8/15/2019 Pemerintah Indonesia Menyadari Bahwa Teknologi Merupakan Salah Satu Bagian Yang Dibawa Oleh Pihak Asing K…

1/2

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa teknologi merupakan salah satu bagian yang

dibawa oleh pihak asing ke Indonesia melalui kegiatan penanaman modal asing, seperti yang

terumus di dalam Pasal 2 sub b Undang-Undang No. 1 Tahun 19! tentang Penanaman

"odal #sing dimana teknologi diartikan sebagai alat-alat untuk perusahaan, termasuk 

 penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar ke

dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan de$isa

Indonesia.

Pemahaman mengenai alih teknologi pada umumnya dimaknai sebagai pengalihan

kemampuan teknologi yang dipunyai oleh negara-negara ma%u kepada negara-negara

 berkembang. &onsep alih teknologi dalam perkembangannya ternyata tidak lagi

dipersepsikan sebagai pengalihan teknologi dari negara ma%u kepada negara berkembang

sa%a, namun dapat pula ter%adi antara li'ensor dan li'ensee yang sama-sama berada di dalam

negeri. Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang No. 1* Tahun 2++2 tentang istem Nasional

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menegaskan

 bahwa alih teknologi adalah pengalihan kemampuan memanaatkan dan menguasai ilmu

 pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan

dalam negeri maupun yang berasal dari lingkungan luar negeri ke dalam negeri dan

sebaliknya. ehingga para pihak dalam proses alih teknologi dapat berasal dari dalam danluar negeri atau sebaliknya.

#lih teknologi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh negara berkembang

untuk mengurangi ketergantungannya kepada negara ma%u. Namun dalam perkembangannya,

hal ini dapat menimbulkan ketergantungan teknologi pada negara berkembang terhadap

negara ma%u. Tampubolon (2+1) %uga menambahkan bahwa ketergantungan teknologi dapat

ter%adi %ika sumber-sumber utama teknologi yang terdapat di negara-negara berkembang

 berasal dari luar negeri.

/leh karenanya, alih teknologi dari negara ma%u kepada negara berkembang boleh

sa%a dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran negara berkembang, meskipun dalam

 prosesnya tidaklah semudah yang dibayangkan.

0al ini ditegaskan oleh Purba (2+11) bahwa teknologi memang harus direbut atau

dalam ungkapan yang lebih langsung adalah di'uri. Itulah sebabnya, 3epang pernah

menggegerkan dunia internasional dengan resep penguasaan teknologi (4olsom dalam Purba

8/15/2019 Pemerintah Indonesia Menyadari Bahwa Teknologi Merupakan Salah Satu Bagian Yang Dibawa Oleh Pihak Asing K…

2/2

2+11). Namun dasar yang menumbuhkan perlakuan 'uri ini menurut Purba (2+11) terdapat

dua hal yaitu 5

1. 6ahwa pemilik teknologi tidak akan rela memberikan barang yang dimilikinya, betapapun

aspek komersial mengkerangkai transaksi peralihan itu, paling-paling yang dilakukan adalah

 pemberian teknologi seadanya7

2. Pen'uri dapat berdalih bahwa misi besar di belakang ini adalah %uga untuk kema%uan umat

manusia.

Pendapat Purba tentu ada benarnya, karena pada saat penerima teknologi menerima

teknologi dari pemegang teknologi melalui suatu per%an%ian lisensi, tentunya teknologi yang

diberikan kepada penerima teknologi telah men%adi teknologi yang ketinggalan, karena di

saat itulah pemegang teknologi sudah memiliki teknologi baru yang %auh lebih baik lagi. 0al

serupa %uga dapat dilihat melalui keterkaitan antara masa berlaku perlindungan paten dan

lisensi patennya, sudah bukan men%adi rahasia lagi %ika in$entor biasanya akan

mengembangkan teknologi yang ada sehingga ditemukan in$ensi yang baru yang kemudian

akan dipatenkan kembali, sedangkan paten sebelumnya tidak bisa diperpan%ang lagi %angka

waktunya. &etertinggalan teknologi seperti ini akan terus berlan%ut dengan pola yang sama,

mengingat aspek komersial dalam suatu in$ensi yang dipatenkan.

ehingga, alangkah baiknya %ika alih teknologi dari negara ma%u tersebut %uga

dibarengi dengan alih teknologi yang para pihaknya sama-sama berada di dalam negeri,

dengan tu%uan mema%ukan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam negeri sendiri guna

mengoptimalkan kemandirian perekonomian nasional negara berkembang.