hal-hal pokok yang ada di lingkungan

internal dan lingkungan eksternal yang diasumsikan

berpengaruh terhadap apa yang terjadi dan yang

akan terjadi di Kota Batam. Faktor lingkungan

internal adalah semua faktor yang dalam waktu

singkat bisa diadakan perubahan atau dikelola

(manageable, controllable) di Kota Batam, yang

termasuk di dalam lingkungan internal mencakup

kekuatan dan kelemahan. Sedangkan lingkungan

eksternal merupakan faktor-faktor yang dalam waktu singkat tidak dapat

Untuk mengetahui permasalahan pembangunan Kota Batam, terlebih dahulu akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT berdasarkan lingkungan strategis yang dimiliki

Page 346: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 3

dikelola dan dikendalikan (uncontrollable), yang meliputi peluang dan

ancaman.

6.1 Lingkungan Strategis

Terdapat dua lingkungan strategis yang ada di Kota Batam, yaitu lingkungan

internal dan eksternal. Lebih lanjut, berikut ini dijabarkan faktor penting

yang berpengaruh, yakni yang berkaitan dengan faktor kekuatan dan yang

berkaitan dengan faktor kelemahan.

6.1.1 Lingkungan Internal

Pertama Faktor Kekuatan, Kota Batam memiliki potensi yang berfungsi

sebagai kekuatan, yakni:

1. Posisi Geografis yang Strategis

Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu

terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Keberadaan Negara Singapura

dan Malaysia yang sangat dekat di sebelah utara Batam memiliki kontribusi

bagi perkembangan Kota Batam, khususnya dalam meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan. Saat ini Kota Batam menjadi salah satu pintu gerbang

(distribution point) wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia,

khususnya ke Kota Batam dan ke daerah sekitar Kepulauan Riau.

2. Kota Batam Sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dimana sebagian

besar wilayah Kota Batam telah ditetapkan sebagai Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah suatu kawasan

yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk,

Page 347: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 4

pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan

cukai. Penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas berimplikasi terhadap kemudahan pelayanan kegiatan

investasi baik untuk investor dalam dan luar negeri. Kondisi tersebut

dipandang dapat menggerakan roda perekonomian Kota Batam menuju Kota

dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi sehingga diharapkan

tingkat kesejahteraan warga kota dapat meningkat.

3. Memiliki Dua Institusi Dalam Melaksanakan Pembangunan

Kota Batam memiliki Karakteristik sistem pemerintahan yang berbeda dari

daerah lainnya di Indonesia. Keberadaan Badan Pengusahaan Batam (BP

Batam) dan Pemerintah Daerah Kota Batam dipandang sebagai kekuatan

dalam menciptakan kemajuan Kota Batam. Menurut PP No. 5/2011 BP

Batam berfungsi mengelola, mengembangkan dan membangun kawasan

perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam. Menurut PP No. 6/2007

bidang pengelolaan meliputi bidang ekonomi, perdagangan, maritim,

industri, perhubungan, perbankan, pariwisata, dan bidang

lainnya.Sedangkan Pemerintah Daerah Kota Batam menurut UU No. 23/2014

berfungsi menjalankan urusan wajib dan urusan pilihan di wilayahnya.

Mengacu pada karakteristik yang telah disebutkan, sinergitas antara BP

Batam dengan Pemerintah Daerah Kota Batam dipandang dapat memajukan

Kota Batam menjadi Kota yang maju dan mampu berkontribusi positif untuk

pembangunan nasional.

Kedua Faktor Kelemahan, disamping memiliki kekuatan, Kota Batam juga

memiliki kelemahan-kelemahan, yakni:

1. Pembangunan yang masih belum merata

Page 348: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 5

Pembangunan yang dilaksanakan di Kota Batam sebagian besar masih

dilaksanakan di kawasan mainland, sedangkan kawasan hinterland masih

mengalami ketertinggalan. Akibatnya penduduk Kota Batam di kawasan

hinterland belum terlayani dengan baik.

2. Kurangnya tenaga kerja terampil

Tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri di Kota Batam

terbatas jumlahnya. Selain karena sekolah kejuruan yang ada di Kota Batam

belum sesuai dengan kebutuhan industri seperti industri perkapalan, juga

karena rendahnya minat siswa Kota Batam untuk melanjutkan pendidikan

hingga ke Perguruan Tinggi. Dari sisi pelayanan Pemerintah Kota Batam, hal

ini berdampak pada kualitas pelayanan Pemerintah Kota Batam kepada

warganya.

3. Dualisme kewenangan

Pembagian kewenangan pelayanan belum jelas antara BP Batam dan

Pemerintah Kota Batam. Hal ini berdampak pada kualitas pelayanan yang

diberikan kepada warga Kota Batam dan pelayanan dalam meningkatkan

daya saing Kota Batam belum optimal. Oleh karena itu perlu dikaji ulang

dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota Batam agar dapat

memberikan jaminan kepastian Hukum dan peningkatan daya saing Kota

Batam sebagai tujuan investasi.

4. Kurangnya sarana dan prasarana pelayanan publik

Keterbatasan sarana dan prasarana sangat dirasakan oleh warga Kota

Batam. Hal ini salah satunya diakibatkan terbatasnya kewenangan

Pemerintah Kota Batam dalam melakukan pembangunan fisik. Keterbatasan

sarana dan prasarana ini berdampak pada terbatasnya kualitas pelayanan

Page 349: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 6

publik yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam seperti pelayanan

pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum.

5. Kurangnya penguasaan dan penerapan teknologi informasi dalam

pelayanan publik

Rendahnya penguasaan dan penerapan teknologi informasi berakibat pada

lemahnya manajemen data dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Selain itu hal ini

berdampak juga pada pembangunan yang tidak tepat sasaran sehingga

masyarakat belum merasakan hasil dari pembangunan di Kota Batam.

6.1.2 Lingkungan Eksternal

Adapun peluang dari lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap

penyelenggaraan pelayanan Pemerintah Kota Batam, yaitu:

1. Komitmen Pemerintah Kota Batam dan Pemerintah Pusat untuk

Mewujudkan Kota Hijau (Green City) dan Kota Cerdas (Smart city)

Dalam rangka mendorong percepatan pembangunan di kawasan perbatasan

strategis, maka Pemerintah Pusat mencanangkan untuk membangun

Science Park dan Techno Park untuk mewujudkan Kota Batam sebagai Kota

Cerdas . Hal ini memberikan peluang bagi Pemerintah Kota Batam untuk

melakukan penguasaan dan penerapan teknologi dalam mengelola sumber

daya alamnya secara lebih baik dan berkelanjutan. Adapun dalam

mewujudkan Pemerintah Kota Batam sebagai Kota Hijau pemerintah

membuat beberapa program diantaranya adalah Green Planning and

Design, Green Open Space, Green Community, Green Energy, Green Waste,

Green Water, Green Transportation dan green building.

Page 350: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 7

2. Komitmen Pemerintah Pusat untuk memajukan potensi kemaritiman

Indonesia

Salah satu strategi pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJMN

2015-2019 adalah pemanfaatan potensi kemaritiman Indonesia untuk

kemajuan bangsa. Komitmen ini terwujudkan melalui pembentukan

Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya. Kota Batam

yang merupakan kawasan kepulauan dan merupakan salah satu poros

maritim Indonesia diharapkan dapat memperoleh manfaat dari hal ini.

3. Tingginya kunjungan wisatawan tiap tahun

Batam merupakan salah satu kota tujuan wisata tertinggi di Indonesia. Hal ini

memberi peluang bagi Batam untuk meningkatkan PDRB melalui sektor

pariwisata dan perdagangan.

Adapun faktor ancaman dari lingkungan eksternal Kota Batam adalah:

1. Laju inflasi Nasional

Kondisi ekonomi nasional sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

ekonomi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam hal ini laju inflasi

nasional memiliki dampak langsung kepada pelaku ekonomi Kota Batam.

Apabila laju inflasi terus meningkat dan tidak stabil maka akan memicu

kenaikan harga sehingga berdampak negatif terhadap daya beli penduduk

dan dunia usaha Kota Batam.

2. Terorisme Global

Posisi Batam yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga

menyebabkan Batam rawan menjadi pintu masuknya terorisme global ke

Page 351: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 8

Indonesia. Berkembangnya terorisme berdampak negatif terhadap

keberlangsungan sektor ekonomi nasional khususnya Kota Batam.

Analisis SWOT strategi Kota Batam selanjutnya dipetakan dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 6.1 Analisis SWOT Kota Batam

Internal Eksternal

(+) Kekuatan

1. Posisi Geografis yang Strategis

2. Batam Sebagai Kawasan Strategis

Nasional

3. Memiliki Dua Institusi Dalam

Melaksanakan Pembangunan

4. Potensi wisata bahari

(+) Peluang

1. Pembangunan Science Park dan

Techno Park

2. Komitmen Pemerintah Pusat

untuk memajukan potensi

kemaritiman Indonesia

3. Tingginya kunjungan wisatawan

tiap tahun

(-) Kelemahan

1. Hasil pembangunan belum

merata

2. Kurangnya tenaga kerja terampil

3. Dualisme kewenangan

4. Kurangnya sarana dan prasarana

pelayanan publik

5. Kurangnya penguasaan dan

penerapan teknologi informasi

dalam pelayanan publik

(-) Ancaman

1. Laju Inflasi nasional

2. Terorisme Global

Page 352: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 9

Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, selanjutnya dirumuskan strategi

umum pembangunan Kota Batam sebagai berikut:

1. Strategi S-O

a) Bersinergi dengan BP Batam dalam pemanfaatan potensi

kemaritiman dan pariwisata Kota Batam, serta pembangunan Kota

Batam berbasiskan teknologi informasi

b) Menjalin kerjasama dengan Pemerintah Pusat untuk mendapatkan

bantuan dalam pemanfaatan potensi kemaritiman dan wisata bahari

2. Strategi S-T

a) Bersinergi dengan BP Batam untuk meningkatkan pengamanan

kawasan perbatasan

b) Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan dunia usaha besar

dan UMKM dalam diversifikasi pasar berorientasi ekspor

3. Strategi W-O dan W-T

a) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM

b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan

publik

c) Meningkatkan penguasaan dan penerapan teknologi informasi dalam

pelayanan publik

d) Sinkronisasi kebijakan pembangunan bersama BP Batam

Berdasarkan analisa SWOT pada tabel di atas, selanjutnya disusun strategi

pembangunan Kota Batam. Sedangkan untuk perumusan arah kebijakan

merujuk pada hasil analisa arah kebijakan pembangunan periode lalu, hasil

analisa rancangan teknokratik dan hasil analisa Strategi Penanggulangan

Page 353: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 10

Kemiskinan Daerah (PD). Dalam hal ini, penetapan strategi dan arah

kebijakan telah disesuaikan dengan visi dan misi daerah. Adapun strategi dan

arah kebijakan dalam mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Kota Batam 2016-

2021 tersusun dalam Tabel 6.2.

Page 354: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 11

Tabel 6.2 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kota Batam

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

Misi 1: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih, Transparan, Akuntabel, Dan Mengayomi

1 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, akuntabel, bersih, dan transparan

1 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang efektif, efisien dan berkualitas

Nilai Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah

dan pengelolaan keuangan

daerah

1 Meningkatkan Pelayanan dan

Tertib Administrasi

yang didukung oleh sarana

prasarana yang berkualitas dan aparatur yang

profesional terutama dalam

hal pengembangan Kelembagaan

dan Pengelolaan

keuangan yang transparan dan

akuntabel

1 Melaksanakan penguatan kelembagaan, menata kelembagaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien yang didukung sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi.

Penunjang Urusan

Pemerintahan

2 Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan, pengawasan dan pengendalian dilingkungan Pemerintah Daerah

Penunjang Urusan

Pemerintahan

3 Meningkatkan kualitas dokumen pendukung perencanaan

Penunjang Urusan

Pemerintahan

2 Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan.

Presentase Aspirasi

masyarakat yang

diakomodir.

1 Peningkatan partisipasi

masyarakat dan pemangku

kepentingan dalam

perencanaan, pelaksanaan

dan pengendalian pembangunan

antara lain dengan

melibatkan dana CSR

1 Melakukan dan Meningkatkan koordinasi pembangunan di tingkat pusat provinsi, kota, kecamatan, kelurahan dan koordinasi lintas sektor dengan keterlibatan masyarakat dan stakeholder

Penunjang Urusan

Pemerintahan

Page 355: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 12

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

lainnya melalui proses musrenbang dan rapat forum koordinasi lainnya

2 Pengembangan pola pengaduan berbasis sistem informasi yang real-time

Urusan Komunikasi Dan

Informatika

2 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik yang Prima

1 Meningkatnya pelayanan publik yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

Sistem Pelayanan pemerintahan dan pelayanan publik Secara Online

1 Menyelenggarakan pelayanan

publik yang transparan dan

akuntabel

1 Penataan dan perbaikan sarana dan prasarana serta peningkatan kapasitas aparatur pelayanan publik yang berkualitas

Penunjang Urusan

Pemerintahan

2 Pengembangan Sistem

Informasi dalam Mendukung pelayanan

publik

1 Membangun dan menerapkan sistem informasi pelayanan publik yang terintegrasi

Penunjang Urusan

Pemerintahan, Urusan Kominfo

2 Memangkas jalur birokrasi perijinan dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Penunjang Urusan

Pemerintahan

3 Meningkatkan peranan pemerintah dalam mengayomi kehidupan bermasyarakat

1 Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban

Partisipasi Linmas dalam

Ketertiban Umum

1 Penguatan peran organisasi kemasyarakata

n dan pemerintah

dalam menciptakan ketentraman

dan ketertiban

1 Meningkatkan kerjasama dengan TNI dan Polri untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban dan

Urusan Ketentraman

Dan Ketertiban Umum Serta Perlindungan Masyarakat

Page 356: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 13

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

ketentraman kota

Misi 2 : Mewujudkan Sdm Daerah Yang Bertaqwa, Berdaya Saing Dan Masyarakat Yang Sejahtera

1 Mewujudkan pelayanan pendidikan yang unggul, merata, terbuka, terjangkau dan agamis dan bertaqwa

1 Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang baik

Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS)

Persentase

yang melanjutkan

ke pendidikan menengah

Bantuan Beasiswa

Mahasiswa jalur

undangan pada 5 PTN teratas di jawa dan

Peningkatan SDM ASN

untuk S2 dan S3

1 Menyelenggarakan Pendidikan

Dasar yang terjangkau

dengan menekankan pentingnya

untuk melanjutkan ke

pendidikan menengah

serta Peningkatan

Bantuan Pendidikan

Kepada Masyarakat

1 Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dalam rangka wajib belajar 12 tahun serta layanan pendidikan anak usia dini

Urusan Pendidikan

2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas serta kesejahteraan guru, tenaga kependidikan dan pengawas sekolah

Urusan Pendidikan

3 Memberikan Bantuan Pendidikan dalam bentuk beasiswa dan bentuk bantuan pendidikan lainnya bagi peningkatan sumber daya masyarakat

Urusan Pendidikan

2 Meningkatnya budaya baca

masyarakat di Kota Batam

1 Meningkatkan akses dan kualitas layanan keperpustakaan dan arsip kepada masyarakat

Urusan Perpustakaan

2 Meningkatkan kesehatan masyarakat

1 Meningkatkan aksesibilitas kualitas layanan

1. Angka Harapan

Hidup

1 Peningkatan akses dan mutu

pelayanan

1 Pengembangan Pelayanan Kesehatan dan

Urusan Kesehatan

Page 357: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 14

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

secara berkelanjutan

kesehatan masyarakat yang terjangkau dan merata

2. Angka Kematian Bayi per

1000 kelahiran

hidup (KH) 3. Angka

Kematian Ibu per 100.000

kelahiran hidup (KH)

kesehatan Sumber Daya Kesehatan melalui pembangunan puskesmas, pustu, puskesmas rawat inap dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di kawasan tertentu serta peningkatan kualitas pelayanan RSUD sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional

2 Menerapkan Sistem jaminan kesehatan daerah (jamkesda) bagi warga miskin

Urusan Kesehatan

3 Penguatan Pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta gangguan gizi masyarakat

Urusan Kesehatan

3 Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

1 Meningkatkan Kualitas Ketahanan Keluarga

Indeks Pembangunan Gender

(IPG)

Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG)

1 Meningkatkan dan

mengembangkan

keterampilan dalam

berwirausaha bagi

perempuan dan

peningkatan

1 Meningkatkan upaya pemberdayaan, pengetahuan dan keterampilan serta kemandirian perempuan

Urusan Pemberdayaan

Perempuan Dan

Perlindungan Anak

Page 358: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 15

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

pengarusutaman gender (PUG)

dalam pembangunan

2 Penanganan dan

Pencegahan Korban

Kekerasan Terhadap

Perempuan dan Anak

1 Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak dari KDRT serta perdagangan perempuan dan anak

Urusan Pemberdayaan

Perempuan Dan

Perlindungan Anak

2 Peningkatan Kualitas Hidup Sosial Kemasyarakatan

Bantuan yang

diberikan

1 Meningkatkan kesejahteraan

sosial masyarakat khususnya

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

1 Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi PMKS secara adil dan merata

Urusan Sosial

Jumlah Lembaga/

Pemberdayaan

Masyarakat berprestasi

level provinsi dan nasional

2 Meningkatkan pemberdayaan

kapasitas kelembagaan

masyarakat dan partisipasi

masyarakat dalam

membangun kelurahan.

1 Meningkatkan kapasitas kelembagaan, kader pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan.

Urusan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Desa

3 Terkendalinya pertumbuhan penduduk

Persentase Laju

Pertumbuhan penduduk

(LPP)

1 Mengendalikan pertumbuhan

penduduk serta meningkatkan

layanan kependudukan

1 Meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Urusan Pengendalian Penduduk Dan

Keluarga Berencana

Meningkatnya pelayanan kependuduk

an dan catatan sipil

2 Meningkatkan pelayanan dan persentase masyarakat yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan sipil

Urusan Administrasi

Kependudukan Dan Pencatatan

Sipil

4 Meningkatnya Kesadaran/

Persentase partisipasi

1 Menyelenggarakan pembinaan

1 Meningkatkan Pendidikan

Penunjang Urusan

Page 359: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 16

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

Toleransi dalam berdemokrasi, beragama dan bersuku bangsa.

masyarakat dalam pemilu

Toleransi dalam berdemokrasi, beragama dan

bersuku bangsa.

Politik, kewaspadaan dini, dan wawasan kebangsaan masyarakat serta nilai-nilai keagamaan

Pemerintahan

Jumlah Konflik Sosial

di Masyarakat

5 Meningkatnya peran olahraga dan kepemudaan dalam pembangunan kualitas kehidupan masyarakat

Sarana Prasarana

pendukung prestasi

Kepemudaan dan

Olahraga : Stadion, GOR Mini, Tribun

lapangan dan

Lapangan Olahraga di Lingkungan masyarakat

1 Pengembangan Sarana

Prasarana Kepemudaan, Kepramukaan dan Olahraga

1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sarana Prasarana Kepemudaan, Kepramukaan dan Olahraga yang disertai dengan pembinaannya.

Urusan Kepemudaan Dan Olah Raga

4 Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, pendapatan penduduk, distribusi pendapatan dan penurunan angka kemiskinan serta tingkat pengangguran

6 Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha dalam mendorong penguatan perekonomian daerah

Tingkat penganggura

n terbuka

Jumlah Tenaga Kerja bersertifikasi

1 Melakukan penguatan

lembaga latihan kerja dan

pemberian/ pelaksanaan

sertifikasi agar memenuhi

standar akreditasi

1 Meningkatkan kualitas Sarana dan Prasarana Ketenagakerjaan, dan kompetensi SDM tenaga kerja dan SDM tenaga kerja

Urusan Tenaga Kerja

Misi 3 : Mewujudkan Tata Ruang Kota Yang Berwawasan Lingkungan Dengan Infrastruktur Perkotaan Yang Modern Serta Penataan Permukiman Yang Ramah, Asri, Dan Nyaman

1 Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan

1 Tersedianya rencana tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Tersedianya Dokumen

RTRW Kota Batam dan Tersedianya

Rencana Rinci Tata

1 Meningkatkan proses

perencanaan, pemanfaatan

dan pengendalian pemanfaatan

1 Mempercepat proses penetapan ranperda RTRW Kota Batam dan Penyusunan

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

Page 360: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 17

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

Ruang Kota Batam

ruang wilayah Kota Batam dalam upaya mewujudkan

pembangunan yang

berkelanjutan

Rencana Rinci Tata Ruang kota Batam serta Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan meningkatkan keterlibatan stakeholder, instansi terkait dalam proses pengambilan keputusan pada perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang

2 Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten

Sistem pengendalian Tata Ruang

1 Pengembangan instrumen

pengendalian pemanfaatan ruang yang

efektif

1 Menerapkan pendekatan zoning regulation pada kawasan-kawasan cepat berkembang

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

2 Mewujudkan integritas dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan secara konsisten melalui pengawasan dan penindakan bagi pihak yang menyalahi dan melanggar aturan pemanfaatan ruang

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

Page 361: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 18

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

2 Pengembangan sistem

informasi spasial

1 Meningkatkan penerapan sistem informasi spasial

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

2 Mewujudkan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup berkelanjutan

1 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung

Luasan Ruang

Terbuka Hijau

1 Meningkatnya luasan dan

kualitas ruang terbuka hijau

antara lain melalui

menjalin kerjasama dan

kemitraan dengan sektor privat dalam penyediaan

RTH

1 Meningkatkan luasan RTH publik dan privat melalui penggalangan peran pemerintah, swasta dan penerapan regulasi untuk penambahan ruang terbuka hijau serta peningkatan konservasi flora

Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Terkelolanya kawasan

konservasi sumberdaya pesisir dan pulau pulau kecil sebagai penopang

usaha perikanan dan jasa kelautan secara

berkelanjutan

2 Meningkatkan kualitas

ekosistem perairan pesisir

dan pulau-pulau kecil di Kota Batam

1 Meningkatkan perlindungan, Pemanfaatan dan penataan lingkungan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Batam

Urusan Lingkungan

Hidup

Terkendalinya

pencemaran dan

kerusakan lingkungan

(air dan udara)

3 Meningkatkan pembinaan dan

pengawasan dalam

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

1 Melaksanakan peraturan di bidang lingkungan hidup untuk mendukung terjaganya kualitas dan kuantitas lingkungan hidup agar tidak

Urusan Lingkungan

Hidup

Page 362: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 19

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

melampaui daya dukung dan daya tampung Kota Batam

2 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana

Tingkat waktu

tanggap (Respone

Time Rate)< 15

menit Daerah Wilayah

Manajemen

Kebakaran (WMK)

Meningkatkan pelayanan

dalam penanganan kebakaran

1

Peningkatan penanganan dan pencegahan kebakaran

Penunjang Urusan

Pemerintahan

Tim Reaksi Cepat (TRC)

Mengikutsertakan masyarakat

dalam penanganan

bencana dengan

meningkatkan kapasitas

sarana dan prasarana

kebencanaan

Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana serta penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bahaya dan ancaman bencana

Urusan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum Serta Perlindungan Masyarakat

3 Menyediakan infrastruktur kota yang berkualitas untuk mengatasi masalah perkotaan

1 Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan nyaman

Meningkatnya Jumlah pengguna

transportasi umum

1 Melakukan penataan angkutan

umum dan penguatan lembaga pengelola

transportasi massal

1 Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas transportasi massal serta restrukturisasi trayek angkutan umum

Urusan Perhubungan

Meningkatnya Sarana

Prasarana Keselamatan

dan

2 Pembangunan sarana

prasarana sistem

transportasi

1 Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

Urusan Perhubungan

Page 363: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 20

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

kelancaran Transportasi

pendukung transportasi darat dan laut

Pembuatan Jalur Sepeda

2 Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap dan dalam kondisi baik

Persentase panjang jalan

dalam kondisi baik

Pengembangan Prasarana Jalan dan Jembatan

yang Berkualitas

1

2

Melakukan pengembangan dan peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan dan jembatan/ pelantar melalui pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan rehabilitasi serta memperlebar lahan badan jalan Menunjang Percepatan Pembangunan Flyover dan pengembangan ruas jalan tol

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

Persentase jalan utama dengan PJU

3 Membangun PJU di ruas jalan umum dan meningkatkan sarana prasarana kebinamargaan

Page 364: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 21

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

3 Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam rangka pengendalian banjir.

Jumlah titik genangan air/ banjir

1 Pengembangan sistem tata air yang terpadu

dan berkualitas

1

2

Meningkatkan ketersediaan infrastruktur drainase yang optimal dengan prioritas penanganan pada titik-titik rawan banjir Melakukan pembebasan lahan untuk mendukung pembangunan kanal banjir dan normalisasi sungai

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

4 Tersedianya pengelolaan sampah pada tingkat kota dan kecamatan yang berwawasan lingkungan

Cakupan pelayanan

persampahan

1 Meningkatkan peran serta masyarakat

dalam pengelolaan

sampah berbasis

komunitas

1 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam memanfaatkan nilai keekonomian sampah melalui Sistem 3R dan kepatuhan tentang kawasan bebas sampah serta Pendampingan pembentukan Bank Sampah di tingkat kelurahan, pengembangan jejaring kerja Bank Sampah

Urusan Lingkungan

Hidup

2 Mendorong percepatan pengelolaan sampah di TPA

Page 365: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 22

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

dengan sistem WTE (Waste to Energy) melalui pola KPBU

3 Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat dalam pengelolaan sampah

Persentase pengurangan timbunan

sampah disumber

2 Peningkatan Kinerja

Pengelolaan Persampahan

1 Menyediakan sarana prasarana pengelolaan sampah di tingkat kota dan kecamatan yang ramah lingkungan melalui penyediaan lahan untuk fasilitas persampahan dan peningkatan TPS yang berkualitas standar lingkungan hidup, peningkatan pembersihan sampah di aliran sungai

4 Menyediakan hunian/ permukiman yang layak dan terjangkau serta fasilitas publik dengan

1 Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman yang layak dan terjangkau serta fasilitas publik yang berkualitas

Jum lah sarana

prasarana skala kota

yang representative seperti Rusunawa

1 Meningkatkan koordinasi dan

Kerjasama dalam

penyediaan rumah susun

sewa dan rusunami

1 Mendorong Pelaksanaan Pembangunan rumah susun sewa, rusunami pada lokasi-lokasi strategis dan

Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan

Permukiman

Page 366: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 23

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

konsep Maju, Hijau dan Manusiawi

bagi masyarakat dan Rusunami,

dengan pemerintah pusat dan

stakeholders, peningkatan

kualitas operasional dan

kualitas Prasarana

Sarana Utilitas (PSU) serta

Meningkatkan kualitas

infrastruktur prasarana dan

sarana lingkungan perumahan

dan permukiman

lahan milik stakeholder atau konsolidasi lahan dan bangunan, meningkatkan kualitas operasional, pembangunan dan peningkatan PSU serta Percepatan penataan dan perbaikan kawasan kumuh skala kota.

Mesjid Agung, BLK dan peningkatan RTLH

2 Peningkatan Penataan infrastruktur prasarana dan sarana dasar Lingkungan Perumahan dan Permukiman

3 Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman dan perumahan melalui percepatan pembangunan infrastruktur kelurahan dengan pola pemberdayaan masyarakat

5 Terwujudnya kualitas pengelolaan pertanahan Kota Batam

1 Meningkatnya kualitas manajemen pertanahan berupa penguatan

Persentase ketersediaan

informasi lahan dan

pengadaan lahan

1 Memperkuat basis data lahan

aset Pemko Batam yang akurat dan terkini dan

1 Melakukan pendataan secara menyeluruh lokasi, luasan dan kondisi

Urusan Pertanahan

Page 367: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 24

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

administrasi atas tanah aset pemko Batam, kawasan fasos, fasum dan jaringan jalan di kawasan perumahan, tanah masyarakat, serta pengadaan aset lahan untuk kepentingan pemko batam serta penataan dan pengadaan kawasan pemakaman dalam meningkatkan pelayanan publik

Pemerintah Kota Batam

untuk pembangun

an kantor camat dan

lurah pemekaran dan fasilitas pemerintah

lainnya seperti bidang

pendidikan, kesehatan,

dan Pemakaman

serta kawasan

fasum dan jaringan jalan

di daerah perumahan

pengadaan aset lahan untuk kepentingan pemerintah kota batam,

dan dokumen tanah dalam

meningkatkan pelayanan

publik

eksisting lahan aset Pemko Batam ,pengadaan lahan dan dokumen tanah untuk kepentingan pelayanan publik pemerintah kota batam

Sertifikasi tanah

masyarakat (Proda)

2 Terwujudnya penyelesaian Kampung Tua Kota Batam

Jumlah penyelesaian

Kampung Tua Kota Batam

2 Mendorong percepatan

penyelesaian kawasan

kampung tua.

1 Mempercepat penyelesaian penetapan definitif kampung tua.

Urusan Pertanahan

Misi 4 : Mewujudkan Penguatan Sektor Industri Dan Mendorong Peningkatan Peran Sektor Jasa, Perdagangan, Pariwisata, Alihkapal, Maritim Dan Pertanian/ Perikanan Dalam Menopang Perekonomian

Daerah

1

Mengoptimalkan peran Pemerintah Kota Batam dalam mendukung kegiatan pariwisata, industri dan perdagangan, serta peningkatan sektor

1

Terwujudnya Optimalisasi Kota Batam sebagai kota tujuan pariwisata, investasi di sektor industri, jasa, perdagangan,maritim, perikanan dan pertanian yang berdaya saing dalam rangka

Meningkatnya jumlah penyelesaia

n kasus hubungan industrial

1 Melakukan pembinaan hubungan

industrial dalam bentuk

penyuluhan dan sosialisasi

ke perusahaan-perusahaan

1 Menginventarisasi dan melakukan pembinaan sarana hubungan industrial dan syarat kerja serta penyelesaian hubungan industrial

Urusan Tenaga Kerja

Kunjungan 2 Meningkatkan 1 Meningkatkan Urusan

Page 368: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 25

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

perikanan dan pertanian

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Wisman pengembangan kepariwisataan

dan kebudayaan

kualitas dan kuantitas pariwisata dan objek kebudayaan

Kebudayaan Urusan

Pariwisata

kontribusi sektor

pertanian/ perikanan

dalam PDRB Kota Batam

3 Meningkatkan kesejahteraan

dan pendapatan masyarakat

petani, peternak dan

nelayan

1 Meningkatkan kualitas Home Industry dan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi bidang pertanian dan perikanan

Urusan Pangan Urusan

Kelautan Dan Perikanan

Urusan Pertanian

Persentase pertumbuhan investasi

Kota Batam

4 Meningkatkan peran Pemko Batam dalam mempercepat pertumbuhan

investasi

1 Mendorong percepatan pertumbuhan investasi

Urusan Penanaman

Modal

Misi 5 : Mewujudkan Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Umkm Dan Koperasi Yang Bersinergi Dengan Kebutuhan Industri Dan Pasar Domestik

1 Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang tangguh & mandiri dengan jiwa kewirausahaan yang tinggi melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta sektor informal lainnya

1 Berkembangnya sentra industri potensial, industri kreatif, indutri kecil menengah dan UMKM serta terjaganya stabilitas harga dan ketersediaan pangan

Jumlah Pelaku

ekonomi yang

mendapatkan HKI dan

Standarisasi internasional

dalam produksi

1 Meningkatkan ekonomi

masyarakat berbasis ekonomi

kerakyatan

1 Fasilitasi pelaku ekonomi untuk mendapatkan HKI, sertifikasi halal, TDI dan standarisasi internasional dalam produksi serta mendorong pembentukan BPR dalam rangka membantu pendanaan sektor umkm

Urusan Perindustrian

Urusan

Koperasi, Usaha Kecil, Dan

Menengah

Jumlah Wirausaha

Pemula

Jumlah koperasi cukup

berkualitas dan

berkualitas

Meningkatnya Ketahanan pangan dan kelancaran distribusi pangan

2 Meningkatkan ketersediaan pangan dan

menjaga stabilitas harga

1 Menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan

Urusan Pangan

Urusan Pertanian

Urusan

Perdagangan

Page 369: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 26

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

barang

2 Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan tertentu

Jumlah gedung/ kantor/

komersial yang

menyediakan ruang untuk

pedagang informal

(tidak permanen), Penyiapan

kawasan PKL dan Pasar

Induk

1 Penyediaan Ruang Bagi

Sektor Informal Pada Kawasan

Tertentu

1 Penyediaan ekonomi informal pada kawasan yang telah ditentukan menurut ketentuan peraturan yang berlaku serta revitalisasi pasar

Urusan Koperasi, Usaha

Kecil, Dan Menengah

Urusan

Perdagangan

Misi 6 : Percepatan Pembangunan Wilayah Hinterland Sebagai Penopang Perkonomian Kota Batam

1 Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar dan memperluas akses komunikasi di hinterland

1 Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrastruktur di Hinterland

Panjang jalan yang

dibangun/ ditingkatkan

Panjang

jembatan/ pelantar

yang dibangun/

ditingkatkan

Jumlah titik PJU

1 Melakukan pembangunan

secara bertahap

infrastruktur dan sarana

prasarana di hinterland.

1 Pemerataan pembangunan hingga di hinterland

Urusan Pekerjaan

Umum Dan Penataan

Ruang

2 Tersedianya infrastruktur air bersih dan sanitasi secara optimal

Tingkat cakupan

pelayanan air minum di kawasan non ATB/ Swasta

1 Mengembangkan dan

memelihara sumber air baku secara

berkesinambungan

1 Meningkatkan cakupan layanan air bersih di luar konsesi ATB

2 Pengembangan pengelolaan air

limbah domestic system

setempat

1 Mendorong pengolahan air limbah domestic permukiman melalui pembangunan IPAL komunal

Page 370: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VI - 27

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Strategi Arah Kebijakan Urusan

1 2 3 4 5 6

dan sosialisasi penggunaan septitanc standar lingkungan hidup, dan pembangunan/ peningkatan IPAL system setempat

3 Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman di hinterland

Panjang Drainase/ saluran

lingkungan

Panjang jalan lingkungan

Panjang Turap/ Talud/

Bronjong

1 Meningkatkan kualitas

infrastruktur sarana dan

prasarana dasar lingkungan perumahan

beserta pemukiman di

hinterland

1 Peningkatan penataan lingkungan perumahan dan permukiman di hinterland

Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan

Permukiman

4 Meningkatnya konektivitas transpotasi di hinterland

Jumlah Dermaga/ Pelantar/

Jetti

Jumlah Sarana

Transportasi Laut

1 Pembangunan secara

bertahap infrastruktur dan sarana

prasarana dasar

1 Pemerataan pembangunan hingga di hinterland

Urusan Perhubungan

Page 371: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 1

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH

Page 372: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 2

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,

disebutkan bahwa perumusan kebijakan umum dan program pembangunan

daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan

pemerintah daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi

acuan perumusan program pembangunan jangka menangah daerah

berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah dijabarkan pada bab

sebelumnya (Bab VI).

Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan

berbagai program yang paling efektif dalam mencapai sasaran. Sedangkan

dari perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana

pembangunan yang konkrit dalam bentuk program prioritas yang secara

khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah.

Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota

Batam menetapkan rangkaian program sesuai dengan Urusan

Konkuren(Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) yang dilaksanakan oleh PD di

lingkungan Pemerintah Kota Batam. Adapun penyusunan program

pembangunan dalam bab ini merujuk pada (1) Program janji kepala daerah,

(2) Program periode lalu, (3) Usulan PD, (4) Permendagri 13/2006, (5) Hasil

analisa rancangan teknokratik, (6) Strategi penanggulangan kemiskinan

daerah (SPKD), dan (7) Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Batam. Dalam

hal ini, penetapan program pembangunan dan penanganan urusan

pembangunan telah disesuaikan dengan misi pembangunan daerah. Uraian

lebih lanjut disajikan dalam Tabel 7.1.

Page 373: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 3

Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota Batam

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

MISI 1: MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK, BERSIH, TRANSPARAN, AKUNTABEL, DAN MENGAYOMI

1 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan daerah yang efektif, efisien dan berkualitas

Meningkatkan Pelayanan dan Tertib Administrasi yang didukung oleh sarana prasarana yang berkualitas dan aparatur yang profesional terutama dalam hal pengembangan Kelembagaan dan Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Melaksanakan penguatan kelembagaan, menata kelembagaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien yang didukung sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi.

1. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tersedianya administrasi perkantoran yang menunjang tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah

persentase 100 100 Non Urusan Semua PD

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Meningkat dan terpeliharanya sarana dan prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi Perangkat Daerah

persentase 100 100 Non Urusan

Semua PD

3. Program pengelolaan, peningkatan kapasitas dan disiplin aparatur

Persentase Penyelesaian Pelayanan Administrasi Kepegawaian

Persen 37,6 100 Kepegawaian serta pendidikan

dan pelatihan

PD Pengampu Penunjang

Urusan Kepegawaian

serta pendidikan dan pelatihan

persentase ASN yang meningkat kapasitasnya dengan pengembangan kompetensi bersertifikat

Persen 30,56 100

Persentase peningkatan penegakan disiplin aparatur

Persen 41,6 100

4. Program Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan & peraturan perundang-

Peringkat LPPD se-Provinsi Peringkat dari Gubernur

3 1 Penyusunan Kebijakan,

Pengordinasian Administratif

PD Pengampu Fungsi Lainnya Penyusunan Kebijakan,

Peringkat LPPD Nasional Peringkat dari Kemendagri

40 besar 10 besar

Page 374: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 4

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

undangan Nilai Laporan Kinerja Penilaian Kemenpan

C A Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan Administrasi

Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan Administrasi

Jumlah PD yang telah memiliki SOP

Persen 0 100%

Jumlah Produk Hukum dan MoU

Perda 0 35

Perwako 0 80

MoU 0 80

Persentase Bantuan Hukum Litigasi dan Non Litigasi

Persen 100 100

5. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah

Persentase penyelesaian agenda DPRD tepat waktu

persen 65 80 Pelayanan Administrasi dan

Pemberian Dukungan

Terhadap Tugas dan Fungsi DPRD

PD Pengampu Fungsi Lainnya

Pelayanan Administrasi dan

Pemberian Dukungan

Terhadap Tugas dan Fungsi DPRD

6. Program Keamanan Data dan Informasi

Meningkatnya informasi berklasifikasi persandian di Pemko Batam

persen 0 50 Persandian PD Pengampu Urusan

Persandian

Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan, pengawasan dan pengendalian dilingkungan Pemerintah Daerah

7. Program Penataan dan Penyempurnaan Sistem dan Prosedur Pengawasan

Meningkatnya kepatuhan terhadap standar dan prosedur pertanggungjawaban keuangan

Persen 42 62 Pengawas Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah

PD Pengampu Fungsi Lainnya

Pengawas Penyelenggaraan

Pemerintahan

Page 375: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 5

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Meningkatkan kualitas dokumen pendukung perencanaan

Peningkatan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal

Persen 85 95 Daerah

8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Terwujudnya penata usaha keuangan dan pencapaian kinerja program yang mendukung tupoksi PD

Persen 70 100 Penyusunan Kebijakan,

Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan Administrasi, Pelayanan

Administrasi dan Pemberian Dukungan

Terhadap Tugas dan Fungsi DPRD

PD Pengampu Fungsi Lainnya Penyusunan Kebijakan,

Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan Administrasi, Pelayanan

Administrasi dan Pemberian Dukungan

Terhadap Tugas dan Fungsi DPRD

9. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Opini Pemeriksaan BPK Opini BPK WTP WTP Keuangan PD Pengampu Penunjang

Urusan Keuangan

Peningkatan PAD Rp 891 M 1,7 T Keuangan PD Pengampu Penunjang

Urusan Keuangan

Page 376: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 6

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Peningkatan Pendapatan BLUD RSUD Kota Batam

persentase 85 100 kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Peningkatan pelayanan BLUD Dana Bergulir Kota Batam

persentase 60 77 Koperasi, Usaha Kecil dan

menengah

PD Pengampu Urusan Kkoperasi, Usaha Kecil dan

Menengah

10. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah

Jumlah Kajian/Penelitian yang mendukung pembangunan

dokumen 16 35 Penelitian dan Pengembangan

PD Pengampu Penelitian dan

Pengembangan

11. Penyediaan dan peningkatan data pembangunan daerah

Kelengkapan Data SIPD Kota Batam

Persentase 5 100 Statistik PD Pengampu Urusan Statistik

Jumlah dokumen pendataanpendukung perencanaan

dokumen 3 13

2 Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan.

Peningkatan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan antara lain dengan melibatkan dana csr

Melakukan dan Meningkatkan koordinasi pembangunan di tingkat pusat provinsi, kota, kecamatan, kelurahan dan koordinasi lintas sektor dengan keterlibatan masyarakat dan stakeholder lainnya melalui proses musrenbang dan rapat forum koordinasi lainnya

12. Program perencanaan pembangunan daerah

Persentase Hasil Musrenbang yang diakomodir RKPD

persen 45 95 Perencanaan PD Pengampu Penunjang

Urusan Perencanaan Persentase Hasil RKPD

yang diakomodir APBD persen 40 90

Partisipasi perusahaan dalam pembangunan kota batam melalui dana CSR

Persen 0 80 % Penyusunan Kebijakan,

Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan Administrasi

PD Pengampu Fungsi Lainnya Penyusunan Kebijakan,

Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan

Page 377: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 7

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Administrasi

Pengembangan pola pengaduan berbasis sistem informasi yang real-time

13. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap layananan informasi

Indeks C (43.76-62.50) A (81.25-100) Komunikasi dan Informatika

PD Pengampu Urusan

Komunikasi dan Informatika Jumlah aspirasi warga yang

direspon dari berbagai saluran media

persentase 40 100

3 Meningkatnya pelayanan publik yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

Menyelenggarakan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel

Penataan dan perbaikan sarana dan prasarana serta peningkatan kapasitas aparatur pelayanan publik yang berkualitas

14. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

IKM PD Indeks 67,75 90 Penyusunan Kebijakan,

Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD dan

Pelayanan Administrasi

Semua PD

Memangkas jalur birokrasi perijinan dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

IKM Kecamatan Indeks 67,17 90

IKM Kelurahan Indeks - 90

Pengembangan Sistem Informasi dalam Mendukung pelayanan publik

Membangun dan menerapkan system informasi pelayanan public yang terintegrasi

15. Program Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi

Jumlah data yang terintegrasi, pelayanan pemerintahan dan pelayanan public berbasis online

persen 0 100 Komunikasi dan Informatika

PD Pengampu Urusan

Komunikasi dan Informatika

4 Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban

Penguatan peran organisasi kemasyarakatan dan pemerintah dalam menciptakan ketentraman dan

Meningkatkan kerjasama dengan TNI dan Polri untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketentraman kota

16. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat

Jumlah Aksi Demo yang diamankan

demo 250 250 Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat

PD Pengampu Urusan

Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan

Jumlah Linmas yang diberdayakan

orang 1416 1416

Page 378: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 8

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ketertiban masyarakat

MISI 2: MEWUJUDKAN SDM DAERAH YANG BERTAQWA, BERDAYASAING DAN MASYARAKAT YANG SEJAHTERA

1 Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang baik

Menyelenggarakan Pendidikan Dasar yang terjangkau dengan menekankan pentingnya untuk melanjutkan ke pendidikan menengah serta Peningkatan Bantuan Pendidikan Kepada Masyarakat

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dalam rangka wajib belajar 12 tahun serta layanan pendidikan anak usia dini

17. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

1. APK SD persen 101,2 106,56 Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan 1.1. APK SD Laki-Laki 103,8 109,76 Pendidikan

1.2. APK SD Perempuan 98,5 103,35 Pendidikan

2. APM SD 91,9 95,25 Pendidikan

2.1. APM SD Laki-laki 94,3 97,5 Pendidikan

2.2. APM SD Perempuan 89,5 93 Pendidikan

3. APK SMP persen 93,5 96,75 Pendidikan

3.1. APK SMP Laki-Laki 93 98,5 Pendidikan

3.2. APK SMP Perempuan 92,4 95 Pendidikan

4. APM SMP persen 90 93,75 Pendidikan

4.1. APM SMP Laki-laki 90,2 94 Pendidikan

4.2. APM SMP Perempuan 89,8 93,5 Pendidikan

5. Persentase SD/SDLB Berakreditasi Minimal A sekurang-kurangnya

persen 16,56% 29,81 Pendidikan

Page 379: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 9

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

sebanyak 29,81%

6. Persentase SD/SDLB Berakreditasi Minimal B sekurang-kurangnya sebanyak 67,91%

persen 37,73% 67,91 Pendidikan

7. Persentase SMP/SMPLB Berakreditasi Minimal A sekurang-kurangnya sebanyak 53,95%

persen 30,83% 53,95 Pendidikan

8. Persentase SMP/SMPLB Berakreditasi Minimal B sekurang-kurangnya sebanyak 51,32%

persen 29,32% 51,32 Pendidikan

9. Angka Putus Sekolah SD persen 0,75 0 Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan

10. Angka Putus Sekolah SMP

persen 1,51 0,5 Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan

11. % tingkat kelulusan SD % 100 100 Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan

12. % tingkat kelulusan SMP

% 100 100 Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan

18. Program Pendidikan 1. APK PAUD persen 77,6 85,88 Pendidikan PD Pengampu

Page 380: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 10

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

1.1. APK PAUD Laki-laki 30,14 34,28 Pendidikan Urusan Pendidikan

1.2. APK PAUD Perempuan 47,46 51,6 Pendidikan

2. APM PAUD persen 74,35 82,33 Pendidikan

2.1. APM PAUD Laki-laki 28,17 32,16 Pendidikan

2.2. APM PAUD Perempuan

46,18 50,17 Pendidikan

Persentase TK Berakreditasi Minimal A

persen 16 75 Pendidikan

Persentase TK Berakreditasi Minimal B

persen 20 89 Pendidikan

Meningkatkan kuantitas dan kualitas serta kesejahteraan guru, tenaga kependidikan dan pengawas sekolah

19. Program Peningkatan Mutu Dan Manajemen Pelayanan Pendidikan

1. Persentase guru yang mampu mencapai standar kompetensi minimum (SKM) Nasional yaitu sekurang-kurangnya:

persentase Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan

1.1. SD/SDLB 3,83% 3,83% Pendidikan

1.2. SMP/MTs 8,08% 8,08% Pendidikan

1.3. SMA/SMALB 17,29% 17,29% Pendidikan

1.4. SMK 4,74% 4,74% Pendidikan

2. Persentase GTK pendidikan menengah yang sesuai dengan maple/

persen 100 100 Pendidikan

Page 381: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 11

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

bidang pelajaran

Memberikan Bantuan Pendidikan dalam bentuk beasiswa dan bentuk bantuan pendidikan lainnya bagi peningkatan sumber daya masyarakat

20. Program Penyediaan Bantuan Pendidkan yang Efektif

masyarakat yang lulus masuk 5 besar PTN negeri yang dibiayai untuk pengentasan pendidikan S1

orang 60 85 Pendidikan PD Pengampu Urusan

Pendidikan

Meningkatnya budaya baca masyarakat di Kota Batam

Meningkatkan akses dan kualitas layanan keperpustakaan dan arsip kepada masyarakat

21. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Jumlah pengunjung dalam satu tahun

persen 5 9 Perpustakaan PD Pengampu Urusan

Perpustakaan

22. Program Pembinaan dan Penataan Penyelenggaraan Kearsipan

ASN Kearsipan yang dibina di setiap PD

PD 0 40 Kearsipan PD Pengampu Urusan Kearsipan

2 Meningkatkan aksesibilitas kualitas layanan kesehatan masyarakat yang terjangkau dan merata

Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan

Pengembangan Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan melalui pembangunan puskesmas, pustu, puskesmas rawat inap dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di kawasan tertentu serta peningkatan kualitas pelayanan RSUD sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional

23. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Persentase Puskesmas yang minimal memiliki lima (5) jenis tenaga kesehatan (tenaga Kesmas, Kesling, Gizi, Kefarmasian & analis kesehatan)

persentase 70 90 Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Jumlah dokumen anggaran, perencanaan dan data kesehatan yang dihasilkan

dokumen 12 14 Kesehatan

24. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tersedianya Obat, BHP dan Alat Kesehatan Rujukan di RSUD Embung Fatimah

persentase 75% 88% Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Page 382: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 12

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kota Batam

Persentase Ketersediaan obat dan Alkes di pelayanan kesehatan dasar

persentase 85% 90% Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

25. Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Persentase Kecamatan yang memiliki minimal satu Puskesmas tersertifikasi akreditasi

kecamatan 0 25 Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Jumlah Kecamatan yang melaksanakan tatanan kawasan sehat

kecamatan 1 6 Kesehatan

Jumlah kebijakan PHBS yang dikeluarkan Pemerintah

paket 2 9 Kesehatan

Puskesmas yang melaporkan pelaksanaan kebijakan PHBS

Persentase 60 80 Kesehatan

(prevalensi) pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak Baduta

Persentase 10 8,5 Kesehatan

kurus dan sangat kurus (wasting) pada anak Balita

persentase 1 0,75 Kesehatan

26. Peningkatan standar pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

persentase 55% 90% Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Menerapkan Sistem jaminan kesehatan daerah (jamkesda) bagi warga

27. Program Jaminan Kesehatan Daerah

Persentase penduduk yang memiliki SJSN/ Peserta BPJS Kesehatan

persentase 60 85 Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Page 383: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 13

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

miskin

Penguatan Pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta gangguan gizi masyarakat

28. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta kesehatan lingkungan

Prevalensi HIV pada penduduk

Persentase < 0,1 ≤ 0,1 Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan Presentase HIV yang diobat Persentase 49 64 Kesehatan

Angka keberhasilan pengobatan Tb (succes rate)

Persentase 52 62 Kesehatan

Angka kejadian kusta per 100.000 penduduk

per 100.000 penduduk

1,16 0,8 Kesehatan

Insiden rate DBD per 100.000 penduduk

per 100.000 penduduk

56 50 Kesehatan

Annual paracite insidence (API) per 100 penduduk

per 1.00 penduduk

< 1 < 1 Kesehatan

Angka kejadian filariasis Persentase < 1 < 1 Kesehatan

Persentase usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

Persentase 91 93,5 Kesehatan

Persentase perempuan usia 30 - 50 tahun yang terdeteksi dini kanker serviks dan payudara

Persen 0,75 30 Kesehatan

Prevalensi tekanan darah tinggi

Persen 20 15 Kesehatan

Prevalensi obesitas pada penduduk usia > 18 tahun

Persen 30 10 Kesehatan

Page 384: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 14

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Prevalensi merokok pada penduduk usia < 18 tahun

Persen 10 5 Kesehatan

Jumlah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan STBM

Kelurahan 20 30 Kesehatan

29. Program Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi Masyarakat

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH)

per 100.000 KH 163 141 Kesehatan PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup (KH)

per 1.000 KH 21 16 Kesehatan

Persentase (prevalensi) kekurangan gizi (under weight) pada anak Balita

Persentase 5 4,5 Kesehatan

Persentase (prevalensi) pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak Baduta

Persentase 10 8,5 Kesehatan

Persentase kurus dan sangat kurus (wasting) pada anak Balita

Persentase 1 0,75 Kesehatan

3 Meningkatkan kualitas ketahanan keluarga

Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam berwirausaha bagi perempuan dan peningkatan pengarusutaman gender (PUG) dalam pembangunan

Meningkatkan upaya pemberdayaan, pengetahuan dan keterampilan serta kemandirian perempuan

30. Program Peningkatan peran serta, dan kesetaraan Gender dalam pembangunan

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Persentase 94,45 94,54 Pemberdayaan Perempuan dan

PA

PD Pengampu Urusan

Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Persentase 54,31 61,05 Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

Page 385: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 15

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penanganan dan Pencegahan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak dari KDRT serta perdagangan perempuan dan anak

31. Program Peningkatan Kualitas Hidup, Perlindungan Perempuan dan Anak

Persentase Perempuan dan Anak yang mendapatkan perlindungan

Persentase 100 100 Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

4 Peningkatan Kualitas Hidup Sosial Kemasyarakatan

Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi PMKS secara adil dan merata

32. Program Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Meningkatnya Penanganan dan Pemberdayaan Sosial terhadap PMKS terutama Fakir Miskin/ kemiskinan

% Rumah Tangga Sasaran (RTS)

36.103 jiwa / 12 Kecamata (100%)

39.903 jiwa /12 Kecamatan

(100%)

Sosial PD Pengampu Urusan Sosial

Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyarakat/ Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam menanggulangi PMKS

Lembaga 294 PSKS Lembaga dan

orang

294 PSKS Lembaga dan

orang

Terlindungi dan terjaminnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan

jiwa PMKS

100% dari Data PPLS 2011

(36.103 RTS)

100% dari Data BDT

Terehabilitasinya Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan baik

Jiwa PMKS 8197 jiwa PMKS 12.082 jiwa PMKS

Meningkatkan pemberdayaan kapasitas kelembagaan masyarakat dan

Meningkatkan kapasitas kelembagaan, kader pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam

33. Program Peningkatan Keberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

Meningkatnya Kapasitas Lembaga/ Organisasi Kemasyarakatan

Jumlah organisasi PKK 77, LPM 77, Posyandu 450, RT

3215, RW 772, KPM 320 org,

Kader Siaga Aktif

PKK 77, LPM 77, Posyandu 700, KPM 320 org,

Kader Siaga Aktif 640 org

Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa

PD Pengampu Urusan

Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa

Page 386: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 16

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

partisipasi masyaakat dalam membangun kelurahan.

membangun kelurahan. 128 org

Meningkatnya Swadaya Masyarakat

Persen Swadaya 30%, Goro 2000 org

Swadaya 50%, Goro 2500 org

Meningkatnya Kapasitas Lembaga dan Ekonomi Kelurahan

Jumlah organisasi UEM-SP 10, Posyantek 9, TTG

31

UEM-SP 49, Posyantek 9, TTG

35, Pelatihan 1.100 org

5 Terkendalinya pertumbuhan penduduk

Mengendalikan pertumbuhan penduduk serta meningkatkan layanan kependudukan

Meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana (KB) Meningkatkan pelayanan dan persentase masyarakat yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan sipil

34. Program Pengendalian penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

Persentase pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/ CPR)

Persentase 71,5 74 Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana

PD Pengampu Urusan

Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana

35. Program Penataan Administrasi Kependudukan

Prosentase penduduk yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan sipil: KK, KTP, Akte Kelahiran, Akte Kematian

Persentase KK 84,17 100 Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

PD Pengampu Urusan

Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

Persentase KTP 85 100

Persentase Akte Kelahiran

75 100

6 Meningkatnya Kesadaran/ Toleransi dalam berdemokrasi, beragama dan bersuku bangsa.

Menyelenggarakan pembinaan Toleransi dalam berdemokrasi, beragama dan bersuku bangsa.

Meningkatkan Pendidikan Politik, kewaspadaan dini, dan wawasan kebangsaan masyarakat serta nilai-nilai keagamaan

36. Program Pengembangan dan partisipasi budaya politik

Partisipasi masyarakat dalam pileg

persentase 32 35 Kesatuan Bangsa dan Politik

Kesatuan Bangsa dan Politik

Partisipasi masyarakat dalam pilpres

persentase 58,6 65

Partisipasi masyarakat dalam pilgub

persentase 45 60

Partisipasi masyarakat dalam pilwako

persentase 53 60

Page 387: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 17

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

37. Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama dan Penghayatan Nilai-nilai Keagamaan dan Kebangsaan

Pencegahan konflik social dan keagamaan

jumlah konflik 0 0 Kesatuan Bangsa dan Politik

Kesatuan Bangsa dan Politik

7 Meningkatnya peran olahraga dan kepemudaan dalam pembangunan kualitas kehidupan masyarakat

Pengembangan Sarana Prasarana Kepemudaan, Kepramukaan dan Olahraga

Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sarana Prasarana Kepemudaan, Kepramukaan dan Olahraga yang disertai dengan pembinaannya.

38. Program Peningkatan, Pembinaan Dan Pelayanan Kepemudaan, kepramukaan dan Olahraga

Prestasi/ Capaian kepemudaan

orang 0 200 Kepemudaan dan Olahraga

PD Pengampu Urusan

Kepemudaan dan Olahraga

Prestasi Olahraga orang 95 795

Budaya Olahraga keg 0 25

Prestasi Kepramukaan orang 380 780

Sarana Prasarana terbangun

unit 4 8

8 Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha dalam mendorong penguatan perekonomian daerah

Melakukan penguatan lembaga latihan kerja dan pemberian/ pelaksanaan sertifikasi agar memenuhi standar akreditasi

Meningkatkan kualitas Sarana dan Prasarana Ketenagakerjaan, dan kompetensi SDM tenaga kerja dan Aparatur

39. Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas, Penempatan dan Pengembangan Perluasan Kesempatan Kerja

Jumlah tenaga kerja yang bersertifikasi kompetensi

orang 1.456 7450 Tenaga Kerja PD Pengampu Urusan Tenaga

Kerja Jumlah pencari kerja yang terlatih dan memiliki sertifikasi kompetensi

orang 1.440 7900 Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang terserap/ ditempatkan

orang 11449 74500 Tenaga Kerja

MISI 3: MEWUJUDKAN TATA RUANG KOTA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN, INFRASTRUKTUR KOTA YANG MODERN, SERTA PENATAAN PERMUKIMAN YANG RAMAH, ASRI DAN NYAMAN SESUAI NILAI BUDAYA BANGSA

1 Tersedianya rencana tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan

Meningkatkan proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

Mempercepat proses penetapan ranperda RTRW Kota Batam dan Penyusunan Rencna Rinci

40. Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang

Ketersediaan informasi mengenai rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya melalui

peta 25 80 PU dan Penaatan Ruang

PD Pengampu Urusan PU dan

Penaatan Ruang

Page 388: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 18

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

lingkungan pemanfaatan ruang wilayah Kota Batam dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Tata Ruang kota Batam serta Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan meningkatkan keterlibatan stakeholder, instansi terkait dalam proses pengambilan keputusan pada perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang

peta analog dan peta digital

2 Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten

1. Pengembangan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif 2. Pengembangan sistem informasi spasial

Menerapkan pendekatan zoning regulation pada kawasan-kawasan cepat berkembang

Mewujudkan integritas dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan secara konsisten melalui pengawasan dan penindakan bagi pihak yang menyalahi dan melanggar aturan pemanfaatan ruang

Meningkatkan penerapan sistem informasi spasial

Page 389: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 19

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung

Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau antara lain melalui menjalin kerjasama dan kemitraan dengan sektor privat dalam penyediaan RTH

Meningkatkan luasan RTH publik dan privat melalui penggalangan peran pemerintah, swasta dan penerapan regulasi untuk penambahan ruang terbuka hijau serta peningkatan konservasi flora

41. Program Peningkatan dan Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

Luasan Ruang Terbuka Hijau

Persen 23 25 Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

PD Pengampu Urusan

Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Kebun Raya yang ditanam

Kebun Raya 85 Ha (4500) 85 Ha (7000)

Luas Lahan Pemakaman yang dikelola

Ha 2 10

Jumlah ruang terbuka hijau/publik yang dibangun/ditingkatkan

lokasi 4 19

Meningkatkan kualitas ekosistem perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Batam

Meningkatkan perlindungan, Pemanfaatan dan penataan lingkungan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Batam

42. Program Peningkatan pengelolaan Wilayah Pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis konservasi

Persentase peningkatan tutupan terumbu karang

Persen 31 43 Lingkungan Hidup PD Pengampu Urusan

Lingkungan Hidup

Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

Melaksanakan peraturan di bidang lingkungan hidup untuk mendukung terjaganya kualitas dan kuantitas lingkungan hidup agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung Kota Batam

43. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Persentase Jumlah Pengaduan lingkungan yang terverifikasi

persentase 90% 100% Lingkungan Hidup PD Pengampu Urusan

Lingkungan Hidup

Ketaatan Usaha dan/ atau kegiatan terhadap pelaksanaan Izin Lingkungan

persentase jumlah yang

melapor terhadap jumlah

izin PPLH (Perlindungan

dan Pengelolaan

35% 80% Lingkungan Hidup

Page 390: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 20

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

LH) yang dikeluarkan

4 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana

Mengikutsertakan masyarakat dalam penanganan bencana dengan meningkatkan kapasitas sarana prasarana kebencanaan

1. Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana serta penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bahaya dan ancaman bencana

44. Program Penanggulangan Bencana Daerah

Meningkatnya Penanganan, Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana

persentase 65 85 Ketentraman dan ketertiban umum

serta perlindungan masyarakat

PD Pengampu Urusan

Ketentraman dan ketertiban umum

serta perlindungan masyarakat

Meningkatkan pelayanan dalam penanganan kebakaran

Peningkatan penanganan dan pencegahan kebakaran

45. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

meningkatnya fasilitas sarana prasarana dalam penganggulangan kebakaran

persentase 60 80

Terlaksananya pembinaan dan pengawasan penanggulangan kebakaran

5 Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan nyaman

Melakukan penataan angkutan umum dan penguatan lembaga pengelola transportasi massal

Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas transportasi massal serta restrukturisasi trayek angkutan umum

46. Program Penyediaan dan penataan tata kelola transportasi massal.

Jumlah Penumpang Trans Batam per tahun dengan e-ticketing

penumpang 0,97 jt 3 jt Perhubungan PD Pengampu Urusan

Perhubungan

Panjang Jalan Kota Batam yang di lalui Trans Batam untuk melayani masyakarat (Jumlah Koridor)

Km koridor

94 (5 kor)

233 (11 kor)

Perhubungan

Pembangunan sarana prasarana sistem

Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan

47. Program Pembangunan,

Jumlah Sarana Prasarana Transportasi Terbangun

persentase 33 65 Perhubungan PD Pengampu Urusan

Page 391: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 21

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

transportasi prasarana pendukung transportasi darat dan laut

peningkatan, pemeliharaan/ rehabilitasi sarana prasarana transportasi

Jumlah Sarana Prasarana Transportasi Terpelihara

persentase 20 60 Perhubungan Perhubungan

Jalur Sepeda km 0 9 Perhubungan

Penataan manajemen perparkiran

Mengembangkan sistem perparkiran yang tertib dan aman, dengan kapasitas pelayanan memadai

48. Program peningkatan,pengamanan dan pengendalian lalu lintas

Meningkatnya cakupan pelayanan parkir

titik lokasi 188 228 Perhubungan PD Pengampu Urusan

Perhubungan

6 Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap dan dalam kondisi baik

Pengembangan Prasarana Jalan dan Jembatan yang Berkualitas

Melakukan pengembangan dan peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan dan jembatan/ pelantar melalui pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan rehabilitasi serta memperlebar lahan badan jalan, menunjang Percepatan Pembangunan Flyover dan pengembangan ruas jalan tol

49. Program Pembangunan, peningkatan, pemeliharaan jalan dan jembatan/pelantar

Panjang jalan yang dibangun/ ditingkatkan

km 134,83 286,83 Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang

PD Pengampu Urusan PU dan

Penaatan Ruang Panjang Jembatan/ Pelantar Yang Dibangun/ Ditingkatkan

m 140 190

Panjang jalan yang dipelihara

km 35 58

Membangun PJU di ruas jalan umum dan meningkatkan sarana prasarana kebinamargaan

50. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebinamargaan

Jumlah Titik Lampu PJU Yang Dipelihara

titik 11727 13,027 Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang

PD Pengampu Urusan PU dan

Penaatan Ruang Jumlah Titik Lampu PJU yang Dibangun

titik 1110 2410

Panjang jaringan lampu PJU yang direhabilitasi

m 69500 169500

Page 392: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 22

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Peralatan unit 6 19

Jumlah Peralatan dan Alat Berat Yang Dipelihara

unit 15 34

7 Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam rangka pengendalian banjir.

Pengembangan sistem tata air yang terpadu dan berkualitas

1. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur drainase yang optimal dengan prioritas penanganan pada titik-titik rawan banjir. 2. Melakukan pembebasan lahan untuk mendukung pembangunan kanal banjir dan normalisasi sungai

51. Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan Jaringan Pengairan

Panjang drainase yang dibangun/ ditingkatkan

m 15177 34177 Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang

PD Pengampu Urusan PU dan

Penaatan Ruang Panjang drainase yang dipelihara

km 45 55

Panjang lokasi abrasi pantai yang ditangani

m 380 1380

8 Tersedianya pengelolaan sampah pada tingkat kota dan kecamatan yang berwawasan lingkungan

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam memanfaatkan nilai keekonomian sampah melalui Sistem 3R dan kepatuhan tentang kawasan bebas sampah serta Pendampingan pembentukan Bank Sampah di tingkat kelurahan, pengembangan jejaring kerja Bank Sampah

52. Program Lingkungan Sehat

Persentase sampah yang dikelola dengan sistem 3 R (pengomposan, bank sampah, dll)

Persentase 2.00% 3% Lingkungan Hidup PD Pengampu Urusan

Lingkungan Hidup

Peningkatan Kinerja Pengelolaan

Menyediakan sarana prasarana pengelolaan

53. Program Pengembangan Kinerja

Persentase pengangkutan sampah

Persentase 65 % 100% Lingkungan Hidup PD Pengampu Urusan

Page 393: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 23

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Persampahan sampah di tingkat kota dan kecamatan yang ramah lingkungan melalui penyediaan lahan untuk fasilitas persampahan dan peningkatan TPS yang berkualitas standar lingkungan hidup, peningkatan pembersihan sampah di aliran sungai

Pengelolaan Persampahan Lingkungan Hidup

Mendorong percepatan pengelolaan sampah di TPA dengan sistem WTE (Waste to Energy) melalui pola KPBU

Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat dalam pengelolaan sampah

9 Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman yang layak dan terjangkau serta fasilitas publik yg berkualitas bagi masyarakat

Meningkatkan koordinasi dan Kerjasama dalam penyediaan rumah susun sewa dan rusunami dengan pemerintah pusat dan stakeholders, peningkatan kualitas

Mendorong Pelaksanaan Pembangunan rumah susun sewa, rusunami pada lokasi-lokasi strategis dan lahan milik stakeholder atau konsolidasi lahan dan bangunan, meningkatkan kualitas operasional, pembangunan dan

54. Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur Sarana Prasarana Permukiman dan Perumahan

Jumlah perumahan dan pemukiman yang dibangun/ ditingkatkan

kawasan 40 70 Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

PD Pengampu Urusan

Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Page 394: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 24

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

operasional dan kualitas Prasarana Sarana Utilitas (PSU) serta Meningkatkan kualitas infrastruktur prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan permukiman

peningkatan PSU serta Percepatan penataan dan perbaikan kawasan kumuh skala kota.

Peningkatan Penataan infrastruktur prasarana dan sarana dasar Lingkungan Perumahan dan Permukiman

55. Program Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan Bangunan

Jumlah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan, keselamatan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan

bangunan 665 2.452 Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

PD Pengampu Urusan Perumah

an Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman dan perumahan melalui percepatan pembangunan infrastruktur kelurahan dengan pola pemberdayaan masyarakat

56. Program Percepatan Infrastruktur Kelurahan (PIK)

Persentase Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Lingkungan Permukiman berbasis peran serta (pemberdayaan) masyarakat

persentase 5 10 Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

PD Pengampu Urusan

Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

10 Meningkatnya kualitas manajemen pertanahan berupa penguatan administrasi atas tanah aset pemko Batam, kawasan fasos, fasum dan jaringan jalan di kawasan perumahan, tanah masyarakat, serta pengadaan aset lahan

Memperkuat basis data lahan aset Pemko Batam yang akurat dan terkini dan pengadaan aset lahan untuk kepentingan pemerintah kota batam, dan dokumen tanah dalam meningkatkan pelayanan publik

Melakukan pendataan secara menyeluruh lokasi, luasan dan kondisi eksisting lahan aset Pemko Batam ,pengadaan lahan dan dokumen tanah untuk kepentingan pelayanan publik pemerintah kota batam

57. Program Penataan Tata Guna Tanah

Persentase data lahan aset Pemko Batam yang diinventarisasi

Persentase 31,75 100 Pertanahan PD Pengampu Urusan

Pertanahan

Jumlah pengadaan dokumen tanah aset Pemko Batam

Dokumen 197 662

Fasilitas Penggunaan Sertifikat Lahan Masyarakat

Dokumen 0 500

Jumlah Lahan Aset Pemko Batam

Persil 0 444 Pertanahan PD Pengampu Urusan

Pertanahan

Page 395: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 25

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

untuk kepentingan pemko batam serta penataan dan pengadaan kawasan pemakaman dalam meningkatkan pelayanan public

11 Terwujudnya penyelesaian Kampung tua Kota Batam

Mendorong percepatan penyelesaian kawasan kampung tua Kota Batam

Mempercepat penyelesaian penetapan definitif kampung tua Kota Batam

Jumlah Kampung Tua yang memiliki dokumen PL an. Pemko Batam

Kampung 0 34 Pertanahan PD Pengampu Urusan

Pertanahan

MISI 4: MEWUJUDKAN PENGUATAN SEKTOR INDUSTRI DAN PENINGKATAN PERAN SEKTOR JASA, PERDAGANGAN, PARIWISATA, ALIHKAPAL, MARITIM DAN PERTANIAN/ PERIKANAN DALAM MENOPANG PEREKONOMIAN DAERAH

1 Terwujudnya Optimalisasi Kota Batam sebagai kota tujuan pariwisata, investasi di sektor industri, jasa, perdagangan,maritim, perikanan dan pertanian yang berdaya saing dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Melakukan pembinaan hubungan industrial dalam bentuk penyuluhan dan sosialisasi ke perusahaan-perusahaan

Menginventarisasi dan melakukan pembinaan sarana hubungan industrial dan syarat kerja serta penyelesaian hubungan industrial

58. Program Peningkatan hubungan industrial yang harmonis

Tingkat Penyelesaian Perselisihan Pengusaha-Pekerja per Tahun

jumlah kasus 84 94 Tenaga Kerja PD Pengampu Urusan Tenaga

Kerja

Meningkatkan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pariwisata dan objek kebudayaan

59. Program Pengembangan sektor pariwisata

Jumlah kunjungan wisatawan Lokal, Jumlah Wisatawan Mancanegara

orang 1,5 jt 2,1 jt Pariwisata PD Pengampu Urusan Pariwisata

Length of Stay (Lama Kunjungan)

hari 1,9 2,13 Pariwisata PD Pengampu Urusan Pariwisata

60. Program Pelestarian dan Pengembangan Seni

Jumlah pagelaran seni dan budaya (event)

jumlah 6 event (3 event perlombaan dan

30 event penyelenggaran

Kebudayaan PD Pengampu Urusan

Page 396: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 26

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

dan budaya 3 event pelestarian)

Kebudayaan

Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat petani, peternak dan nelayan

Meningkatkan kualitas Home Industry dan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi bidang pertanian dan perikanan

61. Program Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Perikanan

Meningkatnya produksi perikanan

ton 35.345 ton 39.804 ton Kelautan dan Perikanan

PD Pengampu Urusan Kelautan dan Perikanan

62. Program Pembinaan, pengembangan dan pengawasan pertanian dan peternakan

Meningkatnya produksi Pertanian dan peternakan

ton 19.015 20.849 Pertanian PD Pengampu Urusan Pertanian

Meningkatkan peran Pemko Batam dalam mempercepat pertumbuhan investasi

Mendorong percepatan pertumbuhan investasi

63. Program Peningkatan investasi dan Kerjasama Pembangunan

Meningkatnya realisasi investasi di Kota Batam

persentase 15,89 22,5 Penanaman Modal

PD Pengampu Urusan

Penanaman Modal

MISI 5: MEWUJUDKAN PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS UMKM DAN KOPERASI YANG BERSINERGI DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DAN PASAR DOMESTIK

1 Berkembangnya sentra industri potensial, industri kreatif, indutri kecil menengah dan UMKM serta terjaganya stabilitas harga dan ketersediaan pangan

Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan

Fasilitasi pelaku ekonomi untuk mendapatkan HKI, sertifikasi halal, TDI dan standarisasi internasional dalam produksi serta mendorong pembentukan BPR dalam rangka membantu pendanaan sektor umkm

64. Program Peningkatan, pembinaan dan pengembangan UKM, dan koperasi serta usaha ekonomi masyarakat

Jumlah Pelaku usaha kreatif bernilai tambah yang dibina

UMKM 125 UMKM 1.500 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

PD Pengampu Urusan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Jumlah Sentra UMKM yang dibentuk

sentra UMKM 0 5

Jumlah koperasi aktif koperasi 571 2094

65. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan IKM

Jumlah sentra industri yang dibentuk

sentra industri 0 5 Perindustrian PD Pengampu Urusan

Perindustrian Jumlah IKM yang tersertifikasi

jumlah IKM 9 IKM 24

Meningkatkan ketersediaan pangan

Menjaga keseimbangan antara permintaan dan

66. Program Penataan, pembinaan dan

Memperlancar jalur distribusi kebutuhan

persentase 65 80 Perdagangan PD Pengampu Urusan

Page 397: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 27

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

dan menjaga stabilitas harga

ketersediaan barang pengendalian pasar barang pokok Perdagangan

67. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Prosentase ketersediaan pangan

% 30% 40% Pangan PD Pengampu Urusan Pangan

2 Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan tertentu

Penyediaan Ruang Bagi Sektor Informal Pada Kawasan Tertentu

Penyediaan ekonomi informal pada kawasan yang telah ditentukan menurut ketentuan peraturan yang berlaku serta revitalisasi pasar

68. Program Perlindungan konsumen dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

Jumlah PKL yang dibina PKL 5000 PKL 5500 Perdagangan PD Pengampu Urusan

Perdagangan

MISI 6: MEWUJUDKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DI DAERAH HINTERLAND SEBAGAI PENOPANG DAN PENYANGGA PEREKONOMIAN KOTA BATAM

1 Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrastruktur di Hinterland

Melakukan pembangunan secara bertahap infrastruktur dan sarana prasarana di hinterland.

Pemerataan pembangunan hingga di hinterland

69. Program Pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana di hinterland

Panjang jalan yang dibangun/ ditingkatkan di wilayah hinterland

km 5,2 15,20 Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang

PD Pengampu Urusan Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Panjang jembatan/

pelantar yang dibangun di wilayah hinterland

m 903 2153

Jumlah Titik Lampu PJU yang Dipelihara di wilayah hinterland

titik 379 517

Jumlah Titik Lampu PJU yang Dibangun di wilayah hinterland

titik 397 547

2 Tersedianya infrastruktur air bersih dan sanitasi secara optimal

Mengembangkan dan memelihara sumber air baku secara berkesinambungan

1. Meningkatkan cakupan layanan air bersih di luar wilayah konsesi ATB,

70. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi di hinterland

Jumlah penduduk yang terlayani air bersih

Jiwa

13000 18975 Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang

PD Pengampu Urusan Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang

Page 398: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 28

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Kinerja

Program (Outcome) Satuan

Capaian Kinerja

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

Perangkat Daerah (PD) Pengampu

Urusan/ Penunjang

Urusan/ Fungsi

Lainnya

2015 (Awal)

2021 (Akhir)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengembangan pengelolaan air limbah domestic system setempat

Mendorong pengolahan air limbah domestic permukiman melalui pembangunan IPAL komunal dan sosialisasi penggunaan septictank standar lingkungan hidup dan pembangunan/ peningkatan IPAL system setempat

Jumlah penduduk yang terlayani sanitasi

Jiwa 1400 6500

3

Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman di hinterland

Meningkatkan kualitas infrastruktur sarana dan prasarana dasar lingkungan perumahan beserta pemukiman di hinterland

Peningkatan penataan lingkungan perumahan dan permukiman di hinterland

71.Program Pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana perumahan di hinterland

Panjang drainase/ saluran lingkungan Panjang jalan lingkungan Panjang turap/ talud/ bronjong di wilayah hinterland

m 3.970 12.795 Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

PD Pengampu Urusan

Perumahan Rakyat dan Kawasan PD Pengampu

Urusan Permukiman

4 Meningkatnya konektivitas transpotasi di hinterland

Pembangunan secara bertahap infrastruktur dan sarana prasarana dasar

Pemerataan pembangunan hingga di hinterland

72. Program Pengembangan, Pembangunan aksesibilitas dan koneksivitas

pembangunan pelabuhan di hinterland

Pelabuhan 25 41 Perhubungan PD Pengampu Urusan

Perhubungan Sarana Angkutan Penumpang dan Barang Laut

kapal 4 14

Page 399: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VII - 29

Page 400: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 1

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM

PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN

PENDANAAN

Page 401: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 2

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN

PENDANAAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010,

substansi dari Bab VIII RPJMD adalah menguraikan hubungan urusan

pemerintah dengan PD terkait beserta jabaran program yang menjadi

tanggung jawab PD. Untuk memenuhi kriteria perencanaan berbasis kinerja,

maka disajikan pula perbandingan antara pencapaian target indikator kinerja

pada akhir periode perencanaan dengan pencapaian indikator kinerja pada

awal periode perencanaan.

Setelah program prioritas dijabarkan dalam bab sebelumnya, maka pada bab

ini dirumuskan alokasi pagu yang bersifat indikatif untuk setiap program.

Pagu indikatif ini merupakan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai

program prioritas tahunan yang penghitungannya mengacu pada standar

satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Indikasi rencana program prioritas Pemerintah Kota Batam berisi program-

program untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah

maupun untuk pemenuhan layanan PD dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan daerah. Program-program prioritas yang telah disertai

kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya menjadi acuan bagi PD

dalam menyusun Rencana Strategis PD, termasuk dalam menjabarkan ke

dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.

Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing urusan

sesungguhnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari

Page 402: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 3

APBD Kota Batam, tetapi juga dari sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD

Provinsi, dan Sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian,

pencantuman pendanaan di dalam Tabel 8.1 hanya yang bersumber dari

APBD Kota Batamdan bersifat indikatif.

Adapun skema Indikasi rencana program prioritas RPJMD Kota Batam Tahun

2016-2021 disajikan pada gambar 8.1 di bawah ini.

Gambar 8.1. Skema Indikasi Program Prioritas dan Pendanaan RPJMD Kota Batam 2016 – 2021.

Berikut adalah table indikasi rencana program prioritas pembangunan Kota Batam beserta pagu

indikatifnya untuk periode 2016 – 2021 sebagai berikut:

Bab VII

Bab VIII

APBN

APBD Provinsi

Sumber-Sumber Lainnya

APBD KOTA

BATAM

Program–program untuk mencapai visi-misi pembangunan jangka menengah

Program–program untuk pemenuhan layanan PD dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah

Page 403: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 4

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

NON URUSAN

1 Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tersedianya administrasi perkantoran yang menunjang tugas pokok dan fungsi PD Kota Batam

persentase

100% 100% 355.745 100% 355409 100% 356463 100% 427481

100% 468394 100% 1.963.573

Semua

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Meningkat dan terpeliharanya sarana dan prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi Pemerintah

persentase

30% 40% 89.144 45% 74991 50% 80155 55% 87939 60% 92078 60% 424.307 Semua

PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN

PERENCANAAN

Page 404: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 5

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

3 Program perencanaan pembangunan daerah

Persentase Hasil Musrenbang yang diakomodir RKPD

persentase

45% 45 6.319 50 5976 55 6540 60 7123 65 7773 95% 33.731 PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Perencana

an Persentase Hasil RKPD yang diakomodir APBD

persentase

40% 90

92

94

96

98

90%

Partisipasi perusahaan dalam pembangunan Kota Batam melalui dana CSR

persentase

0 10 30 50 60 80 80

KEUANGAN

4 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Opini Pemeriksaan BPK

Opini BPK

WTP WTP 12.681

WTP 12.243

WTP 12.248

WTP 13.292

WTP 13.445

WTP 63.815

PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Keuangan

Peningkatan PAD Rp 891 M 1,1 T 1,3 T 1,4 T 1,5 T 1,7 T 1,7T

KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Page 405: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 6

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

5 Program pengelolaan, peningkatan kapasitas dan disiplin aparatur

Persentase Penyelesaian Pelayanan Administrasi Kepegawaian

persentase

37,6 46.67%

3.905 60.00% 4.650 73.33% 5.155 86.67% 5.681 100.00%

6.261 100.00%

31.974 PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Kepegawaian serta

Pendidikan dan Diklat

Persentase ASN yang meningkat kapasitasnya dengan pengembangan kompetensi bersertifikat

persentase

30,56 17.75%

54.32%

68.55%

83.48%

100.00%

100.00%

Persentase pembinaan dan peningkatan penegakan disiplin aparatur

persentase

41,63 60.00%

75.00% 83.33% 91.67% 100.00%

100.00%

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Page 406: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 7

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

6 Program Penelitian dan Pengembangan Daerah

Jumlah Kajian/ Penelitian yang mendukung pembangunan

Total dokum

en seluruh Pemko Batam

16 3 800 4 850 4 900 4 950 4 1000 35 4.500 PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Penelitian

dan Pengemba

ngan

BENCANA

7 Program Penanggulangan Bencana Daerah

Meningkatnya Penanganan, Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana

persentase

40 50 936 60 2.846 65 3.155 70 3.477 75 3.832 80 15.810 PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Bencana

KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

Page 407: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 8

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

8 Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama dan Penghayatan Nilai-nilai Keagamaan dan Kebangsaan

Pencegahan Konflik social dan keagamaan

jumlah konflik

0 0 18.531

0 1590

0 1805

0 1985

0 2366

0 9.058

PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Kesatuan Bangsa

dan Politik

9 Program Pengembangan dan partisipasi budaya politik

Partisipasi masyarakat dalam pemilu Pileg

persentase

32 275 323 68 237 346 105 35 1.286 PD Pengamp

u Penunjang

Urusan Kesatuan Bangsa

dan Politik

Partisipasi masyarakat dalam pemilu Pilpres

persentase

58,6

65

65

Partisipasi masyarakat dalam pemilu Pilgub

persentase

45 60 60

Page 408: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 9

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Partisipasi masyarakat dalam pemilu Pilwako

persentase

53 60 60

FUNGSI LAINNYA

Penyusunan Kebijakan, Pengordinasian Administratif Pelaksanaan Tugas PD, dan Pelayanan Administratif

10

Program Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan & peraturan perundang-undangan

Peringkat LPPD Provinsi

Peringkat dari Gubern

ur

3 3 4.309

2 3715

1 4124

1 4536

1 5013

1 21.697

PD Pengampu Fungsi Lainnya

Penyusunan

Kebijakan, Pengordin

asian Administr

atif Pelaksanaan Tugas PD, dan

Pelayanan Administr

atif

Peringkat LPPD Nasional

Peringkat dari Kemendagri

40 besar

30 besar

20 besar

10 besar

5 besar 3 besar 3 besar

Nilai Laporan Kinerja

Penilaian

Kemenpan

CC B B B B B BB

Jumlah PD yang telah memiliki SOP

Persen 0 5

7

9

12

17

100

Produk Hukum (Perda dan Perwako) dan Bantuan Hukum

Perda 0 7 7 7 7 7 35

Perwak 0 10 10 20 20 20 80

Page 409: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 10

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

o

MoU 0 5 10 10 10 15 50

Persentase Bantuan Hukum Litigasi dan Non Litigasi

Persen 100 100 100 100 100 100 100

11

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Terwujudnya penata usaha keuangan dan pencapaian kinerja program yang mendukung tupoksi PD

persentase

70% 100% 150 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 1.250 PD Pengampu Fungsi Lainnya

Penyusunan

Kebijakan, Pengordin

asian Administr

atif Pelaksanaan Tugas PD, dan

Pelayanan Administr

atif, PD Pengampu Fungsi Lainnya

Page 410: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 11

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Pelayanan Administr

asi dan Pemberia

n Dukungan terhadap Tugas dan

Fungsi DPRD

12

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan pemko Batam

IKM PD Indeks 67,75 1.600

70 2.000

75 2.200

80 2.400

85 2.600

85

10.800 PD Pengampu Fungsi Lainnya

Penyusunan

Kebijakan, Pengordin

asian Administr

atif Pelaksanaan Tugas PD, dan

Pelayanan Administr

atif

Page 411: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 12

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Pelayanan Administrasi dan Pemberian Dukungan terhadap Tugas dan Fungsi DPRD

13

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah

Persentase penyelesaian agenda DPRD tepat waktu

persentase

60% 65% 43.322 70% 46.491 75% 51.544 80% 56.796

85% 62.595 85% 260.748 PD Pengampu Fungsi Lainnya

Pelayanan Administr

asi dan Pemberia

n Dukungan terhadap Tugas dan

Fungsi DPRD

Pengawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

14

Program Penataan dan

Penyempurnaan Sistem dan Prosedur

Pengawasan

Meningkatnya kepatuhan terhadap standar dan prosedur pertanggungjawaban keuangan

persentase

42% 46 3.337

50 3798

54 4238

58 4862

62 5501

62% 21.736

PD Pengampu Fungsi Lainnya

Pengawas Penyeleng

garaan Pemerinta

han

Page 412: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 13

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Peningkatan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal

persentase

85% 87 89 91 93 95 95% Daerah

URUSAN WAJIB

URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR

PENDIDIKAN

15

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

1.1. APK SD Laki-Laki 103,8 105 27.044 106,19 38.563 107,38 42.754 108,57 47.111

109,76 51.920 109,76 207.392

1.2. APK SD Perempuan

98,5 99,47 100,44 101,41 102,38 103,35 103,35

2. APM SD 91,9 92,25 92,92 93,91 94,58 95,25 95,25

2.1. APM SD Laki-laki

94,3 94,3 94,94 96,22 96,86 97,5 97,5

2.2. APM SD Perempuan

89,5 90,2 90,9 91,6 92,3 93 93

3. APK SMP 93,5 93,51 94,32 95,13 95,94 96,75 96,75

3.1. APK SMP Laki-Laki

93 94,1 95,2 96,3 97,4 15 1. APK SD

102,24 27.044

Page 413: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 14

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

3.2. APK SMP Perempuan

92,4 92,92 93,44 93,96 94,48 95 95

4. APM SMP 90 90,75 91,5 92,25 93 93,75 93,75

4.1. APM SMP Laki-laki

90,2 90,96 91,72 92,48 93,24 94 94

4.2. APM SMP Perempuan

89,8 90,54 91,28 92,02 92,76 93,5 93,5

5. Persentase SD/ SDLB Berakreditasi Minimal A sekurang-kurangnya sebanyak 29,81%

persentase

16,56 19,21 21,86 24,51 27,16 29,81 29,81%

0

Page 414: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 15

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

6. Persentase SD/ SDLB Berakreditasi Minimal B sekurang-kurangnya sebanyak 67,91%

persentase

37,73 43,77

49,8

55,84

61,87

67,91

67,91%

7. Persentase SMP/ SMPLB Berakreditasi Minimal A sekurang-kurangnya sebanyak 53,95%

persentase

30,83 35,45 40,08 44,7 49,33 53,95 53,95%

Page 415: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 16

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

8. Persentase SMP/ SMPLB Berakreditasi Minimal B sekurang-kurangnya sebanyak 51,32%

persentase

29,32 33,72 38,12 42,52 46,92 51,32 51,32%

Angka Putus Sekolah SD

0,75 0,55

0,3

0

0

0

Angka Putus Sekolah SMP

1,51 1,2 1 0,85 0,75 0,5

% tingkat kelulusan SD

persentase

100 100 100 100 100 100

% tingkat kelulusan SMP

persentase

100 100 100 100 100 100

16

Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

1. APK PAUD 77,6 79,26 2.674

80,91 5.165,00

82,57 5.891,00

84,22 6.757,00

85,88 7.936,00

85,88 28.423

1.1. APK PAUD Laki-laki

30,14 30,97 31,8 32,62 33,45 34,28 34,28

Page 416: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 17

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

1.2. APK PAUD Perempuan

47,46 48,29 49,12 49,94 50,77

51,6

51,6

2. APM PAUD 74,35 75,95 77,54 79,14 80,73 82,33 82,33

2.1. APM PAUD Laki-laki

28,17 28,97 28,77 29,77 31,36 32,16 32,16

2.2. APM PAUD Perempuan

46,18 46,98 47,78 47,78 49,37 50,17 50,17

3. Persentase TK Berakreditasi Minimal A

persentase

16 20

35

45

60

75

4.Persentase TK Berakreditasi Minimal B

persentase

20 35 49 60 75 89

Page 417: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 18

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

17

Program Peningkatan Mutu dan Manajemen

Pelayanan Kependidikan

1. Persentase guru yang mampu mencapai standar kompetensi minimum (SKM) Nasional yaitu sekurang-kurangnya:

persentase

3.327

27942

28588

29259

30000

119.116

1.1. SD/SDLB 3,83% 3,83% 3,83% 3,83% 3,83% 3,83% 3,83%

1.2. SMP/MTs 8,08% 8,08% 8,08% 8,08% 8,08% 8,08% 8,08%

1.3. SMA/SMALB 17,29% 17,29%

17,29% 17,29% 17,29% 17,29% 17,29%

1.4. SMK 4,74% 4,74% 4,74% 4,74% 4,74% 4,74% 4,74%

Page 418: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 19

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

18

Penyediaan Bantuan Pendidikan yang Efektif

masyarakat yang lulus masuk PTN negeri yang dibiayai untuk pengentasan pendidikan S1

jumlah orang

60 60 2.514 65 9.040 70 10.310 75 11.825

80 13.889 80 47.578

KESEHATAN 0

19

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Persentase Puskesmas yang minimal memiliki lima (5) jenis tenaga kesehatan (tenaga Kesmas, Kesling, Gizi, Kefarmasian & analis kesehatan)

persentase

70 80 24.392 85 220 85 250 85 290 90 310 90 25.462 PD Pengampu Urusan

Kesehatan

Page 419: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 20

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Jumlah dokumen anggaran, perencanaan dan data kesehatan yang dihasilkan

dokumen

12 12 12 390 13 430 13 490 14 570 14 1.880

20

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tersedianya Obat, BHP dan Alat Kesehatan Rujukan di RSUD Embung Fatimah Kota Batam

persentase

75% 78% 18.037

80% 500 83% 18.522 85% 20.587

88% 27.587 88 85.233

Persentase Ketersediaan obat dan Alkes di pelayanan kesehatan dasar

persentase

85% 85 90 17.722 90 90 90 90 17.722

Page 420: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 21

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

21

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Persentase Kecamatan yang memiliki minimal satu Puskesmas tersertifikasi akreditasi

persentase

0 5 45.445

10 55363

15 66185

20 71516

25 73588

25 312.097

Jumlah Kecamatan yang melaksanakan tatanan kawasan sehat

kecamatan

1 2 3 4 5 6 6

Jumlah kebijakan PHBS yang dikeluarkan Pemerintah

kebijakan

2 3 5 7 8 9 9

Page 421: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 22

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Persentase Puskesmas yang melaporkan pelaksanaan kebijakan PHBS

persentase

60 65 70 75 80 80 80

22

Peningkatan standar pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

persentase

55% 60% 90.000 70% 2000 75% 1871 80% 392 85% 90% 94.263

23

Program Jaminan Kesehatan Daerah

Persentase penduduk yang memiliki SJSN/ Peserta BPJS Kesehatan

persentase

60 70 23.576 75 23575 80 24175 85 25986 85 30986 85 128.298

Page 422: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 23

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

24

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta kesehatan lingkungan

Prevalensi HIV pada penduduk

persentase

< 0,1 < 0,1 4.153

< 0,1 3855

≤ 0,1 4434

≤ 0,1 5034

≤ 0,1 6991

≤ 0,1 24.467

Presentase HIV yang diobat

persentase

49 52 55 58 61 64 64

Angka keberhasilan pengobatan Tb (succes rate)

52 54 56 58 60 62 62

Angka kejadian kusta per 100.000 penduduk

1,16 1,2

1,1

1

0,9

0,8

0,8

Insiden rate DBD per 100.000 penduduk

56 55 54 53 52 50 50

Page 423: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 24

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Annual paracite insidence (API) per 100 penduduk

< 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1

Angka kejadian filariasis

< 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1

Persentase usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

persentase

91 91,5 92 92,5 93 93,5 93,5

Persentase perempuan usia 30 - 50 tahun yang terdeteksi dini kanker serviks dan payudara

persentase

0,75 10 15

20

25

30

30

Page 424: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 25

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Prevalensi tekanan darah tinggi

persentase

20 19 18 17 16 15 15

Prevalensi obesitas pada penduduk usia > 18 tahun

persentase

30 25 20 15 12 10 10

Prevalensi merokok pada penduduk usia < 18 tahun

persentase

10 9 8 7 6 5 5

Jumlah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan STBM

Kel/Desa

20 22 24 26 28 30 30 0

Page 425: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 26

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

25

Program kesehatan keluarga dan Perbaikan Gizi Masyarakat

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH)

orang 163 156 2.417

152 1720

149 2270

145 3125

141 3275

141 12.807

Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup (KH)

orang 21 20 19 18 17 16 16

Persentase (prevalensi) kekurangan gizi (under weight) pada anak Balita

persentase

5 4,8 4,7 4,6 4,5 4,5 4,5

Page 426: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 27

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Persentase (prevalensi) pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak Baduta

persentase

10 09.05

9

8,7

8,5

8,5

8,5

Persentase kurus dan sangat kurus (wasting) pada anak Balita

persentase

1 0,9 0,85 0,8 0,75 0,75 0,75

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 0

26

Program Pembangunan, peningkatan,

Panjang jalan yang dibangun

Km 134,83 25 272.723

28 324.733

30 359.919

33 399.311

36 439974

286,83 1.805.785

PD Pengampur Urusan

Page 427: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 28

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

pemeliharaan jalan dan jembatan/pelantar

Panjang Jembatan/ Pelantar Yang Dibangun/ Ditingkatkan

m 140 10 10 10 10 10 190 PU dan Penaatan

Ruang

Panjang jalan yang dipelihara

km 35 35 40 48 53 58 58

27

Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebinamargaan

Jumlah Titik Lampu PJU Yang Dipelihara

titik 11727 11,987 38.233

12,247 39.074

12,507 42.452

12,767 43.963

13,027 47.839

13,027 213.264

Jumlah Titik Lampu PJU yang Dibangun

titik 1110 260 260 260 260 260 2410

Panjang jaringan lampu PJU yang direhabilitasi

m 69500 20000 20000 20000 20000 20000 169500

Jumlah Peralatan unit 6 6 4 4 3 2 19

Jumlah Peralatan dan Alat Berat Yang Dipelihara

unit 15 21 25 29 32 34 34

28

Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan Jaringan Pengairan

Panjang drainase yang dibangun/ ditingkatkan

m 15177 3000 32.140

3000 34.491

4000 39.025

4000 42.905

5000 47.229

34177 193.671

Panjang drainase yang dipelihara

km 45 45 48 50 52 55 55

Page 428: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 29

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Panjang lokasi abrasi pantai yang ditangani

m 380 100 150 200 250 300 1380

29

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi

Jumlah penduduk yang terlayani air bersih

jiwa 13000 1000 33.724

1100 34.303

1200 37.350

1300 50.245

1375 80.145

18975 235.767

Jumlah Penduduk yang terlayani sanitasi

jiwa 1400 600 800 1000 1200 1500 6500

30

Program Pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana di hinterland

Panjang jalan yang dibangun/ ditingkatkan di wilayah hinterland

km 5,2 2 21.346

2 19.397

2 21.506

2 23.697

2 26.117

15,2 107.753

Panjang jembatan/ pelantar yang dibangun di wilayah hinterland

m 903 250 250 250 250 250 2.153

Jumlah Titik Lampu PJU yang Dipelihara di wilayah hinterland

titik 379 397 427 457 487 517 517

Jumlah Titik Lampu PJU yang Dibangun di wilayah hinterland

titik 397 30 30 30 30 30 547

31

Program Perencanaan dan Pengendalian Tata

Jumlah dokumen Rencana detail tata ruang Kota Batam

kecamatan

- 1 kec 750 3 kec 2.250 4 kec 3.000 4 kec 5.000 - - 12 kec 11.000

Page 429: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 30

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Ruang

PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN 0

32

Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur Sarana Prasarana Permukiman dan Perumahan

Jumlah perumahan swadaya yang dibangun/direhabilitasi

unit 104 478 7.369 502 7.959 527 8.596 553 9.283 581 10.026 2.745 43.233 PD Pengampu Urusan

Perumahan Rakyat

dan Kawasan

Permukiman

Panjang Drainase/ saluran lingkungan yang perlu dibangun/ direhabilitasi di kawasan permukiman perkotaan

Meter (M)

13,525

14.145 3.796 14.852 4.100 15.595 4.428 16.375 4.782 17.193 5.165 91.685 22.271

Page 430: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 31

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Jumlah Bangunan Rusunawa & PSU Rusunawa yang dibangun/direhabilitasi

Twin Block (TB)

25 TB

5 TB

12.377

5 TB

13.367

5 TB

14.473

5 TB

15.591

5 TB

16.839

55

72.611

Pengembangan dan Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan

Kelurahan (Kel)

64 Kel

64 Kel

2.223

64 kel

2.401

64 kel

2.593

64 kel

2.800

64 kel

3.024

64 kel

13.041

Panjang Jalan lingkungan yang perlu dibangun/ direhabilitasi serta dipelihara di kawasan permukiman perkotaan

Meter (M)

109,802

20.250

42.316

21.263

45.701

22.326

49.357

23.442

53.306

24.614

57.570

221.696

248.251

Panjang Pembangunan/ Rehabilitasi Turap/ Talud/ Bronjong Permukiman dan Fasilitas Umum di Kawasan Perkotaan

Meter (M)

3.755

1.251 5.406 1.314 5.838 1.380 6.305 1.449 6.809 1.521 7.354 6.915 31.712

Page 431: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 32

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

33

Program Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan Bangunan

Jumlah bangunan gedung yang dibangun/ ditingkatkan/ direhabilitasi/ dilakukan pengawasan & penataan serta bangunan gedung yang mememenuhi persyaratan, keselamatan, kesehatan, keamanan & kenyamanan

bangunan

665 bangun

an

249 231.724 349 217.468 301 154.962 453 55.394

503 69.641 2.452 729.190

Mesjid Agung gedung 0 0 36.503 0 97.342 1 109.510 1 210.000

Page 432: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 33

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

34

Program Pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana perumahan di hinterland

Panjang drainase/ saluran lingkungan panjang jalan lingkungan panjang turap/ talud/ bronjong di wilayah hinterland

meter

3970

4.795

12.466

6.795

19.025

8.795

26.384

10.795

34.542

12.795

43.501

47.942,5

135.917,

5

KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT 0

35

Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat

Jumlah Aksi Demo yang diamankan

orang 250 kali

50 2.509 50 4734

50 5314

50 5989

50 6701

250 26.971

PD Pengampu Urusan Ketentraman dan

ketertiban umum serta

perlindungan

masyarakat

Jumlah Linmas yang diberdayakan

orang 1416 344 344 344 344 344 1416

Page 433: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 34

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

36

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Meningkatnya fasiilitas sarana dan prasarana dalam penanggulangan kebakaran

Hydrant (unit)

55 10 2.876 10 4.555 10 5.050 10 5.564 10 6.132 105 25.301 PD Pengampu Urusan Ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat

Terlaksananya pembinaan dan pengawasan penanggulangan kebakaran

persen 20 30 40 50 60 70 80

SOSIAL

37

Program Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Bantuan yang diberikan

Rumah Tangga Sasaran

dan jumlah PMKS

100 % dari data PPLS 2011

(36.103 RTS) dan

8.197 PMKS

100 % dari data PPLS dan

8.197 PMKS

11.116 100 % dari data BDT

(39.903 RTS)

dan 12.082 PMKS

18400 100 % dari data BDT dan

12.082 PMKS

19050 100 % dari data BDT dan

12.082 PMKS

19690 100 % dari data BDT dan

12.082 PMKS

20110 100 % dari data BDT dan

12.082 PMKS

88.367 PD Pengampu Urusan

Sosial

Page 434: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 35

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

B. URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR

TENAGA KERJA

38

Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas, Penempatan dan Pengembangan Perluasan Kesempatan Kerja

Jumlah tenaga kerja yang bersertifikasi kompetensi

orang 1456 1100 8956 2100 27023 500 26415 1550 12850 2200 36009 7450 111.253 PD Pengampu Urusan Tenaga Kerja

Jumlah pencari kerja yang terlatih dan memiliki sertifikasi kompetensi

orang 1440 1600 6400 2000 12000 600 3600 1700 10200

2000 12000 7900 44200

Jumlah tenaga kerja yang terserap/ ditempatkan

orang 11449 13500 2035 14000 2377 14500 2626 15500 2193 17000 3142 74500 12373

39

Program Peningkatan hubungan industrial yang harmonis

Tingkat Penyelesaian Perselisihan Pengusaha-Pekerja per Tahun

jumlah kasus

84 86 3.156 88 1784 90 1962 92 2158 94 2373 94 11.433 PD Pengampu Urusan Tenaga Kerja

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

40

Program Peningkatan peran serta, dan kesetaraan Gender dalam

Indeks Pembangunan Gender

persentase

94,45 94.47.00

3.831

94.49.00

3.931

94.51.00

4.031

94.53.00

4.131

94.54.00

4.258

94,54 20.182

PD Pengampu Urusan

Pemberdayaan

Page 435: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 36

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

pembangunan Indeks Pemberdayaan Gender

persentase

54,31 55.00.00

56.50.00

58.00.00

59.50.00

61.05.00

61,05 Perempuan dan

Perlindungan Anak

41

Program Peningkatan Kualitas Hidup, Perlindungan Perempuan dan Anak

Persentase Perempuan dan Anak yang mendapatkan perlindungan

persentase

100 100 1.432 100 2.332 100 2.832 100 3.332 100 3.832 100 13.760

PANGAN

42

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Prosentase ketersediaan pangan

persentase

30% 30% 666 32% 790 34% 876 36% 966 38% 1.064 40% 669.937 PD Pengampu Urusan Pangan

PERTANAHAN

43

Program Penataan Tata Guna tanah

Persentase data lahan aset Pemko Batam yang diinventarisasi

persentase

31.79 47.62 1.208

71.43.00

2.135

100 2.415

- 1.725

- 1.810

100 9.293

PD Pengampu Urusan

Pertanahan

Jumlah pengadaan dokumen tanah aset Pemko Batam

dokumen

197 50 102 105 100 108 662

Page 436: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 37

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Fasilitas Penggunaan Sertifikat lahan Masyarakat

dokumen

0 100 100 100 100 100 500

Jumlah pengadaan lahan asset Pemko Batam

persil 0 0 139 110 98 97 444

Jumlah Kampung Tua yang memiliki Dokunen PL atas nama Pemko Batam

kampung tua

7 8 9 10 34

LINGKUNGAN HIDUP

44

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Persentase Jumlah Pengaduan lingkungan yang ditindaklanjuti/ terverifikasi

persentase

90% 90% 6.791

90% 9.413

90% 10.437

90% 11.500

90% 12.674

90% 50.815

PD Pengampu Urusan Lingkungan Hidup

Dan Urusan

Kelautan &

Perikanan

Ketaatan Usaha dan/ atau kegiatan terhadap pelaksanaan Izin Lingkungan

persentase

35% 0 45% 50% 55% 60% 80%

Page 437: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 38

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

45

Program Peningkatan pengelolaan Wilayah Pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis konservasi

Persentase peningkatan tutupan terumbu karang

persentase

31 33 580 35 436 37 483 40 532 43 587 43 2.618

46

Program Peningkatan dan Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

Luasan Ruang Terbuka Hijau

persentase

23 0,2 24.593

0.2 26.549 0.2 26.673 0.2 30.967

0.2 33.445 24 144.219

Kawasan Pemakaman yang dikelola

kawasan

2 2 2 2 2 2 10

Jumlah ruang terbuka hijau/publik yang dibangun/ditingkatkan

Lokasi

72 Lokasi

12 Lokasi

(8 lokasi lama,

4 lokasi baru)

17,484

12 Lokasi

(8 lokasi lama,

4 lokasi baru)

20,981

12 Lokasi

(8 lokasi lama,

4 lokasi baru)

25,177

12 Lokasi

(8 lokasi lama,

4 lokasi baru)

30,21

3

12 Lokasi

(8 lokasi lama,

4 lokasi baru)

36,255

72 lokasi lama,

20 lokasi baru)

130,11

0

47

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Persentase Pengangkutan Sampah

persentase

63.29% 1 90. 153 70% 105397 75% 117762 80% 129323

80% 142311 80% 494.793

Page 438: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 39

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

48

Program Lingkungan Sehat

Persentase sampah yang dikelola dengan sistem 3 R (pengomposan, bank sampah, dll)

persentase

2.00% 3% 4.681 4% 2.023 5% 2.243 6% 2.471 7% 2.734 7% 14.152

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

49

Program Penataan Administrasi

Kependudukan

Prosentase penduduk yang

memiliki dokumen kependudukan dan

catatan sipil:KK, KTP, Akte Kelahiran,

Akte Kematian

Persentase KK

84,17% 89 1.738

98 2280

100 2547

100 2.811

100 3.066

100% 12.442

PD Pengampu Urusan Administr

asi Kependudukan dan Catatan

Sipil

Persentase KTP

85% 87 98 100 100 100 100%

Persentase

Akte Kelahir

an

75% 77 80 82.5 85 96 100%

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

50

Program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat dan Partisipasi

Masyarakat

Meningkatnya kapasitas Lembaga/ organisasi Kemasyarakatan

Jumlah Organis

asi

PKK 77, LPM 77,

Posyandu 450,

RT 3215, RW 772, KPM 320

PKK 77,

LPM 77,

Posyandu

500, KPM 320 org,

Kader

42.927

PKK 77, LPM 77,

Posyandu 550,

KPM 320 org,

Kader Siaga Aktif

39191

PKK 77, LPM 77,

Posyandu 600,

KPM 320 org,

Kader Siaga Aktif

43641

PKK 77, LPM 77,

Posyandu 650,

KPM 320 org,

Kader Siaga Aktif

49433

PKK 77, LPM 77,

Posyandu 700,

KPM 320 org,

Kader Siaga Aktif

55157

PKK 77,

LPM 77,

Posyandu

700, KPM 320 org,

Kader

228.212

PD Pengampu Urusan

Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

Page 439: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 40

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

org, Kader Siaga Aktif

128 org

Siaga Aktif 256 org

384 org

512 org

512 org

640 org

Siaga Aktif 640 org

Meningkatnya swadaya masyarakat

persen Swadaya 30%, Goro 2000 org

Swadaya

35%, Goro 500 org

Swadaya

40%, Goro 500 org

Swadaya

45%, Goro 500 org

Swadaya

50%, Goro 500 org

Swadaya

50%, Goro 500 org

Swadaya

50%, Goro 2500 org

meningkatnya kapasitas lembaga dan ekonomi kelurahan

Jumlah Organis

asi

UEM-SP 10, POSYANTEK 9, TTG

31

posyantek 1, TTG 7, PELATIHAN 100

ORANG

UEM-SP 10, POSYANTEK

2, TTG7, Pelatihan 250 orang

UEM-SP 10, POSYANTEK

2, TTG7, Pelatihan 250 orang

UEM-SP 10, POSYANTEK

2, TTG7, Pelatihan 250 orang

UEM-SP 9

POSYANTEK

2, TTG7, Pelatihan 250 orang

UEM-SP 49, POSYANTEK 9, TTG

35, pelatih

an 1100 orang

Page 440: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 41

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

51

Program Percepatan Infrastruktur Kelurahan (PIK)

Persentase Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Lingkungan Permukiman berbasis peran serta (pemberdayaan) masyarakat

persentase

5 persen

6 64.000 7 73.252 8 78.241 9 83.633

10 89.533 10 395.118 PD Pengampu Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

52

Program Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

Persentase pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/ CPR)

persentase

71,5 72 2.291 3 2.291,00 73 2.838,00 3,05 3.221,00

74 3.721,00

74 14.362 PD Pengampu Urusan

Pengendalian

Penduduk dan

Keluarga Berencana

PERHUBUNGAN

53

Program Peningkatan, Pengamanan dan Pengendalian lalu lintas

meningkatnya cakupan pelayanan parkir

Lokasi 188 Lokasi

198 17.400 208 17.600 218 17.800 228 18.000

228 18.200 228 Lokasi

89.000 PD Pengampu Urusan Perhubun

gan

Page 441: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 42

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

54

program penyediaan dan penataan tata kelola transportasi massal

Jumlah Penumpang Trans Batam per tahun dengan e-ticketting

penumpang

0,97jt 1.460 jt

34.826

1.845 jt

40.683

2.230 jt

45.105

2.615 jt

49.701

3jt 54.776

3jt 225.091

Panjang Jalan Kota Batam yang di lalui Trans Batam untuk melayani masyakarat (Jumlah Koridor

km 94 181.5 km

201 km 246 km 246 km 246 km 246

koridor (5 kor) 5 7 9 9 9 9

55

program pembangunan, peningkatan, pemeliharaaan rehabilitasi sarana

Jumlah Sarana Prasarana Transportasi Terbangun

persentase

33 45 22.101

55 27.816

65 30.840

65 33.982

65 37.452

65 152.191

Page 442: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 43

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

dan prasarana transportasi

Jumlah Sarana Prasarana Transportasi Terpelihara

persentase

20 25 30 40 50 60 60

Jalur Sepeda Km 0 0 2 3,5 5,5 9 9

56

Program Pengembangan, Pembangunan Aksesibilitas dan Konektivitas

pembangunan pelabuhan di hinterland

pelabuhan

25 2 7.885

2 7.672

2 8.506

2 9.373

3 10.330

35 43.766 0

Sarana Angkutan Penumpang dan Barang Laut

kapal 4 3 0 1 1 0 9

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Page 443: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 44

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

57

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan informasi

indeks C (43.76-62.50)

B (62.51-81.25)

1.488 B (62.51-81.25)

6971 B (62.51-81.25)

7585 B (62.51-81.25)

8148 A (81.25-

100)

8779 A (81.25-

100)

35.511 PD Pengampu Urusan Komunika

si dan Informatik

a

58

Program Peningkatan, Pemanfaatan Teknologi Informasi

Jumlah data yang terintegrasi, pelayanan pemerintahan dan pelayanan public berbasis online

persen 0 29 7.206 52 2.000 68 1.000 84 1.000 100 1.000 100 57.615 PD Pengampu Urusan Komunika

si dan Informatik

a

Page 444: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 45

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

59

Program Peningkatan, pembinaan dan pengembangan UKM dan koperasi serta usaha ekonomi masyarakat

Jumlah Pelaku usaha kreatif bernilai tambah yang dibina

UMKM 125 UMKM

85 UMKM

1.543

250 2.703

300 2.998

350 3.302

400 3.640

1510 15.017

PD Pengampu Urusan Koperasi dan UKM

Jumlah Sentra UMKM yang dibentuk

sentra UMKM

0 0 1 1 1 1 4

Jumlah koperasi aktif

koperasi

571 596 624 654 684 719 719

PENANAMAN MODAL

60

Peningkatan investasi dan kerjasama pembangunan

Meningkatnya persentase realisasi Investasi

persentase

15.89% 17 452 18 514 19 570 20 628 22.05 22.05 2.164 PD Pengampu Urusan

Penanaman Modal

KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

61

Program Peningkatan, Pembinaan Dan

Prestasi/ Capaian kepemudaan

orang 0 40 7.622

40 6.810

40 11.870

40 1.930

40 1.990

200 30.222 PD Pengampu Urusan

Page 445: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 46

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

Pelayanan Kepemudaan, kepramukaan dan Olahraga

Prestasi Olahraga orang 95 100

120

140

160

180

700 0 Kepemudaan dan Olahraga Budaya olahraga keg 0 5 5 5 5 5 25 0

Prestasi Kepramukaan

orang 380 80 80 80 80 80 780 0

Sarana Prasarana terbangun

unit 4 1 2 1 0 0 8 0

STATISTIK

62

Penyediaan dan peningkatan data pembangunan daerah

Kelengkapan Data SIPD Kota Batam

5% 20% 786 40% 526

80% 566

100% 611

100% 277

100% 2.766 PD Pengampu Urusan Statistik

Jumlah dokumen pendataanpendukung perencanaan

dokumen

3 2 2 2 2 2 13

PERSANDIAN

Page 446: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 47

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

63

Program Keamanan Data dan Informasi

Persentase informasi yang berkualifikasi di Pemerintah Kota Batam

persen 0 5 123 15 500 25 525 35 551 50 578 50 125.394 PD Pengampu Urusan Persandia

n

KEBUDAYAAN

64

Program Pelestarian dan Pengembangan Seni & Budaya

Jumlah pagelaran seni dan budaya (event)

jumlah 6 event (3

event perlombaan dan 3 event

pelestarian)

6 1.183 6 1.347 6 1.494 6 1.646 6 1.814 30 event penyelenggar

an

7.484 PD Pengampu Urusan Kebudaya

an

PERPUSTAKAAN

Page 447: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 48

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

65

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Jumlah Pengunjung dalam satu tahun

5% 5 612.770 6 712 7 776 8 873 9 979 9 616.110 PD Pengampu Urusan Perpustak

aan

KEARSIPAN 0

66

Program Penataan Penyelenggaraan Kearsipan

ASN Arsiparis yang di Bina

0 8 109.090 8 116 8 148 8 197 8 250 40 109.801 PD Pengampu Urusan Kearsipan

URUSAN PILIHAN

KELAUTAN DAN PERIKANAN

67

Program Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Perikanan

Meningkatnya Produksi Perikanan

ton 35.345 ton

36.700 ton

1.424 37.500 ton

2.230 38 rb ton

2.472 39 rb ton

2.724 39.804 ton

3.002 39.804 ton

11.852 PD Pengampu Urusan Kelautan

dan Perikanan

PERTANIAN

Page 448: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 49

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

68

Program Pembinaan, pengembangan dan pengawasan pertanian dan peternakan

Meningkatnya Produksi Pertanian dan Peternakan

ton 19.015 19.025 2.802 19.338 2.828 19.841 3.136 20.345 3.456 20.849 3.808 20.849 16.030 PD Pengampu Urusan Pertanian

PARIWISATA

69

Program Pengembangan sektor pariwisata

Jumlah kunjungan wisatawan Lokal, Jumlah Wisatawan Mancanegara

juta orang

1,5 jt 1,8

2.441

1.900

2.000

2.100

2.200

2,1 jt 2.441 PD Pengampu Urusan Pariwisata

Length of Stay (Lama Kunjungan)

hari 1,9 2,1 2,03 2,07 2,1 2,13

PERDAGANGAN

Page 449: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 50

No

Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja Program

Satuan

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Akhir Periode RPJMD

Perangkat Daerah

(PD) Pengampu Urusan/ Penunjang Urusan/

Fungsi Lainnya

2017 2018 2019 2020 2021

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana

(Juta Rp) Target

Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Dana (Juta Rp)

Target Total Dana

(Juta Rp)

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17=7+9+11+13+15

18=8+10+12+14+

16 19

70

Program Perlindungan konsumen dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

Jumlah PKL yang dibina

PKL 5000 PKL

100 235 100 455 100 504 100 556 100 613 500 2.363 PD Pengampu Urusan

Perdagangan

71

Program Penataan, pembinaan dan pengendalian pasar

Memperlancar jalur distribusi kebutuhan barang pokok

persentase

65 65 4.530 70 4.497 75 4.986 75 5.494 80 6.055 80 25.562 PD Pengampu Urusan

Perdagangan

PERINDUSTRIAN

72

Program Penataan, Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Jumlah sentra industri yang dibentuk

sentra industri

0 1 1.321 1 455 1 504 1 556 1 613 5 3.449 PD Pengampu Urusan

Perindustrian

Page 450: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 VIII - 51

Page 451: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-1

BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Pada Bab ini akan disampaikan penjabaran mengenai (1) Indikator Makro

daerah dan (2) Indikator Kinerja Daerah.

Indikator Makro daerah merupakan indikator yang menggambarkan dampak

(Impact) dari berjalannya berbagai program dan kegiatan pelayanan

Pemerintah Kota Batam, serta sebagai kontribusi Kota Batam Terhadap

target indikator makro yang sudah ditetapkan dalam RPJMN dan dalam

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau. Penjabaran mengenai hal tersebut

disampaikan dalam Tabel 9.1 dibawah ini.

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Makro Daerah

No. Indikator Makro

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

2015 2016 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Laju Pertumbuhan Penduduk

4.13* 3.99* 3.78* 3.63* 3.48* 3.34* 3.13* 3.13

2 Pertumbuhan Ekonomi 6.75** 6.57 6.33 6.10 5.87 5.63 5.40 5.40

3 Inflasi 4.73** 3.14*** 4.46 4.27 4.08 3.90 3.71 3.71

4 Gini Ratio 0.3331** 0.3539 0.3519 0.3499 0.3479 0.3459 0.3439 0.3439

5 Persentase Penduduk Miskin

4.91** 4.58 4.29 3.99 3.69 3.39 3.09 3.09

6 Indeks Pembangunan Manusia

79.34** 79.80 80.18 80.56 80.94 81.31 81.69 81.69

7 Tingkat Pengangguran Terbuka

6.09** 5.72 5.63 5.55 5.46 5.38 5.29 5.29

8 Kualitas Air (%) 90 90,5 91 91,5 92 92,5 93 93

9 Kualitas Udara (%) 92 92,5 93 93,5 94 94,5 95 95

Page 452: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-2

No. Indikator Makro

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

2015 2016 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

10 Meningkatkan cakupan layanan air bersih di luar wilayah konsesi ATB

27,5% 29 31 33 35 37 39 39%

Keterangan : * Dari angka proyeksi penduduk **Angka rilis BPS ***Angka year on year September 2016

Adapun penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi

gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi walikota

dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya

dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing.

Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program

pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat

mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir

periode RPJMD dapat dicapai. lndikator kinerja daerah secara teknis pada

dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas

yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact). Suatu

indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis

pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome)

terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah

program dan kegiatan prioritas ditetapkan. Untuk ketersediaan air,

kewenangan Pemerintah Kota Batam hanya di daerah yang diluar wilayah

mainland, sedangkan di daerah Kota Batam ketersediaan air ditangani oleh

sawsta yaitu Adya Tirta Batam (ATB) di konsensi dengan BP Batam.

Selanjutnya, indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu

Page 453: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-3

aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya

saing daerah. Penjabaran mengenai hal tersebut disampaikan dalam table

9.2.

Page 454: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-4

Tabel 9.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

No.

ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1

Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan pengelolaan keuangan daerah

- Nilai Lakip CC - Opini BPK WTP -LPPD rank 3 se

provinsi, rank 40 nasional

CC

WTP

3

30 besar

B

WTP

2

20 besar

BB

WTP

1

10 besar

BB

WTP

1

10 besar

A

WTP

1

10 besar

- Nilai Lakip BB - Opini BPK

WTP -LPPD Rank 1

seprovinsi, sepuluh besar

nasional

2

Presentase Aspirasi masyarakat yang diakomodir.

15% 20% 25% 30% 35% 35% 35%

3 Sistem Pelayanan Terpadu Secara Online

- Sistem pelayanan di

kantor kelurahan dan kecamatan masih bersifat

manual

-sarana dan prasarna

pelayanan belum memadai

- Sistem Pelayanan publik

Masih bersifat Kantor

- Sistem pelayanan masih

manual

- tingkat kepuasan masyarakat

66,75%

Manual

IKM 70%

Online

IKM 75%

Online

IKM 80%

Online

IKM 85%

Online

IKM 90%

- Sistem pelayanan di

kelurahan dan kecamatan secra online

pada pelayanan

bidang

- Sarana dan prasarna menjadi

berkualitas

- Sistem pelayanan informasi

terintegrasi 31 data

- Sistem pelayanan

online dibidang kepegawaian, perencanaan,

keuangan, perpajakan, kesehatan, pendidikan,

persampahan dll

- Tingkat kepuasan

masyarakat 90%

Page 455: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-5

No.

ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

4 Partisipasi Linmas dalam Ketertiban Umum

0 orang 222 orang 222 orang 222 orang 222 orang 222 orang 1110 orang

5 1. Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS)

10,9 11 11,2 11,4 11,6 12 tahun

6

2. Persentase yang melanjutkan ke pendidikan menengah APK

APK 73,20% APK 62,95%

APK 75,31%

APM 65,93%

APK 77,42%

APM 68,92%

APK 79,53%

APM 71,9%

APK 81,64% APM

74,89%

APK 83,75% APM 77,88%

APK 83,75% APM 77,88%

7

3. Bantuan Beasiswa Mahasiswa jalur undangan pada 5 PTN teratas di jawa dan Peningkatan SDM ASN untuk S2 dan S3

60 Mahasiswa S1 10 PNS S2 dan S3

65 S1

10 ASN S2/S3

70 S1

10 ASN S2/S3

75 S1

10 ASN S2/S3

80 S1

10 ASN S2/S3

85 S1

10 ASN S2/S3

85 Mahasiswa S1

50 PNS S2 dan S3

8 Angka Harapan Hidup

72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,90 72,90 tahun

9

Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup (KH)

21 20 19 18 17 16 16

10

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH)

160 157 155 152 148 148 148

11 IPG 94,46 94,48 94,5 94,52 94,53 94,54 94,54

12 IDG 54,70 55 56 57 59 61,05 61,05

13 Bantuan yang diberikan

100% dari Data PPLS dan 8197

PMKS

100% dari Data BDT (39.903

RTS) dan 12.082 PMKS

100% dari Data

BDTdan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT

dan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT

dan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT

dan 12.082 PMKS

100% dari Data BDT dan

12.082 PMKS

14

Jumlah Lembaga/ Pemberdayaan Masyarakat berprestasi level provinsi dan nasional

4 2 2 2 2 2 2

15

Meningkatnya pelayanan kependudukan dan catatan sipil

KTP 85%, 87 98 100 100 100 100

Akte Kelahiran anak usia 0-18 th

71% 77 80 82.5 85 96 100

Persentase pemilik KK

89 98 100 100 100 100

Page 456: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-6

No.

ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

17

Persentase partisipasi masyarakat dalam pemilu

pileg 32% Pilgub 45%

Pilwako 53% - -

pileg 35% Pilgub 50%

Pilwako 60%-

- - pileg 35%

Pilgub 50% Pilwako 60%

18 Jumlah Konflik Sosial di Masyarakat

0 Kasus 0 0 0 0 0 0 Kasus

19

Sarana Prasarana pendukung prestasi Kepemudaan dan Olahraga : Stadion, GOR Mini, Tribun Lapangan dan Lapangan Olahraga di Lingkungan masyarakat

(1 stadion, 1 GOR, 2 lap bola) 0 lap

olahraga

1 tribun, 1 stadion

5

1 GOR

5

1 stadion

5

-

5

-

5

(3 tsadion, 2 GOR, 1 tribun)

25 Lap Olahraga

20 Tingkat pengangguran terbuka

6,5 6,4 6,3 6,2 6,1 6 6

21 Jumlah Tenaga Kerja bersertifikasi

1.440 Orang 1600 2000 600 1700 2000 7900 orang

22

Tersedianya Dokumen RTRW Kota Batam dan Tersedianya Rencana Rinci Tata Ruang Kota Batam

Ranperda RTRW Kota Batam

Rencana Rinci Tata Ruang Belum

Ada

- RTRW RTRW RDTR

RTRW RDTR Zonasi

RTRW RDTR Zonasi Zoning

Kawasan Berkembang

Cepat

Perda RTRW Kota Batam

Perda Rencana Rinci Tata

Ruang (RDTR, Zonasi) Zoning

Kawasan berkembang

Cepat

23 Sistem pengendalian

GIS RTRW Kota Batam 2004 - 2014 berbasis

Web

Persiapan GIS RTRW

baru

GIS RTRW Berbasis

Web

GIS RTRW Berbasis

Web, Android,

IOS

Sinkronisasi dengan Sistem Online lainnya

Peningkatan Sistem

Peningkatan Pengembangan GIS RTRW Kota Batam 2016 - 2036 Berbasis

Web

24 Luasan Ruang Terbuka hijau

23 % 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 24%

25

Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan (air dan udara)

kualitas Air 90,5%, Kualitas udara

92,5 %

91 93

91,5 93,5

92 94

92,5 94,5

93 95

Kualitas Air 93%

kualitas udara 95 %

26 TRC TRC 10 Orang 15 15 15 15 15 75 Orang

Page 457: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-7

No.

ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

27

Meningkatnya Jumlah pengguna transportasi umum

1,095 jt Orang 1,476jt 1,857jt 2,238jt 2,619jt 3jt 3 jt Orang

28 Persentase panjang jalan dalam kondisi baik

68% 72 74 76 78 81 81%

29 Persentase jalan utama dengan PJU

85% 88 90 92 94 96 96%

30 Jumlah titik genangan air/ banjir

30 titik genangan air/ banjir

27 24 20 16 11 11 Titik

genangan air / Banjir

31

Tingkat Cakupan pelayanan air minum di kawasan non ATB/ Swasta

27,5% 31 33 35 37 39 39%

32 Cakupan pelayanan persampahan

65 80 100 100 100 100 100%

33

Persentase pengurangan timbulan sampah disumber

3% 4 6 8 10 14 14%

34 Jumlah twin block Rusunawa dan Rusunami

25 TB Rusunawa 30 35 40 45 55 55 TB

Rusunawa

35 Mesjid Agung 0 - - 1 - - 1

36 BLK 0 1 1

37

Persentase ketersediaan informasi lahan dan pengadaan lahan Pemerintah Kota Batam untuk pembangunan kantor camat dan lurah pemekaran dan fasilitas pemerintah lainnya seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan Pemakaman serta kawasan fasum dan jaringan jalan di daerah perumahan

Pemko memiliki 630 Persil Lahan

yang sudah sertipikat 197

Persil berbentuk PL 188 Persil 245

Persil belum memiliki dokumen

50 75 100 100 108

188 Persil bentuk PL menjadi

sertipikat 245 Persil yang

belum memiliki dokumen menjadi

sertipikat

Page 458: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-8

No.

ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Fasum Fasos sudah dalam bentuk PL an.

Pemko Batam 27 Persil, dan yang

memiliki akta hibah 5 Persil

- - 27 5 0

27 Persil Fasum Fasos

yang memiliki dok PL menjadi sertifikat dan 5

Persil yang memiliki akta hibah menjadi

sertifikat

Pengadaan persil

lahan asset Pemko Batam

- 139 110 98 97

44 persil kec/ kel, 13 persil

puskesmas, 15 SD, 10 smp, 10

SMA/SMK, 3 Lap Bola, 1

sentra industry, 1

GOR, 240 TPS, 2 TPU, 3

Damkar, 1 BLK, 100 Rusunawa,

1 kantor Disnaker

38 Sertifikasi tanah masyarakat (Proda)

0 persil 100 100 100 100 100 500 Persil

39

Jumlah penyelesaian Kampung Tua Kota Batam

7 Kampung Tua 8 9 10 34 Kampung

Tua

40 Kunjungan Wisman

1,6 juta wisman 1,7 1,8 1,9 2 2,1 2,1 Wisman

41

kontribusi sektor pertanian/ perikanan dalam PDRB Kota Batam

1,04 % 1,04 1,05 1,06 1,09 1,13 1,14%

42

Persentase pertumbuhan investasi Kota Batam

19% 20 21,5 22 22,2 22,5 22,5%

43

Jumlah Pelaku ekonomi yang mendapatkan HKI dan Standarisasi internasional dalam produksi

126 20 20 20 20 20 226 Unit Usaha

44

Meningkatnya Ketahanan pangan dan tersedianya data ketahanan pangan

30% 30 32 34 36 38 40%

Page 459: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PENETAPAN INDIKATOR DAERAH

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 IX-9

No.

ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

45

Jumlah gedung/ kantor/ komersial yang menyediakan ruang untuk pedagang informal (tidak permanen), Penyiapan kawasan PKL dan Pasar Induk

0 lokasi 0 1 2 3 4 4 Lokasi

46

Panjang jalan yang dibangun/ ditingkatkan di wilayah hinterland

5,2 KM 2 2 2 2 2 15,2 KM

47

Panjang jembatan/ pelantar yang dibangun/ ditingkatkan di wilayah hinterland

903 M 250 250 250 250 250 2.153 M

48 Jumlah titik PJU yang terpasang di wilayah hinterland

397 titik 30 30 30 30 30 517 titk

49 Panjang Drainase/ saluran lingkungan

0 m 28.621,54 m

50 Panjang jalan lingkungan

3.970 m 3.795 5.295 6.795 8.295 10.295 38.443 m

51 Jumlah Dermaga/ Pelantar/ Jetti

25 Unit 4 3 3 3 3 41 Unit

Page 460: Pemerintah Kota Kota Batam Tahun 2016 · 2020. 6. 24. · walikota batam propinsi kepulauan riau peraturan daerah kota batam nomor 8 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

RPJMD KOTA BATAM 2016-2021 X - 1

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

1. Pedoman Transisi:

RPJMD Kota Batam Tahun 2016-2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun

pertama dibawah kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan

umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya.Hal ini penting untuk menjaga

kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir.

Pedoman transisi dimaksud antara lain bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan

yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah

pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru.

Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari

RPJMD dari Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode

berikutnya.

2. Kaidah Pelaksanaan:

RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah

terpilih merupakan pedoman bagi setiap kepala PD menyusun Renstra PD dan pedoman untuk

menyusun RKPD.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam bagian ini, kaidah-kaidah pelaksanaan meliputi:

A. PD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan program-

program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya;

B. PD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing PD dan

menjadi pedoman dalam menyusun Renja PD setiap tahun;

C. PD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra PD;

D. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk

melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra PD.

WALIKOTA BATAM,

MUHAMMAD RUDI