Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

9
PEMERIKSAN FISIK SISTEM RESPIRASI Inspeksi Inspeksi pada keadaan paru dicakup pada waktu inspeksi rongga dada. Pada inspeksi dada yang dapat diteliti adalah: 1. Keadaan penderita: tampak gelisah, sesak, atau susah nafas. 2. Dinding dada: rosary (tasbih), yakni penonjolan atau pembengkakan pada tempat persambungan tulang rawan dengan tulang iga. 3. Bentuk dada Pada bayi hampir bulat dan dalam pertumbuhannya dada akan membesar pada diameter transversal. Pada premature iga-iga masih tipis, inspirasi sela iga ikut tertarik ke dalam. Lingkar dada lebih kecil dari kepala pada bayi yang umurnya < 2tahun bila >2tahun lingkar dada lebih dari kepala. Jika terdapat disproporsi mungkin disebabkan oleh pertumbuhan kepala yang abnormal. Berikut beberapa macam dari bentuk dada: Pectus ekscavatum (funnel chest): sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke dalam, terutama saat inspirasi. Keadaan ini dapat merupakan kelainan congenital atau disebabkan oleh hipertrofi adenoid berat. Bentuk dada ini juga terlihat pada penderita syndrom marfan. Pectus karinatum (pigeon chest): sternum menonjol keluar. Dapat terlihat pada osteoporosis ataupun syndrome marfan. Barrel chest: dada berbentuk bulat seperti tong ditandai oleh sternum yang terdorong ke arah depan dengan iga-iga horizontal. Biasanya pada penyakit paru menahun, misalnya asma. 4. Simetri/asimetri dada Bila dada asimetri paling sering disebabkan oleh skoliosis.

description

pemeriksaan fisik

Transcript of Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

Page 1: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

PEMERIKSAN FISIK SISTEM RESPIRASI

Inspeksi

Inspeksi pada keadaan paru dicakup pada waktu inspeksi rongga dada. Pada inspeksi dada yang

dapat diteliti adalah:

1. Keadaan penderita: tampak gelisah, sesak, atau susah nafas.

2. Dinding dada: rosary (tasbih), yakni penonjolan atau pembengkakan pada tempat

persambungan tulang rawan dengan tulang iga.

3. Bentuk dada

Pada bayi hampir bulat dan dalam pertumbuhannya dada akan membesar pada diameter

transversal. Pada premature iga-iga masih tipis, inspirasi sela iga ikut tertarik ke dalam. Lingkar

dada lebih kecil dari kepala pada bayi yang umurnya < 2tahun bila >2tahun lingkar dada lebih

dari kepala. Jika terdapat disproporsi mungkin disebabkan oleh pertumbuhan kepala yang

abnormal. Berikut beberapa macam dari bentuk dada:

Pectus ekscavatum (funnel chest): sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke

dalam, terutama saat inspirasi. Keadaan ini dapat merupakan kelainan congenital atau

disebabkan oleh hipertrofi adenoid berat. Bentuk dada ini juga terlihat pada penderita

syndrom marfan.

Pectus karinatum (pigeon chest): sternum menonjol keluar. Dapat terlihat pada

osteoporosis ataupun syndrome marfan.

Barrel chest: dada berbentuk bulat seperti tong ditandai oleh sternum yang terdorong

ke arah depan dengan iga-iga horizontal. Biasanya pada penyakit paru menahun,

misalnya asma.

4. Simetri/asimetri dada

Bila dada asimetri paling sering disebabkan oleh skoliosis.

5. Gerakan dada saat bernafas: pada inspirasi normal, diafragma akan bergerak ke arah bawah

sedangkan dinding dada akan bergerak ke atas dan keluar. Ekspirasi terjadi bila otot-otot

pernafasan mengalami relaksasi. Gerakan dada berkurang pada belahan dada yang mngalami

pneumonia, pneumothoraks, atelektasis serta sumbatan oleh benda asing.

6. Pola pernafasan:

Cheyne stokes: tipe pernafasan dengan amplitudo pernafasan kecil kemudian makinbertambah

hingga maksimal, kemudian apneu, terdapat pada keadaan koma.

Page 2: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

Kusmaul: Pola nafascepat dan dalam dapat disebabkan oleh keadaan hipoksia dan asidosis metabolik.

Biot: pola nafas yang ireguler, denganperiode takipneu dan apneu, dapat terjadi pada meningitis,

ensefalitis, atau tumor otak.

7. Pernafasan cuping hidung.

Palpasi

Bermanfaat untuk menegaskan penemuan pada inspeksi, setiap perubahan yang terjadi pada kedua

sisi dada pada inspeksi akan lebih jelas dengan palpasi. Palpasi dilakukan dengan cara meletakkan

telapak tangan dan jari-jari pada seluruh dinding dada dan punggung. Pada palpasi dapat dicari dan

ditentukan hal sebagai berikut:

1. Posisi trachea

2. Simetris atau asimetri

Kelainan rosary, setiap benjolan, bagian-bagian yang nyeri, pembesaran kelenjar limfe pada

aksila, fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis.

3. Fremitus suara

Mudah dilakukn pada anak yang menangis atau anak yang dapat diajak berbicara misalnya

disuruh mengatakan “tujuh puluh tujuh”. Nrmalnya teraba getaran yang sama pada kedua

telapak tangan yang diletakkan pada kedua sisi dada dan kedua sisi punggung. Fremitus suara

meninggi bila ada konsolidasi misalnya pada pneumoni, dan menurun apabila terdapat obstruksi

jalan nafas, atelektasis, efusi pleura, dll. Bila terdapat mucus yang banyak pada bagian nafas atas

maka akan teraba fremitus suara yang kasar.

Page 3: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

4. Krepitasi subkutis.

Menunjukkan terdapatnya udara dibawah jaringan kulit. Kelainan ini dapat spontan, pasca

trauma, atau pasca tindakan.perhatikan luas daerah krepitasi, teliti daerah krepitasi apakah

menetap, meluas, atau berkurang.

Perkusi

Perkusi adalah teknik pengkajian yang menghasilkan bunyi dengan mengetuk dinding dada

dengan tangan.

Perkusi paru dapat dilakukan dengan 2 cara:

1. Perkusi langsung, dilakukan dengan cara mengetukkan ujung jari tengah atau jari

telunjuk langsung ke dinding dada.

2. Perkusi tidak langsung, dilakukan dengan cara meletakkan satu jari pada dinding dada

dan mengetuknya dengan jari tangan yang lain.

Pada bayi dan anak perkusi tidak boleh dilakukan terlalu keras, karena dinding dada anak

masi tipis dan otot-ototnya masih kecil, sehingga suara perkusi lebih resonans dibandingkan

dengan suara perkusi orang dewasa.

Biasanya perkusi dilakukan mulai dari daerah supraclavicular, kemudian turun kebawah,

setiap kali satu sela iga, dan tiap sekali dibandingkan sisi kanan dan kiri. Demikian juga

Page 4: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

perkusi punggung biasanya dilakukan dari atas kebawah, dan juga dibandingkan sisi kanan

dan kiri.

Suara perkusi

Suara perkusi paru normal adalah sonor.

Suara perkusi yang berkurang (pekak atau redup) pada keadaan normal terdapat

didaerah scapula, diafragma, hati, jantung.

Daerah pekak hati terdapat setinggi iga ke-6 pada garis axilaris medial kanan.

Pekak hati menunjukkan peranjakan dengan gerakan pernafasan, yakni

menurun pada saat inspirasi dan naik pada saat respirasi.

Pekak hati meninggi pada hepatomegali, pendesakan hati oleh masa

intraabdominal (mendesak hepar keatas), atelektasis paru kanan, atau kolaps

paru kanan.

Pekak hati menurun pada asma dan emfisema paru.

Batas bawah paru bagian belakang adalah setinggi iga ke-8 sampai ke-10.

Perkusi untuk menentukan batas paru-jantung sulit dilakukan pada bayi dan

anak kecil. Pada anak yang lebih besar perkusi yang cermat dapat memberikan

informasi besarnya jantung.

Bunyi perkusi abnormal berupa :

Hipersonor / timpani, terjadi bila udara dalam paru/pleura bertambah, misalnya

emfisema paru atau pneumothorax.

Redup/pekak, bila terdapat konsolidasi jaringan paru dan cairan rongga pleura.

Auskultasi

Auskultasi paru dilakukan untuk mendeteksi suara nafas dasar dan suara nafas tambahan.

Auskultasi dilakukan diseluruh dada dan punggung termasuk daerah axilar.

Sebaiknya, stetoskop ditekan ckup kuat pada sela iga untuk menghindarkan suara artefak (bunyi

gesekan dengan kulit/rambut).

Auskultasi dimulai dari atas ke bawah, dan dibandingkan sisi kanan dan kiri dada.

Karena dinding dada anak dan bayi sangat tipis maka suara nafasnya cenderung lebih keras

dibandingkan orang dewasa

Page 5: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

Suara nafas dasar

1. Suara nafas vesicular

Adalah suara nafas normal yang terjadi karena udara masuk dan keluar melalui jalan nafas. Suara

inspirasi lebih keras dan lebih panjang daripada suara ekspirasi, dan terdengan seperti

membunyikan ‘ffff’ dan ‘www’. Suara nafas vesikuler melemah apabila terdapat penyempitan

bronkus (bronkostenosis), dan setiap keadaan yang menyebabkan ventilasi berkurang atau

bertambahnya hambatan konduksi suara, atau keduanya. Keadaan tersebut dapat ditemukan

pada pasien pneumonia, atelektasis, edema paru, efusi pleura, emfisema, atau pneumothorax.

Suara vesikuler menguat, terdapat pada bertambahnya ventilasi dan bertambah baiknya konduksi

suara, misalnya :

fase resolusi pneumonia.

Konsolidasi paru.

Tumor yang menghantarkan suara lebih baik.

Hampir semua suara nafas bayi dan anak kecil merupakan suara nafas vesikuler mengeras apabila

dibandingkan dengan suara nafas orang dewasa. Pada asma terdengar suara vesikuler dengan

ekspirasi memanjang.

2. Suara nafas bronchial

Terdengar inspirasi kers yang disusul oleh ekspirasi yang lebih keras dapat disamakan dengan

bunyi ‘khkhkh’. Pada keadaan normal hanya terdengar pada bronkus besar kanan dan kiri,

didaerah parasternal atas di dada depan dan didaerah interscapular belakang. Jika terdengar

ditempat lain, berarti terdapat konsolidasi yang luas, misalnya pneumonia lobaris. Dikenal pula

Page 6: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

suara nafas ‘subbronkial’ atau ‘bronkovesikuler’ yang merupakan kombinasi antara suara vaskuler

dan bronchial.

3. Suara nafas amforik

Suara nafas ini menyerupai suara tiupan diatas mulut botol kosong, dapat didengar karena

kaverne.

4. Cog-wheel breath sound

Istilah ini dipakai untuk menyatkan terdapatnya suara nafas yang terputus-putus, tidak kontinyu,

baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh adhesi pleura

atau kelainan bronkus kecil, misalnya terdapat pada tuberculosis dini.

5. Metamorphosing breath sound.

Suara nafas ini dimulai dengan suara nafas yang halus dan kemuadian mengeras, atau dimulai

denga vesicular kemudian berubah menjadi bronchial.

Suara nafas tambahan

1. Ronkhi basah (Rales): suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-putus (tidak kontinyu) akibat

getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan nafas dilalui oleh udara.

2. Ronkhi kering: suara kontinyu yang terjadi oleh karena udara melalui jalan nafas yang menyempit

baik akibat factor intraluminar (spasme otot bronkus, edema, lendir yang kental, benda asing)

maupun factor ekstraluminar(desakan oleh tumor). Ronkhi kering lebih jelas terdengar pada fase

ekspirasi daripada inspirasi.

3. Wheezing (mengi)

Jenis ronkhi kering yang terdengar lebih musical atau sonor dibandingkan dengan ronkhi kering

lainnya. Lebih sering terdengar pada fase ekspirasi. Pada fase inspirasi menunjukkan adanya

obstruksi saluran nafas bagian atas, edema laring, atau benda asing. Pada fase ekspirasi

terdengaar obstruksi saluran nafas bagian bawah seperti asma dan bronchitis.

4. Krepitasi: suara membukanya alveoli. Normal dapat terdengar di bagian bawah dan samping pada

waktu inspirasi dalam sesudah istirahat terlentang beberapa waktu lamanya.

5. Pleura friction rub (bunyi gesekan paru)

Terdapat pada pleuritis fibrinosa, oleh karena pleura viseral dan parietal yang saling bergesekan

dengan fibrin di tengahnya. Suara yang terdengar adalah suara gesekan kasar seolah-olah dekat

dengan telinga, baik pada fase inspirasi maupun fase ekspirasi (paling jelas pada saat inspirasi).

Suara gesekan ini biasanya terdengar dibawah belakang paru, jarang terdengar di apeks paru.

Page 7: Pemeriksan Fisik Sistem Respirasi

6. Bronkofoni atau Vocal Ressonance: resonance yang bertambah akibat adanya penghantaran

suara yang lebih baik daripada normal,misalnya konsolidasi.

7. Sucosio hipocrates: terdapat pada seropneumothoraks, yakni jika dada digerak-gerakkan akan

terdengar suara kocokan, suara ini terdengar pada anak.