PEMERINTAH KABUPATEN MALANG - Pusat Data dan … · 2016-05-12 · Penyakit Kusta ... Kasus Diare...

316

Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN MALANG - Pusat Data dan … · 2016-05-12 · Penyakit Kusta ... Kasus Diare...

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015

ii

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,

hidayah dan inayah-Nya atas tersusunnya Profil Kesehatan

Kabupaten Malang Tahun 2014. Profil Kesehatan Kabupaten

Malang merupakan salah satu sarana penyajian informasi

kesehatan yang diharapkan menjadi acuan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan serta

pengambil keputusan dibidang kesehatan. Oleh karena itu kualitas

Profil Kesehatan selalu diupayakan peningkatannya dari waktu ke waktu

dalam hal ketepatan data, ketepatan waktu dan kesesuaian dengan

kebutuhan pembangunan kesehatan.

Penyusunan Profil Kesehatan ini mencakup kegiatan yang ada di

Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Pemerintah maupun swasta dan lintas

sektor terkait di Kabupaten Malang, yang penyusunannya didasarkan pada

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Indikator dalam

Millenium Development Goals (MDGs) dan menambahkan data Derajat

Kesehatan Masyarakat serta data lain yang masih diperlukan.

Untuk meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten

Malang berikutnya, kami sangat mengharapkan sumbang saran, tanggapan

peran serta dari semua pihak terkait sebagai sumber data, utamanya para

pengelola program pembangunan kesehatan di semua tingkatan adimistrasi,

sehingga penyusunan akan menjadi lebih baik lagi.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan

tenaganya hingga tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Malang

tahun 2014 ini, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tinginya dan

kami menyampaikan terima kasih.

Malang, April 2014

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG

Dra. MURSYIDAH, Apt, M.Kes.

Pembina Utama Muda NIP. 196212191989032005

iii

iv

v

iii

Halaman

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN x

I. PENDAHULUAN 1

II. GAMBARAN UMUM

A. KONDISI GEOGRAFIS 4 B. KEPENDUDUKAN

1. Jumlah Penduduk 5

2. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur . 6 3. Sex Ratio 7

4. Kepadatan Penduduk 7

5. Tingkat Fertilitas a. Ratio Ibu Anak 8

b. Angka Kelahiran Total (TFR) 9

C. SOSIAL EKONOMI 1. Tingkat Pendapatan 9

a. PDRB ADHK 2000 9

b. Pendapatan per Kapita ADHK 2000 10

2. Beban Tanggungan 10

3. Tingkat Pendidikan 11 4. Kondisi Kemiskinan 12

III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) 13

B. ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi (AKB) 14

2. Angka Kematian Balita (AKABA) 17

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) 19 4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20

C. ANGKA KESAKITAN 1. Acute Flaccid Paralysis ( AFP) 22

2. Penyakit TB Paru 24

3. Penyakit ISPA 28 4. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS 30

5. Penyakit Demam Berdarah (DBD) 34

6. Penyakit Diare 37 7. Penyakit Malaria 39

8. Penyakit Kusta 41

9. Penyakit Filaria 43 10. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I) 46

iv

D. KEADAAN STATUS GIZI 1. Bayi dengan BBLR 47

2. Status Gizi Balita 47 3. Kecamatan Bebas Rawan Gizi 50

IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin ....... 52 2. Pelayanan Kesehatan Bayi .. 57 3. Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Anak Sekolah

Dan Remaja . 59 4. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila 61 5. Pelayanan Keluarga Berencana 62 6. Pelayanan Imunisasi . 63

7. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut .. 66

8. Pelayanan Kesehatan Kerja 67 9. Upaya Penyuluhan Kesehatan .......................... 67

B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

1. Ibu hamil Mendapat Tablet Fe 68 2. Balita mendapat Kapsul Vitamin A ......... 70

3. Keluarga Dengan Garam Beryodium baik ............ 71

4. balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan .............. 73 C. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

1. Desa/ kelurahan KLB Ditangani < 24 Jam ........... 74

2. Jenis KLB ..................................................... 74

3. Kejadian Keracunan Makanan dan Minuman ...... 76 4. Kejadian Bencana .......................................... 77

D. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

1. Pelayanan Kesehatan Pra bayar ........ 78 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin 79

E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Pemanfaatan Puskesmas 80

2. Pemanfaatan Rumah Sakit 83 3. Sarana Kesehatan dengan Kemapuan Gawat Darurat 88

4. Sarana Kesehatan dengan Laboratorium Kesehatan 89

5. RS dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar 89

6. Ketersediaan Obat 90

F. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Rumah Tangga ber PHBS 91

2. Bayi mendapat ASI Eksklusif 92

G. KEADAAN LINGKUNGAN

1. Rumah Sehat 93 2. Keluarga Memiliki Akses Air Bersih 95

3. Keluarga Memiliki Sarana Sanitasi dasar 96

4. Tempat-Tempat Umum Sehat 97 5. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 98 6. Rumah Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes 99

v

V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN 102

B. TENAGA KESEHATAN 106

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 110 D. MANAJEMEN KESEHATAN 111

VI. KESIMPULAN 113

VII. PENUTUP 115

DAFTAR PUSTAKA 116

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

TABEL

JUDUL TABEL Halaman

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Hasil Kegiatan Program P2 Tuberculosis di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penyakit ISPA di Kabupaten Malang . . . . .

Penyakit PMS dan HIV/ AIDS di Kabupaten

Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Perkembangan Penyakit Demam Berdarah

di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . .

Hasil Kegiatan Program P2 Malaria di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .

Hasil Kegiatan Program Penanggulangan

Kusta di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . .

Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada

Anak Umur 12-59 Bulan . . . . . . . . . . . . . .

Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A di

Kabupaten Malang Tahun 2010-2013 . . . . .

Kasus Kejadian Luar Biasa di Kabupaten

Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jumlah Kunjungan ke Puskesmas di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut

Tempat Perawatan . . . . . . . . . . . . . . . . .

27

29

33

36

41

42

65

71

75

82

84

vii

GAMBAR

JUDUL GAMBAR Halaman

2.1

2.2

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.12

Piramida Penduduk Laki-laki dan

Perempuan di Kabupaten Malang . . . . . .

Jenis Pendidikan yang Diperoleh Penduduk

Kabupaten Malang . . . . . . . . .

Umur Harapan Hidup Menurut BPS di Jawa

Timur dan Kab. Malang 2007 - 2013 . . . .

Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten

Malang tahun 2008-2013 . . . . . . . . . . . .

Angka Kematian Bayi Menurut BPS di

Jawa Timur dan Kab. Malang 2007 - 2012

Jumlah Kematian Anak Balita di

Kabupaten Malang Tahun 2009-2013 . . . .

Angka Kematian Ibu di Kabupaten Malang

Tahun 2009-2013 . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jenis Korban Kecelakaan Lalu Lintas di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . .

Peta Kasus AFP di Kabupaten Malang

Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kasus AFP Berdasar Jenis Kelamin di

Kabupaten Malang Tahun 2010-2013 . . . .

BTA (+) dan CDR TB di Kabupaten Malang

Kasus Pneumonia di Kabupaten Malang . .

Angka Notifikasi Rate (CNR) BTA Positif di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . .

Angka Notifikasi Rate (CNR) pada Semua

Kasus TB di Kabupaten Malang . . . . . . . .

Kasus Pneumonia Di Kabupaten Malang . .

6

12

14

16

16

18

20

21

23

24

26

26

27

29

viii

GAMBAR

JUDUL GAMBAR Halaman

3.13

3.14

3.15

3.16

3.17

3.18

3.19

3.20

3.21

3.22

3.23

3.24

3.25

4.1

4.2

Kasus HIV/ AIDS Berdasarkan Jenis

Kelamin di Kabupaten Malang . . . . . . . .

Kasus HIV/ AIDS di Kabupaten Malang s/d

Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Peta CFR DBD di Kabupaten Malang . . . .

Perbandingan IR dan CFR DBD di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . .

Perkembangan Kasus Diare per Bulan di

Kabupaten Malang Tahun 2011-2013 . . . .

Proporsi Kasus Diare Balita Semua Umur

Penemuan Kasus Malaria . . . . . . . . . . .

Prevalensi rate (PR) dan Case Detection

Rate (CDR) Di Kabupaten Malang. . . . . . .

Case Detection Rate (CDR) Per Puskesmas

Sebaran Penemuan Penderita Filariasis di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .

Perkembangan Kasus Gizi Buruk dan Gizi

Kurang di Kabupaten Malang . . . . . . . . .

Perkembangan Kecamatan Bebas Rawan

Gizi di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . .

Peta Kecamatan Bebas Rawan Gizi . . . . .

Cakupan Ki dan K4 di Kabupaten Malang

Tahun 2009-2013 . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif

menurut Jenis Kontrasepsi . . . . . . . . . . .

32

32

35

36

38

39

40

42

43

45

48

50

51

53

63

ix

GAMBAR

JUDUL GAMBAR Halaman

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

4.10

4.11

4.12

5.1

Peta cakupan UCI Desa di Kabupaten

Malang Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . .

Perkembangan Cakupan Pemberian Tablet

Fe di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . .

Jumlah Kejadian KLB Keracunan Makanan

dan Minuman di Kabupaten Malang . . . . .

Cakupan Jaminan Kesehatan Pra Bayar . .

Tingkat Pemanfaatan Puskesmas . . . . . .

Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit . . . . .

Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . .

Perkembangan Jumlah Rumah Sehat di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pemeriksaan Air Bersih di Kab. Malang . . .

Pemeriksaan Rumah/ Bangunan Bebas

Jentik di Kabupaten Malang . . . . . . . . . .

Perkembangan Jumlah Posyandu di

Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .

64

69

76

78

81

85

93

94

96

100

105

x

{TABEL

JUDUL LAMPIRAN TABEL

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

10a

11

11a

12

13

14

Luas Wilayah, Jumlah Desa/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,

Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,

Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek

Huruf Menurut Jenis Kelamin

Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10

Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan

Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur

Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Dan AFP Rate (Non Polio)

Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat Tb Paru

Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Penderita Menurut

Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+

Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Suspek dan Kasus TB serta Angka Penemuan Kasus TB

Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis

Kelamin

Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual

Lainnya Menurut Jenis Kelamin

xi

TABEL

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

24a

25

26

27

28

29

30

31

32

33

JUDUL LAMPIRAN TABEL

Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut

Jenis Kelamin

Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin

Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut

Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut

Jenis Kelamin

Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis

Kelamin

Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3i) Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3i) Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin

Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin

Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin

Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin

Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin

Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga

Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil

Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3

Jumlah Dan Persentase Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal

Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani

Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu

Nifas Menurut Jenis Kelamin

Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

xii

TABEL

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

JUDUL LAMPIRAN TABEL

Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi

Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif

Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin

Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin

Cakupan Desa/Kelurahan UCI

Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut

Jenis Kelamin

Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis

Kelamin

Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin

Pemberian Makanan Pendamping Asi Anak Usia 6-23 Bulan

Keluarga Miskin

Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Menurut Jenis

Kelamin

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat

Menurut Jenis Kelamin

Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat

Menurut Jenis Kelamin

Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia Dan Lansia Menurut

Jenis Kelamin

Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan

Gawat Darurat (Gadar ) Level I

Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB

Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani < 24 Jam

Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis Kelamin

Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin

xiii

TABEL

54

55

56

56A

57

57A

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

JUDUL LAMPIRAN TABEL

Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut

Jenis Jaminan, Jenis Kelamin

Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan

hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan

Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan

hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan Program

jamkesda

Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir

miskin) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin

Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir

miskin) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin

Program jamkesda

Jumlah kunjungan rawat jalan , rawat inap, dan kunjungan

gangguan jiwa di sarana pelayanan kes

Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit

Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit

Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas

Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang

Digunakan

Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang

Digunakan

Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi

Dasar

Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (TUPM)

Sehat

xiv

TABEL

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

JUDUL LAMPIRAN TABEL

Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan

Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar

Jumlah Posyandu Menurut Strata

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan

Jumlah Tenaga Kebidanan, Keperawatan Di Sarana Kesehatan

Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan

Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana

Kesehatan

Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana

Kesehatan

Anggaran Kesehatan Kabupaten Malang

xv

TABEL

1

2

3

4

5

6

JUDUL LAMPIRAN TAMBAHAN

Indikator Pelayanan Rawat Inap Puskesmas

Dokumen Renstra, Profil, Laporan Tahunan, Lakip, RUK dan

RPK Bidang Kesehatan

10 (Sepuluh) Penyakit Terbesar Pada Rawat Jalan Di

Puskesmas

Prosentase Keluarga Yang Menggunakan Garam Beryodium

Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Dan Rasio Korban

Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk

Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal

xvi

xvii

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR. ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR LAMPIRAN v

E. PENDAHULUAN 1

F. SITUASI KEADAAN UMUM

a. KEPENDUDUKAN i. Pertumbuhan

Penduduk 3

ii. Distribusi Penduduk menurut kelompok umur 4

iii. Sex Ratio.. 5

iv. Kepadatan Penduduk 5

v. Tingkat Fertilitas.. 6

a. Ratio Ibu Anak.. 6 b. Angka Kelahiran Total (TFR)... 7

b. SOSIAL EKONOMI i. Tingkat

Pendapatan.. 7

a. PDRB ADHK 1993 7 b. Pendapatan per Kapita ADHK 1993. 8

ii. Beban Tanggungan .. 8

iii. Tingkat Pendidikan 9

iv. Kondisi Kemiskinan.. 9

G. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

xviii

a. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo). 11

b. KEMATIAN i. Angka Kematian Bayi

(AKB) 12

ii. Angka Kematian Balita (AKABA) 14

iii. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) 15

c. KESAKITAN i. Angka Kesakitan

Malaria 16

ii. Penyakit TB Paru 17

iii. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS.. 18

iv. Penyakit Demam Berdarah (DBD).. 19

v. Acute Flaccid Paralysis ( AFP) 20

vi. Penyakit Kusta 21

vii. Penyakit ISPA . . . . . . . . . . . . . 21

viii. Penyakit Diare . 22

ix. Kejadian Luar Biasa 23

1. KEADAAN STATUS GIZI i. Status Gizi Balita. 24

ii. Kecamatan Bebas Rawan Gizi 25

IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PENYEHATAN LINGKUNGAN

1. Rumah Sehat 26

2. Tempat-Tempat Umum Sehat. 26

B. PERILAKU MASYARAKAT

1. Rumah Tangga ber PHBS 27

2. Keadaan Posyandu.. 27

C. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Pemanfaatan Puskesmas.. 28

2. Pemanfaatan Rumah Sakit 29

iii. Sarana Kesehatan dengan Laboratorium Kesehatan 30 iv. Rumah Sakit dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis

Kesehatan Dasar 30

v. Obat Generik Berlogo 30

xix

D. PELAYANAN KESEHATAN

1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. 31

H. Desa Mencapai UCI dan PIN 31 I. Penanganan KLB 32 J. Pelayanan Ibu Hamil dengan Tablet Fe.. 33

i. Bayi Mendapat ASI Eksklusif. 33 ii. Pemeriksaan Gigi dan Mulut murid SD/MI... 34

iii. Pelayanan Kesehatan Kerja. 35 iv. Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin.. 35

2. SUMBER DAYA KESEHATAN i. Sarana Kesehatan 36

ii. Tenaga Kesehatan 37 iii. JPKM.. 39 iv. Anggaran Kesehatan 39

3. MANAJEMEN KESEHATAN.

40

4. KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT i. Akses Air Bersih.. 41

ii. Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KB.. 42 iii. Kecelakaan Lalu-Lintas 43 iv. Penduduk Melek Huruf 44

V. HAMBATAN DALAM PENYUSUNAN PROFIL. .. 46

VI. PENUTUP... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan

kesehatan Kabupaten Malang yaitu TERWUJUDNYA

MASYARAKAT KABUPATEN MALANG SEHAT YANG

BERKEADILAN DAN MANDIRI, maka Tahun 2014 Dinas

Kesehatan berupaya menata kembali kualitas dari Sistem

Informasi Kesehatan Kabupaten yang selanjutnya akan sangat

menentukan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Oleh karena

itu, penataan kembali dan pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan Kabupaten merupakan sesuatu yang sangat penting.

Bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi Kesehatan

Nasional pun tidak akan dapat memberikan indikator-indikator

yang benar tentang tercapai atau tidaknya pelaksanaan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan Millennium

Development Goals (MDGs) 2015.

Selain untuk kepentingan Nasional, penataan Sistem

Informasi Kesehatan Kabupaten juga sangat penting artinya bagi

Kabupaten sendiri. Yakni sebagai sarana penyedia indikator-

indikator yang menunjukkan tercapai atau tidaknya

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malang. Lebih lanjut,

Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten adalah tulang punggung

bagi pelaksanaan Pembangunan Daerah berwawasan kesehatan

di Kabupaten. Sistem ini diharapkan dapat menyediakan data

dan informasi sebagai landasan pengembangan sumber daya,

dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, Sistem Informasi

Kesehatan Kabupaten harus dapat memberikan kepada para

penentu kebijakan di Kabupaten sebagai bukti-bukti untuk dapat

dilakukannya pengambilan keputusan berlandaskan fakta.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

2

Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan

Kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten, yang pada tahun

2014 berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Kesehatan, Millennium Development Goals

(MDGs) 2015 dan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten

Malang serta tabeltabel dari pusat/ propinsi yang diringkas

sedemikian rupa sehingga tidak ada duplikasi data antar tabel,

namun demikian tidak mengurangi data yang akan diperlukan

oleh propinsi maupun pusat. Selain itu penyusunan profil

kesehatan tahun 2014 menyajikan data kesehatan yang terpilah

menurut jenis kelamin, dengan tersedianya data kesehatan yang

responsive gender diharapkan dapat mengidentifikasi ada

tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi,

kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan

terkait dengan akses, partisipasi, control, dan manfaat dalam

pembangunan bidang kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten yang telah terbit sekali

setiap tahun dapat digunakan sebagai sarana penyedia data dan

informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan-kegiatan dan

pemantauan pencapaian Pembangunan Kesehatan di Kabupaten

Malang.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014 ini terdiri dari

7 (tujuh) bab, yaitu :

Bab I. Pendahuluan

Bab ini menyajikan acuan diterbitkannya Profil Kesehatan

Kabupaten Malang tahun 2014 (Berdasar data Tahun 2013) ini

beserta sistimatika penyajiannya.

Bab II. Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Malang

yaitu: keadaan geografis, kependudukan dan sosial ekonomi.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

3

Bab III. Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini menguraikan situasi derajat kesehatan antara lain: umur

harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan keadaan

status gizi.

Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini berisi uraian situasi upaya kesehatan yang berupa

pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan,

perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan.

Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan.

Bab ini menyajikan situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten

Malang berupa sarana kesehatan, tenaga kesehatan,

pembiayaan kesehatan dan manajemen kesehatan.

Bab VI. Kesimpulan

Bab ini menguraikan proses pengumpulan data dan hambatan

yang dijumpai selama penyusunan Profil Kesehatan.

Bab VII. Penutup

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

4

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KONDISI GEOGRAFIS

Luas Kabupaten Malang adalah 3.238,27 km2 yang

terletak antara 112 17 10.90 sampai dengan 122 57 00

Bujur Timur dan 7 44 55.11 sampai 8 26 35.45 Lintang

Selatan. Posisi Kabupaten Malang terletak pada ketinggian

250-500 meter diatas permukaan laut, dengan kondisi daerah

perlembahan atadataran rendah, sedangkan daerah dataran

tinggi pada ketinggian antara 500-3.600 meter diatas

permukaan laut yang terdapat di daerah Malang Selatan,

Lereng Pegunungan Tengger, Gunung Semeru dan sekitar

Lereng Gunung Kawi dan Gunung Arjuno.

Adapun batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri

Sebelah Utara : Kabupaten Jombang, Kabupaten

Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan

Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan

Kabupaten Lumajang

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sedangkan di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang

dibatasi oleh Kota Malang dan Kota Batu.

Wilayah Administrasi Kabupaten Malang terdiri dari:

Jumlah kecamatan : 33 kecamatan

Jumlah desa/kelurahan : 378 desa/ 12 keluarahan

Rukun Warga : 3.125 RW

Rukun Tetangga : 14.352 RT

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

5

B. KEPENDUDUKAN

Penduduk mempunyai peranan yang sangat penting

dalam pembangunan suatu wilayah. Karena itu perhatian

terhadap penduduk tidak hanya dari sisi jumlah tetapi juga

dari sisi kualitas. Penduduk yang berkualitas merupakan

modal bagi pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi

berbagai akibat dari dinamika penduduk.

Data kependudukan merupakan salah satu informasi

yang sangat penting dan mempunyai arti strategis dalam

pembangunan khususnya di bidang kesehatan, karena hampir

semua sasaran program kesehatan adalah masyarakat atau

penduduk, baik sejak dari kandungan sampai dengan usia

lanjut. Selanjutnya data kependudukan diperlukan dalam

proses perencanaan sampai dengan tahap evaluasi hasil

pembangunan.

Beberapa masalah kependudukan dalam bidang

kesehatan yang perlu diperhatikan meliputi jumlah penduduk,

angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan, distribusi

menurut umur dan lain-lain.

1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan Proyeksi Penduduk oleh Badan Pusat

Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Malang tahun 2013

sebanyak 2.506.102 jiwa, yang terdiri dari :

Laki-laki : 1.256.689 jiwa

Perempuan : 1.249.413 jiwa

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

6

2. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan

kelompok umur di Kabupaten Malang tahun 2013 menurut

BPS Kabupaten Malang (Proyeksi Penduduk Kabupaten

Malang tahun 2011 2020 berdasarkan Hasil Sensus

Penduduk tahun 2010 di Kabupaten Malang), adalah 50,14

persen laki-laki dan 49,86 persen perempuan, ini

menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

daripada perempuan.

Komposisi ini hampir sama dengan hasil SUSENAS

Tahun 2007 yang diterbitkan pada akhir tahun 2008 oleh

BPS Propinsi Jawa Timur, bahwa jumlah penduduk laki-

laki lebih banyak dari pada perempuan (Laki-laki 50,07%

dan Perempuan 49,93%).

GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK MENURUT UMUR

DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2013

Sumber : BPS Kab. Malang (Proyeksi Penduduk Kab. M alang tahun 2011-2020)

150000 100000 50000 0 50000 100000 150000

0 - 1

5 - 9

15 - 19

25 - 29

35 - 39

45 - 49

55 - 59

65 - 69

Kel

om

po

k U

mu

r

Jumlah Perempuan Jumlah Laki-Laki

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

7

Apabila diperhatikan komposisi penduduk

berdasarkan kelompok umur, sekitar 68,15 persen

penduduk Kabupaten Malang termasuk usia produktif

(kelompok umur 15-64 tahun), dan sekitar 31,85 persen

termasuk dalam kelompok usia non produktif (kelompok

umur 0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Data terinci dapat

dilihat pada Lampiran Tabel 2.

3. Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin

dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu

perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk

perempuan. Sex ratio untuk keseluruhan Kabupaten

Malang adalah 100,58 yang berarti terdapat 101 laki-laki di

antara 100 perempuan.

4. Kepadatan Penduduk

Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.238,27

Km2, seiring dengan perkembangan dan mobilitas

penduduk yang tinggi dan diikuti pula dengan

pertambahan jumlah penduduk yaitu sebanyak 2.487.120

jiwa pada tahun 2012, dengan tingkat pertumbuhan

penduduk 1,08%. Sedangkan tahun 2013 meningkat

sebanyak 2.506.102 (Hasil proyeksi Penduduk oleh BPS).

Rata-rata kepadatan penduduk 773,90 jiwa/Km2, dengan

rentang kepadatan terendah di Kecamatan Ampelgading

sebesar 225,69 jiwa/Km2 dan kepadatan tertinggi di

Kecamatan Pakis sebesar 2.587,69 jiwa/Km2.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

8

Kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan sebagian

besar di bawah 1.000 jiwa/Km2, kecuali Kecamatan

Tumpang 1.085,38 jiwa/Km2, Kecamatan Pakis 2.587,69

jiwa/Km2, Kecamatan Lawang 1.560,97 jiwa/Km2,

Kecamatan Singosari 1.598,46 jiwa/Km2, Kecamatan

Karangploso 1.513,23 jiwa/Km2, Kecamatan Dau 1.364,64

jiwa/Km2, Kecamatan Kepanjen 2.349,38 jiwa/Km2,

Kecamatan Sumberpucung 1.397,29 jiwa/Km2, Kecamatan

Pakisaji 2.142,66 jiwa/Km2, Kecamatan Wagir 1.062,72

jiwa/Km2, Kecamatan Gondanglegi 1.141,15 jiwa/Km2,

Kecamatan Bululawang 1.593,49 jiwa/Km2, Kecamatan

Tajinan 1.307,79 jiwa/Km2, Kecamatan Turen 1.801,40

jiwa/Km2 dan Kecamatan Pagelaran 1.599,18 jiwa/Km2.

Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1.

Jumlah Kepala Keluarga (KK) seluruhnya tercatat

702.677 KK dengan rata-rata jiwa per KK adalah 3,57

jiwa/KK. Sedangkan jumlah rumah sebesar 702.677

rumah, sehingga tingkat kepadatan penghunian rumah

adalah sebesar 3,57 jiwa/ rumah. Data terinci dapat

dilihat pada Lampiran Tabel 1.

5. Tingkat Fertilitas

a. Ratio Ibu Anak

Menurut Hasil Proyeksi Penduduk oleh BPS

Kabupaten Malang tahun 2012, jumlah anak berusia 0-4

tahun sebanyak 209.112 anak dan jumlah wanita usia

reproduksi (usia 1544 tahun) sebanyak 1.154.957

orang, sehingga rasio perbandingan ibu dan anak

adalah sebesar 181,06 perseribu. Angka ini lebih rendah

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

9

bila dibandingkan dengan rasio tahun 2011 yaitu

sebesar 394,03 perseribu dan lebih rendah dari rasio

dari perkiraan BPS sebesar 449 perseribu.

b. Angka Kelahiran Total (TFR)

Angka Kelahiran Total (TFR) di Jawa Timur

menurut BPS diperkirakan sebesar 2,1 per 1000 wanita

usia subur pada tahun 2010, sedangkan TFR di

Indonesia turun dari 2,34 pada periode 1996-1999

menjadi 2,072 pada periode 2020-2025.

Jumlah kelahiran total sesuai dengan data Bidang

Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat pada

tahun 2009 sebesar 37.700 jiwa, tahun 2010 naik

sebesar 39.381 jiwa, tahun 2011 meningkat sebesar

40.532 jiwa, tahun 2012 naik sebesar 40.792 jiwa dan

tahun 2013 turun sebesar 40.100 jiwa.

C. SOSIAL EKONOMI

1. Tingkat Pendapatan

a. PDRB ADHK 2000

Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 (Produk Domestik

Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten

Malang pada 5 (lima) tahun terakhir mengalami

peningkatan, yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp.

13.034.488,46, tahun 2009 meningkat sebesar Rp.

13.718.799,10, tahun 2010 meningkat sebesar Rp.

14.578.967,81, tahun 2011 meningkat sebesar Rp.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

10

15.624.096,52dan tahun 2012 meningkat sebesar Rp.

16.786.415,78.

b. Pendapatan Per Kapita ADHK 2000

Pendapatan per kapita Kabupaten Malang Atas

Dasar Harga Konstan 2000 (ADHK 2000) pada 5 (lima)

tahun terakhir juga mengalami peningkatan, yaitu pada

tahun 2008 sebesar Rp. 10.368.332,46, tahun 2009

meningkat sebesar Rp. 11.443.641,59, tahun 2010

meningkat sebesar Rp. 12.827.924,11 dan tahun

2011 meningkat sebesar Rp. 14.502155,49 serta

tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 15.072.424,30.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 5,75

persen, tahun 2009 turun sebesar 5,25 persen, tahun

2010 meningkat kembali menjadi 6,27 persen, tahun

2011 meningkat kembali menjadi 7,17 persen dan

tahun 2012 meningkat kembali menjadi 7,44 persen.

Sedangkan indeks daya beli masyarakat masih harus

diperhitungkan terhadap laju inflasi. Perkembangan

inflasi di Kabupaten Malang tahun 2008 sebesar 9,04

persen, tahun 2009 sebesar 5,37, tahun 2010 sebesar

6,43, tahun 2011 sebesar 6,05 persen.

2. Beban Tanggungan

Untuk mengetahui beban tanggungan usia produktif

(1564 tahun) digunakan indikasi Dependency Ratio.

Dependency Ratio Kabupaten Malang menurut proyeksi

tahun 2008 sebesar 50,56%, tahun 2009 sebesar 50,57%,

dan tahun 2010 sebesar 50,57% (hasil SP tahun 2010 oleh

BPS). Tahun 2012 turun sebesar 45,72%, sedangkan

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

11

tahun 2013 naik sebesar 46,72%, ini berarti bahwa secara

hipotesis setiap 100 penduduk usia produktif menanggung

sekitar 47 orang penduduk usia tidak produktif dan angka

ini lebih rendah dibanding angka Jawa Timur sebesar 50,26

%. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2.

3. Tingkat Pendidikan

Kemampuan membaca dan menulis (tulis baca)

merupakan ketrampilan minimum yang diperlukan oleh

penduduk untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera.

Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf

penduduk untuk dapat menyerap informasi.

Angka melek huruf dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap

informasi dari berbagai media dan kemampuan penduduk

untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis

Menurut data BPS Kabupaten Malang, Angka melek

huruf menunjukkan peningkatan dari 67,84% tahun 2011

menjadi 69,35% tahun 2012. Sehingga dengan

meningkatnya angka melek huruf diharapkan kemampuan

penduduk untuk dapat menyerap informasi terkait

kesehatan akan menjadi lebih baik.

Dari 69,35% angka melek huruf penduduk usia 10

tahun keatas di Kabupaten Malang tahun 2012, angka

melek huruf laki-laki 73,56 % dan perempuan 65,69 %.

Jika dilihat dari pendidikan penduduk laki-laki 10 tahun

keatas yang Tidak/ Belum Tamat SD sebanyak 325.151

jiwa (26,44%) untuk laki-laki dan yang perempuan

sebanyak 424.672 jiwa (34,91%).

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

12

GAMBAR 2.2 JENIS PENDIDIKAN YANG DIPEROLEH

PENDUDUK KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

Sumber : BPS Kab. Malang

4. Kondisi Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu isu krusial yang

sangat terkait dengan dimensi ekonomi dan cukup menyita

perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Menurut

Susenas, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki

rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis

Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan

Makanan dan Garis Kemiskinan Non Makanan.

Menurut Badan Perencanaan Kabupaten Malang

jumlah penduduk miskin tahun 2009 sebanyak 574.479

jiwa, tahun 2010 meningkat sebanyak 707.863, tahun

2011 meningkat sebanyak 618.035 jiwa, tahun 2012

meningkat sebanyak 689.574 jiwa dan tahun 2013

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

Laki-Laki Perempuan

325,151

424,672 436,840 401,061

234,1

48

206,0

65

185,5

73

135,0

23

12,4

21

38,5

65

35,5

39

11,0

68

Tdk Tmt SD

SD/MI

SLTP/MTs

SLTA/MA/SMK

DI/DII

DIII/S1/S2

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

13

meningkat sebanyak 719.340 jiwa. Hal ini menunjukkan

bahwa terjadi pertambahan penduduk miskin setiap

tahunnya di Kabupaten Malang.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

13

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan di

Jawa Timur antara lain ditandai oleh semakin menurunnya

angka kematian bayi (AKB) dan semakin meningkatnya angka

harapan hidup (AHH) penduduk. Penurunan Angka Kematian

Bayi secara tidak langsung akan berpengaruh pada kenaikan

umur harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat

peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat

kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan Kenaikan

Umur Harapan Hidup pada waktu lahir (Eo), meningkatnya

umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi

gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan

derajat kesehatan masyarakat.

Menurut BPS rata-rata Angka Harapan Hidup

penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8

tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73,6 tahun pada

periode 2020-2025, sedangkan di Jawa Timur AHH periode

2005 2010 sebesar 70,0 tahun dan naik menjadi 71,9 tahun

untuk peride 2010-2015.

Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) di

Jawa Timur sebesar 63,39 tahun 1993, tahun 1997 meningkat

menjadi 65,21 tahun (Bagian Statistik 19902000) dan

diperkirakan menjadi 66,20 pada tahun 2002 (SDKI 2003).

Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Propinsi Jawa Timur tahun

2004 sebesar 67,20 tahun.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

14

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur

Angka Harapan Hidup di Kabupaten Malang tahun 2009

sebesar 68,70 tahun, tahun 2011 meningkat sebesar 68,94

tahun, tahun 2012 sebesar 69,75 dan tahun 2013 sebesar

69,75. Angka ini sedikit lebih rendah bila dibandingkan

dengan angka Umur Harapan Hidup di Jawa Timur

sebesar 71,90 tahun. Untuk lebih jelasnya disajikan pada

Gambar 3.

GAMBAR 3.1

UMUR HARAPAN HIDUP MENURUT BPS DI JAWA

TIMUR DAN KAB. MALANG TAHUN 2007 2013

Sumber : BPS Prov Jatim Tahun 2013

B. ANGKA KEMATIAN

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Tingkat mortalitas penduduk dari waktu ke waktu

dapat memberi gambaran perkembangan derajat

kesehatan penduduk atau sebagai indikator dalam

penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan. Kematian

66.00

67.00

68.00

69.00

70.00

71.00

72.00

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jawa Timur 68.90 69.10 69.35 69.58 69.58 71.9 71.90

Kab. Malang 68.22 68.40 68.70 68.94 68.94 69.75 69.75

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

15

bayi sangat berkaitan dengan kondisi kehamilan ibu,

penolong persalinan dan perawatan bayi baru lahir.

Data kematian bayi dapat diperoleh melalui survey,

karena kematian terjadi di rumah, sedangkan data

kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya

memperlihatkan kasus rujukan.

Berdasarkan estimasi Angka Kematian Bayi (AKB)

di Jawa Timur dari tahun ke tahun menunjukkan

penurunan. Kalau pada tahun 1993, AKB sebesar 53 per

1.000 Kelahiran Hidup, maka pada tahun 1997 menurun

menjadi 48 per 1.000 Kelahiran Hidup (Bagian Statistik

Demografi Berdasarkan Proyeksi Penduduk di Indonesia

Menurut Provinsi Tahun 1990 2000). Menurut BPS, IMR

Indonesia akan turun dari 47 pada tahun 1996 menjadi 15

pada tahun 2022, sedangkan menurut target MDGs 2015

kematian bayi sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.

Jumlah kematian bayi di Kabupaten Malang 5 (lima)

tahun terakhir menurut laporan puskesmas cenderung

fluktuatif dari 154 bayi (4,23 per 1.000 kelahiran hidup)

tahun 2009, tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah

kematian sebesar 224 bayi (5,69 per 1.000 kelahiran

hidup), tahun 2011 terjadi penurunan jumlah kematian

sebesar 219 bayi (5,34 per 1.000 kelahiran hidup) dan

tahun 2012 terjadi penurunan jumlah kematian sebesar

199 bayi (4,88 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan

tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kematian sebesar

193 bayi (4,42 per 1.000 kelahiran hidup). Jumlah

kematian bayi dapat dilihat dalam gambar berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

16

GAMBAR 3.2

JUMLAH KEMATIAN BAYI

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2008 2013

Sumber dari Laporan Puskesmas

Menurut sumber dari BPS angka kematian bayi (IMR) dari

tahun 2005 sampai dengan 2010 di Jawa Timur berkisar

antara 36,65 sampai 29,99 per 1000 kelahiran hidup, dan

di Kabupaten Malang berkisar antara 39,60 sampai 32,10

per 1000 kelahiran hidup. Secara lengkap dapat dilihat

pada gambar 5 sebagai berikut :

GAMBAR 3.3

ANGKA KEMATIAN BAYI MENURUT BPS DI JAWA

TIMUR DAN KAB. MALANG TAHUN 2007 2012

Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur

147 154

224 219199 193

0

50

100

150

200

250

2008 2009 2010 2011 2012 2013

38.9333.79 33.46 32.10

30.75

32.93 31.58 31.4129.99 29.24

25.85

0

10

20

30

40

50

2007 2008 2009 2010 2011 2012Kab. Malang Jawa Timur

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

17

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa angka kematian

bayi menurut BPS di kabupaten Malang cenderung

menurun, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan

angka Jawa Timur.

Sedangkan lahir mati tahun 2009 sebesar 226

(6,75 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran

37.700, tahun 2010 terjadi penurunan lahir mati sebesar

72 (1,83 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran

39.381, tahun 2011 terjadi penurunan lahir mati sebesar

72 (1,83 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran

41.013 dan tahun 2012 terjadi penurunan lahir mati

sebesar 63 (1,54 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah

kelahiran 40.792. Sedangkan tahun 2013 terjadi

peningkatan lahir mati sebesar 77 (1,76 per 1.000

Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran 43.669.

2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA)

Angka kematian Anak Balita (14 tahun) adalah

kematian anak umur 14 tahun per 1.000 anak balita.

AKABA menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti

tingkat kesejahteraan sosial dalam arti luas dan tingkat

kemiskinan penduduk.

Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Malang

menurut laporan puskesmas tahun 2009 sebanyak 18 anak

balita meninggal (0,49 per 1.000 kelahiran hidup), tahun

2010 turun sebanyak 11 anak balita meninggal (0,28 per

1.000 kelahiran hidup), tahun 2011 naik sebanyak 13 anak

balita meninggal (0,32 per 1.000 kelahiran hidup) dan

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

18

tahun 2012 turun sebanyak 4 anak balita meninggal (0,10

per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2013

meningkat sebanyak 9 anak balita meninggal (0,21 per

1.000 kelahiran hidup), selengkapnya disajikan pada

Gambar .

GAMBAR 3.4

JUMLAH KEMATIAN ANAK BALITA DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 2013

Sumber : Laporan Puskesmas

Angka kematian anak balita menurut menurut BPS dan

Susenas cenderung menurun dari tahun 1993 - 2001 yaitu

dari 74 64 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan dari

data Susenas tahun 2004 diperoleh perkiraan Angka

Kematian Anak 1-4 tahun sebesar 18 per 1000 anak

berusia 1-4 tahun.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2009 2010 2011 2012 2013

18

11

13

4

9

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

19

3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk

menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi

lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan, terutama untuk

ibu hamil, melahirkan dan masa nifas.

Kematian ibu menurut SKRT tahun 1992-1994

cenderung menurun dari 425 menjadi 373 per 100.000

kelahiran hidup, sedangkan berdasar data SDKI 2002

2003, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio

(IMR) di Indonesia adalah sebesar 307 per 100.000

kelahiran hidup.

Menurut laporan puskesmas di Kabupaten Malang

tahun 20012008 jumlah kematian ibu berkisar 1924 ibu,

tahun 2009 turun menjadi 20 ibu (54,90 per 100.000

kelahiran hidup, jumlah kematian ibu tahun 2010

meningkat menjadi 32 ibu (81,26 per 100.000 kelahiran

hidup), tahun 2011 jumlah kematian ibu turun menjadi 26

ibu (63,39 per 100.000 kelahiran hidup) dan tahun 2012

jumlah kematian ibu turun menjadi 25 ibu (61,29 per

100.000 kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2013 jumlah

kematian ibu turun menjadi 39 ibu (89,31 per 100.000

kelahiran hidup) yang terdiri dari ibu hamil sebesar 8 ibu

(18%), ibu bersalin sebesar 8 ibu (32%) dan ibu nifas

sebesar 23 ibu (60%). Angka ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan di Jawa Timur sebesar 97,40 per

100.000 kelahiran hidup) dan hasil SKRT. Perkembangan

AKI dan jumlah kematian ibu disajikan pada gambar

berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

20

GAMBAR 3.5

JUMLAH KEMATIAN IBU DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2009 -2013

Sumber : Laporan Puskesmas

4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Tahun 2009 jumlah kecelakaan turun sebanyak

5.138 kali, dengan jumlah korban sebanyak 6.426 jiwa

(260,98 jiwa per 100.000 penduduk) dan tahun 2010

jumlah kecelakan turun 4.817 kali dengan jumlah korban

sebanyak 5.124 jiwa (290,69 jiwa per 100.000 penduduk).

Tahun 2011 jumlah kecelakan turun 4.392 kali dengan

jumlah korban sebanyak 4.392 jiwa (179,73 jiwa per

100.000 penduduk), Tahun 2012 jumlah kecelakan

meningkat sebesar 4.718 kali dengan jumlah korban

sebanyak 4.718 jiwa (189,70 jiwa per 100.000 penduduk).

Dari kejadian kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya

kematian sebanyak 18 jiwa (0,38%), luka berat sebanyak

493 jiwa (10,45%) dan luka ringan sebanyak 4.207 jiwa

(89,17%),

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2009 2010 2011 2012 2013

20

32

26 25

39

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

21

Sedangkan Tahun 2013 jumlah kecelakan meningkat

sebesar 6.426 kali dengan jumlah korban sebanyak 6.426

jiwa (256,41 jiwa per 100.000 penduduk). Dari kejadian

kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya kematian

sebanyak 98 jiwa (1,52%), luka berat sebanyak 690 jiwa

(10,74%) dan luka ringan sebanyak 5.638 jiwa (87,74%),

bila dibandingkan dengan tahun 2012 lebih besar untuk

jumlah korban meninggal, jumlah korban dengan luka

berat dan lebih besar bila dibandingkan dengan target

nasional yaitu 10 per 100.000 penduduk. Selengkapnya

data dapat dilihat pada Lampiran Tabel Tambahan 5.

GAMBAR 3.6

JENIS KORBAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013

Sumber : Laporan Puskesmas

Meninggal0.38%

Luka Berat

10.55%

Luka Ringan89.07%

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

22

C. ANGKA KESAKITAN

1. Angka Acute Flaccid Paralysis ( AFP )

Jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara

100.000 penduduk usia < 15 tahun di wilayah Kabupaten

Malang diperoleh dari laporan W2 puskesmas, yang

dilaporkan setiap minggu secara rutin (walaupun zero

reporting).

Kasus AFP di Kabupa ten Malang pada Tahun 2004

2009 cederung fluktuatif yaitu antara 6-19 kasus, namun

tahun 2011 kasus AFP yang ditemukan turun sebanyak 17

kasus (1,89 per 100.000 penduduk < 15 Tahun) yang

tersebar di 6 Puskesmas (6 kecamatan) yang berbeda,

dengan jumlah penderita meninggal sebanyak 2 orang,

angka Attack rate 0.02% dan angka CFR sebesar 11,76%.

Tahun 2012 kasus AFP yang ditemukan turun sebanyak 9

kasus (1,49 per 100.000 penduduk < 15 Tahun) yang

tersebar di 8 Puskesmas (8 kecamatan) yang berbeda, dan

tidak ada penderita yang meninggal, angka Attack rate

0.001% dan angka CFR sebesar 0%, cakupan ini lebih kecil

bila dibandingkan dengan target Nasional yaitu 2 per

100.000 penduduk dibawah 15 Tahun.

Sedangkan tahun 2013 kasus AFP yang ditemukan

sebanyak 9 kasus (1,50 per 100.000 penduduk < 15

Tahun) yang tersebar di 7 Puskesmas (6 kecamatan) yang

berbeda, dan tidak ada penderita yang meninggal, angka

Attack rate 0% dan angka CFR sebesar 0%, cakupan ini

lebih kecil bila dibandingkan dengan target Nasional yaitu

2 per 100.000 penduduk dibawah 15 Tahun.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

23

GAMBAR 3.7

PETA KASUS AFP

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013

Ket : - Hijau : tidak terdapat kasus AFP - Merah : terdapat kasus AFP

Kasus AFP menurut jenis kelamin di Kabupaten

Malang 4 (empat) tahun terakhir yaitu tahun 2010 -2011

lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak

perempuan, tetapi sebaliknya untuk tahun 2012-2013

kasus AFP lebih banyak dialami oleh anak perempuan

daripada anak laki-laki. Hal tersebut seperti tampak dalam

gambar berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

24

GAMBAR 3.8

KASUS AFP BERDASAR JENIS KELAMIN

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 2013

2. Penyakit TB Paru

Penyakit TB Paru di Indonesia menempati urutan ke

3 penyebab kematian umum, selain menyerang paru,

Tuberculosis dapat menyerang organ lain/extra pulmonary

(Hasil Surkesnas 2001). Penyakit ini merupakan salah satu

penyakit menular kronis yang menjadi isu global. Di

Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas

nasional untuk program pengendalian penyakit karena

berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta

sering mengakibatkan kematian.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 di Jawa Timur prevalensi TB sebesar 0,2% dan

prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,4%.

Hasil penemuan penderita TB Paru melalui

pemeriksaan dahak tahun 2009 BTA positif sebesar 837

0

2

4

6

8

10

2010 2011 2012 2013

Laki-laki Perempuan

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

25

penderita, dan diobati sebanyak 809 (95,65%), dengan

tingkat kesembuhan 73,30% (593 penderita). Tahun 2010

BTA positif meningkat sebesar 986 penderita, dan diobati

sebanyak 784 (95,65%), dengan tingkat kesembuhan

76,91% (603 penderita). Tahun 2011 BTA positif kembali

meningkat sebesar 1.167 penderita yang terdiri dari 653

(55,96%) laki-laki dan 514 (44,04%) perempuan, dan

diobati sebanyak 799 (47,37%), dengan tingkat

kesembuhan 87,36% (698 penderita).

Tahun 2012 BTA positif turun sebesar 1.145

penderita yang terdiri dari 613 (CDR : 46,44%) laki-laki

dan 532 (CDR : 40,71%) perempuan, dan diobati

sebanyak 1.167, dengan tingkat kesembuhan 85,09%

(993 penderita). Sedangkan Tahun 2013 BTA positif turun

sebesar 961 penderita yang terdiri dari 541 laki-laki dan

420 perempuan, dan diobati sebanyak 1.150, dengan

tingkat kesembuhan 84,17% (968 penderita).

Case Detection Rate menggambarkan cakupan

penemuan penderita baru BTA positif pada wilayah

tersebut. Target CDR adalah 70% pada tahun 2010 dan

tetap dipertahankan pada tahun-tahun selanjutnya. Terjadi

peningkatan CDR dari tahun 2009 s/d 2011, namun

menurun sedikit pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun

2013 menurun menjadi 35,83%, ada satu puskesmas yaitu

puskesmas Bantur yang telah mencapai target diatas 70%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

26

GAMBAR 3.9

BTA (+) dan CDR TB DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2007 2013

Case Notification Rate (CNR) angka yang

menunjukkan trend atau kecenderungan meningkat atau

menurunnya penemuan penderita pada wilayah tersebut.

Gambaran CNR di Kabupaten Malang dapat dilihat pada

gambar berikut.

GAMBAR 3.10

ANGKA NOTIFIKASI RATE (CNR) BTA POSITIF

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2007 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

27

GAMBAR 3.11

ANGKA NOTIFIKASI RATE (CNR) PADA SEMUA KASUS TB

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2007 2013

Dari gambar tersebut dapat diketahui CNR pada semua

kasus mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2011, namun menurun pada tahun 2012 dan tahun 2013.

Perkembangan penyakit TB Paru di Kabupaten

Malang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3.1 HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 TUBERKULOSIS

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 2013

No Uraian Target Pencapaian (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Proporsi suspek diperiksa 100% 32,9 41,3 42,6 46,6 36,15

2

Proporsi pend TBC paru BTA +dianta ra suspek yg diperiksa dahaknya 5 - 15% 9.00 9,07 10,8 9,75 10,41

3

Proporsi pend TBC paru BTA + diantara seluruh penderita TBC paru tercatat > 65% 55,95 67,7 75,6 78,5 67,54

4 Case Detection Rate (CDR) > 70% 29,61 36,42 44,43 43,6 35,83

5 Angka konversi (px th. 2012) > 80% 85,7 86,3 90,49 88,1 87,74

6 Angka kesembuhan (pend th 2012) > 85% 76,91 81,6 85,02 85,1 83,39

7 Angka keberhasilan pengob (px th. 2012) > 95% 89 89,8 91,01 90,84 91,65

8 Angka Drop Out (px th. 2012) < 10% 5,6 3,31 2,7 2,74 1,65

9 Case Notification Rate (CNR) 64,25 63,53 69,12 67,62 68,23

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

28

3. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan

penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan

sampai berat. ISPA yang mengenai jaringan paru-paru

atau ISPA berat dapat menjadi pneumonia. Pneumonia

masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi

dan balita di Indonesia. Dari hasil SKRT diketahui bahwa

80% sampai 90% dari seluruh kasus kematian ISPA

disebabkan pneumonia. Upaya dalam rangka

pemberantasan ISPA lebih difokuskan pada upaya

penemuan dini dan tatalaksana kasus penderita pneumonia

balita yang ditemukan secara cepat dan tepat.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 di Jawa Timur prevalensi ISPA sebesar 6,4% dan

prevalensi Pneumonia sebesar 0,4%. Sedangkan di

Kabupaten Malang prevalensi ISPA sebesar 4,3%, dan

prevalensi Pneumonia sebesar 0,4%.

Jumlah penderita pneumonia yang dilaporkan

puskesmas tahun 2009 sebanyak 1.875 balita (ditangani

100%), tahun 2010 jumlah penderita pneumonia sebanyak

2.343 balita (100% balita ditangani), tahun 2011 jumlah

penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak

1.865 balita (8,99% dari 20.745 perkiraan penderita

balita) dan tahun 2012 jumlah penderita pneumonia

ditemukan dan ditangani meningkat sebanyak 2.151 balita

(10,29%) dari 20.911 perkiraan penderita balita, penderita

laki-laki sebanyak 1,162 (11,05%) dan penderita

perempuan sebanyak 989 (9,50%). Sedangkan tahun

2013 jumlah penderita pneumonia ditemukan dan

ditangani meningkat sebanyak 2.524 balita (12,25%) dari

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

29

20.610 perkiraan penderita balita, penderita laki-laki

sebanyak 1,362 (13,15%) dan penderita perempuan

sebanyak 1.162 (11,33%).

TABEL 3.2

PENYAKIT ISPA DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009- 2013

NO INDIKATOR Target Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Penemuan Penderita Pneumonia Balita > 15% 9,0 11,3 9,0 10,4 12,2

2 Proporsi kasus pneumo nia yg ditangani dgn penatalaksanaan standart 100% 100 100 100 100 100

3 Proporsi kesembuhan balita pneumonia 100% 100 100 100 100 100

Penemuan kasus pneumonia balita dalam tiap bulan

pada tahun 2011 s.d tahun 2013 menunjukkan ada

kenaikan kecuali pada bulan Oktober dan Desember 2013.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 3.12 KASUS PNEUMONIA DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2011- 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

30

4. Penyakit Menular Seksual dan HIV / AIDS

Tingkat perkembangan penyakit menular seksual

terutama HIV/AIDS di Indonesia terutama di Kabupaten

Malang terus menunjukkan peningkatan, meskipun

berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus

dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar

wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan

ekonomi, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman

dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui

suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat

resiko penyebaran penyakit ini.

Upaya yang dilakukan dalam pemberantasan

penyakit tersebut antara lain :

(1) penanganan penderita yang ditemukan,

(2) upaya pencegahan melalui skrening HIV/AIDS terhadap

darah donor,

(3) upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit

menular seksual (PMS)

Jumlah penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Malang

sejak tahun 1991 sampai akhir Desember 2013 sebanyak

1.097 orang (0,23% per jumlah penduduk beresiko).

Angka ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan target

nasional yaitu 0,9% per jumlah penduduk beresiko. Tetapi

penderita HIV/ AIDS dari tahun ketahun mengalami

kenaikan, hal ini terlihat dari jumlah penderita baru

HIV/AIDS tahun 2013 yang ditemukan sebanyak 221 (HIV

137 kasus dan AIDS 84 kasus) dan yang ditangani

sebanyak 221 kasus (100%), lebih tinggi dari kasus tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

31

2012 sebanyak 172 kasus, tahun 2011 sebanyak 143

kasus, tahun 2010 sebanyak 133 kasus dan tahun 2009

sebanyak 114 orang penderita baru.

Jumlah darah donor yang diperiksa tahun 2009

sebesar 10.460 pendohor, jumlah sample darah yang

diperiksa sebanyak 10.150 dan jumlah positif HIV/AIDS

sebanyak 48 sampel (0,47%). Tahun 2010 Jumlah darah

donor yang diperiksa sebesar 12.748 pendohor, jumlah

sample darah yang diperiksa sebanyak 12.748 dan jumlah

positif HIV/AIDS sebanyak 25 sampel (0,20%). Tahun

2011 Jumlah darah donor yang diperiksa sebesar 11.815

pendonor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak

11.815 dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 13 sampel

(0,11%). Tahun 2012 Jumlah darah donor yang diperiksa

sebesar 14.046 pendonor, jumlah sample darah yang

diperiksa sebanyak 14.046 dan jumlah positif HIV/AIDS

sebanyak 34 sampel (0,24%) terdiri dari laki-laki sebesar

27 sampel (0,26%) dan perempuan sebesar 7 sampel

(0,18%)

Sedangkan tahun 2013 Jumlah darah donor yang

diperiksa sebesar 15.542 pendonor, jumlah sample darah

yang diperiksa sebanyak 15.542 dan jumlah positif

HIV/AIDS sebanyak 24 sampel (0,15%) terdiri dari laki-

laki sebesar 20 sampel (0,18%) dan perempuan sebesar 4

sampel (0,09%).

Untuk mengetahui Distribusi kasus HIV/AIDS

berdasar jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 1991

2013 disajikan pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

32

GAMBAR 3.13

KASUS HIV/ AIDS BERDASAR JENIS KELAMIN

DI KABUPATEN MALANG S/D 2013

Berdasarkan jenis kelamin, pengidap HIV/AIDS terdapat pada laki-

laki dan perempuan. Pada awal tahun 1991 sampai dengan tahun

2003 jumlah pengidap HIV/AIDS masih didominasi oleh perempuan,

namun mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 lebih banyak

laki-laki. Namun demikian sejak tahun 2010 sampai 2013 penderita

perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

GAMBAR 3.14

KASUS HIV/ AIDS DI KABUPATEN MALANG

S/D TAHUN 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

33

Dari tahun 1991 - 2013 sebanyak 80% pengidap/

penderita HIV/AIDS masih hidup, 19% telah meninggal dunia dan

1% tidak jelas keberadaannya.

Jumlah kasus penyakit infeksi menular seksual

tahun 2009 ditemukan meningkat sebanyak 1.926 kasus

(100% kasus ditangani), tahun 2010 meningkat sebesar

2.555 kasus (100% kasus ditangani), tahun 2011 turun

sebesar 1.935 kasus (kasus pada laki-laki sebesar 261

(13,49%) dan 1.674 (86,51%) kasus pada perempuan),

100% kasus yang ditemukan dapat ditangani dan tahun

2012 meningkat sebesar 2.864 kasus (kasus pada laki-laki

sebesar 289 (10,09%) dan 2.645 (92,35%) kasus pada

perempuan). Sedangkan tahun 2013 meningkat sebesar

5.440 kasus (kasus pada laki-laki sebesar 405 (7,44%)

dan 5.035 (92,56%) kasus pada perempuan), 100% kasus

yang ditemukan dapat ditangani. Untuk mengetahui

perkembangan kasus PMS dan HIV/AIDS dapat dilihat pada

Tabel 3.

TABEL 3.3

PENYAKIT PMS DAN HIV/AIDS DI KAB. MALANG

TAHUN 20092013

No JENIS PENYAKIT

2009

2010

2011

2012

2013

1

2

Menular Seksual

a. Jumlah kasus

Laki-laki

Perempuan

b. Jumlah Diobati

HIV/AIDS

a. Jumlah ditemukan

b. Jumlah ditangani

c. Kumulatif

1.928

-

-

1.928

114

114

427

2.555

-

-

2.555

133

133

560

1.935

261

1.674

1.935

143

143

703

2.864

289

2.645

2.864

172

172

875

5.440

405

5.035

5.440

221

221

1.097

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

34

5. Penyakit Demam Berdarah (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah

menyebar luas keseluruh wilayah di Kabupaten Malang.

Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka

kesakitan dan kematian relatif tinggi. Upaya

pemberantasan penyakit DBD dititik beratkan pada peng

gerakan potensi ma syarakat untuk dapat berperan serta

dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M),

pemantauan angka bebas jentik (AJB) serta pengenalan

gejala penyakit DBD dan penanganannya di rumah tangga.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 di Jawa Timur prevalensi DBD ber dasarkan diagnosa

dan diagnosa gejala sebesar 0,16% dan prevalensi di

Kabupa ten Malang sebesar 0,15%.

Jumlah penderita Demam Berdarah di Kabupaten

Malang dari tahun ke tahun cenderung fuktuatif yaitu

tahun 2009 kasus DBD sebesar 1.124 kasus (45,65

per 100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 17

orang (Attack Rate : 0,05% dan CFR : 1,51%). Tahun

2010 kasus DBD meningkat sebesar 1.358 kasus (55,57

per 100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 7

orang (Attack Rate : 0,02% dan CFR : 77,78%), Tahun

2011 kasus DBD turun drastis sebesar 193 kasus (9,70 per

100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 7

orang (Attack Rate : 0,02% dan CFR : 3,63%). Tahun

2012 kasus DBD turun sebesar 173 kasus (6,96 per

100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 7

orang (CFR : 0,28%) yang tersebar di 6 puskesmas (6

kecamatan). Sedangkan Tahun 2013 kasus DBD

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

35

meningkat cukup tinggi sebesar 1.165 kasus (46,49 per

100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 14

orang (CFR : 1,2%) yang tersebar di 11 puskesmas (10

kecamatan). Angka ini jauh melebihi target nasional yaitu

2 per 100.000 penduduk, sehingga sangat perlu dilakukan

peningkatan kegiatan-kegiatan pencegahan dan

pemberantasan Penyakit Demam Berdarah, yaitu

menggalakkan kegiatan penggerakan masyarakat.

GAMBAR 3.15

PETA CFR DBD KABUPATEN MALANG TAHUN 2013

Keterangan :

: Luar Wilayah : Terdapat Kematian DBD

: Daerah Bebas Kematian DBD

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

36

Perkembangan kasus DBD di Kabupaten Malang

selengkapnya disajikan pada Tabel berikut.

TABEL 3.4 PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 2013

Tahun Jumlah Kasus

Jumlah Kematian

IR CFR (%)

ABJ (%)

2009 1.124 17 45,57 1,52 86,64

2010 1.358 12 54,67 0,88 85,47

2011 200 7 8,12 3.5 87,71

2012 173 7 4.06 6,95 88,74

2013 1.165 14 46.49 1,20 87,20

GAMBAR 3.16

PERBANDINGAN IR DAN CFR DBD

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013

Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013,

insidens rate di Kabupaten Malang cenderung fluktuatif.

Tahun 2009 2010 mengalami kenaikan dan tahun 2011

2012 mengalami penurunan, sedangkan tahun 2013

TH 2009 TH 2010 TH 2011 TH 2012 TH 2013

IR 45.57 54.67 8.12 4.06 46.14

CFR 1.52 0.88 3.5 4.04 1.2

0

10

20

30

40

50

60

PERBANDINGAN IR DAN CFR DBD KABUPATEN MALANGPERIODE 2009 - 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

37

mengalami peningkatan sebesar 46,14 per 100.000

penduduk.

Begitu juga dengan angka kematian (CFR ) dari

tahun ke tahun cenderung fluktuatif , tahun 2009 2010

mengalami penurunan dan tahun 2011 2012

mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 1,2%.

6. Penyakit Diare

Penyakit diare masih merupakan penyebab utama

kematian bayi dan balita di Indonesia, hal ini dapat dilihat

dari hasil SKRT dalam beberapa survey dan Surkesnas

2001 yaitu penyebab kematian bayi sebesar 9,4% dan

sebesar 13,2% sebagai penyebab kematian balita.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 di Jawa Timur prevalensi Diare sebesar 4,9% dan

prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 4,0%.

Secara umum jumlah jumlah penderita diare di

Kabupaten Malang terjadi penurunan dari 62.441 kasus

(25,36 per 1000 penduduk) dengan penderita balita

sebanyak 22.012, meninggal sebanyak 1 jiwa (Attack rate:

0,03 % dan CFR: 100%) tahun 2009 , tahun 2010 jumlah

kasus sebanyak 53.433 jiwa (21,87 per 1000 penduduk)

dengan penderita balita sebanyak 19.497, meninggal

sebanyak 2 jiwa (Attack rate : 1,18% dan CFR : 1,04%),

tahun 2011 jumlah kasus meningkat sebanyak 60.625

jiwa (24,81 per 1000 penduduk) dengan penderita balita

sebanyak 22.441, Attack rate : 0,2% dan tidak ada yang

meninggal (CFR: 0%). Tahun 2012 jumlah kasus

meningkat sebanyak 63.299 jiwa (59,31%) dari 102.221

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

38

sasaran, dengan penderita balita sebanyak 23.102,

sedangkan tahun 2013 jumlah kasus turun sebanyak

55.467 jiwa (100%) dari 53.631 sasaran, dengan

penderita balita sebanyak 18.837.

GAMBAR 3.17

PERKEMBANGAN KASUS DIARE PER BULAN DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2011-2013

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa

Perkembangan kasus diare berdasarkan bulan tahun 2011

2013 mempunyai pola yang hampir sama, dimana kasus

terlihat mengalami peningkatan pada bulan Juli dan

September.

Proporsi kasus diare pada balita diantara semua

umur dapat dilihat pada grafik berikut. Proporsi kasus diare

pada balita diantara semua umur tahun 2013 sebesar

33,96%, meningkat sedikit dibanding tahun 2012

(37,03%).

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

39

GAMBAR 3.18 PROPORSI KASUS DIARE BALITA DAN SEMUA UMUR

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009-2013

7. Angka Kesakitan Malaria

Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Malang,

perkembangan penyakit malaria dipantau melalui Annual

Parasite Incidence (API).

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 di Jawa Timur prevalensi Malaria berdasarkan

diagnosa dan diagnosa gejala sebesar 0,05% dan

prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,06%.

Dari laporan puskesmas diperoleh data tahun 2009

jumlah tersangka kasus malaria turun sebanyak 9.910

(4,02 per 1.000 penduduk), dengan penderita malaria

positif menurun sebanyak 48 orang (0,019 per 1.000

penduduk). Tahun 2010 jumlah tersangka kasus malaria

turun sebanyak 7.168 (2,93 per 1.000 penduduk), dengan

penderita malaria positif meningkat sebanyak 66 orang

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

40

(0,027 per 1.000 penduduk) dan tahun 2011 jumlah kasus

malaria positif meningkat sebanyak 76 (0,031 per 1.000

penduduk). Tahun 2012 jumlah kasus malaria positif

meningkat sebanyak 88 (0,035 per 1.000 penduduk),

sedangkan tahun 2013 jumlah kasus malaria positif

meningkat sebanyak 134 (0,05 per 1.000 penduduk),

angka ini masih dibawah target nasinal yaitu 5 per 1.000

penduduk.

GAMBAR 3.19

PENEMUAN KASUS MALARIA

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2006-2013

Dari gambar diketahui penemuan kasus malaria

tahun 2006-2013 terlihat ada kecenderungan peningkatan

penemuan kasus malaria di Kabupaten Malang. Walaupun

pada tahun 2009 terjadi penurunan kasus malaria dengan

jumlah kasus sebanyak 48 penderita. Akan tetapi jumlah

kasus tersebut mengalami peningkatan hingga tahun 2013.

Untuk lebih jelasnya hasil kegiatan Program P2

Malaria disajikan pada Tabel 3.5 dan Lampiran Tabel 24.

TH 2006

TH 2007

TH 2008

TH 2009

TH 2010

TH 2011

TH 2010

TH 2011

TH 2012

TH 2013

KASUS 85 63 52 48 66 77 66 77 84 136

8563

52 4866

7766

77 84

136

020406080

100120140160

PENEMUAN KASUS MALARIA DI KABUPATEN MALANG PERIODE 2004 - 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

41

TABEL 3.5

HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 MALARIA

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 2013

NO KEGIATAN 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD Malaria 10.908 7.168 7.006 2.782 2.560

2 Penderita Klinis 10.908 7.168 7.006 2.782 2.560

3 Penderita Positif 48 66 77 88 134

4 Spot Check 4 4 4 4 4

5 Larvasidasi 4 4 4 4 4

6 Pembersih lumut - - - 4 4

7 MFS 2 4 4 4 4

8. Penyakit Kusta

Penyakit kusta sampai saat ini masih menjadi salah

satu masalah kesehatan masyarakat, meskipun Indonesia

sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun

2000. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah

penderita kusta di Indonesia. Angka prevalensi secara

nasional pada tahun 2003 sebesar 0,8 per 10.000

penduduk, sedangkan penderita kusta yang selesai

menjalani pengobatan (RFT) tahun 2004 di Jawa Timur

sebesar 80,93%.

Jumlah Penderita Kusta di Kabupaten Malang tahun

2009 jumlah penderita menurun sebanyak 83 orang

(prevalensi 0,34 per 10.000 penduduk). Tahun 2010

jumlah penderita menurun sebanyak 39 orang (prevalensi

0,16 per 10.000 penduduk), tahun 2011 jumlah penderita

meningkat sebanyak 77 orang (prevalensi 0,31 per 10.000

penduduk), tahun 2012 jumlah penderita turun sebanyak

70 orang (prevalensi 0,29 per 10.000 penduduk) dan

tahun 2013 jumlah penderita turun sebanyak 59 orang

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

42

(prevalensi 0,23 per 10.000 penduduk). Data

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Lampiran

Tabel 17 -20.

TABEL 3.6 HASIL KEGIATAN PROGRAM PENANGGULANGAN

KUSTA DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2009 2013

URAIAN TARGET PENCAPAIAN (%)

TH. 2009

TH. 2010

TH. 2011

TH. 2012

TH. 2013

a. Prevalensi per 10.000 pddk

< 1 /100.000 3.6 1.8 4.3 2.9 2.3

b. CDR per 100.000 penduduk

90 % 88.9 86.8 87.8 - -

- RFT tipe PB > 95 % 87.5 100 66.7 100 -

Untuk mengetahui prevalensi rate dan CDR

Penyakit Kusta di Kabupaten Malang disajikan pada

gambar berikut.

GAMBAR 3.20 PREVALENSI RATE (PR) dan CASE DETECTION RATE

(CDR) DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2002-2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

43

Naik turunnya Prevalensi rate tidak diikuti dengan

naik turunnya Case detection rate. Hal ini berarti

sebenarnya masih dapat ditemukan kasus kusta lebih

banyak lagi.

Case detection rate (CDR) kusta per 100.000

penduduk per puskesmas tahun 2013 sebesar 2,35 per

100.000 penduduk. Ada sebanyak 25 puskesmas yang

menemukan penderita kusta pada tahun 2013 dengan

peringkat sebagai berikut.

GAMBAR 3.21 CASE DETECTION RATE (CDR) PER PUSKESMAS

TAHUN 2013

9. Kasus Penyakit Filaria

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang hidup di

saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta me

nyebabkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai

jenis nyamuk. Di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27

jenis nyamuk dari genus culex, Anopheles, Aedes dan

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

44

Mansonia. Di Jawa Timur belum ditemukan jenis nyamuk

yang menjadi vektor filariasis. Meskipun penyakit ini tidak

menyebabkan kematian secara lang sung, gejala akut yang

berulang dan gejala kronis yang menetap sangat

menurunkan kualitas sumber daya manusia dan produkti

fitas, sedangkan penderita elefantiasis merupakan beban

keluarga, masyarakat dan negara.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di

Jawa Timur prevalensi Filaria berdasarkan diagnosa dan

diagnosa gejala sebesar 0,01% dan prevalensi di

Kabupaten Malang sebesar 0,03%.

Keadaan kasus filariasis di Kabupaten Malang sampai

dengan tahun 2013 telah ditemukan sebanyak 42 kasus

filariasis ( 1,36 per 100.000 penduduk). Dari jumlah

tersebut yang telah

meninggal dunia

sebanyak 8 orang

sehingga tinggal 34

orang. Tersebar di

19 puskesmas (18

kecamatan) dari 39

Puskesmas (33

kecamatan) yang

ada dan tersebar

pada 39 desa dari

390 desa yang ada.

Tahun 2009 ditemu

kan 2 kasus filariasis

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

45

baru di Puskesmas Pagelaran dan Sumberpucung, tahun

2010 ditemukan 1 kasus filariasis baru di Puskesmas

Sumber Pucung, tahun 2011 kasus baru sebanyak 3 kasus

yang ditemukan di Puskesmas Ardimulyo, Pakisaji dan

Puskesmas Pagelaran dan tahun 2012 kasus baru

sebanyak 3 kasus yang ditemukan di Puskesmas

Poncokusumo, Dampit dan Puskesmas Ampelgading.

Sedangkan tahun 2013 kasus baru sebanyak 3 kasus yang

ditemukan di Puskesmas Tumpang dan Puskesmas Dampit.

Gambaran sebaran Kasus Filariasis di Kabupaten Malang

disajikan dalam gambar berikut.

GAMBAR 3.22

SEBARAN PENEMUAN PENDERITA FILARIASIS

DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013

Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 25.

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

Sbr

Mjg

Wet

an

Ban

tur

Wo

no

kert

o

Sbr

Mjg

Ku

lon

Do

no

mu

lyo

Po

nco

kusu

mo

Kep

anje

n

Go

nd

angl

egi

Pam

ota

n

Pu

jon

Nga

jum

Ged

anga

n

Pak

is

Dau

Bu

lula

wan

g

Sbr

Pu

cun

g

Ard

imu

lyo

Pak

isaj

i

Pag

ela

ran

SEBARAN PENEMUAN PENDERITA FILARIASIS DI KABUPATEN MALANG PERIODE 2002 - 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

46

10.Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I)

Sejak diperluasnya program imunisasi menjadi

Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977,

berbagai Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I) sudah dapat ditekan. Walaupun

demikian, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi

dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan

imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan

letusan atau KLB PD3I. Untuk itu upaya imunisasi perlu

disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar

terjadinya peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB

dapat terdeteksi dan segera diatasi.

Beberapa kasus KLB PD3I yang pernah terjadi di

Kabupaten Malang yaitu Tetanus neonatorum, Campak,

Difteri dan Hepatitis B. Pada tahun 2009 terjadi KLB

Tetanus Neonatorum sebanyak 2 kasus (1 meninggal,

Attack rate: 0,02%, CFR: 50%), Diphteria sebanyak 2

kasus (Attack rate: 0,01%), tahun 2010 terjadi KLB

Diphteria sebanyak 12 kasus (1 meninggal Attack rate:

0,01%, CFR: 8,33%), AFP sebanyak 19 kasus(Attack rate:

0,02%) dan 77 kasus penyakit Campak dan tahun 2011

terjadi KLB Diphteri sebanyak 38 kasus ( Attack rate:

0,02%) dan tahun 2012 terjadi KLB Diphteri sebanyak

22 kasus ( Attack rate: 0,01% ), AFP sebanyak 9 kasus

(Attack rate: 0,001%) dan 18 kasus penyakit Diare

(Attack rate: 0,02%). Sedangkan tahun 2013 terjadi KLB

Diphteri sebanyak 15 kasus ( Attack rate: 0,01% ), AFP

sebanyak 9 kasus (Attack rate: 0,002%) dan 1 kasus

penyakit Leptospirosis (Attack rate: 0,01%). Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 50.

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

47

D. KEADAAN STATUS GIZI

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari

2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Di

negara berkembang banyak kasus BBLR yang disebabkan

premature atau karena intrauterine growth retardation

(IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat

badannya kurang karena ibu berstatus gizi buruk, anemia

sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 di Jawa Timur prevalensi BBLR sebesar 9,9% dan di

Kabupaten Malang prevalensi BBLR sebesar 9,0%.

Jumlah kasus BBLR yang dilaporkan di Kabupaten

Malang tahun 2009 kasus BBLR menurun sebesar 344

(0,91%) dari 37.700 lahir hidup, tahun 2010 kasus BBLR

menurun sebesar 344 (0,91%) dari 37.700 lahir hidup,

tahun 2011 kasus BBLR sebesar 472 (1,22%) dari 41.013

lahir hidup dan tahun 2012 kasus BBLR sebesar 1.402

(1,22%) dari 40.792 lahir hidup. Sedangkan tahun 2013

kasus BBLR sebesar 1.402 (3,21%) dari 43.669 lahir

hidup. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel 26.

2. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator

yang digunakan untuk menggambarkan tingkat

kesejahteraan masyarakat. Salah satu ca ra penilaian

status gizi balita adalah dengan pengu kuran anthro

Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014

48

pometri meng gunakan indeks Berat Badan menurut Umur

(BB/U).

Dari hasil Pemantauan Status Gizi Balita (PSG) yang

dilaksanakan

se tiap tahun

di Kabupaten

Malang me

nunjukkan

persentase gi

zi buruk dan

gizi kurang

fluk tuatif,

tahun 2005-

2007 mengalami peningkatan dan tahun 2007-2009

mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil,

seperti terdapat pada gambar berikut.

GAMBAR 3.23 PERKEMBANGAN KASUS GIZI BURUK DAN GIZI

KURANG DI KAB. MALANG TAHUN 2009 2013

Sumber : Dinkes Kab. Malang (Hasil PSG tahun 2009-2013)

1.42

3.40

1.160.84 0.90

7.16 7.1 6.83

5.40

4.93