Pemeriksaan Rapid Test Anti Hiv Fix

20
PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTI HIV Hari, Tanggal : Selasa, 31 Oktober 2014 Pertemuan : 1 I. TUJUAN Tujuan umum Untuk mengetahui cara pemeriksaan rapid test anti HIV Tujuan khusus 1. Untuk dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan rapid test anti HIV 2. Untuk dapat melakukan pemeriksaan rapid test anti HIV sesuai prosedur yang benar II. METODE Metode yang digunakan dalam pemeriksaan rapid test anti HIV adalah immunochromatografi rapid test. III. PRINSIP Tes dimulai saat sampel diteteskan ke sumur sampel. antigen konjugasi HIV rekombinan akan menempel pada koloidal emas yang ada pada lapisan sampel yang akan bereaksi dengan antibodi HIV yang terdahap pada whole blood, serum/ pada plasma pembentuk konjugasi/ HIV antibodi kompleks. campuran tersebut akan berimigrasi sepanjang test strip, konjugasi/ HIV antibodi kompleks akan ditangkap oleh HIV antigen rekombinan imobilized pada membran yg membentuk garis warna pada wilayah uji. sampel negatif tidak menghasilkan garis test karena tidak terdapatnya

description

Pemeriksaan Rapid Test Anti Hiv

Transcript of Pemeriksaan Rapid Test Anti Hiv Fix

PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTI HIV

Hari, Tanggal: Selasa, 31 Oktober 2014Pertemuan: 1

I. TUJUAN Tujuan umumUntuk mengetahui cara pemeriksaan rapid test anti HIV Tujuan khusus1. Untuk dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan rapid test anti HIV 2. Untuk dapat melakukan pemeriksaan rapid test anti HIV sesuai prosedur yang benarII. METODEMetode yang digunakan dalam pemeriksaan rapid test anti HIV adalah immunochromatografi rapid test.III. PRINSIPTes dimulai saat sampel diteteskan ke sumur sampel. antigen konjugasi HIV rekombinan akan menempel pada koloidal emas yang ada pada lapisan sampel yang akan bereaksi dengan antibodi HIV yang terdahap pada whole blood, serum/ pada plasma pembentuk konjugasi/ HIV antibodi kompleks. campuran tersebut akan berimigrasi sepanjang test strip, konjugasi/ HIV antibodi kompleks akan ditangkap oleh HIV antigen rekombinan imobilized pada membran yg membentuk garis warna pada wilayah uji. sampel negatif tidak menghasilkan garis test karena tidak terdapatnya colidal gold conjugate/ HIV antibodi kompleks. Garis warna kontrol diwilayah kontrol test akan muncul pada akhir dari prosedur test tanpa dipengaruhi oleh hasil test. garis kontrol ini adalah hasil dari colidal gold conjugate mengikat anti HIV antibodi imobilized pada membran. garis kontrol ini menunjukan bahwa colidal gold conjugate adalah fungsional.IV. DASAR TEORIA. PengertianHuman Immunodeficiency Virus (HIV) Merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang tiidak dapat hidup di luar tubuh manusia. Kerusakan sistem kekebalan tubuh ini akan menimbulkan kerentanan terhadap infeksi penyakit. SedangkanAcquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah Sekumpulan gejala, infeksi dan kondisi yang diakibatkan infeksi HIV pada tubuh. Muncul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan penyakit mudah menyerang tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang muncul akibat lemahnya system pertahanan tubuh yang telah terinfeksi HIV atau oleh sebab lain. Pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya masih baik infeksi ini mungkin tidak berbahaya, namun pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah (HIV/AIDS) bisa menyebabkan kematian.Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat sepanjang hidupnya apabila ia menjaga kesehatan tubuhnya: makan teratur, berolahraga dan tidur secara seimbang. Gaya hidup sehat akan tetap melindungi kebugaran orang dengan HIV dan ia akan tetap produktif dalam berkarya. Bila telah muncul tanda-tanda penyakit infeksi dan tidak kunjung sembuh atau berulang, artinya daya tahan tubuh menjadi buruk, sistim kekebalan tubuh berkurang, maka berkembanglah AIDS.B.Sejarah HIVPada tahun 1983, Jean Claude Chermann danFranoise Barr-Sinoussidari Perancisberhasil mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindromlimfadenopati.Pada awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-associated virus). Bersama denganLuc Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus tersebut merupakan penyebabAIDS. Pada awal tahun 1984,Robert GallodariAmerika Serikatjuga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang disebut HTLV-III. Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV dan HTLV-III merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986, istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV, atau lebih spesifik lagi disebut HIV-1.Tidak lama setelah HIV-1 ditemukan, suatu subtipe baru ditemukan diPortugaldari pasien yang berasal dariAfrika Baratdan kemudian disebut HIV-2. Melalui kloning dan analisis sekuens (susunan genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55% dari HIV-1 dan secara antigenik berbeda. Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain (galur) virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung. Penelitian lanjutan memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV (retrovirus yang menginfeksiprimata) karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi silang antara antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut.Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya berasal dari Afrika barat dan tengah, berpindah dariprimatake manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagaizoonosis. HIV-1 merupakan hasil evolusi darisimian immunodeficiency virus(SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesiessimpanse,Pan troglodyte troglodyte. Sedangkan, HIV-2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan padaSooty mangabey,monyet dunia lama Guinea-Bissau. Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV-2. Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat.Berdasarkan susuanan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di dalamnya. Namun, kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty mangabeyyang berbeda-beda (Wayan Sutrimo, 2013).C. PatofisiologiTubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut sebagai tanggap kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu :Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV) mempunyai cara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme pertahanan tubuh. ber-aksi bahkan kemudian dilumpuhkan.Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan, genom dari HIV proviral DNA dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya. Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.D. Transmisi HIVTransmisi HIV dari satu orang ke orang lain dapat melalui berbagai jalur, antara lain: 1. Transmisi melalui jalur hubungan seksual Infeksi HIV dapat menular melalui hubungan seksual, baik heteroseksual maupun homoseksual. Virus HIV dapat ditemukan di cairan semen, sediaan apus serviks, dan cairan vagina. Selain itu, ditemukan kaitan yang erat antara infeksi HIV dengan hubungan seks anogenital. Berbagai macam infeksi menular seksual yang menimbulkan ulserasi di daerah genital juga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi HIV. Oleh karena itu, penatalaksanaan infeksi menular seksual dapat mencegah penularan HIV. 2. Transmisi melalui darah, produk darah, dan organ donor Infeksi HIV dapat menular kepada seseorang yang menerima darah atau produk darah yang terkontaminasi HIV.14 Lima sampai sepuluh persen dari infeksi HIV di dunia ditularkan melalui transfusi dari darah dan produk darah terkontaminasi HIV.15 Selain itu, HIV juga bisa menular melalui pemakaian alat medis (suntikan dan jarum, mesin dialisis) bersama dengan pasien HIV.3. Transmisi karena faktor pekerjaan Faktor pekerjaan juga dapat menjadi faktor yang dapat mentransmisikan infeksi HIV. Pekerjaan yang berhubungan dengan materi biologis yang mengandung HIV berisiko menjadi media transmisi HIV. Pekerjaan tersebut antara lain pekerja di laboratorium, tenaga kesehatan seperti perawat, atau bahkan pekarya. Mereka pada umumnya tertular HIV secara tidak sengaja akibat tertusuk jarum atau alat tajam bekas digunakan pada pasien HIV atau terkena cairan tubuh yang infeksius.4. Transmisi maternal-fetal Infeksi HIV bisa ditransmisikan dari ibu yang terinfeksi ke fetus ketika dalam kandungan, proses persalinan, dan menyusui.5. Transmisi dari cairan tubuh lain Meski HIV dapat diisolasi dalam titer yang rendah dari saliva seorang pengidap HIV, tidak ditemukan bukti yang meyakinkan bahwa saliva dapat menularkan infeksi HIV. Saliva sendiri mengandung faktor antivirus endogen seperti IgA, IgG, dan IgM yang spesifik terhadap HIV yang dapat dideteksi pada pengidap HIV. Diduga glikoprotein besar seperti musin dan thrombospondin-1 dapat menggumpalkan HIV untuk dikeluarkan (Braunwald, 2008).E. Pemeriksaan HIV1. ELISAELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Kerena alasan inilah maka para ahli menganjurkan pemeriksaan ELISA dilakukan setelah minggu ke 12 sesudah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi.2. Western BlotSama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi terhadap HIV. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian, pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya.3. IFAIFA atau indirect fluorescent antibody juga meurupakan pemeriksaan konfirmasi ELISA positif. Seperti halnya dua pemeriksaan diatas, IFA juga mendeteksi antibodi terhadap HIV. Salah satu kekurangan dari pemeriksaan ini adalah biayanya sangat mahal.4. PCR TestPCR ataupolymerase chain reactionadalah uji yang memeriksa langsung keberadaan virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu, biasanya hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan hasil yang pasti. Selain itu, PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ yang akan didonorkan (Sutrimo, 2013).V. ALAT DAN BAHANA. ALAT 1. Rapid tes2. Pipet tetes disposable3. Gelas beakerB. BAHAN1. Sampel serum2. Reagen anti HIV 3. Diluent assay anti HIV 4. Aquades5. TissueVI. CARA KERJA A. Reagen Pertama (Oncoprobe)1. Kit dan sampel serum dibawa ke suhu ruangan sebelumm pengujian2. Srtip uji dikeluarkan dari kantong foil dan diletakkan di tempat yang datar dan kering3. Dengan mengunakan pipet kapiler di pipet sampel lalu di teteskan sebanyak 1 tetes dan dimasukkkan ke dalam sumur bertanda S4. Diluent assay ditambahkan sebanyak 1 tetes 5. Hasil tes dibaca pada 5 30 menitB. Reagen Kedua (Intec)1. Kit dan sampel serum dibawa ke suhu ruangan sebelum pengujian2. Srtip uji dikeluarkan dari kantong foil dan diletakkan di tempat yang datar dan kering3. Dengan mengunakan pipet kapiler di pipet sampel lalu di teteskan sebanyak 1 tetes dan dimasukkkan ke dalam sumur bertanda S4. Diluent assay ditambahkan sebanyak 1 tetes 5. Hasil tes dibaca pada 15 30 menitC. Reagen Ketiga (Vikia)1. Kit dan sampel serum dibawa ke suhu ruangan sebelum pengujian2. Srtip uji dikeluarkan dari kantong foil dan diletakkan di tempat yang datar dan kering3. Dengan mengunakan pipet kapiler di pipet sampel lalu di teteskan sebanyak 3 tetes dan dimasukkkan ke dalam sumur bertanda S4. Hasil tes dibaca pada 30 menitVII. INTERPRETASI HASILA. Reagen Pertama (Oncoprobe)1. Hasil Positif Adanya dua garis pada daerak kontrol C dan garis test 1 T1 pada jendela hasil yang menunjukkan hasil yang positif untuk HIV-1. Adanya dua garis pada daerak kontrol C dan garis test 2 T2 pada jendela hasil yang menunjukkan hasil yang positif untuk HIV-2. Kehadiran tiga baris sebagai garis kontrol C, tes baris 1 T1, dan test baris 2 T2 dalam jendela hasil menunjukkan hasil yang positif untuk HIV-1 dan / atau HIV-2.2. Hasil NegatifHanya muncul garis pada daerah kontrol C.3. InvalidTidak adanya garis kontrol C dalam jendela hasil menunjukkan hasil yang tidak valid. Petunjuk mungkin belum diikuti dengan benar atau tes mungkin telah memburuk. Disarankan untuk menguji kembali spesimen tersebut.

B. Reagen Kedua (Intec) dan Ketiga (Vikia)1. Hasil Positif Muncul garis warna pada kontrol C dan tes T2. Hasil NegatifHanya muncul garis pada daerah kontrol C.3. InvalidTidak adanya garis kontrol C dalam jendela hasil menunjukkan hasil yang tidak valid. Petunjuk mungkin belum diikuti dengan benar atau tes mungkin telah memburuk. Disarankan untuk menguji kembali spesimen tersebut.

VIII. HASIL PENGAMATAN

231Gambar alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan HIV: 1. Pada pemeriksaan HIV ini menggunakan 3 strip tes dengan merek Oncoprobe, Intec, dan Vikia yang berisi cassette test dan pipet disposable.2. Diluents yang digunakan untuk pemeriksaan HIV. Untuk merek Vikia tidak menggunakan diluents.3. Sampel serum dengan identitas pasien sebagai berikut : Nama : Ni Made Artini Jenis kelamin : perempuan Umur : -

321Dengan menggunakan 3 merek strip test yang berbeda menunjukkan hasil postif HIV.

IX. PEMBAHASAN HIV/AIDS termasuk jajaran penyakit yang mempunyai tingkat penularan yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena seringkali seseorang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi HIV, sehingga menjadi sumber penularan bagi orang lain. Seseorang terkena HIV biasanya diketahui jika telah terjadi Sindrom Defisiensi Imun Dapatan (AIDS) yang ditandai antara lain penurunan berat badan, diare berkepanjangan, Sarkoma Kaposi, dan beberapa gejala lainnya. Human Immunodeficiency Virus (HIV) ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung Human Immunodeficiency Virus (HIV), seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.Pada praktikum ini dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen Human Imunodefisiensi Virus (HIV) pada serum pasien. Pemeriksaan HIV ini dilakukan secara rapid test, dimana dalam pemeriksaan ini menggunakan 3 strip dengan menggunakan cara yang berbeda dalam pemeriksaannya. Dalam pemeriksaan ini pertama menggunakan strip uji 1 dimana strip uji yang pertama ini menggunakan strip merek Oncoprobe, dimana dalam strip uji ini terdapat S (sumur sampel), garis C (control), garis T1 (test), dan T2 (test).pada penggunaan strip uji harus ditempatkan pada tempat yang datar karena nanti akan mempengaruhi migrasi sampel. Dimana pada penggunaan strip ini menggunakan serum pasien sebanyak 1 tetes diteteskan kedalam sumur S dan diteteskan 1 tetes diluents, fungsi dari diluetns ini adalah untuk memigrasi sampel dan akan terlihat hasilnya. Bila pada garis C muncul garis merah maka strip ini masih dalam keadaan bagus jika tidak muncul garis merah pada C maka strip tidak dapat digunakan. Pada pemeriksaan menggunakan strip uji 1 untuk pemebacaan dibaca setelah 5-30 menit. Hail yang didapat adalah positif dimana terbentuk garis warna merah pada C,T1, dan T2. Setelah menunjukkan hasil positif dilakukan pemeriksaan menggunakan strip uji 2.Pada pemeriksaan HIV selanjutnya menggunakan strip test merek Intec, dimana pada pemeriksaan ini prinsipnya sama karena pada saat penetesan hanya menggunakan 1 tetes serum pasien dan 1 tetes diluents lalu didiamkan selama 15-30 menit. Perdaannya yaitu pada garis T karena pada strip ini tidak memiliki 2 T. Hasil yang didapat adalah positif, dengan ditandai muncul warna merah pada garis C dan T, lalu dilakukan pemeriksaannya menggunakan strip uji 3.Penggunaan strip test 3 ini menggunakan merek Vikia pemeriksaan ini menggunakan 3 tetes serum pasien dan diteteskan pada sumur S, pada uji ini dilakukan pada tempat yang datar dan kering, lalu diinkubasi selam 30 menit. Hasil menunjukkan hasil yang positif. Dari hasil ketiga strip uji ini dicatat lalu diinterpretasikan hasil, pada sampel yang berkode.. menunjukkan hasil yang positif dengan ditandai unculnya garis warna merah pada C dan T. Setelah menginterpretasikan hasil alat dan bahan yang digunakan bias dibersihkan.

Pemeriksaan antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam serum atau plasma merupakan cara yang umum yang lebih efisien untuk menentukan apakah seseorang tak terlindungi dari Human Immunodeficiency Virus (HIV) melindungi darah dan elemen-elemen yang dihasilkan darah untuk Human Immunodeficiency Virus (HIV). Perbedaan dalam sifat-sifat biologis, aktifitas serologis, dan deretan genom, Human Immunodeficiency Virus (HIV) 1 dan 2 positif serta dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes serologis dasar Human Immunodeficiency Virus (HIV).Secara umum tes HIV juga berguna untuk mengetahui perkembangan kasus HIV/AIDS serta untuk meyakinkan bahwa darah untuk transfusi dan organ untuk transplantasi tidak terinfeksi HIV.Karena itu cara perpindahan HIV dari seseorang kepada orang lain juga sangat spesifik, yaitu : Melalui transfusi darah atau produk darah Transplantasi organ atau jaringan tubuh Pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara bergantian, misalnya jarum suntik di antara pengguna narkotika Pemakaian jarum suntik / alat tajam yang memungkinkan terjadinya luka, secara bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato, jarum tindik, peralatan pencet jerawat, dll Hubungan seks tidak aman, yang memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (pada seks vaginal) ; atau cairan sperma dengan darah (pada seks anal)-tanpa penghalang (dalam hal ini kondom) Dari seorang ibu hamil yang HIV positif, kepada bayi yang dikandungnya, yaitu melalui jalan lahir dan juga dalam proses menyusui dengan air susu ibu.Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan HIV Rapid ini antara lain: Petugas harus menggunakan APD selengkap mungkin karena HIV merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Sampel serum yang digunakan tidak lisis Pengerjaan test dilakukan sesuai prosedur kerja karena hasil yang akan dikeluarkan merupakan hasil yang sangat sensitif.X. KESIMPULAN1. Pada pratikum ini dilakukan pemeriksaan HIV menggunakan rapis test. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen Human Imunodefisiensi Virus (HIV) pada serum pasien.2. Pemeriksaan HIV menggunakan 3 strip test dengan merek yang berbeda yaitu Oncoprobe, Intec, dan Vikia Sampel yang digunakan adalah serum yang berkode.. 3. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang positif pada ketiga strip test uji yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKABraunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al, editors. 2008. Human Immunodeficiency Virus: AIDS and related disorders.In: Fauci AS, Kasper DL, Longo DL. Harrisons Principle of Internal Medicine 17th Edition. McGraw-Hill.USA.Emirza, Wicaksono. 103. HIV dan AIDS. Online. http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/03/27/hiv-aids/. Diakses Tanggal 3 November 2014. Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar: Hasanuddin University Press.Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical SeriesRosisdi, david.2012.Makalah HIV. Online. http://davidrosidi.blogspot.com/2012/09/makalah-hiv-aids.html. Diakses tanggal 3 November 2014. Sutrimo, Wayan 2013. Pemeriksaan HIV. Online. Available on: http://analiskesehatankendariangkatan5.blogspot.com/2013/01/uji-hiv.html Diakses pada 24 Oktober 2014.

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series